VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 1
SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Latar Muhammad Arief, Ir, MSc
Dosen FKM, Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Univ Esa Unggul
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 2
I. PENDAHULUAN Perancangan sistIm ventilasi dengan pengenceran udara didasarkan pada hipotesis bahwa konsentrasi polutan adalah sama di seluruh ruang yang bersangkutan. Jika Anda menganggap bahwa udara yang disuplai ke dalam ruang tersebut bebas dari polutan dan bahwa pada waktu awal konsentrasi dalam ruang adalah nol, anda perlu mengetahui dua fakta untuk menghitung laju diperlukan ventilasi: jumlah dari bahan pencemar yang dihasilkan dalam ruang dan tingkat konsentrasi lingkungan yang dicari (yang diduga akan sama di seluruh area). Ventilasi oleh pengenceran memiliki tujuan pencampuran udara yang diperkenalkan di dalam ruang, sehingga konsentrasi polutan yang diberikan akan sama Untuk mencapai hal ini campuran udara yang sama disuplai dari langit-langit sebagai aliran pada kecepatan relatif tinggi, dan aliran ini menghasilkan sirkulasi udara yang kuat. Udara ini kemudian bercampur dengan mengalair secara perlahan-lahan ke bawah, dan menciptakan turbulensi. Sebagai akibatnya, hasil proses ini dalam ruang dan udara baru yang disuplai, menghasilkan arus udara internal. Diprediksi arus aliran ini, pada umumnya membutuhkan dosis penyuplaian yang besar (gambar , 4.1). Ketika di ruang yang diberikan ada sumber-sumber penting dari panas, pergerakan udara yang sebagian besar akan dikondisikan oleh arus konveksi yang disebabkan perbedaan densitas antara padat, udara dingin dan ringan, udara hangat. Dalam ruang semacam ini, perancang distribusi udara tidak boleh gagal untuk diingat keberadaan sumber panas, atau gerakan udara dapat berubah menjadi sangat berbeda dari satu yang diprediksi. Adanya kontaminasi kimia, di sisi lain, tidak mengubah secara terukur kepadatan udara. Sementara dalam keadaan murni polutan mungkin memiliki kepadatan yang sangat berbeda dari udara (biasanya jauh lebih besar), mengingat, konsentrasi nyata yang ada di tempat kerja, campuran udara dan polutan tidak memiliki kepadatan signifikan berbeda dari densitas udara murni. Selain itu, harus ditunjukkan bahwa salah satu kesalahan paling umum yang dibuat dalam menerapkan jenis ini adalah menyediakan ruang ventilasi hanya dengan extractors udara, tanpa pemikiran yang memadai diberikan kepada intake udara. Dalam kasus ini, efektivitas ventilator ekstraksi berkurang dan, oleh karena itu, kurs aktual ekstraksi udara jauh lebih sedikit dari yang direncanakan. Hasilnya adalah konsentrasi ambien polutan yang lebih besar dalam ruang yang diberikan daripada yang awalnya dihitung. Untuk menghindari masalah ini beberapa pemikiran harus diberikan kepada bagaimana udara akan dimasukkan ke dalam ruang. Kursus yang disarankan tindakan adalah dengan menggunakan ventilator immission serta ventilator ekstraksi. Biasanya, laju ekstraksi harus lebih besar dari tingkat immission untuk memungkinkan untuk infiltrasi melalui jendela dan bukaan lainnya. Selain itu, disarankan untuk menjaga ruang di bawah tekanan sedikit negatif untuk mencegah kontaminasi yang dihasilkan dari hanyut ke daerah-daerah yang tidak terkontaminasi. II. PRINSIP PENGENCERAN UDARA Untuk mempertahankan kosentari udara pada ventilasi pengenceran udara, yang sifat kosentrasinya konstan yang terjadinya adanya keseimbangan antara udara tersuplay dengan besarnya udara yang terkontaminan, maka persamaan tersebut akan terbentuk sebagai berikut :
2.1. Persamaan Pengenceran Udara
Tingkat akumulasi = tingkat generatioan - tingkat penghapusan Atau, dalam persamaan,
VdC = G.dt – Q’.C.dt ------------------- (4.1)
dimana :
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 3
V = volume ruang G = generation rate Q’ = efektif volumetric, flow rate C = kosentrasi gas atau uap t = waktu
untuk : dC = 0, maka ----- G.dt = Q’.C.dt, dari persamaan integrasi dapat ditulis,
∫
∫
Untuk kosentrasi (C) konstan, dan generation rate (G), dideferensialkan sebagai berikut ,
G(t2 - t1) = Q’.C (t2 - t1)
Q’=
----------------- (4.2)
Dalam hal apapun, penggunaan rumus di atas membutuhkan pengetahuan yang cukup dan tepat untuk menentukkan nilai-nilai dan K yang harus digunakan,
Q’ =
----------------------- ( 4.3)
dimana ,
Q’ = efektif laju alir, cfm Q = aktual vintilation rate, cfm K = faktor keamanan (K = 1- 10)
Dari persamaan 4.2,dapat ditulis persamaan sbagai berikut ;
Q = (
) K ------------------------- . (4.4)
Kosenderasi K factor,di mana dan memiliki makna : 1. Sebuah nilai K antara 1 dan 10 (gambar, 4.1) harus dipilih sebagai fungsi dari kemanjuran
campuran udara di ruang yang diberikan, dari toksisitas pelarut (semakin kecil, semakin besar nilai K akan), dan setiap keadaan lain yang dianggap relevan oleh American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH), antara lain, mengutip lamanya proses, siklus dari operasi dan lokasi yang biasa para pekerja sehubungan dengan sumber-sumber emisi polutan, jumlah sumber-sumber dan lokasi mereka di ruang diberikan, musiman perubahan jumlah ventilasi alami dan pengurangan diantisipasi dalam keberhasilan fungsional dari peralatan ventilasi sebagai kriteria menentukan lain.
