Transcript
Page 1: Studi Kelayakan Apotek

STUDI KELAYAKAN APOTEKSYIFA FARMA

DISUSUN OLEH :

FARIDA KUSUMANINGRUM

1520293003

PROGRAM STUDI APOTEKER ANGKATAN XXIX

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2015

1

Page 2: Studi Kelayakan Apotek

APOTEK SYIFA FARMA

I. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman, pengetahuan masyarakat akan pentingnya

kesehatan pun meningkat sehingga memberikan dampak positif bagi dunia usaha

khususnya dibidang kesehatan. Apotek merupakan salah satu sarana yang berperan

penting dalam bidang kesehatan. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No.

1332/Menkes/SK/X/2003 apotek merupakan tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan kesehatan lainnnya kepada

masyarakat. Menurut peraturan ini seorang apoteker bertanggung jawab atas

pengelolaan apotek, sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan lebih

terjamin keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Apotek merupakan suatu instansi yang memiliki dua fungsi, yakni sebagai

pelayanan kesehatan dan sebagai instansi bisnis. Apotek diharapkan dapat membantu

akses masyarakat dalam menangani masalah yang berkaitan tentang kesehatan dan

obat. Fungsi apotek sebagai unit pelayanan meliputi kegiatan dalam menyediakan

obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal, apoteker harus memiliki jiwa sosial, etika, serta moral untuk

memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Sedangkan fungsinya yang

kedua sebagai instansi bisnis, apotek selayaknya mendapatkan keuntungan (profit)

mengingat investasi yang ditanam pada pendirian operasionalnya juga tidak sedikit.

Namun, apotek bukan merupakan badan usaha yang semata-mata hanya mengejar

keuntungan saja akan tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan,

menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin

keabsahannya.

Sehingga dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam bidang

kesehatan, maka dibuatlah proposal pendirian Apotek Syifa Farma di daerah

Mojosongo-Surakarta yang diharapkan memudahkan akses masyarakat dalam

mendapatkan obat dan pelayanan kesehatan.

II. Visi dan Misi

Visi :

Menjadikan apotek dengan pelayanan kefarmasian yang rasional tanpa

mengesampingkan kesejahteraan dan tumbuh kembang apotek.

2

Page 3: Studi Kelayakan Apotek

Misi:

1. Memberikan pelayanan kefarmasian yang rasional kepada masyarakat.

2. Menyediakan serta menyalurkan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang asli,

bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.

3. Melakukan pelayanan informasi serta konsultasi obat dan kesehatan kepada

masyarakat.

4. Mengevaluasi kinerja di apotek secara rutin dan menyeluruh serta senantiasa

melakukan perbaikan.

5. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja apotek dan pemilik modal.

III. Tujuan Pendirian Apotek

1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.

2. Sarana farmasi yang menyediakan  obat,  alat  kesehatan  serta perbekalan 

kefarmasian  lainnya  yang asli, bermutu, berkualitas dan  terjangkau  oleh 

masyarakat.

3. Melaksanakan  pelayanan  kefarmasian  yang  tepat,  cepat,  ramah dan informatif 

4. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan menjalankan fungsi sebagai

tempat pelayanan informasi kesehatan dan meningkatkan pemahaman masyarakat

tentang penggunaan obat secara rasional.

5. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat dan berupaya meningkatkan

kesejahteraan karyawan.

IV. Profil Apotek

Nama Apotek : Apotek Syifa Farma

Alamat : Ruko Barokah Mangu Jalan Raya Takeran-

Madiun RT01/RW01 Kec. Takeran Kab.

Magetan, Jawa Timur

Apotek Pengelola Apotek (APA) : Farida Kusumaningrum S.Farm, Apt.

Pemilik Sarana Apotek (PSA) : Farida Kusumaningrum S.Farm, Apt.

Denah Ruangan

Dengan ruangan Apotek Syifa Farma merupakan gambaran rill tentang pembagian

ruangan di dalam apotek (terlampir).

3

Page 4: Studi Kelayakan Apotek

Denah Lokasi

Denah lokasi merupakan gambaran letak apotek Syifa Farma yang disertai dengan

keterangan Apotek terdekat. (terlampir).

V. Studi Kelayakan Bisnis Apotek (SKB)

Tujuan Studi Kelayakan Bisnis adalah sebagai bahan pertimbangan keputusan

pengambilan menerima ataupun menolak suatu keputusan investasi.

1. Aspek Lokasi

Nama apotek yang akan didirikan adalah Apotek Syifaa Farma , terletak di

Ruko Barokah Mangu Jalan Raya Takeran-Madiun RT01/RW01 Kec. Takeran Kab.

