Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara
yang kredibel dengan menjunjung tinggi
nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam
mendorong terwujudnya tata kelola keuangan
negara yang akuntabel dan transparan.
1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; 2. Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; 3. Berperan aktif dalam mendeteksi dan mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara.
VISI BPK RI:
MISI BPK RI:
2- visi msi.indd 2 12/15/2011 11:59:20 AM
Kode Etik Pemeriksa BPK1. Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa wajib:
a. bersikap netral dan tidak memihak.b. menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam melaksanakan kewajiban profesionalnya.c. menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi independensi.d. mempertimbangkan informasi, pandangan dan tanggapan dari pihak yang diperiksa dalam
menyusun opini atau laporan pemeriksaan.e. bersikap tenang dan mampu mengendalikan diri.
2. Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa dilarang: a. merangkap jabatan dalam lingkungan lembaga negara yang lain, badan-badanlain yang mengelola
keuangan negara, dan perusahaan swasta nasional atau asing.b. menunjukkan sikap dan perilaku yang dapat menyebabkan orang lainmeragukan independensinya.c. tunduk pada intimidasi atau tekanan orang lain.d. membocorkan informasi yang diperolehnya dari auditee.e. dipengaruhi oleh prasangka, interpretasi atau kepentingan tertentu, baik kepentingan pribadi
Pemeriksa sendiri maupun pihak-pihak lainnya yangberkepentingan dengan hasil pemeriksaan.3. Untuk menjamin integritas dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa wajib:
a. bersikap tegas dalam menerapkan prinsip, nilai, dan keputusan.b. bersikap tegas untuk mengemukakan dan/ atau melakukan hal-hal yangmenurut pertimbangan dan
keyakinannya perlu dilakukan.c. bersikap jujur dan terus terang tanpa harus mengorbankan rahasia pihak yangdiperiksa.
4. Untuk menjamin integritas dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa dilarang: a. menerima pemberian dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidaklangsung yang diduga atau
patut diduga dapat mempengaruhi pelaksanaan tugasdan wewenangnya.b. menyalahgunakan wewenangnya sebagai Pemeriksa guna memperkaya ataumenguntungkan diri
sendiri atau pihak lain.5. Untuk menjunjung profesionalisme dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa wajib:
a. menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian dan kecermatan.b. menyimpan rahasia negara atau rahasia jabatan, rahasia pihak yang diperiksa danhanya
mengemukakannya kepada pejabat yang berwenang.c. menghindari pemanfaatan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan atau jabatannya untuk
kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.d. menghindari perbuatan di luar tugas dan kewenangannya.e. mempunyai komitmen tinggi untuk bekerja sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan negara.f. memutakhirkan, mengembangkan, dan meningkatkan kemampuanprofesionalnya dalam rangka
melaksanakan tugas pemeriksaan.g. menghormati dan mempercayai serta saling membantu diantara Pemeriksa sehingga dapat
bekerjasama dengan baik dalam pelaksanaan tugas.h. saling berkomunikasi dan mendiskusikan permasalahan yang timbul dalammenjalankan tugas
pemeriksaan.i. menggunakan sumber daya publik secara efisien, efektif dan ekonomis.
6. Untuk menjunjung profesionalisme dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa dilarang: a. menerima tugas yang bukan merupakan kompetensinya.b. mengungkapkan informasi yang terdapat dalam proses pemeriksaan kepadapihak lain, baik lisan
maupun tertulis, kecuali untuk kepentingan peraturanperundang-undangan yang berlaku.c. mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan atau substansi hasil pemeriksaankepada media massa
kecuali atas ijin atau perintah Ketua atau Wakil Ketua atau Anggota bPK.d. mendiskusikan pekerjaannya dengan auditee diluar kantor bPK atau kantor auditee.
(Peraturan BPK No. 2/2007 tentang Kode Etik BPK RI)
3Warta BPK sEPtEmbER 2011
KODE ETIK PEMERIKSA
3 - kode etik.indd 3 12/15/2011 7:39:22 PM
4 Warta BPKSEPTEMBER 2011
Selamat Datang Pak Bahrullah
dari kami
PENGaRaH : Hendar ristriawan daeng M. NazierNizam Burhanuddin
PENaNGGUNG JaWaB : Bahtiar arif
SUPERViSi PENERBiTaN : Gunarwantoali al Basyah Heri Subowo akhmad anang HernadyYudi ramdan
kETUa DEWaN REDakSi :Parwito
STaF REDakSi : andy akbar Krisnandy Bambang dwiBambang Widodo dian rustriTeguh Siswanto
kEPaLa SEkRETaRiaT :Sri Haryati
STaF SEkRETaRiaT :Sumunar MahananiSutrionorianto Prawoto (fotografer)Enda Nurhenti
aLamaT REDakSi:Gedung BPK-ri Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta Telepon : 021-25549000 Pesawat 1188/1187Faksimili :021-57854096E-mail :[email protected]
DiTERBiTkaN oLEH:SEKrETariaT JENdEral BadaN PEMEriKSa KEuaNGaN rEPuBliK iNdoNESia
redaksi menerima kiriman artikel, naskah, foto dan materi lain dalam bentuk softcopy atau via email sesuai dengan misi Warta BPK. Naskah diketik satu setengah spasi, huruf times new roman, 11 font maksimal 3 halaman kuarto. redaksi berhak mengedit naskah sepanjang tidak mengubah isi naskah.
iSi MaJalaH iNi TidaK BErarTi SaMa dENGaN PENdiriaN aTau PaNdaNGaN BadaN PEMEriKSa KEuaNGaN rEPuBliK iNdoNESia
SETElaH terpilihnya Hasan Bisri sebagai Wakil Ketua BPK, Bahrullah akbar melengkapi jajaran pimpinan lembaga audit negara sebagai anggota. Kursi lowong yang ditinggal oleh MT Nurlif itu diperoleh melalui voting terbuka dari 47 anggota Komisi Xi dPr. Bahrullah menang telak mengungguli calon lain dengan suara mayoritas 39 suara. lengkapnya anggota pimpinan BPK ini kami tempatkan sebagai laporan khusus edisi ini.
adapun, laporan utama memaparkan mengenai iHPS paruh
pertama 2011 yang disampaikan Ketua BPK di depan sidang paripurna dPr. Hasil pemeriksaan itu menemukan sebanyak 11.430 kasus senilai rp26,68 triliun. Tinggal bagaimana tindaklanjut pemerintah atas temuan-temuan itu.
dalam edisi ini juga ditampilkan wawancara khusus dengan anggota BPK Moermahadi Soerja djanegara.
untuk rubrik internasional, dibahas mengenai pertemuan teknis antara BPK dengan JaN Malaysia di Manado, Sulawesi utara. Pertemuan penting ini juga mendiskusikan laporan mengenai audit lingkungan yang akan disampaikan pada pertemuan WGEa iNToSai di argentina pada November mendatang.
Bagi karyawan BPK yang suka sepakbola dan futsal, simak kebangkitan olahraga paling favorit itu di Serba-Serbi. Selamat membaca.
4 - dari kamii.indd 4 12/15/2011 12:06:14 PM
14 - 18 Laporan KHUSUS: Bahrullah Akbar Terpilih Lewat Voting
27 - 29 panTaU : Pengawasan BPK & KPK ke Banggar, Anomali
30 - 31 anTar LEMBaGa : Bom Menggelegar, APA Tetap Digelar
22 - 26 wawancara : Hasan Bisriwakil Ketua BpK rI
“BPK Harus Meningkatkan Profesionalisme”
Ketua BPK Hadi Poernomo (kedua dari kanan) berfoto bersama dengan Wakil Ketua BPK Hasan Bisri (kedua dari kiri), Ketua MA Harifin Andi Tumpa (tengah), Ketua DPD Irman Gusman (kanan),
dan Ketua Komisi Yudisial Erman Suparman (kiri) seusai pelantikan wakil ketua BPK belum lama ini.
prioritas wakil Ketua BpK Baru
19 -21 aGEnDa
DAfTAr ISI
5Warta BPK SEPTEMBER 2011
6 - 13 Laporan UTaMa: Pemerintah Harus Tindaklanjuti Temuan BPK
32 - 33 rOAD to wtp: Program rescue Kunci raih WTP
34 - 38 BpK DaEraH:BpK perwakilan Sulawesi Utara
Membawa BPK Agar Kembali Disegani
42 - 43 proFESI: Inkindo
Menyamakan Persepsi Audit Jasa Konsultasi
48 - 49 aKSEnTUaSI:Tingkat Kepatuhan rendah,
Sensus Pajak Digelar
50 - 53 rEForMaSI BIroKraSI: BPK Lakukan Penyempurnaan POS
54 - 58 HUKUM:Menunggu Kiprah Hakim Agung
59 - 61 InTErnaSIonaL:BPK – JAN : Songsong INTOSAI
WGEA Argentina
62 - LInTaS pErISTIwa:KPK Harus Cegah Potensi Penyimpangan
Dana SEAG
63 - 69 UMUM:Reshuffle dan Perubahan
Gaya Kepemimpinan
5 -daftar isi.indd 5 12/15/2011 7:29:00 PM
6 Warta BPKSEPTEMBER 2011
LAPORAN UTAMA
KetuA BPK Hadi Poernomo telah menyampaikan laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I/2011 di depan Sidang Paripurna DPR beberapa
waktu lalu. Laporan yang sama juga disampaikan kepada Presiden dan Ketua Dewan Pertimbangan Derah (DPD).
Ketua BPK mengatakan dalam semester I tahun ini lembaga yang dipimpinnya telah melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara di pemerintah pusat, pemerintah daerah, BuMN, BuMD, dan lembaga lain yang mengelola keuangan negara. total yang diperiksa sebanyak 682 objek. Rinciannya, pemeriksaaan keua ngan sebanyak 460 obyek, pemeriksaan kiner ja 14 obyek dan Pemeriksaan Dengan tujuan tertentu ( PDtt) sebanyak 208 objek.
