Download - Thomas Hobbes
THOMAS HOBBES
Pemikiran politik Thomas Hobbes kiranya dapat kita lihat dari pemikirannya tentang
negara. Bagaimana Thomas Hobbes memandang Negara itu,Berdasarkan konsepnya tentang
kodrat egoistis dan anti-sosial dari manusia, Thomas Hobbes mengemukakan ajarannya
tentang negara dalam Leviathan. Kalau manusia pada dasarnya egois, bagiman kehidupan
masyarakat itu menjadi mungkin di antara makhluk-makhluk yang keji, bengis, dan buas ini?
Hobbes menjawab bahwa karena pemeliharaan diri m,enajdi kepentingan asasi setiap
individu, saling menerkam menjadi tidak rasional, sebab berlawanan dengan kepentingan
asasi itu. Karena itu, Hobbes membayangkan keadaan asali, saat manusia-manusia
mengadakan kontrak social, semacam perjanjian damai yang menjadi dasar kehidupan sosial.
Akan tetapi, karena perjanjian macam ini rapuh, mereka menyerahkan kekuasaan dan hak-
hak kodrati mereka semua kepada sebuah lembaga yang disebut negara. Katanya, perjanjian
tanpa pedang adalah omongan saja, dan tak ada kekuatan yang mengamankan manusia.
Karena itu, manusia butuh negara yang memonopoli penggunaan kekerasan. Negara ini
hanya memiliki hak atas ratyak untuk memaksakan norma-norma dan ketertibannya, dan
tidak memiliki kewajiban, maka bersifat absolut. Dengan istilah “Leviathan” dilukiskan
negara seperti monster raksasa purbakala yang hidup di lautan. Namun, dalam gambar
sampul buku itu dilukiskan bukan sebagai monster purba ala Kitab Suci, melainkan sebagai
manusia raksasa yang terdiri atas banyak manusia-manusia kecil. Ini mengingatkan kita akan
manusia besar dalam buku Plato.
Apakah peranan agama dalam kehdiupasn social? Hobbes berpendapat bahwa agama
turut berperan sebagai sarana kontrol sosial yang juga mencakup tipu muslihat dan angan-
angan yang menyesatkan dalam rupa rangsangan terhadap rasa takut atau takhayul. Agama
bersumber dari rasa takut manusia, maka bisa berfungsi memperbesar rasa takut itu untuk
mernciptakan ketertiban. Dengan fungsi ini, agama ortodoks, dan menurut Hobbes
mengajarkan sebuah ajaran bidaah adalah sebuah kejahatan, sebab akan memunculkan anarki.
Bersama Machiavelli, dia setuju bahwa agama dapat dipakai sebagai instrumen politik
Ajaran sosial Hobbes tentang absolutisme negara dan peran instrumental agama ini
mendukung monarkisme. Hobbes mendukung bahwa Raja harus memiliki kekuasaan mutlak
1
tas ratyaknya. Baginya, demokrasi itu lemah, keropos, dan hanya bias dilakuakan di negara-
negara kecil. Dalam negara yang besar pemerintahan haruslah absolute agar tidak terjadi
kekacauan dan ketidakstabilan politis. Raja haruslah seorang yang kuat dan memaksakan
kehendak-kehendaknya secara efektif. Dewasa ini, secara sia-sia orang mengecam teori
absolutisme Hobbes itu. Banyak negara mengembar-ngemborkan demokrasi dan menolak
absolutisme, tapi dalam kenyataan dan prakteknya diam-diam atau secara kasar malah
mewujudkan teori Hobbes itu di berbagai bidang kehidupan sosial.
JOHN LOCKE
Filosof pertama yang menghimpun secara terpadu gagasan dasar konstitusi
demokratis adalah orang Inggris: John Locke. Pikiran-pikirannya memancarkan pengaruh
kuat kepada para dedengkot pendiri Republik Amerika Serikat. Bukan itu saja, pengaruhnya
juga kuat merasuk ke dalam kalbu gerakan pembaharu Perancis.
