-
TUGAS AKHIR
Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah Satu Pendekatan Dalam
Pengelolaan Sampah Yang Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Bank Sampah
Kecamatan Manggala)
Diajukan sebagai Tugas Akhir dalam Rangka Penyelesaian Studi Sarjana pada
Departemen Teknik Lingkungan
Disusun oleh :
ANDI RAHBIL FADLY. S
D121 13 303
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2017
-
i
KATA PENGANTAR
Alhadulillaahirobbil’alamiin, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah
Subhanahu Wata’ala atas segala Rahmat dan Hidayah Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Studi Pengelolaan Bank Sampah
Sebagai Salah Satu Pendekatan Dalam Pengelolaan Sampah Yang Berbasis
Masyarakat ( Studi Kasus Bank Sampah Kecamatan Manggala)”
Penyusunan tugas akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan
menyelesaikan Program Pendidikan Strata Studi Universitas Hasanuddin Program
Studi Teknik Lingkungan, Makassar.
Tugas akhir ini ini dapat tersusun berkat doa, kerjasama, semangat, dorongan,
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ing Wahyu Haryadi Piarah, M.S., M.E., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Ramli, M.T, selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, Dr. Eng. Nasruddin, S.T, M.T. selaku Wakil Dekan
II Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Daeng Paroka, S.T, M., Ph.D.
selaku Wakil Dekan III Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
3. Ibu Dr. Ir. Hj. Sumarni Hamid Aly, M.T,. selaku Ketua Departemen Teknik
Lingkungan Universitas Hasanuddin.
4. Bapak Ir. H. Muchtar Gani, MS selaku Dosen Pembimbing I
-
ii
5. Bapak DR. Eng. Ibrahim Djamaluddin, ST, M.Eng selaku Dosen Pembimbing
II
6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Departemen Teknik Lingkungan Universitas
Hasanuddin.
7. Kedua Orang tua, saudara, dan keluarga saya yang senantiasa mendukung saya
dalam penyusunan tugas akhir
8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin yang senantiasa memberi semangat dan dorongan
dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza, Semoga Allah
Azza Wa Jalla membalas semua kebaikan dengan berlipat ganda. Akhir kata, kami
sebagai penulis berharap semoga dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan
pengetahuan bagi semua pihak.
Gowa, November 2017
Penulis
-
iii
ABSTRAK
Pengelolaan sampah merupakan salah satu masalah di Kota Makassar. Bank Sampah adalah
sistem pengelolaan sampah non-organik yang berkembang pesat di Kota Makassar dan salah satunya di
Kecamatan Manggala. Penelitian tentang Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah Satu
Pendekatan Dalam Pengelolaan Sampah Yang Berbasis Masyarakat bertujuan untuk mengkaji
pengelolaan bank sampah yang berlokasi di Kecamatan Manggala dan mengkaji karakteristik bank
sampah yang dikelola di Kecamatan Manggala. Adapun jenis penelitian berdasarkan bentuk dan metode
pelaksanaan pada penelitian ini adalah survei langsung ke lokasi-lokasi bank sampah aktif di Kecamatan
Manggala dengan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, kuesioner / angket dan studi
literatur.
Mekanisme pengelolaan sampah melalui bank sampah di Kecamatan Manggala berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Pasal 5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R
melalui Bank Sampah . Yang pertama dimulai dengan memilah sampah sesuai jenis dari rumah/sumber,
lalu membawa sampah yang terpilah ke bank sampah. Selanjutnya warga melakukan pendaftaran atau
registrasi, kemudian pengurus bank sampah akan melakukan penimbangan serta pengurus akan
mencatat total sampah yang ditimbang (Kg dan Rp) dan terakhir nasabah menerima buku tabungannya.
Sementara karakteristik bank sampah yang diperoleh dalam penelitian adalah struktur pengurus bank
sampah, jumlah nasabah yang terdaftar, jenis sampah yang masuk ke bank sampah, timbulan/jumlah
sampah tiap bulan yang terkumpul dan prediksi reduksi sampah dan omset dari reduksi sampah.
Kata kunci: bank sampah, pengelolaan sampah, karakteristik
ABSTRACT
Waste management mechanism through trash bank in district Manggala based on
Environmental Ministerial Regulation on article 5 No. 13 Year 2012 on Guidelines Implementation of
3R Through Trash Bank. The first begins with sorting out the trash according to the type of home/source,
and then bring the garbage that disaggregated to the trash bank. Furthermore the citizen do the
registration, then the administrators will do the weighing and superintendent will record the total
garbage that weighed (Kg and IDR) and lastly the customer receives their saving book. Meanwhile the
characteristics of trash bank collected in research are the structure of the Executive Board of the trash
bank, the number of registered citizen, the sort of rubbish that goes into the trash bank, amount of waste
collected every month and predicted reduction of waste and the turnover of the reduction of waste.
Waste management is one of the problems in the city of Makassar. The Trash Bank is a non-
organic waste management system that grows in Makassar city and one of them located in district
Manggala. Research on the study of the management of Waste as one of the Bank's approach in A
community-based waste management aims to examine the management of the bank located in district
Manggala and to review junk characteristics that proceed in district Manggala. As for the type of
research based on the form and methods of implementation in this research is a direct survey into the
The Trash Bank locations which is active in district Manggala with data collection techniques include
observation, interview, questionnaire/question form and study literature.
Keywords: trash bank, waste management, characteristics
-
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
ABSTRAK....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 4
1.5 Batasan Penelitian........................................................................... 5
1.6 Telaah Penelitian Sebelumnya........................................................ 6
1.7 Kerangka Pemikiran........................................................................ 8
1.8 Sistematika Penulisan......................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah..........................................................................12
2.2 Klasifikasi Sampah......................................................................... 12
2.3 Sumber – Sumber Sampah..............................................................15
2.4 Pengelolaan Sampah........................................................................17
2.5 Permasalahan Pengelolaan Sampah ...............................................19
2.6 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat......................................22
-
v
2.7 Tinjauan Umum Tentang Bank Sampah.........................................24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................30
3.2 Metode Penelitian............................................................................31
3.3 Data..................................................................................................32
3.4 Variabel Penelitian..........................................................................32
3.5 Metode Penarikan Sampel...............................................................33
3.6 Metode Pengumpulan Data.............................................................36
3.7 Teknik Pengumpulan Data..............................................................36
3.8 Analisis dan Penyajian Data............................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi.....................................................39
4.2 Data dan Informasi Pengelolaan Sampah Kecamatan Manggala.....40
4.3 Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah....................................43
4.3 Karakteristik Bank Sampah Yang Dikelola Di Kecamatan
Manggala........................................................................................51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.......................................................................................63
5.2 Saran.................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penelitian Sebelumnya ................................................................................ 6
Tabel 2. Kajian Teoritis Berbagai Sistem Pengelolaan Sampah ............................... 18
Tabel 3. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 31
Tabel 4. Variabel dan Indikatornya ........................................................................... 33
Tabel 5. Latar Belakang Pendirian Bank Sampah..................................................... 51
Tabel 6. Waktu Pendirian dan Bentuk Organisasi Bank Sampah ............................ 52
Tabel 7. Struktur Kepengurusan dan Mekanisme Penetapan Pengurus .................... 52
Tabel 8. Fasilitas dan Infrastruktur Pendukung ........................................................ 55
Tabel 9. Persentase Jumlah Nasabah Bank Sampah Aktif Kec. Manggala .............. 56
Tabel 10. Penggolongan Jenis Sampah Bank Sampah Kec.Manggala .................... 57
Tabel 11. Timbulan Sampah Bank Sampah Kec.Manggala .................................... 58
Tabel 12. Reduksi Sampah Bank Sampah Kec.Manggala ....................................... 60
Tabel 13. Omset Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala.....................................61
Tabel 14. Perbandingan Hasil Perhitungan Recovery Rate di Bank Sampah Kec.
Manggala dan Kecamatan Lainnya.............................................................................62
Tabel 15. Standar Manajemen Bank Sampah............................................................64
-
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 9
Gambar 2. Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat ................................ 23
Gambar 3. Diagram Alir Penerapan 3R di Sumber Sampah .................................... 24
Gambar 4. Posisi Bank Sampah Dalam Program Pengelolaan Sampah .................. 25
Gambar 5. Diagram Alur Sistem Operasional Bank Sampah .................................. 29
Gambar 6. Peta Kecamatan Manggala ..................................................................... 30
Gambar 7. Bagan Penanganan Sampah di Kecamatan Manggala ........................... 41
Gambar 8. Persentase Komposisi Sampah Menurut Materi .................................... 42
Gambar 10. Grafik Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik................. 43
Gambar 11. Persentase Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik .......... 44
Gambar 12. Grafik Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah ............ 44
Gambar 13. Persentase Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah ..... 44
Gambar 14. Grafik Hasil Sampah Dari Rumah Sendiri ........................................... 45
Gambar 15. Persentase Sampah Dari Rumah Sendiri .............................................. 46
Gambar 16. Grafik Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah ........................... 47
Gambar 17. Persentase Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah ..................... 48
Gambar 18. Grafik Nasabah yang Sudah Pernah Mengambil Hasil Tabungan ....... 49
Gambar 19. Persentase Nasabah yang Sudah Pernah Mengambil Hasil Tabungan . 49
Gambar 20. Reduksi Sampah Bank Sampah Kecamatan Manggala.........................61
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Timbulan sampah perkotaan meningkat seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk sebagai konsekuensi dari urbanisasi yang cepat. Di negara-
negara yang sedang berkembang, pertumbuhan penduduk tidak terkendali dan
ada kecenderungan bertambahnya wilayah perkotaan. Oleh sebab itu
penambahan timbulan sampah menjadi tidak terelakkan (Visvanathan, 2006).
