Transcript

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

3.1. Pemahaman Terhadap Latar Belakang.

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia di samping pangan dan sandang.

Selain berfungsi sebagai hunian, rumah juga berfungsi sebagai sarana pembinaan

keluarga yang mendukung penghidupan dari pemiliknya. Rumah juga mempunyai

fungsi sebagai wahana pendidikan dan pembinaan keluarga, serta merupakan

wahana pembentukan watak dan kepribadian generasi muda melalui pewarisan

nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai awal mewujudkan ketahanan keluarga, yang

menjadi prasayarat menciptakan ketahanan nasional, dalam rangka tetap

menjaga keutuhan dan tegaknya NKRI.

Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat

mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di

dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah

Indonesia. Sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, idealnya rumah harus dimiliki

oleh setiap keluarga, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dan

bagi masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk di perkotaan. Negara

juga bertanggung jawab dalam menyediakan dan memberikan kemudahan

perolehan rumah bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan

dan kawasan permukiman serta keswadayaan masyarakat. Penyediaan dan

kemudahan perolehan rumah tersebut merupakan satu kesatuan fungsional dalam

wujud tata ruang, kehidupan ekonomi, dan social budaya yang mampu menjamin

kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan semangat demokrasi, otonomi

daerah, dan keterbukaan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman tidak hanya melakukan

pembangunan baru, tetapi juga melakukan pencegahan serta pembenahan

perumahan dan kawasan permukiman yang telah ada dengan melakukan

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

pengembangan, penataan, atau peremajaan lingkungan hunian perkotaan atau

perdesaan serta pembangunan kembali terhadap perumahan kumuh dan

permukiman kumuh. Untuk itu, penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman perlu dukungan anggaran yang bersumber dari anggaran pendapatan

dan belanja negara, anggaran pendapatan belanja daerah, lembaga pembiayaan,

dan/atau swadaya masyarakat. Dalam hal ini, Pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat perlu melakukan upaya pengembangan sistem pembiayaan perumahan

dan permukiman secara menyeluruh dan terpadu.

Banyak permasalahan yang terjadi dalam penyediaan perumahan sederhana

yang perlu mendapat perhatian baik pemerintah, swasta, stakeholder dan

masyarakat. Permasalahan tersebut akan menyebabkan rendahnya penyediaan

pembangunan rumah sederhana di perkotaan yang sangat diharapkan oleh

masyarakat khususnya bagi MBR. Perlu diketahui disini bahwa pada pembangunan

sebuah unit rumah sederhana diperlukan komponen-komponen biaya dengan

struktur sebagai berikut (DPP-REI. 2005) :

Tabel 1. Komponen Biaya Pembangunan Rumah

No. Komponen Biaya Besar Biaya (%)

1. Tanah 20

2. Pematangan Tanah 5

3. infrastruktur 17

4. Bangunan 43

5. Overhead 5

6. Perijinan (izin pemanfaatan ruang, izin lokasi,

sertifikat tanah, izin mendirikan bangunan). 10

Terkait dengan permasalahan-permasaiahan tersebut diatas, maka studi

Kelayakan adalah tahapan kegiatan dalam rangka memperoleh informasi secara

rinci seluruh aspek yang berkaitan dengan tujuan mencari/menemukan rekomendasi

atau menilai pelaksanaan rekomendasi yang sudah ditetapkan dalam kegiatan

perencanaan di bidang sektor perumahan di Kabupaten Barito Selatan.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

3.1.1. MAKSUD DAN TUJUAN :

Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah memberikan fasilitasi peningkatan

kapasitas pemerintah daerah melalui penyusunan studi kelayakan (feasibility study)

pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Barito Selatan.

Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk

menyiapkan studi kelayakan pengembangan Perumahan dan Kawasan

Permukiman di Kabupaten Barito Selatan yang dapat dimanfaatkan sebagai

pedoman bagi stakeholder yang terlibat dalam usaha pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Barito Selatan.

3.1.2. KELUARAN:

Keluaran dari kegiatan ini bermanfaat sebagai fasilitasi pelaksanaan pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman terutama untuk investor yang akan

menanamkan modalnya dalam rangka investasi pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman. Selain itu, pelaksanaan kegiatan ini sekaligus dapat

mendorong pelaku pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten

Barito Selatan untuk mempersiapkan penyelenggaraan pembangunan

Perumahan dan Kawasan Permukiman secara lebih terencana dan tertata serta telah

mempertimbangkan cakupan dari aspek-aspek terkait.

3.1.3. SASARAN:

a. Terciptatanya lingkungan permukiman yang layak sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota.

b. Terpenuhinya kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau oleh kelompok

masyarakat berpenghasilan rendah.

c. Meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat, khususnya pada kawasan

yang diremajakan

d. Terciptanya tatanan lingkungan permukiman dan perumahan yang tertib,

teratur dan aman serta serasi dengan lingkungan

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

3.1.4. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang No.5 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Agraria.

2. Undang-Undang No.5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3699).

4. Undang-Undang No.28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Kawasan

Permukiman.

7. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.

8. Peraturan Pemerintah No.36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang- Undang No.28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.67 Tahun 2005 tentang

Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.

10. Keputusan Presiden No.63 Tahun 2003 tentang Badan Kebijakan dan

Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional.

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.63/PRT/1993 tentang Garis

Sempadan dan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai

dan Bekas Sungai.

12. Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNo.29/PRT/2006 tentang Pedoman

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

13. Peraturan Mentari Pekerjaan UmumNo.30/PRT/2006 tentang Pedoman

Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan

Lingkungan.

14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang pedoman

Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air

Limbah Permukiman.

16. SNI No. 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan

Perumahan di Perkotaan.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

3.1.5. LOKASI KEGIATAN

Lokasi kegiatan pada pekerjaan ini yaitu pada kawasan-kawasan prioritas

penanganan di Kabupaten Barito Selatan yang antara lain;

1. Kawasan Kumuh

2. Kawasan Rawan Bencana

3. Kawasan Perumahan Dan Permukiman Baru

3.1.6. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Lingkup Penyusunan Feasibility Study dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan

oleh Konsultan meliputi: teknis dan non teknis tentang lahan; sosial ekonomi

masyarakat di kawasan studi, dan rencana pengembangan (Development Plan).

