Download - tutor kelp 5.docx
LAPORAN TOTORIAL 1
KELOMPOK 5
BLOK 7.2
Tutor:
dr. Syafrina
Nama Anggota:
Zuhriya Ariyati G1A112047
Anette Mutiara Pardede G1A112051
Rizki Nugrahayu G1A112072
Rina Silvia G1A112053
Sarah Humaira G1A112078
Iffanisa Surya G1A112074
Angeline Fenisenda G1A112062
Septia Puji Mayasari G1A112075
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015/2016
Skenario 2
Dokter Samsir bertugas di Puskesmas Sengeti sedang berupaya dengan menerapkan ilmu
epidemiologinya dalam mengatasi masalah kesehatan akibat kabut asap yang juga mengganggu
kesehatan matra di wilayah kerjanya.
Pada sore harinya, dokter Samsir juga membuka praktek dokter keluarga yang bermitra
dengan asuransi kesehatan BPJS. Di prakteknya, selain memberikan resep obat konvensional,
beliau juga memberikan pelayanan kesehatan tradisional, alternatif, dan komplementer.
Klarifikasi Istilah
1. Epidemiologi
2. Kesehatan Matra : upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang serba berubah secara bermakna baik di lingkungan darat, laut, maupun udara
3. Dokter Keluarga : Dokter yang memperoleh pendidikan lanjutan khusus untuk
menerapkan prinsip kedokteran keluarga, dengan cakupan ilmu dan keterampilan yang
lebih luas dan lebih dalam sebagai dokter pelayanan kesehatan strata pertama (dokter
layanan primer)
4. Asuransi Kesehatan (BPJS) :
5. Kesehatan Konvensional :
6. Kesehatan Tradisional
7. Kesehatan Alternatif
8. Kesehatan Komplementer
Identifikasi Masalah
1. Apa saja konsep dari epidemiologi?
2. Apa saja ruang lingkup dari epidemiologi?
3. Apa saja jenis- jenis epidemiologi?
4. Apa saja unsur – unsur dalam epidemiologi?
5. Apa tujuan dari epidemiologi?
6. Bagaimana menerapkan ilmu epidemiologi terhadap kasus diatas?
7. Bagaimana surveilans epidemiologi?
8. Apa dampak kabut asap terhadap kesehatan?
9. Apa saja yang termasuk dalam kesehatan matra?
10. Kabut asap termasuk ke dalam kesehatan matra apa?
11. Bagaimana ruang lingkup dari kesehatan matra?
12. Bagaimana proses penyelenggaraan kesehatan matra pada kasus di atas?
13. Apa saja prinsip pelayanan dokter keluarga?
14. Bagaimana konsep pelayanan dokter keluarga?
15. Bagaimana karakteristik pelayanan dokter keluarga?
16. Apa ruang lingkup dari praktek dokter keluarga?
17. Bagaimana pembiayaan praktik dokter keluarga?
18. Apa saja dasar hukum pengatur dokter keluarga?
19. Apa manfaat dari pelayanan dokter keluarga?
20. Bagaimana kerjasama dokter keluarga dengan asuransi kesehatan?
21. Sebutkan standar pelayanan dokter keluarga?
22. Bagaimana peranan dokter keluarga dalam layanan primer?
23. Apa perbedaan dokter keluarga dengan praktik dokter umum?
24. Bagaimana hubungan pasien dan dokter dalam pelayanan dokter keluarga?
25. Bagaimana alur pelayanan kesehatan menurut BPJS?
26. Apa saja jenis asuransi kesehatan?
27. Apa saja hak dan kewajiban peserta BPJS?
28. Bagaimana model pelayanan dokter keluarga?
29. Apa saja syarat pendirian klinik praktik dokter?
30. Bagaimana perbedaan dalam pelayanan kesehatan komplementer, tradisional, alternatif?
31. Apa dasar hukum yang mengatur pelayanan kesehatan komplementer, tradisional
alternative?
32. Apa bentuk pelayanan yang diberikan dokter dalam layanan kesehatan komplementer,
tradisional alternatif?
33. Bagaimana pengembangan pengobatan tradisional di Indonesia?
34. Apa jenis dan klasifikasi pengobatan tradisional?
35. Apa saja syarat menjadi BATTRA?
Analisis Masalah
1. Apa saja konsep dari epidemiologi?
Segitiga Epidemiologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran
tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah
kesehatan lainnya. Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu),
Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)
Segitiga Epidemiologi
Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak
seimbangan antara Host, Agent dan Environment
Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan
menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat
Faktor Host
Adalah faktor yang melekat pada Host
Genetik: DM, asma, hipertensi
Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae
Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru
Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih
Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi
Imunologis: ASI, imunisasi, sakit
Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok, napza
Faktor Agen
Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi
Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing
Faktor Environment
Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent
Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan), demografis
(kota dan desa)
Biologis: flora dan fauna
Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang,
banjir
2. Apa saja ruang lingkup dari epidemiologi?
Jawab :
a) Epidemiologi penyakit menular
b) Epidemiologi penyakit tidak menular
c) Epidemiologi kesehatan reproduksi
d) Epidemiologi perencanaan
e) Epidemiologi perilaku
f) Epidemiologi genetik
g) Epidemiologi gizi
h) Epidemiologi remaja
i) Epidemiologi demografi
j) Epidemiologi klinik
k) Epidemiologi kausalitas
l) Epidemiologi pelayanan kesehatan
3. Apa saja jenis- jenis epidemiologi?
Jawab :
Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi Deskriptif berkaitan dengan definisi epidemiologi sebagai ilmu yang
mempelajari tentang distribusi penyakit atau masalah kesehatan masyarakat.Hasil
pekerjaan Epidemiologi Deskriptif diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai
faktor who, where, dan when.
