1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) semakin berkembang
yang mengarah pada konvergensi layanan. Layanan yang ditawarkan tidak hanya
layanan suara, short message services (sms) namun sudah menawarkan layanan
berbasis multimedia dan internet. Kemampuan menyalurkan layanan konvergen
juga dapat dilakukan oleh layanan komunikasi seluler (selanjutnya disebut mobile).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS 2015), jumlah pelanggan mobile
di Indonesia sampai dengan akhir tahun 2015 mencapai 337.43 juta (Gambar 1).
Jumlah pelanggan mobile meningkat namun dengan pertumbuhan yang makin
melambat. Berdasarkan laporan tahunan yang dipublikasikan, total pelanggan
mobile pada tiga perusahaan sampai akhir tahun 2015 adalah sebanyak 264.4 juta,
terdiri dari pelanggan mobile Telkom (152.6 juta), Indosat Ooredoo (69.7 juta), dan
XL Axiata (42.1 juta). Bila merujuk pada data BPS di atas, maka 3 perusahaan
mobile menyumbang jumlah pelanggan sebesar 78.4%.
Pada era digital saat ini penggunaan layanan suara mengalami tren
penurunan. Selama perioda 5 tahun (2011-2016), pendapatan layanan suara mobile
di Indonesia mengalami penurunan hingga 15%, di sisi lain trafik data mobile
mengalami tren peningkatan dan diperkirakan tumbuh 70% selama 5 tahun dengan
perioda tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 (TG 2017). Trafik data yang
meningkat disebabkan karena penggunaan internet yang meningkat. Hasil survei
yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun
2016, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 132.7 juta dengan
pengguna terbanyak terdapat di pulai Jawa sebesar 86.3 juta (Gambar 2). Perilaku
pengguna internet Indonesia berdasarkan yang sering dikunjungi adalah konten
komersial dan konten sosial media dan hal tersebut menyebabkan trafik data yang
Gambar 1 Jumlah dan pertumbuhan pelanggan mobile di Indonesia (BPS 2015)
211.20
249.80
281.96
313.23325.58
337.43
-
18.28
12.87
11.09
3.94
3.64
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0
50
100
150
200
250
300
350
400
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Per
sen
Juta
Pelanggan Pertumbuhan
2
melewati infrastruktur perusahaan penyedia layanan broadband meningkat. Agar
kualitas layanan internet tetap baik diperlukan peningkatan kapasitas infrastruktur
untuk menampung lonjakan trafik data, yaitu dengan memperluas area cakupan
layanan. Penambahan kapasitas membutuhkan modal yang besar dan membutuhkan
waktu untuk pelaksanaannya.
Peningkatan trafik data akibat pengguna internet yang meningkat tidak lepas
dari perubahan lingkungan bisnis layanan broadband yaitu makin tumbuhnya
penggunaan layanan pada bisnis aplikasi dan konten. Lingkungan bisnis mengalami
perubahan dengan tempo waktu yang makin singkat dan perubahan lebih cepat,
sehingga lingkungan bisnis menghadapi situasi turbulensi. Lingkungan bisnis yang
turbulensi ditandai dengan makin ketatnya persaingan antar perusahaan, baik antar
perusahaan sejenis maupun persaingan dari perusahaan bidang lain. Tantangan
persaingan terbaru perusahaan penyedia layanan broadband adalah dari penyedia
layanan Over The Top (OTT) yang menyediakan aplikasi dan konten. Dampak yang
dirasakan oleh perusahaan penyedia layanan broadband dengan hadirnya OTT
adalah penurunan pendapatan (layanan suara dan sms) dan peningkatan trafik data
(Sujata et al. 2016). Pendapatan operator telekomunikasi global mengalami stagnasi
bahkan belanja modal dan operasional meningkat dan di sisi lain OTT mendapatkan
jumlah dan popularitas yang meningkat (Darwiche 2015). Pemain OTT yang
menawarkan aplikasi dan konten ke konsumen melalui internet, telah meningkatkan
dominasinya, bahkan dalam layanan komunikasi pesan dan suara, dimana
WhatsApp, Viber, iMessage sudah mewakili lebih dari 80 persen pada semua lalu
lintas pesan, dan Skype menyumbang lebih dari sepertiga dari semua komunikasi
suara internasional (Darwiche 2017).
