USAHA TAN MALAKA DALAM PERJUANGAN
MEMPERTAHANKAN KEMEDEKAAN
INDONESIA TAHUN 1946-1948
(Skripsi)
Oleh
Elis Septiana
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
USAHA TAN MALAKA DALAM PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA TAHUN 1946-1948
Oleh :
Elis Septiana
Perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda diakhiri dengan
peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pasca Proklamasi keadaan
Indonesia belum sepenuhnya aman, sehingga banyak tokoh yang berjuang dalam
mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. Salah satunya adalah Tan
Malaka yang ikut berusaha dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Apa sajakah usaha Tan Malaka dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia tahun 1946-1948?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apa sajakah usaha Tan Malaka dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1948. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode historis dengan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik kepustakaan dan dokumentasi. Sedangkan untuk
menganalisis data, digunakan teknik analisis data kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian mengeani usaha Tan Malaka dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekan Indonesia tahun 1946-1948, dapat dijelaskan bahwa
Tan Malaka adalah salah satu pejuang kemerdekaan yang terkenal dengan
gagasan revolusioner yang radikal. Menolak segala bentuk perundingan yang
dilakukan pemerintah dengan Belanda. Pemikiran yang revolusioner membuat
Tan Malaka pada tahun 1946, menggagas terbentuknya organisasi Persatuan
Perjuangan. Pada tanggal 31 Juli 1948 di penjara Magelang, Tan Malaka
mengirimkan surat berisi nasihat politik yang dikirimkan kepada kawan-kawan
sehaluannya untuk mendirikan partai. Pada tahun 1948 Tan Malaka mendirikan
Partai yang bersifat Revolusioner dengan nama Partai Murba. Dapat disimpulkan
bahwa Organisasi Persatuan Perjuangan dan Partai Murba merupakan usaha yang
dilakukan Tan Malaka dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia tahun 1946-1948.
Kata Kunci: Usaha, Tan Malaka, Mempertahankan Kemerdekaan.
USAHA TAN MALAKA DALAM PERJUANGAN
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
INDONESIA TAHUN 1946-1948
Oleh
ELIS SEPTIANA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu pada tanggal 04 September
1994, dari pasangan Bapak Yasan dan Ibu Sulastri. Penulis
merupakan anak ke 4 dari 4 bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri I Poncowarno pada
tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Kalirejo pada tahun
2010, dan kemudian Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalirejo pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah melalui jalur SNMPTN.
Pada tahun 2016, penulis melaksanakan KKN Terintegrasi di Desa Ruktiharjo,
Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah. Penulis melaksanakan
PPL di SMP Ma’arif 01 Seputih Raman.
vii
MOTTO
“Allah akan meninggikan derajad
orang-orang yang beriman diantara
kamu dan orang-orang yang
memiliki ilmu pengetahuan”
-Q.S Al-Mujadillah:11-
viii
PERSEMBAHAN Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala hidayah dan karunia- Nya. Shalawat dan
Salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW…
Dengan kerendahan hati dan rasa syukur, Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti
dan cinta kasihku kepada:
Yang tercinta kedua orangtuaku, bapak Yasan dan ibu Sulastri yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik. Terimakasih yang tak terhingga atas segala kesabaran dan limpahan kasih sayang mu. Terimaksih selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian;
Kepada kakak-kakakku, Iswati, Romli, Sugeng Prayitno, Khusnus Sholikhah, Tri Ambar Wati dan Iwa Kartiwa yang selalu memberikan motivasi, semangat, doa dan selalu menyayangiku;
Para pendidikku, Dosen dan Guruku; Almamater tercinta Universitas Lampung.
ix
SANWACANA
Dengan segala bentuk kerendahan hati, penantian panjang dan perjuangan yang
selalu dihiasi dengan pasang surutnya sebuah semangat demi sebuah harapan dan
tanggung jawab untuk mengemban amanah dari orang tua dan orang-orang
terdekat yang selalu menantikan keberhasilanku, maka tidak ada kata yang pantas
untuk ditulis oleh penulis selain kata ucapan penuh rasa syukur
Alhamdulillahhirobbil’ aalamin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT, Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Usaha Tan Malaka dalam Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1948”. Penulis selesaikan sebagai salah
satu syarat untuk meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang setulusnya kepada:
x
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si, Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung;
6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; sekaligus
sebagai pembimbing II yang telah memberikan saran, bimbingan dan
nasehat yang bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H, Dosen Pendidikan Sejarah dan sekaligus
pembimbing I yang dengan ikhlas dalam memberikan arahan, masukan,
motivasi dan bimbingannya dengan baik kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Maskun M.H, Dosen Pendidikan Sejarah dan sekaligus penguji
dalam seminar dan ujian skripsi saya yang dengan ikhlas dalam
memberikan arahan, masukan, motivasi dan bimbingannya dengan baik
kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
xi
9. Bapak Drs. Wakidi M.Hum, Bapak M. Basri, S.Pd. M.Pd, Bapak Drs. Ali
Imron, M.Hum, Ibu Dr. Risma Sinaga, M.Hum, Bapak Drs. Tantowi, M.S,
Ibu Yustina Sri Ekwandari S.Pd, M.Hum, Bapak Suparman Arif, S.Pd,
M.Pd, Ibu Myristika Imanita S.Pd, M.Pd, Bapak Hendry Susanto, S.S,
M.Hum, dan Bpk Cherry Saputra S.Pd, M.Pd,. Dosen Program Studi
Pendidikan Sejarah yang telah mendidik dan memberikan ilmu
pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi
mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.
10. Keluarga Besar Forum Komunikasi Mahasiswa dan Alumni (FOKMA)
Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung yang menjadi
tempat berorganisasi, diskusi, bercengkrama. Terimakasih atas segala
pengalaman yang diberikan selama ini.
11. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2013, teruntuk sahabat-sahabat
terbaikku (ACEE) Ambika Luhitadati, Cici Mei Lani dan Asmawati
Elindriani, Terimakasih atas kebersamaan selama ini, suka cita yang kita
ciptakan bersama, kekeluargaan yang sudah terjalin, dan saling
memotivasi dalam segala hal akan menjadi kenangan terindah. Terus
semangat menggapai cita-cita kalian dan sukses untuk masa depan kita.
See you on top guyss !!!
12. Keluarga kecilku di Kamar 315 Rusunawa Unila, “sekandang tapi gak
sekandung”. Eka Setiawati dan Cicilia Wiliasih, terimakasih atas
kebersamaan, kekeluargaan yang sudah terjalin, suka duka selama kita
bersama, segala dukungan, motivasi dan menjadi tempat berbagi dalam
segala hal. Banyak pelajaran berharga yang tidak akan terlupakan yang
xii
saya dapat bersama kalian. Terus semangat untuk gapai cita-cita dan
semoga sukses selalu. Semoga kekeluargaan ini akan tetap terjaga.
13. Semua pihak yang telah membantu, mendoakan dan memotivasi dalam
proses penyusunan skripsi.
Terimakasih atas bantuan serta ketulusan hati kalian semua semoga menjadi
amal ibadah dan mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, November 2017
Penulis,
Elis Septiana
NPM 13130330333
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR ..........................................................................
HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
SANWACANA ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 9
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1.Tinjauan Pustaka .................................................................................... 12
2.1.1. Konsep Usaha ........................................................................... 12
2.1.2. Konsep Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan ................. 13
2.1.3. Konsep Bentuk Perjuangan ........................................................ 15
2.2. Kerangka Pikir ...................................................................................... 16
2.3. Paradigma ............................................................................................. 17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ................................................................................. 18
3.1.1 Metode Yang Digunakan ............................................................ 19
3.2. Variable Penelitian ............................................................................... 26
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 27
3.3.1. Teknik Kepustakaan .................................................................. 28
3.3.2. Teknik Dokumentasi.................................................................. 29
3.4. Teknik Analisis Data ........................................................................... 30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
4.1.1. Gambaran Umum Indonesia Pasca Proklamasi Kemerdekaan ............ 32
4.1.1.1. Situasi Indonesia Pasca Proklamasi Kemerdekaan .................... 32
4.1.1.2. Keamanan di Indonesia Pasca Proklamasi Kemerdekaan ......... 36
4.1.1.3. Biografi Tan Malaka .................................................................. 40
4.1.2. Deskripsi Data ................................................................................. .... 49
4.1.2.1. Usaha Tan Malaka Dalam Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia tahun 1946 ................................................ 49
4.1.2.2. Usaha Tan Malaka Dalam Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia tahun 1948 ................................................ 65
4.2. Pembahasan ............................................................................................. 73
4.2.1. Usaha-Usaha Tan Malaka dalam Perjaungan Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia tahin 1946-1948 .......................................... 73
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 81
5.2. Saran ..................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ciri-Ciri bentuk Perjuangan ..................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pengesahan Rencana Judul Skripsi………………………………...…….96
2. Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing………………………………97
3. Surat Permohonn Izin Penelitian di Perpustakaan Daerah
Provinsi Lampung………………………………………………………..98
4. Surat Keterangan Riset dari Kepala Perpustakaan Daerah
Provinsi Lampung………………………………………………………..99
5. Surat Permohonn Izin Penelitian di Perpustakaan Universitas
Lampung .................................................................................................... 100
6. Surat Keterangan Riset dari Kepala Perpustakaan Universitas
Lampung .................................................................................................... 101
7. Keputusan Presiden tentang penetapan Tan Malaka sebagai Pahlawan
Republik Indonesia .................................................................................... 102
8. Pidato dalam Kongres Persatuan Perjuangan (4-5 Januari 1946) ............ 104
9. Putusan Kongres pembentukan Persatuan Perjuangan .............................. 105
10. Pandangan dan langkah Partai Rakyat (Surat Kepada Partai Rakyat 31 Juli
1948) .......................................................................................................... 109
11. Foto Tan Malaka ....................................................................................... 116
12. Foto bersama Anggota Komintern lain ..................................................... 116
13. Foto Perlawanan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan
dengan menggunakan senjata rampasan dari tentara Jepang .................... 117
14. Foto Tan Malaka berjalan berdampingan dengan IR. Soekarno dalam
Rapat Besar di Lapangan Ikada ................................................................. 117
15. Foto Lambang Partai Murba .................................................................... 118
16. Foto: Tan Malaka dan Lambang Partai Murba ......................................... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
1.1 Analisis Masalah
Sejarah panjang perjuangan Bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda diakhiri
dengan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sebagai Negara yang baru saja terbentuk, tentunya Indonesia masih rentan dengan
penjajahan bangsa asing maupun pemberontakan bangsa sendiri. Kemerdekaan
Bangsa Indonesia yang baru sebentar ini mendapatkan gangguan dari Belanda yang
masih ingin memulihkan kekuasaan kolonialnya di Indonesia pasca Proklamasi
Kemerdekaan.
Berbagai kelaskaran dan gerakan sukarelawan tempur pun bangkit untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan. Terjadinya
berbagai pemberontakan diberbagai daerah membuktikan bahwa masyarakat
Indonesia pada masa itu telah terbakar api semangat revolusi untuk membendung
kaum imperialis yang hendak datang untuk menancapkan kuku penjajahannya
kembali di bumi Indonesia.
2
Meski Indonesia telah memproklamasikan diri sebagai negara yang merdeka.
Namun imperialisme asing masih saja ingin bercokol di Indonesia. Karena itu
pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu bangsa Indonesia masih
terus berjuang angkat senjata membendung kaum imperialis asing yang
hendak mau menginjakkan kakinya lagi di bumi Indonesia. Berbagai
kelaskaran dan gerakan sukarelawan tempur pun kembali bangkit untuk
mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan (Badruddin,
2014: 235).
Pasca Proklamasi kemerdekaan yang masih dilanda gejolak revolusi, para tokoh
pergerakan terpecah dalam hal menggunakan metode untuk mencapai kemerdekaan
sepenuhnya dari tangan imperialis. Dua opsi yang menjadi perdebatan yaitu
perjuangan fisik dan perjuangan melalui diplomasi. Para pemimpin Indonesia mulai
memperdebatkan jalan terbaik untuk mempertahankan kedaulatan Republik. Salah
satu tokohnya adalah Tan Malaka, pejuang kemerdekaan yang ikut berusaha dalam
mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan.
Situasi Indonesia yang penuh gejolak revolusi pasca kemerdekaan inilah yang
kemudian juga berkaitan dengan prinsip Tan Malaka “Merdeka 100%”.
Tan Malaka kata Saifuddin Zuhri meski pernah bersama dengan Bung Hatta dan
Sjahrir di Belanda, lebih meniti jalur komunisme. Setelah proklamasi 17 Agustus
1945 Tan Malaka kemudian menjadi pimpinan gerakan yang bersemboyan “merdeka
100%” (Zuhri, 2013: 406).
Masa Revolusi Kemerdekaan diwarnai dengan pengisian perlengkapan sebagai
negara merdeka dan perjuangan bersenjata serta berbagai diplomasi antara Bangsa
3
Indonesia dengan pihak Belanda. Diplomasi itu direalisasikan dalam perjanjian-
perjanjian. Belanda ingin memecah belah Republik Indonesia yang baru lahir.
Sehingga dikatakan bahwa pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia belum
sepenuhnya aman, kaum Imperialis masih terus hendak berkuasa di Indonesia.
Terjadinya berbagai pemberontakan diberbagai daerah membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia masa itu telah terbakar semangat api revolusi untuk
membendung kaum imperialis yang hendak menganggu kemerdekaan yang telah
diraih. Menyaksikan semangat rakyat yang menyala-nyala diberbagai daerah di Jawa
dalam melawan kaum imperialis namun tidak didukung dengan kebijakan pemerintah
yang memilih jalan perundingan, timbul inisitif dari Tan Malaka untuk
mengorganisasi perjuangan-perjuangan tersebut dalam satu wadah (organisasi) yang
tepat. Sehingga kemudian munculnya oposisi Tan Malaka dengan Persatuan
Perjuangannya yang dengan gencar menyerang pemerintah.
Tan Malaka mengepalai sebuah koalisi antara organisasi politik dan organisasi
militer, Persatuan Perjuangan. Koalisi yang membawa panji-panji perjuangan
ini melancarkan oposisi terbuka terhadap konsensi apapun dengan Belanda.
Tujuan mereka adalah merdeka 100%. Sehingga mereka menentang diplomasi
yang dilakukan dengan kabinet Sjahrir hingga menimbulkan Peristiwa 3 Juli
1946. Ia ditangkap oleh Perdana Menteri Sjahrir selama beberapa tahun.
Hingga ketika ia keluar dari penjara dan turut bergerilya dalam perang
kemerdekaan menghadapi Inggris dan Belanda, peristiwa tragis itu terjadi:
Maut menjemput ia ditembak mati justru oleh tangan bangsanya sendiri
(Santosa, 2016: 13-14).
Periode ini adalah periode dimana para pemimpin perjuangan memperdebatkan jalan
perjuangan yang harus ditempuh untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Perdebatan terjadi diantara pemimpin yang mendukung jalan perang fisik dengan
4
tokohnya seperti Tan Malaka dan Jenderal Sudirman, sedangkan pendukung jalan
diplomasi dengan tokohnya yaitu Soekarno, Hatta dan Sutan Sjahrir.
Untuk menghadapi situasi yang genting seperti itu lah, Tan Malaka berbeda
prinsip dan metode dengan Soekarno dan kawan-kawannya. Secara umum
Tan Malaka menggunakan jalan revolusioner dengan semboyan merdeka
100%. Konsekuensinya, rakyat Indonesia harus total berkonfrontasi dengan
kaum imperialis. Sebaliknya kelompok Soekarno , Hatta dan Sjahrir lebih
memilih jalan diplomasi dan perundingan dengan imperialis. Konsekuensi
perjuangan Indonesia untuk meraih kemerdekaan sepenuhnya harus
dilakukan melalui jalan kompromi dengan pihak musuh (Badruddin, 2014:
237-238).
Tan Malaka adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan, dikenal sebagai tokoh
pemikir dan filosof kiri-revolusioner. Dialah yang tak henti-hentinya turut mendesain
program-program aksi massa revolusi untuk melawan kaum kolonial. Tan Malaka
juga dikenal sebagai salah satu sosok legendaris dalam perjuangan kiri Indonesia dan
banyak menghabiskan umurnya untuk memperjuangkan Indonesia menjadi negara
merdeka 100% dari Imperialisme asing. Meskipun Ia telah dianggap berbahaya bagi
politik di Indonesia, Tan Malaka juga dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional
Indonesia.
