Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 1||
STUDI KASUS PADA KELUARGA Ny. W YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK
EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME
KOTA KEDIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :DEDY PURNANTO
NPM : 11.2.05.01.0016
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI2015
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
1.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
STUDI KASUS PADA KELUARGA Ny. W YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK
EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS SKIZOFRENIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME
KOTA KEDIRI
Oleh :
DEDY PURNANTO
NPM : 11.2.05.01.0016
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Dosen Pembimbing 1 : Siti Aizah S.Kep, Ns., M.Kes
Dosen Pembimbing 2 : Dhian Ika Prihananto, S.KM
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
ABSTRAKStudi Kasus Pada Keluarga Ny. W Yang Mengalami Masalah Keperawatan Koping Keluarga Tidak Efektif Dengan Diagnosa Medis Skizofrenia Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri, Dedy Purnanto (2015). Pembimbing 1 : Siti Aizah S.Kep, Ns., M.Kes Pembimbing 2 : Dhian Ika Prihananto,S.KM.
Skizofrenia sering digambarkan sebagai penyakit gila. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Oleh karena itu, penderita skizofrenia sulit dalam berinteraksi secara sosial dan beraktivitas sehari - hari. Perilaku sosial yang tertutup dan perubahan pola tidur menjadi gejala – gejala awal skizofrenia. Karena penyakit ini biasanya mulai berkembang pada usia remaja, gejala –gejala tersebut hanya dianggap sebagai perubahan tingkah laku remaja.
Tujuan penulisan adalah untuk mempelajari dan mempraktikan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. W dengan anggota keluarga yang mengalami skizofrenia melalui pendekatan proses keperawatan secara
komprehensif. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah klien dengan gangguan jiwa yang pernah memeriksakan kesehatannya di wilayah kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri.
Berdasarkan studi kasus pada keluarga Ny. W ditemukan diagnosa keperawatan keluarga utama yaitu koping keluarga tidak efektif. Adapun tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu melakukan komunikasi yang baik dengan keluarga, mengidentifikasi masalah yang dihadapi keluarga, mendiskusikan dengan keluarga tentang upaya yang biasa dilakukan keluarga, melatih keluarga cara mengatasi masalah.
Tidak efektifnya koping keluarga Ny. W dikarenakan kurangnya kesadaran dari masing –masing anggota keluarga serta kurangnya informasi dari petugas kesehatan. Diharapkan keluarga Ny. W mampu melakukan pola hidup sehat dan mengerti tentang skizofrenia serta cara menanganinya
.
Kata kunci :Koping keluarga tidak efektif, skizofrenia
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
ABSTRACT
A Case Study of Mrs. W Families Experiencing Problems Nursing Ineffective Family Coping With Schizophrenia Medical Diagnostics In Work Sukorame Health Service Centers Kediri City , Dedy Purnanto ( 2015 ). Advisor 1 : Siti Aizah S.Kep, Ns.,M.Kes Supervisor 2 : Dhian IkaPrihananto, S.KM.
Schizophrenia is often described as insanity. This condition causes the sufferer to experience delusions, hallucinations, anxiety, and behavioral changes. Therefore , patients with schizophrenia is difficult to interact socially and activity days. Closed social behavior and changes in sleep patterns become early symptoms of schizophrenia. Because the disease usually begins to develop in the teenage years , the symptoms are only considered as a change in behavior of adolescents.
The purpose of writing is to learn and practice nursing care Mrs. W families with a family member who suffered from
schizophrenia through a comprehensive approach to the nursing process. This research method using descriptive design with a case study approach. Respondents were used in this study is a client with a mental disorder who never check their health in the working area Sukorame Health Service Centers Kediri City.
Based on case studies Mrs. W families discovered that the main family nursing diagnoses ineffective family coping. The nursing actions were carried out is to do a good communication with the family, identify the problems facing the family, discuss with your family about the efforts usual family, family practice troubleshooting.
Ineffective coping Mrs. W families due to a less of awareness of their family members as well as the deficit of information from health workers . Mrs. W families is expected to be able to do a healthy lifestyle and understanding of schizophrenia as well as how to handle it.
Keywords : family coping ineffective, schizophrenia
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
I. Latar Belakang
Skizofrenia adalah kepribadian yang terpecah antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Apa
yang dilakukan tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya. (Faisal, 2008).
