Download - Tramadol
OFF-LABEL DRUG USEObat Off-label (OL) adalah obat yang diresepkan dokter untuk indikasi baru dan dosis,rute,
maupun untuk usia yang mungkin juga berbeda dari informasi yang tercantum dalam brosur
yang telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat.
Seringkali munculnya obat OL terjadi setelah dokter dan peneliti lainnya menemukan indikasi
lain dan dokter mempunyai kebebasan (prerogatif) untuk meresepkan obat untuk indikasi
baru tersebut. Jadi FDA tidak memiliki peran dalam sertifikasi obat OL. Hal lain adalah
informasi atau riset yang dimiliki oleh FDA lebih lambat daripada yang dilakukan oleh peneliti
lain. (ASHP, 2003; Klein dan Tabarrok,2004; Gazanan et al, 2006).
Dalam sejarah, banyak obat OL yang dulu pada saat ditemukan dan disetujui oleh FDA untuk
indikasi penyakit tertentu, namun akhirnya obat-obat OL ini dapat digunakan untuk indikasi
baru dan akhirnya setelah ada laporan uji klinik yang memenuhi syarat oleh FDA, obat-obat
ini dapat digunaskan untuk indikasi ynag baru dan menjadi obat-obat on-label. Sebagai
contoh aspirin yang dahulu digunakan untuk antipiretika anak-anak dengan dosis kecil,
sekarang bamnyak digunakan untuk antiplatelet untuk orang dewasa/tua. Sildenafil yang
pertama digunakan untuk mengobati angina pektoris ternyata dapat juga digunakan untuk
mengobati disfungsi ereksi sehingga menjadfi obat on-label, namun sildenafil juga OL untuk
terapi pulmonary hypertension, dan masih banyak lagi contoh obat OL lainnya (Klein dan
Tabarrok,2004)
Peresepan obat OL merupakan pilihan bila standar terapi mengalami kegagalan. Pasien
heterogen dan tidak selalu memberikan hasil atau respons yang sama. Harapan dari
peresepan OL akan memperbaiki harapan terutama pada pengetahuan yang baru (Klein dan
Tabarrok, 2004). Dalam melakukan peresepan obat OL, dokter berdasarkan riset kedokteran
dan pengalaman peer-review dari beberapa publikasi ilmiah, newsletter, kuliah, konperensi
dan komunikasi dengan pakarnya.
Banyak obat OL yang alhirnya sudah menjadi on-label, seperti aspirin sebagai antiplatelet,
viagra untuk disfungsi ereksi, magnesium, sulfat untuk tokolitik pada preeklamsia,
amitriptilen untuk neuropati pada kanker, dll,seperti berikut:
1. Karbamazepin nyeri neuropati
2. Gabapentin nyeri neuropati
3. laktulosa mencegah ensefalopati hepatik
4. terbutalin tokolitik pada kehamilan
5. metotreksat reumatik arthritis
6. N-asetyl sistein antidotum parasetamol
7. diazepam antikonvulsan, muscle relaxan
(DiPiro, 2005; AHFS,2001, USP DI, 2003)
Dalam perkembangan pola terapi selanjutnya muncul obat-obat OL baru yang mulai banyak
diresepkan dokter, misalnya metformin dan Pioglitazon untuk Sindroma polisistik ovary (PCOS
= Polycystic Ovary Syndrome), levamisol dan mebendasol untuk imunomodulator.
Dari penelusuran pustaka baru ternyata banyak obat OL baru yang dilaporkan penelitiannya
menggunakan uji klinik pada pasien. Sumber informasi dapat ditelusuri di beberapa majalah
seperti Hospital Pharmacy, NEJM atau lewat penelusuran Medline, Medscape.
Obat-obat Ol ini beberapa sudah banyak diresepkan dan digunakan oleh Dokter/klinisi dan
sudah mulai menunjukkan hasilnya. Namun pabrik obat yang memproduksinya, terutama
pabrik inovator belum mengajukan tambahan (suplemen) informasi indikasi baru dari produk
obatnya. Jika sudah mengajukan ke FDA, temntunya FDA akan mengevaluasi hasil uji klinik
tersebut oleh para pakar sesuai bidang keahliannya. Bila disetujui oleh FDA, maka informasi
indikasi baru bisa ditambahkan dalam brosur atau leaflet produk paten tersebut.
