STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA
IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK
BATARA MINA SEJAHTERA
DI KOTA BOGOR
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan
Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di
Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Hasril Burhanuddin Yusup
NIM H34104049
vi
ABSTRAK
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP. Strategi Pengembangan Usaha Budidaya
Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kota Bogor.
Dibimbing oleh POPONG NURHAYATI.
Ikan hias merupakan ikan yang memiliki beragam corak dan warna
sehingga tiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik sendiri. Bentuk ikan hias
secara fisik tergantung dari jenis ikannya, ada yang berbentuk seperti panah,
cakram dan seperti bendera atau umbul-umbul. Salah satu kelompok pembudidaya
ikan hias di Kota Bogor adalah Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera
yang terletak di Ciluar, Kota Bogor. Dari delapan pembudidaya ikan hias ar tawar,
Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok
pembudidaya yang fokus pada produsen benih ikan hias air tawar. Kelompok
Batara Mina Sejahtera memiliki berbagai permasalahan diantaranya peningkatan
permintaan, minimnya kemampuan manajemen, dan tingkat persaingan. Tujuan
penelitian ini adalah merumuskan dan merekomendasikan strategi yang terbaik.
Hasil perhitungan dari matriks Internal Factor Evaluation yaitu 2.730 dan matriks
External Factor Evaluation sebesar 3.098 menempatkan perusahaan pada kuadran
II dengan posisi tumbuh dan bina. Strategi yang tepat untuk posisi tersebut adalah
strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan
produk). Analisis Strenght Weakness Oppotunities Threats menghasilkan enam
alternatif strategi yaitu meningkatkan produksi, menambah jenis ikan,
meningkatkan modal, promosi, meningkatkan pangsa pasar, dan meningkatkan
pengawasan produksi Hasil perhitungan dari Quantitatif Strategic Planning
Matrix menetapkan bahwa strategi yang paling utama untuk diterapkan pada
Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah meningkatkan modal dengan total nilai
daya tarik sebesar 5.339.
Kata kunci: Ikan hias, matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, QSP
matriks, pengembangan usaha, dan strategi.
ABSTRACT
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP. Development Strategy Of Ornamental Fish
In Batara Mina Sejahtera Group Of Agriculture, Bogor City. Supevised by
POPONG NURHAYATI.
Ornamental fish is a fish that has a variety of shades and colorsthat of each
type is different and having an his own appeal. The physical form of ornamental
fish depends on type of fish, form of like an arrow and the flag. One group of
ornamental fish farmers in Bogor is Batara Ornamental Fish Business Group
located in Mina Prosperous Ciluar, Bogor City. Of eight ar freshwater ornamental
fish farmers, Ornamental Fish Business Group Batara Mina Prosperity is a group
of farmers who focus on seed production of freshwater fish Batara Mina Sejahtera
Group Of Agriculture that have a variety problem in demand increase, minim
capability a management, and competition is fierce. The purpose of this study is to
vii
formulate and prioritize the best strategy to Batara Mina Sejahtera Group Of
Agriculture to expand its business. The results of the Internal Factor Evaluation
and matrix External Factor Evaluation matrix of 2.730 and 3.098 puts the
company in the quadrant II with the position growth strategy. Appropriate strategy
for these positions are market penetration, market development, and product
development. Strenght Weakness Oppotunity Treat analysis produced six
alternative strategies that increase production, enhance fish spesies, increase
financial, promotion, increase segment market, and conntrol increase production.
The results of Quantitatif Strategic Planning Matrix determined that the most
important strategies to be applied to Batara Mina Sejahtera Group Of Agriculture
is in increase capital with a total value of 5.339 appeal.
Keywords: Business development IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, SWOT
matrix, QSP matrix, strategy, and ornamental fish.
ix
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
xi
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA
IKAN HIAS AIR TAWAR PADA KELOMPOK
BATARA MINA SEJAHTERA
DI KOTA BOGOR
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
xiii
Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar
Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di Kota Bogor
Nama : Hasril Burhanuddin Yusup
NIM : H34104049
Disetujui oleh
Ir Popong Nurhayati, MM
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
xiv
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2012 ini
ialah strategi pengembangan usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha
Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera di Kota
Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan
internal dan ekstenal pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, menyusun strategi
usaha yang dapat diterapkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera, serta
menentukan prioritas strategi dari alternatif strategi yang telah disusun bagi
Kelompok Batara Mina Sejahtera.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini. Namun demikian, sangat disadari masih
terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Semoga
skripsi ini dapat memberikan dukungan kontribusi pemikiran bagi semua pihak
yang berkepentingan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, September 2013
Hasril Burhanuddin Yusup
xv
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Ir Popong Nurhayati, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses
penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Dr Amzul Rifin, SP, MA selaku dosen penguji utama yang berkenan
memberikan saran, masukan, dan koreksi dalam perbaikan skripsi penulis.
3. Yanti Nuraini Muflikh, SP, MAgribuss selaku dosen penguji wakil komisi
pendidikan yang berkenan memberikan saran, masukan, dan koreksi dalam
perbaikan skripsi penulis.
4. Dr. Ir. Suharno, Mdev selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan masukan dalam proposal
penelitian.
5. Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan selama penulis menempuh masa perkuliahan.
6. Intan Nuraini selaku pembahas pada seminar penulis.
7. Seluruh staf kependidikan Program Alih Jenis Agribisnis atas
kerjasamanya dalam pengurusan administrasi.
8. Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan, motivasi, dan doa
yang diberikan.
9. Bapak Arifin selaku pengurus dan anggota Kelompok Batara Mina
Sejahtera serta seluruh anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera atas
seluruh kesempatan, informasi, bantuan, dan dukungan yang diberikan.
10. Ir. Sumtiah Nur selaku Kepala Bidang Produksi Perikanan Kota Bogor
serta Dinas Pertanian Kota Bogor atas dukungan, bantuan, kesempatan,
dan informasi yang diberikan.
11. Teman-teman Ekstensi dan Alih Jenis Agribisnis yang telah memberikan
bantuan, dukungan, semangat serta masukan.
Bogor, September 2013
Hasril Burhanuddin Yusup
xvii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL i DAFTAR GAMBAR ii DAFTAR LAMPIRAN iii PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 4 Ruang Lingkup Penelitian 5 TINJAUAN PUSTAKA 5
Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha 6 KERANGKA PEMIKIRAN 7
Kerangka Pemikiran Teoritis 7 Konsep Manajemen Strategis 7
Pengembangan Usaha 9 Strategi Pengembangan Usaha 10 Pernyataan Visi dan Misi 10 Analisis Lingkungan Eksternal 11 Analisis Lingkungan Internal 14 Menentukan Alternatif Strategi 15 Alat Analisis 16 Kerangka Pemikiran Operasional 17
METODE PENELITIAN 20
Lokasi dan Waktu Penelitian 20 Jenis Data dan Sumber Data 20 Metode Pengumpulan Data 20
Metode Penentuan Responden 21 Metode Pengolahan dan Analisa Data 21 Tahap Analisis Input 21
Analisis Faktor Internal 21 Analisis Faktor Eksternal 23
Tahap Pencocokan 26 Matriks SWOT 27
Tahap Keputusan 28 GAMBARAN UMUM 29
Sejarah dan Perkembangan 29 Letak dan Lokasi 30
Visi, Misi dan Tujuan 30 Struktur Organisasi 30 Sumber Daya Perusahaan 32
Sumber Daya Manusia 32 Sumber Daya Fisik 33 Sumber daya Modal 33
xviii
Budidaya Ikan Hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera 34 Kegiatan Operasional 37 ANALISIS LINGKUNGAN KELOMPOK TANI 37
Analisis Lingkungan Internal 37 Manajemen 38 Sumberdaya Manusia 39 Pemasaran 40 Keuangan 42 Produksi 43 Penelitian dan Pengembangan 44
Analisis Lingkungan Eksternal 44 Hasil Penilaian Para Pakar (Expert) 44 Hasil Teknik Delphi 45
Faktor Ekonomi 46 Faktor Sosial, Budaya dan Demografi 47 Faktor Politik atau Kebijakan Pemerintah 48 Faktor Teknologi 49
Lingkungan Industri 49 Potensi Masuknya Pesaing Baru 50 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok 51 Kekuatan Tawar Menawar Konsumen 51 Ancaman Produk Substitusi (pengganti) 52 Pesaing Dalam Industri atau Perusahaan Sejenis 52
Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Kelompok Tani 53 Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Kelompok Tani 57 FORMULASI STRATEGI 59
Tahap Masukan (The Input Stage) 59
Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 59 Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) 61
Tahap Pencocokan (The Matching Stage) 62 Analisis Matrisk IE (Internal-External) 63 Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunitiy-Threat) 64
Tahap Keputusan (The Decission Stage) 67 SIMPULAN DAN SARAN 69
Simpulan 69 Saran 70
DAFTAR PUSTAKA 70
RIWAYAT HIDUP 106
xix
DAFTAR TABEL
1. Kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor 2
2. Jumlah produksi ikan hias air tawar dari tahun 2007-2011 3
3. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan 22
4. Analisis Matriks IFE 23
5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan 25
6. Analisis Matriks EFE 26
7. Matriks SWOT 28
8. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) 29
9. Daftar Anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera 30
10. Peralatan Penunjang Kegiatan Produksi Kelompok Batara Mina
Sejahtera Tahun 2013 33
11. Daftar aset yang dimiliki oleh anggota kelompok 32
12. Hasil konfirmasi faktor eksternal oleh pihak internal 44
13. Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tahun 2008-2011 45
14. Nilai Ekspor Ikan Hias Nasional Bulan Januari-Desember 2011 45
15. Lembaga Pengembangan Ikan Hias Air Tawar 47
16. Eksportir Ikan Hias di Wilayah Bogor 50
17. Jumlah Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Kota Bogor Tahun 2011 51
18. Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) BMS 60
19. Analisis Matriks EFE ( Eksternal Factor Evaluation) BMS 62
20. Peringkat Alternatif Strategi pada Matriks QSP 68
DAFTAR GAMBAR
1 Model Komprehensif Manajemen Strategis 9 2 Hubungan antara Kekuatan Eksternal Utama dengan Organisasi 11
3 Model Lima Kekuatan Porter 13 4 Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha 19 5 Rancangan Implementasi Teknik Delphi 24
6 Matriks Internal-Eksternal 27 7 Struktur Organisasi Kelompok Batara Mina Sejahtera 31
8 Alur Produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera 35 9 Matriks IE Kelompok Batara Mina Sejahtera 63
xx
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Faktor Strategis Internal dan Eksternal 73 2 Kuesioner Hasil Teknik Delphi 76 3 Kuesioner Faktor Strategis Internal 78 4 Lampiran Kuesioner Faktor Strategis Eksternal 82 5 Kuesioner Penetuan Prioritas Strategi 86 6 Pembobotan Terhadap Faktor Kekuatan , Kelemahan, Peluang 89 7 Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal 92 8 Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Eksternal 94 9 Penilaian Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal 95 10 Penilaian Rating Rata-rata Faktor Strategis Eksternal 96 11 Analisis Matriks SWOT 97
12 Analisis Matriks QSP 98 13 Foto-Foto Kelompok BMS dan Pelatihan Dinas 103 14 Foto Proses Produksi dan Budidaya Ikan Hias 104 15 Foto Wadah Pemeliharaan Budidaya Ikan Hias dan 105
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan hias merupakan ikan yang memiliki beragam corak dan warna
sehingga tiap jenisnya berbeda dan memiliki daya tarik tersendiri. Bentuk ikan
hias secara fisik tergantung dari jenis ikannya, ada yang berbentuk seperti panah,
cakram dan seperti bendera atau umbul-umbul. Hal ini yang menyebabkan ikan
hias banyak diminati oleh masyarakat dan mulai diperdagangkan pada awal tahun
80’an sebagai komoditas hidup.1 Semua jenis ikan hias yang dipelihara sebagai
hiasan hidup di dalam akuarium maupun kolam karena memiliki variasi warna,
bentuk, dan jenis. Selain itu jenis ikan hias air tawar di Indonesia pada saat ini
mencapai 450 spesies dari 1.100 jenis. Hal tersebut dapat menjadikan ikan hias air
tawar berpotensi untuk terus dikembangkan.
