Download - Tp Krismin 1

Transcript

TUGAS PRAKTIK“SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL”

“DAN NATIVE ELEMENT”

DISUSUN OLEH :

NAMA : HENDRA MAULANA

NIM : 1209055010

LABORATORIUM

GEOLOGI & SURVEY

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK

PERTAMBANGAN

Mineral adalah hasil bentukan alam yang berupa senyawa bahan padat, umumnya berbentuk kristal, homogen, dan mempunyai sifat fisik maupun kimia yang khas. Tiap mineral memiliki susunan atom yang teratur dan komposisi kimia tertentu, yang memberikan sifat fisik yang specifik. Untuk menentukan struktur atom dan komposisi kimia suatu mineral diperlukan test dan peralatan yang satisfied.

Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, karena beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/ kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral.

Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi:

1. Warna ( Colour )

Warna mineral adalah warna yang ditangkap oleh mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Dalam mendeterminasi biasanya warna yang dideterminasi adalah warna lapuk dan warna segarnya.

Sifat fisik ini tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan jenis mineral walaupun sifat fisik yang paling mudah dikenali. Jika mengalami pengotoran, mineral yang sama dapat memiliki warna yang berbeda.Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opaq), seperti galena, magnetit, pirit, dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya, seperti kuarsa, kalsit.

2. Kilap ( Luster )

Kilap mineral merupakan kesan mineral yang kita dapatkan dari hasil pemantulan cahaya atau sinar oleh bidang permukaan mineral yang dikenakan padanya. Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam (metalik) dan kilap non logam.

Mineral dikatakan memiliki sifat kilap logam jika kesan yang dihasilkan oleh pemantulan sinar pada permukaan mineral tersebut seperti logam yang memantulkan sinar pada permukaannya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit, grafit dan arsoenopirit.

Sedangkan kilap non logam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :

§  Kilap kaca ( vitreous luster ) memberikan kesan seperti kaca bila terkena cahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit.

§  Kilap intan ( adamantine luster ) memberikan kesan cemerlang seperti intan, misalnya: intan.

§  Kilap sutera ( silky luster ) memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya: asbes, aktinolit, gipsum.

§  Kilap damar ( resinous luster ) memberikan kesan seperti damar, misalnya: sfalerit dan resin.

§  Kilap mutiara ( pearly luster ) memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit, muskovit, serpentine dan tremolit.

§  Kilap lemak ( greasy luster ) menyerupai lemak atau sabun, misalnya: nefelin.§  Kilap tanah ( earthy ) atau kilap guram ( dull ) kenampakannya buram seperti tanah,

misalnya: kaolin, limonit, bentonit.

3.      Bentuk Mineral ( Form )

Bentuk mineral adalah bentuk khas yang diperlihatkan dari mineral tersebut baik dalam kristal tunggal maupun berupa kumpulan. Di bawah ini beberapa bentuk mineral:

§  Granular yakni bentuk mineral dengan kenampakan berupa butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama.

§  Acicular yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai jarum.§  Fibrous yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai serat-serat halus.§  Globular yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai gelembung udara

atau menyerupai balon.§  Lammelar  yakni bentuk mineral dengan kenampakan berupa piringan-piringan tipis.§  Filiform yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai untaian rambut§  Bladed yakni bentuk mineral  dengan kenampakan pipih dan memanjang§  Massive yakni bentuk mineral dengan kenampakan bidang tak teratur dan bersifat

padat§  Kubik yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai kubus dengan dimensi

panjang yang sama, istilah ini biasa digunakan untuk kenampakan mineral tunggal§  Dendritik yakni bentuk mineral kenampakan menyerupai percabangan dan ranting

pohon§  Radiating yakni bentuk mineral dengan kenampakan dua dimensi yang

memperlihatkan kesan radiasi atau memancar dari satu pusat radiasi§  Prismatik yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai bangun tiga

dimensi dengan dimensi tinggi lebih panjang dari dimensi lainnya§  Saccaroidal/Drusy yakni bentuk anggregasi dari mineral berukuran kecil dengan pola

