SEMINAR PROGRESS TUGAS AKHIR (MN 091482) Analisis Penerapan Continuous Coal Transport Mode
Untuk Angkutan Batubara di Sungai
Erzad Iskandar Putra (4107100098)
Dosen Pembimbing Ir. Tri Achmadi Ph.D
Latar Belakang
• Meningkatnya produksi batubara di Kalimantan
Tengah. (kaltengmining.com)
• Maraknya pengapalan batubara di sungai Barito.
(fokuswarta)
• Alur sungai Barito padat oleh tongkang pengangkut
batubara. (inilah.com)
• Maraknya kecelakaan kapal di alur Barito yang
disebabkan oleh tongkang batubara. (Antara News)
458,944 590,433 659,430 829,141 1,256,288
2,541,104
5,233,307
7,250,310
9,301,772
10,917,550
-
2,000,000
4,000,000
6,000,000
8,000,000
10,000,000
12,000,000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pro
du
ksi (
ton
)
Tahun
Produksi Batubara Kalteng
Sumber: Kaltengmining.com
Kapal Marina Nusantara Bertabrakan Dengan Kapal Tongkang pengangkut batu bara Pulau
Tiga di tengah perairan Sungai Barito Kalimantan Selatan
Sumber : rri.co.id
Kapal motor (KM) Saribudi II bertabrakan dengan kapal tongkang Tuhup 005 pengangkut batu
bara yang ditarik tugboat KGM di perairan Sungai Barito
Sumber : mediaindonesia.com
Sebuah tongkang bermuatan sekitar 4.000 metrik ton batu bara menabrak tiang
pengaman (fender) Jembatan Kalahien yang melintasi Sungai Barito
Sumber : mediaindonesia.com
Solusi
Mengaplikasikan sarana alternatif untuk angkutan batubara menggunakan
pipeline system atau conveyor belt.
Objek Penelitian
• Membahas tentang dampak meningkatnya produksi batubara di
Kalimantan Tengah terhadap lalu lintas tongkang batubara di alur sungai
Barito
• Membahas sarana alternatif untuk angkutan batubara di Kalimantan
Tengah
• Bagaimana kepadatan tongkang batubara dan lalu lintas
sungai dalam 5 tahun ke depan sebagai dampak
meningkatnya produksi batu bara?
• Bagaimana perbandingan unit cost penggunaan alternatif
alat angkut batubara dengan tongkang batubara?
• Moda transportasi batubara mana yang dapat menangani
peningkatan produksi batubara untuk masa yang akan
datang?
Rumusan Masalah
• Untuk mengetahui kepadatan tongkang batubara dan lalu
lintas sungai sebagai dampak meningkatnya produksi
batubara
• Untuk mengetahui perbandingan unit cost untuk
alternative alat angkut batubara dengan tongkang batubara
• Untuk mengetahui moda transportasi batubara yang dapat
menangani peningkatan produksi batubara di masa yang
akan datang
Tujuan Penelitian
• Penelitian hanya mengamati distribusi batubara yang dihasilkan di
daerah Kalimantan Tengah
• Lalu lintas sungai yang diamati hanya lalu lintas tongkang batubara
di sungai Barito
• Perancangan sistem pipeline dan conveyor belt secara teknis
bersifat desain konseptual
• Perancangan pipeline dan conveyor tidak mempertimbangkan
faktor geografis dan dampak sosial di daerah yang dilalui.
Batasan Masalah
Metodologi Penelitian
Analisis Karakteristik Sungai
Identifikasi Masalah
Pertumbuhan Produksi Batubara
Kondisi Lalu Lintas Sungai Barito
Pasang Surut Sungai Barito
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Tinjauan Pusataka dan Studi Literatur
Pengumpulan Data Sekunder
Proyeksi Produksi Batubara 15 Tahun ke depan
Analisis Kepadatan Lalu Lintas Tongkang Batubara di Sungai
Jumlah Kebutuhan Tongkang Batubara
Analisis Jenis dan Ukuran Tongkang Yang Ada di Pasaran
Tentukan Seatime, Port Time, dan TRT
Perhitungan Unit Cost
Alur Sungai
Lebar Sungai
Kedalaman Sungai
Pasang Surut Sungai
A B
Metodologi Penelitian (Lanjutan)
Desain Konseptual Alternatif Angkutan Batubara di Sungai
Slurry Pipeline Conveyor Belt
Hitung Besaran Throughput
Hitung Unit Cost
Komparasi Antar Moda Berdasarkan Unit Cost
Pemilihan Moda Transportasi Batubara
Hitung Besaran Throughput
Hitung Unit Cost
Dampak Alternatif Angkutan Batubara Terhadap Lalu Lintas Tongkang
A B
Peramalan Produksi Batubara
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
3,000,000
Jum
lah
Bat
ub
ara
(rib
u t
on
)
Tahun
Jumlah Kumulatif Batubara dan Cadangan Batubara Kalimantan Tengah
Kumulatif Batubara (ribu Ton)
Tereka / Inferred (ribu Ton)
Tertunjuk / indicated (ribu Ton)
Terukur / Measured (ribu Ton)
Karakteristik Sungai Barito
• Panjang sungai : 900 km
• Lebar sungai rata-rata : 500 m
• Kedalaman sungai : 4 – 8 m
• Panjang sungai terlayari : 650 km
Karakteristik Setiap Zona
Zona 1
Panjang sungai terlayari 560 km
Lebar sungai (rata-rata) 250 m
Kedalaman sungai (rata-rata) 5 m
83 m
24.3 m
4.8 m
5000 ton
28.25 m
7.5 m
3.3 m
Barge 270 feet
LOA
B
LOA
B
T
T
Cargo Capacity
Tug Boat
Karakteristik Setiap Zona
Zona 2
Panjang sungai terlayari 150 km
Lebar sungai (rata-rata) 250 m
Kedalaman sungai (rata-rata) 7 m
100.5 m
27.4 m
6.4 m
10000 ton
28.5 m
8.1 m
4.4 m
Barge 330 feet
LOA
B
LOA
B
T
T
Cargo Capacity
Tug Boat
Kapasitas Sungai
B (Lebar Tongkang) 24.3 m 27.4 m
Lebar Alur Minimal = 7,6B m 7,6B m
184.68 m 208.24 m
Lebar Alur Eksisting = 250 m 250 m
Zona 1 Zona 2
Kapasitas Sungai
• Perhitungan kapasitas sungai dilakukan dengan simulasi dikarenakan perhitungan kapasitas sungai tidak bisa diselesaikan dengan metode matematis.
• Simulasi dirancang dengan bahasa pemrograman C# dan dikembangkan dengan Microsoft Visual Studio
• Kriteria dalam simulasi :
Zona 1 Zona 2 Satuan
Ukuran Kapal 270 330 Feet
Kapasitas Angkut 5000 10000 Ton
Kecepatan Muat Setiap Dermaga 2000 2000 Ton / Jam
Kecepatan Bongkar Setiap Dermaga 650 650 Ton / Jam
Alat Muat Conveyor Belt Conveyor Belt
Alat Bongkar Grab (Crane) Grab (Floating Crane)
Panjang Sungai Terlayari 560 150 km