Pendidikan Terakhir :
1. Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1990
2. Spesialis Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, 2004
3. Doktor Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, 2016
Pelatihan :
1. Short course Peripheral Interventional Radiology, Tan Tock Seng Hospital, Singapore, October 2005;
2. Fellow Oncology Interventional Radiology, Fuda Cancer Hospital, Guang Zhou, China, March 2006;
3. Short course vascular embolization, Subang Jaya Medical Center, Malaysia, May 2006;
4. Fellow Neuro Interventional Radiology, Fujita Health University, Nagoya, Japan, August 2006;
5. Short Course Vascular Embolization, FOCH Hospital Paris, France, April 2007;
6. Fellow Gastrointestinal Interventional Radiology and Aortic Stenting, Bundang Hospital, Seoul National University,Seoul, South Korea, October 2007;
7. Short Course Neuro Interventional Radiology, University of California San Fransisco Hospital, USA, February 2008.
Pangkat dan Jabatan :
1. Kepala Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Subroto , Jakarta.
2. Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia
3. Wakil Ketua Dokter Kepresidenan RI
4. Wakil Ketua Dokter Militer Sedunia (CIMM-ICMM)
Penghargaan :
Bintang Mahaputra Nararya (2013)
Penghargaan MURI sebagai Penemu Terapi Cuci Otak (2017)
Penghargaan MURI untuk Pengerjaan DSA Terbanyak (2017)
Mayjen TNI Dr.dr.Terawan A.P.,SpRad(K)RI
Istilah stroke pertama kali diperkenalkan dalam dunia medis kira-kira pada tahun 1689 oleh William Cole dalam sebuah tulisan ilmiah berjudul “A Physico-Medical Essay Concerning the Late Frequencies of Apoplexies”.
Definisi stroke yang ditetapkan oleh WHO pada tahun 1970 dan masih dipakai hinggasekarang ialah : suatu tanda klinis yang berkembang dengan cepat akibatgangguan fokal/global dari fungsi serebral, berlangsung lebih dari 24 jam atauberujung pada kematian, yang berasal dari pembuluh darah dan bukan akibatpenyebab lainnya.
1. STROKE ISKEMIK (EMBOLIK/TROMBOTIK)
2. STROKE HEMORAGIK (INTRASEREBRAL/SUBARAKNOID)
3. TIA (TRANSCIENT ISCHEMIC ATTACK)• STROKE ISKEMIK TERJADI KETIKA PEMBULUH DARAH YANG
MEMBERI NUTRISI KE JARINGAN OTAK TERSUMBAT SECARA
TIBA-TIBA DAN MENGAKIBATKAN GANGGUAN NEUROLOGIS.
DAPAT DIAKIBATKAN OLEH THROMBUS (SUMBATAN YANG
TERBENTUK DARI PLAK LEMAK DIDALAM PEMBULUH DARAH)
ATAUPUN EMBOLUS (SUMBATAN YANG TERBENTUK DI
TEMPAT LAIN DI DALAM SISTEM SIRKULASI, BIASANYA
BERASAL DARI JANTUNG DAN TERLEPAS SAAT TERJADI
FIBRILASI ATRIUM SEHINGGA MENCAPAI
PEMBULUH DARAH YANG TERLALU KECIL UNTUK DILALUI).
• STROKE HEMORAGIK TERJADI KETIKA PEMBULUH DARAH
YANG SUDAH RAPUH MENJADI ROBEK SEHINGGA MEMENUHI
DAN MENEKAN JARINGAN OTAK SEKITARNYA. PENYEBAB
TERSERING : ANEURISMA & AVM.
• TIA SERING DISEBUT JUGA “MINI STROKE”, MERUPAKAN
SUMBATAN SEMENTARA ALIRAN DARAH KE OTAK.
• Tiap 40 detik seseorang menderita stroke
• 55.ooo wanita menderita stroke lebih banyak
daripada pria setiap tahun
• Penyebab stroke nomer 5 di Amerika Serikat
• 1 dari 4 kejadian stroke terjadi pada individu
yang menderita stroke sebelumnya
• 80% stroke bisa dicegah
Stroke bertanggung jawab atas 1 dari tiap 18
angka kematian di Amerika Serikat, sama
dengan 1 kematian tiap 4 menit
GEJALA KLASIK STROKE :
1. KELEMAHAN OTOT WAJAH
2. KELEMAHAN EKSTREMITAS SATU SISI TUBUH
3. GANGGUAN ARTIKULASI/BICARA PELO
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium, Pencitraan (CT-Scan/MRI Kepala), dsb
Bersifat Multidisiplin & Multimodal :
1. KONSERVATIF : ANTIPLATELET, ANTIKOAGULAN, NEUROPROTEKTIF
2. THROMBOLISIS
3. TERAPI ENDOVASKULAR (TROMBEKTOMI/ASPIRASI)
4. DSA MODIFIKASI/IAHF
5. Maintenance : Fisioterapi
Suatu cabang spesialisasi ilmu kedokteran dengan tujuandiagnostic dan juga terapeutik melalui Teknik minimal invasif dan penatalaksanaan terarah denganmemanfaatkan metode kateterisasi dan Teknologipencitraan.