Ruang lingkup pekerjaan secara rinci adalah sebagai berikut :

a. Lahan

Kepastian secara hukum fungsi, status dan kepemilikan serta luas lahan serta

kondisi lahan di sekitarnya

b. Prasarana, Sarana dan utilitas

Kebutuhan pengembangan prasarana, sarana dan utilitas untuk mendukung

keberadaan lokasi serta keterkaitannya dengan sistem pelayanan kawasan kota

yang sudah ada

c. Ilustrasi Site Plan dan Massa angunan Pembuatan ilustrasi site plan dan massa

bangunan untuk dijadikan acuan pada proses pengembangan desain

selanjutnya.

d. Kelayakan Pembiayaan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Biaya pembangunan dan kelayakan investasi untuk jangka menengah dan

jangka panjang.

e. Sosial Ekonomi Kemasyarakatan

Identifikasi dan analisa data sosial ekonomi kemasyarakatan di lokasi dan

kawasan sekitarnya dalam kaitannya dengan penetapan kelompok sasaran

serta potensi dan kemampuan ekonomi yang dimiliki

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

3.2. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Dengan mempelajari dan memahami persoalan ruang dan lingkup pekerjaan,

ketelitian yang diminta serta produk akhir yang diharapkan, maka konsultan akan

dapat memperoleh titik referensi sebagai pedoman guna membuat analisa teknis

dalam usulan teknis yang utuh dan memadai.

Personil yang diperlukan akan dipersiapkan dan memenuhi kualifikasi yang telah

disyaratkan serta kerjasama antara personil yang baik dan lancar.

Melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan pentahapan pekerjaan sebagaimana

yang dimaksudkan dalam Kerangka Acuan Kerja, mulai dari tahap persiapan, tahap

survey pengumpulan data dan Analisis, sampai dengan tahap penyusunan Zona

Pesebaran Menara Telekomunikasi .

Membuat dan memberikan kesimpulan secara obyektif berdasarkan teori yang ada

terhadap data-data observasi lapangan serta analisa yang cermat terhadap

permasalahan yang terjadi.

Untuk menjamin kuantitas dan kualitas produk yang diharapkan maka diupayakan

rencana operasi dan sistem pengendalian kualitas yang memadai.

Dalam menghadapi terjadinya permasalahan, Kerangka Acuan Kerja (KAK) akan

tetap menjadi pedoman dan setiap pembahasan yang mungkin terjadi pada sub

kegiatan pekerjaan, keputusan berada di pihak Pemberi Tugas.

Secara umum, apa yang telah diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat

dimengerti dan dipahami oleh pihak konsultan dan telah menggambarkan secara

rinci mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. Namun demikian, ada beberapa

hal dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut yang perlu ditanggapi oleh Konsultan

atau masih memerlukan penjelasan, diantaranya adalah untuk mendapatkan

manajemen pelaksanaan kegiatan yang baik, diperlukan suatu pengorganisasian

yang mantap dan terarah. Oleh karena itu konsultan telah membuat struktur

organisasi dari pelaksanaan pekerjaan berdasarkan arahan dari kerangka acuan

kerja, sehingga masing-masing personil yang terlibat dapat bekerja dengan baik serta

memahami tugas dan tanggung jawabnya.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Secara umum, apa yang telah diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dapat

dimengerti dan dipahami oleh pihak konsultan dan telah menggambarkan secara

rinci mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. Namun demikian, ada beberapa

hal dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) tersebut yang perlu ditanggapi oleh Konsultan

atau masih memerlukan penjelasan, diantaranya adalah untuk mendapatkan

manajemen pelaksanaan kegiatan yang baik, diperlukan suatu pengorganisasian

yang mantap dan terarah. Oleh karena itu konsultan telah membuat struktur

organisasi dari pelaksanaan pekerjaan berdasarkan arahan dari kerangka acuan

kerja, sehingga masing-masing personil yang terlibat dapat bekerja dengan baik serta

memahami tugas dan tanggung jawabnya.

4.1. Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Setelah membaca dan mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan,

maka konsultan berpendapat bahwa secara umum dapat memahami KAK tersebut.

Di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) telah dikemukakan latar belakang

dilaksanakan pekerjaan, kemudian dijelaskan pula maksud, tujuan dan sasaran

kegiatan berikut ruang lingkupnya. Secara umum isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK)

sudah dapat memberikan gambaran tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan

dan dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk melaksanakan Pekerjaan

Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan kawasan permukiman di

Kabupaten Barito Selatan.

Dalam latar belakang disebutkan, bahwa kegiatan penyelenggaraan perumahan

dan kawasan permukiman dilaksanakan dengan mengacu berdasarkan Undang-

Undang Nomor 1 tahun 2011, tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang

mana penetapan lokasi pembangunan lingkungan hunian baru melalui hasil study

kelayakan, dengan berpedoman terhadap: a). Rencana pembangunan perkotaan

dan perdesaan ; b). rencana penyediaan tanah; dan analisis mengenai dampak

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

lalulintas dan lingkungan. Sehingga hasil dari study kelayakan ini akan dijadikan dasar

dalam usaha pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.

Untuk itu, kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan fasilitasi penimgkatankapasitas

pemerintah daerah melalui penyusunan study kelayakan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman, dengan tujuan menyiapkan study kelayakan

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman yang dapat dijadikan

pedoman bagi stakeholder yang terlibat dalam usaha pengembangan perumahan

dan kawasan permukiman di Kabupaten Barito selatan.

Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai fasilitasi pelaksanaan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman terutama untuk investor yang akan

menanamkan modalnya dalam rangka investasi pengembangan perumahan dan

kawasan permukiman.

Sebagai sasaran dalam kegiatan ini adalah :

Terciptanya lingkungan permukiman yang layak sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan pemda

Terpenuhinya kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau oleh kelompok

masyarakat berpenghasilan rendah

Meningkatnya kondisi ekonomi masyarakat khususnya pada kawasan yang

diremajakan

Terciptanya tatanan lingkungan permukiman dan perumahan yang tertib, teratur

dan aman serta serasi dengan lingkungan.

Tentang pentahapan kegiatan sebagaimana yang telah disampaikan pada KAK,

maka pada prinsipnya konsultan hanya menterjemahkan dalam bentuk yang lebih

terarah, yaitu :

1. Tahap Persiapan.

Pekerjaan persiapan meliputi koordinasi awal tim konsultan, penjabaran tugas

dan tanggung jawab konsultan, membuat program kerja, serta membuat format

laporan.