Magetan, Jawa Timur

1. Denah lokasi dan denah ruangan : terlampir

2. Data‐data pendukung:

a. Kepadatan Penduduk

Apotek berada didaerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, dekat Pasar,

mini market, sarana ATM, pertokoan, perumahan penduduk, sekolah, kampus,

dan praktek dokter.

b. Tingkat sosial dan ekonomi

Tingkat pendidikan masyarakat relatif tinggi mengingat letak Apotek Syifa

Farma yang berada di lingkungan Sekolah, Pertokoan dan dekat perumahan

penduduk. Dengan demikian tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesehatan cukup baik. Keadaan ekonomi pada daerah sekitar apotek relative

cukup baik.

c. Pelayanan Kesehatan Lain

Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek yaitu terdapat Praktek dokter,

Apotek dan Puskesmas

d. Jumlah Pesaing

Jumlah Apotek sebagai pesaing adalah 3, yaitu Apotek Takeran, Apotek Mangu

Farma dan Apotek Kian Farma. Dengan melihat lokasi yang sangat strategis

maka diharapkan apotek dapat bersaing dengan apotek lainnya.

e. Dekat Pusat Keramaian

4

Page 5: Studi Kelayakan Apotek

Apotek Syifa Farma berlokasi strategis, berdekatan dengan dengan Pasar

Mangu, Puskesmas Takeran, pusat minimarket disekitarnya seperti Garini,

Sumber Urip, pertokoan, dan Sekolah PSM Takeran.

f. Aman

Lingkungan Apotek Syifa Farma Berada dilingkungan pertokoan yang aman

g. Mudah dijangkau

Lokasi apotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan. Bisa

dijangkau dengan berbagai kendaraan umum. Apotek ini juga memiliki area

parkir yang cukup luas.

3. Data Hasil Survey

a. Data Hasil Survey Apotek Pesaing (kompetitor)

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan terhadap peta lokasi terdapat

keberadaan apotek lain, diperoleh data sebagai berikut :

Nama Apotek Alamat Waktu buka

apotek

Layanan antar jemput

resep

Praktik dokter

Apotek Takeran Jl. Raya Takeran No. 412 RT 17 RW 03 Kec. Takeran Kab Magetan Jawa Timur

08.00-21.00

Tidak ada Tidak ada

Apotek Mangu Farma Jl. Raya Takeran No. 15 RT 12 RW 02 Kec. Takeran Kab Magetan Jawa Timur

08.00-21.00

Tidak ada Tidak ada

Apotek Kian Farma Desa Mangu RT 05 RW 02 Kec. Takeran Kab. Magetan Jawa Timur

08.00-21.00

Tidak ada Tidak ada

5

Page 6: Studi Kelayakan Apotek

b. Data Hasil praktik dokter dan puskesmas

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan terhadap peta lokasi terdapat

keberadaan praktik dokter, dan Puskesmas Takeran maka diperoleh data-data

sebagai berikut :

c. Data Sebaran dan Kepadatan Kependudukan Kelurahan Takeran dan sekitarnya

Kelurahan Luas Wilayah Km2

Jumlah Penduduk

Sex Ratio Tingkat kepadatan

6

No Foto Keterangan

1. Nama:

Praktik Dokter Bimo Saparto

Alamat:

Jl. Raya Takeran, Magetan, Jawa

Timur 63383

Perkiraan Jarak:

± 500 meter

2 Nama:

Puskesmas Takeran

Alamat:

Jl. Srikandi No. 01 Takeran

Magetan, Jawa Timur

± 1500 meter

Page 7: Studi Kelayakan Apotek

Takeran 1,772 21.740 95 17.091Jomblang 1,329 4.872 95 7.670Sawojajar 0,325 6.386 94 19.649

Pada demografi daerah sekitar apotek, pada Kelurahan Takeran memiliki jumlah

penduduk sekitar 21.740 dengan tingkat kepadatan 17.091, sedangkan pada

kelurahan Jomblang memilki jumlah penduduk sekitar 4.872 dengan tingkat

kepadatan 7.670. Jumlah penduduk pada Kelurahan Sawojajar adalah 6.386

dengan tingkat kepadatan 19.649.

2. Aspek Pasar

a. Berapa besar luas pasar

Luas pemasaran Apotek Syifa Farma ditargetkan untuk wilayah Kecamatan

Takeran terutama daerah Takeran, Jomblang dan Sawojajar.

b. Mengukur dan meramal Permintaan dan Penawaran

Permintaan diperkirakan sebagian besar berasal dari permintaan resep serta

penjualan obat bebas sedangkan penawaran diperkirakan dari disributor obat

wilayah Magetan dan Madiun

c. Pertumbuhan permintaan (trend dan proyeksi)

Permintaan selain dari resep dan obat bebas kemungkinan berasal dari vitamin

atau suplemen dan obat-obatan herbal.

d. Persaingan antar produsen

Jumlah Apotek sebagai pesaing yaitu Apotek Takeran, Apotek Mangu Farma

dan Apotek Kian Farma. Sedangkan untuk menghadapi persaingan antar

produsen Apotek Syifa Farma akan memilih produsen dengan kualitas baik,

harga yang efisien, dan yang menawarkan banyak diskon.

e. Siklus hidup produk

Produk ditata dalam penyimpanan sesuai dengan prinsip FIFO (First In First

Out) dan FEFO (First Expire First Out)

f. Ketergantungan usaha terhadap produsen, konsumen, sumber daya alam

Apotek bergantung pada produsen dalam hal penyediaan barang namun

diusahakan untuk menjalin kerjasama dengan beberapa produsen sehingga tidak

terjadi ketergantungan hanya pada satu produsen saja. Untuk konsumen apotek

mengincar sasaran masyarakat sekitar apotek terutama pasien yang berobat ke

praktik dokter. Sumber daya alam yang sangat mendukung adalah ketersediaan

air bersih yang cukup.