1. Diagnostik : DSA
2. Terapeutik : a) Neuro Radiologi Intervensi (IAHF,
Coiling,Trombektomi)
b) Emergensi Radiologi Intervensi (IAHF pada Emboli Paru)
c) Onkologi Radiologi Intervensi (TACE/TACI, Embolisasi)
d) Periferal Radiologi Intervensi (Stent/BalonAngioplasti)
e) Pediatrik Radiologi Intervensi (IAHF)
“Complete and/or sustained recanalization was also statistically
significantly more frequent in the endovascular group.”
“In patients treated within 4.5 hours of symptom onset,
the endovascular group had a better outcome compared
to intravenous group with documented large vessel
disease.”
-
Huded, et al. 2013
Prosedur Angiografi yang di modifikasi oleh MayjenTNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto Sp.Rad (K) RI
Merupakan metode baru dari angiografi diagnostikyang memiliki beberapa keuntungan : Meningkatkan aliran darah otak
Meningkatkan skor MMT (Manual Muscle Test)
Meningkatkan Glutamat
Yang membedakan dengan angiografi konvensional ialah jumlahdan komposisi heparin yang diberikan
Suatu metode arteriografi serebral yang dimodifikasi oleh Mayjen TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto Sp.Rad(K) RI
sehingga bukan saja diterapkan sebagai metode diagnostik tapi juga terapeutik
• serine protease tissue-type plasminogen activator (tPA)
Agen Trombolisisyang disetujui
FDA:
• IV rTPA, administered between 3 & 4,5 hours after stroke onset, is effective to give clinical improvement in stroke patients (Gutierrez et al., 2006 dan Kaste et al., 2008).
Studi ECASS III & SITS-ISTR :
Waktu rujukan rata-rata pasca stroke di 28 RS di
Indonesia ialah 48,5 jam (jarak 1 - 968 jam
pasca onset), seringnya setelah 6 jam.
(Misbach & Ali, 2001)
IAHF meningkatkan Time Window pada
Stroke Iskemik
STRATEGI TERAPI STROKE YANG
DIKENAL LUAS
- Benign oligemia (17 mL/100 g/mnt)
- Penumbra (17 to 10 mL/100 g/mnt)
Infarct core (10 mL/100 g/mnt)
IAHF
Suatu sistem prinsip moral yang menerapkan nilai serta
pertimbangan dalammempraktekkan ilmu
kedokteran
• TIDAK MENYAKITI
• Mendapatkanperawatan yang sama untukkondisi yang sama
• Mengusahakanyang terbaikuntuk pasien
• Kapasitasuntuk berpikir, memutuskandan bertindakatas kehendakbebas sendiri Autonomy Beneficence
Non MaleficenceJustice
Menghargai hak otonomi dari pasien
Otonomi dideskripsikan sebagai secara sadardapat mengendalikan diri sendiri
INFORMED CONSENT
- Pasien mendapatkan informasi dan mengerti
mengenai kondisi mereka, apa yang akan dilakukan,
selama prosedur, setelah prosedur, komplikasi dan
prognosis
- Pasien memberikan ijin untuk melaksanakan
prosedur ini
Prinsip Keadilan menegaskan bahwa pasiendengan kondisi yang sama harus mendapatkanakses pelayanan yang sama.
Kami mengobati pasien
jaminan/asuransi setara dengan
pasien swasta.
Mengutamakan apa yang Terbaik untuk pasien.
Definisi “yang terbaik” dapat berasal dari penilaianprofessional medis atau keinginan pasien; hal ini padaumumnya berdasarkan persetujuan bersama namundapat berlainan
Beneficence mengimplikasikan pertimbangan darikeadaan penderitaan mental dan fisik pasien; risikodisabilitas dan kematian dan kualitas hidup pasien
- Meningkatkan CBF
- Meningkatkan Fungsi Motorik
- Meningkatkan Angiogenesis
- Meningkatkan Neurogenesis
- Meningkatkan Stem Cells
- Memperpanjang Time Window
- Meningkatkan Kualitas Hidup
CONTOH BENEFICENCE :MENINGKATKAN CBF
IAHF meningkatkan CBF. CBF mendukung pemulihan sel neuron dan sel
glial dan menghubungkan aktivitas neuron (Putranto et al., 2016, Ratmono et
al., 2016, Feng et al, 2004; Deb et al., 2010)
IAHF MENINGKATKAN SDF-1. SDF1 merupakan substans chemoattractant yang memainkan peranan dalam mobilisasi dan kembali dari sumsum tulang ke pembuluh darah.