Berikut beberapa contoh obat OL
1. Lamotrigin Nyeri neuropati
2. Selekoksib mencegah kanker kolorektal, kanker payudara
3. Metoklopramid pelancar ASI
4. Domperidon pelancar ASI
5. Botulinum toksin tipe A kosmetik pada mata
6. tramadol terapi ejakulasi dini
7. N asetil sistein mencegah efek samping radiokontras dan terapi kulit
Adanya obat OL, Farmasis harus berhati-hati dalam memberikan informasi kepada pasien.
Diharapkan Perguruna Tinggi Farmasi segera menyelenggarkan PIO (Pelayanan Informasi
Obat) agar dapat menyampaikan informasi obat OL dengan benar
Pustaka:
AHFS, 2001, Drug Information American Health Formulary Service.
ASHP,2003, ASHP Statement on the Use of Medications for Unlabeled Uses
Batukan C dan Baysal B,2001, Metformin improves ovulation and Pregnancy rates in patients
with polycystic ovary syndrome, Arch Gynecol Obslet, 265: 124-127
General J dan Cad DJ, 2003, Sildenafil: Pulmonary Hypertension (Pediatric, neonatal), Hosp
Pharmacy, vol 38, no 7, 646-651
General J dan Cad DJ, 2003,Gabapentin: Neuropathy (diabetic), Hosp Pharmacy, vol 38, no 7,
737-744
General J dan Cad DJ, 2006. Tramadol: Premature Ejaculation, Hosp Pharmacy, vol 41, no 11,
1048-1050
General J dan Cad DJ, 2006. Acetylsisteine: Prevention of Contrast Media Nephro pathy, Hosp
Pharmacy, vol 38, no 2, 122-128
Hale RH, Zinberg S, 2001, Use of Misoprostol in Pregnancy, N Engl J Med, vol 344, No 1,
January, 59-60
Hilmi I dan Gph KL, 2006, Chemoprevention of Colorectal cabcer with nonsteroidal anti-
inflammatory drugs, Chinese J Digest Dia; 7; 1-6
Klein DB dan Tabarrok A, 2004, Who certified off-Label?, Regulation Summer, 60-63
Ranger G dan Mokbel K, 2001, COX-2 inhibitor and Breast Cancer, ANZ J. Surg, 2003: 73, 565-
566
Sousa PLR, 1975, Metoclopramide and Breast-feeding, Br Med J, 1 March, 51
http://www.dexa-medica.com/id/our-product/prescriptions/ogb/Tramadol
Tramadol HCl
Tablet
Komposisi:
Tiap tablet mengandung:
Tramadol HCl 50 mg
Cara kerja obat:
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri.
Di samping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
Indikasi:
Efektif untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri pasca pembedahan.
Posologi:
Dewasa dan anak di atas 16 tahun:
Dosis umum:
Dosis tunggal 50 mg. Dosis tersebut biasanya cukup untuk meredakan nyeri, apabila masih terasa nyeri dapat ditambahkan 50 mg setelah selang waktu 30-60 menit.
Dosis maksimum:
400 mg sehari. Dosis sangat tergantung pada intensitas rasa nyeri yang diderita.
Penderita gangguan hati dan ginjal dengan"creatinine clearances" <30 ml/menit:
50-100 mg setiap 12 jam, maksimum 200 mg sehari.
Peringatan dan perhatian:
Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi ketergantungan, sehingga dokter harus menentukan lama pengobatan.
Tramadol tidak boleh diberikan pada penderita ketergantungan obat.
Hati-hati penggunaan pada penderita trauma kepala, meningkatnya tekanan intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus, karena dapat mengakibatkan meningkatnya resiko kejang atau syok.
Penggunaan bersama dengan obat-obat penekanan SSP lain atau penggunaan dengan dosis berlebihan dapat menyebabkan menurunnya fungsi paru.
Penggunaan selama kehamilan harus mempertimbangkan manfaat dan resikonya baik terhadap janin maupun ibu.
Hati-hati penggunaan pada ibu menyusui, karena tramadol diekskresikan melalui ASI.
Tramadol dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin.
Depresi pernapasan akibat dosis yang berlebihan dapat dinetralisir dengan nalokson, sedangkan kejang dapat diatasi dengan pemberian benzodiazepin.
Meskipun termasuk antagonis opiat, tramadol tidak dapat menekan gejala "withdrawal" akibat pemberian morfin.
Efek samping:
Efek samping yang umum terjadi seperti pusing, sedasi, lelah, sakit kepala, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, mual, muntah. Dispepsia dan obstipasi.
