UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE HARVESTER)
MEREK MAXXI TIPE NDR-85 TURBO DI KECAMATAN SRAGI,
LAMPUNG SELATAN
(Skripsi)
Oleh
KEYAN PUTRA AJI BOMA PRATAMA RAMADHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE HARVESTER)
MEREK MAXXI TIPE NDR-85 TURBO DI KECAMATAN SRAGI,
LAMPUNG SELATAN
Oleh
Keyan Putra Aji Boma Pratama Ramadhan
Hampir seluruh wilayah di Indonesia tidak memiliki ketersediaan tenaga kerja
yang banyak karenanya diperlukan alat bantu mekanis untuk menggantikannya,
terutama dalam hal pemanenan kekurangan tenaga kerja bisa digantikan oleh alat
mekanis salah satunya mesin pemanen padi combine harvester. Mesin pemanen
padi Combine Harvester tipe ridding merek Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo adalah
mesin pertanian yang berfungsi untuk memanen padi melalui tahapan mengait,
mengarahkan, memotong, membawa hasil potongan, merontokan, dan
membersihkan gabah yang dilakukan secara terpadu dalam satu kali proses.
Tujuan dari penelitian ini mengetahui unjuk kerja mesin Combine Harvester
untuk pemanenan padi. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu
persiapan mesin dan lahan, pengujian performansi mesin dan analisis data.
Parameter yang diamati adalah kecepatan kerja, kapasitas lapang
teoritis, kapasitas lapang efektif, efisiensi lapang, gabah susut panen, dan
konsumsi bahan bakar. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan kerja mesin
sebesar 2,36 km/jam sedangkan pengujian yang dilakukan oleh Balai Besar
Pengembangan Mekanisasi Pertanian yaitu sebesar 3,91 km/jam. Kapasitas lapang
efektif sebesar 0,39 ha/jam, kapasitas lapang teoritis sebesar 0,78 ha/jam, dan
efisiensi lapang sebesar 50%. Losses dengan persentase sebesar 0,8% memiliki
standar maksimal 3% lebih baik dibandingkan kehilangan dengan pemanenan
konvensional persentase hingga 18,75%. Konsumsi bahan bakar pada saat
pemanenan dengan luasan 1 ha dengan 2500 rpm menghabiskan bahan bakar
sebesar 20,83 liter/ha.
Kata kunci : Padi, Combine Harvester, Unjuk Kerja Mesin, Penelitian
Terdahulu.
ABSTRACT
COMBINE HARVESTER PERFORMANCE OF MAXXY TYPE NDR-85
BRAND IN SUB-DISTRICT SRAGI, SOUTH LAMPUNG
by
Keyan Putra Aji Boma Pratama Ramadhan
It is almost in every place in Indonesia does not have a lot of labor availability,
that is why machine is needed to substituted it, especially in harvesting, the lack
of labor can be replaced by machine, one of the harvest machines is combine
harvester.Maxxi Type Ndr-85 Turbo combine Harvester type riding is an
agricultural machinery which has function to harvest rice through winnowing,
directing, cutting, and bring the slices, threshing, and clean the unhauled rice
which proceeded in one moment proceeding. The aim of this study is to know the
performance of Combine Harvester to harvest rice. This study consists of three
stages, they are machine and land preparation, engine testing performance and
data analysis. The observed parameters are working speed, and theoretical field
capacity, effective field capacity, grain harvest losses, and fuel consumption. The
results of this study will show that machine speed is 2,36 km/hour. The effective
field capacity losses with percentage about 0,39 ha/hour, theoretical field capacity
about 0,78 ha/hour, and field efficiency about 50%. Losses with the
amount of percentage about 0,8% has maximum standard 3% better than losses
with conventional harvesting with percentage about 18,75%. Fuel consumption in
the harvesting process about 1 ha is about 2500 rpm spent about 20,83 liter/ha of
fuel.
Keywords : Rice, Combine Harvester, Machine Performance Testing,
Previous Studies
UNJUK KERJA MESIN PEMANEN PADI (COMBINE HARVESTER)
MEREK MAXXI TIPE NDR-85 TURBO DI KECAMATAN SRAGI,
LAMPUNG SELATAN
Oleh
KEYAN PUTRA AJI BOMA PRATAMA RAMADHAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada
Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Malang (Jawa Timur), Pada tanggal 23 Januari 1996, sebagai
anak sulung dari keluarga Bapak Ahmad Kausar dan Ibu Caty Putri Indranik
Susanti. Penulis menyelesaikan pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak pada
tahun 2001, Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Pugung Raharjo,
Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2002-2008, Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Sekampung Udik, Kabupaten Lampung
Timur pada tahun 2008-2011, Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA
Negeri 1 Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2011-2014, dan
terdaftar sebagai mahasiswa S1 Teknik Pertanian di Universitas Lampung pada
tahun 2014 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis terdaftar aktif diberbagai
organisasi kemahasiswaan sebagai :
1. Anggota Biasa Mahasiswa Teknik Pertanian (PERMATEP) Fakultas
Pertanian Universitas Lampung periode 2015/2016;
2. Staff Ahli Kementrian Hukum Advokasi dan Perundang-undangan Badan
Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM-U) periode 2014/2015;
3. Staff Ahli Kementrian Luar Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa
Universitas Lampung (BEM-U) periode 2015/2016;
4. Ketua Umum Organisasi Ikatan Mahasiswa SMAN 1 Trimurjo
(SMANJONILA) Periode 2016/2017.
Pada bidang Akademik penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah
Hidrologi pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis melaksanakan Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Periode 1 tahun 2018 di Desa Gedung
Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus dan melaksanakan Praktik
Umum (PU) di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (BALITTRI)
Kota Sukabumi Jawa Barat dengan judul laporan “Mempelajari Sistem Irigasi
pada Tanaman Kakao di Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar
(BALITTRI) Sukabumi, Jawa Barat”. Penulis berhasil mencapai gelar Sarjana
Teknologi Pertanian (S.T.P.) S1 Teknik Pertanian pada tahun 2018 dengan
menghasilkan skripsi yang berjudul “Unjuk Kerja Mesin Pemanen Padi (Combine
Harvester) Merek Maxxi Tipe NDR-85 Turbo di Kecamatan Sragi, Lampung
Selatan”.
Bismillahirrahmanirrahim
Teruntuk kedua orang tua ku tercinta
Roro Lisya dan Ahmad Kausar, S.E.
Ku persembahkan karya kecil ini untuk adik-adik serta keluargaku
Terima kasih telah memberikan do’a, dukungan dan semangat selama
menjalankan studi. Banyak motivasi hingga pelajaran hidup yang diberikan bahwa
hidup tidak selamanya indah, belajarlah dari kesalahan agar bisa menjalani hidup
yang lebih baik dimasa depan. Teruntuk ayah dan ibu i love you so much.