Di sisi lain pemanfaatan TIK pada startup digital di Indonesia masih perlu
ditingkatkan pertumbuhannya. Potensi pengguna internet di Indonesia sebesar
132.7 juta dapat sebagai peluang bisnis startup digital untuk dapat tumbuh.
Pemanfaatan TIK pada usaha mikro kecil dan menengah misalnya pada industri
Gambar 2 Statistik dan perilaku pengguna internet Indonesia (APJII 2016)
3
ikan tangkap menunjang kemajuan industri menjadi bersaing tidak hanya pada
tingkat industri dalam negeri namun juga di tingkat global. Pemanfaatan TIK dapat
membantu bisnis di industri ikan tangkap menjadi lebih efektif, lebih transparan
dan menjadi lebih efisien. Pada nelayan, diperlukan kemampuan untuk
penginderaan (sensing), kemampuan untuk mengetahui kapan dan dimana untuk
menangkap ikan. Demikian juga paska tangkap, pengusaha perlu mempunyai
kemampuan penginderaan, berapa banyak ikan hasil tangkapan para nelayan dan
berapa harga ikan hasil tangkap dari nelayan di suatu daerah tertentu. Bagi regulator
dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat mempunyai kemampuan
penginderaan potensi kekayaan laut dan melakukan pemantauan eksploitasi sumber
daya laut oleh nelayan terutama kapal besar dari dalam negeri atau kapal asing.
Untuk industri pertanian, kemampuan penginderaan misalnya untuk mendapatkan
gambaran ketersediaan air, tingkat kesuburan tanah, cuaca, perkembangan
tanaman, dan sebagainya. Kemampuan penginderaan tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan TIK yaitu memanfaatkan internet of think sehingga
keputusan strategis yang akan dipilih menjadi lebih mudah, lebih tepat dan cepat
yang pada gilirannya eksekusi keputusan yang diambil dapat menghasilkan
keluaran yang lebih optimal. Kemajuan di bidang TIK, internet of think, artificial
intelligent, financial technologi, e-commerce, dapat dimanfaatkan untuk aplikasi
yang memudahkan proses bisnis menjadi lebih efektif dan masih mempunyai
peluang untuh tumbuh di Indonesia.
Pada saat ini startup di Indonesia masih menghadapi tantangan terutama
dalam hal peningkatan kapasitas, akses pendanaan, akses teknologi, akses pasar
lokal dan global. Tantangan akses teknologi dan akses pasar dapat disolusikan
dengan pemanfaatan TIK yaitu dengan pembuatan aplikasi atau konten dimana
semua informasi yang terkait dengan bisnis usaha startup menjadi transparan.
Startup dapat memanfaatkan TIK untuk akses ke pasar melalui perdagangan
elektronik (electronic commerce), atau sering disebut e-commerce. E-commerce
adalah pemasaran jual beli barang atau jasa melalui sistem eletronik seperti internet
atau televisi. E-commerce dapat dilakukan dengan menggunakan sarana
marketplace (consumer to consumer) atau busines to consumer maupun business to
bisnis. Potensi industri e-commerce masih terbuka lebar bagi startup dan bagi
penyelenggara penyedia layanan broadband. Masih sedikitnya startup digital di
Indonesia menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perusahaan penyedia layanan
broadband dalam upaya transformasi di internal perusahaan juga upaya
transformasi digital dari startup tradisional atau menciptakan startup digital yang
baru yang lebih modern untuk bersaing di tingkat regional/global. Perusahaan
penyedia layanan broadband sudah tidak berpikir hanya sekedar menjual
konektifitas untuk akses internet, namun mulai berpikir menciptakan bisnis aplikasi
dan konten pada startup di Indonesia.
