PEN
Un
FA
INSTIT
NCIPTAAN
SKRIPSI
ntuk memen
mencapai d
Prog
D
Wa Ode
NIM
PROGRAM
JUR
AKULTAS
TUT SENI IN
YO
JURNAL
N TARI “W
PENCIPTA
nuhi sebagia
derajat Sarja
gram Studi
Disusun Ole
e Eva Ochta
M 1111334
M STUDI S
RUSAN TA
S SENI PER
NDONESIA
OGYAKAR
2017
WA KAA KA
AAN SENI
an persyara
ana Strata 1
Tari
eh:
aviani M
4011
SENI TARI
ARI
RTUNJUKA
A YOGYA
RTA
AA”
tan
AN
KARTA
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Wa Kaa Kaa
Oleh : Wa Ode Eva Ochtaviani M (Pembimbing Tugas Akhir: Drs. Raja Alfirafindra dan Bekti Budi Hastuti
SST, M.Sn)
Program Penciptaan
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Alamat Email: [email protected]
RINGKASAN
Pemimpin sebuah kerajaan biasanya adalah laki-laki. Laki-laki dirasa pantas mengemban tugas besar sebagai orang yang berkuasa di sebuah kerajaan. Berbeda dengan yang terjadi di kerajaan Buton Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki raja pertama seorang perempuan. Berdasarkan sejarah dan cerita rakyat yang berkembang raja pertama pulau Buton lahir dari sebuah buluh gading (bambu kuning) yang bernama Wa Kaa Kaa. Wa Kaa Kaa merupakan sosok perempuan yang memiliki kecantikan luar biasa bagaikan bulan purnama sehingga membuat laki-laki yang melihatnya menjadi tunduk di hadapannya. Melihat hal tersebut para pemuka adat memutuskan untuk menjadikan Wa Kaa Kaa sebagai raja pertama di Pulau Buton yang memerintah ± 34 tahun. Karya ini akan diberi judul “Wa Kaa Kaa” dalam silsilah Buton perempuan bangsawan memiliki nama depan Wa Ode dan laki-laki La Ode. Raja pertama pulau Buton bernama Wa Kaa Kaa, “Wa” dalam bahasa Buton berarti dia perempuan dan kaakaa / aka berarti kakak. Apabila diartikan nama Wa Kaa Kaa memiliki arti kakak perempuan dan nama tersebut dianggap penata memiliki daya tarik.
Memiliki kecantikan yang luar biasa Wa Kaa Kaa mempunyai sifat cerdas, bijaksana, berani dan tangguh. Dengan kecantikan yang dimilikinya mampu membuat laki-laki tunduk kepadanya dimanfaatkan untuk dapat membuat orang tunduk terhadap perintahnya, hal ini menunjukkan bahwa kecantikan seorang perempuan ketika dimanfaatkan dengan baik dan benar dapat berguna bagi kehidupan orang lain seperti memimpin kerajaan.
Setelah menjadi raja, Wa Kaa Kaa menikah dengan Sibatara yang merupakan anak dari Raja Manyuba yang berasal dari Majapahit. Perkawinan meraka dikaruniai tujuh orang anak, setelah menikah sekian lamanya tiba-tiba diketahui bahwa Sibatara menikah lagi dengan perempuan lain di Baluwu. Wa Kaa Kaa tidak mampu menutupi kekecewaannya terhadap Sibatara kemudian memutuskan untuk kembali ke kayangan membawa enam orang anaknya. Sosok, sifat, dan sejarah Wa Kaa Kaa dianggap menarik bagi penata, karena tidaklah mudah bagi seorang perempuan untuk memimpin kerajaan dan harus bersikap tenang, sabar dan menutupi sakit hati kepada suaminya. Sosok dan sifat yang dimiliki Wa Kaa Kaa akan ditransformasikan ke dalam tubuh sebagai instrumen
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
tari dan disajikan dalam bentuk koreografi kelompok dengan sembilan orang penari terdiri dari delapan penari perempuan dan satu penari laki-laki. Satu penari laki-laki merupakan representasi Sibatara, satu penari perempuan sebagai sosok Wa Kaa Kaa, enam penari lainnya merupakan jumlah anak yang dibawa Wa Kaa Kaa kembali ke kayangan, satu penari perempuan merupakan istri kedua Sibatara.