Serta
Almamater Tercinta
Teknik Pertanian 2014
Universitas Lampung
“Dan katakanlah (olehmu Muhammad), “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”
-Q.S. Thoha : 114
“Kita akan berhasil karena kita masih muda dan kita tidak akan, tidak
akan pernah menyerah” -Jack Ma-
“Jika berhasil jangan sombong, jika gagal jangan banyak alasan”
-Wishnutama-
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Uswah
Khasanah Rasulullah SAW, yang kita nantikan syafa’atnya di yaumil akhir kelak.
Skripsi dengan judul “Unjuk Kerja Mesin Pemanen Padi (Combine Harvester)
Merek Maxxi Tipe NDR-85 Turbo di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan” ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi
Pertanian Universitas Lampung. Atas bimbingan, dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P., selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertanian Universitas Lampung dan Pembahas yang telah memberikan
kritik dan saran sebagai perbaikan selama penyusunan skripsi ini;
3. Bapak Ir. Oktafri, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan
Pembimbing Kedua yang telah memberikan pengarahan, masukan,
bimbingan serta saran dalam penyelesaian skripsi ini;
ii
4. Bapak Dr. Ir. Sandi Asmara, M.Si., selaku Pembimbing Pertama yang
telah memberikan pengarahan, masukan, bimbingan serta saran dalam
penyelesaian skripsi ini;
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Teknik Pertanian yang telah membantu
dan memberikan ilmunya selama ini;
6. Ibu Roro Lisya dan Bapak Ahmad Kausar, S.E. yang selalu memberikan
dorongan semangat, nasihat, doa dan dukungannya selama pelaksanaan
penelitian dan penyusunan skripsi ini;
7. Fadillah Imania Putri Kausar, yang selalu memberikan dukungan dan
semangat;
8. Keluarga Besar Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung
(Angkatan 2014);
9. Teman-teman KKN desa Gedung Bondan Abi Manyu, Heru Muhammad
Alim, Lismarini Dewi, Yuni Hidayah Sari, Ria Yuliana, dan Fitriyani yang
telah menemani selama 40 hari;
10. Teman-teman Praktik Umum (PU) Balai Penelitian Tanaman Industri dan
Penyegar (BALITTRI) Sukabumi, Jawa Barat. Imam Mahriyansah, Nur
Azis Sigit Purnomo, Rakha Adipa, Sasongko Aji Wibowo, Muhammad
Muslihudin dan Nicolas yang telah menemani selama 40 hari;
11. Teman-teman seperjuangan Rakha Adipa, Danang Rezki Nugraha, Allan
Septiawan, Irvan Kurniawan, Retno Ayu Kusuma, M. Narta Nugraha,
Nicolas, Aldi Riski Wibowo, Andri Anggawa, Rizky Legowo, Rizky
Eprimal, Heri Pirnando, Rendi Rismawan, Andiko Ardiyanto, Suseno Ali
iii
A, Ferdy Indra S, dan Rama Aldi, yang telah memberikan keceriaan
selama ini;
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan akan tetapi ada sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi yang membacanya Amiin...
Bandar Lampung,
Penulis,
Keyan Putra Aji Boma Pratama Ramadhan
DAFTAR ISI
Halaman
SANWACANA ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
1.3. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4
2.1 Padi Sawah ........................................................................................................ 4
2.1.1. Proses Bercocok Tanam Padi .................................................................. 5
2.1.2. Persemaian .............................................................................................. 5
2.1.3. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah ................................................ 5
2.1.4. Penanaman .............................................................................................. 6
2.1.5. Pemeliharaan ........................................................................................... 6
2.1.6. Pengendalian Industri Tanaman .............................................................. 6
2.1.7. Panen ...................................................................................................... 7
2.1.8. Tahap Pascapanen ................................................................................... 9
2.2. Mesin Pemanen Padi Combine Harvester......................................................... 9
2.2.1. Reel Guider ........................................................................................... 11
2.2.2. Cutting Header ...................................................................................... 11
2.2.3. Conveyor ............................................................................................... 12
2.2.4. Controller .............................................................................................. 13
2.2.5. Thresher ................................................................................................ 14
2.2.6. Centrifugal Blower ................................................................................ 14
2.2.7. Chaff Outlet ........................................................................................... 15
v
2.2.8. Grain Outlet .......................................................................................... 15
2.2.9. Roda ...................................................................................................... 16
2.3. Kriteria Kinerja Mesin Combine Harvester .................................................... 17
2.4. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 18
III. METODELOGI PENELITIAN ...................................................................... 21
3.1. Waktu dan Tempat .......................................................................................... 21
3.2. Alat dan Bahan ................................................................................................ 21
3.3. Metode Penelitian............................................................................................ 21
3.4. Prosedur Penelitian.......................................................................................... 22
3.4.1. Persiapan Lokasi Penelitian .................................................................. 22
3.4.2. Penyediaan Mesin Panen Padi Combine Harvester .............................. 22
3.4.3. Persiapan Mesin Panen Padi Combine Harvester ................................. 23
3.4.4. Pengamatan Tanaman ........................................................................... 23
3.4.5. Pengukuran Kondisi Lahan ................................................................... 23
3.4.6. Pemanenan dengan Combine Harvester ............................................... 24
3.4.7. Pengukuran Laboratorium .................................................................... 24
3.4.8. Metode dan Analisis Data ..................................................................... 25
3.5. Parameter Pengamatan .................................................................................... 25
3.5.1. Kecepatan Kerja .................................................................................... 25
3.5.2. Kapasitas Lapang Teoritis ..................................................................... 26
3.5.3. Kapasitas Lapang Aktual ..................................................................... 26
3.5.4. Efisiensi Lapang .................................................................................... 27
3.5.5. Gabah Susut Panen ............................................................................... 27
3.5.6. Konsumsi Bahan Bakar ......................................................................... 28
3.6 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 30
4.1. Pengamatan Kondisi Lahan dan Tanaman ...................................................... 30
4.1.1 Kondisi Lahan ........................................................................................ 30
4.1.2. Kondisi Tanaman .................................................................................. 31
4.2. Uji Kinerja Mesin Combine Harvester ........................................................... 34
4.2.1. Spesifikasi Mesin Combine Harvester .................................................. 34
4.2.2. Kecepatan Kerja .................................................................................... 39
4.2.3. Kapasitas Lapang dan Efisiensi Lapang ............................................... 40
4.2.4. Gabah Susut Panen ............................................................................... 42
4.3. Konsumsi Bahan Bakar dan Tenaga Kerja ..................................................... 46
vi
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 48
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 48
5.2 .Saran ................................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 50
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Teks