Menurut Dinas Pertanian Kota Bogor Potensi dan peluang perkembangan
perikanan pada subsektor perikanan air tawar khususnya pada komoditas ikan hias
memiliki prospek yang baik dan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Terbukti untuk kebutuhannya mencapai 500.000 ekor dari berbagai jenis ikan hias
dan dengan kemajuan perekonomian yang berpengaruh terhadap daya serap beli
terhadap ikan hias serta perkembangan positif menyebabkan permintaan akan
komoditas ikan hias semakin meningkat yang pada akhirnya juga akan
memberikan pengaruh positif terhadap permintaan pasokan benih ikan hias yang
semakin menarik perhatian sebagian besar masyarakat untuk mulai diusahakan.
Peningkatan pendapatan juga dapat mempengaruhi tingkat kebutuhan non primer
sehingga masyarakat pada umumnya tidak hanya mementingkan kebutuhan
konsumsinya saja melainkan kebutuhan lain seperti hobi mengoleksi jenis-jenis
ikan hias.
Salah satu sentra budidaya ikan hias adalah provinsi Jawa Barat seperti di
Kota Bandung yang secara geografis terletak diantara 5050’ - 7
050’ Lintang
Selatan dan 104048’ - 108
048’ Bujur Timur. Kondisi geografis Jawa Barat yang
strategis merupakan keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dalam
komunikasi dan perhubungan yang memiliki kedekatan dengan provinsi DKI
Jakarta (BPS, 2012). Sehingga hal tersebut menguntungkan bagi provinsi Jawa
Barat terutama dalam segi pemasaran ikan hias air tawar.
Kota Bogor merupakan salah satu sentra penghasil ikan hias air tawar di
provinsi Jawa Barat. Wilayah Kota Bogor didukung oleh potensi pasar seperti
raiser, pasar ikan parung, dan depo agribisnis Kota Bogor serta iklim yang sesuai
dengan habitat ikan hias air tawar. Untuk itu, pengembangan ikan hias air tawar di
Kota Bogor dapat terus dilakukan. Pada tahun 2010 jumlah produksi ikan hias air
tawar di Kota Bogor mencapai angka 13.519.206 ekor dan mengalami
peningkatan menjadi 13.789.500 ekor pada tahun 2011.2 Pada saat ini produksi
ikan hias air tawar di Kota Bogor digunakan untuk memenuhi pasar ekspor dan
1 Malau TLM.2011.http://www.omtimo.org [11 November 2012]
2 Dinas Pertanian Kota Bogor. 2011. Perkembangan Produksi Ikan Hias. Laporan
tahunan. Bogor.
2
kebutuhan pasar lokal. Produksi ikan hias air tawar di Kota Bogor tersebar di
berbagai kecamatan di Kota Bogor.
Sebagai upaya untuk mengembangkan usaha perikanan di Kota Bogor
maka strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Bogor yaitu melalui
pendekatan wilayah atau kelompok-kelompok tani pembudidaya ikan hias yang
ada di Kota Bogor. Upaya-upaya yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang bersifat lokalitas, dengan begitu dalam pendekatan
pengembangan komunitas yang cukup efektif dengan sifat lokalitasnya adalah
dengan pengembangan komunitas kelompok. Pembudidaya ikan hias di
masyarakat khususnya Kota Bogor cukup berkembang dengan adanya data
pembudidaya ikan hias di Kota Bogor seperti pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Air Tawar di Kota Bogor
No Nama Kelompok Nama Ketua Jumlah
anggota
Tahun
Berdiri
Kelompok
1 Batara Mina Sejahtera Robert 10 2003
2 Mina Pakuan Buni Hakim 10 2003
3 Harmonis H. Musa 10 2008
4 Bina Usaha Mandiri Zuwono 10 2008
5 Bina Harapan Lestari Rudi 10 2010
6 Berkat Bersama Wibawa Pribadi 10 2010
7 Ikan Hias Tajur Muyke Febriana 10 2010
8 Bina Bakti Sudiaman 10 2010 Sumber: Dinas Pertanian Kota Bogor , 2012
Salah satu kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor adalah
Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera yang terletak di Kelurahan
Ciluar, Kota Bogor. Dari delapan pembudidaya ikan hias air tawar, Kelompok
Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya yang
berfokus sebagai produsen benih ikan hias air tawar. Sehingga keberadaan
Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam industri ikan hias di Kota Bogor
dianggap penting untuk menanggulangi permintaan benih ikan hias ke
pengumpul.
Salah satu bisnis utama di Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera adalah pembenihan ikan hias air tawar. Terdapat beberapa jenis benih
ikan hias yang diproduksi oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera,
diantaranya blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy,
leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre).
Perumusan Masalah
Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera merupakan salah satu
kelompok pembudidaya ikan hias yang bergerak pada aktivitas budidaya ikan hias
berbagai jenis seperti blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸
guppy, dan leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Kelompok Batara Mina
Sejahtera ini berlokasi di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Kegiatan usaha yang dilakukan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera
ini dengan memanfaatkan lahan pekarangan seluas 500 m2 dengan menggunakan
media budidaya berupa akuarium ukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm dan kolam
tembok ukuran 2 m x 1 m x 1 m. Selain itu, kelompok usaha ini juga
3
memanfaatkan ruang kosong dalam rumahnya masing-masing untuk
membudidaya ikan hias. Sehingga semakin banyak masyarakat sekitar yang mulai
membudidaya ikan hias dan bergabung dalam Kelompok Usaha Ikan Hias Batara
Mina Sejahtera.
Dalam perkembangan usahanya Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera telah memiliki pelanggan ikan hias diantaranya pengumpul (Taufan
Fish Farm) dan pasar ikan hias yang tersebar di seluruh Kota Bogor dan
Kabupaten Bogor maupun untuk memenuhi permintaan ekspor. Dalam
menjalankan usahanya Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera belum
bisa memenuhi permintaan dan kebutuhan ikan hias, sebagai contoh jenis
blackghost (Apteronotus albifrons) dan leophard ctenopoma (Ctenopoma
acutirostre) pada tahun 2011 jumlah permintaannya sebesar 300.234 ekor dan
123.500 ekor.3 Hal ini dikarenakan masih minimnya kemampuan para
pembudidaya untuk menghasilkan ikan hias yang bagus dalam skala besar
disebabkan minimnya lahan budidaya, modal dan ukuran ikan yang seragam yang
sesuai dengan permintaan pasar. Ukuran jenis ikan hias yang ukurannya sama atau
seragam ini akan berpengaruh pada harga jenis ikan tersebut sehingga nantinya
dapat diterima di pasar ekspor seperti untuk harga benih ikan hias ctenopoma
ukuran 3/4 inchi seharga Rp 800/ekor, 1 inchi seharga Rp 1.500/ekor dan 1 ½
inchi seharga Rp 2.000/ekor sedangkan benih ikan hias blackghost ukuran 1 inchi
seharga Rp 750/ekor, 1 ½ inchi seharga Rp 1.100/ekor dan 2 inchi seharga Rp
1.300/ekor untuk harga ke Taufan Fish Farm sebagai supplier.
Tabel 2 Jumlah Produksi Ikan Hias Air Tawar dari Tahun 2007-2011
Jenis Ikan
Hias
Produksi (ekor)
2007 2008 2009 2010 Mei 2011
Blackghost 110.360 118.453 157.679 145.315 118.789
Corydoras 18.270 19.324 8.670 20.130 15.200
Discus 3.267 2.279 2.300 4.100 6.245
Guppy 3,150 4.200 2.230 2.500 5.547
leophard
ctenopoma
50.358 53.589 65.147 65.289 40.379
Sumber: Kelompok Batara Mina Sejahtera (BMS) , 2011
Permintaan terhadap ikan hias yang terus meningkat mengakibatkan
jumlah pelanggan semakin meningkat, namun peningkatan permintaan ini belum
bisa diantisipasi oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera sehingga
dengan begitu perlu adanya peningkatan jumlah produksi benih ikan hias.
Disamping itu, masih kurangnya pasokan induk ikan hias yang berkualitas dan
minimnya kemampuan anggotanya dalam manajemen usaha ikan hias seperti
manajemen produksi, keuangan/keterbatasan modal, dan administrasi serta
kurangnya tenaga kerja operasional yang baik merupakan kendala Kelompok
Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera untuk berkonsentrasi pada pengembangan
3 Taufan Fish Farm. 2013. Perkembangan Permintaan dan Produksi Ikan Hias .
Laporan Produksi. Bogor
4
usaha dalam memenuhi permintaan proses menjalankan kegiatan bisnisnya.
Faktor lain seperti tingginya tingkat persaingan pasar yang semakin kompetitif
memberikan pengaruh bagi Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera
dalam upaya pengembangan kegiatan usahanya. Untuk mengatasi masalah yang
ada tersebut, Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera harus dapat
merumuskan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi anggota kelompok
agar mampu mengembangkan usahanya. Perumusan strategi tersebut dapat
dilakukan dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan lingkungan internal
perusahan dan mengidentifikasi peluang serta ancaman yang datang dari eksternal
perusahaan. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut selanjutnya dapat
dikombinasikan untuk menghasilkan beberapa strategi yang dijadikan pilihan atau
alternatif strategi untuk dapat dijalankan perusahaan dalam upaya mengatasi
berbagai masalah yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Faktor-faktor lingkungan internal apa yang dapat menjadi kekuatan dan
kelemahan bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera?
2. Faktor-faktor lingkungan eksternal apa yang dapat menjadi peluang dan
ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera?
3. Apa rekomendasi alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Kelompok
Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan
usahanya?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang dapat menjadi
kekuatan dan kelemahan bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara
Mina Sejahtera.
2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat menjadi
peluang dan ancaman bagi Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera.
3. Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pengembangan usaha
budidaya ikan hias air tawar pada Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara
Mina Sejahtera.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan dimasa datang. Selain itu,
penelitian ini juga merupakan sarana latihan dan pengembangan wawasan bagi
penulis dalam penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh selama masa perkuliahan
di Institut Pertanian Bogor serta penelitian ini diharapkan mampu untuk dijadikan
bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan studi
strategi pengembangan usaha.
5
Ruang Lingkup Penelitian
Saat ini penyediaan benih ikan hias adalah komoditas utama yang di
usahakan oleh Kelompok Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera disamping
itu juga melakukan kegiatan budidaya terhadap ikan hias. Adapun ruang lingkup
penelitian ini adalah perumusan strategi pengembangan usaha ikan hias. Selain
itu, Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis.
Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang Kelompok
Usaha Tani Ikan Hias Batara Mina Sejahtera.
TINJAUAN PUSTAKA
Strategi Pengembangan
Dalam melaksanakan pengembangan usaha, tentunya memerlukan strategi
agar tidak salah dalam pengambilan keputusan. Strategi-strategi dalam
pengembangan usaha apapun itu bentuknya harus dipersiapkan dengan baik agar
mampu memenangkan persaingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pada umumnya strategi pengembangan berorientasi pada fungsi-fungsi
manajemen. Fungsi manajemen yang dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai
berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses program kerja dari pelaksanaan strategi
yang akan dilakukan dan merupakan tindak lanjut dari keputusan bersama.
Fungsi perencanaan harus konsisten pada tujuan dan misi terhadap
pelaksanaan berbagai kegiatan.
2. Fungsi Pengorganisasian
Yaitu pembagian tugas dan wewenang dalam suatu perusahaan atau kelompok
kepada para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana. Dalam
pelaksanaannya pengurus memiliki kewajiban untuk menyusun organisasi
kepengurusan secara terperinci.
3. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang
ditujukan pada pencapaian tujuan tertentu.
4. Pengendalian
Pengendalian mempunyai fungsi untuk memastikan bahwa hasil kegiatan
usaha atau kegiatan lainnya dapat sesuai dengan apa yang direncanakan
sebelumnya, serta menjamin agar usaha dapat berjalan lancar dan apabila
terdapat penyimpangan-penyimpangan maka dapat diketahui sedini mungkin.
Pengembangan usaha memerlukan suatu proses manajerial berupa
perumusan dan penyusunan strategi yang tepat bagi perusahaan. Strategi yang
telah dirumuskan perlu dikelola dalam suatu proses manajerial yang baik dalam
suatu organisasi.
6
Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha
Penelitian mengenai strategi telah banyak dilakukan. Pada umumnya
tujuan peneliti-peneliti yang mengkaji penelitian mengenai strategi pengembangan
usaha adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal suatu
perusahaan atau organisasi dan merumuskan alternatif strategi untuk perusahaan
atau organisasi yang diteliti. Terdapat beberapa penelitian terdahulu baik yang
terkait secara langsung mengenai penelitian kelompok usaha atau penelitian
mengenai strategi pengembangan usaha budidaya ikan yang dapat dikaji pada
penelitian ini.
Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha budidaya ikan telah
banyak dilakukan dengan lokasi penelitian dan komoditi yang berbeda,
diantaranya Kusniati (2007) dengan kajian Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar
Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias, Desa Cibitung Tengah,
Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Azizah (2011) dengan kajian Strategi
Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya,
Kota Depok, Jawa Barat, Anshari (2011) dengan kajian Strategi Pengembangan
Usaha Pembesaran Ikan Lele (Clarias sp) CV Jumbo Bintang Lestari di Gunung
Sindur Kabupaten Bogor. Pinem (2011) dengan kajian Formulasi Strategi
Pengembangan Usaha Budidaya Benih Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp) di
Cahaya Kita, Gadog, Bogor, Jawa Barat. Wahyu (2012) dengan kajian Strategi
Pengembangan Usaha pada Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung,
Jawa Barat. Kelima peneliti tersebut melakukan tahapan yang sama dalam
merumuskan alternatif strategi terbaik bagi masing-masing permasalahan yang
dikaji, yaitu dengan menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT,
matriks IE, dan matriks QSPM sebagai tahap akhir.
Matrik IE dan matriks SWOT merupakan dua teknik yang berbeda yang
digunakan dalam tahap pencocokan yaitu berfokus pada penciptaan strategi
alternatif dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal perusahaan. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Anshari (2011) dan Pinem (2011) kedua teknik
tersebut digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan strategi yang berbeda
sehingga pada hasil akhirnya menciptakan suatu alternatif strategi yang yang
berbeda. Penggunaan matrik IE oleh kedua peneliti tersebut menghasilkan
alternatif strategi yang berbeda, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anshari
(2011) pada posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE pada posisi
perusahaan di sel IV yaitu dengan strategi umum Grow and Build (tumbuh dan
berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi
penetrasi pasar dan pengembangan produk sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh Pinem (2011) posisi perusahaan dalam pemetaan matriks IE menempati
posisi pada sel V. Hal ini menunjukkan perusahaan berada pada posisi jaga dan
pertahankan. Untuk itu, strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Peneliti terdahulu dalam mengambil
faktor internal dan eksternal yang terlalu umum atau kurang spesifik. Misalnya
para peneliti terdahulu banyak yang membuat faktor internal seperti pasar dan
pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, sumberdaya manusia
dan sistem informasi tanpa diperinci lebih jauh tentang apa yang mencangkup hal-
hal tersebut.
7
Namun perbedaan pada penelitian oleh Wahyu (2012) dengan kajian
Strategi Pengembangan Usaha pada Gerai Ayam Goreng Fatmawati Cabang
Bandung, Jawa Barat pada saat merumuskan matriks IFE dan matriks EFE dengan
menggunakan teknik delphi dengan melibatkan para pakar atau expert yang
berkompeten di bidangnya. Tentunya hal ini memudahkan dalam penentuan
variabel-variabel yang mempengaruhi perkembangan Gerai Ayam Goreng
Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat.
Perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai
strategi pengembangan yaitu dari segi lokasi atau tempat penelitian, komoditi
yang menjadi bahan kajian, dan tahapan perumusan strategi. Dari segi lokasi
penelitian, penelitian ini akan dilakukan di salah satu kelompok tani, yaitu
Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera, yang merupakan penerima
penghargaan Adibakti Mina Bahari (AMB) Tingkat Nasional Tahun 2011 sebagai
Juara 1 Tingkat Nasional Kategori Kelompok Pembudidaya Ikan Hias. Penelitian
ini akan mengambil judul Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air
Tawar di Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kota Bogor. Dalam merumuskan atau
tahap awal akan menggunakan matriks EFE (External Factor Evaluation) untuk
merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,
lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks IFE
(Internal Factor Evaluation) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan utama dalam lingkup fungsional bisnis, dan juga
memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara
lingkup fungsional tersebut. Perumusan komponen yang termasuk dalam
lingkungan ekternal dan internal Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera akan diperoleh melalui responden-responden internal adalah ketua
kelompok dan koordinator teknologi sedangkan untuk responden eksternal adalah
pengumpul dan Dinas Pertanian Kota Bogor serta Kementrian dan Kelautan
perikanan (KKP) Raiser, Kabupaten Bogor. Matrik SWOT (Strength-Weakness-
Opportunitiy-Threat) untuk membuat alternatif strategi yang tepat dan
menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) sebagai salah satu
teknik analisis dalam literatur yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif
dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini secara obyektif mengindikasikan
alternatif strategi mana yang terbaik dan dominan yang tepat untuk dilakukan dan
mengangkat permasalahan mengenai strategi pengembangan yang tepat dilakukan
untuk Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Konsep Manajemen Strategis
Dalam merumuskan strategi salah satu pendekatan yang umum digunakan
adalah konsep manajemen strategi. Manajemen strategi merupakan salah satu
pendekatan yang umum digunakan dalam merumuskan strategi. Manajemen
strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi,
mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut David (2009)
8
manajemen strategi terfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, informasi, penelitian dan
pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan
organisasi.
Manajemen strategis memberikan berbagai manfaat bagi organisasi,
karena memungkinkan suatu organisasi untuk proaktif dalam menentukan masa
depannya, memungkinkan perusahaan untuk mempengaruhi aktivitas
organisasinya, sehingga memiliki kontrol terhadap masa depan organisasinya.
Secara historis manfaat utama manajemen strategis telah membantu organisasi
memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang
lebih sistematis, logis, dan rasional untuk pilihan stategis.
Menurut David (2009) proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap,
yaitu :
1. Perumusan Strategi
Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi bisnis,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka
panjang, membuat sejumlah alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu
untuk dijalankan.
2. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah tahap mengimplementasikan pilihan strategi
dengan maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisasikannya
sesuai dengan strategi. Implementasi strategi termasuk menetapkan tujuan
objektif tahunan, melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Pada tahap
ini akan mengevaluasi hasil pelaksanaan dan strategi yang telah dirumuskan
dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga kekuatan pokok dalam evaluasi
strategi yaitu mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal berdasarkan
strategi yang telah ada, mengukur kinerja dan melakukan tindakan-tindakan
korektif.
Menurut David (2009) proses manajemen strategi dapat dipelajari dan
diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model. Adanya suatu perubahan pada
komponen utama dalam model, dapat menyebabkan perubahan pada salah satu
atau semua komponen lainnya. Hubungan antar bagian utama dalam proses
manajemen strategi ditampilkan pada model berikut.
9
Perumusan Strategi Penerapan Strategi Penilaian Strategi
Gambar 1 Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber: David, 2009
Pengembangan Usaha
Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat maka
segala jenis usaha dituntut untuk dapat mengembangkan usahanya untuk dapat
maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Menurut Dewinta (2012)
Definisi pengembangan usaha adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang
pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha
yang pada awalnya dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah
sulit. Banyak hambatan–hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal,
tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk, dan
sebagainya. Tetapi hambatan- hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara
mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik. Upaya
yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dengan baik adalah
dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada pengusaha
(wirausaha) seperti memberi pelatihan workshop tentang pengembangan usaha,
dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan
yang lebih kepada pengusaha terhadap pengembangan usaha yang baik.
Pengembangan usaha dalam perikanan adalah suatu kegiatan usaha yang
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan skala usaha sehingga terbentuk
keseimbangan perusahaan atau organisasi dalam kelompok tani/nelayan menjadi
kelompok yang tangguh dan mandiri. Pengembangan usaha itu merupakan bagian
dari perencanaan pemasaran (marketing plan) sehingga setiap pengusaha baik
pengusaha kecil maupun besar harus mampu membuat marketing plan terlebih
dahulu sebelum mengembangkan usahanya.