2. Jumlah polutan yang dihasilkan mungkin cukup sering diperkirakan dengan jumlah bahan tertentu yang dikonsumsi dalam proses yang menghasilkan polutan. Jadi, dalam kasus pelarut, jumlah yang digunakan akan menjadi indikasi yang baik dari jumlah maksimum yang dapat ditemukan di lingkungan.
3. Sebagaimana ditunjukkan di atas, nilai K harus ditentukan sebagai fungsi dari kemanjuran campuran udara di ruang yang diberikan. Nilai ini akan, oleh karena itu, lebih kecil berbanding lurus dengan seberapa baik estimasi adalah menemukan konsentrasi polutan yang sama pada setiap titik dalam ruang yang diberikan. Hal ini, pada gilirannya, akan tergantung pada
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 4
bagaimana udara didistribusikan dalam ruang yang sedang ventilasi.
4. Menurut kriteria ini, nilai minimum K harus digunakan bila udara disuntikkan ke ruang dalam mode didistribusikan (dengan menggunakan sidang pleno, misalnya), dan ketika injeksi dan ekstraksi udara di ujung berlawanan dari ruang yang diberikan.
5. Toxit solvent ;
Rendah : TLV > 500 ppm
Sedang : TLV 100 = 500 ppm
Tinggi : TLV < 100 ppm 2.2. Menghitung Kosentrasi Pengenceran Udara. Konsentrasi gas atau uap pada kondisi mapan dapat dinyatakan oleh persamaan material sebagai berikut,
Q’ =
Untuk perhitungan konsentrasi awal tidak nol, (ACGIH -1992). Biasanya udara yang akan diinjeksikan ke dalam suatu ruang untuk mengencerkan kontaminan tidak sepenuhnya kontaminan tersebut dihilangkan, untuk diketahui bahwa jumlah polutan bervariasi . Besarnya kosentrasi gas, atau uap yang diperkenakan dalan suatu ruang harus sesuai dengan peraturan atau, norma, yang berunjuk pada rekomendasi teknis (i) Nilai Ambang Batas (NAB – Permenakertrans No.PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011, tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di tempat kerja), atau (TLV- American Conference of Governmental Industrial Hygienists - ACGIH) Perhitungan kosentasi pengenceran udara dihitung dengan rumus, sebagai berikut
G = 403 x SG x ER
MW dimana ;
G = generation rate SG = berat jenis ER = tingkat emisi, dalam liter/menit MW = berat melekul C = kosentari gas atau uap, dalam ppm atau bds 403 = nilai yang ditetapkan, cairan gas STP
Untuk, Q’ =
Q’ = 403 x 106 x SG x ER --------------------- (4.5)
MW x C
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 5
Sumber, ACGIH, 1992
Gambar.4.1 K, factor untuk menentukan letak lokasi inlet dan exhaust
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 6
Contoh Masalah-1 : Methyl Chlorofom berevaporasi dari tangki pada tingkat 1,5 per 60 menit. Temukan aliran udara ; Q’ efektif aliran udara dan aktual ventilation rate Q yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat pemaparan di bawah TLV/NAB?. Solusi:
Q’ = 403 x 106 x SG x ER
MW x C TLV = 350 ppm, (ACGIH) SG = 1,32 , MW = 133,4, K - diasumsikan ( K = 5) Mengingat tingkat emisi : ER = 1,5/60 liter /menit, maka efektif laju aliran udara (Q’), adalah sebagai berikut :
Q' = (403)(10 6 )(1,32)(1,5/60) = 285 cfm (133,4)(350)
Untuk aktual ventilasi rate (Q), adalah,------------- Q = Q' K *
Q = (285)(5)
= 1425 cfm
Dari kasus diatas maka besar aliran udara untuk setiap menit disuplay sebesar 1425 cubik udara
kedalam ruang untuk mempertahan tingkat pemparan (TLV 350 ppm), sehinga penghuni tidak
menerimah dampak kesehatan .