1. Hasil pengukuran rata-rata kondisi tanaman. .................................................... 34
2.Hasil analisis uji kinerja combine harvester ...................................................... 39
3. Kondisi operator saat penelitian ........................................................................ 47
4. Hasil uji kadar air tanah .................................................................................... 53
5. Hasil uji kadar air gabah ................................................................................... 55
6. Hasil pengukuran kondisi tanaman ................................................................... 57
7. Waktu panen petak ulangan 1 ........................................................................... 60
8. Waktu panen petak ulangan 2 ........................................................................... 62
9. Hasil analisis data efisiensi lapang .................................................................... 67
10. Data hasil gabah dalam karung ....................................................................... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Teks
1. Padi Sawah .......................................................................................................... 5
2. Combine Harvester merek Maxxi Tipe NDR-85 Turbo ..................................... 9
3. Pengait dan pengarah (reel guider) ................................................................... 11
4. Pemotong padi (cutting header) ........................................................................ 11
5. Pembawa hasil potongan padi (coveyor)........................................................... 12
6. Pengendali (controller) ..................................................................................... 13
7. Perontok dan pembersih (thresher dan cleaner) ............................................... 14
8. Centrifugal blower ............................................................................................ 14
9. Pintu pengeluaran jerami dan kotoran (chaff outlet) ......................................... 15
10. Pengeluaran hasil (grain outlet) ...................................................................... 15
11. Roda (track) .................................................................................................... 16
12. Arah pemotongan tanaman saat pemanenan ................................................... 24
13. Diagram alir penelitian .................................................................................... 29
14. Lokasi pengambilan sampel tanah dan gabah ................................................. 31
15. Tanaman padi sebelum dipanen ...................................................................... 32
16. Komponen combine harvester ........................................................................ 38
17. Proses pemanenan dengan kondisi tanaman tegak.......................................... 43
18. Proses pengambilan gabah tercecer saat pemanenan berlangsung ................. 43
ix
19. Pemisahan gabah tercecer dengan jerami ....................................................... 44
Lampiran
20. Panjang Lintasan Pemanenan lahan 1 ............................................................. 61
21. Panjang Lintasan Pemanenan lahan 1 ............................................................. 63
22. Pra penelitian diskusi tentang penggunaan combine harvester....................... 72
23. Combine harvester sebelum melakukan proses pemanenan ........................... 72
24. Pengisian bahan bakar combine harvester ...................................................... 72
25. Pengukuran luas lahan sawah.......................................................................... 73
26. Pengukuran kondisi tanaman padi .................................................................. 73
27. Pengambilan sampel padi ................................................................................ 73
28. Pengambilan sampel tanah .............................................................................. 74
29. Pemasangan terpal pada bagian kotoran (chaff outlet) ................................... 74
30. Kegiatan panen padi menggunakan combine harvester .................................. 74
31. Proses pengambilan gabah tercecer atau gabah susut panen .......................... 75
32. Contoh gabah tercecer saat panen menggunakan combine harvester ............. 75
33. Campuran gabah tercecer dan jerami setelah proses pemanenan ................... 75
34. Proses pemisahan gabah tercecer dengan jerami ............................................ 76
35. Penimbangan hasil gabah tercecer atau gabah susut panen ............................ 76
36. Hasil panen (gabah karung) menggunakan combine harvester ...................... 76
37. Sampel gabah dan tanah diukur di laboratoium .............................................. 77
38. Penimbangan kadar air awal gabah ................................................................. 77
39. Penimbangan kadar air awal tanah .................................................................. 77
40. Sampel gabah dan tanah di oven selama 24 jam ............................................. 78
41. Sampel gabah dan tanah setelah di oven ......................................................... 78
42. Penimbangan kadar air akhir gabah ................................................................ 78
x
43. Penimbangan kadar air akhir tanah ................................................................. 79
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan beras di Indonesia akan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan
diperlukan ketersediaannya dalam jumlah yang besar serta mutu yang sesuai.
Untuk memenuhi ketersediaan beras tersebut saat ini mengalami berbagai kendala
selain dari serangan hama dan penyakit ada beberapa faktor alam yang
mempengaruhi, diantaranya : bencana alam (banjir kekeringan, gempa bumi), alih
fungsi lahan, perubahan iklim (climate change) serta minimnya tenaga kerja di
Desa.
Tanaman padi merupakan tanaman yang di budidayakan dengan pola tanam dan
musim yang serentak, hal ini membuat proses pemanenan padi dilakukan secara
bersamaan dan membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Sedangkan waktu
dari proses panen hingga pascapanen harus dilakukan secepat mungkin agar tidak
merusak mutu dari padi itu sendiri. Hampir seluruh wilayah di Indonesia tidak
memiliki ketersediaan tenaga kerja yang banyak karenanya diperlukan alat bantu
mekanis untuk menggantikannya. Terutama dalam hal pemanenan kekurangan
tenaga kerja bisa digantikan oleh alat mekanis, salah satunya mesin pemanen padi
combine harvester.
2
Mesin pemanen padi combine harvester tipe ridding merek Maxxi Tipe Ndr-85
Turbo, adalah mesin pertanian yang berfungsi untuk memanen padi melalui
tahapan mengait, mengarahkan, memotong, membawa hasil potongan, merontok
dan membersihkan gabah yang dilakukan secara terpadu dalam satu kali proses.
Combine harvester merek Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo sudah banyak digunakan
dalam kegiatan pemanenan padi sawah di berbagai jenis lahan dan daerah, salah
satunya di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan. Menurut Pramudya (1996),
penerapan teknologi pertanian dalam bidang pemanenan padi sulit dilakukan. Hal
ini disebabkan oleh karakteristik petani Indonesia yang khas, yaitu mempunyai
lahan yang sempit berteras, lemah dalam penyediaan modal dan tingkat
pendidikan serta keterampilan yang rendah.
Penggunaan mesin combine harvester merek Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo di
Kecamatan Sragi, baru sebatas tahap penggunaan/pemanfaatan saja belum
mencapai pemahaman tentang unsur kinerja mesin pemanen padi tersebut.
Informasi tentang unjuk kerja mesin combine harvester ini belum banyak
diketahui oleh pengguna, sehingga saat terjadi kendala dan hambatan
pengoperasian mesin pengguna sering kali kebingungan dalam
penanggulangannya. Pemahaman terhadap karakteristik unjuk kerja mesin sangat
diperlukan dalam pengoperasian, dikarenakan berkaitan dengan unjuk kerja
combine harvester serta perawatan dan perbaikannya. Oleh karna itu, tersediannya
informasi tentang unjuk kerja mesin combine harvester ini sangat diperlukan
keberadaannya. Dengan diketahuinya uji tentang karakteristik mesin combine
harvester diharapkan pengguna akan lebih mampu dalam meningkatkan kualitas
3
dan kapasitas kerjanya. Hal ini yang menjadi latar belakang dilaksanakannya
penelitian ini.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui unjuk kerja mesin Combine
Harvester Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo untuk pemanenan padi.
