Download - USTEK PEMETAAN ASET

Transcript

Dalam era otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih besar untuk mengelola kekayaan daerahnya. Pemerintah daerah perlu mengetahui jumlah dan nilai kekayaan daerah yang dimilikinya, baik yang sudah dikuasai maupun yang masih berupa potensi yang belum dikuasai atau dimanfaatkan. Untuk itu, pemerintah daerah perlu melakukan indentifikasi dan inventarisasi nilai dan potensi aset daerah. Yang kemudian harus dikelola secara profesional dan akuntabel serta harus diawasi dan dikendalikan secara ketat agar tidak terjadi salah urus (miss management), kehilangan, dan tidak termanfaatkan.

Namun, saat ini masalah pengelolaan aset bangunan tersebut tidak hanya berhenti di sistem pengarsipan yang masih belum terkomputerisasi. Pada perkembangannya pihak Pemerintah Kabupaten Grobogan masih mengalami kesulitan pada pemantauan detail lokasi dari bangunan, hal ini dapat terjadi karena pergantian staff yang menangani. Oleh sebab itulah, sistem manajemen aset sebelumnya dilanjutkan dengan menambahkan sistem pemetaan sederhana dengan mengadopsi peta pada google earth, untuk membantu memberikan informasi lebih detail mengenai lokasi bangunan disertai dengan foto dan denah bangunannya. 

Aset/Barang Milik Daerah sebagaimana telah dibicarakan diatas tersebar pada seluruh Dinas/Instansi/Badan/Kantor/Unit Kerja Daerah Kabupaten serta tersebar pada daerah dalam Kabupaten/Kota yang terdiri dari bermacam-macam jenis aset. Dengan demikian kalau kita tidak mempunyai cara untuk memonitor semua aset tersebut tentu semua pekerjaan dalam mengoptimalkan aset daerah akan mengalami kesulitan yang sangat besar. Untuk itu kita berusaha bagaimana caranya sehingga kita dengan mudah dan cepat dapat mengetahui kondisi tentang suatu aset daerah, dimana lokasinya walaupun kita sudah mengetahui Kode Lokasi tapi itu baru terbatas pada lokasi dari Dinas/Instansi tempat aset berada tapi belum mengetahui dengan jelas tempat (site) dari aset berada, serta bagaimana kondisinya saat ini. Mapping yang kita maksud disini bukanlah terjemahan lurus dari bahasa asing yang berarti pemetaan tetapi mempunyai maksud sebetulnya lebih dari itu yaitu; 1. Untuk merekap aset tersebut didalam File berdasarkan Bidang Barang dan mempunyai

data sesuai yang diingini dan lengkap(Kode Lokasi). 2. Untuk memetakan lokasi dimana letak aset itu berada khususnya untuk aset tetap berupa

tanah dan/atau bangunan.

Berdasarkan kepada keinginan inilah kita ingin aset daerah untuk dimapping dengan tujuan sebagai berikut:1. Memudahkan mengetahui pada Dinas/Instansi mana aset itu berada 2. Memudahkan mengetahui lokasi (site) dari aset berada. 3. Memudahkan mengetahui segala sesuatu tentang setiap aset tersebut. Dengan

tercapainya tujuan mapping aset daerah yaitu kita akan dapat mengetahui secara detail, cepat serta mudah untuk aset daerah akan memudahkan kita dalam bekerja selanjutnya tentang aset daerah ini.

Untuk tercapainya tujuan mapping aset daerah ini kita melihat kepada maksud dari mapping itu sendiri, melihat kepada kedudukan dari aset itu yaitu :1. Dilihat dari segi Pengguna Aset/BMD tersebut yaitu Kepala Satuan Kerja Perangkat

Daerah, ini dapat dilihat dari Kode Lokasi barang, 2. Dilihat dari segi Pengelola Aset/BMD itu sendiri sebagai Pusat Informasi Barang (PIB)

yaitu Sekretaris Daerah.

