MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KM 2 TAHUN 2020
TENTANG
PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS I PERAIRAN PELABUHAN
TELUK BAYUR PROVINSI SUMATERA BARAT
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa Perairan Pelabuhan Teluk Bayur telah
ditetapkan sebagai Perairan Wajib Pandu Kelas II
melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM 53 Tahun 1995 tentang Penyempurnaan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 22
Tahun 1990 tentang Penetapan Kelas Perairan
Wajib Pandu sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM 62 Tahun 1994;
b. bahwa dalam Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KM 53 Tahun 1995 dimaksud belum
mengakomodir titik koordinat naik turun Petugas
Pandu (Pilot Boarding Ground);
c. bahwa dalam rangka menjamin aspek keselamatan
dan keamanan pelayaran, kelancaran terkait
peningkatan kepadatan lalu lintas kapal serta
berdasarkan hasil penelitian, evaluasi dan
verifikasi terhadap kondisi alur-pelayaran wilayah
perairan Pelabuhan Teluk Bayur Provinsi Sumatera
Barat, telah memenuhi kriteria faktor di luar kapal
dan faktor kapal yang mempengaruhi keselamatan
berlayar untuk ditetapkan sebagai perairan wajib
pandu Kelas I;
- 2 -
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c,
perlu menetapkan Keputusan Menteri
Perhubungan tentang Penetapan Perairan Wajib
Pandu Kelas I Perairan Pelabuhan Teluk Bayur
Provinsi Sumatera Barat;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4849);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5070) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5731);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010
tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5093);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010
tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5108) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
- 3 -
Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5208);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010
tentang Perlindungan Lingkungan Maritim
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5109);
6. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 nomor 203);
7. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25
Tahun 2011 tentang Sarana Bantu Navigasi-
Pelayaran;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36
Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 629) sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 76 Tahun 2018 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 36 tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesyahbandaran
dan Otoritas Pelabuhan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1183);
10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93
Tahun 2014 tentang Sarana Bantu dan Prasarana
Pemanduan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2033);
11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 57
Tahun 2015 tentang Pemanduan dan Penundaan
Kapal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 390);
- 4 -
Memperhatikan
Menetapkan
PERTAMA
12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122
Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756);
Surat Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor
AL.328/6/5/DJPL/2019 tanggal 6 Desember 2019
perihal Penyesuaian Penetapan Perairan Wajib Pandu
pada Teluk Bayur Provinsi Sumatera Barat;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG
PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS I PADA
PELABUHAN TELUK BAYUR, PROVINSI SUMATERA
BARAT.
Menetapkan Perairan Pelabuhan Teluk Bayur Provinsi
Sumatera Barat sebagai Perairan Wajib Pandu Kelas I,
dengan batas titik-titik koordinat geografis sebagai
berikut:
Titik A : 01° 06' 00.00" LS / 100° 21' 32.00" BT
Titik B :
ditarik garis lurus menuju Titik B;
01° 03' 27.90" LS / 100° 20' 20.20" BT
Titik C :
ditarik garis lurus menuju Titik C;
01° 03' 28.00" LS / 100° 18’ 22.00" BT
Titik D :
ditarik garis lurus menuju Titik D;
01° 02' 12.80" LS / 100° 18' 21.90" BT
Titik E :ditarik garis lurus menuju Titik E;
01° 02' 12.80" LS / 100° 20' 20.20" BT
Titik F :
ditarik garis lurus menuju Titik F;
01° 00' 18.00" LS / 100° 21' 36.00" BT
ditarik garis yang menyusuri garis pantai
Teluk Bayur, Teluk Bungus, dan Teluk
Kasir kembali menuju ke Titik A;
- 5 -
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
Lokasi naik/turun Petugas Pandu {Pilot Boarding
Ground) pada titik kooordinat:
Titik A : 01° 02' 56.00" LS / 100° 21’ 50.00” BT
(DLK Muatan > 3000 DWT);
Titik B : 01° 02' 48.12" LS / 100° 18’ 23.52” BT
(DLK-Muatan berbahaya/tanker).
Lokasi perairan wajib pandu sebagaimana dimaksud
dalam Diktum PERTAMA digambarkan dalam Peta Laut
Indonesia Nomor 165 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri ini.
Pelaksanaan pelayanan jasa pemanduan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum PERTAMA dievaluasi paling
lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun oleh Direktur
Jenderal Perhubungan Laut.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut melaksanakan
pembinaan dan pengawasan teknis terhadap
pelaksanaan Keputusan Menteri ini.
Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku,
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 53
Tahun 1995 tentang Penyempurnaan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM 22 Tahun 1990
tentang Penetapan Kelas Perairan Wajib Pandu
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 1994,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- 6 -
KEENAM Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Januari 2020
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: BUDI KARYA SUMADI
1. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
2. Menteri Kelautan dan Perikanan;
3. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
5. Kepala Staf TNI Angkatan Laut;
6. Gubernur Jambi;
7. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan;
8. Bupati Sumatera Barat;
9. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II
Teluk Bayur;
10. Kepala Distrik Navigasi Kelas II Teluk Bayur.
LAMPIRANKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 2 TAHUN 2020TENTANG PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS I PERAIRAN PELABUHAN TELUK BAYUR PROVINSI SUMATERA BARAT
PENETAPAN PERAIRAN WAJIB PANDU KELAS I PERAIRAN PELABUHAN TELUK BAYUR PROVINSI SUMATERA BARAT
KEDALAMAN DISEBUT DENGAN METER -| 0 5
PETA LAUT INDONESIA NOMOR 165
SIMBOL KETERANGAN
Titik A : 01° 06' 00.00" LS / 100° 21' 32.00" BT
ditarik garis lurus menuju Titik B;
Titik B : 01° 03’ 27.90" LS / 100° 20' 20.20" BT
ditarik garis lurus menuju Titik C;
Titik C : 01° 03' 28.00" LS / 100° 18' 22.00" BT
ditarik garis lurus menuju Titik D;
Titik D : 01° 02' 12.80" LS / 100° 18’ 21.90" BT
ditarik garis lurus menuju Titik E;
Titik E : 01° 02' 12.80" LS / 100° 20' 20.20" BT
ditarik garis lurus menuju Titik F;
Titik F : 01° 00' 18.00" LS / 100° 21' 36.00" BT
ditarik garis yang menyusuri garis pantai
Teluk Bayur, Teluk Bungus, dan Teluk
Kasir kembali menuju ke Titik A;
(D
Lokasi Naik/Turun Petugas Pandu (Pilot Boarding Ground)
pada titik kooordinat:
Titik A : 01° 02' 56.00" LS / 100° 21’ 50.00” BT
(DLK Muatan > 3000 DWT);
Titik B : 01° 02’ 48.12" LS / 100° 18’ 23.52” BT
(DLK-Muatan berbahaya/tanker).
MENTERI PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BUDI KARYA SUMADI
.sesuai dengan aslinya
lO HUKUM,
UI HERPRIARSONO