Selain itu, lanjutnya, IHPS I/2011 ini juga memuat hasil pemantauan tindak lanjut pemeriksaan dan pemantauan penyelesai
an kerugian negara. Di dalamnya termasuk pemantauan terhadap hasil pemeriksaan BPK yang berindikasi kerugian negara atau tindak pidana yang disampaikan ke penegak hukum.
Hasilnya, menurut Ketua BPK Hadi Poernomo, BPK menemukan sebanyak 11.430 kasus senilai Rp26,68 triliun. Dari temuan tersebut sebanyak 3.463 kasus senilai Rp7,71 triliun merupakan temuan ketidakpatuhan yang meng akibatkan kerugian negara, potensi kerugian negara dan kekurangan penerimaan.
Sementara dari temuan kerugian negara senilai Rp7,71 triliun itu selama proses pemerik saan entitas yang diperiksa telah menindaklanjuti dengan penyetoran ke kas negara senilai Rp136,77 miliar. Adapun temuan BPK terhadap ketidakhematan tercatat sebanyak 7.967 kasus senilai Rp18,96 triliun. tak hanya itu, BPK juga banyak menemukan berbagai kelemahan administrasi dan Sistem Pengendalian Intern (SPI).
Pemerintah Harus Tindaklanjuti Temuan BPK
Hasil pemeriksaan
BPK pada Semester I/2011
menemukan sebanyak
11.430 kasus senilai Rp26,68
triliun. Sejumlah kalangan
meminta agar temuan itu
ditindaklanjuti sebagai
upaya untuk mewujudkan
pemerintah yang bersih.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono menerima Ketua BPK Hadi Poernomo didampingi oleh anggota dan Sekjen BPK Hendar Ristriawan ketika menyampaikan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) Semester I/2011, belum lama ini.
warta bpk/rianto prawoto
utama.indd 6 12/15/2011 12:13:31 PM
7Warta BPK SEPTEMBER 2011
LAPORAN UTAMA
Bapak Hadi Poernomo menjelaskan BPK juga telah memeriksa laporan keuangan kementerian, lembaga ne gara, dan lembaga pemerintah non kementerian. BPK memberikan opini Wajar tanpa Pengecualian (WtP) sebanyak 52 LKKL, Wajar Dengan Penge cualian [WDP] 29 LKKL, dan tidak Memberikan Pendapat (tMP) dua LKKL.
BPK juga telah memeriksa LKPD sepanjang 2010 pada 358 dari 524 pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota dan LKPD 2009 di lima pemerintah daerah. terhadap pemeriksaan tersebut, BPK memberikan opini WtP atas 32 LKPD, WDP 271 LKPD, tidak Wajar [tW] 12 LKPD dan tMP atas 43 LKPD. Adapun, terhadap lima LKPD pada 2009 BPK memberikan opini tMP.
Ketua BPK menambahkan, BPK juga telah melakukan pemeriksaan kinerja terhadap 14 objek pemeriksaan terdiri atas delapan objek pemeriksaan di lingkungan pemerintah pusat, empat pemeriksaan di lingkungan daerah dan dua BuMN. Pemeriksaan kinerja tersebut meliputi penyelenggaraan ibadah haji tahun 1431 H, rumah sakit, dan bea dan cukai.
Menurut beliau, hasil peme riksaan kinerja penyelenggaraan ibadah haji tahun 1432 H telah meningkatkan pelayanan pemondokan, transportasi darat, dan katering. Namun, dalam pelaksanaan nya BPK menemukan sejumlah per masalahan seperti pela yanan transportasi terhadap perumahan yang lokasinya jauh dari titik penjemputan belum optimal sehingga pelayanan kepada jamaah terganggu. Seperti adanya kelelahan fisik, khususnya bagi jemaah usia lanjut. Selain itu perubahan jarak pemondokan ke Masjidil Haram belum disosialisasikan kepada calon jemaah haji.
Adapun, terhadap peme riksaan kinerja rumah sakit, BPK mene mukan pengelolaan sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan di RSAB Harapan Kita, Jakarta belum efisien dan efektif dalam rangka menunjang tercapainya tujuan rumah sakit itu. untuk pelayanan kesehatan di RSuD Cut Nya Dhien Meulaboh dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh Barat belum mencapai Standar Pelaya nan Minimum.
Sementara untuk pemeriksaan kinerja bea dan cukai, lanjut Hadi, BPK menemukan kegiatan audit kepabean an dan cukai yang dilakukan oleh Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta cukup efektif untuk mendukung peningkatan dan pengamanan penerimaan negara dan pencapaian
rencana strategis yang telah ditetapkan.
Dia menambahkan selama semester I/2011 BPK juga melakukan Pemeriksaan Dengan tujuan tertentu (PDtt) terhadap 208 objek pemerik saan. Rinciannya terdiri dari 61 pemeriksaan di lingkungan pemerintah pusat, 92 pemeriksaan di pemda, 44 BuMN, sembilan di BuMD, dan dua objek di lingkungan BHMN atau BLu.
Hasil PDtt tersebut, lanjutnya, BPK menemukan ada 899 kasus kelemahan SPI dan 1.251 kasus ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundangundangan senilai Rp5,89 triliun. Nilai temuan tersebut merupakan temuan kerugian, potensi kerugian, kekurangan penerimaan, ke tidak hematan, ketidakefisienan, dan ketidakefekti
fan yang dapat dinilai dengan uang. Selain temuan tersebut terdapat temuan kelemahan Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan kelemahan adminis trasi yang tidak dapat dinilai dengan uang tetapi memerlukan perbaikan SPI dan tindakan adminis tratif.
Adapun pemantauan BPK RI terhadap pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan, Hadi Poernomo mengungkapkan sejak 2005 sampai de ngan semester I/2011, BPK telah memberikan 191,757 rekomendasikan senilai Rp103,19 triliun. Seharusnya rekomendasi tersebut ditindak lanjuti oleh entitas yang diperiksa seperti melakukan perbaikan SPI, tindakan administratif, dan penyetoran kas.
Namun hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi BPK tersebut me nunjuk kan sebanyak 106,058 rekomendasi senilai Rp37,87 triliun [55,30%] telah ditindakalanjuti sesuai dengan rekomendasi BPK. Sisanya sebanyak 40,841 rekomendasi
Ketua BPK Hadi Poernomo menyerahkan langsung Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) Semester I/2011 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Presiden, baru-baru ini.
warta bpk/rianto prawoto
utama.indd 7 12/15/2011 12:13:31 PM
8 Warta BPKSEPTEMBER 2011
LAPORAN UTAMA
senilai Rp40,41 triliun ditindaklanjuti tetapi belum sesuai dengan rekomendasi atau dalam proses tindak lanjut. Sebanyak 44,858 rekomendasi senilai Rp24,91 triliun belum ditindak lanjuti. entitas telah menindaklanjuti rekomendasi BPK pada 2005 sampai dengan semester I/2011 berupa penyetoran kas, penyerahan aset ke negara senilai Rp25,57 triliun.
Hasil pemantauan penyelesaian kerugian negara, tutur Hadi Poernomo, periode 2004 sampai dengan semester I/2011 sebanyak 85.139 kasus senilai Rp17,93 triliun. Penyelesaian berupa angsuran terpantau sebanyak 18.297
kasus senilai Rp1,81 triliun. Pelunasan sebanyak 22.992 kasus senilai Rp4,84 triliun. Penghapusan kerugian negara telah dilakukan atas 117 kasus senilai Rp10,20 miliar.
Pidana KorupsiKetua BPK juga mengungkapkan
laporan yang berindikasi tindak pidana korupsi yang telah disampaikan BPK
ke penegak hukum dari 2003 sampai semester I/2011 sebanyak 305 kasus senilai Rp33,66 triliun.
Sementara dari 305 kasus yang diserahkan itu instansi yang berwenang yaitu Kepolisian,Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menindaklanjuti 166 kasus yaitu pelimpahan kepada penyidik sebanyak 41 kasus, gelar perkara dan penelitian sebanyak 21 kasus, penyelidikan sebanyak 24 kasus, penyidikan sebanyak 10 kasus, proses sidang satu kasus, penuntutan sebanyak 11 kasus, vonis sebanyak 47 kasus dan SP3 sebanyak 11 kasus. Dengan demikian sisa kasus
yang belum ditindaklanjuti yaitu sebanyak 139 kasus.
Menanggapi laporan BPK tersebut, Ketua DPR Marzuki Alie berjanji hasil pemeriksaan BPK akan diserahkan kepada Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) untuk ditindaklanjuti. Selain itu, Marzuki juga berharap hasil pemeriksaan dapat menjadi bahan masukan yang sangat berharga bagi DPR,
khususnya bagi komisikomisi di DPR untuk melakukan pengawasan melalui rapat kerja dan rapat dengar pendapat dengan mitra kerjanya masingmasing.
Anggota DPR tjahyo Kumolo dan Akbar Faizal mengharapkan agar temuan BPK tidak siasia harus ditindak lanjuti demi terwujudnya pemerintahan yang bersih. ”Kasuskasus ini bernilai triliunan. Bukan jumlah yang sedikit. Sederhananya, pemerintah tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya,” tegas Akbar.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR mengaku telah membahas dengan pimpinan BPK bahwa tindakan
preventif perlu lebih ditingkatkan. ”temuantemuan itu harus ditindaklanjuti secara serius oleh pemerintah, di samping juga menghidupkan peran BPKP dalam melakukan pengawasan sehingga dapat mencegah tindak pidana ataupun kesalahan dalam pelaksanaan tugas pemerintah di pusat dan daerah,” jelas Marzuki. bw/and
Ketua BPK Hadi Poernomo berjabat tangan dengan Ketua DPR Marzuki Alie saat penyerahan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) Semester I/2011 di Gedung DPR Jakarta, belum lama ini.
warta bpk/rianto prawoto
utama.indd 8 12/15/2011 12:13:31 PM
9Warta BPK SEPTEMBER 2011
LAPORAN UTAMA
SeSuAI dengan peraturan per undangundangan, rekomendasi ini harus ditindak lanjuti oleh auditee.