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi analitik berkaitan dengan upaya epidemiologi untuk menganalisis faktor-
faktor determinan masalah kesehatan.
Epidemiologi Eksperimental
Salah satu hal yang perlu dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu faktor sebagai
penyebab tejadinya faktor luaran (penyakit), maka perlu diuji faktor kebenarannya
dengan percobaan atau eksperimen.
4. Apa saja unsur – unsur dalam epidemiologi?
a. Frekuensi : menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada
sekelompok masyarakat.
b. Distribusi : menunjuk kepada pengelompokan penyakit atau masalah kesehatan
menurut suatu keadaan tertentu.
c. Determinan : menunjuk kepada faktor penyebab dari suatu penyakit atau masalah
kesehatan baik yang menjelaskan frekuensi, penyebaran ataupun yang menerangkan
penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri.
5. Apa tujuan dari epidemiologi?
Tujuan epidemiologi
1. Untuk menjelaskan etiologi satu penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi,
gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom, atau kematian melalui analisis
terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi
sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang tepat,
termasuk ilmu sosial atau perilaku
2. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan
hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu
biomedis yang terbaru
3. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah–langkah pengendalian dan
prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang beresiko, dan untuk
pengembangan langkah – langkah dan kegiatan kesehatan masyarakat yang
diperlukan, yang kesemuanay itu akandigunakan untuk mengevaluasi keberhasilan
langkah–langkah, kegiatan, dan program intervensi
6. Bagaimana menerapkan ilmu epidemiologi terhadap kasus diatas?
Tujuan studi epidemiologi adalah ;
Mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat
Menentukan riwayat alamiah dan etiologik penyakit
Menilai dan merencanakan pelayanan kesehatan.
Ketiga tujuan tersebut dicapai dengan suveilans epidemiologi dan penelitian epidemiologi.
Adapun penerapan ilmu epidemiologi untuk kasus kabut asap sebagai berikut :
7. Bagaimana surveilans epidemiologi?
MASALAH
(ISPA)
Merumuskan masalah
Identifikasi factor penyebab dan factor
risiko
Pelaporan besarnya masalah dan
penyebarannya
Menganalisa keadaan penyakit
untuk menaggulangi
Melakukan intervensi untuk menanggulangi
masalah tsb
Data esensial untuk
perencanaan, pelaksanaan
program, evaluasi dan skala prioritas
kegiatan
Evaluasi terhadap program yang
sedang atau telah dilakukan
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien
Berdasarkan sasaran penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan terdiri atas:
a. surveilans penyakit menular;
b. surveilans penyakit tidak menular;
c. surveilans kesehatan lingkungan;
d. surveilans kesehatan matra;dan
e. surveilans masalah kesehatan lainnya.
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan melalui pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, dan diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan untuk menghasilkan informasi yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan
antar waktu, antar wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan
keputusan
Berdasarkan bentuk penyelenggaraan, Surveilans Kesehatan terdiri atas:
a. surveilans berbasis indikator; dan
b. surveilans berbasis kejadian
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan harus didukung dengan tersedianya:
a. sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang epidemiologi;
b. pendanaan yang memadai; dan c. sarana
c. sarana dan prasarana yang diperlukan termasuk pemanfaatan teknologi tepat guna
Dalam rangka penyelenggaraan Surveilans Kesehatan, dibangun dan dikembangkan
koordinasi, jejaring kerja, dan kemitraan antar instansi pemerintah dan pemangku
kepentingan baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota
Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
dilakukan oleh Menteri, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai tugas dan fungsi masing-masing
8. Apa dampak kabut asap terhadap kesehatan?
Secara umum kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang
dalam kondisi sehat maupun dalam kondisi sakit. Pada kondisi kesehatan tertentu, orang
akan menjadi lebih mudah mengalami gannguan kesehatan akibat kabut asap
dibandingkan orang lain, khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung,
lansia, dan anak-anak. Partikel yang terkandung dalam kabut asap adalah, karbon
monoksida (CO), nitrogen dioksia (NO2), sulfur dioksida (SO2), dan ozone (O3). Selain
itu, unsur lain yang juga berbahaya karena jumlahnya sangat banyak dan sangat halus,
yakni partikulan logam berat. Ukuran partikel itu dari 2,5 hingga 0,1 mikron, seperti
krom (Cr), kadmium (Cd), dan nikel (Ni).
