Download - Teknik Pemeriksaan Intravenous Pyelografi
Dengan Indikasi Evaluasi Batu Ren
di Instalasi Radiodiagnostik
RSUD. Dr. Soetomo Surabaya
Teknik Pemeriksaan Intravenous Pyelografi
PENGERTIAN
Intravenous Pyelografi adalah pemeriksaan secara radiologi dari traktus urinarius untuk melihat anatomi, fisiologi dan patologi dengan memasukkan media kontras positif secara intravena.
Anatomi Sistem Urinaria
Sistem urinaria adalah suatu sistem tentang pembentukan urine mulai dari ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra. (Pearce, 1999).Sistem urinaria terdiri dari1. Ginjal2. Ureter3. Kandung Kemih (Vesika Urinaria)4. Uretra
Ginjal- Biasa disebut ren atau kidney- Letak : di belakang rongga peritoneum
dan berhubungan dengan dinding belakang dari rongga abdomen
- Bentuk seperti biji kacang, terdapat dua buah yakni ginjal kiri dan ginjal kanan
- Letak ginjal kanan setinggi vertebra lumbal I sedangkan letak dari ginjal kiri setinggi vertebra thorakalis XI dan XII.
Con’t – Ginjal - Panjangnya sekitar 4,5 inchi
(11,25 cm), lebarnya 3 inchi (7,5 cm), dan tebalnya 1,25 inchi (3,75 cm).
- Terdapat dua buah- Lanjutan dari pelvis renalis yang
panjangnya antara 10 sampai 12 inchi (25-30 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm.
- Ureter terdiri atas dinding luar yang fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa sebelah dalam.
Ureter
Vesika Urinaria - Bentuk seperti pir (kendi).- Letak : di daerah panggul besar,
sekitar bagian postero superior dari simfisis pubis.
- Volume sekitar 350 – 500 ml- Berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara (reservoir) urine
Con’t – Vesika Urinaria
Uretra- Uretra berfungsi untuk transpor
urine dari kandung kencing ke meatus eksterna,
- Panjang 1,5 inchi (3,75 cm) pada wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria.
Patofisiologi BSKBSK (Batu Saluran Kemih) penyakit dimana
didapatkan batu di dalam saluran kemih.
Batu tersebut dibentuk dalam pelvis ginjal, menetap dan menjadi lebih besar, atau bergerak turun sepanjang ureter ke dalam vesika urinaria atau dapat terbentuk di dalam vesika urinaria itu sendiri. Selain itu, batu dapat juga dibentuk dalam uretra.
Con’t BSK
Usia Jenis
KelaminPekerjaanAir minum
MakananRiwayat
Keluarga ISK Iklim dan
temperatur
Batu ren merupakan contoh dari BSKFaktor-faktor yang mempengaruhi :
INDIKASI
a) Benigna Prostatica Hyperplasi (pembesaran prostat jinak)
b)Bladder calculi/vesico lithiasis/batu vesika urinaria
c) Polinephritisd)Ren calculi (batu pada
ginjal)e) Hidronefrosisf) Hipertensi ginjalg)Obstruksi ginjal h)Penyakit ginjal polikistik
(polycystic kidney diseasei) Cystitis,
KONTRA INDIKASI
a) Hipersensitif terhadap media kontras
b)Tumor ganasc) Gangguan pada hepard)Kegagalan jantunge) Anemiaf) Gagal ginjal akut maupun kronikg)Diabetes, khususnya diabetes
mellitush)Anuria (tidak adanya ekskresi
dari urine)i) Perforasi ureter
Bagaimana teknik pemeriksaan intravenous pyelografi jika ditemukan pasien dengan permintaan diagnosa evaluasi batu ren di Instalasi Radiodiagnostik RSUD. Dr. Soetomo Surabaya?
Rumusan Masalah
PAPARAN KASUSPada hari Jumat, 4 Mei 2012 pasien atas nama Ny, S.R (47 th) dari ruang Interna Wanita datang ke Instalasi Radiosiagnostik, Ruang D-10 – Fluororadiography Permintaan foto : IVP Keterangan klinis : ISK, sepsis, batu ren
S Indikasi : Evaluasi batu ren S Berat Badan : 60 kg Kadar Ureum : 4 Kadar Kreatinin : 0,6
PERSIAPAN PASIEN1) Satu hari sebelum pemeriksaan, pasien
dianjurkan hanya makan bubur / nasi lembek hanya dengan kecap atau kuah tanpa sayur.
2) Makan malam terakhir sekitar pukul 19.00 dan pada pukul 20.00 pasien minum obat urus-urus. Obat urus-urus yang digunakan : Castor Olie 30 cc
3) Pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan tidak banyak mengobrol.
4) Pada tanggal 4 Mei 2012 pukul 08.00 pasien datang ke Instalasi Radiologi dalam keadaan puasa.
5) Sebelum pemeriksaan dimulai, pasien wajib buang air kecil terlebih dahulu.
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN1) Alat dan bahan steril
Spuit 20 cc (2 buah). Jarum abocath. Wing needle. Kapas. Alkohol. Iopamiro 370 mmol. Air minum ± 1500 ml.
2) Alat dan Bahan non steril Pesawat Sinar-X Imaging plate ukuran 35 x 35 cm2
dan 35 x 43 cm2 yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
Baju pasien. Plester Bengkok Infus set Prosesing menggunakan CR
(Computed Radiography).