yang menyebar menyerupai sebaran gula§  Foliated yakni bentuk mineral dengan kenampakan berupa foliasi atau bentuk

penjajaran-penjajaran yang terorientasi dan teratur§  Mammiliary yakni bentuk mineral dengan kenampakan menyerupai gelembung

udara dalam ukuran besar§  Micaceous yakni bentuk mineral yang memipih atau melebar yang umum dijumpai

pada mineral-mineral mika

§  Bytrodal yakni bentuk mineral dengan kenampakan meyerupai kumpulan buah anggur

4.      Cerat/Warna Goresan ( Streak )

Cerat atau warna goresan adalah warna yang didapatkan jika mineral dalam bentuk bubuk halus. Meskipun warna mineral dapat bermacam-macam, tetapi ceratnya selalu sama. Warna cerat merupakan warna asli mineral. Dapat membantu untuk membedakan mineral metalik dan nonmetalik. Mineral metalik biasanya memiliki cerat lebih gelap.

Selain dengan menumbuk sampai halus, cara memperoleh warna tersebut umumnya dengan menggoreskan mineral pada keping porselen yang kasar permukaannya. Seperti contoh emas yang berwarna kuning dan pyrit miliki warna cerat hitam.

5.      Belahan ( Cleavage )

Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang membelah pada bidang yang rata. Belahan adalah kecendrungan mineral untuk pecah melalui bidang yang rata. Tidak semua mineral memiliki sifat ini. Mineral yang memiliki bidang belah diketahui dengan menunjukkan adanya bidang yang rata apabila mineral tersebut dipecahkan. Contohnya mika, karena mika memiliki belahan satu arah maka mineral tersebut hancur akan membentuk lembaran-lembaran yang tipis. Mineral dapat memiliki belahan beberapa arah, tetapi ada pula yang tidak memiliki bidang pembelahan. Mineral yang memiliki belahan lebih dari satu arah dikenal dengan jumlah bidang rata yang ditunjukkan dan sudut yang dibentuk oleh bidang belahannya. Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :

§  Sempurna ( perfect ), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui bidang belahan agak sukar

§  Baik ( good ), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat pecah pada arah lain

§  Jelas ( distinct ), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada arah lain dengan mudah

§  Tidak jelas ( indistinct ), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar

§  Tidak sempurna ( imperfect ), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk membentuk pecahan.

6.      Pecahan  ( Fracture )

Pecahan adalah suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral, memotong bidang belahan dan umumnya tidak teratur yang diakibatkan adanya tekanan pada mineral yang melebihi batas plastis mineral tersebut. Dalam determinasi pecahan dibagi menjadi:

§  Pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, dimana pecahan seperti kulit bawang, misalnya kuarsa.

§  Pecahan berserat/fibrus, bila menunjukkan kenampakan seperti serat, misalnya asbes, augit

§  Pecahan tidak rata ( uneven ), bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar seperti kebanyakan mineral, misalnya   pada garnet

§  Pecahan rata, bila permukaannya rata dan cukup halus, misalnya mineral lempung§  Pecahan runcing ( hackly ), bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya

runcing-runcing, misalnya mineral kelompok logam.

7.      Kekerasan (Hardness)

Kekerasan merupakan suatu sifat yang ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atom. Kekerasan adalah salah satu sifat fisik mineral, yaitu daya tahan mineral terhadap abrasi atau goresan. Kekerasan suatu mineral yang belum diketahui dapat diukur dari penggoresan dengan mineral lain yang telah diketahui kekerasannya. Nilai kekerasan dapat disebandingkan dengan skala Mohs, yaitu urutan kekerasan mineral mulai dari 1 sampai 10 yang terdiri dari 10 mineral.

Secara relatif sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs (1773 – 1839), yang dimulai dari skala 1 yang paling lunak hingga skala 10 untuk mineral yang paling keras.