Dampak akibat gangguan asap bagi kesehatan:
a. Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta
menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
b. Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti
bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
c. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan
mengalami kesulitan bernapas.
d. Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang mempunyai
penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk
mendapat gangguan kesehatan.
e. Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang,
sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
f. Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
g. Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan di sarana air
bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
h. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak
seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta
buruknya lingkungan (environment)
9. Apa saja yang termasuk dalam kesehatan matra?
A. Kesehatan Lapangan sebagaimana terdiri atas :
a. kesehatan perpindahan penduduk.
b. kesehatan migrant
c. kesehatan haji dan umrah
d. kesehatan penanggulangan bencana
e. kesehatan bawah tanah
f. kesehatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
g. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat
h. kesehatan pada arus mudik
i. kesehatan pada kegiatan di area tertentu
j. kesehatan dalam penugasan khusus kepolisian.
B. Kesehatan Kelautan dan Bawah Air sebagaimana terdiri atas :
a. kesehatan penyelaman
b. kesehatan pelayaran dan lepas pantai
c. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di laut.
C. Kesehatan Kedirgantaraan sebagaimana terdiri atas:
a. kesehatan penerbangan dan ruang angkasa
b. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di udara.
10. Kabut asap termasuk ke dalam kesehatan matra apa?
Jawab :
Termasuk dalam matra lapangan ( darat )
11. Bagaimana ruang lingkup dari kesehatan matra?
Lingkup penyelenggaraan kesehatan matra sebagaimana meliputi :
a. Pengurangan potensi risiko kesehatan;
Pengurangan potensi risiko kesehatan merupakan upaya yang dilakukan terhadap semua
variabel atau faktor untuk mencegah dan mengurangi risiko kesehatan
b. Peningkatan kemampuan adaptasi;
Peningkatan kemampuan adaptasi merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
menyesuaikan diri dengan kondisi matra agar tidak menimbulkan risiko kesehatan
c. Pengendalian risiko kesehatan.
Pengendalian risiko kesehatan merupakan upaya yang dilakukan untuk menurunkan dan
menghilangkan variabel atau faktor dalam rangka mencegah terjadinya penyakit,
kecacatan, dan/atau gangguan kesehatan serta melakukan pengobatan
12. Bagaimana proses penyelenggaraan kesehatan matra pada kasus di atas?
a. Kesehatan Matra diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat.
b. dalam penyelenggaraannya, kesehatan matra dapat bekerja sama dengan negara lain
dan atau lembaga internasional baik secara bilateral maupun multilateral.
13. Apa saja prinsip pelayanan dokter keluarga?
Jawab :
a. Komprehensif dan Holistik
b. Kontinue
c. Mengutamakan pencegahan
d. Koordinatif dan Kolaboratif
e. Personal sebagai bagian Integral dari keluarganya
f. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan sekitar
g. Menjunjung tinggi etika moral dan hukum
h. Sadar biaya dan sadar mutu
i. Dapat di audit dan dipertanggung jawabkan
14. Bagaimana konsep pelayanan dokter keluarga?
Pelayanan dokter keluarga adalah :
Pelayanan yang menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit (pelayanan pari purna).
Pelayanan tanpa memandang jenis penyakit, organ, golongan usia dan jenis kalamin. Pelayanan kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan
yang di hadapi. Pelayanan yang di selenggarakan oleh dokter keluarga bersama tim di suatu sarana
pelayanan kesehatan strata pertama (layanan primer)
15. Bagaimana karakteristik pelayanan dokter keluarga?
a. Jenis pelayanan yang diselenggarakan
Pelayanan kedokteran yang menyeluruh tidak membatasi diri pada satu jenis
pelayanan kedokteran saja, melainkan mencakup semua jenis pelayanan
kedokteran yang dikenal di masyarakat. Untuk ini banyak pembagian jenis
pelayanan yang pernah di kemukakan. Dua antaranya yang dipandang penting
adalah :
i. Ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan
Jika ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan, pelayanan
kedokteran dibedakan atas tiga macam. Ketiga macam pelayanan tersebut
adalah pelayanan kedokteran tingkat pertama (primary medical care),
pelayanan kedokteran tingkat kedua (secondary medical care), serta pelayanan
kedokteran tingkat ketiga (tertiary medical care). Pelayanan kedokteran
menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang mencakup ketiga tingkat
pelayanan kedokteran diatas.
ii. Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit
Jika ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit, pelayanan
kedokteran dibedan atas lima macam (Leavel dan Clark, 1953). Kelima
macam pelayanan kedokteran tersebut adalah peningkatan derajat kesehatan
(health promotion), pencegahan khusus (specific protection), diagnosis dini
dan pengobatan tepat (early diagnosis and promt treatment), pembatasan cacat
(disability limitation), serta pemulihan kesehatan (rehabilitation), pelayanan
kedokteran menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang mencakup kelima
macam pelayanan kedokteran diatas.
b. Tata cara pelayanan.