Efek samping yang berupa ketergantungan sangat jarang terjadi.
Kontraindikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap Tramadol atau Opiat dan penderita yang mendapatkan pengobatan dengan penghambat MAO, intoksikasi akut dengan alkohol, hipnotika, analgetik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP lainnya.
Interaksi obat:
Efek analgesik dan sedasi tramadol ditingkatkan pada penggunaan bersama dengan obat-obat yang bekerja pada SSP seperti tranquiliser, hipnotik.
SIMPAN DI TEMPAT SEJUK DAN KERING.
Kemasan dan No. Reg.:
TRAMADOL HCl 50 mg : Kotak, 5 blister @ 10 tablet, No. Reg. GKL9805025410A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Obat Tramadol : Cara Kerja, Efek Samping &
Pemakaiannya
Tradamol atau sering disebut ultram merupakan sejenis obat analgesik yang digunakan untuk
menghilangkan rasa nyeri pada tingkat sedang hingga tingkatan berat pada beberapa jenis penyakit.
Biasanya digunakan untuk pasien setelah melakukan operasi. Penggunaan obat ini adalah sesuai
dengan anjuran dokter. Analgesik ini bekerja pada reseptor opiat.
Cara Kerja Tramadol
Cara kerja Tramadol adalah mengikat reseptor pada sistem saraf pusat sehingga dapat
menghentikan rasa nyeri. Selain itu, tramadol juga dapat menghambat terlepasnya neutrotransmiser
pada saraf aferen. Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, obat larut, dan suntik.
Cara pemakaian tramadol
Cara pemakaian tramadol sendiri adalah dengan :
1. Peroral, yaitu pemberian obat dengan cara dimasukkan ke dalam mulut pasien.
2. Parenteral, yaitu pemberian obat dengan cara menyuntikan di kulit.
3. Intravena, yaitu pemberian obat melalui jalur vena, isalnya dengan menggunakan infus
4. Intramuskular, yaitu pemberian obat dengan cara dmasukkan langsung ke otot, tujuannya agar obat
dapat diserap oleh tubuh dengan cepat.
Sifat dari tramadol adalah opioid ( seperti opium/morfin).
Penggunaan Tramadol
Penggunaan tramadol tergantung pada tingkat keparahan rasa sakit yang diderita oleh pasien.
Konsumsi obat jenis ini tidak boleh melebihi 400 mg dalam sehari. Untuk anak-anak dibawah usia 12
tahun, pemakaian obat ini harus sesuai dengan anjuran dokter. Dan untuk lansia, sangat dianjurkan
untuk tidak mengkonsumsi tramadol melebihi 300 mg per harinya.
Selama mengkonsumsi obat ini, pasien biasanya dianjurkan untuk menghindari minum minuman
beralkohol serta mengkonsumsi obat-obatan yang mampu berdampak pada tingkat kesadarannya,
seperti obat penenang, antihistamin ataupun sedatif.
Sebaiknya tramadol dikonsumsi saat rasa sakit mulai muncul, yaitu sebelum ataupun sesudah
makan. Tramadol merupakan kontraindikasi khusus untuk pasien yang alergi terhadap opioid apapun.
Efek Samping Tramadol
Meskipun tidak menimbulkan efek kecanduan, tetapi mengkonsumsi tramadol dalam jumlah yang
berlebihan bisa berakibat fatal, yaitu dapat mengakibatkan kematian. Gejala umum yang biasa terjadi
akibat konsumsi obat ini adalah :
1. Pusing
2. Mual
3. Sembelit
4. Sakit kepala
5. Gangguan tidur
6. Kejang
7. Gangguan pernafasan
8. Diare
9. Sakit tenggorokan
10. Ruam pada kulit terutama di wajah
11. Pembengkakan di wajah dan lidah
12. Lelah dan mengantuk
13. Mulut terasa kering
14. Gelisah
15. Euforia
Efek samping yang ditimbulkan oleh obat ini adalah :
Gangguan saluran pencernaan
Efek ini umum terjadi pada pasien yang mengkonsumsi tramadol. Gejalanya antara lain mual,
sembelit, muntah, diare, anoreksia, perut kembung, sakit pada perut, mulut kering.
Gangguan pada saraf pusat
Efek samping konsumsi tramadol pada sususnan saraf sering terjadi, diantaranya pasien sering
mengalami kejang. 25% pasien mengalami Pusing, sakit kepala, mengantuk, merasa gelisah, cemas,
gemetar, agitasi, euforia, emosi labil dan mudah berhalusinasi pada saat mengkonsumsi tramadol
selama tiga bulan pengobatan. Sedangkan 5% pasien menyatakan bahwa, sering merasa bingung
serta mengalami gangguan tidur pada saat mengkonsumsi obat ini.