SKALA MOHS

Derajat Kekerasan

Jenis Mineral

1 Talk2 Gipsum3 Kalsit4 Fluorit5 Apatit6 Orthoklas7 Kuarsa8 Topas9 Korundum10 Intan

Dalam mendeterminasi mineral biasanya digunakan alat bantu sederhana. Berikut ini hubungan beberapa alat yang digunakan untuk mengukur kekerasan dengan derajat kekerasan mineral :

Jenis Alat dan Perlakuan Derajat Kekerasan

Kuku 2,5

Kawat tembaga 3

Pecahan kaca 5,5 - 6

Pisau baja 6 - 6,5

Kikir baja 6,5 - 7

8.       Sifat Dalam ( Tenacity )

Sifat dalam adalah sifat mineral bila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan, atau mengiris. Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi menjadi:

§  Rapuh ( brittle ) yaitu mudah hancur jika dipukul dengan palu dan menjadi bubuk, misalnya kuarsa, orthoklas, kalsit dll

§  Dapat diiris ( sectile ) yaitu dengan pisau, hasil irisan rapuh§  Dapat dipintal ( ductile ) yaitu mineral dapat ditarik/diulur seperti kawat, dimana jika

mineral ditarik dapat berubah menjadi panjang.§  Dapat ditempa ( malleable ) yaitu dapat ditempa menjadi lapisan yang tipis seperti

pada emas dan tembaga§  Kenyal/lentur ( elastic ) yaitu mineral dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan

akan kembali seperti semula jika tekanan dihentikan§  Fleksibel ( flexible ) yaitu mineral dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan

sesudah menjadi bengkok tidak kembali seperti semula

9.       Berat Jenis ( Specific Gravity )

Berat jenis mineral adalah perbandingan antara berat mineral diudara terhadap volumenya. Dalam mendeterminasi berat jenis mineral umumnya dilakukan di laboratorium dengan melakukan pengukuran berat mineral diudara dan membandingkannya dengan volumenya didalam air. Alat yang sering digunakan yaitu timbangan jolly. Untuk menentukan berat jenis yang lebih teliti digunakan alat yang bernama piknometer.

10.   KemagnetanKemagnetan adalah sifat mineral terhadap daya tarik magnet. Dalam

determinasi mineral berdasarkan sifat kemagnetannya dibagi menjadi :a.       Ferromagnetik

Mineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dengan mudah tertarik oleh gaya magnet, seperti mineralMagnetit dan Phyrhotit

b.      DiamagnetikMineral dikatakan memiliki sifat ini jika tidak tertarik oleh gaya magnet

c.       ParamagnetikMineral dikatakan memiliki sifat ini karena dapat tertarik oleh gaya magnet tapi tidak sekuat ferromagnetik            Cara mengetahui sifat kemagnetan mineral dapat dilakukan dengan metode sederhana, yaitu dengan mendekatkan magnet batang ke mineral dengan perlahan-lahan kemudian perhatikan gejala yang diperlihatkan oleh mineral selanjutnya sesuai dengan sifat kemagnetan seperti yang disebutkan diatas.

11.   Derajat Kejernihan ( Diaphaneity )

Derajat Kejernihan ( diaphaneity ) merupakan kemampuan mineral untuk mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk ke dalam mineral. Dalam determinasi mineral berdasarkan derajat kejernihan dibagi menjadi :

a.       OpaqMineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral sukar atau tidak bisa mentransmisikan cahaya yang masuk kedalam mineral tersebut. Mineral logam umumnya bersifat opaq, seperti Limonit, Magnetit, Pirit, Kalkopirit.

b.      TranslucentMineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dapat mentransmisikan cahaya dalam jumlah yang terbatas. Contoh mineralnya yaitu Topaz, Kloritoid, Epidot, Kaolinit

c.       TransparanMineral dikatakan memiliki sifat ini jika mineral dapat dengan mudah mentransmisikan atau menyalurkan cahaya yang masuk dalam mineral tersebut. Contoh mineralnya yaitu Kuarsa, Beryl, Kalsit

12.   Radioaktifitas

Radioaktifitas suatu mineral dihubungkan dengan adanya unsur Uranium dan Thorium di dalam mineral tersebut dapat sangat berguna dalam penentuan umur geologi spesimen itu. Atom-atom Uranium dan Thorium terurai (disintergate) dengan kecepatan yang tetap tanpa dipengaruhi oleh suhu, tekanan maupun sifat persenyawaan yang mengelilinginya; ternyata gejala disintregasi ini disertai oleh tiga jenis radiasi sinar alfa yang terdiri dari :

-          Inti Atom Helium bermuatan positif (alfa-particles).

