STUDI KELAYAKAN BISNIS ASPEK FINANSIAL UMKM BIMBINGAN
BELAJAR
(Studi Kasus : LKP PT Escentia Prima Sejati)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dn Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Rangga Permana Putra
1112081000029
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA
1438 H / 2017 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Rangga Permana Putra
TTL : Jakarta, 16 Agustus 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Madrasah No.35A RT 03/07, Kp.Utan, Krukut, Limo, Depok.
Ayah : Sukiman
Ibu : Sumiyati
No. Telepon : 087886876885
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
a. 1998-2005 : SDN 016 Pondok Labu, Jakarta Selatan.
b. 2005-2008 : SMP NEGERI 85, Jakarta Selatan.
c. 2008-2011 : SMA NEGERI 66, Jakarta Selatan.
d. 2012-2017 : UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta
III. SEMINAR DAN WORKSHOP
a. Seminar Sosialisasi Hemat Energi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Seminar “ASEAN 2015 Threat or Opportunity”.
c. Seminar Pasar Modal Syariah (Panin Sekuritas)
d. Seminar Pelatihan Pajak dalam Bisnis
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
a. Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Ciputat.
b. HMJ Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
c. Bendahara ikatan pemuda IRSADA Depok.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisa kelayakan bisnis usaha
dengan skala menengah kecil dan mikro pada jenis usaha bimbingan belajar. Dalam
menganalisa kelayakan bisnis usaha tersebut digunakan parameter-parameter
kelayakan di dalam capital budgeting, seperti net present value, internal rate of
return, net benefit-cost ratio, profitability index, dan payback period. Selain itu,
digunakan juga Analisa sensitivitas untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
perubahan manfaat dan biaya terhadap kelayakan usaha yang diteliti.
Perusahaan yang diteliti adalah LKP PT. Escentia Prima Sejati. Perusahaan ini
dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu perusahaan yang memiliki izin
legalitas dari Dinas Pendidikan Nasional tingkat Kota/Kabupaten, perusahaan telah
beroperasi minimal selama 5 tahun, dan perusahaan memiliki laporan keuangan yang
cukup untuk dijadikan data penelitian.
Hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa hasil dari masing-masing
parameter adalah positif dengan asumsi 100% modal sendiri maupun 30% modal
pinjaman yang berarti perusahaan ini layak untuk dijalankan. Kemudian, hasil analisa
sensitivitas menunjukkan bahwa jika perusahaan menggunakan modal pinjaman
maka perusahaan ini cukup rentan terhadap penurunan pendapatan dan peningkatan
biaya operasional secara bersamaan. Hasil Analisa sensitivitas juga menunjukkan
bahwa perusahaan lebih rentan terhadap penurunan pendapatan daripada peningkatan
biaya operasional.
Kata kunci : Usaha Menengah, Kecil dan Mikro, Studi Kelayakan Bisnis, Capital
Budgeting, Analisa Sensitivitas.
viii
ABSTRACT
This research was conducted with the aim of analyzing the feasibility of a
business with medium, small and micro scale on the type of tutoring business. In
analyzing the business feasibility, parameters in capital budgeting was used, such as
net present value, internal rate of return, net benefit-cost ratio, profitability index,
payback period In addition, the sensitivity analysis was also used to determine how
much influence changes in benefits and costs of the feasibility study.
The company under study is LKP PT. Escentia Prima Sejati. The company was
selected based on certain criteria, i.e. companies that have a legal license from the
National Department of Education level of the City / County, the company has been
in operation for at least 5 years, and the company has sufficient financial reports to
be used as research data.
The results of the feasibility analysis shows that the results of each parameter is
positive, assuming 100% owner’s equity or 30% equity loan, which means the
company is eligible to run. Then, the results of the sensitivity analysis shows that if
companies use the loan capital then the company is quite susceptible to a decrease in
revenue and increased operating costs simultaneously. The results of the sensitivity
analysis also shows that the company is more vulnerable to a decline in income than
the increase in operating costs.
Keywords : Medium, small, and micro business, Feasibility Study, Capital Budgeting,
Sensitivity Analysis
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat, karunia,
hidayah dan inayah-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat, dan seluruh saudara saudara kita sesama muslim.
Alhamdulilahi rabbil’alamin tak lupa penulisa mengucapkan dan dengan Rahmat
dan Ridho-Nya akhirnya skripsi dengan judul “Studi Kelayakan Bisnis Aspek
Finansial UMKM Bimbingan Belajar (Studi Kasus: LKP PT. Escentia Prima Sejati)
dapat diselesaikan.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan, bantuan,
bimbingan, dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengcucapkan terima kasih
kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan, nikmat sehat
wal’fiyat, sehingga bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Untuk kedua orang tua tercinta terimakasih atas seluruh kasih sayang dan
cintanya. Dukungan luar biasa dari awal perkuliahan dan telah sabar menunggu
terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan Ayah
dan Ibu. Aamiin.
3. Bapak Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB selaku dosen Pembimbing Skripsi
yang selaku meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan juga
masukan-masukan yang positif dan membantu menyempurnakan skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah memberikan izin dalam penulisan skripsi ini.
x
5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis dan ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
6. Ibu Ela Patriana, MM. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa
memberikan saran dan dorongan di setiap semester yang dilalui oleh penulis.
7. Seluruh jajaran dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
yang telah memberikan ilmu mulai dari semester awal sampai dengan penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Sluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syrif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulisa mengurus keperluan
administrasi skripsi.
9. Adik Penulis, Sabrina Khairunnisa dan Mutiara Azzahra yang selalu
mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis..
10. Terimakasih untuk teman-teman Manajemen kelas A, Manajemen Keuangan,
FEB 2012 dan teman-teman KKN Konstanta 2015 yang senantiasa
memberikan dukungan, saran, dan motivasi yang sangat berarti. Semoga segala
kebaikan kalian dibalas dengan balasan yang berlipat oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan karena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu,
penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari barbagai pihak untuk
menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan
semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 16 Juni 2017
Rangga Permana Putra
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 10
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 12
A. Landasan Teori ...................................................................................... 12
1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ................................................. 12
2. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis ....................................................... 13
xii
3. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ..................................................... 13
B. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis .................................................. 15
1. Aspek Pasar ..................................................................................... 15
a. Product ...................................................................................... 16
b. Price ......................................................................................... 16
c. Promotion .................................................................................. 17
d. Place .......................................................................................... 18
2. Aspek Teknis Dan Produksi ............................................................ 18
3. Aspek Manajemen Dan SDM ......................................................... 18
4. Aspek Hukum/Yuridis .................................................................... 19
5. Aspek Ekonomi Dan Sosial ............................................................ 19
6. Aspek Dampak Lingkungan ............................................................ 20
7. Aspek Finansial ............................................................................... 20
a. Arus Kas .................................................................................... 21
b. Kriteria Kelayakan Usaha ......................................................... 22
c. Analisa Sensitivitas ................................................................... 24
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25
D. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 32
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 32
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................... 32
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 33
xiii
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 33
1. Net Present Value ............................................................................ 34
2. Internal Rate Of Return ................................................................... 35
3. Net Benefit/Cost Ratio ..................................................................... 36
4. Payback Period ............................................................................... 37
5. Profitability Index ........................................................................... 38
6. Analisa Sensitivitas ......................................................................... 38
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 41
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 41
1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 41
2. Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................... 42
B. Analisis Dan Pembahasan ..................................................................... 43
1. Aspek Finansial ............................................................................... 43
a. Kebutuhan Dan Sumber Dana ................................................... 43
b. Biaya-Biaya. .............................................................................. 45
c. Pendapatan ................................................................................ 52
d. Laba/Rugi .................................................................................. 53
e. Hasil Analisis Kelayakan Usaha ............................................... 54
1. Analisa Sensitivitas ......................................................................... 63
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 78
A. Kesimpulan ........................................................................................... 78
B. Implikasi ................................................................................................ 80
xiv
C. Saran ...................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82
LAMPIRAN ........................................................................................................... 85
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penyebaran Jumlah Lembaga Bimbel Menurut Provinsi, Tahun 2015 5
Tabel 1.2 Materi Belajar Menurut Strata dan Kelas di Lembaga Bimbel ........... 7
Tabel 1.3 Jenjang Kelas dan Proporsi Jumlah Siswa Peserta ............................... 9
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 27
Tabel 3.1 Pemilihan Kasus ................................................................................... 32
Tabel 4.1 Biaya Investasi Usaha Bimbel Escentia .............................................. 43
Tabel 4.2 Biaya-biaya Usaha Bimbingan Belajar Escentia .................................. 44
Tabel 4.3 Biaya Penyusutan Aset Usaha Bimbingan Belajar Escentia ................ 45
Tabel 4.4 Rincian Biaya Sewa Gedung ................................................................ 46
Tabel 4.5 Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan dan Penerangan ............................ 48
Tabel 4.6 Jumlah Pemakaian Listrik Dalam 1 Tahun........................................... 49
Tabel 4.7 Jumlah Siswa Peserta Bimbingan Belajar Escentia .............................. 51
Tabel 4.8 Daftar Rincian Harga Program Bimbingan Belajar Escentia ............... 52
Tabel 4.9 Pendapatan Usaha Bimbingan Belajar Escentia ................................... 52
Tabel 4.10 Ikhtisar Laba/Rugi Usaha Bimbingan Belajar Escentia ....................... 53
Tabel 4.11 Net Present Value Bimbel Escentia (100% Modal Sendiri) ................. 54
Tabel 4.12 Net Present Value Bimbel Escentia (30% Modal Pinjaman) ............... 55
Tabel 4.13 Perhitungan NPV (100% Modal Sendiri) ............................................. 56
Tabel 4.14 Perhitungan NPV (100% Modal Sendiri) ............................................. 56
Tabel 4.15 Tabel Perhitungan NPV (30% Modal Pinjaman) ................................. 57
Tabel 4.16 Tabel Perhitungan NPV (30% Modal Pinjaman) ................................. 57
xvi
Tabel 4.17 Tabel Perhitungan Net B/C (100% Modal Sendiri).............................. 58
Tabel 4.18 Tabel Perhitungan Net B/C (30% Modal Pinjaman) ........................... 59
Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Profitability Index ................................................... 60
Tabel 4.20 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 10% (100% Modal
Sendiri) ................................................................................................ 63
Tabel 4.21 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 12% (100% Modal
Sendiri) ................................................................................................ 64
Tabel 4.22 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 10% (30% Modal
Pinjaman) ............................................................................................. 64
Tabel 4.23 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Pendapatan 10% (100%
Modal Sendiri) ..................................................................................... 65
Tabel 4.24 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Pendapatan 10% (100% Modal
Sendiri) ................................................................................................ 66
Tabel 4.25 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 6% (100%
Modal Sendiri) ..................................................................................... 67
Tabel 4.26 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 22% (100%
Modal Sendiri) ..................................................................................... 68
Tabel 4.27 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 6% (30%
Modal Pinjaman) ................................................................................. 69
Tabel 4.28 Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 14% (30%
Modal Pinjaman) ................................................................................. 70
Tabel 4.29 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Biaya Operasional 6% (100%
Modal Sendiri) ..................................................................................... 70
Tabel 4.30 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Biaya Operasional 6% (30%
Modal Pinjaman) ................................................................................. 71
Tabel 4.31 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 10% dan
Peningkatan Biaya Operasional 6% (100% Modal Sendiri) ............... 73
xvii
Tabel 4.32 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 10% dan
Peningkatan Biaya Operasional 6% (30% Modal Pinjaman) .............. 74
Tabel 4.33 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Biaya Operasional 6% dan
Peningkatan Pendapatan 10% (100% Modal Sendiri) ......................... 75
Tabel 4.34 Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Biaya Operasional 6% dan
Peningkatan Pendapatan 10% (30% Modal Pinjaman) ....................... 76
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 31
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lembaga Bimbel Escentia .................................. 42
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Rata-rata Inflasi Indonesia Periode 2010-2015
Lampiran 2 : Data Rata-rata Tingkat Bunga Kredit Investasi Bank Umum Periode
2010- 2015.
Lampiran 3: Daftar Pertanyaan Kuisioner.
Lampiran 4 : Jumlah Pendapan Bimbel Escentia.
Lampiran 5 : Biaya Investasi Bimbel Escentia.
Lampiran 6 : Biaya Operasional Tetap dan Tidak Tetap
Lampiran 7 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)
Lampiran 8 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman)
Lampiran 9 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Penurunan
Pendapatan 10%
Lampiran 10: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Penurunan
Pendapatan 10%
Lampiran 11: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Pinjaman) Penurunan
Pendapatan 12%
Lampiran 12: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Biaya Operasional 6%
Lampiran 13: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Biaya Operasional 6%
Lampiran 14: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Biaya Operasional 22%
xx
Lampiran 15. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Biaya Operasional 14%
Lampiran 16: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Biaya Operasional 6% dan Penurunan Pendapatan 10%.
Lampiran 17: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Biaya Operasional 6% dan Penurunan Pendapatan 10%.
Lampiran 18: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Penurunan
Biaya Operasional 6%
Lampiran 19: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Penurunan
Biaya Operasional 6%
Lampiran 20: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Pendapatan 10%
Lampiran 21: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Pendapatan 10%
Lampiran 22: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Pendapatan 10% dan Penurunan Biaya Operasional 10%
Lampiran 23: Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Pendapatan 10% dan Penurunan Biaya Operasional 10%
Lampiran 24: Hasil Keseluruhan Analisis Kelayakan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional
memiliki peran yang penting dan strategis. Ini dapat dilihat dari data statistik
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Berdasarkan data tersebut jumlah unit UMKM pada tahun 2012 yaitu sebesar 56,53
juta unit dengan persentase 99,99% dibandigkan dengan jumlah unit usaha besar
(UB) yang hanya berjumlah 4.968 unit. Kemudian UMKM mampu menyerap tenaga
kerja sebesar 107,65 juta orang dengan persentase 97,16% dari total keseluruhan
angatan kerja yang bekerja. Terakhir, dalam hal pembentukan PDB atas dasar harga
yg berlaku, UMKM meyumbangkan PDB sebesar 59,8% dari total PDB.
Namun demikian, UMKM masih memiliki kendala, baik untuk mendapatkan
pembiayaan maupun untuk mengembangkan usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih
banyak pelaku UMKM yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses kredit
dari bank, baik karena kendala teknis, misalnya tidak mempunyai/tidak cukup
agunan, maupun kendala non teknis, misalnya keterbatasan akses informasi ke
perbankan. Dari sisi pengembangan usaha, pelaku UMKM masih memiliki
keterbatasan informasi mengenai pola pembiayaan untuk komoditas tertentu. Di sisi
lain, ternyata perbankan juga membutuhkan informasi tentang komoditas yang
potensial untuk dibiayai.
2
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) merupakan satuan Pendidikan Luar
Sekolah atau Nonformal (PNF) yang diselenggarakan bagi masyarakat yang
memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk
mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah, mengembangkan profesi dan atau
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan Undang-Undang
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 26 Ayat 5 disebutkan bahwa kursus dan pelatihan
adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi,
pengembangan sikap kewirausahawan serta pengembangan kepribadian profesional.
Bimbingan belajar untuk selanjutnya disingkat dengan Bimbel, termasuk salah
satu dari berbagai jenis LKP sebagaimana disebutkan dalam UU Sisdiknas 2003
tersebut. Penyelenggaraan bimbingan belajar bertujuan memberikan bekal
pengetahuan dan sikap untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi kepada masyarakat yang membutuhkan yaitu para siswa Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah suatu lembaga
PNF yang keberadaannya telah diakui oleh Pemerintah. Pengakuan pemerintah
dilaksanakan dalam bentuk pemberian izin, sebagaimana terlihat dalam UU Sisdiknas
No. 20 tahun 2003 pada pasal 62 tentang pendirian satuan pendidikan. Dalam ayat
disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan
wajib memperoleh izin Pemerintah atau Pemerintah Daerah.
3
Pada awal pendirian di tahun 1970-an, bimbingan belajar terkenal sebagai
lembaga bimbingan belajar bagi para siswa kelas tiga SMA yang akan mengikuti
ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Keberhasilan lembaga bimbingan
belajar mengantarkan siswa-siswanya masuk PTN membuktikan bahwa bimbingan
belajar merupakan salah satu usaha jasa disektor pendidikan yang memiliki prospek
dimasa datang. Timbulnya lembaga bimbingan belajar didorong juga oleh adanya
peraturan mengenai ujian masuk ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di
Indonesia.
Pada awal tahun 1980-an muncul berbagai lembaga bimbingan belajar di kota-
kota besar di pulau Jawa dimana terdapat perguruan tinggi negeri dan swasta yang
terkenal. Program bimbingan belajar ini berkembang lebih jauh dalam arti program
pembelajaran tidak hanya melayani para siswa lulusan SMA yang akan mengikuti
ujian masuk perguruan tinggi, tetapi sudah berkembang menjadi lembaga bimbingan
belajar dengan program bimbingan yang lebih variatif, yaitu program-program belajar
untuk siswa-siswa SD, SMP dan SMA secara regular, intensif dan private. Bahkan
dalam beberapa tahun terakhir ada bimbingan belajar yang menawarkan program
bimbingan multimedia, yaitu sistem pembelajaran melalui internet atau bimbingan
belajar online.
Lembaga bimbingan belajar saling bersaing dengan menawarkan berbagai jenis
program dan metoda pembelajaran yang menarik misalnya Bimbingan belajar
Primagama dengan Metoda Smart Solution (S = simple, M = mind, A = applicable, R
= rational, T = trick), Bimbingan belajar Gama UI dengan metoda Brilliant Solution,
4
bimbingan belajar Teknos Genius dengan metode belajar Genius Solution Bilingual
Multimedia (GSBM) yaitu metoda belajar yang memadukan rumus cepat
penyelesaian soal dengan dua bahasa ditampilkan secara multimedia dan
edutaintment, Bimbingan belajar GSC (Gamaliel Science Center) menawarkan cara
belajar fisika dan matematika tanpa rumus yang dikenal dengan sebutan Gasing yaitu
Gampang, Asyik, dan Menyenangkan.
Dengan demikian terlihat bahwa pada saat ini ada peluang pasar bimbingan
belajar yang sangat besar dan menjanjikan sehingga masing-masing lembaga
bimbingan belajar saling bersaing dengan menawarkan berbagai metode dan program
pembelajaran.
Peluang pasar bimbingan belajar ini didorong pula oleh penetapan pemerintah
mengenai Standar Nasional Pendidikan melalui Ujian Nasional (UN) yang semakin
ketat dan seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri yang terlalu banyak peminatnya.
Disamping itu pendirian lembaga Bimbingan belajar menjadi menarik dan
menguntungkan serta biaya investasi yang sangat ringan bagi investor dengan adanya
system bisnis waralaba (franchisee). Sudah ada sejumlah lembaga bimbingan belajar
terkenal menawarkan bisnis waralaba kursus dan pelatihan antara lain bimbingan
belajar Teknos Genius, bimbingan belajar Primagama, bimbingan belajar Gama UI,
bimbingan Konsultasi Belajar Nurul Fikri.
Secara statistik, berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Pembinaan
Kursus dan Pelatihan Kemendikbud diperoleh data jumlah lembaga bimbingan
belajar per provinsi di Indonesia pada tabel 1.1 berikut.