2. Tahap Pelaksanaan Survey dan Pengumpulan Data.

Tahap ini merupakan pelaksanaan survey dan pengumpulan data, yang mana

konsultan secara aktif ke lapangan untuk mendapatkan data yang akurat

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

dengan melakukan kajian analisa kuantitatif dan kualitatif, yang dikumpulkan

dari :

a. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan

pengisian kuesioner dengan melakukan pendekatan ke masing-masing

desa/kelurahan.

b. Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait, laporan hasil studi yang

dilakukan oleh instansi pemerintah, lembaga swasta, maupun perguruan

tinggi.

3. Tahap Kompilasi dan Analisis Data.

Tahap kompilasi data merupakan kegiatan mengkompilasi dan menganalisis

data. Data yang didapatkan melalui sumber primer maupun sekunder akan

dianalisis sesuai dengan jenis data.

4. Tahap Penyusunan dan Perumusan laporan

Pekerjaan penyusunan dan perumusan laporan serta rekomendasi meliputi

penyusunan strategi pengembangan dan usulan program, terkait dengan hasil

Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di

Kabupaten Barito Selatan. Penyusunan laporan meliputi :

1. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan disusun minimal mencakup :

Latar Belakang

Tujuan dan sasaran

Ruang lingkup pekerjaan

Jadwal pekerjaan dan mobilisasi personil, dan

Metodologi pekerjaan

Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan diserahkan 1

(satu) bulan setelah SPK.

2. Laporan Antara

Laporan Antara disusun menimal mencakup :

Pendahuluan

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Profil Perumahan dan kawasan permukiman

Analisis Tenis dan Pasar

Laporan Antara dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dan diserahkan 3

(tiga) bulan setelah SPK.

3. Laporan Draft Final

Laporan Draft Final disusun menimal mencakup :

Pendahuluan

Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman

Analisis Teknis, Pasar, Pembiayaan, Kelembagaan dan Pengelolaan

Laporan Draft Final dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dan diserahkan 5

(lima) bulan setelah SPK.

4. Laporan Akhir/Final mencakup:

Pendahuluan

Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman

Analisis Teknis, Pasar, Pembiayaan, Kelembagaan dan Pengelolaan

Kesimpulan dan Rekomendasi

Laporan Akhir/Final dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dan diserahkan 6

(enam) bulan setelah SPK.

5. Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)

Merupakan ringkasan/eksecutif summary dari seluruh kegiatan Study

Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Laporan

ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dan diserhakan bersamaan dengan

penyerahan laporan akhir.

6. Album Peta dibuat sebanyak 5 (lima) buku dan diserahkan bersamaan

dengan penyerahan laporan akhir.

7. CD dan Dokumentasi, yang beriri kompilasi semua laporan dan album peta

dan dibuat sebanyak 5 (lima) buah.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

5. Tahap Pembahasan dan Diskusi.

Tahapan pembahasan dan diskusi merupakan proses pencarian

masukan/usul/saran untuk penyempurnaan produk Study Kelayakan

Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang akan

dilaksanakan pada 3 tahap yaitu Pembahasan Laporan Pendahuluan,

Pembahasan Laporan Antara dan Pembahasan Draft Akhir/Final.

Secara diagramatis, metode pendekatan dan metodologi penyusuanan Study

Kelayakan Pengembangan perumahan dan kawasan Permukiman dapat dilihat

pada gambar 3.1, berikut

4.2. Tanggapan dan Saran Terhadap Personil/Fasilitas Pendukung dari PPK

Tentang personil yang dibutuhkan, maka konsultan dapat memahami berdasarkan

ruang lingkup kegiatan, dimana kebutuhan tenaga ahli tersebut adalah :

A. Tenaga Ahli :

1. Team Leader, Sarjana Planologi, dengan masa penugasan 6 (enam)/OB;

2. Ahli Infrastruktur, Sarjana Teknik Sipil, dengan masa penugasan 6 (enam)/OB;

3. Ahli Lingkungan, Sarjana Teknik Lingkungan, dengan masa penugasan 4

(empat)/OB;

4. Ahli Ekonomi, Sarjana Ekonomi Pembangunan, dengan masa penugasan 5

(lima)/OB;

5. Ahli Arsitektur, Sarjana Arsitek, dengan masa penugasan 6 (enam)/OB;

6. Ahli Hukum, Sarjana Hukum/Ilmu Pemerintahan, dengan masa penugasan 3

(tiga)/OB;

7. Ahli Sistem Informsi Geografis (SIG), sarjana Teknik Geodesi, dengan masa

penugasan 4 (empat)/OB;

8. Ahli Sosiologi/Antropologi, sarjana Sosiologi/Ilmu Kemasyarakatan, dengan

masa penugasan 3 (tiga)/OB;

B. Asisten Tenaga Ahli

1. Asisiten Perencnaan Wilayah dan Kota, masa penugasan 3 (tiga)/OB;

2. Asisten Infrastruktur/Sarana Prasarana, masa penugasan 3 (tiga)/OB.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Pada dasarnya, Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diberikan oleh pihak proyek telah

cukup memberikan gambaran terhadap ruang lingkup dan batasan dari pekerjaan

untuk dapat dijadikan pegangan dalam mengerjakan pekerjaan Study Kelayakan

Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Barito Selatan.

Setelah konsultan mempelajari isi KAK, maka konsultan telah cukup memahami

pekerjaan tersebut. Oleh Karena itu dalam menanggapi KAK ini hanya bersifat

penegasan dan memperjelas pekerjaan, sehingga konsultan dapat bekerja dan

mencapai hasil seperti yang diharapkan.

