Download - TALAWANG - ASDI
©Canthing Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
Jurnal Online – Akademi Seni dan Desain Indonesia
51
TALAWANG
Mangundhining Siwi Syahbani
Ruth Ambarsari
Amin Sulistiyowati
ABSTRAK
Perancangan busana bertujuan untuk menciptakan rancangan busana pesta malam yang memadukan
antara sumber ide dan fashion style yang telah dipilih. Sumber ide dari rancangan ini yaitu Talawang.
Talawang adalah sebuah perisai dari suku dayak kalimantan. Talawang sendiri dituangkan untuk
memberikan aplikasi dengan tehnik batik tulis. Untuk hiasannya sendiri memakai bordir dan payet.
Sedangkan fashion style nya adalah Busana adat Kalimantan timur yaitu baju Ta’a. Jenis busana yang
dipilih adalah busana pesta malam. Jadi, rancangan ini dikemas dengan warna dan mode eclectic style
merupakan salah satu bagian dari trend forecasting 2019 yang dikeluaran oleh BE KRAF. Terinspirasi
dari aplikasi interiornya merupakan komposisi desain modern dengan warisan tradisi. Bahan yang
digunakan pada rancangan ini yaitu bahan satin bridal, furing SPTI.
ABSTRACT
The design of clothes in this Final Project aims to create a night party fashion design that combines the
source of ideas and fashion styles that have been chosen. The source of the idea for this design is
Talawang. Talawang is a shield from the Dayak tribe of Kalimantan. Talawang itself was poured to
provide applications with batik techniques. For the decoration itself, use embroidery and sequins.
While the fashion style is the traditional clothing of East Kalimantan, namely Ta'a clothes. The type of
clothing chosen is evening party dress. So, this design is packed with color and an eclectic fashion style
is one part of the 2019 forecast trend issued by BE KRAF. Inspired by its interior application is a
composition of modern designs with heritage. The material used in this design is satin bridal
material, furing SPTI.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
52
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia banyak sekali suku, adat, dan budaya. Salah satunya yaitu Suku Dayak yang
mendiami wilayah pedalaman Kalimantan. Kehidupan yang primitif dan jauhnya dari akses
informasi global menjadi ciri khas mereka. Namun berawal dari situ, ada sesuatu yang menarik
untuk diketahui. Salah satu hal yang menarik untuk dipelajari adalah kebudayaan mereka.
Pemilihan sumber ide Tentang keberadaan nilai spiritual suku Dayak, yang mempunyai alat
pertahanan ketika berperang yaitu perisai “Talawang”, konon senjata ini mempunyai nilai
magis pada motifnya, “Talawang” sebagai sumber ide dalam pembuatan karya ini karena dari
segi keunikan, warna, motif, dan manik-manik yang menjadi pelengkap busananya. Dengan
meaplikasikan kebusana untuk mengangkat budaya serta kearifan lokal suku Kalimantan.
Talawang menimbulkan inspirasi pada aplikasi motif kain menggunakan teknik Batik tulis.
Teknik pembuatan motif pada kain dengan menggunakan media malam dan pewarna tekstil.
Berdasarkan pengamatan yang dikemukakan penulis diatas, penulis mengangkat unsur karakter
“Talawang” sebagai sumber ide rancangan busana wanita berupa busana pesta malam yang
ditujukan untuk wanita dewasa serta dapat dipakai di waktu tertentu seperti costume MC.
Dengan pertimbangan beberapa aspek mode, seperti aspek tren\l d, aspek fungsional, aspek
inovasi, aspek desain, dan aspek bahan. Berdasarkan fashion trend forecasting 2019-2020
SVARGA –SUPRANATURAL rancangan yang dibuat Aplikasi interiornya merupakan
komposisi desain modern dengan warisan tradisi, seperti tenun, anyaman, dan ikat dalam rupa
polapada wallpaper, karpet, kain penutupsofa, tirai, dan bantal dekoratif denganciri
penggunaan manik-manik, brokat,bordir, mozaik, dan ukiran. Warna warna alamnya, yang
merupakan ekspresi cerita rakyat, legenda, dan dongeng gaib, memberi kesan gelap dan
misterius.