5
Tabel 1.1
Penyebaran Jumlah Lembaga Bimbingan belajar Menurut Provinsi, Tahun
2015
No. Provinsi Jumlah % No. Provinsi Jumlah %
1 DKI Jakarta 52 3.49 18
Sulawesi
Tengah 4 0.22
2 Jawa Barat 333 22.3 19
Sulawesi
Selatan 13 0.73
3 Jawa Tengah 152 10.2 20
Sulawesi
Tenggara 10 0.56
4 DI. Yogyakarta 23 1.54 21 Maluku 4 0.22
5 Jawa Timur 331 22.2 22 Bali 31 1.74
6 Aceh 48 3.22 23 NTB 19 1.07
7 Sumatra Utara 53 3.55 24 NTT 1 0.06
8 Sumatra Barat 87 4.88 25 Papua 0 0
9 Riau 33 1.85 26 Bengkulu 16 0.9
10 Jambi 45 2.52 27
Maluku
Utara 3 0.17
11 Sumatra Selatan 133 7.46 28 Banten 65 3.25
12 Lampung 76 4.26 29
Bangka
Belitung 16 0.9
13
Kalimantan
Barat 34 1.91 30 Gorontalo 3 0.17
14
Kalimantan
Tengah 11 0.62 31
Papua
Barat 2 0.11
15
Kalimantan
Selatan 30 1.68 32 Kep Riau 105 5.89
16
Kalimantan
Timur 45 2.52 33
Sulawesi
Barat 2 0.11
17 Sulawesi Utara 6 0.34 34
Kalimantan
Utara 5 0.28
Jumlah 1784 100
Sumber : Laporan Direktorat Kemendikbud
(http://infokursus.net/sie/rekap-lkp.php, diakses 21 Juni 2016, 19.30)
Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa jumlah lembaga bimbingan belajar menumpuk
di pulau Jawa dengan jumlah 949 lembaga atau 62.9%, dengan provinsi Jawa Barat
yang terdapat lembaga bimbingan belajar yang paling banyak yaitu 333 lembaga atau
6
22.3%. Sedangkan di pulau Sumatra terdapat 612 lembaga bimbingan belajar atau
35.4%. Jadi jumlah lembaga bimbingan belajar di provinsi-provinsi di Jawa dan
Sumatera 1561 lembaga atau 98.3% sisanya sebanyak 223 lembaga atau 1.7%
tersebar di provinsi-provinsi lainnya.
Pengembangan lembaga bimbingan belajar baru tentunya memerlukan dana yang
cukup besar baik untuk investasi maupun modal kerja, sehingga terbuka juga
kesempatan bagi perbankan untuk ikut membantu membiayainya. Berdasarkan
informasi multimedia, dalam beberapa tahun terakhir lembaga perbankan sudah mulai
memberikan kredit kepada lembaga bimbingan belajar, baik lembaga bimbingan
belajar franchisor maupun lembaga bimbingan belajar franchisee, namun jumlah
lembaga bimbingan belajar yang dibantu relatif masih terbatas dan dana kredit yang
diberikan masih kecil. Ini dikarenakan masih terbatasnya informasi mengenai
investasi di bidang usaha bimbingan belajar ini.
Menurut Dr. Dimyati dan Mudjiono (2006: 9), belajar merupakan interaksi antara
keadaan internal dan proses kognitif siswa dengan stimulus dari lingkungan. Proses
kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar yang terdiri atas informasi verbal,
keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif. Bimbingan
belajar adalah suatu usaha lebih mendinamisasikan program belajar dari materi
belajar tertentu yang telah dipelajari oleh siswa di sekolahnya untuk lebih
meningkatkan hasil belajar, agar dapat mencapai jenjang pendidikan formal yang
lebih tinggi. Materi pembelajaran yang diberikan di lembaga bimbingan belajar
7
adalah materi pembelajaran yang menjadi ukuran penilaian untuk kenaikan kelas atau
kelulusan sebagaimana dicantumkan dalam tabel 1.2.
Tabel 1.2
Materi Belajar Menurut Strata dan Kelas di Lembaga Bimbingan Belajar
No. Strata & Jenjang kelas Materi Pembelajaran
1. SD kelas 3, 4, 5 Matematika, IPA, Bhs. Indonesia, Bhs.
Inggris, PPKn.
2. SD kelas 6 Matematika, IPA, Bhs. Indonesia, Bhs.
Inggris, PPKn.
3. SMP kelas 7, 8 Matematika, Fisika, Biologi, Bhs. Inggris.
4. SMP kelas 9 Matematika, Fisika, Biologi, Bhs. Inggris,
Bhs. Indonesia, IPA, IPS.
5. SMA kelas 10, 11 Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Bhs.
Inggris.
6. SMA kelas 12 IPA Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Bhs.
Inggris, Bhs. Indonesia.
7. SMA kelas 12 IPS Matematika, Ekonomi, Geografi, Sosiologi,
Bhs. Inggris, Bhs. Indonesia.
Sumber : Data Diolah
Dari materi pembelajaran tersebut, ada materi belajar yang tidak diberikan oleh
semua bimbingan belajar. Misalnya, Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn)
tidak semua bimbingan belajar memberikannya baik di kelas akhir maupun kelas-
kelas dibawahnya. Demikian pula tidak semua lembaga Bimbingan belajar
memberikan bimbingan dalam pelajaran bahasa Inggris di tingkat SD.
Untuk mengikuti bimbingan belajar seorang siswa harus membayar sejumlah
uang sebagai balas jasa atas bimbingan yang diterimanya, karena lembaga bimbingan
belajar bukanlah lembaga pendidikan yang didirikan oleh pemerintah atau mendapat
subsidi dari pemeritah, tapi inisiatif dari masyarakat untuk menginvestasikan uangnya
disektor pendidikan. Dengan demikian lembaga bimbingan belajar sesungguhnya
8
adalah suatu bentuk industri jasa pendidikan yang berorientasi mencari keuntungan
(profit). Untuk menarik calon-calon siswa lembaga bimbingan belajar menciptakan
berbagai cara pembelajaran dengan pengembangan metode belajar yang exclusive;
Sedangkan materi belajar disesuaikan dengan Garis-garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP) yang ditetapkan oleh Kemendiknas.
Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
Kemendiknas terhadap lembaga-lembaga kursus dan pelatihan, rasio
Peserta/pendidik, yaitu antara 15–20 siswa, sehingga setiap jumlah siswa peserta 100
orang dibutuhkan 5 sampai 6 Tutor. Namun menurut lembaga bimbingan belajar
jumlah siswa terlalu banyak; agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif,
jumah siswa per kelas/tutor adalah 8–10 siswa. Jumlah siswa per kelas atau per tutor
tersebut, ternyata juga menjadi pertimbangan utama orangtua siswa memasukkan
anaknya di suatu lembaga bimbingan belajar.
Pada umumnya target siswa peserta semua lembaga bimbingan belajar adalah
siswa sekolah umum mulai dari SD sampai SMA. Untuk SD sebagian lembaga
bimbingan belajar ada juga yang melayani siswa SD mulai dari kelas 1, namun lebih
banyak bimbingan belajar melayani mulai dari kelas 3 s.d. 6. Ada sebagian kecil
lembaga Bimbingan belajar juga melayani siswa kelas Play Group/Taman Kanak-
kanak. Jumlah dan proporsi siswa peserta Bimbingan belajar disajikan pada tabel 1.3.
9
Tabel 1.3
Jenjang Kelas dan Proporsi Jumlah Siswa Peserta
No. Jenjang Kelas Proporsi Siswa Peserta Proporsi/Jenjang
1. SD kelas 3 – 5 19%
46% 2. SD kelas 6 27%
3. SMP kelas 7 – 8 15%
46% 4. SMP kelas 9 31%
5. SMA kelas 10 – 11 4%
8% 6. SMA kelas 12 IPA 4%
7. SMA kelas 12 IPS 0
Sumber: Data Diolah
Studi kelayakan diperlukan untuk menjadi suatu bahan pertimbangan dalam
berinvestasi dan pengambilan keputusan usaha. Adapun dalam studi kelayakan usaha
tersebut terdapat peninjauan dalam aspek pasar, aspek teknis, dan aspek finansial
untuk mengetahui kelayakan dari usaha ini. Hasil analisa ini diperlukan untuk
mengetahui apakah kegiatan usaha ini akan menguntungkan secara ekonomis atau
tidak, karena kegiatan yang dilakukan oleh suatu bisnis usaha pada umumnya
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomis.
Menurut penelitian, setiap tahunnya terjadi peningkatan sebesar 10% terhadap
jumlah siswa yang mengikuti lembaga bimbingan belajar (Tim Penelitian dan
Pengembangan Perkreditan dan UMKM Bank Indonesia, 2010). Selain itu, pangsa
pasar waralaba lembaga pendidikan dan pelatihan termasuk lembaga bimbingan
belajar adalah 15% dari seluruh 800 usaha waralaba yang sekarang ada di Indonesia.
Bisnis waralaba Pendidikan dan pelatihan menduduki peringkat ketiga terbesar,
setelah waralaba makanan, minuman dan waralaba ritel (Tim Penelitian dan
10
Pengembangan Perkreditan dan UMKM Bank Indonesia, 2010). Mengingat
penyebaran lembaga bimbingan belajar yang tidak merata di seluruh Indonesia yang
dapat dilihat pada tabel 1.1 sebelumnya, menyebabkan peluang bagi lembaga
bimbingan belajar yang baru berkembang seperti lembaga Escentia untuk melakukan
ekspansi ke wilayah lain agar dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar lagi dan
bersaing dengan bisnis waralaba bimbingan belajar yang sudah besar dan terkenal.
Keadaan ini didukung pula dengan semakin bertambahnya perguruan tinggi di
daerah-daerah yang selalu mengadakan ujian masuk penerimaan mahasiswa baru
sehingga permintaan terhadap jasa bimbingan belajar akan terus meningkat.
Berdasarkan permasalahan dan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terkait dengan analisis kelayakan bisnis terhadap suatu usaha.
Oleh karena itu, penulis mengambil sebuah topik skripsi dengan judul: Studi
Kelayakan Bisnis Aspek Finansial UMKM Bimbingan Belajar (Studi Kasus: LKP
PT. Escentia Prima Sejati).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan bisnis bimbingan belajar yang dijalankan oleh lembaga
Bimbingan belajar Escentia ditinjau dari aspek finansial?
2. Bagaimanakah tingkat sensitivitas usaha bimbingan belajar terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada manfaat dan biaya?
11
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Menganalisa tingkat kelayakan usaha pada aspek finansial dari kegiatan bisnis
yang dilakukan oleh lembaga Bimbingan belajar Escentia
2. Menganalisa tingkat sensitivitas usaha lembaga bimbingan belajar Escentia
terhadap perubahan-perubahan manfaat dan biaya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi perusahaan/owner.
Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mengevaluasi dan menilai
kelayakan investasi yang tepat untuk menambah nilai perusahaan,
memaksimalkan laba dan meminimalkan risiko investasi.
2. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
para investor yang ingin menanamkan modalnya perusahaan ini ataupun pada
jenis usaha bimbingan belajar.
3. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dan rujukan pengembangan
penelitian dengan metode capital budgeting di dalam studi kelayakan bisnis,
tidak hanya pada bidang usaha bimbingan belajar saja, tapi pada bidang usaha
yang lainnya.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Landasan teori ini menjelaskan teori-teori yang mendukung penelitian
serta berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori
serta argumentasi yang disusun sebagai tuntunan dalam memecahkan masalah
penelitian.
1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Subagyo (2008:7), studi kelayakan bisnis adalah penelitian yang
mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk
dilaksanakan.
Menurut Husein Umar (2005:8), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak
bisnis dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan penelitian yang dilakukan secara mendalam tentang rencana bisnis, dalam
rangka menentukan layak atau tidaknya rencana bisnis tersebut dijalankan. Layak
dalam arti akan memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang
menjalankanya, tetapi juga bagi investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat
luas.
13
2. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007:11), ada lima tujuan mengapa sebelum
suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu:
a. Menghindari Risiko Kerugian Bertujuan untuk meminimalkan risiko yang
dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
b. Memudahkan Perencanaan Perencanaan tersebut meliputi jumlah dana, waktu
pelaksanaan, lokasi, serta keuntungan yang akan didapat.
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan yang telah dibuat dapat
dijalankan sesuai dengan jadwal pelaksanaan usaha sehingga pelaksanaan
pekerjaan dapat berlangsung dengan lancar.
d. Memudahkan Pengawasan Pengawasan dilakukan agar pelaksanaan usaha
tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.
e. Memudahkan Pengendalian Tujuannya yaitu untuk mengembalikan
pelaksanaan pekerjaan yang melenceng dari pengawasan.
3. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar (2007:19), seperti diketahui, hasil dari suatu studi
kelayakan bisnis adalah laporan tertulis. Isi laporan studi kelayakan bisnis
menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak direalisasikan. Berikut ini adalah
manfaat-manfaat dilakukannya studi kelayakan bisnis pada suatu usaha atau
proyek:
a. Bagi pihak investor, jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata
layak direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai
14
dicari. Misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau turut
serta menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan itu, sudah
tentu calon investor ini akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang
telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung tentang
keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang
akan ditanamkanya.
b. Bagi pihak kreditor, sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau
tidak, perlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk
mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya agunan
yang dimiliki perusahaan.
c. Bagi pihak manajemen perusahaan, studi kelayakan bisnis dapat dibuat oleh
pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan (sendiri).
Terlepas dari siapa yeng membuat, pembuatan proposal ini merupakan upaya
dalam rangka merealisasikan ide proyek yang berujung pada peningkatan
usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi
project leader, sudah tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi
kelayakan itu, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari
modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan dari kreditor.
d. Bagi pihak pemerintah dan masyarakat, penyusunan studi kelayakan bisnis
perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah karena bagaimanapun pemerintah dapat secara langsung maupun
tidak langsung, mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa
15
negara, penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal
merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-
proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan
untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lain.
e. Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga dianalisis manfaat yang
akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek
terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk
mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek Rencana
Pembangunan Nasional, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai
investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan
beban sosial. Jadi, jelas bahwa studi kelayakan bisnis yang dibuat perlu dikaji
demi tujuan-tujuan pembangunan ekonomi nasional.
B. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar (2003: 24), belum ada keseragaman mengenai aspek-
aspek bisnis apa saja yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis. Dalam
proses analisis setiap aspek saling berketerkaitan antara satu aspek dengan aspek yang
lainya. Mengacu kepada konsep bisnis terdahulu aspek yang perlu diteliti adalah
sebagai berikut:
1. Aspek Pasar
Menurut Sofyan (2002: 169), bahwa lingkup aspek pemasaran meliputi posisi
permintaan berupa perkembangan permintaan terhadap produk atau jasa yang
akan ditawarkan di masa yang akan datang, posisi penawaran selama ini serta
16
prospeknya dimasa yang akan datang. Analisis aspek pemasaran akan dilakukan
dengan menggunakan bauran pemasaran, yaitu seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran.
Menurut Kotler (2002: 18), mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat
kelompok yang luas yang disebut empat P (4P) dalam pemasaran yaitu:
a. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar
agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin
memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1999: 41). Produk bisa berupa
benda fisik, jasa, orang, organisasi, dan gagasan. Unit produk bisa dibedakan
menurut ukuran, harga, penampilan atau beberapa atribut lainnya. Mutu
produk menunjukkan kemampuan suatu produk untuk menjalankan fungsinya
dan ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk
perusahaan dengan produk pesaing. Klasifikasi produk/jasa merupakan suatu
kegiatan yang penting dalam menentukan produk/jasa apa yang akan
ditawarkan karena dari klasifikasi ini akan lebih mudah untuk mengetahui apa
yang menjadi keinginan, minat, model, atau kecenderungan dari orang-orang
di pasar sasaran.
b. Harga (Price)
Harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar oleh konsumen untuk
mendapatkan suatu produk. Menurut Kotler (2001: 439), harga adalah
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari
17
nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa tersebut. Menurut Rewold dan Warshaw
(1987), bahwa penentuan harga adalah suatu alat untuk mencapai tujuan dan
bukan tujuan itu sendiri. Tujuan penetapan harga adalah:
1) Memaksimumkan laba dalam jangka panjang (tujuan pokok) seperti:
pertumbuhan, kontrol atas pasar dan bebas dari persaingan yang
berlebihan.
2) Memaksimumkan laba dalam jangka pendek yaitu sasaran dari asumsi-
asumsi yang mendasari model-model ekonomi.
c. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam
meningkatkan nilai penjualan dan pertumbuhan suatu produk. Menurut Kotler
(1997: 275) bahwa promosi menunjukan dari berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya,
membujuk dan meningkatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk
membeli produk tersebut.
Konsumen sekarang lebih kritis dan mereka mulai membandingkan
antara produk satu dengan yang lainnya. Harga murah belum jaminan bahwa
produk akan diterima konsumen, karena mereka memperhatikan faktor
lainnya seperti mutu dan manfaat. Konsep promosi dilakukan untuk
memperkenalkan produk yang dihasilkan ke khalayak, baik dengan
menggunakan periklanan maupun dengan melakukan adaptasi komunikasi.
18
d. Tempat (Place)
Tempat merupakan sarana untuk menjual barang dan jasa agar dapat
dijangkau oleh konsumen. Untuk mencapai hal itu, diperlukan saluran
distribusi. Menurut Kotler (1997: 279) pengertian dari saluran distribusi
adalah sekelompok perusahaan dan perorangan yang memiliki hak pemilikan
atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa
ketika dipindahkan dari produsen ke konsumen.
2. Aspek Teknis dan Produksi
Aspek teknis produksi adalah aspek yang berhubungan dengan pembangunan
dari proyek yang direncanakan, baik dilihat dari faktor lokasi, luas produksi,
proses produksi, penggunaan teknologi (mesin), maupun keadaan lingkungan
yang berhubungan dengan proses produksi (Ibrahim, 2003: 118).
3. Aspek Manajemen dan SDM
Menurut Umar (2003: 115), aspek manajemen dalam pembangunan proyek
bisnis maupun manajemen dalam implementasi rutin bisnis adalah sama saja
dengan manajemen lainnya. Manajemen berfungsi sebagai aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.
Aspek SDM bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan
implementasi bisnis diperkirakan layak atau sebaliknya dilihat dari ketersediaan
SDM. Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah
proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer, dan tim-nya
(Umar, 2003: 157-158).
19
Menurut Umar (2007: 164), aspek SDM menyangkut produktivitas dari suatu
tenaga kerja yang secara umum, mengandung arti sebagai perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
(input). Produktivitas memiliki dua (2) dimensi, yaitu:
a. Suatu efektivitas yang mengarah pada pencapaian untuk kerja yang maksimal,
yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.
b. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan
realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
4. Aspek Hukum/Yuridis
Aspek ini mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan,
jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana
yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan
sebagainya (Husnan dan Suwarsono, 2000: 20).
5. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek ekonomi dan sosial meliputi gambaran mengenai pengaruh usaha
terhadap peningkatan penghasilan negara, pengaruh usaha ini terhadap devisa
yang akan dihemat atau diperoleh, penambahan kesempatan tenaga kerja,
pemerataan kesempatan kerja, dampak pada kehidupan sosial masyarakat,
kemajuan pembangunan infrstruktur pendukung, meningkatkan pajak ,stabilisasi
harga pasar, serta pengaruh industri terhadap industri lain. Diharapkan pada
proyek atau usaha yang akan dilaksanakan akan berdampak positif pada mutu
hidup masyarakat sekitar.
20
6. Aspek Dampak Lingkungan
Menurut Sofyan (2002: 97), aspek lingkungan adalah suatu pengkajian yang
dikenal sebagai analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang
merupakan suatu mekanisme untuk mencapai kelestarian lingkungan, aspek
lingkungan meliputi limbah yang dihasilkan proses produksi.
Dampak lingkungan harus dianalisis sehingga dampak ini dapat diatasi
dengan cara atau metode yang ada jika dapat berapa besar biaya yang diperlukan,
jika masih dapat diatasi berarti usaha tersebut layak untuk dijalankan dari sudut
analisis AMDAL-nya (Sofyan, 2002: 98-99).
7. Aspek Finansial
Dalam pembahasan studi kelayakan ini aspek keuangan adalah merupakan
suatu aspek yang sangat menentukan berjalannya invetasi yang akan dilakukan.
Karena aspek keuangan dapat menentukan rencana investasi melalui perhitungan
biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan cara membandingkan antara
pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan
untuk membayar kembali investasi yang telah dilakukan dalam waktu yang telah
ditentukan, serta dapat menilai apakah investasi tersebut berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
Aspek keuangan juga dapat dikatakan sebagai dasar terlaksana atau tidaknya
suatu investasi yang diinginkan. Maka dari itu dalam menilai investasi harus
benar-benar memperhatikan dana yang tersedia apakah dapat digunakan secara
maksimal demi mencapai tujuan dari perusahaan. Dalam aspek keuangan ini juga
21
membicarakan bagaimana memperkirakan kebutuhan dana yang digunakan untuk
aktiva tetap maupun untuk modal kerja. Dari aspek keuangan atau finansial,
sebuah proyek dikatakan layak jika dapat memperoleh keuntungan dan
memenuhui kewajiban finansialnya.
a. Arus Kas (Cash Flow)
Cash flow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri dari
penerimaan usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Menurut Kasmir
dan Jakfar (2007:95), cashflow adalah jumlah uang yang masuk dan keluar
dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan
berakhirnya investasi tersebut.
