Download - tumor jinak ovarium
TUMOR JINAK OVARIUM
KLASIFIKASI
Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat non-
neoplastik. Tumor-tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya
tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
TUMOR NON-NEOPLASTIK
1. Tumor akibat radang
2. Tumor lain
2.1. Kista folikel
2.2. Kista korpus luteum
2.3. Kista lutein
2.4. Kista inklusi germinal
2.5. Kista endometrium
2.6. Kista Stein-Leventhal
TUMOR NEOPLASTIK JINAK
1. Kistik
1.1. Kistoma ovarii simpleks
1.2. Kistadenoma ovarii serosum
1.3. Kistadenoma ovarii mucinosum
1.4. Kista endometroid
1.5. Kista dermoid
2. Solid
2.1. Fibroma, leiomyoma, fibroadenoma, papilloma, angioma, limfangioma
2.2. Tumor Brenner
2.3. Tumor sisa adrenal
GAMBARAN KLINIK
1. Akibat pertumbuhan
Adanya tumor didalam perut bagian bawah bias menyebabkan pembenjolan perut. Tekanan
terhadap organ-organ disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya didalam
perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak didepan
uterus dapat menekan kantung kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedangkan
suatu kitsa yang lebih besar tetapi terletak bebas dirongga perut kadang-kadang hanya
menimbulkan rasa berat didalam perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat
menyebabkan obstipasi, edema tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu
makan dan rasa sesak.
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut
mengeluarkan hormon. Sebuah tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, dan
arhenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.
3. Akibat Komplikasi
Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan perdarahan
kista,dan hanya menimbulkan gejala klinik yang minimal,tetapi apabila perdarahan
terjadi dalam jumlah banyak akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan
nyeri perut mendadak
Putaran tungkai
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih
yang belum terlalu besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah
terjadinya torsi adalah kehamilan karena pada kehamilan, uterus yang membesar
dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah persalinana dapat terjadi perubahan
mendadak dalam rongga perut. Putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui
ligamentum infudibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan
rasa sakit. Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena vena lebih mudah
tertekan, terjadilah pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran
tumor dan terjadinya perdarahan didalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus,
akan terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat
terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan
sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada
omentum, yang membuat sirkulasi baru untuk tumor tersebut.
Infeksi pada tumor
Terjadi jika di dekat tumor tersebut terdapat sumber kuman patogen, seperti
appendisitis, divertikulitis, atau salpingngitis akut. Kista dermoid cendrung
mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.
Robek dinding kista
Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu
persetubuhan. Jika kista hanya mengandung cairan serous, rasa nyeri akibat robekan
dan iritasi peritoneum segera berkurang. Tetapi, jika terjadi robekan pada kista
disertai perdarahan yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat
berlangsung terus kedalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus
menerus disertai tanda-tanda akut abdomen.
Robekan dinding pada kista adenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi
sel-sel kista pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang
mengisi rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma peritonei.
Perubahan keganasan
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti kistadenoma
ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid, Oleh sebab itu,
setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi,perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya
asites dalam hal ini mencurigakan; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat
diagnosis keganasan.
4. Sindrom Meigs
Dalam 40 % dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan hidrotoraks, Keadaan ini
dikenal dengan Sindrom Meigs dan dapat diteumukan pula pada beberapa tumor neoplastik
jinak lain. Dengan pengangkatan tumor,sindrom juga menghilang. Cairan dari rongga toraks
berasal dari cairan dalam rongga perut. Hal ini dapat dibuktikan dengan penyuntikkan tinta
Indai dalam rongga perut, yang kemudian dapat ditemukan dalam rongga toraks.
Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites denan atau tanpa hidrotoraks, yang ditemukan
pada tumor ganas. Dalam hal yang terakhir ditemukan sel-sel tumor ganas dalam sedimen
cairan.
DIAGNOSIS
Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan/ atau
dirongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan,
konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut.
Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor; dalam hal
ini mioma subserosum atau mioma intraligamenter dapat menimbulkan kesulitan dalam
diagnosis. Jika tumor ovarium terletak digaris tengah dalam rongga perut bagian bawah dan
tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih
penuh. Umumnya dengan memikirkan kemungkinan ini, pada pengambilan anamnesis yang
cermat dan disertai pemeriksaan tambahan, kemungkinan-kemungkinan ini dapat
disingkirkan.
