Download - Tugas Tpam i
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lainAir menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau,
uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta
pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan
gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi
dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004,
yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. (Wikipedia, 2014)
Air baku adalah air yang akan digunakan untuk input pengolahan air minum yang
memenuhi baku mutu air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari:
Sumber air bawah tanah yaitu dari lapisan yang mengandung air di bawah permukaan
tanah dangkal atau dalam
Sumber air permukaan yaitu sungai, danau, rawa dan mata air
Air laut
Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan air minum maka perlu dilakukan
peninjauan terhadap kondisi air baku. Pemilihan sumber air baku harus mempertimbangkan
semua potensi lokal air permukaan dan tanah yang berada di atau di sekitar wilayah
perencanaan.
Penentuan jenis sumber yang dipilih harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu:
Kuantitas dan kualitas sumber air
Iklim
Kemudahan dalam konstruksi intake
Keamanan pengoperasian
Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
Potensi pencemaran terhadap sumber air
Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa mendatang
Persyaratan Air Baku Air Minum
Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh suatu air baku sistem
pengolahan air minum, yaitu:
Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas fisik, kimia dan biologi
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh masyarakat tanpa khawatir
akan terkena penyakit bawaan air. Dalam hal ini, air harus memenuhi baku mutu sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.
Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat
dipergunakan selama dibutuhkan. Untuk menjaga kehidupan akuatik di dalam sumber air
maka terdapat persyaratan pengambilan debit maksimum yang diijinkan yaitu sekitar 20 –
40% dari kapasitas sumber.
Kualitas Air Baku Air Minum
Kualitas air pada sumber air baku sangat mempengaruhi pemilihan unit-unit yang
akan digunakan dalam pengolahan, karena itu harus diambil sampel yang representatif dan
diperiksa menggunakan metode-metode tertentu.
Untuk mengetahui apakah air sungai yang akan diambil memenuhi syarat untuk dijadikan air
baku atau tidak, maka hasil pemeriksaan sampel dibandingkan dengan baku mutu air baku air
minum sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001.
Berikut ini keterangan mengenai parameter-parameter yang terdapat dalam air baku.
1. Bau dan Rasa
Bau dan rasa dalam air dapat disebabkan oleh berbagai jenis material, seperti
alga atau mikroorganisme lain, zat organik yang membusuk, mineral seperti besi dan
mangan, juga gas terlarut seperti hidrogen sulfida atau klor.
2. Suhu
Suhu air adalah salah satu parameter penting dalam pengolahan air. Sebagai
contoh, bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan lebih mudah larut dalam air
yang hangat dibandingkan dalam air dingin. Partikel-partikel juga akan mengendap
lebih cepat dalam air hangat.
3. Warna
Warna air alami terlihat coklat kekuning-kuningan. Air permukaan, terutama
air genangan, seringkali memiliki warna yang menyebabkan air tersebut tidak
memenuhi syarat untuk digunakan dalam keperluan domestik maupun industri.
Warna yang terjadi berasal dari kontak air dengan sisa zat organik seperti daun-
daunan, ranting atau kayu dalam bentuk berbagai tahap dekomposisi. Warna bisa
dibedakan menjadi warna semu dan warna sejati. Warna semu disebabkan oleh
partikel-partikel tersuspensi dalam air, sedangkan warna sejati disebabkan oleh zat-
zat organik yang larut dalam air.
4. Zat Padat
Dalam air alam terdapat 2 kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan
molekul organis, dan zat padat tersupensi dan koloidal seperti tanah liat, kwarts.
Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter
partikel-partikel tersebut. Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan
komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan
proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air
buangan. Zat padat total adalah semua zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu
bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat
padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi.
5. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang
berukuran 10 nm sampai 10 µm. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut antara lain
adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya.
6. DHL
Daya hantar listrik penting untuk memprediksi kandungan mineral dalam air.
Semakin tinggi kadar mineralnya semakin tinggi daya hantar listriknya.
7. pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan, melalui
konsentrasi (aktivitas) ion hidrogen (H+). pH dinyatakan dalam angka 0-14. pH 7
menunjukkan air yang netral, pH di bawah 7 menunjukkan bahwa air bersifat asam
dan pH di atas 7 menujukkan bahwa air bersifat basa. Kisaran pH yang normal untuk
air permukaan adalah 6,5 sampai 8,5. Jika pH air lebih kecil dari 7, air cenderung
menyebabkan korosi pada peralatan dan material lain yang kontak dengan air. Jika
pH air lebih besar dari 7, air memiliki kecenderungan untuk membentuk kerak pada
pipa.
