-
RAWAS ULU KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SKRIPSI
EMIL SALIM
TB.150956
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
STUDI ETNOBOTANI TANAMAN OBAT KEPERCAYAAN
MASYARAKAT DESA LESUNG BATU KECAMATAN
-
i
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
RAWAS ULU KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan
EMIL SALIM
TB.150956
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
STUDI ETNOBOTANI TANAMAN OBAT KEPERCAYAAN
MASYARAKAT DESA LESUNG BATU KECAMATAN
-
ii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
-
iii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
-
iv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
-
v
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya skripsi yang saya susun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakutas Tarbiyah Dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip
hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya dan secara norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian bukan hasil
karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
PERNYATAAN ORISINALITAS
-
vi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji dan nikmat syukur ku persembahkan atas nikmat dan
rahmat yang engkau berikan kepada hambamu. Alhamdulillah maha
besar Allah SWT karena atas karunia serta kemudahan yang engkau
berikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam
selalu tercurahkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW.
Saya persembahkan karya tulis ilmiah saya yang berbentuk skripsi ini
dengan penuh kasih sayang untuk ayahanda (Joni) dan ibunda (Bunayya)
tercinta, untuk kasih sayang yang tulus, pengorbanan yang luar biasa,
do’a, cinta serta dukungan dan semua usaha yang diberikan.
Terima kasih untuk kakak ku terbaik (Azhari Andi) yang telah banyak
berkorban, berdo’a dan senantiasa mengingatkan dalam segala hal,
serta adik-adikku yang senantiasa menjadi motivasi bagiku untuk terus
melangkah maju, terima kasih atas do’a kalian semua.
Terima kasih saya ucapkan untuk partner terbaik sekaligus sahabat
luar biasa bagi saya (Heldalia) yang telah banyak membantu,
menasehati, memberikan motivasi untuk tetap semangat melangkah
maju, dan menemani dalam suka duka perjalanan perkuliahan ini saya
ucapkan terima kasih.
PERSEMBAHAN
-
vii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
ٌْْ ٌْْ اأْلَْرِضْ اِىٍَ َََزْوا اََوىَ جَتَْْب َم ّْ َُْهب اَ ِْْ فِ ٌْ َسْوج ْ ُموِّْ ٍِ َْ (٧ْ) َمِز
Artinya : dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak kami
tumbuhkan di bumi itu berbagai macam (tumbuh-tumbuhan) yang baik ?
(Bukhara, Al-Qur‟an dan Terjemahan, Qs. Asy - Syu‟ara (26): 7, hal
367, Tahun 2007).
MOTTO
-
viii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Alhamdulillaahirobbil‟aalamiin puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan
yang maha kuasa, atas segala nikmat, rahmat, hidayah, dan inayahnya, atas segala
imu pengetahuan yang telah diberikan kepada kita sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Shalawat seiring salam tak lupa selalu tercurahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW, pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat akademik
guna menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin
Jambi dan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sultan Thaha saifuddin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skrpisi ini telah banyak melibatkan pihak yang telah
memberikan motovasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan kepada :
1. Dr.H. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I dan jajaranya sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN sulthan thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny safita, S.Pt, M.Pd sebagai Ketua ProdiTadris Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN sulthan thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Elly Surayya, S.Ag, M.Pd dan Ibu Suraida, S.Si, M.Si sebagai dosen
pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan bimbingan dan
sumbangan pemikiran hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Abdul Rozak S.Ip yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di Desa Lesung Batu.
6. Bapak Amirudin, SP sebagai Kepala Bidang Tanaman Pangan & Holtikultira
Dinas Pertanian Kota Jambi.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yangtelah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, Aamiin Yaa Robbal‟aalamiin.
KATA PENGANTAR
-
ix
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Nama : Emil Salim
Program Studi : Tadris Biologi
Judul : Studi Etnobotani Tanaman Obat Kepercayaan masyarakat
Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten
Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.
Penelitian ini merupakan kajian mengenai Studi Etnobotani Tanaman Obat
Kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten
Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Bertujuan untuk mengetahui jenis
tumbuhan yang dimanfaatkan, cara pemanfaatan tumbuhan tersebut dan
bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pelestarian
tumbuhan obat kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu
Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Pengambilan sampel
dilakukan di Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas
Utara Provinsi Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara,
dokumentasi, koleksi sampel tumbuhan, dan identifikkasi tumbuhan. Data dari
hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif sesuai dengan tujuan
penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 17 spesies dari 13 famili
tumbuhan yang dipercaya oleh masyarakat Desa Lesung Batu yang berkhasiat
sebagai bahan pengobatan tradisional. Cara pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
meliputi proses tumbuk, bakar, remas, dipanaskan di atas api, digulung, parut dan
diseduh. Masyarakat Desa Lesung Batu lebih sering menggunakan cara direbus
lalu diminum. Khasiat tumbuhan obat meliputi obat kolesterol, kencing manis,
asam urat, kanker, dll. Sumber pengetahuan didapatkan dari orang tua,
pengalaman dan orang lain. Sikap dan perilaku masyarakat Desa Lesung Batu
menunjukkan sikap yakin akan khasiat dari tumbuhan obat tradisional tersebut
dan diiringi dengan perilaku menggunakan obat tradisional tersebut sebagai
pengobatan sebanyak 83 %, sikap yakin saja akan khasiat tumbuhan obat, tetapi
tidak menggunakan tumbuhan sebagai bahan pengobatan ialah sebanyak 17 % dan
0 % sikap tidak yakin akan khasiat tumbuhan obat dan perilaku tidak
menggunakan tumbuhan sebagai obat.
Kata kunci : Etnobotani, tumbuhan obat, Masyarakat Desa Lesung batu.
ABSTRAK
-
x
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Nama : Emil Salim
Study Program : Tadris Biology
Title : Ethnobotany Study of Confidence Medicinal Plants in the
community of Lesung Batu Village Rawas Ulu District,
North Musi Rawas Regency, South Sumatra Province
This study is a study of the Ethnobotany Study of Medicinal Plants of the
Belief of the community of Lesung Batu Village, Rawas Ulu District, Musi Rawas
Regency, North Sumatra Province. Lesung Batu Lesas Batu District, Rawas Ulu
District, Musi Rawas Regency, North Sumatra Province. Sampling was conducted
in Lesung Batu Village, Rawas Ulu District, Musi Rawas Regency, North
Sumatra Province. The sample of this research is descriptive qualitative with the
sampling technique carried out by purposive sampling. Data collection methods
used were observation, interviews, documentation, collection of plant samples,
and identification of plants. Data from the results of this study were analyzed
descriptively qualitatively according to the research objectives. The results of the
study showed 17 species from 13 plant families that were believed by the people
of Lesung Batu Village who were efficacious as ingredients of traditional
medicine. How to lend plants as medicine contains the process of mashing,
burning, squeezing, heated on fire, rolled, grated and brewed. The people of
Lesung Batu Village use the boiled method more often and drink it. Diabetes,
gout, cancer, high blood pressure, stomach pain, colds, constipation, diarrhea,
phlegm, ringworm, nosebleeds, coughing fever, maagh, intestinal worms, injuries,
broken bones, and sprains. The attitude and behavior of the people of Lesung Batu
Village showed an attitude of confidence in the efficacy of these traditional
medicinal plants and accompanied by the problem of using this traditional
medicine as much as 83%, a sure attitude to plant medicine 0% attitude not sure
about the medicinal properties and behavior use plants as medicine.
