Transcript

STUDI KELAYAKAN USAHA DAN PROPOSAL BISNIS

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) : Mahasiswa mampu menjelaskan : Pentingnya Studi Kelayakan Usaha Mahasiswa mampu menjelaskan : Cara Membuat Studi Kelayakan Usaha Mahasiswa mampu menjelaskan : Cara Membuat Proposal Bisnis

ISI MATERI :

1.1. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha

Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan

penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau

tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh secara

kontinyu dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu layak dilakukan,

tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberikan manfaat. Untuk itu, ada dua studi atau

analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis dimulai atau

dikembangkan,yaitu:

(1) Studi Kelayakan Usaha (Feasibility Study of Businesses)

(2) Analisis SWOT ( S WOT analysisi, yaitu kekuatan (Strenght), kelemahan (Weaks),

Peluang (Opportunity), ancaman (Treath).

Studi kelayakan usaha/bisnis (businesses feasibility study ) atau disebut juga

analisisproyek bisnis ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu usaha

dilaksanakan dengan menguntungkan secara kontinue. Studi ini pada dasarnya membahas

berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis

agar, mampu memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini,

pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan dijadikan

dasar implementasi kegiatan usaha.

Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain: (1).

Untuk merintis usaha baru, misalnya tmtuk membuka toko membangun pabrik,

mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.

(2). Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas

pabrik, untuk memperluas skala usaha, untuk mengganti peralatan/mesin, untuk

memenambah mesin baru, untuk memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.

(3) Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan,

misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau

asemblasi, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.

Adapun fihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan usaha, di

antaranya:

(1) Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)

Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang tentu

memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan ketidakpastran a am

kewirausahaan, studi kelayakan bisnis sangat penting dilakukan supaya kegiatan

bisnisnya tidak mengalami kegagalan dan mernberi keuntungan sepanjang waktu.

Demikian juga bagi penyandang dana yang memerlukan persyaratan tertentu seperti

bankir, investor, dan pemerintah. Studi kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman da n

sebagai bahan pertimbangan untuk merintis usaha, untuk mengembangkan usaha atau

untuk melakukan investasi baru, sehingga bisnis yang akan dilakukan meyakinkan baik bagi

wirausaha itu sendiri maupun bagi semua fihak yang berkepentingan.

(2) Pihak Investor dan Penyandang Dana

Bagi investor dan penyandang dana, studi kelayakan usaha penting untuk memilih jenis

investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang ditanamkan atau

dipinjamkannya. Apakah investasi yang dilakukannya memberikan jaminan pengembalian

investasi (return on inaesment) yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan

sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak tidaknya investasi dilakukan.

(3) Pihak Masyarakat dan Pemerintah

Bagi masyarakat studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian

apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya atau

sebaliknya malah merugikan selama-lamanya. Bagaimana dampak lingkungannya apakah

positif atau negatif. Demikin juga bagi pemerintah sangat penting untuk

mempertimbangkan izin usaha atau penyediaan fasilitas lainnya.

A. Proses dan Tahapan Studi Kelayakan Usaha

Berdasarkan tahapannya, studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui langkah-

langkah sebagai berikut:

(1) Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan

Tahap penemuan ide ialah tahap di mana wirausaha memiliki ide untuk

merintis usaha barunya. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi,

misalnya kemungkinan-kemungkinan bisnis apa saja yang paling memberikan peluang untuk

dilakukan dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang. Banyak

kenlungkiuannya, rnisainya bisnis industri, asemblasi, perdagangan, usaha jasa, atau jenis

usaha lainnya yang dianggap paling layak.

(2) Tahap Memformulasikan Tujuan

Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang

hendak diemban setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah misinya untuk menciptakan

barang dan jasa yang sangat diperlukan masyarakat sepanjang waktu ataukah untuk

menciptakan keuntungan yang langgeng? Apakah visi dan misi bisnis yang akan

dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau tidak. Semuanya dirumuskan dalam

bentuk tujuan.

(3) Tahapan Analisis

Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu

keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahapan ini dilakukan

sebagaimana prosedur proses penelitian ilmiah lainnya, yaitu dimulai dengan

mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan dalam

studi kelayakan usaha hanya dua, yaitu dilaksanakan (go) atau tidak dilaksanakan (no go).

Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam tahap analisis tersebut

meliputi:

a. Aspek Pasar, yaitu mencakup produk yang akan di pasarkan, peluang pasar,

permintaan dan penawaran, harga, segmentasi pasar, pasar sasaran, ukuran pasar,

perkembangan pasar, struktur pasar dan strategi pesaing.

b. Aspek Teknik Produksi/Operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin dan

peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan

lay-out pabrik, atau tempat usaha.

c. Aspek Manajemen/Pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan, aspek tenaga kerja,

aspek kepemilikan, aspek yuridis, aspek lingkungan, dan sebagainya. Aspek yuridis dan

lingkungan perlu menjadi bahan analisis sebab perusahaan harus mendapat

pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.

d. Aspek Finansial/Keuangan, meliputi sumber dana, penggunaan dana, proyeksi biaya,

proyeksi pendapatan, proyeksi keuntungan dan proyeksi aliran kas (cash flow).

(4) Tahap Keputusan

Setelah di evaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, maka langkah

berikutnya adalah tahapan mengambil keputusan apakah bisnis layak dilaksanakan atau

tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan

bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Pay Back Period (PBP), Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return, dan sebagainya yang akan diuraikan dalam bab

ini. Secara ringkas, proses studi kelayakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.1. Proses Studi Kelayakan Bisnis

GAGASAN USAHA (BUSINESS IDEA)

TUJUAN

ANALISIS/EVALUASI

1. PASAR2. PRODUKSI/OPERASI3. MANAJEMEN4. KEUANGAN5. EKONOMI

KEPUTUSANDILAKSANAKAN

(GO)

TIDAK DILAKSANAKAN

(NO GO)

B. Analisis Kelayakan Usaha

Di atas telah dikemukakan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis

untuk dilakukan harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimanakah untuk mengetahui

aspekaspek tersebut dinyatakan layak atau tidak? Di bawah ini adalah beberapa kriteria yang

dapat dijadikan aspek penilaian.

1. Analisis Aspek Pemasaran

Untuk menganalisis aspek pemasaran, seorang wirausaha terlebih dahulu harus

melakukan penelitian pemasaran dengan menggunakan sistem informasi pemasaran yang

memadai, apakah berdasarkan analisis dan prediksi, bisnis yang akan dirintis atau

dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai atau tidak. Dalam analisis pasar,

biasanya ada beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati di antaranya:

(1) Kebutuhan dan Keinginan Konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak dibutuhkan

dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka butuhkan? Bagaimana daya

beli mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika kebutuhan dan keinginan mereka

teridentifikasi dan memungkinkan terpenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka

dan layak bila dilihat dari kebutuhan/keinginan konsusumen.

(2) Segmentasi Pasar. Pelanggan dikelompokan dan diidentifikasi, misalnya berdasarkan

geografi, demografi, dan sosial budaya dan demografis. Jika segmentasi pasar

teridentifikasi, maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.

(3) Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih. Berapa

target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis kita? Sangat

tergantung pada nilai produk dan jasa yang di pasarkan apakah memberi kepuasan

atau tidak. Jika loyal, maka potensi pasar tinggi.

(4) Nilai Tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tarnbah produk dan jasa pada

setiap rantai pemasaran mulai dari pemasok, agen, sampai pada konsumen akhir.

Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga. Misalnya berapa harga

dari pabrik (suplier), berapa harga setelah di agen, dan berapa harga setelah ke

konsumen. Dengan mengetahui nilai tambah setiap rantai pemasaran, maka nilai

tambah bisnis akan segera diketahui tinggi atau rendah, dan dari situlah bisnis akan

memberi keuntungan yang tinggi.

(5) Masa Hidup Produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa bertahan

lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu yang dibutuhkan

untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak? Jika masa produk lebih

lama berarti potensi pasar tinggi. Harus dianalisis juga apakah produk industri baru

atau industri lama yang sudah mapan atau produk industri yang sedang menurun.

Jika produk industri baru yang sedang tumbuh, maka potensi pasar tinggi.

(6) Struktur Pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa yang akan dipasarkan

termasuk pasar persaingan tidak sempurna seperti pasar monopoli, oligopoli, dan

dan monopolistic competation ataukah termasuk pasar persaingan sempurna. Jika

barang dan jasa termasuk jenis pasar persaingan tidak sempurna (monopoli,

oligopoli, atau ,monopolistic competation) berarti potensi pasar tinggi, sedangkan

bentuk lainnya kurang potensial

(7) Persaingan dan Strategi Pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan tinggi atau

rendah. Jika tinggi bahkan ketat berarti peluang pasar rendah. Wirausa ha harus

membandingkan keunggulan pesaing, misalnya apakah dilihat dari strategi produk,

strategi harga, strategi jaringan distribusi dan strategi promosinya lebih unggul?

Bagaimana tingkat teknologinya? Jika pesaing lebih unggul berarti bisnis yang akan

dirintis atau dikebangkan lemah dalam persaingan. Untuk memenangkan per saingan

tentu saja bisnis tersebut harus lebih unggul ketimbang pesaing.

(8) Ukuran Pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika polume

penjualan tinggi berarti pasar potensial. Misalnya, untuk volume penjualan usaha skala

kecil sebesar Rp 5 miliar per tahun atau sebesar Rp 10 juta per hari, berarti ukuran pasar

cukup besar.

(9) Pertumbuhan Pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan volume

penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20 person), berarti potensi

pasar tinggi.

(10) Laba Kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah? Jika profit margin

kotor lebih dari 20 persen berarti pasar potensial.

(11) Pangsa Pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih antara jumlah barang dan

jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika pangsa

pasar menurut proyeksi meningkat bahkan setelah lima lima tahun mencapai 40

person, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan memiliki pangsa pasar

yang tinggi.

Bila aspek pemasaran global layak, maka analisis berikutnya adalah aspek produksi

atau operasi.

1. Analisis Aspek Produksi/Operasi

Beberapa unsur dari aspek prod uksi/operasi yang harus dianalisis, di antaranya:

(1) Lokasi Operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang paling strategis dan

paling efisien baik bagi pe°asal,aar, itu selldir: maupurl bagai pelanggarinya. Misalnya

dekat ke pemasok, dekat ke konsurnen, dekat ke alat transport atau di antara ketiganya. Di

samping itu lokasi bisnis harus menarik agar konsumen tetap loyal.

(2) Volume Operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan prediksi

permintaan, sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan kapasitas. Volume operasi

yang berkelebihan akan menimbulkan permasalahan baru dalam penyimpanan/

penggudangan yang pada akhirnya mempengaruhi harga pokok penjualan.

(3) Mesin dan Peralatan. Mesin dan perlatan harus sesuai dengan perkembangan

teknologi masa kini dan yang akan datang, serta harus disesuaikan dengan luas

produksi supaya tidak terjadi kelebihan kapasitas.

(4) Bahan Baku dan Bahan Penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta sumber

daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan

kebutuhan, sehingga persediaan tersebut efisien.

(5) Tenaga Kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana

kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus disesuaikan dengan keperluan

jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan itu, supaya lebih

tepat, lebih cepat, dan lebih hemat (efisien).

(6) Lay-out adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi lay-out harus tepat dan

prosesnya praktis sehingga efisien.

Bila aspek pemasaran dan operasi layak, maka analisis aspek manajemen.

3. Analisis Aspek Manajemen

Dalam menganalisis aspek-aspek manajemen ada beberapa unsur yang harus

dianalisis meliputi komponen:

(1) Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan milik pribadi (perseorangan) atau

milik bersama (persekutuan seperti CV, PT, dan bentuk badan usaha lainnya). Apa saja

keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang kita pilih tersebut? Hendaknya

dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan menguntungkan.

(2) Organisasi. Macam organisasi apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, organisasi

staf, lini dan staf atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan efisien.

(3) Tim Manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang lain

secara profesional. Tergantung pada skala usaha dan kemampuan yang dimiliki

wirausaha. Bila bisnisnya besar, buat team manajemen yang solid.

(4) Karyawan. Karyawan harus disesuaikan dengan jumlah, kualifikasi dan kualitas yang

diperlukan. Bila dari analisis ketiga aspek di atas tidak menimbulkan permasalahan,

maka analisis bisnis dapat diteruskan (go) kepada analisis aspek keuangan. Setelah

aspek pemasaran, operasi, dan manajemen layak, maka analisis berikutnya adalah

aspek keuangan.

4. Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

(1) Kebutuhan Dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya

berapa besarn ya dana untuk aktiva tetap, untuk modal kerja dan pembiayaan awal

(2) Sumber Dana. Seperti telah dijelaskan pada Bab 6 ada beberapa sumber dana yang

layak digali, yaitu sumber dana internal (misalnya modal yang d isetor, laba yang ditahan,

penyusutan) dan modal eksternal (misalnya saham-saham, obligasi, dan pinjaman).

(3) Proyeksi Neraca. Sangat penting untuk mengetahui posisi harta dan kekayaan serta

untuk mengetahui kondisi keuangan lainnya. Misalnya posisi aktiva lancar, aktiva

tetap, pasiva lancar, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.

(4) Proyeksi Rugi & Laba. Proyeksi rugi & laba dari tahun ketahun memgambarkan

perkiraan laba atau rugi di masa yang akan datang. Komponen rugi & laba meliputi

proyeksi penjualan, proyeksi biaya, dan proyeksi rugi/laba bersih.

(5) Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow). Dari aliran kas dapat dilihat kemampuan

perusahaan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis

aliran kas, yaitu:

1) Aliran kas masuk (cash inflow), merupakan penerimaan-penerimaan yang berupa

hasil penjualan atau pendapatan.

2) Aliran kas keluar (cash outflow), merupakan biaya-biaya termasuk pembayaran

bunga dan pajak.

3). Aliran kas masuk bersih (net cash in -flow), merupakan selisih dari aliran kas

masuk dan aliran kas keluar ditambah penyusutan dengan diperhitungkan bunga

setelah pajak.

Rumusnya :

Aliran Kas masuk bersih = Laba setelah pajak + penyusutan +

(1 – tariff pajak) bunga.

Tabel 5.1. Proyeksi Aliran Kas

Tahun Laba Setelah Pajak Penyusutan Bunga Perolehan

0

1

2

1.000.000

2.500.000

3.250.000

100.000

350.000

500.000

0,18

0,20

0,22

1.100.000

2.850.000

7.750.000

3 6.500.000 1.000.000 0,24 7.500.000

C. Kriteria Investasi

Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan

menguntungkan secara ekonomis dipergunakan empat kriteria yaitu metode paybeck period,

net present value, internal rate of return dan probability index.