Tumor-tumor bukan dari ovarium yang terletak didaerah pelvis ialah antara lain ginjal
ektopik, limpa bertangkai, dan tumor dari kolon sigmoideum. Pemeriksaan pielogram
intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon dapat menentukan ada tidaknya
kemungkinan itu.
Di Negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium dapat menjadi
besar,sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk
menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor atau asites,akan tetapi dengan
pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi. Jika terdapat
asites, perlu ditentukan sebab asites. Fibroma ovarii (sindrom Meigs) dan tumor ovarium
ganas dapat menyebabkan asites, akan tetapi asites dapat juga disebabkan oleh penyakit lain
seperti sirosis hepatis. Pemeriksaan bimanual sebelum atau sesudah pungsi asites bisa
memberi petunjuk apakah asites disebabkan oleh tumor ovarium. Pemeriksaan kimiawi
cairan dan pemeriksaan histologi sedimen cairan dapat membantu dalam penegakan
diagnose. Pada tuberculosis peritonei terdapat pula cairan dalam rongga perut, akan tetapi
disini cairan tidak bergerak bebas seperti pada asites, karena dibatasi oleh perlekatan-
perlekatan.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium, maka perlu
diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau non-neoplastik. Tumor non-neoplastik
akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah
peradangan genital dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat
digerakkan karena perlekatan. Kista non-neoplastik umumnya tidak menjadi besar dan
diantaranya pada suatu waktu biasanya menghilang sendiri.
Jika tumor ovarium itu bersifat neoplastik, timbul persoalan apakah tumornya jinak atau
ganas. Tidak jarang tentang hal ini tidak dapat diperoleh kepastian sebelum dilakukan
operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang
ditemukan dapat membantu dalam membuat diagnosis diferensial.
Metod-metode yang selanjutnya dapat menolong dalam pembuatan diagnosis yang tepat ialah
antara lain :
Laparoskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari
ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal
dari uterus, ovarium, atau kandung kemih, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat
dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
Foto Roentgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
Parasentesis
Pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites, tetapi perlu diingat bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.
PENANGANAN
Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor
nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala/ keluhan
pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm,
kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi tumor
nonneoplastik. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan
ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini hendaknya diambil sikap
menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang.
Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tesebut, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar tumor itu bersifat neoplastik, dan dapat
dipertimbangkan satu pengobatan operatif.
Tindakan operasi ada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi, jika
tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba ( salpingo-oovorektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus
diperiksa untuk mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu ada pada dua ovarium. Pada
operasi tumor ovarium yang diangkat harus segera dibuka untuk mengetahui apakah ada
keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan
sediaan yang dibekukan ( frozen section ) oleh seorang ahli patologi anatomi untuk mendapatkan
kepastian apakah tumor ganas atau tidak.
Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-oovorektomi
bilateral. Akan tetapi, pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat
keganasan tumor yang rendah ( misalnya tumor sel granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan
untuk mengambil risiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.
A. TUMOR OVARIUM NON-NEOPLASTIK
TUMOR AKIBAT RADANG
Termasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial. Pada
kista tubo-ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium, sedangkan pada
abses tubo-ovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium. (HALAMAN 289)
TUMOR LAIN
KISTA FOLIKEL
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh
terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh
di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan
membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa, dan besarnya
biasanya dengan diameter 1-1,5 cm.
Kista yang berdiri sendiri bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding
kista yang tipis terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan
di dalam kista, terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista jernih dan
seringkali mengandung estrogen ; oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat
menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat
menghilang spontan, atau bisa terjadi rupture dan kista menghilang pula.
Dalam menangani tumor ovarium timbul persoalan apakah tumor yang dihadapi itu
neoplasma atau kista folikel. Umumnya, jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm,
dapat ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan menghilang sendiri.
