Download - Studi Kelayakan Apotek Wilda
-
TUGAS MANAJEMEN FARMASI
STUDI KELAYAKAN APOTEK
WILDA ENKA SUWANDI
3351141402
APOTEKER D
PROGRAM PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI-BANDUNG
2015
-
STUDI KELAYAKAN APOTEK
1. Visi dan Misi Apotek
Visi Apotek :
Menjadi Apotek yang menerapkan Good Pharmacy Practice (GPP) berbasis Pharmaceutical
Care yang mengedepankan kepuasan pelanggan guna meningkatkan kesehatan masyarakat.
Misi Apotek :
a. Memberikan pelayanan resep dengan akurat, melaksanakan Pelayanan Informasi Obat
(PIO) dan Konsultasi untuk menjamin pengobatan yang efektif dan efisien terhadap
pasien.
b. Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan di apotek dengan tetap mengutamakan
pengobatan yang rasional terhadap pasien.
c. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang memiliki tanggung jawab dan
komitmen dalam memberikan jaminan atau keperluan pengobatan pasien.
2. Analisis SWOT
a. Strengths (kekuatan) :
- Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan kefarmasian
pharmaceutical care.
- Petugas apotek yang professional dan memiliki etika yang baik.
- Apoteker selalu memberikan pelayanan informasi obat dan konsultasi terhadap
pasien.
- Apotek menyediakan layanan delivery service.
- Apotek memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
- Menjamin kualitas produk dan proses pelayanan kefarmasiaan.
b. Weakness (kelemahan) :
- Kurangnya promosi mengenai apotek
- Keterbatasan Karyawan Apotek
- Merupakan apotek baru, diperlukan pengalaman untuk mengembangkan apotek
c. Opportunities (peluang) :
- Pasar yang berkembang
- Pesaing yang masih sedikit
-
- Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan
untuk membeli obat dengan jenis yang variatif.
d. Threats (ancaman) :
- Kompetitor baru di area yang sama
- Persaingan harga dengan kompetitor
- Kompetitor mengeluarkan produk baru yang inovatif
- Lokasi apotek kompetitor yang lebih strategis
3. Strategi Pemasaran
a. Melengkapi dan meningkatkan kualitas produk di apotek
b. Meningkatan kualitas pelayanan dalam pemberian informasi obat kepada pasien
c. Strategi harga yaitu dengan menurunkan harga pada beberapa produk tertentu yaitu
pada produk yang fast moving terutama obat bebas.
d. Melengkapi sarana dan prasarana di apotek.
e. Memberikan jaminan bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan
terapi obat yang tepat, efektif dan efisien bagi pasien.
4. Analisa Finansial Apotek
Investasi dan Permodalan
Dana investasi Rp 70.000.000,-
Perkiraan Penjualan :
- Harga rata-rata R/ Rp 50.000,-
- Harga rata-rata OTC Rp 8.000,-
Analisa Kelayakan Bisnis Plan :
Modal Rp 70.000.000,-
- Modal tetap (modal kerja) Rp 50.000.000,-
- Sarana penunjang Rp 20.000.000,-
Tenaga Personalia dan Biaya Pengelolaan
- Jasa Pelayanan Apoteker Rp 1.500.000,-
- Asisten Apoteker Rp 800.000,-
- Umum / Juru Resep Rp 500.000,-
Biaya Pengelolaan
- Biaya Listrik
-
- Air
- Telepon
- Pajak Penjualan
Perolehan Omzet/tahun
- Resep
- Obat Bebas (OTC)
Perkiraan Laba Rugi Tahun Pertama
- Pay Back Periode (PP)
- ROI (% untuk 1 tahun) dengan asumsi kredit untuk investasi berkisar antara 22,5%
per tahun
- Break Even Point (BEP)
Pembahasan :
Asumsi : masa hari kerja tiap tahun = 300 hari
Resep per hari rata-rata adalah 5 lembar
Jumlah pembeli OTC 70 orang/hari
Harga rata-rata OTC Rp. 8000,-
R/ = 5 R/ x 300 hari x Rp 50.000,- Rp 75.000.000,-
OTC = 70 x 300 hari x Rp. 8000,- Rp 168.000.000,-
TOTAL PENJUALAN Rp 243.000.000,-
HPP (asumsi 75% dari penjualan) :
HPP = 0,75 x Rp 243.000.000,- Rp 182.250.000,-
Biaya Pegawai (asumsi 12 x gaji per bulan) :
Apoteker = 12 x Rp 1.500.000,- Rp 18.000.000,-
AA = 12 x Rp 800.000,- Rp 9.600.000,-
Karyawan = 12 x Rp 500.000,- Rp 6.000.000,-
TOTAL BIAYA PEGAWAI Rp 33.600.000,-
Biaya Pengelolaan (asumsi 12 x biaya per bulan) :
Listrik = 12 x Rp 150.000,- Rp 1.800.000,-
Air = 12 x Rp 100.000,- Rp 1.200.000,-
Telepon = 12 x Rp 150.000,- Rp 1.800.000,-
TOTAL BIAYA PENGELOLAAN Rp 4.800.000,-
-
TOTAL BIAYA (total biaya pegawai + total biaya pengelolaan) Rp 38.400.000,-
LABA SEBELUM PAJAK
(Total Penjualan HPP) Total biaya Rp 22.350.000,-
PAJAK PENGHASILAN (asumsi 10%) Rp 2.235.000,-
LABA SESUDAH PAJAK
(Laba sebelum pajak pajak penghasilan) Rp 20.115.000,-
a. Pay Back Periode
Jumlah investasi = Rp 70.000.000,-
Jumlah kas yang masuk per tahun = Rp 20.115.000,-
PP = Jumlah investasi
jumlah kas yang masuk per tahun x 1 tahun
PP =Rp 70.000.000
Rp 20.115.000 x 1 tahun
PP = 3,48 tahun
Kesimpulan sementara :
Lamanya waktu pengembalian pinjaman dari bank selama 5 tahun, sedangkan
apotek dengan tingkat perolehan laba sebesar Rp 20.115.000,- per tahun, mampu
menutupi pinjaman selama 3,48 tahun. Atau dengan kata lain PP yang diperoleh
waktunya < dari maksimum PP yang ditetapkan, maka apotek tersebut layak
dilaksanakan.
b. ROI (% untuk 1 tahun)
ROI =Nilai laba bersih
nilai investasi x 100%
ROI =Rp 20.115.000
Rp 70.000.000 x 100%
ROI = 28,73%
Kesimpulan sementara :
ROI yang diperoleh apotek dengan tingkat perolehan laba sebesar Rp.
20.115.000,- per tahun adalah 28,73% dimana lebih besar dari 22,5% (asumsi
kredit untuk investasi per tahun). Jadi, apotek tersebut layak dilaksanakan.
-
c. Break Event Point (BEP)
Fix Cost (FC) = Rp. 38.400.000
Variable Cost (VC)
TR = Total Revenue (Penjualan)
TC = Total Cost
TR = TC
TC = ( VC + FC)
VC = TC FC
= Rp. 243.000.000 - Rp. 38.400.000
= Rp. 204.600.000,-
BEP = 1
1 Biaya variabel
Penjualan
x Fix cost
BEP =1
1 204.600.000243.000.000
x 38.400.000
BEP = Rp 243.000.000,-
Jadi, BEP terjadi pada nilai penjualan Rp. 243.000.000,-