Aliran kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode
tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya
(Umar, 2007:179). Berdasarkan jenis transaksinya menurut Haming dan
Basamalah (2003: 67), kas dalam cashflow dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1) Arus kas masuk (cash inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya
yang mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. Inflow yang ada
pada industri kecil terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat tambahan,
dan nilai sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang paling utama adalah
penerimaan penjualan karena penerimaan ini bersifat rutin.
22
2) Arus kas keluar (cash outflow) adalah arus kas menurut jenis transaksinya
yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas. Outflow usaha
dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan
biaya tidak tetap (biaya variabel).
b. Kriteria Kelayakan Usaha
Menurut Bambang Riyanto (2000, hal 122). Kelayakan investasi dapat
diukur dengan berbagai metode, diantaranya yaitu menggunakan metode Net
Present Value, Internal Rate of Return, Benefit/Cost Ratio, Payback Period,
Profitability Index, dan Break Even Point.
1) Net Present Value (NPV)
Menurut Husein Umar (2007:200), Net Present Value yaitu selisih
antara Present value dari investasi dengan nilai sekarang
dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun
aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai
sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
2) Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return merupakan metode yang digunakan untuk
mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas
yang diharapkan di masa yang akan datang atau penerimaan kas, dengan
mengeluarkan investasi awal (Umar, 2007: 198).
Internal Rate of Return dapat diidentifikasi sebagai tingkat bunga
yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang
23
diharapkan akan diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal. Pada dasarnya IRR harus dicari dengan cara trial and
error (Bambang Riyanto, 1997:129)
3) Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C Ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat beberapa
manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah pengeluaran proyek.
Menurut Sofyan (2003: 177), Net B/C Ratio adalah suatu rasio yang
membandingkan antara benefit atau penerimaan dari suatu usaha dengan
biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan rencana pendirian dan
pengoperasian usaha tersebut.
4) Payback Period (PP)
Menurut Husein Umar (2007: 197), Payback Period adalah
suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi (Initial Cash Investment) dengan menggunakan aliran kas,
dengan kata lain , PP merupakan rasio antara Initial Cash Investment
dengan aliran kas masuknya yang hasilnya merupakan satuan waktu.
Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maksimum payback
period yang dapat diterima.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007: 98), metode Payback Period
merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu pengembalian
investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat dari
perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas
24
bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan
penyusutan (dengan catatan jika investasi 100 % menggunakan modal
sendiri).
5) Profitability Index (PI)
Menurut Siswanto Sutojo (2002: 122), Profitability Index merupakan
cara lain lagi untuk mengukur profitibilitas rencana investasi proyek.
Dalam metode ini, profitibilitas dicari dengan jalan memperbandingkan
jumlah seluruh present value net cash flows dan salvage value dengan
nilai investasi proyek. Dengan kata lain, Profitability Index merupakan
perbandingan antara nilai cash flow investasi dengan biaya investasi yang
dikeluarkan.
6) Break Even Point (BEP)
BEP merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah
manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) dengan
kata lain keadaan dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan
tidak menderita kerugian (Fatah, 1994: 45).
c. Analisa Sensitivitas
Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan
faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhinya, maka setiap
pengambilan keputusan pada investasi suatu proyek atau usaha hendaknya
disertai dengan analisa sensitivitas. Analisa sensitivitas dilakukan dengan
25
mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat
bagaimana pengaruhnya terhadap aspektabilitas suatu alternatif investasi.
Parameter-parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa
mempengaruhi keputusan-keputusan dalam investasi adalah penurunan
penerimaan hasil, kenaikan ongkos investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat
bunga, tingkat pajak, dan sebagainya.
Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa kelayakan
proyek yang telah dilakukan. Tujuan analisis sensitivitas adalah adalah untuk
mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial terhadap
faktor yang dipilih (Fatah, 1994: 96).
Teknik melakukan analisis sensitivitas adalah dengan mengukur ulang
ukuran kemanfaatan proyek menggunakan perkiraan baru dari satu atau lebih
faktor biaya atau hasil. Tiap analisa sensitivitas harus dilakukan secara
terpisah untuk dapat mengestimasi pengaruh yang terjadi terhadap asumsi-
asumsi yang digunakan untuk mengukur kemanfaatan proyek, dan setelah itu
dapat ditarik kesimpulan bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi
proyek, apakah tetap layak atau menjadi tidak layak untuk dilaksanakan.
C. Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema dan variabel
yang berkaitan dengan penelitian ini. Pada tabel dibawah ini akan dijelaska beberapa
penelitian tentang studi kelayakan bisnis.
26
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama dan Judul
Penelitian
Sampel Alat Analisis Hasil
1 K.Varalakshmi
(2015),
Feasibility
Analysis of Meat
processing plant -
Case of medium
scale plant for
Restructured
chicken products
Pabrik
pengolahan
produk
daging ayam
skala
menengah di
India
NPV, IRR,
B/C Ratio,
dan Analisa
Sensitivitas
Studi analisis kelayakan
pada pabrik pengolahan
produk daging ayam
menunjukkan bahwa
pabrik pengolahan (skala
menengah) secara
ekonomis layak dengan
NPV dari Rs. 44.74
lakhs dan IRR 31% dan
B-C ratio 1,78. Proyek
akan membayar kembali
investasi dalam waktu
kurang dari 3 tahun
(2.72). arus kas tahunan
tak terdiskonto dan arus
kas terdiskonto
diperkirakan masing-
masing sebesar Rs. 21.03
lakhs dan 5.59 lakh.
Kesimpulan dari analisis
sensitivitas bahwa dalam
kasus ini harga jual tidak
bisa dikurangi lebih dari
5% atas dasar skenario
NPV menjadi negatif
jika pengurangan lebih
dari 5% dari harga jual.
Demikian pula biaya
variabel tidak boleh
meningkat melebihi 10%
karena akan
menghasilkan NPV yang
negatif (Rs.-13,2 lakh).
Dengan demikian,
pengolahan produk
daging harus didorong
27
dan pengusaha harus
terus meneruskan untuk
menuai keuntungan dari
bisnis pengolahan
daging.
2. Tereza Svatoňová,
David Herák,,
Abraham Kabutey
(2015), Financial
Profitability
and Sensitivity
Analysis of PALM
Oil Plantation In
Indonesia
Perusahaan
perkebunan
minyak
kelapa sawit
di Sumatra
Utara,
Indonesia.
(PT
Perkebunan
Nusantara
IV)
NPV, ROI,
IRR, PP, dan
Analisa
Sensitivitas.
Dalam penelitian ini
analisis ekonomi
perkebunan kelapa sawit
dikembangkan. Dengan
menghitung nilai NPV
dalam jangka waktu
analisis selama 25 tahun
pada produksi
perkebunan Indonesia.
Hasilnya adalah NPV
bernilai positif sebesar
USD 10,670 yang
menandakan bahwa
investasi ini baik dan
menguntungkan. Nilai
ROI sebesar 73.50%/
hektar lahan perkebunan.
Ini dapat diperoleh
karena adanya tenaga
kerja murah di
perkebunan kelapa sawit.
IRR sebesar 14.83%
diperkirakan akan
menghasilkan
pengembalian yang
tinggi dan PP adalah
selama 6.75 tahun.
Sensitivitas terhadap
perubahan tingkat
diskonto menunjukan
peluang investasi yang
positif hingga 26%.
Analisis sensitivitas juga
menunjukkan bahwa
perubahan harga jual
FFB lebih sensitif dari
28
perubahan investasi dan
biaya berulang.
3. Nantarat
Tangvitoontham,
Papusson
Chaiwat (2012),
Economic
Feasibility
Evaluation of
Government
Investment
Project by Using
Cost
Benefit Analysis:
A Case Study of
Domestic Port
(Port A), Laem-
Chabang Port,
Chonburi
Province
Proyek
pelabuhan
domestik A,
Pelabuhan
Laem-
Chabang di
Provinsi
Chonburi,
Thailand.
NPV,
Benefit-Cost
Ratio,
Economic
Internal Rate
of Return dan
Analisa
Sensitivitas.
NPV dari total
keuntungan bersih dari
proyek ini adalah
2,887.19 juta baht. Biaya
ekonomi 2,268.48 juta
baht. Selain itu,NPV
lebih dari nol yaitu
sebesar 618.7 juta baht.
EIRR adalah sebesar
16,81% yang lebih dari
tingkat diskonto serta
B/C Ratio lebih dari 1.
ini membuktikan bahwa
proyek memberikan
kontribusi untuk
kesejahteraan sosial dan
ekonomi. Selanjutnya,
analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa
proyek ini adalah layak
bahkan dari setiap
keadaan tak terduga yang
akan terjadi sejak NPV,
EIRR, dan B / C juga
diterima di bawah setiap
skenario yang mungkin.
4. Thi Thi Soe
(2015),
Assessment of
Economic
Feasibility on
Promising Wind
Energy Sites in
Myanmar
Proyek
pembangunan
PLTA di Rakan,
Pathein,
Yangon dan
Ye
NPV, IRR,
Simple
Payback
Period, dan
Analisa
Sensitivitas
NPV yang dihasilkan
dari proyek ini adalah
sebesar $251.753,
$247.688, $248.252 dan
$251.699. Nilai
minimum IRR yang
diperlukan adalah 19%
untuk setiap situs PLTA.
Dan Simple Payback
Perioad adalah 10 tahun
untuk setiap PLTA. Dari
hasil analisis sensitivitas,
tingkat parameter kunci
seperti rasio
29
hutang,tingkat diskonto,
tingkat bunga kredit
adalah optimal untuk
listrik pedesaan. Harga
energi yang tidak terlalu
tinggi dan NPV yang
positif, yang berarti
proyek ini layak untuk
diajukan di setiap situs.
5. Mohit Sharma
(2014), Economic
Feasibility
Analysis of Major
Flower Crops In
Himachal
Pradesh State of
India
150 petani
bunga di
wilayah
Himachal
Pradesh
NPV, IRR,
B/C Ratio,
dan Analisa
Sensitivitas
Net Present Value
(NPV) dari tanaman
bunga yang berbeda
adalah positif dari
rentang antara 30-44
lakhs. rasio biaya
manfaat (BCR)
diperkirakan masing-
masing 2.37, 2.01, 1.89,
2.39 dan 2.89 untuk
anyelir, gerbera, Lilium,
krisan dan mawar. IRR
semua bunga ditemukan
menjadi tinggi yaitu
lebih dari 70 persen
dalam kasus setiap
tanaman bunga yang
dipelajari. Ini
membuktikan bahwa
investasi di tanaman
bunga adalah layak
secara finansial.
Kurangnya pelatihan dan
pengetahuan teknis, tidak
tersedianya fasilitas
penyimpanan yang
layak, tidak tersedianya
pasar lokal, dan biaya
transportasi yang tinggi
menjadi masalah yang
dihadapi oleh para petani
bunga.yang dijadikan
sampel.
30
D. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan menganalisis usaha bimbingan belajar Escentia dalam
pengembangan usaha yang dapat memberikan informasi-informasi dengan
menganalisis pada aspek-aspek studi kelayakan usahanya. Hasil analisis tersebut
menunjukkan apakah usaha bimbingan belajar Escentia layak atau tidak untuk
dilaksanakan.
Langkah pertama adalah menganalisis data kuantitatif dengan menghitung aspek
finansial yang mempunyai beberapa kriteria yaitu NPV, IRR, B/C ratio, payback
period (PP), dan profitability index. Kemudian, langkah kedua mencari perhitungan
analisis sensitivitas untuk melihat sampai berapa persen peningkatan atau penurunan
faktor-faktor pemasukan atau biaya tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam
kriteria investasi pada aspek keuangan yaitu dari layak atau menjadi tidak layak untuk
dilaksanakan. Kemudian dari hasil analisis kualitatif dan analisis kuantitatif
dimasukkan kedalam analisis usaha yang diterapkan. Langkah terakhir adalah
interpretasi hasil analisis kelayakan, apakah layak atau tidak. Bila hasilnya
menyatakan layak maka diteruskan dengan pelaksanaan. Bila hasilnya menyatakan
tidak layak maka perlu dilakukan evaluasi. Berdasarkan perumusan masalah dan
tujuan penelitian yang disesuaikan dengan teori , konsep jalur dan hasil penelitian-
penelitian terdahulu , maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
31
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Usaha Menengah,
Kecil dan Mikro
Studi Kelayakan Bisnis Aspek
Finansial
Analisa Sensitivitas
1. Perubahan Pendapatan
2. Perubahan Biaya
Capital Budgeting
1. NPV
2. IRR
3. Net B/C
4. PI
5. PP
6. Analisa Sensitivitas
Analisa Kelayakan
Kesimpulan
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap lembaga bimbingan belajar yang ada di provinsi
Banten. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer diperoleh
melalui wawancara dengan pihak manajemen bimbingan belajar yang terpilih.
Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian bersumber dari
laporan keuangan manajemen perusahaan selama 5 (lima) tahun yang terdiri dari
laporan tahunan, peraturan-peraturan, kebijakan perusahaan berkaitan dengan
masalah-masalah yang diteliti, sejarah perusahaan, dan struktur organisasi
perusahaan. Data sekunder juga diperoleh dari Kementrian Koperasi UMKM dan
Biro Pusat Statistik (BPS).
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini akan meneliti sebuah kasus yaitu studi kelayakan pada
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa bimbingan belajar, yaitu LKP PT.
Escentia Prima Sejati. Dalam studi kasus ini, perusahaan LKP PT. Escentia Prima
Sejati yang dipilih karena memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Lembaga Bimbingan belajar yang memiliki izin dan NILEK (Nomor Induk
Lembaga Kursus) dari Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
2. Lembaga bimbingan belajar telah berdiri dan beroperasional minimal selama 5
(lima) tahun.
33
3. Lembaga bimbingan belajar memiliki pencatatan laporan keuangan yang lengkap
untuk melakukan pengukuran menggunakan metode capital budgeting.
4. Lembaga bimbingan belajar hanya memiliki 1 tempat operasional.
5. Lembaga bimbingan belajar bukan lembaga bimbingan belajar franchisee.
6. Lembaga bimbingan belajar merupakan perusahaan yang berbadan hukum.
Tabel 3.1
Pemilihan Kasus
No. Kriteria Jumlah
1 Lembaga Bimbingan belajar yang memiliki
izin dan NILEK (Nomor Induk
Lembaga Kursus) dari Dinas
Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten
65
2 Lembaga bimbingan belajar telah berdiri
dan beroperasional minimal selama 5
(lima) tahun
(30)
3 Lembaga bimbingan belajar memiliki
pencatatan laporan keuangan yang
lengkap untuk melakukan pengukuran
menggunakan metode capital
budgeting
(2)
4 Lembaga bimbingan belajar hanya
memiliki 1 tempat operasional
(4)
5 Lembaga bimbingan belajar bukan
lembaga bimbingan belajar franchisee
(10)
6 Lembaga bimbingan belajar merupakan
perusahaan yang berbadan hukum
(18)
Perusahaan yang memenuhi kriteria 1
Sumber: Data Diolah
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
metode-metode sebagai berikut:
34
1. Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah metode dengan melakukan telaah pustaka,
eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti buku-buku, jurnal-
jurnal, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode dengan cara mengumpulkan, mencatat,
dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan perusahaan,
peraturan-peraturan, kebijakan perusahaan mengenai masalah-masalah yang
diteliti, sejarah perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
dilakukan untuk mengetahui karakteristik usaha lembaga bimbingan belajar tersebut
yang disajikan pada aspek-aspek non finansial dalam bentuk uraian deskriptif, tabel,
bagan, atau gambar untuk mempermudah pemahaman. Sedangkan data kuantitatif
disajikan untuk mengetahui keadaan perusahaan secara finansial melalui analisis
capital budgeting seperti net present value (NPV), internal rate return (IRR), net B/C
ratio, payback period (PP), profitability index (PI), serta analisa sensitivitas.
Menurut Francis J. Clauss (2010), capital budgeting merupakan suatu metode
yang digunakan untuk menganalisis (mengidentifkasi dan memilih) kelayakan suatu
proyek /jenis investasi dalam jangka panjang yang akan dilakukan oleh perusahaan
dan diharapkan untuk menghasilkan benefit lebih dari satu tahun.
35
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu proyek tersebut menguntungkan
atau tidak, maka perlu dilakukan evaluasi proyek dengan cara menghitung manfaat
dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek. Setelah dilakukan identifikasi
terhadap semua manfaat dan biaya, maka baru dapat dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan nilai dari kriteria investasi. Adapun metode yang digunakan dalam
analisis kelayakan finansial pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Net Present Value (NPV)
Menurut Sofyan (2002: 180), NPV adalah nilai neto sekarang dari dana yang
diinvestasikan selama umur proyek. NPV mencerminkan besarnya tingkat
pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan proyek yang
layak diterima haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka proyek itu akan
merugi. Rumus yang digunakan dalam NPV adalah sebagai berikut:
n
1tt
t Ior1
CFNPV
Dimana:
NPV = Net Present Value atau Nilai Sekarang
Σ = Simbol untuk penjumlahan
t = Periode waktu atau tahun ke-t
n = Umur usaha
CFt = Aliran kas pada tahun t
36
r = Tingkat suku bunga atau biaya modal
Io = Modal investasi awal
Kriteria untuk menerima atau menerima rencana investasi dengan metode
NPV adalah sebagai berikut:
a. Jika NPV > 0, maka rencana investasi diterima.
b. Jika NPV < 0, maka rencana investasi ditolak.
c. Jika NPV = 0, maka rencana investasi dapat diterima atau nilai perusahaan
akan tetap jika rencana investasi diterima atau ditolak.
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas
modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar dari
opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat layak
dilaksanakan (Sofyan, 2002:178). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah
sebagai berikut:
NPV NPV'
NPVi'iiIRR
Dimana:
IRR = Internal rate of return atau tingkat pengembalian internal
i = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif
i’ = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negative
NPV = Nilai sekarang yang positif
NPV’ = Nilai sekarang yang negative
37
3. Net B/C Ratio
Merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap total
dari biaya bersih. B/C menunjukan manfaat bersih yang diperoleh setiap
penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Perhitungan dengan menggunakan
rumus (Gray dkk, 1997:86):
n
1tt
n
1t
i1
Ct
i1
Bt
B/CNet t
Dimana:
Net B/C = Rasio manfaat bersih terhadap biaya bersih
Σ = Simbol untuk penjumlahan
Bt = Manfaat pada tahun t
Ct = Biaya pada tahun t
i = tingkat bunga
Kriteria penilaian kelayakan recana investasi dengan metode Net B/C Ratio
adalah sebagai berikut:
a. Jika Net B/C > 0, maka rencana investasi layak untuk dilaksanakan
b. Jika Net B/C = 0, maka rencana investasi akan mengalami impas, diterima
atau ditolaknya rencana investasi akan menjadi kebebasan pengambil
keputusan.
c. Jika Net B/C < 0, maka rencana investasi tidak layak untuk dilaksanakan
38
4. Payback Period (PP)
Menurut Husein Umar (2007:197), payback period adalah suatu periode
yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi awal dengan
menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara
investasi awal dengan cash aliran kas masuknya yang hasilnya merupakan satuan
waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maksimum payback
period yang dapat diterima. Rumus yang digunakan dalam menghitung payback
period adalah sebagai berikut :
Payback Period = Investasi = xxx
Proceeds tahun 1 = xxx -
Sisa = xxx
Proceeds tahun 2 = xxx -
Sisa = xxx
Dst.
5. Profitability Index (PI)
Menurut Siswanto Sutojo (2002:122), profitability index merupakan cara
lain untuk mengukur profitibilitas rencana investasi proyek. Dalam metode ini,
profitibilitas dicari dengan jalan memperbandingkan jumlah seluruh present value
net cash flows dan salvage value dengan nilai investasi proyek.
profitability index merupakan perbandingan antara nilai cash flow investasi
dengan biaya investasi yang dikeluarkan. Suatu investasi dikatakan layak jika
nilai profitability index lebih dari satu, sebaliknya jika kurang maka investasi
39
ditolak. Rumus yang digunakan dalam metode profitability index adalah sebagai
berikut:
Profitability Index =
6. Analisa Sensitivitas
Untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial
kegiatan usaha yang akan dijalankan atau diusahakan. Analisis sensitivitas akan
melihat apa yang akan terjadi dengan hasil kegiatan usaha jika terjadi perubahan-
perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan pendapatan.
