MAKALAH FILSAFAT ILMU
ARISTOTELES
DISUSUN OLEH:
ABDUL KARIM
2011980001
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TA. 2011/2012
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 1
BIODATA PEMBUAT MAKALAH
N a m a : Abdul Karim
NPM : 2011980001
Tempat/tgl. Lahir : Tangerng, 06 April 1976
Tampat Kerja : Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Sismadi
Jl. Warakas Raya No. 5B Tanjung Priok-Jakarta Utara
Telp (021) 4351713-14
Alamat Rumah : Kp. Pagenjahan RT. 01/03
Ds. Pagenjahan, Kec. Kronjo-Tangerang-Banten
Telp. (021) 59390605
No. HP : 081284857772
Alamat Email : [email protected]
Jakarta, Januari 2012
ABDUL KARIM
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
Sajarah Aristoteles
Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika
kenamaan. Pada umur tujuh belas tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi
Plato. Dia menetap disana selama dua puluh tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia.
Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat di bidang biologi dan
“pengetahuan praktis”. Di bawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi
filosofis.
Pada tahun 342 SM Aristoteles pulang kembali keMacedonia, menjadi guru seorang
anak raja umur tiga belas tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan Alexander
Yang Agung. Aristoteles mendidik si Alexander muda dalam beberapa tahun. Di tahun 335
SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan, Aristoteles kembali ke Athena dan di situ
dibukanya sekolahnya sendiri, Lyceum. Dia berada di Athena dua belas tahun, satu masa
yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander tidak minta
nasehat kepada bekas gurunya, tetapi dia berbaik hati menyediakan dana buat Aristoteles
untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan. Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam
sejarah seorang ilmuwan menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk maksud-maksud
penyelidikan dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam abad-abad berikutnya.
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 3
Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung pelbagai bahaya.
Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkala si penakluk
Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan menghianat, Alexander
punya pikiran pula membunuh Aristoteles. Di satu pihak Aristoteles kelewat demokratis di
mata Alexander, dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-
orang Athena. Tatkala Alexander mati tahun 323 SM golongan anti-Macedonia memegang
tampuk kekuasaan di Athena dan Aristoteles pun didakwa kurang ajar kepada dewa.
Aristoteles, teringat nasib yang menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, lari
meninggalkan kotasambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-
orang Athena berbuat dosa terhadap para filosof. Aristoteles meninggal di pembuangan
beberapa bulan kemudian di tahun 322 SM pada umur enam puluh dua tahun.
Aristoteles dengan muridnya, Alexander Hasil murni karya Aristoteles jumlahnya
mencengangkan. Empat puluh tujuh karyanya masih tetap bertahan. Daftar kuno mencatat
tidak kurang dari seratus tujuh puluh buku hasil ciptaannya. Bahkan bukan sekedar
banyaknya jumlah judul buku saja yang mengagumkan, melainkan luas daya jangkauan
peradaban yang menjadi bahan renungannya juga tak kurang-kurang hebatnya. Kerja
ilmiahnya betul-betul merupakan ensiklopedi ilmu untuk jamannya. Aristoteles menulis
tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan
hampir tiap karyanya dikenal di masa Yunani purba. Hasil karya ilmiahnya, merupakan,
sebagiannya, kumpulan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang spesial
digaji untuk menghimpun data-data untuknya, sedangkan sebagian lagi merupakan hasil dari
serentetan pengamatannya sendiri.
Untuk menjadi seorang ahli paling jempolan dalam tiap cabang ilmu tentu kemustahilan
yang ajaib dan tak ada duplikat seseorang di masa sesudahnya. Tetapi apa yang sudah dicapai
oleh Aristoteles malah lebih dari itu. Dia filosof orisinal, dia penyumbang utama dalam tiap
bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang etika dan metafisika, psikologi,
ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang
terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi
pelbagai negeri yang digunakannya untuk studi bandingan.
Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanya adalah
penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristoteles dipandang selaku pendiri cabang
filosofi yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles
yang memungkinkannya mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu. Dia punya
bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 4
dasar berpikir di banyak bidang ilmu pengetahuan. Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam
rawa-rawa mistik ataupun ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguh mengutarakan pendapat-
pendapat praktis. Sudah barang tentu, manusia namanya, dia juga berbuat kesalahan. Tetapi,
sungguh menakjubkan sekali betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam ensiklopedi
yang begitu luas.
Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang hari sungguh mendalam.
Di jaman dulu dan jaman pertengahan, hasil karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa
Latin, Arab, Itali, Perancis, Ibrani, Jerman dan Inggris. Penulis-penulis Yunani yang muncul
kemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium mempelajari karyanya dan menaruh
kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buah pikirannya banyak membawa pengaruh
pada filosof Islam dan berabad-abad lamanya tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir
Barat. Ibnu Rusyd (Averroes), mungkin filosof Arab yang paling terkemuka, mencoba
merumuskan suatu perpaduan antara teologi Islam dengan rasionalismenya Aristoteles.
Maimomides, pemikir paling terkemuka Yahudi abad tengah berhasil mencapai sintesa
dengan Yudaisme. Tetapi, hasil kerja paling gemilang dari perbuatan macam itu adalah
Summa Theologia-nya cendikiawan Nasrani St. Thomas Aquinas. Di luar daftar ini masih
sangat banyak kaum cerdik pandai abad tengah yang terpengaruh demikian dalamnya oleh
pikiran Aristoteles.
Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu melonjak di akhir abad tengah
tatkala keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala. Dalam keadaan itu tulisan-
tulisan Aristoteles lebih merupakan semacam bungkus intelek yang jitu tempat
mempertanyakan problem lebih lanjut daripada semacam lampu penerang jalan. Aristoteles
yang gemar meneliti dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi kurang sepakat dengan
sanjungan membabi buta dari generasi berikutnya terhadap tulisan-tulisannya.
Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamata sekarang.
Misalnya, dia mendukung perbudakan karena dianggapnya sejalan dengan garis hukum alam.
Dan dia percaya kerendahan martabat wanita ketimbang laki-laki. Kedua ide ini-tentu saja –
mencerminkan pandangan yang berlaku pada jaman itu. Tetapi, tak kurang pula banyaknya
buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan modernnya, misalnya kalimatnya,
“Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,” dan kalimat “Barangsiapa yang sudah
merenungi dalam-dalam seni memerintah manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium
tergantung pada pendidikan anak-anak mudanya.” (Tentu saja, waktu itu belum ada sekolah
seperti yang kita kenal sekarang).
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 5
Di abad-abad belakangan, pengaruh dan reputasi Aristoteles telah merosot bukan alang
kepalang. Namun, saya pikir pengaruhnya sudah begitu menyerap dan berlangsung begitu
lama sehingga saya menyesal tidak bisa menempatkannya lebih tinggi dari tingkat urutan
seperti sekarang ini. Tingkat urutannya sekarang ini terutama akibat amat pentingnya ketiga
belas orang yang mendahuluinya dalam urutan.
Istilah-istilah ciptaan aristoteles masih dipakai samapai sekarang:
Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu, substansi, materi, esensi, dsb.
Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman, bapak peradaban barat, bapak eksiklopedi,
bapak ilmu pengetahuan, atau guru(nya) para ilmuwan adalah berbagai julukan yang
diberikan pada ilmuan ini. Berbagai termuannya seperti logika yang diebut juga ilmu mantic
yaitu pengethaun tentang cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat, membaut namanya
begitu dikenal oleh setiap orang di seluruh dunia yang pernah mengecap penididkan.
Pria yang lahir di Stagmirus, Macedonia. Pada tahun 384 sM. Inilah orang pertama di
dunia yang dapat membuktikan bahwa bumi bulat. Pembuktian yang dilakukaknya dengan
jalan meliaht gerhana. Sepuluh jenis kata yang dikenal orang saat ini seperti. Kata kerja, kata
benda, kata sifat dan sebagainya merupakan pembagian kata hasil pemikirannya. Dia jugalah
yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk social.