Tan Malaka (1897-1949) adalah sosok legendaris yang banyak menghabiskan
umurnya untuk memperjuangkan Indonesia menjadi negara merdeka 100% dari
imperialisme asing. Ia adalah tokoh revolusioner, aktivis kemerdekaan
Indonesia, filusuf kiri, pemimpin Partai Komunis Indonesia, pendiri Partai
Murba dan Pahlawan Nasional Indonesia (Badruddin, 2014: 5).
Seorang cendekiawan yang mengutamakan intelektual, Tan Malaka menuangkan
hasil pemikirannya dalam setiap tulisan-tulisan yang mencita-citakan kemerdekaan
5
bagi bangsa Indonesia. Berbekal pengetahuan mengenai marxisme dan bolshevisme,
TanMalaka berusaha melebarkan sayapnya ke panggung politik untuk
memperjuangkan hak rakyat Indonesia. Pengalaman dan pengetahuan mengenai
marxisme yang diperoleh ikut membentuk pemikiran Tan Malaka tentang konsep
masyarakat yang ideal baginya.
Tan Malaka menerima pelajaran dari perkataan para revolusioner Rusia yang
menyatakan bahwa marxisme bukanlah suatu dogma melainkan suatu pedoman
dalam menjalankan suatu tindakan (Tan Malaka, 2008:111).
Berangkat dari latar historis Bangsa Indonesia pada saat itu yang belum
memiliki Sejarah bangsanya sendiri selain perbudakan, Tan Malaka berniat untuk
mengadakan revolusi sosial untuk megusir penjajahan keluar dan membersihkan diri
ke dalam agar Bangsa Indonesia memiliki sejarah bangsanya sendiri.
Untuk mewujudkan cita- citanya tersebut, Tan Malaka memiliki segudang
konsep pemikiran atau gagasan untuk mengupayakan kemerdekaan Indonesia
100% dan menolak kerja sama dengan kaum imperialis.
Dalam pandangan Tan Malaka, revolusi Indonesia itu harus ditempatkan
sebagai perjuangan revolusioner dan total untuk merubah keadaan struktur
sosial politik yang sudah mapan. Perjuangan harus dilakukan dengan
memobilisir semangat dan kekuatan rakyat, mengambil alih dan menguasai
sumber-sumber produksi ekonomi, serta menolak berunding dengan pihak
musuh sebelum mereka meninggalkan tanah air Indonesia dan mau mengakui
kemerdekaan Indonesia 100% (Mrazek,1994: 81).
6
Perjuangan Tan Malaka pada dasarnya adalah menolak bentuk-bentuk kerja sama
dengan pihak asing, meskipun kerja sama tersebut untuk membebaskan Indonesia
dari penindasan. Menurutnya kemerdekaan Indonesia harus bisa bebas dari
kapitalisme imperialisme dan sisa feodalisme yang telah sekian lama ditanamkan
kepada Bangsa Indonesia. Bagi Tan Malaka kemerdekaan 100% dapat diperoleh
dengan jalan revolusi.
Menurut Tan Malaka perjalanan sejarah Indonesia ditentukan oleh cara berpikir. Tan
Malaka merupakan seorang tokoh kemerdekaan, yang terkenal dengan pemikirannya
dan gagasan-gagasan revolusioner yang radikal. Ia merupakan pejuang revolusi
dengan berbagai gagasan yang timbul dari pemikirannya pada setiap tindakan yang
dilakukan. Tan Malaka menempa dirinya dengan gagasan revolusioner dan dia
berusaha merealisasikan gagasan itu bersama rakyat.
Bagi Tan Malaka perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dapat berhasil
melalui jalan revolusi. Ia menekankan bahwa revolusi Indonesia dapat berhasil jika
didukung oleh aksi massa yang terorganisir, dan kaum proletarlah yang memegang
pimpinan revolusi (Alfian, 1986: 150).
Usaha yang dilakukan Tan Malaka semata-mata hanya untuk mencapai kemerdekaan
seutuhnya, lepas dari pengaruh asing secara politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Tan
Malaka beranggapan bahwa perlunya kerja sama segenap rakyat Indonesia yang
diwujudkan dalam aksi massa untuk berjuang, mengumpulkan dan memusatkan
7
kekuatan revolusioner dengan jalan aksi massa teratur demi terciptanya sistem
kemasyarakatan yang demokratis dan anti penjajahan dalam bentuk apapun.
Kemerdekaan yang dicita-citakan Tan Malaka bukan hanya secara politik saja,
akan tetapi kemerdekaan budaya, ekonomi dan merdeka dalam aspek lainnya.
Kemerdekaan secara politik memang menjadi yang utama, tetapi merdeka
dalam arti segala-galanya yang menjadi keinginan puncaknya. Indonesia
merdeka 100% lepas dari pengaruh luar asing yang menganggu kedaulatan
negara dan pemerintah. Sebuah visi yang mencita-citakan suatu sistem
kemasyarakatan yang demokratis, anti feodalisme, anti totaliter/otoriter, dan
anti penjajahan dalam bentuk apapun (Alfian, 1986:147).
Revolusi Indonesia mempunyai dua tombak, yaitu mengusir imperialisme barat dan
mengikis sisa-sisa feodalisme. Berjuang dan berperang bukan untuk menguasai atau
menjajah negara lain, melainkan untuk lepas dari penindasan. Revolusi Indonesia jika
terlaksana dengan sebaik-baiknya akan membawa perubahan secara menyeluruh, baik
politik, ekonomi, sosial, dan bahkan mental.
Menurutnya kemerdekaan Indonesia harus bisa bebas dari
kapitalismeimperialisme dan sisa feodalisme yang telah sekian lamanya
ditanamkan kepada bangsa Indonesia. Bagi Tan Malaka kemerdekaan 100%
dapat diperoleh dengan jalan revolusi Indonesia yang secara bersamaan
mengambil tindakan ekonomi dan social (Tan Malaka, 2000: 25).
Perbudakan yang dialami rakyat Indonesia terlihat dalam feodalisme yang merupakan
perbudakan yang dilakukan oleh bangsa sendiri, sedangkan perbudakan yang
dilakukan oleh bangsa asing berupa imperialisme. Kekuatan revolusi Indonesia terdiri
dari semua kelas dan golongan yang mengalami penindasan dari feodalisme dan
imperialisme. Sedangkan aksi massa merupakan hasil untuk meruntuhkan sendi-
sendi kapitalis Belanda yang sudah cukup lama berlangsung di Indonesia. Sebagai
8
senjata dari aksi massa ini dapat dilakukan dengan cara boikot, mogok dan
demonstrasi.
Bagi Tan Malaka perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia dapat berhasil melalui
jalan revolusi. Ia menekankan bahwa revolusi Indonesia dapat berhasil jika didukung
oleh aksi massa yang terorganisir, dan kaum proletarlah yang memegang pimpinan
revolusi (Alfian, 1986: 150).
Revolusi menjadi cara terakhir ketika mogok dan boikot yang dilakukan rakyat
proletar tidak diperhatikan. Revolusi yang dilakukan bukan semata-mata ingin
menggulingkan pemerintahan ataupun anarkisme, melainkan usaha yang dilakukan
rakyat untuk mempertahankan kedaulatan dan melepaskan diri dari pengaruh-
pengaruh yang menganggu kemerdekaan.
Pemikiran yang telah dihasilkan oleh Tan Malaka telah memberikan bukti nyata,
bahwa pemikirannya membawa dampak yang signifikan. Dampak dari pemikirannya
menjalar kepada para pemuda dan para golongan tua yang revolusioner, meskipun
mengalami pertentangan pada akhirnya. Berdirinya Persatuan Perjuangan dan Partai
Murba, bahkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar masa revolusi, merupakan
pengaruh dari gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang telah dilahirkan oleh
Tan Malaka.
Jika kita mengamati hidup dan perjuangan Tan Malaka, jelas sekali bahwa sedari
awal dia hidup untuk merevolusionerkan kaum murba, agar menjadi kekuatan massa
dalam merebut kemerdekaan seutuhnya. Aksi massa yang dilakukan oleh segenap
9
rakyat Murba Indonesia dengan perjuangan revolusi dapat mengembalikan
kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, membuat ketertarikan bagi peneliti untuk
membahas usaha Tan Malaka dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia tahun 1946-1948.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apa sajakah usaha yang dilakukan Tan Malaka dalam perjuangan
mempertahankan Kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1948?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apa sajakah usaha yang
dilakukan Tan Malaka dalam perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
tahun 1946-1948.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Memberikan sumbangan yang berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, terutama yang masih ada hubungannya dengan disiplin ilmu
sejarah.