Keywords: Ethnobotany, medicinal plants, Lesung Batu Village Community
ABSTRACT
-
xi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
NOTA DINAS……………………………………………………………… ii
PENGESAHAN …………………………………………………………..... iv
PERNYATAAN ORISINILITAS………………………………………… v
PERSEMBAHAN ………………………………………………………….. vi
MOTTO …………………………………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. viii
ABSTRAK ………………………………………………………………….. ix
ABSTRACT …………………………………………………………………. x
DAFTAR ISI ………………………………………………………............ xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 5 C. Tujuan ……………………………………………………………. 5 D. Kegunaan …………………………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik …………………………………………………... 7 1. Konsep Umum Etnobotani …………………………………... 7 2. Tumbuhan Obat ………………………………………………. 7 3. Perbedaan Obat Tradisional dengan Obat Kimiawi …………. 9
B. Studi Relevan …………………………………………………….. 11
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ……………………………………………….. 15 B. Alat dan Bahan …………………………………………………… 16 C. Prosedur Kerja …………………………………………………… 16 D. Analisis Data …………………………………………………….. 17 E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 18 F. Teknik Analisis Data …………………………………………….. 19 G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data …………………………… 20 H. Jadwal Penelitian ………………………………………………… 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ……………………………………………………………… 22 1. Jenis tumbuhan obat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa
Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas
Utara Sumatera Selatan……………………………………….. 22
2. Cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatanMasyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan rawas
Ulu Sumatera Selatan……………………………………… . 47
DAFTAR ISI
-
xii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
3. pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pelestarian tumbuhan obat yang dipercaya sebagai obat
tradisional oleh masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan
Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera
Selatan………………………………………………………. 59
B. Pembahasan ……………………………………... ………… 56 1. Jenis tumbuhan obat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa
Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas
Utara Sumatera Selatan……………………………………….. 64
2. Cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatanMasyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan rawas
Ulu Sumatera Selatan……………………………………… . 66
3. pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pelestarian tumbuhan obat yang dipercaya sebagai obat
tradisional oleh masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan
Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera
Selatan………………………………………………………. 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 69 B. Saran ………………………………………………………………... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
xiii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Tabel 2.1 State Of Art ………………………………………………… 11
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ………………………………………… 21
Tabel 4.1 Jenis Tumbuhan Yang Digunakan Sebagai Obat
Tradisional ……………………………………………….. 23
Tabel 4.2 Cara Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional ………….. 55
Tabel 4.3 Bagian Tumbuhan Yang Digunakan Sebagai Obat Tradisi
onal ………………………………………………………. 58
Tabel 4.4 Sumber Pengetahuan Masyarakat …….………………….. 60
Tabel 4.5 sikap dan perilaku masyarakat Desa Lesung Batu….…….. 63
DAFTAR TABEL
-
xiv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Gambar 3.1 Peta Desa Lesung Batu …………………………………….. 15
Gambar 4.1 Bawang Putih (Alium sativum L.)…………………………. 24
Gambar 4.2 Sirsak (Anona muricata L.) …………………………………….. 25
Gambar 4.3 Seledri (Seledri (Apium graveolens L)……………………… 27
Gambar 4.4 Capo / Sembung (Blmumea balsamifera D.C)……………… 28
Gambar 4.5 Sedingin (Kalanchoe ceratophylla Hawort…………………. 29
Gambar 4.6 Jarak pagar (Jatropha curcas L.) …………………………… 31
Gambar 4.7 Ketepeng (Cassia alata L.) …………………………………. 32
Gambar 4.8 Jambu Biji (Psidium guajava L.) …………………………… 33
Gambar 4.9 Daun Sirih (Piper betle L.) …………………………………. 35
Gambar 4.10 Mengkudu (Morinda citrifolia L.) ………………………….. 36
Gambar 4.11 Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) …………………………… 37
Gambar 4.12 Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ………………………… 39
Gambar 4.13 Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) …………………… 40
Gambar 4.14 Kunyit (Curcuma longa L) …………………………………. 42
Gambar 4.15 Temulawak (Curcuma xanthorrhizza ROXB) …………….... 43
Gambar 4.16 Kencur (Kaempferia galanga L) ………………………………. 45
Gambar 4.17 Setawar / Pacing (Costus speciosus Smith)………………… 46
Gambar 4.18 Sumber Pengetahuan Masyarakat ………………………….. 51
Gambar 4.19 persentase sikap dan perilaku masyarakat terhadapn
Tumbuhan obat …………………………………………..…. 55
DAFTAR GAMBAR
-
xv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Lampiran 1. Tabel Hasil Wawancara ......................................................... 73
Lampiran 2. Data Idetitas Key informan dan Responden .......................... 76
Lampiran 3. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 77
Lampiran 4. Surat Pernyataan Responden .................................................. 78
Lampiran 5. Hasil Identifikasi Tumbuhan ................................................. 79
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ........ ................................................. 80
DAFTAR LAMPIRAN
-
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan. Bahkan Indonesia
dinyatakan sebagai sebagai negara dengan keanekaragaman nomor dua paling
lengkap di dunia setelah Brazil (Mursito dan Prihmantro, 2011, hal. 5).
Selain merupakan negara kepulauan, Indonesia juga memiliki jumlah
penduduk yang banyak (sekitar 200 juta lebih) yang sebagian besar
masyarakatnya masih tinggal di pedesaan. Menurut Sastropradjo (1990, hal 5),
banyaknya masyarakat yang tinggal di pedesaan terutama daerah yang sulit
dijangkau (terisolir) menyebabkan pemerataan hasil-hasil pembangunan seperti
bidang pendidikan dan kesehatan sulit untuk dilaksanakan. Namun pada daerah-
daerah terisolir pemanfaatan lingkungan terutama tumbuhan untuk pemenuhan
kebutuhan kesehatan seperti untuk obat-obatan tradisional sangat tinggi
(Sutarjadi, 1992, hal 10).
Desa Lesung Batu merupakan kawasan pedesaan yang terletak di Provinsi
Sumatera Selatan bagian Barat. Jarak Desa Lesung Batu jauh dari ibu kota
Provinsi Sumatera Selatan. Sehingga hal inilah yang membuat daerah ini jarang
diketahui dan dikenal oleh khalayak ramai. Desa Lesung Batu terdapat pada salah
satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya pada Kabupaten
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara tropis dengan kelembaban udara tinggi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
381/Menkes/SK/III/2007 Tentang Kebijakan Obat Tradisional menyatakan bahwa
Indonesia merupakan mega center keanekaragaman hayati dunia dan menduduki
urutan kedua dunia setelah Brazil. Di bumi ini diperkirakan hidup sekitar 40.000
spesies tumbuhan, di mana 30.000 spesies tumbuhan hidup di Kepulauan
Indonesia. Di antara 30.000 spesies tumbuhan yang hidup di Kepulauan
Indonesia, diketahui sekurang-kurangnya 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat obat
dan kurang lebih 300 spesies telah digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh
industri obat tradisional.
-
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Musi Rawas Utara. Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan kabupaten yang
membatasi wilayah kawasan Provinsi Sumatera Selatan bagian barat dengan
wilayah Provinsi Jambi, yaitu kabupaten Sarolangun Jambi.
Mayoritas kawasan Desa Lesung Batu merupakan kawasan yang masih di
penuhi dengan pepohonan dan kebun masyarakat. Sehingga mayoritas warganya
berprofesi sebagai penyadap karet dan bertani. Di Indonesia khususnya di daerah
pedesaan seperti Desa Lesung Batu, di sekitar kawasan hutan dan sekitarnya
banyak sekali potensi tanaman yang berkhasiat sebagai tanaman obat.
Masyarakat pedesaan khususnya yang bermukim di sekitar kawasan hutan
seringkali menggunakan tumbuhan alam untuk pengobatan. Istilah tanaman obat
sudah pasti bukanlah hal yang lazim untuk dikenal oleh masyarakat yang berada
di daerah pinggiran hutan, hal ini merupakan suatu kebiasaan dan merupakan
suatu budaya turun temurun yang diwariskan pada setiap generasi. Mengingat
masih minimnya tingkat ekonomi pada daerah pedesaan, hal inilah yang
membuat para warga tidak mampu untuk berobat dengan bidan dan juga ahli
kesehatan yang ada di daerah ini.
Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak terlepas dari kaitan budaya
setempat. Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan keragaman jenis tumbuhan
yang digunakan sebagai obat tradisional terbentuk melalui suatu proses sosialisasi
yang secara turun temurun dipercaya dan diyakini kebenarannya. Pengobatan
tradisional adalah semua upaya pengobatan dengan cara lain di luar ilmu
kedokteran berdasarkan pengetahuan yang berakar pada tradisi tertentu
(Sosrokusumo,1989 dalam Irmawati, 2016, hal. 16).
Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh tumbuhan
atau sel tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-
obatan (Siswanto, 2004, hal. 7). Tumbuhan obat digunakan untuk menyembuhkan
suatu penyakit atau pencegahan suatu penyakit, pengobatan tersebut baik
dilakukan dengan meracik sendiri ataupun dari dukun kampung (Murni, Prawito
dan Widiono, 2012, hal. 228). Selanjutnya tanaman merupakan sumber signifikan
dari obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan berbagai kategori penyakit
manusia. Secara historis semua persiapan obat yang berasal dari tanaman, baik
-
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
dalam bentuk sederhana dari bagian tanaman atau dalam bentuk yang lebih
kompleks dari ekstrak mentah, campuran, dan lain-lain. Saat ini sejumlah besar
obat yang dikembangkan dari tanaman yang aktif melawan sejumlah penyakit.