Mengembangkan
pernyataan visi
dan misi
Melakukan Audit
Eksternal
Melakukan Audit
Internal
Menetapkan
sasaran
jangka
panjang
Implementasi
strategi isu—isu
pemasaran,
keuangan,
akuntansi,
litbang, SIM
Implementasi
strategi isu—
isu
manajemen
Menguk
ur dan
mengeva
luasi
kinerja
Merumuskan
mengevaluasi
dan memilih
startegi
10
Strategi Pengembangan Usaha
Strategi bisnis berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan
untuk mendapatkan keunggulan persaingan di dalam bisnis utamanya. Pentingnya
keputusan strategi berkaitan dengan sumberdaya perusahaan. Dapat kita ketahui
bahwa strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang konsisten dengan
memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Strategi
yang berhasil pada umumnya mengkombinasikan beberapa hal berdasarkan
perencanaan yang telah dilakukan yaitu :
1. Sasaran sederhana jangka panjang
Setiap strategi bisnis harus merupakan kejelasan dari sasaran sehingga akan
memberikan stabilitas dan kesatuan arah perusahaan. Sasaran ini harus
konsisten dan jelas yang berorientasi tanggung jawab terhadap pegawai dan
konsumen.
2. Analisis lingkungan persaingan
Kemampuan dalam mengidentifikasi kebutuhan yang umum dari konsumen
dapat berpengaruh pada penentuan posisi pasar. Kemampuan dalam
memahami lingkungan bisnis ini dapat berupa pemahaman tentang
mengidentifikasi dan memotivasi sumberdaya manusia.
3. Penilaian sumberdaya yang objektif
Kesadaran akan kondisi sumberdaya dan kemampuan perusahaan akan
berhubungan dengan nama perusahaan dan produk yang akan dijual.
Kemampuan untuk memotivasi pegawai, keefektifan dalam menangani
kemitraan dengan para pemasok, serta kemampuan dalam menangani dan
mengendalikan mutu produk.
4. Penerapan yang efektif
Strategi yang tepat bagi perusahaan akan berguna apabila dapat
menerapkan strategi yang efektif dimana memerlukan pembentukan
kepemimpinan, struktur organisasi dan sistem manajemen yang mampu
memegang komitmen dengan baik serta koordinasi seluruh pegawai dan
mobilisasi sumberdaya sebagai pelengkap strategi.
Pernyataan Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita
tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk diwujudkan oleh seluruh
anggota organisasi. Menurut Umar (2008) cita-cita masa depan yang mewakili
seluruh anggota perusahaan disebut dengan visi. Sedangkan misi merupakan
penjabaran secara tertulis mengenai visi agar dapat atau mudah dimengerti dan
jelas bagi seluruh staf perusahaan.
Menurut David (2009) visi merupakan suatu pernyataan yang dirumuskan
untuk menetapkan tujuan atau keadaan masa depan yang secara khusus digunakan
oleh seseorang atau sekelompok. Visi adalah pernyataan masa depan yang
mungkin dan didambakan oleh kelompok. Sedangkan misi adalah tujuan atau
alasan mengenai keberadaan organisasi. Misi lebih berkaitan dengan tingkah laku
pada masa kini. Pernyataan misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai
tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari perusahaan lain yang serupa. Suatu
pernyataan misi secara luas menggambarkan arah suatu organisasi dimasa depan.
11
Pernyataan misi juga dapat memastikan tujuan dalam suatu kelompok,
standar untuk mengalokasikan sumberdaya kelompok dan berfungsi sebagai titik
pusat bagi individu dalam menyelaraskan diri dengan tujuan dan arah kelompok.
Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat dipakai
menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan juga untuk
keputusan strategi.
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis eksternal yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-
faktor dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi perusahaan tersebut. Faktor
eksternal dibagi menjadi dua yaitu peluang yang dapat memberikan manfaat dan
ancaman yang harus dihindari. Menurut David (2009) secara garis besar analisis
eksternal dapat dibagi menjadi dua lingkungan ekonomi yaitu analisis lingkungan
makro dan analisis industri. Tujuan audit eksternal (external audit) adalah
mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi
manfaat dan ancaman yang harus dihindari.
Menurut David (2009) kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima
kategori yaitu 1) kekuatan ekonomi, 2) kekuatan sosial, budaya dan demografi, 3)
kekuatan politik, pemerintah dan hukum, 4) kekuatan teknologi, dan 5) kekuatan
kompetitif. Hubungan antara kekuatan eksternal utama dengan organisasi dapat
digambarkan pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2 Hubungan antara Kekuatan Eksternal Utama dengan Organisasi Sumber : David, 2009
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang berada di luar perusahaan
yang memiliki arti yang luas dan tidak mempengaruhi kegiatan usaha secara
langsung lingkungan makro tetap dapat mempengaruhi perkembangan usaha.
Analisis lingkungan makro perusahaan meliputi aspek ekonomi, politik, sosial,
budaya, dan teknologi. Uraian aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Aspek ekonomi
Kondisi ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi iklim berbasis suatu
perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi maka akan semakin buruk juga
Kekuatan ekonomi,
kekuatan sosial, budaya,
demografis, dan
lingkungan
Kekuatan politik,
pemerintahan dan hukum
Kekuatan teknologi
Kekuatan kompetititf
Pesaing
Pemasok
Distributor
Kreditor
Konsumen
Karyawan
Masyarakat
Manajer
Para pemangku kepentingan
Serikat buruh
Pemerintah
Asosiasi dagang
Kelompok kepentingan khusus
Produk
Jasa
Pasar
Lingkungan Hidup
PELUANG
DAN
ANCAMAN
ORGANISASI
12
iklim berbisnis. Keadaan perekonomian saat sekarang dan di masa yang akan
datang mempengaruhi keadaan dan strategi perusahaan. Beberapa faktor kunci
yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah diantaranya
siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga
produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja.
2. Aspek sosial, budaya, demografi, dan lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak
yang besar atau hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Faktor sosial
ini akan mempengaruhi suatu perusahaan untuk menciptakan jenis konsumen
yang berbeda dan menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang
berbeda.
3. Aspek politik, pemerintahan, dan hukum
Faktor-faktor politik, seperti stabilitas politik, kebijaksanaan dan peraturan
pemerintah telah menjadi pertimbangan yang semakin penting bagi perusahaan
dalam merumuskan strategi. Industri baru yang bergantung pada kontrak
pemerintah dan subsidi. Perubahan dalam undang-undang paten, peraturan anti
monopoli, tarif pajak, dan aktifitas lobi dapat mempengaruhi kelompok secara
signifikan.
4. Aspek teknologi
Untuk meningkatkan inovasi suatu perusahaan maka harus ada perubahan
teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Kemajuan teknologi tidak hanya
mencakup penemuan-penemuan produk baru, tetapi juga mencakup cara-cara
pelaksanaan atau metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Adaptasi
teknologi yang kreatif dapat memungkinkan terciptanya produk baru,
penyempurnaan produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik
produksi dan pemasaran. Terobosan teknologi dapat memberikan peluang berupa
membuka pasar dan produk yang canggih dan dapat berupa ancaman terhadap
fasilitas produksi.
5. Lingkungan kompetitif
Salah satu bagian terpenting dari lingkungan kompetitif adalah
mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan,
kapabilitas, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi mereka. Identifikasi pesaing
utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki kompetisi dalam
industri yang berbeda. Menurut Porter (1992) persaingan suatu industri dapat
dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan diantaranya persaingan antar
perusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan
produk-produk pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. Hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
13
Gambar 3 Model Lima Kekuatan Porter Sumber : David, 2009
Adapun penjelasan dari kekuatan yang menentukan intensitas persaingan
dalam industri terdiri dari :
1. Persaingan antar perusahaan sejenis
Semakin banyak pesaing dalam industri, maka persaingan dalam usaha
tersebut akan semakin ketat. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan hanya
dapat berhasil jika memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang
dijalankan oleh pesaing.
2. Potensi masuknya pesaing baru
Jika perusahaan semakin mudah masuk ke dalam industri, hal itu
menunjukkan bahwa tingkat persaingan antar perusahaan akan semakin
meningkat. Ada beberapa hambatan untuk masuk dalam industri bagi suatu
perusahaan, diantaranya hambatan untuk mendapatkan teknologi dan pengetahuan
khusus, kurangnya pengalaman, tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya
preferensi merek, besarnya kebutuhan modal, kurangnya jalur distribusi yang
memadai, peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah,
kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serta kejenuhan pasar.
Terkadang perusahaan baru memasuki suatu bisnis dengan produk
berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah dan sumberdaya pemasaran yang lebih
besar. Hal ini memungkinkan penyusunan strategi lebih menitikberatkan pada
identifikasi perusahaan yang berpotensi menjadi pesaing untuk memanfaatkan
kekuatan dan peluang saat ini.
3. Potensi pengembangan produk substitusi
Tekanan kompetisi yang berasal dari produk substitusi meningkat sejalan
dengan menurunnya harga relatif dari produk substitusi dan sejalan dengan
menurunnya biaya konsumen untuk beralih ke produk lain. Semakin banyak
perusahaan lain yang menawarkan produk substitusi maka persaingan maka
persaingan akan semakin tinggi dan dapat mengancam laba dan pertumbuhan
dalam industri.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
Kekuatan tawar menawar dengan pemasok mempengaruhi intensitas
persaingan dalam industri. Hal ini khususnya pada saat pemasok berada pada
posisi yang kuat dengan produk yang unik dan penting, jumlah pemasok terbatas,
dan biaya mengganti pemasok cukup mahal.
Daya tawar pemasok
Potensi pengembangan produk-produk pengganti
Persaingan antar perusahaan
saingan
Potensi masuknya pesaing baru
Daya tawar konsumen
14
5. Kekuatan tawar menawar konsumen
Ketika pembeli berada dalam posisi yang kuat, mereka dapat memaksa
untuk menurunkan harga. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat profit perusahaan
dan berdampak pada intensitas persaingan dalam industri. Hal lain yang membuat
kekuatan tawar menawar konsumen lebih tinggi adalah ketika produk yang dibeli
merupakan produk standar dan tidak terdiferensiasi. Perusahaan pesaing mungkin
menawarkan garansi khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika
kekuatan tawar menawar konsumen cukup besar.
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan
sendiri dan umumnya dapat dikendalikan perusahaan. Menurut David (2009)
analisis lingkungan internal merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap
kekuatan dan kelemahan dari dalam perusahaan, dengan mengkaji manajemen,
pemasaran, operasi dan produksi perusahaan, sumberdaya manusia dan keuangan.
Menurut Menurut David (2009) faktor-faktor internal perusahaan pada
umumnya dibagi atas faktor : 1) manajemen, 2) pemasaran, 3) keuangan, 4)
produksi dan operasi, 5) sumberdaya manusia, 6) penelitian dan pengembangan.
1. Manajemen
Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang
mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan
keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, dan penyusunan staf.
2. Pemasaran
Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, menciptakan, dan
memenuhi kebutuhan, dan keinginan pelanggan akan produk. Terdapat tujuh
fungsi dasar pemasaran, yaitu : 1) analisis pelanggan, 2) menjual produk, 3)
merencanakan produk dan jasa, 4) menetapkan harga, 5) distribusi, 6) riset
pemasaran, 7) analisis peluang.
3. Keuangan
Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi
bersaing perusahaan dan daya tarik bagi investor. Menetapkan kekuatan dan
kelemahan keuangan amat penting untuk merumuskan strategi secara efektif.