KISTA KORPUS LUTEUM
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri ( korpus luteum
persisten); perdarahan yang sering terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista,
berisi cairan yang berwarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus
luteum lebih jarang dari kista folikel dan kista korpus luteum dapat menjadi lebih
besar daripada kista korpus luteum.
Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang khas.
Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang
berasal dari sel teka.
Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti
perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan rasa berat di perut
bagian bawah. Perdarahan yang berulang dalam kista dapat menyebabkan ruptur.
Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak dengan adanya amenorea sering
menimbulkan kesulitan dalam diagnosis diferensial dengan kehamilan ektopik
terganggu. Jika dilakukan operasi, gambaran yang khas kista korpus luteum
memudahkan pembuatan diagnosis.
Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam
hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,kista korpus
luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.
KISTA TEKA LUTEIN
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan
tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.
Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar kepalan tangan. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula
menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia.
Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang
berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil
spontan.
KISTA INKLUSI GERMINAL
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat pada wanita
yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya
secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat
waktu operasi. Kista terletak dibawah permukaan ovarium; dindingnya terdiri atas
satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serous.
KISTA ENDOMETRIUM
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium dan dibahas dalam BAB
Endometriosis.
KISTA STEIN-LEVENTHAL
Pada tahun 1955 Stein dan Leventhal meminta perhatian terhadap segolongan wanita
muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau oligomenorea sekunder,
kadang-kadang agak gemuk, seringkali (dalam kurang lebih 50%) hirsutisme tanpa
maskulinisasi, dan dengan kedua ovarium membesar. Ovarium tampak pucat,
membesar 2 sampai 3 kali, polikistik dan permukaannya licin. Kapsul ovarium
menebal.
Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan
oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat gangguan
ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia
endometrii sering ditemukan.
Diagnosis dibuat atas dasar gejala-gejala klinis; laparaskopi dapat membantu dalam
pembuatan diagnosis. Sebagai diagnosis diferensial perlu diperkirakan tumor ovarium
yang mengeluarkan androgen; tetapi tumor yang akhir ini umumnya terdapat hanya
pada satu ovarium, dan menyebabkan perubahan suara dan pembesaran klitoris. Perlu
disingkirkan pula kemungkinan hiperplasia korteks adrenal atau tumor adrenal; pada
sindrom Stein-Leventhal tidak ada tanda-tanda defeminisasi, dan fungsi glandula
suprarenalis normal.
Terapi: dahulu banyak dilakukan wedge resection ovarium, tetapi sekarang untuk
sebagian besar diganti pengobatan dengan klomifen yang bertujuan menyebabkan
ovulasi.
Wedge resection perlu dipertimbangkan, apabila terapi dengan klomifen tidak
berhasil menyebabkan ovulasi, atau menimbulkan efek samping.
B. TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK
TUMOR KISTIK
Kistoma ovarii simpleks
Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih,
serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.
Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan
gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum,
yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista.
Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan
yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah
ada keganasan.
Kistadenoma ovarii musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal dari
suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-
elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor ini berasal dari epitel
germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama
dengan tumor Brenner.
ANGKA KEJADIAN
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma ovarii
serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang
kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma
ovarium.
Di Indonesia (Hariadi,1970) menemukan frekuensi sebesar 27% ; sedangkan
Gunawan (1977) menemukan angka 29,9% ; Sapardan (1970) 37,2%; dan Djaswadi
15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-5- tahun, dan
jarang sekali pada masa prapubertas.
GAMBARAN KLINIK
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berlobus. Kira-
kira 10 % dapat mencapai ukuran yang amat besar. Pada tumor yang besar tidak lagi
dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan
tetapi dapat juga bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi
yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan
perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya
perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan-abuan khususnya jika terjadi
perdarahan atay perubahan degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan terdapat
cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai
coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh sel epitel torak
tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat diantaranya sel-sel yang membundar
karena terisi lendir (goblet cells).
Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh
seperti struktur kelenjar : kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista yang baru, yang
menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista,
maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan
dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma
peritonei adalah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan
menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggak kerena ileus
dan/atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan
pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama ole
karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda keganasan. Keganasan ini terdapat dalam
kira-kira 5-10% dari kistadenima musinosum.
