Transcript

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH

: ARSITEKTUR KOTA

Semester

: Gasal 2014 / 2015

Dosen Pengampu: Bp. Ir. Djoko Nugroho, MT

Mahasiswa

: Erwin Setyadi

NIM

: 12 141 1296

Fakultas/Jurusan: Teknik ArsitekturUNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA 2014

PEMBAHASAN

Berdasarkan pada gambar soal diatas, daerah lokasi pathways tersebut adalah Jalan utama/primer di jalan Sudirman, Kabupaten Bantul, Kota Bantul.

Jalan tersebut merupakan jalan raya dua arah dari arah Bantul-Yogyakarta (selatan-utara) dan Yogyakarta-bantul (utara selatan), yang kemudian diusulkan untuk menjadi jalan satu arah(one way) /SSA (Sistem Satu Arah) dari arah Yogya-Bantul (utara-selatan), yang kemudian selanjutnya jalan dari arah selatan ke utara akan dialihkan melaui jalan alternatif ke arah Yogyakarta (jalan sekunder) yaitu dari jalan Urip Sumoharjo ( Jalan Hos Cokroaminoto ( jalan Bantul ke arah Kota Yogyakarta.Melihat dari usulan SSA (Sistem Satu Arah) tersebut, maka dapat dijelaskan mengapa jalan tersebut diusulkan menjadi satu arah.Berikut beberapa alasan mengapa SSA diusulkan :

Jalan terlalu sempit untuk memingkinkan lalu lintas dua arah

Untuk menhindari jalan digunakan sebagai jalan tikus

Bagian dari pasangan dari jalan satu arah

Meningkatkan kelancaran arus lalu lintas dalam rangka mengurangi kemacetan lalu lintas

Meningkatkan keselamatan, karena banyak kendaraan yang memutar balik dan mengakibatkan konflik

Untuk mengurangi arus lalu lintas di kawasan bersejarah

( Sumber : http://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas/Sistem_satu_arah )

Jika kita melihat data fisik di sepanjang jalan Jendral Sudirman, Bantul,di kawasan tersebut terdapat :

1) Jalur lambat di kanan-kiri bahu jalan primer.

2) Pohon-pohon perindang yang berukuran besar terdapat di pembatas jalan antara jalur lambat dan jalur cepat.

3) banyak sekali pusat kegiatan masyarakat Bantul, diantaranya adalah :a) Pusat Perdagangan (Pasar Bantul, toko-toko kecil maupun besar)

b) Pusat Birokrasi (Kantor Instansi Pemerintahan)c) Pusat Pelayanan Masyarakat (Kantor Bupati, RS Bantul, Polda Bantul, Bank, dan Sekolahan)

Dari data tersebut, sudah tentu kita akan mengetahui bahwa pada kemudian hari tingkat kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut akan mengalami peningkatan yang begitu signifikan. Berdasarkan data yang kami peroleh, berikut adalah beberapa permasalahan lalu lintas yang sudah terlanjur muncul di sepanjang jalan Sudirman, Bantul :1) Jalur Lambat Menjadi Tempat Parkir Dadakan. BANTUL Jalur lambat hampir di sepanjang jalan Jenderal Sudirman beralih fungsi. Jalur yang sedianya dikhususkan untuk sepeda motor tersebut justru dijadikan sebagai tempat parkir dadakan. Hampir setiap hari pemandangan di salah satu jalan protokol tersebut selalu sama. Banyak kendaraan roda empat parkir sembarangan di jalur lambat, baik di sisi kiri atau sisi kanan jalur utama. Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul Suwito mengakuinya. Hanya saja, penertiban parkir liar di jalur lambat bukan perkara mudah. Sebenarnya memang sulit, jelas Suwito saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (15/9). Tak hanya di jalur lambat, banyak kendaraan roda empat juga parkir sembarangan di bahu jalan utama. Selain di depan Pasar Bantul, pemandangan serupa kerap ditemui di sejumlah jalan protokol. Mengatasi persoalan ini, kata Suwito, Dishub melakukan pendekatan persuasif kepada para juru parkir. Mereka diminta agar tidak memanfaatkan bahu jalan. Khusus depan Pasar Bantul kita maklumi karena memang tengah ada renovasi, tandasnya. Menurutnya, Dishub Bantul hanya berwenang menangani parkir liar di sekitar jalan kabupaten. Sebab penanganan parkir liar di jalan provinsi merupakan otoritas Dishubkominfo DIJ. Suwito berpendapat fenomena banyaknya parkir liar di bahu jalan karena pemilik swalayan, warung kuliner atau usaha lainnya tak menyediakan parkir sendiri. Dari situ, Suwito meminta agar satuan kerja perangkat daerah yang berwenang mengeluarkan izin usaha mempertimbangkan aspek ketersediaan tempat parkir. Agar izin yang dikeluarkan juga sekaligus mencantumkan persyaratan adanya tempat parkir. Salah satu cara penanganannya ya begini. Kendaraan selalu bertambah sementara ruas jalannya tetap, bebernya. (http://www.radarjogja.co.id/blog/2014/09/16/jalur-lambat-jadi-lokasi-parkir-dadakan/)