Berdasarkan (dua) hal diatas maka kita memerlukan mapping aset untuk tingkat Pengguna Aset dan untuk tingkat Pengelola Aset yang merupakan Rekapitulasi dari semua Laporan Rekap Aset dari semua Dinas/Instansi/Kantor dll. Sekarang aset yang mana saja yang akan kita mapping, apakah semua aset? Untuk jawaban ini kita kembali kepada prinsip

manajemen aset yang kita maksud dan yang menjadi pokok pembicaraan kita dalam materi modul latihan ini, yaitu semua aset yang digunakan lebih dari 1 (satu) tahun.

1. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ASET DAERAH

2. PENELUSURAN GPS

Dalam melaksanakan penelusuran GPS harus terdiri dari 3 orang yang masing-masing personil mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Personil pertama mengoperasikan GPS2. Personil kedua mengisikan formulir-formulir yang terkait3. Personil ketiga melakukan pemotretan terhadap aset

2.1 Daftar Peralatan

Sebelum walkthrough GPS dilakukan, pastikan peralatan dan dokumen-dokumen sebagai berikut tidak tertinggal, yaitu :

1. GPS2. Kamera Digital3. Pulpen/Pensil4. Formulir Kodifikasi GPS.5. Formulir Pengambilan GPS untuk bangunan. Agar tidak kekurangan, maka dalam

satu kali survey formulir ini dibawa rangkap 3. 6. Formulir survey aset daerah. Untuk setiap aset terdiri atas dua lembar. Lembar

pertama adalah lembar untuk mengisi data-data teknis dari aset dan lembar kedua adalah untuk pengisian data dinamis (kondisi, fungsi, biaya, dll). Untuk keperluan pada saat survey GPS, cukup dibawa form lembar kedua, karena data pada lembar pertama diisikan di kantor dengan melihat dokumentasi spesifikasi teknis dari setiap aset. Formulir ini diperbanyak sesuai dengan perkiraan jumlah aset yang akan disurvey.

2.2 Teknik Pengambilan Foto

Pengambilan foto terhadap aset bangunan dilakukan paling sedikit terhadap tiga situasi yang menggambarkan kondisi sebagai berikut :

1. Tampak keseluruhan bangunan dan sekitar bangunan (denah lokasi)2. Tampak detil bangunan3. Tampak detil kerusakan

Pengambilan foto terhadap situasi yang lain dianjurkan untuk mendukung penilaian visual terhadap aset di kantor. Pengambilan foto terhadap aset yang berbentuk ruas (memanjang) dilakukan setiap kali menemui titik-titik kerusakan dalam ruas tersebut.

2.3 Persiapan Penelusuran

Persiapan sebelum dilakukan penelusuran (walkthrough) adalah sebagai berikut :A. Hidupkan alat receiver GPS dengan cara menekan tombol ON/OFF sesuai dengan tipe

dan jenis alat nya .

B. Pastikan receiver GPS telah di setup sebagai berikut :a. Position format nya sbb : ddd˚mm’ ss.ss”b. Map Datum nya : WGS 84

C. Pastikan pada receiver GPS tersebut tidak terdapat data waypoint dan tracks yang tersimpan dalam memory dan status track dalam keadaan Off. Jika terdapat data lain agar dikosongkan (delete).

D. Pastikan receiver GPS telah menerima sinyal dari 4 satelit (minimal) dan muncul tampilan halaman informasi satelit beserta nilai koordinat yang terukur.

