Download - tht ok ppt.ppt
OLEH :
DWI RAHMAWATI
Pemeriksaan Telinga
Skala Desibel Untuk Bunyi Yang Sering Didengar
160 pesawat jet dengan afterburner nyeri
120 kereta api bawah tanah konser musik rock
80 lalu lintas padat
percakapan biasa40 berbisik0 ambang pendengaran (0,0002
dyne/cm2)
Pemeriksaan
Inspeksi & PalpasiTelinga Luar
- Warna : Normal = wajah- Ukuran: Normal = simetris- Drainase: Darah, jernih, pus- Lesi- Tarik pinna, tekan tragus
Liang Telinga- Dewasa: Pinna ditarik ke belakang atas.- Anak : Pinna ditarik ke belakang bawah.- Lihat : Liang sangat sempit, serumen berlebihan,
merah, bengkak, drainase, benda asing. Normal = tidak ada ditemukan.
1. OTOSKOPI
Pada saat pemeriksaan daun telinga harus di tarik ke belakang atas (dewasa) atau ke belakang bawah (anak-anak) dan pencahayannya harus bagus
Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat liang telinga dan membran timpani
Membran Timpani
Bagian paling luar telinga tengah
Secara anatomi : 4 kuadran
Bayangan penonjolan bgn bawah maleus Umbo
Reflex cahaya gerakan serabut yang radier dan sirkuler.
Reflek cahaya jam 7 untuk MT kiri dan jam 5 utk MT kanan
UMBO
RC
III
IIIIV
Membrana Timpani
Perforasi membrana tympani
Pada keadaan normal di liang telinga hanya terdapat serumen dengan ukuran kecil dengan warna dindingnya sama seperti warna kulit.
Pada keadaan tidak normal dapat di jumpai tanda2 : peradangan, nanah berdarah, benda asing, bisul, eksotouse(tonjlan tulang keliang telinga) dan sebagainya.
Pada keadaan normal membran timpani :1.Warna : putih mutiara2.Bentuk: berbentuk seperti kerucut dengan umbo
(puncaknya) mengarah ke cavum timpani3.Reflek cahaya : mengarah ke pukul 7 (telinga kiri)
atau pukul 5 (telinga kanan)
2. Tes Berbisik
Merupakan tes semikuantitatifTujuan : menentukan derajat ketulian
secara kasarOrang normal dapat mendengar bisikan
dari jarak 6-10 meterCara pemeriksaam:
Ruangan cukup tenang, dengan panjang 6 meter Berbisik pada akhir ekspirasi Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin
mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat mengulangi tiap kata dengan benar
Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa (pemeriksa berdiri di sisi telinga yang diperiksa)
Interpretasi :
Normal : 5/6 sampai 6/6
Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter
Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter
3. TES GARPUTALA
Manfaat : mengetahui jenis ketulian
Prosedur : menggetarkan garpu tala (kaki garpu tala digetarkan dengan ibu jari atau telunjuk)
Jenis tes : Weber, Rinne, Schwabach
a. Tes Rinne
Merupakan tes kualitatifTujuan: membandingkan hantaran melalui
udara dan hantaran melalui tulangCara pemeriksaan:
Penala digetarkan Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus
telinga yang akan diperiksa Jika pasien tidak mendengar bunyi lagi, penala di
pindahkan ke depan liang telinga, ± 2,5 cm dari liang telinga
Membantu untuk menetapkan tuli konduktif dan tulang pendengaran
Hantaran udara 2 kali lebih baik dari tulang – tulang telinga :
Normal : getaran masih terdengar melalui hantaran udara (Rinne +).