PENANGANAN
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup
besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan
pengangkatan ovarium berserta tuba salpingo-oovorektomi). Pada waktu mengangkat
kista sedapat-dapatnya diusahakn mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi
dahulu,untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi
kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk
mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan
tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan
histologic di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan.
Waktu operasi,ovarium yang lain perlu diperiksa pula.
Kistadenoma ovarii serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelium)
ANGKA KEJADIAN
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Agak lebih sering
ditemukan kista bilateral (10-20%); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan
frekuensi 19,7%, Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9% ; dan Gunawan
(1977) 20,3%. Selanjutnya, di Surabaya Hariadi dan Gunawan menemukan angka
kejadian tumor ini masing-masing 39,8% dan 28,5%; di Jakarta Sapardan mencatat
angka 20,0%; dan di Yogyakarta Djaswadi mencatat angka 36,1%.
GAMBARAN KLINIK
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang besar dibandingkan dengan
kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula
berlobus karena kista serosum dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya
berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista adalah potensi
pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%,dan keluar pada permukaan
kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran
darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan
pertumbuhan papiler (solid papilloma).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran
makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak,bahkan
pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik dan
epitel torak rendah, dengan sitoplasma eosinophil dan inti sel yang besar dan gelap
warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium ( germinal
epithelium), maka bentuk epitel dan papil dapat beraneka ragam,tetapi sebagian besar
epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang
dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah
kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas
PERUBAHAN GANAS
Apabila ditmeukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pad sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik
digolongkan ke dalalm kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara
kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan.
Oleh karen itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan
sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% sampai 35%
dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus
terdapat implantasi pad aperitoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit
itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak
(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus
dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant)
TERAPI
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,
berhubungan dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan
pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang
perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk
menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi
Kista endometrioid
kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin ; pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang
ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii.
Kista dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak di mana struktur-
struktur ectodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi,
dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak lebih
menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Tentang histogenesis kista dermoid, teorti yang paling banyak dianut adalah bahwa
tumor berasala dari sel telur melalui proses parthenogenesis.
ANGKA KEJADIAN
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan paling
sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista
dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid
dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat
besar, shingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :
Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-
masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang
dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 2,8%
dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di
Bandung, di antaranya satu kasus pada anak umur 13 tahun.
GAMBARAN KLINIK
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih,
keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain
padar. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila dibelah,
biasanya Nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil di dinding bagian
dalam, yang menonjol dan padat
Tumor mengandung elemen-elemen ectodermal, mesodermal, dan entodermal. Maka
dapat ditemukan kulit,rambut, kelenjar sebasea, gigi (ectodermal), tulang rawan, serat
otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran
pernafasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista
ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur
dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut
bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan akibat
engeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak jarang,
kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita lewat
menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu
elemen ectodermal. Ada kemungkinan pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat
dan menyebabkan tumor yang khas. Termasuk disini :
1. Struma ovarium
Tumor ini terdiri terutema atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang
dapat menyebabkan hipertiroid. Antara 1960 dan 1964 di RS
Dr.Soetomo Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium,
semuanya tak berfungsi dan tidak ganas. Hariadi selama 5 tahun
(1963-1968) menemukan 3 kasus struma ovarium (=0,5%); sedangkan
Gunawan selama 3 tahun (1974-1977) melaporkan 1 kasus (=0,2%)
2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista ini dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu
elemen dari epithelium germinativum
3. Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagnosis harus
dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin
Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid ialah suatu
tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan teratoma solid yang jinak
Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan,biasanya dengan seluruh ovarium.
TUMOR-TUMOR OVARIUM PADAT YANG JINAK
Fibroma Ovarii
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa mereka itu semua neoplasma yang ganas,meskipun semuanya mempunyai
potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagia jenis,
umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma
embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastic stroma
ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten
FREKUENSI
Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan paling sering
ditemukan pada penderita dalama masa menopause dan sesudahnya. Hariadi (1970)
menemukan 9 kasus selama 5 tahun atau sebesar 1,4%; Gunawan (1977) 5 kasus
dalam 3 tahun atau 1,2%; Sapardan (1970) satu kasus dalam 5 tahun atau 0,3%.