Kata kunci: Wa Kaa Kaa, Cantik, Raja Pertama Buton
ABSTRACT Wa Kaa Kaa Works: Wa Ode Eva Ochtaviani M
1111334011
The leader of an empire usually are men. Men deemed worthy task as the man who ruled a kingdom. In contrast to what happened in the kingdom of Buton in Southeast Sulawesi province has the first king of a woman. Based on the history and folklore that developed the first king of Buton island born of a reed ivory (yellow bamboo) named Wa Kaa Kaa. Wa Kaa Kaa is a female figure who has extraordinary beauty as the moon that made men who see them bow before him. Seeing this traditional leaders decided to make the Wa Kaa Kaa as the first king of the island of Buton who ruled ± 34 years. This work will be titled "Wa Kaa Kaa" in the genealogy Buton aristocratic women had a first name Wa Ode and male La Ode. The first king of Buton island named Wa Kaa Kaa, "Wa" in Buton means she is a woman and kaakaa / aka means sister. If interpreted Wa Kaa Kaa name meaning older sister and the name is considered stylists have appeal.
Has a remarkable beauty Wa Kaa Kaa have the nature of an intelligent, thoughtful, courageous and resilient. With its beauty capable of making men subject to him used to be able to make a person subject to his orders, it indicates that the beauty of a woman when utilized properly can be useful for other people's lives as lead kingdom. After becoming king, Wa Kaa Kaa married to Sibatara who is the son of King Manyuba derived from Majapahit. Their marriage was blessed with seven children, after being married so long suddenly aware that Sibatara remarried with another woman in Baluwu. Wa Kaa Kaa not able to cover its disappointment Sibatara then decided to go back to heaven bring six children. The figure, nature, and history Wa Kaa Kaa is considered attractive to the stylist, because it is not easy for a woman to lead the kingdom and must be calm, patient and cover up the hurt to her husband. Figure and properties owned Wa Kaa Kaa will be transformed into the body as an instrument of dance and choreography presented in the form of a group of nine dancers consisted of eight female dancers and one male dancer. One male dancer is a representation Sibatara, one female dancer as
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
a figure Wa Kaa Kaa, six other dancers represent the number of children taken Wa Kaa Kaa back to heaven, a female dancer was the second wife Sibatara. Keywords: Wa Kaa Kaa, Beautiful, First King Buton
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang, Raja pertama Wa Kaa Kaa
ditemukan oleh seorang pemburu rusa, bernama Sangia Langkuru yang pergi
berburu bersama anjingnya. Sangia Langkuru telah jauh berjalan kedepan, tetapi
anjingnya terus menggonggongi serumpun buluh gading (bambu kuning) yang
tumbuh di atas Bukit Lelemangura. Oleh karena itu Sangia Langkuru berbelok
untuk melihat anjingnya yang sementara mengonggong, ia berpikir jangan-jangan
rusa yang digonggongnya.1 Melihat keadaan aneh tersebut Sangia Langkuru
menghubungi ahli nujum (dukun) dan menurut ahli nujum, di dalam buluh gading
terdapat manusia. Berita tersebut kemudian tersebar ke seluruh penduduk bahkan,
Betoambari dan Sangariarana telah mendengar hal tersebut. Patalimbona (empat
dewan perwakilan rakyat) bermusyarawah dan sepakat untuk memotong buluh
gading tersebut kemudian membawanya kesebuah batu yang terletak di depan
Mesjid Keraton sekarang. Setelah buluh gading tersebut dibelah keluarlah seorang
