Download - TLH AQIDAH AKHLAK

Transcript
Page 1: TLH AQIDAH AKHLAK

A.  Pengertian Telaah Penjelasan Materi Akidah Akhlak Madrasah Aliyah

Untuk menghindari adanya salah penafsiran dan meluasnya permasalahan, sekaligus

untuk memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya, maka pemakalah perlu menegaskan

istilah-istilah dalam judul makalah ini sebagai berikut:

1.    Pengertian Telaah

a.    Secara Etimologi

Telaah adalah suatu penyelidikan, kajian, pemeriksaan, dan penelitian.[3]

b.    Secara Terminologi

Telaah yaitu penyelidikan mengenai beberapa materi tentang kesulitan-kesulitan yang

mungkin ada pada materi yang dikaji.

2.    Pengertian Penjelasan

a.    Secara Etimologi

Penjelasan berasal dari kata jelas yang berarti nyata, dan ganblang.[4]

b.    Secara Terminologi

Penjelasan adalah keterangan yang lebih jelas, uraian yang menjelaskan tentang bahan yang

di sampaikan.

3.    Pengertian Materi

a.    Secara Etimologi

Materi adalah benda, zat.[5]

b.    Secara Terminologi

Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan,

dikarangkan, dsb).[6]

4.    Pengertian Akidah Akhlak

a.    Pengertian Akidah

1)   Secara Etimologi

Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “ ‘aqoda, ya’qidu, ’aqdan-‘aqidatan ” yang

berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis aqidah berarti

iman, kepercayaan dan keyakinan.[7]

2)   Secara Terminologi

Aqidah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa merasa tentram

kepadanya, sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur oleh keraguan.[8]

b.    Pengertian Akhlak

1)   Secara Etimologi

1

Page 2: TLH AQIDAH AKHLAK

Akhlak secara etimologi berasal dari kata “Khuluq” dan jama’nya “Akhlaq”, yang

berarti budi pekerti, etika, moral.[9]

2)   Secara Terminologi

Akhlak adalah “sikap hati yang mudah mendorong anggota tubuh untuk berbuat

sesuatu”.[10]

Jadi yang dimaksud dengan Akidah Akhlak adalah suatu kepercayaan atau keyakinan

yang berupa budi pekerti atau kelakuan, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah

maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah.

5.    Pergertian Madrasah Aliyah

a.    Pengertian Madrasah

1)   Secara Etimologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Madrasah berarti sekolah atau perguruan

(biasanya yang berdasarkan agama Islam). Madrasah dilihat dari segi bahasa Arab berasal

dari kata darasa yang artinya belajar, sedangkan madrasah itu sendiri berarti tempat belajar.

2)   Secara Terminologi

Madrasah berarti lembaga pendidikan yang mempunyai porsi lebih terhadap mata

pelajaran Agama Islam.

b.    Pengertian Aliyah

1)   Secara Etimologi

Aliyah berarti sekolah agama (Islam) tingkat menengah atas.[11]

2)   Secara Terminologi

Aliyah adalah sebuah tingkatan yaitu tingkatan tinggi atau atas dalam suatu pendidikan.

Jadi Madrasah Aliyah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan

pengajaran tingkat tinggi atau atas dan menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata

pelajaran dasar.

Dari pengertian diatas bisa dipahami bahwa judul yang dimaksud dengan Telaah

Penjelasan Materi Akidah Akhlak Madrasah Aliyah adalah penyelidikan mengenai beberapa

materi tentang kesulitan-kesulitan, kemudahan, kekurangan, kelebihan yang mungkin ada

pada materi yang ditelaah, dengan menjelaskan tentang bahan yang disampaikan yaitu yang

mengenai suatu kepercayaan atau keyakinan yang berupa budi pekerti atau kelakuan, baik

akhlak yang terpuji atau akhlak al-karimah maupun yang tercela atau akhlak al-madzmumah

pada lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat tinggi atau

atas dan menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar.

B.  Substansi

2

Page 3: TLH AQIDAH AKHLAK

1.    Judul

Judul buku yang kami telaah adalah “Menjaga Akidah dan Akhlak” yang disusun oleh

Roli Abdul Rahman dan M. Khamzah. Diterbitkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,

Solo.

Terdiri dari dua buku yaitu untuk kelas X berisi 129 halaman  terbit tahun 2007, untuk

kelas XI berisi 132 halaman terbit tahun 2008.

Menurut kami pemakalah, judul buku tersebut sudah sesuai dengan program untuk

dijadikan sebuah judul buku pada tingkat Madrasah Aliyah, dimana judul tersebut

mempunyai maksud agar siswa Madrasah Aliyah bisa menerapkan pada kehidupan sehari-

hari yaitu menjaga Akidah dan Akhlaknya.

2.    Latar Belakang Telaah

Seiring perkembangan zaman, banyak kebutuhan yang semakin dibutuhkan oleh

manusia, termasuk kebutuhan dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan banyak

hal yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik, baik dari segi sarana

prasarana maupun materi yang diajarkan. Untuk mendapatkan materi yang sesuai dengan

kebutuhan siswa, maka diperlukan buku ajar yang relevan untuk menunjang proses belajar

mengajar. Sebuah buku ajar yang baik adalah sebuah buku yang benar-benar sesuai dengan

kebutuhan siswa. Untuk itu, di sini kami menelaah sebuah buku ajar materi Akidah Akhlak

tingkat Madrasah Aliyah, agar dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan buku ajar

tersebut, sehingga nantinya didapati sebuah buku ajar yang mudah dipahami oleh peserta

didik.

3.    Fokus Telaah

Telaah yang kami lakukan ini memfokuskan pada penjelasan yang ada pada materi

Akidah Akhlak Madrasah Aliyah.

C.  Telaah Penjelasan Materi Akidah Akhlak Madrasah Aliyah

3.    Penjelasan Materi Akidah Akhlak Kelas XI Semester 1

a.    BAB 1: ILMU KALAM

1)   Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu kalam diartikan sebagai ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat

yang wajib tetap bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya dan tentang sifat-sifat

yang sama sekali wajib ditiadakan daripada-Nya.

2)   Fungsi Ilmu Kalam

3

Page 4: TLH AQIDAH AKHLAK

Dengan adanya ketentuan mengenai hukum akal, dan terdapatnya ayat-ayat

mutasyabihat di dalam Al-Qur’an, maka hal itu merupakan peluang bagi mereka yang suka

berfikir, terutama karena panggilan agama untuk memikirkan semua makhluk Tuhan.

3)   Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu Lainnya

Adapun keterkaitan ilmu kalam dengan beberapa ilmu-ilmu keislaman lainnya, yaitu:

a)    Filsafat Islam

Filsafat Yunani tidak hanya diambil manfaatnya oleh kalangan mutakallimin sebagai

alat untuk memperkuat dalil-dalil kepercayaan Islam dalam menghadapi lawan-lawannya.

Akan tetapi, juga diambil manfaatnya dari kalangan ahli-ahli filsafat Islam, seperti al-Kindi,

al-Farabi, dan Ibnu Sina.

b)    Ilmu Fikih

Objek pembahasan ilmu kalam dengan fikih sangat berbeda.

c)    Ilmu Tasawuf

Tasawuf dalam membahas masalah ibadah lebih banyak menggunakan perasaan dan

latihan kejiwaan karena dengan cara ini dapat mempebanyak amal ibadah.

4)   Metode Pembahasan Ilmu Kalam

Sesungguhnya mutakallimin itu mempunyai system tersendiri di dalam membahas,

menetapkan dan berdalil, berbeda dengan system Al-Qur’an dan hadits serta fatwa-fatwa

sahabat. Dari segi lain, berbeda dengan system filsafat dalam membahas, menetapkan, dan

berdalil.

