Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL 2019/2020 EKONOMI SYARIAH (ECEU602061)
Pengajar : Tim Dosen Waktu : 120 menit Sifat Ujian : Tutup Buku/Catatan (Closed Books/Notes)
Bagian A. Pilih 4 dari 8 soal berikut (@ 20%)
1) Dalam kaidah muamalah yang menjadi dasar aturan transaksi ekonomi
Islam, segala aktivitas ekonomi adalah dibolehkan kecuali yang jelas
dilarang. Karena itu memahami ekonomi dan keuangan Islam lebih mudah
dibentuk dengan mengetahui apa saja yang terlarang dalam aktivitasnya.
a. Sebutkan tiga alasan atau cara identifikasi transaksi yang terlarang
dalam ekonomi Islam, dan alasan mana yang menjadi inti
pengembangan produk keuangan Islam sehingga para ahli keuangan
Islam saat ini memfokuskannya
b. Sebutkan metode-metode transaksi yang diberikan oleh ekonomi Islam
sehingga bisa menjadi alternatif transaksi yang dilarang
Jawaban:
A. identifikasi 1, mengetahui objek apa yang haram obyek untuk ditransaksikan,
untuk mengetahui objek yang haram ditransaksikan, harus mengetahui dalilnya dari
sumber hukum Islam (Al-Quran, hadits, ijma, dan qiyas), transaksi tersebut tidak
terdapat larangannya, maka hukumnya mubah. Selain itu, mengetahui illat (sifat
dasar dari sesuatu) dari transaksi tersebut. Misalnya haramnya khamr dalam Islam .
Illat diharamkannya khamr adalah karena memabukkan. Maka segala sesuatu yang
memabukkan hukumnya haram.
Identifikasi 2, mengetahui cara transaksi yang haram yang seperti apa. Cara
transaksi yang haram adalah yang melanggar prinsip “an taradin min kum” yaitu
setiap transaksi harus didasarkan pada prinsip “kerelaan antara kedua belah pihak”.
Contoh transaksi yang diharamkan adalah tadlis (penipuan), dimana terdapat
asymmetric information salah satu pihak tidak mengetahui informasi yang diketahui
oleh pihak lainnya. Kemudian juga melanggar prinsip “laa tazhlimuna wa la
tuzhlamun” yaitu jangan menzalimi dan jangan dizalimi. Sifat transaksi mendzalimi
antara lain:
• Gharar: dimana terdapat informasi yang timpang dari kedua belah pihak,
• Ikhtikar: produsen mengambil keuntungan diatas harga jual dengan cara
mengurangi supply di pasar (menimbun barang) agar harga produk naik.
• Bay’ najasy: produsen menipu konsumen dengan menciptakan permintaan
palsu, sehingga seolah olah banyak permintaan dan harga produk naik.
• Riba: Tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya
padanan yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.
• Maysir: Salah satu pihak harus menanggung beban pihak yang lain (zero sum
game)
• Risywah: Memberi sesuatu kepada pihak lain untuk mendapatkan sesuatu
yang bukan hak-nya.
Identifikasi 3.
Tidak sah atau lengkap akad transaksinya. Suatu transaksi tidak sah/lengkap akad-
nya jika:
Tidak terpenuhi rukun dan syarat akad, Terjadi ta’alluq, dan terjadi shafqatain fi al-
shafqah.
Rukun dan syarat akad tidak terpenuhi
– Rukun adalah sesuatu yang wajib ada dalam sebuah transaksi yaitu pelaku, objek,
dan ijab-kabul.
– Syarat adalah sesuatu yang keberadaannya melengkapi rukun (sufficient
condition). Misal: pelaku transaksi haruslah orang yang cakap hukum (mukallaf).
Ta’alluq
– Terjadi bila kita dihadapkan pada dua akad yang saling dikaitkan, sehingga
berlakunya akad 1 tergantung pada akad 2. Contoh: transaksi bai’ al-’inah, tawarruq.
Shafqatain fi al-shafqah
– Suatu transaksi diwadahi oleh dua akad sekaligus, sehingga terjadi ketidakpastian
mengenai akad mana yang berlaku.
B. Metode Alternative
terdapat dalil dalam Al Quran dalam surat Al Baqarah ayat 275 yaitu “Allah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Salah satu transaksi yang paling
sering kita lihat di era modern adalah transaksi berbasis riba. Karena itu, alternative
transaksi yang dilakukan adalah transaksi-transaksi jual beli seperti: Bay’ as-salam,
bay’ al istishna, murabahah, mudharabah, bay’ as sharf, dll.
Sedangkan untuk akad akad pelengkap yang dapat menjadi alternative adalah seperti
akad wadiah, qardh, wakalah, kafalah, hawalah, rahn.