8. DO
Adanya DO (oksigen terlarut) di dalam air sangat penting untuk menunjang
kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Kemampuan air untuk membersihkan
pencemaran secara alamiah (self purification) banyak tergantung kepada cukup
tidaknya kadar oksigen terlarut. Oksigen terlarut dalam air berasal dari udara dan dari
proses fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Terlarutnya oksigen di dalam air tergantung
kepada temperatur, tekanan barometrik udara dan kadar mineral di dalam air.
9. Nitrat
Nitrat merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi
+5. Nitrat adalah senyawa nitrogen yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur
penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada
konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas
(bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi fosfat terpenuhi), sehingga air
kekurangan oksigen yang menyebabkan kematian biota air. Nitrat dapat berasal dari
buangan industri bahan peledak, piroteknik, pupuk cat, dan sebagainya. Kadar nitrat
secara alamiah biasanya rendah, namun dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di
daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh
melebihi 10 mg/l. Di dalam usus manusia, nitrat dapat direduksi menjadi nitrit yang
menyebabkan metamoglobinemi, terutama pada bayi (baby blue disease).
10. Nitrit
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang teroksidasi, dengan tingkat oksidasi
+3. Nitrit biasanya tidak bertahan lama dan merupakan keadaan sementara proses
oksidasi antara amoniak dan nitrat, yang dapat terjadi pada instalasi pengolahan air
buangan, dalam air sungai dan sistem drainase. Nitrit yang ditemui pada air minum
dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang mendapatkan
air dari sistem distribusi PAM. Nitrit dapat membahayakan kesehatan karena dapat
bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, hingga darah tersebut tidak dapat
mengangkut oksigen lagi. Di samping itu, NO2 juga menimbulkan nitrosamin pada
air buangan tertentu yang dapat menyebabkan kanker.
11. Besi
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir semua
tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya,
besi yang ada di dalam air dapat bersifat :
Terlarut sebagai Fe2+ (fero) atau Fe3+ (feri)
Tersuspensi sebagai butiran koloidal (diameter < 1 µm) atau lebih besar, seperti
Fe2O3, FeO, FeOOH, Fe(OH)3 dan sebagainya.
Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah liat)
Pada air permukaan jarang ditemukan kadar Fe yang melebihi 1 mg/l, tetapi
dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini
selain dapat membuat air berasa juga dapat menodai kain dan perkakas dapur.
Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti misalnya air tanah, besi
berada sebagai Fe2+ yang dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir
dan memungkinkan terjadinya aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi Fe3+. Fe3+ ini sulit
larut pada pH 6 sampai 8, bahkan dapat menjadi Fe(OH)3 yang merupakan zat padat
dan bisa mengendap. Jadi dalam air sungai, besi ada sebagai Fe2+, Fe3+ terlarut dan
Fe3+ dalam bentuk senyawa organis berupa koloidal.
12. Kesadahan
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+ dan Mg2+, juga
oleh Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang bermuatan dua. Air yang kesadahannya
tinggi biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat kapur, dimana
terkandung Ca2+ dan Mg2+ dalam dosis yang tinggi.
13. Sulfat
Kandungan sulfat yang tinggi dalam air mungkin disebabkan oleh larutnya
magnesium sulfat atau sodium sulfat dalam air. Kandungan sulfat yang tinggi dalam
air tidak diinginkan karena dapat menimbulkan efek “pencuci perut“.
14. Natrium
Natrium yang ada dalam air jauh lebih sedikit daripada natrium yang ada
dalam garam dan makanan. Karena itu untuk orang yang sehat, kandungan natrium
dalam air tidak memberikan pengaruh. Tetapi untuk orang yang menjalani diet karena
penyakit tertentu, keberadaan natrium bisa menjadi masalah.
15. Analisa Kualitas Air Baku Terhadap Baku Mutu Air Minum
Air minum yang sesuai bagi kesehatan manusia adalah air minum yang sesuai
dengan baku mutu air minum yang telah ditetapkan. Di Indonesia, baku mutu air
minum mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum.
Beberapa parameter yang harus disisihkan, yaitu:
Kekeruhan. Kekeruhan dapat disisihkan dengan penambahan koagulan pada
proses koagulasi, dilanjutkan dengan flokulasi dan sedimentasi lalu filtrasi.