5.1. Pendekatan Teknis

5.1.1. Cakupan Kegiatan

Kegiatan penyusunan Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan

Permukiman di Kabupaten Barito Selatan mencakup beberapa aspek kajian, yaitu :

a) Aspek Teknis, yang meliputi :

Fisisk dasar dan wilayah

Struktur bangunan

b) Aspek Spatial yang meliputi :

Rencana struktur ruang wilayah;

Rencana sistem pusat pelayanan;

Rencana sistem kawasan perkotaan/perdesaan;

Rencana pengembangan kawasan perumahan dan permukiman;

Rencana sistem prasarana dan sarana kawasan permukiman.

c) Aspek Kebijakan Pembangunan Daerah, yang meliputi :

Visi dan Misi Pembangunan Daerah

Arah Kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman Daerah

d) Aspek perumahan dan permukiman, yang meliputi :

Sebaran perumahan formal dan non formal

Sebaran permukiman

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

e) Aspek Infrastruktur Kawasan

Sarana kawasan permukiman

Prasarana kawasan permukiman

f) Aspek Kerawanan Bencana

Rawan kebakaran

Rawan banjir

g) Aspek Status Lahan dan Kawasan, yang meliputi :

Status kawasan

Status permukiman

Legalitas kepemilikan

h) Aspek Sosial dan Ekonomi, yang meliputi :

Jumlah penduduk

Sebaran penduduk

Struktur penduduk

Pertumbuhan penduduk

Pendapatan penduduk

Pendapatan perkapita

i) Aspek Kelembagaan

Kelembagaan swadaya

Kelembagaan keuangan

j) Aspek Kelayakan

Kelayakan teknis

Kelayakan pembiyaan

5.2. Metode Pendekatan

Dalam melaksanakan study kelayakan pengembangan perumahan dan kawasan

permukiman tersebut dilakukan dengan pendekatan, normative, partisipatif dan

fasilitatif, serta pendekatan akademis, yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Metode Normatif.

Pelaksanaan kegiatan study kelayakan pengembangan perumahan dan

kawasan permukiman di Kabupaten Barito Selatan ini dilakukan dengan

mengacu pada strategi dan kebutuhan pengembangan perumahan secara

komprehensif dan mengacu pada dokumen perencanaan pembangunan

(development plan) dan dokumen perencanaan penataan ruang (spatial

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

plan) yang telah terdapat di Kabupaten Bario Selatan, ataupun ketentuan

peraturan dan perundangan terkait dengan substansi kegiatan ini.

2. Metode Partisipatif dan Fasilitatif.

Proses penyusunan dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan yang terkait dengan study kelayakan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Barito Selatan, baik di

tingkat desa/kelurahan, kecamatan maupun tingkat kabupaten. Hal ini

dimaksudkan agar hasil penyusunan dapat dirasakan dan dimiliki oleh seluruh

pemangku kepentingan terkait di daerah. Pendekatan fasilitatif dilakukan

dalam bentuk memberikan pendampingan dalam proses study kelayakan

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Barito

Selatan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan proses pembelajaran, hasil dan

keputusan yang disepakati bersama seluruh pemangku kepentingan terkait di

daerah

3. Metode Akademis.

Pendekatan akademis adalah pendekatan yang dilakukan dengan

menggunakan metodelogi yang dapat dipertanggung jawabkan secara

akademis, baik dalam pembagian tahapan pekerjaan maupun teknik-teknik

identifikasi, analisa, penyusunan strategi maupun proses pelaskanaan

penyepakatan. Dalam pendekatan ini, proses penyusunan study kelayakan

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman di Kabupaten Barito

Selatan menggunakan beberapa metode dan teknik studi yang baku yang

sebelumnya telah disepakati bersama oleh tim kerja dan pemberi kerja.

Adapun dalam penerapannya, pendekatan teknis akademis ini umumnya

dicirikan dengan beberapa karakteristik, sebagai berikut :

Cara berpikirnya didasarkan pada cara berpikir yang eksploratif;

Melihat suatu kondisi atau situasi dari berbagai sudut pandang yang terkait

(komprehensif);

Penyelesaian terhadap suatu persoalan tidak dilihat dalam jangka pendek

melainkan dilihat sebagai suatu solusi jangka panjang yang berdasar pada

pembangunan keberlanjutan.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

5.3. Metode Pengumpulan Data.

Metode atau cara mendapatkan data sangat menentukan keakuratan data yang

dihasilkan. Hal ini berguna untuk mencegah ketimpangan antara kondisi yang terjadi

di lapangan dengan produk rencana yang dihasilkan. Dalam menentukan cara

pengumpulan data sangat bergantung pada data yang dibutuhkan.

1) Kegiatan Pengumpulan Data.

Berdasarkan jenis datanya maka kegiatan pengumpulan data melalui survey

dilakukan melalui 2 (dua) metode pengumpulan data, yaitu:

a. Survey Data Instansional, yaitu kegiatan survey yang ditujukan untuk

mendapatkan data sekunder. Kegiatan survey ini dilakukan pada beberapa

instansi/lembaga baik pemerintah maupun swasta melalui permohonan

data tertulis (baik dokumen maupun peta);

b. Survey Lapangan, yaitu kegiatan survey yang ditujukan untuk mendapatkan

data primer yang dilakukan melalui pengamatan, pengukuran kondisi

lapangan ataupun melalui interview/wawancara dengan narasumber serta

penyebaran daftar pertanyaan (questioner) pada responden.

Kedua kegiatan survey tersebut diatas dilakukan secara bersama-sama oleh

konsultan pelaksana, untuk mendapatkan data yang valid dan dapat

dipercaya serta dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai

dengan kondisi lapangan.

2) Kebutuhan Data.

Kegiatan pengumpulan data dan informasi dalam kegiatan Study Kelayakan

Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Barito

Selatan ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu pengumpulan data sekunder

dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data dalam bentuk

dokumen kebijaksan serta data-data tertulis lainnya sedangkan data primer

adalah data-data yang dikumpulkan di lapangan yang dilakukan melalui

pengamatan langsung ke wilayah perencanaan (on site-visit) serta survey dan

pengumpulan pendapat (polling) melalui kuisioner.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

a. Data Primer.

Data primer yang akan dikumpulkan antara lain adalah:

Issue atau pemikiran baru yang berkembang di masyarakat atau

pemerintah daerah yang mendesak dan berpengaruh terhadap

perubahan kebijakan pengembangan perumahan;

Data penggunaan lahan (dalam bentuk zona-zona) terutama sebaran

perumahan di kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Data infrastrukur dasar

b. Data Sekunder.

Data sekunder yang akan dikumpulkan antara lain adalah:

Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan

Tengah, mencakup:

Rencana struktur ruang wilayah;

Rencana sistem pusat pelayanan;

Rencana sistem kawasan perkotaan;

Rencana pengembangan kawasan permukiman;

Rencana sistem prasarana dan sarana kawasan permukiman.

Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Badung,

mencakup:

Rencana struktur ruang wilayah;

Rencana sistem pusat pelayanan;

Rencana sistem kawasan perkotaan;

Rencana pengembangan kawasan perumahan dan permukiman;

Rencana sistem prasarana dan sarana kawasan permukiman.

