Download - Translasi valuta asing dan inflasi ppt
TRANSLASI VALAS DAN INFLASI :
Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga Terhadap
Resiko Sistematis Pada Perusahaan Sub –
Sektor Food And Beverage Di BEI
Disusun dan dipresentasikan oleh :
1. Ari Ira Safitri : B.231.11.0479
2. Dikka Afrilla V. : B.231.11.0443
3. Putri Lestari : B.231.11.0496
4. Rodinda Prasetiani : B.231.11.0483
5. Wahyu Safitri : B.231.11.0469
Analisis SituasiInflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga merupakan faktor-faktor yang sangat diperhatikan oleh para pelaku pasar modal. Perubahan-perubahan yang terjadi pada faktor ini dapat mengakibatkanperubahan-perubahan di pasar modal, yaitu meningkat ataumenurunnya harga saham. Volatilitas dari harga-harga saham di pasar modal dapat berpotensi untuk meningkatkan ataumenurunkan risiko sistematis. Oleh karena itu perubahan-perubahan pada faktor makroekonomi dapat berpotensi untukmeningkatkan atau menurunkan risiko sistematis. Kondisimakroekonomi yang memburuk akan meningkatkan risikosistematis, sedangkan kondisi makroekonomi yang membaikakan menurunkan risiko sistematis.
PermasalahanPermasalahan dalam penelitian ini adalah faktor ekonomi (inflasi,tingkat suku bunga dan nilai tukar) mempengaruhi tingkat risiko sistematis di perusahaan yang sub-sektor food and beverage di bursa efek indonesia.
Tujuan dan Kegunaan
Untuk mengetahui apakah inflasi, nilai tukar, suku bungaperpengaruh secara simultan dan parsial terhadap risiko sistematispada perusahaan sub-sektor food and beverage di bursa efekIndonesia.
Kerangka Pemikiran
Inflasi
Risiko
Sistematis
Nilai Tukar
Suku
Bunga
1.Risiko sistematis
Risiko sistematis atau risiko pasar, yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan (Sudiyanto, 2010:118). Risiko ini tidak dapat dieliminasi dengan diversifikasi, risiko ini tetap ada setelah didiversifikasi karena risiko ini melekat dalam pasar, sehingga risiko ini sering disebut sebagai risiko pasar.
2. Inflasi
Inflasi merupakan faktor fundamental makro dari indikator makroekonomi yang menggambarkan kondisi ekonomi yang kurang sehat, karena harga harga barang secara umum meningkat sehingga melemahkan daya beli masyarakat.
3.Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga sering digunakan sebagai ukuran pendapatan yang diperoleh oleh para pemilik modal, tingkat bunga ini disebut dengan bunga simpanan atau bunga investasi.
4. Nilai Tukar
Nilai tukar merupakan harga atau nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing.
Hasil pengujian :
Apabila inflasi naik, maka risiko sistematis di suatu perusahaan turun.
Secara teori jika suku bunga naik maka return investasi yang terkait dengan suku bunga juga akan naik. Maka minat investor akan berpindah dari saham ke deposit. Fenomena ini menunjukkan bahwa investor di Indonesia tidak suka risiko atau risk averse.
Apabila perusahaan memerlukan pasokan barang dari luar negeri maka kenaikan nilai tukar sangat berpengaruh dalam proses perdagangan tersebut.
Hubungan Translasi Mata Uang Asing Dengan Inflasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biayaperolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akanmenimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uangdomestik yang jauh lebih rendah dari pada dasarpengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besarsehubungan dengan beban depresisasi yang jugalebih rendah. Hasil translasi seperti itu denganmudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketikamemberikan informasi kepada pembaca. Penilaiandolar yang lebih rendah biasanya merendahkankekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalianatas investasi yang terpengaruh inflasi di suatuoperasi luar negeri dapat menciptakan harapanyang palsu atas keuntungan masa depan.
Hubungan Translasi Mata Uang Asing Dengan Inflasi
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidakkonsisten dengan kerangka dasar penilaian biayahistoris yang digunakan dalam laporan keuangandasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkanpenggunaan dolar AS sebagai mata uangfungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstanekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurutkurs historis. Pembebanan kerugian translasi atasaktiva tetap dalam mata uang asing terhadapekuitas pemegang saham akan menimbulkanpengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.
Translasi mata uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu mata uang kemata uang lainnya. Berbeda dengan konversiantar mata uang asing yang memilikipengertian pertukaran dari satu mata uang kemata uang lain secara fisik, translasihanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikanulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dantidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan adanyapertukaran fisik yang terjadi dan adatransaksi terkait.
Pengertian Translasi
Terdapat alasan dilakukannya translasi mata
uang asing, diantaranya :
1.Mempersiapkan laporan keuangan
gabungan
2.Berkomunikasi dengan peminat saham
asing.
3.Memperhitungkan efeknya perusahaan
terhadap translasi mata uang.
4.Mencatat translasi mata uang asing.
5.Mempersiapkan laporan keuangan yang
memberikan laporan pada pembaca
informasi mengenai operasional perusahaan
secara global, dengan memperhitungkan
laporan keuangan mata uang asing dari
anak perusahaan terhadap mata uang asing
Metode translasi ada dua :
1. Single Rate Method (kurs translasi
tunggal)
2. Multiple Rate Method (kurs lebih dari
satu), mengkombinasikan nilai tukar
berjalan dan histories ada 3 metode:
Single Rate Method
Berdasarkan pendekatan translasi
ini, laporan keuangan operasi luar
negeri, yang dianggap oleh
perusahaan induk sebagai entitas
yang otonom, memiliki domisili
pelaporan mereka sendiri.
Multiple Rate Method:
1.Metode berlaku-historis
Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di
AS dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva
lancar dan kewajiban lancer sebuah perusahaan anak di luar
negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan
induknya dengan menggunakan kurs berlaku.
2. Metode moneter-nonmoneter
Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-
nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk
menentukan kurs translasi yang tepat. Karena item-item
moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku
untuk mentranslasikan item-item valuta asing
menghasilkan valuta domestic ekivalen yang
mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
3. Metode Temporal
Menurut pendekatan temporal, translasi valuta
merupakan suatu proses konversi pengukuran
(yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu,
metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah
atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini
hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah
(restate) denominasi persediaan. tidak penilaian
aktualnya.
Keuntungan Dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Jika sudut pandang mata uang local yang digunakan ( sudut pandang perusahaan lokal), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus diperlakukan dari sudut pandang mata uang local sebagai penyesuaian terhadap ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk perusahaan merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan ( sudut pandang induk perusahaan ), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan harus diakui.
Pendekatan – pendekatan Atas Penyesuaian Translasi
Penangguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaanluar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokalyang dihasilkan dari entitas asing. Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secaraterpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Penangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasipenyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca terkait, terutama yang terkait denganutang akan ditangguhkan dan diamortisasi selama umur aktiva tetap terkait, yaitudibebankan terhadap laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atauditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai penyesuaian terhadapbeban bunga.
Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegeramungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan, hal inisemata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinyaperubahan kurs.
Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegeramungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahunberjalan akan memperkenalkan elemen acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkanfluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar. Keuntungandan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalammata uang domestik dan harus diakui.
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian, dapatdisimpulkan sebagai berikut : Secara serentak atau simultan inflasi,
Suku bunga, dan Nilai Tukarberpengaruh signifikan terhadap risikosistematis.
Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
TERIMA KASIH