Kota Makassar sebagai kota metropolitan tentunya tidak luput dari
masalah persampahan. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Ibukota Provinsi
Sulawesi Selatan ini sebesar 1.449.401 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk
sangat bepengaruh pada jumlah sampah. Volume sampah di Kota Makassar
cukup tinggi. Kota dengan luasan 177.557 ha ini, mampu memproduksi
sampah hingga 550 ton, atau sekitar 4.000m2 per hari (BPS, 2016).
Oleh karena itu perlu upaya perubahan pengelolaan sampah terutama dari
paradigma lama (kumpul – angkut – buang) menjadi paradigm baru konsep 3R
(reduce, reuse, recycle). Salah satu aplikasi paradigma baru tersebut adalah
pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui bank sampah dengan
memberdayakan masyarakat di tingkat RT hingga ke kelurahan. Program Bank
Sampah ini bertujuan mengubah perilaku masyarakat dalam menangani
sampah (konsep 3R yaitu reduse reuse recycle), mengkonversi sampah
menjadi uang dan mengubah sampah menjadi input untuk perbaikan
lingkungan. Agar pelaksanaan Bank Sampah terarah, pemerintah
-
2
mengeluarkan pedoman pelaksanaannya dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012, tentang
Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle melalui Bank Sampah.
Bank sampah di Kota Makassar mulai beroperasi sejak tahun 2011
sebanyak 9 unit bank sampah. Pada tahun 2012 bank sampah di Kota Makassar
sebanyak 43 unit dengan jumlah penabung (nasabah) sebanyak 1.210 orang
atau 0,09 % dari total penduduk Kota Makassar. Hingga tahun 2015, terdapat
104 Bank Sampah di Kota Makassar. Dalam kurun waktu 5 tahun, secara
bertahap Pemkot Makassar menargetkan 200 Bank Sampah akan hadir dan
tersebar di seluruh RW Kota Makassar (Oktovianus, 2015).
Salah satu kawasan rawan sampah di Makassar adalah Kecamatan
Manggala. Kecamatan Manggala terus mengalami perkembangan dan
pertumbuhan yang pesat, baik perekonomian maupun penduduk. Pertumbuhan
penduduk Kecamatan Manggala terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun
2017 kebutuhan pelayanan pengangkutan sampah di Kecamatan Manggala
yaitu 381 m3 per hari (Dinas Kebersihan dan Pertanaman)
Sejalan dengan program Pemerintah Kota Makassar yakni Makassar
Green and Clean (MGC), seluruh wilayah di Kota Makassar dihimbau untuk
membenahi wilayah masing-masing agar dapat memperbaiki kualitas
lingkungan Kota Makassar tentunya dengan prinsip 3R yakni Reuse, Reduce
dan Recycle yang baru-baru di launching program Makassar Tidak Rantasa
(MTR). Dalam program tersebut yang menjadi prioritas kegiatannya adalah
pengelolaan sampah. Melalui bank sampah diharapkan dapat membantu
-
3
pemerintah dalam menangani masalah persampahan dan menggandeng pihak
swasta maupun sponsor untuk bersama-sama mensukseskan program
pengelolaan sampah melalui sistem bank sampah melalui pemberdayaan
masyarakat.
Untuk mengetahui keberhasilan tercapainya tujuan program bank
sampah maka diperlukan pengkajian dan analisa yang lebih mendalam lagi
mengenai pengelolaan bank sampah dengan kondisi real yang ada di lapangan.
Apakah telah sesuai antara pemahan ideal normatif dan kondisi aktual
empirisnya. Sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Studi Pengelolaan Bank Sampah Sebagai Salah Satu Pendekatan
Dalam Pengelolaan Sampah Yang Berbasis Masyarakat (Studi Kasus
Bank Sampah di Kecamatan Manggala)”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan
pokok yang akan dikaji adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pengelolaan bank sampah yang telah dilaksanakan di
Kecamatan Manggala berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Pasal 5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui Bank
Sampah ?
2. Bagaimana karakteristik bank sampah yang dikelola di Kecamatan
Manggala ?
-
4
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mengkaji sistem pengelolaan bank sampah yang berlokasi di Kecamatan
Manggala.
2. Mengkaji karakteristik bank sampah yang dikelola di Kecamatan Manggala.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dan diperoleh dari penelitian ini adalah dapat
menjadi referensi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terkait sistem
pengelolaan dan pengolahan sampah. Bagi masyarakat sendiri, penerapan dan
hasil penelitian ini dapat mengurangi jumlah sampah, mencegah pencemaran
lingkungan, meningkatkan kemandirian serta partisipasi dalam pengelolaan
sampah, memberikan nilai ekonomi yang berasal dari barang-barang yang
masih dapat didaur ulang sehingga diharapkan kualitas hidup masyarakat akan
meningkat.
Bagi pemerintah Kota Makassar diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam penanganan sampah dan
tinjauan dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
-
5
1.5 Batasan Penelitian
Batasan dari penelitian yang akan dilakukan yaitu:
1. Penelitian dilakukan pada objek studi Kecamatan Manggala, salah satu
Kecamatan di Kota Makassar.
2. Pelaksanaan bank sampah berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Pasal 5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui
Bank Sampah.
3. Karakteristik program bank sampah dilihat dari struktur organisasi
kepengurusan, jumlah nasabah, fasilitas dan infrastruktur pendukung,
penggolongan jenis sampah yang disetorkan di bank sampah, timbulan
sampah yang terkumpul selama tiga bulan dan jumlah reduksi sampah.
-
6
1.6 Telaah Penelitian Sebelumnya
Studi mengenai pengelolaan persampahan sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dengan obyek, lokasi dan
tujuan yang beragam. Berdasarkan hasil literatur yang didapat, sebagaian besar memfokuskan penelitian kepada peranserta partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah dan ada yang mengkaji tentang sistem pengelolaan sampah.
Tabel 1. Penelitian Sebelumnya
No Nama Judul Tujuan Metode Hasil
1 Fitri Wulandari Evaluasai Prospek Untuk mengkaji partisiasi Dokumentasi Hasil kajian menunjukkan bahwa bank (2014) Keberlanjutan masyarakat dalam hal Wawancara sampah sudah sesuai dengan SNI 3242-
Pengelolaan Sampah pengelolaan sampah rumah Studi Lapangan 2008. Partisipasi masyarakat dalam program
Di Bank Sampah tangga mengetahui reduksi bank sampah termasuk derajat kekuasaan
timbunan dalam kontribusinya Masyarakat karena masyarakat telah
permasalahan sampah di diposisikan sebagai salah satu stakeholder
Yogyakarta. utama dalam pencapaian visi Kota
Yogyakarta. Reduksi timbunan sampah masih
Perlu ditingkatkan karena hanya mampu
mereduksi kurang dari 25%
2 Jendrianto Efektivitas Memperoleh karakteristik Kuesioner Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Limbong (2015) Pengelolaan Sampah sampah dalam sistem Wawancara pengelolaan sampah melalui Bank Sampah
Melalui Bank Sampah pengelolaan sampah di bank Observasi lapangan Pelita Harapan secara keseluruhan belum sampah dan untuk mengetahui efektif karena pertama dari total 81 responden
efektivitas pelaksanaan bank hanya 47 yang menjadi nasabah bank sampah.
sampah dalam sistem Kedua harga yang ditetapkan bank sampah
pengelolaan sampah. lebih rendah dari harga yang ada di pengepul
sampah, sehingga masyarakat lebih memilih
menjual ke pengepul sampah. Dalam teknik
operasional,aspek kelembagaan, pemantauan
dan evaluasi sudah efektif.
-
7
Tabel 1. Penelitian Sebelumnya (lanjutan)
No Nama Judul Tujuan Metode Hasil
3 Muhammad Analisis Implementasi Tujuan yang ingin dicapai dari Deskriptif Kualitatif Terlaksananya seluruh indikator implementasi Marwan Tasdir Kebijakan Bank penelitian ini adalah mengetahui Dengan pengumpulan pelaksanaan bank sampah pada setiap bank
(2016) Sampah Di Kota bagaimana implementasi dari data menggunakan Sampah yang menjadi informan dalam
Makassar kebijakan Bank Sampah Di Kota metode wawancara, penelitian dengan pelaksanaan teknisnya yang
Makassar. kuesioner, observasi disesuaikan pada kondisi dan kebutuhan
dan dokumentasi. masing-masing. Dan hadirnya bank sampah
menjadi solusi baru dalam penanganan
masalah persampahan di Kota Makassar
dengan berbasis pada sistem 3R. Dilihat pula
dari kinerja yang dihasilkan bank sampah telah
mereduksi sebanyak ±307 ton sampah, dengan
omzet Rp. 704.813.720
4 Muhammad Kajiann Bank Sampah Mengetahui keadaan serta Metode survei dengan Timbulan sampah yang dapat dikelola bank Rubiyannor Sebagai Alternatif kondisi bank sampah serta aspek teknik analisa data Sampah adalah 11.156,14 kg, tingkat prioritas
(2016) Pengelolaan Sampah teknis dari perencenaan bank diskriptif kualitatif Faktor bank sampah adalah pemahaman dan
Domestik Di Kota sampah induk Kota Banjarbaru dengan cara Pengelolaan sampah, sarana dan prasarana, dan
Banjarbaru Dan mengetahui kajian SWOT pengumpulan data fasilitator .Dan diperoleh hasil kekuatan,
Bank sampah di kota Banjarbaru wawancara, kuesioner, kelemahan, peluang dan ancaman pada bank
dan observasi lapangan. Sampah.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam menganalisis ke dua tujuannya digunakan cara yang berbeda-beda.