Warga yang tinggal di kota besar lebih rentan menjadi gila dibanding mereka yang di
desa. Hubungan sosial yang buruk, beban kerja yang tinggi, dan tingkat kemacetan lalu lintas
adalah alasannya. Ada variasi yang cukup besar dalam insiden skizofrenia di seluruh dunia.
Berdasarkan pola geografis, orang yang tinggal di daerah perkotaan memiliki kemungkinan
yang lebih tinggi mengalami skizofrenia daripada orang pedesaan.( Zammit, 2010).
Menurut WHO, pada tahun 2014 sekitar 26 juta orang di seluruh dunia mengalami
skizofrenia. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terdapat 0,5
persen dari jumlah penduduk Indonesia mengidap gangguan skizofrenia. Dengan kata lain,
terdapat satu juta orang yang mengalami skizofrenia. Sedangkan di Jawa Timur pada tahun
2013 terdapat 0,22% atau sekitar 63.483 ribu jiwa penduduk mengalami skizofrenia. Data
dari Dinas kesehatan kota Kediri pada tahun 2012 terdapat 437 kasus skizofrenia dan tahun
2013 terdapat 468 kasus, terbanyak di Puskesmas Sukorame yaitu 138 kasus pada tahun 2012
dan 157 kasus pada tahun 2013. (Dinkes kota Kediri, 2013).
Skizofrenia biasanya berkaitan dengan perubahan sosial ekonomi keluarga. ada beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya skizofrenia, salah satunya adalah disfungsi keluarga.
kondisi keluarga yang tidak stabil, role model atau keteladanan yang negatif, tidak terbina
saling percaya antar anggota keluarga, keluarga tidak mampu memberikan pendidikan yang
sehat pada anggota keluarganya, perceraian dll. Skizofrenia dapat menimbulkan dampak baik
bagi klien, keluarga atau lingkungan sekitar. Klien dengan skizofrenia cenderung diasingkan
oleh lingkungan sekitar karena dianggap membahayakan, begitu pula dengan keluarganya.
(Prabowo, 20014).
Untuk mengurangi meluasnya skizofrenia diperlukan dukungan dari beberapa pihak.
peran keluarga sangat dibutuhkan dalam mengurangi terjadinya gangguan jiwa berat ini.
keluarga atau orang tua harus menjalin hubungan yang efektif kepada masing-masing
anggota keluarganya, berkomunikasi terbuka dan jujur. orang tua harus mempunyai minat
yang aktif pada kehidupan dan pekerjaan anak-anaknya, di sekolah perlu dibina kerja sama
yang baik antara guru dan orang tua. Peran perawat keluarga juga harus ikut serta dalam
upaya menangani masalah skizofrenia, misalnya melakukan penyuluhan atau promosi
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
kesehatan kepada masyarakat dan institusi pendidikan terutama kepada keluarga. (Yosep,
2007).
Dengan adanya latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan Studi Kasus Pada
Keluarga Dengan Anggota Keluarga Skizofrenia Di Wilayah Puskesmas Sukorame Kota Kediri.
II. Metode
1. Observasi : penulis melakukan pengamatan langsung rumah, kondisi lingkungan
sekitar.
2. Wawancara : penulis melakukan pengumpulan data dengan cara melakukan
pertemuan tatap muka dengan satu anggota keluarga atau lebih
untuk melakukan tanya jawab terkait informasi yang diperlukan.
3. Pemeriksaan Fisik : pemeriksaan fisik dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki, dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
III. Hasil Dan Kesimpulan
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian data yang diperoleh yaitu Ny. W mengatakan ingin
membawa klien berobat dan melepas rantai klien tetapi jika dilepas pasti terjadi
pertengkaran antara klien dengan dua saudaranya, klien terlihat dikurung dalam ruang
khusus, kaki kanan dirantai.
Pada teori pengkajian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu menjalin
komunikasi yang baik antara perawat dengan keluarga, pengkajian awal sesuai data yang
diperoleh dari unit pelayanan kesehatan, pengkajian memperoleh data yang lebih
lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004).