Tuli konduktif : tidak mendengar getaran melalui hantaran udara setelah hantaran tulang hilang.
b. Tes Weber
Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan
Cara pemeriksaan: Penala digetarkan Dasar penala diletakkan pada
garis tengah kepala : ubun-ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi seri paling sensitif)
Interpretasi :
Tidak ada lateralisasi : NormalLebih keras telinga sakit : Tuli konduktif.Lebih keras telinga sehat: Tuli
sensorineural.
c. Tes Schwabach
Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal
Cara pemeriksaan : Penala digetarkan Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus pasien Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada
prosesus mastoideus pemeriksa Bila masih terdengar kesan: Pendengaran pasien
memendek Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes kembali. Penala digetarkan kembali dan diletakkan di prosesus
mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi pindahkan pada pasien
Interpretasi :
Normal apabila Schwabach Pasien = Pemeriksa Schwabach memanjang Schwabach memanjang
Pasien masih mendengar : Tuli konduktif Schwabach memendek
Pemeriksa masih mendengar: Tuli neurosensoris
d. Tes Bing (Tes Oklusi)
Cara pemeriksaan : Tragus telinga yang diperiksa ditekan (ditutup)
sehingga terdapat tuli konduktif kira2 30 Db. Penala digetarkan, diletakkan di tengah kepala seperti
pada tes weber
Interpretasi: Lateralisasi ke telinga yang ditutup telinga normal
atau tuli saraf Tidak ada lateralisasi ke telinga yang ditutup (yang
diperiksa) telinga tersebut tuli konduktif
Kesimpulan Tes Garputala
Tes Rinne Tes WeberTes
SchwabachInterpretasi
Positif Lateralisasi tidak ada
Sama dengan pemeriksa
Normal
Negatif Lateralisasi ke telinga yang sakit
Memanjang Tuli Konduktif
Positif Lateralisasi ke telinga yang sehat
Memendek Tuli sensorineural
4. Tes Audiometri
Audiometri adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengtahui level pendengaran seseorang.
Audiometri nada murni Suatu sisitem uji pendengaran dengan menggunakan alat listrik yang dapat menghasilkan bunyi nada-nada murni dari berbagai frekuensi 250-500, 1000-2000, 4000-8000 dan dapat diatur intensitasnya dalam satuan (dB).
Kehilangan dalam Desibel
Klasifikasi
0-15 Pendengaran normal
>15-25 Kehilangan pendengaran kecil
>25-40 Kehilangan pendengaran ringan
>40-55 Kehilangan pendengaran sedang
>55-70 Kehilangan pendenngaran sedang sampai berat
>70-90 Kehilangan pendengaran berat
>90 Kehilangan pendengaran berat sekali
Audiometri tutur: alat uji pendengaran digunakan daftar kata terpilih yang dituturkan pada penderita.
Kata-kata tersebut dituturkan langsung pemeriksa melalui mikropon yang dihubungkan dengan audiometri tutur kemudian disalurkan melalui telepon ke telinga yang diperiksa pendengarannya,
Penderita diminta untuk menirukan dengan jelas setiap kata yang didengar, dan apabila kata-kata yang didengar makin tidak jelas karena intensitasnya makin dilemahkan, pendengar diminta untuk menebaknya.
Kriteria : Ringan masih bisa mendengar pada
intensitas 20-40 dBSedang masih bisa mendengar pada
intensitas 40-60 dBBerat sudah tidak dapat mendengar pada
intensitas 60-80 dBBerat sekali tidak dapat mendengar pada
intensitas >80 dB
5. TIMPANOMETRI
5. Timpanometri
Definisi : pengukuran tekanan telinga yang berhubungan dengan tuba saluran eustachius pada membran tImpani
Deteksi kehilangan pendengaranTujuan :
Diagnostik efusi / cairan di telinga tengah Menilai kondisi tulang pendengaran Menilai integritas membrana timpani Menilai fungsi tuba Eustachius Menilai tekanan udara dalam telinga tengah Menilai efek sikatriks membran timpani
Hasil timpanogramKlasifikasi timpanogram :
tipe A (normal) tipe B (menunjukkan adanya cairan di telinga tengah
atau adanya perforasi membrana timpano, atau adanya serumen).
tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba eustachius)
Berguna untuk diagnosis dan follow-up penyakit pada telinga tengah (aling sering : otitis media pd anak-anak)
..con’t
Cara pemeriksaan: menggunakan probe dengan frekuensi 226 Hz
Interpretasi : Compliance membrana tympani (normal volume: 0.2
to 2.0 mL), normal tekanan pada telinga tengah = +100 mm H2O
s/d -150 mm H2O Volume canalis auditorius eksternal = 0.2 s/d 2.0 mL).
TERIMAKASIH