Ayahnya yang bernama Nicomachus, seorang dokter di sitana Amyntas III, raja Mecodinia,
kakek Alexander Agung. Meninggal ketika Aristoteles berusia 15 tahun. Karennanya, ia
kemudia dipelihara oleh proxenus, pamanya- saudara dari ayahnya, pada usia 17 tahun ia
masuk akademi milik plato di Athena. Dari situlahia kemudian menjadi murid plato selama
20 tahun
Dengan meninggalnya plato pada tahun 347 sM. Aristoteles meninggalkan Athena dan
mengembara selama 12 tahun. Dalam jenjang waktu itu ia mendirikan akademi di Assus dan
menikah dengan Pythias yang tak lama kemudian meninggal. Ia lalu menikah lagi dengan
Herpyllis yang kemudian melahirkan baginya seorang anak laki-laki yang ia beri nama
Nicomachus seperti ayahnya. Pada tahu-tahun berikutnya ia juga mendirikan akademi di
Mytilele. Saat itulah ia sempat jadi guru Alexander Agung selama 3 thun.
Di Lyceum, Athena pada tahuan 355 sM. Ia juga mendirikan semacam akademi. Di
sinilah ia selama 12 tahun memberikan kuliah, berpikir, mengadakan riset dan eksperimen
serta membuat catatan-catatn dengan tekun dan cermat.
Pada tahun 323 sM Alexander Agung meninggal. Karena takut di bunuh orang yunani yang
membenci pengikut Alexander, Aristoteles akhirnya melarikan diri ke Chalcis. Tapi ajal
emmang tal menganl tempat. Mau bersembunyi kemanapun, kalau ajal sydah tiba tidak ada
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 6
yang bisa menolak. Demikian juga dengan tokoh ini, satu tahun setelah pelariannya ke kota
itu, yaitu tepatnya pada tahun 322 sM, pada usia 62 tahun ia meninggal juga di kota tersebut,
Chalcis Yunani..
Julukan:
- Ahli filsafat terbesar di dunia sepanjang zaman.
- Bapak peradaban barat.
- Bapak ilmu pengetahuan atau guru (nya) para ilmuan.
Penemuan:
- Logika (Ilmu mantic: pengethaun tenatng cara berpikir dengan baik, benar, dan sehat.
- Biologi, fisika, botano, astronomi, kimia, meteorology, anatomi. Zoology, embriologi,
dan psikologi eksperimental
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 7
BAB II
Pemikiran Aristoteles dan Pengaruhnya Terhadap
Perkembangan Filsafat Logika, Pengetahuan, dan Metafisika
A. Pendahuluan
Salah satu filosuf yang dianggap sangat berjasa dalam meletakkan sendi-sendi pertama
rasionalitas Barat adalah Aristoteles, yang merupakan murid Plato. Meskipun diantara
keduanya terdapat perbedaan-perbedaan pandangan, tetapi Aristoteles dianggap sebagai
murid yang mewarisi pemikiran-pemikiran gurunya, dan dianggap sebagai salah satu tokoh
penggerak zaman.
Dia juga dianggap sebagai peletak tonggak dasar dalam sejarah pemikiran Barat. Bahkan
Michael H. Hart menilai bahwa Aristoteles adalah seorang filosuf dan ilmuwan terbesar
dalam dunia masa lampau. Dia memelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya hampir
tiap cabang falsafah dan memberi sumbangsih tak terperikan besarnya terhadap ilmu
pengetahuan. Meskipun banyak ide-ide Aristoteles yang tampaknya kini sudah ketinggalan
zaman, tetapi yang paling penting dari apa yang pernah dilakukannya adalah pendekatan
rasional yang senantiasa melandasi karyanya.