Berdasarkan pengkajian dilapangan dan teori tidak terdapat kesenjangan. Hasil
pengkajian dilapangan Ny. W mengatakan sewaktu masa remaja klien kurang mendapat
perhatian serta kasih sayang dari Ny. W karena sibuk bekerja. Klien diasuh oleh
almarhum suami Ny. W yang mempunyai sifat keras dan sering mengomeli klien. Klien
juga sering bilang pada Ny. W bahwa ia selalu dimarahi dan serba salah. terjalinnya
komunikasi yang baik akan memudahkan perawat dalam memperoleh data yang
diperlukan sesuai dengan masalah yang dihadapi keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul dari hasil pengkajian di lapangan
adalah koping keluarga tidak efektif b.d ketidakmampuan keluarga mengambil
keputusan yang tepat ditandai dengan Ny. W mengatakan ingin membawa klien berobat
dan melepas rantai klien tetapi jika dilepas pasti terjadi pertengkaran antara klien dengan
dua saudaranya, klien terlihat dikurung dalam ruang khusus, kaki kanan diantai.
Pada teori, diagnosa dapat diarahkan ke individu atau keluarga. Komponen
diagnosa keperawatan meliputi : P (problem) + E (etiologi) + Simtom (tanda/ gejala).
Problem, adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang
dialami oleh keluarga atau anggota keluarga. Etiologi, adalah suatu pernyataan ayang
dapat menyebabkan suatu masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu
mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,
memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas kesehatan. Simtom/ sign, Adalah
sekumpulan data subyektif dan obyektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara
langsung atau tidak langsung yang dapat mendukung masalah kesehatan (Suprajitno,
2004).
Berdasarkan hasil diagnosa keperawatan dilapangan dan diteori terdapat
kesenjangan. Di lapangan didapatkan diagnosa keperawatan Koping keluarga tidak
efektif b.d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat. Sedangkan di
teori adalah gangguan proses keluarga, gangguan pemeliharaan kesehatan, gangguan
peran menjadi orang tua, kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
gangguan penampilan peran, gangguan pola seksual, ketidakmampuan antisipasi duka
berkepanjangan, konflik pengambilan keputusan, adaptasi kedukaan yang tidak
fungsional, potensi berkembangnya koping keluarga, koping keluarga tidak efektif,
gangguan manajemen pemeliharaan rumah, hambatan interaksi sosial, defisit
pengetahuan, konflik peran keluarga, resiko perubahan peran orang tua, resiko tinggi
perilaku kekerasan, ketidakberdayaan, terjadinya isolasi sosial (modifikasi buku
NANDA yang dikutip dalam Suprajitno, 2004).
Adanya kesenjangan antara teori dan di lapangan dikarenakan keluarga sudah lama
merawat klien sehingga hanya dua diagnosa yang ditemukan di lapangan, sedangkan
pada teori lebih dari dua diagnosa keperawatan.
3. Intervensi (Perencanaan)
Menurut hasil intervensi dilapangan pada diagnosa Koping keluarga tidak efektif
b.d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat yaitu bina komunikasi
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
yang baik dengan keluarga, identifikasi masalah yang dihadapi keluarga, diskusikan
upaya yang biasa dilakukan keluarga, latih keluarga cara mengatasi masalah.
Menurut teori intervensi yang dilakukan pada diagnosa koping keluarga tidak
efektif adalah bina komunikasi yang baik dengan keluarga, identifikasi masalah yang
dihadapi keluarga, diskusikan upaya yang biasa dilakukan keluarga, latih keluarga cara
mengatasi masalah (Prabowo, 2014).
Berdasarkan teori dan studi di lapangan tidak ditemukan kesenjangan karena
intervensi yang disebutkan dalam teori sudah sesuai dengan kondisi yang terjadi di
lapangan sehingga intervensi dapat digunakan untuk diagnosa tersebut.
4. Implementasi (Tindakan)
Implementasi dilapangan pada diagnosa keperawatan koping keluarga tidak efektif
adalah melakukan komunikasi yang baik dengan keluarga, mengidentifikasi masalah
yang dihadapi keluarga, mendiskusikan dengan keluarga tentang upaya yang biasa
dilakukan keluarga, melatih keluarga cara mengatasi masalah.
