Download - Terapi Injeksi Lokal Untuk Nyeri
7/27/2019 Terapi Injeksi Lokal Untuk Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/terapi-injeksi-lokal-untuk-nyeri 1/4
PENATALAKSANAAN NYERI
Prinsip penatalaksanaan
Akut : terutama pemberian analgesik dan hilangkan penyebab
Kronik : (pilih sesuai gejala individual)
• Medikasi: analgesik, antidepresan, trankuiliser,antikonvulsan, steroid, anestesi lokal.
• Pembedahan: bedah spinal, operasi eksplorasi, potong saraf, lesi radiofrekuensi.
• Injeksi: anestesi lokal, steroid, dan fenol.
• Fisioterapi: fisioterapi pasif, fisioterapi aktif.
• Stimulasi: TENS, akupunctur, stimulasi kolumna dorsalis
• Tx psikologik: hipnosis, relaksasi, tx kognitif / perilaku
A. Injeksi lokal nyeri intra artikular
Injeksi intra-artikuler merupakan salah satu tindakan dibidang rematologi yang sangat
penting dan sering dilakukan. Injeksi intraartikuler adalah suatu tindakan melakukan suntikan
intra-artikuler atau peri-artikuler (tendon, bursa). Dengan tindakan ini dalam bidang
reumatologi mempunyai manfaat yang sangat besar dalam memulihkan keluhan penderita
serta mempercepat penyembuhan arthritis sehingga dapat mengurangi kecacatan sendi akibat
arthritis. Injeksi intra-artikuler sudah lama dikenal, yang pertama kali melakukan tindakan
injeksi ini adalah Hollander (1951).
Injeksi intra artikuler bisa digunakan untuk tindakan diagnostic misalnya aspirasi sendi
serta untuk terapi misalnya membuang kelebihan cairan sendi, injeksi obat. Injeksi obat yang
sering digunakan antara lain kortikosteroid, anestetik local, obat anti-inflamasi non-steroid
(OAINS) dan hyaluronan. Yang paling sering digunakan dibidang rematologi adalah injeksi
intra-artikuler kortikosteroid. Pada umumnya untuk mengurangi efek samping terapi
kortikosteroid sistemik. Injeksi kortikosteroid intraartikuler biasanya digunakan terutama
untuk pengobatan arthritis atau nyeri sendi yang hebat.
Sebelum melakukan injeksi intra-artikuler hal yang penting diperhatikan adalah
mengetahui tehnik serta syarat-syarat penyuntikan. Pengetahuan tentang bagaimana tehnik
yang benar dalam melakukan tindakan injeksi intra-artikuler sangatlah penting karena dengan
mengetahui tehnik serta syarat penyuntikan kita dapat menghindari efek samping dan
penggunaan injeksi intra artikuler yang berlebihan yang mana kedua hal ini akan dapat
menimbulkan kerusakan sendi dan akhirnya menimbulkan kecacatan sehingga bukan manfaat
yang kita peroleh. Demikian juga kita harus tahu indikasi maupun kontra indikasi injeksi
intra-artikuler.
Tehnik injeksi intra-artikuler pada umumnya tidak terlalu rumit, banyak sendi atau tendon
yang dapat diinjeksi tanpa bimbingan radiologi, tetapi pada sendi sendi tertentu yang sulit
untuk kita mencari lokasi sendinya kadang kita memerlukan ultra sonografi untuk menuntun
7/27/2019 Terapi Injeksi Lokal Untuk Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/terapi-injeksi-lokal-untuk-nyeri 2/4
kita dalam melakukan tindakan injeksi intra-artikuler misalnya injeksi sendi pinggul. Hati-
hati bila injeksi tendon bila tidak dilakukan dengan baik dan secara gentle maka akan
menimbulkan komplikasi yang fatal yaitu putusnya tendon. Setiap injeksi sendi maupun
tendon mempunyai tehnik yang berbeda-beda.
Terapi lokal meliputi pemberian injeksi intra artikular steroid atau hialuronan
(merupakan molekul glikosaminoglikan besar dan berfungsi sebagai viskosuplemen) dan
pemberian terapi topikal, seperti krem OAINS, krem salisilat atau krem capsaicin. Injeksi
steroid intra artikular diberikan bila didapatkan infeksi lokal atau efusi sendi.
B. Penatalaksanaan nyeri otot
Tujuannya : untuk membatasi dengan jelas gejala nyeri, nyeri tekan, kaku, dan kelemahan
otot yang terkena
Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-tanda nyeri tekan dan kelemahan otot
Terapi ditetapkan berdasarkan penyebab
Trauma atau penggunaan otot berlebih membaik dengan istirahat dan pemberian analgesik sederhana , seperti : paracetamol atau OAINS.
7/27/2019 Terapi Injeksi Lokal Untuk Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/terapi-injeksi-lokal-untuk-nyeri 3/4
Sebagian besar penyakit radang membtuhkan kortikosteroid
Injeksi IM dilakukan dengan cara obat dimasukan ke dalam otot skeletal, biasanya otot
deltoit atau gluteal. Onset of action IM > SK. Absorpsi obat dikendalikan secara difusi dan
lebih cepat daripada SK karena vaskularitas pada jaringan otot lebih tinggi. Kecepatanabsorpsi bervariasi bergantung pada sifat fisikokimia larutan yang diinjeksikan dan variasi
fisiologi (sirkulasi darah otot dan aktivitas otot). Pemberian IM ke dalam otot dapat
membentuk depot obat di otot dan akan terjadi absoprsi secara perlahan-lahan. Adapun
kekurangan dari cara IM yaitu nyeri di tempat injeksi, jumlah volume yang diinjeksikan
terbatas yang bergantung pada masa otot yang tersedia , dapat terjadikKomplikasi dan
pembentukan hematoma serta abses pada tempat injeksi. Faktor yang mempengaruhi
pelepasan obat dari depot otot antara lain kekompakan depot yang mana pelepasan obat akan
lebih cepat dari depot yang kurang kompak dan lebih difuse, konsentrasi dan ukuran partikelobat dalam pembawa, pelarut yang digunakan, bentuk fisik sediaan, karakteristik aliran
sediaan dan volume obat yang diinjeksikan. Contoh bentuk sediaan yang dapat diberikan
melalui IM diantaranya emulsi minyak dalam air, suspensi koloid, serbuk rekonstitusi.
Daerah tempat penyuntikan digambarkan di bawah ini.
7/27/2019 Terapi Injeksi Lokal Untuk Nyeri
http://slidepdf.com/reader/full/terapi-injeksi-lokal-untuk-nyeri 4/4
DAFTAR PUSTAKA
1. Charlton ED. Posooperative Pain Management. World Federation of Societies of
Anaesthesiologistshttp://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u07/u07_009.htm
2. Gwirtz K. Single-dose intrathecal opioids in the management of acute postoperative
pain. In: Sinatra RS, Hord AH, Ginsberg B, Preble LM, eds. Acute Pain: Mechanisms
& Management. St Louis, Mo: Mosby-Year Book; 1992:253-68
3. Chelly JE, Gebhard R, Coupe K, et al. Local anesthetic delivered via a femoral catheter
by patient-controlled analgesia pump for pain relief after an anterior cruciate ligament
outpatient procedure. Am J Anesthesiol. 2001;28:192-4.
4. Mahajan R, Nathanson M. Anaesthesia. London ; Elsevier Churchill Livingstone. 2006