Dia filosof orisinal, dia penyumbang utama dalam tiapbidang penting falsafah spekulatif, dia
menulis tentang etika danmetafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika,keindahan,
pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dankonstitusi Athena. Salah satu proyek
penyelidikannya adalah koleksipelbagai negeri yang digunakannya untuk studi bandingan.
Makalah ini berusaha mendeskripsikan pemikiran-pemikiran filsafat Aristoteles
sebagai tokoh yang telah berhasil membentuk dan meletakkan dasar yang paling kokoh bagi
pembangunan kebudayaan dan peradaban Barat modern.
B. Karyanya
Menurut catatan sejarah, Plato dan Aristoteles adalah guru dan murid yang merupakan
dua tokoh besar dalam sejarah, yang telah berhasil membentuk dan meletakkan dasar yang
paling kokoh bagi pembangunan kebudayaan dan peradaban Barat modern. Di sisi lain,
meskipun di sana sini terdapat perbedaan—bahkan pertentangan—antara kedua tokoh guru
dan murid itu, tetapi keduanya pantas dinobatkan menjadi pahlawan dunia dalam bidang ilmu
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 8
pengetahuan yang melepaskan dan membebaskan manusia dari belenggu ketaktahuan agara
manusia tahu bahwa dia tahu jika mau tahu.
Justin D. Kaptain menulis tentang hal itu sebagai berikut.
To many, Plato represents the lyrical, soaring imagination, while Aristotle represents
investigation, prosaic and eartbound. Plato seems inspired and inspiring, while Aristotle
seems tied to inflexible system and unrelenting logic. One is a reformer, a prophet, and an
artist, the other a comlier, an observer, and an organizer. Plato seems to represent the
highest nobility of thought and aspiration; Aritotle seems content to accept and work within
the day-to-day limitations of human behaviour ...
(Bagi banyak orang, Plato menunjukkan seorang yang antusias, dengan imajinasi yang begitu
membumbung tinggi, sementara Aristoteles melambangkan penelitian, menjemukan, dan
terikat pada bumi. Plato tampak bersembangat dan sanggup membangkitkan semanat,
sedangkan Aristoteles tampak terikat pada suatu sistem yang tidak luwes dan logika yang
ruwet dan kaku. Yang satu adalah seorang pembaharu, nabi, dan artis, yang lain adalah
seorang penyusun, pengamat, danorganisator. Plato tampak melukiskan kemuliaan tertinggi
dari pikiran dan aspirasi; sementara Aristoteles kelihatan puas menerima dan bekerja dalam
batasan-batasan hari-ke-hari dari perilaku manusia ...)
Salah satu karya Aristoteles yang paling menonjol adalah penelitian ilmiah. Ia melakukan
penelitian bidang zoologi, biologi, dan botani ketika ia mernatau ke sekitar pantai Asia Kecil
dengan menggunakan segala fasilitas yang disediakan oleh Hermeias bersama dengan
Theophrastus. Selain itu, Aristoteles juga melakukan penelitian khusus terhadap konstitusi
dan sistem politik dari 158 negara kota (polis) di Yunani.Analisanya terhadap penelitiannya
itu merupakan karya besar di bidang politik dan telah meletakkan dasar yang teguh bagi ilmu
politik yang disebut Perbanding Pemerintahan dan Politik.
Para cendekiawan di zaman purba mengatakan bahwa karya tulis Aristoteles lebih
dari 400 buku. Namun, sebagian besar telah musnah. Dari sekitar 50 buku yang masih ada,
hanya sekitar separuhnya yang benar-benar merupakan hasil karya Aristoteles sendiri. Karya
Plato begitu indah dan menarik, sementra karya Aristoteles kurang begitu indah dan kurang
menarik.
Will Ross Durant membagi karya Aristoteles ke dalam tiga bidang utama yaitu :
1. Karya tulis yang bersifat populer.
2. Karya tulis yang berupa kumpulan data ilmiah.
3. Bahan kuliah.
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 9
Selain itu, ada yang membagi karya tulis Aristoteles menjadi lima kelopok yaitu :
1. Kelompok Organon yang terdiri atas :
a. Categoriae (kategori).
b. De Interpretatione ( tentang Penafsira).
c. Analytica Priora (Analitika yang pertama),
d. Analytica Posteriora (Analitika yang terakhir).
e. Topica (Topik).
f. De Sophisticis Elenchis (Cara berdebat kaum sufi).