5)   Ruang Lingkup Ilmu Kalam

Ruang lingkup pembahasan ilmu kalam yang meliputi,

a)    Wujud Tuhan

b)   Keesaan Tuhan

c)    Zat dan Sifat Tuhan

d)   Sifat-Sifat Aktif Tuhan

e)    Sifat Ilmu menurut Muktazilah

f)    Sifat Kalam

g)   Kejisiman Tuhan

h)   Arah

i)     Rukyat

j)     Keadilan Tuhan

k)   Qada dan Qadar

6)   Penerapan Ilmu Kalam

4

Page 5: TLH AQIDAH AKHLAK

Para mutakallimin memiliki kepentingan terhadap filsafat untuk menghadapi musuh-

musuhnya yang menguasai filsafat. Tuntutan ini kemudian mengharuskan mutakallimin

untuk mempelajari filsafat Yunani terutama dari segi ketuhanannya.

7)   Hasil telaah

Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada

beberapa bagian yang menurut kami terdapat kekurangan antara lain yaitu :

a)    Dalam fungsi ilmu kalam penjelasannya terlalu banyak, padahal fungsinya hanya terdapat

diakhir kalimat. Alangkah baiknya jika fungsi ilmu kalam diletakkan di awal kalimat

kemudian diikuti kalimat-kalimat lain yang lebih mendukungnya.

b)   Dalam hubungan ilmu kalam dengan ilmu lainnya ada beberapa sebutan ilmu kalam yakni

ilmu tauhid dan ilmu ushuludin yang masing-masing disebutkan tujuan dari ilmu tersebut

namun pada ilmu akidah belum disebutkan tujuan dari ilmu akidah tersebut.

c)    Kemudian keterkaitan ilmu kalam dengan beberapa ilmu-ilmu keislaman lainnya, yakni

fiqih, dalam penjelasannya belum ada penjelasan tentang hubungan antar a ilmu kalam

dengan fiqih. Yang disebutkan hanya bahwa objek pembahasan ilmu kalam fiqih sangat

berbeda. Begitu pula keterkaitan ilmu kalam dengan ilmu tasawuf belum ada penjelasan

tentang hubungan keduanya. Dari penjelasan yang dipaparkan malah seolah-olah

menyebutkan perbedaan diantara keduanya, bukannya hubungan antara keduan.

d)   Dalam ruang lingkup ilmu kalam, yakni pada kejisiman tuhan terdapat istilah tasybih dan

tanzih yang tidak disetak miring padahal seharusnya dicetak miring.

(1)Kemudian pada point arah terdapat kalimat yang  menurut kami kurang spesifik. Yaitu

“muktazilah dengan tegar mengingkari arah bagi tuhan. Karena menetapkan arah, artinya

menetapkan tempat bagi-Nya dan menetapkan tempat, artinya menetapkan kejisiman-Nya.

Seharusnya diganti dengan muktazilah dengan tegas mengingkari arah bagi tuhan.

Karenamenetapkan arah artinya menetapkan tempat bagi-Nya adalah menetapkan kejisiman-

Nya”.

(2)Dalam penerapan ilmu kalam belum ada penjelasan yang lebih spesifik lagi tentang

penerapannya.

b.   BAB 2: ALIRAN ILMU KALAM

1)   Aliran-Aliran Ilmu Kalam

a)    Aliran Syiah

Syiah adalah golongan yang menyanjung dan memuji sayyidina Ali secara berlebih-

lebihan karena mereka beranggapan bahwa Ali yang lebih berhak menjadi khalifah pengganti

nabi.

5

Page 6: TLH AQIDAH AKHLAK

Beberapa sekte aliran Syiah, diantaranya sebagai berikut:

(1)Sekte Kaisaniyah

Kaisaniyah adalah sekte Syiah yang memercayai Muhammad bin Hanafiyah sebagai

pemimpin setelah Husein bin Ali wafat.

(2)Sekte Zaidiyah

Sekte ini memercayai kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin sebagai

pemimpin setelah Husein bin Ali wafat.

(3)Sekte Imamiyah

Sekte ini adalah golongan yang meyakini bahwa Nabi Muhammad saw, telah menunjuk

Ali bin Abi Thalib menjadi pemimpin atau imam sebagai pengganti beliau dengan

petunjukyang jelas dan tegas.

b)   Aliran Khawarij

Khawarij adalah kaum pengikut Ali bin Abi Thalib yang meninggalkan barisannya

karena tidak setuju terhadap sikap Ali bin Abi Thalib yang menerima Arbitrase (tahkim).

c)    Aliran Murjiah

Aliran Murjiah muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam

upaya mengafirkan terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim.

d)   Aliran Qadariyah

Qadariyah sebagai suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan

kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya.

e)    Aliran Jabariyah

Manusia dalam paham Jabariyah sangat lemah, tak berdaya, terikat dengan kekuasaan

dan kehendak mutlak Tuhan, tidak mempunyai kehendak bebas.

f)    Aliran Muktazilah

Aliran ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antara aliran Khawarij dan aliran

Murjiah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar.

g)   Aliran Asy’ariyah

Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Muktazilah yang dianggap

menyeleweng dan menyesatkanumat Islam.

h)   Aliran Maturidiyah

Maturidiyah mendasarkan pikirannya dalam soal-soal kepercayaan kepada pikiran-

pikiran Imam Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-Fiqh al-Akbar dan Al-Fiqh al-

absat.

i)     Teologi Transformatif

6

Page 7: TLH AQIDAH AKHLAK

Teologi Transformatif merupakan sejumlah pandangan  keyakinan keagamaan, yang

mempengaruhi perilaku kehidupan umat Islam dalam keseluruhan aspek kehidupan.

j)     Teologi Pembebasan

   Teologi pembebasan sebagai bentuk ajaran untuk peduli kepada orang-orang yang

tertindas, seperti orang-orang yang teraniaya, miskin, yatim, janda, perempuan, dan budak.

2)   Perilaku Orang Beraliran Kalam

Lima kriteria pokok yang melekat pada orang yang mengikuti aliran yang benar (sahih),

yaitu sebagai berikut:

a)    Memilki prinsip hidup yang kuat, yang digali berdasarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah.

b)   Mampu mengembangkan pemikiran yang rasional dalam melihat berbagai persoalan

kehidupan.

c)    Konsisten dalam menjaga persaudaraan dengan sesama umat muslim.

d)   Senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah.

e)    Kehadirannya tidak membuat orang lain merasa takut atau cemas.   

3)   Menghargai Perbedaan Paham

        Berbagai ragam pemikiran dan pandangan dari aliran-aliran yang ada

memperlihatkan paham yang saling bertentangan, sekalipun mereka sama-sama berpegang

pada Al-Qur’an.

4)   Hasil telaah

Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada

beberapa bagian yang menurut kami terdapat kekurangan antara lain yaitu :

a)    Dalam aliran syiah terdapat isltilah “tahkim” atau “arbitrasi”, tapi belum dijelaskan apa

maksudnya. Dalam kamus kecilpun tidak ada keterangan tentang tahkim atau arbitrasi.

Alangkah baiknya jika kata tersebut diberi arti agar bisa dipahami. Kemudian kata “sekte”

juga belum dijelaskan maknanya dalam kamus kecil.

b)   Dalam aliran khawarij, alangkah baiknya jika dalil surat Al-Maidah ayat 44 dituliskan

ayatnya agar tidak hanya maknanya saja.

c.    BAB 3: PERILAKU TERPUJI

1)   Akhlak Berpakaian

a)   Pengertian Akhlak Berpakaian

Secara istilah, pakaian adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang dalam berbagai

ukuran dan modenya berupa baju, celana, sarung, jubah ataupun yang lain yang disesuaikan

dengan kebutuhan pemakainya untuk suatu tujuan yang bersifat khusus ataupun umum.

b)   Bentuk Akhlak Berpakaian

7

Page 8: TLH AQIDAH AKHLAK

Busana muslimah haruslah memenuhi kriteria, antara lain tidak jarang (tembus

pandang) dan ketat, tidak menyerupai pakaian laki-laki, tidak menyerupai busana khusus

nonmuslim, serta pantas dan sederhana.

c)    Nilai Positif Akhlak Berpakaian

Agama Islam mengajarakan kepada pemeluknya agar berpakaian yang baik dan bagus

sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dalam pengertian bahwa pakaian tersebut dapat

memenuhi hajat tujuan berpakaian, yaitu menutupi aurat dan keindahan.

d)   Membiasakan Akhlak Berpakaian

Islam telah menggariskan aturan-aturan berbusana yang harus ditaati, yakni dalam apa

yang disebut etika berbusana. Seorang muslim atau muslimah dituntut untuk berbusana sesuai

dengan apa yang telah digariskan dalam aturan.