Besi & Mangan. Besi & Mangan dapat disisihkan dengan proses aerasi,
koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan filtrasi.
Warna. Warna dapat disisihkan dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi
dan filtrasi.
Nitrit. Nitrit dapat disisihkan dengan proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi dan
filtrasi.
Zat Organik. Zat organik dapat disisihkan dengan proses koagulasi dan
sedimentasi yang diikuti oleh proses filtrasi saringan pasir cepat dan proses
desinfeksi.
CO2 Agresif. Pada umumnya dalam air permukaan selalu terdapat
karbondioksida terlarut. CO2 dalam air terdiri dari CO2 bebas dan CO2 terikat
dalam bentuk bikarbonat (HCO3-). CO2 bebas terbagi menjadi CO2 yang berada
dalam kesetimbangan dan CO2 agresif. Selama CO2 berada dalam
kesetimbangan, kehadirannya tidak terlalu menimbulkan masalah. Tetapi jika
CO2 dalam air melewati titik kesetimbangan, maka CO2 berlebih tersebut akan
menjadi agresif. CO2 agresif dapat menimbulkan korosi terhadap peralatan
logam, peralatan plumbing dan merusak bangunan beton dan lapisan semen pada
pipa. CO2 agresif juga merupakan indikator adanya kegiatan biologis dalam air.
CO2 dapat diturunkan dengan aerasi atau pembubuhan kapur. Keagresifan air
terhadap karbonat dapat dilihat melalui indeks langelier (LI), yaitu : LI < 0, air
bersifat agresif; LI = 0, air berada dalam keadaan setimbang; LI > 0, terjadi
presipitasi.
(sumber : jujubandung.wordpress.com)
Lapisan air yang ada di permukaan bumi dikelompokan menjadi dua, yaitu air
permukaan dan air tanah.
Air permukaan adalah perairan yang terdapat di permukaan tanah. Air permukaan
terdiri dari:
a. Perairan darat yang terdiri dari sungai, danau, rawa
b. Perairan laut
Gambar 1 : Air Permukaan
Sumber : http://genius.smpn1-mgl.sch.id/
Air tanah, yaitu air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah terdiri dari:
a. Air tanah preatis, yaitu air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air (impermeable), tidak jauh dari permukaan tanah.
b. Air tanah artesis adalah air tanah yang letaknya jauh di dalam tanah, diantara dua lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air atau lapisan kedap air.
Gambar 2 : Air Tanah
Sumber : http://genius.smpn1-mgl.sch.id/
Langkah-langkah pada pengolahan air secara sederhana:
1. Proses pendahuluan
Proses pendahuluan dimaksudkan untuk mengeluarkan benda-benda kasar
dan mengendapkan lumpur kasar atau pasir pada bak pengendap pendahuluan.
2. Proses koagulasi dan flokulasi
Proses koagulasi dimaksudkan untuk mengendapkan lumpur halus berupa
koloid dan zat-zat kimia yang terdapat pada air. Lumpur halus berupa koloid yang
bermuatan negatif akan sukar untuk mengendap meskipun dibiarkan beberapa waktu
lamanya. Cara untuk mengendapkan lumpur halus ialah secara kimia yaitu mula-mula
menetralkan muatan negatifnya dengan ion-ion yang bermuatan positif, misalnya
Al3+, Fe3+, Fe2+, dsb.
3. Proses pengendapan
Lumpur yang telah netral (dengan cara pengocokan) dengan zat pemberat
diusahakan agar menjadi blok-blok yang besar dan mudah mengendap. Pada peristiwa
ini, zat-zat kimia yang terdapat pada air akan terendapkan juga.
4. Proses penyaringan
Lumpur halus dan zat-zat kimia yang ada pada air setelah mengendap
selanjutnya disaring menggunakan pasir sehingga didapat air yang jernih.
5. Proses sterilisasi
Air yang jernih didesinfekter, maksudnya untuk membasmi mikroorganisme
dan bakteri-bakteri yang ada pada air agar air itu steril. Air dibiarkan pada bak
penampung kira-kira 24 jam agar sterilisasi terjadi dengan sempurna. Selanjutnya, air
didistribusikan ke konsumen. Setiap bakteri atau mikroorganisme dalam air akan
mengeluarkan CO2 pada proses respirasi.