7

Page 8: Studi Kelayakan Apotek

3. Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal Lainnya

a. Yuridis Formal

Yuridis Formal merupakan sebuah dasar hukum resmi, baik yang terdapat

dalam pancasila UUD 1945 ketetapan MPR ataupun produk peraturan

perundangan lainnya sehingga jelas tempak berpijaknya.

Dalam hal ini dasar hukum yang dapat digunakan adalah

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332 tahun 2002 tentang pemberian

ijin apotek.

- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 284 tahun 2007 tentang Apotek

Rakyat.

b. Sistem Birokrasi

Sistem Birokrasi yang berlangsung di Indonesia untuk pembuatan apotek

berdasarkan Pasal 4 PerMenKes 1332 tahun 2002 tentang pemberian ijin apotek

yaitu

- Izin Apotek diberikan oleh Menteri;

- Menteri melimpahkan wewenang pemberian izin apotek kepada Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota;

- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan

pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek

sekali setahun kepada Menteri dan tembusan disampaikan kepada Kepala

Dinas Kesehatan Propinsi;

Maka dapat disimpulkan bahwa ijin pembukaan apotek diberikan ke tingkat

Dinas kesehatan Kota atau Kabupaten yang bersangkutan, tempat dimana

Pemilik Sarana Apotek akan membuat Apoteknya.

c. Lingkungan Hidup

Lingkungan di sekitar apotek sangat ramai, karena dekat dengan Sekolah

PSM Takeran, Puskermas, Praktek dokter, Pasar Mangu dan Minimarket.

Letaknya di pinggir jalan dan dekat perempatan menjadikan apotek ini mudah

untuk dketahui dan dijangkau oleh konsumen. Situasi tempat berdirinya apotek

sangat aman dan nyaman.

d. Perkembangan Teknologi

Perkembangan teknologi kini sudah menggunakan sistem komputerisasi

artinya semua data yang dimiliki diinput melalui sebuah program dan disimpan

dalam perangkat komputer. Karena itu dalam apotek perlu diadakan alat

8

Page 9: Studi Kelayakan Apotek

penunjang teknologi selain data manual yang dapat dilakukan dengan pencatatan

di buku. Diperlukan juga alat komunikasi seperti telepon yang dapat menunjang

proses pelayanan kefarmasian.

e. Situasi Persaingan Bisnis

Bisnis apotek yang ada di daerah Takeran terdapat 3 yaitu apotek Takeran

yang jaraknya ±1500 meter, Apotek Mangu Farma yang jaraknya ±1000 meter

dan apotek Kian Farma yang jaraknya ±450 meter yang terletak dikelurahan

Takeran. Minimarket yang menjual obat – obatan bebas yang berada di dekat

daerah apotek yaitu Garini dan Alif mart.

4. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai di

bidangnya, oleh karena itu diperlukan pengelolaan SDM yang efektif dan efisien

sehingga tujuan apotek dapat tercapai. Apotek merekrut karyawan sebagai berikut:

- Apoteker 1 orang

- Apoteker Pendamping 1 orang

- Tenaga Teknis Kefarmasian 2 orang

- Tenaga Administrasi 2 orang

a. Struktur Organisasi Apotek:

9

Apoteker Penanggungjawab Apotek

Apoteker

Pendamping

Tenaga Teknis

Kefarmasian

Tenaga Administ

rasi

Page 10: Studi Kelayakan Apotek

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan Apotek bahwa Apotek dibuka

setiap hari yaitu setiap hari kerja (Hari libur nasional tutup) buka mulai 08.00 -

21.00 WIB.

Pembagian tugas karyawan sebagai berikut:

- Pagi : 08.00 - 15.00 WIB

- Sore : 14.00 - 21.00 WIB

- Volume Kerja Pegawai : perkiraan target pasien setiap hari = 25

pasien

- Setiap pasien membutuhkan waktu : 20 menit

- Waktu untuk 25 pasien : 20 x 25 = 500 menit = ± 8,5 jam

Kerjasama antar karyawan harus diiaga sehingga dapat menciptakan suasana

kerja yang kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Karena

itu diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta

rasa memiliki terhadap apotek dari para karyawan apotek sendiri. Untuk itu

kemampuan managerial dari apoteker sangat diperlukan.

b. Analisis pekerjaan

- Apoteker Pengelola Apotek (APA)

Tugas dan kewajiban pengelola apotek antara lain:

1. Memimpin seluruh kegiatan apotek

2. Berkewajiban serta bertanggungjawab penuh untuk mengelola apotek

yang meliputi beberapa bidang antara lain :

- Pelayanan Kefarmasian

- Administrasi dan Keuangan

- Ketenangan atau Personalia

- Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek

3. Melakukan langkah‐langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas

apotek

Tanggung jawab pengelola apotek yaitu: APA bertanggungjawab atas

kelancaran apotek yang dipimpinnya.

- Apoteker Pendamping

Tugas dan kewajiban :

10

Page 11: Studi Kelayakan Apotek

1. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA

berhalangan selama jam kerja apotek.

2. Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal‐hal penting

yang mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.

Tanggungjawab dan wewenang : Apoteker Pendamping bertanggungjawab

penuh kepada APA dan melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker

pendamping sesuai dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA.

- Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)

Tugas dan kewajiban:

1. Melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya sebagai tenaga

teknis kefarmasian, meliputi:

- Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan

resep) sesuai petunjuk pimpinan apotek.

- Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedían racikan dan

meracik.

- Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.

- Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi

(narkotik, psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan waktu

kadaluarsa.

- Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran

kegiatan pembelian.

- Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur,

mencatat ke dalam buku pembelian (komputer) dan menjaga agar

daftar harga tetap up to date.

- Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang

pelayanan dan peracikan obat.

- Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya.

2) Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan

lain sebagainya.

Tanggungjaab dan wewenang: Bertanggungjawab kepada pimpinan apotek

atas tugas yang diberikan dan diselesaikan dengan baik dan jujur.

Berwenang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai petunjuk dan atau

instruksi pimpinan apotek.

11

Page 12: Studi Kelayakan Apotek

- Tenaga Administrasi

Tugas dan kewajiban:

1. Melayani pembeli sebagai kasir di apotek

2. Membuat buku pelaporan tentang jual/beli obat di apotek

Tanggungjawab dan wewenang: Bertanggungjawab langsung kapada

pimpinan apotek dan melaksanakan tugas sesuai instruksi dan petunjuk

pimpinan apotek.

c. Standar Operating Prosedure (SOP)

- SOP Pelayanan OTC

1. Pasien datang,

2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa

yang dibutuhkan,

3. Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien,

kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,

4. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,

5. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai

dengan permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,

6. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat

meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara

penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah

penggunaan obat, dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek

samping yang ditimbulkan.

- SOP Pelayanan OWA

1. Pasien datang,

2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa

yang dibutuhkan,

3. Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialamlinya dan gejala

penyakitnya,

4. Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat

tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah

parah),

12

Page 13: Studi Kelayakan Apotek

5. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak

memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien,

begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,

6. Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga,

7. Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,

8. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat

meliputi : dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat,

cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah

penggunaan obat dan dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap

efek samping yang ditimbulkan,

9. Catat nama pasien, alamat, dan no telp pasien.

10. Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patien data

record.

- SOP Pelayanan Resep

1. Menerima resep pasien,

2. Lakukan skrining resep meliputi adsministrasi, pharmaceutical dan

klinik,

3. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,

4. Pasien diberi no antrian,

5. Tulis no struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan printout

6. Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep denga print out,

7. Siapkan obat sesuai dengan resep,

8. Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik,

9. Buat etiket dan cocokkan dengan resep,

10. Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan

resep dan kuitansi (jika diminta oleh pasien),

11. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat

meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara

penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah

penggunaan obat dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek

samping yang ditimbulkan,

12. Catat nama pasien, alamat dan no telp pasien.

13. Buat catatan khusus tentang pasien.

13

Page 14: Studi Kelayakan Apotek

- SOP Meracik Obat

1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik

2. Buatlah instruksi meracik meliputi: no resep, nama pasian, jumlah dan

cara mencampur.

3. Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersam obat dan instruksinya

untuk diracik.

4. Cucilah tangan, bila perlu gunakan sarung tangan dan masker.

5. Siapkan buat sesuai resep dan ccocokkan dengan yang tertera pada

struknya

6. Jika ada bahan yang harus ditimbang maka persiapkan lebih dahulu.

7. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hatihati.

8. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.

9. Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian

serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.

10. Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.

11. Cucilah tangan sampai bersih.

- SOP Menimbang

1. Bersihkan timbangan,

2. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang

3. Ambil bahan‐bahan sesuai dengan permintaan resep,

4. Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada ring

timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off),

5. Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring

timbangan sebelah kanan,

6. Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangna sudah

seimbang atau belum,

7. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang

seimbang yang ditunjukkan ole letak jarum pada posisi nol,

8. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama

yang tertera pada botol persediaan bahan,

9. Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai dengan

resep kemudian dikembalikan ketempatnya,

14

Page 15: Studi Kelayakan Apotek

10. Cek ulang apakah bahan yang diambi sudah sesuai dengan resep

kemudian dikembalikan ketempatnya.

- SOP Konseling OTC

1. menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut

dan sudah berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,

2. menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat

tersebut

3. apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan

efek seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,

4. apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka

pasien dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya,

5. menanyakan tentang bagaiman pasien menggunakan obat tersebut, bila

ada yang kurang atau salah maka farmasi wajib membenarkan dan

melengkapinya.

- SOP Konseling OWA

1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut

dan sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,

2. Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang

sesuai untuk pasein maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien,

3. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obta tersebut

meliputi dosis, frekuensi, durasi,dan cara penggunaan; bila ada yang

kurang atau salah mak farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,

4. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat

tersebut,

5. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan

memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,

6. Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk makan

sebaiknya dirujuk ke dokter,

7. Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi

dengan apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.