Pelayanan kedokteran menyeluruh tidak diselenggarakan secara tekotak-kotak
(fragmented) dan ataupun perputus -putus, melainkan diselenggarakan secara
terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continous). Pengertian pelayanan
terpadu disini banyak macamnya. Yang terpenting adalah dari sudut
pengorganisasiannya. Dalam arti pelbagai jenis pelayanan kedokteran yang
dikenal, harus berada dalam suatu pengorganisasian yang utuh. Sedangkan
pengertian pelayanan berkesinambungan ada dua macam, yaitu :
i. Berkesinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien
Seseorang yang berada dalam keadaan sehat membutuhkan pelayanan
peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit. Tetapi apabila telah
jatuh sakit ia membutuhkan pelayanan pengobatan. Sedangkan bagi yang
telah sembuh dari penyakit, mungkin memerlukan pelayanan pemulihan.
Kesemua jenis pelayanan kedokteran yang dibutuhkan ini harus tersedia
secara berkesinambungan.
ii. Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan
Pelayanan berkesinambungan yang dimaksudkan disini adalah Pelayanan
yang harus tersedia pada setiap saat yang dibutuhkan. Pelayanan kedokteran
yang tidak tersedia pada setiap saat, bukanlah pelayanan kedokteran
berkesinambungan.
c. Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan.
Penyelenggaraan pelayanan kedokteran menyeluruh tidak memusatkan
perhatiannya hanya pada keluhan dan atau masalah kesehatan yang disampaikan
penderita saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya, lengkap
dengan pelbagai faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Adanya perhatian
yang bersifat menyeluruh ini dipandang penting, bukan saja untuk lebih
mempertajam diagnosis penyakit, tetapi juga pada waktu mencari jalan keluar
untuk mengatasi penyakit tersebut.
d. Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan
Perumusan masalah dan atau penetapan cara penyelesaian masalah kesehatan
yang dihadapi penderita pada pelayanan kedokteran menyeluruh, tidak didekati
hanya dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive
approach). Sisi yang dimaksudkan disini mencakup bidang yang amat luas sekali.
Yang terpenting diantaranya adalah sisi fisik, mental dan sosial, yang secara
keseluruhan disebut dengan pendekatan holistik (holistic approaches).
16. Apa ruang lingkup dari praktek dokter keluarga?
Ruang lingkup pelayanan dokter keluarga mencakup bidang amat luas sekali. Jika
disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam :
1. Kegiatan yang dilaksanakan Pelayanan yang diselenggarakan oleh dokter keluarga
harus memenuhi syarat pokok yaitu pelayanan kedokteran menyeluruh
(comprehensive medical services). Karakteristik cmc :
- jenis pelayanan yang diselenggarakan mencakup semua jenis pelayanan kedokteran
yang dikenal di masyarakat.
- Tata cara pelayanan tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak ataupun terputus-putus
melainkan diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan
(continu).
- Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan kedokteran tidak memusatkan
perhatiannya hanya pada keluhan dan masalah kesehatan yang disampaikan penderita
saja, melainkan pada penderita sebagai manusia seutuhnya.
- Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan tidak didekati hanya dari satu sisi saja,
melainkan dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach) yaitu sisi fisik,
mental dan sosial (secara holistik).
2. Sasaran pelayanan dokter keluarga adalah kelurga sebagai suatu unit. Pelayanan dokter
keluarga harus memperhatikan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu
kesatuan, harus memperhatikan pengaruhmasalah kesehatan yang dihadapi terhadap
keluarga dan harus memperhatikan pengaruh keluarga terhadap masalah kesehatan
yang dihadapi oleh setiap anggota keluarga.
17. Bagaimana pembiayaan praktik dokter keluarga?
Bentuk- bentuk pembiayaan :
1) Pembiayaan dengan sistem kapitasi
Adalah sebuah sistem pembayaran yang memberikan imbalan jasa kepada PPK
berdasarkan jumlah orang yang dikontrakan/harus dilayani, yang diterima oleh
PPK secara Pra Upaya dalam jumlah tetap, tanpa memperhatikan jumlah
kunjungan, pemeriksaan, tindakan, obat dan pelayanan medik lain
Tarif yang berlaku di fasilitas kesehatan tingkat pertama :
a. Puskesmas : Rp 3.000 – 6.000
b. Rs. Pratama, klinik pratama, praktek doktek dan klinik spesialis yang
setara : Rp 8.000 – Rp 10.000
c. Praktek dokter gigi Rp 2.000
2) Sistem paket
3) Sistem anggaran
18. Apa saja dasar hukum pengatur dokter keluarga?
UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Sistem Kesehatan Nasional (SKN) UU No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial nasional (SJSN) Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2004-2009 telah memasukkan pengembangan pelayanan dokter keluarga sebagai salah satu program yang harus dilaksanakan.
KepMenKes No. 331/Menkes/SK/V/2006 tentang Rencana Strategis Depkes
19. Apa manfaat dari pelayanan dokter keluarga?
Terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan
Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan
Biaya kesehatan akan lebih terkendali
Mutu pelayanan kesehatan akan lebih meningkat
20. Bagaimana kerjasama dokter keluarga dengan asuransi kesehatan?
Kerjasama dokter keluarga dengan asuransi kesehatan
Pembiayaan pada dokter keluarga dapat berupa pembiayaan tunai dalam arti setiap
kali pasien datang berobat diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaan
melalui program asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali pasien
datang berobat tidak perlu membayar secara tunai, karena pembayaran tersebut telah
ditanggung oleh pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah badan asuransi.