CaOCl2 + CO2 => CaCO3(s) + 2Cln
2Cln + H2O => 2HCl + On
On akan mengoksidasi bakteri dan mikroorganisme dalam air dan air menjadi steril.
Untuk mengendapkan lumpur halus dapat digunakan senyawa alum seperti :
Al2(SO4)3, FeCl3.6H2O, Fe2(SO4)3, FeSO4, atau tawas (K2SO4.Al2(SO4)3).
Al2(SO4)3(s) => 2Al3+(aq) + 3SO42-(aq)
Al3+(aq) + 3H2O(l) => Al(OH)3(s) + 3H+(aq)
H+ akan menetralkan muatan lumpur yang negatif dan Al(OH)3 berfungsi sebagai
pemberat untuk mengendapkan lumpur halus yang telah netral.
Zat yang diperlukan:
a. Serbuk CaCO3 1mg/1 L air
b. Al2(SO4)3 1mg/1 L air
c. CaOCl2 3mg/1 L air
d. Arang secukupnya
Cara kerja:
1. Air dipisahkan dulu dari lumpur dan kotoran yang kasar
2. Ke dalam air ditambahkan larutan Al2(SO4)3 sebanyak 1mg/L air
3. Kocok kuat-kuat agar terjadi penetralan muatan lumpur dengan sempurna, lakukan
kira-kira 10 menit
4. Tambahkan serbuk CaCO3 (batu kapur) sebanyak 1mg/L air. Kocok secara pelan-
pelan agat terjadi flokulasi dan lumpurnya mengendap. Lakukan kira-kira 5 menit
5. Tambahkan larutan Ca(OCl)2 atau kaporit sebanyak 3mg/L air
6. Biarkan kira-kira 3 jam dan saring dengan saringan pasir dan arang aktif untuk
mengambil Cl2 yang berlebih.
Cara lain dalam mengolah air secara sederhana.
Gambar 3: Alat Pengolah Air Sederhana
Sumber : http://rifqi13110018unikom.blogspot.com
1. Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh (550 liter).
2. Larutkan 60 – 80 gram bubuk kapur / gamping (4 – 6 sendok makan) ke dalam ember
kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk sampai
merata.
3. Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan lakukan pemompaan
sebanyak 50 – 100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi.
4. Larutkan 60 – 80 gram bubuk tawas (4 – 6 sendok makan) ke dalam ember kecil, lalu
masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah yang
putaran yang sama selama 1 – 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan biarkan air
dalam tangki berputar sampai berhenti dengan sendirinya dan biarkan selama 45 – 60
menit.
5. Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran yang terjadi, kemudian
tutup kembali.
6. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran saringan dan
usahakan air dalam saringan tidak meluap.
7. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika digunakan
untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.
Catatan :
Jika volume bak penampung lebih kecil maka jumlah kapur dan tawas yang dipakai harus
disesuaikan.
Jika menggunakan kaporit untuk membunuh kuman-kuman penyakit, bubuhkan kaporit
sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku. Cara pemakaiannya yaitu dimasukkan bersama-
sama pada saat memasukkan larutan kapur.
Gambar 4 : Penampang Saringan
Sumber : http://rifqi13110018unikom.blogspot.com
Bak Penyaring terdiri dari bak plastik berbentuk kotak dengan tinggi 40 cm dan luas
penampang 25 X 25 cm serta dilengkapi dengan sebuah keran disebelah bawah. Untuk media
penyaring digunakan pasir. kerikil, arang dan ijuk. Susunan media penyaring media
penyaring dari yang paling dasar keatas adalah sebgai berikut :
§ Lapisan 1: kerikilatau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm.
§ Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm.
§ Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm.
§ Lapisan 4: kerikil kecil diameter + 5 mm, ketebalan + 5 cm.
§ Lapisan 5: pasirsilika, diameter + 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm.
§ Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm.
Diantara Lapisan 4 dan 5, dan Lapisan 5 dan 6, dapat diberi spons atau kasa plastik untuk
memudahkan pada waktu melakukan pencucian saringan. Gambar penampang Penampang
Saringan, Selang Aerator dan Tangki Penampung adalah seperti tertera pada Gambar 4,
Gambar 5, dan Gambar 6.