Contoh Masalah- 2 : Metil Klorida menguap dari tangki pada tingkat 0,24 cfm. Tentukan besarnya aliran udara (Q ) yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat pemaparan di bawah 50 bds. bds= bagian dalam sejuta (bagian uap atau gas perjuta volume dari udara yang terkontaminan) Penyelesaian ,
Q '= (403 * 10 6 * SG * ER)
(MW * C)
Actual flow rate Q = Q' * K * ,
dimana , Q’ = efektif laju alir, cfm Q = aktual vintilation rate, cfm K = faktor keamanan (K = 1- 10) SG = berat jenis ER = tingkat emisi, dalam liter/menit MW = berat melekul C = kosentari gas atau uap, dalam ppm atau bds
Untuk Metil Klorida, no.Gas ; Metil Klorida (74-87-3) Dampak, gannguan sistim saraf pusat, kerusakan di hati dan ginjal, kerusakan di saluran tentis,efek teratogenik NAB = 50 bds (NAB Permennakertrans No.Per13./MEN/X/2011 tahun 2011)
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 7
MW = berat melekul = 50,49 SG = berat jenis =1,785 Mengingat: ER = 0,24 cfm = 0,24 * 59,85 liter / menit = 14,36 liter / min Q '= (403 * 10
6 * 1,785 * 14,36) / (50,49 * 50) = 4,092 * 10
6 cfm
K- diamsusikan sebesar 5 Q = 4,092 * 10
6 * 5 =20,46 * 10
6 cfm
2.3. Perubahan Kosentrasi Kontaminan Kosentrasi kontaminan lihat grafik gambar, 4.2 dengan selang waktu t1 ke t2 (t1 = awal waktu, dalam menit, t2 = waktu akhir, dalam menit) terjadi perubahan kosentasi C1 ke C2 ( C2 = akhir konsentrasi dalam ppm , C1= awal konsentrasi dalam ppm) dihitung secara deferensial sebagai berikut :
Mengatur kembali persyaratan dan diintegrasikan dari waktu t1 ke t2 dan kosentrasi C1 ke C2 , didapatkan persamaan dibawah ini :
[
]
( )
. ------ (4.6)
Gambar. 4.2
Untuk menghitung total waktu untuk mencapai tingkat konsentrasi tertentu yang diberikan oleh atau t =t2
– t1, dilihat persamaan 4.7
[ (
)] ( )
Untuk C 1= 0, persamaan 4.7,menjadi persamaan 4.8
[ (
)] ( )
Untuk selang waktu t2 – t1, atau t dan C1 = 0, maka kosentrasi pada titik C2, dihitung dengan persamaan 4.9, sebgai berikut :
[ (
)]
---------------- (4.9)
C2, adalah penumpukan konsentrasi dalam ppm atau parts/10
6 (misalnya jika ppm y, gunakan y/10
6)
Untuk nilai-nilai faktor K, digunakan persamaan selang waktu t2 – t1= t, persamaan 4.10
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 8
Δt = K * (V / Q) * ln [G / {G – (Q / K) * C 2 }] ------------. (4.10.a) Atau,
(
) --------------- (4.10,b)
Contoh Masalah-3 Methyl Chlorofom menguap pada kosentrasi dengan kondisi,ditentukan sebagai berikut ;
K = 3 adalah faktor untuk pencampuran tidak lengkap, V =100.000 ft
3 adalah volume di kaki
Q’= 2.000 cfm adalah efektif laju alir G = 1,2 cfm adalah tingkat generasi rate C1= 0 adalah awal konsentrasi C2 = adalah penumpukan konsentrasi dalam 200 bds atau 200/10
6
Penyelesaian,
[ (
)]
[ (
)]
Untuk selang waktu t2 – t1= t = 60 menit kosentrasi ?
[
(
)]
Contoh Masalah – 4 : Konsentrasi awal adalah nol di ruang volume 4.500 m
3.. Sebuah sumber toluena dioperasikan selama
setengah jam dengan laju aliran udara 1,0 cfm. Temukan laju alir sehingga konsentrasi tidak melebihi NAB= 50 bds. Gunakan rasio pencampuran dari 4. Penyelesaian , Untuk awal konsentrasi awal nol, selama setengah jam atau 30 menit, dihitung sebagai berikut ,
Δt = K * (V / Q) * ln [G / {G – (Q / K) * C 2 }]
Dimana K - adalah faktor untuk pencampuran tidak lengkap, V - adalah volume di kaki ³atau ft³, Q - adalah laju alir aktual di cfm, G - adalah tingkat generasi di cfm C2 - adalah penumpukan konsentrasi dalam ppm atau parts/10
6 (misalnya jika ppm y, gunakan
y/10 6)
Juga, G diberikan oleh
G = (403 * 10 6 * SG * ER) / (MW * C 2 )
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 9
Untuk toluena, Dampak iritasi pada kulit berat jenis ---- SG = 0,866, bearat molekul ------ MW = 92,13 NAB = 50 bds (NAB Permennakertrans No.Per13./MEN/X/2011 tahun 2011) Mengingat:- V = 4500 m³ = 158916 ft³
C 2 = 50 bds, ER = 1 cfm = 59,85 liter / min K = 4 Δt = 30 menit
G = (403 * 10
6 * 0.866 * 59.85) / (92.13 * 500)
= 4,534 * 10 6 cfm
Oleh karena itu,
Δt = K * (V / Q) * ln [G / {G – (Q / K) * C 2 }]
30 = 4 * (158916 / Q) * ln [ 4,534 * 10 6 / { 4,534 * 10
6 – (Q / 4) * 50 ) } ]
30 =635664/Q * ln [ 4,534 * 10 6 / (4,534 * 10
6 – 1,25 Q * 10
-5 )
Q - trial and error 2.4.. Rate Purging (lihat gambar 4.3) Untuk kasus ini, tingkat generasi kontaminan G = 0
VdC = -Q’Cdt dC/ C = (-Q’/V)dt
Integratsi waktu t1ke t2 , dan kosentrasi C1 ke C2 , Persamaan menjadi
ln(C2 / C1) = -Q’/V(t2-t1).. t2 - t1 = -(V/Q’) ln(C2 / C1) ----------- (4.11)
Gambar.4.3
Untuk waktu t1=0 , maka
t2 = -(V/Q’) ln(C2 / C1) = -(V/Q’) ln(C1 / C2) Q’= Q/K t2 = K(V/Q) ln(C1 / C2 ) ---------------------- (4.12)
dimana t2 = waktu, minit C1 dan C2,, adalah awal dan akhir kosentrasi dalam ppm
Contoh Masalah – 5 : Hitunglah waktu yang dibutuhkan untuk pemurnian yang aman, untuk memasuki sebuah ruangan dengan volume 750 ft
3 . Konsentrasi kontaminan awal 2500 bds. Laju alir aktual ventilasi sebesar 500 cfm.