Pada bulan Juni 2016 Kementerian Komunikasi dan Informatika
mencanangkan program 1000 startup digital pada tahun 2020. Indonesia
ditargetkan sebagai The Digital Energy of Asia dengan wajah startup yang
mempunyai daya saing tinggi di kancah Asia/global dan mempunyai ciri khas
Indonesia yang kaya akan keberagaman (1000 Startup Digital 2016). Program
tersebut perlu didukung utamanya dari perusahaan penyedia layanan broadband
yang mempunyai keterkaitan pada aspek teknologi dan pasar. Langkah adaptasi
4
teknologi untuk membangun startup digital nasional perlu ditumbuhkan agar dapat
bersaing di lingkup Asia/global, agar dapat bersaing dengan OTT Global.
Penurunan pendapatan layanan suara, peningkatan trafik data internet pada
perusahaan penyedia layanan broadband, meningkatnya penggunaan layanan dari
OTT, dan masih sedikit startup digital di Indonesia menarik untuk dipelajari. Kajian
yang dibahas ditinjau dari sisi perusahaan penyedia layanan broadband, bagaimana
upaya perusahaan mengatasi permasalahan dan apa yang harus dilakukan
perusahaan penyedia layanan broadband menghadapi tantangan dan meraih
peluang di era bisnis digital agar perusahaan dapat bertahan, tumbuh dan
berkelanjutan.
Pada era bisnis digital, perusahaan berada pada lingkungan yang penuh
dengan ketidakpastian. Perusahaan membutuhkan kemampuan untuk
menyelaraskan dinamika lingkungan bisnis yang selalu berubah, sehingga
diperlukan kapabilitas internal yang adaptif, yaitu mampu menyesuaikan
lingkungan eksternal secara real-time (Ansoff dan Donnel 1990). Kemampuan
perusahaan melakukan perubahan secara cepat dan tepat untuk memperbarui
sumberdaya dan kapabilitas merupakan upaya transformasi kapabilitas perusahaan
untuk menyesuaikan perubahan lingkungan bisnis. Upaya tersebut memerlukan
kapabilitas dinamik perusahaan.
Kapabilitas dinamik perusahaan sebagai rujukan adalah kerangka kerja
kapabilitas dinamik dari Teece (2007), yaitu sensing, seizing, dan transforming.
Menurut Teece (2007), sensing adalah komponen untuk penginderaan peluang
pasar dan teknologi. Sensing bertujuan untuk mengetahui kondisi dinamika
lingkungan industri, peluang teknologi dan kondisi lingkungan internal perusahaan.
Perusahaan dituntut mempunyai kemampuan penginderaan, mampu membaca
pasar, mampu membaca kemampuan perusahaan dan untuk selanjutnya mampu
mengetahui kesenjangan yang ada antara kemampuan perusahaan dengan pasar di
lingkungan industrinya. Seizing adalah komponen penentuan keputusan strategis
secara dinamis dan melaksanakan eksekusi secara dinamis. Perusahaan dituntut
mampu menentukan keputusan strategis berdasarkan hasil penginderaan.
Transforming adalah komponen mengkombinasi, konfigurasi ulang dan
perlindungan aset pada proses organisasi perusahaan. Pada tahap ini dilakukan
eksekusi setiap keputusan strategis berdasarkan proses eksisting, atau eksisting
yang telah diperbaiki maupun terdapat penggantian proses baru.
Perumusan Masalah
Permasalahan pendapatan suara mobile mengalami penurunan, peningkatan
trafik data yang meningkat pesat perlu dibarengi pernambahan kapasitas
infrastruktur, pertumbuhan pendapatan data yang lebih kecil dibandingkan dengan
pertumbuhan trafik data, harus ditanggapi oleh perusahaan penyedia layanan
broadband. Penurunan pendapatan suara mobile dan peningkatan trafik data tidak
lepas dari hadirnya tantangan dari OTT, lingkungan bisnis telah berubah dan
mengalami situasi turbulensi yang tinggi ditandai dengan makin ketatnya
persaingan antar perusahaan, baik antar perusahaan sejenis (konektifitas) maupun
persaingan dari perusahaan bidang lain (aplikasi dan konten).
5
Untuk menjawab tantangan dinamika perubahan lingkungan bisnis
broadband yang turbulensi, permasalahan yang dikaji pada penelitian ini adalah:
(1) Bagaimana analisis situasional kapabilitas perusahaan penyedia layanan
broadband menghadapi situasi turbulensi lingkungan pada era bisnis digital?