2.4 Langkah-Langkah Penelusuran

Langkah-langkah pada saat melakukan penelusuran (walkthrough) :a. Setelah receiver GPS menunjukkan ketelitian maksimal (misalnya ± 5m atau lebih

teliti lagi), lakukan perekaman data waypoint dengan cara menekan tombol enter beberapa detik (pada GPS Garmin tipe yang lain tekan tombol mark) sehingga muncul nomor waypoint pada layar mark waypoint, untuk di save tekan tombol OK, nilai defaultnya adalah 001.

b. Isi form-2, sebagai berikut :NO.URUT

BANGUNANKODE

BANGUNANNAMA

BANGUNANNO. FOTO

Pengisian : Nomor urut bangunan harus diisikan sama dengan nomor waypoint simbol Kode bangunan diisi dengan melihat ke form-1 Nama bangunan harus diisi, jika ada Nomor urut foto diisi nomor foto (pada contoh ini misal dilakukan tiga kali

pengambilan foto)c. Pengambilan foto terhadap aset bangunan (lihat teknik pengambilan foto)d. Pengisian formulir PAI mengenai kondisi dan fungsi aset, biaya dan lain-lain

2. Sebelum penelusuran dimulai, ”On” kan Tracknya untuk melakukan pengambilan posisi koordinat dari track ruas yang akan direkam.

2.3. MAPSOURCE

Software Mapsource Garmin digunakan untuk mengambil data hasil penelusuran oleh GPS sehingga bisa digunakan program aplikasi khusus pemetaan aset maupun program aplikasi lainnya. Instal software mapsource dan ikuti prosedur menghubungkan antara GPS dengan komputer.

1. Koneksi GPS dengan komputer bisa dilakukan dengan menggunakan Serial communication port atau USB data port

2. Untuk mengecek koneksi sudah tersambung, masuk ke Mapsource dan klik Utilities – Get Unit ID. Nama dari GPS akan muncul pada Device, jika tidak maka cek kembali koneksi dan klik Find Device.

3. Klik menu Transfer – Receive from Device dan cek () pada waypoints dan tracks. Mapps dan Routes dikosongkan. Selanjutnya klik tombol receive.

4. Klik pada tab waypoint, akan terdapat lima buah bangunan

5. Klik pada tab tracks,

Perhatikan bahwa terdapat dua buah tracks, dimana track pertama (14-MAR-10) adalah track yang kita simpan dan track kedua adalah track untuk log yang masih aktif di GPS. Kedua track tersebut identik, seperti dijelaskan pada akhir proses penelusuran GPS, bahwa ini dimaksudkan untuk lebih berhati-hati agar penelusuran track (saluran) tidak hilang (misal : disebabkan oleh ketidaksengajaan terhapusnya track log).

Perhatikan bahwa ada dua track yang sama, maka hapus salah satunya, misal: kita hapus ACTIVE LOG

Sorot pada ACTIVE LOG, klik kanan dan klik “Delete Track”

Klik ganda pada track (14-MAR-10), ganti pada track properties “name” dengan ruas saluran awal pada form-3, yaitu 001C01001004 (Penamaan kode ini mengikuti Form-1. Formulir Kodifikasi GPS) dan klik tombol OK sehingga akan name dari track berubah seperti berikut :

6. Proses terakhir adalah menyimpan data GPS (waypoint dan track) dalam format GPS Exchange Format (gpx). Klik File – Save as…

2.4. DNR GARMIN

Software DNR Garmin digunakan untuk memproses data penelusuran GPS (dalam format gpx dari software mapsource) dan merubahnya ke format shapefile agar bisa dibaca oleh aplikasi PDSDA_PAI. Instalkan software DNR Garmin pada komputer anda.

1. Jalankan aplikasi DNR Garmin2. Pastikan bahwa sistem proyeksi sudah sesuai dengan lokasi di daerah anda. Untuk

menyesuaikan klik File – Set Projection

Isi datums dengan WGS84, dan projections sesuai dengan lokasi yang diambil.