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui unjuk kerja mesin combine
harvester Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo sebagai pedoman dalam penggunaan dan
pengelolaan mesin tersebut untuk pemanenan padi di daerah pasang surut serta
memberikan informasi hingga rekomendasi tentang kelayakan penggunaan mesin
combine harvester berdasarkan hasil unjuk kerja mesin tersebut dan membantu
memberikan informasi tentang besarnya losses.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Padi Sawah
Menurut sejarahnya padi termasuk genus Oriza L. yang meliputi lebih kurang 25
spesies terbesar di daerah tropik dan daerah subtropika seperti di Asia, Afrika,
Amerika, dan Australia. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara
Oryza officinalis dan Oryza Sativa f. spontanea (AAK, 1983).
Menurut Suparyono dan Setyono (1993), berdasarkan kedudukanya dalam
taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Monocotyledone
Famili : Graminaceae
Sub family : Oryzidae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
5
Gambar 1. Padi Sawah
2.1.1. Proses Bercocok Tanam Padi
Menurut Aksi Agri Kanisius (1990), bahwa teknik bercocok tanaman padi yang
baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Hal ini harus
dimulai dari awal, yaitu sejak di lakukan persemaian tanaman hingga dipanen
sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
2.1.2. Persemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi dimana dimulainya
dengan penggunaan benih unggul.benih yang digunakan harus sebaik-baiknya dan
sehat dimana tujuannya adalah membantu memberikan keadaan lingkungan yang
baik untuk saat awal pertumbuhan. Dari umur 25 – 40 hari benih siap ditanam
disawah yang telah disiapkan.
2.1.3. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat
6
tertentu sehingga memperoleh susunan tanah yang dikehendaki oleh tanaman,
pengolahan tanah yaitu pembersihan lahan, pencangkulan dan pembajakan.
2.1.4. Penanaman
Dalam penanaman yang baik harus diperhatikan sebelumnya adalah persiapan
lahan umur bibit dan tahap penanaman.
2.1.5. Pemeliharaan
Tanaman padi ditanam dengan baik dapat membuahkan hasil yang memuaskan,
sesuai dengan yang diharapkan.Perlu diperhatikan bahwa dalam pemeliharaan
adalah penyulaman dan penyiangan, pengairan padi sawah dan pemumupukan.
2.1.6. Pengendalian Industri Tanaman
Menurut Soemartono. B. (1984) ada beberapa cara memberantas pengganggu
tanaman padi sawah yaitu:
Cara fisik dan mekanik, misalnya dengan cara Gropyokan untuk
memberantas hama tikus.
Cara Biologis, dengan menggunakan predator atau parasit misalnya
burung yang memakan ulat.
Dengan mengatur waktu tanaman dengan cara pergiliran tanaman.
Menanam resisten, yaitu tanaman yang tahan terhadap hama dan
penyakit.
Penggunaan bahan kimia yaitu dengan cara penggunaan prestisida
(Insektisida, fungsida, rodentisida, dan herbisida).
7
2.1.7. Panen
Panen merupakan tahap akhir penanaman padi sawah, berarti buah padi sudah
cukup masak dan siap untuk dipanen. Namun pemanenan padi harus di lakukan
pada waktu yang tepat, sebab ketepatan waktu memanen berpengaruh terhadap
jumlah, mutu gabah, dan berasnya. Panen yang terlambat pada varietas padi yang
mudah rontok, dan menurunkan hasil produksi. Sedangkan panen yang teralu awal
menyebabkan mutu padi kurang baik.
Faktor - faktor penting dalam mempertimbangkan kegiatan pemanenan
perontokan padi, beberapa ciri dari padi dan faktor lingkungan yang penting dan
yang perlu diperhatikan.
1. Derajat Kekuatan
Panjang dan ketahanan dari jerami ciri-ciri ini sangat mempengaruhi terhadap
proses pemotongan dan pengiriman dengan alat conveyor. Jerami yang kaku
dan keras dapat mengakibatkan kemacetan, dalam pemotogan dan pengaliran
keperontok, jika panenan ini dilakukan oleh mesin. Jerami yang panjang
dapat memudahkan perontokan secara manual, akan tetapi dalam mesin perontok
dalam mesin panen akan menyebabkan kemacetan dan kebutuhan tenaga yang
lebih besar untuk memprosesnya.
2. Varietas Padi.
Varietas padi yang mudah rontok merupakan masalah dalam pemanenan dengan
menggunakan mesin, dikarenakan getaran dan ketumpulan dari
pisau serta perlakuan dari mesin dapat menyebabkan rontoknya gabah dari
malainya.
8
3. Ukuran
kadar air dan ketahanan biji-bijian (contoh: gabah). Faktor ukuran biji-bijian
menentukan ukuran lubang-lubang dari concave dari perontok, sedangkan
kadar air besar pengaruhnya terhadap rendemen beras utuh. Gabah dengan
kandungan air yang tinggi dapat menyebabkan tingginya persentase
gabah yang pecah atau rusak karena pukulan dalam unit perontok. Ketahanan biji-
bijian terhadap perlakuan yang diberikan oleh bagian-bagian dari mesin dapat
mempengaruhi mutu dari biji-bijian.
4. Iklim
Musim hujan dan musim kering sangat mempengaruhi kadar air dari gabah
dan jerami. Kadar air gabah menentukan waktu panen yang tepat.
Sedangkan kadar air jerami besar pengaruhnya dalam proses perontokan.
5. Keadaan Lapang
Terutama dalam pemakaian mesin panen, kandungan air dari tanah perlu
dipertimbangkan. Tanah yang kering akan menahan efisiensi kerja dari
mesin panen, sedangkan tanah berlumpur sering menyebabkan kemacetan operasi
sehingga kapasitas kerjanya rendah.
6. Tingkat Kemajuan Wilayah dan Sosial
Berkaitan dengan alat dan mesin pertanian (mekanisasi pertanian) dan kemung
kinan-kemungkinan pengenalan teknologi baru.
9
2.1.8. Tahap Pascapanen
Menurut Aksi Agri Kanisius (1990), bahwa tahap pascapanen meliputi kegiatan
pasca perontokan, pengangkutan, pengeringan, pembersihan dan penyiapan serta
penggilingan. Ditambahkan Soeparyono dan Setyono (1993), bahwa pascapanen
hasil petani merupakan tahanan kegiatan yang dimulai sejak pemungutan hasil
sampai siap untuk dipasarkan dan digunakan oleh konsumen atau dapat oleh lebih
lanjut melalui kegiatan industri.
2.2. Mesin Pemanen Padi Combine Harvester
Gambar 2. Combine Harvester merek Maxxi Tipe NDR-85 Turbo
Mesin pemanen padi tipe ridding merek Maxii NDR-85 Turbo, adalah mesin
pertanian yang berfungsi untuk memanen padi melalui tahapan mengait,
mengarahkan, memotong, membawa hasil potongan, merontok, dan
membersihkan gabah yang dilakukan secara terpadu dalam satu kali proses.