Dalam penelitian, analisis sensitivitas dilakukan pada arus penerimaan
(manfaat) dan pengeluaran (biaya) pada analisis kelayakan usaha, yaitu perubahan
biaya operasional dan perubahan penerimaan pada kondisi pesimis, moderat dan
agresif.
Perubahan yang diamati adalah bagaimana nilai NPV, IRR, Net B/C, PI dan
PP jika terjadi perubahan pada variabel alat analisis. Variabel-variabel yang
digunakan sebagai alat analisis sensitivitas pada penelitian diantaranya adalah:
a) Perubahan biaya operasional sebesar 6%
b) Perubahan pendapatan 10%
Perubahan biaya operasional sebesar 6% didasarkan pada hasil perhitungan
rata-rata inflasi nasional periode 2011-2016 (lampiran 1). Sedangkan perubahan
40
penerimaan sebesar 10% berdasarkan hasil penelitian Bank Indonesia, yaitu
peningkatan jumlah siswa yang mengikuti bimbingan belajar sebesar 10% setiap
tahun (Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM Bank
Indonesia, 2010).
Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis sensitivitas ini adalah
sebesar 6% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga Bank Indonesia periode
2011-2016 (lampiran 2).
41
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
LKP PT. Escentia Prima Sejati atau yang lebih dikenal dengan nama bimbingan
belajar Escentia dengan NILEK 28204.4.1.0043./19 adalah usaha pendidikan luar
sekolah bimbingan belajar milik pribadi yang telah berdiri cukup lama dan memiliki
pangsa pasar yg cukup luas di sekitaran wilayah Cirendeu, Tangerang Selatan.
Lembaga Bimbingan belajar Escentia dimiliki dan didirikan oleh Ibu Julie sejak
tahun 2009 dengan nama awal Bimbingan belajar Julie’s Lessons yang beralamat di
Taman Sari Pesona Bali Blok D-3B No.6 Rt.005 Rw.015 Kel. Pisangan, Kec. Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan. Awal mula pendirian lembaga Bimbingan belajar ini
didasari dari ketertarikan Ibu Julie di dunia pendidikan. Diawal pendiriannya,
sebagian besar tenaga pengajar di tempat bimbingannya adalah mahasiswa yg
direkrut dari universitas-universitas di Jakarta, Depok dan Tangerang. Sampai saat ini
pun masih ada tenaga pengajar yang masih berstatus sebagai mahasiswa, namun tidak
sebanyak dahulu. Kebanyakan pengajar di Escentia saat ini adalah guru sekolah dan
dosen.
Usaha bimbingan belajar Escentia dapat bertahan dan berkembang sampai
sekarang karena memiliki metode belajar yang kreatif dan fun sehingga siswa-siswa
yang belajar dapat menikmati proses belajar-mengajar dan dapat menyerap dengan
42
baik materi pelajaran yang diberikan. Selain itu, Ibu Julie dan tim pengajar selalu
menyusun dan memperbaharui sendiri buku modul pelajaran dan soal-soal latihan
sesuai dengan standar agar belajar dapat menjadi efektif dan efisien.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi dan manajemen dalam lembaga bimbingan belajar Escentia
sangat sederhana dan fleksibel. Di posisi manajemen puncak ditempati oleh pemilik
perusahaan sendiri, dalam hal ini pemilik perusahaan bertugas untuk mengawasi,
mengambil keputusan dan menerima serta menganalisa laporan dari direktur.
Kemudian dibawah posisi pemilik perusahaan terdapat direktur yang
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di dalam perusahaan mulai dari
proses produksi, perekrutan tutor, pemasaran, serta penggajian karyawan.
Direktur dibantu oleh beberapa bagian yang masing-masing dijabat oleh satu
orang yaitu, bagian administrasi dan keuangan, bagian akademik, dan bagian
pemasaran. Adapun bagian-bagian dari organisasi dan tugas dari masing-masing
bagian adalah sebagai berikut:
a. Bagian administrasi dan keuangan bertugas dalam mencatat arus kas masuk
dan keluar perusahaan, mendata siswa dan tutor, mengelola asset perusahaan,
serta menggaji karyawan/tutor.
b. Bagian akademik bertugas dalam menyusun modul dan materi pelajaran yang
sesuai dengan metode yang dipakai oleh Bimbingan belajar, menentukan
jadwal kelas tutor dan siswa, serta pelatihan atau seleksi tutor.
43
c. Bagian pemasaran bertugas dalam perencanaan strategi pemasaran, membuat
dan mendesain media-media untuk memasarkan produk jasa perusahaan
Di masing-masing bagian tersebut dapat dibantu oleh 1-2 orang staf karyawan,
tergantung dari banyaknya kegiatan dari lembaga. Dibawah posisi direktur juga
terdapat kelompok tutor/pengajar yang banyaknya tergantung dari banyaknya siswa
sekolah yang dilayani oleh lembaga Bimbingan belajar. Adapun bentuk organisasi
lembaga Bimbingan belajar Escentia terdapat pada bagan 1.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Lembaga Bimbingan Belajar Escentia
B. Analisis dan Pembahasan
1. Aspek Finansial
a. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana
Pemilik Perusahaan
Direktur
Administrasi dan
keuangan Akademik Pemasaran Tutor/Pengajar
44
1 Perizinan
a. Tanda Daftar Perusahaan 1 File 2.700.000 2.700.000
b. Izin Badan Usaha NILEK 1 File 3.000.000 3.000.000
c. NPWP 1 File 1.000.000 1.000.000
d. Akta Perusahaan 1 File 3.500.000 3.500.000
2 Sewa Gedung
a. Ruang Kelas 200 m2 400.000 80.000.000
b. Ruang Guru 15 m2 400.000 6.000.000
c. Lobi 15 m2 400.000 6.000.000
d. Ruang Kantor 25 m2 400.000 10.000.000
e. Ruang Baca Siswa 15 m2 400.000 6.000.000
3 Peralatan Kantor
a. Komputer 2 Unit 5.000.000 10.000.000
b. Printer 1 Unit 2.300.000 2.300.000
c. Laptop 1 Unit 6.200.000 6.200.000
d. Telepon/Fax 1 Unit 1.300.000 1.300.000
f. Rak Buku 5 Unit 330.000 1.650.000
g. Filling Cabinet 5 Unit 1.300.000 6.500.000
h. Meja Kerja 5 Unit 900.000 4.500.000
i. Kursi Tamu 1 Set 2.250.000 2.250.000
j. AC 1/2 PK 4 Unit 2.000.000 8.000.000
k. Mesin Foto Copy 1 Unit 30.000.000 30.000.000
4 Peralatan Belajar
a. Kursi Belajar 150 Buah 372.000 55.800.000
b. Meja Guru 10 Unit 800.000 8.000.000
c. White Board 10 Unit 594.000 5.940.000
d. AC 1 PK 10 Unit 3.000.000 30.000.000
5 Sarana Belajar
a. Modul Belajar 5 Paket 1.200.000 6.000.000
b. Soal Latihan 5 Paket 700.000 3.500.000
c. Buku Pelajaran Tambahan 3 paket 1.000.000 3.000.000
6 Biaya Modal Kerja awal 1 Paket 86.355.061
Jumlah 389.495.061
No. Jenis Biaya Jumlah Fisik Harga/Satuan Nilai Jumlah
Dana investasi awal yang dibutuhkan untuk mendirikan lembaga
bimbingan belajar Escentia adalah sebesar Rp. 389.495.061,00. Berikut adalah
rincian biaya investasi lembaga bimbingan belajar Escentia:
Tabel 4.1
Biaya Investasi Usaha Bimbingan belajar Escentia
Sumber: Data Diolah
45
b. Biaya-biaya
Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lembaga bimbingan belajar Escentia
adalah biaya penyusutan dan biaya operasional tetap yang terdiri dari biaya
administrasi dan biaya reinvestasi untuk sewa gedung. Untuk biaya penyusutan
adalah sebesar Rp.36.388.000,00/tahun, biaya tetap adalah sebesar
Rp.249.000.000,00/tahun. Sedangkan untuk biaya tidak tetap jumlahnya selalu
berubah dari tahun pertama sampai tahun ketiga, di tahun pertama biaya tidak
tetap adalah sebesar Rp.189.620.732,00, pada tahun kedua biaya tidak tetap
adalah sebesar Rp. 300.140.732,00, kemudian pada tahun ketiga dan
seterusnya biaya tidak tetap adalah sebesar Rp 303.860.732.,00. Berikut adalah
biaya-biaya usaha bimbingan belajar Escentia pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Biaya-biaya Usaha Bimbingan Belajar Escentia
Sumber: Data Diolah
No. Jenis Biaya Tahun 1 (Rp) Tahun 2 (Rp) Tahun 3 dst. (Rp)
1 Biaya Penyusutan 36.388.000 36.388.000 36.388.000
2 Biaya Tetap
a. Biaya Administrasi 141.000.000 141.000.000 141.000.000
b. Biaya Reinvestasi 108.000.000 108.000.000 108.000.000
3 Biaya Tidak Tetap
a. Biaya Tidak Langsung 45.060.732 45.060.732 45.060.732
b. Biaya Langsung 124.560.000 235.080.000 238.800.000
c. Biaya Pemasaran 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Total Biaya 475.008.732 585.528.732 589.248.732
46
1) Biaya Penyusutan
Pada tabel berikut adalah daftar biaya penyusutan pada lembaga
bimbingan belajar Escentia.
Tabel 4.3
Biaya Penyusutan Aset Usaha Bimbingan Belajar Escentia
Sumber: Data diolah
Biaya penyusutan atau depresisasi pada asset yang dihitung
depresiasinya adalah perlengkapan kantor, peralatan belajar dan sarana
belajar. Depresiasi yang digunakan oleh lembaga bimbingan belajar
No Aset Umur Ekonomis Penyusutan/thn
1 Peralatan Kantor
a. Komputer 5 2,000,000
b. Printer 5 460,000
c. Laptop 5 1,240,000
d. Telepon/Fax 5 260,000
f. Rak Buku 5 330,000
g. Filling Cabinet 5 1,300,000
h. Meja Kerja 5 900,000
i. Kursi Tamu 5 450,000
j. AC 1/2 PK 5 1,600,000
k. Mesin Foto Copy 5 6,000,000
2 Peralatan Belajar
a. Kursi Belajar 5 11,160,000
b. Meja Guru 5 1,600,000
c. White Board 5 1,188,000
d. AC 1 PK 5 6,000,000
3 Sarana Belajar
a. Modul Belajar 5 1,200,000
b. Soal Latihan 5 700,000
c. Buku Pelajaran Tambahan 5 600,000
47
Escentia adalah metode straight line atau metode garis lurus. Biaya
penyusutan dengan metode garis lurus dihitung dengan cara membagi nilai
awal sebuah aset dengan umur ekonomis aset tersebut tersebut.
2) Biaya Administrasi
Biaya yang dikeluarkan untuk gaji 1 orang direksi sebesar Rp.
36.000.000,00/tahun, gaji 3 orang staf manajemen sebesar Rp.
72.000.000,00/tahun dan gaji 2 orang karyawan sebesar Rp
30.00.000,00/tahun. Selain itu ada pula biaya untuk keperluan surat, fax dan
telepon sebesar 3.000.000,00/tahun.
3) Biaya Reinvestasi
Biaya reinvestasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga
bimbingan belajar Escentia untuk membiayai sewa gedung sebesar Rp.
108.000.000,00/tahun. Adapun rinciannya pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.4
Rincian Biaya Sewa Gedung
Sumber: Data Diolah
Sewa Gedung Luas Biaya/m2
Jumlah
a. Ruang Kelas 200 m2
400,000 80,000,000
b. Ruang Guru 15 m2
400,000 6,000,000
c. Lobi 15 m2
400,000 6,000,000
d. Ruang Kantor 25 m2
400,000 10,000,000
e. Ruang Baca Siswa 15 m2
400,000 6,000,000
108.000.000Total
48
4) Biaya Tidak Langsung
a) Biaya Alat Tulis Kantor
Biaya ini dikeluarkan untuk keperluan pembelian alat-alat tulis
kantor. Biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 1.200.000,00/tahun
b) Biaya Internet
Biaya internet merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
karena penggunaan jasa internet. Biaya yang dikeluarkan dengan jumlah
pascabayar sebesar Rp. 400.000,00/bulan atau sebesar Rp. 4.800.000,00
tahun.
c) Biaya Air dan Air Mineral
Biaya air dan air mineral untuk keperluan minum dan lainnya
diasumsikan tetap selama masa periode proyeksi perusahaan yaitu
sebesar Rp. 600.000,00/tahun untuk biaya air dan Rp. 750.000,00/tahun
untuk biaya air mineral.
d) Biaya Listrik
Biaya listrik merupakan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan
kebutuhan listrik untuk penggunaan peralatan dan perlengkapan serta
untuk penerangan. Peralatan dan perlengkapan yang dimaksud seperti
komputer, mesin printer, fotocopy dan telepon, Kebutuhan listrik untuk
peralatan, perlengkapan serta penerangan antara lain:
49
Tabel 4.5
Kebutuhan Listrik Untuk Peralatan dan Penerangan
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui kebutuhan listrik pertahun
lembaga bimbingan belajar Escentia yaitu sebesar: 8 jam x 24 hari x 12
bulan x 9,78 Kwh = 22.533,12 Kwh.
Berdasarkan penetapan penyesuaian tarif tenaga listrik (tariff
adjustment) tahun 2017, dengan daya listrik pada bangunan yang disewa
sebesar 6.600 VA maka biaya listrik yang harus dibebankan adalah terdiri
dari biaya beban daya dan biaya pemakaian listrik. Berikut tarif yang
ditetapkan:
i. Biaya beban/bulan = 40 (jam nyala) x daya (kVa) x biaya pemakaian
ii. Biaya pemakaian daya 6.600 VA = 1.467,28 (Rp/kWh)
Dengan tarif diatas tersebut maka jumlah biaya dan pemakaian
listrik di lembaga bimbingan belajar Escentia adalah sebagai berikut:
1 Mesin fax, printer dan
fotocopy1 1 1
2 Air Conditioner 1 PK 10 0.66 6.6
3 Komputer 1 0.5 0.5
4 Telepon 1 0.05 0.05
5 Laptop 1 0.05 0.05
6 Air Conditioner 1/2 PK 4 0.32 1.28
7 Lampu Penerangan 15 0.02 0.3
9.78Jumlah Kwh
No Peralatan JumlahKebutuhan
Listrik (Kwh) Total Kwh
50
Tabel 4.6
Jumlah Biaya Pemakaian Listrik Dalam 1 Tahun
Sumber: Data diolah
5) Biaya Langsung
a) Biaya Gaji Tutor
Biaya gaji tutor adalah biaya gaji yang dikeluarkan untuk membayar
gaji tutor yang mengajar para siswa di lembaga bimbingan belajar
Escentia. Gaji yang dibebankan adalah Rp. 1.500.000,00/bulan/tutor.
b) Biaya Alat Tulis Kelas
Biaya alat tulis kelas adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
alat tulis yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas
bimbingan belajar Escentia, seperti spidol, tinta, dan penghapus. Biaya
yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 600.000,00/tahun.
c) Biaya Modul dan Soal Latihan
Biaya modul dan soal latihan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membuat fasilitas berupa buku modul yang berisi bahan ajar dan buku
soal latihan yang diberikan kepada setiap siswa bimbingan. Biaya yang
dikeluarkan untuk membat buku modul adalah Rp. 20.000,00/buku dan
RincianJumlah Biaya
(Rp)
Biaya beban daya
40 jam x 6.6 kva x 1467.28 x 12 bulan 4,648,343
Biaya listrik pemakaian
9.78 x 8 jam x 24 hari x 12 bulan x 1467.28 33,062,396
Total 37,710,732
51
biaya buku soal latihan adalah sebesar Rp. 10.000,00/buku. Setiap buku
modul dan buku soal latihan digunakan untuk satu tahun ajaran.
6) Biaya Pemasaran
a) Biaya Cetak Brosur
Biaya cetak brosur adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencetak
brosur dengan tujuan mempromosikan lembaga bimbingan belajar
Escentia. Diasumsikan setiap tahun lembaga bimbingan belajar Escentia
mencetak 5.000 lembar brosur dengan biaya cetak sebesar
Rp.1000,00/lembar. Maka biaya cetak brosur per tahunnya adalah Rp.
5.000.000,00.
b) Biaya Try Out
Biaya try out adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan tes
try out di sekolah-sekolah dalam rangka mengenlkan lembaga
bimbingan belajar Escentia kepada siswa-siswi sekolah. Tes try out
dilakukan 2 kali dalam setahun di masing-masing awal atau akhir
semester. Biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 10.000.000,00/tahun.
c) Biaya Souvenir
Souvenir berupa 1 paket pulpen dan buku tulis dari lembaga
bimbingan elajar Escentia kepada peserta try out. Biaya yang
dikeluarkan adalah sebesar Rp. 5.000.000,00/tahun untuk 500 paket
souvenir.
52
c. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dari usaha Bimbingan belajar Escentia adalah
berasal dari permbayaran oleh siswa yang mengikuti program-program
pembelajaran di Bimbingan belajar Escentia, yaitu program pembelajaran
konsisten dan program pembelajaran intensif. Berikut jumlah siswa yang
mengikuti program bimbingan di lembaga Bimbingan belajar Escentia.
Tabel 4.7
Jumlah Siswa Peserta Bimbingan Belajar Escentia
Sumber: Data Diolah
Jumlah pendapatan dihitung dari jumlah siswa yang mengikuti bimbingan
belajar dikalikan dengan harga program bimbingan yang diikuti oleh siswa
tersebut. Daftar harga bimbingan terdapat pada tabel 4.8.
No. Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1
115 120 190 190 190
20 40 50 50 50
135 160 240 240 240
2
48 66 86 86 86
9 18 26 26 26
57 84 112 112 112
3
24 36 48 48 48
8 20 24 24 24
8 16 16 16 16
40 72 88 88 88
232 316 440 440 440
b. Intensif-IPA
c. Intensif-IPS
Strata Sub Program
SD
a. Konsisten
b. Intensif
Jumlah
SMP
a. Konsisten
b. Intensif
Jumlah
SMA
a. Konsisten
Jumlah
Total Siswa
53
Tabel 4.8
Daftar Rincian Harga Program Bimbingan Belajar Escentia
Sumber: Data Diolah
Kemudian berikut rincian pendapatan lembaga Bimbingan belajar Escentia
berdasarkan program pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Pendapatan Usaha Bimbingan Belajar Escentia
Sumber: Data Diolah
Dapat dilihat pada tabel 4.9 bahwa pendapatan bimbingan belajar Escentia
pada tahun pertama sebesar Rp.504.250.000,00. Seiring bertambahnya siswa
bimbingan belajar Escentia, pada tahun kedua pendapatannya meningkat
menjadi Rp.695.000.000,00. Kemudian, meningkat lagi menjadi
Rp.964.000.000,00 pada tahun ketiga dan seterusnya.
d. Laba/Rugi
Pada tahun pertama, usaha bimbingan belajar Escentia memperoleh
keuntungan bersih sebesar Rp. 92.133.479,00. Kemudian, pada tahun kedua
Pendaftaran Fasilitas Bimbingan Jumlah
1 Konsisten 125,000 800,000 1,200,000 2,125,000
2 Intensif 125,000 900,000 1,350,000 2,375,000
No. Program
Biaya-biaya per semester (Rp)
No. Program Tahun 1 (Rp) Tahun 2 (Rp) Tahun 3 dst. (Rp)
1 Konsisten 397,375,000 471,750,000 688,500,000
2 Intensif 106,875,000 223,250,000 275,500,000
Jumlah 504,250,000 695,000,000 964,000,000
54
usaha bimbingan belajar Escentia memperoleh keuntungan sebesar Rp.
418.605.000,00. Setelah itu, pada tahun ketiga dan seterusnya keuntungan
usaha bimbingan belajar Escentia meningkat menjadi sebesar Rp.