2. Sebagai rujukan bagi penulis selanjutnya yang berminat tentang usaha
perjuangan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
10
3. Menambah wawasan penulis khususnya dalam bidang kesejarahan yakni
mengenai Usaha Tan Malaka dalam perjuangan mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1948.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat masalah di atas maka dalam penelitian ini untuk menghindari kesalah-
pahaman, maka dalam hal ini peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan
tujuan penelitian mencakup :
1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sifat keadaan dari sesuatu benda, orang, atau
keadaan, yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup objek dalam penelitian ini
adalah usaha-usaha yang dilakukan Tan Malaka dalam perjuangan
mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu, hak, baik orang, ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek
penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung
objek penelitian. Maka dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian
adalah Tan Malaka.
11
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Lampung dan
Perpustakaan Daerah Lampung, karena dalam bidang Ilmu Sejarah di
butuhkan referensi buku guna menunjang penyelesaian penelitian ini.
4. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dalam penelitian ini adalah tahun 2017.
5. Konsentrasi Ilmu
Konsentrasi Ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Sejarah.
6. Temporal
Dinamakan relasi temporal apabila bagian kalimat yang satu diberikan
keterangan waktu dan berkenaan dengan waktu-waktu tertentu. Dalam
penelitian ini, peneliti membatasi tahun yang diteliti yaitu tahun 1946 hingga
tahun 1948.
12
REFERENSI
Badruddin. 2014. Kisah Tan Malaka Dari Balik Perjara Dan Pengasingan.
Yogyakarta: Araska. Hal : 235.
Zuhri, KH. Syaifuddin. 2013. Berangkat dari Pesantren. Yogyakarta: LkiS. Hal:46.
Santosa, Kholid O, dkk. 2016. Tan Malaka Dan Sjahrir Dalam Kemelut Sejarah.
Bandung: Sega Arsy. Hal : 13-14.
Badruddin. Op cit. Hal : 237-238.
Badruddin. Op cit. Hal : 5.
Tan Malaka. 2008, Dari Penjara Ke Penjara III (EdisiKhusus 63 Tahun RI), Jakarta
: LPPM. Hal: 111.
Mrazek, Rudolf. 1994. Semesta Tan Malaka. Yogyakarta: Bigraf Publishing. Hal: 81.
Alfian. 1986. Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Sosial. Jakarta: UI
Press. Hal: 150.
Alfian. Ibid. Hal: 147.
Tan Malaka. 2000. Geriliya Politik Ekonomi, Yogyakarta :Jendela. Hal: 25.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA
2.1 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisikan teori atau konsep-konsep yang akan dijadikan landasan
teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam
penelitian ini adalah:
2.1.1 Konsep Usaha
Usaha merupakan segala kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan
untuk mencapai sesuatu (W.J.S Poerwadarminta, 1985: 1136). Usaha juga diartikan
sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh individu untuk mencapai apa yang diinginkan
dengan cara mengerahkan tenaga maupun pikiran (Siswo Wiratmo, 1993: 26).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa usaha adalah kegiatan
dengan mengarahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud,
pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai suatu maksud
(Lukman Ali, 1998:1254).
13
Berdasarkan ketiga pendapat para ahli diatas maka dapat dikatakan bahwa usaha
adalah segala sesuatu yang dilakukan dengan mengarahkan seluruh tenaga atau
pikiran untuk mencapai suatu maksud dan tujuan yang diinginkan. Usaha yang
dilakukan inilah diharapkan dapat mencapai apa yang dicita-citakan dan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan demikian, konsep tentang usaha dipandang perlu untuk menjadi landasan
dasar dalam mengetahui sejauh mana usaha Tan Malaka dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dalam melindungi dan menjaga eksistensi
Bangsa Indonesia yang telah merdeka dari berbagai gangguan, baik dari dalam
maupun dari luar. Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu
penelitian historis, maka peneliti menekankan pada peran yang telah dilakukan
seseorang terkait kedudukannya .
2.1.2 Konsep Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Kata Perjuangan berasal dari kata “Juang” yang berarti “berlaga; berlawanan;
memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga; berperang; berkelahi;
berlanggaran” (Hoetoma M.A, 2005:224).
Perjuangan menurut Susanto, adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meraih
sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. Perjuangan dalam segala hal
dilakukan dengan pengorbanan, peperangan, dan diplomasi untuk mencapai
kemerdekaan (Susanto Tritoprojo, 1982:7).
14
Sedangkan mempertahankan adalah mengusahakan supaya tetap atau membiarkan
pada keadaan semula, kemerdekaan adalah suatu kebebasan dari penjajahan untuk
berdiri sendiri (W.J.S Poerwadarminta, 1985:647).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tirto Projo, “Perjuangan Indonesia untuk
mempertahankan kemerdekaan terus dilakukan baik itu secara diplomasi, maupun
konfrontasi. Hal ini dilakukan guna mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia” (Tirto Projo, 1996:32).
Dari pernyataan diatas, dapat dikatakan bahwa perjuangan mempertahankan
kemerdekaan adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh segenap bangsa dalam
mempertahankan kedaulatan negaranya, mejaga eksistensi bangsa dan melindungi
dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar. Perjuangan yang dilakukan
ialah dalam bentuk fisik maupun non fisik (diplomasi).
Perjuangan non fisik dilakukan sebagai upaya menarik perhatian dan pengakuan dari
bangsa lain dengan mengadakan berbagai diplomasi dan perundingan dengan harapan
mendapatkan bantuan baik berupa bantuan materil dan non materil. Sedangkan
perjuangan fisik adalah perjuangan yang dilakukan oleh bangsa itu sendiri dengan
pertempuran sebagai suatu bentuk upaya mempertahankan kemerdekaannya dan
dalam pelaksanaannya perjuangan fisik menggunakan senjata serta terkadang
menimbulkan korban jiwa.
15
2.1.3 Konsep Bentuk Perjuangan
Menurut Yahya A. Muhaimin, bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan yaitu dikalangan militer beserta semua rakyat
memakai strategi- diplomasi (Non Fisik) dan menggunakan strategi kekerasan-
bersenjata (fisik)” (Yahya A.Muhaimin, 1982 : 28).
Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa bentuk perjuangan dalam
mempertahankan Kemerdekaan Indonesia ditempuh melalui 2 bentuk perjuangan,
yaitu perjuangan secara fisik dan perjuangan non-fisik.
Sugimun MD membedakan bentuk perjuangan non-fisik dan perjuangan fisik sebagai
berikut:
Tabel 1. Ciri-Ciri bentuk Perjuangan
No.
Bentuk Perjuangan
Perjuangan Non Fisik Perjuangan Fisik
1 Mengadakan perundingan Mengandalkan kekuatan militer dan
menggunakan senjata
2 Menarik simpati dari dunia
internasional
Dilakukan dengan jalan pertempuran
3 Membentuk organisasi Menimbulkan banyak korban
4 Menghasilkan kesepakatan
Sumber : Sagimun MD,1989 : 331.
Sudiyo memberikan alasan mengapa para pejuang dalam menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia melakukan dua cara perjuangan yaitu dengan cara Non Fisik dan dengan cara Fisik (bersenjata). Alasan mengapa para pejuang melakukan perjuangan secara Non Fisik adalah : 1. Dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia 4 terdapat kata-kata yang
berbunyi :... “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan...
2. Jepang walaupun sudah kalah perang dengan Sekutu, namun masih bersenjata lengkap. Oleh karena itu, berjuang dengan senjata akan menimbulkan korban cukup besar.
Sebaliknya, alasan yang dikemukakan oleh para pejuang yang memilih perjuangan Fisik ( bersenjata) adalah :
16
1. Bagi tenaga-tenaga pejuang yang pernah dipersiapkan dengan latihan kemiliteran, tentu sangat senang mempertahankan kemerdekaan dengan kekuatan bersenjata. Hal ini merupakan tanggung jawab mereka terhadap negara dan bangsa, sehingga berani berjuang dengan semboyan Merdeka atau Mati.
2. Ingin menunjukan kepada dunia internasional bahwa mereka sanggup menjaga dan mempertahankan negara merdeka, apabila ada pihak penjajah ( Belanda ) ingin kembali ke Indonesia.
3. Rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah terkait dari berbagai organisasi politik dan kemasyarakatan yang selama penjajahan selalu ditekan oleh pihak penjajah, maka telah menunjukan tekad untuk bangkit melawan secara Fisik ( bersenjata ) demi tegaknya Indonesia. (Sudiyo, 2004 :112 ).
2.2 Kerangka Pikir
Tan Malaka merupakan seorang yang sangat gigih menggelorakan perjuangan
Indonesia untuk melawan kapitalisme dan imperialisme di Indonesia. Meskipun Tan
Malaka tidak ikutserta dalam aksi proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tidak
mematahkan semangat Tan Malaka untuk tetap mempertahankan dan membela
kemerdekaan yang telah diraih. Usaha yang dilakukan Tan Malaka semata-mata
hanya untuk menolak bentuk diplomasi yang dilakukan pemerintah dengan Belanda
pada masa itu.
Tan Malaka merupakan pejuang revolusi dengan berbagai gagasan dan ideologi yang
timbul dari pemikirannya. Pemikirannya yang revolusioner dan sikap optimisnya
membuat Tan Malaka berinisiatif dengan gagasan yang ia miliki untuk membentuk
organisasi perjuangan untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Sebuah
organisasi yang mengambil jalan perjuangan sendiri yang berbeda haluan dengan
sistem politik yang dilakukan pemerintah masa itu. Tak henti-hentinya memberikan
17
saran atau arahan dalam bentuk pidato atau tulisan yang berupa nasihat politik untuk
mencapaai tujuan yang dimiliki, yaitu mengumpulkan dan memusatkan kekuatan
revolusioner dari kaum murba Indonesia dengan jalan aksi massa teratur untuk
mempertahankan kemerdekaan.
Revolusi yang dilakukan bukan semata-mata ingin menggulingkan pemerintahan
ataupun anarkisme, melainkan usaha yang dilakukan rakyat untuk mempertahankan
kedaulatan dan melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh yang mengganggu
kemerdekaan.
2.3 Paradigma
r
Keterangan:
X : Usaha Tan Malaka
Y : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia tahun 1946-
1948
r : Garis Usaha
Y
X
18
REFERENSI
W.J.S Purwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Hal: 1136.
Ali, Lukman. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hal:
1254.
Hoetomo M.A. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar.
Hal: 224.
Tirtoprojo, Susanto. 1982. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT.
Pembangunan. Hal: 7.
W.J.S Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Jakarta: Balai
Pustaka. Hal: 647.
Tirtoprojo, Susanto. Op cit. Hal : 32.
Yahya A.Muhaimin.1982.Perkembangan Militer Dan Politik Di Indonesia 1945-
1966. Gajah Mada University Press.Hal : 28
Sagimun MD.1989.Peranan Pemuda. Jakarta.Bina Aksara.Hal : 331
Sudiyo.2004.Pergerakan Nasional. Jakarta.Rineka Cipta. Hal: 112.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah yang sangat penting, karena metode dapat
menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Metode berasal dari bahasa
Yunani “methodos” yang berarti cara atau jalan, jadi metode adalah cara yang
berkaitan dengan jalannya suatu penelitian dalam mencapai sasaran yang diperlukan,
sehingga dapat memahami obyek pengetahuan yang dikehendaki dalam upaya
mencapai sasaran tujuan dalam pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, 2006:1).
Metode itu sendiri berarti suatu cara, prosedur, atau teknik untuk mencapai suatu
tujuan secara efektif dan efesien” (Daliman, 2012: 27). Sedangkan menurut Sutrisno
Hadi, metode penelitian adalah cara yang ditempuh untuk mengembangkan dan
menguji kebenaran dari suatu pengetahuan (Sutrisno Hadi, 1987:4).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat dikatakan bahwa metode adalah
cara, prosedur atau teknik yang digunakan oleh peneliti secara efektif dan efesien
dalam melaksanakan penelitian guna mengukur keberhasilan suatu penelitian yang
dilakukan.
19
3.1.1 Metode yang Digunakan
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan maka penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian historis, karena penelitian ini mengambil peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
Metode sejarah adalah proses untuk mengkaji dan menguji kebenaran rekaman dan
peninggalan-peninggalan masa lampau, menganalisa secara kritis meliputi usaha
sintesa agar menjadikan penyajian dan kisah sejarah yang dapat dipercaya (Hugiono,
1986 : 40).
Penelitian Sejarah merupakan salah satu penelitian mengenai pengumpulan dan
evaluasi data secara sistematik berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk
menguji hipotesis yang berhubungan dengan penyebab, pengaruh, atau
perkembangan kejadian yang mungkin membantu dengan memberikan
informasi pada kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang akan
datang (Sukardi, 2003:203).
Penelitian historis ini sangat tergantung pada data-data masa lalu. Pendapat lain
menyatakan bahwa metode Historis adalah sekumpulan prinsip atau aturan yang
sistematis yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam usaha
mengumpulkan bahan-bahan Sejarah, menilai secara kritis dan kemudian menyajikan
suatu sintesa daripada hasil-hasilnya dalam bentuk tertulis (Nugroho Notosusanto,
1984:11).
Dari pemaparan para ahli diatas dapat dikatakan bahwa penelitian historis adalah cara
yang digunakan oleh peneliti untuk mememcahkan suatu masalah penelitian dengan
teknik mengumpulkan data yang sistematis yang berkaitan dengan masa lalu untuk
20
menguji hipotesis serta memahami kejadian baik yang terjadi dimasa lalu ataupun
dimasa yang akan datang.
Metode Historis memusatkan pada masa lalu dan bukti-bukti Sejarah seperti arsip-
arsip, benda-benda peninggalan, hasil dokumentasi dan tempat-tempat yang di
anggap memiliki nilai-nilai Sejarah. Data-data tersebut tidak hanya diungkap dari
pandangan Sejarah saja, namun juga diungkap berdasarkan berbagai aspek kehidupan
baik dari pendidikan, pemerintahan, sosial, ekonomi, adat istiadat dan lain-lain.
Secara sistematis, dari evaluasi yang objektif dari data yang berhubungan dengan
kejadian masa lampau untuk memahami kejadian atau keadaan baik masa lalu
maupun masa sekarang.
Tujuan dari Penelitian Historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau
secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, memverifikasikan,
mensistesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan
yang kuat. Dalam penelitian historis, validitas, dan reabilitas hasil yang dicapai
sangat ditentukan pula oleh sumber datanya.
Sifat data historis dapat diklasifikasikan menjadi dua, yang pertama data
primer, yakni data autentik, yaitu data yang langsung dari tangan pertama
tentang masalah yang diungkapkan atau data asli dan yang kedua adalah data
sekunder, yakni data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat
autentik karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga, dan selanjutnya, atau
data tidak asli (Budi Koestoro dan Basrowi, 2006 : 122).
Menurut Nugroho Notosusanto langkah-langkah dalam penelitian historis, yaitu:
1. Heuristik adalah proses mencari untuk menemukan sumber-sumber sejarah.
2. Kritik adalah menyelidiki apakah jejak sejarah itu asli atau palsu.
21
3. Interpretasi adalah setelah mendapatkan fakta-fakta yang diperlukan maka
kita harus merangkaikan fakta-fakta itu menjadi keseluruhan yang masuk
akal.
4. Historiografi adalah suatu kegiatan penulisan dalam bentuk laporan hasil
penelitian
(Nugroho Notosusanto, 1984 : 11).
Dari langkah-langkah yang digunakan dalam metode historis tersebut, maka perlu
diadakannya deskripsi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
melaksanakan penelitian ini. Adapun deskripsi yang akan dilakukan dari langkah-
langkah metode historis tersebut, antara lain :
1. Heuristik, merupakan tahapan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah.
Sumber-sumber yang dimaksudkan oleh penulis adalah sumber-sumber buku dan
juga literatur yang berkaitan dengan “Usaha Tan Malaka dalam perjuangan
mempertahankan Kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1948”. Maka dalam
tahapan ini, peneliti mencoba mencari dan mengumpulkan sumber-sumber baik
dalam bentuk catatan, buku sumber, literatur, arsip dan sebagainya.
Tahapan heuristik ini dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan sumber data
yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat menghilangkan keraguan
pada suatu peristiwa. Pada tahap ini kegiatan diarahkan pada pencarian sumber
data dari buku literatur dan dokumen-dokumen terkait dengan permasalahan.