Tinjauan Pola Dasar (POLDAS) Kabupaten Barito Selatan, yang meliputi:

Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Barito Selatan;

Arahan Kebijakan Pembangunan secara regional dan ekonomi;

Tinjauan Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) Kabupaten Badung

Tinjauan Rencana Strategik Daerah (RENSTRADA) Kabupaten Badung,

mencakup :

Prioritas Pembangunan Daerah;

Program Prioritas Daerah;

Dan dokumen lain yang terkait

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

5.4. Metodologi

5.4.1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan.

Tahapan pelaksanaan kegiatan Study Kelayakan Pengembangan Perumahan

dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Barito Selatan ini dilakukan secara

bertahap yang mencakup tahap persiapan, tahap pelaksanaan survey dan

pengumpulan data, tahap kompilasi dan analisa data, tahap

penyusuanan/perumusan, dan tahap pembahasan/diskusi. Secara rinci

tahapan tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan.

Pekerjaan persiapan meliputi koordinasi awal tim konsultan, penjabaran

tugas dan tanggung jawab konsultan, membuat program kerja, serta

membuat format laporan.

2. Tahap Pelaksanaan Survey dan Pengumpulan Data.

Tahap ini merupakan pelaksanaan survey dan pengumpulan data, yang

mana konsultan secara aktif ke lapangan untuk mendapatkan data yang

akurat dengan melakukan kajian analisa kuantitatif dan kualitatif, yang

dikumpulkan dari:

c. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi,

dan pengisian kuesioner dengan melakukan pendekatan ke masing-

masing desa/kelurahan.

d. Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait, laporan hasil studi yang

dilakukan oleh instansi pemerintah, lembaga swasta, maupun

perguruan tinggi.

3. Tahap Kompilasi dan Analisis Data.

Tahap kompilasi data merupakan kegiatan mengkompilasi dan

menganalisis data. Data yang didapatkan melalui sumber primer maupun

sekunder akan dianalisis sesuai dengan jenis data.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

4. Tahap Penyusunan dan Perumusan laporan

Pekerjaan penyusunan dan perumusan laporan serta rekomendasi

meliputi penyusunan strategi pengembangan dan usulan program, terkait

dengan hasil Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan

Permukiman di Kabupaten Barito Selatan. Penyusunana laporan meliputi:

a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan disusun minimal mencakup:

Latar Belakang

Tujuan dan sasaran

Ruang lingkup pekerjaan

Jadwal pekerjaan dan mobilisasi personil, dan

Metodologi pekerjaan

Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan

diserahkan 1 (satu) bulan setelah SPK

b. Laporan Antara

Laporan Antara disusun menimal mencakup:

Pendahuluan

Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Profil Perumahan dan kawasan permukiman

Analisis Tenis dan Pasar

Laporan Antara dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dan diserahkan

3 (tiga) bulan setelah SPK

c. Laporan Draft Final

Laporan Draft Final disusun menimal mencakup:

Pendahuluan

Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman

Analisis Teknis, Pasar, Pembiayaan, Kelembagaan dan Pengelolaan

Laporan Draft Final dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dan

diserahkan 5 (lima) bulan setelah SPK.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

d. Laporan Akhir/Final mencakup:

Pendahuluan

Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten

Profil Perumahan dan Kawasan Permukiman

Analisis Teknis, Pasar, Pembiayaan, Kelembagaan dan Pengelolaan

Kesimpulan dan Rekomendasi

Laporan Akhir/Final dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dan

diserahkan 6 (enam) bulan setelah SPK.

e. Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)

Merupakan ringkasan/eksecutif summary dari seluruh kegiatan Study

Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Laporan ini dibuat sebanyak 5 (lima) buku laporan dan diserhakan

bersamaan dengan penyerahan laporan akhir.

f. Album Peta dibuat sebanyak 5 (lima) buku dan diserahkan bersamaan

dengan penyerahan laporan akhir.

g. CD dan Dokumentasi, yang beriri kompilasi semua laporan dan album

peta dan dibuat sebanyak 5 (lima) buah.

5. Tahap Pembahasan dan Diskusi.

Tahapan pembahasan dan diskusi merupakan proses pencarian

masukan/usul/saran untuk penyempurnaan produk Study Kelayakan

Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang akan

dilaksanakan pada 3 tahap yaitu Pembahasan Laporan Pendahuluan,

Pembahasan Laporan Antara dan Pembahasan Draft Akhir/Final.

Secara diagramatis, metode pendekatan dan metodologi penyusuanan

Study Kelayakan Pengembangan perumahan dan kawasan Permukiman

dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Gambar 1

Diagram Alur Pendekatan Teknis dan Metodologi Study Kelayakan Pengembangan Perumahan

dan Kawasan Permukiman

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

5.4.2. Uraian Pelaksanaan Kegiatan

5.4.2.1. Persiapan

Tahap persiapan adalah langkah awal dari kegiatan ini dimulai yang

mana tahapan tersebut mencakup:

1. Mobilisasi Peralatan dan Konsolidasi Tim Konsultan

Mobilisasi personil yang dilakukan secara bertahap sesuai masa

penugasan Konsultan dengan kebutuhan seperti pada jadwal

penugasan. Selain personil, sumberdaya lain seperti peralatan perlu

disediakan yang meliputi peralatan untuk menunjang pelaksanaan

pekerjaan, baik di kantor maupun di lapangan, pengadaan peralatan

dilakukan dengan cara menyewa atau membeli sesuai dengan

ketersediaannya.

2. Koordinasi dengan Pengguna Jasa

Koordinasi dengan Pengguna Jasa merupakan awal yang harus

dilakukan oleh Konsultan sebelum mobilisasi. Koordinasi pada bagian ini

selain merupakan wujud kesiapan Konsultan untuk melaksanakan

tugasnya juga dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang

lengkap dari pengguna jasa tentang kegiatan ini sehingga kesamaan

langkah antara kegiatan yang dilakukan Pengguna Jasa dan

pelaksanaan penugasan Konsultan. Setelah dilakukan mobilisasi tim,

lalu berkoordinasi dengan instansi terkait di tingkat kabupaten untuk

mensinkronkan antara kebijakan dan kebutuhan serta untuk

mendapatkan masukan tentang kondisi eksisting menara

telekomunkasi di kabupaten.

