Transcript
Page 1: Toksikologi Industri
Page 2: Toksikologi Industri

Logam Berat Logam berat (heavy metal) adalah logam

dengan massa jenis lima atau lebih, dengan nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.

Page 3: Toksikologi Industri

Logam Berat

Macam-macam logam berat yaitu raksa

/merkuri (Hg), kromium (Cr), kadmium (Cd), 

tembaga (Cu), timah (Sn), nikel (Ni), 

arsene (As), kobalt (Co), aluminium (Al), 

besi (Fe), selenium (Se), dan zink (Zn)

Page 4: Toksikologi Industri

Toksisitas Logam

adalah terjadinya keracunan dalam tubuh

manusia yang diakibatkan oleh bahan berbahaya

yang mengandung logam beracun

Zat-zat beracun dapat masuk ke dalam tubuh

manusia melalui pernapasan, kulit, dan mulut

Pada umumnya, logam terdapat di alam dalam

bentuk batuan, bijih tambang, tanah, air, dan

udara

Page 5: Toksikologi Industri

Toksisitas Logam

Menurut Kementrian Negara Kependudukan

dan Lingkungan Hidup (1990) sifat toksisitas

logam berat dapat dikelompokkan ke dalam 3

kelompok, yaitu :

Bersifat toksik tinggi (Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn)

Bersifat toksik sedang (Cr, Ni, dan Co)

Bersifat tosik rendah (Mn dan Fe)

Page 6: Toksikologi Industri
Page 7: Toksikologi Industri

Definisi

Nikel merupakan unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dengan nomor atom 28 dan massa atom 58.6934 g/mol.

Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751, berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, keras, sifat tidak berubah bila terkena udara, dan kemampuan mempertahankan sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim

Page 8: Toksikologi Industri

Definisi Nikel (Ni) merupakan kelompok logam

transisi II dimana pada umumnya digunakan untuk electroplating, pabrik baja tahan karat (stainless steel), dan batu baterei nikel-kadmium.

Nikel (Ni) ditemukan di perairan dalam bentuk koloid namun garam-garam nikel seperti : nikel ammonium sulfat, nikel nitrat dan nikel klorida bersifat larut dalam air.

Page 9: Toksikologi Industri

Definisi Ni memasuki atmosfer dari pembakaran

bahan bakar fosil, proses peleburan dan alloying (paduan logam), sampah pembakaran, dan asap tembakao.

Ni berada di atmosfer terutama sebagai bentuk larut dalam air, seperti NiSO4, NiO, dan komplek oksida logam yang mengandung logam Ni.

Rata-rata konsentrasi total ambien di udara US adalah 0,008 mg.

Page 10: Toksikologi Industri

Definisi Ni memasuki atmosfer dari pembakaran

bahan bakar fosil, proses peleburan dan alloying (paduan logam), sampah pembakaran, dan asap tembakao.

Ni berada di atmosfer terutama sebagai bentuk larut dalam air, seperti NiSO4, NiO, dan komplek oksida logam yang mengandung logam Ni.

Rata-rata konsentrasi total ambien di udara US adalah 0,008 mg.

Aturan aliran batas oleh U.S. Occupational Safety and Health Administration (OSHA) untuk kadar Ni di udara adalah 1 mg.

Page 11: Toksikologi Industri

Fungsi Nikel digunakan dalam berbagai aplikasi

komersial dan industri, seperti : pelindung baja (stainless steel ), pelindung tembaga, industri baterai, elektronik, aplikasi industri pesawat terbang, industri tekstil, turbin pembangkit listrik bertenaga gas, pembuat magnet kuat, pembuatan alat-alat laboratorium (nikrom), kawat lampu listrik, katalisator lemak, pupuk  pertanian, dan berbagai fungsi lain (Gerberding J.L., 2005)

Page 12: Toksikologi Industri

Perilaku Rute Fisiologis dan Ekologis Nikel

Pada mammalia termasuk manusia, rute pertama untuk masuknya nikel adalah melalui proses penghirupan (inhalation).

Sejumlah kecil pemasukan melalui makanan dan air, tetapi sebagian besar di eliminasi melalui pembuangan feses. Pada organisme aquatik, pemasukan nikel dipengaruhi oleh kekerasan air seperti penurunaan sifat toksisitas nikel akibat meningkatnya kekerasan air.

Page 13: Toksikologi Industri

Perilaku Rute Fisiologis dan Ekologis Nikel

Racun masuk ke dalam tubuh , Kemudian melalui peredaran darah akhirnya dapat masuk ke organ-organ tubuh secara sistematik.

Organ-organ tubuh yang biasanya terkena racun adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf tepi, dan darah.

Efek racun pada tubuh juga akan memberikan efek local seperti iritasi, reaksi alergi, dermatitis, ulkus, jerawat, dan gejala lain. Gejala-gejala keracunan sistematik juga tergantung pada organ tubuh yang terkena.

Page 14: Toksikologi Industri

Perilaku Rute Fisiologis dan Ekologis Nikel

Racun yang masuk ke tubuh akan mengalami proses detoksikasi (dinetralisasi) didalam hati oleh fungsi hati (hepar).

Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh.

Jika jumlah racun yang masuk kedalam tubuh relatif kecil/sedikit dan fungsi detoksikasi hati (hepar) baik, dalam tubuh kita tidak akan terjadi gejala keracunan.

Namun apabila racun yang masuk jumlahnya besar, fungsi detoksikasi hati (hepar) akan mengalami kerusakan.