Mengapa akad bay’ menjadi akad alternative? Dalam transaksi-transaksi berbasis jual
beli,
seperti Murabahah, ijarah, salam dan istisna, rate of return adalah positif dan
ditetapkan diawal. Pre-determined rate of return dari transaksi- transaksi berbasis
jual beli ini membuat mereka terlihat sangat mirip dengan instrument berbasis
bunga. Hasil akhir keduanya adalah identik. Namun dalam kenyataannya tidak
demikian, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya.
Transaksi jual-beli tidak mengandung pembiayaan langsung dan pinjaman.
Mereka adalah transaksi pembelian, penjualan atau sewa yang mengandung barang
dan jasa riil. Syariah menerapkan sejumlah kondisi untuk validitas transaksi-
transaksi ini untuk menjamin bahwa penjual (financier) juga berbagi resiko dan
untuk menjamin bahwa transaksi ini tidak berubah menjadi transaksi pembiayaan
dan pinjaman berbasis bunga, seperti adanya ketentuan bahwa penjual harus
memiliki dan menguasai barang yang dijual. Dengan demikian pembiayaan melalui
akad Islam hanya bisa ekspansi seiring dengan kenaikan perekonomian riil. Yang
ditetapkan diawal adalah harga dari barang dan jasa yang dijual, bukan tingkat
bunga. Sekali harga telah ditetapkan, maka hal tersebut tidak bisa dirubah meskipun
terdapat keterlambatan pembayaran terkait hal-hal yang tidak diperkirakan.
2) Sistem finansial Islam secara umum dicirikan oleh dua karakter utama: (i)
Pelarangan riba; dan (ii) Pelarangan gharar.
a. Jelaskan konsep riba dan gharar, dan jelaskan mengapa dilarang
Jawaban:
Secara istilah, riba artinya adalah pengambilan tambahan dari harta pokok secara
batil. Tambahan ini diperoleh oleh salah satu pihak tanpa ada resiko tertentu yang
ditanggung.
Riba dilarang karena:
1. Riba memungkinkan seseorang memaksakan pemilikan harta dari orang lain
tanpa ada imbalan. Keuntungan yang akan diperoleh pihak peminjam masih
“dalam perjudian”, belum tentu datang, sedangkan pemungutan “tambahan”
dari peminjam adalah hal yang pasti, tanpa resiko;
2. Riba menghalangi pemilik modal ikut serta berusaha mencari rizki, karena ia
dengan mudah membiayai hidupnya cukup dengan bunga. Hal ini akan
membawa kemunduran masyarakat;
3. Bila riba diperbolehkan, masyarakat dengan maksud memenuhi
kebutuhannya, tidak segan-segan meminjam uang walau berapapun tinggi
bunga-nya. Hal ini akan merusak tata hidup tolong-menolong, saling
menghormati, sifat-sifat baik manusia dan perasaan berhutang budi;
4. Dengan riba, pemilik modal menjadi semakin kaya, peminjam semakin
miskin. Jika riba dibenarkan, orang kaya akan menindas orang miskin
Gharar: Gharar adalah ketidakpastian yang membuat objek akad (kuantitas dan
kualitas, harga, waktu penyerahan) menjadi tidak pasti. Contoh: menjual anak sapi
yang masih dalam kandungan, kasus ijon, menjual barang yang hilang, dll. Secara
teknis ekonomi, gharar (taghrir) adalah adanya ketidakpastian dari kedua belah
pihak yang bertransaksi (unknown to both parties)
–Bentuk, jenis, sifat dan jumlah objek akad tidak diketahui secara jelas
–Objek akad tidak ada dan belum dimiliki, atau ada namun tidak bisa
diserahterimakan
–Harga (tsaman) atau upah (ujrah) dari objek akad tidak diketahui secara jelas
Dalam perspektif ekonomi, pelarangan bay al-gharar (jual beli gharar) dapat
dipandang sebagai pelarangan memperdagangkan resiko (trading in risk) yang
terpisah dari underlying transactions dan sifatnya tidak penting.
Gharar dilarang karena:
1. Pelarangan gharar akan mencegah individu terlibat dalam transaksi yang
implikasi keseluruhannya tidak diketahui secara pasti oleh para pihak
(asymmetric information).
2. Transaksi dengan ketiadaan informasi yang memadai seperti ini berpotensi
menguntungkan satu pihak diatas kerugian pihak lain, sehingga melanggar
prinsip saling kerelaan yang menjadi fondasi utama transaksi.
3. Untuk alasan yang sama, semua jenis kebohongan, penipuan dan
ketidakjujuran dalam transaksi tercakup dalam pelarangan gharar.
4. Tujuan utama pelarangan gharar ini adalah menghindarkan individu dari
exposure yang berlebihan terhadap resiko yang tidak penting.
b. Jelaskan mengapa karakater utama di atas menjadi ciri sistem
keuangan Islam ?