Menggunakannya factor K=i 2. Konsentrasi yang aman untuk kontaminan adalah 150 bds.
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 10
Solusi:
Waktu yang dibutukhan untuk pemurnian atau pembersihan, dalam menit dihitung dengan rumus persamaan (4.12) sebagai berikut :
t = K * (V / Q) * ln (C 1 / C 2 )
Mengingat , C 1 dan C 2 adalah awal dan akhir konsentrasi dalam bds K = 2, V = 750 ft ³,
Q = 500 cfm,
C 1 = 2500 ppm,
C 2 = 150 ppm.
t = 2 * (750 / 500) * ln (2500/150)
= 8,44 menit
maka waktu yang diizinkan untuk membersikan ruang tersebut dalam selang waktu 8,44 menit.
Ulangi masalah di atas untuk ruang dengan volume 200 m
3.
Solusi:
t = K * (V / Q) * ln (C 1 / C 2 ) Mengingat: - K = 2, V = 200 m³ = 7.062,93 ft ³, Q = 500 cfm, C 1 = 2500 bds, C 2 = 150 bds.
t = 2 * (7062.93 / 500) * ln (2500 / 150) = 79.48 min
Ulangi masalah di atas untuk konsentrasi awal 900 bds. Komentar pada hasil Anda. Solusi: t = K * (V / Q) * ln (C 1 / C 2 ) Mengingat: - K = 2, V = 200 m³ = 7.062,93 ft ³, Q = 500 cfm, C 1 = 900 bds, C 2 = 150 bds. t = 2 * (7062.93 / 500) * ln (900 / 150) = 50.62 min
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 11
III. NILAI AMBANG BATAS CAMPURAN – DAMPAK KESEHATAN Apabila terdapat lebih dari satu bahan kimia berbahaya yang bereaksi terhadap sistim atau organ yang sama, di suatu lingkungan kerja, maka kombinasi pengaruhnya perlu diperhatikan, efek gabungan mereka dikenal sebagai efek aditif harus diberikan pertimbangan utama. Nilai Ambang Batas (NAB) campuran dari bahan kimia tersebut, dapat diketahui dengan menghitung dari jumlah perbandingan diantara kadar Nilai Ambang Batas (NAB) masing- masing dengan rumus- rumus sebagai berikut :
(C1/TLV1) + (C2/TLV2) +……… (Cn/TLVn) > 1
atau, (C1/NAB1) + (C2/NAB2) +……… (Cn/NABn) > 1 ------------- (4.13)
Kalu jumlahnya lebih dari 1 (satu), berarti Nilai Ambang Batas Campuran dilampaui, atau dengan perkataan lain Nilai Ambang Batas Campuran dari hasil rumus lebih besar dari 1 (satu). a. Efek saling menambah Keadaan umum, (Permennakertrans Nomor PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011, tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja) (C1/NAB1) + (C2/NAB2) +……… (Cn/NABn) > 1 Contoh 1.a Udara mengandung 400 bds Aseton (NAB=750 bds), 150 bds Butil asetat sekunder (NAB=200 bds), dan 100 bds Metil etil keton (NAB=200 bds).
(C1/NAB1) + (C2/NAB2) +……… (Cn/NABn) > 1 = (400/750) + (150/200) + (100/200)
= 0,53 + 0,75 + 0,5 = 1,78 =(> 1, maka terlampaui) Dengan demikian kadar bahan kimia campuran tersebut diatas telah melampaui NAB campuran, karena hasil dari rumus lebih besar dari 1 (satu). b. Kasus Khusus
Yang dimaksudkan dengan kasus khusus, yaitu sumber kontaminan adalah suatu zat cair dan komposisi bahan-bahan kimia diudara dianggap sama degan komposisi campuran diketahui dalam % (persen) berat, sdangkan NAB campuran dinyatakan dalam milligram per meter kubik (mg/m
3)
NABcampuran = [{1/ (fa/NABa) + (fb/NABb) + ……..(fn/NABn)}]
Contoh 1.b Zat cair mengandung 50 % heptan (NAB= 400 bds atau 1640 mg/m
3), 30 % metil kloroform (NAB=350
bds atau 1910 mg/m3), 20 % perkloroetelin (NAB= 25 bds atau 170 mg/m
3).