2)   Akhlak Berhias

a)   Pengertian Akhlak Berhias

Secara istilah, berhias dapat dimaknai sebagai upaya setiap orang untuk memperindah

diri dengan berbagai busana, asesoris ataupun zat-zat (make up) yang dapat memperelok diri

bagi pemakainya sehingga memunculkan kesan indah bagi yang menyaksikan serta

menambah rasa percaya diri penampilan untuk suatu tujuan tertentu.

b)   Bentuk Akhlak Berhias

Agama Islam telah memberikan rambu-rambu yang tegas agar setiap muslim

meengindahkan kaidah berhias meliputi sebagai berikut:

(1)Niat berhias hanya untuk beribadah

(2)Dalam berhias tidak menggunakan bahan-bahan yang diharamkan (misalnya ada unsur

khamar ataupun babi)

(3)Setiap muslim dilarang berhias dengan memakai simbol-simbol ataupun alat-alat yang secara

khusus digunakan kaum nonmuslim (misalnya salib)

(4)Tidak berlebih-lebihan dalam berhias

(5)Tidak berhias seperti orang jahiliyah atau nonmuslim

(6)Berhias menurut kelaziman dan kepatutan jenis kelamin

(7)Menghindari berhias untuk keperluan berfoya-foya ataupun ria.

c)    Nilai Positif Akhlak Berhias

Seorang muslim ataupun nonmuslim yang berhias (berdandan) sesuai ketentuan Islam,

maka sesungguhnya telah menegaskan jati dirinya sebagai mukmin ataupun muslim. Seorang

yang berhias secara Islami akan merasa nyaman dan percaya diri dengan dandanannya yang

8

Page 9: TLH AQIDAH AKHLAK

telah mendapatkan jaminan halal secara hukum sehingga apa yang sudah dilakukan akan

menjadi motivasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi sesamanya.

d)   Membiasakan Akhlak Berhias

Islam mengajak manusia untuk hidup secara wajar, berpakaian secara wajar, berhias

secara lazim, jangan kurang dan jangan berlebihan. Karena itu, setiap pribadi muslim harus

membiasakan diri untuk berpenampilan yang baik, bagus, indah, dan meyakinkan, tidak

menyombongkan diri, tidak angkuh, tetapi tetap sederhana dan penuh kebersahajaan sebagai

wujud konsistensi terhadap ajaran Islam.

3)   Akhlak Perjalanan

a)   Pengertian Akhlak Perjalanan

Secara istilah, perjalanan sebagai aktivitas seseorang untuk keluar ataupun

meninggalkan rumah dengan jalan kaki ataupun menggunakan berbagai sarana transportasi

yang mengantarkan sampai pada tempat tujuan dengan maksud ataupun tujuan tertentu.

b)   Bentuk Akhlak Perjalanan

Sebagai pedoman, Islam mengajarkan adab dalam melakukan perjalanan, yaitu sebagai

berikut:

(1)          Bermusyawarah dan Salat Istikharah

(2)          Mengembalikan Hak dan Amanat kepada Pemiliknya

(3)          Membawa Enam Benda yang Disunnahkan Rasulullah saw.

(4)          Mengajak Istri ataupun Anggota Keluarganya

(5)          Wanita Tidak Boleh Pergi Seorang Diri

(6)          Memilih Kawan Pendamping yang Saleh

(7)          Mengangkat Pemimpin Rombongan

(8)          Berpamitan pada Keluarga dan Handai Tolan serta Mohon Doa

(9)          Memilih hari Kamis dan Salat Dua Rakaat sebelum Berangkat

(10)      Menolong  Kawan Seperjalanan

(11)      Tidak Lama Meninggalkan Istri

(12)      Takbir Tiga Kali dan Berdoa

(13)      Jangan Pulang Mendadak

(14)      Salat Dua Rakaat

c)    Nilai Positif Akhlak Perjalanan

Dalam kaitannya dengan perjalanan (safar), Imam Gazali berpendapat bahwa

bersafarlah, sesungguhnya dalam safar ada lima keuntungan, yaitu:

(1)Menghibur diri dari kesedihan;

9

Page 10: TLH AQIDAH AKHLAK

(2)Mencari hasil usaha (mata pencaharian);

(3)Memperoleh tambahan ilmu;

(4)Lebih banyak mengenal adab kesopanan;

(5)Menambah kawan yang baik (mulia).

d)   Membiasakan Akhlak Perjalanan

Biasakan melakukan perjalanan dengan perhitungan jadwal yang matang, akurat, rinci,

dan jelas agendanya. Perjalanan yang disertai dengan agenda yang jelas, maka semua

aktivitas yang dilakukan selama perjalanan akan dapat terlaksana dengan baik.

4)   Akhlak Bertamu

a)   Pengertian Akhlak Bertamu

Secara istilah, bertamu merupakan kegiatan mengunjungi rumah sahabat, kerabat

ataupun orang lain dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan ataupun untuk suatu

keperluan lain dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemaslahatan bersama.

b)   Bentuk Akhlak Bertamu

Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah orang yang bertamu terlebih dahulu

meminta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah.

Disamping itu, hal lain yang perli diperhatikan oleh setiap orang yang bertamu sebagai

berikut:

(1)Jangan bertamu sembarang waktu;

(2)Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah;

(3)Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu;

(4)Kalau disuguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu;

(5)Hendaklah pamit pada waktu mau pulang.

c)                                Nilai Positif Akhlak Bertamu

Bertamu secara baik dapat menumbuhkan sikap toleran terhadap orang lain dan

menjauhkan sikap paksaan, tekanan, dan intimidasi.

Dengan bertamu, seorang akan melakukan diskusi yang baik, sikap yang sportif, dan

elegan terhadap sesamanya.

Bertamu sebagai media berdakwah, meningkatkan kualitas diri setiap muslim.

d)   Membiasakan Akhlak Bertamu

Sesungguhnya bertamu itu sebagai kegiatan yang cukup mengasyikkan. Dengan

bertamu, seorang dapat menemukan berbagai manfaat, baik berupa wawasan, pengalaman

berharga ataupun dapat menikmati segala bentuk penyambutan tuan rumah. Bertamu sebagai

10

Page 11: TLH AQIDAH AKHLAK

kebiasaan yang harus dilestarikan untuk menciptakan persaudaraan dan kerukunan hidup

umat manusia.