15

Page 16: Studi Kelayakan Apotek

- SOP Konseling resep

1. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien,

2. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pad

pasien tentang keluhan yang dialaminya,

3. Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan

penggunaan obat tersebut,

4. Memberikan innformasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat

(dosis, frekuensi, durasi, cara penggunaan),

5. Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan

untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang

aturan penggunaan obat,

6. Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi

dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap

efek samping yang terjadi,

7. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat

dan mengganggu,

8. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau

yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan riset,

9. Catat nama pasien dan no telp pasein,

10. Buat catatan khusus tentang pasien.

- SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang

1. Saat barang datang dari PBF, Cek kesesuaian antara SP dengan faktur

dan barangnya (kecocokantentang nama barang, bentuk, jumlah sediaan,

no batch dan tanggal ED),

2. Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),

3. Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi

dengan no SIK/SIA/NIP seta dibubuhi stempel apotek,

4. Faktur diambi 1 lambar untuk arsip apotek,

5. Serahkan faktur kapada bagian adsministrasi untuk diedit di

6. komputer,

7. Ccocokkan harga yang sudah ada di computer dengan harga yang

8. tertera pada faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak,

9. Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,

16

Page 17: Studi Kelayakan Apotek

10. Hargai barang‐barang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan

spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai

dengan efek farmakologinya atau berasarkan abjad,

11. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing‐masing.

d. Pelatihan Dan Pengembangan

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus memberikan

edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk

penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus

berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu

memberikan informasi khususnya dibidang kesehatan, dengan cara penyebaran

leaflet/brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lain.

e. Keahlian Yang Di Isyaratkan

Kompetensi yang diharapkan adalah Apoteker mampu melaksanakan tugas

dan fungsi lain sebagai pimpinan di apotek, seperti pengelolaan keuangan yang

salah satunya terkait dengan target yang ingin dicapai apotek, dan sumber daya

manusia yang bertujuan untuk mendukung program yang dilaksanakan di apotek

serta terlaksananya pelayanan yang berkualitas terhadap pasien. Pengembangan

apotek dapat dilakukan dengan tujuan memperluas dunia usaha serta pelayanan

kepada masyarakat.

Kompetensi yang diharapkan adalah Apoteker mampu melaksanakan tugas

dan fungsi lain sebagai pimpinan di apotek, seperti pengelolaan keuangan yang

salah satunya terkait dengan target yang ingin dicapai apotek, dan sumber daya

manusia yang bertujuan untuk mendukung program yang dilaksanakan di apotek

serta terlaksananya pelayanan yang berkualitas terhadap pasien. Pengembangan

apotek dapat dilakukan dengan tujuan memperluas dunia usaha serta pelayanan

kepada masyarakat.

5. Aspek Pemasaran

Lokasi apotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan dan

dekat dengan perempatan jalan. Bisa dijangkau dengan berbagai kendaraan umum.

Apotek ini juga memiliki area parkir yang cukup luas. Disamping itu, adanya

17

Page 18: Studi Kelayakan Apotek

Apoteker yang “Stand By” di apotek sehingga pemberian informasi obat yang

lengkap dan jelas diperoleh pasien.

Untuk mengembangkan usaha perapotekan ini diperlukan strategi khusus,

sehingga diharapkan mampu mempertahankan eksistensi. Strategi awal yang

digunakan yaitu dengan pemasangan spanduk. Adapun strategi lainnya yang ditempuh

antara lain:

1. Menyediakan konseling gratis tentang cara penggunaan dan waktu meminum

obat, pantangan-pantangan yang harus dihindari selama pengobatan, oleh

apoteker yang sedang bertugas baik di apotek maupun via telepon.

2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obatnya tidak ada

mencarikan obat ke apotek lain.

3. Buat spanduk iklan 100 m sebelum apotek tentang lokasi apotek.

4. Menyediakan pelayanan pemeriksaan tekanan darah, cek kadar gula darah,

asam urat dan kolesterol

5. Menyediakan fasilitas yag menarik dan memberikan kenyamanan pada pasien,

seperti: TV, AC, tempat duduk pasien, menyediakan majalah kesehatan,

kulkas soft drink, timbangan berat badan, toilet dan tempat parkir yang

memadai.

6. Menyediakan fasilitas Herbal Corner seperti madu, habbatasaudah, ekstrak

manggis, minyak zaitun dll. Serta menyediakan Cosmetic Corner yang

menyediakan kosmetik dengan merek-merek tertentu, seperti: produk-produk

Nature-E, Wardah dll.

7. Merancang SOP dan standar organisasi kerja.

8. Memberlakukan punishment dan reward kepada karyawan apotek.

Berdasarkan data‐data yang diperoleh dari survey terhadap lokasi dan

keberadaan kompetitor, dapat dijelaskan beberapa hal yang dapat dilihat dari aspek

kekuatan, kelemahan, peluang terhadap apotek baru yang akan didirikan.

Kekuatan:

- Apoteker yang selalu stand by

- Lokasi apotik sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan dan

dipusat keramaian masyarakat. Apotek ini juga memiliki area parkir yang

cukup luas.

- Apoteker dan TTK yang cekatan, ramah dan murah senyum.

- Tersedianya herbal dan cosmetic corner

18

Page 19: Studi Kelayakan Apotek

- Terdapat Praktek dokter dan Puskesmas.

Kelemahan:

- Apotek baru sehingga banyak masyarakat yang belum tahu.

Untuk menutupi kelemahan tersebut, maka:

- Nama apotek dibuat besar dan ada penunjuk arahnya.

Peluang:

- Penduduk dengan latar belakang yang beragam baik status sosial maupun

pekerjaan, sehingga dengan penataan apotek yang menarik dan nyaman sangat

penting untuk memberikan kesan yang baik dan pelayan maksimal.

- Apotek menyediakan pelayanan kesehatan, seperti: konsultasi antara pasien

dengan apoteker mengenai obat yag didapat, menyediakan pemeriksaan

kesehatan ( TD, BB, gula darah, asam urat, kolesterol).