Pengobatan tradisional menurut agama Islam itu diperbolehkan selama
tidak melanggar larangan dalam ajaran islam dalam mempersekutukan Allah
SWT, sesuai dengan hadits Rasulullah Saw menjelaskan :ْ
ٍَْْْحدَّثََْب ُْجَةَْْأَثُْىثَْنِزْثُْبَثِ ًَُْْش َُِْْؤِهَشب برْ ْْث ََّ َُْْةَْ ُّتْْ ُسْفَُبَْحدَّثََْبْقَبلَْْىَ ُِّْْْغَُُ َْع
ِِِْْسََبدِْ ِِْْْعالَقَةَْْْث ةََْْع ٍَ ِِْْاََسب َْلْ ْْث َُْْالَْعَزاةَْْتَُْْشِهدْْْقَبهََْْشِز ٍََْْْْسبَىُْى ْْاىَّْجِ
ُْهِْْاىييَّهَُْْصيًَ ٌََْْعيَ ُْْأَْوَسيَّ ٍَْْْحَزخْ ْاََعيَ ٌْْْهَْْفَقَبَْمذَاْفِ ِْْىَُه ُِْْعجَبدَاّللَّ ْوَضعَبّللَّ
ِْْْاِلَّْْاْىَحَزجَْ ِْْْاْقتََزضٍََْْ ُْهِِْْعْزِضٍِْْ ُْئب ْْاَِخ ٌْْْفَذَاكََْْش ََْبْفَقَبىُىاَْحِزجُْْاىَِّذ
ِْ َُْْبَْهوَْْْرُسىَلّللَّ ُُْْْخَْبحْ َْعيَ ِْْتَدَاَوْواِعجَبدَْْقَبهََْْويَّْتَدَاْلَْْاَ َُّْْاّللَّ َْْفَِب ْاّللَّ
ٌُْْْسْجَحبَّهُْ عَهَُْْوَضعَْْالَّْْدَاءْ َََْضعْْْىَ ًَْْاِلَِّْْشفَبءْ ٍَْ َِْْرُسىهََْبْقَبىُْىاْاْىَحَز بْاّللَّ ٍَْ
ُْزُْ بَْخ ٍٍََْْ ِْ ُْخيُقْ ْقَبهَْْاَْعْجدُْْاَْعِط (٣٤٢ْ٧.ٍْجهْاثِْروَة)َْحَس
Artinya : telah menceritakam kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaiban dan
Hisyam bin „Ammar keduanya berkata “ telah menceritakan kepada kami Sufyan
bin „Uyainah dari Ziyad bin „Ilaqah dari Usamah bin Syarik dia berkata “ saya
menyaksikan beberapa orang Arab badui bertanya kepada Rasulullah SAW
“Berdosakah kami jika melakukan ini ? berdosakah kamijiks melakukan seperti
ini ? Be;iau lalu bersabda kepada mereka : wahai hamba Allah, Allah akan
menghapus dosa kecuali orang yang menyebarluaskan (aib) saudaranya, itulah
dosa” mereka bertanya lagi “wahai Rasulullah berdosakah kami jika kami tidak
bertaubat ?” Beliau menjawab: “wahai hamba Allah, bertobatlah kalian karena
sesungguhnya Allah SWT tidak menurunkan penyakit melainkan kecuali Dia juga
menurunkan obatnya, kecuali sakit pikun.” Mereka bertanya ”wahai Rasulullah
apakah kebaikan yang paling baik diberikan kepada seorang hamba ?” Beliau
menjawab; “ahlak yang mulia”. (HR. Ibnu Majah No.3427 dalam kitab Al-Thibb).
-
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Berdasarkan hadis di atas, dijelaskan bahwa Allah SWT tidak akan menurunkan
penyakit kepada hambanya tanpa obatnya. Maka dari itu dianjurkan berobat ketika
sakit karena semua penyakit ada obatnya, di samping itu terdapat larangan berobat
dengan sesuatu yang haram.
Penggunaan tumbuhan obat juga tidak terlepas dari dari kepercayaan
masyarakat bahwa penyembuhan penyakit merupakan kehendak Allah SWT,
tumbuhan obat hanya merupakan perantara darinya dalam penyembuhan suatu
penyakit. ْ pada masa saat sekarang ini, dikarenakan kurangnya pewarisan akanا
pengobatan tradisional terhadap generasi muda, juga mengingat tingkat mudah
didapat dan efisiennya penggunaan obat modern dibandingkan obat tradisional .
Hal inilah yang membuat pudar dan menghilangnya cara pengobatan tradisional
yang telah diwariskan turun temurun oleh nenek moyang kita. Di lain sisi
kurangnya minat dan kepedulian generasi muda untuk belajar tentang pengobatan
tradisional, sehingga seiring waktu berjalan pengetahuan tentang pengobatan
tradisional putus pada suatu generasi.
Pada saaat ini penelitian tentang Studi Etnobotani tanaman obat
kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu belum pernah dilaporkan. Sehingga
berdasarkan keadaan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan peelitian tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui jenis jenis
tumbuhan apa saja yang digunakan oleh masyarakat di Desa Lesung Batu, serta
cara mengolah tanamaan tersebut sebagai obat. Mengingat ilmu pengobatan
tradisional ini umumnya tidak didokumentasikan seperti ilmu umumnya, dan
hanya sebatas pengetahuan yang disampaikan sebatas lisan. Maka dari hal itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Studi Etnobotani Tanaman
Obat Kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu
Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan”.
-
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
dirumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut :
1. Jenis tumbuhan obat apa saja yang dipercaya dan dimanfaatkan oleh
masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi
Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan ?
2. Bagaimana cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai
pengobatan kepercayaan masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas
Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan ?
3. Bagaiamana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap
pelestarian tumbuhan obat yang dipercaya sebagai obat tradisional oleh
masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi
Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan ?
tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan
obat kepercayaan oleh masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas
Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.
2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan sebagai
pengobatan kepercayaan oleh masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan
Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.
3. Untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap
tumbuhan obat yang dipercaya sebagai obat tradisional oleh masyarakat
Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara
Provinsi Sumatera Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
C. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas maka dapat diterangkan
-
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
manfaat dalam hal teorotis maupun praktis adalah:
1. Sebagai sumber informasi ilmiah tentang tumbuhan obat yang ada di sekitar
kita yang berkhasiat sebagai obat.
2. Sebagai bahan bacaan yang dapat menambah wawasan dan menjadi
referensi yang dapat digunakan untuk mendukung penelitian berikutnya.
3. Memperkaya pengetahuan tentang tanaman obat tradisional bagi penulis
dan orang yang berminat dalam pemanfaatan tumbuhan sebagai pengobatan
tradisional dan menambah kepustakaan di bidang penelitian.
4. Sebagai pendidik dapat digunakan sebagai pengetahuan dalam merancang
praktikum tanaman obat dalam pembelejaran.
5. Untuk sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar sarjana strata satu
(S1) Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
D. Kegunaan
Adapun manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini dilakukan baik
-
7 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Istilah Etnobotani dikemukakan pertama kali oleh Harshberger pada
tahun 1895 yang memberikan batasan bahwa etnobotani adalah ilmu yang
mempelajari tentang pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan secara tradisional
oleh masyarakat primitif (Rugayah, 2004, dalam Sri Wahyuni Andesti, 2018,
hal ).
Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh
tumbuhan atau sel tumbuhan tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau
ramuan obat-obatan (Siswanto, 2004 dalam Irmawati, 2016, hal. 28).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Etnobotani (dari “etnologi” yaitu kajian mengenai budaya, dan
“botani” yaitu kajian mengenai tumbuhan) adalah suatu bidang ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dan tumbuhan. Studi mengenai
pengetahuan masyarakat lokal tentang botani disebut etnobotani. Ilmu
etnobotani yang berkisar pada pemanfaatan tumbuh-tumbuhan oleh orang-
orang di sekitarnya, pada aplikasinya mampu meningkatkan daya hidup
manusia (Kandowangko & Solang, 2011, hal 11).
A. Kajian Teoritik
1. Konsep Umum Etnobotani
Etnobotani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
interaksi masyarakat di suatu tempat tertentu dengan tradisi yang mereka
miliki terhadap tumbuhan yang ada dilingkungan hidupnya. Pemanfaatan
tumbuhan tidak hanya oleh etnis disuatu daerah saja tetapi, mencakup
keseluruhan identitas etnis yang bersangkutan seperti adat istiadat dan tradisi,
sehingga pembahasan etnobotani tidak hanya menyangkut tampilan biologi
taksonomi suatu jenis atau sekelompok tumbuhan. Tetapi berupa sikap,
perilaku, pengetahuan masyarakat di suku atau daerah tertentu terhadap
kelompok tumbuhan serta menjaga dan melangsungkan kebudayaan etnisnya
(Salam, 2004, hal 1).
2. Tumbuhan Obat
file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_8
-
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Menurut Sulaksana dan Jayakusuma (2005), dalam Irmawati (2016,
hal. 28) “tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan obat atau tanaman yang
sebagian atau seluruh bagian tanaman yang berkhasiat menghilangkan atau
menyembuhkan penyakit dan keluhan rasa pada bagian atau organ tubuh
manusia”.
Menurut departemen RI dalam Irmawati, (2016, hal. 29)
mendefenisikan tumbuhan obat indonesia seperti yang tercantum dalam
SKMenkes No. 149/SK/Menkes/IV/1978. Yaitu :
a. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisonal atau
jamu.
b. Bagian tumbuhan yang diekstraksi digunakan sebagai obat.