gadis yang sangat cantik jelita dan diberi nama Wa Kaa Kaa / Mobetena I
Tombula. Batu tempat buluh gading itu dibelah dinamakan Batu Poana (Poana =
anak angkat), karena Wa Kaa Kaa kemudian dijadikan anak angkat oleh
Betoambari dan kemudian batu tersebut terkenal dengan nama Batu Popaua (Pau
1Muh Abdullah, Naskah Buton, Naskah Dunia (Naskah Keagamaan dan Relevansinya
dengan Proses Islamisasi Buton Abad ke‐14 Hingga 16), Baubau:RESPECT,2009,p.134
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
= Payung
Buton. 2
2 M
dengan Pros
g) yang sela
G
Gamb
Muh Abdullah,ses Islamisasi
anjutnya dij
Gambar 1: Sal
bar 2: Mesjid
Naskah ButoButon Abad k
jadikan tem
lah satu pintu (Dok: Y
Agung Kerato(Dok: Y
on, Naskah Duke‐14 Hingga
mpat penoba
masuk bentenYudi 2016)
on Buton, temYudi 2016)
unia (Naskah K16), Baubau:
atan raja-raj
ng Keraton Bu
mpat Wa Kaa K
Keagamaan daRESPECT,2009
aja dan sult
uton
Kaa lahir
dan Relevansin9,p.135
tan di
nya
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
G
Se
seperti ber
M
dinobatkan
dengan di
dengan R
Sangariara
Mayunba
3 La
UNHALU,204 M
dengan Pros
Gambar 3: Batu
ebagaimana
rikut:
kita bebahunyBetoambuluh parasnybelas ha
Musyawarah
n sebagai R
iputarkan pa
Raja Wa K
ana, datang
berasal dar
a Ode Syukur,009,p.31 Muh Abdullah,ses Islamisasi
u Popaua adal
a dikisahka
“Maka Betoelah itu. Makya dapat dianmbari dan Sanitu yaitu Batya, gilang gemari bulan dan
Patalimb
Raja Buton
ayung (Buli
aa Kaa da
lagi seoran
ri negeri Ma
Hikayat Nege
Naskah ButoButon Abad k
lah batu yang (Dok: Yu
an kedalam
oambari menyka segala oragkatkannya. gariarana, matara yang kemilang warnakulitnyapun t
ona disep
I 1296.4 P
iliangana P
an dua oran
ng laki-laki
ajapahit. Be
eri Buton (Sas
on, Naskah Duke‐14 Hingga
digunakan unudi 2016)
m teks HNB
yuruh orang mang pun digaMaka diubahaka keluarlah e Butun Wa anya, rupanyaterlalu sangat
akati Wa
enobatan W
Pau). Setela
ng menteri
bernama Si
etoambari d
stra Sejarah),
unia (Naskah K16), Baubau:R
ntuk menyang
B (Hikayat
menggali puhulinya tanah nya buluh ituseorang putrKaakaa nam
a seperti bulaputihnya.”3
Kaa Kaa
Wa Kaa Kaa
ah terbentuk
nya yaitu
ibatara. Ia a
an Sangaria
Kendari: FKIP
Keagamaan daRESPECT,2009
ggah bambu ku
t Negeri B
un buluh itu situ. Lalu di u. Sudah belari perempuan manya. Terlaluan purnama
a diangkat
a di Batu P
k kerajaan B
Betoambari
adalah putra
arana berma
dan Relevansin9,p.135
uning
Buton)
supaya bawah h oleh dalam u baik empat
dan
Popua
Buton
i dan
a Raja
aksud
nya
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
menikahkan Raja Wa Kaa Kaa dengan Sibartara, Raja Wa Kaa Kaa menerima hal
tersebut. Setelah pernikahan Raja Wa Kaa Kaa dan Sibatara berlangsung
keduanya hidup rukun dan damai, serta dikaruniai tujuh orang anak. Suatu ketika
Sibatara berkunjung ke desa Baaluwu, dalam kunjungannya Sibatara menikah lagi
dengan perempuan di desa tersebut. Berita pernikahan Sibatara dan perempuan
yang berada di desa Baaluwu terdengar oleh Raja Wa Kaa Kaa sehingga
membuatnya sangat kecewa. Karena itulah ia memutuskan kembali ke kayangan
dengan membawa enam orang anaknya.5 Sebelum kembali ke kayangan, Raja Wa
Kaa Kaa menikahkan anaknya yang bernama Bulawambona dengan La Baluwu
anak dari Sangariarana. Setelah pernikahan tersebut Raja Wa Kaa Kaa
mengangkat Bulawambona sebagai Raja Butun.6 Kepergian Raja Wa Kaa Kaa
kembali ke kayangan bersama enam anaknya diikuti kesedihan rakyatnya.