NABcampuran = [{1/ (0,5/1640) + (0,3/1910) + (0,2/170)}]
= [{1/ (0,00030) + (0,00016) + (0,00018)}] ={1/ (0,00164)} = 610 mg/m
3
50 % atau (610)(0,5) mg/m
3 = 305 mg/m
3 heptan = 73 bds
30 % atau (610)(0,3) mg/m3 = 183 mg/m
3 metil kloroform = 33 bds
20 % atau (610)(0,2) mg/m3 = 122 mg/m
3 Perkloroetelin = 18 bds
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 12
NABcampuran ; 73 + 33 + 18 = 124 bds atau 610 mg/m3 .
c. Berefek sendiri-sendiri
NABcampuran (C1/NAB1 = 1) : (C2/NAB2 = 1) : ……… (Cn/NABn = 1) > 1
Contoh 1.c Udara mengandung 0,15 mg/m
3 Pb (NAB = 0,15 mg/m
3) dan 0,07 mg /m
3 H2SO4 (NAB = 1 mg.m
3).
Apakah melebihi Nilai Ambang Batas untuk campuran? NAB campuran = {(0.15 / 0.15) = 1} : {(0.07 / 1) = 1} = 0,7 Dengan demikian NAB campuran belum dilampui Nilai Ambang Batas (NAB) ini akan digunkan sebagai (pedoman) rekomendasi pada praktek hygiene perusahaan dalam melakukan penatalaksanaan lingkungan kerja sebagai upaya untuk menegah dampaknya terhadap kesehatan. Dengan demikian Nilai Ambang Batas (NAB) anatara lain dapat digunakan ;
Sebagai kadar standar untuk perbandingan.
Sebagai pedoman untuk perencanaan proses produksi dan perencanaan teknolgi pengendalian system ventilasi industri terhadap bahaya-bahaya di lingkungan kerja.
Menentukan pengendalian bahan proses produksi terhadap bahan yang lebih beracun dengan bahan yang sangat beracun.
Membantu menentukkan diagnosis gangguan kesehatan, timbulnya penyakit dan hambatan-hambatan efesiensi kerja akibat faktor kimiawi dengan bantuan pemeriksaan biologik
3.1 VENTILASI PENGENCERAN UDARA UNTUK LEDAKAN BAHAYA KEBAKARAN DAN
LEDAKAN Dari persamaan 4.5 dimodifasikan untuk mencairkan sejumlah udara dibawah batas ledakan lebih rendah LEL, ditulis dengan persamaan berikut :
Q = (403 * 100 * sp.gr * ER*Sf) , --------------------- (4.14)
(MW * LEL * B) dimana
Q = laju alir actual, cfm ER = tingkat emisi dalam liter / menit, MW = adalah berat molekul, LEL = (lower explosive limit) adalah batas ledakan lebih rendah dalam%, B = adalah konstanta, B=1 untuk upto suhu 250 F, B=0,7 untuk F.> suhu 250F Sf = factor keselamatan/safety factor, adalah 10
Masalah: Hitung pengenceran ventilasi untuk ledakan bahaya kebakaran 350
0F untuk 60 menit, untuk 2 liter
xylene di berikan : LEL = 1%; MW = 106; B = 0,7; sp.gr. = 0,88 ; Sf= 10 . Solusi:
Q = (403 * 100 * sp.gr * ER* Sf)
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 13
(MW * LEL * B) Q = (403)(100)( 0.88)(2/60)(10) = 159 cfm
(106)(1)(0.7) 70
0F – 350
0F (kondisi operasi)
(cfmSTP) = Q QA = (cfmSTP)(ratio of absolute temperature) = (cfmSTP) {(460F+350F)/(460F+70F)} = 159 (810/530) = 243 cfm
V. PERENCANAAN SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA Perencanaan sistim ventilasi pengenceran udara, menggunakan standard Desain ASHARE SATANDAR,
Gambar.4.8. Satndar desain sistim ventilasi pengenceran uadara, menurut ASHARE SATANDAR,
ASHARE SATANDAR, yang telah ditetapkan ,
Flowrate = 0.25 – 0.5 m/s atau (50 – 100) fpm
Flowrate difusser : (50- 100) fpm ;
Temperatur udara = 800F atau (24 – 26)
0C
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 14
Kelembaban nisbi/relative humaddity = 30 – 50 %
Ruang kerja = 4 m2/person
Flowrate (Q) = 20 cfm/person
Dimensi Diffuser (40 cm x 40 cm ) x 20 %
Standar exhaust : (20 cm x 20 cm ) x 50 %
Jam kerja : 8 jam /hari
Perbandingan Luas ruang kerja : luas lantai : 1: 4
Oksigen di ruang kerja = (15 – 20) % udara
Inhalasi manusia = 30 m3/hari atau = 44,14 ft
3/jam
Desain Indoor Air Quality
suhu dan kelembaban dalam ruangan untuk beberapa produk industri umum dan proses produksi
kondisi desain yang disarankan harus menyediakan karyawan dengan lingkungan kerja yang sehat dalam ruangan dan nyaman bersama-sama dengan kondisi yang optimal untuk proses produksi. Sayangnya hal ini jelas tidak selalu memungkinkan. Seringkali mungkin perlu untuk membuat pengaturan khusus melindungi karyawan dari lingkungan produksi.