Kelompok kedua terdiri atas :
a. Physica (Fisika) terdiri atas delapan buku.
b. Methapysica (Metafisika) terdiri atas 14 buku.
c. De Caelo (Dunia atas / langit) terdiri atas empat buku.
d. De Generatione er Corruptione (Penjadian dan Pembiasaan) terdiri atas dua buku.
e. Meteorologica (Meteorologi) terdiri atas empat buku.
3. Kelompok Biologi dan Psikologi, terdiri atas :
a. De Partibus Animalium (Bagian Binatang).
b. De Motu Animalium (Tentang Gerak Binatang)
c. De Generatione Animalium (Tentang Kejadian Binatang).
d. De Anima (Tentang jiwa).
e. Parva Naturalia ( Sedikit tentang tata hidup kodrati), yang merupakan kumpulan dari
beberapa monografi tentang biopsikologi.
4.Kelmpok empat terdiri atas :
a. Ethica Nicomachea, terdiri atas sepuluh buku.
b. Ethica Eudemia, terdiri atas tujh buku.
c. Politica (Politik), delapan buku.
5. Kelompok lima terdiri atas :
a.Rhetorica (retorika)
b.Poetica (poetika).
C. Filsafat Logika
Mungkin sekali, yang paling penting dari sekian banyak hasil karyanyaadalah
penyelidikannya tentang teori logika, dan Aristotelesdipandang selaku pendiri cabang filosofi
yang penting ini. Hal ini sebetulnya berkat sifat logis dari cara berfikir Aristoteles
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 10
yangmemungkinkannya mampu mempersembahkan begitu banyak bidang ilmu. Dia punya
bakat mengatur cara berfikir, merumuskan kaidah dan jenis-jenisnya yang kemudian jadi
dasar berpikir di banyak bidang ilmupengetahuan. Aristoteles tak pernah kejeblos ke dalam
rawa-rawamistik ataupun ekstrim. Aristoteles senantiasa bersiteguhmengutarakan pendapat-
pendapat praktis. Sudah barang tentu, manusianamanya, dia juga berbuat kesalahan. Tetapi,
sungguh menakjubkansekali betapa sedikitnya kesalahan yang dia bikin dalam
ensiklopediyang begitu luas.
Dasar ajaran Aristoteles tentang logika berdasrkan atas ajaran tentang jalan pikiran (ratio-
cinium) dan bukti. Jalan pikiran itu baginya berupa syllogismus (silogisme), yaitu putusan
dua yang tersusun sedmikian rupa sehingga melahirkan putusan yang ketiga. Untuk dapat
menggunakan syllogismus dengan benar, seseorang harus tahu bena sifat putusan itu.
Silogisme Aristoteles, sebuah perjalanan logika deduktif yang amat panjang sejak 2500 tahun
yang silam, sejak Aristoteles dilahirkan di Stagira 384 SM. Namun, logika ini akan tetap
aktual dalam perjalanan manusia mencari makna diri di alam semesta ini, bahkan
sesungguhnya silogisme Aristoteleslah yang mendasari prinsip-prinsip Antropik
Kosmos (Cosmic Anthropic Principles). Konsep silogisme Aristoteles adalah konsep dasar
tatkala kesadaran manusia harus menapak awal melihat fenomena alam semesta dan mulai
menganalisa keajaiban kehidupan bumi, kemudian manusia menyadari bahwa dirinya sendiri
akan menjadi tiada seperti spesies makhluk hidup lainnya, mortal.