4. Produksi dan operasi
Fungsi produksi terdiri atas aktivitas mengubah masukan menjadi barang
dan jasa. Manajemen produksi dan operasi menangani masukan pengubahan dan
keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar.
5. Sumberdaya manusia
Sumberdaya manusia merupakan modal utama bagi suatu perusahaan.
Strategi yang terbaik sekalipun menjadi tidak berarti apabila manusia yang
dipekerjakannya tidak memiliki keterampilan memadai untuk melakukan tugas-
tugas tersebut. Kualitas kesesuaian sumberdaya manusia ini berpengaruh terhadap
kinerja, kepuasan karyawan, dan perputaran tenaga kerja.
6. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (litbang) diarahkan untuk mengembangkan
produk-produk baru, meningkatkan kualitas produk atau untuk memperbaiki
proses produksi sehingga dapat menekan biaya.
15
Menentukan Alternatif Strategi
Menurut David (2009) strategi generik dibagi menjadi empat, yaitu
strategi integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, dan strategi defensif.
1. Strategi integrasi
Strategi ini memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para
distributor, pemasok, dan pesaing yaitu
a. Integrasi ke depan yaitu memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor
atau pengecer.
b. Integrasi ke belakang yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol
atas pemasok perusahaan. Integrasi ke belakang cocok ketika pemasok
perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat
memenuhi kebutuhan perusahaan.
c. Integrasi horizontal yaitu mencoba memiliki atau meningkatkan kendali atas
para pesaing.
2. Strategi intensif
Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi
persaingan perusahaan dengan produk yang ada yaitu
a. Penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dari produk atau
jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar.
b. Pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang telah ada ke
wilayah geografi baru.
c. Pengembangan produk yaitu mencoba meningkatkan penjualan dengan
memperbaiki produk jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru.
3. Strategi diversifikasi
Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini
ditinjau dari tingginya tingkat manajemen dalam mengendalikan aktivitas
perusahaan yang berbeda. Terdapat tiga tipe umum strategi diversifikasi yaitu
a. Diversifikasi konsentrik yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi masih
terkait.
b. Diversifikasi konglomerat yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak
berhubungan dengan pelanggan saat ini. Tujuan strategi ini adalah menambah
produk baru yang tidak berhubungan untuk pasa yang berbeda.
c. Diversifikasi horizontal yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak
berhubungan dengan pelanggan yang sudah ada. Tujuan strategi ini adalah
menambah produk baru yang tidak berhubungan untuk memuaskan pelanggan
yang sama.
4. Strategi defensif
Strategi defensif merupakan tipe strategi bertahan. Strategi ini terdiri dari
a. Retrenchment yaitu strategi penghematan biaya dengan cara mengurangi
sebagian asset dari perusahaan untuk menanggulangi turunnya penjualan atau
keuntungan.
16
b. Divestasi yaitu strategi dengan menjual satu divisi atau bagian dari suatu
organisasi yang bertujuan meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau
investasi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi
Retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak
menguntungkan, membutuhkan biaya modal, atau yang tidak cocok dengan
aktivitas perusahaan lainnya.
c. Likuidasi yaitu strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh asset perusahaan
baik secara bertahap sesuai dengan nilainya.
Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan yaitu EFE (External Factor Evaluation), IFE
(Internal Factor Evaluation), Matriks Internal-Eksternal (I-E), Analisis SWOT
dan Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Masing-masing alat
analisis tersebut dapat menghasilkan strategi yang tepat.
1. EFE (External Factor Evaluation)
Matriks EFE (External Factor Evaluation) merupakan alat perumusan
strategi pada tahap input yang meringkas dan mengevaluasi informasi peluang dan
ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan. Data faktor-faktor eksternal
dikumpulkan untuk menganalisis dan mengevaluasi hal-hal yang menyangkut
masalah ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan,
hukum, teknologi, dan tingkat persaingan perusahaan.
2. IFE (Internal Factor Evaluation)
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan alat perumusan
strategi yang meringkas dan mengevaluasi informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan dari lingkungan internal perusahaan. Data faktor-faktor internal
didapat dari dalam perusahaan seperti pemasaran dan distribusi perusahaan,
operasi dan produksi perusahaan, sumberdaya manusia dan karyawan serta faktor
keuangan.
3. Matriks Internal-Eksternal (I-E)
Matriks I-E menggunakan parameter yang meliputi parameter kekuatan
internal dan pengaruh eksternal perusahaan yang masing-masing akan
diidentifikasi kedalam elemen eksternal dan internal melalui matriks External
Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE). Pengembangan
kedua matriks tersebut menghasilkan matriks Internal-Eksternal (IE) yang
menghasilkan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai
terboboti dari matriks IFE-EFE. Tetapi pada prinsipnya kesembilan sel dapat
dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi yang
berbeda. Pertama, Growth Strategy, dapat disebut tumbuh dan bina. Divisi ini
berada pada sel I, II, atau IV. Dalam hal ini perusahaan biasanya mengejar
pertumbuhan dalam keuntungan, pangsa pasar, dan tujuan primer lain. Strategi
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk).
Kedua, Stability Strategy, dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan
pelihara. Divisi ini berada pada sel III, V, dan VII . perusahaan menerapkan
strategi tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Tujuannya relatif
defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Ketiga,
retrenchment Strategy, dapat pula disebut strategi panen atau divestasi. Divisi ini
17
masuk kedalam sel VI, VII, IX, pada saat kelangsungan hidup perusahaan
terancam dan tidak lagi dapat bersaing secara efektif. Seringkali strategi ini
menekankan pada penghematan.
4. Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
lingkungan internal perusahaan serta Opportunities (peluang) dan Threats
(ancaman) dalam lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan. Matriks SWOT
merupakan alat pencocokan yang membantu manajer mengembangkan empat tipe
yaitu 1) strategi S-O yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal perusahaan, 2) strategi W-O
yaitu strategi yang bertujuan untuk memperbaiki atau memperkecil kelemahan
internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal perusahaan,
3) strategi S-T yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan
untuk menghindari atau mengurangi ancaman eksternal perusahaan, 4) strategi
W-T yaitu strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan internal
perusahaan dan menghindari ancaman eksternal perusahaan.
5. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Menurut David (2009) matriks perencanaan strategi kuantitatif
(Quantitative Strategic Planning Matrix atau QSPM) merupakan alat yang
memungkinkan penyusunan strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif
secara objektif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan
internal yang diidentifikasi sebelumnya. Teknik ini secara objektif menunjukkan
strategi mana yang terbaik.
Kerangka Pemikiran Operasional
Pada dasarnya setiap orang atau perusahaan melakukan kegiatan usaha
yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungannya, begitu pula halnya
dengan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera yang merupakan salah
satu produsen ikan hias yang ada di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Dalam
menjalankan kegiatan usahanya, Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera dihadapkan pada beberapa masalah internal diantaranya peningkatan
permintaaan ikan hias, masih minimnya kemampuan manajemen para anggotanya
dalam produksi, keuangan, administrasi, dan pemasaran serta kurangnya tenaga
kerja operasional yang baik merupakan kendala Kelompok Usaha Ikan Hias
Batara Mina Sejahtera dalam berkonsentrasi pada pengembangan usahanya.
Disamping itu, tingginya tingkat persaingan dalam industri ikan hias air tawar
serta keterbatasan modal yang dimiliki menjadi kendala lain yang dimiliki
Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan
usahanya. Berbagai kendala tersebut memaksa Kelompok Usaha Ikan Hias Batara
Mina Sejahtera untuk harus merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat
agar tetap bertahan dan bersaing didalam lingkungan industri yang semakin
kompetitif.
Tahap awal dari penelitian ini adalah dengan menganalisis visi, misi, dan
tujuan yang telah ditetapkan oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera. Visi, misi dan tujuan tersebut tentunya akan menjadi penuntun dalam
melakukan tahap analisis selanjutnya agar strategi yang diterapkan mengarah pada
pencapaian tujuan akhir. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi
18
permasalahan yang terjadi pada Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera dalam menjalankan usahanya, kemudian menganalisis informasi
lingkungan perusahaan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
Analisis lingkungan internal yang akan diteliti meliputi manajemen,
pemasaran, keuangan, produksi/operasi, dan sumberdaya manusia. Sedangkan
analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan
industri. Lingkungan umum mencangkup ekonomi, sosial budaya dan lingkungan,
politik, teknologi, serta ekologi/alam. Lingkungan industri melalui pembentukan
persaingan dengan menggunakan model kekuatan porter yaitu ancaman pendatang
baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok,
ancaman produk subsitusi dan persaingan diantara perusahaan yang sejenis.
Variabel-variabel eksternal dan internal yang telah dianalisis kemudian
dirangkum dan dijabarkan dalam matriks IFE yang merupakan kekuatan dan
kelemahan serta matriks EFE yang menjadi peluang dan ancaman bagi Kelompok
Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Tahap berikutnya yaitu memadukan hasil
matriks IFE dan EFE dengan menggunakan alat analisis matriks IE untuk
mengetahui posisi kelompok tani. Kemudian dengan menggunakan matriks
SWOT Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), lingkungan internal
perusahaan serta Opportunitiy (peluang) dan Threat (ancaman) akan diperoleh
alternatif-alternatif strategi apa yang dapat dilakukan untuk pengembangan usaha
ikan hias air tawar yang dijalankan oleh Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera.
Tahap terakhir yaitu pengambilan keputusan strategi mana yang menjadi
prioritas dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM (Quantitative Strategic
Planning Matrix) sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan Kelompok
Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera. Matriks QSPM didesain untuk
menentukan alternatif tindakan yang layak. Berdasarkan hal tersebut maka alur
penelitian operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
19
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Usaha
pada Kelompok Batara Mina Sejahtera.
Visi, Misi dan Tujuan Kelompok Batara Mina Sejahtera
Permasalahan yang dihadapi:
Peningkatan permintaan yang belum bisa diantisipasi perusahaan
Minimnya kemampuan manajemen dan tenaga operasional yang baik
Tingginya tingkat persaingan dalam industri penyediaan ikan hias air tawar.
Adanya peluang pengembangan usaha yang cukup potensial
Analisis Lingkungan Usaha Kelompok Batara
Mina Sejahtera
Manajemen
Sumber Daya Manusia
Pemasaran
Administrasi dan
Keuangan
Produksi
Penelitian dan
Pengembangan
Lingkungan Umum
Ekonomi
Sosial, Budaya, dan Lingkungan
Politik
Teknologi
Lingkungan Industri (5 kekuatan porter)
Ancaman pendatang baru
Kekuatan tawar menawar pembeli
Kekuatan tawar menawar pemasok
Ancaman produk subsitusi
Persaingan anggota industri
Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal
Penentuan posisi kelompok usaha BMS saat ini dengan matriks IE
Penentuan alternatif strategi dengan matriks SWOT
Penentuan urutan strategi dengan QSPM
Evaluasi Kekuatan dan Kelemahan
(Matriks IFE)
Evaluasi Peluang dan Ancaman
(Matriks EFE)
Rekomendasi strategi terbaik
20
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina
Sejahtera, Kota Bogor. Teknik pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
(purposive sampling), dengan pertimbangan bahwa Kelompok Usaha Ikan Hias
Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya yang berfokus sebagai
produsen benih ikan hias air tawar, sehingga keberadaan Kelompok Usaha Ikan
Hias Batara Mina Sejahtera dalam industri ikan hias di Kota Bogor dianggap
penting sebagai salah satu sentra dalam menanggulangi permintaan benih ikan
hias ke pengumpul.