Jawaban:
Sistem finansial secara umum berdiri diatas dua aktivitas utama yaitu transfer kredit
dan transfer resiko, dimana tanpa dua aktivitas ini sistem finansial tidak akan
berfungsi. Sedangkan karakter utama sistem keuangan islam pelarangan riba dan
gharar. Pelarangan Riba secara esensial bermakna pelarangan “trading in credit”.
Pelarangan Gharar secara esensial bermakna pelarangan “trading in risk”. Karena
aktivitas keuangan umumnya terdiri atas trading in credit dan trading in risk, maka
sistem keuangan islam yang melarang gharar dan riba melarang kedua mekanisme
tersebut.
3) Perbankan Islam
a. Jelaskan perbedaan konsep perbankan Islam dengan perbankan
konvensional!
b. Mengapa pembiayaan murabahah (mark-up) jauh lebih populer dan
disukai dibandingkan pembiayaan mudharabah (profit-loss sharing)?
Jelaskan baik dari sisi pengusaha (demand) maupun dari sisi bank
(supply).
Jawaban:
A. Jelaskan perbedaan konsep perbankan Islam dengan perbankan
konvensional!
Karakteristik Perbankan Islam Perbankan Konvensional
Moral
Dimension
Sistem nilai dan moralitas Islam
(akhlak dan adab)
Tidak ada dimensi moral
yang terlibat
Money
Treatment
Uang sebagai alat tukar, bukan
sebagai komoditas
Uang sebagai komoditas
Oriented Keberkahan, profit, dan manfaat
sosial
Profit
Application of
Interest Rate
Dilarang Digunakan sebagai
instrumen utama
Relation
Between Bank
and Debtor
Dianggap sebagai mitra bisnis Debitur-Kreditur
Evaluation of
Debtors
Berdasarkan partisipasi dalam
mengelola risiko
Berdasarkan
creditworthiness dan
jaminan
Fine on Late
Payment
Tidak ada denda, karena denda
termasuk dalam riba dan karenanya
dilarang
Ada denda, bahkan bunga
dapat dibebankan pada
denda, yang mana
menambah jumlah utang
yang harus dibayar
Scope of
Business
Harus dalam bisnis yang sah
menurut syariah, dan tidak
membahayakan masyarakat
Setiap jenis bisnis
diperbolehkan, tidak ada
pertimbangan etis atau
moral atas jenis bisnis
yang terlibat, kriteria
utama hanya
menghasilkan
keuntungan yang cukup
Trading
Derivatives
Product
Dilarang karena dianggap memiliki
unsur gharar dan maysir
Transaksi derivatif dalam
berbagai bentuk
diperbolehkan
Banking
Performance
Oversight
Memiliki dewan direksi, komite
audit (audit internal), dan dewan
pengawas Syariah (DPS)
Memiliki dewan direksi
dan komite audit (Tidak
adanya DPS)
Connectivity
between the
real sector and
the financial
sector
Semua produk pembiayaan
berhubungan dengan sektor riil
kecuali utang atau pinjaman
(qardh), dan karena uang tidak
dianggap sebagai komoditas, maka
setiap peredaran uang berbanding
lurus dengan sirkulasi barang dan
jasa riil
Sistem bunga
menimbulkan
kesenjangan antara sektor
riil dan sektor finansial
B. Mengapa pembiayaan murabahah (mark-up) jauh lebih populer dan disukai
dibandingkan pembiayaan mudharabah (profit-loss sharing)? Jelaskan baik
dari sisi pengusaha (demand) maupun dari sisi bank (supply).
Pembiayaan murabahah (mark-up) lebih disukai karena dinilai lebih mudah
dikelola, lebih menguntungkan, dan lebih rendah risikonya baik dari sisi bank
maupun nasabah. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan risiko
non-performing financing sebagaimana yang lebih riskan terjadi pada pembiayaan
mudharabah. Pembiayaan mudharabah sendiri pada dasarnya memiliki banyak
tantangan, di antaranya yaitu:
a) Asymmetric information: Bank dan pengusaha tidak memiliki informasi yang
sama tentang proyek, dimana pengusaha memiliki motif dan insentif untuk
mengeksploitasi keunggulan informasi yang dimilikinya
b) Masalah adverse selection: Pengusaha dengan potensi keuntungan tinggi
cenderung memilih pembiayaan berbasis utang karena cost of capital dari
utang perbankan dipandang murah. Sebaliknya, pengusaha dengan potensi
keuntungan rendah, bahkan berisiko tinggi mengalami kerugian, akan
cenderung memilih pembiayaan berbasis ekuitas
c) Masalah moral hazard: Keunggulan informasi dapat membuat pengusaha
berlaku curang dengan melakukan upaya-upaya yang menguntungkan
mereka di atas keuntungan bank
4) Pasar Modal Islam
a. Jelaskan perbedaan pasar modal Islam dan pasar modal konvensional
b. Mengapa pasar modal islam dianggap first best instrument of risk
sharing
Jawaban:
A. Jelaskan perbedaan pasar modal Islam dan pasar modal konvensional
Pasar modal Islam adalah pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip
Islam dalam kegiatan transaksinya, yang mana terlepas dari hal-hal yang dilarang
seperti riba, perjudian, spekulasi, dll. Sedangkan pasar modal konvensional tidak
memperhatikan hal itu, baik dari segi transaksi, sumber pendanaan perusahaan,
maupun sarana investasi.