553.033.229,00. Berikut adalah ikhtisar laba/rugi usaha bimbingan belajar
Escentia dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Ikhtisar Laba/Rugi Usaha Bimbingan belajar Escentia
Sumber: Data Diolah
e. Hasil Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha bimbingan belajar Escentia menggunakan
beberapa kriteria kelayakan investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C), dan Profitability Index
(PI). Sedangkan Payback Period (PP) digunakan untuk menghitung jangka
waktu pengembalian investasi pada usaha bimbingan belajar Escentia. Semua
hasil analisis kelayakan usaha menggunakan asumsi 100% modal sendiri dan
30% modal pinjaman. Berikut adalah hasil analisis kelayakan usaha lembaga
bimbingan belajar Escentia.
No Uraian Tahun 1 (Rp) Tahun 2 (Rp) Tahun 3 dst. (Rp)
1 Pendapatan 504,250,000 695,000,000 964,000,000
2 Biaya-biaya
a. Biaya Tetap 249,000,000 249,000,000 249,000,000
b. Biaya Penyusutan 36,388,000 36,388,000 36,388,000
c. Biaya Tidak Tetap 189,620,732 300,140,732 303,860,732
3 Laba Kotor 29,241,268 109,471,268 374,751,268
4 Pajak 1% 5,042,500 6,950,000 9,640,000
5 Laba Bersih 24,198,768 102,521,268 365,111,268
55
1) Net Present Value (NPV)
NPV merupakan nilai sekarang dari proyek yang sedang dijalankan.
NPV diperoleh dengan mendiskontokan selisih antara jumlah kas yang
masuk dengan jumlah kas yang keluar tiap tiap tahun dengan tingkat bunga
yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut adalah hasil perhitungan NPV
pada usaha lembaga bimbingan belajar Escentia dengan asumsi 100%
modal sendiri dan 30% modal pinjaman.
Tabel 4.11
Net Present Value Bimbingan belajar Escentia (100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value pada tabel 4.11, dapat
dilihat bahwa usaha lembaga Bimbingan belajar Escentia dengan 100%
modal sendiri dapat menghasilkan NPV positif sebesar Rp. 760.265.977,00,
yang berarti bahwa usaha lembaga Bimbingan belajar Escentia dengan
100% modal sendiri akan memberikan keuntungan sebesar Rp.
760.265.977,00 selama 5 tahun umur proyek menurut nilai waktu sekarang
Tahun Net Cash Flow DF 6% Present Value
1 60.586.768 0,94 57.157.328
2 138.909.268 0,89 123.628.754
3 401.499.268 0,84 337.106.528
4 401.499.268 0,79 318.025.026
5 419.993.268 0,75 313.843.402
1.149.761.038
389.495.061
760.265.977
Total Present Value
Investasi
Net Present Value
56
Tabel 4.12
Net Present Value Bimbingan belajar Escentia (30% Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Kemudian berdasarkan hasil perhitungan Net Present Value pada tabel
4.12, dapat dilihat bahwa usaha lembaga bimbingan belajar Escentia dengan
30% modal pinjaman dapat menghasilkan NPV positif sebesar Rp.
632.291.775,00, yang berarti bahwa usaha lembaga bimbingan belajar
Escentia dengan 30% modal pinjaman akan memberikan keuntungan
sebesar Rp. 632.291.775,00 selama 5 tahun umur proyek menurut nilai
waktu sekarang.
Dengan demikian, berdasarkan kritertia kelayakan NPV lebih besar dari
0, maka dapat dikatakan usaha ini layak dengan asumsi 100% modal sendiri
maupun 30% modal pinjaman
2) Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga yang apabila dipergunakan untuk
mendiskonto
Tahun Net Cash Flow DF 6% Present Value
1 30.206.153 0,94 28.496.371
2 108.528.653 0,89 96.590.115
3 371.118.653 0,84 311.598.378
4 371.118.653 0,79 293.960.734
5 389.612.653 0,75 291.141.239
1.021.786.836
389.495.061
632.291.775
Total Present Value
Investasi
Net Present Value
57
seluruh selisih kas masuk pada tahun-tahun proyek akan menghasilkan
jumlah kas yang sama dengan jumlah investasi proyek. Untuk mendapatkan
nilai IRR, maka ditentukan rate bunga saat NPV = 0. Dalam kriteria
investasi IRR harus lebih besar dari opportunity cost of capital agar rencana
atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan. Berikut adalah hasil
perhitungan IRR pada usaha lembaga bimbingan belajar Escentia dengan
asumsi 100% modal sendiri dan 30% modal pinjaman.
Tabel 4.13
Perhitungan NPV (100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.14
Perhitungan NPV (100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Tahun Net Cash Flow DF 6% Present Value
1 60.586.768 0,94 57.157.328
2 138.909.268 0,89 123.628.754
3 401.499.268 0,84 337.106.528
4 401.499.268 0,79 318.025.026
5 419.993.268 0,75 313.843.402
1.149.761.038
389.495.061
760.265.977
Total Present Value
Investasi
Net Present Value
Tahun Net Cash Flow DF 48% Present Value
1 60.586.768 0,68 40.937.005
2 138.909.268 0,46 63.417.306
3 401.499.268 0,31 123.851.027
4 401.499.268 0,21 83.683.126
5 419.993.268 0,14 59.147.140
371.035.605
389.495.061
-18.459.456
Total Present Value
Investasi
Net Present Value
58
Dengan menggunakan rumus maka hasil IRR (100% modal sendiri) adalah :
7760.265.97456.459.18
7760.265.976486IRR 47,00%
Berdasarkan hasil IRR sebesar 47,00% yang berarti bahwa usaha
lembaga bimbingan belajar Escentia dengan 100% modal sendiri akan
memberikan laju keuntungan sebesar 47,00% per tahun, nilainya juga lebih
besar dari tingkat bunga yang dipersyaratkan yaitu 6%. Maka, dapat
dikatakan usaha lembaga bimbingan belajar Escentia layak.
Tabel 4.15
Tabel Perhitungan NPV (30% Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Tabel 4.16
Tabel Perhitungan NPV (30% Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Tahun Net Cash Flow DF 6% Present Value
1 30.206.153 0,94 28.496.371
2 108.528.653 0,89 96.590.115
3 371.118.653 0,84 311.598.378
4 371.118.653 0,79 293.960.734
5 389.612.653 0,75 291.141.239
1.021.786.836
389.495.061
632.291.775
Total Present Value
Investasi
Net Present Value
Tahun Net Cash Flow DF 48% Present Value
1 30.206.153 0,68 20.409.563
2 108.528.653 0,46 49.547.413
3 371.118.653 0,31 114.479.477
4 371.118.653 0,21 77.350.998
5 389.612.653 0,14 54.868.675
316.656.127
389.495.061
-72.838.934
Total Present Value
Investasi
Net Present Value
59
Dengan menggunakan rumus maka hasil IRR (30% modal pinjaman)
adalah:
775.291.632934.838.72
775.291.6326486IRR 43,66%
Berdasarkan hasil IRR sebesar 43,66% yang berarti bahwa usaha
lembaga bimbingan belajar Escentia dengan 30% modal pinjaman akan
memberikan laju keuntungan sebesar 43,66% per tahun, nilainya juga lebih
besar dari tingkat bunga yang dipersyaratkan yaitu 6%. Maka, dapat
dikatakan usaha lembaga bimbingan belajar Escentia layak.
3) Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit/Cost Ratio diperoleh dari perbadingan total aliran manfaat
dengan total aliran biaya selama umur usaha lembaga bimbingan belajar
Escentia, semua total aliran manfaat dan biaya tersebut didiskontokan
dengan nilai discount factor yaitu 6%. Dengan demikian, nilai yang
didapatkan adalah:
Tabel 4.17
Tabel Perhitungan Net B/C (100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
DF PV Benefit PV Cost
475.707.547 448.121.445
618.547.526 521.118.487
809.392.989 494.744.598
763.578.291 466.740.187
734.176.671 440.320.931
Investasi 389.495.061
Total 3.401.403.024 2.760.540.709
Net B/C Ratio
6%
1,23
60
Pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa hasil Net B/C adalah sebesar 1,23.
Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan
menghasilkan manfaat sebesar Rp. 1,23. Sehingga, menurut kriteria
kelayakan Net B/C usaha bimbingan belajar Escentia dengan 100% modal
sendiri adalah layak untuk dijalankan.
Tabel 4.18
Tabel Perhitungan Net B/C (30% Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Sedangkan dengan asumsi 30% modal pinjaman, hasil Net B/C pada
usaha bimbingan belajar Escentia adalah sebesar 1,18, turun sebesar 0,06
dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Namun, hasil ini masih dalam
kriteria layak, karena setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 1,00 akan
menghasilkan manfaat sebesar Rp. 1,18.
4) Profitability Index (PI)
Profitability Index digunakan untuk mengukur seberapa baiknya usaha
bimbingan belajar Escentia dalam menghasilkan keuntungan. PI dapat
dihitung dengan membandingkan Net Present Value usaha bimbingan
DF PV Benefit PV Cost
475.707.547 476.743.950
618.547.526 548.120.850
809.392.989 520.218.525
763.578.291 490.772.194
734.176.671 462.992.635
Investasi 389.495.061
Total 3.401.403.024 2.888.343.215
Net B/C Ratio
6%
1,18
61
belajar Escentia dengan biaya investasinya. Berikut adaah hasil perhitungan
PI usaha lembaga bimbingan belajar Escentia pada tabel 4.15
Tabel 4.19
Hasil Perhitungan Profitability Index
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.19 diatas, dapat dilihat bahwa usaha lembaga
bimbingan belajar Escentia memiliki nilai PI sebesar 1,95 dengan asumsi
100% modal sendiri dan nilai PI sebesar 1,62 dengan asumsi 30% modal
pinjaman. Hasil ini menyatakan bahwa usaha lembaga bimbingan belajar
Escentia adalah layak untuk dijalankan karena memiliki nilai PI lebih besar
dari 1.
5) Payback Period (PP)
Payback Period digunakan untuk mengukur jangka waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi awal yang telah
dikeluarkan oleh pemilik usaha lembaga bimbingan belajar Escentia.
Periode pengembalian untuk investasi antara lain:
Investasi (100% modal sendiri) : Rp. 389.495.061
Proceeds tahun 1 : Rp. 60.586.768 -
Sisa : Rp. 328.908.293
NPV 760.265.977 632.291.775
Biaya Investasi 389.495.061 389.495.061
PI 1,95 1,62
100% Modal Sendiri 30% Modal Pinjaman
62
Proceeds tahun 2 : Rp. 138.909.268 -
Sisa : Rp. 189.999.025
Payback Period = 2 + (189.999.025/ 401.499.268)
= 2 + (0,4732 tahun x 12 bulan)
= 5 bulan + (0.6786 x 30 hari)
= 20 hari
PP = 2 tahun 5 bulan 20 hari
Investasi (30% modal pinjaman) : Rp. 389.495.061
Proceeds tahun 1 : Rp. 30.206.153 -
Sisa : Rp. 359.288.908
Proceeds tahun 2 : Rp. 108.528.653
Sisa : Rp. 250.760.255 -
Payback Period = 2 + (250.156.174./371.118.653)
= 2 + (0,6757 x 12 bulan)
= 8 bulan + (0,1083 x 30 hari)
= 3 hari
PP = 2 tahun 8 bulan 3 hari
Berdasarkan investasi dengan modal 100% milik sendiri pada usaha
lembaga bimbingan belajar Escentia, maka periode waktu yang dibutuhkan
untuk mengembalikan biaya investasi awal adalah selama 2 tahun 5 bulan
20 hari.
63
Sedangkan untuk investasi dengan modal 30% berasal dari pinjaman,
maka periode waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi
awal adalah selama 2 tahun 8 bulan 3 hari.
f. Analisa Sensitivitas
1) Perubahan Pendapatan.
Analisa sensitivitas ini akan mengukur seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan dari perubahan pendapatan pada 3 kondisi, yaitu pesimis,
moderat, dan agresif terhadap kelayakan usaha lembaga bimbingan belajar
Escentia. Perubahan pendapatan ini didasarkan pada penelitian yang
menyatakan bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah siswa
sekolah yang masuk mengikuti bimbingan belajar sebesar 10% (Tim
Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM Bank Indonesia,
2010).
Pada kondisi pesimis adalah dimana kondisi bisnis sedang dalam posisi
yang kurang baik, dalam kondisi ini diasumsikan bisnis mengalami
penurunan pendapatan sebesar 10% dari kondisi moderat. Pada kondisi
agresif adalah dimana kondisi bisnis sedang dalam posisi yang sangat baik,
dalam kondisi ini diasumsikan bisnis mengalami peningkatan pendapatan
sebesar 10% dari kondisi moderat. Peningkatan pendapatan 10% ini dapat
terjadi disebabkan oleh berbagai faktor seperti, peningkatan jumlah siswa
dan kenaikan harga jasa bimbingan belajar. Sedangkan pada kondisi
moderat adalah dimana kondisi bisnis sedang berjalan normal, tanpa adanya
64
perubahan. Hasil pada kondisi moderat dapat dilihat pada bagian
sebelumnya yaitu hasil analisis kelayakan. Analisis ini menggunakan asumsi
lembaga bimbingan belajar Escentia menggunakan 100% modal sendiri dan
asumsi 30% modal pinjaman. Sehingga didapatkan hasil analisis sebagai
berikut.
Tabel 4.20
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 10% (100%
Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa usaha lembaga bimbingan
belajar Escentia dapat menyesuaikan dengan perubahan penurunan
pendapatan sebesar 10% pada kondisi pesimis. Usaha ini dikatakan layak
karena memiliki nilai NPV yang positif sebesar Rp.424.895.237,00, tingkat
IRR yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan yaitu 6 % yaitu
37,24%, dan memiliki nilai Net B/C serta PI yang lebih besar dari 1, yaitu
masing-masing sebesar 1,11 dan 1,09. Selain itu, waktu pengembalian
investasi usaha ini adalah selama 3 tahun dan 3 hari.
Kemudian jika diuji dengan angka penurunan yang lebih besar lagi,
maka lembaga bimbingan belajar Escentia tidak dapat bertahan jika
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 424.895.237 Layak
2 Internal Rate of Return 37,24 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,11 Layak
4 Profitability Index 1,09 Layak
5 Payback Period 3 tahun 3 hari
65
penurunan pendapatan mencapai 12% atau lebih. Usaha ini dianggap tidak
layak, karena meskipun memiliki NPV yang positif dan tingkat IRR yang
lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan, usaha ini memiliki nilai PI
yang lebih kecil dari 1. Hasil analisis ini dapat dilihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.21
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 12% (100%
Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Hasil analisis berikutnya adalah penurunan pendapatan 10% pada
kondisi pesimis dengan asumsi usaha bimbingan belajar menggunakan 30%
modal pinjaman. Hasil analisis terdapat pada tabel 4.22.
Tabel 4.22
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 10% (30%
Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.22, dapat dilihat bahwa usaha lembaga bimbingan
belajar Escentia tidak dapat menyesuaikan dengan perubahan penurunan
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 357.821.089 Layak
2 Internal Rate of Return 34,37 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,08 Layak
4 Profitability Index 0,92 Tidak Layak
5 Payback Period 3 tahun 1 bulan 27 hari
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 296.921.036 Layak
2 Internal Rate of Return 31,06 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,06 Layak
4 Profitability Index 0,76 Tidak Layak
5 Payback Period 3 tahun 4 bulan 2 hari
66
pendapatan sebesar 10% pada kondisi pesimis saat usaha menggunakan
30% modal pinjaman. Usaha ini dianggap tidak layak, karena meskipun
memiliki NPV yang positif sebesar Rp.296.921.036,00 dan tingkat IRR
yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan 6%, yaitu sebesar
31,06% . Usaha ini memiliki nilai PI yang leih kecil dari 1 yaitu 0,76. Selain
itu, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah selama 3 tahun 4 bulan 2
hari.
Hasil analisis berikutnya adalah hasil pada kondisi agresif yaitu
peningkatan pendapatan sebesar 10%. Berikut adalah hasil analisis dengan
asumsi usaha menggunakan 100% modal sendiri.
Tabel 4.23
Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Pendapatan 10% (100%
Modal Sendiri)
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat bahwa NPV pada kondisi agresif
dengan peningkatan pendapatan 10% adalah positif sebesar
Rp.1.095.636.717,00. Nilai IRR sebesar 52,66 % , lebih besar dari tingkat
bunga yang disyaratkan yaitu sebesar 6%. Kemudian, nilai Net B/C dan PI
yang dihasilkan lebih besar dari 1 yaitu masing-masing sebesar 1,35 dan
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 1.095.636.717 Layak
2 Internal Rate of Return 52,66 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,35 Layak
4 Profitability Index 2,81 Layak
5 Payback Period 2 tahun 1 bulan 21 hari
67
2,81. Selain itu, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2
tahun 1 bulan 21 hari.
Pada tabel 4.26 dibawah ini adalah peningkatan pendapatan sebesar
10% pada kondisi agresif dengan asumsi usaha menggunakan 30% modal
pinjaman.
Tabel 4.24
Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Pendapatan 10% (30%
Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.24 dapat dilihat bahwa NPV pada kondisi agresif
dengan peningkatan pendapatan 10% adalah positif sebesar
Rp.967.662.515,00. Nilai IRR sebesar 50,53 % , lebih besar dari tingkat
bunga yang disyaratkan yaitu sebesar 6%. Kemudian, nilai Net B/C dan PI
yang dihasilkan lebih besar dari 1 yaitu masing-masing sebesar 1,29 dan
2,48. Selain itu, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2
tahun 3 bulan 11 hari.
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 967.662.515 Layak
2 Internal Rate of Return 50,53 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,29 Layak
4 Profitability Index 2,48 Layak
5 Payback Period 2 tahun 3 bulan 11 hari
68
2) Perubahan Biaya Operasional.
Analisa sensitivitas ini akan mengukur seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan dari perubahan biaya operasional pada 3 kondisi yaitu, pesimis,
moderat dan agresif terhadap kelayakan usaha lembaga bimbingan belajar
Escentia. Pada kondisi pesimis adalah dimana kondisi bisnis sedang dalam
posisi yang kurang baik, dalam kondisi ini diasumsikan bisnis mengalami
peningkatan biaya operasional sebesar 6% dari kondisi moderat.
Peningkatan variabel analisis sensitivitas untuk kenaikan biaya operasional
sebesar 6% didasarkan pada hasil perhitungan rata-rata inflasi nasional
periode 2011-2016. Sedangkan pada kondisi agresif adalah dimana kondisi
bisnis sedang dalam posisi yang sangat baik, dalam kondisi ini diasumsikan
bisnis mengalami penurunan biaya operasionall sebesar 6% dari kondisi
moderat. Analisis ini menggunakan asumsi lembaga bimbingan belajar
Escentia menggunakan 100% modal sendiri dan asumsi 30% modal
pinjaman. Sehingga didapatkan hasil analisis sebagai berikut.
Tabel 4.25
Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 6%
(100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 654.496.125 Layak
2 Internal Rate of Return 44,39 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,19 Layak
4 Profitability Index 1,68 Layak
5 Payback Period 2 tahun 7 bulan 17 hari
69
Berdasarkan tabel 4.25 dapat dilihat bahwa usaha lembaga bimbingan
belajar Escentia dapat menyesuaikan pada kondisi pesimis dengan
peningkatan biaya operasional 6% disaat usaha menggunakan 100% modal
sendiri. Usaha ini dikatakan layak karena memiliki nilai NPV yang positif
sebesar Rp. 654.496.125,00, nilai IRR sebesar 44,39% yang lebih besar dari
tingkat bunga yang disyaratkan yaitu 6%, dan memiliki nilai Net B/C serta
PI yang lebih besar dari 1, yaitu masing-masing sebesar 1,19 dan 1,68.
Kemudian, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2 tahun 7
bulan 17 hari.
Kemudian jika diuji dengan angka peningkatan biaya yang lebih besar
lagi, maka lembaga bimbingan belajar Escentia dikatakan tidak layak jika
peningkatan biaya operasional mencapai 22% atau lebih. Usaha ini
dianggap tidak layak, karena meskipun memiliki NPV yang positif sebesar
Rp.372.443.186,00 dan nilai IRR sebesar 34,51% yang lebih besar dari
tingkat bunga yang disyaratkan, serta memiliki nilai Net B/C lebih dari 1
yaitu sebesar 1,08, akan tetapi usaha ini memiliki nilai PI yang leih kecil
dari 1 yaitu sebesar 0,96. Kemudian jangka waktu pengembalian investasi
yang dikeluarkan adalah selama 3 tahun 2 bulan 6 hari. Hasil analisis ini
dapat dilihat pada tabel 4.26.