2) Pohon Perindang Merusak Bahu Jalan. Akar pepohonan di pembatas jalur yang begitu besar dan menonjol hingga aspal merusak sekitar 4 meter dari bahu jalan jalur cepat dan jalur lambat. Sehingga trotoar pembatas jadi rusak, jalan aspal menjadi sempit dan meyebabkan kecelakaan lalu lintas... ( http://beritajateng.net/berita-semarang/pemkab-bantul-pertimbangkan-penataan-jalan-sudirman/7632) 3) Kasat Lantas Polres Bantul AKP Endar Isniyanto menyampaikan, arus lalu-lintas di Jalan Jenderal Sudirman baik dari arah utara maupun selatan saat ini sangat padat dan berpotensi kecelakaan. Banyak gang di sisi kanan dan kiri jalan, sehingga pengendara keluar masuk jalur tersebut. "Kondisi ini diperparah dengan banyaknya roda empat yang parkir di bahu jalan. Belum lagi pejalan kaki yang melintas di sana," kata Endar saat dihubungi, Minggu (28/12/2014). Rencana pengaturan Jalan Jenderal Sudirman menjadi satu arah, kata Endar, terungkap dalam diskusi Forum Lalu-Lintas yang membahas kepadatan arus lalu-lintas di jalan tersebut. Namun, terkait waktu pelaksanaannya, belum bisa disebutkan. "Apakah searah ke selatan atau ke utara, juga belum ada keputusan. Kami masih melakukan pengkajian dengan mempertimbangkan banyak hal, terutama masukan masyarakat," jelasnya. Sebagai solusi sementara, Polres Bantul berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) setempat kemudian memasang water barrier atau pembatas jalan di wilayah tersebut. Tujuannya, untuk mengurai kepadatan, menekan kecelakaan lalu-lintas serta mencegah parkir di bahu jalan. "Hasilnya efektif, arus lalu-lintas jadi terkendali. Pengguna jalan juga tak bisa sembarangan putar balik," ujarnya. Sementara itu, Kepala Dishub Kabupaten Bantul, Suwito menegaskan, pemasangan pembatas jalan di Jalan Jenderal Sudirman akan dikaji lagi oleh Forum Lalu-Lintas, apakah terbukti efektif mengurai kepadatan arus lalu-lintas, menekan kecelakaan dan mencegah parkir liar di bahu jalan atau tidak. Jika demikian, pembatas jalan ini akan dibuat permanen. "Tapi jika tidak, akan diambil solusi lain yakni dibuat serarah. Namun, kebijakan ini tidak akan serta merta dilakukan, masih akan terus dikaji berbagai dampaknya," tandas Suwito. (http://krjogja.com/read/242291/jalan-depan-pasar-bantul-direncanakan-searah.kr)Dari beberapa masalah yang timbul diatas, kita melihat banyak pihak terkait sudah berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi tingkat kepadatan dan tingkat lakalantas di jalan utama tersebut. Mengingat Jalan Sudirman, Bantul tersebut adalah kawasan yang tingkat kepadatan kegiatannya tinggi, maka kebutuhan mobilitas masyarakat juga akan menjadi tinggi pula. Dimana pathways adalah sarana paling penting untuk menunjang segala kebutuhan lalu lintas kendaraan agar menjadi lancar. Sebagai salah satu solusi, maka diusulkanlah rencana SSA di sepanjang jalan Sudirman Bantul.

. Jalan satu arah dari Yogya ke Bantul

. Jalan Satu arah dari Bantul ke Yogya

Perealisasian SSA memang perlu dipertimbangkan dengan matang, melalui penelitian yang harus memperhitungkan untung ruginya kalau jalan dua arah dirubah menjadi satu arah. Untuk itu biasanya digunakan paket program perencanaan lalu lintas, sehingga dapat diketahui penghematan waktu yang terjadi, peningkatan kecepatan lalu lintas yang akan terjadi. Salah dalam merencanakan dapat malah menimbulkan kemacetan yang lebih besar ditempat lain kalau kajian yang dibuat paripurna, ataupun tidak didukung dengan data yang akurat.


Top Related