Tujuan pertama menggunakan analisis perbandingan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Pasal 5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah dengan kondisi aktual di Bank Sampah. Tujuan kedua menggunakan analisis dengan cara
wawancara mendalam, kuesioner dan observasi lapangan untuk mengetahui karakteristik Bank Sampah serta menggunakan analisis
hitungan dengan mengacu pada besaran sampah kg/orang/hari dari SNI 19-3964-1994 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah
-
8
1.7 Kerangka Pemikiran
Perkotaan pada umumnya akan mengalami masalah Urbanisasi yang
akan membuat peningkatan pesat terhadap jumlah penduduknya. Begitu pula
yang terjadi di Kota Makassar. Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi
Sulawesi Selatan merupakan kota yang berpenduduk padat. Kepadatan
penduduk itu terus bertambah seiring dengan adanya urbanisasi. Pertambahan
jumlah penduduk yang terjadi di Kota Makassar akan memberikan
kesempatan bagi pertambahan volume sampah. Jika hal ini tidak terkendali
akan berakibat pada tercemarnya lingkungan. Salah satu kawasan rawan
sampah di Makassar adalah Kecamatan Manggala. Kecamatan Manggala
terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang pesat, baik
perekonomian maupun penduduk.
Pemerintah hanya dapat mengangkut 60%-70% dari total sampah yang
ada di Kota Makassar itupun TPA Tamangapa selaku tempat pembuangan
akhir untuk sampah Kota Makassar sudah overload. Keterbatasan ini adalah
celah bagi timbulnya timbunan-timbunan sampah jika tidak segera ada
alternatif dalam pengelolaan sampah yang efektif dan efisien. Munculnya
paradigma baru tentang pengelolaan sampah yang menerapkan pendekatan
sumber (rumah tangga) selaku produsen sampah dengan prinsip 3R mendasari
program bank sampah di Kota Makassar. Program bank sampah ini
mengharuskan kemandirian dari setiap masyarakat dalam pengelolaan
sampahnya. Bank sampah dinilai dapat menjadi solusi masalah pengelolaan
sampah terutama sampah-sampah rumah tangga. Oleh karena itu, penulis
-
9
ingin mengetahui sistem pengelolaan Bank Sampah apakah sudah sesuai
dengan mekanisme yang ada sehingga bisa menjadi solusi mengatasi
permasalahan pengelolaan sampah di Kota Makassar dengan mengkaji sistem
pengelolaan sampah berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Pasal
5 No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah
dan mengkaji karakteristik bank sampah yang ada di Kecamatan Manggala.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Urbanisasi mengakibatkan meningkatnya
jumlah penduduk Kota Makassar
Permasalahan Sampah:
Meningkatnya Volume Sampah
TPA Tamangapa overload
Pengelolaan sampah dengan pendekatan
sumber (rumah tangga) dengan prinsip 3R
BANK SAMPAH
Sistem Pengelolaan Sampah
Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup No. 13 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pelaksanaan 3R melalui
Bank Sampah
Karakteristik
Bank Sampah
Reduksi Timbulan Sampah
-
10
1.8 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang studi yang mendasari
pengangkatan tema pada tugas akhir ini, permasalahan yang berisi
tentang masalah yang hendak dipecahkan oleh penulis, tujuan yang
ingin dicapai, manfaat yang diharapkan, batasan masalah untuk
mempersempit ruang lingkup, dan sistematika penulisan laporan
yang dipakai dalam tugas akhir ini sehingga bisa dipahami secara
sistematis.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori-teori dasar yang mendukung penelititan
pengelolaan sampah perkotaan serta Standar Nasional Indonesia
tentang persampahan di pemukiman.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang urutan pengerjaan yang dilakukan
dalam penelitian yang berupa survei dan investigasi langsung di
lapangan.
BAB IV. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil yang diperoleh setelah melakukan
penelitian.
-
11
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi menjelaskan hasil penelitian dan kesimpulan dari
penyelesaian masalah yang diangkat dan memberi saran bagi
penelitian selanjutnya untuk pengembangan lokasi di masa
mendatang.
-
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang punya dan
bersifat padat (Soemirat, 1996). Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008,
tentang Pengelolaan sampah menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengertian
sampah menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
Pengelolaan Sampah Perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari
bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus
dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan.
Berdasarkan berbagai pengertian di atas , maka secara sederhana sampah
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari kegiatan atau aktivitas
manusia atau mahluk hidup lainnya yang berbentuk padat yang tidak
diinginkan lagi dan dianggap tidak berguna pada waktu tertentu.
2.2 Klasifikasi Sampah
a) Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Thn 2008 Sampah
yang dikelola berdasarkan undang-undang ini terdiri atas:
1) Sampah rumah tangga, sampah ini berasal dari kegiatan
sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan
sampah spesifik.
-
13
2) Sampah sejenis sampah rumah tangga sampah ini berasal dari
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum dan/ atau fasilitas lainnya.
3) Sampah spesifik, sampah ini meliputi: sampah yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun, sampah yang timbul akibat bencana,
puing bongkaran bangunan, sampah yang secara tekologi belum
dapat diolah, dan/atau sampah yang timbul tidak secara periodik.
b) Berdasarkan Asalnya
Secara umum, jenis sampah berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi 2
(dua) yaitu sampah organik dan sampah anorganik (Mallongi dan Saleh,
2015):
1) Sampah Organik
Sampah organik terdiri dari bahan- bahan penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil dari alam atau dihasikan dari kegiatan rumah
tangga, pertanian, perkantoran, dan kegiatan lain. Sampah ini
dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Sampah organik itu
adalah sampah dari dapur seperti sisa makanan, sayuran, kulit buah,
rampah-rempah dan lain-lain.
2) Sampah Anorganik
Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui
seperti mineral, minyak bumi, dan atau dari proses industri.
Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
-
14
alumunium. Sebagai zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat di
urai oleh alam, sedangkan sebagaian lainya hanya dapat diurai
dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini dalam tingkat
rumah tangga dalam bentuk botol kaca, botol plastik, tas plastik, dan
kaleng. Kertas, koran dan karton yang berupa perkecualian.
Berdasarkan asalnya, kertas, koran dan karton termasuk sampah
organik. Tetapi karena kertas, koran dan karton dapat di daur ulang
seperti sampah anorgaik lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik),
maka dimasukkan kedalam kelompok sampah anorganik.
c) Berdasarkan Sifatnya
Secara garis besar sampah dapat di golongakan sebagai berikut (Mallongi
dan Saleh, 2015):
1) Degradable waste (sampah yang mudah membusuk atau terurai).
Sampah ini dapat diurai secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob maupun anaerob misalnya: sisa makanan, sayuran, daging dan
lain-lain.
2) Non-Degradable waste (sampah tidak mudah terurai atau
membusuk) yaitu: plastik, kaleng bekas dan lain-lain. Jenis sampah
ini dapat dibagi lagi menjadi:
a. Recyclable, sampah yang dapat diolah dan digunakan
kembali karena memiliki nilai ekonomis seperti plastik,
kertas, pakaian dan lainya.
-
15
b. Non-reccyable, sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi
dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra
pacs,carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
3) Combustable waste (sampah yang mudah terbakar), misalnya kertas,
daun-daun kering, dan lain-lain.
4) Non- Combustable waste (sampah yang tidak mudah terbakar),
misalnya: besi, kaleng bekas, gelas dan lain-lain.
2.3 Sumber-Sumber Sampah
Sampah yang dikelola oleh pemerintah kota di Indonesia sering dikategorikan
dalam beberapa kelompok, yaitu (Damanhuri, 2010):
a. Sampah dari rumah tinggal: merupakan sampah yang dihasilkan dari
kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut dengan istilah
sampah domestik. Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah
berupa sisa makanan, plastik, kertas, karton, kain, kayu, kaca, daun, logam
dan kadang-kadang sampah berukuran besar seperti dahan pohon. Praktis
tidak terdapat sampah yang biasa dijumpai di negara industri seperti mebel,
TV bekas, kasur dll. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang di
tempati oleh sebuah keluarga, atau sekelompok rumah yang berada dalam
suatu kawasan pemukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah
susun. Dari rumah tinggal tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan
B3 (bahan berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterei, lampu TL, sisa
obat-obatan, oli bekas, dll.
-
16
b. Sampah dari daerah komersial : sumber sampah dari kelompok ini berasal
dari pertokoan, pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari
sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca,
logam dan juga sisa makanan. Khusus dari pasar tradisional banyak
dihasilkan sisa sayur, buah, makanan yang mudah membusuk. Secara
umum sampah dari sumber ini adalah mirip dengan sampah domestik tetapi
dengan komposisi yang berbeda.
c. Sampah dari perkantoran/institusi : sumber sampah dari kelompok ini
meliputi perkantoran, sekolah, rumah sakit, lembaga pemasyrakatan dll.
d. Sampah dari jalanan/ taman dan tempat umum : sumber dari sampah ini
dapat berasal dari jalan kota, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran
drainase kota dll. Dari daerah ini umumnya di hasilkan sampah berupa
daun/dahan pohon, pasir/lumpur, sampah umum seperti plastik, kertas dan
lain-lain.
e. Sampah dari industri dan rumah sakit yang sejenis dengan sampah kota :
kegiatan umum dari industri dan rumah sakit tetap menghasilkan sampah
sejenis sampah domestik, seperti sisa makanan, kertas, plastik dan lain-lain.