Kegiatan penelitian dilakukan melalui dua tahapan, yaitu: 1) proses
penyusunan proposal pada bulan September 2012 hingga Januari 2013, dan 2)
proses pengumpulan, pengolahan, dan analisis data sebagai hasil penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013.
Jenis Data dan Sumber Data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan
penelitian. Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama,
berupa pencatatan dan wawancara langsung dengan responden terpilih melalui
pengisian kuesioner untuk mengetahui faktor-faktor strategis eksternal dan
internal perusahaan. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh
dari pengumpulan data dari pihak lain yang digunakan untuk mendukung data
primer.
Data sekunder diperoleh dari data-data laporan di Kelompok Usaha Ikan
Hias Batara Mina Sejahtera, hasil riset atau hasil penelitian sebelumnya. Selain itu
data sekunder juga diperoleh dari penelusuran literatur yang relevan dan
pengumpulan data informasi dari instansi-instansi atau lembaga terkait baik
pemerintah maupun swasta seperti Biro Pusat Statistik, Dinas Pertanian Kota
Bogor, Departemen Kelautan dan Perikanan, dan instansi terkait lainnya.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode studi
Literature, observasi, wawancara, diskusi, dan kuesioner. Data yang dikumpulkan
adalah berupa data primer maupun data sekunder. Penjelasan metode
pengumpulan data primer yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi literature adalah mengumpulkan data melalui buku-buku, jurnal, maupun
sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Tujuannya
adalah untuk mengetahui suatu masalah dan metode apa saja yang telah
dipakai.
2. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung mengenai kegiatan usaha
yang dilakukan dan hal-hal lainnya yang mendukung penelitian.
3. Wawancara yaitu melakukan proses tanya jawab dengan objek penelitian.
21
4. Diskusi yaitu melakukan wawancara mendalam dan bertukar pikiran mengenai
permasalahan dan kondisi yang ada.
5. Kuesioner yaitu memberikan daftar pertanyaan berupa kuesioner kepada
responden.
6. Teknik delphi yaitu suatu proses kelompok yang digunakan untuk memperoleh
tanggapan tertulis dari beberapa individu yang dianggap ahli di bidangnya agar
memudahkan dalam mengumpulkan pendapat dan pengambilan keputusan.
Pengumpulan data mengenai visi, misi, tujuan, gambaran lingkungan
internal, gambaran lingkungan eksternal, faktor strategis eksternal, dan faktor
strategis internal. Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner pihak yang
dijadikan responden internal adalah ketua kelompok dan salah satu pengurus atau
anggota dengan pertimbangan memahami kondisi keadaan internal sedangkan
untuk responden eksternal adalah pengumpul dengan pertimbangan sering
melakukan pembelian benih ikan hias, Dinas Pertanian Kota Bogor, serta
Kementrian dan Kelautan perikanan (KKP) Raiser sebagai pemangku kebijakan
pemerintah atau supporting system.
Metode Penentuan Responden Metode penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non probability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling.
Responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pihak internal dan
pihak eksternal. Pemilihan responden internal dipilih secara sengaja berdasarkan
penilaian bahwa responden tersebut memiliki faktor penentu dalam pengambilan
keputusan yang berjumlah 2 orang responden, sedangkan pihak eksternal dipilih
berdasarkan pengetahuannya terhadap perkembangan usaha budidaya ikan hias air
tawar di Kota Bogor sebanyak 3 responden. Pertimbangan menggunakan pihak
eksternal adalah agar penilaian dapat lebih objektif dan lebih mengetahui kondisi
yang sebenarnya.
Metode Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk
mendefinisikan keadaan Kelompok Batara Mina Sejahtera secara umum. Analisis
deskriptif terdiri dari dua yaitu analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, sedangkan analisis
deskriptif kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE,
matriks SWOT, dan matriks SWOT. Analisis yang digunakan dalam perumusan
strategi yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.
Tahap Analisis Input
Analisis Faktor Internal
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) mengidentifikasi faktor-faktor
internal perusahaan yang meliputi aspek manajemen, sumberdaya manusia,
pemasaran, keuangan, dan produksi. Penilaian internal ditujukan untuk mengukur
sejauh mana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks IFE
dibuat dalam lima tahapan, yaitu :
22
1. Identifikasi faktor internal perusahaan
Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor internal,
yaitu mendaftar semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan,
seperti yang terlihat pada kuesioner, selanjutnya dilakukan wawancara atau
diskusi dengan responden untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah
sesuai dengan kondisi internal perusahaan saat ini.
2. Penentuan bobot variabel
Penentuan bobot dalam matriks IFE dilakukan dengan cara mengajukan
identifikasi faktor strategis internal tersebut kepada pihak manajemen atau pakar
dengan perbandingan berpasangan atau disebut paired comparison. Metode ini
digunakan untuk memberi penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal
dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan
3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk penilaian pembobotan untuk matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 3
berikut.
Tabel 3 Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan
FAKTOR
INTERNAL
A B C D ........ Total Bobot
A -
B -
C -
D -
........
Total
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap
variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
∑
Keterangan :
ai = bobot variabel ke i
xi = nilai variabel ke i
i = 1,2,3,.... n
n = jumlah variabel
Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada
masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Faktor kunci tersebut adalah kekuatan
dan kelemahan internal, faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar
dalam kinerja perusahaan harus diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah
seluruh bobot adalah harus sama dengan 1,0.
23
3. Penentuan rating (peringkat)
Penentuan rating pada setiap faktor sukses kritis internal untuk
menunjukkan respon strategi tertinggi perusahaan yang tengah dijalankan
terhadap faktor. Skala rating yaitu sangat lemah (peringkat = 1) atau lemah
(peringkat = 2), kuat (peringkat = 3) atau sangat kuat (peringkat = 4). Untuk faktor
kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 sedangkan faktor kelemahan harus
mendapat peringkat 1 atau 2. 4. Penghitungan nilai tertimbang (weighted score)
Nilai tertimbang (weighted score) dari masing-masing faktor internal
diperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan rating pada masing-masing
faktor internalnya.
5. Penghitungan total nilai tertimbang (total weighted score)
Total nilai tertimbang (total weighted score) untuk keseluruhan faktor
internal perusahaan diperoleh dengan menunjukkan nilai tertimbang (weighted
score) pada masing-masing faktor internal. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor kunci internalnya. Bentuk
matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4 Analisis Matriks IFE
Faktor Internal Utama Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Kekuatan
1.
..........
Kelemahan
1.
...........
Total
Pada matriks IFE total skor pembobotan dalam berkisar 1,0 sampai dengan
4,0 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor pembobotan (3,0-4,0) berarti kondisi
internal perusahaan tinggi/kuat, jika (2,0-2,99) berarti kondisi internal perusahaan
berada pada kondisi rata-rata. Sedangkan (1,0-1,99) berarti kondisi internal
perusahaan rendah/lemah.
Analisis Faktor Eksternal
Matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk merangkum
dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, kebijakan pemerintah dan politik,
teknologi dan ekologi serta tingkat persaingan. Analisis industri menggunakan
konsep lima kekuatan porter yaitu persaingan antar perusahaan saingan, potensi
masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya
tawar pemasok, dan daya tawar konsumen. Faktor kunci dari hasil analisis
eksternal dimasukkan ke dalam matriks External Factor Evaluation (EFE).
Matriks ini digunakan untuk mengukur peluang dan ancaman yang dimiliki oleh
perusahaan. Matriks EFE dibuat dalam lima tahapan, yaitu :
1. Identifikasi faktor eksternal perusahaan
Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi faktor eksternal,
yaitu mendaftar semua peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan,
seperti yang terlihat pada kuesioner, selanjutnya dilakukan wawancara atau
diskusi dengan responden untuk menentukan apakah faktor-faktor tersebut telah
sesuai dengan kondisi eksternal perusahaan saat ini. Sedangkan proses penilaian
24
oleh pakar (expert) dilakukan melalui teknik delphi. Adapun prosedur nya sebagai
berikut :
a. Mengembangkan pertanyaan
Awal dari memformulasikan pertanyaan yang dikembangkan oleh penulis
adalah tentang faktor-faktor eksternal dari lingkungan makro dan industri yang
mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor.
b. Memilih dan kontak dengan responden
Responden yang dipilih berdasarkan orang yang mengetahui perkembangan
budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor oleh pakar (expert) yang dilakukan
dengan wawancara langsung.
c. Memilih ukuran contoh
Responden yang dipilih sebanyak 3 orang yang terdiri dari satu orang dari
Dinas Pertanian Kota Bogor, satu orang dari raiser (Kementrian Kelautan dan
Perikanan), dan satu orang dari pengumpul (taufan fish farm).
d. Mengembangkan kuesioner 1
Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan umum dari hasil dugaan mengenai
lingkungan makro dan industri yang mempengaruhi perkembangan budidaya
ikan hias air tawar di Kota Bogor.
e. Analisa kuesioner 1
Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan umum dari hasil dugaan mengenai
faktor-faktor eksternal yang termasuk ke dalam kualifikasi peluang atau
ancaman. Adapun penambahan variabel juga dilakukan oleh responden.
f. Diskusi
Diskusi dilakukan dengan responden apabila ada penambahan variabel dari
kuesioner pertama.
g. Mengembangkan kuesioner 2
Kuesioner ini berisi tentang penilaian peringkat dari faktor-faktor eksternal
dilihat dari lingkungan makro maupun industri.
h. Menyiapkan laporan akhir
Laporan hasil penilaian faktor eksternal baik lingkungan makro maupun
industri yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias air tawar di
Kota Bogor.
Dalam pelaksanaanya di lapangan teknik delphi boleh digunakan dengan
memodifikasi dan tidak berpatokan pada prosedur. Oleh karena itu, teknik delphi
ini akan membantu dalam menentukan faktor eksternal yang mempengaruhi
perkembangan budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor. Rancangan mengenai
teknis implementasi teknik delphi ini dapat dilihat Gambar 5 berikut.
Gambar 5 Rancangan Implementasi Teknik Delphi
Penilaian Eksternal
(Pihak Internal)
Penilaian Eksternal
(Pihak Expert)
Konfirmasi (Pihak Internal)
Hasil Akhir Faktor Strategis Eksternal
25
2. Penentuan bobot variabel
Penentuan bobot dalam matriks EFE dilakukan dengan cara mengajukan
identifikasi faktor strategis Eksternal tersebut kepada pihak manajemen atau
pakar dengan perbandingan berpasangan atau disebut paired comparison. Metode
ini digunakan untuk memberi penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu
internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,
2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Bentuk penilaian pembobotan untuk matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 5
berikut.