IAHF MENINGKATKAN BDNF. BDNF merupakan penanda dari keberlangsungan hidup dan plastisitas neuron.
(Putera, dkk., 2016,
Hidayat, dkk.,2016,
Siegenthales & Pleasure, 2010)
KERANGKA TEORI
A
B
C
IAHF meningkatkan SDF1 pada Stroke Akut, Subakut, dan Kronis
Perubahan SDF1 pada pasien stroke kronissetelah IAHF dibandingkan dengan kelompokkontrol
Klp dgn IAHF
Klp pembanding
A
B
C
Dinamika BDNF pada Stroke Akut, Subakut, dan Kronis setelah IAHF
Perubahan BDNF setelah IAHF dibandingkan dengan kelompok kontrol
IAHF
Control
Percepatan Neovaskularisasi didapatkan pada pasien stroke yang mendapatkan tindakan IAHF
Hidayat dkk., 2016
A
B
C
A
B
C
A
B
C
IAHF
6 hrs 7 days 30 days
Dinamika Biomarker Stem Cells Setelah IAHF pada Stroke Iskemik Subakut
SDF-1
MSCs
HSCs
EPCs
NSCs
VSEL
BDNF
Putera dkk., 2016
Perubahan Skor Motorik sebelum dan setelah4,5 jam pasca IAHF pada stroke iskemik
Reorganisasi Fungsional dan
perbaikan konduksi merupakan
mekanisme utama pada pemulihan
motoric pasca stroke
(Byrnes, 2004, Sterr and Conforto,
2012)
Tidak Menyakiti
Tatalaksana medis melibatkan beberapa derajat risiko atau memiliki efek samping, jadi prinsip ini mengingatkan kita untuk berpikir hati-hati mengenai kemungkinan untuk melakukan tindakan yang menyakiti pasien.
- Minimal Invasive
- Kerusakan Jaringan
yang Minimal
- Pemulihan yang cepat
- Risiko Komplikasi yang
Rendah
IAHF
Tetap
60%
Sedang
40%
Kelemahan Berat (n = 45)
Stq Moderate
Perubahan Derajat Motorik setelah IAHF pada
pasien Stroke Kronis dengan Subkelompok
Kelemahan Berat (Skor MMT 0-32)
40% subjek mengalami
perbaikan menjadi
kelompok dengan
kelemahan sedang.
Tetap
72%
Ringan
11%
Normal
17%
Kelemahan Sedang n=18
Stq Mild I Normal
Perubahan Derajat Motorik setelah IAHF pada Pasien
Stroke Kronis Subkelompok Kelemahan Sedang
(Skor MMT 33-43)
11% subjek mengalami
perkembangan menjadi
kelompok dengan
kelemahan ringan dan
17% subjek mengalami
perkembangan menjadi
kelompok dengan
kekuatan motorik
normal
Perubahan Derajat Motorik setelah IAHF pada pasien
Stroke Kronis di Subkelompok Kelemahan Ringan
(Skor MMT 44-54)
Tetap
42%Normal
58%
Kelemahan Ringan n = 12
Stq Normal
58% subjek mengalami
perkembangan menjadi
Skor normal
PINTU MASUK :
- POLI SPESIALIS
- UGD
- RAWAT INAP
POLI DSA
BRAIN CHECK UP
(MRI + MEP)
POLI
NEUROLOGI
INTRA
ARTERIAL
HEPARIN
FLUSHING
KONSUL SPESIALIS
TERKAIT (PRE-DSA)
ALUR TINDAKAN IAHF DI RSPAD
- Interna- Paru- Jantung- Anestesi
Benjolan kecil pada lokasi tusukan : 4.6 %
Hematom pada lokasi tusukan : 2.2 %
Perdarahan pada organ lain : 0 %
Reaksi alergi : 0.9%
Diseksi : 0%
Pseudoaneurysm : 0%
PATIENT SAFETY
MULTIDISCIPLINE APPROACH
ANAMNESA
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN MRI/CT-SCAN
PEMERIKSAAN MEP
PEMERIKSAAN EKG
PEMERIKSAAN VISUS
PEMERIKSAAN AUDIOMETRI
RADIOLOGI
NEUROLOGI
KARDIOLOGI
INTERNA
PULMONOLOGI
ANESTESI
PATOLOGI KLINIK
OFTALMOLOGI
OTORINOLARINGOLOGI
MULTIMODAL EXAMINATION
SCIENTIFIC DATA BANK HOLLISTIC CARE