Yang perlu mendapat perhatian adalah, bagaimana sampah yang tidak
sejenis sampah kota tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan
sampah kota.
-
17
2.4 Pengelolaan Sampah
Menurut PP No. 81 tahun 2012, tentang Pengelolaan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengelolaan sampah dimulai dari sumber, pewadahan,
pengumpulan, transfer/pemindahan dan transport/pengangkutan, pengolahan
serta pembuangan akhir. Pengurangan meliputi pembatasan timbulan, pendaur
ulangan sampah dan atau pemanfaatan kembali sampah. Penanganan sampah
meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pemrosesan
akhir sampah.
Dalam perencanaan sistem pengelolaan persampahan suatu kota perlu
diketahui data awal berupa timbulan, komposisi dan karakteristik sampah,
sehingga pengelolaan persampahan mulai dari sumber, pewadahan,
pengumpulan, transfer dan transpor, pengolahan serta pembuangan akhir akan
lebih optimal. Timbulan (kuantitas) sampah merupakan volume sampah atau
berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per
satuan waktu.
Ada beberapa kajian teoritis sistem pengelolaan sampah (Suwerda, 2012).
Analisisnya seperti terlihat pada Tabel 2. Pada tabel terlihat perbandingan
antara sistem pengelolaan sampah konvensional/tradisional, kumpul-angkut-
buang, mandiri dan proaktif, serta bank sampah.
-
18
Tabel 2. Kajian Teoritis Berbagai Sistem Pengelolaan Sampah Item Analisis Sistem Pengelolaan sampah
No Pengelolaan Konvensional/ Kumpul – Mandiri dan Bank Sampah
Sampah
Tradisional Angkut - Buang produktif I. Prinsip
pengelolaan
1. Pemilahan Tidak dipilah Tidak dipilah Dipilah Dipilah
2. Pengumpulan Dikumpulkan Dikumpulkan Dikumpulkan Dikumpulkan dalam dalam wadah dalam wadah, dalam wadah wadah ( campuran ) dipo, pool ( terpilah ) ( terpilah )
container ( campuran )
3. Pengangkutan Warga Menggunakan Ada petugas Penabung
sampah membawa truk terbuka, truk dari warga yang membawa ke bank sampah hidrolik container mengambil sampah
tercampur ke sampil terpilah bak sampah ke LPS
4. Pembuangan Dibawa ke bak Ke LPA dengan Sampah yang Di olah dibank
atau sampah dan open dumping tidak dapat sampah dan sampah pengolahan dibakar atau atau sanitary dimanfaatkan yang tidak dapat
ditimbun landfill dibawa ke LPA dimanfaatkan di bawa ke LPA
5. Jumlah sampah Banyak Banyak Sedikt Sedikit yang dibuang
6. Restribusi Tidak bayar Bayar Tidak bayar Tidak bayar
7. Mekanisme Tidak ada Tidak ada Tidak ada Mendapat nomor
menabung rekening, buku tabungan, dan uang
hasil tabungan
8. Pelaksanaan Individual Kumpul, angkut, Komunal, satu Individual dan
pengelolaan buang kampung komunal sampah
9. Cakupan Individu Individu, Warga satu Warga lebih dari
pelayanan kelompok kampung satu kampung, institusi/lembaga
atau sekolah
II. Dampak di Pencemaran Pencemaran Dampak Dampak
bidang udara/air udara/air ditempat pencemaran pencemaran kesehatan ditempat lain berkurang berkurang
dihasilkan sampah
III. Dampak Tidak ada Tidak ada Warga terbiasa Warga terutama
terhadap memilah anak terbiasa
pendidikan sampah memilah dan menabung sampah sejak dini
IV. Dampak Tidak ada Tidak ada Menambah Menambah
terhadap sosial penghasilan penghasilan warga ekonomi warga dari hasil dari hasil tabungan penjualan sampah dan dari produk daur hasil penjualan ulang sampah produk daur ulang
sampah Sumber : Suwerda, 2012
-
19
2.5 Permasalahan Pengelolaan Sampah
Masalah-masalah pokok dalam pengelolaan persampahan kota (Damanhuri
dan Padmi, 2004) diantaranya yaitu :
1. Perbedaan tingkat sosial budaya penduduk kota
2. Sirkulasi dana serta prioritas penanganan yang relatif rendah dari
pemerintah daerah merupakan masalah umum dalam skala nasional
3. Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju pengemas
makanan yang tidak dapat terurai seperti plastik
4. Keterbatasan sumber daya manusia
5. Pengembangan perancangan peralatan persampahan yang bergerak sangat
lambat
6. Partisipasi masyarakat yang masih kurang terorganisir di lapangan
Kariskou, dkk (2009) menyatakan bahwa permasalahan sampah disebabkan
oleh ketidakmampuan pemerintah dalam penanganan sampah. Peneliti
berpendapat bahwa permasalahan sampah tidak hanya disebabkan oleh
ketidakmampuan pemerintah, akan tetapi disebabkan peran serta masyarakat
yang masih kurang.
Sampah yang merupakan permasalahan penting yang sulit diselesaikan. Hal
ini disebabkan karena permasalahan sampah menyangkut banyak hal
diantaranya, aspek kesehatan, lingkungan, sosial, budaya, bahkan politik.
Menangani sampah secara sederhana (konvensional) sebenarnya sangat mudah
dilakukan, yaitu dengan membakar, mengumpulkan di tempat pembuangan
-
20
akhir (TPA), atau dengan menimbun secara langsung. Namun cara seperti itu,
tidak menjadikan permasalahan sampah tuntas.
Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan,
tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan.
Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan agar sampah tidak
menggunung dan menyebabkan kerusakan lingkungan yaitu menerapkan
prinsip 3R yaitu :
1. Reduce (mengurangi sampah); sebisa mungkin lakukan minimalisasi
barang atau material yang kita pergunakan. Beberapa cara diantaranya:
Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong
plastik pembungkus barang belanjaan
Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada
membeli botol baru ataupun shaset sekali pakai setiap kali habis
Membeli susu, makanan kering, deterjen dan lain-lain dalam paket
yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume
yang sama
2. Reuse (memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang
yang bisa dipakai kembali. Beberapa cara diantaranya :
Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
Memanfaatkan kantong plastic bekas kemasan belanja untuk
pembungkus
-
21
Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan
tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan
lainnya
3. Recycle (mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yang sudah
tidak berguna lagi bisa didaur ulang. Beberapa cara diantaranya :
Mengumpulkan kertas, majalah dan surat kabar bekas untuk di
daur ulang
Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur
ulang
Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya
hasil daur ulang
Pengolahan sampah adalah perlakuan terhadap sampah yang bertujuan
memperkecil atau menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
lingkungan. Cara penyelesaian yang ideal dalam penanganan sampah di
perkotaan adalah dengan cara membuang sampah sekaligus memanfaatkannya
sehingga selain membersihkan lingkungan, juga menghasilkan kegunaan baru.
Hal ini secara ekonomi akan mengurangi biaya penanganan (Murthado dan
Said, 1987).
-
22
Beberapa permasalahan yang mungkin timbul dalam sistem pengelolaan
sampah yaitu :
a. Dari segi pengumpulan sampah dirasa kurang efisien karena mulai dari
sumber sampah sampai ke tempat pembuangan akhir, sampah belum
dipilah-pilah sehingga kalaupun akan diterapkan teknologi lanjutan
berupa composting maupun daur ulang perlu tenaga untuk pemilahan
menurut jenisnya sesuai dengan yang dibutuhkan dan hal ini akan
memerlikan data maupun menyita waktu.
b. Pembuangan akhir ke TPA dapat menimbulkan masalah, diantaranya :
1) Memerlukan lahan yang besar bagi tempat pembuangan akhir (TPA)
sehingga hanya cocok bagi kota yang masih mempunyai banyak
lahan yang tidak terpakai. Apalagi bila kota menjadi semakin
bertambah jumlah penduduknya, maka sampah akan menjadi
bertambah juga sehingga lahan TPA yang diperlukan menjadi
bertambah luas.
2) Biaya operasional sangat tinggi bagi pengumpulan, pengangkutan
dan pengolahan lebih lanjut. Apalagi bila letak TPA jauh dan bukan
di wilayah ekonomi.
2.6 Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat adalah penanganan sampah yang
melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mengatasi sampah secara
terorganisir pada tahap penimbulan, pengumpulan, pengolahan dan
-
23
pemrosesan akhir terhadap sampah yang dihasilkan, (Iswanto, 2005).
Pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat ini sebagian sudah
dilakukan dengan memilah sendiri sampah rumah tangganya dan kemudian
menjualnya ke pengepul untuk sampah yang laku dijual. Bahkan ada sebagian
masyarakat yang memulung sampah yang ada dilingkungannya untuk dijual ke
pengepul. Namun sistemnya belum terorganisir dan hanya dilakukan oleh
sebagian kecil masyarakat saja.
Prinsip pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti pada Gambar 1
berikut ini. Alur pelaksanaan 3R di masyarakat dapat dilihat pada Gambar 2
berikut ini.
Gambar 2. Prinsip Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
Sumber: Iswanto 2005
-
24
Gambar 3. Diagram Alir Penerapan 3R di Sumber Sampah
Sumber: Iswanto 2005
2.7 Tinjauan Umum Tentang Bank Sampah
1. Pengertian dan Fungsi Bank Sampah
Menurut permen LH RI No 13 Tahun 2012 Bank Sampah adalah
tempat pemilihan dan pengumpulan sampah yang dapat di duar ulang dan
atau digunakan ulang yang memiliki nilai ekonomi. Bank Sampah
merupakan tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis
sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang
mempunyai nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir
sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan
manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang
disetorkan nasabah adalah uang. Akan tetapi, dalam bank sampah yang
disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan
pengelola bank sampah harus orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki
-
25
jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
(YPN, 2015).
