Download - Variasi Kontinyu (Repaired)
VARIASI KONTINYU
Yuni Qurrota Ayun
123020104
Vanidya Afsarah permadi
Tujuan Percobaan :
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari
percobaan, selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari
suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri
Prinsip Percobaan :
Dasar percobaan ini adalah metode variasi kontinyu. Dalam metode ini
dilakukan sederet pengamatan yang kuantitas molar totalnya sama tetapi kuantitas
pereaksinya berubah-ubah (bervariasi). Salah satu sifat fisika tertentu dipilih
untuk diamati seperti : massa, volume, suhu atau daya serap. Oleh karena itu
kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem ini dapat
digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem.
Metode Percobaan :
Larutan NaOH 0,1M dan HCl 1M
1.
5ml NaOH 25ml HCl ukur suhu
2.
10ml NaOH 20mlHCl ukur suhu
Praktikum Kimia Dasar 2012
Gambar 1. Metode Percobaan Larutan NaOH 0,1M dan HCl 1M.
3.
15ml NaOH 15ml HCl ukur suhu
4.
20ml NaOH 10ml HCl ukur suhu
5.
25ml NaOH 5ml HCl ukur suhu
Praktikum Kimia Dasar 2012
Larutan AgNO3 0,001M dan NaOH 0,1M
1.
5ml AgNO3 25ml NaOH ukur suhu
2.
10ml AgNO3 20ml NaOH ukur suhu
3.
15ml AgNO3 15ml NaOH ukur suhu
4.
20ml AgNO3 10ml NaOH ukur suhu
5.
25ml AgNO3 5ml NaOH ukur suhu
Gambar 2. Metode Percobaan Larutan AgNO3 0,001M dan NaOH 0,1M.
Praktikum Kimia Dasar 2012
Hasil Pengamatan :
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel.1.Hasil Pengamatan Larutan NaOH 0,1M dan HCl 1M
Volume
TA TM ∆T
Mmol Mmol NaOH
Mmol HCl NaOH
0,1M
HCl
1M
NaOH
0,1M
HCl
1M
5 ml 25 ml 26o
25o 1
o 0,5 25 0,02
10 ml 20 ml 26o 25,5
o 0,5
o 1 20 0,05
15 ml 15 ml 26o 26
o 0
o 1,5 15 0,1
20 ml 10 ml 26o 25,5
o 0,5
o 2 10 0,2
25 ml 5 ml 26o 25,5
o 0,5
o 2,5 5 0,5
(Sumber: Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)
Tabel.2.Hasil Pengamatan Larutan AgNO3 0,001M dan NaOH 0,5M
Volume
TA TM ∆T
Mmol mmol AgNO3
mmol NaOH AgNO3
0,001M
NaOH
0,5M
AgNO3
0,001M
NaOH
0,5M
5 ml 25 ml 26o
26o 0
o 0,005 12,5 0,0004
10 ml 20 ml 26o 26
o 0
o 0,01 10 0,001
15 ml 15 ml 25o 25
o 0
o 0,015 7,5 0,002
20 ml 10 ml 24o 24,5
o 0,5
o 0,02 5 0,004
25 ml 5 ml 24o 24,5
o 0,5
o 0,025 2,5 0,01
(Sumber: Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)
Pembahasan :
Dalam ilmu kimia, stoikiometri mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.Stoikiometri sistem adalah
penentuan perbandingan massa unsur – unsur dalam senyawa dalam pembentukan
senyawa nya.
Pada percobaan ini bisa terjadi kesalahan seperti cara memegang
termometernya,tidak menstabilkan suhu termometer,kebersihan alat yang
digunakan tidak dijaga serta ketepatan dalam mengambil volume larutan pada saat
pencampuran. Oleh karena itu, diharapkan kita benar-benar memahami dan juga
harus teliti dalam melakukan percobaan stoikiometri ini, karena ada beberapa
perhitungan dan hukum-hukum reaksi kimia yang berkaitan dengan percobaan ini.
Titik maksimum adalah titik tertinggi yang dicapai pada angka yang dihasilkan
dari suatu larutan dengan perbandingan suhu dan kuantits molar pereaksinya.