II. PEMBAHASAN
A. Proses Penciptaan
1. Rangsang Tari
Bermula dari melihat batu popaua yang merupakan batu berlubang
tempat pengambilan sumpah jabatan raja/sultan Buton dengan diputarkan
payung kebesaran kesultanan. Kemudian penata merasa tertarik dan
mencaritahu tentang kisah dan cerita dibalik prosesi tersebut. Sampai
akhirnya penata mendapat buku yang membahas tentang awal mula
5 La Ode Syukur, Hikayat Negeri Buton (Sastra Sejarah), Kendari: FKIP
UNHALU,2009,p.20 6 La Ode Syukur, Hikayat Negeri Buton (Sastra Sejarah), Kendari: FKIP
UNHALU,2009,p.21
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
kerajaan Buton yang dipimpin oleh perempuan sebagai raja pertama yang
bernama Wa Kaa Kaa.
2. Tema Tari
Tema, menurut penata merupakan bingkai besar untuk membatasi
suatu karya tari. Adanya tema merupakan batasan dan landasan dasar
dalam menggarap suatu bentuk koreografi. Tema yang diusung penata kali
ini adalah perempuan, yang memiliki kecantikan bagaikan bulan, sifat
cerdas, tangguh serta berani dalam memimpin kerajaan Buton.
3. Judul Tari
Karya koreografi ini akan diberi judul Wa Kaa Kaa merupakan nama
asli dari raja pertama pulau Buton. Penata merasa judul tersebut sangat
tepat untuk melambangkan sosok seorang perempuan, dalam silsilah dan
bahasa Buton perempuan bangsawan memiliki nama depan Wa Ode dan
laki-laki La Ode. Raja pertama pulau Buton diawali kata “Wa” dan kaakaa
/ aka dalam bahasa Buton berarti kakak. Apabila diartikan nama Wa Kaa
Kaa memiliki makna kakak perempuan dan nama tersebut dianggap penata
memiliki daya tarik.
4. Bentuk dan Cara Ungkap
Karya tari ini akan ditampil kandengan menggunakan tipe dramatik.
Tema cerita yang dibawakan dalam tipe “dramatik” boleh jadi suatu
kejadian atau “laku dramatik” yang bisa dilakukan oleh seorang penari
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
(solo dance), maupun banyak penari dan biasanya para penarinya dari
sejak awal sampai akhir tarian berada diatas panggung.7
Penyajian, karya tari ini disajikan dalam bentuk simbolik
representasional. Penyampaian motif-motif gerak secara simbolik atau
secara tidak langsung dengan tujuan agar setiap penonton mampu
berimajinasi serta memunculkan persepsi berbeda-beda terhadap setiap
gerakan yang dilihat namun tetap berpijak pada tarian Buton.
5. Gerak
Ide garap tari ini berasal dari daerah Buton maka beberapa sikap dan
gerak dasar tari daerah Buton turut menyertai dalam penyusunan gerak
dalam karya tari Wa Kaa Kaa tentu saja yang sudah dikembangkan aspek
tenaga, ruang dan waktunya. Seperti gerakan meliuk, lembut, lurus, tegas
yang melambangkan sosok yang indah, kepribadian yang cerdas dan
tangguh pada diri seorang perempuan yaitu raja Wa Kaa Kaa seperti yang
terdapat dalam tari Linda yang merepresentasikan perempuan dengan iman
yang kuat, suci, jujur, tabah, ikhlas.
6. Penari
Penari merupakan unsur yang sangat penting dalam karya koreografi.
Melalui penari penata dapat menyampaikan apa yang hendak disampaikan
melalui karya tersebut dan adakalanya penari dapat memberikan saran
kepada penata demi keberhasilan karya tersebut. Kriteria penari yang
7Y. Sumandiyo Hadi, KOREOGRAFI Bentuk‐Teknik‐Isi, Yogyakarta: Multi Grafindo, 2012,
p.64
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
dipilih adalah penari yang mau diajak proses bersama dan mau berdiskusi
secara lisan serta mampu menyampaikan apa yang diinginkan oleh penata.
Terdiri dari delapan penari perempuan dan satu penari laki-laki.