Pengetahuannya tentang obat-obatan dan praktek kadang-kadang seni memimpin,
pada tahun 1666, untuk seorang kenalan dengan Tuhan Ashley (setelah itu, dari 1672, Earl
dari Shaftesbury). Berkenalan, dimulai secara tidak sengaja, memiliki dampak langsung pada
karier Locke. Melayani tanpa kaitannya dengan Oxford, ia menjadi anggota Shaftesbury
rumah tangga, dan tampaknya telah lama dipandang sebagai yang sangat diperlukan dalam
segala hal dan politik domestic
Dia menyelamatkan hidup negarawan oleh operasi terampil, mengatur sebuah
pernikahan yang cocok untuk ahli warisnya, menghadiri wanita dalam kurungan, dan
diarahkan perawatan dan pendidikan anaknya - kemudian terkenal sebagai pengarang
Karakteristik,. Dia membantu Shaftesbury juga dalam bisnis publik, komersial dan politik,
dan mengikutinya ke layanan pemerintah. Ketika dibuat tuan Shaftesbury kanselir tahun
1672, Locke menjadi sekretarisnya untuk presentasi untuk benefices, dan, pada tahun
berikutnya, dibuat sekretaris dewan perdagangan.. Pada 1675 resminya hidup berakhir untuk
waktu dengan jatuhnya kepala.
2
Ketika dilepaskan dari urusan kantor, ia meninggalkan Inggris untuk mencari
kesehatan.. Sepuluh tahun yang lalu ia punya pengalaman pertama bepergian ke luar negeri
dan kerja publik, sebagai sekretaris Sir Walter Vane, duta besar untuk Pemilih Brandenburg
selama perang Belanda yang pertama.. Setelah kembali ke Inggris, pada awal 1666, ia
menolak tawaran layanan lebih lanjut di Spanyol, dan menetap lagi di Oxford, namun
kemudian disebabkan oleh Shaftesbury untuk menghabiskan sebagian besar waktunya di
London.. Setelah dibebaskan dari jabatannya pada 1675 ia mencari udara lebih ringan di
bagian selatan Perancis, membuat perjalanan santai, dan duduk selama berbulan-bulan di
Montpellier. Jurnal yang dijaga pada periode ini penuh dengan menit deskripsi tempat dan
adat istiadat dan lembaga Juga berisi catatan banyak refleksi yang kemudian mengambil
bentuk dalam Essay tentang Human Understanding. patron. Ia kembali ke Inggris pada tahun
1679, ketika pelindungnya telah lagi mantra pendek kantor. Dia tidak tampaknya telah
terlibat dalam skema Shaftesbury di kemudian hari, tetapi secara alami jatuh kecurigaan
kepadanya, dan ia merasa bijaksana untuk berlindung di Belanda . Ini ia lakukan pada bulan
Agustus 1683, kurang dari setahun setelah penerbangan dan kematian dari Shaftesbury.
Bahkan di Belanda selama beberapa waktu ia tidak aman dari bahaya penangkapan di contoh
pemerintah Inggris, ia pindah dari kota ke kota, tinggal di bawah nama samaran, dan
mengunjungi teman-temannya secara diam-diam.. Menetap di Belanda membawa pekerjaan
politik dengan itu, di antara orang-orang yang sedang menyiapkan revolusi Inggris. itu
setidaknya nilai yang sama dalam waktu luang yang memberinya untuk karya sastra dan
dalam persahabatan yang ditawarkan Limbroch, Secara khusus, ia membentuk keakraban
yang erat dengan Philip van Limbroch, pemimpin yg membujuk ulama, dan para sarjana dan
teolog liberal kepada siapa Epistola de Tolerantia didedikasikan in 1688. Surat ini selesai
pada 1685, meskipun tidak dipublikasikan pada saat itu; dan, sebelum ia berangkat ke
Inggris, pada bulan Februari 1689, Essay tentang Human Understanding tampaknya telah
mencapai bentuk akhirnya, abstrak diterbitkan pada Bibliotheque Leclerc’s universelle pada
tahun 1688.