Page 15: Toksikologi Industri

Perilaku Rute Fisiologis dan Ekologis Nikel

Page 16: Toksikologi Industri

Gejala Keracunan Gejala ringan: Pusing, mual, muntah,

gemetar, lemah badan, pandangan berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu makan berkurang, sukar konsentrasi.

Gejala akut: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejang-kejang, kram perut, gangguan mental, kelumpuhan, gangguan penglihatan, air liur berlebihan, nyeri otot, koma, pingsan, meninggal.

Page 17: Toksikologi Industri

Paparan Paparan akut terhadap nikel akan menyebabkan

iritasi saluran pernapasan dan rongga hidung, dan menyebabkan fibrosis paru jika dihirup.

Penelanan akan menyebabkan kejang-kejang dan gangguan usus.

Ia juga dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit.

Paparan kronis akan menyebabkan pneumonitis dan tanda-tanda sensitisasi terhadap nikel seperti ruam kulit.

Nikel juga diklasifikasikan kemungkinan bersifat karsinogen dan teratogen terhadap manusia

Page 18: Toksikologi Industri

Pencegahan Management program pengendalian sumber

bahaya, yang berupa perencanaan, organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.

Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit, sepatu, dsb)

Ventilasi yang baik. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik

dalam proses produksi, kontrol, dan sebagainya.

Page 19: Toksikologi Industri

Pencegahan Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan

kesehatan kerja, serta analisis keselamatan dan kesehatan kerja.

Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan.

Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan kimia beracun.

Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.

Page 20: Toksikologi Industri

Pencegahan Membuat label dan tanda peringatan terhadap

sumber bahaya. Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi

sumber bahaya dalam proses produksi, dan mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.

Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap produksi yang menghasilkan debu.

Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahaya disendirikan.

Page 21: Toksikologi Industri

Pencegahan

Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring biologis (darah, tinja, urine, dan sebagainya).

House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.

Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.

Eliminasi, pemindahan sumber bahaya. Enclosing, menangani sumber bahaya.

Page 22: Toksikologi Industri
Page 23: Toksikologi Industri

Definisi Besi adalah logam yang berasal dari bijih

besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari.

Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26.

Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Page 24: Toksikologi Industri

Definisi

Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal, diantaranya:Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besarPengolahannya relatif mudah dan murahBesi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

Page 25: Toksikologi Industri

Definisi Salah satu kelemahan besi adalah mudah

mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena

mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja.

Page 26: Toksikologi Industri

Definisi Perbedaan logam berat terletak dari pengaruh

yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup.

Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk dalam tubuh, biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen.

Page 27: Toksikologi Industri

Sifat-sifat Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi

dan mudah terkorosi, khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.

Memiliki 4 bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan suhu transisi 700, 928, dan 1530oC.

Besi bersifat keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur, dan digunakan untuk menghasilkan alloy lainnya, termasuk baja.

Page 28: Toksikologi Industri

FungsiBesi digunakan untuk membuat konstruksi jembatan dan kendaraan (kereta api dan mobil), rel kereta api dan konstruksi bangunan lainnya. Kegunaan besi dalam bentuk logam campuran diantaranya:Stainless steel digunakan untuk membuat peralat industri, peralatan rumah tangga, dan komponen kendaraan bermotor.Baja nikel digunakan untuk membuat kawat dan senjata

Page 29: Toksikologi Industri

Fungsi

Bagi tubuh manusia Besi berfungsi sebagai penyusun utama kelangsungan makhluk hidup dan bekerja sebagai pembawa oksigen dalam hemoglobin.

Page 30: Toksikologi Industri

Tosksisitas Besi Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam

tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air.

Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe.

Page 31: Toksikologi Industri

Tosksisitas Besi Air minum yang mengandung besi cenderung

menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak

dinding usus. Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.

Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit.

Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk.

Page 32: Toksikologi Industri

Gejala Keracunan Fase pertama biasanya setelah dua jam memakan 

makananyang terkontiminasi Fe. Ditandai dengan sakit perut, perut mual yang

mengakibatkan diare dan muntah-muntah yang berwarna kecokelatan, kadang tercampur darah.

Terlihat adanya takipnea, takicardia, dan terkadang hipertensi.

Penderita akan lemah, lemas, gelisah dan sakit perut terus- menerus.

Terlihat tanda-tanda pendarahan dan bisa mengakibatkan shock.

Page 33: Toksikologi Industri

Pencegahan

Dalam upaya pencegahan perlu dilakukan pengamatan kondisi lingkungan. Perlu adanya kebijakan dan kesadaran dari semua pihak.

Jika perlu lakukan penyuluhan, karena masih ada sebagian masyarakat yang tidak mengetahui racun pada Fe, bahaya, dan penanggulangan keracunannya.

Lakukan pula pengamatan terhadap makanan yang mengandung Fe, khususnya obat-obatan

Page 34: Toksikologi Industri

Pengobatan Dalam pengobatan Fe akut atau yang sudah

cukup parah yaitu dengan mencegah terjadinya absorpsi Fe, baik dari saluran pencernaan maupun saluran pernapasan.

Memuntahkan makanan yang tercemar yang telah dimakan dengan obat emetika.

Dengan menggunakan obat pencahar yaitu pemberian 5% larutan sodium bikarbonat (NaHCO3) di mana sejumlah besi terikat sebagai fero-karbonat yang tidak dapat diabsorpsi.

Menguras isi lambung, dapat dengan pemberian obat untuk pencahar seperti garam katartik.

Page 35: Toksikologi Industri

Top Related