70
Tabel 4.26
Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 22%
(100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Hasil analisis berikutnya adalah peningkatan biaya operasional 6%
dengan asumsi usaha bimbingan belajar menggunakan 30% modal
pinjaman. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.27.
Tabel 4.27
Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 6%
(30% Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.27 dapat dilihat bahwa usaha lembaga bimbingan
belajar Escentia dapat menyesuaikan pada kondisi pesimis dengan
peningkatan biaya operasional 6% disaat usaha menggunakan 30% modal
pinjaman. Usaha ini dikatakan layak karena memiliki nilai NPV yang positif
sebesar Rp.526.521.924,00. Nilai IRR yaitu 40,42% yang lebih besar dari
tingkat bunga yang disyaratkan yaitu 6%, dan memiliki nilai Net B/C serta
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 372.443.186 Layak
2 Internal Rate of Return 34,51 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,08 Layak
4 Profitability Index 0,96 Tidak Layak
5 Payback Period 3 tahun 2 bulan 6 hari
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 526.521.924 Layak
2 Internal Rate of Return 40,42 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,14 Layak
4 Profitability Index 1,35 Layak
5 Payback Period 2 tahun 10 bulan 10 hari
71
PI yang lebih besar dari 1 yaitu masing-masing sebesar 1,14 dan 1,35.
Kemudian, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2 tahun
10 bulan 10 hari.
Kemudian jika diuji dengan angka peningkatan biaya yang lebih besar
lagi, maka lembaga bimbingan belajar Escentia dikatakan tidak layak jika
peningkatan biaya operasional mencapai 14% atau lebih. Usaha ini
dianggap tidak layak, karena meskipun memiliki NPV yang positif dan
tingkat IRR yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan serta nilai
Net B/C yang lebih dari 1, akan tetapi usaha ini memiliki nilai PI yang leih
kecil dari 1. Hasil analisis ini dapat dilihat pada tabel 4.28.
Tabel 4.28
Analisa Sensitivitas Terhadap Peningkatan Biaya Operasional 14%
(30% Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Hasil analisis berikutnya adalah hasil pada kondisi agresif yaitu
penurunan biaya operasional sebesar 6% . Berikut adalah hasil analisis
dengan asumsi usaha menggunakan 100% modal sendiri.
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 381.295.774 Layak
2 Internal Rate of Return 34,80 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,08 Layak
4 Profitability Index 0,98 Tidak Layak
5 Payback Period 3 tahun 2 bulan 9 hari
72
Tabel 4.29
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Biaya Operasional 6%
(100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.29 dapat dilihat bahwa NPV pada kondisi agresif
dengan penurunan biaya operasional 6% adalah positif sebesar
Rp.866.035.829,00. Nilai IRR sebesar 49,23 % , lebih besar dari tingkat
bunga yang disyaratkan yaitu sebesar 6%. Kemudian, nilai Net B/C dan PI
yang dihasilkan lebih besar dari 1 yaitu masing-masing sebesar 1,28 dan
2,22. Selain itu, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2
tahun 4 bulan 0 hari.
Pada tabel 4.30 dibawah ini adalah penurunan biaya operasional sebesar
6% pada kondisi agresif dengan asumsi usaha menggunakan 30% modal
pinjaman.
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 866.035.829 Layak
2 Internal Rate of Return 49,23 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,28 Layak
4 Profitability Index 2,22 Layak
5 Payback Period 2 tahun 4 bulan 0 hari
73
Tabel 4.30
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Biaya Operasional 6% (30%
Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.32 dapat dilihat bahwa NPV pada kondisi agresif
dengan penurunan biaya operasional 6% adalah positif sebesar
Rp.738.061.627,00. Nilai IRR sebesar 46,37 % , lebih besar dari tingkat
bunga yang disyaratkan yaitu sebesar 6%. Kemudian, nilai Net B/C dan PI
yang dihasilkan lebih besar dari 1 yaitu masing-masing sebesar 1,22 dan
1,89. Selain itu, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2
tahun 6 bulan 5 hari.
3) Perubahan Pendapatan dan Perubahan Biaya Operasional.
Analisa sensitivitas ini akan mengukur seberapa besar pengaruh yang
ditimbulkan dari perubahan pendapatan dan biaya operasional secara
bersamaan pada 3 kondisi, yaitu pesimis, moderat dan agresif terhadap
kelayakan usaha lembaga bimbingan belajar Escentia. Kondisi pesimis
adalah dimana usaha sedang berada pada posisi yang kurang baik, dalam
kondisi ini diasumsikan usaha mengalami peningkatan biaya operasional
sebesar 6% dan penurunan pendapatan sebesar 10% secara bersamaan.
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 738.061.627 Layak
2 Internal Rate of Return 46,37 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,22 Layak
4 Profitability Index 1,89 Layak
5 Payback Period 2 tahun 6 bulan 5 hari
74
Sedangkan pada kondisi agresif adalah dimana usaha sedang berada pada
posisi yang sangat baik, dalam kondisi ini diasumsikan usaha mengalami
penurunan biaya operasional sebesar 6% dan peningkatan pendapatan
sebesar 10% secara bersamaan. Analisis ini akan menguji apakah usaha
lembaga bimbingan belajar Escentia dengan asumsi 100% modal sendiri dan
asumsi 30% modal pinjaman mampu menyesuaikan terhadap 2 perubahan
variabel secara bersamaan. Sehingga didapatkan hasil analisis sebagai
berikut.
Tabel 4.31
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 10% dan
Peningkatan Biaya Operasional 6% (100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Dapat dilihat pada tabel 4.31, bahwa usaha lembaga bimbingan belajar
Escentia tidak dapat menyesuaikan perubahan pada kondisi pesimis yaitu
penurunan pendapatan 10% dan peningkatan biaya operasional 6% secara
bersamaan. Usaha ini dianggap tidak layak karena meskipun memiliki NPV
yang positif sebesar Rp.319.125.385,00, nilai IRR yaitu 32,36% yang lebih
besar dari tingkat bunga yang disyaratkan yaitu 6%, dan memiliki nilai Net
B/C sebesar 1,07, usaha ini memilik nilai PI yang lebih kecil dari 1 yaiitu
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 319.125.385 Layak
2 Internal Rate of Return 32,36 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,07 Layak
4 Profitability Index 0,82 Tidak Layak
5 Payback Period 3 tahun 3 bulan 7 hari
75
sebesar 0,82. Kemudian, waktu pengembalian investasi usaha ini adalah
selama 3 tahun 3 bulan 7 hari.
Hasil analisis berikutnya adalah penurunan pendapatan 10% dan
peningkatan biaya operasional 6% dengan asumsi usaha lembaga bimbingan
belajar menggunakan 30% modal pinjaman. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.32.
Tabel 4.32
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Pendapatan 10% dan
Peningkatan Biaya Operasional 6% (30% Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.32, bahwa jika pada saat kondisi pesimis dengan
asumsi menggunakan 30% modal pinjaman usaha lembaga bimbingan
belajar Escentia tidak dapat menyesuaikan perubahan-perubahan yang
terjadi pada penurunan pendapatan 10% dan peningkatan biaya operasional
6% secara bersamaan. Usaha ini dianggap tidak layak karena meskipun
memiliki NPV yang positif sebesar Rp.191.151.184,00, nilai IRR yaitu
24,46% yang lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan yaitu 6%, dan
memiliki nilai Net B/C sebesar 1,02, usaha ini memilik nilai PI yang lebih
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 191.151.184 Layak
2 Internal Rate of Return 24,46 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,02 Layak
4 Profitability Index 0,49 Tidak Layak
5 Payback Period 3 tahun 8 bulan 1 hari
76
kecil dari 1 yaiitu sebesar 0,49. Kemudian, waktu pengembalian investasi
usaha ini adalah selama 3 tahun 8 bulan 1 hari.
Hasil analisis berikutnya adalah hasil pada kondisi agresif yaitu
penurunan biaya operasional sebesar 6% dan peningkatan pendapatan
sebesar 10% secara bersamaan . Berikut adalah hasil analisis dengan asumsi
usaha menggunakan 100% modal sendiri.
Tabel 4.33
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Biaya Operasional 6% dan
Peningkatan Pendapatan 10% (100% Modal Sendiri)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.33 dapat dilihat bahwa NPV pada kondisi agresif
dengan penurunan biaya operasional 6% dan peningkatan pendapatan 10%
secara bersamaan adalah positif sebesar Rp.1.201.406.569,00. Nilai IRR
sebesar 54,11 % , lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan yaitu
sebesar 6%. Kemudian, nilai Net B/C dan PI yang dihasilkan lebih besar
dari 1 yaitu masing-masing sebesar 1,41 dan 3,08. Selain itu, waktu
pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2 tahun 17 hari.
Kemudian pada tabel 4.36 dibawah ini adalah hasil analisis pada
kondisi agresif yaitu penurunan biaya operasional sebesar 6% dan
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 1.201.406.569 Layak
2 Internal Rate of Return 54,11 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,41 Layak
4 Profitability Index 3,08 Layak
5 Payback Period 2 tahun 17 hari
77
peningkatan pendapatan 10% secara bersamaan dengan asumsi usaha
menggunakan 30% modal pinjaman.
Tabel 4.34
Analisa Sensitivitas Terhadap Penurunan Biaya Operasional 6% dan
Peningkatan Pendapatan 8% (30% Modal Pinjaman)
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.36 dapat dilihat bahwa NPV pada kondisi agresif
dengan penurunan biaya operasional 6% dan peningkatan pendapatan 10%
secara bersamaan adalah positif sebesar Rp.1.073.432.367,00. Nilai IRR
sebesar 52,23 % , lebih besar dari tingkat bunga yang disyaratkan yaitu
sebesar 6%. Kemudian, nilai Net B/C dan PI yang dihasilkan lebih besar
dari 1 yaitu masing-masing sebesar 1,34 dan 2,76. Selain itu, waktu
pengembalian investasi usaha ini adalah selama 2 tahun 2 bulan 2 hari.
No. Parameter Kelayakan Hasil Analisis Keterangan
1 Net Present Value 1.073.432.367 Layak
2 Internal Rate of Return 52,23 Layak
3 Net Benefit/Cost ratio 1,34 Layak
4 Profitability Index 2,76 Layak
5 Payback Period 2 tahun 2 bulan 2 hari
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini menganalisa kelayakan bisnis usaha lembaga bimbingan belajar
Escentia yang ditinjau dari aspek finansial yang menggunakan laporan keuangan
tahunan perusahaan yang bersangkutan. Dari hasil analisa tersebut maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil analisis kelayakan dengan perhitungan net present value, internal rate of
return, net benefit/cost ratio, dan profitability index menunjukkan bahwa lembaga
usaha bimbingan belajar Escentia pada kondisi moderat dengan 100% modal
sendiri maupun 30% modal pinjaman telah memenuhi kriteria kelayakan usaha
yang sudah ditetapkan.
2. Hasil analisis kelayakan dengan perhitungan net present value, internal rate of
return, net benefit/cost ratio, dan profitability index menunjukkan bahwa lembaga
usaha bimbingan belajar Escentia pada kondisi pesimis, yaitu penurunan
pendapatan sebesar 10% dengan 100% modal sendiri telah memenuhi kriteria
kelayakan usaha yang sudah ditetapkan. Sedangkan dengan 30% modal pinjaman,
lembaga usaha bimbingan belajar Escentia belum memenuhi kriteria kelayakan
usaha yang sudah ditetapkan.
3. Hasil analisis kelayakan dengan perhitungan net present value, internal rate of
return, net benefit/cost ratio, dan profitability index menunjukkan bahwa lembaga
79
usaha bimbingan belajar Escentia pada kondisi agresif, yaitu peningkatan
pendapatan sebesar 10% dengan 100% modal sendiri maupun 30% modal
pinjaman telah memenuhi kriteria kelayakan usaha yang sudah ditetapkan.
4. Hasil analisis kelayakan dengan perhitungan net present value, internal rate of
return, net benefit/cost ratio, dan profitability index menunjukkan bahwa lembaga
usaha bimbingan belajar Escentia pada kondisi pesimis, yaitu peningkatan biaya
operasional sebesar 6% dengan 100% modal sendiri maupun 30% modal
pinjaman telah memenuhi kriteria kelayakan usaha yang sudah ditetapkan.
5. Hasil analisis kelayakan dengan perhitungan net present value, internal rate of
return, net benefit/cost ratio, dan profitability index menunjukkan bahwa lembaga
usaha bimbingan belajar Escentia pada kondisi agresif, yaitu penurunan biaya
operasional sebesar 6% dengan 100% modal sendiri maupun 30% modal
pinjaman telah memenuhi kriteria kelayakan usaha yang sudah ditetapkan.
6. Hasil analisis kelayakan dengan perhitungan net present value, internal rate of
return, net benefit/cost ratio, dan profitability index menunjukkan bahwa lembaga
usaha bimbingan belajar Escentia pada kondisi pesimis, yaitu penurunan
pendapatan sebesar 10% dan peningkatan biaya operasional sebesar 6% dengan
100% modal sendiri maupun 30% modal pinjaman belum memenuhi kriteria
kelayakan usaha yang sudah ditetapkan.
7. Hasil analisis kelayakan dengan perhitungan net present value, internal rate of
return, net benefit/cost ratio, dan profitability index menunjukkan bahwa lembaga
usaha bimbingan belajar Escentia pada kondisi agresif, yaitu peningkatan
80
pendapatan sebesar 10% dan penurunan biaya operasional sebesar 6% dengan
100% modal sendiri maupun 30% modal pinjaman telah memenuhi kriteria
kelayakan usaha yang sudah ditetapkan.
B. Implikasi
4. Bagi perusahaan/owner.
Penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mengevaluasi dan menilai
kelayakan investasi yang tepat untuk menambah nilai perusahaan,
memaksimalkan laba dan meminimalkan risiko investasi.
5. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
para investor yang ingin menanamkan modalnya perusahaan ini ataupun pada
jenis usaha bimbingan belajar.
6. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dan rujukan pengembangan
penelitian dengan metode capital budgeting di dalam studi kelayakan bisnis,
tidak hanya pada bidang usaha bimbingan belajar saja, tapi pada bidang usaha
yang lainnya.
C. Saran
Berdasarkan hasil Analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, maka untuk usaha
lembaga Bimbel Escentia, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Menambah program-program pembelajaran yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan pendidikan masyarakat yang lebih spesifik seperti, program home
81
schooling, program bidik misi untuk mengarahkan siswa dalam memilih jurursan
di universitas, dan program privat. Hal ini perlu dilakukan untuk lebih banyak
menarik minat siswa belajar di Bimbel Escentia sekaligus meningkatkan daya
saing dengan kompetitor Bimbel lainnya.
2. Melakukan promosi-promosi yang kreatif kepada masyarakat, seperti melakukan
seminar atau workshop ke sekolah-sekolah.
3. Sebaiknya tidak melakukan kebijakan penurunan harga bimbingan , karena usaha
ini cukup sensitif terhadap penurunan pendapatan.
4. Sebaiknya usaha ini dijalankan dengan 100% modal sendiri, karena jika
menggunakan modal pinjaman akan sangat beresiko terhadap penurunan
pendapatan dan peningkatan biaya secara bersamaan.
82
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, “Fundamentals Of Financial Management”,
South-Western, 2004.
Brigham, Houston, “Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Essentials of Financial
Management”, Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Clifton, David S., “Project Feasibility Analysis”, John Wiley And Sons LTD, New
York, 1997.
Dimyati dan Mudjiono, “Belajar Dan Pembelajaran”, Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Indonesia, 2006.
Djamin, Zulkarnain, “Perencanaan Dan Analisa Proyek”, Edisi ketiga, Fakultas
Ekonomi Unversitas Indonesia, Jakarta, 1993.
Fatah, Nanang, “Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah”,
Bani Quraisy, Bandung, 2004.
Gray, Clive, et. al., “Pengantar Evaluasi Proyek”, PT. Gramedia Pustaka Utama,
2002.
Haming dan Basamalah, “Studi Kelayakan Investasi:Proyek dan Bisnis”, PPM,
Jakarta, 2003
Havard, Tim, “Financial Feasibility Studies For Property Development, Theory And
Practice”, Routledge, 2014.
Husnan, Suad dan Suwarsono, “Studi Kelayakan Proyek Bisnis”, UPP STIM YPKN,
Yogyakarta, 2014.
Karis, Christie, “Feasibility Study For A Small Business”, Christie Karis Business
Plan Services, 2015.
Kasmir dan Jakfar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi Revisi, Kencana, Jakarta, 2012
Kotler, “Manajemen Pemasaran”, Jilid 2 Edisi 13, Erlangga, 2010
Nasarudin, Indo Yama, “Analisis Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Usaha Ternak
Ayam Potong Di Wilayah Parung Hijau”, UIN, Jakarta.
Nasarudin, Indo Yama, “Analisis Kelayakan Ekonomi Dan Finansial Usaha Ikan
Lele Asap Di Wilayah Pekanbaru”, Jurnal Etikonomi Volume 11 No.2, 2012.
83
Novom, Martin L., “The Fundraising Feasibility Study , It’s Not About The Money”,
John Wiley And Sons LTD, 2007.
Rangkuti, Freedy, ”Business Plan, Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis
Kasus”, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Rewold, Steward dan Warshaw, “Strategi Distribusi Pemasaran”, Jakarta Bina
Aksara, Jakarta, 1987.
Riyanto, Bambang, “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, edisi 4, BPFE,
Yogyakarta, 2011
Sharma, Mohit, et al., “Economic Feasibility Analysis Of Major Flower Crops In
Himachal Pradesh State Of India”, International Journal Of Advanced Research
In Management And Social Sciences.
Sofyan, “Manajemen Pemasaran Jasa”, Jilid 1, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003
Subagyo, Ahmad, “Studi Kelayakan, Teori dan Aplikasi”, PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta, 2008.
Sudgen, R. dan Williams, A. “The Principles Of Practical Cost-Benefit Analysis”, 1st
Edition, Oxford: Oxford Univesity Press, 1990.
Sutojo, Siswanto, “Studi Kelayakan Proyek, Teori dan Praktek, Seri Manajemen
No.66”, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 2002
Tangvitoontham, Nantarat and Papusson Chaiwat, “Economic Feasibility Of
Government Investment Project By Using Cost Benefit Analysis: A Case Study
Of Domestic Port (Port A), Laem-Chabang Port, Chonburi Province”, Procedia
Economics and Finance, 2012.
Tereza, David, and Abraham K., “Financial Profitability And Sensitivity Of Palm Oil
Plantation In Indonesia”, Acta Universitatis Agriculturae Et Silviculturae
Mendelianae Brunensis Vol. 3 No. 4, Prague.
Thi Thi Soe, et al., “Assesment Of Economic Feasibility On Promising Wind Energy
Sites In Myanmar”, International Journal of Renewable Energy Research Vol.5
No.2, 2015.
Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM Bank Indonesia, “Pola
Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas Jasa Bimbingan Belajar”
Umar, Husein, “Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis”, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
84
Umar, Husein, “Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisis Kelayakan Usaha
Secara Komperhensif”, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Varalakshmi, K., “Feasiblity Analysis of Meat Processing Plant- Case of Medium
Scale Plant for Restructured Chicken Products”, International Journal of
Advanced Research Vol.3 Issue 8, 2015.
Yacob, Ibrahim, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2003.
www.bi.go.id
http://www.bi.go.id/id/umkm/kelayakan/pola-
pembiayaan/perdagangan/Pages/bimbel_19042011.aspx
www.bps.go.id
www.infokursus.net
85
Lampiran 1 : Data Rata-rata Inflasi Indonesia Periode 2010-2015
Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia (2010-2015)
(http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx ,diakses 20 Oktober 2016)
Lampiran 2 : Data Rata-rata Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Periode 2010- 2015
Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia (2010-2015)
(http://www.bi.go.id/en/moneter/bi-rate/data/Default.aspx ,diakses 20 Oktober 2016)
Tahun Tingkat Inflasi Indonesia
2010 5.1
2011 5.4
2012 4.3
2013 8.4
2014 8.4
2015 3.4
Rata-rata 5.83
Tahun BI Rate (%)
2010 6.50
2011 6.50
2012 5.75
2013 7.50
2014 7.50
2015 7.50
Rata-rata 6.88
86
Lampiran 3: Daftar Pertanyaan Kuisioner
1. Gambaran Umum Objek Penelitian.
a. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan LKP PT. Escentia Prima Sejati?
b. Bagaimana bentuk struktur organisasi dalam perusahaan ini?