Pada pasien yang berusia lanjut, sering mengalami gangguan delirium, yaitu gangguan mental yang
ditandai dengan sering berhalusinasi, mengalami ketegangan otak, dan kegelisahan.
Mengalami gangguan pada kulit
Seperti halnya efek samping allopurinol, efek yang sering ditimbulkan pada pasien yang
mengkonsumsi tramadol adalah pruritus (gatal-gatal pada kulit), munculnya ruam dan muncul
kelainan pada kulit seperti urtikaria atau hive atau biduran. Urtikaria sendiri adalah infeksi yang terjadi
pada kulit yang ditandai oleh warna kulit menjadi pucat, kulit mengalami pembengkakan dan muncul
kemerahan yang secara jelas tergambar.
Gangguan sistem reproduksi (Genitourinary)
Gangguan sistem reproduksi akibat mengkonsumsi tramadol ditandai dengan berkurangnya jumlah
urine yang diproduksi oleh kemih.
Kardiovaskular
Yaitu gangguan organ tubuh yang biasa terjadi pada jantung dan pembuluh darah. Beberapa contoh
gangguan ini adalah hipotensi, dan denyut jantung yang cepat.
Hipersensitivitas
Gangguan hipersensitivitas ini ditandai dengan adanya reaksi anafilaktoid, yaitu respon klinis
hipersensitivitas yang akut, berat, dan menyerang berbagai macam organ tubuh. Reaksi ini biasanya
timbul pada saat pertama kali mengkonsumsi tradamol, terutama bagi pasien yang alergi terhadap
kodein (sejenis obat yang tergolong opiat yang digunakan untuk mengobati nyeri dari tingkat sedang
hingga tingkat berat, diare, batuk, dan irritable bowel syndrome.
Reaksi hipersensitivitas lainnya adalah angioedema, yaitu pembengkakan yang terjadi pada daerah di
bawah kulit, kadangkala mengenai daerah wajah dan tenggorokan. Angioedema berbeda dengan
urtikaria.
Gangguan pada saraf pernafasan. Penggunaan tramadol yang dikombinasikan dengan obat
penenang atau penggunaan yang elebihi dosis dapat berakibat menurunnya fungsi paru-paru pada
tubuh.
Gangguan withdrawal. Yaitu gangguan psikologis yang ditandai oleh munculnya banyak keringat
dan depresi akibat penggunaan suatu jenis obat.
Halusinasi pendengaran. Yaitu gangguan yang terjadi dimana seseorang mendengarkan suara-
suara yang sebenarnya tidak nyata.
Penutupan pada pita suara
Gangguan metabolisme tubuh
Gangguan metabolisme ini mencakup gangguan hiponatremia, yaitu gangguan dimana tingkat
natrium dalam darah terjadi penurunan / terlalu rendah. Tingkat natrium elektrolit darah yang sehat
adalah antara 135 dan 145 mmol / l. Seseorang dianggap mengalami gangguan ini jika natrium
elektrolit dalam darahnya menurun hingga dibawah 135 mmol / l.
Gejala hiponatremia sendiri seperti tubuh menjadi lesu, perut mual, anoreksia, agitasi, mengalami
kejang, edema pada otak, bahkan mengalami koma.
Kematian
Ini merupakan efek terburuk dari pemakaian tramadol, yaitu kematian. Karena tramadol merupakan
salah satu analgesik opiat yang mengakibatkan depresi pada sistem pernafasan, yaitu dengan
menurunnya kepekaan pusat pernafasan secara drastis terhadap C02 (oksigen). Hal ini menimbulkan
berkurangnya tingkat pernafasan, yang akhirnya bisa berujung pada kematian.
Seperti halnya efek samping aspirin, tentu setiap obat memiliki efek samping bagi kesehatan
tubuh. Untuk itu, ada baiknya jika kita selalu memperhatikan dosis penggunaan jenis obat ini ataupun
jenis obat-obatan lainnya. Karena jika kita salah dalam penggunaannya, bukan sehat yang kita dapat,
melainkan nyawa yang kita korbankan. Waspaladalah akan penggunaan obat.