Asuransi kesehatan seperti BPJS menerapkan alur pelayanan dengan rujukan
berjenjang. Sebelum ke rumah sakit atau dokter spesialis, peserta wajib terlebih dahulu ke
fasilitas kesehatan (faskes) tingkat I yang telah ditunjuk, yaitu puskesmas, dokter
keluarga atau klinik, untuk mendapatkan surat rujukan. Kecuali gawat darurat, peserta
tidak bisa langsung ke rumah sakit atau dokter spesialis.
21. Sebutkan standar pelayanan dokter keluarga?
Jawab :
a. Anamnesis g. Rujukan
b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang h. Tindak Lanjut
c. Penegakkan diagnosis dan diagnosis banding i. Tindakan
d. Prognosis j. Pengobatan rasional
e. Konseling h. Pembinaan Keluarga
f. Konsultasi
22. Bagaimana peranan dokter keluarga dalam layanan primer?
Dokter keluarga yang berkerja di pelayanan primer diharapkan memiliki kemampuan
untuk melaksanakan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga.
Prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga di fasilitas pelayanan primer adalah
memberikan:
a. Pelayanan Tingkat Pertama (primary care)
b. Pelayanan yang mengutamakan promosi dan pencegahan (promotif dan preventive)
c. Pelayanan bersifat pribadi (personal care)
d. Pelayanan paripurna (comprehensive care)
e. Pelayanan menyeluruh (holistic care)
f. Pelayanan terpadu (integrated care)
g. Pelayanan berkesinambungan (continuum care)
h. Koordinatif dan kerjasama\
i. Berorientasi pada keluarga dan komunitas (family and community oriented)
j. Patient safety
23. Apa perbedaan dokter keluarga dengan praktik dokter umum?
Tabel Perbedaan Dokter Umum dan Dokter Keluarga
Layanan DPU( Dokter Praktek Umum) DK (Dokter Keluarga)
Cakupan Umumnya kuratif Promotif, preventif, kuratif, rehabilitative
Sifat Sesuai dengan keluhan Menyeluruh dan paripurna
Pendekatan Kasus per kasus, pengamatan sesaat Kasus per kasus, bersinambung,
pengamatan sepanjang hayat
Misi Mengobati penyakit yg ditemukan Menyembuhkan dan menyehatkan
Peran
keluarga
Kurang dipertimbangkan Selalu dipertimbangkan, bahkan
dimanfaatkan dan dilibatkan
Hubungan Dokter dengan pasien Dokter-pasien-teman-konsultan
Tabel Perbedaan layanan Dokter Keluarga dan Dokter Umum
24. Bagaimana hubungan pasien dan dokter dalam pelayanan dokter keluarga?
Dikatakan sebagai hubungan yang terjadi antara seorang dokter dengan pasien
karena tanggung jawab dan kewajiban profesi yang dimiliki dokter terhadap pasien
tersebut.
1. Holistik memandang pasien sebagai manusia seutuhnya, sebagai :
Individu
Bagian dari keluarga
Bagian dari lingkungannya
Bagian dari masyarakat
2. Pelayanan terpadu
3. Koordinasi pelayanan dengan keluarga, laboratorium, dokter keluarga, dokter
spesialis, RS, perusahaan asuransi dsb yang diselenggarakan secara cermat untuk
kepentingan pasien
4. Memastikan bahwa pemeriksa dan atau konsultasi dan rujukan terlaksana secara
baik
5. Pelayanan kesinambungan
25. Bagaimana alur pelayanan kesehatan menurut BPJS?
26. Apa saja jenis asuransi kesehatan?
1.Ditinjau dari hubungan ketiga komponen asuransi
a. Asuransi tripartied; apabila ketiga komponen asuransi terpisah satu samalain dan masing-
masing berdiri sendiri.
b. Asuransi bipartied; PPK dapat merupakan milik atau dikontrol oleh perusahaan asuransi.
2. Ditinjau dari jumlah peserta
Ditinjau dari jumlah peserta, asuransi kesehatan dibedakan atas :
a. Asuransi kesehatan individu jika pesertanya perorangan.
b. Asuransi kesehatan keluarga jika pesertanya satu keluarga.
c. Asuransi kesehatan kelompok jika pesertanya satu kelompok.
3.Ditinjau dari keikutsertaan anggota
Ditinjau dari keikutsertaan anggota, asuransi kesehatan dibedakan atas :
a.Asuransi kesehatan wajib (Compulsory Health Insurance) Yaitu asuransi kesehatan
yang wajib diikuti oleh suatu kelompok tertentu misalnya dalam suatu perusahaan
atau suatu daerah bahkan suatu negara.
b. Asuransi kesehatan sukarela (Voluntary Health Insurance)Yaitu asuransi
kesehatan yang keikutsertaannya tidak wajib tetapi diserahkan kepada kemauan dan
kemampuan masing-masing.
4. Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara
Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara, asuransi kesehatan dibagi atas:
a.Asuransi kesehatan pemerintah (Government Health Insurance) yaitu asuransi
kesehatan milik pemerintah atau pengelolaan dana dilakukan oleh pemerintah.
Keuntungan yang diperoleh khususnya bagi masyarakat kurang mampu karena
mendapat subsidi dari pemerintah. Di lain pihak, biasanya mutu pelayanan kurang
sempurna sehingga masyarakat merasa tidak puas
b. Asuransi kesehatan swasta (Private Health Insurance) yaitu asuransi kesehatan
milik swasta atau pengelolaan dana dilakukan oleh suatu badan swasta. Keuntungan
yang diperoleh biasanya mutu pelayanan relatif lebih baik, sedangkan kerugiannya
sulit dilakukan pengamatan terhadap penyelenggaranya.
5. Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi
Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi, asuransi kesehatan dibagi atas :
a. Hanya bertindak sebagai pengelola dana
Bentuk ini berkaitan dengan model tripartied, merupakan bentuk klasik dari
asuransi kesehatan. Bentuk ini akan merugikan atau menguntungkan tergantung
dari kombinasi dengan sistem pembayaran yang dijalankan. Jika dikombinasikan
dengan reimbursment, akan merugikan. Sebaliknya jika dikombinasi dengan
prepayment akan menguntungkan.
b. Badan penyelenggara asuransi juga bertindak sebagai penyelenggara pelayanan
kesehatan. Jenis ini sesuai dengan bentuk bipartied, keuntungan yang diperoleh
adalah pengamatan terhadap biaya kesehatan dapat ditingkatkan sehingga terjadi
penghematan. Kerugiannya pelayanan kesehatan yang diberikan tergantung dari
badan penyelenggara bukan kebutuhan masyarakat.
6. Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung
Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung, asuransi kesehatan dapat dibedakan
atas:
a. Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan, baik pengobatan (kurative),
pemulihan (rehabilitative), peningkatan (promotive) maupun pencegahan
(preventive). Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat menyeluruh
(comprehensive) dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta
sehingga peserta jarang sakit dan secara timbal balik akan menguntungkan badan
penyelenggara asuransi.
b. Menanggung sebagian pelayanan kesehatan, biasanya yang membutuhkanbiaya
besar misalnya perawatan di rumah sakit atau pelayanan kesehatanyang biayanya
kecil misalnya pelayanan kesehatan di puskesmas.
7. Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung
Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung, asuransi kesehatan dibagi atas :
a. Seluruh biaya kesehatan yang diperlukan ditanggung oleh badanpenyelenggara.
Keadaan ini dapat mendorong pemanfaatan yangberlebihan oleh peserta terutama
bila keadaan peserta kurang.
b. Hanya sebagian biaya kesehatan yang ditanggung oleh
badanpenyelenggara.Dengan cara ini dapat mengurangi pemanfaatan yang
berlebihan ataumoral hazard ditinjau dari pihak peserta karena peserta asuransi
harusmemberikan kontribusi yang telah ditetapkan bila memakai
layanankesehatan (cost sharing).
8. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan, asuransi
kesehatan terbagi atas :
a. Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta yang memanfaatkanpelayanan
kesehatan (reimbursment). Dengan demikian jumlah pesertaberbanding lurus
dengan jumlah uang yang diterima oleh penyelenggarapelayanan kesehatan.
b. Pembayaran berdasarkan kapitasi yaitu berdasarkan jumlah anggota/penduduk
yang dilayani, berdasarkan konsep wilayah.
9. Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK
Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PPK, asuransi kesehatan terbagi atas:
a. Pembayaran setelah pelayanan kesehatan selesai diselenggarakan(Retrospective
Payment), biasanya dihitung berdasarkan service byservice atau patient by
patient.
b. Pembayaran di muka (pre payment) yaitu diberikan sebelum
pelayanandiselenggarakan, biasanya perhitungan berdasarkan kapitasi
denganpelayanan komprehensif dengan tujuan penghematan dan
mengurangimoral hazard dari penyelenggara pelayanan kesehatan.
10. Ditinjau dari jenis jaminan
Ditinjau dari jenis jaminan, asuransi kesehatan dibagi atas :
a. Jaminan dengan uang, yaitu asuransi yang membayar dengan menggantibiaya
pelayanan yang diberikan.
b. Jaminan yang diberikan tidak berupa uang (Managed Care), contohnya :JPKM,
Askes.
27. Apa saja hak dan kewajiban peserta BPJS?
1. hak peserta BPJS
Setiap peserta mempunyai hak untuk:
a. mendapatkan identitas peserta;
b. mendapatkan Nomor Virtual Account ;
c. memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan;
d. memperoleh manfaat Jaminan Kesehatan;
e. menyampaikan pengaduan kepada Fasilitas Kesehatan dan/atau BPJS
Kesehatan yang bekerja sama;
f. mendapatkan informasi pelayanan kesehatan; dan
g. mengikuti program asuransi kesehatan tambahan
2. kewajiban peserta BPJS
Setiap peserta wajib:
a. membayar iuran;
b. melaporkan perubahan data kepesertaan;
c. melaporkan perubahan status kepesertaan; dan
d.melaporkan kerusakan dan/atau kehilangan kartu identitas Peserta Jaminan
Kesehatan.