Menurut teori implementasi, perawat perlu melakukan kontrak sebelumnya (saat
mensosialisasikan diagnosis keperawatan) untuk pelaksanaan meliputi kapan
dilaksanakan, beberapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan,
siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang mendapatkan informasi (sasaran
langsung implementasi), dan (mungkin) peralatan yang perlu disiapkan keluarga
(Suprajitno, 2004).
Berdasarkan implementasi di lapangan dan teori tidak terdapat kesenjangan
sehingga semua implementasi dapat dilakukan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat
sebelumnya.
5. Evaluasi
Hasil evaluasi pada diagnosa keperawatan koping keluarga tidak efektif b.d
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat adalah keluarga Ny.W
mengatakan bersedia melepas rantai klien dan membawa klien untuk berobat, namun
jika dilepas pasti terjadi pertengkaran antara klien dengan dua saudaranya, klien terlihat
masih dipasung.
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar untuk melihat keberhasilannya. Jika hasil evaluasi tidak atau
berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga
bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 6||
perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga. Evaluasi disusun
dengan menggunakan SOAP yang operasional (Suprajitno, 2004).
Berdasarkan evaluasi yang sudah dilakukan tiga kali di lapangan dan teori tidak
terdapat kesenjangan. Diagnosa Koping keluarga tidak efektif b.d ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan yang tepat sudah teratasi pada kunjungan ke tiga.
B. Kesimpulan
1. Pada hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ny. W mengatakan ingin membawa klien
berobat dan melepas rantai klien tetapi jika dilepas pasti terjadi pertengkaran antara
klien dengan dua saudaranya, Klien terlihat dikurung dalam ruang khusus, kaki kanan
diantai.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus yaitu koping keluarga tidak
efektif b.d ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat.
3. Perencanaan yang akan dilakukan yaitu bina komunikasi yang baik dengan keluarga,
identifikasi masalah yang dihadapi keluarga, diskusikan upaya yang biasa dilakukan
keluarga, latih keluarga cara mengatasi masalah.
4. Pelaksanaan yang sudah dilakukan yaitu melakukan komunikasi yang baik dengan
keluarga, mengidentifikasi masalah yang dihadapi keluarga, mendiskusikan dengan
keluarga tentang upaya yang biasa dilakukan keluarga, melatih keluarga cara mengatasi
masalah.
5. Evaluasi yaitu keluarga Ny. W mengatakan bersedia untuk melepas pasung dan merujuk
klien ke Rumah Sakit Jiwa Lawang Malang. Masalah teratasi setelah ± 3 kali
kunjungan.
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
IV. DAFTAR PUSTAKA
Ahyar. 2010. http://www.peduliskizofrenia.org/sumber-daya/tentang-skizofrenia. Diunduh tanggal
5 September 2015 jam 15.15 WIB.
Bakordik Keperawatan RSJ Lawang. 2013. Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Malang.
Depkes RI. (2001). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman penyelenggaraan sarana
pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika, psikotropika dan zat
adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Depkes RI. (2003). Riset Kesehatan Dasar, http://www.depkes.go.id/article/view/
1101/gangguanjiwaakibatnarkoba.html#sthash.heqw7xZy.dpuf.diunduh tanggal 24 Desember
2014, jam 19.50 WIB).
Dinkes Jatim. 2014.http://dinkes.surabaya.go.id/portal/index.php/berita/kesehatan-jiwa-tidak-
mematikan-tapi-menimbulkan-beban-penderita/. Diunduh tanggal 2 September 2015 jam
23.30 WIB.
Efendi, Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktik Dalam
Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Iyus, Yosep. 2007. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta : Graha Ilmu.
Kusumawati dkk. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.
Kurniawan. 2008. http://konsepnarkoba.blogspot.com/2011/05/pengertian narkoba .html.
Diunduh tanggal 13 Maret 2015 jam 13.57 WIB.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi. Jakarta.
Salemba Medika.
Notoatmodjo, Sukidjo. 2010. Metodologi Riset Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Artikel SkripsiUniversitas Nusantara PGRI Kediri
DEDY PURNANTO | 11.2.05.01.0016Fakultas Ilmu Kesehatan – Prodi DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Notoatmodjo, Sukidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo,Sukidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Nursalam, Siti Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta :
Infomedika
Prabowo, Eko. 2014. Buku Ajar Keperawtan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Wilkinson, M, Judith, Ahern, R, Nancy. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta. EGC.