Transcript
Page 1: Titrasi Untuk Asam Kuat vs Basa Kuat

TITRASI UNTUK ASAM KUAT VS BASA KUAT

A. Pengertian

Titrasi asam kuat basa kuat merupkan metode penentuan kadar larutan asam kuat dengan zat peniter (penitrasi) suatu larutan basa kuat, atau penentuan kadar larutan basa kuat dengan zat peniter (penitrasi) suatu larutan asam kuat. Titik akhir titrasi adalah kondisi pada saat terjadi perubahan warna dari indikator. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam kuat tepat bereaksi dengan larutan basa kuat.

Pada proses titrasi asam kuat dengan basa kuat dan sebaliknya, kedua larutan dapat terionisasi dengan sempurna. Hal ini dikarenakan oleh larutan asam kuat dan basa kuat termasuk ke dalam larutan elektrolit kuat yang dapat terionisasi secara sempurna di dalam air. Sehingga, garam yang tercipta pada reaksi ini memiliki sifat netral.

Oleh karena itu, pada proses titrasi asam kuat dengan basa kuat titik ekivalennya adalah ketika pH campuran sama dengan 7 (netral).

B. Contoh Titrasi

Perubahan pH terjadi pada penetralan asam kuat oleh basa kuat. Misalnya, 50 mL asam kuat (HCl 0,1 M) dititrasi oleh basa kuat (NaOH 0,1 M) dengan menggunakan indikator fenolftalein.

Mula mula jumlah mol HCl = 50 x 0,1 = 5 mmolPada saat ditambahkan 10 mL NaOH, jumlah mol NaOH = 10 x 0,1 = 1 mmol

Maka, setelah bereaksi dengan NaOH 0,1 M sebanyak 10 mL, konsentrasi [H+] adalah :

[H+] = Jumlah sisa mol asam/volume total

Page 2: Titrasi Untuk Asam Kuat vs Basa Kuat

= 4/60= 0,0667

       = 6,7 x 10-2

pH  = 2 – log 6,7       = 1,17

Jadi, ketika penambahan NaOH 0,1 M sebanyak 10 mL, pH larutan adalah 1,17.Penghitungan pH selanjutnya juga dilakukan seperti diatas untuk volume NaOH yang lebih banyak. Harga pH larutan saat sebelum ditambahkan NaOH hingga penambahan NaOH sebanyak 10 mL dapat dilihat pada tabel berikut :

Berdasarkan data pada tabel tersebut, diperoleh kurva plot pH larutan (sumbu y) sebagai fungsi dari volume larutan penitrasi (sumbu x). Mula – mula, dalam labu erlenmeyer hanya terdapat 50 mL HCl 0,1 M dan beberapa tetes indikator fenolftalein (trayek perubahan warna pH = 8,0 – 9,6). Konsentrasi HCl adalah 0,1 M, berarti pH = 1. Pada keadaan ini, fenolftalein tidak berwarna. Berdasarkan data pada tabel tersebut, setelah ditambahkan 10 mL larutan NaOH 0,1 M, masih terdapat HCl dengan konsentrasi 0,067 M sehingga pH larutan adalah 1,17.

Page 3: Titrasi Untuk Asam Kuat vs Basa Kuat

C. Kurva Titrasi

Senyawa yang dipilih adalah asam kuat hidroklorida dan natrium hidroksida sebagai asam kuat kuat dan basa kuat kuat.

Mengalirkan asam kuat pada basa kuat

dapat dilihat bahwa pH hanya menurun dalam jumlah yang sangat sedikit sekali sampai mendekati titik ekivalen. Kemudian kurva tersebu melonjak turun dengan sangat curam. Jika dihitung harganya, penurunan pH terjadi dari 11.3 ketika anda menambahkan 24.9 cm3 sampai 2.7 ketika anda menambahkan 25.1 cm3.

Mengalirkan basa kuat pada asam kuat

Page 4: Titrasi Untuk Asam Kuat vs Basa Kuat

Kurva ini sama dengan kurva sebelumnya terkecuali, tentunya, dimulai dengan pH rendah dan meningkat seiring dengan penambahan larutan natriun hidroksida yang anda lakukan.

Sekali lagi, pH tidak berubah drastis sampai anda mendekati titik ekivalen. Kemudian kurva tersebut meningkat dengan sangat tajam.

D. Indikator

indikator BTB atau biru bromtimol dalam larutan asam berwarna kuning dan dalam larutan basa berwarna biru. Warna dalam keadaan asam disebut warna asam dan warna dalam keadaan basa disebut warna basa. Trayek pH pada 6,0 – 7,6.

Penggunaan BTB dalam titrasi :1. Asam kuat dengan Basa kuat, dapat dipakai dan paling ideal, dengan kesalahan titrasi yang

kecil. Titrasi mencapai pH 7 dengan warna hijau. Ini berarti larutan yang semula kuning berubah jadi hijau, tak perlu sampai jadi biru.

2. Asam lemah dengan Basa kuat. Kurang baik karena trayek pH tidak seluruhnya memotong bagian curam di kurva, sehingga penambahan setetes titrant tidak dapat mengubah warna larutan dari warna kuning menjadi biru. Titrasi harus segera dihentikan pada saat mulai tampak warna biru.

3. Basa lemah dengan Asam kuat. Tidak baik, karena terlalu awal warna timbul .4. Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. Tidak baik. karena terlalu awal warna timbul .

Page 5: Titrasi Untuk Asam Kuat vs Basa Kuat

E. Perhitungan

Kadar Analit = n x M titran xV titran x BM analit

mg total x 100 %

Atau

Kadar Analit = N titran xV titran x BE analit

mgtotal x 100 %

Clark, Jim. 2007. Kurva Titrasi Asam kuat Basa kuat. Available online at: http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/kesetimbangan_asam kuat_basa kuat/kurva_ph_titrasi/

L Underwood.R.A Day, JR.2002. Analisis Kimia Kuantitatif, edisi 6 ,

Jakarta: Gramedia.

Mudjiran. Analisis Anorganik Kuantitatif (Volumetri) . Yogyakarta: FMIPA. UGM

Chang,Raymond, 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti edisi ke-3 Jilid 1. Jakarta:Erlangga


Top Related