1. Paybeck Period (PBP)

Paybeck Period sangat penting untuk meghitung jagka waktu pengembalian modal.

Semakin cepat payback periodnya maka semakin baik bisnis tersebut. Payback period

adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi. Untuk

menghitung waktu pengembalian investasi (payback) disebut digunakan rumus :

Jika payback lebih pendek waktunya daripada maximum payback period, maka usulan

investasi dapat diterima.

Contoh :

Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp.

24.000.000 Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp

5.000.000 (lima juta rupiah) Depresiasi sebesar Rp. 3.000.000 (Aliran Kas masuk Rp.

8.000.000), maka Payback period adalah :

Payback period = x 1 tahun = 3 tahun

Perhitungan dengan menggunakan Payback period seperti di atas masih memiliki

kelemahan karena kurang memperhitungkan unsure waktu.

Perlu diingat bahwa bisnis memiliki keuntungan ekonomis apabila :

p = TR – TC > 0 atau

p = Bt – (Co + S Ct) > 0 atau

p = > 0

dimana :

p = Profit (keuntungan ekonomis)

TR = Bt, ialah penerimaan total tahunan (total revenue) yang merupakan manfaat

ekonomis suatu proyek atau disebut juga aliran kas per tahun pada periode t.

TC = Co + Ct = Io ialah biaya tahunan yang dikeluarkan disebut sebagai awal pada

periode t.

Co = ialah biaya tetap awal.

Ct = ialah biaya variable.

Dalam perhitungan keuntungan seperti diatas masing mengandung unsure kelemahan

sebab tidak memasukan unsure waktu dan unsure rate of interest atau rate of return. Rate of

interest atau rate of return ialah konsep periodic yang mengukur return on investment (ROI)

Untuk mengukur “rate of interst biasanya digunakan bunga bank yang berlaku secara umum

atau berdasarkan tingkat pengembalian kredit atraktif minimum yang diharapkan investor

(expected minimum attractive rate of return = MARR)

Dalam menilai criteria investasi unsure waktu dan rate of interest harus dimasukan

seperti pada penilaian criteria nilai bersih sekarang (Net Present Value)

2. Kriteria Nilai Bersih Sekarang. Perlu diperhatikan bahwa nilai- uang sebagai manfaat

ekonomi dari usaha yang diperkirakan akan diterima dimasa yang akan dating tidak

sama dengan nilai uang yang diterima pada saat sekarang, karena adanya factor interst

rate yang besarnya tertentu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh

sebab itu, dalam studi kelayakan usaha, unsur waktu dan interest rate diperhitungkan.

Rumus :

Sedangkan PFt = (1 + i)-t adalah factor nilai sekarang. Dimana :

NPV = Nilai bersih sekarang

Bt = Benefit (aliran kas masuk pada perode t)

i = Interest (tingkat bunga bank yang berlaku)

t = Periode waktu

(1+i)-t = Discount factor atau FaktorNilai Sekarang atau (PF t)

PFt dapat dihitung sebagai berikut :

PFt = (1 + i)-t

PF2 = (1 + i)-2

PF3 = (1 + i)-3 dan seterusnya

Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku 24%, maka

PF2 = (1 + 0,24)-2 = 0,6504

1.2. Membuat Studi Kelayakan Usaha

Untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan

secara ekonomis dipergunakan empat kriteria yaitu metode payback period, net present

value, internal rate of return dan probability index.

1. Payback Period (PBP)

Payback period sangat penting untuk menghitung jangka waktu pengembalian modal.

Semakin cepat payback periodnya maka semakin baik bisnis tersebut. Payback period adalah

suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi. Untuk

menghitung waktu pengembalian investasi (payback) tersebut digunakan rumus :

Payback period =

Jika payback period lebih pendek waktunya daripada maximum payback period, maka usulan

investasi dapat diterima.

Contoh :

Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp.

24.000.000,-. Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar Rp.

5.000.000,-. Depresiasi sebesar Rp. 3.000.000,- maka payback periodnya adalah :

Investasi Rp. 24.000.000,-

Keuntungan setelah pajak Rp. 5.000.000

Depresiasi Rp. 3.000.000

Aliran kas masuk Rp. 8.000.000,-

Payback period =

Perhitungan dengan menggunakan payback period seperti diatas masih memiliki kelemahan

karena kurang memperhitungkan unsur waktu.

Perlu diingat bahwa suatu bisnis memiliki keuntungan ekonomis apabila :

atau

atau

dimana :

π = profit (keuntungan ekonomis)

TR = Bt, ialah penerimaan total tahunan (total revenue) yang merupakan manfaat ekonomis

suatu proyek atau disebut juga aliran kas per tahun pada periode t.

TC = Co + ∑ Ct = Io ialah biaya tahunan yang dikeluarkan disebut sebagai investasi awal

pada periode t.

Co = ialah biaya tetap awal

Ct = ialah biaya variabel

Dalam perhitungan keuntungan seperti diatas masih mengandung unsur kelemahan

sebab tidak memasukkan unsur waktu dan unsur rate of interest atau rate of return ialah

konsep periodik yang mengukur return on investment (ROI). Untuk mengukur “rate of

interest” biasanya digunakan bunga bank yang berlaku secara umum atau berdasarkan tingkat

pengembalian kredit atraktif minimum yang diharapkan investor (expected minimum

attractive rate of return = MARR).

Dalam menilai kriteria investasi unsur waktu dan rate of interest harus dimasukkan, seperti

pada penilaian kriteria nilai bersih sekarang (net present value).

1. Kriteria Nilai Bersih Sekarang. Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai manfaat

ekonomi dari usaha yang diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang tidak sama

dengan nilai uang yang diterima pada saat sekarang, karena adanya faktor interest rate

yang besarnya tertentu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab

itu, dalam studi kelayakan usaha, unsur waktu dan interest rate diperhitungkan.

Rumus :

atau

NPV(i) = ∑ PFt (Bt) - ∑ PFt (Ct) dimana t = 1, 2, 3, ……. N

Sedangkan PFt = (1 + i)-t adalah faktor nilai sekarang.

Dimana :

NPV = Nilai bersih sekarang

Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t)

i = Interest (tingkat bunga bank yang berlaku)

t = Periode waktu

(1 + t)-t = Discount factor atau faktor nilai sekarang atau (PFt)

PFt dapat dihitung sebagai berikut :

PF1 = (1 + i)-1

PF2 = (1 + i)-2

PF3 = (1 + i)-3 dan seterusnya

Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku 24%, maka :

PF2 = (1 + 0,24)-2 = 0,6504

Contoh :

Perusahaan konveksi ingin menambahkan mesin jahit baru dengan biaya investasi awal

sebesar Rp. 40 juta. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun. Dari hasil survei diperoleh

perkiraan cash flow (penerimaan dan biaya) adalah sebagai berikut (tabel 5.1) :

Tabel 5.1. Penerimaan dan Biaya

Tahun Biaya total (Ct)(jutaan rupiah)

Penerimaan total (Bt)(jutaan rupiah)

012345

40101540205

02025806040

Bila uang yang diinvestasikan tersebut dapat pinjaman dari bank dengan bunga 18% per

tahun, apakah keputusan pembelian mesin baru itu layak secara ekonomis? Dengan

menggunakan rumus :

Maka dalam tabel (5.2) akan tampak sebagai berikut :

Tabel 5.2. NPV (Net Present Value) untuk Tingkat Bunga 18%.