Menurut Hidayat, Wahyuni dan Andalusia, (2008) dalam Siti Warida
dkk, (2016, hal. 2). menyatakan ada tiga hal yang bisa menjadi alasan kuat
tumbuhan dikatakan sebagai tumbuhan obat yaitu :
a. Tumbuhan atau bagian tumbuhan dapat memperkuat fungsi organ
tumbuh.
b. Tumbuhan atau bagian tumbuhan dapat menghilangkan racun atau
penyakit.
c. Tumbuhan atau bagian tumbuhan dapat membangun sistem kekebalan
tumbuh.
Tumbuhan alam berkhasiat obat telah lama dikenal oleh masyarakat
Indonesia bahkan sejak ratusan tahun yang lalu. Pada masa lalu, ahli ilmu
pengobatan yang dikenal dengan istilah tabib membuat ramuan obat yang
bahan bakunya berasal dari hutan. Diperkirakan hutan Indonesia menyimpan
potensi tumbuhan obat sebanyak 30.000 jenis, di antaranya 940 jenis telah
dinyatakan berkhasiat obat, di mana sekitar 78% masih diperoleh melalui
pengambilan langsung dari hutan (Nugroho, 2010 dalam Irmawati, 2016, hal ).
Kemudian biasanya selain itu pengobatan tradisional selain digunakan
untuk pertolongan pertama dan penggunaan tanaman obat tradisional mudah
didapatkan dan tidak memerlukan biaya yang begitu besar dibandingkan
dengan obat-obat modern. Cara pengolahannya masih sangat sederhana hanya
-
9
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
berdasarkan kebiasaan pengalaman sehari-hari yang diwariskan secara turun
temurun oleh nenek moyang mereka (Efremila, Wardenaar dan Sisilia, 2015
dalam Siti Warida dkk, 2016, hal. 2).
Penggunaan tumbuhan-tumbuhan obat dalam penyembuhan adalah
pengobatan tertua di dunia. Setiap budaya di dunia memiliki sistem
pengobatan tradisional yang khas dan di setiap daerah dijumpai berbagai
macam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat (Mumi, 2012
dalam Irmawati, 2016, hal. 29).
Tanaman obat sama halnya dengan obat dari pabrik memang tak bisa
dikonsumsi sembarangan, tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya
resep dokter. Biji buah mangga (Mangifera indica L) misalnya, hanya boleh
dikonsumsi dengan perbandingan 40-45 gram dalam gelas air untuk
mengobati cacingan. Sedangkan bunga ekor kucing (Acalypha hispida burn F)
baru berkhasiat jika direbus sebanyak 10-30 gram dengan takaran air tertentu
untuk mengobati cacingan (Widyaningrum, 2011 dalam Irmawati, 2016, hal.
29).
Obat herbal merupakan obat yang berasal dari bahan alam yang diolah
secara langsung tanpa menggunakan bahan kimiawi atau pun sejenis rekayasa
genetika. Obat herbal biasanya dikenal dengan obat tradisional, yang mana
penggunaanya tidak mengakibatkan efek samping yang dapat merusak tubuh.
Obat herbal sudah ada sejak dahulu kala, mungkin mungkin sejak manusia
pertama kali menginjak bumi obat herbal sudah digunakan dalam pegobatan
kehidupan sehari-hari.
Penggunaan tumbuhan obat sebagai obat tradisional di Desa Lesung
Batu telah menjadi kepercayaan sejak lama, hal ini dikarenakan selain
mempunyai khasiat yang alami dalam penyembuhan penyakit, hal ini juga
mempunya efek samping yang lebih sedikit dan bahkan tidak memiliki efek
sama sekali dibandingkan dengan obat modern dari dokter. Selain itu cara
untuk mendapatkannya tentu lebih praktis dan mudah serta lebih murah
3. Perbedaan Obat Tradisional Dengan Obat Kimiawi
-
10
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Obat kimiawi atau yang kita kenal dengan obat modern merupakan
obat yang berasal dari kedokteran Barat yang biasanya sudah dalam bentuk
jadi, merupakan hasil buatan pabrik farmasi. biasanya dapat berupa tablet,
kaplet, sirup, puyer, salep, dan lain sebagainya.
Bila dilihat dari harganya, obat tradisional jelas lebih murah
dibandingkan dengan obat kimia. Hal ini dikarenakan obat tradisional
merupakan obat yang ada disekitar kita, karena kita dapat menanam obat
keluarga (TOGA) dan cara untuk mendapatkannya relatif mudah tanpa
menggunakan banyak uang. Sedangkan penggunaan obat modern (kimiawi)
jelas lebih mahal karena obat ini dibuat dari luar dan proses pembuatanya
memerlukan teknologi tinggi, serta investasi yang tingi yang memerlukan
penelitian yang lama.
Perbedaan antara obat tradisonal dengan obat kimiawi adalah sebagai
berikut :
a. Obat tradisional
1) Diarahkan pada sumber penyebab penyakit dan perbaikan fungsi pada
organ-organ yang rusak.
2) Bersifat rekonstruktif atau memperbaiki organ dan membangun
kembali organ-organ atau bagian jaringan sel yang rusak.
3) Reaksinya lambat tetapi bersifat memperbaiki organ-organ yang rusak.
4) Hampir dipastikan tidak ada efek samping, asalkan diramu oleh
herbalis yang berpengalaman dan dalam takaran yang sesuai.
b. Obat Kimiawi
1) Lebih diarahkan hanya untuk menghilangkan gejala-gejalanya saja.
2) Bersifat hanya untuk mengurangi rasa sakit pada penderitanya saja
(sympthomatis). Yang mengakibatkaan ketergantungan pada obat
tersebut. Banyak orang yang berobat ke dokter bukannya semakin
membaik akan tetapi tiada perubahan.
3) Penyembuhannya bersifat spekulatif, bila penyakitnya tepat maka akan
sembuh, bila tidak maka akan menjadi endapan obat yang akan
menjadi racun yang berbahaya.
-
11
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
4) Reaksi cepat namun dapat melemahkan organ tubuh bagian lain,
terutama jika dipakai terus-menerus jika dalam jangka waktu yang
lama.
5) Lebih diutamakan untuk penyakit-penyakit yang bersifat akut (butuh
pertolongan segera) seperti asma, diare akut, patah tulang, infeksi akut,
dan lain-lain.
6) Efek samping yang ditimbulkan juga sangat beresiko. Efek samping
yang terdapat pada obat kimia dapat berupa efek samping langsung
dan juga efek samping tidak langsung. Hal ini terjadi karena obat
kimiawi bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik
dan kompleks. Maka bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu
yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat
diterima dan ditoleransi oleh tubuh.
Tabel 2.1 Table State of arts
No
Nama Peneliti,
Tahun, Judul
Penelitian
Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
1. Irmawati (2016)
“Etnobotani
Tumbuhan Obat
Tradisional Pada
Masyarakat Di
Desa Baruga
Kecamatan
Malili
Kabupaten Luwu
Timur”.
hasil penelitian
menunjukan ada 40
spesies tumbuhan yang
dimanfaatkan oleh
masyarakat di desa
Baruga sebagai bahan
pengobatan yang
dikelompokkan dalam
30 famili. Diantara
tumbuhan tersebut ialah
sirih (Piper betle L),
Pare (Momordica
Pemanfaatan
tumbuhan
digunakan
sebagai obat
untuk
mengobati
penyakit
yang ada di
kalangan
masyarakat.
Tempat
penelitian dan
cara
pengolahanya .
B. Studi Relevan
-
12
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
charantia), keji beling
(Strobilanthes), jambu
biji (Psidium guajava),
jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), kencur
(Kaempferia galanga),
mengkudu (Morinda
citrifolia L ).
2. Lis Nurrani
(2013),
“Pemanfaatan
Tradisional
Tumbuhan Alam
Berkhasiat Obat
Oleh Masyarakt
Di Sekitar Cagar
Alam Tangale”.
masyarakat disekitar
cagar alam tangale
memanfaatkan
tumbuhan alam
sebanyak 30 jenis untuk
kebutuhan hidup, 24
jenis diantaranya
digunakan sebagai
tumbuhaan obat, dua
jenis pemanfaatan hasil
hutan kayu dan empat
jenis merupakan plasma
nutfah sebagai sumber
kegunaan lain.
Pengolahan ramuan obat
masih bersifat sederhana
dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk
menyembuhkan
berbagai jenis penyakit
dimana daun merupakan
jenis bagian yang paling
banyak digunakan. Daun
Pemanfaatan
tumbuhan
juga
digunakan
sebagai obat
untuk
mengobati
penyakit
yang ada di
kalangan
masyarakat.
Tempat
penelitian dan
cara
pengolahanya,
beberapa
tumbuhan tidak
hanya
dimanfaatkan
sebagai obat,
selebihnya
dimanfaatkan
sebagai hasil
hutan kayu, dan
juga sebagai
plasma nutfah.