5)   Akhlak Menerima Tamu

a)   Pengertian Akhlak Menerima Tamu

Secara istilah, menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara

penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan menurut adat ataupun agama dengan maksud

untuk menyenangkan atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk mendapatkan

rahmat dan rida dari Allah. 

b)   Bentuk Akhlak Menerima Tamu

Memuliakan tamu dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya dengan

muka manis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilakannya duduk di tempat yang

baik. Kalau perlu, disediakan ruangan khusus untuk menerima tamu yang selalu dijaga

kerapian dan keasriannya.

c)    Nilai Positif Akhlak Menerima Tamu

Menerima tamu dapat meningkatkan kesabaran. Menerima tamu dapat

mengembangkan kepribadian. Memuliakan tamu juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk

mendapatkan kemaslahatan dari Allah ataupun makhluk-Nya karena sesungguhnya orang

yang berbuat baik akan mendapatkan kemaslahatan dunia maupun akhirat.

d)   Membiasakan Akhlak Menerima Tamu

Seyogyanya setiap muslim harus menunjukkan sikap yang baik terhadap tamunya,

mulai dari keramahan diri dalam menyambut tamu, menyediakan sarana dan prasarana

penyambutan yang memadai, serta mmeberikan jamuan makanan dan minuman yang

memenuhi selera tamu. Syukur sekali dapat menyediakan hidangan lezat yang menjadi

kesukaan tamu yang datang. Jika hal tersebut dapat dilakukan secara baik, maka akan

menjadi tolok ukur kemuliaan tuan  rumah.

6)   Hasil telaah

Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada

beberapa bagian yang menurut kami terdapat kekurangan antara lain yaitu :

a)    Dalam pengertian ahlak berpakaian, hanya diuraikan tentang pakaian dari segi bahasa dan

istilah serta tujuan berpakaian yang bersifat khusu dan umum. Seharusnya dicantumkan juga

mengenai pengertian ahlak berpakaian.

b)   Dalam bentuk ahlak berpakaian, penjelasannya sudah baik, namun alangkah baikna lagi jika

penulisan dalil Al-Qur’annya diikutsertakan jadi tidak hanya artinya saja.

11

Page 12: TLH AQIDAH AKHLAK

c)    Dalm nilai positif ahlak berpakaian, belum dijelaskan secara jelas tentang nilai-nilai

positifnya sehingga membingungkan siswa dalam memahami.

d)   Dalam membiasakan akhlak berpakaian alangkah baiknya jika penjelasan yang ada dalam

dinilai positif akhlak berpakaian yakni “perintah berpakaian yang baik dan bagus terutama

apabila akan melakukan ibadah shalat” diletakkan dalam penjelasan membiasakan ahlak

berpakaian agar siswa bisa meneladani penjelasan yang ada didalamnya.

e)    Dalam pengertian akhlak berhias, belum ada pengertian tentang akhlak berhias. Dalam

bentuk akhlak berhias penjelasannya sudah baik apalagi dilengkapi dengan dalil yang

memperkuat penjelasan.

f)    Dalam nilai positif ahlak berhias dan menerima tamu alangkah lebih baik jika dibuat dalam

point-point sehingga akan lebih mudah dipelajari.

g)   Dalam membiasakan ahlak berhias terdapat paragraph yang meniru penjelasan dari nilai

posiitf ahlak berpakaian. Hanya bedanya dari kata “berpakaian” menjadi “berhias”. Alangkah

baiknya jika dibuat penejlasan lainnya agar penjelasannya lebih baik lagi.

h)   Dalam pengertian akhlak perjalanan, akhlak  bertamu dan akhlak menerima tamu belum ada

pengertian tentang akhlak perjalanan akhlak  bertamu dan akhlak menerima tamu.

i)     Dalam bentuk ahlak perjalanan, alangkah baiknya jika haditsnya dituliskan bukan hanya

maknanya saja.

j)     Dalam nilai positif ahlak perjalanan terdapat kata “keuntungan melakukan perjalanan”,

sebaiknya diganti dengan “nilai positif melakukan perjalanan” agar sesuai dengan sub tema

yang ada.

k)   Dalam membiasakan ahlak bertamu sebaiknya dalilnya ditulis.

l)     Dalam nilai positif ahlak menerima tamu alangkah baiknya jika dijadikan point-point saja

agar lebih mudah dipahami.

d.   BAB 4: PERILAKU TERCELA

1)   Mabuk-mabukan

a)   Pengertian Mabuk-mabukan

Secara istilah, mabuk-mabukan dapat diartikan sebagai aktivitas meminum, memakan,

menghirup, ataupun menghisap secara berlebihan bahan-bahan (material) yang dalam jumlah

tertentu dapat membuat pelakunya mabuk.

b)   Bentuk Mabuk-mabukan

Pemberian nama pada bermacam-macam minuman keras, dapat dibagi menjadi

beberapa golongan sesuai dengan bahan baku yang digunakan, di antaranya sebagai berikut:

(1)Jika bahan dasarnya terbuat dari sari buah, seperti anggur, nanas, dan apel disebut wine.

12

Page 13: TLH AQIDAH AKHLAK

(2) Jika bahan dasarnya terbuat dari pati disebut bir. Jenis bir lainnya adalah sake yang dibuat

dari beras kuning.

(3)Nama-nama lain, seperti rum, wisky, cognac, dari Perancis; gin dari Irlandia, vodka dari

Rusia merupakan minuman keras yang diperoleh dengan proses fermentasi.

(4)Secara tradisional, orang telah mengetahui bahwa nira aren atau nira kelapa dapat dijadikan

minuman keras, dengan cara membiarkan (inkubasi) selama satu hari atau lebih.

c)    Akibat Negatif Mabuk-mabukan

Sudah diketahui umum bahwa semua miras itu jika diminum dalam jumlah yang cukup

banyak bisa membuat orang mabuk, bahkan jika diminum banyak sekali, bisa pingsan atau

setidak-tidaknya tidak ingat akan lingkungannya, sedangkan untuk jangka panjangnya akan

mengakibatkan kerusakan organ fisik bagian dalam (jantung, paru-paru, ginjal, dan liver),

termasuk saraf yang akan berakibat mengganggu jalannya kehidupan manusia secara

menyeluruh. 

d)   Upaya Menghindari Mabuk-mabukan

Setiap muslim memilki kewajiban untuk menjaga masyarakat agar terhindar dari

kejahatan seseorang yang diakibatkan pengaruh mabuk-mabukan.

2)   Berjudi

a)   Pengertian Berjudi

Berjudi adalah suatu aktivitas yang direncanakan ataupun tidak dengan melakukan

spekulasi ataupun rekayasa untuk mendapatkan kesenangan dengan menggunakan taruhan

yang tidak dibenarkan, bagi yang menang diuntungkan dan yang kalah dirugikan.

b)   Bentuk-Bentuk Berjudi

Berikut ini adalah model perjudian yang berkembang sampai saat ini:

(1)     Dadu

(2)     Kartu Remi

(3)     Lotre

(4)     Semua Permainan yang melupakan Allah

(5)     Menjual Benda yang Belum Jelas

(6)     Menyabung Binatang

(7)     Permainan yang Merusak Badan

c)    Akibat Negatif Berjudi

Betapa besar bahaya perjudian bagi kehidupan pribadi dan sosial karena perjudian

membawa akibat buruk bagi pelakunya, diantaranya masuk dalam lingkaran setan yang akan

merugikan diri dan orang lain, merugikan ekonomi karena ketidakpastian usaha yang

13

Page 14: TLH AQIDAH AKHLAK

dilakukan, menimbulkan kemarahan dan permusuhan dengan sesama, menghalangi zikir dan

beribadah kepada Allah, menyebabkan orang lalai kewajiban terhadap diri, orang lain dan

penciptanya, menjadikan orang malas bekerja, menjadi sebab untuk melakukan perbuatan

yang dilarang agama atau pemerintah, menghancurkan kehidupan keluarga yang menjadi

tanggung jawabnya, menghilangkan perasaan malu dan ksih sayang, menimbulkan kesedihan

dan penyesalan sebab perbuatan judi dapat menghilangkan harta dan harga diri seseorang

dalam waktu yang relatif singkat.

d)   Upaya Menghindari Berjudi

Diperlukan upaya-upaya yang integral dari berbagai pihak, diantaranya adalah ulama

hendaknya senantiasa beramar makruf nahi mungkar dalam setiap waktu dan keadaan, umara

hendaknya dengan tegas dan jelas segera memberantas tempat-tempat perjudian dan

mengambil tindakan hukum yang tegas bagi pelaku perjudian, setiap orang berusaha

menghindari pergaulan dengan penjudi, lebih banyak bergaul dengan orang yang jelas-jelas

baik, setiap pelaku perjudian harus sabar dengan segera bertobat dan memperbaiki diri

dengan amal saleh, berusaha mencari rizki yang halal dan qanaah akan perintah Allah,

senantiasa beristighfar dan mohon ampunan serta perlindungan dari Allah agar tidak

terjerumus pada perjudian, senantiasa berjuang untuk menuaikan kewajiban secara istiqamah,

baik terhadap keluarga, lingkungan maupun kepada pencipta.

3)   Zina

a)   Pengertian Berzina

Zina adalah melakukan hubungan seksual antara laki-laki dengan perempuan yang

bukan suami istri dan bukan pula budaknya.

b)   Bentuk-bentuk Berzina

Perbuatan zina bias dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

(1)Zina Mukhsan, yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang balig, berakal, merdeka, sudah

pernah nikah secara sah.

(2)Zina Ghairu Mukhsan, zina yang dilakukan oleh orang yang belum pernah nikah.

c)    Akibat Negatif Berzina

Akibat negative yang paling fatal bagi semua orang yang berzina adalah akan terjangkit

penyakit acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Penyakit kelamin yang

menyengsarakan fisik, mental, dan sosial. Secara fisik biologis, seseorang yang terinfeksi

virus HIV (human immune virus) akan kehilangan sistem kekebalan tubuh untuk melawan

penyakit secara perlahan.

d)   Upaya Menghindari Berzina

14

Page 15: TLH AQIDAH AKHLAK

Setiap muslim berkewajiban untuk menjaga dari jatuhnya harga diri dan rusaknya

kehormatan keluarga. Apabila seorang telah terbukti melakukan perbuatan zina, maka

hancurlah martabatnya di hadapan khalayak. Karena itu, dengan penuh kesadaran setiap

muslim harus dapat membentengi diri dari semua perbuatan yang mengarah pada perzinaan.

4)   Mencuri

a)   Pengertian Mencuri

Mencuri adalah mengambil milik orang lain untuk dijadikan milik sendiri dengan cara

yang tidak sah, baik menurut hukum adat maupun hukum agama.

b)   Bentuk-Bentuk Mencuri

Adapun bentuk-bentuk perbuatan mencuri meliputi berikut ini:

(1)Mencuri atau mencopet.

(2)Menyamun, merampok, atau membajak.

c)    Akibat Negatif Mencuri

Adapun akibat negative perbuatan mencuri, sebagai berikut:

(1)Menentang hukum Allah,

(2)Mengabaikan norma masyarakat,

(3)Menyengsarakan kehidupan pribadi dan keluarga,

(4)Meresahkan kehidupan masyarakat, dan

(5) Menjadi penyebab terbukanya pintu kejahatan.

d)   Upaya Menghindari Mencuri

Islam menanggulangi kasus pencurian dengan cara mendidik dan membersihkan jiwa

manusia dengan akhlak yang luhur agar jangan memilki hak orang lain. Disamping itu, Islam

mengajak kaum muslimin agar giat bekerja mencari penghidupan, membenci pengangguran,

dan mencela sifat kikir.

5)   Konsumsi Narkoba

a)   Pengertian Konsumsi Narkoba

                                                                                                                                                       

                                                                                                                                                                                                                                                        

Konsumsi narkoba dalam Bahasa Arab disebut dengan kata mukhaddirun, mukhaddiratun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsumsi narkoba diartikan obat untuk

menenangkan saraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan mengantuk atau merangsang.

b)   Bentuk-Bentuk Konsumsi Narkoba

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1976 tentang

Narkotika telah dikemukakan berbagai jenis narkotika, yaitu sebagai berikut:

15

Page 16: TLH AQIDAH AKHLAK

(1)Tanaman Papaver somniferum L, termasuk biji, buah, dan jeraminya.

(2)Opium mentah, yaitu getah yang membeku dari buah papaver.

(3)Opium masak, baik berupa candu untuk pemadatan maupun jicing, yakni sisa-sisa candu

yang telah dihisap atau jicingko, yaitu hasil olahan jicing.

(4)Opium obat, yaitu hasil olahan opium mentah untuk pengobatan.

(5)Morfina, yaitu alkoida utama dari opium dan heroin (hasil olahan dari morfin dengan

campuran acetic anhydride)

(6)Tanaman koka dan daunnya.

(7)Kokain mentah, hasil perolehan dari daun koka yang dapat diolah untuk mendapatkan kokain.

(8)Semua bagian dari tanaman ganja

(9)Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokain.

(10)            Bahan lain, baik alamiyah, sintesis, maupun semi sintesis yang belum disebutkan yang

dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokain.

c)    Akibat Negatif Konsumsi Narkoba

Bahaya Narkotika terhadap pemakainya, antara lain:

(1)Merusak jasmani, akal, dan mental, lebih berta daripada yang diderita oleh peminum khamar.

(2)Reflex yang bermanfaat untuk menjaga tubuhnya akan menurun sehingga tidak dapat

memberikan reaksi yang cepat.

(3)Iman dan keyakinan agamanya secara berangsur-angsur akan lenyap dari dirinya sehingga

tidak malu lagi melakukan perbuatan tercela yang melanggar norma-norma agama dan susila.

(4)Semangat belajar dan bekerja akan menurun sehingga akan mengalami kegagalan dan

ketidakberhasilan.

(5)Bagi pemakai narkotika yang sudah mengalami ketergantungan, pada badannya akan timbul

gejala-gejala abstinensi, yakni akan menderita kegelisahan yang sangat, badannya akan terasa

sakit semua, banyak keluar keringat, muntah-muntah, kejang pada otot dan terjadi penurunan

berat badan secara drastic.    

d)   Upaya Menghindari Konsumsi Narkoba

Upaya yang harus dilakukan setiap muslim agar dapat menghindari narkoba,

diantaranya:

(1)Mengenal dan memahami secara mendetail macam dan bentuk narkoba serta manfaat ataupun

madaratnya yang dapat merusak kehidupan manusia.

(2)Menggali lebih dalam ketentuan hukum agama ataupun Negara berkaitan dengan penggunaan

narkoba dalam seluruh aktivitas kehidupan manusia.

16

Page 17: TLH AQIDAH AKHLAK

(3)Berusaha menjauhi pergaulan dengan orang yang mengkonsumsi narkoba karena pergaulan

orang muslim sangat besar pengaruhnya dalam bentuk perilaku.

(4)Berusaha mencari alternative solusi yang dibolehkan oleh hukum agama ataupun hukum

Negara terhadap berbagai masalah yang dihadapi pada semua aspek kehidupan.

(5)Meningkatkan kesadaran untuk menjalankan ketaatan beragama secara tulus ikhlas ataupun

senantiasa melakukan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi ataupun

sosial.