Sebelum perang dunia ke II, Goedadi Wreksoatmodjo (1936) melaporkan satu kasus
fibroma ovarium yang ditemukan durante operationem. Van Buren (1907) dan
Boerma (1921) masing-masing memberitahukan satu kasus fibroma ovarii. Pada
waktu itu RS. Petronella di Yogyakarta dilaporkan satu kasus fibroma ovarium yang
beratnya 7,35 kg.
GAMBARAN KLINIK
Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20
kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata,konsistensi keras,
warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang
konsistensinya memang betul-betul keras yang disebut fibroma durum; sebaliknya,
ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.
Jika tumor dibelah, permukaannya biasanya homogen. Akan tetapi, pada tumor yang
agak besar mungkin terdapat bagian-bagian yang menjadi cair karena nekrosis.
Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel di tengah-tengah jaringan
kolagen. Selain mempunyai struktur fibroma biasa, kadang-kadang terdapat bagian-
bagian yang mengalami degenerasi hialin. Mungkin pula terdapat elemen-elemen otot
polos (fibromioma ovarii) dan kelenjar-kelenjar kistik (kistadenofibroma ovarii).
Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai tangkai, dan dapat terjadi torsi
dengan gejala-gejala mendadak. Yang penting ialah bahwa pada tumor ini sering
ditemukan sindrom Meigs. Potensi keganasan pada fibroma ovarii sangat rendah,
kurang dari 1%.
TERAPI
Terapi terdiri atas operasi yaitu oovorektomi. Sesudah operasi,asites dan hidrothoraks
menghilang secara spontan.
Tumor Brenner
Tumor Brenner adalah satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuensinya ialah 0,5%
dari semua tumor ovarium.
Menurut Meyer, epitel pulau-pulau dalam tumor berasal dari sisa-sisa sel-sel
Walthard yang belum mengadakan diferensiasi. Penyelidikan yang terakhir memberi
petunjuk bahwa sarang-sarang tumor Brenner berasal dari epitel selomik duktus
Mulleri.
GAMBARAN KLINIK
Besar tumor ini beraneka ragam, dari yang kecil (diameter <5cm) sampai yang
beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan
berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan kista-kista kecil (multikistik).
Kadang-kadang pada tumor ini ditemukan sindrom Meigs.
Mikroskopik gambaran tumor sangat khas,terdiri dari 2 elemen, yakni sarang0sarang
yang terdiri atas sel-sel epitel, yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang luas dan padat.
Sarang-sarang tadi dapat mengalami degenerasi, sehingga terbentuk ruangan yang
terisi sitoplasma ; segala sesuatu mirip folikel dalam ovarium.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika masih
kecil biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan histopatologik ovarium.
Jika menjadi besar,beratnya sampai beberapa kilogram dan dapat memberi gejala
seperti fibroma. Meskipun tumor Brenner biasanya jinak, namun telah dilaporkan
beberapa kasus tumor jenis ini yang histopatologik maupun kinis menunjukkan
keganasan. Dalam meneliti 402 kasus tumor Brenner , Farrar dan kawan-kawan
(1960) menyatakan bahwa 7,5% dari tumor tersebut menghasilkan estrogen. Terapi
terdiri atas pengangkatan ovarium. Bila ada tanda-tanda keganasan dikerjakan
salpingo-oovorektomi bilateral dan histerektomi totalis.
Maskulinovoblastoma
tumor ini sangat jarang ; dalam kepustakaan dunia hingga kini hanya dilaporkan 30
kasus. Tumor ini biasanya unilateral dan besarnya bervariasi antara 0,5 – 16 cm
diameter. Tentang asalnya, ada beberapa teori ; yang mendapat dukungan ialah 2
teori, yang satu menyatakan bahwa tumor berasal dari sel-sel mesenkim folikel
primordial, yang lain mengatakan dari sel adrenal ektopik dalam ovarium.
Pada pembelahan warna permukaan tumor kuning, dan pada pemeriksaan histologic
sel-sel disusun dalam stroma, seperti zona glomerulosa dan zona fasikulata pada
glandula suprarenalis.