Hasil pemantauan tindak lanjut rekomendasi BPK menunjukkan sebanyak 106.058 rekomendasi senilai Rp37,87 triliun, dalam bentuk rupiah Rp25,40 triliun dan valas ekuivalen Rp12,46 triliun, telah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi.
Sementara sebanyak 40.841 rekomendasi senilai Rp40,41 triliun, dengan rincian Rp30,66 triliun dan valas Rp9,74 triliun ditindaklanjuti belum sesuai dengan rekomendasi atau dalam proses tindak lanjut. Sebanyak 44.858 rekomendasi senilai Rp24,91 triliun, dengan rincian Rp20,06 triliun dan valas ekuivalen Rp4,84 triliun, belum ditindaklanjuti.
Dari data ini terlihat bahwa dari 191.757 rekomendasi BPK, tindak lanjut yang dilakukan entitas atau auditee sesuai dengan rekomendasi sebanyak 106.058 dengan nilai Rp37,87 triliun. Secara persentase lebih dari 50%.
Sementara persentase rekomendasi yang belum ditindaklanjuti dan ditindaklanjuti tetapi belum sesuai, lebih kecil. Sekitar 85.699 rekomendasi yang ditindaklanjuti tetapi belum se suai rekomendasi dan belum ditindak lanjuti sama sekali.
Dari 85.699 rekomendasi itu, rekomendasi yang belum ditindaklanjuti lebih besar dibandingkan dengan rekomendasi yang ditindaklanjuti. Namun belum sesuai dengan rekomendasi BPK.
Rekomendasi yang belum ditindak lanjuti sebesar 44.858 dengan nilai Rp24,91 triliun. Sementara rekomendasi yang ditindaklanjuti tetapi belum sesuai rekomendasi BPK sebanyak 40.841 senilai Rp40,41 triliun.
Rapor K/L Kementerian Pendidikan Nasional
menjadi kementerian yang belum menindaklanjuti rekomendasi BPK per semester I/2011. Sebanyak 87 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. Selanjutnya, Kementerian Dalam Negeri sebanyak 78 rekomendasi yang belum
Tindak Lanjut Rekomendasi BPK? Berdasarkan hasil pemeriksaan sejak 2005 sampai semester I/2011, BPK telah memberikan 191.757 rekomendasi senilai Rp103,18 triliun, dengan rincian Rp76,13 triliun dan Rp27,05 triliun dalam bentuk valuta asing.
ditindaklanjuti. Apa yang terjadi pada dua kemen
terian itu masih belum seberapa jika dibandingkan dengan Kementerian Pertanian. Sebanyak 90 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. Namun, Kementerian Agama lebih banyak lagi
karena per semester I/2011, berjumlah 115 rekomendasi belum ditindaklanjuti. Namun, jumlah tersebut masih rendah dibandingkan Kementerian Kesehatan yakni 199 rekomendasi.
Kementerian Pertahanan merupakan salah satu kementerian dan lem
�
(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)
���������������������������������� �������������������������������������������������������������
No ������ ��� ��
��� �������
������������������������������� ��� ������������������
���������������������
������ ������������������
�������������������������
����������
����������������� �������
������������������������ ����������������� �������������������
��� Nilai ��� Nilai ��� Nilai ��� Nilai
��� ��� � � �� ��� ��� ��� ��� ��� ���� ���� ����
1 Kementerian Pertahanan 2009 40 2.662.903,82 - - - - 40 2.662.903,82 -
2010 39 13.995,28 2 - 2 - 35 13.995,28 - Jumlah 79 2.676.899,10 2 - 2 - 75 2.676.899,10 -
6 Kementerian Luar Negeri 2009 151 2.419.359,76 112 828.407,41 39 1.590.952,35 - - 368.757,00
- EUR 0.40 - EUR 0.40 - - - - EUR 0.402010 68 11.410,48 12 1.291,29 1 28,97 55 10.090,22 1.152,08Jumlah 219 2.430.770,24 124 829.698,70 40 1.590.981,32 55 10.090,22 369.909,08
- EUR 0.40 - EUR 0.40 - - - - EUR 0.40
7Kementerian Komunikasi dan ����������
2009 19 161,79 14 161,79 5 - - - -
2010 111 65.530,55 4 848,31 22 125,96 85 64.556,27 1.616,64Jumlah 130 65.692,34 18 1.010,10 27 125,96 85 64.556,27 1.616,64
13 Kementerian Dalam Negeri 2009 141 351.592,58 127 328.863,37 14 22.729,21 - - 96.362,01
2010 191 64.984,80 73 53.526,57 43 9.536,02 75 1.922,21 6.377,18 - USD 309.79 - USD 309.79 - - - - -
Jumlah 332 416.577,38 200 382.389,94 57 32.265,23 75 1.922,21 102.739,19 - USD 309.79 - USD 309.79 - - - - -
23 Kejaksaan Agung 2009 32 5.379.788,56 2 1.317,34 - - 30 5.378.471,22 - - USD 293,631.75 - - - - - USD 293,631.75 -
2010 44 55.796,44 - - - - 44 55.796,44 - - USD 5.00 - - - - - USD 5.00 -
Jumlah 76 5.435.585,00 2 1.317,34 - - 74 5.434.267,66 - - USD 293,631.75 - - - - - USD 293,631.75 -
35 Kementerian Pertanian 2009 58 1.897,50 22 1.897,50 36 - - - 1.897,50
2010 90 78.749,34 40 45.440,65 24 - 26 33.308,68 45.440,65Jumlah 148 80.646,85 62 47.338,16 60 - 26 33.308,68 47.338,16
42 Kementerian PDT 2009 25 63.336,16 19 7.153,53 4 - 2 56.182,63 - 2010 22 277.474,29 5 113,39 10 139.273,32 7 138.087,56 113,39Jumlah 47 340.810,45 24 7.266,92 14 139.273,32 9 194.270,20 113,39
59 Kementerian Agama 2009 257 129.629,06 103 59.524,82 95 48.515,77 59 21.588,45 25.578,01
- USD 262.87 - - - - - USD 262.87 - - JPY 266,082.19 - - - - - JPY 266,082.19 -
2010 534 154.298,86 124 62.968,83 114 52.298,03 296 39.031,99 4.138,00Jumlah 791 283.927,93 227 122.493,66 209 100.813,81 355 60.620,45 29.716,02
- USD 262.87 - - - - - USD 262.87 - - JPY 266,082.19 - - - - - JPY 266,082.19 -
64 Kementerian Kesehatan 2009 103 1.632.890,73 34 364.190,46 39 1.080.756,19 30 187.944,08 1.208,99
2010 93 1.556.757,66 45 225.320,68 38 1.330.808,24 10 628,73 30.781,26Jumlah 196 3.189.648,40 79 589.511,14 77 2.411.564,43 40 188.572,81 31.990,26
68Kementerian Pendidikan Nasional
2009 395 424.579,36 112 36.886,34 102 139.208,83 181 248.484,17 29.111,95
- USD 9,56 - - - USD 9,56 - - - 2010 145 2.368.507,76 64 440.155,96 52 1.797.020,59 29 131.331,20 94.994,66Jumlah 540 2.793.087,12 176 477.042,31 154 1.936.229,42 210 379.815,38 124.106,61
- USD 9,56 - - - USD 9,56 - - -
utama.indd 9 12/15/2011 12:13:31 PM
10 Warta BPKSEPTEMBER 2011
LAPORAN UTAMA
baga yang sejak 20052011 menjadi salah satu auditee yang belum menindaklanjuti rekomendasi BPK walaupun ada kecenderungan penurunan secara kuantitas. Periode 20052008, rekomendasi yang belum ditindaklanjuti sebanyak 51. Pada 2009 mengalami penurunan menjadi 37 rekomendasi. Pada 2010, peningkatan cukup tajam justru terjadi yakni 62 rekomendasi. Pada semester I/2011 ada 30 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. total sejak 2005 sampai semester I/2011, sebanyak 180 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti.
Jumlah total Kementerian Pertahanan itu ternyata masih rendah jika dibandingkan dengan Kementerian Pendidikan Nasional. Secara akumulasi sebanyak 497 rekomendasi belum ditindaklanjuti. Selanjutnya, Kementerian Agama yang punya jumlah total 384 rekomendasi belum dilaksanakan. Kemudian Kementerian tenaga Kerja dan transmigrasi sebanyak 243 rekomendasi, dan Kementerian Kesehatan 228 rekomendasi.
Auditee lain adalah Kementerian Luar Negeri. Pada 2010, terdapat 93 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. Pada semester I tahun ini, ada p e n u r u n a n yakni menjadi 16 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti.
Kementerian Komunikasi dan Informatika termasuk salah satu audi-tee yang belum menindaklanjuti rekomendasi. Pada semester I/2011, ada 58 reko
mendasi yang belum ditindaklanjuti, meningkat dari tahun sebelum nya. Pada 2010, rekomendasi yang masih tertunda sebanyak 57.
Kejaksaan Agung termasuk belum melaksanakan rekomendasi. Pada semester I/2011, ada 36 belum ditindaklanjuti. Sedikit lebih banyak dibandingkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [LIPI] yaitu 35 rekomendasi. Sementara Kemen terian Kehutanan terdapat 49 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti.
Kementerian Pembangunan Daerah tertinggal menjadi kementerian berusia muda yang banyak jumlah rekomendasi belum ditindaklanjuti. Pada semester I tahun ini, terdapat 30 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti.
