Download - Tugas Tanah Dasar

Transcript
Page 1: Tugas Tanah Dasar

PENCEMARAN TANAH &AIR TANAH

Dampak Penggunaan Berlebih Pupuk Kimia di Tanah

DOSEN PEMBIMBING :

MUHAMMAD SYAHIRUL ALIM, MT

OLEH : KELOMPOK 13

AYU AZHAR WIJHAR U. H1E108027

ANDINI PUTRI TITASARI H1E108029

NASHIRATUN AMANAH H1E108038

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

DESEMBER, 2010

Page 2: Tugas Tanah Dasar

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb,

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas terselesaikannya

makalah yang berjudul “Dampak Penggunaan Berlebih Pupuk Kimia di Tanah”.

Penulis juga ingin mengucapkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan tugas makalah ini.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas makalah dalam pelajaran

Pencemaran Tanah dan Air Tanah mengenai pencemaran tanah.

Melalui makalah ini, kami juga ingin menginformasikan pada para pembaca

mengenai pencemaran tanah yang disebabkan oleh pupuk, beserta sebab mengapa

pupuk bisa menyebabkan pencemaran tanah dan cara mengatasinya.

Namun, penulis menyadari bahwa penyusun masih mempunyai kekurangan dalam

menyusun makalah ini. Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik atas

makalah ini dan kami akan memperbaikinya supaya lebih baik lagi untuk

mendatang.

Desember, 2010

Penulis

Page 3: Tugas Tanah Dasar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 TUJUAN

BAB II ISI

2.1 PENCEMARAN LINGKUNGAN

2.2 PENCEMARAN TANAH

2.3 PUPUK

2.4 SEJARAH PENGGUNAAN PUPUK KIMIA

2.5 PEMAKAIAN PUPUK KIMIA DI PERTANIAN

2.6 DAMPAK DARI PUPUK KIMIA PADA TANAH

2.7 PENANGGULANGAN PENCEMARAN

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Tugas Tanah Dasar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pupuk kimia mulai diperkenalkan pada awal tahun 70-an, untuk

meningkatkan hasil pertanian yang sebelumnya hanya melakukan pemupukan

secara tradisional. Beberapa tahun pertama memang peningkatan panen sangat

terasa manfaatnya. Program modernisasi pertanian mampu menjawab satu

tantangan ketersediaan kebutuhan pangan dunia yang kian hari terus meningkat. 

Namun setelah belasan tahun penerapan pupuk kimia, penggunaan pupuk kimia

mulai terlihat dampak dan efek sampingnya.  Bahan kimia sintetik yang

digunakan dalam pertanian seperti pupuk dan pestisida telah merusak struktur,

kimia dan biologi tanah. Resiko kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan dan

terjadinya penurunan produksi membuat ongkos produksi pertanian cenderung

meningkat. Akhirnya terjadi inefisiensi produksi dan melemahkan kegairahan

bertani.

Pupuk kimia yang sebelumnya berhasil meningkatkan produksi pertanian

mulai menunjukkan penurunan hasil. Untuk mengembalikan produktivitas, petani

mulai menambah dosis pupuk kimianya sehingga lama kelamaan biaya

operasional jadi meningkat, dan keuntungan petani semakin merosot. Penambahan

dosis pupuk kimia semakin memperparah pencemaran lingkungan terhadap tanah.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dampak buruk dari

pencemaran tanah oleh pupuk kimia yang digunakan para petani.

Page 5: Tugas Tanah Dasar

BAB II

ISI

2.1 Pencemaran lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah masuknya benda asing ke dalam

lingkungan yang menyebabkan perubahan sususan/komposisi lingkungan dari

keadaan normalnya. Pencemaran yang terjadi di lingkungan masyarakat sekarang

ini disebabkan karena tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari,

secara tidak sengaja telah menambah jumlah bahan anorganik pada tanah, perairan

dan udara.

Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan

oleh tangan manusia. Alam memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi

air yang telah tercemar dengan proses pemurnian atau purifikasi alami dengan

jalan pemurnian tanah, pasir, bebatuan dan mikro organisme yang ada di alam

sekitar kita.