6)   Hasil telaah

Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada

beberapa bagian yang menurut kami terdapat kekurangan antara lain yaitu :

a)    Dalam bentuk mabuk-mabukan, alangkah baiknya jika dalil surat Al-Maidah/5: 90-91 yang

terdapat pada tazkirah dituliskan dalam bentuk  mabuk-mabukan.

b)   Dalam akibat negative mabuk-mabukan penjelasannya sudah bagus karena menjelaskan

tentang penggunaan etanol baru setelah itu menjelaskan akibat negatifnya.

c)    Dalam upaya menghindari mabuk-mabukan belum ada penjelasan yang menyangkut tentang

upaya menghindari mabuk-mabukan.

d)   Dalam berjudi tidak ada dalil yang menguatkan penjelasannya. Alangkah baiknya jika

disebutkan juga dalilnya dalam point bentuk berjudi.

e)    Dalam akibat negative berjudi dan upaya menghindari sudah baik sekali penjelasannya.

f)    Dalam akibat negative zina sebaiknya dalil haditsnya dituliskan. Adapun penjelasannya

sudah sangat baik.

g)   Dalam upaya menghindari berzina penjelasannya kami rasa kurang, yang ada malah

penjelasan tentang hikmah menghindari berzina.

h)   Dalam sub bab mencuri, penjelasannya sudah sangat baik, mulai dari pengertian, bentuk-

bentuk, akibat negative, maupun upaya menghindari mencuri semua penjelasannya kami rasa

sudah baik. Apalagi dalam upaya menghindari mencuri disebutkan pula hikmah menghindari

perbuatan mencuri.

i)     Dalam bentuk-bentuk konsumsi narkoba terdapat kalimat yang rancu pada paragraph ke-3

kalimat terakhir. Yakni “produk suplemen makanan ataupun minuman yang mudah

didapatkan baik”. Dalam sub bab ini juga tidak disebutkandalil yang mengutakanbahawa

konsumsi narkoba itu diharamkan.

j)     Dalam akibat negative konsumsi narkoba terdapat kata “bahaya narkotika terhadap

pemakainya”, alangkah baiknya jika diganti dengan “akibat negative konsumsi narkoba

terhadap pemakainya. Agar sesuai dengan tema sub-babnya.

17

Page 18: TLH AQIDAH AKHLAK

k)   Dalam upaya menghindari konsumsi narkoba penjelasannya sudah baik.

4.    Penjelasan Materi Akidah Akhlak Kelas XI Semester 2

a.    BAB 5: TASAWUF

1)   Pengertian Tasawuf

Tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup

sederhana, rela berkorban untuk kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana.

2)   Sumber Ajaran Tasawuf

Tasawuf bersumber pada ajaran Islam karena dipraktikkan oleh Nabi Muhammad saw

dan para sahabat.

3)   Maqamat dalam Tasawuf

Maqamat dalam tasawuf adalah zuhud, taubah, wara’, kefakiran,, sabar, tawakal, dan

rida.

4)   Hubungan Akhlak dengan Tasawuf

Para ahli ilmu tasawuf pada umumnya membagi tasawuf kepada tiga bagian, tasawuf

falsafi, tasawuf akhlaqi, dan tasawuf ‘amali. Ketiga macam tasawuf itu tujuannya sama, yaitu

mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan yang tercela

dan menghiasi diri dengan perbuatan yang terpuji.

5)   Perilaku Tasawuf

a)    Mahabbah

Menurut Rabi’ah al-Adawiyah, dorongan mahabbah kepada Allah berasal dari diri

seseorang sendiri dan juga karena hak Allah untuk dipuja dan dicintai.

b)   Makrifat

Tokoh utama paham makrifat adalah Zunnun al-Misri. Menurut Zunnun, untuk

menjelaskan paham makrifat perlu diketahui pengetahuan tentang Tuhan. Ada tiga macam

pengetahuan untuk mengetahui Tuhan, yaitu:

(1)Dengan perantara syahadat;

(2)Dengan logika (akal pikiran yang sehat);

(3)Dengan perantara hati sanubari.

6)   Fungsi Tasawuf dalam Kehidupan Modern

Kehadiran tasawuf dapat melatih manusia agar memilih ketajaman batin dan kehalusan

budi pekerti. Hal ini menyebabkan seseorang akan selalu mengutamakan pertimbangan pada

setiap masalah yang dihadapi. Dengan demikian, ia akan terhindar dari perbuatan tercela

menurut agama.

7)   Peranan Tasawuf dalam Kehidupan Modern

18

Page 19: TLH AQIDAH AKHLAK

Tasawuf merupakan fenomena individual yang telah membuka cakrawala baru dalam

dunia modern. Hal ini bisa menjadi obat alternative seiring dengan adanya krisis spiritual

yang melanda masyarakat dunia saat ini.

8)   Hasil telaah

Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada

beberapa bagian yang menurut kami terdapat kekurangan antara lain yaitu :

a.    Judul sub bab tentang pengertian tasawuf alangkah baiknya diganti hakikat tasawuf. Karena

dari penjelasannya kesimpulan akhirnya menyebutkan tentang esensi atau hakikat tasawuf.

b.    Pada point maqamatdalam tasawuf.yakni tawakal, penjelasannya terlalu sedikit, sebaiknya

ditambahi lagi penjelasannya.

c.    Pada point perilaku tasawuf yaitu mahabbah terdapat kata “bentuk-bentuk perilaku tasawuf

dapat dilakukan melalui berbagai macam perbuatan, diantaranya dalam bentuk mahabbah dan

makrifat”. Seharusnya diletakkan setelah point perilaku tasawuf, baru setelah itu point

tentang mahabbah.

-       Pada sub tema mahabbah tidak ada tingkatan-tingkatan mahabbah. Seperti pada sub point

makrifat yang mencantumkan tingkatan-tingkatannya.

d.   Pada sub bab fungsi tasawuf dan peranan tasawuf dalam kehidupan modern memiliki

penjelasan yang hampir sama. Menurut kami sebaiknya kedua sub bab tersebut dijadikan

satu.

b.   BAB 6: PERILAKU TERPUJI

1)   Adil

a)    Pengertian Adil

Pengertian adil menurut ilmu akhlak ialah meletakkan sesuatu pada tempatnya,

memberikan atau menerima sesuatu sesuai haknya, dan menghukum yang jahat sesuai

kesalahan dan pelanggarannya.

b)   Karakteristik Sikap Adil

Disamping keadilan hukum, Islam memerintahkan kepada umat manusia, terutama

orang-orang yang beriman untuk bersikap adil dalam segala aspek kehidupan baik, terhadap

diri, keluarga, ataupun orang lain. Bahkan, kepada musuh pun kita harus berbuat adil.

c)    Nilai Positif Sikap Adil

Jika seseorang mampu mewujudkan keadilan dalam dirinya sendiri, tentu akan meraih

keberhasilan dalam hidupnya, memperolaeh kegembiraan batin, disenangi banyak orang,

dapat meningkatkan kualitas diri, dan memperoleh kesejahteraan hidup duniawi serta

ukhrawi. Jika keadilan dapat diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

19

Page 20: TLH AQIDAH AKHLAK

bernegara, akan terwujud masyarakat yang aman, tentram, serta damai sejahtera lahir dan

batin.

d)                           Membiasakan Sikap Adil

Seseorang hendaknya membiasakan diri berlaku adil, baik terhadap dirinya, kedua

orang tuanya, saudara-saudaranya, anak-anaknya, teman-temannya, tetangganya,

masyarakatnya, bangsa dan negaranya, maupun terhadap sang Khalik (Allah swt.)

2)   Rida

a)    Pengertian Rida

Rida adalah ketetapan hati untuk menerima segala keputusan yang telah ditetapkan.

b)   Karakteristik Sikap Rida

Apabila dirinut dalam berbagai pendapat ahli hikmah, rida dikelompokkan menjadi tiga

tingkatan, yaitu rida kepada Allah, rida pada apa yang datang dari Allah, dan rida pada qada

Allah.

c)    Nilai Positif Sikap Rida

Rida merupakan bentuk kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang

menyebabkan seseorang berkenan sepenuh hati untuk menerima apa yang didapat ataupun

yang dihadapi dengan sepenuh hati untuk menerima apa yang didapat ataupun yang dihadapi

dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang.

d)   Membiasakan Sikap Rida

Rida kepada Allah itu bersumber dari iman (Q.S. al-Baqarah/2:165). Makin tebal iman

seseorang, makin ridanya kepada Allah. Bahkan, apabila disebutkan nama Allah, hatinya

akan bergetar. (Q.S. al-Anfal/8:2)

3)   Amal Saleh

a)    Pengertian Amal Saleh

Amal saleh berarti perbuatan sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah ataupun

menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan terhadap

masyarakat atau sesama manusia.

b)   Karakteristik Amal Saleh

Secara umum, pengelompokkan amal itu terbagi dua, yaitu amal saleh (amal yang baik)

dan ‘amalus sayyi’ah (amal yang buruk).

c)    Nilai Positif Amal Saleh

Amal saleh (kebaikan) laksana pohon kayu yang menghasilkan buah yang enak dan

lezat rasanya, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

d)   Membiasakan Amal Saleh

20

Page 21: TLH AQIDAH AKHLAK

Mengerjakan amal saleh dalam arti kata yang seluas-luasnya adalah kewajiban bagi

setiap manusia, baik sebagai pribadi maupun selaku umat, kaum, dan bangsa. Sesungguhnya,

kedudukan seseorang, suatu kaum, atau bangsa sangat ditentukan oleh amal perbuatannya.