Gambar 5 : Selang Aerator
Sumber : http://rifqi13110018unikom.blogspot.com
Pompa aerasi terdiri dari pompa tekan (pompa sepeda) dengan penampang 5 cm, tinggi
tabung 50 cm. Fungsi pompa adalah untuk menghembuskan udara kedalam air baku agar zat
besi atau mangan yang terlarut dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara
membentuk oksida besi atau oksida mangan yang dapat diendapkan. Pompa tersebut
dihubungkan dengan pipa aerator untuk menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa
ke dalam air baku. Pipa aerator terbuat dari selang plastik dengan penampang 0.8 cm, yang
dibentuk seperti spiral dan permukaannya dibuat berlubang-lubang, jarak tiap lubang + 2 cm.
Gambar : Tangki Penampung
Sumber : http://rifqi13110018unikom.blogspot.com
Terdiri dari Drum Plastik dengan volume 220 liter. Drum tersebut dilengkapi dengan dua
buah kran yaitu untuk mengalirkan air ke bak penyaring dan untuk saluran penguras. Pada
dasar Drum sebelah dalam diplester dengan semen sehingga berbentuk seperti kerucut untuk
memudahkan pengurasan. Selain itu dapat juga menggunakan tangki fiber glass volume 550
liter yang dilengkapi dengan kran pengeluaran lumpur. Tong atau tangki penampung dapat
juga dibuat dari bahan yang lain misalnya dari tong bekas minyak volume 200 liter atau dari
bahan gerabah. Fungsi dari drum adalah untuk menampung air baku, untuk proses aerasi atau
penghembusan dengan udara, untuk proses koagulasi dan flokulasi serta untuk pengendapan.
Salah satu teknologi penyediaan air minum yang modern yaitu pemurni air Pure It.
Pure It bekerja dengan 4 Tahap Pemurnian Air Canggih yang disebut Teknologi Pembunuh
Kuman, yaitu :
Gambar 7: Ilustrasi Cara Kerja Pure It
Sumber : https://pureitpemurniair.wordpress.com/cara-kerja/
Hanya dengan menuangkan air tanah atau air PAM yang biasa digunakan ke bagian atas
Pure It
1. Saringan Serat Mikro. Air yang dituang akan melewati saringan serat mikro untuk
menghilangkan kotoran yang terlihat
2. Filter Karbon Aktif. Kemudian melewati filter karbon aktif untuk menghilangkan
pestisida dan parasit berbahaya
3. Prosesor Pembunuh Kuman. Selanjutnya processor pembunuh kuman dengan
‘Teknologi Pembunuh Kuman Terprogram’ membunuh semua virus dan bakteri
berbahaya
4. Penjernih. Akhirmya, air akan melalui penjernih yang akan menghasilkan air yang
jernih, tidak berbau, dan dengan rasa yang alami
Teknologi modern lainnya yaitu life saver. Teknologi ini ditemukan oleh Michael
Pritchard pada tahun 2007, setelah melihat banyaknya korban berjatuhan akibat kekurangan
air bersih saat terjadinya tsunami tahun 2004 dan juga akibat badai Katrina tahun 2005.
(www.lifesaversystems.com, 2014).
Life saver ini sendiri berupa botol minuman sederhana, yang didalamnya terdapat
saringan. Cara kerjanya ialah, jika kita memasukan air tidak layak minum apa saja dari
bagian bawah botol (seperti air laut, air keruh bahkan lumpur), maka air tersebut langsung
disaring dan menjadi air bersih, saat diminum dari bagian atas botol tersebut.
Gambar 8 : life saver bottle
Sumber: http://cdn.hiconsumption.com/
Daftar Pustaka
_______.2010. “Air Permukaan dan Air Tanah”.
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/biologi/Hidrosfera/
materi2.html, diunduh 21 Januari 2015.
_______.2010. “Cara Kerja”. https://pureitpemurniair.wordpress.com/cara-kerja/, diunduh 21
Januari 2015.
_______. 2014. “Air” . http://id.wikipedia.org/wiki/Air, diunduh 21 Januari 2015.
_______. 2014. “Life Saver Bottle”. http://www.lifesaversystems.com/, diunduh 21 Januari
2015.
Jujubandung. 2012. “ Air Baku”. https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/02/air-baku/,
diunduh 21 Januari 2015.
Rifqi. 2011. “Proses Pengolahan Air Minum Secara Sederhana”.
http://rifqi13110018unikom.blogspot.com/2011/01/proses-pengolahan-air-minum-
secara.html, diunduh 21 Januari 2015.