Tahun(1)

PF(2)

Ct(3)

Bt(4)

PF(Ct)(5) = (2)(3)

PF(Bt)(6) = (2)(4)

NPV(7) = (6) - (5)

012345

10,84750,71820,60860,51580,4371

40101540205

02025806040

40,008,47

10,7724,3410,232,19

016,9517,9546,6930,9517,48

-408,487,18

22,3520,6315,29

NPV(i=0,18) = NPVt = 33,93Catatan PFt = (1 + i)-t = (1 + 0,18)-t

Berdasarkan perhitungan NPV diatas, maka keuntungan ekonomis pembelian mesin jahit baru

sebesar Rp. 33,93 juta lebih besar daripada nol, maka pembelian mesin untuk konveksi tersebut

layak berdasarkan pertimbangan ekonomi.

2. Kriteria Rasio Manfaat-Biaya (Benefit Cost Ratio)

Untuk menghitung benefit cost ratio (BCR) digunakan rumus sebagai berikut :

Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR > 1. Dari kasus diatas maka besarnya BCR adalah

sebagai berikut :

PFt(Bt) = 16,95 + 17,95 + 16,96 + 30,95 + 17,48 = 130,02

PFt(Ct) = 40 + 8,47 + 10,77 + 24,34 + 10,32 + 2,19 = 96,09

= 1,35

Karena nilai BCR > 1 maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan konveksi itu layak

secara ekonomis. Manfaat ekonomis dari pembelian mesin baru adalah 1,35 kali lebih

besar daripada nilai biaya total pada tingkat bunga (interest rate) = 0,18. Dengan besarnya

BCR = 1,35 berarti setiap Rp. 1 yang diinvestasikan akan memberikan hasil sebesar Rp.

1,35 karena itu investasi dalam usaha konveksi tersebut sangat layak. Bila BCR < 1, maka

proyek bisnis memberikan kerugian secara ekonomis.

3. Kriteria internal rate of return (IRR)

Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai net preset value (NPV) adalah nol atau

disebut juga indeks keuntungan (profitability indeks = PI). Kriteria IRR adalah :

Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara ekonomis.

Dimana :

MARR = minimum attractive rate of return

IRR dapat dihitung dengan cara melakukan coba-coba memasukkan interest rate, yaitu

untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate 18% maka nilai NPV = Rp. 33,93

juta yang berarti nilai NPV > 0. Karena nilai NPV > 0 maka kita coba lagi dengan

menggunakan bunga diatas 18%, misalkan 24% sehingga hasilnya adalah sebagai berikut

(tabel 5.3) :

Tabel 5.3. NPV (Net Present Value) untuk Tingkat Bunga 24%.

Tahun(1)

PF(2)

Ct(3)

Bt(4)

PF(Ct)(5) = (2)(3)

PF(Bt)(6) = (2)(4)

NPV(7) = (6) - (5)

012345

10,73530,54070,39750,29230,2149

20101540205

02025806040

40,007,358,11

15,905,851,01

014,7113,5131,8017,548,59

-407,365,40

15,9011,697,58

NPV(i=0,18) = NPVt = 7,94Dengan menggunakan tingkat bunga 24% ternyata NPV nya masih lebih besar daripada 0.

Coba lagi dengan menggunakan tingkat bunga 40%, maka hasilnya sebagai berikut (tabel

5.4) :

Tabel 5.4. NPV (Net Present Value) untuk Tingkat Bunga 40%.

Tahun(1)

PF(2)

Ct(3)

Bt(4)

PF(Ct)(5) = (2)(3)

PF(Bt)(6) = (2)(4)

NPV(7) = (6) - (5)

012345

10,71430,51020,36440,26030,1859

20101540205

02025806040

40,007,147,65

14,585,200,93

014,2812,7629,1515,627,43

-407,145,11

14,5710,426,50

NPV(i=0,18) = NPVt = 3,74

Ternyata NPV > 0, maka dicoba lagi dengan menggunakan tingkat bunga sebesar 48

persen. Hasilnya adalah sebagai berikut (tabel 5.5), NPV(i=0,48) :

Tabel 5.5. NPV (Net Present Value) untuk Tingkat Bunga 48%.

Tahun(1)

PF(2)

Ct(3)

Bt(4)

PF(Ct)(5) = (2)(3)

PF(Bt)(6) = (2)(4)

NPV(7) = (6) - (5)

012345

10,67570,45650,30850,20840,1408

20101540205

02025806040

40,006,766,85

12,344,170,70

013,5111,4124,6812,505,63

-406,754,56

12,348,334,93

NPV(i=0,48) = NPVt = -3,09

Setelah dicoba dengan tingkat bunga 48% ternyata nilai NPV < 0. Dengan cara dicoba-

coba seperti diatas, maka diperoleh :

NPV(i-0,18) = 33,93 > 0

NPV(i-0,36) = 7,94 > 0

NPV(i-0,36) = 3,74 > 0

NPV(i-0,48) = -3,09 > 0

NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48, selain diantara angka-angka itu NPV tidak

sama dengan nol. Dengan menggunakan interpolasi;

i = 0,40 → NPV = 3,74

i = 0,48 → NPV = -3,09

maka,

IRR = 0,40 + (3,74 – 0)/(3,74 – (-3,09)(0,48 – 0,40)

IRR = 0,4438 atau 44,38%

Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut layak

secara ekonomis.

Penyusunan Studi Kelayakan Usaha

Setelah menganalisis berbagai aspek bisnis dengan secermat mungkin dan secara

ekonomis dinyatakan layak maka langkah selanjutnya menyusun laporan studi kelayakan.

Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru/Pengembangan Bisnis

1.2. Nama dan Alamat Perusahaan

1.3. Bidang Usaha

1.4. Bentuk Perusahaan

1.5. Gambaran Perkembangan Perusahaan (untuk perusahaan yang sudah ada)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI

(untuk perusahaan yang sudah ada)

2.1. Gambaran Umum Perusahaan

2.2. Perizinan

2.3. Aspek Teknis Produksi/Operasi

2.4. Aspek Pemasaran

2.5. Aspek Manajemen

2.6. Aspek Keuangan

BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN

(untuk proyek bisnis baru)

3.1. Proyek yang diusulkan

a. Sifat investasi (baru/perluasan)

b. Jenis Produk (produk utama dan sampingan)

3.2. Aspek Teknis

a. Sifat proyek

b. Jenis dan jumlah produksi

c. Lokasi

d. Bangunan

e. Mesin dan peralatan

f. Lay out process

g. Proses produksi

h. Kapasitas produksi

i. Bahan baku dan bahan penolong

j. Tenaga kerja

3.3. Aspek Pemasaran

a. Peluang Pasar

b. Daerah Pemasaran (Market Segmenting)

c. Pasar Sasaran (Market Targeting)

d. Volume dan Harga Penjualan

e. Masa Hidup Produk

f. Struktur Pasar

g. Persaingan dan Strategi Bersaing

h. Ukuran Pasar dan Pertumbuhannya

i. Pangsa Pasar

j. Gross Profit Margin

3.4. Aspek Manajemen

a. Kepemilikan

b. Struktur Organisasi

c. Tim Manajemen

d. Tenaga Kerja / Karyawan

3.5. Aspek Keuangan

a. Kebutuhan Dana

b. Sumber Dana

c. Prediksi Pendapatan

d. Prediksi Biaya

e. Prediksi Rugi Laba

f. Kriteria Investasi

BAB IV KESIMPULAN

LAMPIRAN

1.3. Membuat Proposal Bisnis

PROPOSAL USAHA………………………………………………………

(nama perusahaan)

Diajukan kepada :……………………………………………………..

