Download - Tiga Tokoh Ahli Keilmuan Indonesia
-
7/31/2019 Tiga Tokoh Ahli Keilmuan Indonesia
1/4
TIGA TOKOH AHLI KEILMUAN INDONESIA
1. Dr. Eng Eniya Listiani Dewi, Penemu Membran Sel Bahan BakarDia adalah Dr. Eng Eniya Listiani Dewi, peneliti madya pada Pusat
Teknologi Material, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Ia
menempuh studi S1 hingga S3 di Waseda University Tokyo Jepang, Dewi
memilih bidang Kimia Terapan, dan mendalami studi tentang polimer dan katalis
untuk fuel cell. Penemuannya terhadap katalis fuel cell baru yang menggunakan
unsur Vanadium, membuatnya mendapat penghargaan Mizuno Award, dan
Koukenkai Awarddari universitasnya, pada 2003.
Setelah menggondol gelar Doctor of Engineering dari Waseda University,
Dewi pulang ke Indonesia. Dia lalu bergabung dengan Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT). Fuel cell adalah sel elektrokimia semacam baterai
atau aki, yang dapat mengkonversi sumber bahan bakar (bisa berupa hidrogen
atau hidrokarbon) menjadi listrik arus searah (DC). Fuel cell bisa digunakan
menyuplai listrik rumah tangga, mobil, motor, dan lain sebagainya.
Yang paling mutakhir adalah hasil penelitian Dewi yang melahirkan sebuah
produk membran polimer untuk fuel cell yang lebih efisien dari membran yang
tersedia di pasaran. Produk membran itu dia namakan ThamriON. Produk itu
punya efisiensi lebih baik, karena mampu mengurangi kebocoran hingga 50
persen.
Sementara dari sisi harga, Thamrion jauh lebih bersaing. Bila membran
Nafion besutan perusahaan kimia ketiga terbesar dunia, DuPont, dijual sekitar
US$ 1000 atau sekitar Rp 9 juta per meter persegi, ThamriOn hanya dibanderol
Rp 2000 per meter persegi. Nama ThamriON sendiri merupakan gabungan dari
kata Thamrin dan Ion, dipilih untuk mengabadikan alamat kantor Dewi,
Gedung BPPT yang terletak di Jl MH Thamrin Jakarta Pusat.
Membran itu mulai dikembangkan sejak 2006, dapat dibuat dari plastik
Acrylonitrile Butadiene Styrene yang bersifat isolator. Polimer itu kemudian
disulfunasi dengan asam sulfat, sehingga bisa disulap menjadi bahan konduktor.
-
7/31/2019 Tiga Tokoh Ahli Keilmuan Indonesia
2/4
Dengan menambahkan bahan tadi dengan nanopartikel, ThamriON dapat menjadi
membran fuel cell yang sangat efisien.
Belakangan, metode penambahan nanopartikel itu berhasil meraih
penghargaan Asia Excellence Awarddari The Society of Polymer Science Japan
(SPSJ) pada 2009. Tahun berikutnya, ThamriON dipatenkan, dan berhasil
menyabet penghargaan Inovasi HKI 2010 Award dari Direktorat Jendral HKI.
Seiring berbagai penghargaan diraihnya, perhatian BPPT terhadap
pengembangan fuel cell dan bahan bakar hidrogen pun makin besar.
Bila di tahun-tahun pertama, proyek riset dan pengembangan fuel cell masih
berskala kecil, jumlah tim dan bujet dana terbatas, anggaran riset berikutnya bisa
sepuluh kali lipat lebih besar. Para peneliti yang disertakan kian banyak, dan lintas
bidang.
Sekarang, BPPT telah bersiap meningkatkan penelitian fuel cell dari skala
kebutuhan energi rumah tangga ke fuel cell yang mampu beroperasi di suhu
tinggi dengan skala yang lebih besar.
2. Dr. Warsito, Penemu Alat Pemindai (ECVT) 4 DimensiDr. Warsito adalah seorang penemu yang mengembangkan teknologi
pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) 4 Dimensi
pertama di dunia. Ilmuwan muslim dari Indonesia ini juga sebagai pemilik paten
ECVT yang didaftarkan di dokumen paten Amerika Serikat. Teknologi tersebut
kini dipakai oleh Badan Antariksa Amerika Serikat atauNational Aeronautics and
Space Administration (NASA). ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu
melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat
ulang-alik.Teknologi ECVT ini ditemukan saat Warsito melakukan studi akhir ketika
menjadi mahasiswa S1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu Warsito ingin membuat teknologi yang
mampu melihat atau tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek
yang opaque (tak tembus cahaya).