Pemda Meratauntuk pemerintah daerah terli
hat hampir merata. Namun, ada lima daerah yang cukup menonjol dalam
hal belum menindaklanjuti rekomendasi BPK per semester I/2011. Provinsi DKI Jakarta terdapat 165 rekomendasi, Kota Bandung 148 rekomendasi, Kabupaten Maros 101 rekomendasi, Kabupaten Kampar sebanyak 96 rekomendasi, dan Provinsi Sumatra Barat sebanyak 91 rekomendasi.
untuk BuMN, badan hukum milik negara (BHMN), Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS), perusahaan dengan Saham Pemerintah 50%, dan Otorita, per semester I tahun 2011, sangat sedikit sekali rekomendasi BPK yang belum ditindaklanjuti, atau bahkan tidak ada rekomendasi yang belum ditindak lanjuti.
Pt. Kereta Api Indonesia (Persero) sedikit menonjol dengan 65 rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. Selanjutnya, Pt Pupuk Sriwidjaja Palembang (Persero) sebanyak 38 rekomendasi, Pt Perikanan Nusantara [Persero] 37 rekomendasi, dan Pt Sucofindo (Persero) 35 rekomendasi. and
����������������������������������� ��������������� �������������������������������� ������������
p
No ������ �������
���� ��������������� ��������������������� ���� ������������
��������������������������������������������������������������������
���������
�������������������������������������� ������
���� ���������������� ���������������������
���� ��������������
� � Nilai � � Nilai � � Nilai � � Nilai
1 3 6 7 8 � �� 11 � 13 14
(nilai dalam juta rupiah dan ribu valas)
54��������������������
2009 155 54.276,92 117 8.715,11 35 45.561,80 3 - 13.759,91
2010 214 2.387,95 116 131,43 34 1.868,56 64 387,95 226,88
Jumlah 369 56.664,87 233 8.846,54 69 47.430,37 67 387,95 13.986,79
78 Kab. Kampar 2009 140 125.237,72 92 64.675,92 34 58.786,55 14 1.775,24 4.627,23
2010 57 6.509,73 - 475,69 2 900,05 55 5.133,99 79,44
Jumlah 197 131.747,46 92 65.151,61 36 59.686,61 69 6.909,23 4.706,67
153 ����������������� 2009 701 228.184,47 388 80.332,87 202 129.663,97 111 18.187,62 87.376,85
2010 445 24.687,37 185 7.543,83 109 250,71 151 16.892,82 14.268,48
Jumlah 1.146 252.871,84 573 87.876,71 311 129.914,69 262 35.080,44 101.645,33
172 Kota Bandung 2009 149 3.202,60 60 324,66 44 2.834,32 45 43,61 2.608,97
2010 188 3.974,41 93 2.241,92 52 1.680,77 43 51,71 3.210,89
Jumlah 337 7.177,02 153 2.566,59 96 4.515,10 88 95,32 5.819,86
412 Kab. Maros 2009 92 35.976,31 32 152,88 29 31.131,40 31 4.692,02 152,88
2010 110 15.915,77 - - - - 110 15.915,77 -
Jumlah 202 51.892,09 32 152,88 29 31.131,40 141 20.607,80 152,88
utama.indd 10 12/15/2011 12:13:31 PM
11Warta BPK SEPTEMBER 2011
LAPORAN UTAMA
ReKOMeNDASI yang dikeluarkan oleh BPK merupakan langkah yang harus menjadi pertimbangan bagi auditee
untuk perbaikan kinerja. Hal ini terkait dengan opini yang dikeluarkan oleh lembaga audit negara itu. Namun, sebenarnya bagaimana persepsi entitas atas rekomendasi yang dikeluarkan BPK, apakah sama atau berbeda. Ini terkait dengan tindak lanjut yang akan diambil oleh entitas.
Menurut Ketua Panitia Akuntabilitas Publik Dewan Perwakilan Daerah (PAP DPD) Farouk Muhammad, ada perbedaan atas tindak lanjut hasil rekomendasi BPK, antara BPK sendiri dengan auditee. Dengan adanya perbedaan ini, persoalannya akan tetap sama dan selalu berulang. Artinya, sulit mencapai 100% rekomendasi itu ditindaklanjuti sesuai keinginan BPK.
Menyelaraskan Langkah Atas Rekomendasi BPK
Persepsi auditee dan pihak-pihak terkait atas
tindak lanjut rekomendasi
dari BPK selama ini masih ada
perbedaan. Banyak
penyebabnya. Untuk itu, perlu
ditemukan solusinya.
“Kalau kita kelompokkan tindaklanjut itu, menurut BPK ada yang sudah ditindaklanjuti, ada yang ditindaklanjuti tapi belum sesuai atau dalam proses, dan ada yang belum ditindaklanjuti. Jadi, memang ‘belum’ dalam pandangan BPK. Namun, dalam pandangan pihak yang diperiksa ini bukan ‘belum’ akan tetapi tidak dapat ditindaklanjuti,” paparnya ketika ditemui di kediamannya, belum lama ini.
Menurut mantan Gubernur Perguruan tinggi Ilmu Kepolisian (PtIK) ini, ada dua hal kenapa rekomendasi belum ditindaklanjuti pemerintah daerah. Pertama, memang belum bisa atau belum mampu ditindaklanjuti. Kedua, memang tidak dapat ditindaklanjuti.
“Ada beberapa penyebab. Adanya peraturan ganda. BPK melihat bahwa pihak yang diperiksa harus menjalankan rekomendasi berdasarkan keten
tuan. Namun, pemerintah daerah pun kerap terbentur dengan acuan ketentuan lainnya,” tegasnya.
Penyebab lain, lanjutnya, kendala regulasi lain. Farouk mencontohkan dalam uu No. 1 tahun 2004 Pasal 63, yang mengharuskan adanya peraturan pemerintah tentang tuntutan Ganti Rugi. Namun, peraturan pemerintahnya sendiri belum ada.
Kondisi ini menyebabkan pemda tidak serius menindaklanjuti hasil rekomendasi terkait dengan tuntutan Ganti Rugi. Atau, ada perbedaan persepsi di dalamnya. Mungkin ada perbedaan persepsi dalam menentukan standar baku yang disepakati oleh semua pihak dalam menentukan nilai kerugian sehingga tindak lanjut rekomendasi BPK tidak bisa atau belum bisa dilaksanakan sepenuhnya.
“BPK mengatakan, ada kerugian
Farouk Muhammad.warta bpk/andy
utama.indd 11 12/15/2011 12:13:34 PM
12 Warta BPKSEPTEMBER 2011
LAPORAN UTAMA
negara Rp4,5 miliar, ini harus dikembalikan. Obyek yang terperiksa, setelah diperiksa mengatakan ini hanya Rp750 juta. Itu tidak bisa. Nah, jadi yang belum dan tidak ditindaklanjuti selama ini, ya. karena persoalan ini.”
Dia menjelaskan ada perbedaan penafsiran dalam menentukan standar. Dengan kata lain, belum ada standar baku yang disepakati oleh semua pihak untuk menentukan nilai kerugian sehingga membuat tindaklanjut tadi tidak bisa dilaksanakan atau sepenuhnya belum bisa dilaksanakan.
Selain itu, menurut pria kelahiran Bima, 17 Oktober 1949 ini, ada pula temuan BPK atau rekomendasi yang kesannya mengambang. Ini terjadi jika BPK menilai sesuatu tidak efektif atau tidak terukur.
Penyebab lainnya, pemerintah daerah tidak mampu lagi untuk menindaklanjuti, misalnya terkait tuntutan Ganti Rugi. Orang yang bertanggung jawab dan harus menanggung ganti rugi kadang sudah tidak punya apaapa lagi. “Di sini lari ke masalah kemanusiaan,” ujar Farouk.
Ada juga beberapa kasus lain, pihak yang bertanggung jawab mengembalikan kerugian negara ternyata melarikan diri atau menjadi Daftar Pencarian Orang. Lalu meninggal. “Kasus seperti ini juga membuat pemerintah daerah sulit menindaklanjuti temuan kerugian negara. Ini semua menyisakan persen
tase (tindaklanjut atas rekomendasi) itu tidak sampai 100%,” jelasnya.
Belum lagi, tuturnya, soal penjatuhan sanksi yang hanya formalitas. Misalnya, ada rekomendasi agar kepala daerah memberikan teguran saja. Sanksi ini, lanjut Farouk, hanya sematamata administratif dalam arti formalitas. “Ya, hanya palingpaling, mudahmudahan dia tidak mengulangi, itu saja,” ucapnya.
PertanggungjawabanFarouk juga menyoroti persoalan
pertanggungjawaban pihak yang diperiksa terhadap temuan BPK. Menurut purnawirawan Inspektur Jenderal Polisi ini, tanggung jawab itu ada beberapa jenis, yakni tanggung jawab pidana, tanggung jawab manajerial administratif termasuk tanggung jawab soal disi
plin, dan tanggung jawab moral etika. Kalau ada perbuatan dari pejabat
pemerintah yang ditemukan BPK sebagai penyimpangan, atau aspek ketidakpatuhan yang menyebabkan kerugian negara, maka persoalannya harus jelas. Apakah pejabat pemerintah ini memang melakukan perbuatan yang hanya secara administratif atau bisa berakibat perbuatan pidana.
“Sekarang banyak terjadi, SKPDnya ditemukan bersalah. Dimintai tanggung jawab pidananya. Bahkan sampai masuk ke penjara. Atasannya, gubernur, bupati, atau sekda, dia hanya diberi tanggung jawab,” jelasnya.
Padahal, tambah Farouk, belum tentu hanya sekadar tanggung jawab manajerial. Namun, umumnya atasan masih terbatas dimintai atau dilibatkan dalam pertanggungjawaban administratif. “Padahal belum tentu perbuatan itu hanya sekedar administratif, bisabisa kena pidana,” jelasnya.