Kesan bentuk pola flora dan fauna bersusun, digambarkan pada detail cutting pada
rancangan busana malam berupa A-line. Trend warna yang menjadi acuan pada rancangan ini
disesuaikan dengan fashion trend forecasting 2019-2020 yaitu eclectic style berarti
mencampurkan satu gaya dengan gaya lainnya dari zaman yang berbeda, untuk
membentuk satu kesatuan utuh. Mencampurkan lebih dari satu gaya, bukan berarti kesan
dari eclectic style adalah serba berantakan. Melainkan tujuan dari gaya ini adalah
menggabungkan beberapa furnitur yang berbeda-beda menjadi satu kesatuan utuh yang akan
menciptakan keindahan.
B. Batasan Masalah
Rancangan busana bertemakan “Talawang” yang mengangkat alat pertahanan diri Suku
Dayak Kalimantan dengan perpaduan warna soga yang dibuat dengan teknik canting.
C. Rumusan Masalah
Menjelaskan maksud dan tujuan dari Tugas Akhir agar tidak menyimpang dari tujuan, maka
penulis merumuskan rancangan busana sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat busana pesta malam sumber ide “Talawang” dengan
menerapkan fashion eclectic style berupa menggabungkan beberapa furnitur yang
berbeda-beda menjadi satu kesatuan utuh yang akan menciptakan keindahan yang
ditujukan untuk wanita dewasa? 2. Bagaimana membuat inovasi yang menyerupai atau menggambarkan struktur “Talawang”
dan motifnya menggunakan Batik tulis pada busana pesta malam ?
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
53
D. Tujuan Penciptaan
1. Merancang busana pesta malam dengan menerapkan sumber ide “Talawang”.
2. Merancang busana pesta malam dengan menerapkan style eclectic.
3. Mengaplikasikan teknik Batik tulis pada kain primissima.
4. Mengaplikasikan kain beludru yang di tempel lalu di bordir pada bahan bridal 5. Mengaplikasikan payet pada busana.
BAB II
LANDASAN PERANCANGAN
SUMBER IDE
A. Sumber Ide
1. Sumber ide perisai “Talawang”
Gambar 1. Perisai Talawang
Masyarakat Suku Dayak menggunakan Jimat Perisai Talawang dalam berperang.
Perisai ini biasanya terbuat dari kayu Ulin, Kayu Ulin (Eusideroxylon zwagweri)
merupakan kayu yang kuat dan tahan terhadap serangan rayap dan serangga, dapat
menyesuaikan diri dari perubahan kelembaban suhu udara serta air laut, sehingga sering
disebut sebagai kayu besi.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
54
Gambar 2. Pohon dan daun Ulin
Kayu tersebut dipilih karena memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan
kayu jenis lain sehingga mampu menangkal serangan apapun. Kekuatan dan keringanan
merupakan hal penting untuk sebuah Perisai karena dinilai mampu memberikan
perlindungan yang maksimal kepada prajurit ketika berperang.
Dari segi bentuk, senjata ini berbentuk persegi panjang yang dibuat meruncing pada
bagian atas dan bawahnya. Panjang Talawang sekitar 1 sampai 2 m dengan lebar
maksimal 50 cm. Sisi luar Talawang dihias dengan ukiran yang mencirikan kebudayaan
Dayak kemudian bagian dalamnya diberi pegangan. Keseluruhan bidang depan
Talawang biasanya diukir berbentuk topeng (Hudo).
Gambar 3. Topeng Hudo
Ukiran pada Talawang ini memiliki daya magis yang mampu membangkitkan
semangat hingga menjadikan kuat orang yang menyandangnya. Ukiran Talawang
memiliki motif lain seperti burung Enggang, Dalam budaya Kalimantan, burung
enggang dianggap sebagai hewan “suci” dalam kehidupan sosial mereka. Konon,
burung enggang adalah penjelmaan dari Panglima Burung, sosok yang tinggal di
gunung pedalaman Kalimantan dan berwujud gaib dan cuma muncul saat perang. Ada
yang menyebutnya pemimpin spiritual, guru, sampai tetua yang diagungkan. Orang
Dayak pedalaman menyebut Panglima Burung sebagai Pangkalima, atau panglima
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
55
perang Dayak. Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga dikenal kalem, tenang,
penyabar, Burung ini dianggap sakral dan dilarang untuk diburu apalagi
dimakan,.Mereka punya kebiasaan hidup berpasang-pasangan.Hal lain yang menarik
dari burung ini adalah Burung Enggang ini setia.
Selain motif burung enggang, motif lain yang sering digunakan adalah ukiran
Kamang.