Akan tetapi, jumlah pencemaran yang sangat masal dari pihak manusia

membuat alam tidak mampu mengembalikan kondisi ke seperti semula. Alam

menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi.

Sampah dan zat seperti plastik, DDT, deterjen dan sebagainya yang tidak ramah

lingkungan akan semakin memperparah kondisi pengrusakan alam yang kian hari

kian bertambah parah.

2.2 Pencemaran tanah

Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk

hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses

erosi oleh air yang mengalir sehingga kesuburannya akan berkurang. Selain itu,

menurunnya kualitas tanah juga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari

tanah.

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia

masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi

karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;

penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan

Page 6: Tugas Tanah Dasar

sub-permukaan kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;

air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung

dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,

maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.

Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia

beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada

manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya

(Wikipedia, 2010).

Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:

1. Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe

polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.

Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik

untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat

menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu

dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan

siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak

dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan

karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang

mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan

sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak

seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan

kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah

dapat menyebabkan Kematian.

2. Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia

beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat

menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan

antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat

Page 7: Tugas Tanah Dasar

memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi

akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan

tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah,

bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-

kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.

Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada

burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian

anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang

pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat

menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak

mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki

waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan

terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

2.3 Pupuk

Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang menyediakan unsur hara

bagi kebutuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung. Unsur hara

adalah kebutuhan pokok tanaman baik berupa nutrisi maupun sumber energi yang

menunjang kehidupan tanaman.  Sedikitnya ada 60 jenis unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman dan 16 unsur atau senyawa di antaranya merupakan

unsur hara esensial yang mutlak dibutuhkan tanaman untuk mendukung

pertumbuhannya.  Dari 16 unsur hara esensial, 3 diantaranya ketersediaannya di

alam melimpah. Ketiga unsur tersebut adalah karbon ( C ), hidrogen ( H ) dan

oksigen ( O ). Sedangkan sisa unsur hara lainnya didapatkan melalui pemupukan

karena ketersediaannya yang terbatas di tanah (Anonim, 2010).

Pupuk menurut macamnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :

- Pupuk organik, yaitu pupuk yang terbentuk atau dibuat secara alami tanpa

menggunakan rekayasa kimia, fisik/biologi. Contohnya pupuk kandang,

pupuk kompos, dll.

Page 8: Tugas Tanah Dasar

- Pupuk anorganik, yaitu pupuk yang terbentuk dari proses rekayasa

industry secara kimia, fisik/ biologis. Contohnya urea, NPK

(Pristiadi,2010).

Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang memiliki peranan

penting dalam peningkatan produksi dan kualitas hasil budidaya tanaman. Untuk

memenuhi standar mutu dan menjamin efektifitas pupuk, maka pupuk yang

diproduksi harus berasal dari formula hasil rekayasa yang telah diuji mutu dan

efektifitasnya. Rekayasa formula pupuk adalah serangkaian kegiatan rekayasa

yang menghasilkan formula pupuk secara kimia, fisik dan biologis. Formula

pupuk yaitu kandungan senyawa dari unsur hara makro/mikroba (Pristiadi,2010).

Pupuk organik dan anorganik telah dipakai oleh para petani di Indonesia

selama 3 dasawarsa terakhir pada masa peningkatan mutu intensifikasi di

Indonesia guna menyuburkan tanha dan meningkatkan hasil pertanian. Meskipun

begitu, selain dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil pertanian

ternyata pupuk juga memiliki andil sebagai penyebab pencemaran lingkungan

pada tanah. Pupuk dapat menyebabkan pencemaran di tanah jika penggunaannya

berlebihan (melebihi dosis yang dianjurkan) terutama pupuk anorganik (Pristiadi,

2010).

Ada beberapa jenis pupuk kimia yang sering digunakan, antara lain :

a. Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar

tinggi. Pupuk urea berbentuk butir-butir Kristal berwarna puti dengan

rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air

dan sifatnya sangat mudah mengisap air (higroskopis). Pupuk urea yang

dijual di pasaran biasanya mengandung unsure hara N sebesar 46% dengan

pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 Nitrogen.

b. Pupuk SP-36 merupakan sumber hara fosfor bagi tanaman. Pupuk SP-36

berbentuk butiran berwarna keabuan. Unsure hara fosfor yang terdapat

dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air. Pupuk ini tidak

mudah mengisap air sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi

penyimpanan yang baik. Sesuai namanya yang SP-36, kandungan hara

fosfor dalam bentuk P2O5 pada pupuk ini yaitu sebesar 36 %.

