Download - STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi tak berwujud, agar Organisasi tak berwujud, agar organisasi menjadi konkrit maka organisasi menjadi konkrit maka diberi nama tertentu. Tetapi dari diberi nama tertentu. Tetapi dari nama saja belum dapat diketahui nama saja belum dapat diketahui karakter organisasi. Untuk itu perlu karakter organisasi. Untuk itu perlu disusun strukturnya. Struktur disusun strukturnya. Struktur organisasi meng-gambarkan organisasi meng-gambarkan keunikan suatu organisasi. keunikan suatu organisasi.
Struktur organisasi akan nampak Struktur organisasi akan nampak menjadi jelas dan tegas lagi bila menjadi jelas dan tegas lagi bila digambar dalamdigambar dalam
bagan organisasibagan organisasi
STRUKTUR ORGANISASISTRUKTUR ORGANISASI
Definisi Struktur Organisasi
Sutarto (1985:37) Struktur organisasi adalah ke-rangka antar hubungan satuan-satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas, serta wewenang yang masing-masing mempunyai peran-an tertentu dalam kesatuan yang utuh.
Robbins (1994:6) struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi , siapa melapor pada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti.
EmpatEmpat Komponen Dasar d Komponen Dasar daallaam Definisi m Definisi Struktur OrganisasiStruktur Organisasi
1.1. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggung jawab kepada pembagian tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian-bagian (unit keja) yang ada.individu maupun bagian-bagian (unit keja) yang ada.
2.2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubungan pelaporan yang ditetapkan secar resmi hubungan pelaporan yang ditetapkan secar resmi dalam suatu organisasi. Termasuk banyaknya tingkat dalam suatu organisasi. Termasuk banyaknya tingkat hierarki dan besarnya rentang kendali.hierarki dan besarnya rentang kendali.
3.3. Struktur organisasi menetapkan pengelompokan Struktur organisasi menetapkan pengelompokan individu menjadi bagian, dan pengelompokan bagian-individu menjadi bagian, dan pengelompokan bagian-bagian menjadi menjadi bagian suatu organisasi yang bagian menjadi menjadi bagian suatu organisasi yang utuh.utuh.
4.4. Struktur organisasi juga menetapkan sistem Struktur organisasi juga menetapkan sistem hubungan dalam organisasi, yang memungkinkan hubungan dalam organisasi, yang memungkinkan terjadinya komunikasi, koordinasi dan terjadinya komunikasi, koordinasi dan pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik ke pengintegrasian segenap kegiatan organisasi, baik ke arah vertikal maupun horizontal.arah vertikal maupun horizontal.
STRUKTUR ORGANISASIDirut
Direktur Produksi (PR)
Direktur Keuangan (KU)
Direktur Personalia
Direktur Pemasaran (BM)
Direktur Relasi Publik
Direktur Litbang
Manajer Pembelian
Manajer Quality Control
Manajer Pemeliharaan
Manajer Gudang
Manajer Pembelian
Manajer Kompensasi
Manajer Diklat
Manajer Hub. Industrial
Manajer K3
Manajer Penjualan
Manajer Distribusi
Manajer Periklanan
Manajer Pelayanan
Manajer Evaluasi Produk
Manajer Akunting
Manajer Audit Internal
Manajer Pajak Korporit
Manajer Lap. Keuangan
Komponen Utama Struktur Komponen Utama Struktur OrganisasiOrganisasi
Terdapat tiga komponen pokok yang membedakan struktur organisasi yang satu dengan organisasi yang lain, yaitu ; kompleksitaskompleksitas, , formalisasiformalisasi, dan , dan sentralisasisentralisasi
Kompleksitas mencerminkan aspek keragaman, formalisasi mencerminkan aspek standarisasi perilaku anggota organisasi, dan sentralisasi mencerminkan aspek wewenang pengambilan keputusan.
Jika menggunakan konsep Max Weber, maka kompleksitas adalah cerminan dari division of labour, formalisasi adalah cerminan dari coordinating mechanism, dan sentralisasi adalah cerminan dari hierarcy of authority.