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
FOTO POLOS ABDOMENPosisi Pasien : SupinePosisi Obyek : MSP tubuh berada pada garis
tengah meja pemeriksaanKaset : menggunakan imaging plate
ukuran 35 cm x 43 cm, batas atas prosesus xyphoideus, batas bawah simfisis pubis
Titik bidik : Ditujukan pada MSP tubuh setinggi garis yang menghubungkan antara krista illiaka kanan dan kiri
Arah sinar : tegak lurus thd imaging plateEksposi pada saat ekspirasi dan tahan nafas.
FOTO POLOS ABDOMEN
INJEKSI MEDIA KONTRAS Media kontras yang digunakan Iopamiro
370 mmol. Diinjeksikan secara intravena Dosis berdasarkan berat badan dengan
memperhitungkan kadar ureum dan kreatinin
Berat badan pasien 60 kg Media kontras yang diinjeksikan 70 ml.
FOTO 5 MENIT POST INJEKSI MEDIA KONTRAS
Teknik hampir sama dengan foto polos abdomen, yang membedakan adalah area yang difoto.
FOTO 15 MENIT POST INJEKSI MEDIA KONTRAS
Teknik sama dengan foto polos abdomen
FOTO 30 MENIT POST INJEKSI MEDIA KONTRASTeknik hampir sama dengan foto polos abdomen, namun posisi pasien prone dan meja diatur miring sehingga posisi pasien trendelenburg.
FOTO 60 MENIT POST INJEKSI MEDIA KONTRAS Pasien sebelumnya diminta minum air
terlebih dahulu hingga merasa ingin buang air kecil.
FOTO POST MIKSI
Post miksi I Post miksi II
HASIL PEMBACAAN RADIOGRAFFoto plain BOF
Bayangan gas dalam usus normal bercampur faecal material.
Bayangan hepar lien tak tampak membesar.
Contour ginjal kanan dan kiri normal. Tak tampak bayangan radioopaque di
sepanjang traktus urinarius. Psoas shadow kanan kiri simetris. Lipping VL 2, 3, 4, 5 pedicle dan spatium
urine minimal.
Contrast Study Kontras iopamiro 70 cc dimasukan secara
intravena, tak tampak reaksi alergi. Ekskresi ginjal normal, tampak pada menit
ke-5 Nephrogram kanan kiri normal. Pelviocalyceal system kanan kiri normal
cupping. Ureter kanan kiri normal. Buli konsentrasi kontras cukup, bentuk dan
posisi normal, mukosa outline reguler. Post miksi : residual urine minimal.
HASIL PEMBACAAN RADIOGRAF
KESAN Tak tampak tanda-tanda obstruksi. Fungsi ginjal dan ureter kanan kiri
normal. Fungsi pengosongan buli normal. Spondylosis lumbalis.
Pembahasan
1. Teknik pemeriksaan menggunakan protap foto polos abdomen,injeksi media kontras, foto 5 menit, foto 15 menit, foto 30 menit, setelah itu minum air, foto 60 menit dan post miksi.
2. Volume media kontras yang digunakan menggunakan perhitungan 1 cc untuk 1 kg berat badan, meskipun kadang volumenya ditambah, diinjeksikan secara intravena
3. Urus-urus hanya menggunakan castor olie / fleedd.
Pembahasan
4) Informed consent selalu ditekankan sebelum pemeriksaan, dan ditanyakan mengenai riwayat alergi, asma, tekanan darah pasien.
5) Persiapan masih kurang bagus karena bayangan gas menutupi area abdomen bagian superior, hal ini karena pasien banyak mengobrol.
6) Setelah foto 30 menit post injeksi media kontras, pasien diminta minum air sebanyak-banyaknya hingga merasa ingin buang air kecil.
Kesimpulan
Intravenous pyelografi merupakan pemeriksaan yang cocok untuk mendiagnosa kelainan pada sistem urinaria baik secara anatomis maupun fisiologis.
Teknik pemeriksaan intravenous pyelografi di Instalasi Radiodiagnostik RSUD. Dr. Soetomo Surabaya tergolong menarik karena setelah mengikuti protap foto plain, menit ke-5, menit ke-15, dan menit ke-30, maka wajib dibuat foto pada menit ke-60 dengan minum air terlebih dahulu, setelah itu foto post miksi.
Kesimpulan
Media kontras serta alat dan bahan lain yang diperlukan untuk pemeriksaan disiapkan langsung oleh pasien, media kontras yang banyak digunakan untuk pemeriksaan intravenous pyelografi adalah jenis non-ionik.
Informed consent selalu ditekankan dan sangat diperhatikan sebelum pemeriksaan dimulai.
Pengaturan pola makan hanya dengan makan makanan rendah serat yakni bubur ditambah kecap manis, dan hanya boleh minum air putih.
Urus-urus hanya menggunakan castor olie / fleedd dan dinilai cukup efektif sebagai obat pencahar.
Saran
Lebih diperhatikan mengenai persiapan pasien, apalagi untuk pasien rawat inap, karena faecal material dan gas menghalangi proses diagnosa.
Perlu diperhatikan lagi mengenai protap waktu agar pengisian media kontras benar-benar mengikuti fase, sehingga fisiologis sistem urinaria bisa dinilai lebih baik.
Untuk rumah sakit yang besar dengan arus pasien yang padat, perlu ruangan khusus untuk intravenous pyelografi dan kecepatan serta ketelitian kerja yang benar-benar ekstra.
Teknik radiografi intravena pyelografi di Instalasi Radiologi RSUD. Dr. Soetomo bisa dijadikan pedoman dalam pembuatan radiograf IVP, terutama pada foto yang memerlukan gambaran jelas daripada vesika urinaria.
TERIMA KASIH