Menurut Priyanto (1997), combine harvester adalah mesin panen padi yang serba
komplit dan canggih dalam pengoperasiannya. Combine harvester juga dapat
10
bekerja dengan cepat pada areal sawah yang luas dan waktu yang dibutuhkan
dalam proses pemanenan juga relatif singkat.
Combine harvester tersebut dapat bekerja pada areal sawah yang luas namun
hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat karena combine ini dilengkapi
dengan alat pemotong, perontok dan mengarungkan padi dalam suatu proses
kinerja saja (Hasibuan, 1999).
Pada dasarnya proses panen padi dapat dilakukan melalui dua macam cara, yaitu
melalui cara tradisional dan menggunakan mesin perontok padi tipe stasioner.
Mengingat adanya beberapa jenis lahan, maka kedua cara tersebut dirasa belum
maksimal, sehingga perlu dilakukan perancangan dan pengembangan produk
mesin pemanen padi combine harvester portable. Mesin ini mempunyai
kemampuan kerja merontokkan bulir padi dari batangnya dan sekaligus dapat
menebang batang padi tersebut ( Departemen Pertanian, 1993).
Mesin ini terdiri dari beberapa bagian yaitu (reel guider), (cutting header),
pengantar hasil potongan (coveyor), kendali (controller), pemotongan dan
pembersih (thresher dan cleaner), (centrifugal blower), pintu pengeluaran jerami
dan kotoran (chaff outlet), pengeluaran hasil (grain outlet), dan roda (track).
11
2.2.1. Reel Guider
Gambar 3. Pengait dan pengarah (reel guider)
Pengait adalah bagian pada combine harvester yang fungsinya menarik/mengait
batang tanaman padi dari posisi tegak kearah pisau pemotong., terdapat 4 bagian
seperti bentuk sisir lalu akan berputar sesuai dengan pengaturan kecepatan yang
telah ditentukan.
2.2.2. Cutting Header
Gambar 4. Pemotong padi (cutting header)
12
Pisau pemotong berbentuk segitiga digunakan untuk memotong bagian batang
padi pisau ini bergerak secara horizontal, berjumlah 26 buah dan perlu
diperhatikan dalam perawatannya agar proses pemotongan berjalan dengan baik
tanpa mengurangi produktivitas pemanenan.
2.2.3. Conveyor
Gambar 5. Pembawa hasil potongan padi (coveyor)
Konveyor berfungsi mengumpulkan batang padi yang sudah terpotong kearah
tengah dimana terdapat konveyor kanvas. Konveyor kanvas ini selanjutnya
membawa padi ini ke bagian perontokan, berbeda dengan konveyor mangkuk
berfungsi membawa bahan (butiran gabah) ke bagian atas, sedangkan Konveyor
screw membawa bahan (butiran gabah) dalam arah horizontal.
13
2.2.4. Controller
Gambar 6. Pengendali (controller)
Mesin pemanen padi combine harvester memiliki beberapa tuas yang memiliki
fungsi yang berbeda, sehingga diperlukan operator mesin yang baik untuk
mengoperasikan alat tersebut. Combine dapat bergerak maju jika mesin
penggeraknya hidup, kemudian masukkan gigi transmisi utama dengan kecepatan
low, netral, high, dan deep dengan porseneling maju 1,2 dan 3 dan mundur R.
Pastikan pandangan operator/ pengemudi lurus ke depan atau mengontrol semua
sistemnya agar tidak terjadi hal-halyang tidak diinginkan atau menimbulkan
kecelakaan.
14
2.2.5. Thresher
Gambar 7. Perontok dan pembersih (thresher dan cleaner)
Berfungsi untuk merontokkan (melepaskan) butiran gabah dari malainya gabah
dari batang yang baru masuk. Gabah yang masih belum terpisah dari malainya
yang masih terkumpul dari hasil penyaringan dibawa kembali oleh konveyor
mangkok kebagian perontok untuk dirontokkan kembali.
2.2.6. Centrifugal Blower
Gambar 8. Centrifugal blower
Adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau memperbesar
tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan tertentu, dalam
15
hal ini blower menghembuskan angin untuk membuang jerami, kulit, dan gabah
kosong menuju pintu pengeluaran kotoran.
2.2.7. Chaff Outlet
Gambar 9. Pintu pengeluaran jerami dan kotoran (chaff outlet)
Pintu pengeluaran jerami terdapat dibagian belakang combine harvester berfungsi
untuk tempat keluarnya kotoran yang terjadi saat proses pemanenan berlangsung.
2.2.8. Grain Outlet
Gambar 10. Pengeluaran hasil (grain outlet)
16
Bagian pengeluaran hasil gabah berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemanenan
padi kedalam karung, memiliki 4 tusukan beras dan dapat menampung 2 orang
helper.
2.2.9. Roda
Gambar 11. Roda (track)
Bagian penggerak pada combine harvester berbentuk trak karet (full track rubber
belt), untuk memudahkan jalannya combine harvester dalam kondisi tanah yang
kering atau basah pada saat proses pemanenan berlangsung.
Mekanisme kerja mesin adalah sebagai berikut yaitu tegakan tanaman padi lalu
diarahkan dan dikaitkan oleh reel guider, lalu dipotong bagian bawah oleh cutting
header, kemudian hasil potongan dibawa oleh conveyor menuju thresher untuk
dirontok. Kemudian gabah hasil perontokan sekaligus dibersihkan dan
dikeluarkan melalui grain outlet. Kotoran dan jerami sisa perontokan dikeluarkan
melalui chaff outlet, sedangkan gabah masuk ke dalam kotak penampungan
sementara dan siap masuk ke dalam karung.
17
2.3. Kriteria Kinerja Mesin Combine Harvester
Kapasitas lapang termasuk salah satu komponen dari kinerja suatu mesin menurut
Daywin et al (1992) ada dua jenis kapasitas lapang yang digunakan dalam
pertanian, yaitu kapasitas lapang teoritis dan kapasitas lapang efektif. Kedua jenis
kapasitas ini dinyatakan dalam satuan ha/jam, kapasitas lapang teoritis adalah
kemampuan kerja suatu alat di dalam suatu bidang tanah jika mesin berjalan maju
sepenuh waktunya (100%) dan alat tersebut bekerja lebar maksimum (100%).
Kapasitas lapang efektif merupakan rata-rata dari kemampuan kerja mesin
dilapang untuk menyelesaikan suatu bidang tanah atau jumlah dari produktivitas
yang benar-benar terjadi saat bekerja.