Atau bisa juga dikatakan bahwa titik maksimum yaitu titik yang terjadi jika reaksi
telah mencapai keadaan stoikiometri dimana stoikiometri adalah reaksi yang
reaktannya tidak bersisa atau semua reaktannya habis bereaksi. Sedangkan titik
minimum terendah yang dicapai pada angka yang dihasilkan dari suatu larutan.
Atau bisa juga dikatakan bahwa titik minimum yaitu titik yang terjadi jika reaksi
mencapai keadaan non-stoikiometri diamana reaktannya masih bersisa atau tidak
Praktikum Kimia Dasar 2012
habis beraksi. Pada percobaan kali ini didapatkan titik maksimum dan titik
minimum seperti pada grafik. Namun seharusnya titik maksimum terletak pada
ketika volume kedua larutan sama besar karena semua larutan habis bereaksi dan
tidak menyisakan sisa.
Pada reaksi pencampuran larutan NaOH dengan HCl, larutan hasil
pencampuran tidak mengalami endapan, reaksi antara NaOH dengan HCl
menghasilkan natrium klorida (garam) dan air, dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
NaOH + HCl NaCl + H2O
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.
Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang
sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Terdapat dua jenis
larutan baku yaitu:
Larutan baku primer ialah larutan dimana dapat diketahui kadarnya dan stabil
pada proses penimbangan, pelarutan, dan penyimpanan.
Adapun syarat – syarat larutan baku primer :
- Mempunyai kemurnian yang tinggi
- Rumus molekulnya pasti
- Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
- Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan dapat
diabaikan)
- Larutan stabil didalam penyimpanan
Larutan baku sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya ditentukan dengan
jalan pembekuan dengan larutan atau secara langsung tidak dapat diketahu
kadarnya dan kestabilannya didalam proses penimbangan, pelarutan dan
penyimpanan.
Adapun syarat – syarat larutan baku sekunder :
- Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
- Berat ekivalennya tinggi
- Larutan relatif stabil didalam penyimpanan
Larutan adalah campuran serba sama antara komponen zat terlarut dan
komponen pelarut. Hubungan kuantitatif antara zat terlarut dengan pelarut dalam
suatu larutan disebut konsentrasi atau kepekaan. Kita kenal beberapa satuan
konsentrasi yang umum antara lain :
Parts per million (ppm) merupakan satuan konsentrasi yang sangat encer atau
disebut juga bagian persejuta.ppm = mol zat terlarut/liter larutan
ppm = nt
V
Praktikum Kimia Dasar 2012
Mol (n) adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. satu mol
didefinisikan sebagai jumlah zat suatu sistem yang mengandung "entitas
elementer"(atom,molekul, ion, elektron).
n = gram
Mr
Molaritas (M) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya mol zat yang terkandung dalam satu liter larutan.
M = g x 1000
Mr V
Normalitas adalah banyaknya eqivalen zat terlarut yang
terkandung dalam setiap liter larutan.
Grek = gram x 1
BE liter
Molal atau molalitas adalah perbandingan antara jumlah zat terlarut dalam
setiap kilogram pelarutnya.
Fraksi mol merupakan perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol
larutan.
Xt / Xp = nt
nt + np
Ket : nt = mol zat terlarut
np = mol zat pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut
Xp = fraksi mol zat pelarut
N = gram ekuivalen
Liter BE = Mr
ev
m = gram x 1000
Mr p
Praktikum Kimia Dasar 2012
Kesimpulan :
Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat mengetahui reaksi mana
yang setimbang dan semuanya habis bereaksi tanpa sisa. Reaksi yang seperti ini
terjadi ketika volume kedua larutan sama besar. Dalam melakukan percobaan ini
praktikan diharapkan melakukannya dengan sangat teliti dalam mengukur volume
larutan yang akan digunakan dan menjaga kebersihan alatnya.