Gambar 4. Posisi Bank Sampah Dalam Program Pengelolaan Sampah
2. Standar Manajemen Bank Sampah
Merujuk pada Permen LH No 13 Tahun 2012 berikut adalah standar
menajemen dalam bank sampah;
1) Penabung Sampah;
a. dilakukan penyuluhan Bank Sampah paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) bulan
-
26
b. setiap penabung diberikan 3 (tiga) wadah/tempat sampah
terpilah
c. penabung mendapat buku rekening dan nomor rekening
tabungan sampah
d. telah melakukan pemilahan sampah
e. telah melakukan upaya mengurangi sampah.
2) Pelaksana Bank Sampah;
a. menggunakan alat pelindung diri (APD) selama melayani
penabung sampah
b. mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah
melayani penabung sampah
c. direktur Bank Sampah berpendidikan paling rendah
SMA/sederajat
d. telah mengikuti pelatihan Bank Sampah
e. melakukan monitoring dan evaluasi (monev) paling sedikit 1
(satu) bulan sekali dengan melakukan rapat pengelola Bank
Sampah
f. jumlah pengelola harian paling sedikit 5 (lima) orang
g. pengelola mendapat gaji/insentif setiap bulan.
3) Pengepul/pembeli sampah/industri daur ulang;
a. tidak melakukan pembakaran sampah
b. Mempunyai naskah kerjasama/mou dengan Bank Sampah
sebagai mitra dalam pengelolaan sampah
-
27
c. mampu menjaga kebersihan lingkungan seperti tidak adanya
jentik nyamuk dalam sampah kaleng/botol
d. mempunyai izin usaha.
4) Pengelolaan sampah di Bank Sampah;
a. sampah layak tabung diambil oleh pengepul paling lama sebulan
sekali
b. sampah layak kreasi didaur ulang oleh pengrajin binaan Bank
Sampah
c. sampah layak kompos dikelola skala RT dan/atau skala komunal
d. sampah layak buang (residu) diambil petugas PU 2 (dua) kali
dalam 1 (satu) minggu
e. cakupan wilayah pelayanan Bank Sampah paling sedikit 1 (satu)
kelurahan (lebih besar dari 500 (lima ratus) kepala keluarga)
f. sampah yang diangkut ke TPA berkurang 30-40 % setiap
bulannya
g. jumlah penabung bertambah rata-rata 5-10 penabung setiap
bulannya
h. Adanya replikasi Bank Sampah setempat ke wilayah lain.
5) Peran pelaksana Bank Sampah;
a. sebagai fasilitator dalam pembangunan dan pelaksanaan Bank
Sampah
b. menyediakan data “pengepul/pembeli sampah“ bagi Bank
Sampah
-
28
c. menyediakan data “industri daur ulang”
d. memberikan reward bagi Bank Sampah
catatan: Fasilitator adalah orang yang memfasilitasi
keperluan pembangunan dan pelaksanaan Bank
Sampah, antara lain:
1. membantu dalam memfasilitasi penggalangan dana
corporate social responsibility (CSR);
2. penyediaan infrastruktur, sarana dan prasarana bagi
berdirinya Bank Sampah;
3. pengurusan perijinan usaha Bank Sampah;
4. Membantu dalam memasarkan produk daur ulang
sampah (kompos, kerajinan).
-
29
3. Proses Pengelolaan Sampah di Bank Sampah
Untuk melihat proses atau pengelolaan sampah rumah tangga di bank
sampah dapat dilihat pada diagram alur berikut ini :
Gambar 5 : Diagram Alur Sistem Operasional Bank Sampah
-
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Manggala salah satu dari 14
kecamatan yang berada di kota Makassar. Luas wilayah kecamatan
Manggala adalah 24,14 km2 atau 13,73 % dari luas Kota Makassar. Letak
Geografis kecamatan Manggala adalah 5,1752°LS 119,4935°BT. Dengan
jumlah penduduk sebesar 115.757 pada tahun 2017.
Gambar 6. Peta Kecamatan Manggala
-
31
2. Waktu Penelitian
Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
Izin di lokasi √
penelitian Observasi
√
lokasi √
penelitian
Penyusunan √
Bab 1-3
Pengumpulan √ √ √
data Pengolahan
data dan Bab √
4
Penarikan √
kesimpulan
dan Bab 5
Penulisan √
Laporan
Tabel 3. Jadwal Penelitian
3.2 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaan
pada penelitian ini adalah survei. Menurut Tika (2005) “yang dimaksud survei
adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar
data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan”. Survei
dipilih karena memiliki keuntungan seperti berikut ini :
Dilibatkan oleh banyak orang untuk mencapai generasi atau
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.
Sering tampil masalah-masalah yang sebelumnya tidak diketahui.
Dapat dibenarkan atau mewakili teori tertentu.
Biaya lebih rendah karena waktunya lebih singkat.
-
32
3.3 Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Primer
Adapun data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari
lapangan yaitu:
a. Jenis sampah
b. Jumlah timbunan sampah
2. Sekunder
Data sekunder adalah buku, jurnal, data dari Badan Pusat Statistik Kota
Makassar, dan dokumen penting lain yang berkaitan dengan tema
penelitian. Sumber sekunder ini dimaksudkan untuk memperkaya
pengetahuan dan mempertegas analisis persoalan yang sedang diteliti.
Penulis akan melakukan pencarian data tertulis mengenai kegiatan Bank
Sampah di Kecamatan Manggala.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2002) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal
yaitu Pengelolaan Bank Sampah. Meskipun menggunakan variabel tunggal,
akan dipaparkan indikator-indikator dan variabel tunggal tersebut. Untuk lebih
jelasnya, berikut merupakan variabel dan indikator yang dimaksud:
-
33
Tabel 4. Variabel dan Indikatornya
Variabel Indikator
Pengelolaan Bank Sampah
1. Input a. Jenis Sampah b. Sumber Daya Manusia
2. Proses a. Pemilahan b. Pengumpulan c. Penimbangan dan Pencacatan d. Penjualan Sampah
3. Output a. Perubahan volume sampah
Sumber : Arikunto (2002:9)
3.5 Metode Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mengetahui karakteristik
bank sampah, dilakukan penyebaran kuesioner/angket kepada masyarakat yang
menjadi nasabah di bank sampah yang berlokasi di Kecamatan Manggala
dengan menggunakan metode Simple Random Sampling, dengan pertimbangan
keterbatasan waktu dan biaya dari penulis.
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960),
sebagai berikut:
𝐧 =𝑵
𝟏 + 𝑵 𝒆𝟐
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (asumsi)
-
34
Diketahui Kecamatan Manggala:
Jumlah populasi nasabah (7 BSU) N = 949 Nasabah
Batas toleransi kesalahan (asumsi) e = 10% (0,1)
Maka,
𝐧 =949
1+949(0,1)2
𝐧 =949
1+949(0,01)
𝐧 =949
10,49
𝐧 = 90,46
𝐧 = 90 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛)
Dengan demikian jumlah responden yang diambil sebanyak 90 orang.
Perhitungan proportionate stratified random sampling:
𝐧 =𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 (𝑥)
𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 (∑ 𝑥) × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑛)
Maka,
1) Bank Sampah Lisana
𝐧 =92
949× 90
𝐧 = 8,7 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 9
2) Bank Mekar Swadaya
𝐧 =158
949× 90
𝐧 = 14,9 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 15
-
35
3) Bank Sampah Bina Lestari
𝐧 =105
949× 90
𝐧 = 9,9 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 10
4) Bank Sampah Bontobila
𝐧 =210
949× 90
𝐧 = 19,8 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 20
5) Bank Sampah Lamber Borong
𝐧 =118
949× 90
𝐧 = 11,1 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 11
6) Bank Sampah Samaturu
𝐧 =35
949× 90
𝐧 = 3,3 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 3
7) Bank Sampah Bina Manggala
𝐧 =231
949× 90
𝐧 = 21,9 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 22
Sehingga dari keseluruhan sampel kelas tersebut adalah:
9 + 15 + 10 + 20 + 11 + 3 + 22 = 90 sampel.
-
36
3.6 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang diambil
langsung di lapangan, yaitu:
• Struktur organisasi bank sampah
• Jumlah nasabah
• Jenis sampah
• Data timbulan sampah
• Peta topografi Kecamatan Manggala
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan:
1. Observasi Lapangan
Menurut Jogiyanto (2008) observasi merupakan teknik atau
pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati
langsung obyek datanya. Observasi ini di lakukan di lokasi penelitian,
yaitu bank sampah di wilayah Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara yaitu pewawancara, mengajukan pertanyaan yang
dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah
penelitian, kepada seorang yang diwawancarai (Kerlinger dalam Sanapiah,
1995). Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur
dengan jadwal wawancara yang telah dipersiapkan secara cermat untuk
memperoleh wawancara yang relevan dengan masalah penelitian.
-
37
Wawancara terstruktur ini adalah wawancara yang secara langsung antara
peneliti dengan responden menggunakan pedoman wawancara.
3. Kuesioner atau Angket
Menurut Sugiyono (2008) “Angket atau kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab”. Jenis kuesioner / angket yang digunakan adalah dengan
menggabungkan kuesioner terbuka dan tertutup agar didapatkan hasil yang
lebih akurat.