-
13
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
nasi, bulu dan woka
merupakan sumber
plasma nutfah lain yang
dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk
kepentingan adat dan
budaya.
3. Siti Warida Dkk
(2016)
”Identifikasi
Tumbuhan Obat
Yang Ada Di
Kecamatan
Rambah Hilir
Kabupaten
Rokan Hulu
Provinsi Riau”
hasil penelitian yang
menunjukkan
didapatkan 18 famili
dan 26 spesies
tumbuhan obat di
Kecamatan Rambah
Hilir. Famili yang paling
mendominasi adalah
famili Zingiberaceae
yang terdiri dari 7
spesies seperti lengkuas
(Alpinia galanga (L.)
Wild.), kunyit (Curcuma
domestica Val.), temu
ireng (Curcuma
aeruginosa Roxb),
temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.),
bangle (Zingiber
purpereum Roxb.), jahe
merah (Zingiber
officinale Var
rubrum.), dan jahe
(Zingiber officinale).
Pemanfaatan
tumbuhan
juga
digunakan
sebagai obat
untuk
mengobati
penyakit
yang ada di
kalangan
masyarakat.
Tempat
penelitian dan
cara
pengolahanya.
-
14
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Hasil analisa data
menunjukkan bahwa
organ tumbuhan yang
paling banyak
digunakan adalah daun
sebesar 50%, rimpang
sebesar 31% buah
sebesar 11%, getah 4%
dan seluruh bagian
sebesar 4% Pengolahan
tumbuhan sebagai obat
masih tergolong
sederhana seperti
direbus, diparut/blender,
ditumbuk, diremas,
dibakar, ditempelkan,
dipipihkan secara
perlahan, direndam
dengan air hangat,
dioleskan dan dimakan
secara langsung.
Perbedaan dengan hasil penelitian terdahulu ditinjau dari aspek judul,
judul penelitian ini adalah studi etnobotani tanaman obat tradisional kepercayaan
masyarakat Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas
Utara. Selain itu tempat penelitian yang dilakukan ialah di Desa Lesung Batu
Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.
-
15
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas
Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan.
Gambar 2.1. Peta Desa lesung Batu
(Sumber : Peta Administrasi Kabupaten MURATARA diakses 11 oktober 2018
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lesung_Batu,_Rawas_Ulu,_Musi_Rawas_Utara)
Desa Lesung Batu merupakan desa yang terletak di daerah Kecamatan
Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan, dengan
Luas lahan ± 2048 Ha yang terdiri atas pemukiman, lahan dan perkebunan.
Ladangnya terdiri atas perkebunan seperti karet, dan terdapat lahan sawah. Di
bagian timur desa lesung batu berbatasan dengan Desa Lubuk Kemang, dan
di bagian barat desa ini berbatasan dengan pasar surulangun. Sedangkan
bagian selatan berbatasan dengan Desa Maur dan sebalah utara berbatasan
dengan desa lesung batu muda yang dipisahkan oleh sungai rawas. Jarak
antar ibu kota dari Desa Lesung Batu ke Kecamatan dapat ditempuh dengan
jarak ± 5 Km, dari Desa Lesung Batu ke Kabupaten dapat ditempuh dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lesung_Batu,_Rawas_Ulu,_Musi_Rawas_Utara
-
16
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
jarak sejauh ± 30 Km,dan dari Desa ke Ibu Kota Provinsi memerlukan
jarak ± 500 km.
Keadaan topogafi Desa Lesung Batu dilihat secara umum merupakan
daerah daratan yang beriklim sebagaimana iklim Desa-desa lain yang ada di
Kabupaten Musi Rawas Utara yang memliki iklim penghujan, pancaroba dan
kemarau. Hal ini yang mempengaruhi keadaan tanaman yang ada dan
kehidupan masyarakat disana.
2. Waktu
Waktu penelitian dilaksanakan selama 20 hari yang dimulai dari
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pena, pensil, buku
tulis, Hp yang digunakan untuk memotret objek sekaligus sebagai perekam.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kardus, kertas
koran, kertas karton dan jenis tumbuhan yang digunakan sebagai tumbuhan
obat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, penelitian akan dilakukan dengan tahapan menyusun tujuan
penelitian, observasi, wawancara, dokumentasi, koleksi sampel, pembuatan
herbarium, identifikasi tumbuhan, dan studi pustaka. “Metode penelitian
kualitatif sering disebut metode penelitian aturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai
metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya disebut sebagai metode kualitatif,
karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif‟
(Sugiyono, 2013, hal 8).
tanggal 1 Januari 2019 sampai dengan 20 Januari 2019.
B. Alat dan Bahan
C. Prosedur Kerja
1. Metode Penelitian
file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_19
-
17
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
2. Penentuan Responden
Penentuan key informan dan responden dilakukan secara terpilih
(purposive sampling method) key informan dipilih dari dukun yang ada di
Desa Lesung Batu, sementara responden merupakan masyarakat Desa Lesung
Batu yang dipilih teknik Snawball sampling. Puposive sampling merupakan
teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu orang yang
dianggap paling tau tentang apa yang diteliti(Sugiyono, 2010: 124).
Sedangkan snawball sampling merupakan salah satu metode dalam
pengmbilan sampel dari suatu populasi dimana Snawball ini termasuk dalam
teknik non-probability (sampel dengan probabilitas yang tidak sama). Untuk
metode pengambila sampel sepeti ini khusus digunakan unntuk data-data yang
bersifat komunitas dari subjektif responden/sample, atau dengan kata lain
objek sample yang kita inginkan sangat langkka dan bersifat mengelompok
pada suatu himpunan. Dengan kata lain snawball sampling metode
pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari
lapangan, data ini berupa wawancara dengan masyarakat di Desa Lesung
Batu, dokumentasi lapangan, koleksi sampel tumbuhan atau keterangan-
keterangan yang berkaitan dengan tujuan penelitian pada saat peneliti
melakukan penelitian di lapangan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penunjang dari data primer yaitu data-
data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini
berasal dari koran, artikel, buku, internet dan lain-lain. Data ini bertujuan
untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang didapatkan
ketika berada di lapangan.
D. Analisis data
1. Jenis Data
-
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data berupa hasil
wawancara, dokumentasi lapangan, koleksi sampel tumbuhan, buku, dari
internet berupa jurnal yang berkaitan dengan studi etnobotani, serta artikel.
a. Observasi
Menurut Hariwijaya & Triton, (2007, hal 22) Observasi merupakan
“metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dan
pencatatan terhadap fenomena yang diteliti”. Observasi yang dilakukan
peneliti adalah untuk mengetahui dan mendapatkan informasi dasar
mengenai kondisi umum lokasi penelitian (kondisi fisik, biotik dan
kependudukan).
b. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu
(Moleong, 2013, hal 281). Wawancara yang peneliti lakukan untuk
mendapatkan data mengenai tumbuhan-tumbuhan obat yang digunakan
sebagai obat tradisional serta untuk mengetahui cara pengolahan dan jenis
penyakit yang diobati menggunakan tumbuhan obat tersebut. Wawancara
yang dilakukan dalam penelitian ini wawancara tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi tumbuhan yang digunakan sebagai obat
menggunakan foto, sedangkan pendokumentasian wawancara
menggunakan perekam suara (audio) pada saat narasumber menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan tumbuhan obat tradisional. Dokumentasi
dilakukan dengan tujuan untuk menunjang dan pengingat agar tumbuhan
yang diteliti tepat dan tidak keliru.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_5file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_13
-
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
d. Koleksi Sampel Tumbuhan
Koleksi sampel tumbuhan dilakukan dengan meminta responden
untuk menunjukkan secara langsung dan mengambil sampel tumbuhan
yang digunakan untuk obat tradisional dari hasil wawancara yang telah
dilakukan. Kemudian sampel dikoleksi, dan selanjutnya diproses untuk
pembuatan herbarium. Untuk jenis buah, biji dan umbi-umbian tidak
dimungkinkan dengan menggunakan herbarium maka sampel yang
digunakan yaitu dengan menggunakan awetan basah, yakni dengan
memasukkan sampel ke dalam toples kaca yang berisi cairan alkohol 70%
dan ukuran toplesnya disesuaikan dengan besar kecilnya spesimen yang
diawetkan.
e. Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan cara mencocokkan jenis
sampel yang didapatkan dari lapangan yang dibuat dalam bentuk
herbarium dengan literatur taksonomi tumbuhan kemudian menanyakan
langsung tumbuhan tersebut kepada para ahli di bidang botani. Identifikasi
dilakukan untuk mengetahui jenis tumbuhan sampai tingkat spesies atau
minimal pada tingkat genus. Identifikasi dilakukan di Dinas Pertanian
Kota Jambi.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyusunan data yang didapat baik dari
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto, dan lain
sebagainya. Data tersebut direduksi, kemudian diurutkan, dikoordinasikan ke
dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar (Moleong, 2013, hal 281). Data-
data yang diperoleh baik dari literatur, survei lapangan dan hasil wawancara
kemudian diproses melalui analitik yang mendalam kemudian data disusun dalam
kata yang runut dan dideskripsikan.
file:///E:/Proposal_Emil/SKRIPSI/SKRIPSI%20EMIL%20revisi%2017%20%2097%2003%20-.doc%23_ENREF_13
-
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Perpanjangan keikutsertaan adalah peneliti tinggal di lapangan
penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan
maka akan membatasi:
a. Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks.
b. Membatasi kekeliruan (biases) peneliti.
c. Mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa
atau pengaruh sesaat (Iskandar, 2008 hal 122).