Pencarian sumber-sumber tersebut dilakukan dengan mendatangi Laboratorium
Program Studi Pendidikan Sejarah, Perpustakaan Universitas Lampung, dan
Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.
22
2. Beberapa literatur yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Buku yang ditulis oleh Badruddin tahun 2014 “Kisah Tan Malaka dari balik
penjara dan pengasingan”.
b. Buku yang ditulis oleh Rudolf Mrazek tahun 1999 “Tan Malaka (Tan Malaka
A Political Personality’s Structure Of Experience)”
c. Buku yang ditulis oleh Kholid O Santosa dkk tahun 2016 “Tan Malaka dan
Sjahrir dalam Kemelut Sejarah”
d. Buku yang ditulis oleh Asvi Warman Adam tahun 2009 “Membedah Tokoh
Sejarah:Hidup atau Mati”.
e. Buku yang ditulis Masykur Arif Rahman tahun 2013 “Tan Malaka Pahlawan
besar yang dilupakan sejarah”.
f. Buku karya Tan Malaka yang di terbitkan TePLOK PRESS tahun 2000 “Aksi
Massa Tan Malaka”.
g. Buku karya Tan Malaka yang diterbitkan oleh Sega Arsy tahun 2015
“Catatan-catatan Perjuangan 1946-1949).
3. Kritik Sumber
Kritik sumber, merupakan tahapan untuk memeriksa apakah sumber-sumber
yang telah diperoleh tersebut merupakan sumber yang dikehandaki atau tidak.
Setelah diperiksa, sumber yang dikehendaki ataupun sumber yang tidak
dikehendaki tersebut harus dipisahkan agar informasi yang didapatkan sesuai
dengan kepenelitian yang dilakukan. Maksud dari sumber yang dikehendaki
adalah sumber yang dapat dijadikan sebagai dasar pada penelitian yang dalam hal
ini, peneliti berusaha mengambil informasi-informasi yang memang tepat dan
23
diperlukan berdasarkan sumber yang telah diperoleh. Bentuk kegiatan yang
dilakukan penulis pada tahapan kritik misalnya dalam sebuah buku sumber,
peneliti mengambil beberapa kalimat atau paragraf yang sesuai dengan penelitian
agar dapat dijadikan sebagai sumber untuk memberikan argumentasi pada
tahapan interpretasi.
Ada 2 jenis kritik sumber dalam penelitian historis, yaitu kritik ekstern dan kritik
intern.
a. Kritik ekstern
Kritik ekstern merupakan suatu cara untuk melakukan pengujian terhadap
aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang digunakan, baik itu sumber tertulis
maupun sumber lisan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Helius
Sjamsuddin, bahwa kritik eksternal adalah suatu penelitian atas asal-usul dari
sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk
mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah
pada suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-
orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007: 134).
Merujuk pada pendapat Helius Sjamsuddin tersebut, kritik eksternal lebih
ditekankan pada sumber primer dan sekunder. Pada tahap heuristik penulis
tidak menemukan sumber primer. Hanya menemukan sumber sekunder yang
telah penulis dapatkan sampai saat ini yang berupa buku yang berkaitan
dengan “Usaha Tan Malaka dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1948”. Adapun yang berupa tulisan atau
24
buku-buku karya Tan Malaka, namun sudah melalui tahap penyuntingan oleh
penerbit buku tersebut.
Peneliti melakukan kritik eksternal terhadap beberapa buku diantaranya :
1. Buku dengan judul: Catatan-catatan Perjuangan 1946-1949 karya Tan
Malaka yang diterbitkan oleh Sega Arsy cetakan pertama pada tahun
2015. Pikiran-pikiran dalam buku ini merupakan tulisan-tulisan terpisah
yang mengiringi aktivitasnya bergelut dengan revolusi Indonesia
mempertahankan Kemerdekaan sepanjang tahun 1946-1948. Kondisi fisik
buku ini layak untuk dibaca dan dapat dijadikan sebagai sumber buku
utama untuk tema penelitian ini. Buku ini menggunakan kertas HVS putih
dan tulisan yang dapat dibaca dengan jelas meskipun masih menggunakan
Ejaan Lama.
2. Buku dengan judul : Membedah Tokoh Sejarah: Hidup atau Mati karya
Warman Adam. Buku ini diterbitkan tahun tahun 2009 . Kondisi fisik
buku ini layak untuk dibaca dan dapat dijadikan sebagi sumber buku
utama untuk tema penelitian ini. Buku ini menggunakan kertas HVS putih
dan tulisan yang dapat dibaca dengan jelas karena sudah menggunakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penulis yang menulis buku ini
merupakan tokoh atau ahli sejarah.
25
b. Kritik Intern
Kritik Internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal, kritik internal
menekankan pada aspek “dalam” yaitu isi dari sumber (kesaksian) sejarah
setelah kesaksian tersebut sebelumnya disaring melalui kritik eksternal
Kritik internal dengan sumber tertulis dilaksanakan peneliti dengan cara
melakukan konfirmasi dan membandingkan berbagai informasi dalam suatu
sumber dengan sumber lain yang membahas masalah serupa. Menilai isi dari
buku tersebut dilakukan dengan kritik intern untuk memastikan apakah hasil
dari data-data tersebur dapat digunakan. Kritik internal dengan sumber
tertulis dilaksanakan peneliti dengan cara melakukan konfirmasi dan
membandingkan berbagai informasi dalam suatu sumber dengan sumber lain
yang membahas masalah serupa.
4. Interpretasi
Interpretasi, merupakan tahapan memberi penafsiran terhadap informasi-
informasi yang telah didapatkan dari berbagai sumber dan dirangkai menjadi satu
kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Penafsiran yang dimaksudkan yaitu
peneliti menganalisis sumber yang telah dipilih agar dapat menuliskan uraian
hasil penelitian mengenai “Usaha Tan Malaka dalam perjuangan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1948”. Setelah melakukan
kritik sumber, peneliti menuliskan uraian penafsiran dan analisis pada sumber
yang telah dilakukan kritik sumber.
26
5. Historiografi
Historiografi, merupakan tahap terakhir dalam langkah-langkah metode historis
yaitu penulisan sejarah yang dalam tahapan ini tidak hanya menuliskan fakta-
fakta atau sumber dan informasi mengenai hasil penelitian, tetapi juga
menyampaikan suatu pemikiran melalui interpretasi yang dilakukan peneliti
berdasarkan sumber informasi dan fakta hasil penelitian. Pada tahap penyajian
ini, peneliti berusaha menuliskan hasil informasi dan intrepetasi yang telah
dilakukan menjadi hasil penelitian.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu konsep yang dibernilai, sedangkan variabel dalam suatu
penelitian merupakan hal yang paling utama karena merupakan suatu konsep dalam
suatu penelitian. Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi inti
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1990:91). Sedangkan Sumardi Suryabrata
mengemukakan bahwa variabel adalah sebagai gejala sesuatu yang akan menjadi
objek pengamatan dalam penelitian (Suryabrata, 2000:72).
Dari pendapat para ahli di atas maka dapat dikatakan bahwa variabel adalah objek
atau fenomena yang mempunyai nilai dan perhatian dalam sebuah penelitian. Dari
pengertian variabel diatas maka variabel yang digunakan peneliti adalah variabel
tunggal dengan fokus penelitian pada usaha yang dilakukan Tan Malaka dalam
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1948.
27
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat erat kaitannya dengan sumber atau infomasi tentang
data yang akan diteliti. Karena teknik pengumpulan data ini merupakan cara untuk
mendapatlan hasil berupa data atau informasi mengenai masalah yang akan
dipecahkan oleh seorang peneliti guna menjawab pertanyaan dari suatu masalah yang
akan di teliti tersebut.
Teknik pengumpulan data adalah suatu prosedur data yang diperlukan (Nazir,
1993:211). Dari pendapat ahli tersebut, diambil kesimpulan bahwa teknik
pengumpulan data adalah cara seorang peneliti untuk mengumpulkan data baik
berupa arsip dan dokumen yang sesuai dengan masalah yang dikaji guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari masalah yang akan diteliti.