Lihat gambar diatas untuk penentuan zona: Jika posisi lokasi di atas equator (titik 0), maka termasuk bagian utara (North) Jika posisi di bawah equator (titik 0), maka termasuk bagian selatan (South) Jika posisi tepat di equator, maka bisa dipilih North atau South

3. Konversi data bangunan (waypoint) menjadi shapefile. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut :a. Ambil file gpx (hasil pengolahan dari mapsource), klik Load from – File dan pilih

ekstensi gpx

NORTH

SOUTH

b. Pilih waypoint pada saat muncul pilihan jenis data yang akan diambil

c. Klik tombol OK

d. Simpan dalam bentuk shapefile, Klik Save to – file. Pilih Arcview Shapefile (Unprojected) (*.shp). Catatan : pilihan unprojected ini dimaksudkan agar sistem proyeksinya menggunakan Latitude/Longitude sehingga bisa dioverlay dengan peta atau raster lain yang menggunakan sistem proyeksi ini (sebagai contoh : Google Earth).

4. Konversi data saluran (track) menjadi shapefile. Langkah-langkah sebagai berikut :a. Ambil file gpx (hasil pengolahan dari mapsource), klik Load from – File dan pilih

ekstensi gpx. Catatan : file gpx ini sama dengan yang diambil pada saat akan mengkonversi data bangunan karena file gpx memuat semua jenis data (waypoint, track, dan route)

b. Pilih track pada saat muncul pilihan jenis data yang akan diambil

c. Klik tombol OK

d. Simpan dalam bentuk shapefile, Klik Save to – file. Pilih Arcview Shapefile (Unprojected) (*.shp)

2.5. QUANTUM GIS

Quantum GIS atau QGIS merupakan salah satu perangkat lunak desktop untuk pembuatan Sistim Informasi Geografis yang bisa didownload dari Internet sebagai software opensource. Berdasarkan keterangan yang ada, perangkat lunak QGIS dibuat sejak tahun 2002 dimulai dengan versi 0.0.1. Tidak semua fungsi dan kemampuan dari QGIS akan dibahas disini. Pembahasan terhadap QGIS hanya terhadap fungsi-fungsi yang biasa dipergunakan untuk membantu pemrosesan cleaning data sebelum datanya bisa digunakan di PDSDA_PAI. Setelah dilakukan pengetesan terhadap beberapa versi dari QGIS sebelumnya, Quantum GIS Enceladus versi 1.4.0 cukup stabil terutama untuk memproses saluran (memotong dan menyambung), dan menambah atau menghapus bangunan.

1. Instalkan Quantum GIS versi 1.4.0- Enceladus2. Jalankan Quantum GIS sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut

3. Klik menu Layer – Add Vector Layer, atau klik shortcut . Klik Browse dan pilih layer yang akan dibuka

Pilih bangunan.shp dan saluran.shp (hasil dari pemrosesan DNR Garmin)

4. Melihat isi data aset

Klik pada legenda aset sehingga tersorot , selanjutnya klik tombol browse untuk melihat isi data

Terlihat hanya ada satu data ruas saluran. Lakukan hal yang sama untuk bangunan, maka akan ada lima bangunan sebagai berikut :

5. Membagi saluran menjadi dua ruasData saluran hasil penelusuran GPS hanya ada satu ruas, sedangkan seharusnya dua ruas. Untuk itu harus dilakukan pemotongan terhadap ruas tersebut sebagai berikut :

a. Untuk memudahkan melihat nama dari masing-masing bangunan, maka tampilkan nama bangunan pada field IDENT. Klik ganda pada legenda bangunan, klik pada

(labels),beri cek ()pada display labels dan isi field containing label dengan IDENT. Properti lain bisa disesuaikan, sebagai contoh font, color, font size, placement, dll.

b. Klik tombol OK, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

c. Lihat data saluran pada form-3, terdapat dua ruas saluran. Pemotongan terjadi di bangunan perubah debit nomor 4, yaitu bangunan sadap dengan kode 004A05

d. Klik pada legenda saluran sehingga tersorot

e. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode). Pada layer saluran akan berubah sebagai berikut :

f. Untuk memudahkan pemotongan, kita lakukan perbesaran terlebih dahulu dengan

mengklik menu Layer – Zoom-in atau menekan tombol

g. Klik menu Edit – Split Features atau klik tombol h. Lakukan pemotongan dengan membuat garis pemotong, yaitu dengan mengklik di

satu tempat, ditarik garis dan diakhiri dengan klik kanan)