Pasar Modal Islam Pasar Modal Konvensional
Investasi pada perusahaan yang
berkegiatan usaha sesuai dengan
prinsip Islam (Bukan jasa keuangan
riba, minuman keras, rokok, dll)
Investasi pada perusahaan untuk
semua kegiatan usaha
Mekanisme transaksi sesuai dengan
syariah
Mekanisme transaksi secara
konvensional (terdapat bunga/riba,
dapat mengandung transaksi gharar,
maupun spekulatif)
Prinsip bagi hasil, jual beli, dan sewa Perangkat suku bunga
Orientasi keuntungan baik untuk
dunia maupun akhirat
Orientasi keuntungan secara general
Hubungan dengan nasabah berbentuk
kemitraan
Hubungan dengan nasabah berbentuk
kreditur-debitur
Ada Dewan Pengawas Syariah Tidak ada Dewan Pengawas Syariah
B. Mengapa pasar modal islam dianggap first best instrument of risk sharing?
Pasar modal Islam dianggap sebagai first best instrument of risk sharing
maksudnya adalah pasar modal Islam memiliki keunggulan dalam hal investasi.
Keunggulan tersebut dalam hal kualitatif maupun kuantitatif. Dalam hal kualitatif,
pasar Modal Islam sejalan dengan syariat Islam yang mana terbebas dari riba,
lebih pasti dalam artian terhindar dari gharar, maupun diperkuat oleh payung
hukum di antaranya 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait pasar
modal syariah. Dalam hal kuantitatif, keuntungan investasi syariah pada pasar
modal Islam dalam angka tidak kalah dibandingkan dengan produk konvensional.
Adanya konsep kerjasama secara syariah yang mana kerjasama tersebut tidak
akan merugikan kedua belah pihak. Pada saat perusahaan menghasilkan
keuntungan, maka investor akan dibagi keuntungan atau dividen saat saham
diperdagangkan. Selain itu, investasi dalam pasar modal syariah juga digunakan
sebagai sarana aktivitas kegiatan sosial, yang mana keuntungan tidak hanya
dirasakan oleh para nasabah, melainkan juga untuk orang lain, sekaligus mampu
menjadi penggerak kualitas perekonomian di Indonesia.
5) Teori Moneter Islam
a. Jelaskan proses penciptaan uang di system ekonomi konvensional dan
jelaskan keburukannya bagi perekonomian
b. Apa solusi Islam dari permasalahan yang ada di system moneter
konvensional!
Jawaban:
A. Proses Penciptaan Uang di Konvensional melalui Fractional Reserve
Banking (PPT EKI pertemuan 8, Pak Yusuf)
• Ketika bank menahan semua deposito sebagai cadangan (reserve), dan tidak
melakukan aktivitas kredit, maka bank tidak memberi pengaruh pada jumlah
uang beredar (100% reserve banking).
• Namun jika bank menahan hanya sebagian dari deposito dalam cadangan, tidak
sejumlah 100%, maka bank menciptakan uang beredar melalui kredit yang
diciptakannya (fractional-reserve banking).
Gambar Credit Creation dari FRB (PPT PKPI pertemuan 2)
● Keburukan (PPT Emonis Pertemuan 5, Pak Yusuf)
Kelemahan →
Permasalahan utama dalam sistem uang kertas adalah inflasi dan instabilitas nilai
uang karena ketiadaan disiplin moneter yang inheren dalam sistem.
• Ekspansi moneter dalam sistem uang fiat adalah tidak terbatas dan sepenuhnya
berada dalam diskresi pemerintah.
• Pemerintah memiliki motif, insentif dan kewenangan untuk mendapat tambahan
penerimaan secara mudah hanya dengan sekedar mencetak uang kertas.
Tantangan → Tantangan terbesar dalam sistem uang fiat adalah menemukan
pengganti bagi konvertibilitas uang kertas terhadap uang koin logam mulia, yang
memberikan fungsi yang sama: mempertahankan tekanan yang inheren dan efektif
kepada pemerintah agar menahan diri untuk tidak menjadikan pencetakan uang dan
inflasi sebagai sumber penerimaan negara.
B. Solusi Islam
Sistem Moneter dan Keuangan yang Bebas dari Riba (trading in credit) dan Gharar
(trading in risk) (no riba and no gharar) → PKPI pertemuan 2
6) Public Finance
a. Jelaskan posisi Islam tentang budget deficits dan utang pemerintah!
b. Apa saja instrument-instrument yang disediakan Islam untuk
membiayai budget deficits!
c. Jelaskan peranan sukuk sebagai instrumen Islam untuk mobilisasi dana
publik!