(Nama Lembaga Penyandang Dana)

……………………………………………………..(nama pemilik)

……………………………………………………..(nama perusahaan)

………………………………………………………(alamat dan telepon)

A. Pendahuluan

1. Latar belakang (perusahaan apa, mengapa, untuk apa perusahaan ini didirikan)

2. Ruang lingkup : (aspek organisasi/manajemen, pemasaran, produksi, keuangan)

B. Organisasi/Manajemen

1. Nama Perusahaan

2. Nama Pemilik/Pimpinan Perusahaan ….

3. Bidang Usaha….

4. Jumlah Karyawan/Tenaga Kerja …..orang

C. Pemasaran

1. Produk yang dipasarkan …..

2. Sasaran konsumen/pembeli…..

3. Wilayah pemasaran ….

4. Rencana penjualan tahunan ….. Unit

D. Teknik/Produksi/Operasi Usaha

1. Kapasitas produksi…… Unit

2. Ketersediaan bahan baku ……..

3. Fasilitas dan sarana produksi

4. Masa implementasi …… tahun/bulan

E. Keuangan

1. Total pembiayaan proyek : Rp. ……....

2. Modal sendiri : Rp. ………

3. Pinjaman yang diajukan : Rp. ………

4. Jangka waktu pengembalian : ……….tahun/bulan : Rp. ………

5. Penjualan per tahun : Rp. ………

6. Keuntungan per tahun : Rp. ………

7. Return On Investment (ROI) : …………...

8. Break Even Point (BEP) : …………...

1. Latar Belakang

1.1. Dasar Gagasan Usaha

Kebutuhan akan …. akhir-akhir ini tampak semakin meningkat sejalan dengan perkembangan

kebutuhan masyarakat.

PT. ….. yang berlokasi di Jalan … No. ….. Telp……berusaha di bidang ….. bertujuan untuk

memperluas dan meningkatkan kapasitas produksi dengan harapan dapat memenuhi

permintaan konsumen yang terus meningkat.

Dalam rangka memperluas dan meningkatkan kapasitas produksi tersebut, maka kami PT.…

memerlukan dana untuk pembelian……… dan modal kerja sebagaimana tercantum dalam

usulan proyek proposal ini.

1.2. Ruang Lingkup

Dalam usulan proposal ini berisikan empat aspek penting yaitu:

1. Aspek organisasi dan manajemen, yang berkaitan dengan nama

perusahaan, bidang usaha, nama pemilik, jumlah karyawan dan organisasi.

2. Aspek pemasaran, yang berkaitan dengan perkembangan pasar saat ini, prospek pasar

dan pemasaran, sasaran pemasaran, rencana penjualan per tahun dari produk yang akan

dipasarkan.

3. Aspek produksi/operasi, berkaitan dengan rencana pendirian, perluasan dan

pengoperasian.

4. Aspek keuangan, berkaitan dengan masalah kebutuhan dana untuk investasi dan modal

kerja, penggunaan dana, kalkulasi biaya, proyeksi pendapatan, dan jadwal pengembalian

pinjaman.

2. Bidang Organisasi dan Manajemen

2.1. Umum

Nama Perusahaan PT. …………

Nama Pemilik/Pimpinan ………………..

Alamat Kantor dan Tempat Usaha …………

Bentuk Badan Hukum ……………. No. ……………..

Tahun Berdiri ……………..

Bagan / Struktur Organisasi

KOMISARIS

Nama Komisaris

DIREKTUR

Nama Direktur

MANAJER

PEMASARAN

MANAJER

PRODUKSI

MANAJER

PERSONALIA

MANAJER

PEMASARANKEUANGAN

2.2. Pemegang Saham

Tabel 5.6. Nama Pemegang Saham.

No Nama Pemegang (lembar) Banyaknya

(Ribu Rp)

Nilai Saham

1

2

3

4

……………………

……………………

……………………

……………………

…………….

…………….

…………….

…………….

Rp. …….

Rp. …….

Rp. …….

Rp. …….

Jumlah ……………. ……………. Rp. …….

2.3. Perizinan

Tabel 5.7. Jenis Perizinan.

No Jenis Perizinan Biaya (Rp)

1

2

3

4

5

6

Izin Prinsip (dari Instansi Teknis)

SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Akte Pendirian

………………….

………………….

………………….

…………………

…………………

………………….

2.4. Kegiatan Pra-operasional dan Jadwal Pelaksanaan

Tabel 5.8. Kegiatan Pra-operasional dan Jadwal Pelaksanaan.

No Jadwal Kegiatan Praoperasional Jadwal Pelaksanaan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Biaya Operasi

1

2

3

Survei pasar

Menyusun rencana usaha

Perizinan

Nama Nama Nama Nama

4

5

6

7

8

9

Survei tempat

Survei peralatan

Instalasi air, listrik, telepon

Mencari tenaga kerja

Uji coba produksi

Operasional

2.5. Inventaris Kantor

No Inventaris Merek Jumlah Harga (Rp) Harga (Rp)

1

2

3

4

Mesin Tik

Komputer

……………

……………

3. Aspek Pemasaran

3.1. Gambaran Umum

a. Jenis produk yang dipasarkan ….

b. Cakupan pemasaran meliputi ….

(misal : kecamatan, kabupaten, propinsi, nasional)

3.2. Permintaan

a. Jumlah Permintaah terhadap produk

1. Sasaran pembeli/konsumen : …………

2. Jumlah konsumen : …………

3. Jumlah kebutuhan : …………

4. Total kebutuhan per tahun : …………

b. Proyeksi permintaan selama 5 tahun mendatang

Tahun Proyeksi Permintaan (dalam unit)

2000

2001

2002

2003

2004

3.3. Penawaran Pesaing

Nama Pesaing Kapasitas Produksi/Tahun

1

2

Total Penawaran

3.4. Rencana Penjualan / Pangsa Pasar

Tabel 5.9. Rencana Penjualan / Pangsa Pasar.

Tahun Permintaan Penawaran Peluang Pasar Rencana Penjualan

Pangsa Pasar

(1) (2) (3) (4) (2) – (3) (5) (6) 5/4 x 100%

2000

2001

2002

2003

2004

3.5. Strategi Pemasaran Pesaing

Uraikan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing, misalnya meliputi :

1. Produk (mutu, ukuran, kemasan, tipe)

2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)

3. Jalur pemasaran (langsung, tidak langsung)

3.6. Strategi Pemasaran Perusahaan

Uraikan strategi pemasaran yang akan dilakukan, misalnya meliputi :

1. Produk (mutu, ukuran, kemasan, tipe)

2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)

3. Jalur penjualan

4. Promosi

1. Aspek Produksi

1.1. Produk

1. Uraikan ciri-ciri produk : ………

2. Kegunaan utama produk : ……...

3.6. Proses Produksi

Skema / bagan alur proses produksi

INPUT → PROSES → OUTPUT → PENGEPAKAN dst

3.7. Kapasitas Produksi

Tahun Rencana Produk (dalam unit)

2000

2001

2002

2003

2004

3.8. Tanah/Bangunan

1. Beli (….. m2) Rp. ………

2. Sewa (…. Tahun) Rp. ………

3.9. Utilitas/Sarana

No Nama Biaya Utilitas

1 Pemasangan Instalasi Listrik

2 Pemasangan Instalasi Air/PAM

3 Pemasangan Instalasi Telepon

4 Lain-lain

3.10. Peralatan/Mesin/Kendaraan

No Beli/Sewa Nama Merek Jumlah Harga (Rp)

1 Beli

2 Sewa/th

3 Hibah

3.11. Biaya Umum Pabrik

No Jenis Biaya Umum Pabrik Jumlah (Rp)

1 Pemeliharaan mesin dan peralatan

2 Suku cadang, bahan bakar, oli, dll

3 Listrik, air, dll

4 Pemeliharaan bangunan

BIAYA PROYEK(dalam Rp.)