4. Studi Literatur
Nazir (2005) menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi
literatur, selain dari mencari sumber data sekunder yang akan
mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana
ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang. Dalam hal
ini peneliti melakukan pengumpulan data berdasarkan dokumen yang ada,
baik berupa laporan catatan, berkas atau bahan-bahan tertulis lainnya dari
pihak yang berkompeten yang berupa dokumen resmi dan relevan dengan
ruang lingkup penelitian dan dapat dijadikan referensi.
-
38
3.8 Analisis dan Penyajian Data
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan metode
analisis dan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Persentase komposisi sampah
Persentase komposisi sampah dapat dilakukan dengan cara:
%𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ =𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔−𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑥 100%
2. Prediksi jumlah timbulan sampah yang dihasilkan dalam sebulan
0,5 𝑘𝑔/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 30 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 15 𝑘𝑔/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
3. Participation Rate
%𝑃𝑎𝑟𝑡𝑡𝑖𝑐𝑖𝑝𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑛𝑎𝑠𝑎𝑏𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝑥 100%
3. Recovery Rate
%𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑥 100%
-
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Studi
Kecamatan Manggala merupakan salah satu kecamatan yang berada di
wilayah Kota Makassar. Secara administrasi Kecamatan Manggala berbatasan
dengan :
1) Utara : Kecamatan Tamalanrea
2) Selatan : Kabupaten Gowa
3) Barat : Kecamatan Panakukang
4) Timur : Kabupaten Maros
Kecamatan Manggala adalah salah satu dari 14 kecamatan yang berada
di kota Makassar. Luas wilayah kecamatan Manggala adalah 24,14 km2 atau
13,73 % dari luas Kota Makassar. Letak Geografis kecamatan Manggala adalah
5,1752°LS 119,4935°BT. Dengan jumlah penduduk sebesar 115.757 pada
tahun 2017. Kelurahan yang paling luas adalah Tamanggapa yaitu 7,62 km2,
sedangkan kelurahan yang wilayahnya paling kecil di Kecamatan Manggala
adalah Kelurahan Borong dan Batua.
Jika dilihat dari ketinggian masing-masing kelurahan dari permukaan
laut, maka Kelurahan Antang yang paling tinggi yaitu 24 meter diatas
permukaan laut sedangkan yang terendah adalah kelurahan Borong dan
kelurahan Bangkala yang memiliki ketinggian dari permukaan laut yaitu
kurang lebih 7 meter .
-
40
Kecamatan Manggala terbagi ke dalam 7 kelurahan yang hampir seluruh
kelurahannya telah memiliki bank sampah. Total bank sampah di Kecamatan
Manggala yang telah terdaftar di Yayasan Peduli Negeri adalah sebanyak 45
bank sampah unit yang tersebar di 7 kelurahan.
Penelitian ini dilaksanakan di 7 bank sampah unit aktif yang berdiri
antara tahun 2011 sampai tahun 2016 dan terletak di 5 kelurahan, yaitu:
1. Bank Sampah Lisana (Kelurahan Bangkala)
2. Bank Sampah Mekar Swadaya (Kelurahan Biring Romang)
3. Bank Sampah Bina Lestari (Kelurahan Tamangapa)
4. Bank Sampah Bontobila (Kelurahan Batua)
5. Bank Sampah Lamber Borong (Kelurahan Borong)
6. Bank Sampah Samaturu (Kelurahan Tamangapa)
7. Bank Bina Manggala (Kelurahan Batua)
4.2 Data dan Informasi Pengelolaan Sampah Kecamatan Manggala
1. Metode Pengolahan Sampah Eksisting
Metode pengolahan sampah pada Kecamatan Manggala dilakukan
dengan individual langsung dan pola individual tidak langsung. Pola
dapat dilihat pada Gambar 7. Penjemputan sampah dilakukan pada sore
dan malam hari oleh Truk Tangkasaki yang berjumlah 12 buah dan
armada Dump Truck, yang kemudian dibawa langsung ke TPA
Tamanagapa. Selain itu gerobak motor melakukan pengambilan sampah
ke pemukiman yang tidak terjangkau oleh Truk sampah, yang juga
-
41
langsung diangkut TPA Tamangapa yang terletak di Kecamatan
Manggala.
Gambar 7. Bagan Penanganan Sampah di Kecamatan Manggala
-
42
Sisa Makanan; 60%
Kayu, Ranting dan Daun;
15%
Kertas; 5%
Plastik; 10%
Logam; 5%
Kain dan Tekstil; 2%
Karet dan Kulit; 2%
Kaca; 1% Lainnya; 0
369
3
5
0
4
0
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Rumah Tangga
Kantor
Pasar Tradisional
Pasar Perniagaan
Fasilitas Public
Kawasan
Lainnya
Timbulan Sampah Menurut Sumber (m³)
2. Komposisi Sampah Menurut Materi
Gambar 8. Persentase Komposisi Sampah Menurut Materi
Pada Gambar 8 terlihat sisa makanan (sampah organik) merupakan
komponen penyusun limbah padat terbesar di Kecamatan Manggala
(60%) disusul kayu, ranting, dan pohon (15%), kertas (5%), plastik
(10%), logam (5%), kain dan tekstil (2%), karet dan kulit (2%), dan kaca
(1%).
3. Jumlah Timbulan sampah Harian Menurut Sumber
Total timbulan sampah pada komposisi sumber sampah adalah 381
m³ untuk Kecamatan Manggala.
-
43
Gambar 8. Jumlah Timbulan Sampah Harian Menurut Sumber
4.3 Pengelolaan Sampah Melakui Bank Sampah
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Pasal 5 No. 13
Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah,
mekanisme bank sampah meliputi:
1. Pemilahan Sampah
Sampah yang akan disetor oleh nasabah dianjurkan untuk
memilahnya terlebih dahulu sebelum disetor ke bank sampah.
Gambar 10. Grafik Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik
0
20
40
60
80
100
Lisana MekarSwadaya
BinaLestari
Bontobila LamberBorong
Samaturu BinaManggala
89 89 90100
82
100
86
11 13 100
18
0
14
Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik
Ya Tidak
-
44
90%
10%
Ya Tidak
72%
28%
Ya Tidak
Gambar 11. Persentase Nasabah Memilah Sampah Organik dan Anorganik
Gambar 12. Grafik Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah
0
20
40
60
80
100
Lisana MekarSwadaya
BinaLestari
Bontobila LamberBorong
Samaturu BinaManggala
100
40 40
85 82
100
77
0
60 60
15 18
0
23
Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah
Ya Tidak
-
45
Gambar 13. Persentase Nasabah Mendapatkan Pelatihan Pengelolaan Sampah
Dari Gambar 11 dan Gambar 13 di atas dapat dilihat bahwa dari 90
sampel yang telah mengisi angket, 90 % nasabah memilah sampahnya yang
akan disetor ke bank sampah berkat edukasi dan pelatihan yang diadakan
oleh pengurus dari bank sampah (72 % mendapatkan pelatihan). Sedangkan
10 % menjawab tidak memilah sampahnya dengan berbagai alasan, seperti
tidak menyempatkan waktunya untuk memilah sampahnya dan masih ada
juga yang tidak tahu cara memilah sampahnya sendiri (28 % tidak
mendapatkan pelatihan), mereka terbiasa mencampur sampah yang
dihasilkannya tanpa dipilah terlebih dahulu. Sebenarnya jika sampah
dipilah terlebih dahulu akan mempermudah proses pengelolaan sampah
berikutnya.
Gambar 14. Grafik Sampah Dari Rumah Sendiri
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Lisana MekarSwadaya
BinaLestari
Bontobila LamberBorong
Samaturu BinaManggala
7873
80
50
64 67
54
2227
20
50
36 33
46
Sampah Dari Rumah Sendiri
Ya Tidak
-
46
63%
37%
Ya Tidak
Gambar 15. Persentase Sampah Dari Rumah Sendiri
Dari Gambar 15 di atas dapat dilihat bahwa dari 90 sampel yang
telah mengisi angket, sebanyak 63 % menjawab ya bahwa sampah yang
disetor ke bank sampah adalah sampah dari rumah sendiri. Sementara 37
% menjawab tidak karena sampah yang mereka setor tidak hanya berasal
dari rumah sendiri, tetapi mereka sampai mencari ke sekitaran rumah
mereka, ada pula yang membawa sampah dari kantor/tempat kerja mereka
agar dapat meningkatkan pendapatan dari sampah yang disetorkan.
2. Penyerahan Sampah ke Bank Sampah
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, responden
mengatakan sampah yang telah terpilah ada yang langsung membawa
sendiri ke bank sampah untuk disetor, ada yang menunggu jadwal
penimbangan yang biasanya sekali dalam sepekan dan ada juga yang
meminta sampahnya dijemput oleh petugas bank sampah. Mengenai
penyerahan sampah yang telah terkumpul dari nasabah ke Bank Sampah
Pusat (BSP) dilakukan sebanyak 3-4 kali per bulan sesuai dengan
banyaknya sampah. Kendaraan Bank Sampah Pusat yang biasa di gunakan
untuk menjemput adalah motor Viar 3 roda atau truk sampah Tangkasaki.
-
47
3. Penimbangan Sampah
Prosedur penimbagan sampah di Bank Sampah dilakukan setiap
seminggu sekali sesuai dengan jadwal nasabah membawa tabungan sampah
ke Bank Sampah. Dalam penimbangan di wajibkan ada kedua belah pihak
sebagai saksi yaitu pihak pengelola Bank Sampah dan Nasah agar semua
tau dan melihat langsung berap jumlah berat timbangan sampah yang
dihasilkan.