Tabel 5 Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan
FAKTOR
EKSTERNAL
A B C D ........ Total Bobot
A -
B -
C -
D -
........
Total
Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap
variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
∑
Keterangan :
ai = bobot variabel ke i
xi = nilai variabel ke i
i = 1,2,3,.... n
n = jumlah variabel
Adapun bobot yang diberikan berkisar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(sangat penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada
masing-masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri. Peluang pada umumnya menerima bobot
yang lebih besar dari ancaman tetapi ancaman dapat juga menerima bobot yang
lebih besar bila perusahaan berada dalam keadaan yang sulit atau terancam.
Jumlah seluruh bobot adalah harus sama dengan 1,0.
3. Penentuan rating (peringkat)
Penentuan rating pada setiap faktor sukses kritis eksternal untuk
menunjukkan respon strategi perusahaan yang tengah dijalankan terhadap faktor.
Skala rating tersebut yakni 4 = respon sangat besar (superior), 3= respon diatas
rata-rata 2 = respon rata-rata, 1 = respon dibawah rata-rata.
4. Penghitungan nilai tertimbang (weighted score)
Nilai tertimbang (weighted score) dari masing-masing faktor eksternal
diperoleh dengan cara mengalikan bobot dengan rating pada masing-masing
faktor eksternalnya.
26
5. Penghitungan total nilai tertimbang (total weighted score)
Total nilai tertimbang (total weighted score) untuk keseluruhan faktor
eksternal perusahaan diperoleh dengan menunjukkan nilai tertimbang (weighted
score) pada masing-masing faktor eksternal. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tersebut bereaksi terhadap faktor-faktor kunci internalnya.
Bentuk matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6 Analisis Matriks EFE
Faktor Eksternal Utama Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Peluang
1.
..........
Ancaman
1.
...........
Total
Dengan memperhatikan faktor peluang dan ancaman dalam matriks EFE,
total skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 4,0 sedangkan yang terendah
adalah 1,0 dengan rata-rata 2,5. Total skor (3,0-4,0) menunjukkan perusahaan
merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan.
Total skor (2,0-2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan
ancaman yang ada. Sedangkan total skor (1,0-1,99) berarti perusahaan tidak dapat
merespon peluang dan ancaman yang ada.
Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan diperlukan untuk memasukkan hasil pembobotan
matriks IFE dan EFE. Pada tahap pencocokan dalam penelitian ini menggunakan
matriks internal-eksternal (IE) serta matriks SWOT. Alasan menggunakan dua
matriks tersebut adalah matriks IE hanya memperoleh informasi strategi bisnis
saja sedangkan untuk mengetahui strategi secara detail harus dirumuskan kembali
menggunakan matriks SWOT.
Matriks IE
Matriks IE dapat mengidentifikasi sembilan strategi perusahaan, tetapi
pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi
utama, yaitu :
1. Divisi pada sel I, II, IV disebut tumbuh dan bangun (growth and build).
Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk) atau integrative (integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal)
mungkin paling tepat untuk divisi ini.
2. Divisi pada sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi
mempertahankan dan memelihara (hold and maintain).
3. Divisi pada sel VI, VIII, atau IX adalah mengambil hasil atau melepaskan
(harvest and divest), yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang
dilakukan koperasi.
Dalam matriks IE, total skor bobot IFE pada sumbu x dan total skor bobot
EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks I-E, total skor bobot IFE sebesar
1,00 hingga 1,99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2,00 sampai
27
2,99 merupakan pertimbangan rata-rata, dan skor 3,00 sampai 4,00 adalah kuat.
Begitu pula dengan sumbu y, total skor bobot 1,00 hingga 1,99 adalah
pertimbangan rendah, skor 2,00 hingga 2,99 merupakan pertimbangan menengah,
dan skor 3,00 hingga 4,00 adalah tinggi. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6
berikut.
SKOR TOTAL IFE
3,0 2,0 1,0
Kuat Rata-rata Lemah
4,0 I II III
Tinggi
3,0 IV V VI
SKOR TOTAL EFE Menengah
2,0 VII VIII IX
Rendah
1,0
Gambar 6 Matriks Internal-Eksternal Sumber : David, 2009
Keterangan :
I : Strategi Pertumbuhan VI : Strategi Penciutan
II : Strategi Pertumbuhan VII : Strategi Pertumbuhan
III : Strategi Penciutan VIII : Strategi Pertumbuhan
IV : Strategi Stabilitas IX : Likuiditas
V : Strategi Pertumbuhan atau Stabilitas
Matriks SWOT
Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi organisasi atau
perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis SWOT didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang
(Opportunitiy) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weakness) dan Ancaman (Threat). Langkah-langkah dalam membuat matriks
SWOT adalah :
1. Membuat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.
2. Membuat daftar ancaman-ancaman eksternal perusahaan.
3. Membuat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan.
Gabungan keempat faktor tersebut adalah empat set kemungkinan
alternatif strategi, yaitu:
1. Strategi SO, strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang.
2. Strategi WO, strategi yang meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan
peluang.
3. Strategi ST, strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
28
4. Strategi WT, strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman.
Adapun bentuk matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7 Matriks SWOT
Kekuatan (Strength - S)
1..........
2..........
3. Dsb
Kelemaha (Weakness - W)
1..........
2..........
3. Dsb
Peluang (Opportunity - O)
1..........
2..........
3. Dsb
Strategi S-O
Rumusan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi W-O
Rumusan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Ancaman (Threat - T)
1..........
2..........
3. Dsb
Strategi S-T
Rumuskan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi W-T
Rumuskan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
menghindari ancaman
Menurut David (2009) Tujuan dari pencocokan matriks IE dan SWOT
pada tahap (Matching Stage) adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang
layak tetapi bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik.
Tahap Keputusan
Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu tahap pengambilan
keputusan. Tahap ini memutuskan alternatif strategi yang menjadi prioritas.
Sumber matriks QSPM diperoleh dari alternatif strategi yang layak
direkomendasikan melalui analisis SWOT. Matriks perencanaan strategis
kuantitatif atau yang disebut juga Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi
alternatif secara objektif berdasakan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal
dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya (David, 2009).
Ada enam langkah untuk membuat matriks QSPM, yaitu :
1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal dan kekuatan serta internal
kunci perusahaan dalam kolom kiri dari QSPM. Informasi ini diambil langsung
dari matriks IFE dan EFE.
2. Memberi bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot
disajikan dalam kolom disamping kanan faktor internal dan eksternal.
3. Mengevaluasi matrik tahap dua (pencocokan), dan identifikasi alternatif
strategi yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplikasikan.
Kemudian catat strategi-strategi ini pada baris atas dari QSPM.
4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score). Tentukan nilai numerik
yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif
tertentu. Secara spesifikasi nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi
untuk menunjukkan daya tarik relatif dari satu trategi atas strategi yang lain
dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah
Nilai 1 = Tidak Menarik Nilai 3 = Cukup Menarik
Nilai 2 = Agak Menarik Nilai 4 = Sangat Menarik
29
Jika faktor tersebut tidak mempunyai pengaruh pada pilihan spesifik yang akan
dibuat maka tidak perlu memberikan nilai daya tarik pada strategi.
5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score) TAS ditetapkan
sebagai hasil hasil perkalian bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik (TAS)
(langkah empat) dalam setiap baris. Semakin tinggi AS semakin menarik
strategi alternatif.
6. Menghitung penjumlahan total nilai daya tarik. Menjumlahkan TAS dalam
setiap kolom strategi QSPM. Jumlah TAS mengungkapkan strategi umum yang
paling menarik dalam setiap set strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan
strategi tersebut semakin menarik, dengan mempertimbangkan semua faktor
sukses kritis eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi keputusan
strategis. Besarnya perbedaan antara jumlah TAS dalam satu set strategi
alternatif tertentu menunjukkan seberapa besar sebuah strategi lebih diinginkan
relatif terhadap yang lain.
Alternatif strategi yang memiliki total terbesar merupakan strategi yang
paling baik. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Faktor-faktor kunci Bobot Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2
AS TAS AS TAS
Faktor-faktor kunci eksternal
Faktor-faktor kunci internal
Jumlah Total Daya Tarik
Keterangan : AS = Nilai Daya Tarik
TAS = Total Nilai daya Tarik
GAMBARAN UMUM
Sejarah dan Perkembangan
Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah Kelompok Pembudidaya Ikan
Hias yang berlokasi di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Kelompok Batara Mina Sejahtera ini dibentuk pada tanggal 20 Juni 2003 dan
mempunyai anggota saat ini sebanyak 15 orang dengan mayoritas anggota
berlokasi di Kecamatan Bogor Utara. Latar belakang pendirian Kelompok Batara
Mina Sejahtera berawal dari lahan sempit yang merupakan kendala bagi
masyarakat perkotaan untuk mengembangkan usaha agribisnisnya sehingga
budidaya ikan hias tidak memerlukan luasan lahan yang luas, aspek ekonomi ikan
hias dapat dikembangkan dengan modal skala usaha kecil.
Untuk itu dalam pembentukan kelompok tani dalam usaha budidaya dalam
suatu wadah kelompok di latar belakangi oleh lemahnya aksesbilitas
pembudidaya ikan hias terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha seperti
lembaga keuangan, lembaga pemasaran, dan lembaga sarana produksi serta akan
dapat meningkatkan posisi tawar petani (bargaining position) terhadap konsumen
atau supplier dan memudahkan dalam hal operasional.
30
Nama Batara Mina Sejahtera dipilih sebagai nama kelompok karena besar
harapan akan membawa kejayaan kesejahteraan bagi para anggota dan
masyarakat sekitar khususnya di Kelurahan Ciluar. Bersamaan dengan
pembentukan kelompok, pemilihan ketua kelompok Batara Mina Sejahtera
menghasilkan keputusan bahwa Bapak Arifin yang merupakan seorang
pembudidaya ikan hias air tawar menjadi ketua kelompok yang pertama.
Di tahun 2010 Kelompok Batara Mina Sejahtera berhasil meraih
penghargaan Juara 1 Lomba Penilaian Kinerja Kelembagaan Kelompok
Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) dan Unit Pelayanan Pengembangan (UPP),
kategori POKDAKAN Ikan Hias Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya pada tahun
2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera berhasil meraih penghargaan Adibakti
Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang
Perikanan Budidaya kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan
penghargaan tingkat nasional.
Letak dan Lokasi
Sekretariat Kelompok Batara Mina Sejahtera yang berlokasi di Jalan
Batara RT 02/RW 03 Kelurahan Ciluar Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor,
Jawa Barat dengan suhu berkisar 28°C-32°C. Aksesbilitas Kecamatan Bogor
Utara ini terhadap kota sejauh 15 km, dengan ibu kota Provinsi Jawa Barat sejauh
125 km.