Tehnik dalam pengumpulan data ini diartikan sebagai metode atau cara peneliti dalam
mengumpulkan data-data atau sumber-sumber informasi untuk mendapatkan data
yang valid sesuai dengan tema penelitian ini, untuk menguji bahwa hipotesis diterima
atau ditolak perlu dibuktikan kebenarannya dengan data - data yang ada. Adapun
karena penelitian ini berbasis penelitian historis, maka teknik pengumpulan data
termasuk dalam tahap heuristik. Heuristik : Heuristik berasal dari kata Yunani
“heurishein”, artinya memperoleh., Heuristik adalah suatu teknik mencari dan
mengumpulkan sumber.
Heuristik adalah tahap pertama dalam penelitian sejarah, dimana peneliti akan
mencari dan mengumpulkan berbagai sumber data – data dan fakta yang relevan
28
dengan objek penelitian. Data - data yang didapat nantinya akan menjadi instrumen
penelitian dalam mengolah data dan merekonstruksi sejarah.
Data - data penelitian yang dikumpulkan dalam tahap heuristik ini dikumpulkan
dengan cara menggunakan teknik dokumentasi, teknik kepustakaan dan dilengkapi
dengan teknik wawancara terhadap pelaku sejarah maupun saksi sejarah. Sumber data
yang dikumpulkan adalah sumber yang berupa sumber primer dan sekunder.
Data - data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut dengan teknik
pengumpulan data, dengan demikian peneliti perlu menggunakan beberapa metode
dalam mengumpulkan sumber – sumber bahan antara lain melalui:
3.3.1. Teknik Studi Kepustakaan
Teknik Kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta
untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam
kegiatan ilmiah. Teknik Kepustakaan merupakan cara pengumpulan data dan
informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat diperpustakaan,
misalnya dalam bentuk koran, naskah, catatan, kisah sejarah, dokumen-dokumen dan
sebagainya yang relevan dengan bahan penelitian (Koentjaraningrat, 1983:133).
Teknik Kepustakaan dapat diartikan sebagai studi penelitian yang dilaksanakan
dengan cara mendapatkan sumber-sumber data yang diperoleh diperpustakaan
melalui buku-buku literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Hadari
Nawawi, 1993:133).
29
Menurut Mestika Zed, metode kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta
mengolah bahan penelitian.
“Ciri-ciri studi pustaka yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Penelitian berhadapan langsung dengan teks atau angka, bukan pengetahuan
langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian-kejadian atau benda-
benda lainnya.
b. Data pustaka bersifat siap pakai artinya sudah ada diperpustakaan.
c. Data umumnya adalah data sekunder.
d. Kondisi data pustaka tidak dibatasi ruang dan waktu.
(Mestika Zed, 004 : 4).
Jadi, teknik kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang dilaukan seseorang
peneliti yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca,
memahami, dan menelaah buku-buku untuk memperoleh data atau informasi yang
dibutuhkan peneliti dalam memecahkan masalah yang sedang ditelitinya.
3.3.2. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen yang ada atu catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa
catatan transkrip, buku, surat kabar dan lain sebagainya (Margono, 1997: 187).
Teknik Dokumentasi juga dikatakan sebagai teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian (Irawan, 1995:19).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka penulis dapat memperoleh sumber data
atau informasi yang berasal dari buku-buku, arsip-arsip, dokumen yang berhubungan
dengan masalah yang sedang diteliti.
30
3.4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian
kualitatif maka data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting, karena data yang
diperoleh akan lebih memiliki makna yang lebih jelas apabila telah dianalisis. Setelah
dilakukan analisis terhadap data yang ada, maka akan nampak manfaatnya terutama
dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka data yang terdapat dalam
penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa fenomena-fenomena dan kasus-kasus
dalam bentuk laporan dan karangan sejarawan, sehingga memerlukan pemikiran yang
teliti dalam menyelesaikan masalah penelitian dan mendapatkan kesimpulan.
Adapun definisi kualitatif adalah data yag berupa informasi, uraian dalam
bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk
mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga
memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah
ada dan sebaliknya (P. Joko Subagyo, 2006: 106).
Kegiatan analisis di dalam penelitian ini menggunakan analisis historis yaitu
menggunakan kritik dan interpretasi serta menarik dan menuliskan kesimpulan
dengan menggunakan tahap historiografi. Langkah analisis data disebut juga dengan
interpetasi, dimana peneliti akan menafsirkan, mengaitkan dan mulai merekonstruksi
hingga sumber-sumber yang didapat mampu menjadi sebuah cerita yang runtut dan
berkaitan dengan objek penelitian. Interpretasi merupakan tahapan / kegiatan
menafsirkan fakta-fakta serta menetapkan makna dan saling hubungan daripada fakta-
31
fakta yang diperoleh. Dalam menafsirkan makna dari sumber sejarah harus dilandasi
penilaian yang objektif.
Teknik Interpretasi data dapat dilakukan sebagai berikut: (1) memperluas hasil
analisis dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hubungan,
perbedaan antara hasil analisis, penyebab, implikasi dari hasil analisis
sebelumnya, (2) hubungkan temuan dari sumber satu dengan sumber lainnya,
(3) memberi pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan, (4)
menghubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya,
(5) menghubungkan atau meninjau dari teori yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi (Herlina, 2011:15).
32
REFERENSI
P. Joko Subagyo. 2006. Metode penelitian dalam Teori dan Praktik. Rineka Cipta:
Jakarta. Hal: 1.
Daliman,A.2012.Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.Hal 27.
Hadi, Sutrisno. 1987. Pengantar Metodologi Research I. Yayasan Fakultas Psikologi
UGM: Yogyakarta. Hal: 4.
Hugiono dan P.K Poerwantana. 1986. Pengantar Ilmu Sejarah. Bina aksara: Jakarta.
Hal: 40.
Sukardi. 2003. Metodologi Peneltian Pendidikan. Bumi aksara: Jakarta. Hal: 203.
Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Kontemporer. Inti indayu: Jakarta.
Hal: 11.
Koestoro, Budi dan Basrowi, 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Yayasan Kampusina: Bandung. Hal:122.
Notosusanto,Nugroho.1984. Penelitian sejarah Kontemporer. Jakarta.: Inti Indayu.
Hal : 11.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Hal: 91. Sumadi Suryabrata,2000. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 72.
Nazir, Muhammad, 1993. Metode Penelitian Masyarakatprosedur dan strategi.
Angkasa: Bandung. Hal: 211.
Koentjaraningrat.1983.Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:Gramedia.Hal: 133
Hadari, Nawawi. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gajah Mada. Hal : 133.
Mestika Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia :
Jakarta. Hal: 4.
Margono,1997,Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal:187.
Irawan, Soehartono. 1995. Metode Penelitian Sosial. Rosdakarya. Bandung. Hal: 19.
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa usaha
Tan Malaka dalam perjuangan mempertahankan kemerdekan Indonesia tahun 1946-
1948 adalah usaha yang bersifat pemikiran dan tindakan sebagai berikut:
1. Pada tahun 1946, Tan malaka menggagas terbentuknya organisasi perjuangan
untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, yaitu organisasi Persatuan
Perjuangan. Tujuannya adalah untuk menyatukan kekuatan rakyat dan pemuda
revolusioner dalam sebuah wadah (organisasi) untuk mempertahankan
kemerdekaan dan mencapai merdeka 100% serta menentang politik diplomasi
yang dilakukan pemerintah dengan pihak imperialis.
Agar inisiatifnya terlaksana, Tan Malaka menggunakan pendekatan persuasif
untuk mencari dan mengumpulkan masa, dengan dibantu oleh beberapa pemuda.
Pengadaan kongres merupakan langkah awal untuk mengumpulkan organisasi-
organisasi yang bersimpati pada perjuangan yang sesuai dengan pemikiran Tan
Malaka.
82
Pada tanggal 3 -5 januari 1946 berhasil diadakan Kongres Persatuan Perjuangan
yang pertama di Purwokerto. Selanjutnya pada tanggal 15-16 Januari 1946 di
Solo dilangsungkan kembali Kongres kedua Persatuan Perjuangan.