3. Pengumpulan Data dan Informasi yang terkait dengan kegiatan

Pada bagian ini akan dilakukan identifikasi awal kawasan yang

merupakan upaya memahami karakteristik kawasan secara umum

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

meliputi karakteristik fisik alam dan buatan, kegiatan yang dominan

dan kondisi sosial ekonomi.

Tujuan dari kegiatan adalah mengidentifikasi kondisi eksisting di

kawasan perencanaan berdasarkan aspek daya dukung lingkungan,

fisik, tata ruang serta sosial ekonomi.

Rincian aspek yang akan dikaji adalah :

Aspek fisik dasar, terdiri atas aspek topografi, morfologi, hidrologi,

geologi, jenis tanah, kemampuan tanah, klimatologi dan vegetasi,

hidrologi, land capability dan land suitability (kendala-kendala fisik

dalam pengembangan kawasan), daerah rawan bencana dan

karakteristik bencana.

Sumberdaya alam, teridiri atas lahan/tanah (kesesuaian, daya

dukung, status, produktivitas, kelestarian, ketersediaan air, dan lain-

lain).

Sumberdaya buatan, terdiri atas sarana dan prasarana transportasi

(jaringan jalan), sarana dan prasrana air, energi/listrik,

telekomunikasi, penunjang lingkungan dan lain-lain.

Struktur dan pola tata ruang, untuk menilai struktur dan pola ruang

yang terbentuk saat ini serta kecenderungan perkembangan pada

masa yang akan datang, Kajian ini terdiri atas :

Kondisi fungsi kawasan yang ada : industri, perdagangan,

perumahan dan lain-lain.

Kondisi struktur ruang : fungsi dan hirarki pusat-pusat permukiman

serta keterkaitan antar pusat-pusat permukiman, antar kawasan

produksi dan antara pusat permukiman dengan kawasan

produksi serta prasarana wilayah yang mendukung

perkembangan kawasan-kawasan maupun keterpaduan antar

kawasan.

Potensi pengembangan kawasan seperti industri, perdagangan dan

pariwisata. Penyusunan gambaran awal wilayah atau kawaan dan

sekitarnya merupakan pendalaman hasil identifikasi dan

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

dimaksudkan sebagai penyajian awal tentang potensi dan

permasalahan kawasan untuk mengetahui dan memahami karakter

eksisting dari komponen-komponen ruang, prasarana dan sarana

yang terdapat di kawasan dan di sekitar kawasan yang

direncanakan.

Komponen-komponen yang ditinjau adalah :

Aspek lahan (potensi dan kendala pengembangan)

Aspek kependudukan

Aspek penggunaan lahan

Aspek transportasi

Aspek fasilitas dan utilitas

4. Penyiapan Peta Dasar

Menyiapkan peta dasar untuk masing-masing kabupaten dengan

rujukan peta rupa bumi, dengan skala menyesuaiakan. Peta dasar ini

sebagai acuan untuk melakukan survey dan pengamatan kegiatan

lain yang terkait dengan kegiatan ini.

5. Perumusan Metode Pelaksanaan kegiatan

Perumusan metodologi pada tahapan ini merupakan upaya

pemutahiran dan pemantapan metodologi yang telah disusun dalam

usulan teknis yang dilakukan berdasarkan masukan-masukan baru dan

pendalaman pemahaman terhadap pekerjaan serta kawasan

perencanaan.

6. Penyusunan Rencana Kerja

Penyusunan rencana kerja dalam bagian ini merupakan upaya

penajaman rencana kerja yang telah dibuat pada usulan teknis.

Rencana kerja akan mencakup jenis data primer dan sekunder yang

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

diperlukan, jadwal pelaksanaan survey, metode survei, dan outline

laporan pendahuluan.

5.4.2.2. Survey Lapangan dan Pengumpulan Data

Survey lapangan dalam rangka mengumpulkan data dan informasi baik

yang berupa data sekunder dan primer. Beberapa kebutuhan data dan

informasi tersebut serta sumbernya seperti pada tabel 2, berikut.

Tabel 2

Kelompok data, Jenis dan Sumber Yang dibutuhkan

KELOMPOK DATA JENIS DATA SUMBER

1. Peta dasar;

a. Peta Administrasi

b. Peta Kawasan Permukiman

Peta sebaran perumahan

formal dan non formal

Peta permukiman kumuh

Peta kawasan rawan

bencana

Peta kawasan

permukiman

pengembangan baru

c. Peta Infrastruktur Dasar

Jaringan Drainase

Peta jaringan Jalan

Peta persampahan

Peta air bersih

Peta jaringan air

kotor/limbah

Peta sebaran genangan

Peta rawan kebakaran

Bappeda Kab

dan Dinas PU Kab

dan pengukuran/

survey lapang

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

KELOMPOK DATA JENIS DATA SUMBER

2. Kebijaksanaan

pembangunan;

a. Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP)

Nasional dan Daerah;

b. Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM)

Nasional dan Daerah;

c. Rencana Strategis (Renstra)

Kabupaten/Kota;

d. Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional;

e. Rencana Tata Ruang Pulau

Kalimantan

f. Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten;

g. Renstra dan Rencana Induk

Sektoral.

h. RPIJM

Bappeda,

Pemda, Dinas PU

3. Data Regional

a. Data, Satuan Wilayah Sungai

(SWS) dan Daerah Pengaliran

Sungai (DPS);

b. Ekosistem wilayah;

c. Sistem jaringan transportasi;

d. Sistem pergerakan barang

dan modal;

e. Pola migrasi penduduk;

f. Karakteristik budaya (suku,

Dinas Kehutanan

kab

Bappeda/Dinas

PU Kab, Dishub

Kab dan BPS

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

KELOMPOK DATA JENIS DATA SUMBER

adat, agama, dan ras).

4. Ekonomi dan

sektor

unggulan;

a. Produk Domestik Regional

Bruto;

b. Income per capita;

c. APBD;

d. Jumlah dan besar investasi

pemerintah dan swasta;

e. Jumlah tenaga kerja di sektor

formal dan informal;

f. Jumlah pengangguran;

g. Jumlah wisatawan nusantara

dan mancanegara.