7. Musik Tari
Berkaitan dengan daerah asal penata tari yaitu Pulau Buton dan ide
dari karya ini mengangkat tentang sejarah Buton, musik yang akan
mengiringi karya tari Wa Kaa Kaa menggunakan musik live (langsung).
Instrumen musik gambus, gong, gendang, mbololo (kenong) untuk
meciptakan nuansa musik yang melambangkan semangat dan keagungan
daerah Buton. Selain instrumen musik tersebut terdapat instrumen musik
bass, drum yang menambah harmonisasi musik. Musik tradisional Buton
yang dominan menggunakan gendang menjadikan nuansa musik
tradisional Buton adalah musik yang gembira dengan pukulan gendang
yang keras.
8. Rias dan Busana
Rias yang digunakan dalam karya tari Wa Kaa Kaa adalah rias korektif
untuk menutupi kekurangan dari wajah penari sehingga dapat terlihat
sempurna dan cantik. Hal tersebut sangat diperlukan, berkaitan dengan ide
garap karya ini yang terinspirasi oleh sosok Wa Kaa Kaa yang memiliki
paras bagaikan bulan purnama.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Gammbar 5: Kostu
Gambar 4( D
um dan akses(D
4: Pakaian adaok: Faldo 201
soris penari dDok: Jhu 2017
at Buton 15)
digunakan pa7)
ada adegan ssatu.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Gam
Gam
mbar 6: Kostu
mbar 7: Kost
um dan akses(D
tum dan akseW
(D
soris penari dDok: Jhu 2017
esoris penari Wa Kaa Kaa
Dok. Jhu 2017
digunakan pa7)
yang berper
7)
ada adegan d
ran sebagai r
dua.
aja
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
G
9. Tata R
Karya
panjang
digunakan
mereprese
melalui
selendang
kipas.
10. Penca
Adany
kesatuan
Gambar 8: K
Rupa Penta
tari Wa K
yang menj
n oleh pen
entasikan b
bambu ku
g yang sebe
ahayaan
ya tata caha
yang utuh
Kostum penarI
(D
as
Kaa Kaa ak
juntai dari
nari. Pengg
bahwa Wa K
uning. Kary
elumnya me
aya panggun
untuk men
ri yang berpeIstri ke dua.
Dok. Jhu 2017
kan menggu
atas para-
gunaan kai
Kaa Kaa ya
ya ini jug
erupakan ba
ng dalam s
nambah nila
eran sebagai
7)
unakan sett
-para samp
in panjang
ang turun ke
ga menggu
agian dari bu
eni pertunju
ai estetis se
Sibatara dan
ting kain ku
pai center
tersebut u
e bumi dan
unakan pro
usana penar
ukan merup
ebuah karya
n
uning
yang
untuk
n lahir
operti
ri dan
pakan
a tari.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Tata cahaya sangat penting peranannya dalam seni pertunjukan, yang
mana harus mampu menciptakan suatu nuansa luar biasa, serta
mampu membetot perhatian penonton terhadap tontonannya.8
11. Tata Suara
Tata suara merupakan komponen yang sangat mendukung dalam
sebuah karya tari. Karya tari Wa Kaa Kaa menggunakan live
(langsung) yaitu instrumen musik yang langsung dimainkan di tempat
pementasan guna meningkatkan suasana yang ada dalam adegan, oleh
karena itu membutuhkan pengeras suara. Posisi speaker sebagai sound
control penari sangat penting agar suara musik yang dihasilkan
terdengar jelas.
B. Realisasi Karya
1. Realisasi musik tari
Dalam pemilihan dan penetapan musik, penata memiliki
kesulitan untuk mencari komposer yang berasal dari daerah
Sulawesi Tenggara, oleh karena itu penata memilih komposer yang
sudah berpengalaman dan dirasa mampu menciptakan musik yang
bukan berasal dari daerahnya. Penata musik tersebut memiliki
keahlian dalam menciptakan sebuah musik yang berasal dari luar
daerahnya sehingga mampu menjadi bahan pembelajarannya untuk
menciptakan musik yang bernuansa Sulawesi Tenggara.
8Hendro Martono, Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan, Yogyakarta: Cipta Media,
2010, p.11
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Berdasarkan kriteria tersebut penata memilih Ongki Matazai
mahasiswa jurusan etnomusikologi.