KETERANGAN MODAL SENDIRI

KREDIT JUMLAH

A. INVESTASI1. Tanah2. Bangunan/toko3. Mesin dan Peralatan4. Inventaris Kantor5. Kendaraan6. Lain-lainTotal Harta Tetap

B. INVENTARIS PRA-OPERASIONAL1. Rencana Usaha2. Perizinan3. Pelatihan4. Uji Coba Produksi5. Lain-lain

Total Pra OperasiC. TOTAL INVENTARIS (A + B)D. MODAL KERJA

BIAYA POKOK PRODUKSI1. Bahan Baku2. Upah Tenaga Produksi3. Biaya Umum PabrikTotal Biaya ProduksiBIAYA USAHA1. Gaji Pimpinan2. Gaji Karyawan3. Biaya Pemasaran4. Alat Tulis Kantor5. Biaya Sewa6. Lain-lainTotal Biaya Usaha

TOTAL BIAYA OPERASI/TAHUN

MODAL KERJA (x Rp)TOTAL BIAYA PROYEK (C + D)PERSENTASE

Tabel 5.10. Proyeksi Neraca.

PROYEKSI NERACA(dalam Rp.)

KETERANGAN Tahun0

Tahun1

Tahun2

Tahun3

Tahun4

Tahun5

1. HARTAA. Harta Lancar

1. Kas2. Piutang3. PersediaanTotal Harta Lancar

B. Harta Tetap1. Tanah2. Bangunan3. Mesin dan Peralatan4. Investasi5. Kendaraan6. Lain-lainTotal Harta TetapAkumulasi PenyusutanNilai Bk. Harta Tetap

C. Inventaris Pra OperasiAkumulasi PenyusutanNilai Buku Harta Tak BerwujudTotal Harta (A + B + C)

2. HARTAA. Utang Lancar

1. Utang Dagang2. Kredit Modal KerjaTotal Utang Lancar

B. Utang Jangka PanjangKredit InvestasiTotal Utang Jk. Panjang

C. Modal1. Modal Sendiri2. Laba Periode Lalu3. LabaTotal ModalTOTAL UTANG MODAL(A + B + C)

ROI =

PROYEKSI NERACA(dalam Rp.)

KETERANGAN Tahun0

Tahun1

Tahun2

Tahun3

Tahun4

Tahun5

A. PENJUALANB. BIAYA POKOK PRODUKSI

1. Bahan baku2. Upah tenaga kerja3. Biaya umum pabrikTotal Biaya Pokok Produksi

C. LABA KOTOR (A – B)D. BIAYA USAHA

1. Gaji pimpinan2. Gaji karyawan3. Biaya pemasaran4. Perlengkapan kantor5. Biaya sewa6. Lain-lainTotal Biaya Usaha7. Penyusutan 8. Amortisasi

E. TOTAL BIAYA USAHAF. LABA USAHA (C – E)G. BUNGAH. LABA SEBELUM PAJAK (F-G)I. PAJAKJ. LABA (H – I)K. BEP (E/C) x 100%

Tabel 5.11. Tabel Penyusutan Barang.

PENYUSUTAN NILAI (Rp) UMUR (TH) PENYUSUTAN/TH1. Bangunan2. Mesin dan

peralatan3. Inventaris

kantor4. Kendaraan5. Lain-lainJumlah

PENYUSUTAN NILAI (Rp) UMUR (Th) PENYUSUTAN/TH

Investasi Pra-Operasi

PROYEKSI LABA RUGI (dalam Rp)

Tahun 0

Tahun 1

Tahun 2

Tahun 3

Tahun 4

Tahun 5

TOTAL PENJUALAN

A. ARUS KAS MASUK1. Penjualan Tunai2. Penerimaan Piutang3. Modal Sendiri4. Kredit Investasi5. Kredit Modal Kerja6. Saldo Kas MasukTotal Kas Masuk

B. ARUS KAS KELUAR1. Investasi2. Biaya Pokok Produksi3. Biaya ush.Seb.Peny4. Bunga5. PajakTotal Kas Kelua

C. KAS NETO (A-B)

D. KEWAJIBAN BANK1. Angsuran Kredit Inves2. Angsuran Modal KerjaTotal Kewajiban Bank

E. SALDO KAS AKHIR (C-D)

Keterangan:

A1 = Penjualan Tunai = …. x Jumlah Penjualan

A2 = Penjualan Kredit = …. x Jumlah Penjualan

8.4. EVALUASI DAN PERSIAPAN BISNIS BARU

Seperti telah dikemukakan, bahwa sebelum suatu usaha baru dimulai terlebih dahulu

harus disiapkan suatu rencana usaha yang baik dan diadakan suatu evaluasi. Suatu rencana

usaha yang baik baisnya berisikan komponen-komponen sebagai berikut :

(1) Ringkasan Pelaksanaan Usaha Ringkasan Usaha Berisikan Pernyataan Singkat Tentang

a. Kegiatan pokok perusahaan dan sistem pengelolaan

b. Ciri-ciri dari produk / jasa dan pelayanannya

c. Ukuran Pasar dan Prospek / potensi pasar

d. Ringkasan Proyeksi Keuangan

e. Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya

(2) Deskripsi Usaha. Deskripsi Usaha Harus Memuat Tentang

a. Visi dan Misi perusahaan

b. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang

c. Struktur usaha

d. Bentuk perusahaan

(3) Produk dan pelayanan-pelayanan yang akan disajikan, yaitu memuat tentang

a. Produk barang dan jasa apa yang akan disajikan

b. Keunggulan dari barang dan jasa serta pelayanannya

c. Peluang-peluang pengembangan barang dan jasa

d. Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa

(4) Analisis industri. Analisis industri harus memuat:

a. Kecenderungan industri yang disenangi.

b. Lingkungan industri yang berpengaruh.

c. Izin dan peraturan untuk membangun industri.

d. Ukuran Industri yang akan didirikan.

e. Keunggulan dan kelemahan industri baru.

(5) Analisis pasar. Analisis pasar memuat tentang:

a. Target pasar atau pasar sasaran.

b. Kebutuhan pelangan.

c. Potensi/prospek dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan.

d. Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai.

(6) Strategi pemasaran, memuat tentang:

a. Lokasi pemasaran.

b. Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih.

c. Personal yang akan melakukan penjualan.

d. Kebijaksanaan harga yang sesuai.

e. Tujuan-tujuan promosi, sasaran promosi, dan rencana untuk mencapai tujuan

tersebut.

(7) Pengelolaan, memuat tentang:

a. Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

b. Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan.

c. Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan.

d. Pimpinan atau direktur pengelola.

(8) Operasi Usaha, memuat tentang:

a. Leveransir utama.

b. Kebutuhar.-kebutuhanpegawai/karyawann

c. Sistem dan prosedur operasi.

d. Tata ruang dan denah rencana.

e. Keperluan peralatan dan biaya.

f. Peralatan tetap dan furniture.

g. Keperluan inventory/peralatan.

h. Semua biaya operasi yang diperlukan.