KOMPLEKSITASKOMPLEKSITAS
Kompleksitas Kompleksitas mmenunjuk pada derajat enunjuk pada derajat diferensiasi diferensiasi yang terdapat di dalam sebuah organisasiyang terdapat di dalam sebuah organisasi, baik , baik diferensiasi horizontal, vertikal maupun spasial.diferensiasi horizontal, vertikal maupun spasial.1.1.Diferensiasi Diferensiasi horizontal horizontal, menunjuk pada , menunjuk pada tingkat tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi, diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi, sifat tugas, dan tingkat pendidikan serta pelatihan sifat tugas, dan tingkat pendidikan serta pelatihan para anggotanya.para anggotanya.2.2.Diferensiasi Diferensiasi vertikal vertikal menunjuk pada banyaknya menunjuk pada banyaknya jumlah tingkatanjumlah tingkatan hierarki hierarki dalam organisasi) dalam organisasi).. 3.3.Diferensiasi Diferensiasi spasial spasial,, merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik, dan personalia sebuah organisasi tersebar secara geografis..
Diferensiasi HorizontalDiferensiasi Horizontal Diferensiasi horizontal melahirkan spesialisasi dan Diferensiasi horizontal melahirkan spesialisasi dan
departemenisasi. departemenisasi. • Spesialisasi merujuk pada pengelompokan Spesialisasi merujuk pada pengelompokan
aktivitas tertentu yang dilakukan seorang aktivitas tertentu yang dilakukan seorang individu. individu.
Spesialisasi fungsional, dilakukan dengan cara Spesialisasi fungsional, dilakukan dengan cara memecah-mecah memecah-mecah pekerjaan pekerjaan menjadi tugas yang menjadi tugas yang sederhana dan berulang.sederhana dan berulang.
Spesialisasi sosial, dilakukan dengan cara merekrut Spesialisasi sosial, dilakukan dengan cara merekrut tenaga spesialis untuk melaksanakan pekerjaan tenaga spesialis untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Jadi yang dispesialisasi bukan pekerjaannya tertentu. Jadi yang dispesialisasi bukan pekerjaannya tetapi orangnya. tetapi orangnya.
• Departementalisasi, adalah cara organisasi Departementalisasi, adalah cara organisasi secara khas mengkoordinasikan aktivitas secara khas mengkoordinasikan aktivitas organisasi yang telah dideferensiasi secara organisasi yang telah dideferensiasi secara horizontal. Departementalisasi dapat disusun horizontal. Departementalisasi dapat disusun berdasarkan fungsi, produk, proses, wilayah, berdasarkan fungsi, produk, proses, wilayah, pelanggan.pelanggan.
Diferensiasi VertikalDiferensiasi Vertikal Meningkatnya diferensiasi vertikal maka;Meningkatnya diferensiasi vertikal maka;
• Makin besar potensi terjadinya distorsi dalam komunikasiMakin besar potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi• Semakin sulit koordinasi pengambilan keputusan Semakin sulit koordinasi pengambilan keputusan
manajerialmanajerial• Makin sulit bagi top manager untuk mengawasi kegiatan Makin sulit bagi top manager untuk mengawasi kegiatan
bawahannya.bawahannya.
Diferensiasi vertikal ditentukan oleh faktor rentang kendaliDiferensiasi vertikal ditentukan oleh faktor rentang kendali..• Rentang kendali merujuk pada jumlah bawahan langsung yang dapat Rentang kendali merujuk pada jumlah bawahan langsung yang dapat
dbimbing dan diawasi oleh seorang manajerdbimbing dan diawasi oleh seorang manajer..• Rentang kendali sempit , para manajer hanya mempunyai sedikit Rentang kendali sempit , para manajer hanya mempunyai sedikit
bawahandan sebaliknya luas, jika maanajer mempunyai banyak bawahandan sebaliknya luas, jika maanajer mempunyai banyak
bawahanbawahan..
Diferensiasi SpasialDiferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi kantor, pabrik, dan personalia sebuah organisasi tersebar secara geografis.
Organisasi yang tersebar secara geografis akan semakin tinggi kompleksitasnya. Elemen diferensiasi spasial memperhatikan dua hal yaitu jarak maupun jumlah. Diferensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari diferensiasi horizontal dan diferensiasi vertikal (Robbins, 1994).
FORMALISASI FORMALISASI • BatasanBatasan
• FormalisasiFormalisasi, , berhubungan dengan penggunaan dokumen penggunaan dokumen tertulis tertulis dan pembakuan dan pembakuan dalam melaksanakan kegiatan dalam melaksanakan kegiatan organisasiorganisasi..