(2) Apa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transformasi kapabilitas
perusahaan penyedia layanan broadband menghadapi era bisnis digital?
(3) Bagaimana strategi perusahaan penyedia layanan broadband menghadapi
dinamika lingkungan di era bisnis digital?
(4) Bagaimana rancangan model terkait dengan bisnis perusahaan penyedia
layanan broadband di era bisnis digital?
(5) Apa implikasi bagi perusahaan penyedia layanan broadband untuk dapat
bertahan, tumbuh dan berkelanjutan di era bisnis digital?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
(1) Analisis situasional kapabilitas perusahaan penyedia layanan broadband
menghadapi situasi turbulensi lingkungan pada era bisnis digital.
(2) Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap transformasi kapabilitas
perusahaan penyedia layanan broadband menghadapi era bisnis digital.
(3) Merumuskan strategi perusahaan penyedia layanan broadband menghadapi era
bisnis digital.
(4) Merancang model konseptual terkait dengan bisnis perusahaan penyedia
layanan broadband di era bisnis digital.
(5) Merumuskan beberapa implikasi dalam upaya perusahaan penyedia layanan
broadband dapat bertahan, tumbuh dan berkelanjutan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri
penyedia layanan broadband untuk merumuskan beberapa alternatif strategi dalam
upaya perusahaan dapat bertahan, tumbuh, dan berkelanjutan untuk menghadapi
dinamika lingkungan di era bisnis digital. Pilihan strategi dapat berupa strategi yang
mengandalkan keunggulan pada bisnis utama di bidang konektifitas atau
melakukan upaya strategi lain yang diharapkan dapat menghasilkan kemandirian di
masa depan. Alternatif strategi lainnya adalah yang mempertimbangkan kapabilitas
perusahaan penyedia layanan broadband yang belum sesuai terhadap dinamika
lingkungan di era bisnis digital, yaitu dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain
yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan.
Tantangan yang begitu besar di industri penyedia layanan broadband di era
bisnis digital adalah tumbuhnya bisnis aplikasi dan konten, dimana pada bisnis ini
merupakan kompetensi baru bagi perusahaan penyedia layanan broadband. Untuk
penerapan strategi yang berada di luar kendali perusahaan atau industri, diharapkan
perusahaan penyedia layanan broadband dapat mengusulkan kepada regulator
dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk merumuskan
6
kebijakan yang dapat melindungi perusahaan penyedia layanan broadband dalam
hal menghadapi tantangan dari perusahaan global yaitu OTT yang menawarkan
bisnis aplikasi dan konten. Implikasi kebijakan yang disarankan dapat berupa
interfensi kebijakan yang dapat menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat
utamanya adalah mendorong perusahaan penyedia layanan broadband dalam
negeri dapat mandiri, tetap tumbuh dan berkelanjutan. Kementerian Komunikasi
dan Informatika perlu mengatur berupa regulasi utamanya yang terkait OTT
nasional agar tidak terjadi penguasaan bisnis digital oleh pemain global. Negara
perlu mengatur terkait dengan perkembangan OTT dan negara juga perlu bersinergi
dengan industri untuk adaptasi teknologi digital dalam upaya membangun OTT
nasional yang dapat bersaing dengan OTT global (Subiakto 2016). Usulan lainnya
yang di luar kendali perusahaan atau industri adalah penataan ulang alokasi
spektrum frekuensi mobile agar iklim kompetisi sesama operator mobile dalam
negeri lebih adil dan sehat. Penataan alokasi spektrum frekuensi lainnya adalah
usulan penambahan frekuensi baru yang merujuk standar International
Telecommunication Union (ITU) untuk layanan mobile, sehingga dapat lebih
menjamin pengelaran infrastruktur layanan broadband (mobile) lebih efisien di
masa depan.
Kajian tentang transformasi kapabilitas dan strategi perusahaan penyedia
layanan broadband diharapkan dapat menambah dan memperkaya khasanah kajian
transformasi kapabilitas dan strategi pada industri digital. Kajian ini diharapkan
dapat memberikan gambaran perusahaan dalam menghadapi dinamika lingkungan
di era bisnis digital dengan melakukan transformasi kapabilitas dan transformasi
strategi. Dinamika lingkungan industri yang mengalami turbulensi dapat dilakukan
diagnosa sehingga perusahaan dapat menentukan kapabilitas dan strategi yang
sesuai sebagai upaya perusahaan dapat menyesuaikan dinamika lingkungan.