-          Radiasi Sinar Beta yang terdiri dari elektron bermuatan negatif.

-          Radiasi Sinar Gamma yang berbentuk sinar-X.

Radioaktifitas dapat dengan mudah diketahui dengan memperhatikan radiasi yang dipancarkan baik dengan melihatnya pada sebuah film (effect on photographic film) maupun dengan Geigercounter atau Scintillometer.

Timah hitam (Lead) merupakan hasil disintegrasi Uranium dan Thorium, seperti dapat dilihat di bawah ini :

U238 à Pb206 + 8 He4

U235 à Pb207 + 7 He4

U233 à Pb208 + 6 He4

Kecepatan reaksi-reaksi di atas telah kita ketahui sehingga umur radioaktif mineral dapat kita perhitungkan apabila jumlah Uranium, Thorium dan Timah Hitam telah diketahui dan selain itu harus diperhatikan bahwa mineral yang kita periksa sebelumnya tidak mengandung Timah Hitam (Primary Lead) juga tidak pernah mengalami alterasi maupun leaching, maka spesimen segar yang mengandung mineral-mineral radioaktif dapat sangat berguna dalam penentuan umur geologi spesimen itu.

13.    Sifat permukaan

Sifat permukaan daripada mineral yang dianggap mempunyai arti penting dalam bidang teknik ialah : WETTABILIT (Kemampuan basah) suatu sifat kebasahan relatif daripada permukaan sebuah mineral. Menurut sifat ini mineral dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

1. a.          Mineral-mineral Lyophile

Mineral-mineral yang dapat dengan mudah dibasahi oleh cairan. Pada umumnya mineral-mineral dengan ikatan ion (ionic boinding) bersifat Lyophile.

1. b.          Mineral-mineral Lyophobe

Mineral-mineral yang tidak dapat dengan mudah dibasahi oleh cairan. Pada umumnya mineral-mineral Metallic atau covalent bonding bersifat Lyophobe.

Kegunaan yang utama dari perbedaan sifat permukaan mineral adalah dalam teknik ore dressing yang dikenal sebagai Flotasi. Flotasi terutama dipakai untuk :

-          Memisahkan mineral-mineral Sulfida dan mineral-mineral Gangue.

-          Memisahkan mineral-mineral Sulfida dari campurannya.

-          Memisahkan intan dari mineral-mineral berat lainnya (seperti garnet).

14.     Sifat Listrik

Berdasarkan sifat-sifat listriknya, mineral dibagi menjadi 2, yaitu :

-          Konduktor

Terdiri dari mineral-mineral yang mempunyai ikatan logam (metallic type of Bonding) dan atas logam murni (Native Element) serta beberapa Sulfida.

-          Non-konduktor

Pada umumnya mineral yang bersifat konduktor jumlahnya lebih sedikit daripada mineral non-konduktor.

Sifat mineral tergantung pada arah kristalografinya, contoh :

Hematite tegak lurus sumbu c à konduktivitasnya dua kali lebih besar daripada konduktivitasnya.

15.       Perawakan (Crystal Habit)

Bentuk khas mineral yang ditentukan oleh bidang-bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang itu. Artinya ; bentuk bangunan suatu mineral yang benar-benar terlihat, bukan bentuk sempurna atau bukan bentuk sistim kristal utama.