Penyalahgunaan Obat Tramodol pada Remaja
Tramodol termasuk dalam obat yang masuk kedalam daftar G (obat berbahaya) atau obat terbatas yang harus dibeli dengan resep dokter. Obat ini sebenarnya adalah obat yang digunakan untuk penahan rasa sakit setelah menjalani operasi bedah.
Gaya hidup masyarakat modern meningkatkan rasa stress atau rasa sakit pada bagian tubuh tertentu. Hal inilah yang mengakibatkan naiknya popularitas Obat Tramodol sebagai, obat yang menghilangkan rasa sakit. Masyarakat juga mengenal, Tramadol sebagai salah satu obat nyeri yang paling efektif.
Namun perlu diketahui, sebenarnya Penggunaan Obat Tramodol hanya untuk pasien setelah menjalani benah operasi, untuk menahan rasa sakit. Efek Samping penggunaan obat tramadol adalah membuat pemakainya sedasi atau ngantuk, pusing dan rasa mual. Dan saat ini, diketahui beberapa Remaja telah menyalahgunakan obat ini untuk keuntungan sesaat dan sangat tidak baik untuk Kesehatan jangka Panjang.
Penyalahgunaan Obat Tramodol pada Remaja, adalah dengan memanfaatkan efek samping sedatif dari obat tersebut. Mereka tidak mengetahui, atau bahkan tidak memperdulikan, dampak lain apabila dikonsumsi berlebihan atau jangka panjang, yang dapat mengganggu funsi ginjal, merusak susunan saraf pusat, dan memberikan efek ketergantungan obat.
Dari wawancara yang dilakukan kepada Remaja pelajar berinisial SS (18) yang telah obat tramadol selama setahun, diketahui bahwa obat tersebut memapu memberikan perasaan lebih tenang dan percaya diri. Dan setelah mengetahui efek samping yang sangat membahayakan tersebut diatas, maka sebaiknya penggunaan dan pemasaran harus diawasi lebih ketat.
Ringkasan: Tramodol adalah obat yang digunakan untuk penghilang rasa nyeri dan dijual
terbatas dengan resep dokter. Penggunaan Obat Tramodol berlebihan atau dalam jangka panjang akan
merusak fungsi ginjal dan susunan saraf manusia. Penyalahgunaan Obat Tramodol pada Remaja digunakan untuk menembah rasa
percaya diri.
Obat Pereda Nyeri Bisa Atasi Ejakulasi DiniAN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 25/05/2011 09:16 WIB
London, Masalah ejakulasi dini bisa diatasi dengan obat-obatan. Pilihan obatnya kini makin beragam, uji coba di Eropa menunjukkan salah satu obat pereda nyeri mampu mengatasi masalah seksual yang banyak menyerang pria dewasa.
Sebuah obat baru dengan merek dagang Zertane baru-baru ini lolos uji klinis di Eropa untuk mengatasi ejakulasi dini. Obat yang diproduksi Ampio Pharmaceuticals tersebut tidak perlu dikonsumsi secara rutin, cukup diminum sesekali ketika akan berhubungan seks.
Dari sisi formulasi, obat ini sebenarnya tidak benar-benar baru. Zat aktif yang terkandung di dalamnya adalah Tramadol HCl, senyawa opioid yang selama ini banyak dipakai dalam berbagai obat pereda nyeri dengan intensitas sedang hingga berat.
Sebagai obat antinyeri, Tramadol HCl sudah banyak digunakan di dunia farmasi dan kedokteran sejak tahun 1990-an. Sama seperti narkotika, obat ini bekerja secara sentral di susunan saraf pusat di otak dalam menghambat proses terbentuknya rasa nyeri.
Ampio Pharmaceutical sendiri merupakan perusahaan farmasi yang mengkhususkan diri dalam reposisi obat. Sebelumnya, perusahaan ini juga beberapa kali meneliti obat-obat lama yang sudah mendapatkan izin edar agar mendapat izin baru untuk indikasi yang berbeda.
Dengan suksesnya uji klinis pada pria yang bermasalah dengan ejakulasi dini, Ampio berharap obat ini bakan mendapat izin edar di Eropa dalam waktu dekat. Meski begitu, perusahaan asal Denver ini justru tidak berminat untuk memasarkannya di Amerika.
Sementara itu, ejakulasi dini termasuk problem seksual paling banyak dialami oleh pria dewasa di usia produktif. Dikutip dari Reuters, Rabu (25/5/2011), ejakulasi dini diderita oleh sekitar 23 persen pria di seluruh dunia dengan rentang usia antara 18-79 tahun.