Pemerintah baru mengenali layanan kepada penyebab kebebasan oleh tawaran jabatan
duta besar baik di Berlin atau di Wina. Tapi Locke ada tempat pemburu dia juga prihatin
tentang kesehatannya; nya pengalaman sebelumnya Jerman membuatnya takut “udara
dingin” dan “hangat minum”; dan jabatan tinggi ditolak. Tapi ia menjabat kurang penting
3
kantor di rumah Ia diangkat menjadi komisaris banding Mei 1689, dan 1696-1700, ia adalah
seorang komisaris perdagangan dan perkebunan pada L1000 gaji setahun.. Meskipun tugas-
tugas resmi memanggilnya ke kota untuk periode berlarut-larut, ia mampu memperbaiki
kediamannya di negeri ini. Pada tahun 1691 ia dibujuk untuk membuat rumah permanen di
Oates di Essex, di rumah dan Lady Francis Masham. Lady Masham adalah anak dari
Cudworth, Cambridge Platonis; Kunci telah diwujudkan simpati yang berkembang dengan
jenis teologi liberal; intelektual meningkat kedekatan persahabatan dengan keluarga di Oates;
dan ia terus tinggal bersama mereka sampai kematiannya pada 28 Oktober 1704.
ROUSSEAU
Seperti yang dikemukakan Rousseau bahwa manusia memiliki kebebasan penuh dan
bergerak menurut emosinya. Kedaaan tersebut sangat rentah akan konflik dan pertikaian .
untuk menyelesaikan masalah tersebut , manusia mengadakan ikatan bersama yang disebut
kontrak social.
Rousseau berpendapat bahwa negara merupakan bentuk nyata dari kontrak
social.Individu-individu di dalamnya sepakat untuk menyerahkan sebagian dari hak-haknya
untuk kepentingan bersama melalui pemberian kekuasaan kepada pihak-pihak tertentu
diantara mereka. . kekuasaan tersebut digunakan untuk mengatur, mengayomi , menjaga
keamanan maupun harta benda mereka . hal inilah yang kemudian disebut sebagai kedaulatan
rakyat. Perbedaan teori kontak sosial dalam pandangan Hobbes dan Rousseau adalah Hobbes
menyatakan bahwa setelah negara terbentuk sebagai suatu kontrak social, negara tidak terikat
lagi dengan individu tetapi individulah yang terikat dengan negara dengan kata lain , negara
dapat berbuat apa saja terhadap individu. Berbeda dengan Hobbes, Rousseau berpendapat
bahwa negara adalah berasal dari kontrak social antara individu jadi negara merupakan
representasi kepentingan individu-individu didalamnya , negara harus berusaha mewujudkan
kehendak umum bila kehendak itu diabaikan oleh negara , rakyak dapat mencabut mandatnya
terhadap penguasa.
Rousseau mendambakan suatu system pemerintahan yang bersifat demokrasi
langsung dimana rakyat menentukan penguasa atau pemimpin mereka, membuat tata negara
4
dan peraturan secara langsung . demokrasi langsung hanya dapat dilaksanakan pada wilayah
yang tidak terlalu luas .
Menurut Roussau keanekaragaman pemerintahan di dunia adalah baik karena
biasanya mengakomodasikan kepentingan beranekaragam bentuk , tradisi dan adat istiadat
masyarakat yang berbeda-beda . Klasifikasi pemerintahan dan criteria tolak ukur negara
menurut Rousseau dapat dilihat berdasarkan jumlah mereka yang berkuasa.
Bila kekuasaan dipegang oleh seluruh atau sebagian besar warganegara( citizen
magistrates lebih banyak dari ordinary privat citizen), maka bentuk negara tersebut adalah
demokrasi. Tetapi bila kekuasaan dipegang oleh beberapa penguasa ( ordinary privat citizen
lebih banyak dari citizen magistrates) maka negara tersebut berbentuk aristokrasi . apabila
negara tersebut hanya terpusat pada satu orang penguasa , maka negara tersebut berbentuk
monarki.
Rousseau juga berpendapat bahwa mungkin nanti terdapat bentuk negara campuran
yang memadukan system dan bentuk negara demokrasi , aristokrasi dan monarki.
MONTESQIEU
Konsep Trias Politika merupakan ide pokok dalam Demokrasi Barat, yang mulai
berkembang di Eropa pada abad XVII dan XVIII . Trias Politika adalah anggapan bahwa
kekuasaan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan : pertama, kekuasaan legislatif atau
membuat undang-undang; kedua, kekuasaan eksekutif atau kekuasaan melaksanakan undang-
undang; ketiga, kekuasaan yudikatif atau kekuasaan mengadili atas pelanggaran undang-
undang.