Silogisme Aristoteles lebih mudah difahami dari persamaan matematika berikut :
jika A = B dan B = C maka A = C
A B C
Jika dikaitkan dengan silogisme Aristoteles diatas, maka inilah pertanyaan-pertanyaan abadi
tentang kesadaran manusia :
1. ika kita harus berkata bahwa kesadaran manusia itu lahir dari kegelapan goa goa awal
peradaban manusia, maka adalah logis jika suatu hari kelak kita akan lahir kembali
dalam kondisi yang sama, kegelapan di goa awal peradaban. Dalam bentuk silogisme
Aristoteles A = B = C.
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 11
2. 100.000 tahun lalu, dimana kesadaran semesta itu berada? Apakah masih berevolusi
dalam diri dalam spesies Homo Erectus?
3. 10.000 tahun lalu, peradaban manusia lantas muncul dan sampai saat ini, apakah yang
sebenarnya terjadi pada 200 milyar sel syaraf spesies manusia? Angka 10,000 tahun
adalah tidak sebanding dengan 3 juta tahun atau 4.5 milyar tahun yang silam untuk
menyatakan bahwa kesadaran manusia itu baru memulai evolusi. Angka 10,000 tahun
lebih tepat kita lihat sebagai fenomena revolusi kesadaran semesta dari munculnya
kesadaran manusia.
4. Sederhananya bandingkan 200 milyar sel syaraf manusia itu dengan sebuah
transformator listrik. Jika input transformator adalah fungsi tegangan/arus/frekwensi
listrik A maka outputnya adalah fungsi tegangan/arus/frekwensi B. Sedangkan input
dari 200 milyar sel-syaraf kita adalah suatu 'Dimensi Kesadaran Semesta' yang
memang kekal eksistensinya melihat 'Masa Depan Semesta' sebagai ouputnya. Fungsi
kesadaran manusia adalah untuk melihat Masa Depan Semesta sambil 'bermain-main'
di Bumi ini, tetapi bukan untuk mengeksekusi Semesta Kosmos sejauh 13.7 milyar
tahun cahaya.
5. Kita bertemu di bumi berbangsa-bangsa berbeda bahasa adalah untuk memahami
bahwa Bumi tinggal Satu untuk kelak menghadap Sang Pencipta. Pada akhirnya
manusia akan faham bahwa Logika Hari Kiamat adalah realitas indahnya Keabadian
Kesadaran Semesta, betapapun perbedaan kita dalam bermimpi tentang makna
keabadian.
Fungsi Kesadaran
Semesta >>
200 milyar sel-syaraf
manusia
>> Fungsi Masa Depan
Semesta
Fungsi (V,I,f,A) >> transformator listrik >> Fungsi (V,I,f,B)
Tatkala kesadaran manusia harus muncul dan tumbuh, maka mulailah kita mencari asal
muasal kesadaran itu muncul. Kesadaran kita akan selalu mengarah kepada penyederhanan
dan penyederhanaan dari kompleksitas observasi seorang manusia seperti Aristoteles.
Solusinya adalah membuat sistematika yang logis dengan cara membuat klasifikasi, inilah
cara berfikir logis sang jenius Aristoteles tanpa mikroskop dan tanpa teleskop disampingnya.
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 12
Kita membayangkan pribadi pribadi pengamat kosmos seperti Plato, Socrates, atau
Aristoteles yang harus berfikir tentang alam semesta tanpa penemuan dasar seperti
mikroskop, teleskop, atau mesin cetak Gutenberg, maka hasilnya berupa istilah klasifikasi
orisinal mereka seperti analytica, dialectica, physica, matematica , scientifica, etica, politica,
medica adalah penemuan luar biasa. Lucunya saat kini kita seolah kembali ke cara berfikir
ala Aristoteles dimana pada saat ini fitrah manusia millennium mengalami ‘kebuntuan
kosmologi’ dalam menyimpulkan angka 13,700,000,000 tahun cahaya. Lantas apa maknanya
silogisme Aristoteles 2500 tahun silam dan prinsip antropika millennium dalam memandang
kosmos. Jangan jangan Aristoteles-lah yang benar bahwa bumi adalah pusat alam semesta,
dan paling tidak kesadaran manusia di bumi adalah satu satunya kesadaran yang pernah
ditemukan di alam semesta, jadi barangkali bumi-lah pusat kesadaran kosmos semesta.