Jawaban:
a) Secara umum, pinjaman publik diperbolehkan sebagai solusi ketika terjadi budget
deficit atau kondisi mendesak, serta lebih diperuntukkan untuk tujuan produktif
(non-konsumtif).
*Catatan historis (sumber PPT KPI pertemuan 12, Bu Rahmatina)
→ Utang/pinjaman dari publik juga pernah dilakukan oleh Nabi untuk membiayai
kepentingan perang dan kebutuhan sosial lainnya pada masa awal Islam.
→ Menurut Ibnu Majah, pada masa perang Hunain, sempat terjadi budget deficit karena
banyak mualaf
sehingga pengeluaran zakat melebihi penerimaannya. Rasulullah SAW kemudian
meminjam 40.000
dirham pada masyarakat dan membayarnya kembali setelah kembali dari perang. Pada
kesempatan lain, beliau memungut zakat setahun sebelumnya dari pamannya
Abbas.
* Menurut Beik (2015), utang publik harus didasarkan pada prinsip-prinsip sbb:
1. Utang publik merupakan alternatif/sumber keuangan publik Islam terakhir setelah
semua sumber lainnya tidak bisa mencukupi kebutuhan negara.
2. Utang publik harus sesuai dengan kemampuan negara untuk membayarnya →
Perlu ditetapkan batas atas proporsi utang terhadap GDP
3. Instrumen utang publik tidak boleh mengandung unsur riba dan variabelnya
lainnya yang tidak sesuai syariah.
b) Instrumen:
Instrumen utang publik tidak boleh mengandung unsur riba dan variabelnya
lainnya yang tidak sesuai syariah.
- Sukuk. Penerbitan sukuk di Indonesia, baik sukuk negara maupun sukuk
korporasi, diperbolehkan dengan dasar adanya kebutuhan untuk membiayai
defisit anggaran dan kebutuhan untuk membiayai perusahaan → SURAT
BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN)
c) Peran sukuk untuk mobilisasi dana publik
● Tujuan (sumber PPT Bu Rahmatina, KPI 12)
• Pembiayaan APBN
• Pembiayaan pembangunan proyek
● Peran (sumber PPT Bu Rahmatina, KPI 12)
• Diversifikasi sumber pembiayaan APBN.
• Membiayai proyek-proyek Pemerintah.
• Mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara.
• Memperluas basis investor.
• Memperkaya alternatif instrumen investasi.
• Mengembangkan pasar keuangan syariah.
• Menyediakan sukuk benchmark.
7) Zakat dan Wakaf
a. Bagaimana zakat bisa berperan dalam membantu pengentasan
kemiskinan
b. Apa keunggulan wakaf sebagai sebuah instrument yang bisa
menghadirkan kesejehteraan di masyarakat?
Jawaban:
a) Zakat memiliki peruntukan wajib untuk fakir miskin. 8 golongan yang berhak
menerima zakat antara lain adalah fakir, miskin, amil (pengelola zakat), mualaf,
riqab (budak), gharimin (orang2 yang berhutang), fii sabilillah (orang yang
berjuang di jalan Allah), ibnu sabil/musafir (orang yang sedang melakukan
perjalanan jauh). Al Quran menyebutkan bahwa fakir dan miskin sebagai
kelompok pertama dan kedua dalam penerima zakat, yaitu orang yang mendapat
prioritas utama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan zakat
adalah untuk pengentasan kemiskinan. Zakat menjadi instrument yang dapat
membantu pengentasan kemiskinan, karena dalam mekanisme konvensional,
seperti pajak, tidak diharuskan untuk dialokasikan bagi proyek pembangunan
kemiskinan. Sedangkan zakat diwajibkan untuk disalurkan kepada 8 golongan
tersebut, dan 2 kategori fakir dan miskin menjadi prioritas utama.
Dalam perekonomian Islam dimana zakat diterapkan, maka masyarakat akan
terbagi dalam dua kelompok pendapatan yaitu pembayar zakat dan penerima
zakat. Kelompok masyarakat wajib zakat (muzakki) akan mentransfer sejumlah
proporsi pendapatan mereka ke kelompok masyarakat penerima zakat
(mustahiq). Hal ini secara jelas akan membuat pendapatan disposable
(disposable income) mustahiq meningkat. Peningkatan pendapatan disposabel
akan meningkatkan konsumsi dan sekaligus mengizinkan mustahiq untuk mulai
membentuk tabungan. Dalam jangka panjang, transfer zakat akan membuat
ekspektasi pendapatan dan tingkat kekayaan mustahiq meningkat yang pada
gilirannya membuat konsumsi mereka menjadi lebih tinggi lagi.