Trias Politica menganggap kekuasaan-kekuasaan ini sebaiknya tidak diserahkan
kepada orang yang sama untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang
berkuasa. Dengan demikian diharapkan hak-hak asasi warga negara dapat lebih terjamin.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan dibukunya yang berjudul, L’Esprit des Lois (The
Spirit of Laws). Sebelumnya konsep ini telah diperkenalkan oleh John Locke. Filsuf Inggris
mengemukakan konsep tersebut dalam bukunya Two Treatises on Civil Government (1690),
yang ditulisnya sebagai kritik terhadap kekuasaan absolut raja-raja Stuart di Inggris serta
5
untuk membenarkan Revolusi Gemilang tahun 1688 (The Glorious Revolution of 1688) yang
telah dimenangkan oleh Parlemen Inggris.
Ide pemisahan kekuasaan tersebut, menurut Montesquieu, dimaksudkan untuk
memelihara kebebasan politik, yang tidak akan terwujud kecuali bila terdapat keamanan
masyarakat dalam negeri. Montesquieu menekankan bahwa seseorang akan cenderung untuk
mendominasi kekuasaan dan merusak keamanan masyarakat tersebut bila kekuasaan terpusat
pada tangannya. Oleh karenanya, dia berpendapat bahwa agar pemusatan kekuasaan tidak
terjadi, haruslah ada pemisahan kekuasaan yang akan mencegah adanya dominasi satu
kekuasaan terhadap kekuasaan lainnya
Karya Montesqiueau ini hampir diterapkan diseluruh Negara didunia yang menganut
Demokrasi termasuk juga Indonesia. Di Negara Komunis yang hanya mempunya satu partai
cenderung menjauhi konsep Trias Politica terlihat jelas bahwa bentuk pemerintahan hanya
dipegang oleh kalangan partai tunggal tersebut saja, sebut saja China, Korea Utara dan Uni
Soviet (masa perang dingin) adalah sejumlah Negara yang menjauhi Trias Politica tak heran
jika bentuk pemerintahannya bersifat otoriterian karna tidak adanya pembagian kekuasaan.
Beda dengan Negara yang mengenakan sistim Trias Politica. Dengan adanya lembaga
Legislatif, kepentingan rakyat dapat terwakili secara baik karma merupakan cermin
kedaulatan rakyat. Selain itu lembaga ini juga mempunyai fungsi sebagai check and balance
terhadap dua lembaga lainnya agar tidak terjadi penyelewengan kekuasaan dengan begitu
jalannya pemerintahan bisa berjalan efektif dan efisien.
KARL MARX
Pemikiran Karl Marx yaitu filsafat materialisme memperlihatkan adanya
keterhubungan dengan dengan materialisme lama. Sumbangan yang diberikan Karl Marx
adalah, materialismenya mengarah kepada keterlibatan manusia sebagai subjek kesadaran.
Marx berhasil mengatasi materialisme dualistis yang disebutnya vulgar serta materialisme
mekanistis abad 18, namun tesis Marx menjadi berat sebelah ketika mereduksikan seluruh
ketergantungan manusia pada alam materi.