2. Realisasi tata rias dan busana
Busana penari inti dalam karya ini adalah model baju long
dress (baju panjang) tanpa lengan dengan aksen transparan pada
dada bagian atas kemudian menggunakan selendang yang dililitkan
pada bagian atas dan baju kambowa (baju tradisional Buton).
Sedangkan penari yang memerankan sosok sebagai Wa Kaa Kaa
akan menggunakan pakaian adat Buton lengkap yang
melambangkan kaum bangsawan.
3. Realisasi tata cahaya
Karya tari Wa Kaa Kaa yang mempermainkan komposisi
warna kostum, sangat membutuhkan penyinaran yang baik agar
tersampaikan kesan dan pesan dari setiap warna yang diperlihatkan.
Karya koreografi ini akan mempermainkan komposisi pola lantai
penari, setting panggung yang membutuhkan dukungan penyinaran
yang baik, sehingga mengajak penonton untuk berimajinasi. Seperti
penggunaan lampu warna merah yang dapat memberikan kesan
dramatis dan lampu biru yang dapat memberikan kesan agung dan
megah.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
C. Evalu
1. In
Ba
perem
Satu p
kipas
terjunt
dari ba
1. Adega
Adega
yang canti
cerdas dan
meliuk, lu
uasi
ntroduksi
agian ini m
mpuan karen
penari yaitu
di tangan
tai dari par
ambu kunin
an I
an ini merep
ik bagaikan
n bijaksana.
urus berkesin
menggambar
na penghian
u Via bera
kanan da
ra-para men
ng memiliki
Gambar 9: A(Dok
presentasika
n bulan purn
. Hal tersebu
nambungan
rkan tentang
natan yang
da di cente
n kain pan
nggambarka
tahta dan r
Adegan introk: Jhu 2017)
an lahirnya
nama, denga
ut direprese
n, lincah, da
g kemaraha
dilakukan
er panggun
njang warn
an Wa Kaa
aja dari ker
oduksi.
Wa Kaa Ka
an sifat tang
entasikan m
an tegas.
an dan kese
oleh suam
ng menggun
na kuning
a Kaa yang
rajaan Buton
aa dengan so
gguh, berani
melalui gerak
dihan
minya.
nakan
yang
lahir
n.
osok
i,
k
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Ga
2. Adega
Wa K
luar biasa
melalui g
ini mengg
ambar 10: Ad
an II
aa Kaa ada
a sehingga
gerak pelan,
gunakan sam
degan I meng(Dok
alah raja per
Wa Kaa K
lembut, be
mpur (selen
ggambarkan k: Jhu 2017)
rtama Buton
Kaa merupa
erkesinambu
ndang).
lahirnya Wa
n yang mem
akan Raja d
ungan. Pena
a Kaa Kaa.
miliki kecan
direpresenta
ari dalam ad
ntikan
asikan
degan
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Gambar
3. Adega
Wa K
karena m
dan kece
menusuk
menunjuk
Gambwalaupun
11: Penggun
an III
Kaa Kaa ad
menikah lagi
ewa ditrans
serta peng
kkan kemar
bar 12: Penggn sedang men
naan selendanKaa Kaa
(Dok
dalah Raja
i dengan pe
sformasikan
ggunaan pr
rahan.
gambaran Ranahan kekec
yang dila(Dok
ng pada adegperempuan.
k: Jhu 2017)
Buton yan
erempuan l
n dalam b
roperti kipa
aja Wa Kaa Kewaan dan s
akukan suamk: Jhu 2017)
gan II merepr
ng tersakiti
lain. Perasa
entuk gera
as yang di
Kaa yang tenakit hati kareinya.