2. Aspek Finansial
a. Berapa banyak biaya investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan perusahaan
ini?
b. Sumber dana dari mana yang digunakan untuk mendirikan perusahaan ini?
c. Berapa banyak biaya operasional tetap dan tidak tetap yang dikeluarkan untuk
menjalankan usaha ini?
d. Berapa banyak biaya penyusutan yang ditimbulkan terhadap aset-aset yang
dimiliki perusahaan?
e. Berapa banyak pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan selama
beroperasi?
87
Lampiran 4 : Jumlah Pendapan Bimbel Escentia
No. Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1
244,375,000 255,000,000 403,750,000 403,750,000 403,750,000
47,500,000 95,000,000 118,750,000 118,750,000 118,750,000
291,875,000 350,000,000 522,500,000 522,500,000 522,500,000
2
102,000,000 140,250,000 182,750,000 182,750,000 182,750,000
21,375,000 42,750,000 61,750,000 61,750,000 61,750,000
123,375,000 183,000,000 244,500,000 244,500,000 244,500,000
3
51,000,000 76,500,000 102,000,000 102,000,000 102,000,000
b. Intensif-IPA 19,000,000 47,500,000 57,000,000 57,000,000 57,000,000
c. Intensif-IPS 19,000,000 38,000,000 38,000,000 38,000,000 38,000,000
89,000,000 162,000,000 197,000,000 197,000,000 197,000,000
Jumlah Sub Program konsisten 397,375,000 471,750,000 688,500,000 688,500,000 688,500,000
Jumlah Sub Program intensif 106,875,000 223,250,000 275,500,000 275,500,000 275,500,000
504,250,000 695,000,000 964,000,000 964,000,000 964,000,000Total
Jumlah
SMA
Strata Sub Program
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
a. Konsisten
b. Intensif
a. Konsisten
b. Intensif
a. Konsisten
Jumlah Pendapatan Bimbel 5 tahun
2,934,625,000
1,156,625,000
4,091,250,000
Sub Program Intensif
Total
Sub Program Konsisten
88
Lampiran 5 : Biaya Investasi Bimbel Escentia
1. Nilai sisa diasumsikan 10% dari harga pembelian awal pada aktiva tetap.
2. Penyusutan dihitung dengan menggunakan straight line method
1 Perizinan
a. Tanda Daftar Perusahaan 1 File 2.700.000 2.700.000 -
b. Izin Badan Usaha NILEK 1 File 3.000.000 3.000.000 -
c. NPWP 1 File 1.000.000 1.000.000
d. Akta Perusahaan 1 File 3.500.000 3.500.000
2 Sewa Gedung -
a. Ruang Kelas 200 m2 400.000 80.000.000 1
b. Ruang Guru 15 m2 400.000 6.000.000 1
c. Lobi 15 m2 400.000 6.000.000 1
d. Ruang Kantor 25 m2 400.000 10.000.000 1
e. Ruang Baca Siswa 15 m2 400.000 6.000.000 1
3 Peralatan Kantor
a. Komputer 2 Unit 5.000.000 10.000.000 5 2.000.000 1.000.000
b. Printer 1 Unit 2.300.000 2.300.000 5 460.000 230.000
c. Laptop 1 Unit 6.200.000 6.200.000 5 1.240.000 620.000
d. Telepon/Fax 1 Unit 1.300.000 1.300.000 5 260.000 130.000
f. Rak Buku 5 Unit 330.000 1.650.000 5 330.000 165.000
g. Filling Cabinet 5 Unit 1.300.000 6.500.000 5 1.300.000 650.000
h. Meja Kerja 5 Unit 900.000 4.500.000 5 900.000 450.000
i. Kursi Tamu 1 Set 2.250.000 2.250.000 5 450.000 225.000
j. AC 1/2 PK 4 Unit 2.000.000 8.000.000 5 1.600.000 800.000
k. Mesin Foto Copy 1 Unit 30.000.000 30.000.000 5 6.000.000 3.000.000
4 Peralatan Belajar
a. Kursi Belajar 150 Buah 372.000 55.800.000 5 11.160.000 5.580.000
b. Meja Guru 10 Unit 800.000 8.000.000 5 1.600.000 800.000
c. White Board 10 Unit 594.000 5.940.000 5 1.188.000 594.000
d. AC 1 PK 10 Unit 3.000.000 30.000.000 5 6.000.000 3.000.000
5 Sarana Belajar
a. Modul Belajar 5 Paket 1.200.000 6.000.000 5 1.200.000 600.000
b. Soal Latihan 5 Paket 700.000 3.500.000 5 700.000 350.000
c. Buku Pelajaran Tambahan 3 paket 1.000.000 3.000.000 5 600.000 300.000
6 Biaya Modal Kerja awal 1 Paket 86.355.061
Jumlah 389.495.061 36.388.000 18.494.000
Nilai sisaPenyusutanNo. Jenis Biaya Jumlah Fisik Harga/Satuan Nilai Jumlah Umur Ekonomis
89
Lampiran 6 : Biaya Operasional Tetap dan Tidak Tetap
No.
Jen
is B
iaya
Satu
an
Ju
mla
hH
arg
a/S
atu
an
Nil
ai
(Rp)
Tah
un
1T
ah
un
2T
ah
un
3T
ah
un
4T
ah
un
5
1B
iaya T
idak
Lan
gsu
ng
a.A
TK
Kan
tor
paket
1100.0
00
100.0
00
1.2
00.0
00
1.2
00.0
00
1.2
00.0
00
1.2
00.0
00
1.2
00.0
00
b. In
tern
et
paket
1400.0
00
400.0
00
4.8
00.0
00
4.8
00.0
00
4.8
00.0
00
4.8
00.0
00
4.8
00.0
00
c. A
ir M
inera
lu
nit
512.5
00
62.5
00
750.0
00
750.0
00
750.0
00
750.0
00
750.0
00
d. A
iru
nit
150.0
00
50.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
e. L
istr
iku
nit
13.1
42.5
61
3.1
42.5
61
37.7
10.7
32
37.7
10.7
32
37.7
10.7
32
37.7
10.7
32
37.7
10.7
32
2B
iaya L
an
gsu
ng
a. T
uto
r S
em
este
r 1
ora
ng
10
1.5
00.0
00
15.0
00.0
00
45.0
00.0
00
90.0
00.0
00
90.0
00.0
00
90.0
00.0
00
90.0
00.0
00
b. T
uto
r S
em
este
r 2
ora
ng
15
1.5
00.0
00
22.5
00.0
00
72.0
00.0
00
135.0
00.0
00
135.0
00.0
00
135.0
00.0
00
135.0
00.0
00
c. A
TK
Kela
sp
aket
1150.0
00
150.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
d. C
eta
k M
od
ul
ko
nsis
ten
324
20.0
00
6.4
80.0
00
3.7
40.0
00
4.4
40.0
00
6.4
80.0
00
6.4
80.0
00
6.4
80.0
00
inte
nsif
116
20.0
00
2.3
20.0
00
900.0
00
1.8
80.0
00
2.3
20.0
00
2.3
20.0
00
2.3
20.0
00
e. C
eta
k s
oal la
tih
an
ko
nsis
ten
324
10.0
00
3.2
40.0
00
1.8
70.0
00
2.2
20.0
00
3.2
40.0
00
3.2
40.0
00
3.2
40.0
00
inte
nsif
116
10.0
00
1.1
60.0
00
450.0
00
940.0
00
1.1
60.0
00
1.1
60.0
00
1.1
60.0
00
3P
em
asaran
a. P
am
flet/
bro
su
rle
mb
ar
5.0
00
1.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
b. T
ryo
ut
freku
en
si
25.0
00.0
00
10.0
00.0
00
10.0
00.0
00
10.0
00.0
00
10.0
00.0
00
10.0
00.0
00
10.0
00.0
00
c. S
ou
ven
iru
nit
500
10.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
5.0
00.0
00
Ju
mla
h7
4.6
05
.06
11
89
.62
0.7
32
30
0.1
40
.73
23
03
.86
0.7
32
30
3.8
60
.73
23
03
.86
0.7
32
No
Jen
is B
iaya
Satu
an
Ju
mla
hH
arg
a/S
atu
an
Nil
ai
(Rp)
Tah
un
1T
ah
un
2T
ah
un
3T
ah
un
4T
ah
un
5
1B
iay
a A
dm
inis
trasi U
mu
m
a. G
aji D
ireksi
ora
ng
13.0
00.0
00
3.0
00.0
00
36.0
00.0
00
36.0
00.0
00
36.0
00.0
00
36.0
00.0
00
36.0
00.0
00
b. G
aji S
taf
man
aje
men
ora
ng
32.0
00.0
00
6.0
00.0
00
72.0
00.0
00
72.0
00.0
00
72.0
00.0
00
72.0
00.0
00
72.0
00.0
00
c. G
aji K
ary
aw
an
ora
ng
21.2
50.0
00
2.5
00.0
00
30.0
00.0
00
30.0
00.0
00
30.0
00.0
00
30.0
00.0
00
30.0
00.0
00
d. T
ele
po
nu
nit
1200.0
00
200.0
00
2.4
00.0
00
2.4
00.0
00
2.4
00.0
00
2.4
00.0
00
2.4
00.0
00
e. S
ura
t/F
ax
paket
150.0
00
50.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
600.0
00
2.
Bia
ya R
ein
vesta
si
a. S
ew
a G
ed
un
gu
nit
1108.0
00.0
00
9.0
00.0
00
108.0
00.0
00
108.0
00.0
00
108.0
00.0
00
108.0
00.0
00
108.0
00.0
00
Ju
mla
h1
1.7
50
.00
02
49
.00
0.0
00
24
9.0
00
.00
02
49
.00
0.0
00
24
9.0
00
.00
02
49
.00
0.0
00
Bia
ya M
odal
Kerja
1 B
ula
n8
6.3
55
.06
1
90
Lampiran 7 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri)
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 964.000.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 982.494.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 189.620.732 300.140.732 303.860.732 303.860.732 303.860.732
d. Biaya administrasi umum 0 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 475.008.732 585.528.732 589.248.732 589.248.732 589.248.732
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 29.241.268 109.471.268 374.751.268 374.751.268 393.245.268
Pajak 1% 0 5.042.500 6.950.000 9.640.000 9.640.000 9.640.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 24.198.768 102.521.268 365.111.268 365.111.268 383.605.268
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 60.586.768 138.909.268 401.499.268 401.499.268 419.993.268
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 57.157.328 123.628.754 337.106.528 318.025.026 313.843.402
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 40.937.005 63.417.306 123.851.027 83.683.126 59.147.140
NPV Pada DF 6% 760.265.977
NPV Pada DF 48% -18.459.456
IRR (%) 47,00
Net B/C Ratio 1,23
Profitability Index 1,95
Payback Period 2 tahun 5 Bulan 20 hari
TahunUraian
PV Benefit PV Cost
475.707.547 448.121.445
618.547.526 521.118.487
809.392.989 494.744.598
763.578.291 466.740.187
734.176.671 440.320.931
3.401.403.024 2.371.045.648
Net B/C Ratio 1,23
investasi 389.495.061
proceed 1 60.586.768
sisa 328.908.293
proceed 2 138.909.268
189.999.025
401.499.268
0,4732 12 5,678686
0,6786 30 20,358
91
Lampiran 8 : Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman)
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 964.000.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 982.494.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 189.620.732 300.140.732 303.860.732 303.860.732 303.860.732
d. Biaya administrasi umum 0 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
f. Angsuran Pokok 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704
g. Beban Bunga 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 505.389.347 615.909.347 619.629.347 619.629.347 619.629.347
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -1.139.347 79.090.653 344.370.653 344.370.653 362.864.653
Pajak 1% 0 5.042.500 6.950.000 9.640.000 9.640.000 9.640.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -6.181.847 72.140.653 334.730.653 334.730.653 353.224.653
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 30.206.153 108.528.653 371.118.653 371.118.653 389.612.653
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 28.496.371 96.590.115 311.598.378 293.960.734 291.141.239
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 20.409.563 49.547.413 114.479.477 77.350.998 54.868.675
NPV Pada DF 6% 632.291.775
NPV Pada DF 48% -72.838.934
IRR (%) 43,66
Net B/C Ratio 1,18
Profitability Index 1,62
Payback Period 2 tahun 8 bulan 3 hari
UraianTahun
116.848.518 23.369.704 7.010.911
PV Benefit PV Cost
475.707.547 476.782.403
618.547.526 548.157.126
809.392.989 520.252.748
763.578.291 490.804.479
734.176.671 463.023.094
3.401.403.024 2.499.019.849
Net B/C Ratio 1,18
Angsuran Pokok
Selama 5 tahunBeban BungaPinjaman 30%
investasi 389.495.061
proceed 1 30.206.153
sisa 359.288.908
proceed 2 108.528.653
sisa 250.760.255
371.118.653
0,6757 12 8,1083
0,1083 30 3,2490
92
Lampiran 9. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Penurunan
Pendapatan 10%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 453.825.000 625.500.000 867.600.000 867.600.000 867.600.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 453.825.000 625.500.000 867.600.000 867.600.000 886.094.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 189.620.732 300.140.732 303.860.732 303.860.732 303.860.732
d. Biaya administrasi umum 0 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 475.008.732 585.528.732 589.248.732 589.248.732 589.248.732
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -21.183.732 39.971.268 278.351.268 278.351.268 296.845.268
Pajak 1% 0 4.538.250 6.255.000 8.676.000 8.676.000 8.676.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -25.721.982 33.716.268 269.675.268 269.675.268 288.169.268
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 10.666.018 70.104.268 306.063.268 306.063.268 324.557.268
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 10.062.281 62.392.549 256.976.622 242.430.775 242.528.071
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 7.206.769 32.005.236 94.411.754 63.791.726 45.707.005
NPV Pada DF 6% 424.895.237
NPV Pada DF 48% -146.372.573
IRR (%) 37,24
Net B/C Ratio 1,11
Profitability Index 1,09
Payback Period 3 tahun 3 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
428.136.792 448.121.445
556.692.773 521.118.487
728.453.690 494.744.598
687.220.462 466.740.187
662.140.983 440.320.931
3.062.644.701 2.371.045.648
Net B/C Ratio 1,11
investasi 389.495.061
proceed 1 10.666.018
sisa 378.829.043
proceed 2 70.104.268
sisa 308.724.775
proceed 3 306.063.268
2.661.507
306.063.268
0,0087 12 0,1044
0,1044 30 3,1320
93
Lampiran 10. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Penurunan
Pendapatan 10%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 453.825.000 625.500.000 867.600.000 867.600.000 867.600.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 453.825.000 625.500.000 867.600.000 867.600.000 886.094.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 189.620.732 300.140.732 303.860.732 303.860.732 303.860.732
d. Biaya administrasi umum 0 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
f. Angsuran Pokok 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704
g. Beban Bunga 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 505.389.347 615.909.347 619.629.347 619.629.347 619.629.347
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -51.564.347 9.590.653 247.970.653 247.970.653 266.464.653
Pajak 1% 0 4.538.250 6.255.000 8.676.000 8.676.000 8.676.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -56.102.597 3.335.653 239.294.653 239.294.653 257.788.653
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 -19.714.597 39.723.653 275.682.653 275.682.653 294.176.653
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 -18.598.676 35.353.910 231.468.472 218.366.483 219.825.908
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 -13.320.673 18.135.342 85.040.204 57.459.597 41.428.540
NPV Pada DF 6% 296.921.036
NPV Pada DF 48% -200.752.051
IRR (%) 31,06
Net B/C Ratio 1,06
Profitability Index 0,76
Payback Period 3 tahun 4 bulan 2 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
428.136.792 476.782.403
556.692.773 548.157.126
728.453.690 520.252.748
687.220.462 490.804.479
662.140.983 463.023.094
3.062.644.701 2.499.019.849
Net B/C Ratio 1,06
investasi 389.495.061
proceed 1 -19.714.597
sisa 409.209.658
proceed 2 39.723.653
sisa 369.486.005
proceed 3 275.682.653
sisa 93.803.351
275.682.653
0,3403 12 4,0831
0,0831 30 2,4930
94
Lampiran 11. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Penurunan
Pendapatan 12%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 443.740.000 611.600.000 848.320.000 848.320.000 848.320.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 443.740.000 611.600.000 848.320.000 848.320.000 866.814.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 189.620.732 300.140.732 303.860.732 303.860.732 303.860.732
d. Biaya administrasi umum 0 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 475.008.732 585.528.732 589.248.732 589.248.732 589.248.732
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -31.268.732 26.071.268 259.071.268 259.071.268 277.565.268
Pajak 1% 0 4.437.400 6.116.000 8.483.200 8.483.200 8.483.200
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -35.706.132 19.955.268 250.588.068 250.588.068 269.082.068
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 681.868 56.343.268 286.976.068 286.976.068 305.470.068
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 643.272 50.145.308 240.950.640 227.311.925 228.265.005
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 460.722 25.722.821 88.523.899 59.813.445 43.018.978
NPV Pada DF 6% 357.821.089
NPV Pada DF 48% -171.955.196
IRR (%) 34,37
Net B/C Ratio 1,08
Profitability Index 0,92
Payback Period 3 tahun 1 bulan 27 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
418.622.642 448.121.445
544.321.823 521.118.487
712.265.830 494.744.598
671.948.896 466.740.187
647.733.846 440.320.931
2.994.893.037 2.371.045.648
Net B/C Ratio 1,08
investasi 389.495.061
proceed 1 681.868
sisa 388.813.193
proceed 2 56.343.268
sisa 332.469.925
proceed 3 286.976.068
sisa 45.493.857
286.976.068
0,1585 12 1,9023
0,9023 30 27,0690
95
Lampiran 12. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Biaya Operasional 6%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 964.000.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 982.494.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 200.997.976 318.149.176 322.092.376 322.092.376 322.092.376
d. Biaya administrasi umum 0 149.460.000 149.460.000 149.460.000 149.460.000 149.460.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 494.845.976 611.997.176 615.940.376 615.940.376 615.940.376
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 9.404.024 83.002.824 348.059.624 348.059.624 366.553.624
Pajak 1% 0 5.042.500 6.950.000 9.640.000 9.640.000 9.640.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 4.361.524 76.052.824 338.419.624 338.419.624 356.913.624
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 40.749.524 112.440.824 374.807.624 374.807.624 393.301.624
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 38.442.947 100.071.933 314.695.709 296.882.744 293.897.853
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 27.533.462 51.333.466 115.617.419 78.119.878 55.388.189
NPV Pada DF 6% 654.496.125
NPV Pada DF 48% -61.502.647
IRR (%) 44,39
Net B/C Ratio 1,19
Profitability Index 1,68
Payback Period 2 tahun 7 bulan 17 hari
TahunUraian
PV Benefit PV Cost
475.707.547 466.835.826
618.547.526 544.675.308
809.392.989 517.155.417
763.578.291 487.882.469
734.176.671 460.266.480
3.401.403.024 2.476.815.500
Net B/C Ratio 1,19
investasi 389.495.061
proceed 1 40.749.524
sisa 348.745.537
Proceed 2 112.440.824
sisa 236.304.713
374.807.624
0,6305 12 7,5656
0,5656 30 16,9680
96
Lampiran 13. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Biaya Operasional 6%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 964.000.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 982.494.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 200.997.976 318.149.176 322.092.376 322.092.376 322.092.376
d. Biaya administrasi umum 0 149.460.000 149.460.000 149.460.000 149.460.000 149.460.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
f. Angsuran Pokok 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704
g. Beban Bunga 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 525.226.591 642.377.791 646.320.991 646.320.991 646.320.991
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -20.976.591 52.622.209 317.679.009 317.679.009 336.173.009
Pajak 1% 0 5.042.500 6.950.000 9.640.000 9.640.000 9.640.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -26.019.091 45.672.209 308.039.009 308.039.009 326.533.009
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 10.368.909 82.060.209 344.427.009 344.427.009 362.921.009
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 9.781.990 73.033.294 289.187.559 272.818.452 271.195.690
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 7.006.020 37.463.573 106.245.869 71.787.750 51.109.724
NPV Pada DF 6% 526.521.924
NPV Pada DF 48% -115.882.126
IRR (%) 40,42
Net B/C Ratio 1,14
Profitability Index 1,35
Payback Period 2 tahun 10 bulan 10 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
475.707.547 495.496.784
618.547.526 571.713.947
809.392.989 542.663.567
763.578.291 511.946.761
734.176.671 482.968.643
3.401.403.024 2.604.789.701
Net B/C Ratio 1,14
investasi 389.495.061
proceed 1 10.368.909
sisa 379.126.152
proceed 2 82.060.209
sisa 297.065.942
344.427.009
0,8625 12 10,3499
0,3499 30 10,497
97
Lampiran 14. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Biaya Operasional 22%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 964.000.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 982.494.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 231.337.293 366.171.693 370.710.093 370.710.093 370.710.093
d. Biaya administrasi umum 0 172.020.000 172.020.000 172.020.000 172.020.000 172.020.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 547.745.293 682.579.693 687.118.093 687.118.093 687.118.093
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -43.495.293 12.420.307 276.881.907 276.881.907 295.375.907
Pajak 1% 0 5.042.500 6.950.000 9.640.000 9.640.000 9.640.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -48.537.793 5.470.307 267.241.907 267.241.907 285.735.907
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 -12.149.793 41.858.307 303.629.907 303.629.907 322.123.907
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 -11.462.069 37.253.744 254.933.525 240.503.325 240.709.722
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 -8.209.320 19.109.892 93.661.132 63.284.548 45.364.317
NPV Pada DF 6% 372.443.186
NPV Pada DF 48% -176.284.491
IRR (%) 34,51
Net B/C Ratio 1,08
Profitability Index 0,96
Payback Period 3 tahun 2 bulan 6 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
475.707.547 516.740.842
618.547.526 607.493.497
809.392.989 576.917.601
763.578.291 544.261.887
734.176.671 513.454.611
3.401.403.024 2.758.868.438
Net B/C Ratio 1,08
investasi 389.495.061
proceed 1 -12.149.793
sisa 401.644.854
proceed 2 41.858.307
sisa 359.786.547
proceed 3 303.629.907
56.156.640
303.629.907
0,1850 12 2,2194
0,2194 30 6,582
98
Lampiran 15. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Biaya Operasional 14%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 964.000.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 982.494.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 216.167.634 342.160.434 346.401.234 346.401.234 346.401.234
d. Biaya administrasi umum 0 160.740.000 160.740.000 160.740.000 160.740.000 160.740.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
f. Angsuran Pokok 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704
g. Beban Bunga 7.010.911 8.295.623 8.295.623 8.295.623 8.295.623
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 551.676.249 678.953.761 683.194.561 683.194.561 683.194.561
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -47.426.249 16.046.239 280.805.439 280.805.439 299.299.439
Pajak 1% 0 5.042.500 6.950.000 9.640.000 9.640.000 9.640.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -52.468.749 9.096.239 271.165.439 271.165.439 289.659.439
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 -16.080.749 45.484.239 307.553.439 307.553.439 326.047.439
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 -15.170.518 40.480.811 258.227.798 243.611.130 243.641.614
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 -10.865.371 20.765.266 94.871.429 64.102.317 45.916.864
NPV Pada DF 6% 381.295.774
NPV Pada DF 48% -174.704.556
IRR (%) 34,80
Net B/C Ratio 1,08
Profitability Index 0,98
Payback Period 3 tahun 2 bulan 9 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
475.707.547 520.449.292
618.547.526 604.266.430
809.392.989 573.623.327
763.578.291 541.154.082
734.176.671 510.522.719
3.401.403.024 2.750.015.850
Net B/C Ratio 1,08
investasi 389.495.061
proceed 1 -16.080.749
sisa 405.575.810
proceed 2 45.484.239
sisa 366.676.726
proceed 3 307.553.439
59.123.286
307.553.439
0,1922 12 2,3068
0,3068 30 9,204
99
Lampiran 16. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Biaya Operasional 6% dan Penurunan Pendapatan 10%.