6
Karl Marx berfilsafat materialisme dialektis berawal dari tesis dan ia berusaha
menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan kuantitas benda akan melahirkan sebuah
perbedaan-perbedaan ke tingkat kualitas. Tesis yang ditulis Karl Marx mengungkapkan pula
bahwa ide hanyalah fungsi dari materi yang kompleks, fungsi ini mendapatkan tempatnya
dalam kehidupan sosial manusia. Karena diacu sebuah tesis dasar bahwa kehadian manusia
tidak ditentukan oleh kesadarannya, tetapi lebih ditentukan oleh percaturannya dalam
pengalaman material. Disinilah faktor pentingnya hubungan antara manusia dan alam yang
diungkapkan Marx,
LENNIN
Lenin sendiri berpendapat, dalam hal ini agak searah dengan Marx, bahwa masyarakat
komunis adalah masyarakat yang paling ideal di dalam sejarah manusia. Di dalam
masyarakat komunis, seluruh kebijakan politis diciptakan dengan berpegang pada satu
prinsip, yakni dari setiap orang sesuai dengan kemampuannya, dan kepada setiap orang
sesuai dengan kebutuhannya. Artinya, setiap orang bekerja sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Kerja adalah sesuatu yang mengembangkan keseluruhan diri manusia, dan
bukan lagi suatu keterpaksaan demi mempertahankan keberadaan. Kerja juga merupakan
suatu bentuk pengabdian nyata pada kepentingan publik, dan tidak lalu berorientasi melulu
pada kepentingan pribadi. Mekanisme kerja akan dibuat sedemikian membebaskan, sehingga
orang dapat mengembangkan suatu budaya tinggi (high culture). Budaya tinggi inilah yang
mencegah berbagai kecurangan dan pelanggaran hukum di dalam masyarakat komunis.
Semua pelanggaran hukum juga akan hilang, karena setiap orang tidak lagi perlu
memikirkan bagaimana cara memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarga mereka.
Pemerintahlah yang akan memenuhi semua kebutuhan hidup. Tentu saja, di dalam
masyarakat komunis, setiap orang akan sadar, bahwa mereka tidak akan menuntut pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan yang mengada-ada, seperti rumah ataupun mobil mewah. Pola
konsumsi dan selera masyarakat akan sepenuhnya berubah. Selera masyarakat tidak lagi
hanya akan berfokus pada kepentingan pribadi ataupun kelompok partikular semata,
melainkan berorientasi sepenuhnya pada kepentingan publik. Tidak hanya kerja, selera dan
pola konsumsi pun kini ditujukan sebagai suatu bentuk pengabdian pada kepentingan publik
sebagai keseluruhan.
7
Masyarakat komunis yang ideal semacam itu, menurut Lenin, hanya dapat terwujud,
jika kesadaran revolusioner kaum proletar di dalam alam kapitalisme bisa ditumbuhkan.
Proses menciptakan kesadaran revolusioner tersebut hanya dapat dijamin dengan keberadaan
suatu partai revolusioner. Partai revolusioner inilah yang mewakili kesadaran revolusioner
yang otentik. Masyarakat komunis yang ideal juga hanya dapat terwujud, jika pihak-pihak
yang menentang keberadaannya bisa ditumpas. Memang, segala sesuatu ada harganya, dan,
menurut Lenin, harga yang harus dibayar demi terciptanya masyarakat komunis adalah
adanya semacam kekuasaan diktatorial dari partai komunis. Partai inilah yang memastikan,
bahwa masyarakat komunis yang ideal nantinya bisa terwujud di dalam realitas.
STALIN
Stalin jauh lebih russia dari pada komunis atau ateis. Ateismenya adalah insidental –
bila ia memang ateis—karena kita tidak tahu perasaan sesungguhnya dari Stalin. Ia tidak
menjadi pemimpin rusia dari awalnya tapi ia tumbuh sebagai anak dan berhasil maju lewat
militer soviet. Pada fase perkembangan, pendidikan, militer dan kepemimpinan politik, untuk
memeluk suatu agama dapat menjadi fatal bagi kepemimpinannya, fatal bagi tujuannya dan
mungkin lebih fatal lagi pada rejimnya. Bila ia religius, maka ia akan memilih menutup mulut
seperti semua orang religius yang berada di kekuasaannya saat itu. Ateisme dipaksakan
karena ia paling ilmiah dan karena mustahil membentuk gerakan ateistik apapun (khususnya
gerakan pemberontakan), dimana agama sangat kondusif dalam memaksakan sebuah gagasan
dan kesetiaan dan berarti berbahaya bagi negara.Dengan kata lain, para pemimpin komunis
memilih ateisme: ateisme tidak diciptakan dan tidak pula mendukung komunisme.