Semasa sekolah Warsito yang kelahiran Solo, 16 Mei 1967 ini merupakan
siswa cemerlang. Ia pindah ke Yogyakarta setelah diterima sebagai mahasiswa
-
7/31/2019 Tiga Tokoh Ahli Keilmuan Indonesia
3/4
Teknik Kimia UGM. Namun karena terbentur biaya ia gagal melanjutkan
kuliahnya. Kemudian ia merantau ke Jakarta dan mendapat beasiswa di
Universitas Shizuoka, Jepang, 1987. Tahun 1997 ia meraih gelar tertinggi
akademik (S3). Pada 1999 Warsito hijrah ke Amerika Serikat. Dengan riset
tomografi yang dimilikinya, Warsito menjadi satu dari 15 peneliti papan atas
dunia di Industrial Research Consortium, Ohio State University. Riset tersebut
menjadi acuan sejumlah perusahaan minyak raksasa di dunia seperti ExxonMobil,
Conoco Phillips, dan Shell. Warsito dipercaya menjadi pembicara utama dalam
sejumlah forum ilmuwan dunia. Momen yang tak terlupakan baginya adalah
ketika ia mempresentasikan sesi paripurna (plenary lecture) di Konferensi
Internasional tentang Reactor Engineering di Delft, Belanda pada tahun 1999. Sesi
paripurna tersebut merupakan konferensi besar yang dihadiri pakar dan professor
dari seluruh dunia. Ia merasa bahwa tak ada penghargaan yang lebih besar dari itu
dalam hidupnya.
Tahun 2003-2006 ia wara wiri Amerika Indonesia. Kemudian ia
memutuskan kembali ke Indonesia. Ia mengembangkan teknologi ECVT di
Center for Tomography Research Laboratory (CTECH Labs) yaitu sebuah
laboratorium pada ruang berukuran 5 x 8 meter di sebuah ruko berlantai dua diTangerang. Cita-cita Warsito ingin membangun institusi riset yang tidak kalah
dengan institusi riset mana pun di dunia, dan itu adalah di Indonesia.
3. Josaphat T.S Sumantyo, Penemu Radar 3 DimensiDengan totalitas dan dedikasinya di bidang antena, sensor, dan radar,
membuat Josh meraih berbagai penghargaan dari Chiba University, antara lain
dari Nanohana Venture Competition Award, Nanohana Competition Awardhingga Chiba University President Award.
Josh juga pernah meraih penghargaan The Society of Instrument and Control
Engineers (SICE) Remote Sensing Division Award. Anggota dari Society of
Instrument and Control Engineers (SICE) sendiri adalah lembaga-lembaga besar
seperti JAXA (lembaga antariksa Jepang), NICT (Institut Nasional Teknologi
Informasi dan Komunikasi Jepang), NIES (Institut Nasional Studi Lingkungan),
ISAS (Institut Ilmu Pengetahuan Antariksa dan Astronotikal), universitas-
-
7/31/2019 Tiga Tokoh Ahli Keilmuan Indonesia
4/4
universitas, serta perusahaan-perusahaan besar perlengkapan antariksa Jepang
mulai dari Mitsubishi, Toshiba, dan NEC.
Ratusan paten milik Josh tersebar di 118 negara di dunia. Karya Josh di masa
depan akan diaplikasikan di bidang telekomunikasi, transportasi, penginderaan
jarak jauh, kesehatan maupun militer. 1200 unit Radar cuaca buatan Josh akan
digunakan oleh perusahaan Jepang Weathernews Corporation untuk mengirimkan
informasi prediksi cuaca 3 Dimensi. Informasi ini nantinya juga digunakan untuk
navigasi pesawat, kapal (alat transportasi massa) dengan lebih akurat. Josh juga
membuat radar anti bajak laut bagi kapal-kapal skala besar Jepang, maupun radar-
radar untuk mobil yang melewati daerah bersalju.
Riset Josh yang sangat bermanfaat dengan kebutuhan Indonesia antara lain di
bidang pemantauan pergerakan lempeng serta pemantauan musibah dan
manajemen bencana berbasis penginderaan jarak jauh. Riset ini dapat digunakan
memonitor pergerakan permukaan bumi dengan akurasi milimeter, memonitor
pergeseran permukaan bumi sebelum tanah longsor terjadi, atau pergerakan sesar
atau patahan.
Namun sayangnya, bukan Indonesia yang memanfaatkan riset Josh, justru
negeri Jiran lah yang menikmati hasil penelitian ini. Riset ini kemudian menjadisalah satu bantuan teknologi pemerintah Jepang kepada pemerintah Malaysia
untuk memetakan daerah-daerah rawan tanah longsor di Semanjung Malaysia
yang proyeknya akan dilaksanakan selama tahun 2011-2016, melalui program
Official Development Assistance (ODA).