Tabel di bawah ini dapat digunakan untuk menunjukkan kondisi desain - suhu dan kelembaban - untuk beberapa proses produksi yang umum.
Industri Proses Suhu Kelembaban relatif o
C o F
min max min max %
Abrasives Manufaktur 26 26 79 79 50
Amunisi 21 21 70 70 40
Toko roti Tepung penyimpanan
16 26 61 79 55-65
Produksi 23 26 73 79 40-70
Billiard Room 23 24 73 75 40-50
Bowling Center
Bowling gang 23 24 73 75 50- 55
Billiard kamar 23 24 73 75
Roti Tepung dan penyimpanan bubuk
21 27 70 80 60
Fermentasi 27 27 80 80 75
Perlambatan dari Adonan
0 4 32 40 85
Bukti Final 35 49 95 120 85-90
Counter aliran Pendingin
24 24 75 75 80-85
Pembuatan bir penyimpanan -2 0 29 32 50-60
Ragi budaya kamar 80
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 15
Permen Pan suplai udara 13 17 55 62 55-45
Enrobed kamar 27 29 80 85 30-25
Cooling Tunnel suplai udara
4 7 40 45 85-70
Tangan Dippers 17 17 62 62 45
Barang cetakan pendinginan
4 7 40 45 85-70
Chocolate Packing kamar
18 18 65 65 50
Cokelat selesai penyimpanan stok
18 18 65 65 50
Pusat temper kamar
24 27 75 80 35-30
Marshmallow setting ruangan
24 26 75 78 45-40
Grained marshmallow pengeringan
43 43 110 110 40
Gum pengeringan 52 66 125 150 25-15
Diampelas Gum pengeringan
38 38 100 100 25-40
Gum selesai penyimpanan stok
10 18 50 65 65
Gula pan suplai udara
29 41 85 105 30-20
Polishing pan suplai udara
21 27 70 80 50-40
Pan kamar 24 27 75 80 35-30
Pan nonpareil suplai udara
38 49 100 120 20
Hard permen pendingin udara terowongan
16 16 21 21 60 60 70 70 55-40 55-40
permen kemasan 21 21 24 24 70 70 75 75 40-35 40-35
Hard permen penyimpanan
10 10 21 21 50 50 70 70 40 40
Carmel kamar 21 21 27 27 70 70 80 80 40 40
Keramik Refractory Tahan panas
43 43 66 66 110 110 150 150 50-90 50-90
Molding kamar 27 27 27 27 80 80 80 80 60-70 60-70
Clay penyimpanan 16 16 27 27 60 60 80 80 35-65 35-65
Decalcomania produksi
24 24 27 27 75 75 80 80 50 50
Dekorasi kamar 24 24 27 27 75 75 80 80 50 50
Cereal Pengemasan 24 24 27 27 75 75 80 80 45-50 45-50
Keju Curing Keju Cheddar 7 7 13 13 45 45 55 55 85-90 85-90
Swis 16 16 16 16 60 60 60 60 80-85 80-85
Blue 9 9 10 10 48 48 50 50 95 95
Bata 16 16 18 18 60 60 65 65 90 90
Limburger 16 16 18 18 60 60 65 65 95 95
Keju Camembert 12 12 15 15 53 53 59 59 90 90
Membersihkan kamar
21 21 27 27 70 70 80 80 40-60 40-60
Penyulingan Penyimpanan 16 16 16 16 60 60 60 60 35-40 35-40
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 16
Umum Manufaktur 16 16 24 24 60 60 75 75 45-60 45-60
Aging 18 18 22 22 65 65 72 72 50-60 50-60
Penyimpanan Buah
Apel -1 -1 4 4 30 30 40 40 90 90
Aprikot -1 -1 0 0 31 31 32 32 90-95 90-95
Grapefruits (California)
14 14 16 16 58 58 60 60 85-90 85-90
Grapefruits (Florida) 10 10 10 10 50 50 50 50 85-90 85-90
Anggur (Timur) -1 -1 0 0 31 31 32 32 85 85
Anggur (Barat) -1 -1 -1 -1 30 30 31 31 90-95 90-95
Jeruk nipis 14 14 16 16 58 58 60 60 86-88 86-88
Jeruk (California) 4 4 7 7 40 40 44 44 85-90 85-90
Jeruk (Florida) 0 0 1 1 32 32 34 34 85-90 85-90
Persik dan nektarin -1 -1 -1 -1 31 31 31 31 90 90
Plum -1 -1 0 0 30 30 32 32 90-95 90-95
Buah jeruk 3 3 4 4 38 38 40 40 90-95 90-95
Bulu Penyimpanan -2 -2 4 4 28 28 39 39 25-40 25-40
Pengeringan 43 43 43 43 109 109 109 109
Permen karet Manufaktur 25 25 25 25 77 77 77 77 33 33
Rolling 20 20 20 20 68 68 68 68 63 63
Stripping 22 22 22 22 72 72 72 72 53 53
Pemecahan 23 23 23 23 74 74 74 74 47 47
Pembungkus 23 23 23 23 74 74 74 74 58 58
Rumah Sakit Operasi, Cystoscopic dan kamar fraktur
20 20 24 24 68 68 76 76 50 50
Pasien kamar 24 24 24 24 75 75 75 75 40-50 40-50
Unit perawatan intensif
24 24 24 24 75 75 75 75 40 40
Administrasi dan area layanan