b) Wakaf memiliki sifat yang abadi atau kekal, artinya bahwa nilai manfaat dari
wakaf ini tidak boleh habis. Karena nilai manfaat dari wakaf tidak boleh habis,
maka nilai manfaat tersebut dapat disalurkan terus menerus kepada penerima
manfaat. Aset wakaf dapat diproduktifkan, sehingga hasil manfaat dari asset
wakaf produktif ini dapat digunakan secara langsung untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat miskin, seperti: pemberian beasiswa untuk pendidikan dan
training; pengajian dan pendidikan keagamaan, dll; subsidi kesehatan, meliputi
obat, jasa medis dan rawat inap; pembelian aset produktif dan modal kerja. Selain
itu, wakaf juga tidak terbatas untuk pembangunan rumah ibadah seperti yang
masih ada pada stigma masyarakat. Wakaf asset dapat berupa wakaf dalam
bangunan gedung, jalan, saluran air atau sumur, dan asset publik lainnya yang
dapat membantu kesejahteraan masyarakat.
Bagian B. Pilih 2 dari 9 soal berikut (@10%)
1) Jelaskan konsep maqasid syariah dan kaitannya dengan produktifitas dan
larangan menyia-nyiakan sumberdaya!
Jawaban:
Menurut Prof. Wahbah Az-Zuhaili, maqashid syariah adalah tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan dalam setiap penerapan ketentuan hukum. Tujuan-tujuan
tersebut dalam mewujudkan kemashlahatan manusia yang terletak pada
perlindungan terhadap agama (hifzhuddin), jiwa (hifzhunnafs), akal (hifzhul-aql),
keturunan (hifzhunnasl), dan harta/kekayaan (hifzhul-maal)
Kaitan dengan larangan menyia-nyiakan sumberdaya → Pada dasarnya hal ini
ditujukan untuk menjaga harta/kekayaan dan agama. Menyia-nyiakan sumber daya
akan membuat sumber daya yang ada tidak terpakai secara sia-sia dan justru akan
merugikan dalam perspektif ekonomi. Selain itu, dalam hal agama, perbuatan ini
dilarang karena pada akhirnya nanti manusia akan dimintai pertanggungjawaban
atas harta yang dimilikinya, yaitu dari mana diperolehnya, dan bagaimana dikelola
maupun dibelanjakannya. Oleh karena itu, sumber daya ataupun harta yang dimiliki
perlu dikelola sesuai dengan prinsip Islam, dan dalam hal-hal baik yang diridhai oleh
Allah.
Kaitan dengan produktifitas → Sebagai umat muslim, kita diperintahkan
untuk meningkatkan produktifitas. Produktifitas dalam hal ini menekankan untuk
memenuhi kebutuhan individu sekaligus merealisasikan kemandirian umat. Dalam
tingkatan individu, terpenuhinya ‘kecukupan’ bagi individu secara sempurna
berdasarkan kelayakan keadaan sesuai dg zaman dan lingkungannya. Dalam
tingkatan umat/negara, terpenuhinya kemampuan, keahlian, dan prasarana yang
dengannya manusia bisa melaksanakan urusan agama dan dunianya. Dengan ini kita
dapat memanfaatkan sumberdaya secara efektif untuk mencapai kesejahteraan
dalam masyarakat. Hal ini mengindikasikan terjaganya agama, harta, dan keturunan.
2) Jelaskan bagaimana posisi pelarangan riba, aqidah, zakat, konsep
kepemilikan dan akhlaq dalam rancang bangun ekonomi Islam
Jawaban:
Pelarangan riba Menjadi fondasi dalam sistem finansial Islam yang mana
melarang riba namun tidak melarang profit sebagai return
untuk usaha wirausahawan dan modal finansial
Aqidah Agama menjadi visi sosial ekonomi karena ia mendefinisikan
kesejahteraan dan menjadi jangkar bagi keinginan ekonomi
yang tanpa batas. Islamic worldview menjadi visi kehidupan
manusia, yang berfokus pada tauhid. Tauhid tidak sekadar
percaya kepada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, namun
juga percaya bahwa Allah menciptakan kehidupan dengan
sebuah tujuan yang jelas, bukan tanpa tujuan.
Zakat Merupakan salah satu instrument fiskal Islam dalam
membangun ekonomi Islam, yang mana memiliki fungsi
alokasi, distribusi, sekaligus stabilisasi dalam perekonomian
Konsep
Kepemilikan
Mengakui adanya sistem kepemilikan pribadi, wakaf, dan
kepemilikan bersama untuk barang-barang yang diperlukan
dalam memenuhi hajat hidup orang banyak
Akhlaq Tata kelakuan yang mengatur segala perilaku umat muslim
dalam membangun ekonomi Islam, dengan memperhatikan
perbuatan yang dianjurkan maupun dilarang dalam syariat
Islam
Dengan adanya hal-hal di atas, rancang bangun ekonomi Islam diharapkan dapat
mencapai misi yang utama yaitu falah, yang mana tercapainya kesejahteraan bagi
seluruh makhluk di bumi tanpa memandang agama, ras, gender, maupun
kebangsaan
3) Jelaskan perbedaan Riba dan Profit dalam konteks keuangan Islam ?