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau
tentative. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh.
3. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti
mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber data (Sugiyono, 2013, hal 83).
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci
(Iskandar, 2008 hal 122 ).
-
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
No Kegiatan Bulan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei jun Jul
1 Pengajuan Judul √
2 Pernulisan Proposal √ √
3 Permohonan Dosen
Pembimbing √
4 Batas Akhir dan Bimbingan
Proposal √
5 Seminar Proposal √
6 Pengesahan Judul √
7 Riset √ √
8 Penulisan BAB 4 dan 5 √ √ √ √
Batas Akhir Bimbingan dan
Perbaikan Skripsi √ √
11 Ujian Munaqasyah √
12 Penggandaan Skripsi √
13 Penyerahan Skripsi ke
Fakultas √
14 Wisuda √
H. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
9 Bimbingan Skripisi √ √ √ √
10
-
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
BAB IV
Desa Lesung Batu Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten Musi Rawas Utara
didapatkan bahwa tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional
bermacam-macam. Jenis tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Desa
Lesung batu menurut 2 orang Key informan ialah sebagai berikut:
Menurut ibu Ina (60 Tahun) jenis tumbuhan yang digunakan sebagai
obat tradisonal yang sering digunakan ialah berjumlah 11 tumbuhan yaitu :
sirih (Pipeer betle L), rambutan (Nephelium lappaceum L.), Jaringo (Acorus
calamus L.) jambu biji (Psidium guajava.L), jarak (Jatropha curcas L.),
mengkudu (Morinda citrifolia L.), bangle (zingiber purpureum), jeruk nipis
(Citrus aurantifolia), jeruk purut (Cytrus hystrix), dan kencur (Kaempferia
galanga L.), dan kunyit (Curcuma longa L.).
Selanjutnya informasi dari key informan dikonfirmasi ke responden
melalui kegiatan wawancara dengan masyarakat Desa Lesung Batu
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Lesung Batu
Berdasarkan hasil wawancara dengan Key informan dari masyarakat
A. Hasil Penelitian
1. Jenis Tumbuhan Obat Yang Dimanfaatkan Oleh Masyarakat Desa
Menurut ibu Nonsi (79 Tahun) bahwa tanaman obat yang digunakan
masyarakat Desa Lesung Batu ialah sebanyak 18 jenis tumbuhan yaitu, sirih
Pipeer betle L.) , sembung (Blmumea balsamifera D.C) , kunyit (Curcuma
longa L.), kencur (Kaempferia galanga L.), jahe merah (Zingiber officinale
Roscoe). Serei (Cimbopogon citratus), rambutan (Nephelium lappaceum L.),
ketepeng (Cassia alata L.), jarak (Jatropha curcas L.), sirsak (Anona
muricata L.), mengkudu (Morinda citrifolia L.), temulawak (Curcuma
xanthorrhizza ROXB), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), katuk (Sauropus
androginus), bangle (zingiber purpureum), Jaringo (Acorus calamus L.) jambu
biji (Psidium guajava.L) dan daun generasi yang tidak tidak ditemukan
keberadaan tanaman ini disekitar pedesaan.
-
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Wawancara ini di lakukan kepada 10 orang responden masyarakat Desa
Lesung Batu. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, didapatkan hasil
sebanyak 17 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat-obatan
tradisional.
Tabel 4.1
Jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat
Desa Lesung Batu.
No Family Scientific Name Vernacular
name Local Name
1 Alliaceae Alium sativum L. Bawang putiy Bawang putih
2 Annonaceae Anona muricata L. Nangko belando Sirsak
3 Apiaceae Apium graveolens L. Daun sop Seledri
4 Asteraceae Blumea balsamifera (L.)
D.C Daun kecapo capo / sembung
5 Crassulaceae Kalanchoe ceratophylla
Haworth Daun Sedingin Segayu
6 Euphorbiaceae Jatropha curcas L. Daun jarak Jarak pagar
7 Fabaceae Cassia alata L. Daun kepeteng Ketepeng
8 Myrtaceae Psidium guajava L. Jambu terong Jambu biji
9 Piperaceae Piper betle L. Daun ilem Sirih
10 Rubiaceae Morinda citrifolia L. Mengkudu Mengkudu
11 Rutaceae Citrus aurantifolia Limau mipes Jeruk nipis
12 Sapindaceae Nephelium lappaceum
L. Daun motan Rambutan
13 Zingiberaceae Zingiber officinale
Roscoe Jahe Merah Jahe merah
14 Curcuma longa L. Kunyit Kunyit
15 Curcuma xanthorrhizza
ROXB Temulawak Temulawak
16 Kaempferia galanga L. Cekur Kencur
17 Costus speciosus Smith Daun setawar
Setawar /
pacing
-
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Berdasarkan tabel 4.1 jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai
bahan pengobatan tradisional masyarakat Desa Lesung Batu dikelompokkan
menjadi 13 famili, dengan jenis tumbuhan terbanyak berasal dari family
Zingiberaceae yaitu sebanyak 5 jenis tumbuhan.
Dari 17 jenis tumbuhan terebut didapatkan di sekitar pekarangan
rumah dan beberapa jenis tumbuhan didapatkan masyarakat dari luar halaman
Desa (Kebun). Berikut gambaran secara umum dari tumbuhan-tumbuhan
tersebut:
1. Bawang putih (Alium sativum L.)
Gambar 4.1. Bawang Putih (Alium sativum L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi ilmiah tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Family : Alliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum
-
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
b. Deskripsi Tumbuhan
Bawang putih selain merupakan bahan bumbu dapur juga
merupakan bahan untuk pengobatan tradisional. Merupakan tumbuhan
herbal annual, tumbuh tegak, tingginya 30-60 cm. batang kecil 0,5-1 cm.
daun membentuk batang semu. Bunga muncul di setiap umbi. Umbi lapis
berupa umbi majemuk berbentuk hamper bundar, garis tengahnya 4-6 cm
terdiri atas 8-20 siung seluruhnya diliputi 3-5 selaput tipis serupa kertas
berwarna agak putih, tiap suing diselubungi oleh dua selaput serupa kertas,
selaput luar warna agak putih dan agak longgar, selaput dalam berwarna
merah muda dan melekat pada bagian yang padat (Hidayat & Napitipulu,
2015, hal. 51).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan
Kandungan ilmia yang terdapat pada bawang putih ialah terdiri
atas alliin sulfur (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 51).
2. Sirsak (Anona muricata L.)
Gambar 4.2. Sirsak (Anona muricata L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
-
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Family : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Anona muricata L.
b. Deskripsi Tumbuhan
Merupakan tumbuhan perdu berkayu dan mempunyai batang yang
keras. Daun memanjang, bentuk lanset atau bulat telur terbalik, ujung
meruncing pendek. Batang berwana coklat kehitaman dengan permukaan
yang kasar. Bunga berdiri sendiri berhadapan dengan daun, mahkota
berdaging dengan tiga yang terluar berwarna hijau kemudian berubah
kuning dengan panjang 3-3,5 cm, sedangkan 3 yang terdalam bulat telur,
berwarna kuning muda. Mempunyai buah berwarma hijau, buah majemuk
tidak beraturan, danging buah lunak atau lembek, berwaena putih berserat,
biji banyak, hitam pipih (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.367).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan
Kandungan ilmiah yang terdapat pada sirsak ialah mengandung
vitamin C, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin,
annomuricin, annomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin,
linoleic acid, dan muricapentocin (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.367).
-
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
3. Seledri (Apium graveolens L)
Gambar 4.3. Seledri (Seledri (Apium graveolens L)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Family : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L
b. Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan herba dengan batang lunak dan beruas, becabang,
tegak, berna hijau pucat. Daun majemuk, daun muda melebar atau meluas
dari dasar, hijau mengkilap.bunga tunggal, tangkai jelas, sisi kelopak yang
tersembunyi daun bunga putih kehijauan, atau merah jambu pucat dengan
ujung yang bengkok. Bunga betina majemuk, tidak bertangkai, atau
bertangkai pendek, sering mempunyai daun berhadapan atau berbatasan
-
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
dengan tirai bunga. Panjang buah 3 mm (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.