- Dekat dengan pusat minimarket disekitarnya seperti Garini dan Alif mart,

pertokoan, Pasar Mangu dan Sekolah PSM Takeran.

Ancaman:

Ancaman  terutama  datang  dari  kompetitor/pesaing,  yaitu  4 apotek  lain

disekitar lokasi. Berikut diuraikan fasilitas  apotek pesaing. 

- Apotek pesaing terletak di pinggir jalan, ruang tunggu nyaman. Dekat dengan

pusat pertokoan dan rumah penduduk.

6. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Bangunan apotek

- Luas bangunan Apotek yaitu : 15x6 m2

- Banguna apotek terdiri dari : ruang pelayanan, ruang tunggu, ruang

penerimaan resep (terdiri dari tempat penerimaan Resep, 1 set meja dan kursi,

serta 1 set komputer, ruang pelayanan resep dan peracikan meliputi rak obat

dan meja peracikan, peralatan peracikan, timbangan obat, air minum untuk

pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat, lemari pendingin, termometer

ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label, ruang penyerahan obat, ruang

konseling 1 set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-buku referensi,

leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan konseling dan formulir

catatan pengobatan pasien, tempat pencucian alat-alat, ruang penyimpanan

19

Page 20: Studi Kelayakan Apotek

sediaan farmasi alkes , dan bahan medis habis pakai, ruang kerja apotek, toilet

dan tempat parkir

- Bangunan dilengkapi dengan rak/lemari obat, lemari pendingin, lemari

penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan obat

khusus, pengukur suhu dan kartu suhu. Sumber penerangan, ventilasi, sanitasi

yang baik, tempat sampah, AC sebanyak 2 disetiap lantai, alat pemadam

kebakaran

- Papan nama terdiri dari nama Apotek, Nama Apotek Pengelola Apotek,

Nomor SIA terpasang dengan jelas.

b. Perlengkapan

- Alat pembuatan, pengelohan dan peracikan

- Alat perbekalan Farmasi

- Wadah pemgemas dan pembungkus

c. Perbekalan farmasi

Obat yang disediakan di apotek tersebut yaitu :

- obat keras (obat dengan resep dan OWA),

- obat bebas (OTC) dan bebas terbatas

- obat herbal

- penjualan alkes

- bahan baku

d. Kelengakapan buku pedoman :

- Buku standar apotek wajib

Farmakope indonesia

Kumpulan peraturan/uu

Martindale

- Buku lainnya

MIMMS, ISO

Farmakologi dan terapi

e. Alat-alat administrasi

- Blanko pesanan obat

- Blanko kartu stock obat

- Blanko salinan resep

- Blanko faktur dan blanko nota penjualan

- Buku defecta

20

Page 21: Studi Kelayakan Apotek

- Buku ED

- Buku pembelian

- Buku penerimaan

- Buku pembukuan keuangan

- Buku pencatatan narkotik

- Buku pesanan obat narkotik

- Buku pencatatan penyerahan resep

- Buku resep jika dokter akan beli obat

- Kwitansi

- Alat-alat tulis dan kertas

f. Perlengkapan Lainnya 

alat pemadam kebakaran

7. Aspek Modal dan Biaya

Metode Analisis Keuangan

Dalam melakukan penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan suatu proyek

dapat dilakukan dengan beberapa metode analisis

a. Metode Analisis Payback Period (PP)

Payback Period (PP) adalah pengukuran periode yang diberikan dalam menutup

kembali biaya investasi (initial cash investment ) dengan menggunakan aliran

kas (laba bersih) yang akan diterima

Rumus

PP = Jumlah nilai investasi

Jumlah kas yang masuk /tahunx 1tahun

Indikatornya adalah :

- Bila PP yang diperoleh waktunya < dari maksimum PP yang ditetapkan

maka proyek tersebut layak dilaksanakan

- Bila PP yang diperoleh waktunya > lama dari maksimum yang ditetapkan

maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan

- Bila PP yang diperoleh waktunya = maksimum yang ditetapkan maka

proyek tesebut dikatatkan boleh dilaksanakan dan juga boleh tiddak

Kelemahan :

21

Page 22: Studi Kelayakan Apotek

Nilai jumlah kas yang akan diterima (masuk), nilainya tidak di-sekarangkan (Net

Present Value NPV) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang investasi

yang dikeluarkan pada saat sekarang.

b. Metode Analisis Return On Investment (ROI)

Analisis Return On Investment (ROI) ialah pengukuran besaran tingkat return

(%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan

jumlah nilai laba bersih pertahun dengan nilai investasi

ROI = Nilai laba bersih

Nilai investasix100 %

Indikatornya adalah :

- Bila ROI yang diperoleh > bunga pinjaman, maka proyek dikatakan layak

dilaksankanan

- Bila ROI yang diperoleh < bunga pinjaman, maka proyek dikatakan layak

dilaksankanan

- Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek dikatakan boleh

dilaksankanan boleh juga tidak

Kelemahan

Jumlah laba yang akan diterima, nilainya tidak di-sekarangkan (Net Present

Value NPV) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang investasi yang

dikeluarkan pada saat sekarang.

c. Analisis Break Even Point (BEP)

Analisa Break Even Point (BEP) untuk mengetahui pada volume (jumlah)

penjualan apotek tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. BEP adalah

titik yang menggambarkan bahwa keadaan kinerja apotek berada pada posisi

yang tidak memperoleh keuntungan dan kerugian.