4)   Persatuan

a)    Pengertian Persatuan

Persatuan diartikan sebagai bentuk kecendurungan asasi manusia yang diaktualisasikan

dalam bentuk kegiatan; melakukan pengelompokkan dengan sesame manusia menurut

pertimbangan atau ikatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

b)   Karakteristik Persatuan

Setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjaga persatuan dengan sesame muslim.

Persatuan akan membawa kemaslahatan bersama. Dalam menjaga persatuan, ada beberapa

prinsip Al-Qur’an yang harus ditegakkan, antara lain:

(1) Persatuan dalam ikatan tali Allah (Q.S. Ali Imron/3:103);

(2) Mengakui persamaan harkat dan martabat sesame (Q.S.al-Hujurat/49:13);

(3)Senasib, saling membela dan melindungi (Q.S. at-Taubat/9:71);

(4)Umat yang harmonis, umat pertengahan (Q.S. al-Baqarah/2:143).

c)    Nilai Positif Sikap Persatuan

Hikmah persatuan adalah dapat menciptakan kehidupan yang rukun dengan

menegakkan nilai-nilai keadilan, perdamaian, kemaslahatan, serta terbinanya pola hubungan

antarsesama manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kasih saying sesame

makhluk ciptaan Allah.

d)   Membiasakan Sikap Persatuan

Agama Islam mementingkan persatuan dalam ikatan tali Allah, sebagaimana

dinyatakan dalam Al-Qur’an Surah al-Mu’minun/23:52. Menurut hadis Nabi SAW., orang

mukmin satu dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan, bagian-bagiannya saling

mengukuhkan satu sama lain.

5)   Kerukunan

a)    Pengertian Kerukunan

Kerukunan adalah satu tata pikir atau sikap hidup (thalent attitude) yang menunjukkan

kesabaran dan kelapangan dada menghadapi pikiran-pikiran, pendapat-pendapat, dan

pendirian orang.

b)   Karakteristik Kerukunan

21

Page 22: TLH AQIDAH AKHLAK

Kerukunan adalah salah satu tata pikir yang diajarkan oleh Islam, terutama kerukunan

mengenai beragama. Salah satu ajaran Islam yang digariskan Allah untuk menjadi pegangan

kaum muslimindalam kehidupan beragama adalah Surah al-Baqarah Ayat 256.

c)    Nilai Positif Sikap Kerukunan

Sikap rukun mengandung manfaat yang amat besar bagi setiap orang yang melakukan,

antara lain:

(1)Memperkukuh persatuan dan kesatuan yang menjadi syarat mutlak untuk mencapai cita-cita

yang tinggi dan mulia;

(2)Memudahkan seseorang untuk mengais rizeki;

(3)Menimbulkan ketentraman dan kedamaian dalam hidup bermasyarakat;

(4)Menjadi pilar utama untuk memberdayakan potensi dan membangun masyarakat ke arah

yang lebih maju dan berperadaban;

(5)Menjadi tolak ukur solidaritas kemanusiaan yang akan mengantarkan kesejahteraan

kehidupan dalam bermasyarakat;

(6)Memiliki dampak bagi terciptanya masyarakat yang beradab dan sebagai sarana mendapatkan

rahmat Allah. 

d)   Membiasakan Sikap Kerukunan

Untuk mampu menghayati betapa pentingnya memelihara kerukunan, kita harus

merenungkan betapa besar kerusakan yang diakibatkan desas-desus atau kabar angin yang

jahat terhadap pergaulan sesama manusia.

6)   Hasil telaah

Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada

beberapa bagian yang menurut kami terdapat kekurangan antara lain yaitu :

a)    Dalam point tentang karakteristik sikap adil terdapat beberapa contoh sikap adil dalam Al-

Qur’an alangkah baiknya jika dalilnya diikutsertakan dalam penulisan jadi tidak hanya

artinya saja agar para siswa lebih mudah dalam mempelajarinya.

b)   Dalam point tentang nilai positif sikap adil alangkah baiknya jika dibuat menjadi point-point

agar memudahkan siswa dalam memahami.

c)    Dalam nilai positif sikap ridha menurut hasil telaah kami belum ada penjelasan yang lebih

spesifik tentang nilai-nilai tersebut. Alangkah baiknya jika ditambahkan point-point yang

memuat tentang nilai-nilai positif sikap ridha agar siswa mudah memahaminya.

d)   Dalam point tentang karakteristik sikap persatuan belum ada dalil yang dicantumkan dalam

pembahasan. Sebaiknya dalam penjelasan beberapa prinsip Al-Qur’an harus ditegakkan

dalam persatuan dalil dan artinya disebutkan agar melengkapi penjelasan kemudian ada

22

Page 23: TLH AQIDAH AKHLAK

hadits yang hanya disebutkan artinya, alangkah baiknya dituliskan juga haditsnya agar lebih

lengkap.

e)    Dalam point tentang nilai positif sikap persatua terdapat kata ”hikmah persatuan” seharusnya

menurut kami diganti dengan “nilai posiitf sikap persatuan” untuk menyesuaikan dengan sub

temanya.

f)    Dalam membiasakan kerukunan belum ada dalilnya.

c.    BAB 7: AKHLAK DALAM PERGAULAN REMAJA

1)   Pengertian Masa Remaja

Masa remaja sebagai masa pencarian identitas diri.

2)   Perkembangan Emosi Masa Remaja

Beberapa keadaan emosi pada usia remaja yang paling menonjol dapat dikemukakan

sebagai berikut:

a)    Gangguan jiwa berat sering kali muncul pertama kali pada usia remaja.

b)   Gangguan kepribadian

c)    Menantang atau melawan tatanan dari sistem kehidupan yang menurutnya tidak sesuai.

d)   Mencari perhatian dengan menonjolkan kelebihan yang dimilikinya sehingga keberadaannya

ingin diakui.

e)    Butuh akan cinta dengan mulai merasakan adanya kecenderungan pada lawan jenis.

f)    Terikat dengan kelompok sehingga sering terjadi konflik antara anak dan orangtuanya.

g)   Ingin tahu dan mencba sesuatu yang baru.

h)   Mencari figure idola di luar rumah yang dirasa paling baik bagi dirinya. 

3)   Nilai Negatif Pergaulan Remaja

Setiap remaja harus mewaspadai perilaku suka keluyuran, menghabiskan waktu tanpa

agenda dan tujuan yang jelas; ermalas-malasan dan suka menunda atau meringankan

pekerjaan; ragu-ragu dan cenderung bimbang menjalani kehidupan; sering mengecilkan

kemampuan dan potensi diri; mementingkan bermain ataupun santai daripada belajar.

4)   Akhlak dalam Pergaulan Remaja

Secara faktual harus diakui bahwa dalam kehidupan remaja terdapat beberapa hal

khusus yang perlu mendapat perhatian, disamping ketentuan umum tentang hubungan

bermasayarakat. Beberapa hal khusus tersebut, antara lain tentang mengucapkan dan

menjawab salam, berjabat tangan, khalwat, serta mencari teman yang baik.