Perawakan kristal bukan merupakan ciri yang tetap, karena bentuknya sangat dipengaruhi dengan keadaan lingkungan sewaktu pembentukkannya, sedang keadaan itu sangat berubah-ubah. Untuk mineral tertentu sering menunjukkan perawakan kristal tertentu, seperti mineral Mika memperlihatkan perawakan mendaun (foliated), mineral Amphibole perawakan meniang/tiang (columnar).

16.       Rasa (Taste)

Mineral memiliki rasa, tetapi tidak di rekomendasikan karena beberapa mineral beracun.

17.       Ujian derajat keasaman dengan larutan HCl

Pengujian derajat keasaman suatu mineral dengan meneteskan larutan HCl pada mineral tersebut.

NATIF ELEMEN MINERAL

KELOMPOK NATIVE ELEMENT (UNSUR MURNI)

Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral native element ini terdiri dari tiga bagian yaitu:.

1. Metal dan element intermetalic (logam).

Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina (Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah isometrik.

2. Semimetal (Semi logam).

Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.

3. Non metal (bukan logam).

Contohnya intan, graphite dan sulfur.sistem kristalnya dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.

1.1 Logam

1.1.1 Aurum (Au)

Emas telah banyak digunakan di dunia sebagai kendaraan untuk moneter tukar, baik dengan penerbitan dan pengakuan koin emas atau jumlah besi kosong, atau melalui konversi kertas instrumen-gold dengan mendirikan standar emas di mana nilai total uang yang dikeluarkan diwakili di toko cadangan emas. Selain itu, emas juga berfungsi sebagai alat investasi, industri, komersial kimia dan yang paling umum digunakan sebagai perhiasan.

1.1.2 Cuprum (Cu)

Cuprum atau tembaga biasa digunakan sebagai bahan peralatan listrik (kabel) dan bahan campuran logam (kuningan, perunggu).Bahkan oleh manusia purba digunakan sebagai perabotan dan senjata, serta perlengkapan ritual kepercayaan.

1.1.3 Platinum (Pt)

Digunakan untuk perhiasan, kimia dan kegunaan industri lainnya serta stabilizer mata uang.Platinum biasa digunakan sebagai perhiasan dengan istilah emas putih karena kilaunya lebih indah dari emas, selain itu juga digunakan sebagai bahan instrumen mekanik dan listrik dengan presisi tinggi, serta sebagai katalis (pereaksi) dalam kimia analisis.

1.2 Semi-logam

1.2.1 Bismuth (Bi)

Sebuah bijih bismut dan sebagai spesimen mineral dan Karena titik penggabungannya yang rendah, Bismuth utamanya digunakan sebagai bahan campuran logam.Selain itu, juga digunakan sebagai bahan dalam industri farmasi dan kosmetik.

1.2.2 Arsenik (As)

Sampai saat ini, Arsenik belum dapat diketahui manfaat lain selain menjadi bahan racun, termasuk yang meracuni tokoh pembela HAM, Munir.

1.3 Non-logam

1.3.1 Intan (C)

Merupakan karbon, sama seperti grafit, tetapi karena kenampakkannya yang indah dengan kemampuan dispersi cahaya yang besar, sehingga sering digunakan sebagai batu mulia dan perhiasan.Selain itu, kekerasannya menjadi standar tertinggi, sehingga digunakan dalam industri sebagai alat pemotong atau mata bor.

1.3.2 Sulfur

Sulfur digunakan sebagai bahan utama pembuatan asam sulfur, vulkanisasi karet sehingga menjadi ban, bahan peledak, fungisida, dan pupuk.

KELOMPOK SULFIDAKelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).

Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).

Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores).Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.

Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah.Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.

Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.

2.1.1 Pirit (FeS2)

Dalam industri, Pirit diolah menjadi asam sulfur dengan metode bilik timbal.Serbuk Pirit juga digunakan dalam pengmurnian besi, emas, tembaga, kobalt, dan nikel.

2.2 Kalkosit (Cu2S)

Dengan keberadaannya yang cukup langka, Kalkosit yang mengandung banyak unsur tembaga (Cuprum) menjadi sumber tambang yang penting.