28. Bagaimana model pelayanan dokter keluarga?
One stop shopping layanan kesehatan tingkat pertama
Bekerja dalam tim
Kemitraan jangka panjang
Pola pikir & tindak paradigma sehat
Kendali mutu & biaya
Membentuk jejaring dokter keluarga
29. Apa saja syarat pendirian klinik praktik dokter keluarga?
Jawab :
Syarat-syarat pendirian Praktek Dokter Keluarga :
Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum (terletak di tempat strategis)
Mempunyai bangunan yang memadai
Dilengkapi dengan sarana komunikasi
Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK
Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan
khusus pembantu KDK
Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.
Mempunyai izin yang berorientasi wilayah
Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu, dan
berkesinambungan
Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur
Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik yang
bersangkutan.
Persyaratan klinik dokter keluarga dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
028/Menkes/Per/I/2011 tentang klinik doga, yaitu : Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan dan ruangan, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
Lokasi :
a. Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah masing-masing
b.Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik yang diselenggarakan
masyarakat di wilayahnya dengan memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio
jumlah penduduk.
c. ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana dimaksud sebelumnya tidak
berlaku untuk klinik perusahaan atau klinik instansi pemerintah tertentu yang hanya
melayani karyawan perusahaan atau pegawai instansi pemerintah tersebut
Bangunan dan Ruangan
a. Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung dengan tempat
tinggal atau unit kerja lainnya.
b. Bangunan klinik harus memenuhi persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
c. Bangunan klinik harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang
termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
d. Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas:
ruang pendaftaran/ruang tunggu
ruang konsultasi dokter
ruang administrasi
ruang tindakan
ruang farmasi
kamar mandi/wc
ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.
Prasarana klinik
a. instalasi air
b. instalasi listrik
c. instalasi sirkulasi udara
d. sarana pengelolaan limbah
e. pencegahan dan penanggulangan kebakaran
f. ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap
g. sarana lainnya sesuai kebutuhan
Peralatan
a. Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan.
b. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan
serta harus memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan
c. Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.
d. Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus mendapatkan izin sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan
rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis.
Ketenagaan
a. Pimpinan klinik merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap sebagai pelaksana
pelayanan.
b. Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.
c. Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki
kompetensi sesuai dengan jenis kliniknya.
d. Ketenagaan klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga kesehatan lain dan tenaga non
kesehatan.
e. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi.
f. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu) orang dokter spesialis dari
masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan.
g. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana
pelayanan medis.
h. Dokter atau dokter gigi harus memiliki kompetensi setelah mengikuti pendidikan atau
pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
i. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan disesuaikan
dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
j. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi dan
Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundangundangan.
k. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai
tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK) atau Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
l. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien,
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.
m. Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing.
30. Bagaimana perbedaan dalam pelayanan kesehatan komplementer, tradisional, alternatif?
angel
31. Apa dasar hukum yang mengatur pelayanan kesehatan komplementer, tradisional
alternatif?
Peraturan Pemerintah RI No. 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional
Pasal 59 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional;
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063)
32. Apa bentuk pelayanan yang diberikan dokter dalam layanan kesehatan komplementer,
tradisional alternatif?
Dokter samsir harus memberikan pengobatan tradisional,alternatif dan
komplementer berdasakan evidence based medicine. Untuk pengobatan yang bersifat
komplementer dokter samsir bisa menyarankan kepada pasiennya untuk di berikan obat
tradisional misalnya seperti yang berasal dari tumbuhan indonesi (jahe,sambiloto,temu
ireng,dsb) yang mana bahan alami tersebut sudah mengalami penelitian uji coba
sebelumnya. Disini fungsi dari obat tradisional ini adalah untuk melengkapi obat
konvensional yang diberika oleh dokter. Sedangkan pengobatan alternatif yang bisa
dokter samsir sarankan adalah yang sesuai dengan kondisi penyakit pasien, seperti
misalnya menyarankan pasien untuk akupuntur, pijat refleksi,dsb.
33. Bagaimana pengembangan pengobatan tradisional di Indonesia?
Dewasa ini penggunaan obat tradisional/obat herbal di negara yang sedang
berkembang maupun negara maju cenderung terus meningkat. Tendensi ini mempunyai
dua dimensi penting yaitu: dimensi medik terkait dengan penggunaannya yang luas
diseluruh dunia dan dimensi ekonomi terkait dengan terciptanya nilai tambah ekonomi
yag bermanfaat bagi umat manusia. Obat herbal Indonesia, yang dikenal sebagai JAMU,
sejak berabad-abad telah digunakan secara luas oleh bangsa Indonesia untuk memelihara
kesehatan dan mengobati penyakit. Di masa depan, pengembangan dan penggunaan obat
herbal Indonesia mesti didasarkan bukti-bukti ilmiah yang kuat,terutama melalui R&D
dan standarisasi, sehingga dapat diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan
nasional.