Kantor BPS dan

Dispenda

5. Sumberdaya

manusia;

a. Jumlah penduduk;

b. Kepadatan penduduk;

c. Pertumbuhan penduduk;

d. Penduduk menurut mata

pencaharian;

e. Tingkat pendidikan;

f. Penduduk menurut struktur

umur;

g. Penduduk menurut struktur

agama;

h. Renduduk menurut jenis

kelamin;

i. Penduduk menurut struktur

pendapatan;

Dispemda dan

BPS

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

KELOMPOK DATA JENIS DATA SUMBER

j. Jumlah kepala keluarga;

k. Angka kelahiran dan angka

kematian;

l. Tingkat mobilitas penduduk;

m. Tingkat harapan hidup;

n. Tingkat buta huruf.

6. Sumberdaya

buatan;

A. Sistem prasarana transportasi

Darat:

a. Pola jaringan jalan;

b. Kondisi jalan;

c. Status dan fungsi jalan;

d. Volume aliran barang dan

penumpang;

e. Pola pergerakan (asal dan

tujuan) barang dan

penumpang;

f. Lokasi dan volume bongkar-

muat di terminal

Air dan sungai:

a. Pola jaringan/alur pelayaran;

b. Jenis-jenis pelayaran;

c. Asal dan tujuan pelayaran;

d. Volume aliran barang dan

penumpang pelayaran;

e. Lokasi dan volume bongkar-

muat

ponton/dermaga/pelabuhan

Dihub, Bappeda

DPU dan BPS, PLN,

Telkom, PDAM

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

KELOMPOK DATA JENIS DATA SUMBER

Udara:

a. Pola jaringan penerbangan;

b. Jenis-jenis penerbangan;

c. Asal dan tujuan

penerbangan;

d. Volume aliran barang dan

penumpang;

e. Lokasi dan kapasitas bandar

udara

B. sistem prasarana lainnya:

a. Listrik;

b. Telekomunikasi;

c. Pengelolaan lingkungan

(sampah, air limbah dan air

bersih)

Data dan Peta pola jaringan,

kapasitas dan volume

pelayanan, fuas area dan

volume pelayanan, lokasi,

fungsi, dan kapasitas instalasi

7. Sumberdaya

alam;

A. Sumberdaya tanah:

a. Ketersediaan lahan;

b. Kemiringan lahan;

c. Jenis tanah;

d. Geologi tata lingkungan;

e. Morfologi;

f. Iklim.

B. sumberdaya air:

Puslitan Bogor,

Dinas Pertanian,

Kantor BMGK

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

KELOMPOK DATA JENIS DATA SUMBER

a. Peruntukan dan debit air;

b. Curah hujan tahunan;

c. Distribusi hujan;

d. Hidrologi (pola aliran sungai);

e. Hidrogeologi (air tanah dan

permukaan);

f. Sebaran sumber air;

g. Daerah resapan air;

h. Rawa dan daerah banjir.

C. sumberdaya hutan:

a. Sebaran dan luas hutan

produksi terbatas;

b. Sebaran dan luas hutan

produksi tetap;

c. Sebaran dan luas hutan yang

dapat dikonversi;

d. Sebaran dan luas hutan

lindung;

e. Densitas dan produksi hasil

hutan.

D. sumberdaya hayati

dan non-hayati untuk

mengetahui bentuk-bentuk

penguasaan, penggunaan,

dan kesesuaian pemanfaatan

sumberdaya

tersebut.

Dinas PU

Pengairan,

Kantor BMGK.

Dinas kehutanan

Dinas teknis &

instansi terkait

Propinsi &

kabupaten

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

KELOMPOK DATA JENIS DATA SUMBER

8. Sistem

permukiman;

a. Kondisi permukiman;

b. Jumlah permuktman;

c. Jenis permukiman;

d. Letak dan sebaran

konsentrasi kegiatan

permukiman perkotaan dan

perdesaan;

e. Luasan permukiman.

Bappeda,

Dinas PU

9. Penggunaan

lahan;

a. Jenis dan intensitas

penggunaan lahan;

b. Luas lahan;

c. Status lahan;

d. Penutupan lahan;

e. Perubahan fungsi lahan

tahun;

f. Ketersediaan lahan.

Bappeda,

Dinas PU, Citra

Satelit, BPN

10. Kelembagaan

a. Struktur organisasi;

b. Kualitas dan kuantitas

sumberdaya manusia;

c. Kualitas dan kuantitas sarana

dan prasarana kerja;

d. Produk-produk Peraturan;

e. Bentuk-bentuk keterlibatan

organisasi non-pemerintah

dan perguruan tinggi.

Pemda, Badan &

dinas teknis, LSM,

Akademisi,

lembaga adat,

dll.

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

5.4.2.3. Kompilasi dan Analisa Data

Kompilasi data primer dan sekunder dilakukan untuk membuat kategori

dan klasifikasi untuk dianalisis dan penyusunan laporan khususnya dalam

menentukan kesimpulan dan rekomendasi dari kegiatan Study Kelayakan

Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Kompilasi data mencakup:

Data kependudukan

Data Penggunaan lahan dan status kawasan

Data perumahan dan kawasan permukiman

Kondisi eksisting

Pemanfaatan lahan/terbangun

Status peruntukan

Sebaran permukiman

Data infrastruktur dasar

Dan lain-lain

Analisis data mengunakan:

Metode kuantitatif

Metode scoring

Metode kualitatif, melalui:

Wawancara

FGD, dll

Secara rinci proses pendekatan penyusunan Study Kelayakan

Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat dilihat

pada Gambar 2, berikut :

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Gambar 2

Proses pelaksanaan kegiatan Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Sesuai dengan Acuan Kerja, pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat

diselesaikan sampai hasil rencana dalam waktu 6 (enam) bulan. Untuk itu

diperlukan adanya rencana kerja sesuai dengan pendekatan penanganan, selain

diperlukan adanya standarisasi kerja yang tepat dalam menangani pekerjaan ini.