2.2.1 Galena (PbS)

Karena terdapat banyak di alam, Galena menjadi bijih timbal yang utama dalam pertambangan.

2.2.2 Sphalerite [(Zn, Fe) S]

Dengan keberadaannya yang sangat melimpah di alam, Sphalerite menjadi mineral bijih seng yang utama dalam pertambangan.Terkadang juga menghasilkan produk sampingan berupa Kadmium, Galium, dan Indium.

2.2.3 Kalkopirit (CuFeS2)

Dengan keberadaan yang sangat melimpah di alam, Kalkopirit menjadi sumber utama dalam memperoleh tembaga dengan persentase 80% dari ekstraksi tembaga di dunia.Kalkopirit juga menghasilkan produk sampingan, yaitu emas dan perak.

KELOMPOK OKSIDA DAN HIDROKSIDA

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).

OKSIDA

Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat.Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium.Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

OKSIDA

3.1 Jenis X2O

Kuprit (Cu2O)

Kuprit memiliki sistem kristal isometrik adalah salah satu mineral bijih yang penting untuk memperoleh tembaga. Selain itu, kristal Kuprit yang transparan dipotong dan dibentuk sebagai batu mulia.

3.2 Jenis AX

Zincite (ZnO)

Karena keberadaannya yang sangat langka, Zincite lebih populer menjadi mineral koleksi daripada sebagai mineral bijih untuk seng.

3.3 Jenis XO2

3.3.1 Rutil (TiO2)

Sebagai mineral yang cukup jarang, Rutil sangat penting dalam hal komersial karena menjadi mineral bijih untuk logam Titanium.

3.3.2 Pirolusit (MnO2)

Pirolusit umumnya ditambang untuk komersial karena menjadi sumber untuk logam Mangan.

3.4 Jenis X2O3

3.4.1 Hematit (Fe2O3)

Dengan kelimpahannya di alam, menjadikan mineral ini sangat penting dalam pertambangan untuk memperoleh besi.Selain itu, mineral Hematit yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna dan semir.

3.4.2 Korundum (AL2O3)

Varietas Korundum yang tidak transparan dan menarik biasanya digunakan sebagai alat penggosok karena

kekerasannya yang terkenal tinggi. Sedangkan varietas yang lain menjadi batu mulia, misalnya Safir (biru) dan Rubi (merah).

3.5 Jenis XY2O4

3.5.1 Spinel (MgAl2O4)

Spinel yang berwarna merah atau disebut sebagai “Rubi Spinel” dikenal sebagai batu mulia karena kenampakannya yang seperti Rubi.

3.5.2 Magnetite (Fe3O4)

Dengan kelimpahannya di alam, Magnetit adalah mineral bijih yang paling penting dan kaya akan unsur besi.

HIDROKSIDASeperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-).Reaksi pembentukannya

dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air.Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).

HIDROKSIDA

2.1 Manganite MnO(OH),

Merupakan mineral yang dijadikan sebagai bijih mineral mangan dan spesimen mineral

2.2 Bauksit [FeO(OH)]

Sudah dikenal luas bahwa Bauksit adalah mineral bijih alumunium yang utama, apalagi dengan jumlahnya yang berlimpah di alam. Ekstraksinya dengan cara elektrolisis dalam bak Cryolite. Selain itu, Bauksit juga digunakan dalam produksi Korundum sintetis dan refraktori alumunium.

3.6 Limonit [Fe3O4 . 2H2O]

Limonit adalah hasil hidrasi dari Hematit (Fe3O4) yang juga berlimpah di alam.Namun demikian, tidak seperti Hematit, Limonit bukan sumber unsur besi untuk

industri besi-baja yang berarti karena biasanya tercemari oleh unsur sekunder, yaitu fosfor.Varietas yang berwarna dan berkilap tanah, digunakan sebagai bahan pewarna serta kerajinan tanah liat.