Menurut dia, tidak sedikit masalah SKPD ini yang masuk penjara hanya staf saja. Kepala Biro Keuangan, paparnya, pimpinannya tidak terkena perbuatan pidana. Pejabat yang terkena itu bisa dua kemungkinan memang korupsi atau lengah, bawahannya yang melakukan. Namun, sebenarnya mungkin saja ada keterkaitan dengan pejabat di atasnya. “Kasus seperti ini kerap tak bisa dibuktikan.”
Dia berpendapat kadangkadang temuan BPK itu tidak jelas, dan tidak melihat ada tanggung jawab atasannya. Kalau pun ada, melihatnya secara umum. Meminta atasannya memberikan koreksi. Padahal, menurutnya, di dalam perbuatan itu ada soal tanggung jawab.
“Belum lagi, soal pertanggungjawaban secara fakta. Misalnya ada suatu proyek bantuan sosial. temuan BPK hanya mengatakan bahwa belum ada laporan dari penerima dana. Jika sudah ada bukti formalnya, maka selesai. Faktanya apa benar begitu? Proyeknya mana? Ini yang belum terjawab BPK.”
Salah satu faktor lain kenapa laporan keuangan pemerintah daerah belum begitu baik, termasuk juga tindak
foto: inilah.com
utama.indd 12 12/15/2011 12:13:34 PM
13Warta BPK SEPTEMBER 2011
LAPORAN UTAMA
lanjut rekomendasi yang tidak dijalankan dengan baik, adalah faktor sumber daya manusia (SDM).
Farouk mengakui bahwa kualitas SDM di daerahdaerah kurang andal dan kurang mampu. Baik, dari sisi pengelolaan keuangan negara, maupun dari sisi penindaklanjutan rekomendasi BPK. Pada sisi pengelolaan keuangan negara, karena kekurangandalan, ada temuan BPK yang bersifat menyimpang.
“Dia salah menghitung. Contoh, karena SDM ini tidak capable, terutama aset negara kerap terjadi. Jadi, aset negara ini bukannya hilang tetapi karena proses administrasi. tata administrasinya tidak bener sehingga diklasifikasikan oleh BPK itu sebagai temuan. Ini terjadi karena orangnya tidak andal,” ucap Farouk.
Faktor keterbatasan kualitas SDM, lanjutnya, teratasi dengan menggunakan jasa dari BPKP atau menyewa ahli keuangan untuk mengelola keuangan pemerintah daerah.
“Kehandalan SDM itu, sementara ini saya temukan teratasi pada obyek pemeriksa pemdapemda yang mampu menggunakan jasa BPKP. Jadi, orang BPKP membantu saya, atau menjadikan ahli keuangan itu sehingga bagus mengelola nya.”
Kondisi SDM ini juga berimbas pada tindak lanjut rekomendasi BPK yang tidak dijalankan dengan baik. Dengan SDM yang kurang baik pada unit kerja yang bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan negara, selain kerap melakukan kesalahan dalam hal administratif, juga kebingungan dalam melakukan tindak lanjut rekomendasi BPK.
Efektivitas PengawasanBerbicara efektivitas pengawasan
dalam hal pengelolaan keuangan negara, banyak stakeholder yang terlibat. Selain pemeriksaan dan pengawasan, ujungnya juga akan ada penegakan hukum jika ada perbuatan menyimpang yang menyebabkan kerugian negara.
Oleh karena itu, BPK, KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung seharusnya bisa sama persepsinya. Hal ini juga karena bermuara pada efektivitas pengawasan.
Semakin punya persepsi sama antar stakholder, semakin efektif proses pengawasannya.
Farouk bependapat selama ini antara stakeholder kerap tak sama persepsi. terutama antara penegak hukum dan BPK. Menurut dia, kerap jawaban dari mereka berbedabeda. BPK merasa sudah melakukan tugasnya, sementara KPK, Polri, dan Kejaksaan, merasa belum ada feed back dari BPK terkait temuan yang berindikasi tindak pidana.
“Kita juga mendengar dari BPK. Juga penegak hukum. BPK sudah memberi fooding, baik kepada KPK maupun Polri. BPK sudah melaksanakan. Kita tanyakan lagi kepada Polri. Bagaimana menindak lanjuti temuan BPK itu?,” jelasnya.
untuk keperluan itu, lanjutnya, DPD akan mengundang Kapolri pada 19 Oktober 2011, KPK pada 20 Oktober 2011, dan Jaksa Agung pada awal November. Pertemuan itu bertujuan untuk mencoba menyamakan persepsi terkait efektivitas pengawasan ini. Farouk juga menginformasikan DPD akan menyelenggarakan seminar pada Desember tahun ini.
“Jadi, kesimpulannya, segala permasalahan mulai dari proses pemeriksaan yang dilakukan BPK sampai penegakan hukum, ada sesuatu yang something
wrong. Nah, itulah yang nanti akan diseminarkan. Insya Allah, dalam Desember, kita akan mempertemukan semua,” paparnya.
terkait dengan pendapat Ketua DPR Marzuki Alie yang menginginkan BPKP dikembalikan fungsinya sebagai lembaga pengawasan, Farouk tidak menyetujuinya. Menurut dia, salah satu sebab kenapa efektivitas pengawasan tidak berjalan dengan baik karena terlalu banyaknya lembaga pengawasan.
“Kalau kita pikir, pihak yang diperiksa itu, dia berapa kali berhadapan de ngan pengawasan. Atasannya, internalnya, Inspektoratnya, datang lagi BPKP, datang lagi BPK, DPR kadangkadang turun walaupun politis, DPD turun. tidak jelas di mana ini porsinya. Sehingga acapkali tidak fokus, atau formalitas saja. Jadi, semua orang pikir formalitas,” ungkap Farouk.
Menurut dia, di daerahdaerah yang relatif bisa bekerjasama dengan BPKP, menempatkan lembaga itu bukan sebagai pengawas tetapi sebagai advisor, justru akan berhasil dalam pengelolaan keuangan negara yang baik. Oleh karena itu, BPK lebih baik fokus sebagai fungsi advisor, terutama bagi pemerintahpemerintah daerah. “Mungkin dia (BPKP) bisa melatih SDM di daerah,” tuturnya. and
foto: inilah.com
utama.indd 13 12/15/2011 12:13:34 PM
Sidang Paripurna dPR yang dipimpin oleh Wakil Ketua dPR Priyo Budi Santoso menetapkan Bahrullah akbar se
bagai penggantinya. MT nurlif mengundurkan diri karena terseret kasus suap pemilihan deputi gubernur Senior Bi Miranda goeltom.
dalam rapat Komisi Xi sebelumnya, penetapan anggota BPK berlangsung tertutup. namun karena tidak dicapai suara bulat, akhirnya rapat pemilihan ditetapkan secara voting dan berlangsung terbuka. dalam voting, Bahrullah akbar meraih suara mayoritas yakni 39 suara dari 47 anggota. delapan suara lainnya terdistribusi kepada Eddy Rasyidin (2), Emita Wahyu asrami (2), achmad Sanusia (1), Faisal (1), Jupri Bandang (1), dan Wewe anggreaningsih (1). adapun, sembilan calon lainnya tidak mendapat suara.
Sebenarnya Komisi Xi terdiri dari 51 anggota. namun empat di antaranya tidak hadir, yakni Sumarjati arjoso (gerindra), Laurens Bahang dama dan Muhammad ichlas el Qudsi (Pan), serta Olly dondokambey (PdiP).
Wakil Ketua Komisi Xi dPR achsanul Qosasih yang membacakan putusan menyebutkan Bahrullah akbar memperoleh 39 suara dari 47 anggota Komisi Xi yang hadir. Bahrullah akbar akan melanjutkan sisa waktu anggota BPK periode 20092014, sehingga beliu hanya menjabat sebagai anggota BPK selama 2,5 tahun.
“dalam rapat internal di Komisi Xi itu diputuskan Bahrullah akbar yang lolos dan layak menjadi anggota BPK,” tegas achsanul Qosasi.
Komisi Xi, ujarnya, telah meminta masukan dan pertimbangan dPd untuk melaksanakan proses uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon anggota tersebut sesuai dengan UU. Proses uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon anggota BPK dilakukan sejak 2627 September. dia mengingatkan bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 22 ayat 4 UU no 15/2006 tentang BPK, anggota BPK pengganti hanya akan melanjutkan sisa masa jabatan anggota BPK yang digantikannya.
Akhirnya kursi kosong Anggota VII BPK yang ditinggal MT Nurlif ter-isi, diganti oleh Bahrullah Akbar. Voting 47 anggota Komisi XI DPR memilih Bahrullah dengan suara mayoritas.
Bahrullah Akbar Terpilih Lewat Voting
Sejumlah anggota Komisi Xi yang ditemui dan diminta komentarnya seputar hasil tersebut menyatakan Bahrullah akbar layak menduduki posisi anggota BPK karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan calon lainnya.
Ketua Komisi Xi Emir Moeis men
gatakan sebenarnya Komisi Xi bisa melakukan pemilihan secara aklamasi. namun karena adanya sejumlah anggota yang menyuarakan calon berbeda, diputuskan dilakukan voting dan terbuka.
“Suara tersebar, karena ada beberapa calon yang juga kualitasnya ba
Bahrullah Akbarwarta bpk/rianto prawoto
14 Warta BPKSEPTEMBER 2011
LaPORan KHUSUS
14 - 18 laporan khusus.indd 14 12/15/2011 3:28:37 PM
gus. Bahrullah memiliki pengalaman panjang di bidang keuangan,” tegas politisi asal PdiP itu.
Hal senada disampaikan Kamaruddin Sjam, anggota Komisi Xi dari Partai golkar. “Menurut pengamatan saya, selain Bahrullah akbar, ada beberapa calon yang berkualitas. namun, Bahrullah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan calon lainnya, diantaranya pengalaman 20 tahun lebih di lingkungan BPK, baik sebagai auditor maupun widyaiswara,” ungkap Kamaruddin Sjam saat dijumpai Warta BPK di gedung dPR Ri.