Gamabar 4. Motif Kamang
Kamang merupakan perwujudan dari roh leluhur Suku Dayak.Motif Kamang
digambarkan dengan seseorang yang sedang duduk dan wajahnya berwarna merah.
Motif ukiran pada senjata ini juga yang kemudian banyak dijumpai sebagai desain
interior rumah serta bagian-bagian arsitektur dari kriya seni ukir Dayak.Selain itu,
Talawang ini bisa dijadikan sebagai simbol sosial, hal ini terlihat bahwa terdapat ukiran
yang menggambarkan flora dan fauna.Ini menggambarkan bahwa kehidupan masyarkat
Dayak sangat penting untuk menjalin hubungan yang harmonis antara alam dan
manusia.
B. Referensi
1. Referensi busana adat Kalimantan Timur
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
56
Gambar 5. Baju Ta’a adat suku Dayak
Busana adat bernama baju Ta’a untuk pakain wanita suku Dayak, Kalimantan. Yang
terbuat dari kain beludru berwarna hitam dengan berbagai macam hiasan berupa manik-
manik yang dijahit. Baju Ta’a terdiri dari atasan dengan model yang menyerupai rompi
(tanpa lengan), penutup kepala, bawahan berupa rok dengan warna dan motif yang
sama, dan aksesorisnya berupa kalung dan gelang dari manik-manik.
Motif hiasan rompi dan rok sangat kental akan perpaduan warna-warna mencolok
seperti warna putih, hijau, merah, biru, dan warna lainnya yang sangat kontras dengan
warna kain rompi.
2. Referensi busana pesta malam
Gaun Pesta Malam atau Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada
kesempatan pesta malam hari. Pemilihan bahan yaitu yang bertekstur lebih halus dan
lembut. Mode busana kelihatan mewah atau berkesan glamour. Warna yang .digunakan
lebih mencolok, baik mode ataupun hiasannya lebih mewah. Gaun yang dipakai dalam
keadaan gelap ini sebaiknya glamour, frminim, dan anggun.Untuk menimbulkan kesan
glamour, gunakan berbagai asesoris berkilau sebagai pelengkap.Pemilihan warnanya
direkomendasikan untuk warna-warna terang.
Gambar 6. Busana pesta malam
(https://id.pinterest.com)
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
57
Gambar 7. Busana pesta malam
C. Desain Motif dan desain Hiasan
1. Desain Motif
Menurut Oxford Dictionaries, desain adalah sebuah rencana atau gambar yang dibuat
untuk menunjukkan tampilan dan fungsi atau cara kerja suatu bangunan, pakaian, atau benda
lain sebelum dibuat.
Motif merupakan ornamen Ornamen berasal dari kata yunani yaitu dari kata 0rnare yang
artinya hiasan atau perhiasan (Soepratno,1984:11). Motif merupakan desain yang dibuat dari
bagian-bagian bentuk garis atau elemen-elemen yang terkadang sangat dipengaruhi oleh
bentuk-bentuk stilasi benda dengan gaya dan irama yang khas. Setiap motif dibuat dengan
bentuk-bentuk dasar sebagai garis seperti garis ikal atau spiral, garis vertikal, garis
horizontal, garis tegak,garis lengkung, dan garis miring.
Ornamen Tradisional yaitu ragam hias yang berkembang ditengah-tengah masyarakat
secara turun-temurun, dan tetap digemari dan dilestarikan sebagai sesuatu yang dapat
memberi manfaat (keindahan) bagi kehidupan, dari masa ke masa. Ornamen tradisonal
mungkin berasal dari seni klasik atau seni primitif, namun setelah mendapat pengolahan-
pengolahan tertentu, dilestarikan kemanfaatannya demi memenuhi kebutuhan, khususnya
dalam hal kebutuhan estetis. Oleh sebab itu corak seni ornamen tradisional merupakan
pembauran dari seni klasik dan primitif. Hasil atau wujud dari pembauran tersebut
tergantung dari sumber mana yang lebih kuat yang akan memberi kesan/corak yang lebih
dominan. Misalnya motif tradisonal Majapahit, Bali, Jogyakarta, Pekalongan beberapa
daerah lainnya lebih dominan bersumber pada corak motif klasik, sedangkan motif
tradisional Irian jaya, toraja, motif suku dayak dan motif Kalimantan corak primitifnya
lebih menonjol. Ornamen tradisonal bersifat kolektif.
(https://sen1budaya.blogspot.com/2012/10/blog-post.html)
Penerapan desain motif yang merupakan bahan utama dari ketiga busana menggambarkan
karakteristik“Talawang”. Terinspirasi dari teknik Batik tulis yang menggunakan malam
sebagai media pembuatan motif yang diinginkan dengan cara mencanting kain primissima
yang akan diwarna diatas permukaan air yang telah dibubuhi pewarna dan dibentuk sesuai
dengan pola yang diinginkan.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
58
2. Desain Hiasan
Desain hiasan adalah suatu desain yang dirancang khusus untuk memberikan hiasan
terhadap desain struktur suatu objek. Adapun tujuan desain hiasan adalah untuk menambah
keindahan dan mutu dari desain struktur objek tersebut.
Teknik pecah pola “Pattern Magic”
Desain Hiasan yang diterapkan dalam rancangan Art Building adalah aplikasi
Pattern Magic yang merupakan inovasi dalam bidang pola, yaitu sebuah ketrampilan
dalam membuat pola dengan pendekatan kreatif yang mengeksplor bentuk. Pattern
Magic ditemukan oleh Tomoko Nakamichi, seorang professor ahli dalam bidang
fashion dari jepang. Tomoko Nakamichi telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya di
Bunka College, Tokyo. Beliau menemukan teknik pecah pola yang membesarkan dari
patokan pecah pola konvensional dengan pendekatan kreatif dan dengan ide bebas.
Laurenceking (2010,https://www.laurenceking.com/us/product/pattern-magic/)
Teknik Hiasan “Beading”
Beading itu adalah seni merangkai manik manik. Manik manik yang digunakan
bisa merupakan mutiara air tawat, mutiara gelas, payet pasir, kristal dll. Intinya selama
ada lubang yang tembus bisa diartikan sebagai beads.
(https://studiomanik.wordpress.com/2010/08/15/hello-world/)
Teknik Bordir Mesin
Yaitu sulam (Bordir) yang proses pembuatannya di kerjakan dengan mesin. Sulam
(bordir) yang dikerjakan dengan mesin jenis tusuknya lebih sedikit, hal tersebut tidak
akan membatasi kita untuk berkreativitas. Karena untuk membuat hiasan sulam yang
lebih bervariasi tidak hanya ditentukan oleh jenis tusuk saja.
(https://apaitubordir.blogspot.com/2016/10/penjelasan-bordir.html)
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
59
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Desain
1. Aspek Trend
a. Trend fashion “SVARGA – SUPRANATURAL in ECLECTIC STYLE’’
Gambar 8: SVARGA – SUPRANATURAL in ECLECTIC STYLE
(trend forecasting 2019)
SVARGA – SUPRANATURAL in ECLECTIC STYLE merupakan salah satu bagian
dari trend forecasting 2019 yang dikeluaran oleh BE KRAF. Terinspirasi dari aplikasi
interiornya merupakan komposisi desain modern dengan warisan tradisi, seperti
tenun,anyaman, dan ikat dalam rupa pola pada wallpaper, karpet, kain penutup sofa,
tirai, dan bantal dekoratif dengan ciri penggunaan manik-manik, brokat,bordir, mozaik,
dan ukiran. Warna – warna alamnya, yang merupakan ekspresi cerita rakyat, legenda,
dan dongeng gaib, memberi kesan gelap dan misterius.
b. Warna-warna yang digunakan dalam tren Trend fashion “SVARGA –
SUPRANATURAL in ECLECTIC STYLE’’ sebagai berikut :
Gambar 9 : Palet warna
2. Aspek Fungsi
Target usia pemakai yang ingin dicapai usia wanita dewasa terhitung mulai usia 25
tahun, karena di usia itu wanita telah masuk tahap dewasa dan matang. Biasanya usia
25 ke atas orang dewasa sudah mempunyai pemikiran dan prinsip sendiri, tidak senang
diatur dan tidak mudah goyah pendiriannya. Berkaitan dengan pemilihan fashion dari
pemilihan warna, warna yang cerah agar terlihat awet muda, menyesuaikan ukuran
pakaian dengan bentuk badan.
Pengertian busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta,
dimana pesta terebut dibagi menurut waktunya yakni pesta pagi, pesta siang dan pesta
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
60
malam (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1998). Gaun pesta tentu didesain istimewa,
karena pemakaiannya pun pada acara istimewa. Menurut menurut Enny Zuhni Khayati
(1998: 3) busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta baik pagi
hari, siang hari dan malam hari. Busana yang satu ini memiliki warna, ukuran, dan
desain yang beragam, Menurut Enny Zuhny Khayati (1998) busana pesta malam adalah
busana yang dipakai pada kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai
waktu berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi. Gaun Pesta Malam
atau Busana pesta malam adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta malam
hari.
Pemilihan bahan yaitu bertekstur lebih halus dan lembut. Mode busana kelihatan
mewah atau berkesan glamour. Warna yang digunakan lebih mencolok, baik mode
ataupun hiasannya lebih mewah. Gaun yang dipakai dalam keadaan gelap ini sebaiknya
glamour, frminim, dan anggun.Untuk menimbulkan kesan glamour, gunakan berbagai
asesoris berkilau sebagai pelengkap. Pemilihan warnanya direkomendasikan untuk
warna-wavrna terang.
3. Aspek Desain
Desain 1
Gambar 10 : Aspek Desain 1
a) Keselarasan Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain walaupun
berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian itu terlihat bersatu.
Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :
Desain 1
Keselarasan dalam garis dan bentuk simetris yang terletak pada potongan pattern
magic di bagian badan depan yang simetris.
Keselarasan dalam warna, yaitu dalam desain menggunakan warna yang serasi,
warna kain bludru yaitu disesuaikan dengan warna motif yang ada pada batik.
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
61
b) Perbandingan
Dipergunakan untuk menampakan lebih besar atau lebih kecil dan memberi kesan
adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian dan pemakainya.
Desain 1
Pada rancangan desain pertama berupa setelan rompi a-line dan bagian bawah
panjang dengan pola rok lingkar.
c) Irama
Irama adalah pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu
bagian ke bagian yang lain.
Desain 1
Peralihan ukuran
Peralihan ukuran terdapat pada potongan badan yang bagian atas
(bahu) mengecil dan bagian bawah (Pinggang) membesar.
d) Pusat perhatian
Merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada satu hal yang
menarik dalam suatu rancangan.
Desain 1
Pusat perhatian pada rancangan ini terletak pada potongan pattern magic yang
diletakkan pada badan depan.
Desain 2
Gambar 11 : Aspek Desain 2
a) Keselarasan Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain walaupun
berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian itu terlihat bersatu.
Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
62
Desain 2
Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :
Keselarasan dalam garis dan bentuk simetris yang terletak pada potongan rok
setengah lingkar di bagian sisi.
Keselarasan dalam warna, yaitu dalam desain menggunakan warna yang serasi,
warna kain bludru yaitu disesuaikan dengan warna motif yang ada pada batik.
b) Perbandingan
Dipergunakan untuk menampakan lebih besar atau lebih kecil dan memberi kesan
adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian dan pemakainya.
Desain 2
Pada rancangan desain kedua berupa setelan rompi dan rok setengah lingkar yang
bagian bawah mengembang.
c) Irama
Irama adalah pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu
bagian ke bagian yang lain.
Desain 2
Peralihan ukuran
Peralihan ukuran terdapat pada pptongan rok yang bagian atas pas dan membesar
pada bagian bawah.
Pertentangan
pertemuan antara garis satu sengan garis yang lain.
d) Pusat perhatian
Merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada satu hal yang
menarik dalam suatu rancangan.
Desain 2
Pusat perhatian pada rancangan ini terletak pada potongan rok setengah lingkaran
yang terdapat motif Talawang bagian depannya.
Desain 3
Gambar 12 : Aspek Desain 3
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
63
a) Keselarasan Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain walaupun
berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian itu terlihat bersatu.
Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :
Desain 3
Aspek-aspek dalam keselarasan yaitu :
Keselarasan dalam garis dan bentuk asimetris yang terletak pada potongan rok
draping sisi kanan dan sisi kiri lurus.
Keselarasan dalam warna, yaitu dalam desain menggunakan warna yang serasi,
warna kain bludru yaitu disesuaikan dengan warna motif yang ada pada batik.
b) Perbandingan
Dipergunakan untuk menampakan lebih besar atau lebih kecil dan memberi kesan
adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian dan pemakainya.
Desain 3
Pada rancangan desain ketiga berupa setelan rompi dan rok asimetris potongan
busana dibagian rok sisi kanan terdapat draping sedikit bervolume sementara
dibagian kiri lurus.
c) Irama
Irama adalah pergerakan yang dapat mengalihkan pandangan mata dari satu
bagian ke bagian yang lain.
Desain 3
Peralihan ukuran
Peralihan ukuran terdapat pada potongan rok yang berada di bagian sisi kanan
sisi kanan bervolume draping.
Pertentangan
Pertemuan antara garis satu sengan garis yang lain.
d) Pusat perhatian
Merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada satu hal yang
menarik dalam suatu rancangan.
Desain 3
Pusat perhatian pada rancangan ini terletak pada potongan asimetris rok draping
dengan kombinasi motif Talawang bagian kiri.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
64
B. Realisasi Rancangan
1. Desain I
a.Sketsa desain I
Gambar 21 : Gambar desain 1
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
65
Gambar 27 : Hasil foto model tampak depan
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
66
Gambar 28 : Hasil foto model tampak belakang
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
67
2. Desain II
a. Sketsa desain II
Gambar 29 : Gambar desain 2
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
68
Gambar 36 : Hasil foto model tampak depan
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
69
Gambar 37 : Hasil foto model tampak belakang
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
70
a. Desain III
a. Skets
Gambar 38 : Gambar desain 3
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
71
a desain III
Gambar 45 : Hasil foto model tampak depan
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
72
Gambar 46 : Hasil foto model tampak belakang
Mangundhining Siwi Syahbani, Ruth Ambarsari, Amin Sulistiyowati Talawang
73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep sebagai dasar penciptaan karya busana khususnya busana pesta. Konsep desain
disesuaikan dengan sumber ide yaitu perisai Talawang yang mengangkat budaya suku Dayak,
Kalimantan. Talawang Memiliki filosofi, fungsi, simbol soaial, dan identitas budaya. Talawang
Menggunakan kayu ulin sebagai bahan pembuatannya. Untuk motif penulis memilih topeng
Sababuka yang memiliki motif gigi taring dan bola mata, dengan mengambil style eclectic
menggabungkan 2 gaya culture dan modern, menggunakan referensi busana adat Kalimantan
timur dan busana pesta malam, dari pemilihan trend Svarga – Supranatural in Eclectic Style.
Membuat desain yang sesuai konsep, untuk wanita dewasa terhitung mulai usia 25 tahun.
Dengan mempertimbangkan aspek fungsi untuk busana pesta malam, aspek bahan dari satin
bridal, dengan aplikasi motif menggunakan teknik batik tulis, aspek hiasan menggunakan
pattern magic dan bordir dan aspek proses mulai dari mengukur badan, sampai finishing.
Menggunakan tata rias dan tata rambut untuk menunjang penampilan dan memperkuat konsep
dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menghitung estimasi harga untuk menentukan harga jual.
B. Saran
Untuk pembuatan karya Tugas akhir sebaiknya dibuat dengan matang mulai dari konsep,
desain, dan pola. Pemilihan jenis busana perlu dipertimbangkan untuk pengerjaan karya masih
banyak kekurangan seperti jahitan yang kurang rapi, kenyamanan busana saat di pakai. Dari
awal membuat pastikan mengambil ukuran model secara tepat, konsultasi pola dasar sampai
pecah pola. Melakukan refisi pada pola, melakukan fiting model untuk mengetahui kenyaman
saat dipakai.
Vol. 6 | No. 1 | Tahun 2020
74
DAFTAR PUSTAKA
Andriani S. Kusni, Kusni Sulang.2013.Senjata Tradisional & Pakaian Adat Dayak Kalimantan
Tengah.Kalimantan Tengah: Badan Perpustakaan & Arsip Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah
Mirza.Pameran Temporer Senjata Tradisional.1992. Kalimantan Barat: Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan
https://ahlimesinjahit.blogspot.com/2013/04/membordir-secara-manual.html
https://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/08/pemasangan-payet.html
https://ronnyarmeilla.blogspot.com/2013/04/budaya-kalimantan.html
https://sen1budaya.blogspot.com/2012/10/blog-post.html 2010,https://www.laurenceking.com/us/product/pattern-magic/
https://studiomanik.wordpress.com/2010/08/15/hello-world/
https://apaitubordir.blogspot.com/2016/10/penjelasan-bordir.html