8
IBNU KHALDUN
Biografi
Ibnu Khaldun, Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Khaldun Al-Hadrami
atau Abu Zaid Abdurrahman bin Khaldun di lahirkan di Tunis pada tahun 1332 M. ia
termasuk turunan orang-orang yang pernah menjabat kedudukan penting dalam
pemenrintahan bani umayah di Andalusia, spanyol. Kekalahan dalam pergolakan perebutan
kekuasaan, membuat keluarganya pindah ke Tunisia, Afrika Utara. Ia seorang ilmuwan
sekaligus praktisi berpengalaman di bidang pemerintahan dan beberapa kali menjadi hakim
terutama di Mesir. Ia gemar menelaah ilmu dan mengembara ke berbagai negeri islam.
Meninggal pada tahun 1406 M.
Kitabnya yang terkenal adalah Al-Muqaddimah sebuah pengantar pada kitab yang lebih
luas, yaitu kitab Al-‘Ibar yang terdiri dari enam jilid. Itab ini merupakan landasan teoritik
untuk memahami berbagai peristiwa yang berkaitan dengan masyarakat dan Negara, terutama
sejarah kehidupan para penguasa-penguasa islam, masyarakat yang hidup di dalamnya,
pergolakan politik dan sebagainya yang mewarnai dinasti-dinasti tersebut yang di cantumkan
dalam kitab Al-‘Ibar (kitab tentang ibarat-ibarat). Beliau hidup pada masa kekuasaan Bani
Umayah di Andalusia, Spanyol dan masa akhir kejayaan bani Abbas di Baghdad.
Point-point penting pemikirannya.
a. Masyarakat dan Negara
Dengan tabiat dan fitrah kejadiaannya, manusia itu memerlukan masyarakat. Artinya
bahwa manusia itu memerlukan kerjasama antar sesamanya untuk dapat hidup; baik untuk
memperoleh makanan maupun untuk mempertahankan diri. Tetapi manusia mempunyai
kewibawaan dan kekuasaan (mulk). Kerjasama ini tidak di dasarka pada naluri manusia
melainkan sebagai hasil pemikiran. Karena pemikiranlah yang membedakan antara manusia
dan hewan. Masyarakat yang mempunyai wazi’disertai mulk itulah yang disebut Negara.
Masyarakat yang di maksud ibn Khaldun adalah masyarakat yang menetapdan telah
9
membentuk peradaban bukan masyarakat nomad (badui) di padang pasir. Negara
mengandung peradaban dan ini dapat tercapai dengan kehidupan menetap.negara pun
mengandung kekuasaan yang bisa memaksakan kehendaknya pada warganya. Kehidupan
menetap mendorong kemauan untuk berkuasa, dan kekuasaan inilah dasar perbedaan dari
masyarakat.
b.‘Ashabiyah (fanatisme/ rasa golongan)
Terbentuknya Negara, memerlukan rasa golongan (‘ashabiyah) untuk mengikat
pendukung-pendukung Negara bersangkutan sedemikian rupa sehingga mereka, bila di
perlukan, mempertahankan Negara dan kekuasaannya itu terhadap musuh-musuh di dalam
dan di luar kekuasaan. Ashabiyah memiliki hubungan yang erat dengan daulah (dapat berarti
dinasti). Dengan demikian kuat lemahnya dinasti, antara lain terletak pada kuat lemahnya
ikatan ashabiyah.
Ashabiyah bisa merupakan alat perjuangan, alat penyerang dan bertahan. Dapat pula
sebagai alat penyelesaian konflik antar golongan, yakni bila konflik ini harus di selesaikan
secara kekerasan. Dalam masyarakat menetap tujuan terakhir ashabiyah adalah Mulk,
kekuasaan-wibawa yang pada akhirnya melemahkan kemauan agar dituruti, kalau perlu
dengan kekerasan. Pada tahap selanjutnya, alat-alat kekuasaan termasuk ashabiyah kurang
memegang peranan sebagaimana ia di perlukan untuk menegakkan kekuasaan itu di awal
mula. Penguasa dan orang-orang yang telah membantunya menegakkan kekuasaan itu mulai
melihat kepada hal-hal lain yang di rasakan lebih menarik, terutama kemewahan yang dating
tanpa di cari. Karena pada dasarnya tabiat ekuasaan itu diiringi dengan kemewahan. Tetapi
kemewahan ini hanya pada permulaan saja akan menambah si penguasa. Akhirnya ia akan
melemahkankekuatan ini, sebab ia mengandung sifat yang merusak akhlak manusia.