• Formalisasi didefinisikan sebagai “tingkat sejauh mana sebagai “tingkat sejauh mana peraturan, prosedur, instruksi dan komunikasi ditulis.”peraturan, prosedur, instruksi dan komunikasi ditulis.”
• Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya formalisasi antara lain;formalisasi antara lain; Jenis keterampilan, semakin tinggi keterampilan yang Jenis keterampilan, semakin tinggi keterampilan yang
dibutuhkan semakin rendah formalisasi. dibutuhkan semakin rendah formalisasi. Tingkatan organisasi. Semakin tinggi tingkatan dalam Tingkatan organisasi. Semakin tinggi tingkatan dalam
organisasi semakin rendah formalisasi.organisasi semakin rendah formalisasi. Jenis pekerjaan yang dilakukan. Jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan pada bagian Pekerjaan pada bagian
produksi misalnya lebih diformalisasikan daripada produksi misalnya lebih diformalisasikan daripada pekerjaan di bagian penjualan atau penelitian.pekerjaan di bagian penjualan atau penelitian.
Tujuan FormalisasiTujuan Formalisasi
1.1. Standarisasi perilaku, sebagai tolok Standarisasi perilaku, sebagai tolok ukur dalam mengendalika perilaku ukur dalam mengendalika perilaku karyawankaryawan
2.2. Menjaga konsistensi dan Menjaga konsistensi dan keseragaman produk.keseragaman produk.
3.3. Memudahkan koordinasiMemudahkan koordinasi
4.4. Penghematan biayaPenghematan biaya
Pola FormalisasiPola Formalisasi
Formalisasi dapat dilakukan dengan dua pola: nMelalui aturan, prosedur, dan sanksi. Hasilnya adalah standar perilaku yang bersifat eksternal (externalized behavior). nMelalui rekrutmen terhadap tenaga profesional yang telah terdidik dengan nilai-nilai, norma-norma, dan pola perilaku sesuai profesi mereka. Cara ini menghasilkan standar perilaku yang bersifat internal (internalized behavior).
Teknik FormalisasiTeknik Formalisasi(Menstandarisasi Perilaku Karyawan)(Menstandarisasi Perilaku Karyawan)
1. Seleksi, yaitu menyesuaikan antara calon dengan pola-pola formalisasi di dalam organisasi.
2. Persyaratan jabatan, yaitu berupaya mengatur perilaku pemegang jabatan agar sesuai dengan standar-standar yang diinginkan organisasi.
3. Aturan, prosedur dan kebijakan, yaitu merupakan sarana untuk menstandarisasi perilaku anggota organisasi.
4. Pelatihan,, pelatihan adalah sarana untuk mengajar-kan dan menanamkan externalized behaviors kepada para anggota organisasi.
5. Ritual, teknik ini biasanya dilakukan untuk jabatan-jabatan yang strategis dan memiliki dampak jangka panjang pada perusahaan.
SentralisasiSentralisasi
Sentralisasi menunjukkan tingkatan, dimana Sentralisasi menunjukkan tingkatan, dimana wewenang pengambilan keputusan dipusatkan wewenang pengambilan keputusan dipusatkan atau dikonsentrasi-kan (pada unit, seseorang, atau dikonsentrasi-kan (pada unit, seseorang, atau level tertentu) dalam organisasi. atau level tertentu) dalam organisasi. Konsentrasi umumnya mengarah pada tingkat tinggi (top
manajer) Sentralisasi memperhatikan kebebasan dalam Sentralisasi memperhatikan kebebasan dalam
pengambilan keputusan.pengambilan keputusan. Bila keputusan didelegasikan ke bawah, tetapi pilihan
hanya boleh diambil sesuai dengan perintah atau persetujuan berarti sentralistik.
Bila ada kebebasan dari para anggota tingkat rendah maka, dapat dikatakan bahwa organisasi itu bersifat desentralistik.
Hubungan Sentralisasi dan Hubungan Sentralisasi dan Komponen LainnyaKomponen Lainnya
Sentralisasi dan kompleksitas. Terdapat Sentralisasi dan kompleksitas. Terdapat hubungan berbanding terbalik antara hubungan berbanding terbalik antara sentralisasi dan kompleksitas.sentralisasi dan kompleksitas.