346).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan
Kandungan ilmiah yang terdapat pada seledri ialah mengandug
glikosida apiin, isoquersetin, dan umbelliferon. Selain itu seledri juga
mengandung mannite, innosite, asparagine, glutamine, choline,
linamarose, pro vitamin A, vitamin C, dan B. kandungan asam dalam
miyak atsiri pada biji antara lain asam-asam resin, asam lemak terutama
palmitat, oleat, linoleat, dan petoselinat. Daun seledri banyak mengandung
banyak vitamin, yakni vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3,
vitamin B5, vitamin B6, vitamin C, vitamin E dan vitamin K (Hidayat &
Napitipulu, 2015, hal. 346).
4. Capo / Sembung (Blmumea balsamifera D.C)
Gambar 4.4. Capo / Sembung (Blmumea balsamifera D.C)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : dycotyledonae
Ordo : Asterales
-
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Family : Asteraceae
Genus : Blumeae
Spesies : Blmumea balsamifera (L.) D.C
b. Deskripsi Tumbuhan
Perdu dengan tinggi 1- 4 m tegak. Batang berbulu lebat dan halus,
lunak berwarna kelabu. Daun bagian bawah bertangkai, sedangkan bagian
atas merupakan bagian daun duduk, pinggiran daunnya bergerigi,
permukaan atas berambut agak kasar sedangkan bagian bawah berambut
halus, bunga malai keluar dari ujung cabang, dan berwarna kuning
(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 349).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan
Tumbuhan sembung mengandung minyak atsiri, sineol dan
borneol, ksmper, damar, dan zat samak (tannin) (Hidayat & Napitipulu,
2015, hal. 349).
5. Sedingin (Kalanchoe ceratophylla Haworth)
Gambar 4.5. Sedingin (Kalanchoe ceratophylla Haworth)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
-
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan.
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magboliopsida
Ordo : Saxifragales
Family : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Spesies : Kalanchoe ceratophylla Haworth
b. Deskripsi Tumbuhan.
Merupakan tumbuhan herba, tinggi sekitar 10-100 cm , daun di
tengah- tengah batang dengan tangkai daun 2, 5 – 4 cm, daun berbentuk
lanset 8 – 15 cm. pertulangan daun lurus dengan bentuk lanset. Tepi daun
bergerigi. Pembungaan peniculuformis. Daun melebar. Sepal lanset. 4 – 10
cm, dengan bunga mempunyai corolla kuning (Hidayat & Napitipulu,
2015, hal. 356).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.
Mengandung Glikosida; Briofilin; Lendir; Magnesium malat;
Damar (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 356).
-
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
6. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
Gambar 4.6. Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Jatropha
Spesies : Jatropha curcas L.
a. Deskripsi Tumbuhan
Merupakan tumbuhan tipe perdu atau pohon kecil dengan tinggi 2-
5 m, mempunyai getah warna putih agak keruh, kulit batang licin, dan
batang mempunyai tonolan tonjolan bekas tangkai daun yang gugur. Daun
tunggal, bertangkai yang panjangnya 3,5 – 15 cm, helai daun berbentuk
bulat telur melebar, tapi berlekuku 3 – 5,ujug runcing, pangkal bebentuk
jantung tulang daun menjari, panjang daun 5 – 15 c, lebar 6 -16 cm,
permukaan atas daun berwarna hijau kekuningan, berkelamin tunggal,
berumah satu, bunga jantan dan betina masing-masing tersusun dalam
-
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
rangkaian berupa cawan . buah bulat, panjang 2 -3 cm berwarna hijau, biji
bulat terlur, berwarna cokelat kehitaman (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.
157).
b. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.
Daun dan batang pada tumbuhan jarak pagar mengandung safonin,
flavonoid, dan polifenol. Selain itu daunya juga mengandung tannin
(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 157).
7. Ketepeng (Cassia alata L.)
Gambar 4.7. Ketepeng (Cassia alata L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata L.
-
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
b. Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan perdu yang tingginya mencapai 5 m. batang berkayu,
bulat, dengan percabangan simpodial, berwarna cokelat kotor. Daun
majemuk menyirip genap, anak daun 8 – 24 pasang, berbentuk bulat
panjang, ujung tumpul, tepi rata, pangkal membulat, pertulangan
menyirip, tangkai pendek, berwarna hijau. Bunga majemuk, brupa
taandan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning. Buah polong,
panjang, bersegi empat, masih muda hijau, setelah tua berubah hijau
kecokelatam. Biji segitiga lancip, pipih, masih muda hijau setelah tua
hitam (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 223).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan
Bagian yangdimanfaatkan ialah daun, yang mengandung alkaloida,
saponin, plavanoida, tannin, dan antrakinon (Hidayat & Napitipulu, 2015,
hal. 223).
8. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Gambar 4.8 Jambu Biji (Psidium guajava L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
-
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
b. Deskripsi Tumbuhan
Tanaman termasuk pohon yang tingginya mencapai 10 m.
mempunyai banyak percabangan. Pepagan halus, warna merah agak
coklat. Daun berhadapan, helai daun ellips atau lonjong sampai bundar
telur, sebelah bawah daun berbulu halus. Perbungaan soliter 2 – 3 bunga
terdapat dalam satu tangkai muncul di ketiak daun, berwarna putih. Buah
bulat tunggal seperti bola tenis yang agak meruncing ke pangkal, warna
buah hijau sampai kuning, wangi dan rasanya manis kalau sudah tua atau
matang. Buah mengandung banyak biji-biji kecil seperti kerikil berwarna
cokelat kemerahan (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 151).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan
Bagian yang dimanfaatkan adalah buah dan daun, yang
mengandung asam ursolat, asam uleanolat, asam gumjavaloat, asam p-
kumaram, asam ferulat, asam fanilat, asam hidroksi benzoate, dan tannin
(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 151).
-
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
9. Sirih (Piper betle L.)
Gambar 4.9. Daun Sirih (Piper betle L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasiifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
b. Deskripsi Tumbuhan
Tanaman jenis merambat bisa mencapai 15 m. batang berwarna
cokelat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat
keluarnya akar. Daun tunggal berbentuk jantung , berujung runcing,
tumbuh berseling-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap
bila diremas. Panjang 5 – 8 cm dan lebar 2 – 5 cm. Bungan majemuk
berbentuk bulirdan terdapat daun pelindung ±1 mm berbentuk bulat
panjang, pada bulir jantan, panjangnya sekitar 1,5 – 3 cm dan terdapat 2
benang sari yang pendek, sedangkan pada bulir betina panjangnya 1,5 – 6
cm terdapat kepala putik 3 – 5 buah berwarna putih dan hijau kekuningan.
-
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan (Hidayat &
Napitipulu, 2015, hal. 364).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan
Bagian yang dimanfaatkan adalah daun. Daunya mengandung
minyak terbang (bethlephenol), seskeuiterpen, pati, diatase, gula, zat
samak, dan kavikol (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 364).
10. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Gambar 4.10. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L
-
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
b. Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan semak atau pohon kecil dengan tingginya dapat
mecapai 10 m. kulit batang keabu-abuan dan cokelat kekuningan dan dan
tunggal, berbentuk jorong melanset dengan panjang 10- 40 cm, mengilap.
Perbungaan bongkol gundul. Bunga harum dan berwarna putih. Buah
lonjong, panjangnya sampai 15 cm, berwarna hijau keputihan dengan bau
yang kurang sedapketika masak, berbiji banyak, permukaan kulit buah
kasar dengan beberapa tonjolan, berbiji banyak kehitaman (Hidayat &
Napitipulu, 2015, hal. 272).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.
Bagian tumbuhan yang dimanfaatan adalah buah. Buah mengkudu
mengandung acubin, L. asperuloside, alizarin, dan beberapa zat
antraquinon, asam askorbat, scopotelin, xeroxine, dan proxeroxine
(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 272).
11. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
Gambar 4.11. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
-
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia
b. Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 3 m, batang berkayu
ulet, berduri dan keras, permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam.
Daun majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujungnya
tumpul, dan tepi beringgit, panjang 3 – 10 cm, dan lebar 2 – 5 cm,
tangkainya bersayap. Bunga muncul diketiak daun atau diujung batang,
kelopak berbentuk seperti mangkok berwarna putih, dan mahkota
berbentuk bulat telur atau lanset, berwarna putih. Buah bulat sebesar bola
pingpong dengan kulit berwarna hijau atau kekuning-kunigan (Hidayat &
Napitipulu, 2015, hal. 163)
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan
Bagian yang dimanfaatkan ialah buah dan daun. Jeruk nipis
mengandung minyak terbang limonene dan linalool, flavonoid seperti
poncirin, hesperidine, rhoifolin, dan naringin. Kandungan buahnya yang
masak adalah synepherin dan N-methyltyramine. Selain itu buahnya juga
mengandung asam sitrat, kalsium, fosfor, besi, dan vitamin A, B1, dan C
(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 163)
-
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
12. Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
Gambar 4.12. Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Sapindaceae
Genus : Nephelium L.