KELOMPOK HALIDAKelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif,

seperti: F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah: Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6)

4.1 Halit (NaCl)

Halit atau dikenal sebagai garam dapur biasa digunakan sebagai bumbu masak karena sifat khasnya yang terasa asin dan menguatkan rasa.Selain itu, Halit juga digunakan dalam industri kimia untuk preparasi soda, asam hidroklorat, dan di samping itu, Halit juga digunakan dalam penelitian ilmiah sebagai bagian dari alat optik.

4.2 Fluorit (CaF2)

Fluorit digunakan dalam produksi asam hidrofluorit yang sangat penting dalam kerajinan gerabah, industri optik sebagai bahan pembuatan lensa, dan industri plastik.Di samping itu, sangat penting dalam metalurgi bauksit dan

fluks untuk industri logam. Pada varietas yang tidak berwarna dan transparan, biasa digunakan sebagai lensa apokromatik dan prisma spektrografis

4.3 Sylvite (KCl)

Mineral ini sangat bermanfaat dalam pertanian sebagai pupuk karena kandungan Kalium dan Klorinnya. http://0.tqn.com/d/geology/1/0/Z/T/1/minpicsylvite.jpg

4.4 Cryolite (Na3AlF)

Mineral ini sangat langka dan dulu digunakan sebagai fluks dalam pemurnian bauksit tetapi sekarang fungsinya digantikan oleh Fluorit.Oleh karena itu, kini hanya digunakan sebagai bahan pengkilap gerabah dan bahan utama bagi beberapa jenis kaca.

KELOMPOK KARBONATMerupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk

gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).

Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).

5.1 Dolomite (CaMg(CO3)2

Berperan dalam beberapa semen, sebagai sumber magnesium dan sebagai spesimen mineral.

5.2 Kalsit (CaCO3)

Berperan Pada produksi semen dan mortar, produksi kapur, batu kapur yang digunakan dalam industri baja, industri kaca, kimia hias, batu dan menggunakan optik dan sebagai spesimen mineral.

5.2.1 Magnesit (MgCO3)

Suatu bijih dari magnesium.Karena kandungannya serta keberadaanya yang cukup melimpah di alam, Magnesit adalah sumber penting untuk memperoleh Magnesium dan

garam Magnesium.Dalam bentuk perekat dan serbuk, digunakan dalam industri kertas, karet, serta farmasi.

KELOMPOK SULFAT

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-).Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate).Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.

6.1.1 Barit (BaSO4)

Mineral yang cukup melimpah di alam ini, merupakan mineral bijih yang paling utama bagai Barium.Selain itu, juga sebagai bahan tambahan penting untuk lumpur pengeboran minyak bumi.Barit sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan kertas dan karet serta bahan pewarna karena warnanya yang putih.

6.1.2 Celestite (SrSO4)

Mineral ini adalah sumber utama untuk mendapatkan logam Strontium dan garamnya juga biasa digunakan sebagai bahan utama pembuatan kembang api karena dapat menghasilkan api yang berwarna merah terang. Dalam industri, Celestite digunakan sebagai bahan campuran karet,

cat, serta elemen baterai.Pada varietas yang tidak berwarna dan transparan, dapat menjadi bahan kaca serta keramik (varietas yang berkilau).

6.1.3 Anhidrit (CaSO4)

Mineral ini, terutama diperlukan untuk menghasilkan asam sulfur, dengan kandungan belerangnya, serta salah satu bahan baku kertas dan batu hias karena kenampakannya yang indah.

6.1.4 Anglesit (PbSO4)

Dengan kandungan timbalnya, mineral bijih ini diekstraksi untuk mendapatkan logam timbal dan menjadi bahan studi untuk mempelajari deposit mineral bijih secara umum.

6.1.5 Gipsum (Ca SO4. 2H2O)

Gipsum biasanya digunakan sebagai perekat pada bangunan-bangunan kuno serta bahan campuran dalam semen.Selain itu, juga dijadikan ornamen, baik untuk pahatan maupun dilebur lalu dicetak menjadi ornamen interior dalam bangunan, termasuk eternit.