Susut panen atau kehilangan hasil panen adalah banyaknya butir gabah yang
tercecer akibat perlakuan panen dengan tenaga pemanenan atau peralatan panen
yang digunakan. Pemanenan dengan sistem kelompok yang berjumlah 20 orang
menyebabkan kehilangan hasil hanya 4,39% lebih rendah bila dibandingkan
dengan pemanenan sistem keroyokan yang besarnya antara 15,2 %-16,2%
(Nugraha, 2012)
Cara menentukan susut panen bermacam-macam salah satunya yaitu dengan
menghitung atau membandingkan antara produktivitas hasil panen dari petak
kontrol yang dipanen secara berhati-hati dengan produktivitas hasil panen dari
petak yang dipanen oleh tenaga pemanen seperti layaknya memanen padi
(Nugraha, 2009).
18
2.4. Penelitian Terdahulu
1. Menurut Hindiyani (2013) Metode pemanenan padi dilahan sawah dapat
dilakukan secara manual menggunakan sabit atau mekanis menggunakan rice
combine harvester. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kapasitas
kerja dan susut pemanenan menggunakan rice combine harvester A dan rice
combine harvester B kemudian membandingkannya. Hasil pengujian rice
combine harvester menunjukan kapasitas lapang efektif pemanenan, susut
produksi GKP, serta persentase tingkat kebersihan dan gabah utuh untuk mesin A
berturut-turut 0.486 ha/jam, 2.013%, 98.3%, dan 97.6% sedangkan untuk mesin B
berturut-turut 0.422 ha/jam, 3.028%, 98.3%, dan 97.3%.
2. Menurut Wardana (1998) Kecenderungan terjadinya pergeseran tenaga kerja
dari sektor pertanian (industi primer) ke sektor industri sekunder dan tersier
menimbulkan kekhawatiran dan telah mengakibatkan terjadinya kekurangan
sumber daya manusia pada sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari kinerja head feed combine harvester (Yanmaar, CA 85 M)
membandingkan pemanenan padi secara manual dan mekanis ditinjau dari biaya
produksi dan efisiensi waktu dan mempelajari kemungkinan penerapan combine
harvester pada sawah di Indonesia. Dari hasil percobaan didapatkan kapasitas
mesin panen ini sebesar 0.032 - 0.059 ha/jam sedikit berbeda dengan spesifikasi
mesin dikarenakan kondisi tanah yang basah, keterampilan operator, dan waktu
terbuang untuk belok sebesar 30.14%. Susut panen penggunaan mesin panen ini
6.69% lebih kecil dibandingkan panen dengan sabit 11.61% kecepatan mesin
panen mempengaruhi persentase susut panen yang dihasilkan.
19
3. Menurut Ikhsan (2014) Lahan sawah memiliki luasan per petak kurang dari 0,1
ha dan berteras. Mesin pemanen padi sawah tipe sandang (paddy mower)
merupakan mesin yang dapat beroperasi dilahan kecil dan berteras. Tujuan
penelitian ini adalah mengukur dan membandingkan susut panen dengan sabit dan
paddy mower dengan metode petak sampling parameter yang diukur
menggunakan parameter kapasitas lapang efektif (KLE). Hasil pengukuran rata-
rata susut saat panen mekanis lebih rendah yaitu 4.25% dibandingkan dengan
pemanenan manual sebesar 7.89%, begitu pula dengan KLE pemanenan mekanis
lebih besar yaitu 0.041 ha/jam berbanding 0.012 ha /jam orang pada pemanenan
manual. Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan pertimbangan pemilihan metode
pemanenan terutama di lahan sawah berteras yang tidak dapat dijangkau mesin
pemanen lainnya untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pemanen.
4. Menurut Monalisa (1995) di Darmaga, Bogor dengan menggunakan Combine
Harvester (Yanmar, CA 85 M) telah menguji kinerja dari mesin panen tersebut.
Uji kinerja dilakukan pada dua jenis lahan dengan kondisi tanaman dan tanah
yang berbeda. Untuk lahan I (Leuwikopo) didapatkan efisiensi lapang sebesar
48,7% dan susut panen sebesar 30,5 gr/m2 atau 34,01% dari potensi hasil gabah
susut panen pada lahan I ini sangat besar karena pemanenan jauh melewati masa
panen optimum dan pertumbuhan padi kurang baik serta terserang hama burung.
Untuk lahan II (Cikarawang) efisiensi lapang sebesar 44,44% dan susut panen
54,5 gr/m2 atau 6,41% dari potensi hasil gabahnya. Dari masing-masing lahan
dilakukan satu kali pemanenan dengan tinggi pemanenan dan kecepatan putaran
motor yang sama.
20
5. Menurut Valentinus (2016) Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan
utama penduduk Indonesia terus meningkat dengan laju peningkatan 2% pertahun.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung gabah yang terbuang saat
pemanenan berlangsung, terbuang karna tidak terpanen, hilang karna guncangan
mesin, hilang saat pemotongan di thrasher dan kapasitas serta efisiensi lahan
menggunakan Mini combine harvester. Penelitian ini dilakukan dari April-Mei
2016 di Desa Torout, Kecamatan Tompaso Baru, Kabupaten Minahasa Selatan.
Menggunakan varietas padi local Sako (Serayu), Mini combine harvester maxxi
tipe-M digunakan dalam proses pemanenan. Hasil yang didapatkan dari penelitian
kehilangan (losses) saat proses pemotongan dan pemanenan (2.09%, - 0.81%)
kehilangan saat pemanenan kondisi tanaman tegak (1.08% - 0.17%), kehilangan
saat tidak terpotong (1.44% - 0.40%), saat di thrasher kehilangan sebesar (0.003%
– 0.002%).
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan 20 Mei - 15 Juni 2018 di Jurusan Teknik
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan di Kecamatan Sragi,
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pemanen padi Combine
Harvester Merk Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo, stopwatch, meteran, noise meter,
kantung plastik sampel, plastik penampung gabah, plastik terpal, tali raffia, alat
tulis, kamera, gelas ukur, corong minyak, dirigen minyak, tampah, karung, tiang
penanda, dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah padi/gabah dan bahan bakar.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan adalah Metode Percobaan, percobaan yang
dimaksud adalah kegiatan pemanenan padi menggunakan Combine Harvester
Merk Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo dilahan sawah Kecamatan Sragi, Kabupaten
22
Lampung Selatan. Percobaan dilakukan dengan padi varietas Muncul dilahan
sawah berukuran 96 m x 28 m. Kemudian dibagi menjadi 2 ulangan dengan
minimum panjang lintasan 20 m, dilakukan perhitungan menggunakan parameter
yang telah ditentukan dalam penelitian.
3.4. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan semua perlengkapan
diantaranya mesin pemanen padi Combine Harvester dan alat yang telah dipersiapkan.
Berikut persiapan yang perlu dilakukan sebelum penelitian dimulai.
3.4.1. Persiapan Lokasi Penelitian
Lokasi tempat dilakukan penelitian ini adalah lahan persawahan yang sudah siap
dipanen yang bertempat di Desa Kuala Sekampung, Kecamatan Sragi, Kabupaten
Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
3.4.2. Penyediaan Mesin Panen Padi Combine Harvester
Penyedian mesin panen padi telah disediakan oleh para pelaku UPJA (Usaha
Pelayanan Jasa Alsintan) di Kecamatan Sragi, Kabupaten Lampung Selatan.
Dengan melakukan penyewaan kepada para petani saat musim panen padi sawah
telah tiba. Kemudian dilakukan uji kinerja pada mesin Combine Harvester saat
mesin pemanen padi beroperasi dilahan persawahan.
23
3.4.3. Persiapan Mesin Panen Padi Combine Harvester
Persiapan yang dilakukan sebelum pemanenan padi berlangsung yaitu pengecekan
untuk mesin panen padi, meliputi pembersihan bagian perontokan dan tangki
penampung gabah, pelumasan pisau pemotong lalu dilakukan pengecekan
kondisi tuas pada Combine Harvester Merk Maxxi Tipe Ndr-85 Turbo.
Pemeriksaan kondisi tuas dilakukan pada pengatur kecepatan, pengatur tinggi
pemotongan, pengatur sistem pembersihan, dan pengatur perontokan, hal ini
dimaksudkan agar operator combine harvester lebih maksimal dalam
pengoperasian mesin pemanen dengan data lebih akurat.
3.4.4. Pengamatan Tanaman
Pengamatan kondisi tanaman padi varietas muncul dilakukan secara acak dari
masing-masing petak percobaan. Kondisi tanaman yang diamati adalah tinggi
tanaman (cm), tinggi malai (cm), panjang malai (cm), jarak baris (cm), jarak lajur
(cm), jumlah rumpun dalam jarak satu meter dan jumlah malai per rumpun.
Masing-masing dilakukan sebanyak 5 kali ulangan.
3.4.5. Pengukuran Kondisi Lahan
Sebelum pemanenan berlangsung pada lahan kering dan datar, dilakukan
pengukuran luas panen, panjang lintasan penyesuaian, dan lintasan pengukuran.
Panjang lintasan pengukuran minimum adalah 20 m kemudian dari masing-
masing petak dipasangi patok untuk membagi petakan sawah menjadi dua bagian,
pengukuran tahanan penetrasi dan kadar air dilakukan sebanyak 5 kali ulangan
secara diagonal pada masing-masing petak percobaan.
24
3.4.6. Pemanenan dengan Combine Harvester
Sebelum proses pemanenan dilakukan menggunakan mesin pemanen padi
combine harvester dilakukan pemotongan padi dibagian sisi petakan sawah, agar
pada saat combine harvester belok untuk menuju lintasan pemanenan selanjutnya
tidak merusak tanaman pada sisi petakan sawah dan hal ini dilakukan agar
memudahkan saat proses pemanenan berlangsung. Semua proses yang
berlangsung pada saat pemanenan sangat berkaitan dengan semua parameter yang
telah ditentukan.
Gambar 12. Arah pemotongan tanaman saat pemanenan
3.4.7. Pengukuran Laboratorium
A. Kadar Air Tanah
Kadar air tanah dilakukan pengukuran dengan metode oven, sampel tanah diambil
sebanyak 5 sampel secara diagonal pada tiap lahan percobaan.
B. Kadar Air Gabah
Pengukuran kadar air gabah dilakukan dengan metode oven, yaitu dengan cara
sebanyak 10 gr sampel dimasukan kedalam oven pada suhu 95 oC selama 24 jam.
Combine
Harvester
Arah
Pemotong-
an
Baris
Tanaman
25
Kemudian berat sampel yang sebelumnya ditimbang setelah dimasukan dalam
desikator, kadar air didapat dari selisih antara berat basah dengan berat kering
dibagi berat basah (basis basah).
3.4.8. Metode dan Analisis Data
Metode penelitian dilakukan dengan metode percobaan dari pemanenan padi
menggunakan mesin combine harvester pengamatan dilakukan dengan cara
mencatat / mendata hasil pemanenan padi pada masing-masing parameter yang
diamati. Data tersebut selanjutnya disajikan dalam bentuk deskriptif dengan
mengukur kapasitas dan waktu kerja dari mesin pemanen padi combine harvester,
hasil penelitian juga disajikan dalam bentuk tabel.
3.5. Parameter Pengamatan
3.5.1. Kecepatan Kerja
Pengukuran kecepatan combine harvester didapatkan dari waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu lintasan (m/det), dengan areal seluas 1.344
m2
pengukuran dilakukan 2 kali ulangan.
Menurut Wardana (1998), Kecepatan kerja dihitung dengan persamaan berikut :
.................................................................... (1)
Dimana dalam hal ini,
v = Kecepatan kerja (km/jam)
s = Jarak (km)
t = waktu (jam)
26
3.5.2. Kapasitas Lapang Teoritis
Kapasitas lapang teoritis adalah kecepatan penggarapan lahan yang akan
diperoleh seandainya mesin tersebut memanfaatkan 100% waktunya.
Menurut Daywin et.al (1992), kapasitas lapang teoritis dihitung dengan persamaan
berikut :
KLT = 0,36 (v x lk) ............................................ (2)
Dimana dalam hal ini,
KLT = Lapasitas lapang teoritis (ha/jam)
0,36 = Faktor konversi (1 m2/s ke 1 ha/jam)
v = Kecepatan rata-rata pada spesifikasi mesin (m/s)
lk = Lebar kerja (m)
3.5.3. Kapasitas Lapang Aktual
Kapasitas lapang aktual adalah rerata kecepatan penggarapan yang aktual
menggunakan suatu mesin didasarkan pada waktu lapang total dinyatakan dalam
satuan waktu hektar per jam.
Menurut Daywin et.al (1992), Kapasitas lapang aktual dihitung dengan
persamaan berikut :
................................................... (3)
Dimana dalam hal ini,
KLA = Kapasitas lapang aktual (ha/jam)
p = Panjang lahan (m)
l = Lebar lahan (m)
t = Waktu (jam)
27
3.5.4. Efisiensi Lapang
Efisiensi lapang adalah perbandingan antara Kapasitas lapang aktual dengan
kapasitas lapang teoritis dinyatakan dalam persen.
Menurut Daywin et. al (1992), Efisiensi lapang dihitung dengan persamaan
berikut:
............................................. (4)
Dimana dalam hal ini,
EL = Efisiensi lapang (ha/jam)
KLA = Kapasitas lapang aktual (ha/jam)
KLT = Kapasitas lapang teoritis (ha/jam)
3.5.5. Gabah Susut Panen
Gabah susut panen adalah potensi kehilangan hasil yang dapat terjadi pada
proses pemanenan padi pada saat penumpukan dan pengumpulan padi untuk
dirontok. Penentuan susut panen dilakukan dengan mengambil potensi hasil
gabah menggunakan plastik penampung gabah dengan panjang 15 m yang
dipasang dibagian pengeluaran kotoran dan sisa jerami (chaff outlet) diayak lalu
ditimbang kemudian didapatkan hasil gabah tercecer.