Nilai volume sampah per kilogram menjadi standarisasi dalam
konversi harga bank sampah unit dengan harga yang telah di tentukan Bank
Sampah Pusat (BSP) atau pihak Vendor.Penimbangan dilakukan oleh
pengurus bank sampah. Pengurus ini akan menyebutkan jenis dan berat
sampah yang disetorkan oleh nasabah kepada sekertaris. Hal ini
menjadikan petugas penimbang merupakan petugas yang paling paham
jenis sampah yang ditabung oleh nasabah.
0
20
40
60
80
100
Lisana MekarSwadaya
BinaLestari
Bontobila LamberBorong
Samaturu BinaManggala
100
83
100 100 100 100 100
0
17
0 0 0 0 0
Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah
Bagus Tidak
-
48
98%
2%
Ya Tidak
Gambar 16. Grafik Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah
Gambar 17. Persentase Penilaian Pelayanan Pengurus Bank Sampah
Dari Gambar 17 dapat dilihat bahwa kepuasan nasabah terhadap
pelayanan dari pengurus bank sampah sudah sangat memuaskan dengan
presentase 98 %, sementara hanya 2 % yang menjawab tidak memuaskan.
Hal ini berarti kinerja para pengurus bank sampah sudah efektif.
4. Pencatatan
Pencatatan pada Bank Sampah dilakuakan oleh pengelola bagian
pencatatan. Disaksikan langsung oleh Nasabah, hasil dari penimbangan
langsung dibukukan ke buku agenda atau buku besar bank sampah milik
Bank Sampah . Hasil dari pencatatan inilah nantinya menjadi bahan acuan
yang akan di masukkan ke buku tabungan nasabah.
5. Hasil Penjualan Sampah yang Diserahkan Dimasukkan ke Dalam Buku
Tabungan
Setelah petugas mencatat total berat sampah yang disetorkan oleh
nasabah, maka nasabah boleh mengambil kembali buku tabungannya.
-
49
77%
23%
Ya Tidak
Gambar 18. Persentase Nasabah Yang Sudah Pernah Mengambil Hasil Tabungan
Gambar 19. Grafik Nasabah Yang Sudah Pernah Mengambil Hasil Tabungan
Berdasarkan survei yang telah dilakukan di 7 bank sampah yang
menjadi tempat penelitian, kenyataan yang terjadi tidak semua nasabah
menyimpan sendiri buku tabungannya, nasabah lebih memilih buku
tabungannya tersebut tetap disimpan oleh petugas bank sampah dengan
pertimbangan agar tidak hilang. Sementara seperti pada Gambar 19 untuk
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Lisana MekarSwadaya
BinaLestari
Bontobila LamberBorong
Samaturu BinaManggala
55
97
80
70 73
100
77
45
310
30 27
0
23
Nasabah Mengambil Hasil Tabungan
Ya Tidak
-
50
tabungan uang yang terkumpulkan di bank sampah, terlihat 77 % nasabah
telah pernah mengamil buku tabungannya, sementara 23 % belum pernah
mengambil buku tabungannya. Nasabah yang melakukan penarikan uang
bervariasi. Mulai dari yang melakukan penarikan setiap selesai
penimbangan, ada juga yang mengumpulkan hingga sebulan lamanya,
bahkan ada juga nasabah yang sejak terdaftar menjadi nasabah bank
sampah belum juga mengambil tabungannya.
6. Bagi Hasil Penjualan Sampah Antara Penabung Dan Pengelola Bank
Sampah
Sistem bagi hasil yang berlaku di bank sampah kecamatan manggala
adalah dengan sistem selisih harga. Sistem selisih harga yang belaku adalah
membeli sampah nasabah dengan harga sedikit lebih murah dari harga yang
di tentukan Bank Sampah Pusat dan memilah serta membersihkan sampah
kotor dari nasah sebelum di jual ke Bank Sampah Pusat (BSP) sehingga
memiliki harga yang lebih tinggi.
-
51
4.4 Karakteristik Bank Sampah Yang Dikelola Di Kecamatan Manggala
Hasil survei yang dilakukan terhadap karakteristik bank sampah yang
dikelola di Kecamatan Manggala Kota Makassar dapat dilihat berdasarkan
penjabaran sebagai berikut:
1. Organisasi dan kepengurusan bank sampah
Hal yang dilihat pada aspek organisasi dan kepengurusan bank
sampah di Kecamatan Manggala adalah latar belakang pendirian, waktu
pendirian/peresmian, struktur kepengurusan, mekanisme penetapan
pengurus, fungsi dan tugas pokok pengurus, dan jumlah tenaga kerja. Latar
belakang pendirian bank sampah seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Latar Belakang Pendirian Bank Sampah
No Nama Bank Sampah Latar Belakang Pendirian Pendiri Utama
1 Lisana Mengelolah sampah secara
mandiri oleh masyarakat
Juardi, SE
2 Mekar Swadaya Mengelolah sampah secara
mandiri oleh masyarakat
Erwin
3 Bina Lestari Mengelolah sampah secara
mandiri oleh masyarakat
Nurlia Lipsa
4 Bontobila Mengelolah sampah secara
mandiri oleh masyarakat
Hj. Syamsiarah
5 Lamber Borong Mengelolah sampah secara
mandiri oleh masyarakat
Irham Hamid
6 Samaturu Mengelolah sampah secara
mandiri oleh masyarakat
Ahmad Thalib
7 Bina Manggala Mengelolah sampah secara
mandiri oleh masyarakat
Tasir Ibrahim
-
52
Dari tabel terlihat bahwa keseluruhan latar belakang pendirian bank
sampah yaitu mengelolah sampah secara mandiri oleh masyarakat guna
mengurangi volume sampah yang akan ditampung di tempat pemrosesan
akhir (TPA) serta membantu menyelesaikan permasalahan lingkungan
yang disebabkan oleh sampah yang tidak terkelola dengan baik.
Waktu pendirian dan bentuk organisasi bank sampah terlihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Waktu Pendirian dan Bentuk Organisasi Bank Sampah
No Nama Bank Sampah Waktu Pendirian
1 Lisana 2015
2 Mekar Swadaya 2011
3 Bina Lestari 2015
4 Bontobila 2016
5 Lamber Borong 2016
6 Samaturu 2017
7 Bina Manggala 2016
Struktur Kepengurusan dan Mekanisme Penetapan Pengurus seperti
terlihat pada Tabel 7
Tabel 7. Struktur Kepengurusan dan Mekanisme Penetapan Pengurus
No Nama Bank Sampah Struktur Mekanisme
1 Lisana Penganggung jawab,
pendamping, direktur,
bendahara sekertaris,
manager teknis,
pencatatan, penimbangan,
pengepakan, pemasaran,
komposting
Ditetapkan
melalui SK
dari kelurahan
setempat
-
53
No Nama Bank Sampah Struktur Mekanisme
2 Mekar Swadaya Penganggung jawab,
pendamping, direktur,
bendahara, sekertaris,
manager teknis, pencatatan,
penimbangan, pengepakan,
pemasaran, komposting,
daur ulang.
Ditetapkan
melalui SK
dari kelurahan
setempat
3 Bina Lestari Penanggung jawab,
pendamping, direktur,
bendahara, sekertaris,
manajer teknis, pencatatan,
penimbangan, pengepakan,
pemasaran, komposting,
daur ulang.
Ditetapkan
melalui SK
dari kelurahan
setempat
4 Bontobila Penanggung jawab,
pendamping, direktur,
bendahara, sekertaris,
manajer teknis, pencatatan,
penimbangan, pengepakan,
pemasaran, komposting,
daur ulang.
Ditetapkan
melalui SK
dari kelurahan
setempat
5 Lamber Borong Penanggung jawab,
pendamping, direktur,
bendahara, sekertaris,
manajer teknis, pencatatan,
penimbangan, pengepakan,
pemasaran, komposting.
Ditetapkan
melalui SK
dari kelurahan
setempat
6 Samaturu Penanggung jawab,
pendamping, direktur,
bendahara, sekertaris,
manajer teknis, pencatatan,
penimbangan, pengepakan,
pemasaran, komposting.
Ditetapkan
melalui SK
dari kelurahan
setempat
7 Bina Manggala Penanggung jawab,
pendamping, direktur,
bendahara, sekertaris,
manajer teknis, pencatatan,
penimbangan, pengepakan,
pemasaran, komposting,
daur ulang.
Ditetapkan
melalui SK
dari kelurahan
setempat
-
54
Struktur kepengurusan sudah ada dan mekanisme penetapan
pengurus juga sudah ditetapkan sejak awal berdirinya bank sampah.
Adapun fungsi dan tugas pokok pengurus serta jumlah tenaga kerja bank
sampah juga sudah ditetapkan Namun dalam perjalanannya berbagai
kendala yang dihadapi masing-masing bank sampah menyebabkan ada
diantara pengurus bank sampah yang tidak menjalankan tugasnya karena
sudah pindah ke tempat lain. Kendala tersebut diatasi dengan
memperbantukan penabung yang mau aktif dalam
mengoperasionalkannya. Sebagian pengurus yang tidak aktif ada yang
sudah diganti dan ada yang belum.
2. Penabung dan Pelayanan Bank Sampah
Penabung dan pelayanan bank sampah terlihat dari hasil observasi
dan wawancara bahwa penabung yang terdata saat ini sudah banyak karena
setiap tahun ada peningkatan jumlah pada semua bank sampah
permukiman, tetapi diantaranya banyak yang sudah tidak aktif lagi. Dari
informasi pengurus dan observasi ke lapangan kondisi tersebut terjadi
karena berbagai alasan seperti ada yang merasa lokasi bank sampah agak
jauh dari rumah warga Selain melayani penabung pribadi, ada diantara
bank sampah juga melayani penabung kolektif dari instansi. Jadwal resmi
pelayanan di masing-masing bank sampah sudah ada, tetapi pada umumnya
bank sampah juga membuka pelayanan fleksibel diluar jadwal resmi.