Kemewahan akan melupakan seseorang tentang kewajiban-kewajibannya yang sesuai yang
harus di penuhi sebagai seorang penguasa. Kemudian melemahkan ashabiyah. Dalam
demikian, seorang penguasa mendasarkan kekuasaannya pada serdadu upahan, yang
merupakan pejabat-pejabat yang tidak mengenal ashabiyah. Bila ini terjadi, sekurang-
kurangnya buat sementara, kekuasaan akan menuju pada pemusatan kekuasaan. Kemudian
kekerasan untuk memaksakan kehendak.
10
Oleh golongan yang pertama-tama menagakkan daulah (dinasti), pemusatan kekuasaan
itu tidak di benarkan. Rasa ashabiyah semula akan menyuruh orang untuk membagi
kemenangan dan kemegahan yang di peroleh secara bersama itu di antara mereka. Bila timbul
juga pemusatan kekuasaan, maka rasa golongan akan hancur. Itulah sebabnya penguasa
bergantung kepada orang upahan yang memudahkan datangnya kehancuran umum.
c. Syarat-syarat kepala negara.
Menurtnya syarat-syarat bagi kepala negara, yang di sebutnya khalifah atau imam adalah
empat; yaitu pengetahuan, keadilan (’adalah), mempunyai kemampuan, serta sehat jasmani
dan ruhani dari segala kekurangan yang mungkin mempengaruhi penilaian dan perbuatan. Di
tambahkan pula syarat kelima yang masih di perselisihkan oleh para ulama yaitu keturunan
Quraisy.
1) Bahwa pengetahuan menjadi syarat sudah jelas. Imam bisa melaksanakan hukum Ilahi
jika ia tahu. Yang tidak di ketahui, tidak dapat melaksanakan dengan baik.
Pengetahuannya baru berarti bila ia bisa membuat keputusannya sendiri. Taklid
merupakan suatu kekurangan; Imamah memerlukan kesempurnaan dalam sifat dan
keadaan.
2) ’Adalah di perlukan oleh sebab kekhalifahan/ imamah merupakan lembaga agama dan
mengawasi semua lembaga lain yang memerlukan keadilan. Tidak ada peredaan
pendapat bahwa keadilan imam batal karena perbuatan maksiyat yang di lakukannya.
3) Kemampuan berarti bahwa imam atau khalifah bersedia melaksanakan hukum dan
untuk pergi ke medan perang. Ia harus memahami hal ihwal perang dan melaksanakan
tanggung jawabnya dalam memobilisasi perang. Ia mesti mengetahui rasa golongan,
tentang diplomasi, atau kuat memenuhi tugasnya untuk melindungi agama, memimpin
perang suci terhadap musuh, menegakkan hukum, dan mengelola kepentingan umum.
4) Sehat jasmani dan ruhani sehingga bebas dari kekurangan seperti buta, gila, bisu, tuli,
dan kekurangan karena hilangnya anggota badan yang mempengaruhi ia berbuat
melakukan kewajibannya.
11
5) Syarat tentang keturunan Quraisy berdasarkan konsensus umum di antara para sahabat
Nabi pada hari saqifah banu sa’idah dan Abu Bakar terpilih sebagai Khalifah pertama.
Syarat ini di jadikan sebagai syarat khusus.
d. Imamah dan Khilafah
Ibnu Khaldun tidak membedakan antara khalifah dan imam. Keduanya adalah nama
bagi jabatan politik sebagai pengganti Nabi yang mengemban agama. Lembaga Khilafah atau
Imamah ini menjaga agar ajaran-ajaran Nabi tegak. Lembaga tersebut bersandar pada syariat.
Lembaga yang bersandar pada pertimbangan akal ini bermaksud ”memenuhi kepentingan-
kepentingan duniawiah dan menghilangkan hal-hal yang merusak tercapainya kepentingan-
kepentingan di maksud”. Inilah kekuasaan-wibawa politis yang sesuai dengan syariat serta
”menyebabkan manusia bertindak sesuai dengan perintah syariat untuk kepentingan mereka
baik di dunia lain (akhirat) maupun di dunia ini”.karena hidup ini tidaklah terbatas hingga
yang fana ini saja, melainkan di lanjutkan setelah mati.