Lebih BerpengalamanMaruarar Sirait, dari PdiP, penampi
lan Bahrullah akbar saat fit and proper test cukup baik. Selain dinilai lebih berpengalaman, juga telah tiga kali mendaftar sebagai calon anggota BPK.
“Komisi Xl dPR telah memilih orang yang bersih. Saya berharap dengan pemilihan terbuka ini, rakyat bisa menilai sosok anggota BPK yang baru ini,” ucapnya dalam kesempatan terpisah.
dengan terpilihnya Bahrullah, ara begitu Maruarar akrab disapa, berharap BPK akan lebih baik lagi. dia juga meminta BPK untuk ikut membantu dan berkomitmen dalam memberantas korupsi.
“Saya kira, saat ini, waktunya pejabat publik bekerja dengan sungguhsungguh dan menunjukan kerja yang baik kepada rakyat,” tegasnya.
Sebelumnya, achsanul Qosasih mengatakan salah satu kriteria dalam memilih calon anggota BPK adalah mengerti soal manajerial dan mampu mengawasi keuangan negara agar tidak diselewengkan. BPK, katanya, me
miliki peranan penting dalam upaya pemberantasan korupsi.
Sementara abdillah Fauzi achmad, Ketua Fraksi Partai Hanura yang juga anggota Komisi Xi mengingatkan, anggota BPK tidak boleh menunggu tetapi harus memiliki inisiatif.
Setelah terpilihnya Bahrullah akbar, maka proses selanjutnya adalah dPR mengusulkan kepada Presiden untuk penetapan. Sebagaimana pasal 22 ayat 3 UU no 15 Tahun 2006 menyebutkan sebelum memangku jabatannya, anggota BPK yang diangkat sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (tentang pengangkatan penggantian antarwaktu anggota BPK-red) mengucapkan sum pah/janji yang pengucapannya dipandu oleh Ketua/Wakil Ketua BPK dengan bunyi sumpah/janji sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat 4. dr/bd
Bahrullah Akbar menyalami Priyo Budi Santoso (Wakil Ketua DPR RI)wart bpk/rianto prawoto
15Warta BPK SEPTEMBER 2011
LaPORan KHUSUS
14 - 18 laporan khusus.indd 15 12/15/2011 3:28:39 PM
BaHrULLaH aKBar yang dinilai kebanyakan anggota Komisi Xi dPR mumpuni sebagai anggota, memiliki pengalaman panjang di bidang keuangan. Selama 11 tahun menjabat sebagai auditor BPK yakni 19851996. Selanjutnya, widyaiswara BPK dari 1996 hingga 2004.
di selasela masa itu (widyaiswara), Bahrullah juga menjabat staf khusus Setjen Kementerian dalam negeri 20032004, lalu Staf ditjen Keuangan daerah Kementerian dalam negeri 20052007. Staf ahli Kabupaten Lingga Provinsi Kepualauan Riau 20072011, dan Maret 2011, menjalani proses lektor Kepala di iPdn (institut ilmu Pemerintahan dalam negeri) Kementerian dalam negeri.
dalam uji kelayakan dan kepatutan yang berlangsung 2 hari di ruang rapat Komisi Xi dPR 2627 September, Bahrullah diuji pada hari pertama, Senin 26 September. Selama 45 menit dia memaparkan visimisi, dan menerima serta menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan.
dalam kesempatan itu, Bahrullah yang mengetengahkan makalah berjudul Peran BPK Dalam Membangun Akuntabilitas Negara menjelaskan pentingnya BPK menjaga akuntabilitas keuangan negara sehingga bisa menjadi contoh bagi semua lembaga negara dalam menggunakan dan mengelola keuangan negara. Menurut dia, BPK adalah kepanjangan tangan dPR yang memiliki tiga tugas legislasi,
pengawasan, dan anggaran. “apabila anggaran pemerintah sudah diputuskan, fung
si lain dari dPR selain fungsi legislasi, adalah fungsi anggaran, maka disinilah keterkaitan BPK dan dPR menjadi lebih bermakna, agar penetapan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dituntut pertanggungjawaban yang transparan dan akuntabel.
Pengertian akuntabilitas secara harafiah dapat diartikan pertanggungjawaban. namun, penerjemahannya secara sederhana ini, katanya, dapat mengaburkan arti kata ac-countability itu sendiri, bila dikaitkan dengan pengertian akuntansi dan manajemen.
akuntabilitas publik, ujarnya, mengandung makna bahwa hasil dari suatu entitas, kedalam bentuk fungsinya, program dan kegiatan, maupun kebijakan suatu lembaga publik dalam hal ini pemerintah daerah, harus dapat dijelaskan dan dipertanggungja wabkan kepada masyarakat. dan, masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi dimaksud tanpa hambatan dengan klasifikasi tertentu.
dPR mempunyai tanggung ja wab yang besar sebagai wakil rakyat untuk melakukan tindakan koreksi dan pengendalian. ini bisa dilihat dari peran fungsi dPR seba gai lembaga negara yaitu mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan peng awasan.
“Mengapa dPR mempunyai fungsi anggaran dan fungsi pengawasan, jawabannya, karena proses anggaran adalah tindakan yang memerlukan tindakan pengawasan dan pengendalian. Pengendalian dimulai dari pengalokasian budget, dan dibutuhkan tindakan koreksi dalam implementasi penggunaan budget. ibarat mata koin satu dan lainnya sangat berharga dan tidak dapat dipisahkan,” papar Barullah.
Sinergi BPK dan BaKNdi bagian lain makalahnya, Bahrullah juga menying
gung tentang Membangun Sinergitas BPK dan BAKN. BPK, katanya, mempunyai kedudukan yang unik di dalam sistem pemerintahan, bukan bagian dari trias politica, tetapi mempunyai peran yang penting untuk menjaga kekayaan negara dilaksanakan oleh aparat birokrasi dan institusi dilakukan secara tertib dan benar dengan mengedepankan azas efisiensi, ekonomis, dan efektivitas penggunaan sumber daya.
Selain itu, katanya, merujuk tentang fungsi manajemen, yaitu, unsur planning, organizing, actuating, dan controlling (POaC), peran BPK sebagai fungsi controlling. dr
Berpengalaman di Bidang Keuangan & Mumpuni
16 Warta BPKSEPTEMBER 2011
LaPORan KHUSUS
14 - 18 laporan khusus.indd 16 12/15/2011 3:28:40 PM
SEBanyaK 16 orang yang menjalani uji kepatutan dan kelaya kan, beberapa diantaranya cu kup mumpuni sebagai
anggota BPK. namun dari beberapa itu, Bahrullah akbar, dinilai memiliki kemampuan paling lengkap dibandingkan dengan yang lain. Sehingga, wajar kalau kebanyakan anggota Komisi Xi memilihnya menggantikan MT nurlif.
“dari hasil fit and proper test saya pribadi melihat ada beberapa calon yang layak menjadi anggota BPK. namun, dari beberapa itu, saya nilai Bahrullah akbar paling lengkap,” ujar Kamaruddin Sjam, politisi Partai golkar yang menjadi anggota Komisi Xi dPR itu.
dia menjelaskan bahwa pada dasarnya jabatan anggota BPK adalah jabatan politik, di mana lebih banyak kepada pengambilan kebijakan publik, bagaimana BPK ke depan. namun demikian, jelasnya, sebagai anggota BPK yang bersangkutan harus memiliki pengetahuan yang memadai yang berkaitan dengan bidang tugas kebepekaan.
“Profesional, memang nomor dua. Karena jabatan anggota itu lebih ba nyak kepada pengambilan kebijakan publik. namun, karena BPK adalah lembaga pemeriksa, dan pemeriksa adalah suatu pekerjaan yang menyangkut profesi, keahlian, jadi setidaknya pejabat di lembaga itu mengetahui atau setidak nya mempelajari,” jelas Sjam, mantan direktur Pengawasan instansi Pemerintah bidang Polsokam BPKP kepada Warta BPK
di gedung dPR, baru baru ini.dengan latar belakang kriteria itu
lah, para anggota Komisi Xi melakukan uji kelayakan dan kepatutan pada 16 calon. “Kami mengajukan berbagai pertanyaan berkaitan dengan hal itu, tapi sayangnya, sebagian calon tidak bisa menjawab sesuai dengan harapan kami. namun karena sifatnya fit and proper test, jadi apapun jawaban mere ka ya kita biarkan saja. nah selanjutnya kami melakukan evaluasi dalam rapat intern,” jelasnya.
“Kalau pendapat saya pribadi, dari 16 calon, hanya sekitar empat orang yang memenuhi kriteria sebagai anggota BPK,” katanya sembari menyebut beberapa nama.
namun demikian, ujarnya, karena yang dibutuhkan untuk mengisi kekosongan hanya satu, maka dari sejumlah nama yang memenuhi kriteria itu, diseleksi lagi untuk mendapatkan yang terbaik.
Sebenarnya dalam rapat intern tertutup pada Senin malam, lanjutnya, diharapkan tercapai suara bulat. Karena itu dilakukan lobilobi politik. namun, karena ada beberapa suara yang menyebut calon berbeda, digelar pemilihan secara voting dan dilakukan terbuka. Sehingga, terpilihlah Bahrullah akbar dengan suara mayoritas.
“Voting atau aklamasi adalah suatu mekanisme demokrasi, jadi tidak masalah. Harapannya aklamasi, tapi karena ada suarasuara berbeda, maka dilakukan voting. Bagi kami, satu saja suara ti
dak sependapat, harus dihargai. Karena suara yang dibawa adalah suara fraksi, dan fraksi adalah perpanjangan tangan partai. Maka kami hargai. Sehingga, ketika ada suarasuara berbeda ini dan itu, kami putuskan untuk melakukan voting,” ungkap Sjam tentang situasi pemilihan anggota BPK saat itu.