Karena Sang Pengamat Kosmos cuma Satu adanya di Bumi, Sang Manusia. Quo Vadis
Aristoteles.
Oleh karena itu, logika dapat dimengerti sebagai kerangka atau peralatan teknis yang
diperlukan manusia agar penalarannya berjalan dengan tepat. Dasar logika Aristoteles adalah
uraian keputusan yang kita temukan dalam bahasa (“the analysis of judgement as found and
expressed in human language”). Dalam bahasa moderen, logika Aristoteles dapat dikatakan
menggabungkan unsur empiris-induktif dan rasional-deduktif.
D. Filsafat Pengetahuan
Filsafat tentang logika diatas menjadi dasar filsafat pengetahuan. Selain berjasa dalam
membangun logika, Aristoteles juga berjasa dalam usahanya untuk menggambarkan
tahbapan-tahapan kemajuan pengetahuan manusia. Menurutnya, pengetahuan dimulai dengan
tahapan inderawi yang selalu partikular. Tahapan pengetahuan selanjutnya adalah abstraksi
menuju pengetahuan akal budi yangbercirikan universal.
Dalam hal ini, filsafat pengetahuan Aristoteles merupakan kebalikan dari filsafat pengetahuan
Plato. Dasar filsafat pegetahuan Aristoteles bukanlah intuisi, tetapi abstraksi. Oleh karena itu,
benar bila dikatakan bahwa Aristoteles tidak selalu sepaham dengan gurunya sendiri, Plato,
bahkan mungkin bertentangan.
E. Filsafat Metafisika
Menurut Aristoteles, Nous atau akal budi merupakan bagian yang paling mulia dalam
diri manusia. Oleh karena itu, dalam ajaran Aristoteles, unsur-unsur filsafat ke-Tuhanan
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 13
bertitik pangkal dariuraian kemampuan akal budi manusia itu. Dalam hal ini Aristoteles
mencari dasar uraiannya dalam pengamatan inderawi di dunia yang berubah-ubah. Dia
mengamati gerak, dan sampai kepada kesimpulan bahwa ada penggerak. Ia kemudian juga
menyimpulkan bahwa ada “yang menggerakkan tanpa digerakkan sendiri”.
Jalan pikiran Aristoteles itu diterapkan oleh Thomas Aquinas dalam “panca marga” (quinque
viae) guna menyatakan adanya Tuhan berdasarkan pengalaman dan penalaran filosofis.
F. Pengaruh Pemikirannya
Pengaruh Aristoteles terhadap cara berpikir Barat di belakang harisungguh mendalam.
Di zaman dulu dan zaman pertengahan, hasil karyanyaditerjemahkan ke dalam bahasa-bahasa
Latin, Arab, Itali, Perancis,Ibrani, Jerman dan Inggris. Penulis-penulis Yunani yang
munculkemudian, begitu pula filosof-filosof Byzantium mempelajari karyanyadan menaruh
kekaguman yang sangat. Perlu juga dicatat, buahpikirannya banyak membawa pengaruh pada
filosof Islam dan berabad-abad lamanya tulisan-tulisannya mendominir cara berpikir
Barat. IbnuRusyd (Averroes), mungkin filosof Arab yang paling terkemuka,
mencobamerumuskan suatu perpaduan antara Teologi Islam dengan
rasionalisme Aristoteles. Maimomides, pemikir paling terkemukaYahudi abad tengah
berhasil mencapai sintesa dengan Yudaisme. Tetapi,hasil kerja paling gemilang dari
perbuatan macam itu adalah SummaTheologia-nya cendikiawan Nasrani St. Thomas
Aquinas. Di luar daftarini masih sangat banyak kaum cerdik pandai abad tengah
yangterpengaruh demikian dalamnya oleh pikiran Aristoteles.