Page 9: Tugas Tanah Dasar

c. Pupuk NPK merupakan jenis pupuk majemuk yang mengandung unsure

hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K). pupuk ini berbentuk

butiran dengan bulatan besar, berwarna merah bata. Pupuk ini termasuk

pupuk yang tidak mudah menyerap air sehingga tahan lama disimpan di

gudang. Kandungan nitrogen, phosphor dan kalium pada pupuk NPK yang

dijual dipasaran ini bervariasi. Perbandingan kandungan yang paling lazim

dijual di pasaran adalah :

- 15 : 15 : 15

- 15: 15: 6 : 4

- 15 : 15 :17 : 2

Keterangan : perbandingan di atas nitrogen (%), phosphor (%), kalium (%),

magnesium (%) (Erianto, 2009).

2.4 Sejarah Penggunaan Pupuk Kimia

Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari revolusi

Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan Orde Baru untuk mendorong

produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi modern yang diadakan

sejak tahun 1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada

dekade 1980-an. Waktu itu, pemerintah mengkomando penanaman padi,

pemaksaan pemakaian bibit impor, pupuk kimia dll. Indonesia sempat mengalami

swasembada beras pada saat itu akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pada

dekade 1990-an, petani mulai kelabakan menghadapi kesuburan tanah yang

merosot, ketergantungan pemakaian pupuk kimia (anorganik) yang makin

meningkat. Untuk penggunaan pupuk anorganik, hal ini berdampak pada beberapa

hal, antara lain :

- Berbagai organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik.

- Kesuburan tanah yang merosot/tandus.

- Keseimbangan ekosistem tanah yang rusak.

- Terjadi peledakan dan serangan jumlah hama (Pristiadi, 2010).

2.5 Pemakaian Pupuk Kimia di Pertanian

Page 10: Tugas Tanah Dasar

Pada awalnya penggunaan pupuk kimia mampu meningkatkan hasil

panen, akan tetapi lama kelamaan hasil panen makin merosot dan kondisi tanah

makin lama makin tidak subur.  Dari berbagai penelitian yang mendalam dan

memakan waktu lama akhirnya diketahui bahwa kekurangan unsur biologi lah

salah satunya yang menyebabkan tanah semakin lama semakin tidak subur.  Unsur

biologi tanah dibagi menjadi dua, yaitu mikroba tanah dan hormon pertumbuhan

pada tumbuhan (Anonim, 2010).

Pupuk organik secara temporer telah meningkatkan hasil pertanian akan

tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan adanya

penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat adanya degradasi

(pencemaran) lingkungan pada lahan pertanian.

Pencemaran kimia dari pupuk merupakan pencemaran unsur-unsur hara

tamnaman. Tanah-tanah yang dipindahkan oleh erosi umumnya mengandung

unsur hara yang lebih tinggi daripada tanah yang ditinggalkan karena lapisan

tanha yang tererosi umumnya adalah lapisan atas yang subur. Akibat pencemaran

dari pemakaian pupuk organik yang terlalu banyak secara terus-menerus akan

menyebabkan unsur hara yang ada dalam tanah menrun. Di Indonesia sendiri,

sebagian besar lahan pertanian menjadi lahan kritis. Lahan pertanian yang telah

masuk dalam kondisi kritis mencapai 66% dari total 7 juta hektar lahan pertanian

yang ada di Indonesia. Kesuburan tanah di lahan- lahan yang menggunakan

pupuk anorganik dari tahun ke tahun menurun. Keberhasilan diukur dan

ditentukan dari berapa banyaknya hasil dari panen yang dihasilkan , bukan diukur

dari kondisi dan keadaan tanah serta hasil panennya. Semakin banyak hasil panen,

maka pertanian akan dianggap semakin maju (Pristiadi, 2010).

Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang sangat penting

bagi ekosistem tanah, dimana bahan organik merupakan sumber pengikat hara dan

substrat bagi mikrobia tanah. Bahan organik tanah merupakan bahan penting

untuk memperbaiki kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia maupun biologi.

Usaha untuk memperbaiki dan mempertahankan kandungan bahan organik untuk

menjaga produktivitas tanah mineral masam di daerah tropis perlu dilakukan

(Pristiadi, 2010).

Page 11: Tugas Tanah Dasar

Bahan organik yang berasal dari sisa tumbuhan dan binatang yang secara

terus menerus mengalami perubahan bentuk karena dipengaruhi oleh proses

fisika, kimia dan biologi. Bahan organik tersebut terdiri dari karbohidrat, protein

kasar, selulose, hemiselulose, lignin dan lemak. Penggunaan pupuk organik dapat

memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan populasi mikro

organisme tanah. Bahan organik secara fisik mendorong granulasi, mengurangi

plastisitas dan meningkatkan daya pegang air (Pristiadi, 2010).

Apabila tidak ada masukan bahan organik ke dalam tanah akan terjadi

masalah pencucian sekaligus kelambatan penyediaan hara. Pada kondisi seperti ini

penyediaan hara hanya terjadi dari mineralisasi bahan organik yang masih

terdapat dalam tanah, sehingga mengakibatkan cadangan total C tanah semakin

berkurang. Pupuk memiliki kandungan nitrogen di dalamnya. Unsur nitrogen

yang ada dalam pupuk ini mudah larut. Pemberian nitrogen berlebih di samping

menurunkan efisiensi pupuk, juga dapat memberikan dampak negatif di antaranya

meningkatkan gangguan hamadan penyakit akibat nutrisi yang tidak seimbang.

Oleh karena itu , perlu upaya perbaikan guna mengatasi masalah tersebut,

sehingga pengolahan sumber daya secara efektif, efisien dan aman lingkungan

dapat diberlakukan (Pristiadi, 2010).

Selain disebabkan oleh adanya penggunaan pupuk anorganik yang tidak

sesuai takaran secara rutin. Hal ini juga disebabkan pemalsuan pupuk yang dijual

kepada para petani. Pupuk palsu ini adalah pupuk yang dipalsukan atau

disamarkan kandungan zat dan kadar zat di dalamnya. Hal ini menyebabkan

tanaman dan tanah mendapat nutrisi yang tidak tepat dan dapat mengganggu

keadaan tanah maupun tanaman tersebut (Pristiadi, 2010).

2.6 Dampak Dari Pupuk Kimia pada Tanah

Alasan utama kenapa pupuk kimia dapat menimbulkan pencemaran pada

tanah karena dalam prakteknya, banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan

pupuk buatan (anorganik) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya zat-zat

organik, merusak keseimbangan zat-zat makanan di dalam tanah, sehingga

menimbulkan berbagai penyakit tanaman(Pristiadi, 2010).

Page 12: Tugas Tanah Dasar

Pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh

tumbuhan. Akan tetapi seharusnya unsure hara tersebut ada di tanah secara alami

dengan adanya siklus hara tanah misalnya tanaman yang mati kemudian dimakan

binatang pengerat/herbivora, kotorannya atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan

oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur dan lainnya. Siklus inilah yang

seharusnya dijaga, jika menggunakan pupuk kimia terutama bila berlebihan maka

akan memutuskan siklus hara tanah tersebut terutama akan mematikan organism

tanah, jadinya akan hanya subur di masa sekarang tetapi tidak subur di masa

mendatang. Untuk itu sebenarnya perlu dijaga dengan pola tetap menggunakan

pupuk oganik bukan pupuk kimia (Erianto, 2009).

Dampaknya zat hara yang terkandung dalam tanah menjadi diikat oleh

molekul-molekul kimiawi dari pupuk sehingga proses regenerasi humus tak dapat

dilakukan lagi. Akibatnya ketahanan tanah/ daya dukung tanah dalam

memproduksi menjadi kurang hingga nantinya tandus. Tak hanya itu penggunaan

pupuk kimiawi secara terus-menerus menjadikan menguatnya resistensi hama

akan suatu pestisida pertanian. Masalah lainnya adalah penggunaan Urea biasanya

sangat boros. Selama pemupukan Nitrogen dengan urea tidak pernah maksimal

karena kandungan nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60% saja. Jumlah yang

hilang mencapai 50% disebabkan oleh penguapan, pencucian (leaching) serta

terbawa air hujan (run off). Efek lain dari penggunaan pupuk kimia juga

mengurangi dan menekan populasi mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi

tanah yang sangat bermanfaat bagi tanaman (Erianto, 2009).

Lapisan  tanah yang saat ini ada sudah parah kondisi kerusakannya oleh

karena pemakaian pupuk kimia yang terus menerus dan berlangsung lama,

sehingga mengakibatkan :

Kondisi tanah menjadi keras

Tanah semakin lapar dan haus pupuk

Banyak residu pestisida dan insektisida yang tertinggal dalam tanah

Mikroorganisme tanah semakin menipis

Banyak  Mikroorganisme  yang merugikan berkembang biak dengan baik

Tanah semakin miskin unsur hara baik makro maupun mikro

Tidak semua pupuk dapat diserap oleh tanaman (Anonim, 2010).

Page 13: Tugas Tanah Dasar

2.7 Penanggulangan pencemaran

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia

beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat

menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan

antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat

memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi

akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan

tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah,

bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-

kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.

Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada

burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian

anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang

pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat

menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak

mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki

waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan

terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang

ditimbulkan oleh pencemaran tanah, diantaranya:

1. Remediasi

Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan

remediasi. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui:

1. Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi/tidak, berbahaya/tidak,

2. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut,

3. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),

4. Jenis tanah,

5. Kondisi tanah (basah, kering),

6. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,

Page 14: Tugas Tanah Dasar

7. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).

Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau

off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih

murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan

bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan

kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut

dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di

bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki

tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian

diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih

mahal dan rumit.

2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan

menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk

memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun

atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :

1. stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan

penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb

2. inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu

mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus

3. penerapan immobilized enzymes

4. penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau

mengubah pencemar.

Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan

air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan

oksigen.

Selain proses remediasi dan bioremediasi, saat ini telah dikembangan

teknologi pemupukan dengan mikroorganisme indogeneous. Teknologi ini akan

memperbaiki kesuburan lahan. Karena itu, teknologi ini disebut juga dengan

AGPI yang bermanfaat untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah

Page 15: Tugas Tanah Dasar

sehingga struktur dan tekstur tanah menjadi serasi dan sehat, yang berarti dapat

memperbaiki pertumbuhan tanaman (Erianto, 2009).

Page 16: Tugas Tanah Dasar

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah :

1. Pencemaran terjadi karena perubahan susunan lingkungan dari keadaan

normalnya yang biasanya disebabkan karena tindakan manusia dalam

pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah

bahan anorganik pada tanah, perairan dan udara.

2. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia

masuk dan merubah lingkungan tanah alami.

3. Pencemaran tanah tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi juga

pada ekosistem dan pertanian.

4. Pupuk adalah bahan kimia yang menyediakan unsur hara bagi kebutuhan

tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung yang terdiri dari pupuk

organik maupun pupuk nonorganik.

5. Penggunaan pupuk dapat meningkatkan produksi pada tanaman akan tetapi

pemakaian pupuk organik yang terlalu banyak secara terus-menerus akan

menyebabkan unsur hara yang ada dalam tanah menurun dan menurunkan

hasil pertanian.

6. Proses penanganan pencemaran tanah terdiri dari remediasi dan bioremediasi.

Page 17: Tugas Tanah Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Tanah dan Kesuburanhttp://soredistribution.orgfree.com/tiens/index.htmDiakses tanggal 25 Nopember 2010

Erianto. 2009. Dampak Pupuk Kimiahttp://eriantosimalango.wordpress.com/2009/06/03/dampak-pupuk-kimia/Diakses tanggal 25 Nopember 2010

Utomo, Pristiadi.2010. Pencemaran Tanah oleh Pupukhttp://ilmuwanmuda.wordpress.com/Diakses tanggal 25 Nopember 2010

Wikipedia. 2010. Pencemaran Tanah.http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah. Diakses tanggal 25 Nopember 2010


Top Related