Di wilayah Indonesia terdapat sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di
antaranya ditengarai memiliki khasiat sebagai obat. Kekayaan keaneka ragaman hayati
ini perlu diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan maupun
tujuan ekonomi, dengan tetap menjaga kelestariannya. Obat herbal Indonesia pada
dasarnya dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu : (1) Jamu; (2) Obat Herbal
Terstandar; dan (3) Fitofarmaka. Jamu sebagai warisan budaya bangsa perlu terus
dikembangkan dan dilestarikan dengan focus utama pada aspek mutu dan keamanannya
(safety). Khasiat jamu sebagai obat herbal selama ini didasarkan pengalaman empirik
yang telah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama.
34. Apa jenis dan klasifikasi pengobatan tradisional?
Pengobatan tradisional diklasifikasikan dalam jenis keterampilan, ramuan, pendekatan
agama dan supranatural.
Klasifikasi dan jenis sebagaimana dimaksud pada diatas, meliputi :
a. Pengobatan tradisional mempunyai keterampilan yang terdiri dari : Pijat urut, patah
tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupunturis dan chiropractor.
b. Pengobatan tradisional ramuan yaitu pengobatan tradisional dengan ramuan Indonesia:
Jamu, gurah, tabib shines, homeopathy dan aromatherapist.
c. Pengobatan tradisional dengan pendekatan agama : agama islam, Kristen, budha dan
katolik.
d. Pengobatan tradisional supranatural terdiri dari pengobatan tradisional : tenaga dalam
(prana), paranormal, reiky master, qigong dan dukun kebatinan
35. Apa saja syarat menjadi BATTRA?
PERSYARATAN DAN EVALUASI IZIN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
a. Persyaratan Permohonan Izin Industri Obat Tradisional
No Persyaratan
1 Surat Permohonan kepada Kementerian Kesehatan RI yang ditandatangani oleh
direktur utama dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu
2 Nama Banadan Hukum/PERUM/Koperasi
3 Nama Industri Obat Tradisional
4 Alamat Industri Obat Tradisional
5 Fotokopi persetujuan prinsip Industri Obat Tradisional
6 Surat persetujuan penanaman modal untuk Industri Obat Tradisional dalam
rangka Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri
7 Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan
8 Jumlah tenaga kerja dan kualifikasinya
9 Fotokopi sertifikat Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan / Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
10 Rekomendasi kelengakapan administratif izin Industri Obat Tradisional dari
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
11 Rekomendasi pemenuhan persyaratan CPOB dari BPOM
12 Daftar buku kepustakaan seperti Farmakope Indonesia edisi terakhir
13 Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing Apoteker
penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab 11 pengawasan mutu,
dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu
14 Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker penanggung jawab
produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu, dan apoteker
penanggung jawab pemastian mutu dari pimpinan perusahaa
15 Fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dari masing-
masing apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab
pengawasan mutu, dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu
16 Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau
tidak langsung dalam pelanggaran perundangundangan di bidang kefarmasian
b. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Izin Industri Obat Tradisional
1. Surat Permohonan - Ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI di Jakarta - Lokasi/
alamat harus jelas - Ditandatangani oleh Direktur atau Direktur yang ditunjuk atau
dikuasakan menangani urusan-urusan perizinan dari perusahaan tersebut - Dibuat sesuai
dengan lampiran pada permenkes 1179/2010
2. Nama Badan Hukum/PERUM/Koperasi Sesuai dengan akte pendirian badan hukum
3. Nama Industri Obat Tradisional Sesuai dengan akte pendirian badan hukum
4. Alamat Industri Obat Tradisional Harus jelas dan sesuai dengan yang tertera pada izin
prinsip atau rekomendasi dari Dinas/Balai POM
5. Fotokopi persetujuan prinsip Industri Obat Tradisional; izin yang masih berlaku (masa
berlaku 3 tahun)
6. Surat Persetujuan Penanaman Modal untuk Industri Obat Tradisional dalam rangka
Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri
7. Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan; Tercantum dalam BAP dari BPOM
8. Jumlah tenaga kerja dan kualifikasinya; Tercantum dalam surat permohonan dan di
BAP BPOM
9. Fotokopi sertifikat Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan/Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
10. Asli Rekomendasi kelengkapan administratif izin Industri Obat Tradisional dari
kepala dinas kesehatan provinsi
11. Rekomendasi pemenuhan persyaratan CPOB dari Kepala Badan;
12. Daftar pustaka wajib seperti Farmakope Indonesia edisi terakhir;
13.Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing apoteker
penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu, dan
apoteker penanggung jawab pemastian mutu; - Surat pernyataan, asli dan bermaterai
menyatakan kesediaannya bekerja penuh pada perusahaan tersebut.
14.Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker penanggung jawab
produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu, dan apoteker penanggung
jawab pemastian mutu dari pimpinan perusahaan; - Penanggung jawab membuat
perjanjian kesepakatan kerja antara Direktur dengan Apoteker Penanggung jawab
tersebut .
15.Fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dari masing-masing
apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu dan
apoteker penanggung jawab pemastian mutu .
16.Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak
langsung dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang kefarmasian. - Dibuat oleh
semua yang tercantum dalam akte/ masing-masing di atas materai (asli).