resentasikan
i oleh suam
aan marah,
ak besar, c
ibunyikan u
nang dan sabena penghian
Wa
minya
sedih
cepat,
untuk
ar natan
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
k
Gambar 1
Gambar kayangan ber
13: Penggam
14: Pose endrsama anakny
mbaran raja Wtiga mel
(Dok
ding sebagaiya meningga
(Dok
Wa Kaa Kaa y
lalui siluet. k: Ody 2017)
i penggambaalkan suamink: Jhu 2017)
yang tersakit
)
aran Wa Kaa nya yang tela
ti karena oran
Kaa kembalah menyakitin
ng ke
li ke nya.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
III. KESIMPULAN
Karya Wa Kaa Kaa adalah bentuk penuangan ide berdasarkan pengalaman
dan sejarah raja pertama Buton adalah seorang perempuan yang lahir dari bambu
kuning memiliki kecantikan luar biasa yang membuat orang tunduk di
hadapannya, cerdas, tangguh dan berani. Banyak nilai yang disampaikan kepada
penonton melalui karya tari ini, selain nilai estetis terbesit nilai tentang
ketangguhan wanita sebagai pemimpin kerajaan walaupun dengan begitu banyak
cobaan dan rintangan namun sebagai perempuan harus tetap sabar dan tegar demi
masyarakat dan kerajaan yang dipimpinnya. Sebagai seorang pemimpin tidaklah
mudah bagi perempuan menghadapi cobaan namun harus tetap tenang dan berfikir
bijaksana dalam mengambil setiap keputusan.
Karya Wa Kaa Kaa diharapkan memberikan banyak manfaat dan perubahan
menuju arah yang lebih baik bagi diri penata sendiri diantaranya semakin
bertambah ilmu dan pengalaman dalam bersosialisasi, tersampaikan niat hati
untuk membantu menjaga kelestarian budaya Buton, yang terpenting sebagai
insan tari penata telah berhasil menyampaikan atau berkomunikasi lewat gerak,
dan rasa terima kasih yang teramat sangat bagi mereka yang menghargai dan
mencintai keberagaman budaya diantara sesama manusia, bahwa tidak ada
manusia yang sempurna, maka dari itu kesabaran harus diutamakan
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
DAFTAR SUMBER ACUAN
1. Sumber Tertulis
Addin, Ansur. 2011. Makna Filosofi DiBalik Ragam Kain Tenun Bhutuuni. Baubau: Yayasan Fajar Al Buthuuni.
Aini, Ira D. 2014. Perempuan Pembelajar, Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Kompas. Darmawan, M Yusran. 2009. Naskah Buton, Naskah Dunia. Baubau: RESPECT.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2003. Aspek-aspek Dasar Koreografi Kelompok. Yogyakarta: ELKAPHI.
_____________. 2011. Koreografi Bentuk-Tehnik-Isi. Yogyakarta: Multi Grafindo.
Martono, Hendro. 2008. Sekelumit Ruang Pentas. Yogyakarta: Cipta Media. ______________. 2010. Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan. Yogyakarta:
Cipta Media. ______________.2012. Ruang Pertunjukan dan Berkesenian. Yogyakarta:Multi
Grafindo.
Mahasta, Dyah Sri. 2011. Tari Seni Pertunjukan Ritual dan Tontonan Yogyakarta: Program Pasca Sarjana.
Meri, La. 1975. Dance Composition: The Basic Elements, diterjemahkan
Soedarsono, Komposisi Tari Elemen-Elemen Dasar. Yogyakarta: Lagaligo.
Niampe, La. 2009. Silsilah Bangsawan Buton (Pengantar dan Suntingan Teks).
Kendari: FKIP Unhalu Smith, Jacqueline. 1973. Dance composition: A Practical Guide For Teacher,
diterjemahan Ben Suharto, Komposisi Tari: Sebuah Pertunjukan Praktis Bagi Guru, Yogyakarta: Ikalasti Yogyakarta.
Syukur, La Ode. 2009. Hikayat Negeri Buton (Sastra Sejarah. Kendari: FKIP
Unhalu.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2. Filmografi (Diskograf)
1. Karya tari “Kalambe” oleh Wa Ode Eva Ochtaviani M dalam mata kuliah
koreografi 3.
2. Karya tari “Wa Kaa Kaa” oleh Wa Ode Eva Ochtaviani M dalam mata
kuliah analisis gerak karakter.
3. Karya tari “Honari” yang diciptakan oleh M. Nuh Sabhan
4. Video “Panduan Belajar Tari Linda” oleh La Soni
5. Karya Tari “Balumpa” oleh Ruslan
3. Narasumber
Nama : Ruslan
Umur : 64 tahun
Pekerjaan : Guru seni di SMP Negeri 2 Baubau (PNS).
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta