Transcript
Page 1: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

MAKALAHTEKNIK KONTROL OTOMATIS DENGAN

MENGGUNAKAN KENDALI ON/OFF

Disusun Oleh :

Donny Febrianto Kusuma (1420110021)

Semester VI

Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Sains & Teknologi

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI'IYAH

JAKARTA

2014

Page 2: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas Karunia Rahmat &

Hidayah-Nya, sehingga Makalah Teknik Kontrol Otomatis ini dapat saya selesaikan.

Saya menyadari bahwa Makalah Teknik Kontrol Otomatis ini jauh dari sempurna,

mengingat keterbatasan waktu, tenaga & kemampuan yang ada sehingga kritik & saran

yang bersifat membangun sangat saya harapkan.

Semoga Makalah Teknik Kontrol Otomatis ini memberikan manfaat bagi pembaca,

terutama saya sendiri sebagai salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran yang

berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Jakarta, September 2014

Penyusun

ii

Page 3: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Maksud dan Tujuan 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Sistimatika Penulisan 2

BAB II Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split 4

2.1 Pengertian Secara Umum Tentang Sistem Kontrol Otomatis 4

2.2 Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split 7

2.3 Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split 9

2.4 Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split 13

KESIMPULAN 14

3.1 Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split 14

3.2 Kesimpulan dan Saran 16

iii

Page 4: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sistem kontrol atau kendali saat ini mulai bergeser pada otomatisasi sistem kontrol

yang menuntut penggunaan komputer, sehingga campur tangan manusia dalam

pengontrolan sangat kecil. Bila dibandingkan dengan pengerjaan secara manual, sistem

peralatan yang dikendalikan oleh komputer akan memberikan keuntungan dalam hal

efisiensi, keamanan, dan ketelitian. Kemampuan komputer, baik perangkat keras

(hardware) maupun perangkat lunak (software), dapat dimanfaatkan untuk berbagai

aplikasi pengendalian, seperti pengendalian suhu.

Pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner) memiliki banyak sekali variasi,

fungsi, dan bentuk, yang dalam hal ini disesuaikan pada bentuk dan kapasitas besarnya

ruangan yang akan menggunakan fasilitas pendingin ruangan tersebut. Salah satunya

adalah pendingin ruangan atau AC yang menggunakan sistem otomatis, dalam hal

inisudah menggunakan remote control dalam mengatur suhu atau temperatur ruangan yang

dikehendaki. Akan tetapi, pada kebanyakan pendingin ruangan atau AC, saklar on/off

dinyalakan secara manual melalui tombol pada remote.Sehingga temperatur standart yang

diinginkan berubah-ubah karena adanya keinginan tiap individu dan aktivitas individu

yang keluar masuk ruangan tersebut.Dengan alat pengontrol ini dapat menghidupkan dan

mematikan AC secara otomatis, sehingga dapat menghemat daya listrik yang dipakai pada

ruangan tersebut.

Dengan kata lain nantinya dapat menghemat pengeluaran biaya beban yang

disebabkan konsumsi penggunaan AC yang tidak efisien tersebut.Atas dasar alasan inilah,

penulis membuat sebuah sistem ON- OFF AC (Air Conditioner) berbasis mikrokontroler

ATMega16 pada ruang dengan monitoring via web. Sistem ini menggunakan

mikrokontroler ATMega16 sebagai pengendaliutama. Sebagai input, digunakan sensor

suhuLM35. LCD 16x2 (M1632) digunakan sebagai display untuk menampilkan hasil

1

Page 5: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

pembacaan suhu ruang. Sebagai pembanding atas pem- bacaan suhu ruang dengan sensor

suhu LM35, digunakan termometer analog.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang sistem kontrol otomatis pada AC Split

2. Untuk mengetahui komponen dalam sistem kontrol otomatis pada AC Split

3. Untuk mengetahui cara kerja sistem kontrol otomatis pada AC Split

1.3 Batasan Masalah

Dalam makalah ini, penulis membatasi masalah dengan cakupan materi sebagai

berikut :

1. Sensor LM35 sebagai pendeteksi suhu dalam sistem otomatisasi AC (Air Conditioner)

2. MikrokontrolerATMega16 sebagai pusat pengendali masukan dan keluaran dalam

sistemotomatisasi AC (Air Conditioner)

3. Komunikasi serial dan pemrograman mikrokontrolerATMega16untuk system

otomatisasi AC (Air Conditioner)

1.4 Sistimatika Penulisan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Batasan Masalah

1.4 Sistimatika Penulisan

BAB 2. SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA AC SPLIT

2.1 Pengertian Secara Umum Tentang Sistem Kontrol Otomatis

2.2 Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

2.3 Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

2.4 Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

BAB 3. KESIMPULAN

2

Page 6: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

3.1 Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

3.2 Kesimpulan dan Saran

3

Page 7: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

BAB II

SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA AC SPLIT

2.1. Pengertian Sistem Kontrol Otomatis

Sistem Kontrol adalah seperangkat komponen yang saling

berhubungan/dihubungkan sedemikian sehingga mampu memerintah, mengarahkan, atau

mengatur dirinya sendiri atau sistem/proses yang lain.

Kontrol automatic atau yang dikenal dengan sistem pengendalian otomatis

(automatic control system) merupakan level ke 2 dalam hirarki sistem otomasi..Dalam

sistem otomasi kegiatan pengontrolan dan monitoring yang biasa dilakukan manusia bisa

digantikan perannya dengan menerapkan prinsip otomasi. Kegiatan kontrol yang dilakukan

secara berulang-ulang, kekurang presisi-an manusia dalam membaca data, serta resiko

yang mungkin timbul dari sistem yang dikontrol semakin menguatkan kedudukan

alat/mesin untuk melakukan pengontrolan secara otomatis.

Pengendalian otomatis (automatic control) dan piranti-piranti pengontrol otomatis

dalam perkembangannya merupakan suatu disiplin ilmu sendiri yang disebut control

engineering, control system engineering. Dengan berkembangnya teknologi komputer dan

jaringan dimana konsep sistem otomasi dapat diwujudkan, ditambah dengan suatu

kecerdasan melalui program yang ditanamkan dalam sistem tersebut , maka akan semakin

meringankan tugas-tugas manusia. Derajat otomasi yang makin tinggi akan mengurangi

peranan dan meringankan tugas-tugas manusia dalam pengontrolan suatu proses.

Beberapa contoh sistem pengaturan proses-proses pada industri modern seperti:

1. Sebagai pengontrol tekanan

2. Sebagai pengontrol temperature

3. Sebgai pengontrol kelembaban

4. Sistem aliran dalam proses industri

4

Page 8: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Mathematical tools/alat matematis yang digunakan antara lain:

Penyelesaian permasalahan dengan persamaan deferensial dan integral

Transformasi Laplace dan variable-variable kompleks.

Transformasi z untuk pengaturan diskrit

Dan berbagai tools dan konsep yang lebih advanced seperti fuzzy logic, neural

network control system dll.

Sistem pengendalian digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Sistem Pengendalian “Untai Terbuka” (Open loop system ), adalah sustu system

yang tindakan pengendaliannya bebas dari keluarannya.

2. Sistem Pengendalian “Untai Tertutup”(Closed Loop System ), adalah suatu system

yang tindakan pengendalianya tergantung pada keluarannya.

2.1.1. Sistem Kendali Loop Terbuka

Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak

akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan

tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada

setiap masukan akan didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya

akan tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya sistem kendali loop terbuka dapat

digunakan jika hubungan output dan inputnya diketahui serta tidak adanya gangguan

internal dan eksternal.

Gambar 1.1 .Sistem Kendali Loop Terbuka

5

Page 9: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

2.1.2. Sistem Kendali Loop Tertutup

Gambar 1.2 Sistem Kendali Loop Tertutup

Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya berpengaruh

langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan keluaran sehingga

sama bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun terdapat gangguan pada

sistem. Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik, dimana kesalahan penggerak

adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik (berupa sinyal keluaran dan

turunannya) yang diteruskan ke pengendali / controller sehingga melakukan aksi terhadap

proses untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran mendekati harga yang

diingankan.

Contoh sistem kendali loop tertutup:

a. Sistem Kendali Loop Tertutup Manual

6

Page 10: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Gambar 1.3 Sistem Kendali Loop Tertutup Manual dari Sistem Termal

b. Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

Gambar 1.4 Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

7

Page 11: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Gambar 1.5 Sistem Kendali Modern dari Sistem boiler untuk generator

2.2 Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

AC atau Air Conditioning merupakan mesin pendingin yang sistem kerjanya

berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap. Dimana dalam siklus ini menggunakan

refrigerant sebagai fluida kerja untuk mendinginkan sebuah ruangan. Siklus refrigerasi

kompresi uap ini menggunakan empat komponen yang berperan penting dalam proses

kerjanya, diantaranya yaitu : kompressor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator.

Prinsip kerja siklus refrigerasi kompresi uap dapat dijelaskan dengan gambar 1.6 berikut

ini:

Gambar 1.6 Siklus Refrigerant

8

Page 12: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Gambar 1.7 Gambaran skematis siklus refrigerasi termasuk

perubahan tekanannya

Udara dari ruangan diserap evaporator untuk di alirkan menuju ke kompresor.

Dikompresor refrigeran yang berupa gas dikompresi untuk dinaikkan tekanannya sehingga

gas yang awalnya bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi dan temperatur

yang tinggi. Refrigerant gas yang bertekanan tinggi ini kemudian dialirkan menuju ke

kondensor untuk didinginkan dan diubah menjadi cairan yang bertekanan rendah.

Refrigerant kemudian memasuki katub ekspansi, dimana tekanan refrigerant turun drastis

ke tingkat yang lebih rendah dan temperatur yang lebih rendah. Refrigerant yang sudah

berupa uap bertekanan rendah dan bertemperatur rendah ini kemudian memasuki

evaporator untuk didistribusikan keruangan yang dikondisikan.

2.3 Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

2.3.1. Sensor Suhu LM35

LM35 merupakan salah satu jenis integrated circuit temperature sensor atau IC

sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis berupa suhu menjadi besaran elektris

tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan

jikadibandingkan dengan sensor suhu yang lain. Selain itu, sensor ini juga mempunyai

keluaran impedansi yang rendah dan linearitas yang tinggi sehingga dapat

denganmudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan

penyetelanlanjutan. LM35 memiliki koefisien sebesar 10 m Volt/°C yang berarti bahwa

setiap perubahan suhu sebesar 1° C, akan terjadi perubahan tegangan sebesar 10 m Volt.

9

Page 13: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Gambar 1.8 Sensor Suhu LM35

IC LM35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena

ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur ruang.

Jangkauan (range) sensor mulai dari -55oC sampai dengan 150oC. IC LM35 dapat dialiri

arus 60 mA dari supply sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari

0° C di dalam suhu ruangan.

2.3.2. Infrared Transceiver

Infrared transceiver adalah sistem yang terdiri atas infrared transmitter dan

receiver transmitter. Sinar infrared atau sinar infra merah merupakan sinar yang tak

nampak. Sinar inframerah merupakan sinar elektromagnetik dengan panjang gelombang

antara 700 nm sampai dengan 1 mm. Dengan panjang gelombang ini, sinar inframerah tak

akan nampak oleh mata namun radiasi panas yang dipancarkan masih dapat dirasakan.

Komunikasi infra merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai

pemancar dan modul penerima sebagai penerimanya. Sinyal yang dipancarkan oleh

pengirim (transmitter) dan diterim aoleh penerima (receiver), kemudian dikodekan sebagai

sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi logika 0 dan

1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier inframerah yang berkisar antara 30 KHz

sempai dengan 40 KHz.

2.3.3. Relay

Relay adalah saklar elektronik yang didasarkan atas elektrik dan mekanik. Kontrol

elektrik diterapkan untuk mendapatkan gerakan mekanik. Sebagai elektrik adalah

komponen yang dikendalikan oleh arus.

Pada dasarnya, relay terdiri dari lilitan kawat pada suatu inti besi lunak berubah

dari magnet yang menarik atau menolak suatu pegas sehingga kontak pun menutup atau

membuka. Ada banyak tipe relay yang kontruksinya juga berbeda tergantung jenis

kontaknya.

10

Page 14: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Gambar 1.9 Simbol Relay

Berdasarkan gambar 1.9 maka ada beberapa jenis relay yang dibedakan menurut

kontaknya.

1. Relay SPST (Single Pole SingleThrough)

Relay dengan satu induk saklar dengan satu saluran kontak (normally closed).

2. Relay DPST (Double Pole SingleThrough)

Sama seperti SPST tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerjanya

serentak/bersamaan dan satu saluran kontak (normally closed) untuk tiap saklar.

3. Relay SPDT (Single Pole Double Through)

Merupakan relay yang mempunyai satu induk saklar untuk menghubungkan dua saluran

kontak (normally closed dan normally open) yang dihubung bergantian.

4. Relay DPDT (Double Pole Double Through)

Sama seperti SPDT tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerja serentak

dan dua saluran kontak (normally closed dan normally open) untuk tiap saklar.

2.3.4. Mikrokontroler AVR ATMega16

ATMega16 berbasis pada arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing), di

mana satu instruksi dapat dieksekusi dalam satu clock, dan dapat mencapai 1 MIPS

(Million Instruction Per Second) per MHz. Mikrokontroler ATMega16 memiliki keistime-

waan dibanding jenis mikrokontroler AT89C51, AT89C52, AT80S51, dan AT89S52

yaitu pada mikrokontroler ATMega16 memiliki port input ADC 8 channel 10

bit.Mikrokontroler ATMega16 memiliki 40 pin kaki dengan konfigurasi sebagai berikut.

11

Page 15: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Gambar 2.0. Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega16

Fitur yang tersedia dalam mikrokontrolerATMega16, yaitu :

1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.

2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam portA, port B, port C, dan port D.

3. Analogto Digital Converter (ADC) 10bit sebanyak 8 input.

4. Timer/counter sebanyak 3 buah.

5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.

6. Watch dog timer dengan osilat orinternal.

7. SRAM internal sebesar 1 Kbyte.

8. Memori flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write.

9. Interrupt internal maupun eksternal.

10. Port komunikasi SPI (Serial Pheripheral Interface)

11. EEPROM (Electrically Erasable Program- mable Read Only Memory) sebesar 512

byte yang dapat deprogram saat operasi.

12. Analog komparator.

13. Komunikasi serial standar USART dengan kecepaatan maksimal 2,5 Mbp.

2.3.5. LCD (Liquid Crystal Display) M1632

LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16x2 baris yang terdiri dari

dua bagian. Bagian pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi

berbentuk huruf maupun angka.LCD ini dapat menampung dua baris, dimana makosing-

masing baris dapat menampung 16 karakter. Bagian kedua merupakan sistem yang

dibentuk dengan mikrokontroler, yang ditempelkan di balik panel LCD. Bagian

12

Page 16: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

iniberfungsi mengatur tampilan informasi serta berfungsi mengatur komunikasi LCD

M1632 dengan mikrokontroler.

Konfigurasi pin LCD M1632 dapat dilihat pada gambar 2.1.

Berikut adalah karakteristik dari LCD M1632 (16x2)

1. Tampilan 16 karakter 2 baris.

2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.

3. RAM pembangkit karakter 8 jenis (di- program pemakai).

4. RAM data tampilan 80 x 8 bit (8 karakter).

5. Duty ratio 1/16.

6. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit mikro-

prosesor.

7. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display clear),

posisi krusor awal (crusor home), tampilan karakter kedip (display character

blink), penggeseran krusor (crusor shift) dan penggeseran tampilan (display shift).

8. Rangkaian pembangkit detak (clock).

9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.

10. Catu daya tunggal +5 volt.

2.4 Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

Sebelum aktif atau mendapat inputan, rangkaian berada dalam kondisi standby.

Sensor suhu tetap bekerja meski tanpa inputan berupa password. Hal ini karena sensor

suhu LM35 hanya perlu inputan berupa power supply untuk dapat bekerja.

Sistem otomatisasi AC dikendalikan melalui remote control.Otomatisasi AC hanya

befungsi untuk menghidupkan dan mematikan AC saja (mengendalikan tombol ON/OFF

pada remote AC). Sistem ON-OF AC (Air Conditioner) ini menggunakan range suhu

antara 20° C sampai dengan 28°C. Ketika suhu ruang terdeteksi oleh sensor suhu lebih

13

Page 17: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

dari 28°C, maka mikrokontroler akan memberikan instruksi kepada remote control untuk

meng-aktifkan AC. Sebaliknya, ketika suhu ruang kurang dari 20° C, maka mikrokontroler

akan memberikan instruksi kepada remote control untuk menonaktifkan AC.

Hasil pembacaan suhu ruang oleh sensor suhu kemudian ditampilkan di LCD 16x2

(M1632) danweb. Oleh karena itu, melalui web, suhu dapat dimonitoring secara online.

Selain menampilkan suhu ruang pada saat itu, AC juga dapat dikendalikan melalui web

(ON/OFF melalui web).

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

14

Page 18: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Pengujian dari makalah ini dilakukan dengan objek manusia sebagai masukan

sensor dan lampu pijar 23 W/220 Vac sebagai plant pengganti mesin AC (Air

Conditioner). Pengujian dilakukan pada : jarak jangkauan sensor, Lamanya Objek berada

dalam ruangan, Motor stepper untuk half step dan full step. Berikut adalah hasil

pengujiannya.

3.1.1 Pengujian Jarak Jangkauan Sensor

Pada pengujian jarak jangkauan sensor ini dilakukan pada jarak objek antara 1

meter sampai 12 meter. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Jarak Objek

(Meter)

Output Sensor (Volt)Keterangan

P1 P2 P3

1 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

2 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

3 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

4 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

5 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

6 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

7 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

8 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

9 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

10 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1

10,5 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0

11 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0

12 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0

Tabel 1.1 Tabel hasil pengujian jarak jangkauan sensor.

Keterangan:

P1: Pengujian pertama

P2: Pengujian kedua

P3: Pengujian ketiga

Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa jangkauan maksimal sensor dari objek

agar dapat terdeteksi adalah 10 meter.

3.1.2 Pengujian Berdasarkan Lama Objek

15

Page 19: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Berada dalam Ruangan Pada pengujian ini dilakukan berdasarkan pada variasi

waktu lamanya objek berada dalam ruangan, yaitu pada durasi waktu < 20 menit sampai

<140 menit. Objek yang dimaksud pada ”Makalah” ini adalah manusia. Hasil pengujian

diharapkan lampu (plant pengganti AC menyala) dapat menyala sesuai dengan

perancangan yang telah ditentukan. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Durasi waktu (t) (menit) Keterangan

<20 Lampu tidak menyala

20 ≤ t < 50 Lampu menyala 30 menit

50 ≤ t < 80 Lampu menyala 60 menit

80 ≤ t < 110 Lampu menyala 90 menit

110 ≤ t < 140 Lampu menyala 120 menit

Tabel 1.2 Tabel hasil pengujian lama objek berada dalam ruangan.

Dari tabel diatas pada durasi waktu <20 menit dapat dilihat bahwa lampu tidak menyala

karena pada “Makalah” ini dirancang lampu akan menyala jika objek berada dalam

ruangan ≥20 menit. Pada durasi waktu 20 ≤ t < 50 menit, lampu menyala selama 30 menit.

Pada durasi waktu 50 ≤ t < 80 menit, lampu menyala selama 60 menit. Pada durasi

waktu 80 ≤ t < 110 menit, lampu menyala selama 90 menit. Pada durasi waktu 110 ≤ t <

140 menit, lampu menyala selama 120 menit. Dari pengujian diatas telah diperoleh hasil

yang sesuai dengan perancangan yang telah dibuat yaitu mesin AC menyala sesuai dengan

penggunaan yang diinginkan.

3.1.3 Pengujian Motor Stepper Secara Half Step dan Full Step

Pengujian pada motor stepper untuk half step dan full step dilakukan pada variasi

sudut input antara 450 sampai 3600. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

16

Page 20: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

Tabel 1.3 pengujian motor stepper half step dan full step

Pada pengujian untuk sudut – sudut istimewa pada motor stepper, baik secara half step

maupun Full step, memiliki sudut hitung yang sama, tapi untuk sudut-sudut tertentu

perputaran motor stepper secara half step memiliki sudut hitung yang lebih presisi daripada

Full step, yaitu hasil pada half step lebih mendekati referensi yang diinginkan. Adanya

perbedaan antara sudut hitung dengan referensi sudut input yang diberikan antara half step

dan full step dikarenakan sudut putar tiap step yang berbeda, yaitu 0,90/step untuk half step

dan 1,80/step untuk full step.

3.2. Kesimpulan dan Saran

3.2.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sensor PIR325 yang dilengkapi dengan fresnel lens dan pelindung mempunyai

jangkauan maksimal pendeteksian perubahan panas dalam hal ini yang berasal

dari radiasi panas tubuh manusia sejauh 10 meter.

2. Penyensoran dengan cara pemindaian (scanning) dapat mendeteksi keberadaan

orang di dalam ruangan walaupun orang tersebut tidak bergerak, karena sensor

yang bergerak akan menangkap panas tubuh manusia melalui 2 elemen sensor

dari PIR325 yang melewatinya.

17

Page 21: Tugas Makalah Sistem Kontrol Otomatis

3. Pada pengujian berdasarkan lama objek berada dalam ruangan telah diperoleh

hasil yang sesuai dengan perancangan pada sistem, yaitu lampu akan menyala

jika objek berada dalam ruangan ≥ 20 menit dan Pada durasi waktu 20 ≤ t < 50

menit, lampu menyala selama 30 menit; Pada durasi waktu 50 ≤ t < 80 menit,

lampu menyala selama 60 menit; Pada durasi waktu 80 ≤ t < 110 menit, lampu

menyala selama 90 menit; Pada durasi waktu 110 ≤ t < 140 menit, lampu

menyala selama 120 menit;

4. Pada pengujian motor stepper secara half step dan full step, besarnya sudut

hitung untuk sudut-sudut istimewa antara half step dan full step memiliki nilai

yang sama, tetapi untuk sudut-sudut tertentu half step memiliki sudut hitung

yang lebih presisi. Hal ini disebabkan karena besarnya sudut putar tiap step

yang beda, yaitu 0,90/step untuk half step dan 1,80/step untuk full step.

3.2.2. Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan dari pelaksaan tugas akhir ini adalah:

1. Sistem yang sudah dibuat masih dapat dikembangkan dan disempurnakan lagi,

misalnya pada bagian sensor agar dapat mempunyai jangkauan deteksi yang

lebih jauh lagi.

2. Makalah ini agar dapat diimplementasikan pada ruangan-ruangan yang

mempunyai mesin AC (Air Conditioner) sehingga dapat membantu dalam

usaha penghematan energi.

18


Top Related