KELOMPOK PHOSPHATKelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:

7.1 Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH)

Mineral ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk fosfat dan pembuatan asam fosfat. Sementara kristal yang transparan dan berwarna indah dipotong dan dibentuk menjadi batu mulia walaupun cukup lunak (kekerasan 5).

7.2 Vanadine Pb5Cl(PO4)3

Mineral ini adalah mineral bijih untuk memperoleh Vanadium, bahan campuran logam, dan bahan pewarna pakaian karena warnanya yang merah sampai kuning kecoklatan.

7.3 Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O

Mineral ini terutama biasa digunakan sebagai batu hiasan yang bernilai tinggi.

KELOMPOK SILIKATSilicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali.Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan (metamorf).Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

Quartz (SiO2)

Feldspar Alkali (KAlSi3O8)

Feldspar Plagioklas ((Ca,Na)AlSi3O8)

Mica Muscovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2)

Mica Biotit (K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2)

Amphibol Horblende ((Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH))

Piroksin ((Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6)

Olivin ((Mg,Fe)2SiO4)

Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral ferromagnesium.

8.1 Mineral Ferromagnesium

8.1.1 Opal (SiO2 .nH2O)

Hasil hidrasi dari Silikon dioksida (Kuarsa) ini biasa dibentuk menjadi batu mulia dan batu hias yang bernilai tinggi.Selain itu, serbuknya yang sudah disaring dapat digunakan sebagai insulator dan bahan pembuatan keramik (porselen).

8.1.2 Kuarsa (SiO2)

Mineral yang sangat melimpah di alam ini begitu penting dalam industri, misalnya karena sifatnya yang piezoelektrik dapat digunakan sebagai pengukur tekanan, osilator, resonator, dan penstabil gelombang.Kemampuannya untuk memutar bidang polarisasi cahaya menjadikannya sebagai bahan polarimeter.Transparansinya terhadap

sinar UV menasbihkannya sebagai bahan lampu sinar-panas, prisma dan lensa spektrografis.Selain itu, Kuarsa juga diolah secara besar-besaran menjadi kaca, cat, alat penggosok, refraktori, dan peralatan presisi.Kristal Kuarsa yang transparan maupun translucent dengan berbagai warna biasa dibentuk menjadi batu mulia maupun batu hias.

8.1.3 Ortoklas

Ortoklas biasanya menjadi bahan dasar pembuatan porselen berkualitas tinggi, berkilau, indah, dan tahan panas, baik ortoklas murni maupun setelah dicampur dengan Kuarsa dan Kaolin.Selain itu, leburan Ortoklas murni juga dapat digunakan sebagai bahan insulator listrik tekanan tinggi maupun bahan dasar gigi palsu.Dalam bentuk serbuk yang dicampur detergen, dapat menjadi bubuk penggerus. Sementara, kristal Ortoklas yang transparan dengan berbagai warna dikenal sebagai batu mulia.

8.1.4 Plagioklas (Oligoklas, Labradorit, dan Anorthit = (Na,Ca)AlSi3O8)

Ketiga mineral dari seri Plagioklas ini memiliki kemiripan dengan kegunaanya yang hampir sama, yaitu sebagai salah satu bahan baku keramik dan kaca. Selain itusebagai refraktor dasar.Secara individu, Labradorite berfungsi sebagai batu bahan bangunan, batu mulia dan perhiasan.

8.1.5 Muskovit (Mg,Fe)3Si2O5(OH)4

Mineral yang sangat berlimpah di alam ini biasa digunakan sebagai insulator listrik dan panas. Selain itu, serbuknya digunakan sebagai bahan perekat dalam pembuatan kertas, semen, dan plastik, serta salah satu bahan baku karet juga cat tahan api. Muskovit terkadang juga digunakan sebagai material dasar untuk membuat porselen dan pelumas kering.

8.1.6 Hornblende

Walaupun mineral ini adalah mineral yang sangat populer, dan berlimpah di alam, tetapi sampai kini masih belum diketahui manfaatnya, dan masih menjadi sebagai mineral koleksi dan penelitian.

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM KRISTALOGI MINERAL

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2013


Top Related