Download - Tipe Humor Dalam Kartun
Tipe Humor dalam Kartun
Kekuatan kartun terletak pada bentuk visual, hemat kata-kata, bahkan tidak
memerlukan keterangan dan komentar sama sekali. Visualisasi dalam kartun sendiri
sudah lebih dari kata-kata dan komentar. Humor1 merupakan salah satu teknik yang
sering digunakan oleh para kartunis untuk mengemas visualisasi imajinasinya, inti dari
humor adalah kejutan2 yang dapat membuat pembaca berspekulasi dan menawarkan
perspektif yang baru atau tidak biasa. Berikut ini adalah klasifikasi berbagai macam tipe
humor yang terdapat dalam kartun (Mishon, 2003:16-39), diantaranya:
1. Permainan kata-kata (The Pun)
Permainan kata-kata merupakan bentuk yang paling mudah dan sederhana dari
sebuah lelucon. Jenis humor ini dapa menimbulkan beragam interpretasi dari
pembacanya, karena menggunakan kata-kata dengan nada yang sama, tetapi
mempunyai makna yang berbeda. Permainan kata-kata dapat menimbulkan kesan
lucu karena dapat membuat gambar, ide dan asosiasi menjadi tak terduga.
1 Humor muncul dari sesuatu yang tak terduga dan/dari kebutuhan manusia untuk tersenyum atau untukmenertawakan keseriusan dirinya sendiri.2 Kejutan adalah kenyataan yang “menyesatkan”, sulit diduga dan dapat menimbulkan ide segar bagipembaca, selain itu sifat dasar humor yang lain adalah mengeco, melanggar tabu, sesuatu yang tak biasa,sesuatu yang tak masuk akal yang kontradiktif dengan kenyataan, kejahilan dan plesetan (Anwari, 1999:6-7).
Gambar 2.8 Kartun Tafsir Baru Sumpah Pemuda Karya Kus Indarto(Sumber: Kus Indarto, Sketsa di Tanah Mer(d)eka:Kumpulan Karikatur, 1999)
2. Humor Penglihatan (Observational Humour)
Humor jenis ini menekankan pada anekdot yang bagus tentang pandangan
seseorang terhadap sesuatu yang merefleksikan pengalaman terutama pada
sesuatu yang salah kaprah. Secara visualisasi humor jenis ini dalam kartun
digambarkan dengan pandangan dari tokoh atau karakter terhadap sesuatu yang
tidak biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Eksagerasi dalam jenis humor
ini juga sering digunakan kartunis, sebagai contoh peneliti mengambil kartun
karya Giles Pilbrow dalam buku Cartoon Workshop karya Joel Mishon. Kartun
karya Giles Pilbrow menggambarkan seorang lelaki yang sedang mandi di
shower, kejanggalan yang terlihat adalah pada tombol pemilihan suhu yang
dituliskan too cold dan too Hot, sehingga lelaki yang mandi tersebut menjadi
ketakutan.
Gambar 2.9 Kartun Karya Giles Pilbrow(Sumber:Joel Mishon, Cartoon Workshop: How to Create Humor, 2003)
3. Humor Kejutan (What If..?)
Tipe humor ini berawal dari pertanyaan apa yang terjadi jika variabel X bertemu
dengan Y lalu untuk menjadikan lelucon pertanyaan di atas diganti dengan
dengan apa yang terjadi jika variabel X bertemu dengan variabel selain Y bisa
jadi Z atau W. Kombinasi inilah yang dapat menampilkan sesuatu yang lucu
bahkan hal yang dilematis.
Gambar 2.10 Kartun Karya Tukirno Hadi(Sumber:Tukirno Hadi, Humoria 5: Si Mas, 1997)
4. Humor Bisu (Silent Humour)
Kartun yang menganut tipe humor ini sering digambarkan dengan gambar tanpa
teks. Ide dasar yang mengawali tipe humor ini adalah pandangan jika kita tidak
mempunyai kata-kata, kita masih mempunyai kejutan terhadap pembaca dengan
menampilkan komedi fisik yang lebih menekakan pada sikap dan bahasa tubuh.
Gambar 2.11 Kartun Karya Meng(Sumber: Bog-Bog Bali Cartoon Magazine: Mountain Edition, Januari 2005 )
5. Silly Humour
Humor ini berawal dari pandangan terhadap seseorang yang melakukan sesuatu
yang bodoh, kebodohan tidak selalu merupakan sesuatu yang buruk, namun dapat
menjadi sesuatu yang menggelikan. Humor ini dibangun dengan mempergunakan
kekeliruan gestural atau kekeliruan lain yang mempunyai dimensi visual.
Gambar 2.12 Kartun Karya Roland Fiddy(Sumber: Roland Fiddy, Lucu dan Fanatik pada Kucing, 1995)
6. Eksagerasi (Exaggeration)
Eksagerasi adalah kelucuan dengan cara melebih-lebihkan ukuran fisik, seperti
hidung yang sangat panjang, kaki yang panjang, badan dibuat tambun atau
menonjolkan telinga. (Berger dalam Setiawan, 2002:36). Eksagerasi dalam kartun
tidak hanya menyangkut masalah fisik saja, tetapi mengarah pada masalah
konseptual, sehingga dengan eksagerasi sebuah ide yang semula biasa dapat
menjadi lebih bodoh bahkan lebih lucu.
Gambar 2.13 Double Cheese Burger Karya Muh. Misrad(Sumber: Muh. Misrad, Lagak Jakarta Edisi Trend dan Perilaku, 1997)
7. Sindiran (Satire)
Sindiran (satire) mempunyai makna yang spesifik bernada negatif dan kurang
mengenakkan. Kartun jenis ini menjadi media dengan isu utama yang
mengangkat kebodohan atau caci maki dengan bahan tertawaan yang lucu dan
ironis. Secara visual kartun yang bersifat menyindir dapat dilihat pada bentuk
karikatur, yakni suatu bentuk potret yang menjaga kemiripan kerakter, namun
mengalami deformasi sebagai salah satu penegas dalam sindiran.
Gambar 2.14 Kwartet Vokalis Indonesia: Megawati, Akbar Tanjung, Gus Dur, Amin Rais(Sumber: Museum Pendet dan Arti Foundation , Reformasi Hi..Hi..Hi..100 Kartun Gun Gun
setelah 100 Minggu I Brewok Masuk Prangko, 2002)
8. Anthropomorphism
Menggambarkan binantang yang dapat bertingkah laku seperti layaknya manusia,
bahkan kerap tingkah laku tersebut tidak umum dan menyalahi kodrat yang
dimiliki binantang tersebut. Penggunaan media hewan dalam sebagai salah satu
humor merupakan elemen yang kerap dipakai dalam metafor visual. Kartunis
bebas membuat komentar terhadap berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan
sekitar, dengan menggunakan perilaku hewan sebagai media penyampaian pesan.
Gambar 2.15 Tikus Putus Asa Karya Jojok Sulaiman(Sumber: Jojok Sulaiman, Si Bundel 2, 2003)