Jawaban:
Dalam konteks keuangan Islam, perbedaan antara keduanya yaitu riba dilarang
karena tidak ada padanan nilai pertukaran yang dibenarkan, sedangkan profit
dibolehkan karena adanya padanan nilai yang setara (’iwad) dalam hal:
a. Effort (Al-kasb): Mengambil atau mengolah tanah dari sumber daya alam
lainnya secara langsung
b. Risk (Al-ghurm): Keuntungan hanya dapat dibenarkan ketika pihak-pihak
yang terlibat bersedia menanggung risiko kerugian (Al-ghunmu bi al-ghurmi)
c. Liability (ad-dhaman): Hasil usaha hanya dapat dibenarkan ketika pihak-
pihak yang terlibat menanggung beban atau kewajiban (Al-kharaj bi ad-
dhaman)
Profit dalam konteks keuangan Islam
Pelarangan riba (trading in credit)
4) Jelaskan perbedaan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
Jawaban
- Zakat adalah kewajiban finansial yang diambil dari harta orang kaya dan
diserahkan ke orang miskin. Yang berhak mengambilnya adalah penguasa
atau pemerintah melalui orang yang disebut Al Qur’an sebagai al ‘amilina
‘alaiha(‘amil zakat) yaitu mereka yang mengurusi urusan zakat; memungut,
menjaga, menyalurkan, dan menghitungnya (Qaradhawi, Fiqh az-Zakat). Zakat
wajib disalurkan kepada 8 golongan dalam Al Quran yaitu: fakir, miskin, amil
(pengelola zakat), mualaf, riqab (budak), gharimin (orang2 yang berhutang),
fii sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), ibnu sabil/musafir (orang
yang sedang melakukan perjalanan jauh).
- Sedekah memiliki sifat yang sukarela. Berbeda dengan zakat yang wajib.
Sedekah memiliki berbagai bentuk. Sedekah jariyah, wakaf, dan infaq
termasuk bagian dari sedekah.
Aktivitas ekonomi riil
WaktuNilai tambah
ekonomiFinancial
return
Aktivitas ekonomi riil
Nilai tambah ekonomi
Financial return
- Infaq mencakup pengeluaran dalam bentuk harta benda, sedangkan sedekah
mencakup pengeluaran baik dalam bentuk harta benda maupun bentuk
lainnya.
- Wakaf memiliki sifat yang kekal abadi dan nilai manfaatnya tidak boleh
berkurang. Harta benda yang diwakafkan adalah harta yang memiliki daya
tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi.
5) Jelaskan perbedaan antara Takaful dan Asuransi
Jawaban:
Hakikatnya asuransi adalah mekanisme transfer resiko
Asuransi → Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 pihak/lebih,
dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada yang tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
yang tertanggung karena kerugian, kerusakan atau ikehilangan,
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ke-3 yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yg dipertanggungkan.
Dalam asuransi konvensional, terdapat ketidakjelasan (gharar) apakah di
masa mendatang, peserta akan mengklaim premi atau tidak. Apabila klaim
tidak dibuat oleh salah satu pihak, maka seperti zero sum game (maysir).
Selain itu, asuransi konvensional tidak memiliki standar syariah dalam
mengelola dananya, maka dana dapat didepositokan ke instrument
keuangan non syariah atau bisnis non halal
Takaful → takaful memiliki makna saling menanggung, sebagai aktivitas saling
memikul resiko diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang
lainnya menjadi penanggung atas resiko yang dihadapi saudaranya.
Asuransi syariah atau biasa disebut takaful adalah usaha saling melindungi
dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan/atau dana kebajikan (tabarru) yang memberikan
pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Prinsip utamanya adalah takaful
(saling menanggung), dan taawun (saling tolong menolong). Sistem
asuransi syariah bertujuan untuk menutupi kerugian peristiwa-peristiwa
atau musibah-musibah oleh sekelompok tertanggung kepada orang yang
tertimpa musibah tersebut. Karena asuransi syariah diawasi oleh DSN
MUI, maka terdapat aspek2 halal yang harus diperhatikan seperti
pengelolaan dana harus ke deposito syariah dan bisnis yang halal.
6) Berbeda dengan keuangan konvensional yang mekanismenya diatur
dengan instrumen bunga, konsep sektor keuangan komersil Islam seperti
bank dan pasar modal dilakukan dengan prinsip risk sharing. Jelaskan
Jawaban:
Setiap usaha di sektor riil selalu memiliki peluang kegagalan menghasilkan return,
jadi jika pemilik kapital ingin ikut mendapat profit maka dia harus ikut menanggung
resiko kegagalan sektor riil ini, ini esensi sistem bagi hasil, profit sharing terjadi
karena adanya risk-sharing
→ Keuntungan dilegitimasi dengan keterlibatan dalam aktivitas ekonomi riil. Return
atas suatu aset hanya untuk pihak yang mengelola dan bertanggung jawab atas aset
tersebut, dan pihak lain yang tidak menanggung kewajiban tersebut tidak berhak atas
return tersebut.