Menurut Valentinus (2016), Gabah susut panen dihitung dengan persamaan
berikut:
........................................ (5)
Dimana dalam hal ini,
GSP = Gabah susut panen (%)
28
gt = Gabah tercecer (kg/ha)
gk = Gabah karung (kg/ha)
3.5.6. Konsumsi Bahan Bakar
Konsumsi bahan bakar ini diukur dari bahan bakar penuh saat Combine
Harvester mulai memotong padi, pada saat Combine Harvester menyelesaikan
pemanenan satu petak lahan sawah. Konsumsi bahan bakar dihitung
menggunakan gelas ukur dengan melakukan penambahan bahan bakar, lalu
diketahui berapa jumlah selisih bahan bakar yang terpakai saat proses
pemanenan berlangsung (l/jam).
29
3.6 Pelaksanaan Penelitian
Gambar 13. Diagram alir penelitian
Mulai
Pesiapan alat dan bahan
Persiapan padi yang akan
dipanen (Luas lahan)
Proses pemanenan padi
Pengamatan aspek – aspek
kinerja Combine Harvester
Analisis data
Selesai
Hasil
Hasil Parameter
Berat Gabah Karung
Berat Gabah Tercecer
Waktu
Bahan Bakar
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini diantaranya :
1. Kecepatan kerja pemanenan didapatkan hasil sebesar 2,36 km/jam.
2. Kapasitas lapang aktual pemanenan yang dihasilkan 0,39 ha/jam, kapasitas
lapang teoritis 0,78 ha/jam, dan efisiensi lapang sebesar 50%.
3. Hasil analisis gabah susut panen menggunakan combine harvester
menghasilkan persentase sebesar 0,8% dengan standar spesifikasi mesin
maksimum 3%.
4. Penggunaan bahan bakar pada proses pemanenan sebesar 20,83 liter/ha
atau 6,44 liter/jam.
5.2 .Saran
1. Menggunakan kecepatan yang disarankan, meminimalisir waktu yang
hilang saat pemanenan, penggunaan lahan yang lebih luas dengan jarak
yang berdekatan pada saat melakukan pengujian, serta kondisi tanah dan
tanaman yang berbeda untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik.
2. Perlu perhatian dari pemerintah agar pemanfaatan mesin pemanen padi
lebih maksimal dengan penyediaan modal, peningkatan keterampilan
50
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agri Kanisius. 1993. Dasar - Dasar Bercocok Tanam. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2016. Laporan Hasil Pengujian
Mesin Panen Padi Kombinasi MAXXI NDR-85 Turbo. Badan Litbang
Pertanian. Jakarta.
Barokah, N.I. 2001. Uji Kinerja dan Losses Combine Harvester Type CA 85 ML.
Skripsi Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.
Bogor.
Daywin. J.F., S. Godfreud, H. Imam. 1992. Mesin - Mesin Budidaya Pertanian.
Bogor. IPB Press.
Departemen Pertanian. 1993. Pasca Panen Padi. Badan Pendidikan dan
Pelatihan Pertanian
Departemen Pertanian. 2008. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan. Departemen
pertanian. Jakarta.
Hasibuan, F. 1999. Kajian Teknis dan Ekonomis Pemakaian Head Feed Combine
Harvester (CA 385 EG). Di Daerah Sukamadi, Kabupaten Subang, Jawa
Barat. Jurusan Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.
Bogor.
Hindiyani, L. 2013. Studi Kapasitas Kerja dan Susut Pemanenan Rice Combine
Harvester di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Departemen Teknik
Mesin dan Biosistem. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Ikhsan, M. 2014. Studi Kapasitas Kerja dan Susut Saat Panen Padi (Oryza sativa
L.) Varietas Ciherang Menggunakan Paddy Mower. Departemen Teknik
Mesin dan Biosistem. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Monalisa, V. 1995. Uji Performansi Mesin Panen Padi Kombinasi (Combine
Harvester) Model CA 85 ML pada Lahan Sawah Tradisional. Jurusan
Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
51
51
Nugraha, S. 2009. Metode Pengukuran Susut Panen. diakses pada tanggal 18
November 2017: Http;//Litbang.deptan.go.id.
Nugraha S. 2012. Inovasi Teknologi Pascapanen untuk Mengurangi Kehilangan
Hasil dan Mempertahankan Mutu Padi/Beras di Tingkat Petani. Buletin
Teknologi Pascapanen Pertanian Vol. 8 (1).
Pondan, V.W.I.T, L. Ch. E. Lengkey, Daniel P.M. 2016. [Kajian Kehilangan
Hasil pada Pemanenan Padi Sawah Menggunakan Mesin Mini Combine
Harvester MAXXI-M]. Cocos Vol. 7. No. 6.
Pramudya, B. 1996. [Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk
Usahatani Tanaman Pangan]. Agrimedia. Vol. 2 No. 2. Hal 5-12.
Priyanto, A. 1997. Penerapan Mekanisasi Pertanian. Buletin Keteknikan
Pertanian. Vol. 11 No. 1. Hal 54-58.
Sasmito A.D, 2015. Mini Combine Harvester. Warta Penelitian Vol. 37. No. 1.
Setyono, A, S. Nugraha, R. Tahir. 1993. Perbaikan Sistem Panen dalam Usaha
Menekan Kehilangan Hasil Padi.Prosiding Penelitian Tanaman Pangan
III 22-25 Agustus 1993. Bogor.
Setyono A, Sutrisno, dan Nugraha. 2000. Uji Coba Regu Pemanenan dan Mesin
Perontok Padi dalam Pemanenan Padi Sistem Regu.
http://litbang.deptan.go.id. Diakses rabu tanggal 18 april 2018.
Soemartono, B. 1984. Bercocok Tanam Padi. Yasguna. Jakarta.
Suparyono dan Setyono A. 1993. Padi. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.
Standar Nasional Indonesia. 2008. Mesin Perontok Padi Tipe Pelemparan Jerami
Syarat Mutu dan Uji. Jakarta: BSN.
Tatipang Y, L. Ch. E. Lengkey, H. Rawung. 2015. [Kehilangan Panen dan
Pascapanen Padi Studi Kasus di Desa Molonggota Kecamatan Gentuma
Raya Kabupaten Gorontalo Utara]. Cocos Vol. 6. No. 9.
Wardana, N.L. 1998. Uji Kerja dan Analisis Biaya Penggunaan Head Feed
Combine Harvester (Yanmar, Ca 85 M) pada Sawah Tradisional. Jurusan
Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.