Ketika itu, jelasnya, ada beberapa calon yang cukup mumpuni dan mendapat suara. namun, tegasnya, Bahrullah lebih menonjol dan memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya, pengalaman 20 tahun lebih di BPK. dia pernah menjadi pemriksa juga widyaiswara. Juga, dia memiliki pengalaman di pemda yakni sebagai staf ahli Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. “Kelebihankelebihan itulah yang membuat Bahrullah akbar terpilih,” tandasnya.
Ketika ditanyakan soal dPR tidak menggunakan rekomendasi yang disampaikan dewan Perwakilan daerah (dPd), Sjam mengatakan apa yang disampaikan dPd hanya bersifat pertimbangan.
“namanya saja pertimbangan, jadi hasil pertimbangannya bisa dipakai, bisa juga tidak. dulu, ketika ada dewan Pertimbangan agung, hasil pertimbangannya bisa dipakai Presiden, bisa juga tidak. Begitu juga sekarang, Presiden memiliki dewan Pertimbangan sendiri, tapi hasil pertimbangannya pun bisa dipakai bisa tidak. Jadi tidak boleh ada kata, ‘harus’, tegas Sjam dari daerah pemilihan Kalimantan Barat. dr/bd
Komaruddin Sjam, Fraksi Partai Golkar, Anggota Komisi XI
Bahrullah Akbar Lebih Unggul Dari Calon Lain
Komaruddin Sjam
17Warta BPK SEPTEMBER 2011
LaPORan KHUSUS
14 - 18 laporan khusus.indd 17 12/15/2011 3:28:41 PM
PEngaMBiLan suara melalui voting memperlihatkan ada nya perbedaan pendapat dan pandangan yang cukup
mendasar, sehingga hasilnya tidak bisa ditetapkan secara aklamasi.
“Perbedaan pendapat itu secara mudah bisa saya sebutkan terjadi antara kelompok yang menginginkan bergulirnya pembaruan di BPK dengan kelompok yang mempertahankan sudah adanya kemapanan di BPK,” kata Sadar Subagyo, Fraksi gerindra yang juga anggota Komisi Xi dPR, belum lama ini.
Kelompok yang menginginkan ada nya perubahan, lanjutnya, tentu akan mencoba menyodorkan nama orangorang baru yang sama sekali belum pernah terlibat dalam kegiatan BPK, tetapi dinilai cukup credible dan memiliki keahlian yang mumpuni.
dengan adanya orangorang yang masih fresh diharapkan bisa meningkatkan kualitas BPK. “Sehingga pada saatnya nanti lembaga ini bisa benar
benar menjadi kiblat bagi penilaian terhadap tata kelola keuangan negara yang baik.”
Memang pilihan ini tentu saja ada plus minusnya. Positifnya, sebagai orang baru kemungkinan dia bisa memiliki gagasan atau terobosan yang segar sehingga mampu mengangkat citra BPK menjadi bertambah baik.
“Kalau soal keilmuan, tentu kita tidak meragukan karena orangorang yang mencalonkan diri ini sebagian besar memang memiliki latar belakang yang bagus.”
namun, segi negatifnya, mereka ini belum memiliki pengalaman. Konsekuensinya mereka masih membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja serta program yang sudah dirintis dan mungkin kini tengah dijalankan oleh BPK.
Kelompok lain melihat BPK saat ini sudah menjadi salah satu lembaga yang mapan dan tinggal menunggu pemantapan dan peningkatan kuali
tas. Kelompok ini akan menjatuhkan pilihan kepada orang yang memang telah memiliki pengalaman di BPK dan mengetahui seluk beluk serta memahami segala rencana yang telah dirintis BPK .
Kebetulan orang yang memiliki latar belakang di BPK, bahkan pada periode sebelumnya juga pernah mencalonkan diri adalah Bahrullah akbar.
“ya akhirnya pilihanpun jatuh pada Bahrullah. apalagi dalam fit and proper test sebagai orang dalam Bahrullah mampu meyakinkan bahwa gagasangagasan dan pemikirannya benarbenar telah menyatu dengan BPK yang digelutinya selama ini.”
nah setelah Bahrullah akbar terpilih, Komisi Xi dPR tentu berharap sekalipun dia orang lama di BPK, tetapi diharapkan bisa menyumbangkan pemikiran yang segar dan tegas. Tujuannya agar visi misi BPK sebagai lembaga auditor negara yang independen bisa terwujud. bd/dr
Bahrullah Akbar Diharapkan Beri Warna Baru
Sadar Subagyo, Fraksi Gerindra Anggota Komisi XI DPR RI
DPR akhirnya menetapkan Bahrullah Akbar terpilih sebagai anggota BPK melalui voting. Dalam proses pemungutan suara itu, Bahrullah Akbar memperoleh suara terbanyak yaitu 39 pemilih. Sementara delapan suara yang tersisa terdistribusi ke calon-calon lain.Sadar Subagyo
warta bpk/bambang dwi
18 Warta BPKSEPTEMBER 2011
LaPORan KHUSUS
14 - 18 laporan khusus.indd 18 12/15/2011 3:28:42 PM
19Warta BPK SEPTEMBER 2011
AGENDA
MANADO: Pertemuan Teknis Kerja sama Bilateral antara BPK dan JAN Malaysia yang khusus membahas audit lingkungan (Environmental Au-dit) berlangsung di Manado pada 3-6 Oktober 2011.
Anggota IV BPK Ali Masykur Musa dan Wakil Ketua Jabatan Audit Negara Malaysia Dato Hj. Mustafa memberi-kan kata sambutan dalam pembukaan pertemuan yang berlangsung di Lotus 1 Meeting Room Hotel Sintesa Penin-sula Manado.
Dalam pembukaan itu hadir juga Wakil Gubernur Sulawesi Utara Djo-hari Kansil, Wali Kota Bitung Hanny Sondakh, dan Wakil Ketua DPRP Ar-thur T.
Sementara dari pihak BPK hadir Tortama Keuangan Negara VI Abdul Latief, Plt Tortama Keuangan Negara IV Saiful Anwar Nasution, Kepala Per-wakilan BPK Sulawesi Utara.
“Kita bersama-sama bertemu un-tuk membagi pengalaman dan teknik pemeriksaan yang lebih lanjut akan meningkatkan kualitas pemeriksaan masing-masing SAI. Yang pada giliran-nya dapat meningkatkan kualitas pe-ngelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara,” jelas Ali Masykur dalam sambutannya.
Dia menjelaskan JAN Malaysia dan BPK sudah mempunyai hubungan ker-ja sama yang sangat baik, khususnya setelah ditandatangani MoU kedua belah pihak pada 2007 di Mexico City.
“Penandatanganan MoU ini selan-jutnya diimplementasikan dalam ber-bagai kegiatan yang terkait dengan pelatihan, pendidikan, dan pelaksa-naan pemeriksaan bersama.”
Khusus terkait dengan pemerik-saan dengan perspektif lingkungan hidup, lanjutnya, JAN Malaysia dan BPK telah bekerjasama pemeriksaan sebanyak dua kali.
“Yaitu pemeriksaan atas penge-lolaan hutan dan pemeriksaan atas pengelolaan mangrove di Selat Mala-ka. Untuk kerja sama itu, kita telah melakukan sebanyak delapan perte-muan teknis,” jelasnya.
Ali Masykur menambahkan kerja
BPK-JAN Malaysia Perkuat Audit Lingkungan
sama ini secara langsung dan tidak langsung telah meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan kedua belah pihak.
Selain itu, kerja sama BPK-JAN memberikan manfaat kepada kelom-pok yang lebih besar, yaitu INTOSAI Working Group on Environmental Audit (WGEA).
“Hasil kerja sama ini akan kita pre-sentasikan dan publikasikan pada per-temuan INTOSAI WGEA di Argentina pada November 2011.”
Dato Mustafa menjelaskan pro-gram dalam pertemuan ini sangat komprehensif. “Utamanya kita akan membahas mengenai audit mangrove yang sudah kita bicarakan beberapa kali. Juga akan kita bicarakan audit laut dan perikanan. Dan beberapa ko-laborasi lagi antara BPK-JAN Malaysia di masa mendatang.”
Dia menambahkan audit man-grove sudah selesai dan akan dilapor-kan di depan kabinet bersama dengan
penyampaian budget. “Setelah tsunami pada 2004, kita
ingin memastikan di sepanjang pesisir pantai mangrove itu tetap hidup kare-na bisa menghalangi kuatnya angin di pantai,” jelasnya.
Delegasi peserta pertemuan juga melakukan kunjungan ke pelabuhan dan pabrik pengalengan ikan di Bi-tung. Selain itu, juga meninjau Pulau Bunaken. aiz
Topik Bahasan Technical Meet-ing on Environmental Audit BPK – JAN Malaysia
- Finalisasi laporan audit atas mangrove
- Pembahasan laporan audit yang akan disampaikan di INTO SAI WGEA
- Diskusi atas audit kelautan dan perikanan
- Pembahasan kerja sama lan-jutan kedua belah pihak.
Anggota BPK Ali Masykur Musa dan Wakil Ketua Jabatan Audit Negara Malaysia Dato Hj. Mustafa bertukar dokumen audit lingkungan disaksikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang pada Technical Meeting on Environmental Audit BPK-JAN Malaysia, di Manado belum lama ini.
warta bpk/mh. arianto
19 - 21 agenda.indd 19 12/15/2011 7:45:32 PM
20 Warta BPKSEPTEMBER 2011
AGENDA
POSISI lowong wakil ketua BPK menyusul wafatnya Herman Widyananda pada 20 Juni 2011 kini sudah terisi. Tugas
wakil ketua BPK yang diambilalih se-mentara oleh Ketua BPK Hadi Poernomo juga sudah ada penanggungjawabnya. Sidang Anggota BPK akhirnya memu-tuskan Anggota III BPK Hasan Bisri seba-gai Wakil Ketua BPK periode 2011-2014.
Proses pemilihan wakil ketua BPK di-lakukan sesuai dengan Pasal 15 UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemerik-sa Keuangan yang menyebutkan bahwa Ketua dan Wakil Ketua BPK dipilih dari dan oleh Anggota BPK.
Sidang pemilihannya merujuk pada Peraturan BPK No. 1 Tahun 2009 tentang Tata Tertib Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BPK. Proses pemilihan itu dilaku-kan di antara Anggota BPK yang ber-jumlah tujuh orang. Namun, karena ada dua kursi lowong pemilihan diikuti oleh lima Anggota BPK.
Secara legal formal, ditetapkan dalam Keputusan Sidang Anggota BPK No.1/K/I-XIII.2/9/2011. Pelantikannya dilakukan pada Selasa, 27 September 2011.
Hasan Bisri dilantik di Ruang Ku-sumah Atmadja, Gedung Mahkamah
Prioritas Wakil Ketua BPK Baru
Agung, pukul 12.00 WIB. Pelantikan di-pimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Harifin A. Tumpa. Hadir dalam acara itu para pimpinan lembaga negara, tak ter-kecuali pimpinan BPK lainnya, beberapa menteri, DPR, para pejabat eselon I dan II BPK dan instansi pemerintah serta lembaga negara lainnya.
Posisi wakil ketua BPK membawahi bidang tugas pelaksanaan tugas In-spektorat Utama, Direktorat Utama Revbang dan Diklat, Direktorat Utama Binbangkum, dan Sekretariat Jenderal, serta bidang penanganan kerugian negara.
Terkait dengan prioritas apa yang dilakukan, Hasan Bisri menyerahkan-
Pejabat KarierHasan Bisri merupakan pimpinan BPK yang bisa dikatakan pejabat karier.
Dia berkarier di BPK sejak 1977, mulai dari staf administrasi umum pada ba-gian Humas dan Persidangan Biro Hukum dan Humas, Sekretariat Jenderal BPK. Karier terakhirnya sebelum terpilih sebagai pimpinan BPK adalah Kepala Auditorat II.C BPK atau setingkat pejabat eselon II/A.
Hasan kemudian mengikuti seleksi pemilihan calon Anggota BPK periode 2004-2009. Akhirnya, dia terpilih sebagai Anggota BPK. Setelah pimpinan BPK periode 2004-2009 selesai masa tugasnya, Pria kelahiran Tegal, 8 Mei 1957 ini kembali terpilih sebagai Anggota BPK periode 2009-2014, sampai akhirnya beliau menjadi Wakil Ketua BPK melanjutkan sisa periode jabatan (alm) Her-man Widyananda yang wafat beberapa waktu lalu. and
wart bpk/rianto prawoto
Ketua BPK Hadi Poernomo (kedua dari kanan) berfoto bersama dengan Wakil Ketua BPK Hasan Bisri (kedua dari kiri), Ketua MA Harifin Andi Tumpa (tengah), Ketua DPD Irman Gusman (kanan), dan Ketua Komisi Yudisial Erman Suparman (kiri) seusai pelantikan Wakil Ketua BPK belum lama ini.
nya kepada Sidang Badan atau Sidang Anggota BPK. “Yang jelas kita akan men-jalankan apa yang diputuskan oleh Si-dang Badan. Keputusan Sidang Badan itu bersifat kolektif. Jadi, tidak bisa dipu-tuskan sendiri,” tutur Hasan.
Namun, dia sendiri memprioritas-kan pada sektor sumber daya manusia di BPK. Sebagai Wakil Ketua yang diberi tugas untuk melakukan pembinaan ke dalam organisasi BPK, dia ingin mem-persiapkan sumber daya manusia agar lebih profesional, dengan pengetahuan yang mencukupi bahkan lebih luas.
Prioritas pembinaan terhadap SDM itu agar BPK ke depan siap dalam meng-hadapi tantangan-tantangan yang se-makin berat. BPK diharapkan berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pemberantaan korupsi di Indonesia. “Itu memerlukan sumber daya manusia yang lebih andal.”
Senada dengan hal itu, dia juga i ngin agar auditor BPK dapat senyaman mungkin dalam melakukan pekerjaan-nya dan kondusif lingkungan kerjanya. Dengan begitu, hasil produk jasa BPK bisa lebih baik. Menurut dia, BPK meru-pakan lembaga yang memproduksi jasa. Jasanya yaitu laporan pemeriksaan. Dan, laporan pemeriksaan ini disusun dan dibuat oleh manusia (auditor).
Ketika ditanya soal kenaikan gaji pegawai BPK sebagai salah satu cara-nya, Hasan menyatakan bahwa semua instansi juga menginginkan hal itu. “Ya saya kira semua instansi kepengen gaji anak buahnya lebih besar tetapi ada otoritas lain yang menentukan, DPR dan Kementerian Keuangan.” and/bw
19 - 21 agenda.indd 20 12/15/2011 7:45:33 PM
21Warta BPK SEPTEMBER 2011
AGENDA
DELEGASI badan peme riksa dari 10 negara anggota Asean berkumpul di Hotel Crowne Plaza belum lama
ini. Mereka bertemu dalam pertemuan Tingkat Pejabat Senior atau Senior Of-ficials Meeting (SOM) yang membahas mengenai pembentukan The Associa-tion of Southeast Asian Nations Orga-nization of Supreme Audit Institutions (ASEANSAI). Rencananya ASEANSAI akan dideklarasikan di Bali pada No-vember 2011 dalam rangkaian Konfe-rensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 Asean.
Pertemuan yang dibuka oleh Ketua BPK Hadi Poernomo ini dihadiri Wakil Ketua BPK Hasan Bisri, Anggota BPK, Menteri Luar Negeri Marty M. Natale-gawa dan pejabat pelaksana BPK.
Selain itu hadir juga para delegasi SAI setingkat pejabat senior dari 10 negara anggota Asean seperti Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Dalam sambutanya Ketua BPK Hadi Poernomo mengungkapkan bahwa pertemuan ini merupakan salah satu tonggak penting dan bersejarah menu-ju pembentukan ASEANSAI.
“Sebagai bagian dari komunitas Asean yang fokus pada pemeriksaan keuangan negara, kita membutuhkan kerja sama. Ini bisa kita capai melalui pembentukan ASEANSAI,” katanya.
Dengan adanya pembentukan ASEANSAI, Hadi Poernomo berharap akan mempererat kerja sama antar SAI negara anggota Asean melalui pertu-karan pengetahuan dan pengalaman. Dengan begitu nantinya diharapkan dapat meningkatkan kapasitas SAI ne-gara-negara anggota Asean.
Ketua BPK mengungkapkan per-temuan ini bertujuan untuk berdiskusi dan melakukan finalisasi konsep pia-gam perjanjian ASEANSAI dan persia-pan deklarasi ASEANSAI.
Seperti diketahui ASEANSAI meru-pakan organisasi lembaga pemeriksa
Tonggak Penting Menuju ASEANSAIBadan pemeriksa negara-negara anggota Asean akan mendeklarasikan The Association of South East Asian Nation Organization of Supreme Audit Institutions (ASEANSAI). Upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kerja sama di bidang pemeriksaan keuangan negara.
(SAI) yang dirancang menjadi sebuah forum untuk meningkatkan kapasitas dan kerja sama di bidang pemeriksaan keuangan negara di antara SAI negara-negara anggota Asean.
Menurut dia, gagasan pembentu-kan ASEANSAI dilatarbelakangi oleh ada nya kesamaan SAI di kawasan Asean. “Yakni kesamaan budaya, kebutuhan dan tantangan ke depan. Diharapkan, ASEANSAI akan memberi peranan pent-ing bagi peningkatan seluruh badan pemeriksa, khususnya di negara-ne-gara yang tergabung sebagai anggota Asean,” katanya.
Pembentukan badan pemeriksa se-Asean ini, tambahnya, lebih ditujukan pada upaya berbagi pengalaman di an-tara lembaga audit pemerintah masing-masing negara.
“Salah satunya BPK Malaysia dan Singapura cukup berpengalaman dal-am mengaudit keuangan berkaitan de ngan institusi finansial. Sementara Indonesia belum banyak memiliki jam terbang menjalankan hal tersebut. De-ngan begitu Indonesia bisa belajar dari dua negara itu mengenai audit institusi finansial.”
Kontribusi Besar Menteri Luar Negeri Marty M. Na-
talegawa menilai pembentukan ASEAN-SAI akan memberikan kontribusi besar dalam upaya bersama mewujudkan ko-munitas Asean yang berdasar pada prin-sip akuntabilitas, tata pemerintah yang baik, dan penegakan supremasi hukum.
Dia berharap ASEANSAI dapat meng hasilkan ide-ide segar dan proyek-proyek kerja sama yang konkret untuk meningkatkan kemampuan negara-negara Asean dalam menjalankan au-diting yang tepat.
“Selain itu juga untuk memastikan bahwa praktik-praktik yang kita jalan-kan sesuai dengan standar internasio-nal,” kata Marty.
Hasil dari pertemuan pejabat senior ini akan menyempurnakan draf perjan-jian. Dengan begitu pertemuan ketua badan pemeriksa negara-negara Asean di Bali pada November tidak ada lagi hal-hal krusial yang dibahas. Deklarasi ASEANSAI akan disaksikan oleh para pe-mimpin negara-negara di Asean. bw
Ketua BPK Hadi Poernomo saat membuka pertemuan Tingkat Pejabat Senior atau Senior Officials Meeting (SOM) di Hotel Crowne Plaza-Jakarta
wart bpk/rianto prawoto
19 - 21 agenda.indd 21 12/15/2011 7:45:35 PM