Hati-Hati !!! Efek dari perubahan tidak langsung terlihat. Untuk memastikan apakah prosesnya sudah benar, maka anda harus mengecek dulu dengan menjalankan proses berikutnya sebelum anda yakin bahwa proses yang telah dilakukan salah sehingga anda harus mengulangi proses pemotongan kembali. Hal ini dikarenakan setiap kali dilakukan pemotongan dengan benar akan berakibat pada penambahan ruas saluran baru.

i. Klik menu Layer – Open Attribute Table atau tombol sehingga akan muncul sebagai berikut :

j. Terlihat bahwa pemotongan berhasil dan ada dua ruas saluran dengan isi IDENT yang sama. Sulit bagi kita untuk mengetahui mana ruas asli dan mana ruas tambahannya. Untuk itu klik terlebih dahulu pada nomor 0 (paling kiri dari list) sehingga satu record tersorot

Lihatlah bahwa ruas saluran yang dipilih recordnya berubah warna (tersorot) dan ruas saluran pada layer peta berubah warnanya menjadi kuning. Ini menandakan bahwa record pertama adalah ruas aslinya dan tambahannya adalah nomor 1.

k. Klik nomor 1(paling kiri dari list) sehingga satu record tersorot

l. Klik ganda pada field IDENT sehingga field tersebut bisa dilakukan pengeditan, ganti isi field dengan 002C01004005 dan pindahkan posisinya ke field lain

m. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut pada saat ada konfirmasi

6. Menggabung ruas saluranProses penggabungan ruas saluran dilakukan sebagai berikut :a. Pilih paling sedikitnya dua ruas saluran. Klik menu View – Select Features atau

tombol . Selanjutnya klik pada ruas saluran yang akan digabung. Tekan tombol Ctrl dan Klik pada kedua ruas saluran yang akan dipilih, sehingga kedua ruas saluran tersebut terpilih (warnanya berubah menjadi kuning).

b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode)

c. Klik menu Edit – Merge selected features atau tombol untuk menggabungkan kedua saluran tersebut

Track dengan Id 0 dan Id 1 akan digabung dan hasil dari penggabungan nampak pada record Merge.

d. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi saluran dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut pada saat ada konfirmasi

7. Penghapusan Data Bangunan Langkah-langkah dalam penghapusan data (sebagai contoh untuk data bangunan) :

a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot

b. Klik menu View – Select Features atau tombol dan pilih bangunan yang akan dihapus

c. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi bangunan dari tidak bisa dilakukan editing (off mode) menjadi bisa dilakukan editing (on mode). Pada layer saluran akan berubah sebagai berikut

d. Klik Edit – Delete Selected atau tombol

e. Klik menu layer – toggle editing atau tombol untuk merubah posisi bangunan dari bisa dilakukan editing (on mode) menjadi tidak bisa dilakukan editing (off mode). Karena sudah dilakukan perubahan, maka simpan perubahan tersebut

8. Penambahan bangunan atau saluranPenambahan data bangunan atau saluran sebaiknya dihindari, karena penambahan di layar komputer tidak mencerminkan posisi sebenarnya di lapangan.

Langkah-langkah dalam penambahan data saluran adalah sebagai berikut :

a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot

b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol

c. Klik menu Edit – Capture Line atau tombol . Klik pada canvas untuk membuat saluran dan diakhiri dengan klik kanan

d. Klik OK dan simpan penambahan saluran tersebut

Langkah-langkah dalam penambahan data bangunan adalah sebagai berikut :

a. Klik pada legenda bangunan sehingga tersorot

b. Klik menu layer – toggle editing atau tombol

c. Klik menu Edit – Capture Point atau tombol . Klik pada canvas untuk membuat bangunan

d. Simpan bangunan tersebut


Top Related