(9) Proyeksi keuangan. Proyeksi keuangan yang lengkap biasanya memuat:

a. Jumlah equity (modal milik sendiri) yang dimiliki.

b. Jumlah dan jenis serta sumber keuangan.

c. Rencana penggunaan dana.

d. Proyeksi aliran kas, proyeksi pendapatan, dan proyeksi pendapatan.

Jadi, ada tiga proyeksi keuangan yang harus disiapkan, yaitu:

a. Proyeksi uang kas.

b. Proyeksi pendapatan.

c. Proyeksi saldo.

Agar kita yakin bahwa suatu usaha adalah siap dimulai maka evaluasilah beberapa aspek

sebagai berikut ini:

1. Evaluasi Ringkasan Pelaksanaan

Buat ringkasan yang menggambarkan rancangan singkat secara keseluruhan baik

tentang usulan usaha, maupun barang dan jasa yang akan dihasilkan atau disajikan

Identifikasi kecenderungan industri apa yang sedang digemari saat ini

Gambarlah tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, serta kecakapan yang diperlukan

Kumpulkan aspek-aspek legal seperti perizinan, persetujuan kontrak, hak paten, dan

sebagainya

2. Evaluasi Misi Bisnis

Apa tujuan dari bisnis Anda?

Produk dan jasa apa yang akan disediakan?

Philosofi manajemen bisnis apa yang Anda miliki?

3. Evaluasi Lingkungan Bisnis

Identifikasi kecenderungan umum seperti budaya, penduduk, perubahan politik, perubahan

teknologi, perubahan ekonomi, tingkat bunga, dan perubahan lainnya.

Identifikasi jumlah dan jenis perusahaan yang sudah ada baik di tingkat lokal maupun

nasional.

Identifikasi kondisi bisnis yang ada seperti harga, tenaga kerja, upah, dan faktor ekonomi

lainnya.

Identifikasi informasi industri tentang:

a. Industri apa yang paling mendominasi saat ini?

Apakah industri kecil atau industri besar?

b. Kegagalan apa saja yang dialami industri tersebut

c. Apakah ada industri baru yang tumbuh mantap?

d. Industri apa yang cenderung paling prospektif?

Identifikasi informasi mark-up dan keuntungan setiap industri untuk mengetahui tingkat

markup yang layak.

Identifikasi informasi lokasi:

a. Bagaimana sikap masyarakat terhadap bisnis Anda apakah positif, negatif, atau

netral.

b. Apakah ekonomi lokal kuat atau lemah.

4. Evaluasi Produk dan Jasa

Gambarlah produk yang dihasilkan, misalnya ukurannya, bentuknya,

ramuan/bahannya, berat, kecepatan barang, pengepakan, dan susunannya

Jasa-jasa apa saja yang akan anda sediakan, apakah

a. Untuk menarik perhatian publik atau personal

b. Memberikan jaminan waktu untuk merespons

c. Pengadaan pesanan-pesanan pelanggan

d. Jaminan pengembalian keuangan dan sebagainya

5. Evaluasi Pesaing

Identifikasi nama pesaing bisnis anda :

a. Jika bisnis anda retailer atau jasa, seberapa jauh jarak pesaing dari lokasi bisnis

anda

b. Jika bisnis anda pedagang besar dan industri, bagaimana area bisnis anda

dibanding pesaing ?

Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis anda dan bandingkan, bagaimana pesaing

anda adalah hal :

a. Pemilihan Produk Besar Sedang Kecil

b. Pangsa Pasar 100% 50% 0%

c. Kualitas Produk Baik Sedang Kurang

d. Kualitas Pelayanan Baik Sedang Kurang

e. Frekuensi Promosi Banyak Sedang Sedikit

f. Harga Tinggi Sedang Rendah

g. Pergeseran Tenaga Kerja Sangat Sedang Tinggi

Sekali

h. Kondisi keuangan di lihat dari

Profit Tinggi Sedang Kurang

i. Kondisi utang Rendah Sedang Tinggi

j. Peralatan Baru Sedang Lama/Tua

k. Kapasitas Produk Penuh Kelebihan kurang

Kapasitas Kapasitas

6. Evaluasi Harga

Apa tujuan yang ingin dicapai dari penetapan harga ?

a. Apakah untuk mencapai targety tingkat laba tertentu

b. Apakah untuk memperoleh pangsa pasar

c. Apakah untuk mencapai target volume penjualan tertentu

Mark-up apa yang Anda targetkan ?

a. Jika retailer : markup biaya dan mark up penjualan

b. Jika perusahaan jasa : mark-up upah tenaga kerja per jam dan biaya material

lainnya perjam

c. Jika barang industri: mark-up biaya total mak-up jumlah barang yang diproduksi

d. Jika perdagangan besar mark-up biaya rata-rata, mark up barang masuk dan

keluar

e. Bagaimana harga dan mark up bisnis anda jika dibandingkan dengan pesaing ?

Kebijaksanaan harga apa yang akan anda gunakan, apa harga umum ?

Apakah anda akan menggunakan strategi-strategi berikut di bawah ini ?

a. harga perkenalan : harga rendah untuk masuk pasar

b. Skimming price : harga awal tinggi dan selanjutnya lebih rendah

c. Price-lining : harga berdasarkan kategori peralatan dan kategori

barang

d. Odd-ending : harga pada angka ganjil misalnya, Rp. 399.995. Rp

499

e. Loss leader : menjual beberapa jenis barang di bawah biaya untuk

menarik pelanggan

f. All one price : harga yang sama untuk setiap barang yang sama

g. Bundding : harga yang lebih murah untuk barang yang sama

tetapi dijual pada tempat yang berbeda

7. Evaluasi keunggulan Pesaing

Keunggulan bersaing apa yang dimiliki bisnis anda. Apakah dalam kualitas, harga,

lokasi, seleksi, pelayanan, atau kecepatan waktu

Gambarkan bagaimana anda meraih keunggulan bersaing melalui kualitas, harga

lokasi, seleksi, pelayanan, dan kecepatan waktu. Apakah akan lebih baik ?

Gunakan cara-cara untuk menenangkan persaingan sebagai berikut :

1. Segera penuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi

2. Gunakan pelayananan yang baik

3. Buatlah etalase yang lebih baik

4. Kualitas yang lebih tinggi dengan harga yang sama

5. Kualitas yang lebih murah bagi kualitas yang sama

6. Jaminan keamanan produksi yang lebih baik

7. Pelayanan kepada pelanggan secara pribadi

8. Informasi produksi yang lebih lengkap dan baik

9. Susunan toko yang lebih menyenagkan

10. lokasi dan kemasan barang yang lebih menarik

8. Evaluasi Pasar dan Pemasaran

Identifikasi segmen pasar bisnis anda berdasarkan area geografi, kependudukan,

manfaat bagi pelanggan, dan jaminan barang, lainnya bagi konsumen, serta gaya

hidup dan tingkat pendapatan pelanggan

Identifikasi manajemen pemasaran bisnis anda khususnya tentang iklim bekerja, sistem

pengupahan, etika, dan budaya kerja

Identifikasi kedekatan dengan material, pelanggan, transportasi, fasilitas dan akses lain,

peraturan daerah setempat dan kualitas kehidupan daerah tersebut.