Rumus untuk menghitung BEP :

Keterangan :

FC : Fixed cost (biaya tetap)

VC : Variable cost (biaya variabel)

TR : Total revenue (pendapatan)

22

BEP= FC

1 VCTR

Page 23: Studi Kelayakan Apotek

RENCANA ANGGARAN APOTEK

Biaya investasi diperoleh dari

Farida Kusumaningrum S.Far, Apt Rp 175.000.000

MODAL TETAP

1. Perlengkapan apotek Rp 33.306.000

a. Etalase 4mx1mx0,3m Rp 6.000.000

b. Almari pendingin Rp 1.275.000

c. Almari narkotik dan psikotropik Rp 500.000d. TV 21’’ plasma Rp 1.600.000

e. Sepeda motor Rp 13.000.000

f. Dispenser + galon Rp 250.000

g. Kursi tunggu panjang Rp 800. 000

h. Kursi plastik 5 buah Rp 186.000

i. Lemari kayu obat Rp 2.500.000

j. Billboard nama apotek Rp 700. 000

k. Alat pemadam kebakaran Rp 300. 000

l. Tempat sampah Rp 30.000

m. Jam dinding Rp 50.000

n. Alat-alat kebersihan Rp 50.000

o. AC (2 set) Rp 6.000.000

p. timbangan badan Rp 65.000

23

Page 24: Studi Kelayakan Apotek

2. Sarana administrasi Rp 8.455.000

a. Telepon dan fax Rp 700. 000

b. Kalkulator Rp 125.000

c. Blangko kuintasi 2 set Rp 100.000

d. Blangko salinan resep 2 set Rp 100.000

e. Buku pesanan, penerimaan fraktur Rp 180.000

kertas stok, catatan resep, copy resep

f. Stampel dan alat tulis Rp 250.000

g. Komputer + printer 1 set Rp 3.500.000

h. Software apotek Rp 3.500.00

3. Sarana pelayanan Rp 12.625.000

a. Timbangan miligram Rp 900.000

b. Timbangan gram Rp 800.000

c. Meja : a) racikan Rp 1.500.000

b) kasir Rp 5.000.000

c) konsultasi Rp 1.000.000

d) administrasi Rp 2.000.000

d. Mortir stamper (4buah) Rp 450.000

e. Pot salep, botol, kapsul, kertas perkamen Rp 100.000

f. Corong Rp 20.000

g. Erlenmeyer 100mL pyrex Rp 35.000

h. Cawan penguap porselin Rp 20.000

i. Plastik Obat Rp 100.000

j. Wadah pengemas sekunder,identitas apotek Rp 300.000

k. Alat-alat kesehatan (tensimeter, termometer, Rp 400.000

alat tes gula darah, kolesterol, asam urat)

Total modal tetap Rp 54.386.000

1. Perlengkapan apotek Rp 33.306.000

2. Sarana administrasi Rp 8.455.000

4. Sarana pelayanan Rp 12.625.000

Biaya Investasi

1. Total modal tetap Rp 54.386.000

24

Page 25: Studi Kelayakan Apotek

2. Biaya perizinan Rp 2.000.000

3. Modal operasional Rp 100.000.000

4. Modal cadangan Rp 18.614.000 +

Total modal Rp 175.000.000

RENCANA ANGGARAN TAHUNAN

Rencana anggaran pendapatan dan belanja tahun ke -1

1. Biaya rutin perbulan tahun ke-1

a. Tenaga kerja

APA Rp 2.000.000

Aping Rp 1.750.000

AA 2 orang @ Rp 1.200.000 Rp 2.400.000

Tenaga administrasi @ Rp 750.000 Rp 1.500.000 +

Jumlah Rp 7.650.000

b. Biaya lain-lain

a) Persediaan Embalase Rp 100.000

b) Biaya penyusutan dan pemeliharaan Rp 100.000

c) Listrik, air, telepon, koran dsb Rp 800.000 +

Jumlah Rp 1.000.000

Rp 8.650.000

Biaya total

2. Biaya rutin tahun ke-1

a) Biaya rutin bulanan x 12 bulan Rp 103.800.000

b) THR (1 bulan gaji) Rp 7.650.000+

Total biaya rutin tahun ke-1 RP 111.450.000

Proyeksi pendapatan tahun ke-1

Pada tahun ke-1 diproyeksikan resep yang masuk 20 lembar/ hari dengan perkiraan harga

rata-rata Rp 100.000/lembar

1. Penjualan obat resep tahun ke-1 (keuntungn 25%)

20lbr x 26hr x 12bln x Rp 100..000 Rp 624.000.000

2. Penjualan obat bebas (keuntungan 15%)

26hr x 12bln x Rp 200.000 Rp 62.400.000

3. Penjualan OWA (keuntungan 20%)

25

Page 26: Studi Kelayakan Apotek

26hr x 12bln x Rp 300.000 Rp 93.600.000

4. Penjulaan herbal (keuntungan 20%)

26hr x12blnx Rp 200.000 Rp 62.400.000

5. Penjualan Alkes (Keuntungan 15%)

26hrx12blnxRp 25.000 Rp 7.500.000 +

JUMLAH Rp 849.900.000

Pengeluaran rutin tahun ke-1

1. Pembelian obat resep

Rp 624.000.000: 1,25 Rp 499.200.000

2. Pembelian obat bebas

Rp 62.400.000 : 1,15 Rp 54.260.000

3. Pembelian OWA

Rp 93.600.000 : 1,20 Rp 78.000.000

4. Pembelian herbal

Rp 62.400.000 : 1,20 Rp 52.000.000

5. Pembelian Alkes

Rp 7.500.000 : 1,15 Rp 6.521.000

Pengeluaran rutin tahun ke‐1 (biaya oprasional) Rp 111.450.000

+

JUMLAH Rp 801.431.000

Biaya variabel => Rp 801.431.000- Rp 111.450.000= Rp 689.981.000

Perkiraan laba rugi tahun ke-1

1. Pemasukan tahun ke-1 Rp 849.900.000

2. Pengeluaran tahun ke-1 Rp 801.431.000

-

Laba kotor Rp 48.469.000

26

Page 27: Studi Kelayakan Apotek

Pajak = Pajak 1% omset

1 % x Rp 849.900.000 Rp 8.499.000

Laba bersih ( Rp 48.469.000- Rp 8.499.000) = RP 39.970.000

Perhitungan BEP tahun ke-1 1. Pay Back Periode

Pay Back period = total investasi

laba bersih = Rp 175 .000 .000RP 39.970 .000

= 4,38tahun (4 tahun 4 bulan )

2. ROI (Return On Investment)

ROI = laba bersih

total investasix 100 %= RP 39.970.000

Rp 175.000 .000x100 %

= 22,84%

3. BEP (Break Even Point )

BEP = 1

1− biaya variabeltotal pendapatan

xbiaya tetap

1

1− Rp689.981 .000Rp 849.900 .000

x RP 111.450.000

= Rp 592.308.324,8/tahun= Rp 49.359.027,07/bulan

4. Persentase BEP = Biayatetap

Pendapatan−biaya variabelx100 %

RP 111.450.000Rp 849.900 .000−Rp 689.981 .000

x100 %

= 69,69%

5. Kapasitas BEPKapasitas BEP = % BEP x jumlah resep tahun

27

Page 28: Studi Kelayakan Apotek

= 69,69%x (20resep x26harix12bulan) = 4.349 resep/tahun = 362 resep/bulan = 14 resep/hari

VI. Kesimpulan dan Penutup 1. Study kelayakan berguna untuk memberikan gambaran bagaimana cara

mendirikan apotek dengan baik, sehingga apotek dapat berkembang. 2. Melihat dari banyak aspek studi kelayakan yang telah dilakukan seperti aspek

lokasi, aspek pasar, aspek ekonomi dan permodalan, aspek manajerial dan aspek teknis maka Apotek Syifa Farma yang akan didirikan terletak di Ruko Barokah Mangu Jalan Raya Takeran-Madiun RT01/RW01 Kec. Takeran Kab. Magetan, Jawa Timur layak untuk didirikan.

3. Makna dari study kelayakan untuk apoteker yaitu untuk menunjukkan dan meningkatkan kemampuan apoteker dalam mendirikan dan mengelola apotek sehingga apotek berjalan dengan baik.

LAMPIRAN

Denah Lokasi

28

Garini mart

Apotek mangu farma

Apotek Takeran

Praktik dokter

Apotek Kian farma

Alif martPasar mangu

Sekolah PSM

Puskesmas Kantor polisi

ApotekSYIFA FARMA

U

Jalan raya gorang gareng madiun

Page 29: Studi Kelayakan Apotek

LOKASI RENCANA PENDIRIAN :

LAYOUT/TATA RUANG APOTEK

29

Apotek Syifa Farma

R. konseling

E

tala

se

obat

kasir

Herbal corner

kurs

i

Etal

ase

obat

Ruang Simpan Obat

Ruang Peracikan

Toilet

Penyerahan resep &obat

Ruang tunggu

Etalase obat

Page 30: Studi Kelayakan Apotek

APOTIK SYIFA FARMA Ruko Barokah Mangu Jalan Raya Takeran-Madiun RT01/RW01 Kec. Takeran Apoteker: Farida Kusumaningrum S.si, Apt

SIP. 1420282939

No : Tanggal :

Melayani deng

an Sepenuh Hati

Melayani dengan Sepenuh Hati

Melayani deng

an Sepenuh Hati

LOGO APOTEK SYIFA FARMA

ETIKET PEMAKAIAN DALAM COPY RESEP

ETIKET PEMAKAIAN LUAR

30

APOTIK SETIA FARMA Ruko Barokah Mangu Jalan Raya Takeran-Madiun RT01/RW01 Kec. Takeran

Apoteker: Farida Kusumaningrum S.si, AptSIP : 1420282939HP : 085700600500

COPY RESEP

Pcc

Cap apotek

APOTIK SETIA FARMA Ruko Barokah Mangu Jalan Raya Takeran-Madiun RT01/RW01 Kec. Takeran Apoteker: Farida Kusumaningrum S.si, Apt

SIP. 1420282939

No : Tanggal :

kursikursi

Page 31: Studi Kelayakan Apotek

Rancangan Pembuatan Herbal Corner

31


Top Related