21 21 27 27 70 70 80 80 30-50 30-50
Kulit Pengeringan 21 21 49 49 70 70 120 120 75 75
Penyimpanan, musim dingin suhu kamar
10 10 16 16 50 50 60 60 40-60 40-60
Lensa (optik) Sekering 24 24 24 24 75 75 75 75 45 45
Penggilingan 27 27 27 27 80 80 80 80 80 80
Perpustakaan dan Museum
Normal membaca dan melihat kamar
21 21 23 23 70 70 74 74 40-50 40-50
Langka naskah dan Vault Storage
21 21 22 22 70 70 72 72 45 45
Seni Penyimpanan Daerah
18 18 22 22 65 65 72 72 50 50
Korek api Pembuatan 22 22 23 23 72 72 74 74 50 50
Pengeringan 21 21 24 24 70 70 75 75 60 60
Penyimpanan 16 16 17 17 60 60 62 62 50-55 50-55
Daging dan ikan
Daging sapi (segar) 0 0 1 1 32 32 34 34 88-92 88-92
Daging sapi (beku) -23 -23 -18 -18 -10 -10 90-95 90-95
Ikan (segar) 1 1 2 2 33 33 35 35 90-95 90-95
Ikan (Beku) -23 -23 -18 -18 -10 -10 90-95 90-95
Domba dan Pork (Segar)
0 0 1 1 32 32 34 34 85-90 85-90
Domba dan Pork (Beku)
-23 -23 -18 -18 -10 -10 90-95 90-95
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 17
Jamur Berkeringat keluar periode
49 49 60 60 120 120 140 140
Spawn ditambahkan
16 16 24 24 60 60 75 75 100 100
Tumbuh periode 9 9 16 16 48 48 60 60 80 80
Penyimpanan 0 0 2 2 32 32 35 35 80-85 80-85
Aplikasi Paint Minyak cat penyemprotan
16 16 32 32 60 60 90 90 80 80
Pengeringan cat minyak
15 15 32 32 59 59 90 90 25-50 25-50
Sikat dan lukisan semprot
15 15 27 27 59 59 81 81 25-50 25-50
Farmasi Diproduksi bubuk penyimpanan dan daerah kemasan
24 24 24 24 75 75 75 75 35 35
Penggilingan kamar 24 24 24 24 75 75 75 75 35 35
Tablet kompresi dan pelapisan
24 24 24 24 75 75 75 75 35 35
Effervescent tablet dan bubuk
24 24 24 24 75 75 75 75 20 20
Suntik tablet 24 24 24 24 75 75 75 75 30 30
Koloid 21 21 21 21 70 70 70 70 30-50 30-50
Terperangkap tetes 27 27 27 27 80 80 80 80 40 40
Kelenjar produk 24 24 24 24 76 76 76 76 5-10 5-10
Ampul manufaktur 24 24 24 24 75 75 75 75 35-50 35-50
Gelatin Kapsul 24 24 24 24 76 76 76 76 35 35
Kapsul penyimpanan
24 24 24 24 76 76 76 76 35 35
Mikroanalisis 24 24 24 24 76 76 76 76 50 50
Biologi manufaktur 24 24 24 24 76 76 76 76 35 35
Hati ekstrak 24 24 24 24 76 76 76 76 35 35
Serums 24 24 24 24 76 76 76 76 50 50
Hewan kamar 24 24 27 27 75 75 80 80 50 50
Binatang kecil kamar
24 24 26 26 75 75 78 78 50 50
Kertas Binding, cutting, drying, folding, gluing Binding, pemotongan, pengeringan, lipat, lem
15 15 27 27 59 59 81 81 25-50 25-50
Storage of paper Penyimpanan kertas
15 15 27 27 59 59 81 81 34-45 34-45
Storage of books Penyimpanan buku
18 18 21 21 64 64 70 70 38-50 38-50
Plastik Manufacturing areas thermosetting molding compounds daerah Manufaktur thermosetting senyawa molding
27 27 27 27 80 80 80 80 25-30 25-30
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 18
Cellophane wrapping Plastik pembungkus
24 24 27 27 75 75 80 80 45-65 45-65
Fotografi Development of film Pengembangan film
21 21 24 24 70 70 75 75 60 60
Drying Pengeringan 24 24 27 27 75 75 81 81 50 50
Printing Pencetakan 21 21 21 21 70 70 70 70 70 70
Cutting Pemotongan
22 22 22 22 72 72 72 72 65 65
Kayu lapis Hot pressing, resin Hot menekan, resin
32 32 32 32 90 90 90 90 60-70 60-70
Cold pressing Dingin menekan
32 32 32 32 90 90 90 90 15-25 15-25
Pencetakan Binding Mengikat 21 21 21 21 70 70 70 70 45 45
Folding Lipat 25 25 25 25 77 77 77 77 65 65
Pressing, general Menekan, umum
24 24 24 24 75 75 75 75 60-78 60-78
Plate making Plate membuat
24 24 27 27 75 75 80 80 max 45 maks 45
Lithographic press room Litograf tekan kamar
24 24 27 27 76 76 80 80 43-47 43-47
Letterpress and web offset rooms Letterpress dan kamar web offset
21 21 27 27 70 70 80 80 50 50
Paper storage, letterpress Kertas penyimpanan, letterpress