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 453.825.000 625.500.000 867.600.000 867.600.000 867.600.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 453.825.000 625.500.000 867.600.000 867.600.000 886.094.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 200.997.976 318.149.176 322.092.376 322.092.376 322.092.376
d. Biaya administrasi umum 0 149.460.000 149.460.000 149.460.000 149.460.000 149.460.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 494.845.976 611.997.176 615.940.376 615.940.376 615.940.376
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -41.020.976 13.502.824 251.659.624 251.659.624 270.153.624
Pajak 1% 0 4.538.250 6.255.000 8.676.000 8.676.000 8.676.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -45.559.226 7.247.824 242.983.624 242.983.624 261.477.624
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 -9.171.226 43.635.824 279.371.624 279.371.624 297.865.624
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 -8.652.100 38.835.728 234.565.803 221.288.493 222.582.522
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 -6.196.774 19.921.395 86.178.146 58.228.477 41.948.053
NPV Pada DF 6% 319.125.385
NPV Pada DF 48% -189.415.764
IRR (%) 32,36
Net B/C Ratio 1,07
Profitability Index 0,82
Payback Period 3 tahun 3 bulan 7 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
428.136.792 466.835.826
556.692.773 544.675.308
728.453.690 517.155.417
687.220.462 487.882.469
662.140.983 460.266.480
3.062.644.701 2.476.815.500
Net B/C Ratio 1,07
investasi 389.495.061
proceed 1 -9.171.226
sisa 398.666.287
proceed 2 43.635.824
sisa 355.030.463
proceed 3 279.371.624
sisa 75.658.839
279.371.624
0,2708 12 3,2498
0,2498 30 7,4940
100
Lampiran 17. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Biaya Operasional 6% dan Penurunan Pendapatan 10%.
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 453.825.000 625.500.000 867.600.000 867.600.000 867.600.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 453.825.000 625.500.000 867.600.000 867.600.000 886.094.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 200.997.976 318.149.176 322.092.376 322.092.376 322.092.376
d. Biaya administrasi umum 0 149.460.000 149.460.000 149.460.000 149.460.000 149.460.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
f. Angsuran Pokok 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704
g. Beban Bunga 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 525.226.591 642.377.791 646.320.991 646.320.991 646.320.991
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 -71.401.591 -16.877.791 221.279.009 221.279.009 239.773.009
Pajak 1% 0 4.538.250 6.255.000 8.676.000 8.676.000 8.676.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 -75.939.841 -23.132.791 212.603.009 212.603.009 231.097.009
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 -39.551.841 13.255.209 248.991.009 248.991.009 267.485.009
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 -37.313.057 11.797.089 209.057.653 197.224.201 199.880.359
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 -26.724.217 6.051.502 76.806.596 51.896.349 37.669.588
NPV Pada DF 6% 191.151.184
NPV Pada DF 48% -243.795.243
IRR (%) 24,46
Net B/C Ratio 1,02
Profitability Index 0,49
Payback Period 3 tahun 8 bulan 1 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
428.136.792 495.496.784
556.692.773 571.713.947
728.453.690 542.663.567
687.220.462 511.946.761
662.140.983 482.968.643
3.062.644.701 2.604.789.701
Net B/C Ratio 1,02
investasi 389.495.061
proceed 1 -39.551.841
sisa 429.046.902
proceed 2 13.255.209
sisa 415.791.692
proceed 3 248.991.009
sisa 166.800.683
248.991.009
0,6699 12 8,0389
0,0389 30 1,1670
101
Lampiran 18. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Penurunan
Biaya Operasional 6%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 964.000.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 982.494.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 178.243.488 282.132.288 285.629.088 285.629.088 285.629.088
d. Biaya administrasi umum 0 132.540.000 132.540.000 132.540.000 132.540.000 132.540.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 455.171.488 559.060.288 562.557.088 562.557.088 562.557.088
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 49.078.512 135.939.712 401.442.912 401.442.912 419.936.912
Pajak 1% 0 5.042.500 6.950.000 9.640.000 9.640.000 9.640.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 44.036.012 128.989.712 391.802.912 391.802.912 410.296.912
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 80.424.012 165.377.712 428.190.912 428.190.912 446.684.912
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 75.871.709 147.185.575 359.517.346 339.167.308 333.788.951
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 54.340.549 75.501.147 132.084.635 89.246.375 62.906.092
NPV Pada DF 6% 866.035.829
NPV Pada DF 48% 24.583.736
IRR (%) 49,23
Net B/C Ratio 1,28
Profitability Index 2,22
Payback Period 2 tahun 4 bulan 0 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
475.707.547 429.407.064
618.547.526 497.561.666
809.392.989 472.333.779
763.578.291 445.597.905
734.176.671 420.375.382
3.401.403.024 2.265.275.796
Net B/C Ratio 1,28
investasi 389.495.061
proceed 1 80.424.012
sisa 309.071.049
proceed 2 165.377.712
sisa 143.693.337
428.190.912
0,3356 12 4,0270
0,027 30 0,81
102
Lampiran 19. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Penurunan
Biaya Operasional 6%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 964.000.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 504.250.000 695.000.000 964.000.000 964.000.000 982.494.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 178.243.488 282.132.288 285.629.088 285.629.088 285.629.088
d. Biaya administrasi umum 0 132.540.000 132.540.000 132.540.000 132.540.000 132.540.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
f. Angsuran Pokok 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704
g. Beban Bunga 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 485.552.103 589.440.903 592.937.703 592.937.703 592.937.703
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 18.697.897 105.559.097 371.062.297 371.062.297 389.556.297
Pajak 1% 0 5.042.500 6.950.000 9.640.000 9.640.000 9.640.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 13.655.397 98.609.097 361.422.297 361.422.297 379.916.297
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 50.043.397 134.997.097 397.810.297 397.810.297 416.304.297
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 47.210.752 120.146.936 334.009.196 315.103.016 311.086.788
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 33.813.106 61.631.253 122.713.085 82.914.247 58.627.627
NPV Pada DF 6% 738.061.627
NPV Pada DF 48% -29.795.743
IRR (%) 46,37
Net B/C Ratio 1,22
Profitability Index 1,89
Payback Period 2 tahun 6 bulan 5 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
475.707.547 458.068.022
618.547.526 524.600.305
809.392.989 497.841.929
763.578.291 469.662.197
734.176.671 443.077.544
3.401.403.024 2.393.249.997
Net B/C Ratio 1,22
investasi 389.495.061
proceed 1 50.043.397
sisa 339.451.664
proceed 2 134.997.097
sisa 204.454.567
397.810.297
0,5139 12 6,1674
0,1674 30 5,022
103
Lampiran 20. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Pendapatan 10%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 554.675.000 764.500.000 1.060.400.000 1.060.400.000 1.060.400.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 554.675.000 764.500.000 1.060.400.000 1.060.400.000 1.078.894.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 189.620.732 300.140.732 303.860.732 303.860.732 303.860.732
d. Biaya administrasi umum 0 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 475.008.732 585.528.732 589.248.732 589.248.732 589.248.732
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 79.666.268 178.971.268 471.151.268 471.151.268 489.645.268
Pajak 1% 0 5.546.750 7.645.000 10.604.000 10.604.000 10.604.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 74.119.518 171.326.268 460.547.268 460.547.268 479.041.268
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 110.507.518 207.714.268 496.935.268 496.935.268 515.429.268
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 104.252.375 184.864.959 417.236.433 393.619.277 385.158.733
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 74.667.242 94.829.377 153.290.300 103.574.527 72.587.276
NPV Pada DF 6% 1.095.636.717
NPV Pada DF 48% 109.453.661
IRR (%) 52,66
Net B/C Ratio 1,35
Profitability Index 2,81
Payback Period 2 tahun 1 bulan 21 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
523.278.302 448.121.445
680.402.278 521.118.487
890.332.288 494.744.598
839.936.120 466.740.187
806.212.359 440.320.931
3.740.161.348 2.371.045.648
Net B/C Ratio 1,35
investasi 389.495.061
proceed 1 110.507.518
sisa 278.987.543
proceed 2 207.714.268
sisa 71.273.275
496.935.268
0,1434 12 1,7211
0,7211 30 21,633
104
Lampiran 21. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Pendapatan 10%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 554.675.000 764.500.000 1.060.400.000 1.060.400.000 1.060.400.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 554.675.000 764.500.000 1.060.400.000 1.060.400.000 1.078.894.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 189.620.732 300.140.732 303.860.732 303.860.732 303.860.732
d. Biaya administrasi umum 0 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000 141.000.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
f. Angsuran Pokok 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704
g. Beban Bunga 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 505.389.347 615.909.347 619.629.347 619.629.347 619.629.347
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 49.285.653 148.590.653 440.770.653 440.770.653 459.264.653
Pajak 1% 0 5.546.750 7.645.000 10.604.000 10.604.000 10.604.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 43.738.903 140.945.653 430.166.653 430.166.653 448.660.653
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 80.126.903 177.333.653 466.554.653 466.554.653 485.048.653
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 75.591.418 157.826.320 391.728.283 369.554.984 362.456.570
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 54.139.799 80.959.484 143.918.750 97.242.399 68.308.811
NPV Pada DF 6% 967.662.515
NPV Pada DF 48% 55.074.182
IRR (%) 50,53
Net B/C Ratio 1,29
Profitability Index 2,48
Payback Period 2 tahun 3 bulan 11 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
523.278.302 476.782.403
680.402.278 548.157.126
890.332.288 520.252.748
839.936.120 490.804.479
806.212.359 463.023.094
3.740.161.348 2.499.019.849
Net B/C Ratio 1,29
investasi 389.495.061
proceed 1 80.126.903
sisa 309.368.158
proceed 2 177.333.653
sisa 132.034.505
466.554.653
0,2830 12 3,3960
0,396 30 11,88
105
Lampiran 22. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (100% Modal Sendiri) Peningkatan
Pendapatan 10% dan Penurunan Biaya Operasional 10%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 554.675.000 764.500.000 1.060.400.000 1.060.400.000 1.060.400.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 554.675.000 764.500.000 1.060.400.000 1.060.400.000 1.078.894.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 178.243.488 282.132.288 285.629.088 285.629.088 285.629.088
d. Biaya administrasi umum 0 132.540.000 132.540.000 132.540.000 132.540.000 132.540.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 455.171.488 559.060.288 562.557.088 562.557.088 562.557.088
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 99.503.512 205.439.712 497.842.912 497.842.912 516.336.912
Pajak 1% 0 5.546.750 7.645.000 10.604.000 10.604.000 10.604.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 93.956.762 197.794.712 487.238.912 487.238.912 505.732.912
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 130.344.762 234.182.712 523.626.912 523.626.912 542.120.912
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 122.966.757 208.421.780 439.647.252 414.761.559 405.104.282
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 88.070.785 106.913.218 161.523.908 109.137.775 76.346.228
NPV Pada DF 6% 1.201.406.569
NPV Pada DF 48% 152.496.853
IRR (%) 54,11
Net B/C Ratio 1,41
Profitability Index 3,08
Payback Period 2 tahun 17 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
523.278.302 429.407.064
680.402.278 497.561.666
890.332.288 472.333.779
839.936.120 445.597.905
806.212.359 420.375.382
3.740.161.348 2.265.275.796
Net B/C Ratio 1,41
investasi 389.495.061
proceed 1 130.344.762
sisa 259.150.299
proceed 2 234.182.712
sisa 24.967.587
523.626.912
0,0477 12 0,5722
0,5722 30 17,166
106
Lampiran 23. Arus Kas dan Analisis Kelayakan (30% Modal Pinjaman) Peningkatan
Pendapatan 10% dan Penurunan Biaya Operasional 10%
0 1 2 3 4 5
Aliran Kas Manfaat
a. Pendapatan Bimbel 554.675.000 764.500.000 1.060.400.000 1.060.400.000 1.060.400.000
b. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 18.494.000
Total Aliran Kas Manfaat 554.675.000 764.500.000 1.060.400.000 1.060.400.000 1.078.894.000
Aliran Kas Biaya
a. Biaya Investasi 389.495.061
b. Biaya reinvestasi 0 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000 108.000.000
c. Biaya operasional tidak tetap 0 178.243.488 282.132.288 285.629.088 285.629.088 285.629.088
d. Biaya administrasi umum 0 132.540.000 132.540.000 132.540.000 132.540.000 132.540.000
e. Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
f. Angsuran Pokok 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704 23.369.704
g. Beban Bunga 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911 7.010.911
Total Aliran Kas Biaya 389.495.061 485.552.103 589.440.903 592.937.703 592.937.703 592.937.703
Aliran Kas Manfaat Kotor -389.495.061 69.122.897 175.059.097 467.462.297 467.462.297 485.956.297
Pajak 1% 0 5.546.750 7.645.000 10.604.000 10.604.000 10.604.000
Aliran Kas Manfaat Bersih -389.495.061 63.576.147 167.414.097 456.858.297 456.858.297 475.352.297
Penyusutan 0 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000 36.388.000
Total Aliran Kas Akhir -389.495.061 99.964.147 203.802.097 493.246.297 493.246.297 511.740.297
DF 6% 1 0,94 0,89 0,84 0,79 0,75
PV Pada DF 6% -389.495.061 94.305.799 181.383.141 414.139.102 390.697.266 382.402.119
DF 48% 1 0,68 0,46 0,31 0,21 0,14
PV Pada DF 48% -389.495.061 67.543.343 93.043.324 152.152.358 102.805.647 72.067.763
NPV Pada DF 6% 1.073.432.367
NPV Pada DF 48% 98.117.374
IRR (%) 52,23
Net B/C Ratio 1,34
Profitability Index 2,76
Payback Period 2 tahun 2 bulan 2 hari
UraianTahun
PV Benefit PV Cost
523.278.302 458.068.022
680.402.278 524.600.305
890.332.288 497.841.929
839.936.120 469.662.197
806.212.359 443.077.544
3.740.161.348 2.393.249.997
Net B/C Ratio 1,34
investasi 389.495.061
proceed 1 99.964.147
sisa 289.530.914
proceed 2 203.802.097
sisa 85.728.817
493.246.297
0,1738 12 2,0857
0,0857 30 2,571
107
Lampiran 24. Hasil Keseluruhan Analisis Kelayakan
No Kondisi NPV IRR (%) Net B/C PI PP Status
1 Moderat
a. 100% modal sendiri 760.265.977 47,00 1,23 1,95 2 tahun 5 Bulan 20 hari Layak
b. 30% modal pinjaman 632.291.775 43,66 1,18 1,62 2 tahun 8 bulan 3 hari Layak
2 Pesimis (Penurunan pendapatan 10%)
a. 100% modal sendiri 424.895.237 37,24 1,11 1,09 3 tahun 3 hari Layak
b. 30% modal pinjaman 296.921.036 31,06 1,06 0,76 3 tahun 4 bulan 2 hari Tidak Layak
3 Agresif (Peningkatan pendapatan 10%)
a. 100% modal sendiri 1.095.636.717 52,66 1,35 2,81 2 tahun 1 bulan 21 hari Layak
b. 30% modal pinjaman 967.662.515 50,53 1,29 2,48 2 tahun 3 bulan 11 hari Layak
4 Pesimis (Peningkatan biaya operasional 6%)
a. 100% modal sendiri 654.496.125 44,39 1,19 1,68 2 tahun 7 bulan 17 hari Layak
b. 30% modal pinjaman 526.521.924 40,42 1,14 1,35 2 tahun 10 bulan 10 hari Layak
5 Agresif (Penurunan biaya operasional 6%)
a. 100% modal sendiri 866.035.829 49,23 1,28 2,22 2 tahun 4 bulan 0 hari Layak
b. 30% modal pinjaman 738.061.627 46,37 1,22 1,89 2 tahun 6 bulan 5 hari Layak
6Pesimis (Penurunan pendapatan 10% dan
peningkatan biaya operasional 6%)
a. 100% modal sendiri 319.125.385 32,36 1,07 0,82 3 tahun 3 bulan 7 hari Tidak Layak
b. 30% modal pinjaman 191.151.184 24,46 1,02 0,49 3 tahun 8 bulan 1 hari Tidak Layak
7Agresif (Peningkatan pendapatan 10% dan
penurunan biaya operasional 6%
a. 100% modal sendiri 1.201.406.569 54,11 1,41 3,08 2 tahun 17 hari Layak
b. 30% modal pinjaman 1.073.432.367 52,23 1,34 2,76 2 tahun 2 bulan 2 hari Layak