Sistem bagi hasil maka dipandang sebagai sistem yang Islami karena ia memberikan
keadilan bagi semua pihak: pemilik kapital mendapatkan keuntungan jika pengusaha
sukses, pengusaha tidak menanggung seluruh kerugian ketika mengalami kegagalan
usaha
(EKILA pertemuan 9, Pak Yusuf)
(sumber: PPT Mikroekonomi Islam pertemuan 10)
7) Instrumen pada sektor keuangan sosial Islam memiliki posisi yang sangat
penting dalam sejarah perkembangan ekonomi Islam. Walaupun demikian
saat ini pengembangan ekonomi sosial Islam masih tertinggal dari ekonomi
komersilnya. Kenapa hal ini bisa terjadi, Jelaskan.
Jawaban:
Pengembangan ekonomi sosial Islam masih tertinggal dari ekonomi komersial
mungkin ini sedikit bisa diulas Islamic Philanthropy (PKPI pertemuan 11)
Mungkin alasannya karena Literasi dan sumber daya manusianya yang belum
qualified dan belum terstandarisasi (dari nadzir untuk wakaf dan Amil Zakatnya),
serta sistemnya yang belum kondusif (?) → karena masih banyak masyarakat yang
memilih mengalokasikan dana zakat dan sodaqoh ke lembaga informal atau melalui
sektor informal (langsung ke tetangga, tanpa pencatatan, dll) (balik lagi ini terkait
dengan literasi masyarakat juga).
8) Jelaskan bagaimana Ibnu Khaldun menganalisis naik turunnya
perekonomian suatu bangsa? Apa yg membedakan model Ibnu Khaldun
dengan model yang ada dalam ekonomi konvensional.
Jawaban:
Model Ibnu Khaldun
G menjadi variabel
dependent karena fokus
analisis Ibnu Khaldun
adalah menjelaskan
jatuh bangunnya sebuah
negara atau peradaban.
Menurut Ibnu Khaldun,
kekuatan dan kelemahan
suatu pemerintahan bergantung pada kekuatan dan kelemahan otoritas politik
(wazi’) yang dikandungnya. Dalam jangka panjang, otoritas politik (G) harus
menjamin kesejahteraan rakyat (N) dengan menyediakan lingkungan yang kondusif
untuk pembangunan (g), distribusi pendapatan (W), dan penegakan keadilan (j)
melalui implementasi syariah (S).
Diagram sirkular diatas dinamakan Dynamic Model yang diciptakan oleh Umer
Chapra dengan mengintisarikan pemikiran Ibnu Khaldun tentang faktor-faktor dalam
ekonomi pembangunan dalam bukunya “Muslim Civilization: The Causes of Decline
and the Need for Reform” (lebih lanjut baca dalam buku tersebut mulai halaman 18).
Cara memahami model:
6 faktor ekonomi pembangunan (G, S, N, W, j&g) saling berinteraksi satu sama lain
dalam untuk menciptakan kemajuan peradaban (pembangunan ekonomi).
Akan ada satu faktor (bisa faktor yang mana saja) yang bisa menjadi menjadi pemicu
pada faktor lain. Maka dari itu, antara faktor-faktor tersebut ada arah pergerakannya
yang dilambangkan dengan panah, baik di lingkaran luar, lingkaran dalam, maupun
dalam bintang.
→ Artinya satu faktor tersebut bisa mempengaruhi faktor mana saja. Misalnya G
sebagai pemicu (munculnya pemerintahan yang baik dan amanah), bisa
mempengaruhi langsung ke S (hukum syariah ditegakkan dengan baik dan tanpa
pandang bulu), atau bisa mempengaruhi langsung ke N (masyarakat bekerja lebih
produktif karena percaya ada pemerintahan yang amanah yang tidak akan berbuat
sewenang-wenang mengambil harta), atau bisa mempengaruhi langsung ke W
(sumber daya alam dimanfaatkan dengan efektif dan efisien), atau juga bisa
mempengaruhi ke j&g (pembangunan fisik yang merata di seluruh negeri).
→ Sehingga hanya karena satu faktor sebagai pemicu, sangat mungkin untuk
mempengaruhi faktor-faktor lain yang akhirnya tercipta pembangunan ekonomi.
→ Namun juga perlu diketahui bahwa adanya pemicu salah satu faktor tersebut
bukan hanya menyangkut hal-hal baik saja, melainkan bisa juga hal-hal buruk dari
satu faktor kemudian menyebar kepada faktor lain dengan mekanisme sama seperti
diatas, yang kemudian bisa membuat kemunduran ekonomi.
(sumber: Pertemuan 13 Makroekonomi Islam dan Rangkuman I-LIB IBEC)