Pemindaian lingkungan sangat diperlukan perusahaan dan untuk industri digital
disamping memantau ekosistem bisnis juga diperlukan data analytics untuk
keperluan pemindaian lingkungan secara real-time. Temuan-temuan penelitian
dapat lebih menegaskan teori terdahulu diantaranya bahwa upaya peningkatan
kapabilitas perusahaan pada turbulensi yang tinggi dapat menggunakan gabungan
pendekatan Resource Base View (RBV) dan pendekatan strategic fit. Pendekatan
RBV yaitu meningkatkan kapabilitas perusahaan sehingga perusahaan mempunyai
keunikan dan pendekatan strategic fit yaitu melakukan matching kapabilitas
perusahaan terhadap turbulensi lingkungan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian difokuskan pada salah satu perusahaan telekomunikasi Indonesia
yang menyediakan layanan broadband yaitu Telkom Group yang dikhususkan
untuk produk mobile broadband. Pengambilan data primer yang sifatnya strategis
dilakukan terhadap beberapa responden pakar, yaitu pada wawancara mendalam
untuk struktur pemodelan, diagnosa kapabilitas perusahaan, analisis perioritas
kapabilitas dan strategi menggunakan Analytical Network Process (ANP), dan face
validity. Untuk pengambilan data primer pada analisis faktor-faktor yang
berpengaruh menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dilakukan dengan
target responden dari karyawan Telkom Group.
7
Keterbatasan pada penelitian ini adalah belum dilakukan analisis kesenjangan
strategi terhadap ekspektasi turbulensi masa depan. Keterbatasan selanjutnya,
belum ditambahkan variabel strategi pada analisis struktural sehingga untuk
penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisis faktor transformasi kapabilitas dan
strategi. Berikutnya untuk aktifitas kapabilitas dinamik yang dikonsepkan sebagai
aktifitas yang selalu berubah dan terdapat proses umpan balik, belum dilakukan
pengujian misalnya menggunakan sistem dinamik. Pendekatan yang digunakan
merujuk dari konsep sistem kontrol tertutup dan konsep model lean startup dari
Ries (2011). Dengan keterbatasan penelitan yang ada, model konseptual
transformasi kapabilitas dan strategi yang dibuat berdasarkan sintesa hasil
penelitian (analisis prioritas transformasi kapabilitas dan strategi) dan studi pustaka
(kapabilitas, strategi, turbulensi lingkungan, sistem kontrol tertutup, dan lean
startup).
Keterbatasan lainnya adalah pada saat penerapan strategi arahan diantaranya
yang terkait dengan upaya kreatif perusahaan penyedia layanan broadband yang
lebih mandiri di masa depan. Strategi arahan yang dikembangkan merujuk pada
hasil wawancara mendalam terhadap responden pakar, beberapa pelaku startup dan
berdasarkan adaptasi hasil kajian teori yang disesuaikan dengan hasil analisis yang
dilakukan pada penelitian ini.
Terakhir, keterbatasan berikutnya adalah pada implikasi contoh penerapan
dari hasil strategi arahan belum mempertimbangkan dampak terhadap terhadap
kinerja perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal tersebut
disebabkan karena terbatasnya informasi data sekunder dari perusahaan penyedia
layanan broadband. Dengan demikian belum dapat diketahui dan diperkirakan
efektifitas hasil strategi yang dijalankan dengan peluang hasil di masa depan.
Rujukan yang menjadi dasar adalah besarnya potensi pasar dan dari sisi teknologi
dapat diterapkan sehingga kebijakan strategi arahan yang diberikan optimis dapat
menghasilkan manfaat bagi perusahaan penyedia layanan broadband di masa
depan. Disamping peluang manfaat, upaya kreatif tersebut dalam rangka
mendukung program Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menargetkan
1000 startup digital pada tahun 2020.