Spesies : Nephelium lappaceum L.
a. Deskripsi Tumbuhan
Pohon berkayu, batang silindris, permukaan batang kasar,
berwarna cokelat dengan bercak-bercak putih. Daun majemuk menyirip
ganda sempurna sampai enam pasang anak daun, anal daun berbentuk
bulat telur sampai bulat telur sungsang, panjang 5 – 28 cm dan lebar 2 – 10
cm, permukaan atas halus sedangkan permukaan bawah berambut, ujung
daun meruncing. Pembungaan majemuk terminal, tersusun dalam
karangan, diameter bunga mancapai 5 mm. buah terbungkus kulit yang
memiliki rambut dibagian luarnya,warnanya hijau kerika masih muda,
-
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
berubah menjadi kuning hingga merah ketika matang, endocarp berwarna
putih, menutupi daging yang sebenarnya yang merupakanaril, yang
melekat pada kulit biji luar (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 329).
b. Kandungan ilmiah tumbuhan.
Bagian yang dimanfaatkan ialah daun, buah, kulit buah, kulit
batang, biji dan akarnya. Buah ini mengandung karbohidrat, protein,
lemak dan fosfor, esi, kalsim dan vitamin C. kulit buah mengandung
tannin, dan saponin, biji mengandung lemak dan polifenol. Daun
mengandung tannin dan saponin. Kulit batang mengandung tannin,
saponin, plavonida, pectic substance dan zat besi (Hidayat & Napitipulu,
2015, hal. 329).
13. Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe)
Gambar 4.13. jahe merah (Zingiber officinale Roscoe)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
-
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Roscoe
b. Deskripsi Tumbuhan
Tumbuhan berbatang semu dengan tinggi mencapai 1 m. akarnya
berbentuk rimpang dengan daing akar berwarna kuning hingga kemerahan
dan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 – 23 mm dengan
lebar 8 – 15 mm. tangkai daun berbulu halus. Bunga muncul dari dalam
tanah dengan bentuk bulat telur dengan panjang 3,5 – 5 cm dan lebar 1,5 –
faberwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik berwarna ungu
(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 147).
c. Kandungan Ilmiah tumbuhan.
Bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang yang mengandung
minyak asiri, yang terdiri dari α-pinen, β- fellandren, borneol, camfen,
limonene, nonilaldehid, desilaldehid, metilheptepthenon, sineol, bisabolen,
1- β – kurkumen, farnesen, humulen, dan zingiberen (Hidayat &
Napitipulu, 2015, hal. 147).
-
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
14. Kunyit (Curcuma longa L)
Gambar 4.14. Kunyit (Curcuma longa L)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monokotil
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa L
b. Deskripsi Tumbuhan
Semak tinggi mencapai 70 cm. berbatang semu, tegak, bulat,
membentuk rimpang, hijau kekuningan. Daun tunggal, lanset memanjang,
helai daun 3 – 8. Ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20 – 40
cm, lebar 8 – 12 cm, pertulangan menyirip,hijau pucat. Bunga majemuk,
berambut, bersisik, tangkai panjang 16 – 40 cm, mahkota panjang ± 3 cm,
lebar ± 1,5 cm, kuning kelopak silindris, bercanggap tiga, tipis, ungu,
pangkal daun pelindung ungu. Akar serabut, berwarna cokelat muda
(Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 239).
-
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya
berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda.
Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang
berwarna kuning tua atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan
(Kurdi, 2010, hal. 146).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.
Bagian yang dimanfaatkan adalah bagian rimpang, yang
mengandung minyak asiri, kurkuminoid, arabinose, fruktosa, glukosa,
pati, tannin, zat besi, damar, fosfor, dan kalsium (Kurdi, 2010, hal. 146).
15. Temulawak (Curcuma xanthorrhizza ROXB)
Gambar 4.15. Temulawak (Curcuma xanthorrhizza ROXB)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monokotiledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
-
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhizza ROXB.
b. Deskripsi Tumbuhan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roburgh) berasal dari Jawa,
Bali dan Maluku dimana di sana tanaman ini masih tumbuh secara sangat
subur, seperti di hutan kayu jati. Biasanya dikembangkan di Jawa dan
Malaysia, dan tempat-tempat lain (seperti India dan Thailand). Temulawak
juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada
tanah gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi
besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang
pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter.
Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan
tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang
berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang
temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan
warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging
buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di
dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah
1500 meter di atas permukaan laut (Kurdi, 2010, hal. 342).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.
Mengandung minyak asiri seperti limonina yang mengharumkan,
sedangkan kandungan flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang.
Minyak atsiri juga bisa membunuh mikroba. Buahnya mengandung
minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon,
metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfen) dan minyak lemak
(Kurdi, 2010, hal. 342).
-
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
16. Kencur (Kaempferia galanga L)
Gambar 4.16. Kencur (Kaempferia galanga L)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monokotiledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Kaemferia
Spesies : Kaemferia galanga L
b. Deskripsi tumbuhan
Tumbuhan herba yang memiliki batang lunak. Susunan daunya
saling berhadapan, tumbuh tergeketak diatas permukaan tanah. Tanaman
ini memiliki kuntum bunga yang tersusun terdiri atas bunga majemuk,
jumlahnya 4 – 12 buah, bagian bibir bunganya berwarna lembayung yang
didominasi olehwarna putih. Daging buahnya memiliki warna putih serta
kulit luarnya berwarna cokelat (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal. 215).
-
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.
Bagian yang dimanfaatkan adalaah rimpang. Rimpang kencur
mengandung minyak asiri dan alkaloid (Hidayat & Napitipulu, 2015, hal.
215).
17. Setawar / Pacing (Costus speciosus Smith)
Gambar 4.17. Setawar / Pacing (Costus speciosus Smith)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
a. Klasifikasi Ilmiah Tumbuhan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monokotiledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Costus
Spesies : Costus speciosus Smith
b. Deskripsi Tumbuhan
Herba tegak, 0,5-1,5 m. Daun pacing nyaris tak bertang-kai,
kalaupun ada hanya 1,5 cm panjangnya, berlidah pendek. Helaian daun
berbentuk mata tombak, ukuran 9 - 37 kali 3-10 cm. Bunga duduk
berbentuk terminal rapat, berwarna merah muda atau putih. Daun
-
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
pelindung memanjang runcing berdiri tempel. Kelopak tidak rontok, 277
serupa tulang segitiga, mahkota membentuk tabung 1×0,5 cm. Tajuk bulat
telur, ujung runcing pendek. Buahnya bersegi tiga merupakan buah kotak
berwarna merah dengan biji.Habitat tumbuh liar di hutan, di ladang dan di
tempat-tempat yang tanahnya agak lembab. Ada juga ditanam di halaman
sebagai tanaman hias (Kurdi, 2010, hal. 277).
c. Kandungan Ilmiah Tumbuhan.
Mengandung Diosgenin; Dioscin; Gracilin; Sitosserol; Methylritri
acontanoate; 8 hydroxy triacontan-25-one,5 alfa-stigmast 9 (11)-en-3-beta-
01,24-hydroxyaontan-26-one; 24 hydroxyacontan-27-one (Kurdi, 2010,
hal. 277).
Hasil Wawancara dengan masyarakat Desa Lesung Batu Di
Kecamatan Rawas ULu mengenai cara pemanfaatan tumbuhan yang
digunakan sebagai obat yaitu :
a. Wawancara dengan salah satu responden yaitu pak Husnan yang
menerabgkan bahwa penggunan bawang putih sebagai obat ini sering
digunakan oleh beliau sejak lama, telah banyak yang menggunakan
tumbuhan ini sebagai obat, bapak Husnan sendiri mendapakan
pengetahuan tentang khasiat tumbuhan ini dari rekan kerjanya dan dia
sendiri sudah yakin dengan khasiat tumbuhan ini. Cara pengolahan
sebagai obat kolesterol, kencing manis, dan asam urat yaitu :
Bahan : 11 butir bawang putih, 2 buah jeruk nipis, 1 butir
Bawang bombai dan air secukupnya.
Cara pengolahan : semua bahan dihaluskan menggunakan blender
sekaligus.
Cara penggunaan : minum 2 kali sehari
b. Wawancara dengan ibu Hasia, yang menerangkan bahwa penggunaan
daun sirsak sebagai obat ini sering digunakan oleh beliau sejak lama,
telah banyak yang menggunakan tumbuhan ini sebagai obat termasuk
2. Cara Pemanfaatan Tumbuhan Yang Digunakan Sebagai Pengobatan
Kepercayaan Masyarakat Desa Lesung Batu.
-
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS
Jambi
ibu Hasia, ibu Hasia mengetahui khasiat obat dari tumbuhan ini dari
orang tuanya. Cara pengolahan se