Kekaguman orang kepada Aristoteles menjadi begitu melonjak di akhirabad tengah tatkala
keadaan sudah mengarah pada penyembahan berhala.Dalam keadaan itu tulisan-tulisan
Aristoteles lebih merupakan semacambungkus intelek yang jitu tempat mempertanyakan
problem lebih lanjutdaripada semacam lampu penerang jalan. Aristoteles yang gemarmeneliti
dan memikirkan ihwal dirinya tak salah lagi kurang sepakatdengan sanjungan membabi buta
dari generasi berikutnya terhadap tulisan-tulisannya.
Beberapa ide Aristoteles kelihatan reaksioner diukur dengan kacamatasekarang. Misalnya,
dia mendukung perbudakan karena dianggapnyasejalan dengan garis hukum alam. Dia
percaya kerendahan martabatwanita ketimbang laki-laki. Kedua ide ini--tentu saja-–
mencerminkanpandangan yang berlaku pada zaman itu. Tetapi, tak kurang pulabanyaknya
buah pikiran Aristoteles yang mencengangkan modernnya,misalnya kalimatnya,
“Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan
kejahatan,” dan kalimat “Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalamseni memerintah
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 14
manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperiumtergantung pada pendidikan anak-anak
mudanya.” (Tentu saja, waktu itubelum ada sekolah seperti yang kita kenal sekarang).
Di abad-abad belakangan, pengaruh dan reputasi Aristoteles telahmerosot bukan alang
kepalang. Namun, ada yang berpikir bahwa pengaruhnya sudah begitu menyerap dan
berlangsung begitu lama sehingga saya menyesal tidak bisa menempatkannya lebih tinggi
dari tingkat urutan seperti sekarang ini. Tingkat urutannya sekarang ini terutama akibat
amatpentingnya ketiga belas orang yang mendahuluinya dalam urutan.
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian pada paragraf-paragraf diatas, dapat disimpulkan bahwa Aristoteles mempunyai
dasar-dasar ajaran tentang filsafat yang kemudian banyak berkembang di Barat. Meskipun
demikian, ada juga cendekiawan muslim yang terpengaruh oleh pemikiran filsafatnya.
Dalam filsafatnya, Aristoteles bertitik tolak dari apa yang dia amati dalam hidup manusia dan
hidup masyarakat. Dari praksis nyata dan data-data, dia kemudian menyimpulkan menjadi
suatu theoria yang meliputi segala data pengamatan itu.
Karya Aristoteles yang cukup banyak mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan. Selain
mengajarkan tentang filsafat logika, filsafat pengetahuan, dan filsafat metafisika, Aristoteles
juga mengajarkan filsafat etika, filsafat negara, filsafat manusia dan sebagainya. Hal ini
menunjukkan bahwa Aristoteles merupakan tokoh yang luas ilmu pengetahuannya dan
merupakan ilmuwan yang pantas mendapatkan acungan jempol.
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Bambrough, Renford, Ed. The Philosophy of Aristotle, New York : New American Library, 1963.
Brill’s., E.J. , First Encyclopaedia of Islam 1913-1936, Vol. I, Leiden : E.J. Brill, 1993.
Durant, Will Ross, The Story of Philosphy, New York : Pocket Books, 1953.
Hart, Michael H, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, Terjemahan Mahbub Djunaidi, Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1983.
Rapar, J.H., Filsafat Politik Aristoteles, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1993.
Safra, Jacop E., The New Encyclopaedia Britannica, Vol. I, Edisi ke 15, Chicago : Encyclopaedia Britannica Inc, 2005.
Kaptain, Justin D., ed., The Pocket Aristotle, New York : Pocket Books, 1958
Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, Jakarta : Rineka Cipta, 2005.
Sutrisno, Mudji dan Hardiman, Budi, Ed., Para Filsuf Penentu Gerak Zaman, Yogyakarta : Kanisius, 1992.
Dosen: Dr. H. Virgana, MA Page 17