Identifikasi tefe - tive promosi yang akan digunakan, apakah pemasaran langsung

sales , publisitas, periklanan, dan sales promotion. Termasuk media dan biaya

promosi

Identifikasi Tujuan Promosi Anda, apakah :

a. Untuk mencapai volume penjualan tertentu

b. Untuk meningkatkan penjualan

c. Untuk meningkatkan kesadaran konsumen

d. Untuk menginformasikan barang dan jasa

e. Untuk mengantisipasi pembelian musiman

9. Evaluasi Manajemen dan Personil

Indetifikasi pendidikan, pengalaman dan keterampilan pemilik, dan karyawan

Identifikasi posisi dan jabatan pekerjaan personalia apakah diperlukan untuk

menduduki jabatan tertentu, part time, full time, sistem penggajian biasa atau

honorer

Identifikasi jaminan-jaminan yang akan diberikan pada karyawan

Identifikasi jumlah dan kualitas karyawan

Lengkapi bisnis anda dengan struktur organisasi, dan time schedule-nya untuk setiap

minggu.

10. Evaluasi Mesin dan Peralatan

Peralatan kantor

Jenis kualita Harga Satuan Jumlah

1……… ……… Rp ……… Rp. ………

2……… ……… Rp ……… Rp. ………

dst

Jumlah Rp ………..

Mesin dan Peralatan

Jenis kualita Harga Satuan Jumlah

1……… ……… Rp ……… Rp. ………

2……… ……… Rp ……… Rp. ………

dst

Jumlah Rp ………..

11. Evaluasi Biaya Awal

Perlengkapan Rp…………

Peralatan (Furniture) Rp…………

Mesin dan Peralatannya Rp…………

Pembayaran dimuka

- grand opening advertising Rp…………

- Biaya pengurusan Rp…………

- Biaya akuntan Rp…………

- Gaji Karyawan Rp…………

- Biaya khusus lainnya Rp…………

Jumlah pembayaran dimuka

Sewa bangunan dan renovasi Rp…………

Modal kerja (Gaji pemilik, gaji karyawan,

Pajak, sewa, periklanan, telepon,

Pemeliharaam dan perbaikan, biaya transport

Dan biaya perlengkapan lainnya Rp…………

Jumlah Biaya Awal…………………………….. Rp…………

12. Evaluasi Pendanaan

1. Biaya awal yang sudah anda miliki Rp…………

2. Jumlah yang akan investasikan dari dana perseorangan Rp…………

3. Jumlah dana dari sumber lain

a. Keluarga dan teman Rp…………

b. Investor perseorangan Rp…………

c. Modal Venture Rp…………

d. Partner diam/fasif Rp…………

e. Investor lain Rp…………

4. Jumlah dana yang akan dipinjam Rp…………

a. Teman dan keluarga Rp…………

b. Bank Rp…………

c. Perusahaan lain Rp…………

d. Lainnya Rp…………

13. Evaluasi Break-Even Point

1. Kategorikan semua biaya dan biaya variabel seperti contoh barikut :

Pembiayaan Tetap Variabel

1. Sewa Rp. 3.000.000

2. Bahan baku Rp. 1.200.000

3 ……………. ……………….. ……………..

2. Tentukan Btas Kontrobusi Bisnis Anda :

a. Proyeksi penjualan tahun pertama Rp. 200 juta

b. Proyeksi gross margin tahun pertama Rp 50 juta

Misalkan : Penjualan Rp. 200.000.000

Gross margin Rp. 50.000.000

Margin kontribusi = = 0,25

3. Tentukan break Even point

a. Biaya tetap total per tahun Rp 3.000.000

b. Margin kontribusi per tahun = 0,256

Margin – Even Point = = Rp. 12.000.000

Jadi Break-even pada penjualan Rp. 12.000.000

4. Jumlah pelanggan yang dibutuhkan untuk mencapai break even

a. Break Even Point Rp. 12.000.000

b. Rata-rata Pembelanjaan Pelanggan Rp. 1.000

Jumlah pelanggan per tahun = = 12.000

Jadi break even point tercapai pada jumlah pelanggan sebanyak 12.000 orang

pertahun atau 33 orang perhari

14. Evaluasi Risiko Yang Tidak Terkontrol

Identifikasi risiko yang tidak terkontrol yang mempengaruhi bisnis anda seperti

a. Keadaan ekonomi,

b. Cuaca,

c. Teknologi baru,

d. Perang harga oleh pesaing,

e. Selera konsumen,

f. Pesaing baru.

Dari masing-masing risiko tersebut identifikasi apa yang akan Anda lakukan untuk

meminimisasi kerugian

15. Evaluasi Kesimpulan Anda

APAKAH BISNIS ANDA LAYAK ATAU TIDAK LAYAK

RANGKUMAN

Studi kelayakan usaha merupakan suatu penilaian tentang layak tidaknya suatu usaha

dilaksanakan dan memberi keuntungan secara kontinyu. Ada tiga kegunaan studi

kelayakan, yaitu (1) Untuk merintis usaha baru, (2) Untuk mengembangkan usaha yang sudah

ada, (3) Untuk memilih jenis usaha/proyek yang paling menguntungkan. Oleh sebab itu,

studi kelayakan sangat penting bukan saja bagi para investor dan wirausahawan tetepi juga bagi

pemerintah dan masyarakat pada umumnya.

Ada beberapa tahap/proses studi kelayakan usaha, yaitu: (1) Tahap perumusan

ide/gagasan, (2) Tahap formulasi tujuan, (3) Tahap analisis, dan (4) Tahap keputuasan.

Adapun aspek-aspek yang harus dianalis dalam studi kelayakan tersebut meliputi: aspek pasar,

aspek teknik, manajemen, aspek financial. Sedangkan pada aspek keputusan, secara

ekonomi bisa dilakukan dengan menggunakan kriteria investasi, dengan cara menilai

kelayakan dilihat dari segi: "(1) Payback period, (2) Net Present Value Internal Retae on

Return" dan "Probalility Index".

Tindak lanjut dari suatu studi kelayakan usaha adalah membuat proposal/usulan

usaha baik untuk kepentingan perizinan maupun untuk kepentingan usulan dana. Ada

beberapa aspek yang harus dimuat dalam proposal usaha, di antaranya pendahuluan,

organisasi/manajemen, pemasaran, teknik produksi/operasi usaha, dan aspek keuangan.

Di samping membuat studi kelayakan, yang tidak kalah pentingnya adalah membuat

perencanaan usaha, yang meluputi: (1) Ringkasan pelaksanaan usaha, (2) Deskkripsi

Usaha, (3) Produk dan pelayanan yang disajikan, (4) Analisis industri, (5) Analisis pasar, (6)

Strategi pemasaran yang ingin digunakan, (7) Pengelolaan, dan (8) Operasi usaha.

Ingat, bahwa sebelum usaha dimulai lakukanlah evaluasi 'terhadap aspek penting

perusahaan seperti misi, lingkungan, produk, pesaing, keunggulan, harga dan finansial,

dan risiko yang mungkin terjadi.

LATIHAN 8

1. Jelaskan mengapa studi kelayakan usaha sangat penting bagi para wirausahawan?

2. Buatlah suatu studi kelayakan dari perusahaan kecil atau menengah, lalu Anda

analisis aspek-aspek apa saja yang paling layak dari perusahaan tersebut.

3. Betuk kelompok gagasan kewirausahaan minimal dua orang dan maksimal 5 orang.

4. Cari dan diskusikan kesempatan atau, peluang bisnis apa saja yang paling

memungkinkan, kumpulkan dana dan lakukan uji coba produksi.


Top Related