Program kerja penyusuanan Study Kelayakan Pengembangan Perumahan

dan Kawasan Permukiman meliputi :

Tahap Persiapan

Tahap Survey dan Pengumpulan Data

Tahap Kompilasi dan Analisa Data

Tahap Penyusunan dan Perumusan

Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3, berikut :

Tabel 3

Program Kerja Kegiatan Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman

No Tahapan Uraian Kegiatan Bulan Output

1 Persiapan Mobilisasi Peralatan dan

Konsolidasi Tim Konsultan

1 Laporan

Pendahuluan

dan Rencana

Keja Koordinasi dengan

pengguna jasa

1

Pengumpulan Data dan

Informasi yang terkait

dengan kegiatan

1

Penyiapan Peta Dasar 1

Perumusan Metodologi

Pelaksanaan Pekerjaan

1

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Penyusunan Rencana

Kerja

1

2 Survey

Lapangan

Survey pendahuluan dan

Pengumpulan data

sekunder

(Minggu 1

dan 2) di

bulan ke-2

(14 hari)

Data dan

informasi

sekunder

Survey data primer

Minggu 3

dan 4

bulan 2

dan

minggu 1

dan 2

bulan 3

(30 hari)

Data primer

melaui

pengukuran,

quisioner, FGD

dan

wawancara

3 Kompilasi

dan Analisis

data

Analisis sosial

kependudukan

Analisis

keruangan/spatial

Analisis permukiman

dan infrastruktur dasar

Analisis pasar

Analisis kelembagaan

Analisis kebijakan

Analisis kebutuhan

rumah

Analisis pembiayaan

Minggu 3

dan 4

bulan ke-3

dan

minggu 1-

4 bulan

ke-4

Data kondisi

eksisting dan

hasil analisis

4 Penyusunan

dan

perumusan

Arah dan Kebijakan

Pembangunan

Kabupaten

Profil Perumahan dan

Kawasan Permukiman

Analisis Teknis, Pasar,

Pembiayaan,

Kelembagaan dan

Pengelolaan

Kesimpulan dan

Rekomendasi

Minggu 3

dan 4

bulan ke-4

dan

minggu 1-

4 bulan

ke-5

Konsep rencana

pengembangan

5 Pelaporan Pendahuluan

(ekspose)

Bulan 1 Dokumen

Laporan

Pendahuluan

Antara (Interm)

(ekspose)

Bulan 3 Dokumen

Laporan Antara

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Draft laporan akhir

(Ekspose)

Bulan 5 Dokumen

Laporan Draft

Laporan Akhir Dokumen

Laporan Akhir

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

7.1 ORGANISASI PELAKSANAAN

Untuk pelaksanaan kegiatan ini, konsultan membentuk organisasi proyek yang

mantap, sederhana dan terpadu yang merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dan saling mendukung untuk tercapainya tujuan yang dikehendaki.

Organisasi konsultan ini disusun berdasarkan kebutuhan sesuai arahan yang

tertuang didalam Kerangka Acuan Kerja, serta optimalisasi kerja sesuai dengan

beban kerja/tugas yang harus dilaksanakan oleh masing – masing personil.

Dengan demikian diharapkan akan dapat dengan cepat mengakomodasikan

kebutuhan dan mengadakan pengumpulan data seakurat mungkin dan

menyampaikan informasi sejelas mungkin kepada pelaku pembuat kebijakan,

sehingga mesukan teknis dapat tersusun dengan baik dan konsisten.

Untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan yang dimaksud dengan

Kerangka Acuan Kerja, maka konsultan menyusun organisasi penanganan

pekerjaan yang disesuaikan dengan Kerangka Acuan Kerja serta berdasarkan

pendekatan pelaksanaan pekerjaan. Dalam penyusunan organisasi penanganan

pekerjaan dibagi dalam tiga bagian yaitu :

1. Profesional Staff, terdiri dari :

a. Team Leader

b. Ahli Infrastruktur

c. Ahli Lingkungan

d. Ahli Ekonomi

e. Ahli Arsitektur

f. Ahli Hukum

g. Ahli Sistem Informasi Geografis (SIG)

h. Ahli Sosiologi/Antropologi

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh penyedia jasa konsultasi yang

berpengalaman dalam Study :

1. Pelaksana kegiatan harus menyediakan tenaga ahli yang jelas jumlah dan

kualifikasinya.

2. Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam KAK ini,

konsultan harus menyediakan tenaga ahli dengan disiplin ilmu yang setara

dengan keahlian seperti berikut dibawah ini dengan pengalaman.

Kebutuhan tenaga yang diperlukan dalam penanganan Penyusunan

Rencana Kerangka Satuan Kawasan Pengembangan meliputi :

A. Tenaga Ahli

Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini yang terdiri dari

:

1. Ketua Tim (Team Leader)

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Planologi/Perencanaan

Wilayah/Sipil, Strata 1 (S1) dengan pengalaman kerja minimal 7 tahun atau

S2 dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun.

2. Tenaga Ahli Infrastruktur

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil, Strata 1 (S1)

dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun atau S2 dengan

pengalaman kerja minimal 2 tahun.

3. Tenaga Ahli Lingkungan

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Lingkungan,

Strata 1 (S1) dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun atau S2 dengan

pengalaman kerja minimal 2 tahun.

4. Tenaga Ahli Ekonomi

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi Pembangunan,

Strata 1 (S1) dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun atau S2 dengan

pengalaman kerja minimal 2 tahun.

5. Tenaga Ahli Arsitektur

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Arsitektur, Strata 1 (S1)

dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun atau S2 dengan

pengalaman kerja minimal 2 tahun.

6. Tenaga Ahli Hukum

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Hukum/Ilmu Pemerintahan

, Strata 1 (S1) dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun.

7. Tenaga Ahli Sistem Informasi Geografis (SIG)

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik geodesi , Strata 1 (S1)

dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun.

8. Tenaga Ahli Sosiologi / Antropologi

Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Sosiologi/Ilmu

Kemasyarakatan, Strata 1 (S1) dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun

atau S2 dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun.

B. Assisten Tenaga Ahli

Assisten Tenaga Ahli terdiri dari masing-masing, 1 (satu) orang Assisten

Perencanaan Wilayah dan Kota, 1 (satu) orang Assisten Infrastruktur /

Dokumen Teknis Study Kelayakan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

Di Kab. Barito Selatan

Sarana dan Prasarana dengan pengalaman kerja minimal 2 (dua) tahun.

Konsultan juga diharuskan menyediakan tenaga Pendukung sesuai kebutuhan

dan keluaran dari masing-masing keahlian harus jelas kontribusinya pada setiap

tahapan kegiatan.

C. Tenaga Pendukung

Tenaga Pendukung terdiri dari masing-masing, 2 (dua) orang Juru Gambar

CAD, 1 (satu) orang Operator GIS, 5 (lima) orang Surveyor, 2 (dua) orang

Estimator, 2 (dua) orang Operator Komputer, 1 (satu) orang Administrasi dan 5

(lima) Tenaga lokal.

Struktur Organisasi pelaksanaan untuk pekerjaan ini dapat dilihat pada Diagram

berikut :


Top Related