Praktikum Kimia Dasar 2012
LAMPIRAN
Perhitungan TM
1. 250
+ 250 = 25
0 C
2
2. 250
+ 260 = 25,5
0 C
2
3. 260
+ 260
= 260
C
2
4. 25,50
+ 25,50 = 25,5
0 C
2
5. 260
+ 250 = 25,5
0 C
2
1. 260
+ 250 = 25,5
0 C
2
2. 260
+ 250 = 25,5
0 C
2
3. 260
+ 250 = 25,5
0 C
2
4. 260
+ 250 = 25,5
0 C
2
5. 260
+ 250 = 25,5
0 C
2
Perhitungan ∆T
∆T = TA - TM
∆T (NaOH0,1M-HCl 1M)
1. 260 – 25
0 = 1
0C
2. 260 – 25,5
0 = 0,5
0C
3. 260 – 26
0 = 0
0C
4. 260 – 25,5
0 = 0,5
0C
5. 260 – 25,5
0 = 0,5
0C
TM = TNaOH + THCl
2
TM = TAgNO3 + TNaOH
2
Praktikum Kimia Dasar 2012
∆T (AgNO3 0,001M-NaOH 0,5M)
1. 260 – 26
0 = 0
0C
2. 260 – 26
0 = 0
0C
3. 250 – 25
0 = 0
0C
4. 240 – 24,5
0 = 0,5
0C
5. 240 – 24,5
0 = 0,5
0C
Perhitungan mmol
mmol = V x M
mmol NaOH 0,1M
1. 5 ml x 0,1M = 0,5 mmol
2. 10 ml x 0,1M = 1 mmol
3. 15 ml x 0,1M = 1,5 mmol
4. 20 ml x 0,1M = 2 mmol
5. 25 ml x 0,1M = 2,5 mmol
mmol HCl 1M
1. 25 ml x 1M = 25 mmol
2. 20 ml x 1M = 20 mmol
3. 15 ml x 1M = 15 mmol
4. 10 ml x 1M = 10 mmol
5. 5 ml x 1M = 5 mmol
mmol AgNO3 0,001M
1. 5 ml x 0,001M = 0,005 mmol
2. 10 ml x 0,001M = 0,01 mmol
3. 15 ml x 0,001M = 0,015 mmol
4. 20 ml x 0,001M = 0,02 mmol
5. 25 ml x 0,001M = 0,025 mmol
mmol NaOH 0,5M
1. 25 ml x 0,5M = 12.5 mmol
2. 20 ml x 0,5M = 10 mmol
3. 15 ml x 0,5M = 7,5 mmol
4. 10 ml x 0,5M = 5 mmol
5. 5 ml x 0,5M = 2,5 mmol
Praktikum Kimia Dasar 2012
1. 0,5 mmol = 0,02
25 mmol
2. 1 mmol = 0,05
20 mmol
3. 1,5 mmol = 0,1
15 mmol
4. 2 mmol = 0,2
10 mmol
5. 2,5 mmol = 0,5
5 mmol
mmol AgNO3
mmol NaOH
1. 0,005 mmol = 0,0004
12,5 mmol
2. 0,01 mmol = 0,001
10 mmol
3. 0,015 mmol = 0,002
7,5 mmol
4. 0,02 mmol = 0,004
5 mmol
5. 0,025 mmol = 0,01
2,5 mmol
mmol NaOH
mmol HCl
Praktikum Kimia Dasar 2012
Grafik Hasil Pengamatan
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
1,2
0,02 0,05 0,1 0,2 0,5
Sistem Stoikiometri NaOH-HCl
Sistem StoikiometriNaOH-HCl
mmol NaOH mmol HCl
∆T
Titik Maksimum
Titik Minimum
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,0004 0,001 0,002 0,004 0,01
Sistem Stoikiometri AgNO3-NaOH
Sistem StoikiometriAgNO3-NaOH
Titik Minimum
Titik Maksimum
mmol AgNO3 mmol NaOH
∆T
Praktikum Kimia Dasar 2012
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,http://teknikkimiakita.blogspot.com diakses : 22/11/2012
Brady, E. James. (1999), Kimia Universita Asas dan Struktur, Binapura Aksara:
Jakarta.
Sutrisno Ela,T Dra,M,S dkk. (2012) Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas
Pasundan : Bandung.