Sentralisasi dan formalisasi. Tidak ada Sentralisasi dan formalisasi. Tidak ada hubungan yang jelas dan konsisten antara hubungan yang jelas dan konsisten antara sentralisasi dan formalisasi. Formalisasi sentralisasi dan formalisasi. Formalisasi yang tinggi dapat ditemukan bersama-yang tinggi dapat ditemukan bersama-sama dengan struktur yang disentralisasi sama dengan struktur yang disentralisasi maupun yang didesentralisasi.maupun yang didesentralisasi.
RESTRUKTURISASI ORGANISASIRESTRUKTURISASI ORGANISASI
Agar organisasi tidak mengalami stagnan, dan mampu berinteraksi dengan perubahan-perubahan baik internal maupun eksternal, maka struktur organisasi tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang permanen.
Untuk itu diperlukan pengaturan kembali struktur yang ada yang lazim disebut restrukturisasi.
Stoner (1986) menyatakan restrukturisasi adalah mengubah struktur, mencakup penataan kembali sistem internalnya, seperti jaringan komunikasi, arus pekerjaan, atau hirarki manajemen
Proses RestrukturisasiProses Restrukturisasi
Proses Unifikasi, yaitu penggabungan beberapa unit kerja yang memiliki kemiripan karakteristik tugas kedalam satu wadah organisasi.
Proses Deorganisasi, yaitu penghapusan suatu satuan organisasi karena perannya dipandang tidak lagi signifikan. Signifikansi peran ini dapat diketahui dari volume dan tingkat kontinuitas kegiatannya.
Proses Revitalisasi, yaitu upaya memberdayakan organisasi yang sudah ada sesuai dengan perkembangan dinamika fungsinya. Dengan kata lain, secara kualitatif fungsi suatu organisasi masih dikatakan perlu.
BAGAN ORGANISASIBAGAN ORGANISASI
Bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang menunjukkan satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan dan saluran wewenang yang sah.
Pedoman menggambar bagan (Sutarto, 1985) Pusat bagan untuk menempatkan satuan organisasi yang mempunyai ke-
dudukan tertinggi digambarkan dalam kotak segi empat dengan kuran terbesar.
Saluran wewenang digambarkan dengan garis lurus tidak putus. Bila ada saluran wewenang melintas saluran wewenang lain maka, pada
lintasan tersebut digambarkan dengan garis cembung Wakil pimpinan atau pembantu pimpinan digambarkan dalam kotak-kotak
yang tidak terpisah Satuan staf ditempatkan dibawah samping satuan pimpinan dihubungkan
garis lurus pada sisi kotak staf. Bila ada bagian struktur yang tidak digambarkan dalam bagan maka ditandai
garis lurus dima ujungnya dibuat bergerigi. (
Organisasi Mekanistik vs Organisasi OrganikOrganisasi Mekanistik vs Organisasi Organik
Karakter Struktur Menistik Organik
Kompleksitas Tinggi Rendah
Formalisasi Tinggi Rendah
Sentralisasi Tinggi Rendah
Lingkungan Berubah Stabil
Rentang kendali Sempit Luas
ReferensiReferensi
Kusdi, 2009, Kusdi, 2009, Teori Teori Organisasi dan AdministrasiOrganisasi dan Administrasi, , Penerbit Salemba, Jakarta Penerbit Salemba, Jakarta
Lubis,S. B Hari dan Martani Huseini, Lubis,S. B Hari dan Martani Huseini, Teori Organisasi Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro(Suatu Pendekatan Makro), tidak dipublikasikan), tidak dipublikasikan
Robbins, Stephen P, 1994, Robbins, Stephen P, 1994, Teori Organisasi, Struktur, Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi, Desain dan Aplikasi, Penerbit Arcan, Jakarta.Penerbit Arcan, Jakarta.
Reksohadiprodjo, Sukanto & T. Hani Handoko, 1992, Reksohadiprodjo, Sukanto & T. Hani Handoko, 1992, Organisasi Perusahaan. Teori, Struktur Dan Organisasi Perusahaan. Teori, Struktur Dan PerilakuPerilaku.. BPFE, YogyakartaBPFE, Yogyakarta
Sutarto, 1985. Dasar-dasar Organisasi, Gajah Mada Sutarto, 1985. Dasar-dasar Organisasi, Gajah Mada University Press, JogyakartaUniversity Press, Jogyakarta