Ibn Khaldun menekankan bahwa syariat tidak hanya asal-asalan membatasi, mengekang
atau pun melarang kekuasaan politik, melainkan untuk mencegah timbulnya keburukan-
keburukan serta kejahatan yang mudah berbarengan dengan adanya kekuasaan, misalnya
perbuatan sewenang-wenang, ketidakadilan, dan keinginan hendak bermandikan kesenangan
lepas dari kepatutan. Seorang pemimpin harus mematuhi kewajiban-kewajiban agama.
Ibnu Khaldun dan jenis pemerintahan
Ibn Khaldun telah berusaha mencari dasar pengklasifikasian yang dapat membedakan
jenis-jenis pemerintahan satu sama lain, sehingga dia mendapatkan bahwa substansi setiap
sistem pemerintahan hanyalah undang-undang. Jenis undang-undanglah yang menjelaskan
karakter suatu sistem pemerintahan. Undang-undang adalah ruh setiap sistem atau tatanan
sosial dan menjadi dasar eksistensinya. Menurutnya, ketika undang-undang tersebut ada tiga
macam, maka sistem pemerintahan pun ada tiga macam.
1.Mulk natural. Membawa sekalian umat manusia sesuai dengan tujuan dan keinginan
nafsu. Yang ia maksuk dengan tabiat natural adalah insting, atau kecendrungan dan
12
keinginan insting yang tersusun dalam satu individu: seperti egoisme dan keinginan untuk
menjadi arogan atau despotis, berusaha mewujudkan keserakahan individu berdasarkan
egoisme. Menurut Ibn Khaldun pemerintahan seperti ini harus di benci. Di masa sekarang
pemerintahan jenis ini menyerupai pemerintahan otorier, individualis, otokrasi atau
inkonstitusional.
2.Mulk politik. Membawa atau mengantar masyarakat sesuai dengan pandangan rasio dalam
mencapai kemaslahatan duniawi dan mencegah mudarat. Jenis pemerintahan kedua ini
seperti apa yang kita namakan sekarang sebagai pemerintahan republik atau pun juga
kerajaan konstitusional, yang dapat mewujudkan keadilan sampai batas tertentu;
membawa berbagai manfaat bagi rakyat dalam kehidupan dunia karena mnejalankan
kebijakannya berdasarkan rasio yang elah di gariskan oleh para pemikir umat,
mendatangkan stabilitas, kemajuan dan kejayaan negara. Namun bahwa sistem ini adalah
orde materialis yang hanya membatasi diri dalam urusan keduniaan dan
mengesampingkan kehidupan spiritual dan aspek-aspek agama, sehingga tidak mampu
mewujudkan kepentingan rakyatnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan
akhirat. Jenis pemerintahan ini di puji di satu sisi, namun di cela pada sisi lain.
3.khilafah/ Imamah. ”identik dengan membawa semua orang untuk berpikir sesuai dengan
jalan agama, dalam memenuhi semua kepentingan mereka, baik yang bersifat
keukhrawian maupun keduniawian. Karena dalam pandangan syara’, semua situai dan
kondisi keduniaan harus memperhatikan pula kemaslahatan ukhrawi. Dengan demikian
pemerintahan model ketiga ini adalah perwakilan Tuhan sebagai pemilik syariat dalam
menjaga agama dan mengatur dunia dengan ajaran-ajarannya”.ibn Khaldun juga
mengadakan studi komparasi dengan dua model pemerintahan sebelumnya. ”jika aturan
perundang-undangan di putuskan oleh para intelektual dan pembesar negara, kebijakan
politiknya di sebut rasional; dan jika aturan-aturan tersebut berasala dari Allah yang
mensyariatkannaya, maka orientasi politiknya adalah religius, bermanfaat dalam
kehidupan dunia dan akhirat. Adapun model pemerintah yang berorientasikan kekerasan,
penindasan dan mengesampingkan potensi kemarahan rakyatnya pastilah akan
menimbulkan kerusakan dan permusuhan.
13