5)   Membina Akhlak Remaja

Akhlak yang baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang

bertakwa. Dengan akhlak yang baik, pelakunya akan terangkat ke derajat tertinggi. Tidak ada

23

Page 24: TLH AQIDAH AKHLAK

amalan yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat nanti dari pada

akhlak yang baik.

6)   Hasil telaah

Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada

beberapa bagian yang menurut kami terdapat kekurangan antara lain yaitu :

a)    Dalam pengertian masa remaja belum ada pengertian tentang masa remaja. Peletakkan

tentang pengertian remaja malah ditaruh sebelum point  tentang masa remaja. Seharusnya

pengertian itu diletakkan dalam point tentang pengertian remaja.

b)   Dalam bab ini tidak ada  dalil dari Al-Qur’an. Alangkah baiknya ditambah dengan dalil yang

menguatkan penjelasan tentang ahlak dalam pergaulan remaja.

d.   BAB 8: PERILAKU TERCELA

1)   Israf

a)    Pengertian Sikap Israf

Melampaui batas (berlebihan) dapat dimaknai sebagai suatu tindakan yang dilakukan

seseorang di luar kewajaran ataupun kepatutan karena kebiasaan yang dilakukan untuk

memuaskan kesenangan diri secara berlebihan.

b)   Bentuk-Bentuk Sikap Israf

Melampaui batas (berlebihan) yang berwujud dalam bentuk pamer kekayaan dan

berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran diri sendiri karena tidak mempunyai kontrol

pribadi dan sosial.

c)    Nilai Negatif Sikap Israf

Melampaui batas (berlebihan) mengakibatkan amal ibadah orang yang memiilki sifat

tersebut terhenti dan tidak sabar. Bahaya melampaui batas (berlebihan), bekasnya dapat

menghilangkan keteguhan dan keseimbangan yang dituntut agama dalam melaksanakan

berbagai tanggung jawab hukum.

d)   Upaya Menghindari Sikap Israf

Islam mengajarkan sifat kebersahajaan. Setiap muslim dilarang mengikuti nafsu

syahwat. Sederhanakanlah dan tundukkan nafsu dengan akal sehat.

2)   Tabzir

a)    Pengertian Sikap Tabzir

Boros sebagai perbuatan yang dilakukan dengan cara menghambur-hamburkan uang

ataupun barang karena kesenangan ataupun kebiasaan.

b)   Bentuk-Bentuk Sikap Tabzir

24

Page 25: TLH AQIDAH AKHLAK

Rasulullah menegaskan bahwa bukan hanya dalam makan atau minum yang dimaksud

boros, malah dalam beribadah.

c)    Nilai Negatif Sikap Tabzir

Pamer kekayaan dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran diri sendiri

karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial. 

d)   Upaya Menghindari Sikap Tabzir

Islam menganjurkan hidup sedernaha dan tidak boleh sombong dengan menzalimi diri

sendiri ataupun orang lain.

3)   Fitnah

a)    Pengertian Sikap Fitnah

Fitnah diartikan sebagai perkataan yang bermaksud menjelekkan orang.

b)   Bentuk-Bentuk Sikap Fitnah

Menurut Sayyid Qutub, yang dimaksud dengan fitnah dalam Al-Qur’an adalah fitnah

terhadap agama Islam dan umatnya, baik berupa ancaman, tekanan, dan terror secara fisik,

maupun berupa sistem yang merusak, menyesatkan, dan menjauhkan umat manusia dari

sistem Allah.

c)    Nilai Negatif Sikap Fitnah

Dengan menggunjing, keburukan orang lain ditonjolkan, rasa percaya dan kasih itu

sirna. Orang yang memfitnah dan menggunjing, bearti menunjukkan kelemahan dan

kemiskinannya sendiri. Orang yang menggunjing dan memfitnah juga bukan agamawan yang

baik.

d)   Upaya Menghindari Sikap Fitnah

Hikmah menghindari sikap memfitnah adalah:

(1)Kedamaian dan ketentraman;

(2)Menumbuhkan persaudaraan;

(3)Akan tercipta persatuan dan kesatuan.

4)   Hasil telaah

Secara umum penjelasan pada bab ini sudah cukup baik dan jelas. Namun ada

beberapa bagian yang menurut kami terdapat kekurangan antara lain yaitu :

a)    Pengertian sikap israf

Dalam hal ini belum ada penulisan dalil haditsnya, padahal menurut kami penyertaan hadist

tersebut bisa lebih melengkapi penjelasan.

25

Page 26: TLH AQIDAH AKHLAK

b)   Dalam bentuk-bentuk sikap israf dan tabzir, penjelasannya kurang jelas alangkah baiknya 

jika ditambah penjelasan lagi agar siswa lebih paham tentang bentuk-bentuk sikap israf dan

tabzir.

c)    Dalam upaya menghindari sikap israf dan tabzir tidak ada penjelasannya secara terperinci

sehingga membingungkan siswa dalam memahaminya.

d)   Nilai negative sikap tabzir, penjelasannya  terlalu sedikit  hanya disebutkan satu nilai

negatifnya itupun kurang jelas, alangkah baiknya diperbanyak lagi penjelasannya.

e)    Dalam pengertian sikap fitnah terdapat dalil Al-Qur’an namun hanya disebutkan maknanya

saja. Alangkah lebih baik jika dalilnya dituliskan agar lebih lengkap penjelasannya.

f)    Point upaya menghindari sikap firnah. Penjelasannya kurang, alangkah baiknya bila

ditambah penjelasan tentang upaya menghindari sikap fitnah karena dalam penjelasannya

hanya dijelaskan tentang ghibah yang dibenarkan dan hikmah menghindari sikap fitnah.

g)   Point nilai negative sikap israf dan fitnah sebaiknya di beri point-point agar memudahkan

peserta didik dalam memahaminya.

26

Page 27: TLH AQIDAH AKHLAK

BAB IV

PENGAKHIRAN

D.  Kesimpulan

1.    Telaah Penjelasan Materi Akidah Akhlak Madrasah Aliyah adalah penyelidikan mengenai

bebrapa materi tentang kesulitan-kesulitan, kemudahan, kelebihan dan kekurangan  yang

mungkin ada pada materi yang dikaji, dengan menjelaskan tentang bahan yang disampaikan

yaitu yang mengenai suatu kepercyaan atau keyakinan yang berupa budi pekerti atau

kelakuan, baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul

madzmumah pada lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran tingkat

tinggi atau atas dan menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar.

2.    Penjelasan materi Akidah Akhlak Madrasah Aliyah meliputi akhlak terpuji dan akhlak

tercela. Pada kelas X dijelaskan tujuh materi pelajaran, sedangkan di kelas XI berisi delapan

materi peajaran.

3.    Dari hasil telaah penyusun, pada penjelasan materi Akidah Akhlak cukup baik, namun masih

ada beberapa yang perlu dibenahi, yaitu penjelasan berupa paragraf-paragraf panjang, istilah

asing yang belum disertai penjelasan dan juga tidak dicetak miring, kurangnya kesamaan arah

antara lembar tugas dengan penjelasan materi, serta penulisan asma’ul husna yang belum

disertai dengan tulisan bahasa arab.

E.  Saran dan Harapan

1.    Guru juga sangat berperan aktif dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Oleh

karena itu, guru juga harus menguasai bahan ajar yang akan disampaikan dan penggunaan

metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

2.    Di harapkan bagi peserta didik dapat menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa, berilmu,

berperilaku adil dan jujur, giat dalam belajar serta berakhlaq  al-karimah yang baik sesuai

tuntunan agama Islam.

3.    Semoga hasil telaah kami ini bisa sampai pada penerbit sehingga diharapkan bisa menjadi

bahan tolak ukur untuk memperbaiki buku ajar yang telah ada.

4.    Harapan penulis semoga karya yang sederhana dan jauh dari sempurna ini dapat membawa

manfaat yang lebih banyak bagi siapa saja yang membaca makalah ini.

27


Top Related