Keberadaan Tan Malaka dan Persatuan Perjuangan telah menjadikan revolusi
sosial berupa gerakan-gerakan anti swapraja sebagai bagian dari strategi untuk
menggoyangkan kabinet Syahrir. Barisan Banteng juga menjadi sebuah
kelompok oposisi yang berpengaruh di Surakarta, yang merupakan anggota dari
Persatuan Perjuangan
2. Pada tahun 1948, tepatnya tanggal 31 Juli 1948. Tan Malaka menulis surat berisi
nasihat politik yang dikirimkan kepada kawan-kawan sehaluannya. Surat yang
dikirimkan kepada kawan-kawan sehaluannya yang berisi 23 halaman itu berisi
tentang anjuran dan analisis Tan Malaka mengenai pandangannya terhadap
pergolakan persengketaan yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam
menentukan sikap dan arah politik dihari kedepan. Tan Malaka sangat
menganjurkan untuk dibentuk sebuah partai yang bersifat revolusioner.
Setelah keluar dari penjara, pada tanggal 7 November 1948 Tan Malaka
mendirikan Partai yang bersifat revolusioner untuk mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia yang bernama Partai Murba. Partai Murba merupakan
peleburan dari berbagai partai, diantaranya Partai Rakyat, Partai Buruh Merdeka
dan Partai Rakyat Jelata.
83
Dalam anggaran dasar Partai Murba bertujuan untuk mempertahankan dan
memperkokoh tegaknya kemerdekaan 100% bagi republik dan rakyat, sesuai
dengan dasar dan tujuan proklamasi kemerdekaan Indonesia, menuju masyarakat
adil dan makmur menurut keperibadian bangsa Indonesia, ialah masyarakat
Sosialis.
5.2. SARAN
Dengan mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia dalam
memperoleh serta mempertahankan kemerdekaan dari kaum imperialis yang terus
ingin berkuasa di Indonesia, maka sejarah itu dapat dijadikan sebagai suatu cerminan
masa lalu yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang mampu menghargai jasa-
jasa pahlawanya dan memberikan pelajaran tersendiri untuk bangsa Indonesia.
Kekuasaan kolonialis ini hanya bisa diruntuhkan melalui persatuan dan kesatuan. Jika
masyarakat Indonesia tidak bisa bersatu, dalam satu wadah gerakan, dan hanya
bergerak sendiri-sendiri berdasarkan ideologi masing-masing, maka pihak imperialis
akan mudah memecah belah kekuatan bangsa, sehingga cita-cita kemerekaan yang
menjadi tujuan bersama bagi segenap rakyat Indonesia itu tidak akan terwujud. Oleh
karena itu semua kekuatan harus diikat menjadi satu dan diorientasikan ke dalam satu
arah.
Hingga akhir hayatnya Tan Malaka masih mementingkan kemerdekaan Indonesia
sepenuhnya agar terbebas dari kaum imperialis dan kapitalis.
84
Oleh sebab itu, penulis memberikan saran antara lain:
1. Untuk seluruh generasi penerus bangsa Indonesia, baik kaum muda maupun
kaum tua untuk menghargai pentingnya persatuan dan kesatuan untuk
mencapai kemerdekaan seutuhnya.
2. Menghargai sejarah perjuangan bangsanya dengan terus mengisi
kemerderdekaan bangsa ini dengan penuh tanggung jawab sebagai warga
negara yang tunduk pada UUD dan Pancasila.
3. Menghargai jasa para pahlawan dan pejuang yang telah mempertaruhkan
hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia
4. Hendaknya tiap-tiap individu yang mempelajari sejarah bangsa baik sejarah
nasional ataupun lokal mampu mengambil dan mengaplikasikan nilai-nilai
perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, Asvi Warman. 2009. Membedah Tokoh Sejarah : Hidup atau Mati. Ombak:
Yogyakarta.
Alfian. 1986. Transformasi Sosial Budaya Dalam Pembangunan Sosial. Jakarta: UI
Press.
Ali, Lukman. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Badruddin. 2014. Kisah Tan Malaka dari Balik Penjara dan Pengasingan.
Yogyakarta: Araska.
Ben Anderson. 1988. Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di
Jawa 1944-1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Daliman,A. 2012.Metode Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
G. Moedjanto, 1991. Indonesia Abad Ke-20 I: dari Kebangkitan Nasional
sampai Linggarjati. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hadari, Nawawi. 1996. Penelitian Terapan. Yogyakarta : Gajah Mada.
Hadi, Sutrisno. 1987. Pengantar Metodologi Research I. Yayasan Fakultas Psikologi
UGM: Yogyakarta.
Harry A. Poeze, 2008. Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indoesia Jilid I:
Agustus 1945-Maret 1946. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia..
Hary Prabowo. 2002. Perspektif Marxisme, Tan Malaka: Teori dan Praksis Menuju
Republik. Yogyakarta: Penerbit Jendela.
Hoetomo M.A. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar.
Hugiono dan P.K Poerwantana. 1986. Pengantar Ilmu Sejarah. Bina aksara: Jakarta.
86
Irawan, Soehartono. 1995. Metode Penelitian Sosial. Rosdakarya. Bandung.
Julianto Ibrahim. 2004. Bandit dan Pejuang di Simpang Bengawan: Kriminalitas
dan Kekerasan Masa Revolusi di Surakarta. Wonogiri: Bina Citra
Pustaka. Marbun.
Koentjaraningrat. 1983. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:Gramedia.
Koestoro, Budi dan Basrowi, 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan.
Yayasan Kampusina: Bandung.
Malaka, Tan. 2000. Aksi Massa. Jakarta: TePLOK PRESS.
__________. 2000. Geriliya Politik Ekonomi, Yogyakarta :Jendela.
__________. 2008, Dari Penjara Ke Penjara III (EdisiKhusus 63 Tahun RI), Jakarta
: LPPM.
__________. 2014. Dari Penjara ke Penjara. Yogyakarta: Narasi.
__________. 2015. Catatan-Catatan Perjuangan (1946-1949). Bandung: SEGA
ARSY.
Margono,1997,Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mestika Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia :
Jakarta.
Mrazek, Rudolf. 1994. Semesta Tan Malaka. Yogyakarta: Bigraf Publishing.
Nazir, Muhammad, 1993. Metode Penelitian Masyarakatprosedur dan strategi.
Angkasa: Bandung.
Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Kontemporer. Inti indayu: Jakarta.
Notosusanto,Nugroho.1984. Penelitian sejarah Kontemporer. Jakarta.: Inti Indayu.
Nugroho Notosusanto dan Marwati Djoened Poesponegoro. 2008. Sejarah Nasional
Indonesia jilid VI. Cet.2-Edisi pemutakhiran. Jakarta: Balali Pustaka.
P. Joko Subagyo. 2006. Metode penelitian dalam Teori dan Praktik. Rineka Cipta:
Jakarta.
Poeze, Harry A. 2014. Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia: September
1948-Desember 1949. Jilid IV, (Terj) Hersri Setaiawan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia dan KITLV.
87
Rahman, Masykur Arif. 2013. Tan Malaka, Pahlawan Besar yang Dilipakan
Sejarah. Yogyakarta: Palapa.
Sagimun MD.1989.Peranan Pemuda. Jakarta.Bina Aksara.
Santosa, Kholid O, dkk. 2016. Tan Malaka Dan Sjahrir Dalam Kemelut Sejarah.
Bandung: Sega Arsy.
Soebagijo I. N., 1981. Sudiro Pejuang Tanpa Henti. Jakarta: PT. Gunung.
Sudiyo. 2004. Pergerakan Nasional. Jakarta.Rineka Cipta. Hal: 112.
Sukardi. 2003. Metodologi Peneltian Pendidikan. Bumi aksara: Jakarta.
Suryabrata, Sumadi. 2000. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syaifudin. 2012. Tan Malaka: Merajut Masyarakat dan Pendidikan Indonesia yang
Sosialistis. Yogyakarta: Ar-Russ Media. Hal: 57-58.
Taufik Adi Susilo. 2008. Tan Malaka: Biografi Singkat. Yogyakarta: Garasi.
Tirtoprojo, Susanto. 1982. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT.
Pembangunan.
________________. 1996. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT.
Pembangunan.
W.J.S Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia: Jakarta: Balai
Pustaka.
Yahya A.Muhaimin.1982.Perkembangan Militer Dan Politik Di Indonesia 1945-
1966. Gajah Mada University Press.
Zuhri, KH. Saifuddin, 2013, Berangkat dari Pesantren, Yogyakarta:LkiS.
Sumber Majalah
Kedaulatan Rakjat, “Hasrat Perdjoeangan Rakjat Indonesia”, 6 Januari
1946.
Tempo (Edisi11-17 Agustus 2008)
“Warisan Tan Malaka, “Tempo Interaktif, 11 Agustus 2008