Kebaruan
Berdasarkan hasil penelitian dan studi pustaka penelitian terdahulu, kebaruan
penelitian ini adalah:
(1) Pada turbulensi lingkungan yang lebih tinggi (level 4 pada skala Ansoff dan
Donnel 1990), sumber perubahan terhadap kapabilitas perusahaan adalah dari
eksternal dengan kontribusi dominan dari indikator turbulensi pasar, dan dari
internal perusahaan dimana kontribusi untuk peningkatan kapabilitas
perusahaan dari indikator kapasitas manajemen.
(2) Kapabilitas dinamik berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan
dengan kontribusi yang seimbang dari variabel sensing data analytics, seizing,
dan transforming. Indikator-indikator yang berkontribusi dominan adalah
ekosistem bisnis (sensing data analytics), model bisnis (seizing), dan
manajemen pengetahuan (transforming).
8
(3) Profil kapabilitas manajemen mempunyai pengaruh yang lebih signifikan
terhadap kinerja perusahaan melalui kapabilitas dinamik. Untuk menghasilkan
kinerja perusahaan yang optimal adalah dengan meningkatkan indikator profil
kapabilitas manajemen dengan kontribusi dominan dari kapasitas manajemen
melalui 3 aktifitas dari kapabilitas dinamik (sensing data analytics, seizing, dan
transforming).
(4) Kebaruan penelitian tentang pentingnya peran data analytics pada era bisnis
digital, yaitu menguji gabungan variabel sensing dan variabel data analytics
menjadi variabel sensing data analytics. Data analytics sangat diperlukan
perusahaan di era bisnis digital saat ini dimana diperlukan kemampuan
perusahaan untuk melakukan penginderaan secara real-time pada setiap data
yang terkait dengan bisnis perusahaan untuk antisipasi jauh sebelum ancaman
menjadi nyata. Perusahaan mempunyai kemampuan menangkap sinyal-sinyal
lemah dari dinamika lingkungan sehingga perusahaan dapat selalu memantau
perubahan yang terjadi di lingkungan industri.
(5) Pengembangan model konseptual transformasi perusahaan yang berguna untuk
menggambarkan transformasi kapabilitas dan strategi perusahaan dalam
melakukan penyesuaian terhadap dinamika lingkungan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Kapabilitas
Perusahaan berada dalam lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian
memerlukan kemampuan perusahaan untuk menyelaraskan dinamika lingkungan
yang selalu berubah. Semakin baik kemampuan penyelarasan antara sumberdaya
serta kapabilitas perusahaan dengan pasar yang selalu berubah, perusahaan
mempunyai posisi yang makin baik dan kompetitif di lingkungan industri. Ansoff
dan Donnel (1990) memberikan model konseptual seperti pada Gambar 3 untuk
menggambarkan pengelolaan perusahaan dalam rangka menyesuaikan perubahan
lingkungan eksternal. Perubahan lingkungan eksternal antara kondisi saat ini dan
kondisi yang akan datang dikodekan dengan ΔE dimana besaran perubahan yang
terjadi tergantung pada tingkat turbulensi lingkungan suatu industri. Lingkungan
eksternal yang berubah maka perusahaan dituntut melakukan penyesuaian yaitu
dengan transformasi kapabilitas dan transformasi strategi. Kapabilitas internal
perusahaan (C1) mempengaruhi respon strategi perusahaan (S1) dalam upaya
penyesuaian terhadap lingkungan eksternal (E1). Respon strategi (S1) mempunyai
hubungan saling mempengaruhi dengan lingkungan eksternal (E1). Bila terjadi
perubahan lingkungan eksternal maka strategi perusahaan juga harus berubah.
Dalam upaya transformasi strategi, bila kapabilitas internal sudah tidak memadai,
maka diperlukan transformasi kapabilitas internal sehingga transformasi strategi
mempengaruhi transformsi kapabilitas internal. Jadi untuk situasi lingkungan yang
turbulensi, akan saling berpengaruh secara langsung antara kapabilitas internal
dengan respon strategi, antara respon strategi dengan lingkungan eksternal, dan
antara kapabilitas internal dengan lingkungan eksternal.
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB