Download - TAHUN 2010/ 2011

Transcript
Page 1: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN GAYA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

( Team Assisted Individualization ) BAGI SISWA KELAS V SDN

JIPANG 02 KECAMATAN PENAWANGAN

KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN 2010/ 2011

SKRIPSI

ANISA NUR ROHMANI

K7107015

SI-PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

Page 3: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

Page 4: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

ABSTRAK Anisa Nur Rohmani. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI JIPANG 02 KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010/2011. SKRIPSI. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. 2011

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan melalui model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)..

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan yang berjumlah 26 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kritis dan teknik analisis interaktif. Teknik analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA pokok bahasan gaya melalui model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) efektif meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya bagi siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan. Hal ini terbukti pada kondisi awal pra siklus hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif nilai rata- rata siswa 62,3 dengan ketuntasan klasikal 19,2%, siklus I nilai rata- rata siswa 71,7 dengan ketuntasan klasikal 69,2%, siklus II nilai rata- rata siswa 76,1 dengan ketuntasan klasikal 84,6%. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif pada kondisi awal pra siklus nilai rata- rata siswa 65,03 dengan ketuntasan klasikal 38,5%, siklus I nilai rata- rata siswa 72,9 dengan ketuntasan klasikal 80,8%, siklus II nilai rata- rata siswa 76,2 dengan ketuntasan klasikal 92,3%. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik pada kondisi awal pra siklus nilai rata- rata siswa 64,8 dengan ketuntasan klasikal 30,8%, siklus I nilai rata- rata siswa 75,4 dengan ketuntasan klasikal 80,8%, siklus II nilai rata- rata siswa 76,4 dengan ketuntasan klasikal 92,3%. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran IPA pokok bahasan gaya melalui model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya bagi siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan tahun 2010/2011.

Page 5: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRACT

Anisa Nur Rohmani. IMPROVING THE RESULTIN STUDYING IPA BY

TYPE TAI (TEAM ASISTEND INDIVIDUAL) IN FIFTH GRADE STUDENTS OF SDN JIPANG 02 JIPANG PENAWANGAN GROBOGAN IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Minithesis. Surakarta : Teacher Training and Educational Faculty. Sebelas Maret Unuversity. 2011.

The purpose of the research is to improve the result in studying IPA by the fifth grade students of SDN Jipang 02 Penawangan Grobogan

trought cooperative learning thype TAI (Team Assisted Individualization). The form is classroom action research by two cycles. Each cycle is

conducted4 phases: planning, action realization, evaluation and reflection. The subjec of this research is students ( 26 students ) of fifth grade students of SDN Jipang 02 Penawangan Grobogan. The technique of colleting the data is observation, test and documentation. The technique of data analisist is critis and interactive technique. Interactive technique has three components data reduction, data presentation, and conclucion or verification.

Conclucion can be drawn based on the result of the research that studying IPA perative learning type TAI (Team Assisted Individualization) can improve the result in studying IPA

condition before cycle the result studying IPA cognitive of the average grade was 62,3 with the presentage of classical completeness 19,2%, cycle I indicated the average grade was 71,7 with the presentage of classical completeness 69,2%, cycle II the average grade was 76,1 with the presentage of classical completeness 84,6%. The result studying IPA by

grade was 65,3 with the presentage of classical completeness 38,5%, cycle I indicated the average grade was 72,9 with the presentage of classical completeness 80,8%, cycle II the average grade was 76,2 with the presentage of

on the condition before cycle where psicomotoris of the average grade was 64,8 with the presentage of classical completeness 30,8%, cycle I indicated the average grade was 75,4 with the presentage of classical completeness 80,8%, cycle II the average grade was 76,4 with the presentage of classical completeness 92,3%. Therefore a recommendation can be addressed that learning IPA by the theme

(Team Assisted Individualization)

SDN Jipang 02 Penawangan Grobogan in the academic year 2010/2011.

Page 6: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

MOTTO

Ajining Diri Soko Lathi, Ajining Rogo Soko Busana. (Sasmito)

Ing Ngarso Sung Tuladho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

(Kihajar Dewantoro) Sopo Tekun Katekan, Sopo Temen Tinemu.

(Gunari) Susungguhnya Allah Tidak Akan Merubah Nasib Suatu Kaum, Jika Kaum Tersebut Tidak Merubah Nasib yang Ada Pada Diri Mereka Sendiri.

(QS. Ar Ro du Ayat 11) Belajar Diwaktu Kecil Bagai Melukis Diatas Batu, Belajar Diwaktu Besar Bagai Melukis Diatas Air. Kesuksesan Bukan Berati Kita Dapat Menggenggam Dunia, Tetapi Kesuksesan Itu Adalah Bagaimana Kita Berguna Bagi Dunia.

(Anisa Nur) Hidup Adalah Belajar, Belajar Menjadi Yang Lebih Baik Dan Yang Terbaik..

(Nurul Hidayah)

Page 7: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

PERSEMBAHAN

Puji Syukur Alhamdulilah atas Rahmad dan Hidayah Allah SWT serta Sholawat

salam penulis sampaikan kepada junjungan kitaNabi Muhammad Saw

atas selesainya skripsi ini

Kedua orang tua saya Suratmin dan Alfiah

yang selalu melimpahkan kasih sayang

tanpa meminta balasan

Keluarga besar pondok pesantren dan masjid Muttagin

yang selama empat tahun ini mendidikku

menjadi manusia yang lebih baik.

Almamaterku Universitas Sebelas Maret

Page 8: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya

sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Kecamatan

Penawangan Kabupaten Grobogan Tahun 2010/2011 ini diajukan untuk

memenuhi persyaratan mendapat gelar sarjana.

Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan

yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Dr. H. Suwarto. WA, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.

6. Dra. Sularmi, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan

dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan proposal ini.

7. Ibu Sunarsih, S.Pd. selaku kepala SD Negeri 02 Jipang kabupaten

Grobogan yang telah memberikan ijin penelitian.

8. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 02 Jipang kabupaten Grobogan yang banyak

memberikan bantuan dan dorongan.

Page 9: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

9. Bapakku Suratmin dan ibuku Alfiah terima kasih atas doa, pengalaman

hidup dan pengorbanan yang tulus selama ini.

10. Adikku Nurul Hidayah terimakasih atas semangat dan doanya selama ini.

11. Sahabat sejatiku yang menemani dan mendukung saat susah dan senang.

12. Pengasuh dan ustad-ustadzah pondok pesantren Muttaqin terimakasih atas

ilmunya selama ini beserta santriwatinya.

13. Teman-teman S1- PGSD terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.

Semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, April 2011

Penulis

Anisa Nur Rohmani

Page 10: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

ABTRAK ............................................................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GA .xv

DAFTAR LAM xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. . 7

C. .. 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

BAB II LANDASAN 10

A. Kajia 10

1. Hakikat Has 10

a. Tinjauan Tentang Ilm 10

1) Pengertian Ilmu ..10

11

13

15

16

1) Pengertian Hasil 16

2 19

Page 11: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

2. Hakikat Model Pembelaj

a. Tinjauan Tentang Model

1) Pengertian Model

2) Sasaran Pembelajaran

3) Ciri-Ciri Pembe

4) Bentuk Pemb

b. Tinjau

1) Pe

2)

3) Langkah-Langkah Pembelajaran IPA Dengan Model

Pembelajaran K

B. Penelitian

C. Kerangka

D. Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIA

A. Tempat dan Wak

1. Tempat

2. Waktu Pe

B. Subyek P

C. Bentuk dan Strat

1. Bentuk P

2. Strategi

D. Sumb .37

E. Teknik pengu

F. Validita

G. Teknik An

H. Indikat

I. Prosedur Pe

BAB IV HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN ................................... 48

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................... 48

B. Dekkripsi Awal Tindakan ............................................................................. 49

Page 12: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

C. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 53

1. Tidakan Siklus I ............................................................................ 53

a. Perancanaan............................................................................. 53

b. Pelaksanaan tindakan .............................................................. 55

c. Observasi . ............................................................................... 58

d. Refleksi .................................................................................. 64

2. Tindakan Siklus II ......................................................................... 65

a. Perancanaan............................................................................. 65

b. Pelaksanaan tindakan .............................................................. 67

c. Observasi ................................................................................. 72

d. Refleksi .................................................................................. 77

D. Temuan dan pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 77

1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Guru ..................................... 77

2. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan

Gaya Ranah Afektif....................................................................... 79

3. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan

Gaya Ranah Psikomotorik............................................................. 81

4. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan

Gaya Ranah Kognitif..................................................................... 83

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................... 86

A. Simpulan ............................................................................................. 86

B. Implikasi .............................................................................................. 87

C. Saran ................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

Page 13: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian .35

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Ranah Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada

Kondisi Awal 49

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Ranah Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada

Kondisi Awal

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Ranah Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada

Kondisi Awal

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Kognitif pada Siklus

I

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Afektif pada Siklus

I

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Psikomotorik pada

Siklus I

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Kognitif pada Siklus

II

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Afektif pada Siklus

II

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Psikomotorik pada

Siklus II

Tabel 11. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Observasi Guru

Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus I dan Siklus II

Page 14: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

Tabel 12. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Ranah Afektif Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada

Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

Tabel 13. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri

02 Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif pada Kondisi

Awal, Siklus I dan Siklus II

Tabel 14. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Ranah Psikomotorik Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada

Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

Tabel 15. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri

02 Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Tabel 16. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Ranah Kognitif Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada

Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II

Tabel 17. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri

02 Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif pada Kondisi

Awal, Siklus I dan Siklus II

Page 15: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar Perubahan atau Pribadi Menurut Vesta dan Tompson

Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir 33

Gambar 3. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara

Interaktif

Ganbar 4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 5. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif Siswa

SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal 50

Gambar 6. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif Siswa

SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal

Gambar 7. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik Siswa

SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal

Gambar 8. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif

Siswa Kelas V SD Negeri 02

Gambar 9. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif

Siswa Kelas V SD Negeri 02

Gambar 10.Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada

Siklus I

Gambar 11. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada

Gambar 12. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif

.75

Gambar 13. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada

Siklus II..

Gambar 14. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Guru Kelas V SD Negeri

02 Jipang Siklus I dan Siklus

Gambar 15. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02

Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif pada Kondisi

Page 16: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

Awal, Siklus I

Gambar 16. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02

Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik pada Kondisi

Awal, Siklus I

Gambar 17. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02

Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif pada Kondisi

Awal, Siklus I

Page 17: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Indikator Ke

Lampiran 2. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Menggunakan Model Pembelajaran

Koooperatif Tipe TAI SD Negeri Jipang 02, Grobogan ...........95

Lampiran 3. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ..99

Lampiran 4. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siswa .101

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan I...104

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan II..116

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan I..125

Lampiran 8.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan II..137

Lampiran 9. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Menggunakan Model Pembelajaran

Koooperatif Tipe TAI SD Negeri Jipang 02, Grobogan

Lampiran 10. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Menggunakan Model Pembelajaran

Koooperatif Tipe TAI SD Negeri Jipang 02, Grobogan

..149

Lampiran 12. Daftar

Lampiran 13. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Pra

Siklus .

Lampiran 14. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Pra Siklus...

Lampiran 15. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Pra

Siklus ..154

Page 18: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

Lampiran 16. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus I

Lampiran 17. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus II

Lampiran 18. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus I

Lampiran 19. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus II

Lampiran 20. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus

I

Lampiran 21. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus

II

Lampiran 22. Foto- .

Page 19: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam arti maha luas menurut Ishak Abdulhak (2006: 46)

adalah sebagai keseluruhan pengalaman belajar ssetiap orang sepanjang hidupnya.

Selain itu dalam pengertian maha luas tempat berlangsungnya pendidikan tidak

terbatas dalam satu jenis lingkungan hidup tertentu dalam bentuk lingkungan

hidup manusia. Dalam arti sempit pendidikan adalah (Ishak Abdulhak, 2006 :49)

sekolah atau persekolahan (schooling). Sedangkan pengertian sekolah adalah

lembaga pendidikan formal ssebagai salah satu rekayasa dari peradaban manusia,

di samping keluarga, dunia kerja, negara dan lembaga keagamaan. (Ishak

Abdulhak, 2006 :49). Pendidikan menurut Undang- Undang Sitem Pendidikan

Nasional Nomor 2 definisi pendidikan tersurat dalam pasal 1 ayat (1) dalam

untuk

mempersiapkan peserta didikmelalui kegiatan pengajaran, bimbingan, dan/atau

Perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini demikian pesatnya,

sejalan dengan laju teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan pendidikan

yang cukup pesat ini juga ditopang oleh usaha pemerintah, dalam hal ini

Departemen Pendidikan Nasional yang senantiasa melakukan pembenahan sistem

pendidikan kita. Dengan harapan agar dapat dicapai hasil tamatan yang cukup

baik, tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga kualitas, termasuk pembenahan

sistem pendidikan di Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar adalah tempat

pengalaman pertama yang memberikan dasar pembentuk kepribadian individu.

Sehubungan dengan hal itu guru perlu membekali siswanya dengan kepribadian,

kemampuan, dan keterampilan dasar yang cukup sebagai landasan untuk

mempersiapkan pengalamannya pada jenjang yang lebih tinggi.

Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan sekolah dasar dalam hal ini

Departemen Pendidikan Nasional berusaha memperbaiki bidang pendidikan yang

meliputi kurikulum, guru dan proses pengajaran. Ketiga hal tersebut merupakan

Page 20: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan di sekolah (Nana

Sudjana, 1993:1). Menurut Isjoni (2009: 13) ada tiga komponen utama yang perlu

diperbarui dalam bidang pendidikan yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan

kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Berdasarkan uraian di

atas maka dalam upaya pencapaian tujuan belajar, tugas dan fungsi guru sangat

penting. Guru harus dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang aman dan

nyaman sehingga siswa dapat aktif dan tertarik terhadap sekolah khususnya

terhadap materi yang diajarkan. Hal ini menyangkut kepada bagaimana teknik

atau metode menyampaikan materi.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi

di dalam proses belajar dibutuhkan suatu keaktifan belajar karena dapat

menyebabkan terjadinya suatu kegiatan yang membawa perubahan ke arah yang

lebih baik bagi diri siswa. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar

harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan

tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Menurut Oemar

Hamalik (2010:79) mengungkapkan bahwa taksonomi tujuan pendidikan

digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Taksonomi

tujuan tersebut terdiri dari domain-domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh

karena itu dalam mengajar pada bidang studi apapun guru harus berupaya

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap anak didik, sebab

ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu. Dewasa ini

banyak guru yang masih terbiasa dengan cara mengajar monoton. (Isjoni &

Ismail, 2008 : 149)

Penerapan Model pembelajaran yang paling efektif dalam proses

pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh

banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar dan lainnya.

Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting dalam proses pembelajaran.

Pentingnya faktor guru dan siswa dapat diruntut melalui pemahaman hakekat

pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat

belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

Page 21: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru

perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang

menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang

model atau strategi pembelajaran yang efektif yang dapat membantu siswa agar

dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses belajar. Menurut H. Isjoni (2009:72) Model pembelajaran perlu dipahami

guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan

hasil pembelajaran.

Merupakan salah satu kompetensi guru dalam memilih cocok untuk kondisi

siswa, kelas dan lingkungan tempat belajar, di samping juga sesuai dengan tujuan

pengajaran. Bagaimanapun juga pemilihan metode mengajar dan model

pembelajaran yang dipilih guru tidak bisa lepas dari teori-teori belajar yang

digunakan murid. Hal-hal yang mempengaruhi gairah belajar pun harus diketahui

guru dalam menentukan metode atau model pembelajaran karena salah satu tugas

mengajar sendiri adalah untuk membantu murid dalam belajar. Motivasi belajar

siswa tidak saja tumbuh dengan sendirinya, tetapi selalu dipengaruhi pula oleh

meodel pembelajaran yang digunakan guru. Seorang siswa akan merasa malas

belajar karena terus menerus mendapat ceramah dari gurunya atau siswa tidak bisa

memanfaatkan waktu untuk belajar. Kesiapan dalam menerima materi merupakan

pertimbangan bagi guru demi lancarnya proses belajar mengajar. Berdasarkan hal-

hal tersebut di atas, maka agar belajar mengajar lebih hidup dan bergairah

diusahakan terjadi komunikasi dua arah antara murid dengan murid ataupun murid

dengan guru. Murid dengan segala kesiapannya akan bertanya atau bahkan

mengkritisi terhadap apa yang telah dipelajarinya dan pada kesempatan itu pula

guru dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang

dilakukan ketika menyampaikan materi.

Untuk memilih model yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya

dengan pencampaian tujuan pengajaran. Salah satu Model pembelajaran adalah

pembelajaran kooperatif. Menurut Hamruni (2009:162) Pembelajaran kooperatif

merupakan stategi pembelajaran kelompok yang akir-akir ini menjadi perhatian

dan dianjurkan oleh ahli pendidikan untuk digunakan. Dalam prakternya semua

Page 22: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi prinsip-prinsip sebagai

berikut: pertama, semakin kecil upaya yang dilakukanguru dan semakin besar

aktivitas belajar siswa, maka hal itu semakin baik. Kedua, semakin ssedikit waktu

yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik.

Ketiga, sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan. Kempat, dapat

dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelima, tidak ada satupun metode yang

paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi dan proses belajar yang ada

(Hasan,1996).

Berdasarkan hasil observasi dan informasi guru kelas V SD Negeri Jipang

02 umumnya, siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 hasil belajar IPA pokok bahasan

gaya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar ranah kognitif pada

pokok bahasan gaya hanya 5 siswa dari 26 siswa kelas V atau sekitar 19,2%

siswa yang nilainya sama atau diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk nilai mata pelajaran IPA adalah 70 (lampiran

13). Hasil observasi hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa kelas V ranah

afektif 38,5% atau 10 siswa yang mendapat keterangan baik/amat baik atau nilai

70 (lampiran 14). Hasil observasi hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa

kelas V ranah psikomotorik 30,8% atau 8 siswa yang mendapat keterangan

baik/amat baik atau nilai 70 (lampiran 15).

Banyak faktor yang mempengarui rendahnya hasil belajar IPA pokok

bahasan gaya siwa kelas V SD Negeri Jipang 02 antara lain: metode mengajar

yang digunakan oleh guru dalam mengajar IPA pokok bahasan gaya kurang

inovatif, kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar IPA pokok bahasan

gaya, kurangnya sumber belajar yang relevan, dalam pembelajaran IPA, guru

tidak menggunakan media pembelajaran saat pembelajaran IPA pokok bahasan

gaya, kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran IPA di SD Negeri

Jipang 02 kabupaten Grobogan, kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa

ketika belajar di rumah, lingkungan belajar yang kurang mendukung dalam

pembelajaran IPA karena ruang kelas V SD Negeri Jipang 02 dekat dengan jalan.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam

Page 23: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan

rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku

yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran

kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk

menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan

adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas,

struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif

berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model

pembelajaran yang lain. Dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong

untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus

mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa

meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta

pengembangan keterampilan sosial.

Keungulan Pembelajaran kooperatif (Hamruni, 2009: 170-171) sebagai

suatu model adalah sebagai berikut: 1) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada

guru,akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,

menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 2)

Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata

(verbal) dan membandingkanya dengan ide-ide orang lain. 3) Menumbuhkan

sikap respek pada orang laim, menyadari akan segala keterbatasanya, dan bersedia

menerima segala perbedaan. 4) Membantu memperdayakan setiap siswa untuk

lebih bertanggungjawab dalam belajar. 5) Meningkatkan prestasi akademik dan

kemanpuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan

interpersonal, ketrampilan mengelola waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. 6)

mengembangkan kemampuan untuk menguji ide pemahaman siswa sendiri, serta

menerima umpan balik. Siswa dapat menerapkan teknik pemecahan masalah

tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah

tangungjawab kelompoknya. 7) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan

informasi dan mengubah belajar abstrak menjadi nyata (riil). 8) Meningkatkan

Page 24: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir, dan ini berguna untuk

proses pendidikan jangka panjang.

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran

yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara

berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang

membutuhkan bantuan (Suyitno, 2002:9). Dalam model ini, diterapkan bimbingan

antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang

lemah. Dimana siswa yang pandai dijadikan ketua kelompok yang akan

membimbibg dan membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan dalam

pembelajaran. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam

kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan

ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi. Slavin (Widdiharto, 2006: 19) membuat model ini

dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan

kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan

tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk

memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan

belajar siswa secara individual.

Rendahnya hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siwa kelas V SD Negeri

Jipang 02 merupakan masalah yang harus segera diatasi, karena jka tidak segera

diatasi akan mengakibatkan pada rendanya nilai IPA siswa kelas V SD Negeri

Jipang 02. Rendahnya nilai IPA siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 juga akan

berpengaruh terhadap nilai rata-rata semester. Rendahnya hasil belajar IPA pokok

bahasan gaya siwa kelas V SD Negeri Jipang 02 juga akan membuat siswa

mengalami kesulitan pada materi IPA selalanjutnya.

Berdasar latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa perlu mengadakan

penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang

Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Kecamatan

Penawangan Kabupaten Grobogan.

Page 25: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi permasalahanya, antara lain

sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPA (Ilmu Penetahuan Alam) pokok bahasan gaya siswa kelas V

SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan rendah.

2. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas V SD Negeri Jipang 02

kabupaten Groogan saat pembelajaran IPA pokok bahasan gaya kurang

inovatif.

3. Kurangnya minat siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan

dalam pembelajaran IPA (Ilmu Penetahuan Alam) pokok bahasan gaya.

4. Dalam pembelajan IPA (Ilmu Penetahuan Alam) pokok bahasan gaya guru

kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan kurang menggunakan

media yang inovatif.

5. Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran IPA (Ilmu Penetahuan Alam)

pokok bahasan gaya di SD Negeri Jipang 02 kabupaten Groogan.

6. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaaran IPA (Ilmu Penetahuan

Alam) pokok bahasan gaya di SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan.

7. Belum digunakanya model pembelajaran kooperatif Tipe TAI (Team Assisted

Individualization)

8. Lingkungan belajar yang kurang mendukung saat pembelajaran IPA karena

letak ruang kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan dekat jalan

raya.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka peneliti

memberi batasan masalah sebagain berikut :

1. Hasil belajar IPA khusus pokok bahasan gaya siswa kelas V SD Negeri

Jipang 02 kabupaten Grobogan.

Page 26: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization).

D. Rumusan Masalah

Dalam setiap penelitian suatu masalah diperlukan adanya kejelasan dari

masalah yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini diperlukan rumusan

sehingga tidak terjadi kesalahan. Berdasarkan hal tersebut kemudian dirumuskan

pokok pembahasan sebagai berikut:

Apakah dengan penggunaan model pembelajaran koooperatif tipe TAI

(Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA khusus

pokok bahasan gaya bagi siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan

Penawangan kabupaten Grobogan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

Meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa kelas V SD

Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan Grobogan melalui

model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)

F. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Digunakan sebagai model pembelajaran alternatif dalam pelajaran IPA

(ilmu Pengetahuan Alam) yang berkaitan dengan pokok bahasan gaya dan

menambah wawasan baru mengoptimalkan prestasi belajar IPA (Ilmu

Pengetahuan Alam) melalui model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team

Assisted Individualization)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1) Menigkatkatnya hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada

pokok bahasan gaya.

Page 27: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2) Meningkatnya keaktifan siswa terhadap pembelajaran IPA (Ilmu

pengetahuan Alam) pada pokok bahasan gaya.

b. Bagi guru

1) Meningkatnya kemampuan guru dalam menggunakan model

pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization).

2) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)

3) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam

menyampaikan pokok bahasan gaya pada siswa.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran pokok bahasan gaya baik proses

maupun hasil dalam pelajaran IPA (Ilmu pengetahuan Alam)

2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta

kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.

Page 28: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar IPA

a. TinjauanTentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ada beberapa pendapat tentang ilmu pengetahuan alam yang

diajukan oleh bebapa ahli, antara lain IPA sendiri berasal dari kata sains

yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan

henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur,

sistematis, berobjek, bermetode dan

Menurut Abdullah

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan

melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara

cara yang satu dengan cara yang lain. menurut dekdipbud dalam

Ensiklopedi Indonesia (1991 : 482) dalam Sadiman(2008: 7) yang

dinyatakan bahwa :

Ilmu pengetahuan alam disebut juga sebagai ilmu-ilmu alam( yang berasal dari bahasa latin dari kata realita yang berarti nyata) adalah kelompok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk merumuskan paham-paham dan hukum-hukum tersebut. Ilmu ini dibedakan dua kelompok yaitu: pertama, ilmu-ilmu yang berpokok pada ilmu hayat(biologi). Kedua ilmu-ilmu alam yang menyelidiki tentang alam yang tidak bernyawa, yang meliputi ilmu fisika, ilmu kimia dan ilmu bintang.

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar ( 1994 :58 ) Garis-Garis

Besar program Pengajaran (GBPP) Kelas V Sekolah Dasar dinyatakan :

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia yang

berupa pengetahuan, gagasandan konssep yang terorganisasi tentang alam

sekitar, yang diperoleh dari pengamalan melalui serangkaian proses

kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian

gagasan- gagasan.

Page 29: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Larasati (http:/www.scribd.com/doc/17087298

/Karakteristik -Pembelajaran-IPA-SD) di unduh 29 Desember 2010, IPA

secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam

semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar terdahulu (1994) dijelaskan

pengertian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahun,

gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang

diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain

penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan

dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu

secara sistematis tentang alam semesta. Menurut Hendro dan Jenny dalam

http:// www.scribd.com/doc /17087298 /Karakteristik Pembelajaran-IPA-

SD di unduh 29 Desember 2010, ucapan Einstein: Science is the atempt to

make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a

logically uniform system of thought, mempertegas bahwa IPA adalah suatu

bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem

pola berpikir yang logis tertentu, yang dikenal dengan istilah pola berpikir

ilmiah.

Dari beberapa pengertian tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan hasil

kegiatan manusia tentang alam dan gejala gejalanya yang bersifat aktif dan

dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu

teratur (observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori),

sistematis, bermetode ilmiah, berobjek pada makluk hidup/ilmu hayat dan

tentang alam yang tidak bernyawa, bersifat teoritis dan berlaku secara

universal.

2) Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (1994 : 58) Garis Garis

Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan bahwa

tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan alam adalah sebagai berikut :

a) Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains,

teknologi dan masyarakat.

Page 30: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

b) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

c) Mengembangkan pemahaman dan pengetahuan dan pemahaman

konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

d) Mengembangkan kesadaran peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari

e) Mengalihgunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman kepada

bidang lainya (pembelajaran terpadu).

f) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam.

g) Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam.

Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak didik memiliki

pengetahuan tentang gejala alam dan berbagai jenis dan perangai

lingkungan alam dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan-

pengamatanagar anak tidak buta mengenai pengetahuan dasar akan

IPA.

Menurut kebijaksanaan umum kurikulum berbasis kompetensi

(2006) dalam (Leo Sutrisno, dkk, 2008:2-29) mata pelajaran IPA di SD

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

a) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan teknologi dan masyarakat.

c) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

d) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Page 31: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut GPBB (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) IPA

Sekolah Dasar ruang lingkup mata pelajara IPA mencakup :

a) Makluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya.

b) Materi sifat-sifat dan kegunaanya meliputi udara, air, tanah dan

batuan.

c) Listrik, magnet, energi, panas, gaya, pesawat sederhana, cahaya ,

bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainya.

d) Kesehatan, makanan dan pencegahanya

e) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestarian.

Di dalam penelitian ini penulis akan mengkaji konsep-

konsep pengembangan Ilmu penetahuan IPA kelas V pokok

bahasan gaya antara lain :

a) Pengaruh gaya

Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar kita

mendapati kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Pada saat kita

membuka atau menutup pintu kita telah melakukan gaya yang

berupa dorongan dan tarikan. Selain itu, pada saat kamu bermain

kelereng kamu tentu dapat menggerakkan kelereng dengan

menggunakan salah satu jari tanganmu. Gerakan mendorong atau

menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Gaya

yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda

tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda

bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Pada saat kamu

menendang bola maka bola akan bergerak dan berubah arahnya.

Gaya pada benda juga mengakibatkan benda berubah bentuk.

Sebagai contohnya, ketika kamu bermain dengan plastisin kamu

dapat membuat berbagai macam bentuk. Gaya tangan

menyebabkan bentuk plastisin berubah sesuai dengan bentuk yang

diinginkan.

Page 32: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

b) Macam-macam gaya

(1) gaya Gesek

(2) Gaya Gravitasi

(3) Gaya Magnet

c) Keuntungan dan kerugian gaya gesek

Manfaat gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa

manfaat gaya gesekan yang dapat kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari adalah sebagai berikut.

(1) Membantu benda bergerak tanpa tergelincir. Kita dapat berjalan

di atas lantai karena adanya gaya gesekan, antara sepatu dengan

lantai yang meyebabkan kita tidak tergelincir saat berjalan.

Selain itu, permukaan aspal jalan raya dibuat agak kasar. Hal ini

bertujuan agar mobil tidak slip ketika bergerak di atasnya.

Adanya gesekan antara ban dan aspal menyebabkan mobil dapat

bergerak tanpa tergelincir.

(2) Menghentikan benda yang sedang bergerak, misalnya rem pada

sepeda. Rem pada sepeda digunakan agar sepeda yang kita naiki

dapat berhenti ketika sedang bergerak. Gesekan antara karet rem

dengan peleg membuat laju sepeda akan semakin lambat ketika

di rem.

Kerugian gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memiliki

manfaat, gaya gesekan juga memiliki kerugian. Berikut beberapa

kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan

sehari-hari.

(1) Menghambat gerakan, gaya gesekan menyebabkan benda yang

begerak akan terhambat gerakannya. Adanya gesekan antara ban

sepeda dengan aspal membuat kita harus mengayuh sepeda

dengan tenaga yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa

gaya gesekan menghambat gerakan suatu benda.

(2) Menyebabkan aus, ban sepeda kita menjadi gundul atau sepatu

yang kita pakai untuk sekolah bagian bawahnya menjadi tipis

Page 33: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

diakibatkan oleh gesekan antara ban atau sepatu dengan aspal.

Jadi, gesekan menyebabkan benda-benda menjadi aus.

4) Evaluasi Dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui hasil dari

proses belajar mengajar, yang bertujuan untuk mengetahui tingat

kemajuan yang telah dicapai siswa. Penilaian dilakukan oleh guru

terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian

kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan

laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran

(http://www.slideshare.net/smpbudiagung/rancangan-penilaian-hasil-

belajar) diunduh 25 maret 2011.

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram

dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,

pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa

tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian

hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan

Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

Evaluasi dapat diadakan di akhir kegiatan belajar mengajar

ataupun saat kegiaatan belajar mengajar berlangsung. Tujuan Evaluasi

dalam pembelajaran adalah : a). Mendeskripsikan kemampuan belajar

siswa. b). mengetahui tingkat keberhasilan PBM. c). menentukan

tindak lanjut hasil penilaian. d). memberikan pertanggung jawaban

(accountability).

Dalam melakukan evaluasi pembelajaran IPA harus mengukur

tiga aspek atau ranah sesuai taksonomi Bloom yaitu : a) Ranah

kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6

aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

penilaian. b). Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah

afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab

atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai

atau kompleks nilai. c). Ranah psikomotor, meliputi keterampilan

Page 34: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular

menghubungkan,mengamati.(http://indrhttp://ulfiarahmi.wordpress.co

m/evaluasi-hasil-belajar) diunduh 25 maret 2011.

b. Hasil Belajar

1) Pengertian Hasil Belajar

Di kalangan ahli psikologi terdapat keberagaman dalam cara

menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning).

a) Gagne dan Berliner (Anni, 2006:2) mengemukakan bahwa belajar

merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya

karena hasil dari pengalaman.

b) Morgan (Anni, 2006:2) mengemukakan bahwa belajar merupakan

perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau

pengalaman.

c) Hilgard dan Bower (Dalyono, 2005:211) mengemukakan bahwa belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-

ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat

dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan

atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh

obat, dan sebagainya).

d) Witherington (Dalyono, 2005:211) mengemukakan bahwa belajar adalah

suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai

suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian atau pengertian.

Dari beberapa pengertian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa

pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang dan perubahan

di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari

reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian,

terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak

dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan

Page 35: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat,

dan sebagainya) yang bersifat permanent.

Menurut Anni (2006: 5) Hasil belajar merupakan perubahan yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Perolehan

aspekaspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari

oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari

pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh

adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku

yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar

dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2006: 5).

Menurut vesta dan Tompson dalam Abin Syamsudin (1998 : 27),

hasil belajar adalah perubahan secara visual perilaku atau pribadi tersebut

pada prinsipnya dapat digambarkan pada gambar 1 sebagai berkut :

Gambar 1. Gambar perubahan atau pribadi menurut Vesta dan Tompson.

Keterangan:

X : Siswa belum memukan dan memiliki ketrampilan awal atau

pengetahuan awal sebelum belajar.

Y : Pengetahuan dan ketrampilan awal siswa sebelum belajar

Z : Sifat kepribadian tertentu yang dimiliki individu yang tidak

dikehendaki misalnya kebiasaan merokok, berkelahi,

emosional dll pada individu sebelum belajar.

X1: Penemuan informasi atau penguasaan suatu ketrampilan

yang telah ada

Perilaku pribadi sebelum belajar (learning) X = 0 Y = 1 Z = 1

Pengalaman praktik, latihan (Learning experiences)

Perilaku pribadi setelah belajar X1 = X + 1 = 1 Y1 = Y + 1 = 2 Z1 = Z 1 = 0

Page 36: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Y1: Penambahan atau perkayaan dari informasi atau

pengetahuan atau ketrampilan yang telah ada

Z1: Merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian

tertentu atau perilaku tertentu yang tidak dikehendaki

(misalnya kebiasaan merokok, ekspresi marah, takut dan

sebagainya)

Perubahan itu mungkin meerupakan suatu penemuan informasi atau

penguasaan suatu ketrampilan yang telah ada, seperti kasus X pada gambar

diatas ( Hilgard, 1948:4) dalam Abin Syamsudin (1998 : 27). Mungkin pula

bersifat penambahan atau perkayaan dari informasi atau pengetahuan atau

ketrampilan yang telah ada seperti kasus Y pada gambar diatas( Hilgard,

1948:4) dalam Abin Syamsudin (1998 : 27). Bahkan, mungkin pula

merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian tertentu atau

perilaku tertentu yang tidak dikehendaki (misalnya kebiasaan merokok,

ekspresi marah, takut dan sebagainya) seperti kasus perilaku atau sifat

kepribadian Z pada gambar diatas (Woodwort & Mawquis, 1957) Abin

Syamsudin (1998 : 27).

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam (http://indrhttp://ulfiarahmi.

wordpress.com/ evaluasi- hasil- belajar), hasil belajar merupakan hal yang

dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi

siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik

bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental

tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan

pelajaran.

Menurut Menurut Oemar Hamalik dalam (http:// hasil-belajar-

pengertian-dan-definisi), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami seseorang atau

Page 37: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pembelajar perubahan tersebut dapat berupa penemuan informasi atau

penguasaan suatu ketrampilan yang telah ada, penambahan atau perkayaan

dari informasi atau pengetahuan atau ketrampilan yang telah ada,

Merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian tertentu atau

perilaku tertentu yang tidak dikehendaki (misalnya kebiasaan merokok,

ekspresi marah, takut dan sebagainya). Perubahn tersebut juga dapat di

pandang dari aspek guru dan siswa dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar sedand dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesikannya bahan pelajaran.

2) Klasifikasi Hasil Belajar

Kegiatan belajar mengajar dikatakan efisien jika hasil belajar yang

diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang sekecil mungkin. Perwujudan

perilaku belajar biasanya dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan

kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan, sikap dan kemampuan yang

biasanya disebut sebagai hasil belajar.

Belajar dan mengajar sebagai aktifitas utama disekolah meliputi 3

unsur yaitu: tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan hasil

belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami

proses belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Sudjana (2005: 22) Dalam sistem pendidikan nasional

rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan

instruksional, menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah,yaitu: ranah kognitif,

afektif, dan Psikomotorik.

a) Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek.

Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana, 2005: 22).Ranah

kognittif tersebut yaitu : (1) Pengetahuan, seperti mengingat atau

menghafal. (2) Pemahaman, seperti menginterpretasikan. (3) Aplikasi,

Page 38: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menggunakan konsep untuk memecahkan masalah. (4) Analisis,

menjabarkan suatu konsep. (5) Sintesis, menggabungkan bagian-bagian

konsep menjadi suatu konsep utuh. (6) Evaluasi, membandingkan nilai-

nilai, ide, metode dan sebagainya. (Suciati & Irawan, 2001: 16)

b) Afektif

Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu

pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap

mata pelajaran dan proses pembelajaran. Tipe hasil belajar afektif tampak

pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya terhadap

pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,

kebiasaan belajar dan hubungan sosial.Ada lima tingkatan dalam ranah

afektif yaitu : (1) Pengenalan, ingin menerima sadar akan adanya sesuatu.

(2) Merespon, aktif berpartisipasi. (3) Penghargaan, menerima nilai-nilai,

setia kepada nilai-nilai tertentu. (4) Pengorganisasian, menghubungkan

nilai-nilai yang dipercayai. (5) Pengalaman, menjadikan nilai-nilai bagian

dari pola hidup. (Suciati & Irawan, 2001: 17).

c) Psikomotorik

Hasil belajar Psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu. Berkenaan dengan ranah psikomotorik

dibagi menjadi lima yaitu : (1) Peniruan, menirukan gerak. (2)

Penggunaan, menggunakan konsep untuk melakukan gerak. (3) Ketepatan,

melakukan gerak dengan benar. (4) Perangkaian, melakukan beberapa

gerakan sekaligus dengan benar. (5) Naturalisasi, melakukan gerak secara

wajar. (Suciati & Irawan, 2001: 16)

Taksonomi Bloom, seperti yang telah kita ketahui berhasil

memberi inspirasikepada banyak pakar lain untuk mengembangkan teoti

belajar dan pembelajaran. Pada tingkatan yang lebih praktis, taksonomi ini

banyak membantu praktisi pendidikan untuk memformulasikan tujuan-

tujuan belajar yang lebih mudah dipahami, oprasional serta dapat diukur.

(Suciati & Irawan, 2001: 17)

Page 39: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

a. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif

1) Pengertian Model Pembelajaraan Kooperatif

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan

pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam

penerapanya, model pembelajaran harus diterapkan sesuai dengan

kebutuhan siswa, karena masing-masing model pembelajaran memiliki

tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda.

Menurut Dahlan (1990) dalam Isjoni (2009: 72), model mengajar

dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam

menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan pemberi petunjuk

kepada pengajar di kelas. Salah satu model pembelajaran yang

berkembang saat ini adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran

ini menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling

bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok

kooperatif belajar diskusi, saling membantu dan mngajak satu sama lain

untuk mengatasi masalah belajar. Pembelajaran kooperatif

mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam

kerja kelompok untuk menuntaskan materi/masalah dalam belajar.

Model pembelajaran kooperatif banyak dignakan untuk

mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa

(student center), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan

orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model

pembelajaran ini terbukti dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran

dan berbagai usia. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar guru

tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa

dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa lainnya dan saling belajar

mengajar dengan siswa lainya.

Menurut Slavin (2005 : 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada

berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam

Page 40: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya

dalam mempelajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para

siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini

dan menutup kesenjangan pengetahuan dalam masing-masing.

Menurut Slavin (1995) dalam Isjoni (2009 :22) mengemukakan,

tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu

model pembelajaran dimana sistam belajar dan bekerja secara kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Menurut Isjoni (2009: 20) pembelajaran kooperatif di definisikan

sebagai suatu pendekatan mengajar dimana murid bekerjasama diantara

satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan

tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru.

Menurut H. Hamruni (2009: 162) pembelajaran kooperatif

merupakan strategi pembelajaran yang menerapkan sistem

pengelompokan/tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang memounyai latar

belakang dan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang

berbeda (heterogen)

Menurut (Henny, 2003:20) dalam http://matematikacerdas.

wordpress.com /2010/01/28/ model- pembelajaran-kooperatif- tipe- tai-

team- assisted- individualization/ pembelajaran kooperatif merupakan

stategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri

pengetahuannya melalui ketrampilan proses. Siswa belajar dalam

kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Dalam menyelesaikan

tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu

dalam memahami suatu bahan ajar.

Dari beberapa pengertian tentang pembelajaran kooperatif di atas

dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu

Page 41: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

model pembelajaran dimana sistam belajar dan bekerja secara kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif bekerjasama

diantara satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk

menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru.

Dengan tujuan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini

dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing, mendorong

siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui ketrampilan

proses.

2) Sasaran Pembelajaraan Kooperatif

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif membutuhkan

partisipasi dan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif

dapat cara meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik,

sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial. Tujuan utama dalam

penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif adalah agar

peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temanya

secara dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan

kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan

menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.

Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang

dirangkum Ibrahim, et al. (2000) dalam (Isjoni, 2009: 39) yaitu:

a) Hasil Belajar Akademik

Dalam pembelajaran kooperatif mencakup beragam tujuan sosial,

juga memperbaiki hasil belajar siswa atau tugas-tugas akademis

penting lainya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul

dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para

pengembang model telah menunjukan, modal stuktur penghargaan

kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar

akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil

belajar.

Page 42: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan

secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya

kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuanya. Pembelajaran

kooperatif memberi peluang kepada siswa dari berbagai latar belakang

dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas

akademik dan melalui sruktur penghargaan kooperatif akan belajar

saling menghargai satu sama lain.

Dalam pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator.

Guru bertanggungjawab untuk mengembangkan kemampuan siswa,

karena itu perbedaan-perbedaan yang ada di dalam kelas diusahakan

tida menghambat dalam mewujudkan interaksi sosial yang efektif

diantara siswa. Hubungan persahabatan antara beberapa orang siswa

dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. (Isjoni, 2009: 41)

c) Pengembangan Ketrampilan Sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah

mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerjasama dan kolaborasi.

Ketrampilan ini amat penting dimiliki siswa sebagai warga

masyarakat, bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang

dialami bangsa ini dalam mengatasi masalah- masalah sosial yang

semakin kompleks, serta tantangan bagi para peserta didik supaya

mampu dalam menghadapi persaingan global dan memenangkan

persaingan tersebut. (Isjoni, 2009: 41). Era global ditandai dengan

persaingan dan kerjasama disegala aspek kehidupan mempersyaratkan

siswa memiliki ketrampilan sosial. Kertampilan serta sikap positif

sosial sebagai anggota masyarakat lokal maupun global yang

demokratis dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pembelajaran

kooperatif. Dengan demikian peserta didik mendapatpatkan makna dan

manfaat praktis dari setiap proses pembelajaran tersebut.

Page 43: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3) Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja

kelompok, oleh sebab itu banyak guru mengatakan tidak ada suatu yana

aneh dalam pebelajaran kooperatif, karena mereka menganggap telah

biasa menggunakanya. Walaupu pembelajaran kooperatif terjadi dalam

bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok disebut pembelajaran

kooperatif.

Bennet (1995) dalam Isjoni (2009: 60) menyatakan ada lima unsur

dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja

kelompok, yaitu

a) Positive Interdependence, yaitu hubugan timbal balik yang didasari

adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota

kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan

yang lain pula atau sebaliknya.

b) Interaction face to face, yaitu interaksi yang lagsung terjadi antar siswa

tanpa adanya perantara.

c) Adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam

anggota kelompok. Hal tersebut, dapat memotivasi siswa

untukmembantu temanya, karena tujuan pembelajaran kooperatif

adalah menjadikan setiap anggota kelompok lebih kuat pribadinya.

d) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,

mengembangkan kemampuan antar kelompok dan memelihara

hubungan kerja yang efektif.

e) Meningkatkan ketrampilan kerja dalam memecahkan masalah (proses

kelompok).

Kemudian Isjoni (2009: 27) menyebutkan pembelajaran kooperatif

mempunyai cirri-ciri yaitu: a) setiap anggota memiliki peran, b) terjadi

hubungan interaksi langsung diantara siswa, c) setiap anggota kelompok

bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya,

d) guru membantu mengembangkan ketrampila-ketrampilan interpersonal

Page 44: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

kelompok dan e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan.

4) Bentuk-Bentuk Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2009 : 73), dalam pembelajaran kooperatif terdapat

beberapa variasi model yang dapat diterapkan , yaitu :

a) Student Team Achievement Division (STAD)

b) Jigsaw

c) Teams Games Tournaments (TGT)

d) Group Investigation (GI)

e) Rotating Trio Exchange

f) Group Resume

Sedangkan menurut Suyitno (2004: 37), pembelajaran kooperatif di

bagi kedalam enam tipe yaitu:

a) STAD (Student Teams Achievement Divisions).

b) TGT (Teams Games Tournament).

c) TAI (Teams Assisted Individualization).

d) Jigsaw

e) Jigsaw II

f) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).

b. Tinjauan Tentang TAI (team asisten individual)

1) Pengertian TAI

TAI singkatan dari Team Assisted Individualization. TAI termasuk

dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa

ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang

heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara

individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran

kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya,

kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk

kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam satu kelompok.

Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan

Page 45: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk

bekerja sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Salah satu

ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama

dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam

kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran

kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang

pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam

kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat

mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang

lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan

dalam kelompok tersebut.

Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)

termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI,

siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa)

yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah

disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara

individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok

mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan

(tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya.

(Suyitno, 2002:9) model pembelajaran kooperatif tipe TAI

merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang

heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling

membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan.

Slavin (Widdiharto, 2006: 19) membuat model ini dengan beberapa

alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan

program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan

pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk

memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal

kesulitan belajar siswa secara individual.

Slavin (2005 : 189) TAI diprakarsai sebagai usaha merancang

sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-

Page 46: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

masalah yang membuat pengajaran individual menjadi tidak efektif,

dengan membuat para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran

kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa

secara rutin, saling membantu satu sama lain, dan saling mendorong untuk

maju, maka guru dapat membebaskan diri dari memberikan pengajaran

langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari

tim-tim yang heterogen.

Dalam (http://matematikacerdas. wordpress.com /2010/01/28/

model- pembelajaran-kooperatif- tipe- tai- team- assisted-

individualization/) model pembelajaran tipe TAI adalah menerapkan

bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab

terhadap siswa yang lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi

siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan

kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat

terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah model pembelajaran yang

membentuk kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dengan

latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap

siswa lain yang membutuhkan bantuan, dengan membuat para siswa

bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung

jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama

lain, dan saling mendorong untuk maju, menerapkan bimbingan antar

teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang

lemah, maka guru dapat membebaskan diri dari memberikan pengajaran

langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari

tim-tim yang heterogen. Model ini mengkombinasikan keunggulan

kooperatif dan program pengajaran individual, memberikan tekanan pada

efek sosial dari belajar kooperatif, TAI disusun untuk memecahkan

masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar

siswa secara individual.

Page 47: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2) Komponen TAI

Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen (Suyitno,

2004: 8), kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a) Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4

sampai 5 siswa.

b) Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat

rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa

pada bidang tertentu.

c) Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok

dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh

keberhasilan kelompoknya.

d) Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan

oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada

siswa yang membutuhkan.

e) Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap

hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap

kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang

dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f) Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru

menjelang pemberian tugas kelompok.

g) Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang

diperoleh siswa.

h) Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri

waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

3) Langkah-langkah Pembelajaran IPA Dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI

a) Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada

para siswanya dengan mengadopsi model pembelajaran TAI.

b) Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya

Page 48: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c) model pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran.

Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa

dalam suatu kelompok.

d) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok.

Bila terpaksa, guru dapat memanfaatkan LKS yang dimiliki para siswa.

e) Guru memberikan pre-test kepada siswa tentang materi yang akan

diajarkan (mengadopsi komponen placement test). Pre-test bisa

digantikan dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa.

f) Guru menjelaskan materi baru secara singkat (mengadopsi komponen

teaching group).

g) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa

pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat

kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja

kelompok (mengadopsi komponen teams).

h) Guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan. Dalam

hal ini, jika guru belum siap, guru dapat memanfaatkan LKS siswa.

Dengan buku paket dan LKS, melalui kerja kelompok, siswa mengisi

isian LKS (mengadopsi komponen student creative).

i) Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor

kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya.

Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual

(mengadopsi komponen team study).

j) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah

memahami materi bahan ajar yang diberikan guru, dan siap untuk

diberi ulangan oleh guru (mengadopsi komponen team scores dan team

recognition). Setelah diberi ulangan, guru harus mengumumkan

hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang

kurang berhasil (jika ada).

k) Pada saat guru memberikan tes, tindakan ini mengadopsi komponen

facts test.

Page 49: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

l) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara

klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (mengadopsi

komponen whole-class units).

m) Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan TPK/kompetensi

yang ditentukan (Amin Suyitno, 2006:10-11).

B. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Budi Lestariningsih tahun 2007 dalam

skripsinya dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-6 SMA N

Grabag Kabupaten Magelang Pokok Bahasan Trigonometri Melalui

Implementasi Model Pembelajaran Tipe TAI berbantuan LKS. Hasil

penelitihan menyimpulkan bahwa melalui implementasi model pembelajaran

kooperatif tipe TAI berbantuan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas X-6 SMA N 1 Grabag Kabupaten Magelang pokok bahasan

Trigonometri.Hal ini terbukti bahwa 84,65 % siwa tersebut telah mencapai

nilai KKM sebesar 75 pada siklus II

2. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Bukaningrum Tiliyani tahun 2006 dalam

skripsinya dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning

tipe TAI (Team Asisted Individualization) untuk meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Adiwerna kabupaten Tegal Dalam Pokok

Bahasan pangkat Tak Sebenarnya. Hasil penelitihan menyimpulkan bahwa

melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe TAI (Team

Asisted Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX B

SMP Negeri 1 Adiwerna kabupaten Tegal Dalam Pokok Bahasan pangkat Tak

Sebenarnya. Hal tersebut ditunjukan melalui nilai rata-rata tes akhir siklus I

69,4, nilai rata-rata tes akhir siklus II 76,2, dan nilai rata-rata tes akhir siklus

III 85,6 ( melebihi 72,6 yang menjadi tolok ukur keberhasilan ), juga

ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa siklus I, siklus II, dan siklus III

masing-masing 58,97%, 76,92%, dan 89,74%.

Page 50: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3. Hasil penelitian oleh Retno Kusumaningrum tahun 2007 dalam skripsinya

yang berjudul keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe TAI

(Team Asisted Individualization) melalui Pemanfaattan LKS (Lembar Kerja

Siswa) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang

dan Belahketupat Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe TAI (Team

Asisted Individualization) melalui Pemanfaattan LKS (Lembar Kerja Siswa)

Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang dan

Belahketupat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa model pembelajaran TAI

(Team Assisted Individualization) melalui pemanfaatan LKS (Lembar Kerja

Siswa) lebih efektif daripada model pengajaran langsung terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri 11 Semarang tahun pelajaran

2006/2007 pada sub pokok bahasan jajargenjang dan belahketupat.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun

suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted individualization), guru

masih menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa menjadi lebih cepat bosan

dan informasi yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang

kreativitas dan partisipasi siswa, Guru lebih menekankan pada terselesainya

materi pelajaran daripada tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi,

komunikasi pembelajaran hanya satu arah sehingga kurang adanya timbal balik

antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif dalam menyerap dan

mempertajam gagasannya, siswa masih merasa malu untuk bertanya kepada guru

tentang materi yang belum mereka pahami sehingga membuat siswa kurang aktif

dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa IPA merupakan mata pelajaran

yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Akibat dari permasalahan

tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa pada pokok bahasan gaya.

Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted

individualization), untuk mengoptimalkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya.

Page 51: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Diharapkan pada kondisi akhir pembelajaran, partisipasi, kerja sama,

tanggungjawab dan kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkat

sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dan pada akhirnya hasil belajar

siswa IPA tentang IPA dapat meningkat secara optimal.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini pada gambar 2 sebagai berikut:

Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir

Tindakan

Kondisi Akhir

Kondisi Awal

Melaui PTK Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya

Siklus I Diharapkan dengan melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi ada peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya

Siklus II Diharapkanngan dengan pelaksanaan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi ada belajar siswa pada mata pelaajaran IPA pokok bahasan gaya meningkat sesuai indikator kerja

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya meningkat

1.Guru belum menggunakan model prmbelajaran tipe TAI (team assisted individualization) dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya

2.Guru mengunakan metode konvensional dalam pembelajaran IPA

hasil belajar IPA pokok bahasan gaya rendah

Page 52: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran dan kajian teori di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted

individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri

Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan

Page 53: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan.

Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan. Di sekolah tersebut belum

pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari

kemungkinan adanya penelitian ulang. Lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti

karena letaknya dekat dengan daerah tempat tinggal peneliti, serta peneliti

mengajar di SD tersebut sebagai guru Wiyata Bakti yang mengajar kelas II

2. Waktu Penelitian

Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan

dilakukan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2011.

Tahap perencanaan akan dilaksanakan pada Januari, tahap pelaksanaan dimulai

bulan Februari, tahap analisis data dimulai pada bulan Maret dan April, dan yang

terakhir yaitu penyusunan laporan akan dilaksanakan pada bulan April dan Mei,

adapun rinciannya ada pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian

No.

Kegiatan

Bulan

Januari 2010

Februari 2010

Maret 2010

April 2010

Mei 2010

1. Penyusunan dan pengajuan proposal

XXX X

2. Mengurus izin penelitian.

X

3. Perencanaan dan Pelaksanaan penelitian

XXX

4. Analisis data XXXX

5. Penyusunan laporan hingga penjilidan skripsi

XXXX XXXX

Page 54: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Jipang 02

Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan

pada semester genap dengan jumlah 26 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki

dan 14 siswa perempuan.

C. Bentuk dan Stategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,

yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi

Arikunto, 2008: 2)

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan

penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam

proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah

tersebut. Setelah itu masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan

terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan

kerjasama antara peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk

menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang

bertahap dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus

yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan

dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama

kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan

sebagai berikut:

a. Tahap persiapan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran

2) Mempersiapkan instrument penelitian

Page 55: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran

tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.

c. Tiap pengamatan dan interhasil dilakukan dengan mengamati dan

menginterhasil aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap

interhasil proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interhasil ini

berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi

permaslahan yang ada.

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan

dan interhasil sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu

diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil

penarikan kesimpulan tersebut,dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai

keberhasilan atau tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133)

menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis

(reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa; (b) suasana kelas;

dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan

mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent)

intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.

D. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

berupa informasi tentang hasil belajar IPA pokok bahasan gaya.

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber

data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas V dan guru kelas

V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) pada pokok bahasan gaya.

Page 56: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Arsip atau dokumen, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, hasil nilai ulangan siswa, dan buku penilaian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi

pengamatan (observasi), kajian dokumen, dan tes yang dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Observasi

Menurut H.B. Sutopo (2006: 75) teknik observasi digunakan untuk

menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku,

tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Dalam teknik observasi

ini dapat dibagi menjadi (1) tak berperan sama sekali, (2) observasi berperan

yang terdiri dari (a) berperan pasif, (b) berperan aktif, dan (c) berperan penuh

(Spradley dalam H.B. Sutopo, 2006: 75). Observasi yang peneliti lakukan

adalah observasi berperan serta secara pasif. Observasi ini dilakukan oleh guru

kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan dan peneliti dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap guru SD Negeri

Jipang 02 kabupaten Grobogan difokuskan pada kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA. Observasi terhadap kinerja juga diarahkan

pada kegiatan guru kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan dalam

menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan

menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan

balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu

observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan

difokuskan pada observasi ranah afektif dan psikomotorik.

2. Kajian Dokumentasi

Teknik mencatat dokumen ini oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2006: 81)

disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Kajian dokumen

digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data berupa Kurikulum,

Page 57: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, hasil ulangan dan nilai

yang diberikan oleh guru, dan nama responden penelitian pada siswa kelas V

SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan. Selain itu, saat proses

pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa foto dan video.

3. Tes

Menurut Zainal Arifin dalam Agus Suriamiharja (1997: 5) tes adalah

suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di

dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan

atau dijawab oleh anak didik atau siswa, kemudian pekerjaan dan jawaban itu

menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik atau siswa tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat

yang digunakan untuk mengukur sesuatu.

Adapun tes dalam penelitian ini yang akan dilaksanakan setiap akhir

pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap siswa

kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan. Tes yang diberikan kepada

siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan berupa isian yang

harus diselesaikan oleh siswa. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk

mengukur seberapa jauh hasil belajar siswa ranah kognitif yang diperoleh

siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan setelah kegiatan

pemberian tindakan.

F. Validitas data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy J.

Moleong (2007:3

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan

(2007: 54) menyatakan bahwa teknik triangulasi dibagi menjadi empat macam,

Page 58: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi metodologis, dan

(4) triangulasi teoritis.

Berdasarkan pendapat diatas, dalam penelitian ini digunakan teknik

triangulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut

adalah:

1. Triangulasi data

Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi

koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali data

yang sejenis bisa diperoleh dari nara sumber (manusia), dari kondisi lokasi,

dari aktivitas yang menggambarkan perilaku warga masyarakat atau dari

sumber yang berupa catatan atau arsip yang memuat catatan yang berkaitan

dengan data yang dimaksud.

Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data nilai mata pelajaran IPA

pokok bahasan gaya dari guru kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten

Grobogan. Peneliti mendapatkan juga beberapa informasi dari Kepala sekolah

SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan hasil belajar IPA pokok bahasan

gaya siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan. Dari sumber

data yang berbeda-beda ini, data sejenis dapat teruji kemantapan dan

kebenarannya.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu bahwa peneliti mengumpulkan data sejenis

dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti

menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi terhadap kegiatan

pembelajaran guru dan partisipasi siswa kelas V SD Negeri Jipang 02

kabupaten Grobogan kemudian diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan

menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan pembelajaran IPA

pokok bahasan gaya di kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan.

Dari beberapa data yang diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang

berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar

diperoleh data yang lebih kuat validitasnya

Page 59: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis kritis dan interaktif. Teknik analisis kritis bertujuan untuk mengungkap

kekurangan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar

di kelas selama penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan berdasarkan kreteria

normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada.

Adapun tenik analisis kedua yang dipergunakan, yaitu teknik analisis

interaktif. Menurut Iskandar (2008: 222) dalam proses analisis data interaktif ada

tiga langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Tiga langkah tersebut adalah (1)

reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan simpulan atau verivikasi.

Secara diagramatik, proses siklus pengumpulan data dan anlisis data

sampai pada tahap penyajian hasil penelitian, serta pengambilan kesimpulan,

seperti gambar 3 di bawah ini:

Gambar 3. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara Interaktif (Sumber: Iskandar, 2008: 222)

Berkaitan dengan hasil belajar IPA, analisis interaktif merupakan kegiatan

menulis narasi siswa yang dilakukan pada survei awal. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan. Setelah kondisi awal

diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan untuk memecahkan masalah.

Penyediaan data

Display data

Reduksi data

Data Collection

Page 60: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Setiap akhir siklus dianalisis kekurangan dan kelebihannya sehingga dapat

diketahui peningkata hasil belajar IPA siswa pada setiap siklusnya.

H. Indikator Kerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.

Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

meningkatnya hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas V SD

Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization). Indikator penelitian ini

bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP IPA kelas V serta Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar IPA pokok bahasan

gaya ranah kognitif siswa mencapai rata-rata kelas 70 dan siswa yang

70 mencapai 80%. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya

ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 70 atau keterangan baik/amat baik

70 mencapai 85%. Hasil belajar IPA pokok

bahasan gaya ranah psikomotorik siswa mencapai rata-rata kelas 70 atau

keterangan baik/amat baik 70 mencapai 85%.

I. Prosedur penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal

hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur

sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam

Suharsimi Arikunto (2008: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan

sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan (action); (c)

mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and

evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai

perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan

sebagai berikut:

Page 61: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

1. Tindakan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization)

2) Mengembangkan skenario pembelajaran

3) Menyiapkan sumber belajar

4) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung

5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Awal

1) Kegiatan rutin (Berdoa, Presensi, Mengkondisikan kelas)

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

3) Apersepsi

Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan tentang konsep gaya

2) Siswa melakukan percobaan

3) Guru memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu

4) Guru membagi kelas kedalam 5 kelompok, dengan anggota setiap

kelompok bersifat heterogen

5) Siswa berdiskusi tentang soal yang telah mereka kerjakan secara

individu kedalam kelompok mereka, didalam diskusi diharapkan siswa

yang bisa membimbing anggota kelompok yang belum bisa

6) Guru membimbing diskusi siswa dan memberikan konfirmasi tentang

hasil diskusi

Kegitan Akhir

1. Siswa dan guru menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran.

2. Guru menutup pelajaran.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

aktivitas guru, hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afekif dan

Page 62: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

psikomotorik. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang

telah disiapkan peneliti. Setiap akir pembelajaran dilakukan tes untuk

mendapatkan hasil belajar IPA siswa pokok bahasan gaya ranah kognitif.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan analisis antara peneliti dengan observer dari kegiatan

pelaksanaan tindakan siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus I

dikatakan berhasil apabila pada ranah kognitif dari 26 siswa kelas V SD

mencapai indikator ketercapaian kinerja ranah kognitif, yaitu 80%. Dari

hasil evaluasi IPA pada pokok bahasan gaya ranah kognitif baru 18 siswa

atau 70,3 % siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang

ditetapkan. Dari hasil observasi pembelajaran IPA pada pokok bahasan

gaya ranah afektif baru 21 siswa atau 80,8 % siswa yang memperoleh

keterangan baik/amat baik. Hal tersebut belum sesuai dengan indikator

kinerja ranah afektif pada akhir siklus, yaitu hasil belajar IPA pokok

bahasan gaya ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 70 atau

keterangan baik/amat baik 70

mencapai 85%. Dari hasil observasi pembelajaran IPA pada pokok

bahasan gaya ranah psikomotorik baru 21 siswa atau 80,8% siswa yang

memperoleh keterangan baik/amat baik. Hal tersebut belum mencapai

indikator kinerja ranah psikomotorik pada akhir siklus, yaitu hasil belajar

IPA pokok bahasan gaya ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 70

atau keterangan baik/amat baik 70

mencapai 85%. Oleh karena itu, indikator ketercapaian kinerja ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik pada siklus I belum dapat dicapai

kemudian perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan dari proses

pembelajaran pada siklus I.

2. Tindakan Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

1. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah

Page 63: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization)

3. Mengembangkan skenario pembelajaran

4. Menyiapkan sumber belajar

5. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

b. Tahap pelaksanaan Tindakan

1. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2. Guru menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TAI(Team assisted individualization).

3. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization).

4. Memantau peningkatan hasil belajar siswa pda pembelajaran IPA

pokok bahasan gaya.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran

aktivitas guru , hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afekif dan

psikomotorik. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang

telah disiapkan peneliti. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran untuk

mendapatkan hasil belajar IPA siswa pokok bahasan gaya ranah kognitif.

d. Tahap Refleksi

Mengadakan analisis antara peneliti dengan observer dari kegiatan

pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II

melalui pengamatan dan penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA pokok bahasan gaya dianalisis. Dari refleksi siklus pertama ditemukan

adanya hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang masih merasa

kesulitan dalam mengerjakan soal TAI dan beberapa kelompok masih

kebingungan langkah-langkah pembelajaran IPA dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI . Hambatan ini kemudian diperbaiki

pada siklus II yaitu dengan mendekati dan memberi bimbingan kepada

siswa tersebut dan mengganti anggota kelompok agar siswa yang belum

Page 64: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengerti dan paham dapat mengerti dan paham pembelajaran IPA dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI serta dapat bekerjasama dengan

baik dalam kelompok TAI. Pada setiap pertemuan siklus II, siswa selalu

dibimbing oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model

pembelajaran kooperattif tipe TAI agar tidak terjadi lagi kebingungan

dalam langkah-langkah pembelajaran IPA dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI. Pembelajaran pada siklus II siswa sudah dapat bekerja

dengan baik dalam kelompok TAI baik itu dalam melakukan eksperimen

atau dalam mengerjakan lembar kerja siswa dalam TAI, hal ini dapat

dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelompok TAI dalam mengerjakan

lembar kerja TAI sebesar 20 % dari siklus I dengan nilai kelompok dalam

rata-rata kelas 75 menjadi 80 pada siklus II. Jumlah siswa yang yang

mencapai ketuntasan belajar hasil belajar ranah kognitif

ada 22 siswa atau 84,7% siswa. Jumlah tersebut berada di atas indikator

. Jumlah siswa yang yang

mencapai ketuntasan belajar hasil belajar ranah afektif yaitu dengan

keterangan baik/amat baik ada 24 siswa atau 92,3% siswa. Jumlah tersebut

berada di atas

dengan keterangan baik/amat baik. Jumlah siswa yang yang mencapai

baik/amat baik ada 24 siswa atau 92,3% siswa. Jumlah tersebut berada di

atas

keterangan baik/amat baik. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan peneliti

sudah berhasil. Prosedur penelitian yang peneliti lakukan dapat dilihat

pada gambar 4 berikut ini :

Page 65: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan/evaluasi

SIKLUS II

Perencanaan

Page 66: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Jipang 02. Letak secara

geografis SD Negeri Jipang 02 terletak di Kecamatan Penawangan kabupaten

Grobogan. Sekolah ini berdiri tahun 1977, dengan nomor Statistik Sekolah (NSS)

101031503026.

SD Negeri Jipang 02 terletak di sebelah timur jalan dan berseberangan

jalan dengan SD Negeri Jipang 01. Sebelah kanan dan kiri SD negeri Jipang 02

adalah persawahan sehingga sangat cocok untuk pembelajaran IPA secara

kontektual. Di dalam ruang kelas V SD Negeri 02 Jipang terdapat alat peraga

sederhana berupa sebuah tiruan alat pencernaan manusia, gambar peredaran darah

manusia, dan gambar sistem pencernaan manusia. Alat peraga tersebut digunakan

untuk menunjang pembelajaran IPA di SD negeri Jipang 02.

Pembelajaran di SD Negeri Jipang 02 mengunakan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan SD tahun 2006 yang ditetapkan oleh Badan Pendidikan

Nasional. Sd negeri JIpang 02 juga mempunyai taman yang ditanami tumbuhan

yang terkadang juga dimanfaatkan untuk pembelajaraan IPA mengenai tumbuhan.

Selain alat peraga yang dipajang di dalam ruang kelas V juga terdapat alat peraga

lain yang tersimpan di dalam almari kantor guru yang berupa 2 buah kit IPA,

tiruan jantung manusia, tiruan mata manusia, dan tiruan telinga manusia. Di dalam

kantor guru juga terdapat sebuah komputer dan printer yang juga bisa

dimanfaatkan untuk pembelajaran IPA misalnya untuk membuat ringkasan materi

ajar dan soal evaluasi siswa. Untuk menunjang proses pembelajaran IPA setiap

siswa diberikan sebuah buku BSE IPA karangan Heri Sulistyo dan Edi Wiyono

yang berjudul Ilmu Pengetahuan Alam kelas V untuk SD/MI terbitan dari

Departemen Pendidikan Nasional dan sebuah LKS IPA yang berisi tentang

ringkasan singkat materi IPA dan soal-soal IPA.

Page 67: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

B. Deskripsi awal Tindakan

Kelas yang digunakan penelitian adalah kelas V yang terdiri dari 12 siswa

laki- laki dan 14 siswa perempuan dengan guru kelas yang bernama Ibu Siti

Lestari, S. Pd, SD. Kegiatan awal yang lakukan peneliti yaitu mengadakan

kegiatan survey awal untuk mengutahui keadaan sebenarnya serta mencari

informasi dan mememukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah dalam proses

pembelajaran Imu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya kelas V. setelah peneliti

mengadakan pendekatan, wawancara dengan guru kelas V dan mengamati

kegiatan siswa melalui observasi pembelajaran di kelas, peneliti mengetahui

bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahua Alam (IPA) khususnya pada pokok

bahasan gaya dirasa sulit bagi siswa. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa

dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya masih belum mencapai KKM atau

prestasi belajar IPA pokok bahasan gaya masih rendah.

Dari seluruh siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa, hanya 5 siswa atau

sebanyak 19,2% siswa yang nilainya mencapai KKM 70. Rendahnya hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya menunjukan ada

kelemahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya.

Berikut adalah hasil tes awal hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok

bahasan gaya ranah kognitif siswa kelas V yang ditunjukan pda tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi. xi Prosentase

(%) Keterangan

1 45- 50 3 47,5 142, 5 11,5 Dibawah KKM

2 51- 56 4 53,5 214,0 15,3 Dibawah KKM

3 57- 62 6 59,5 357,0 23 Dibawah KKM

4 63- 68 8 65,5 524,0 30,7 Dibawah KKM

5 69- 74 1 71,5 71,5 3,8 Diatas KKM

6 75- 80 4 77,5 310,0 15,3 Diatas KKM

Page 68: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Jumlah 26 1619 100 %

Nilai Rata-rata = 1619 : 26 = 62,3

Ketuntasan Klasikal 19, 2 %

Dari tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk gambar 5 yaitu grafik hasil

belajar IPA pokok bahasan Gaya ranah kognitif pada siswa kelas V SD Negeri

Jipang 02 pada kondisi awal :

Gambar 5. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif Siswa SD

Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal

Dari hasil observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V didapat

juga hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif siswa kelas V SD Negeri

02 Jipang pada kondisi awal/pra-siklus yang disajikan dalam tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi. xi Prosentase

(%) Keterangan

1 45- 50 1 47,5 47,5 3,8 Kurang 2 51- 56 3 53,5 160,5 11,6 Kurang 3 57- 62 5 59,5 297,5 19,2 Kurang

11,5%

15,3%

23%

30,7%

3,8%

15,3%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

45- 50 51- 56 57- 62 63- 68 69- 74 75- 80

frek

uens

i

Interval

Page 69: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4 63- 68 7 65,5 458 26,9 Cukup 5 69- 74 8 71,5 572 30,9 Baik 6 75- 80 2 77,5 155 7,6 Baik

Jumlah 26 1691 100 Nilai rata-rata = 65,03

Dari tabel 3 diketahui bahwa bahwa hanya sekitar 38,5% atau 10 siswa

yang mendapat keterangan baik, 26,9% atau 7 siswa dengan keterangan cukup

dan 34,6% atau 9 siswa mendapat kriteria kurang. Dari tabel 3 di atas dapat

disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 6 yaitu grafik hasil belajar IPA pokok

bahasan Gaya ranah afektif pada siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 pada kondisi

awal :

Gambar 6. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif Siswa SD

Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal

Dari hasil observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V didapat

juga hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik siswa kelas V SD

Negeri 02 Jipang pada kondisi awal/pra-siklus yang disajikan dalam tabel 4

berikut ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

fi. xi Prosentase (%)

Keterangan

3,8%

11,6%

19,2%

26,9%30,9%

7,6%

0123456789

45- 50 51- 56 57- 62 63- 68 69- 74 75- 80

reku

en

Interva

Page 70: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(xi) 1 45- 50 1 47,5 47,5 3,8 Kurang 2 51- 56 2 53,5 107 7,6 Kurang 3 57- 62 8 59,5 476 30,9 Kurang 4 63- 68 7 65,5 458,5 26,9 Cukup 5 69- 74 4 71,5 286 15,4 Baik 6 75- 80 4 77,5 310 15,4 Baik

Jumlah 26 1685 100

Dari tabel 4 diketahui bahwa bahwa hanya sekitar 30,8% atau 8 siswa

yang mendapat keterangan baik, 26,9% atau 7 siswa dengan keterangan cukup

dan 42,3% atau 11 siswa mendapat kriteria kurang. Dari tabel 4 di atas dapat

disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 7 yaitu grafik hasil belajar IPA pokok

bahasan Gaya ranah psikomotorik pada siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 pada

kondisi awal :

Gambar 7. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik Siswa SD

Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal

Sehubunan dengan hal tersebut maka peneliti berusaha meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan mengadakan

penelitian di kelas V SD Negeri Jipang 02 yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) . Hal ini

3,8%7,6%

30,9%

26,9%

15,4% 15,4%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

45- 50 51- 56 57- 62 63- 68 69- 74 75- 80

Fre

kuen

si

Interval

Page 71: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

bertujuan untuk membantu siswa yang masih rendah, selain itu agar lebih

meningkatkan proses pembelajaran sehingga hasil pembelajarannya lebih

memuaskan.

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Tindakan Siklus I

Tindakan sikus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan ( 4 X 35 menit )

pada tanggal 5 Februari 2011 dan 10 Februari 2011. Adapun tahapan-tahapan

yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada perencanaan ini dilakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran IPA pokok bahasan Gaya yang dilaksanakan di kelas V untuk

mengetahui model pembelajaran yang dilakukan guru, serta hasil belajar IPA

pada pokok bahasan Gaya ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap pembelajaran dan

hasil belajar di SD Negeri Jipang 02 diperoleh informasi sebagai data awal

hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada siswa pada ranah Kognitif ,

Afektif dan Psikomotorik . Pada ranah Kognitif diketahui bahwa sebanyak 21

siswa atau 80,8 % yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

70. Pada ranah Afektif 38,5 % atau 10 siswa yang mendapat keterangan

baik, 34, 6% atau 9 siswa mendapat keterangan kurang, dan 26,9 % atau 7

siswa yang mendapat keterangan cukup. Dapat dikatakan pada ranah afektif

terdapat 62,5% siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) 70 atau dengan keterangan baik/amat baik. Pada ranah Psikomotorik

38,7 % atau 8 siswa yang mendapat keterangan baik, 42,4 % atau 11 siswa

mendapat keterangan kurang, dan 26,9 % atau 7 siswa yang mendapat

keterangan cukup. Dapat dikatakan pada ranah psikomotorik terdapat 69,2%

siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 atau

dengan keterangan baik/amat baik Disamping hal tersebut bahwa

pembelajaran IPA pokok bahasan Gaya kurang inovatif, guru kelas hanya

mengajar dengan metode ceramah tanpa menggunakan alat peraga. Bertolak

Page 72: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dari kenyataan tersebut diadakan dengan konsultasi dengan kepala sekolah

dan guru kelas V mengenai alternatif peningkatan hasil belajar IPA pokok

bahasan Gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted

individualization) .

Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Menentukan indikator yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP).

2. Menyusu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 x petemuan. Masing-

masing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus

pertama dilaksanakan pada tanggal 5 dan 10 Februari 2011. Perencanaan

RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,

indikator, langkah-langkah / sekenario pembelajaran, media, metode dan

sumber pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) terlampir.

3. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk

pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa

digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur

dengan per kelompok atau per individu.

b) Media pembelajaran

Alat peraga yang digunakan adalah berupa jenis-jenis magnet dan

bahan-bahan yang ada disekitar siswa yang telah disiapkan oleh guru

untuk dilakukan percobaan /eksperimen dengan teman satu kelompok

dengan guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.

c) Buku pelajaran

Buku pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) digunakan sebagai

buku acuan belajar. Buku yang digunakan yaitu buku

Page 73: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

IlmuPengetahuan Alam kelas V pengarang Heri Sulistya dan Edi

Wiyono. Buku IPA 5 Saling Temas pengarang Choiril Asmiyawati,

wegawati Hadi dan Rohana Kusumawati

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajara kooperatif tipe TAI (Team assisted

individualization) dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah disusun. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun

setiap petermuan.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 5 Februari 2011

pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang

diajarkan adalah siswa dapat Membandingkan kecepatan jatuh dua buah

benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian tertentu

dengan benar, siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang bersifat

magnetis dengan tepat, siswa dapat memberi contoh penggunaan gaya

magnet dalam kehidupan sehari- hari dengan benar, siswa dapat membuat

magnet dengan benar. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerrapkan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization)

. Media yang digunakan adalah macam-macam magnet dan alat-alat yang

ada disekitar siswa yang telah telah disediakan oleh guru.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah

satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan

kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima

palajaran dengan tepuk onsentrasi ikan apersepsi

dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya jawab

dengan siswa tentang pengalaman mereka tentang gaya. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan

hari ini.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang macam-macam gaya,

manfaat gaya magnet dan gaya grafitasi, cara membuat magnet dan medan

Page 74: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

magnet. Setelah guru menerangkan secara sekilas tentang gaya magnet dan

gaya gravitasi kemudian siswa di kelas dibentuk dalam lima kelompok

secara heterogen dan setiap kelompok dipilih seorang siswa yang mampu

untuk menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok diberi nama dengan

nama kelompok DO, kelompok RE, kelompok MI, kelompok FA,dan

kelompok SOL.

Setiap kelompok diberi guru lembar kerja kelompok berupa

kegiatan untuk melakukan percobaan atau eksperimen dengan alat dan

bahan yang telah disiapkan oleh guru dan dibagikan pada masing-masing

kelompok. Percobaan yang dilakukan siswa adalah tentang benda-benda

yang bersifat magnetis dan non magnetis serta faktor yang mempengarui

gaya gravitasi. Dalam melakukan eksperimen guru membimbing

kelompok yang masih mengalami kesulitan, di sini guru hanya bertindak

sebagai fasilitator. Siswa mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang ada

pada lembar kerja kelompok berdasarkan hasil percobaan secara

kelompok. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan percobaan dan

menjawab semua pertanyaan pada lembar kerja kelompok, guru

membahas jawaban yang telah dijawab siswa dan member kesempatan

kepada siswa untuk bertanya tentang percobaan yang telah mereka

lakukan. Setelah semua siswa telah paham dan tidak ada siswa yang

bertanya guru melanjutkan pembelajaran dengan model pembelajaraan

kooperatif tipe TAI, dan siswa diberi penjelasan tentang langkah-langkah

yang harus dilakukan dalam TAI. Setelah semua siswa paham guru

membagikan lembar soal TAI pada setiap siswa, dalam mengerjakan

lembar soal TAI dikerjakan dalam kelompok tetapi secara individu. Ketika

semua anggota kelompok telah selesai mengerjakan soal guru memberikan

lembar jawaban kepada ketua kelompok, kemudian jawaban dari anggota

kelompok dikoreksi bersama. Jika ada anggota kelompok yang menjawab

salah maka tugas dari anggota kelompok yang lain untuk membimbing

anggota tersebut hingga berhasil. Penghargaan pada kelompok diberikan

kepada nilai rata-rata kelompok yang tertinggi berdasarkan jawaban yang

Page 75: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dijawab benar oleh anggota kelompok pada jawaban pertama. Kelompok

yang mendapatkan penghargaan maju ke depan kelas untuk diberi bintang

penghargaan, dan guru memotivasi kelompok lain yang belum menjadi

kelompok terbaik untuk belajar lebih giat lagi.

Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk

masing masing (kelas klasikal) untuk mengerjakan evaluasi secara

individu. Setelah sumua siswa selesai mengerjakan evaluasi secara

individu guru bersama siswa menarik kesimpulan semua hasil kegiatan

pembelajaran. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru

memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II dilaksanaka pada jam pertama dan kedua yaitu

pukul 07.00-08.10 tanggal 10 Februari 2011. Pada pertemuan kali ini

materi yang dipelajari adalah tentang gaya gesek berupa memperbesar dan

memperkecil gaya gesek dan manfaat dan kerugian gaya gesek.

Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TAI (Team assisted individualization) . Media penunjang yang digunakan

adalah sepatu siswa dan meja guru.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah

satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan

kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima

palajaran dengan tepuk onsentrasi epsi

dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya jawab

dengan siswa tentang pelajaran yang diterima pada pertemuan

sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan

kali ini.

Pada kegiatan inti guru memulai dengan mendorong meja siswa dan

bertanya kepada siswa gaya yang terjadi pada saat guru mendorong meja.

Siswa menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Kemudian guru

menjelaskan dan memberi contoh manfaat dan kerugian gaya gesek. Guru

juga menjelaskan tentang cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek.

Page 76: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Guru menyuruh siswa untuk melihat alas sepatu masing-masing dan

menjelaskan itu termasuk salah satu contoh memperbesar gaya gesek.

Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Ketika semua

siswa telah paham dan tidak ada lagi pertanyaan guru melanjutkan proses

pembelajaran dalam kelompok TAI. Kelas dibentuk dalam lima kelompok

secara heterogen dan setiap kelompok dipilih seorang siswa yang mampu

untuk menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok diberi nama dengan

nama kelompok DO, kelompok RE, kelompok MI, kelompok FA,dan

kelompok SOL. Siswa diberi penjelasan tentang langkah-langkah yang

harus dilakukan dalam TAI. Setelah semua siswa paham guru

membagikan lembar soal TAI pada setiap siswa, dalam mengerjakan

lembar soal TAI dikerjakan dalam kelompok tetapi secara individu. Ketika

semua anggota kelompok telah selesai mengerjakan soal guru memberikan

lembar jawaban kepada ketua kelompok, kemudian jawaban dari anggota

kelompok dikoreksi bersama. Jika ada anggota kelompok yang menjawab

salah maka tugas dari anggota kelompok yang lain untuk membimbing

anggota tersebut hingga berhasil. Penghargaan pada kelompok diberikan

kepada nilai rata-rata kelompok yang tertinggi berdasarkan jawaban yang

dijawab benar oleh anggota kelompok pada jawaban pertama. Kelompok

yang mendapatkan penghargaan maju ke depan kelas untuk diberi bintang

penghargaan, dan guru memotivasi kelompok lain yang belum menjadi

kelompok terbaik untuk belajar lebih giat lagi.

Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk

masing masing (kelas klasikal) untuk mengerjakan evaluasi secara

individu. Setelah sumua siswa selesai mengerjakan evaluasi secara

individu guru bersama siswa menarik kesimpulan semua hasil kegiatan

pembelajaran. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru

memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya

c. Observasi

Pada tahap observasi dilakukan dengan pengamatan terhadap

pelaksanaan pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan menggunakan

Page 77: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) .

pengamatan dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA pokok bahasan

gaya siswa pada ranah Afektif dan Psikomotorik. Selain itu juga ada lembar

observasi kegiatan guru pada saat mengajar IPA pokok bahasan gaya. Lembar

observasi ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah dirumuskan oleh

peneliti berkonsultasi dengan guru kelas. Observasi ini untuk memperoleh

data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA pokok bahasan gaya

pada kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan penyusunan Rencana Pelaksanan

Pembelajaran (RPP). Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi individu

untuk memperoleh hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif

Uraian observasi pada siklus I adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan Guru (Lampiran 10)

a)Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria baik, b)

Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam kriteria baik, c)

Kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kriteria baik, d)

kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kriteria baik, e)

Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria baik, f) Kemampuan

guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria baik, g) perhatian guru

terhadap siswa dalam kriteria cukup, h) kemampuan guru dalam

mengembangkan aplikasi dalam kriteria baik, i) Kemampuan guru dalam

menutup pelajaran dalam kriteria baik, j) Skor rata-rata 2,7 dengan kriteria

baik

2) Hasil Belajar Ranah Kognitif (Lampiran 16)

Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah Kognitif

siklus I dapat dilihat dalam tabel 5

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Kognitif pada Siklus I

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi. Xi Prosentase

(%) Keterangan

1 45- 50 1 47,5 47,5 3,8 Dibawah KKM 2 51- 56 - 53,5 - - Dibawah KKM

Page 78: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

3 57- 62 4 59,5 238 15,4 Dibawah KKM 4 63- 68 3 65,5 196,5 11,5 Dibawah KKM 5 69- 74 4 71,5 286 15,4 Diatas KKM 6 75- 80 12 77,5 9930 46,2 Diatas KKM 7 81- 86 2 83,5 167 7,7 Diatas KKM

Jumlah 26 1865 100 Nilai Rata-rata = 71,7

Ketuntasan Klasikal = 69,2 %

Dari tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86

ada 2 siswa atau 7,7 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-80

ada 12 siswa atau 46,2 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74 ada

4 siswa atau 15,4%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 3

siswa atau 11,5%, siswa yang memperoleh nilai 57-62 ada4 siswa atau

15,4%, siswa yang memperoleh nilai interval nilai 51-56 tidak ada, siswa

yang memperoleh nilai interval 45-50 ada 1 siswa atau 3,8%. Pada siklus I

tejadi peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya 62,2 menjadi 71,7 dan

adanya peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif ditunjukan

dengan jumlah siswa yang mendapat nilai 70 (KKM) yang sebelumnya 5

siswa menjadi 18 siswa.

Dari tabel tabel 5 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan

dalam bentuk gambar 8 yaitu grafik nilai sebagai berikut :

Gambar 8. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus I

Page 79: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan Gaya ranah kognitif yang memperoleh nilai 70

(KKM) belum mencapai 80%, yaitu sebesar 69,2 %, sehingga

pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II mengenai pokok bahasan

gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted

individualization) .

3) Hasil Belajar ranah Afektif (Lampiran 18)

Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah Afektif

siklus I dapat dilihat dalam tabel 6

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Afektif pada Siklus I

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi. Xi Prosentase

(%) Keterangan

1 51- 56 1 53,5 53,5 3,8 Kurang 2 57- 62 - 59,5 - - Kurang 3 63- 68 4 65,5 262 15,4 Cukup 4 69- 74 9 71,5 643,5 34,6 Baik 5 75- 80 11 77,5 852,5 42,4 Baik 6 81- 86 1 83,5 83,5 3,8 Amat Baik

Jumlah 26 1895 100 Nilai Rata-rata = 76,2

3,8%

15,4%11,5%

15,4%

46,2%

7,7%

0

2

4

6

8

10

12

14

45-50 51-56 57-62 63-68 69-74 75-80 81-86

frek

uens

i

Interval

Page 80: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Dari tabel 6 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan

observasi pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86

ada 1 siswa atau 3,8 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-80

ada 11 siswa atau 42,4 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74 ada

9 siswa atau 34,6%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 4

siswa atau 15,4%, siswa yang memperoleh nilai interval 57-62 tidak ada,

siswa yang memperoleh nilai interval 51-56 ada 1 siswa atau 3,8%. Pada

siklus I tejadi peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya 65,0 menjadi

72,9 dan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada ranah afektif ini

ditunjukan dengan jumlah siswa yang mendapat nilai 70 (dengan

keterangan Baik/Amat Baik) yang sebelumnya 10 siswa menjadi 20 siswa

atau 76,9% siswa mendapat kriteria baik/amat baik.

Dari tabel tabel 6 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan

dalam bentuk gambar 9 yaitu grafik nilai sebagai berikut :

Gambar 9. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus I

Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan Gaya ranah afektif yang memperoleh nilai 70 (KKM)

belum mencapai 85% (indikator kinerja ranah afektif akhir siklus ), yaitu

sebesar 80,8 %.

3,8%

15,4%

34,6%

42,4%

3,8%

0

2

4

6

8

10

12

51-56 57-62 63-68 69-74 75-80 81-86

Fre

kuen

si

Interval

Page 81: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

4) Hasil Belajar Ranah Psikomotorik (Lampiran 20)

Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah

Psikomotorik siklus I dapat dilihat dalam tabel 7

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Psikomotorik pada

Siklus I

No Interval

Nilai Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi. Xi

Prosentase (%) Keterangan

1 63- 68 5 65,5 327,5 19,2 Cukup 2 69- 74 5 71,5 375,5 19,2 Baik 3 75- 80 13 77,5 1007,5 50,0 Baik 4 81- 86 3 83,5 250,5 11,6 Amat Baik

Jumlah 26 1961 100 Nilai Rata-rata = 75,4

Dari tabel 7 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan

observasi pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86

ada 3 siswa atau 11,6 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-

80 ada 13 siswa atau 50,0 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74

ada 5 siswa atau 19,2%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 5

siswa atau 19,2%, Pada siklus I tejadi peningkatan nilai rata-rata yang

sebelumnya 64,8 menjadi 75,4 dan adanya peningkatan hasil belajar siswa

pada ranah psikomotorik ini ditunjukan dengan jumlah siswa yang

mendapat nilai 70 (dengan keterangan Baik/Amat Baik) yang

sebelumnya 8 siswa menjadi 21 siswa atau 80,8% siswa mendapat kriteria

baik/amat baik

Dari tabel tabel 7 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan

dalam bentuk gambar 10 yaitu grafik nilai sebagai berikut :

Page 82: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 10. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada

Siklus I

Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan Gaya ranah psikomotorik yang memperoleh nilai 70

(KKM) belum mencapai 85% (indikator kinerja ranah psikomotorik akhir

siklus), yaitu sebesar 80,8 %.

d. Refleksi

Hasil belajar ranah kognitif siklus I menunjukkan hasil pencapaian

ketuntasan sebesar 69,2%, ini belum mencapai target minimal 80% (indikator

kinerja ranah kognitif akhir siklus) namun dibandingkan dengan tes

kemampuan awal sudah mengalamai peningkatan sebesar 15,1%. Hasil belajar

ranah afektif menunjukan bahwa3,8% siswa atau 1 siswa mendapat

keterangan kurang, 15,4%siswa atau 4 siswa mendapat keterangan cukup,

77% siswa atau 20 siswa mendapat kriteria keterangan baik dan 3,8% siswa

atau 3 siswa mendapat keterangan amat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa

80,8% siswa mendapat keterangan baik/sangat baik, sehingga belum mencapai

target minimal 85% (indikator kinerja ranah afektif akhir siklus). Hasil belajar

ranah psikomotorik menunjukan bahwa 19,2% siswa atau 5 siswa mendapat

kriteria keterangan cukup, 69,2% siswa atau 18 siswa mendapat kriteria

19,2% 19,2%

50%

11,6%

0

2

4

6

8

10

12

14

63- 68 69- 74 75- 80 81- 86

Fre

kuen

si

Interval

Page 83: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

keterangan baik dan 15,4% siswa atau 4 siswa mendapat kriteria keterangan

amat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa 80,8% siswa mendapat keterangan

baik/sangat baik, sehingga belum mencapai target minimal 85% (indikator

kinerja ranah psikomotorik akhir siklus ).

Hasil refleksi yang peneliti lakukan pada siklus I dengan berkonsultasi

bersama guru kelas V yang bertindak sebagai observer menunjukan bahwa

dalam pengaturan waktu kurang sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) sehingga dalam pembelajaran siklus I waktu yang digunakan

melampaui batas selama 20 menit. Banyak juga siswa yang belum paham

tentang langkah-langkah pembelajaran TAI sehingga dalam kerja kelompok

TAI belum maksimal, sedangkan dalam menerangkan langkah-langkah TAI

guru terlalu cepat. Dalam pembentukan kelompok TAI guru sudah berupaya

mengelompokan siswa secara heterogen baik dari segi kemampuan maupun

jenis kelamin, tetapi pada kenyatanya ada beberapa siswa yang kurang bisa

bekerjasama dengan baik bersama anggota kelompok mereka. Untuk itu guru

berupaya memperbaiki pembelajaran pada siklus II agar indikator kerja siklus

II dapat tercapai.

2. Tindakan Siklus II

Tindakam siklus II dilaksanakan 2 pertemuan , yaitu pada tanggal 12 dan 17

Februari 2011. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 2 X 35

menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui

bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas V SD Negeri 02

Jipang tetapi belum berhasilsecara maksimal. Hal ini ditunjukan masih ada

8 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya.

Dari hasil tindakan siklus I, diadakan diskusi sekaligus konsultasi dengan

dengan guru kelas V untuk mencari alternative pemecahan agar dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas V

Page 84: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

SD Negeri 02 Jipang. Hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran

IPA pokok bahasan gaya dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) sebagai upaya untuk

mengatasi kecukupan yang ada yaitu dengan menginformasikan kepada

siswa waktu untuk menyelesaikan tugas, misal untuk melakukan

percobaan siswa diberikan waktu 15 menit, mengerjakan tugas TAI 10

menit, mengkoreksi tugas TAI 5 menit, evaluasi individu 10 menit dll,

sehingga siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan tidak ada

kesempatan untuk bercanda dengan teman serta alokasi waktu

pembelajaran dapat digunakan dengan tepat/pembelajaran tidak melebihi

waktu yang dialokasikan. Guru dalam memperikan petunjuk langkah-

langkah TAI dengan intonasi yang lebih lambat dan dengan kata-kata yang

mudah dipahami siswa. Pembentukan kelompok TAI diperhakikan supaya

siswa dapat bekerja kelompok dengan baik bersama anggota kelompok

tanpa mengurangi heterogenitas anggota kelompok.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

SD 2006 Kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan

pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) sebagai berikut:

1) Memilih indikator yang belum dikuasai siswa

2) Menyusu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 x petemuan. Masing-

masing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus

pertama dilaksanakan pada tanggal 12 dan 17 Februari 2011.

Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, indikator, langkah-langkah / sekenario

pembelajaran, media, metode dan sumber pembelajaran serta sistem

penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir.

3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk

pelaksanaan pembelajaran adalah:

Page 85: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa

digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur

dengan per kelompok atau per individu.

b) Media pembelajaran

Alat peraga yang digunakan adalah berupa magnet batang, batu

baterai, kawat tembaga, paku, serbuk besi dan bahan-bahan yang

ada disekitar siswa yang telah disiapkan oleh guru untuk dilakukan

percobaan /eksperimen dengan teman satu kelompok dengan guru

membimbing siswa dalam melakukan percobaan.

c) Buku pelajaran

Buku pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) digunakan sebagai

buku acuan belajar. Buku yang digunakan yaitu buku

IlmuPengetahuan Alam kelas V pengarang Heri Sulistya dan Edi

Wiyono. Buku IPA 5 Saling Temas pengarang Choiril Asmiyawati,

wegawati Hadi dan Rohana Kusumawati.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

telah disusun sebelumnya. Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan.

Perbedaan II dari siklus I adalah selain pada pembentukan kelompok TAI

juga pada percobaan yang dilakukan siswa.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 12 Februari 2011

pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Materi

yang diajarkan adalah siswa dapat membuat magnet dengan cara

elektromagnetik dan gosokan, siswa juga dapat menggambar garis

medan magnet dengan benar. Pembelajaran dilaksanakan dengan

menerrapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted

Page 86: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

individualization) . Media yang digunakan adalah magnet batang, batu

baterai, kawat tembaga, paku, pimes, dan serbuk besi.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah

satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan

kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima

palajaran dengan menyanyikan lagu Disini Senang

apersepsi dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya

jawab dengan siswa tentang pelajaran yang diterima pada pertemuan

sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan

kali ini.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentangi cara membuat magnet

dan medan magnet. Setelah guru menerangkan secara sekilas tentang cara

membuat magnet dan medan magnet siswa di kelas dibentuk dalam lima

kelompok secara heterogen dan setiap kelompok dipilih seorang siswa

yang mampu untuk menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok diberi

nama dengan nama kelompok DO, kelompok RE, kelompok MI,

kelompok FA,dan kelompok SOL.

Setiap kelompok diberi guru lembar kerja kelompok berupa

kegiatan untuk melakukan percobaan atau eksperimen dengan alat dan

bahan yang telah disiapkan oleh guru dan dibagikan pada masing-masing

kelompok. Percobaan yang dilakukan siswa adalah cara membuat magnet

secara elektromagnetik dan medan magnet. Dalam melakukan eksperimen

guru membimbing kelompok yang masih mengalami kesulitan, di sini

guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Siswa mengerjakan dan

menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja kelompok berdasarkan

hasil percobaan secara kelompok. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan percobaan dan menjawab semua pertanyaan pada lembar

kerja kelompok, guru membahas jawaban yang telah dijawab siswa dan

member kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang percobaan yang

telah mereka lakukan. Setelah semua siswa telah paham dan tidak ada

siswa yang bertanya guru melanjutkan pembelajaran dengan model

Page 87: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

pembelajaraan kooperatif tipe TAI, dan siswa diberi penjelasan tentang

langkah-langkah yang harus dilakukan dalam TAI. Setelah semua siswa

paham guru membagikan lembar soal TAI pada setiap siswa, dalam

mengerjakan lembar soal TAI dikerjakan dalam kelompok tetapi secara

individu. Ketika semua anggota kelompok telah selesai mengerjakan soal

guru memberikan lembar jawaban kepada ketua kelompok, kemudian

jawaban dari anggota kelompok dikoreksi bersama. Jika ada anggota

kelompok yang menjawab salah maka tugas dari anggota kelompok yang

lain untuk membimbing anggota tersebut hingga berhasil. Penghargaan

pada kelompok diberikan kepada nilai rata-rata kelompok yang tertinggi

berdasarkan jawaban yang dijawab benar oleh anggota kelompok pada

jawaban pertama. Kelompok yang mendapatkan penghargaan maju ke

depan kelas untuk diberi bintang penghargaan, dan guru memotivasi

kelompok lain yang belum menjadi kelompok terbaik untuk belajar lebih

giat lagi.

Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk

masing masing (kelas klasikal) untuk mengerjakan evaluasi secara

individu. Setelah sumua siswa selesai mengerjakan evaluasi secara

individu guru bersama siswa menarik kesimpulan semua hasil kegiatan

pembelajaran. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru

memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan II dilaksanaka pada jam pertama dan kedua yaitu

pukul 07.00-08.10 tanggal 17 Februari 2011. Pada pertemuan kali ini

materi yang dipelajari adalah tentang gaya gesek berupa memperbesar

dan memperkecil gaya gesek dan manfaat dan kerugian gaya gesek.

Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TAI (Team assisted individualization). Media penunjang yang

digunakan adalah kelereng dan pasir.

Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah

satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan

Page 88: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk

menerima palajaran menyanyikan lagu Disini Senamg

memberikan apersepsi dengan menyampaikan materi yang akan

disampaikan, dan tanya jawab dengan siswa tentang pelajaran yang

diterima pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan kali ini.

Pada kegiatan inti guru menjelaskan dan memberi contoh

manfaat dan kerugian gaya gesek. Guru juga menjelaskan tentang cara

memperbesar dan memperkecil gaya gesek. Guru member kesempatan

kepada siswa untuk bertanya. Ketika semua siswa telah paham dan

tidak ada lagi pertanyaan guru melanjutkan proses pembelajaran dalam

kelompok TAI. Kelas dibentuk dalam lima kelompok secara heterogen

dan setiap kelompok dipilih seorang siswa yang mampu untuk menjadi

ketua kelompok. Setiap kelompok diberi nama dengan nama kelompok

DO, kelompok RE, kelompok MI, kelompok FA,dan kelompok SOL.

Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok untuk melakukan

percobaan gerak benda (kelereng) yang berada dipasir dengan yang

ada diatas meja. Setelah melakukan percobaan siswa mengerjakan

pertanyaa yang ada dilembar kerja kelompok secara kelompok. Ketika

semua kelompok telah selesai mengerjakan tugas guru bersama siswa

membahas pertanyaan tersebut. Guru member kesempatan kepada

siswa untuk bertanya, setelah semua siswa paham dan tidak ada

pertanyaan lagi pembelajaran dilanjutkan mengerjakan soal TAI,

Siswa diberi penjelasan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam TAI. Setelah semua siswa paham guru membagikan lembar soal

TAI pada setiap siswa, dalam mengerjakan lembar soal TAI dikerjakan

dalam kelompok tetapi secara individu. Ketika semua anggota

kelompok telah selesai mengerjakan soal guru memberikan lembar

jawaban kepada ketua kelompok, kemudian jawaban dari anggota

kelompok dikoreksi bersama. Jika ada anggota kelompok yang

menjawab salah maka tugas dari anggota kelompok yang lain untuk

Page 89: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

membimbing anggota tersebut hingga berhasil. Penghargaan pada

kelompok diberikan kepada nilai rata-rata kelompok yang tertinggi

berdasarkan jawaban yang dijawab benar oleh anggota kelompok pada

jawaban pertama. Kelompok yang mendapatkan penghargaan maju ke

depan kelas untuk diberi bintang penghargaan, dan guru memotivasi

kelompok lain yang belum menjadi kelompok terbaik untuk belajar

lebih giat lagi.

Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk

masing masing (kelas klasikal) untuk mengerjakan evaluasi secara

individu. Setelah sumua siswa selesai mengerjakan evaluasi secara

individu guru bersama siswa menarik kesimpulan semua hasil kegiatan

pembelajaran. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru

memberikan PR kepada siswa untuk mengerjakan LKS IPA halaman

24.

c. Observasi

Pada tahap observasi dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization).

Observasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA pokok bahasan

gaya siswa pada ranah Afektif dan Psikomotorik. Selain itu juga ada

lembar observasi kegiatan guru pada saat mengajar IPA pokok bahasan

gaya, lembar observasi ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah

dirumuskan oleh peneliti berkonsultasi dengan guru kelas. Observasi ini

untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran

IPA pokok bahasan gaya pada kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan

penyusunan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP). Diakhir

pembelajaran dilakukan evaluasi individu untuk memperoleh nilai hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif.

Uraian observasi pada siklus II adalah sebagai berikut :

Page 90: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

1) Kegiatan Guru (Lampiran 10)

a)Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria sangat baik,

b) Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam kriteria sangat baik, c)

Kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kriteria sangat baik, d)

kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kriteria sangat baik,

e) Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria sangat baik, f)

Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria sangat

baik, g) perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, h) kemampuan

guru dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria sangat sangat baik, i)

Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik, j)

Skor rata-rata 3,7 dengan kriteria sangat baik

2) Hasil Belajar Ranah Kognitif (Lampiran 17)

Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah Kognitif

siklus II dapat dilihat dalam tabel 8

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Kognitif pada Siklus

II

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi. Xi Prosentase

(%) Keterangan

1 57- 62 3 59,5 178,5 11,5 Dibawah KKM

2 63- 68 1 65,5 65,5 3,8 Dibawah KKM

3 69- 74 4 71,5 286 15,4 Diatas KKM 4 75- 80 11 77,5 852,5 42,4 Diatas KKM 5 81- 86 6 83,5 501 23,1 Diatas KKM 6 87-92 1 83,5 89,5 3,8 Diatas KKM

Jumlah 26 1973 Nilai Rata-rata = 76,1

Ketuntasan Klasikal = 84, 6

Dari tabel 8 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam interval 87-92

ada 1 siswa atau3,8%, siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86

Page 91: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

ada 6 siswa atau 23,1 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-

80 ada 11 siswa atau 42,4 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74

ada 4 siswa atau 15,4%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 1

siswa atau 3,8%, siswa yang memperoleh nilai 57-62 ada 3 siswa atau

11,5%. Pada siklus II tejadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I yang

sebelumnya 71,7 menjadi 76,1 dan adanya peningkatan hasil belajar siswa

pada ranah kognitif ditunjukan dengan jumlah siswa yang mendapat nilai

70 (KKM) yang sebelumnya 18 siswa menjadi 22 siswa.

Dari tabel tabel 8 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan

dalam bentuk gambar 11 yaitu grafik nilai sebagai berikut :

Gambar 11. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus II

Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan Gaya ranah kognitif yang memperoleh nilai 70

(KKM) mencapai indikator kerja akhir siklus, yaitu sebesar 84,6 %,

sehingga pembelajaran gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TAI (Team assisted individualization) telah berhasil.

3) Hasil Belajar ranah Afektif (Lampiran 19)

Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah Afektif

siklus II dapat dilihat dalam tabel 9

11,5%3,8%

15,4%

42,4%

23,0%

3,8%

0

2

4

6

8

10

12

57- 62 63- 68 69- 74 75- 80 81- 86 87-92

frek

uens

i

Interval

Page 92: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Afektif pada Siklus

II

No Interval

Nilai Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) fi. Xi

Prosentase (%) Keterangan

1 57- 62 1 59,5 59,5 3,8 Kurang 2 63- 68 1 65,5 65,5 3,8 Cukup 3 69- 74 8 71,5 572 30,9 Baik 4 75- 80 9 77,5 697,5 34,6 Baik 5 81- 86 7 83,5 584,5 26,9 Amat Baik

Jumlah 26 100 Nilai Rata-rata = 76,2

Dari tabel 9 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan

observasi pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86

ada 7 siswa atau 26,9 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-

80 ada 9 siswa atau 34,6 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74

ada 8 siswa atau 30,9%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 1

siswa atau 3,8%, siswa yang memperoleh nilai interval 57-62 ada 1 siswa

atau 3,8%. Pada siklus II tejadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I

yang sebelumnya 72,9 menjadi 76,2 dan adanya peningkatan hasil belajar

siswa pada ranah afektif ini ditunjukan dengan jumlah siswa yang

mendapat nilai 70 (dengan keterangan Baik/Amat Baik) yang

sebelumnya 20 siswa menjadi 24 siswa atau sebanyak 92,3 % siwa

mendapat kriteria baik/amat baik

Dari tabel tabel hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa kelas V

SD Negeri 02 Jipang ranah afektif pada siklus I yang telah diterangkan

diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 12 yaitu grafik nilai sebagai

berikut :

Page 93: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 12. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus II

Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan Gaya ranah afektif yang memperoleh nilai 70 (KKM)

sudah mencapai 85% (indikator kinerja akhir siklus), yaitu sebesar 92,2%,

sehingga pembelajaran gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TAI (Team assisted individualization) telah berhasil.

4) Hasil Belajar Ranah Psikomotorik (Lampiran 21)

Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah

Psikomotorik siklus II dapat dilihat dalam tabel 10

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya

Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Psikomotorik pada

Siklus II

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi) fi. Xi Prosentase

(%) Keterangan

1 63- 68 2 65,5 131 7,6 Cukup 2 69- 74 5 71,5 357,5 19,2 Baik 3 75- 80 15 77,5 1162,5 57,8 Baik 4 81- 86 4 83,5 334 15,4 Amat Baik

Jumlah 26 1985 100 Nilai Rata-rata = 76,4

3,8% 3,8%

30,9%34,6%

26,9%

0123456789

10

57- 62 63- 68 69- 74 75- 80 81- 86

Fre

kuen

si

Interval

Page 94: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Dari tabel 10 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan

observasi pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86

ada 4 siswa atau 15,4 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-

80 ada 15 siswa atau 57,8 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74

ada 5 siswa atau 19,2%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 2

siswa atau 7,6%, Pada siklus II tejadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus

I yang sebelumnya 75,4menjadi 76,4 dan adanya peningkatan hasil belajar

siswa pada ranah psikomotorik ini ditunjukan dengan jumlah siswa yang

mendapat nilai 70 (dengan keterangan Baik/Amat Baik) yang

sebelumnya 21 siswa menjadi 24 siswa. Atau 92,3% siswa mendapat

kriteria baik/amat baik

Dari tabel 10 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam

bentuk gambar 13 yaitu grafik nilai sebagai berikut :

Gambar 13. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada

Siklus II

Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan Gaya ranah psikomotorik yang memperoleh nilai 70

(KKM) sudah mencapai 85% (indikator kinerja akhir siklus), yaitu sebesar

92,2%, sehingga pembelajaran gaya dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) telah berhasil.

7,6%

19,2%

57,8%

15,4%

02468

10121416

63- 68 69- 74 75- 80 81- 86

Fre

kuen

si

Interval

Page 95: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

d. Refleksi

Hasil belajar ranah kognitif siklus II menunjukkan hasil pencapaian

ketuntasan sebesar 84,6%, ini telah mencapai target minimal 80%

(indikator kinerja ranah kognitif akhir siklus). Hasil belajar ranah afektif

menunjukan bahwa 3,8% siswa atau 1 siswa mendapat keterangan kurang,

3,8%siswa atau 1 siswa mendapat keterangan cukup, 65.5% siswa atau 17

siswa mendapat kriteria keterangan baik dan 26,9% siswa atau 7 siswa

mendapat keterangan amat baik. Hal tersebut menerangkan bahwa 92,3%

siswa mendapat keterangan baik/amat baik, ini telah mencapai target

minimal 85% (indikator kinerja ranah afektif siklus II). Hasil belajar ranah

psikomotorik menunjukan bahwa 7,6% siswa atau 2 siswa mendapat

kriteria keterangan cukup, 76,9% siswa atau 20 siswa mendapat kriteria

keterangan baik dan 15,4% siswa atau 4 siswa mendapat kriteria

keterangan amat baik. Hal tersebut menerangkan bahwa 92,3% siswa

mendapat keterangan baik/amat baik, ini telah mencapai target minimal

85% (indikator kinerja ranah psikomotorik akhir siklus).

Berdasarkan hasil refleksi yang peneliti lakukan maka pelaksanaan

siklus II telah berhasil. Indikator kinerja ranah kognitif, afektif,

psikomotorik telah terpenuhi.

D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan guru

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh,

dapat ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pokok

bahasan gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) pada kegiatan guru

Adapun temuan dari peningkatan kegiatan guru kelas V SD Negeri 02

Jipang dalam proses pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) antara lain :

a. Persiapan guru dalam memulai kegiatan pembelajaran lebih tinggi dari

pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan.

Page 96: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin lebih meningkat.

c. Guru semakin terampil dalam mengelola waktu pembelajaran.

d. Guru menjadi lebih cermat dalam memberikan apersepsi.

e. Guru menyampaikan materi menjadi lebih mudah.

f. Kemampuan guru dalam memancing pertanyaan siswa menjadi lebih

meningkat.

g. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

menjadi lebih terlatih.

h. Perhatian guru terhadap siswa menjadi semakin lebih meningkat.

i. Guru lebih mudah dalam mengembangkan aplikasi.

j. Guru menjadi lebih trampil dalam menutup pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi (lampiran 3 dan 4). Peningkatan kualitas

pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan model pembelajaran kooperatif

tipe TAI (Team Assisted Individuaizationl) dapat dilihat dari tabel 11 dibawah ini:

Tabel 11. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Observasi Guru Kelas

V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus I dan Siklus II

Hasil Observasi Guru Siklus I Siklus II

Pertemuan I 2,3 3,6

Pertemuan II 3,1 3,9

Rata-rata 2,7 3,7

Kriteria Baik Amat Baik

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa hasil observasi guru

mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata hasil observasi guru pada

siklus I adalah 2,7 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan pada siklus II

yaitu 3,7dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Asistend Individual)dapat

membantu menngkatkan kualitas proses pembelajaran terhadap guru. Hal ini

dapat direfleksikan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team

Assisted Individualization) dapat meningkatkan proses pembelajaran.

Page 97: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Peningkatan nilai rata-rata hasil observasi guru kelas V SD Negeri 02

Jipang pada siklus I dan II dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Asistend Individual) dapat disajikan pada gambar 14 berikut :

Gambar 14. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Guru Kelas V SD Negeri 02

Jipang Siklus I dan Siklus II.

2. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Afektif

Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran IPA pokok bahasan gaya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) maka hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif siswa

kelas V SD Negeri 02 Jipang juga meningkat. Peningkata terlihat dari hasil

observasi ranah afektif siswapada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan

dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di tabel 12

berikut ini :

No Pembelajaran IPA

Pokok Bahasan Gaya Kondisi Awal

Setelah Dilaksanakan

Tindakan

Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 65,1 72,9 76,2

Tabel 12. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah

Afektif Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada Kondisi Awal Siklus

I dan Siklus II

0

1

2

3

4

Siklus I Siklus II

Nila

i

Pelaksanaan Tindakan

Page 98: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA

pokok bahasan gaya ranah afektif mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut

yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-ratanya 65,1. Pada siklus I

nilai rata-ratanya menjadi 72,9. Pada akir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata hasil

belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif adalah 76,2. Peningkatan tersebut

membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) dapat membantu meningkatkan hasil belajar IPA pokok

bahasan gaya ranah afektif.

Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar

ranah afektif pada pokok bahasan gaya pada kondisi awal sebelum tindakan,

siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 13 berikut :

Tabel 13. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02

Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif pada Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 10 38,5 21 80,8 24 92,3

2 Tidak Tuntas 16 61,5 5 19,2 2 7,7

Berdasarkan tabel 13 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan IPA pada ranah afektif siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang

yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 10 siswa atau 38,5 % tuntas.

Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 21 siswa atau 80,8% tuntas.

Pada siklus II menjadi 24 siswa 92,3% telah tuntas. Data dari tabel rekapitulasi

ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang pokok bahasan gaya ranah

afektif pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk

gambar 15 berikut :

Page 99: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Gambar 15. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang

Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif pada Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II

3. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah

Psikomotorik

Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran IPA pokok bahasan gaya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted

Individualization) maka hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik

siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang juga meningkat. Peningkata terlihat dari hasil

observasi ranah psikomotorik siswapada kondisi awal sebelum dilaksanakan

tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di

tabel 14 berikut ini :

No Pembelajaran IPA

Pokok Bahasan Gaya Kondisi Awal

Setelah Dilaksanakan

Tindakan

Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 64,8 75,4 76,4

Tabel 14. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah

Psikomotorik Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada Kondisi Awal

Siklus I dan Siklus II

10

2124

0

5

10

15

20

25

30

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Fre

kuen

si

Pelaksanaan Tindakan

Page 100: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Berdasarkan tabel 14 dikeahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA

pokok bahasan gaya ranah psikomotorik mengalami peningkatan. Peningkatan

tersebut yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-ratanya 64,8. Pada

siklus I nilai rata-ratanya menjadi 75,4. Pada akir pelaksanaan siklus II nilai rata-

rata hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik adalah 76,4.

Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

TAI (Team Assisted Individualization) dapat membantu meningkatkan hasil

belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik.

Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar

ranah psikomotorik pada pokok bahasan gaya pada kondisi awal sebelum

tindakan, siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 15 berikut :

Tabel 15. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02

Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik pada Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 8 30,8 21 80,8 24 92,3

2 Tidak Tuntas 18 69,2 5 19,2 2 7,7

Berdasarkan tabel 15 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan IPA pada ranah psikomotorik siswa kelas V SD Negeri 02

Jipang yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 8 siswa atau 30,8%

tuntas. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 21 siswa atau 80,8%

tuntas. Pada siklus II menjadi 24 siswa 92,3% telah tuntas. Data dari tabel

rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang pokok bahasan

gaya ranah psikomotorik pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan

dalam bentuk gambar 16 berikut :

Page 101: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Gambar 16. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang

Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik pada Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II

4. Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif

Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran IPA pokok bahasan gaya

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Asisted

Individuaizationl) maka hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif

siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang juga meningkat. Peningkata terlihat dari hasil

observasi ranah kognitif siswapada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan

dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di tabel 16

berikut ini :

No Pembelajaran IPA

Pokok Bahasan Gaya Kondisi Awal

Setelah Dilaksanakan

Tindakan

Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 62,3 71,7 76,1

Tabel 16. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah

Kognitif Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada Kondisi Awal

Siklus I dan Siklus II

8

21 24

0

5

10

15

20

25

30

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Fre

kuen

si

Pelaksanaan Tindakan

Page 102: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Berdasarkan tabel 16 dikeahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA

pokok bahasan gaya ranah kognitif mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut

yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-ratanya 62,3. Pada siklus I

nilai rata-ratanya menjadi 71,7. Pada akir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata hasil

belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik adalah 76,1. Peningkatan

tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team

Assisted Individuaizationl) dapat membantu meningkatkan hasil belajar IPA

pokok bahasan gaya ranah kognitif.

Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar

ranah kognitif pada pokok bahasan gaya pada kondisi awal sebelum tindakan,

siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 17 berikut :

Tabel 17. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02

Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif pada Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 5 19,2 16 69,2 22 84,6

2 Tidak Tuntas 21 80,8 8 30,8 4 15,4

Berdasarkan tabel 17 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar

IPA pokok bahasan IPA pada ranah kognitif siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang

yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 5 siswa atau 19,2% tuntas.

Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 16 siswa atau 69,2% tuntas.

Pada siklus II menjadi 22 siswa 84,6% telah tuntas. Data dari tabel rekapitulasi

ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang pokok bahasan gaya ranah

kognitif pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk

gambar 17 berikut :

Page 103: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Gambar 17. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang

Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif pada Kondisi Awal, Siklus I

dan Siklus II

5

18

22

0

5

10

15

20

25

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Page 104: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 86

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus selama empat kali pertemuan, maka dapat ditarik simpulan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Team assisted individualization) dapat meningkatkan :

1. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif pada siswa kelas V SD

Negeri 02 Jipang. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah

kognitif pada siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization), yaitu: nilai rata-rata hasil

belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif pada siklus I nilainya 71,7 dan

meningkat pada siklus II nilainya menjadi 76,1. Dengan demikian, penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization)

dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif pada

siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang.

2. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif pada siswa kelas V SD

Negeri 02 Jipang. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah

afektif pada siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization), yaitu: nilai rata-rata hasil

belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif pada siklus I nilainya 72,9 dan

meningkat pada siklus II nilainya menjadi 76,2. Dengan demikian, penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization)

dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif pada

siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang.

3. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik pada siswa kelas V

SD Negeri 02 Jipang. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada

Page 105: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

siswa ranah psikomotorik kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization)), yaitu: nilai

rata-rata hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik pada siklus

I nilainya 75,4 dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 76,4. Dengan

demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ((Team

assisted individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok

bahasan gaya ranah psikomoyorik pada siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang

4. Kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas V SD

Negeri 02 Jipang. Peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pokok

bahasan gaya tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata

kegiatan guru dalam proses pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team asissted individualization),

yaitu: nilai rata-rata kegiatan guru pada siklus I nilainya 2,7 dengan kriteria

baik dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,7 dengan kriteria sangat

baik. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Team assisted individualization) dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas V SD Negeri 02

Jipang.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team

assisted individualization) dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pokok bahasan

gaya. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Siklus I

dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2011 dan 10 Februari 2011, sedangkan

siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2011 dan 17 Februari 2011.

Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: (1) Membandingkan kecepatan jatuh

dari dua buah benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian

tertentu; (2) Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan bebda jatuh ke

bawah; (3) Mengelompokan benda-benda yang bersifat magnetis; (4) Memberi

Page 106: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari; (5) Membuat magnet;

(6) Mendeskripsikan medan magnet; (7) Membandingkan gerak benda pada

perrmukaan benda yang berbeda-beda; (8) Menjelaskan berbagai cara

memperkecil dan memperbesar gaya gesekan; dan (9) Menjelaskan manfaat dan

kerugian gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari. Setiap pelaksanaan siklus

terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaaan,

evaluasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum

melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan

memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis

perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan

dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui

bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team

assisted individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan

gaya pada siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang. Sehubungan dengan penelitian ini

maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model

pembelajaran yang tepat agar siswa mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI (Team assisted

individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya

baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil penelitian ini juga memperkuat teori yang menyatakan bahwa

melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted

individualization) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini juga

dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan model pembelajaran bagi guru

dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa.

Dari hasil rata-rata yang diperoleh bahwa dalam penelitian ini, hasil

belajar IPA pokok bahasan gaya dan aktifitas atau kegiatan proses

Page 107: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

pembelajaran menjadi meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai

rata-rata hasil belajar IPA pokok bahasan gaya baik ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik, peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), interaksi dengan guru maupun kerjasama dengan

siswa lain. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meningkat,

kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya hasil belajar IPA

pokok bahasan gaya pada siswa kelas V SD Negeri 02 jipang juga meningkat.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, implikasi

teoritis dari penelitian ini adalah ada peningkatan hasil belajar IPA pokok

bahasan gaya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Team assisted individualization).

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan model guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar terutama dalam pelajaranIPA

pokok bahasan gaya. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya dapat

ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Team assisted individualization).

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti

yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti

untuk membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di

samping itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang upaya guru untuk

mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan hasil belajar IPA siswa

pada pokok bahasan gaya. Pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization), pada

hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi

permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan

hasil belajar IPA siswa, pada pokok bahasan gaya yang pada umumnya

dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan penelitian ini harus di atasi semaksimal mungkin.

Page 108: TAHUN 2010/ 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan

pembelajaran khususnya pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team

assisted individualization) Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) dalam pembelajaran IPA

dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa membosankan dan membantu

siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPA

2. Bagi Siswa

a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam

menyampaikan pendapat dan bekerjasama dalam proses pembelajaran

untuk menambah pengetahuan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin

belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.


Top Related