Pelayanan diluar jadwal resmi ini sangat mendukung penabung untuk tetap
aktif menabung terutama pada bank sampah dengan aktivitas penabungnya
-
55
yang beragam. Selain menabung, kegiatan bank sampah juga memberikan
pelatihan kepada penabung dan mengikuti pameran hasil kreasi dari
sampah.
3. Fasilitas dan Infrastruktur Pendukung
Fasilitas bank sampah berupa bangunan bank sampah dan
kelengkapan pendukung kegiatan bank sampah seperti terlihat pada Tabel
7. Dari tabel terlihat bahwa pada umumnya bank sampah sudah memiliki
bangunan khusus walaupun awalnya ada yang operasionalnya masih
menumpang dan belum punya bangunan khusus, tetapi operasionalnya bisa
tetap berjalan. Namun ada juga bank sampah yang dipengaruhi
operasionalnya oleh keberadaan bangunan bank sampah sehingga ketika
terjadi transisi bangunan bank sampah menyebabkan operasionalnya
terkendala.
Tabel 8. Fasilitas dan Infrastruktur Pendukung
No Nama Bank
Sampah
Sarana Fasilitas Pendukung
1 Lisana Belum ada bangunan khusus
bank sampah, dan saat ini
masih menumpang di rumah
dari salah satu pengurus
Bak sampah organik
dan anorganik,
komposter,
timbangan.
2 Mekar Swadaya Ada ruangan khusus bank
sampah sekaligus ruang
pameran
Bak sampah organik
dan anorganik,
komposter,
timbangan, pencacah
plastik, biogas,
komposter takakura
3 Bina Lestari Ada bangunan khusus bank
sampah dan gudang secara
terpisah
Bak sampah organik
dan anorganik,
timbangan.
-
56
4 Bontobila Ada ruangan khusus bank
sampah sekaligus ruang
pameran dan gudang
Bak sampah organik
dan anorganik,
komposter,
timbangan.
5 Lamber Borong Ada bangunan khusus bank
sampah dan gudang secara
terpisah
Bak sampah organik
dan anorganik,
komposter,
timbangan.
6 Samaturu Ada ruangan khusus bank
sampah dan gudang
Bak sampah organik
dan anorganik,
timbangan.
7 Bina Manggala Ada ruangan khusus bank
sampah sekaligus ruang
pameran dan gudang
Bak sampah organik
dan anorganik,
komposter,
timbangan.
4. Participation Rate Nasabah
Karakteristik dari bank sampah kali ini adalah persentase seberapa
banyak kepala keluarga (KK) dalam suatu wilayah rukun warga (RW) yang
telah menjadi nasabah.
Tabel 9. Participation Rate Nasabah Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala
Sumber: Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala, 2017
Participation Rate nasabah bank sampah yang telah memiliki
persentase di atas 50 % dari 7 bank sampah aktif yang berada di Kecamatan
Manggala ada tiga yaitu Bank Sampah Bontobila (85,71 %), Bank Sampah
Nama Bank
Sampah Kelurahan RW
Jumlah
KK
Jumlah
Nasabah Participation
Rate (%)
Lisana Bangkala 6 530 92 17,36
Mekar Swadaya Biring Romang 2 315 158 50,16
Bina Lestari Tamangapa 4 714 105 14,71
Bontobila Batua 9 245 210 85,71
Lamber Borong Borong 12 118 106 89,83
Samaturu Tamangapa 2 470 35 7,45
Bina Manggala Batua 5 340 231 67,94
-
57
Lamber Borong (89,83 %), dan Bank Sampah Bina Manggala (67,94 %).
Sementara 4 bank sampah lainnya masih berada di bawah persentase 50 %
maka dibutuhkan kerja sama yang lebih baik lagi bagi para pengurus bank
sampah untuk meningkatkan minat masyarakat agar bergabung menjadi
nasabah di bank sampah.
5. Jenis Sampah
Jenis sampah merupakan penggolongan sampah berdasarkan
kemampuannya untuk terurai. Jenis sampah juga memiliki beberapa
penggolongan, tetapi umumnya masyarakat hanya mengenal dua jenis
penggolongan sampah saja yaitu sampah organik dan sampah anorganik. 7
bank sampah aktif Kecamatan Manggala menggolongkan sampah menjadi
dua golongan yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 10. Penggolongan Jenis Sampah Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala
Sumber: Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala, 2017
Nama Bank
Sampah
Jenis Sampah
Anorganik Organik Plastik Kertas Logam Botol / Kaca Kompos Padat Kompos Cair
Lisana √ √ √ √ - -
Mekar Swadaya √ √ √ √ - -
Bina Lestari √ √ √ √ - -
Bontobila √ √ √ √ - -
Lamber Borong √ √ √ √ - -
Samaturu √ √ √ √ - -
Bina Manggala √ √ √ √ - -
-
58
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa jenis sampah yang
terkumpul tiap bulannya berupa sampah anorganik seperti sampah plastik,
kertas, logam dan botol/kaca. Sementara untuk jenis sampah organik sangat
jarang, hal ini dikarenakan para nasabah merasa masih enggan untuk
memilah sampah tersebut dengan alasan baunya yang busuk dan kurangnya
lahan untuk mengelola jenis sampah organik.
6. Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang
dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu
(Departemen PU, 2004).
Berdasarkan survei yang telah dilakukan di lokasi penelitian, maka
pada Tabel 10 dijabarkan jumlah timbulan sampah yang disetorkan oleh
nasabah masing-masing bank sampah aktif di Kecamatan Manggala selama
-
PLASTIK (KG) KERTAS (KG) LOGAM (KG) BOTOL/KACA (KG) LAINNYA (KG)
92 1 Mei 1046 230 83 28 36
92 1 Juni 504 119 40 26 40
92 1 Juli 1057 609 116 0 0
2607 958 239 54 76
170 2 Mei 674 1521 115 126 0
168 2 Juni 504 2122 101 39 0
158 2 Juli 132 185 36 0 0
1310 3828 252 165 0
123 0 Mei 114 81 14 5 0
105 0 Juni 152 0 16 229 0
129 0 Juli 154 250 22 0 0
420 331 52 234 0
210 1 Mei 347 793 91 30 0
210 1 Juni 334,5 919 60 73 0
210 1 Juli 472,5 1221,5 142,5 109 0
1154 2933,5 293,5 212 0
107 1 Mei 247 919 85 0 0
107 1 Juni 64 250 25 0 0
107 1 Juli 149 436 53 34 0
460 1605 163 34 0
25 1 Mei 246 450 99 0 89
35 1 Juni 237 279 124 1500 0
35 1 Juli 300 114 439 0 0
783 843 662 1500 89
231 1 Mei 322 695 84 96 0
237 1 Juni 114,5 744 18 0 0
239 1 Juli 235,5 540 60 0 0
672 1979 162 96 0
BULANKELURAHANBANK SAMPAH UNITNO. TOTAL NASABAH KOMPOSTER
6
2
TOTAL (KG) = 4.593
TOTAL (KG) = 3.877
TOTAL (KG) = 2.909
6 2
Batua
Tamangapa
Borong
TOTAL (KG) = 3.934
TOTAL (KG) = 3.146
4
12
5
Lamber Borong
Batua
5
Samaturu
Bina Manggala7
JENIS SAMPAH
1
2
3
4
4
TOTAL (KG) = 5.555
Tamangapa
TOTAL (KG) = 1.037
Lisana
Mekar Swadaya
Bina Lestari
Bontobila
Biring Romang
Bangkala
RW
59
Tabel 11. Timbulan Sampah Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala
Sumber: Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala 2017
-
60
7. Reduksi Sampah
Menurut SNI 19-3964-1994, bila pengamatan lapangan belum
tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka
timbulan sampah 0,5 kg/orang/hari. Komposisi sampah rata-rata di Kota
Makassar sekitar 75 % yang merupakan sampah organik dan sekitar 25 %
adalah sampah anorganik (Badan Pusat Statistik / BPS, 2014).
Salah satu karakteristik dari bank sampah kali ini adalah perbandingan
reduksi sampah dari asumsi jumlah timbulan sampah yang dihasilkan di
tingkat RW dengan jumlah timbulan sampah di bank sampah.
Berdasarkan survei di lokasi, didapatkan timbulan sampah selama 3
bulan yaitu bulan Mei, Juni, dan Juli tahun 2017.
Tabel 12. Reduksi Sampah Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala
Sumber: Bank Sampah Aktif Kecamatan Manggala, 2017
BANK
SAMPAH KELURAHAN RW
JUMLAH
KK
TIMBULAN
SAMPAH (3
BULAN)
ASUMSI SAMPAH
ANORGANIK (3
BULAN)
HASIL
(%)
Lisana Bangkala 6 530 3.934 29.815,5 13,19
Mekar Swadaya Biring Romang 2 315 5.555 17.718,75 31,35
Bina Lestari Tamangapa 4 714 1.037 40.162,5 2,58
Bontobila Batua 9 245 4.593 13.781,25 33,33
Lamber Borong Borong 12 118 3.146 6.637,5 47,40
Samaturu Tamangapa 2 470 3.877 26.437,5 14,66
Bina Manggala Batua 5 340 2.909 19.125 15,21
-
61
92 KK 158 KK 105 KK 210 KK 106 KK 35 KK 231 KK
3934 Kg
5555 Kg
1037 Kg
4593 Kg
3146 Kg
3877 Kg
2909 Kg
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
0
50
100
150
200
250
RED
UK