21 21 27 27 70 70 80 80 43-47 43-47
Paper storage, multicolor sheet feed lithography Kertas penyimpanan, multicolor lembar litografi feed
24 24 27 27 76 76 80 80 50-55 50-55
Penyimpanan Bahan Baku
Nuts, insect Kacang, serangga
7 7 7 7 45 45 45 45 65-75 65-75
Nuts, rancidity Kacang, tengik
1 1 3 3 34 34 38 38 65-75 65-75
Eggs Telur -1 -1 -1 -1 30 30 30 30 85-90 85-90
Chocolate, flats Chocolate, flat
18 18 18 18 65 65 65 65 50 50
Butter Mentega -7 -7 -7 -7 20 20 20 20
Dates, figs Korma, buah ara
4 4 7 7 40 40 45 45 75-65 75-65
Corn Syrup Sirup Jagung
90-100 90-100
Liquid sugar Gula cair
24 24 27 27 75 75 80 80 60-50 60-50
Barang karet dicelup
Cementing Penyemenan
27 27 27 27 80 80 80 80 25-30 25-30
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 19
Dipping surgical articles Dipping artikel bedah
24 24 32 32 75 75 90 90 25-30 25-30
Storage prior to manufacture Penyimpanan sebelum pembuatan
16 16 24 24 60 60 75 75 40-50 40-50
Laboratory, ASTM standard Laboratorium, ASTM standar
24 24 24 24 75 75 75 75 50-55 50-55
Textile Tekstil Cotton, carding Katun, carding
24 24 27 27 75 75 81 81 50 50
Cotton, spinning Katun, berputar
15 15 27 27 59 59 81 81 60-70 60-70
Cotton, weaving Katun, tenun
20 20 24 24 68 68 75 75 70-80 70-80
Nylon, production Nylon, produksi
27 27 27 27 81 81 81 81 50-60 50-60
Rayon, spinning Rayon, berputar
21 21 21 21 70 70 70 70 85 85
Rayon, twisting Rayon, memutar
21 21 21 21 70 70 70 70 65 65
Silk, spinning Sutra, pemintalan
24 24 27 27 75 75 81 81 65-70 65-70
Silk, weaving Sutra, tenun
24 24 27 27 75 75 81 81 60-70 60-70
Wol, carding 24 24 27 27 75 75 81 81 65-70 65-70
Wol, berputar 24 24 27 27 75 75 81 81 55-60 55-60
Wol, tenun 24 27 75 81 50-55
Tembakau Cerutu dan rokok membuat
21 24 70 75 55-65
Pelembutan 32 32 90 90 85
Stemming dan strigging
24 30 75 86 70
Filler tembakau casing pengkondisian
24 24 75 75 75
Filler tembakau penyimpanan dan persiapan
26 26 78 78 70
Wrapper tembakau penyimpanan dan pengkondisian
24 24 75 75 75
VENTILASI INDUSTRI SISTIM VENTILASI PENGENCERAN UDARA
Halaman ………… 20
DAFTAR PUSTAKA
ACGIH 1995,
Industrial Ventilation a manual of recommended practice. 22 ed. 5,. ACGIH Industri Ventilasi manual
praktek yang disarankan. 22 ed. ACGIH; 1995.
Agency USEP National Center for Environmental Assessment Office of Research and Development. Washington,
DC: US 1997,
Environmental Protection Agency; 1997. 13
Elskamp CJ. OSHA 1980,
Sampling and Analytical Methods, Method no: 12, September 1979, August 1980, Revised, Organic
Methods Evaluation Branch OSHA Analytical Laboratory.
NIOSH, Occupational Diseases – 1977,
A Guide to their Recognition, in Publication No 77-181. 1977. 2,.
Williams PR, Knutsen JS, Atkinson C, Madl AK, Paustenbach DJ. 3. Williams PR, JS Knutsen, C Atkinson, AK
Madl, Paustenbach DJ. 2007
Airborne concentrations of benzene associated with the historical use of some formulations of liquid
wrench. J Occup Environ Hyg. 2007; 4 (8):547–561.
.
Kang SK, Lee MY, Kim TK, Lee JO, Ahn YS. 72005
Kang SK Lee MY, TK Kim, Lee JO, YS Ahn. Occupational exposure to benzene in South Korea. Chem
Biol Interact. 2005:153–4.
Paik NW, Yoon CS, Zoh KE, Chung HM. 9, Paik. NW CS Yoon Zoh EK,, Chung HM.1998,
A study of component of thinners using in Korea. J Korean Soc Occup Environ Hyg. 1998; 8 :105–14.
. Swaen GM, Meijers JM. 11, Swaen. GM Meijers JM. 1989,
Risk assessment of leukemia and occupational exposure to benzene. Br J Ind Med. 1989; 46 :826–30.
Aksoy M, Erdem S, Dincol G. 1976,
Types of leukemia in chronic benzene poisoning: A study in thirty-four patients. Acta Haematol. 1976; 55
:65–72.