Visi, Misi dan Tujuan
Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera mempunyai visi, misi
dan tujuan kelompok. Visi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah untuk
membentuk kelompok pembudidaya ikan yang mandiri yang beranggotakan atau
terdiri dari pembudidaya ikan mandiri. Sedangkan misi Kelompok Usaha Ikan
Hias Batara Mina Sejahtera adalah membantu meningkatkan petani yang belum
mandiri menjadi petani yang mandiri, bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang
berhubungan dengan usaha perikanan antara lain kelompok-kelompok tani,
supplier, exportir, koperasi, dinas terkait dan perbankan, serta meningkatkan
ketahanan pangan atau kesejahteraan anggota dengan meningkatkan produktivitas
dan efisiensi kerja anggota kelompok.
Tujuan Kelompok Usaha Ikan Hias Batara Mina Sejahtera berdasarkan
wawancara di lapangan adalah meningkatkan kesejahteraan para anggota
pembudidaya ikan yang mandiri baik dalam produksi, kontinuitas, mencukupi
dalam memenuhi kebutuhan anggota dan kenyamanan dalam berorganisasi serta
memudahkan aksesbilitas ke instansi-instansi terkait.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi dan manajemen harus diperhatikan dengan baik agar
setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi dapat melaksanakan kegiatan
dan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan wewenang masing–masing, dapat
bekerja lebih terarah, terencana, dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya.
Pada akhirnya akan berpengaruh pada setiap kegiatan agar dapat berjalan dengan
31
sebagaimana mestinya. Di dalam menjalankan suatu bisnis, aspek ini berperan
secara terus–menerus bagi kelangsungan usaha dan memiliki peran yang penting
dalam mengkoordinasikan suatu usaha guna mendapatkan manfaat sebesar–
besarnya bagi suatu individu atau perusahaan. Suatu organisasi atau perusahaan
menjalankan kegiatan setiap harinya harus didukung oleh sumberdaya manusia
yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan tanggung jawab dan jenis
pekerjaan yang diberikan. Perlu dilakukan penyusunan suatu struktur organisasi
yang tepat dan baik agar dapat membantu perusahaan dalam menjalankan segala
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Adanya struktur organisasi tersebut,
diharapkan semua sumberdaya manusia yang dimiliki dapat digunakan secara
efektif dan efisien sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Berikut adalah struktur organisasi yang dimiliki oleh Batara Mina Sejahtera dapat
dilihat pada Gambar 7 berikut.
Gambar 7 Struktur Organisasi Kelompok Batara Mina Sejahtera Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa masing–masing pengurus
memiliki peranan tersendiri dan berbeda antara satu dengan yang lain. Sejak awal
berdiri sampai pada tahun 2012, jabatan tertinggi pada Kelompok Batara Mina
Sejahtera adalah Bapak Robert selaku Ketua Kelompok, dibantu dengan dua
sekretaris yaitu Ibu Titik dan Bapak Sodikin, serta bendahara yaitu Bapak Iman
dan Ibu Diah. Untuk kegiatan di lapang terdapat tiga kordinator yang berbeda
tugas yaitu kordinator permodalan, teknologi, pemasaran dan Humas serta
dokumentasi. Budidaya ikan hias air tawar di Kelompok Batara Mina Sejahtera
yang diketuai oleh Bapak Robert bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan
budidaya tiap anggotanya dan mempunyai wewenang penuh dalam mengambil
keputusan. Fungsi dari tiga kordinator yaitu agar mengetahui dan memberikan
laporan terhadap permasalahan yang ada di dalam kelompok untuk dilaporkan
kepada ketua baik permasalahan modal, pemasaran, dan cara teknik budidaya.
Ketua
Sekretaris Bendahara
Koordinator
Teknologi
Koordinator
Pemasaran
Koordinator
Permodalan
Anggota
Koordinator Humas
dan Dokumentasi
32
Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya merupakan komponen yang penting dalam keberhasilan
suatu usaha. Faktor sumberdaya ini membantu suatu organisasi dalam mencapai
tujuan dalam melakukan pengembangan usaha dan mempertahankan organisasi
didalam persaingan yang ada yang. Dalam kelompok tani ini, membagi sumber
daya menjadi tiga bagian yaitu sumber daya manusia, sumber daya fisik dan
sumber daya modal.
Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan aset yang paling berharga dalam
perusahaan. Pencapaian yang maksimal terhadap hasil perusahaan didukung oleh
peran sumberdaya manusia. Pengembangan dan pengelolaan sumberdaya manusia
sangat penting karena menjadi peranan utama dalam pelaksanaan kegiatan usaha.
Dengan adanya sumberdaya manusia yang memiliki potensi maka kelompok
dapat mencapai tujuan dan keberhasilan yang diharapkan. Tenaga kerja yang
melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuannya maka dapat memberikan
kontribusi yang baik bagi kelompoknya.
Tenaga kerja pada Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri kerja wanita
dan pria. Total jumlah tenaga kerja keseluruhan selain pengurus dan anggota
sebanyak 24 orang. Anggota kelompok Batara Mina Sejahtera yang berjumlah 16
anggota merupakan pembudidaya ikan hias air tawar. Berikut adalah daftar
anggota kelompok yang dimiliki oleh Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada
Tabel 9 berikut.
Tabel 9 Daftar Anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera No Nama Kelurahan Jabatan
1 Robert Ciluar Ketua
2 Titik Ciluar Sekretaris 1
3 Sodikin Ciluar Sekretaris 2
4 Mudjari Ciluar Bendahara 1
5 Imam Ciluar Bendahara 2
6 Sugiyanti Ciluar Kordinator Permodalan
7 Arifin Ciluar Kordinator Teknologi
8 Kaligis Ciluar Kordinator Pemasaran
9 Ajum Ciluar Anggota
10 Aim Ciluar Anggota
11 Taufik Ciluar Anggota
12 Elizabeth Ciluar Anggota
13 Diah Ciluar Anggota
14 Yotan Ciluar Anggota
15 Mudjiono Ciluar Anggota
16 Supriyadi Ciluar Anggota
Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)
Jenis ikan hias yang dibudidayakan adalah blackghost (Apteronotus
albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leopard ctenopoma (ctenopoma acutirostre).
Adapun agenda atau kegiatan rutin dari kelompok Batara Mina Sejahtera, yaitu
rapat bulanan dan arisan pembudidaya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
33
kondisi masing-masing anggota, dan memotivasi anggota yang lain, serta
mengevaluasi kegiatan usaha budidaya yang dilakukan selama satu bulan.
Tenaga kerja yang terdapat pada kelompok ini merupakan masyarakat
sekitar perusahaan yang diajak bergabung oleh masing-masing anggota.
Karyawan ditempatkan dibagiannya bukan berdasarkan pendidikan, knowledge,
atau skill mereka masing-masing. Hal ini dikarenakan karena sebagian besar
pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak memerlukan tingkat pendidikan
yang tinggi. Tingkat pendidikan yang dimiliki setiap tenaga kerja di Kelompok
Batara Mina Sejahtera terdiri dari pendidikan tingkat SD (Sekolah Dasar) hingga
SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Sumber Daya Fisik
Sumberdaya fisik merupakan aset yang dimiliki oleh kelompok meliputi
sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana digunakan untuk mendukung kegiatan
bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh
perusahaan antara lain lahan, bangunan, akuarium, rak akuarium dan peralatan
produksi. Luas yang dimiliki tiap anggota kelompok berkisar ± 500 m². Lahan ini
merupakan lahan milik sendiri.
Dalam usaha budidaya ikan hias air tawar, sarana dan prasarana produksi
yang digunakan meliputi bak pemijahan, ruang kultur pakan alami dan ruang
pengemasan. Selain itu, untuk membantu kelancaran proses produksi Kelompok
Batara Mina Sejahtera menggunakan peralatan penunjang kegiatan produksi.
Peralatan penunjang yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera pada
Tabel 10 berikut.
Tabel 10 Peralatan Penunjang Kegiatan Produksi Kelompok Batara
Mina Sejahtera Tahun 2013
No. Peralatan Penunjang Jumlah (Unit)
1 Freezer 4
2 Genset 16
3 Tabung gas 4
4 Pompa listrik 4
5 Blower 20
6 Ember 50
7 Baskom Plastik 75
8 Perlengkapan (busa) 16
9 Serokan 75
10 Selang 25
Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)
Sumber daya Modal
Berjalannya suatu usaha dapat dipengaruhi oleh modal usaha. Modal usaha
yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera berasal dari masing–masing
anggota. Hal tersebut menyebabkan kendala pada saat melakukan pengembangan
usaha. Namun, saat ini Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah mengajukan dana
penguatan modal dan kelembagaan yang diluncurkan oleh Direktorat Bina Usaha
Budidaya, Departemen Perikanan dan Kelautan melalui Unit Pelayanan dan
Pengembangan (UPP). Berikut adalah aset yang dimiliki oleh anggota dan
pengurus Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.
34
Tabel 11 Daftar aset yang dimiliki oleh anggota kelompok
Nama Jumlah
Akuarium
Jumlah
Bak
Jumlah
Kolam Jumlah Induk (ekor)
blackghost ctenopoma corydoras Discus guppy
Robert 16 6 0 100 55 35 20 30
Titik 60 30 0 125 85 50 35 40
Sodikin 65 0 0 50 25 15 15 35
Mudjari 50 0 0 37 30 25 35 30
Imam 30 0 0 25 20 35 20 20
Sugiyanti 20 0 0 75 50 15 15 20
Arifin 90 42 0 200 100 75 50 50
Kaligis 50 0 0 20 20 35 30 30
Ajum 20 10 0 25 15 25 10 40
Aim 14 0 0 20 20 15 10 30
Taufik 11 0 0 20 10 15 10 15
Elizabeth 19 0 4 25 55 20 25 100
Diah 30 0 0 40 40 20 15 20
Yotan 29 0 0 35 25 30 15 15
Mudjiono 11 0 0 20 10 10 10 10
Supriyadi 10 0 0 20 10 10 10 10
Total 535 88 4 837 570 430 325 495
Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera (2012)
Dilihat dari aset yang dimiliki tiap anggota dan pengurus bervariasi mulai
dari jumlah akuarium, jumlah bak, jumlah kolam, dan indukan yang dimiliki
seperti blackghost, ctenopoma, corydoras, discus, dan gupy. Hal ini akan
berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan oleh masing-masing
anggota. Dilihat dari data yang diperoleh jumlah akuarium sebanyak 535 buah
digunakan baik dalam pemeliharaan induk maupun pemeliharaan benih.
Sedangkan jumlah indukan yang paling banyak ialah jenis indukan blackghost
sebanyak 837 ekor.
Budidaya Ikan Hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera
Kelompok Batara Mina Sejahtera memproduksi ikan hias air tawar dengan
berbagai jenis dan ukuran. Adapun jenis ikan hias air tawar yang diproduksi
diantaranya adalah ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras,
discus¸ guppy, leopard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Pada bagian
budidaya ini proses produksi yang akan dijelaskan adalah ikan hias blackghost
(Apteronotus albifrons) dan leopard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Adapun
pertimbangannya adalah kedua ikan hias tersebut merupakan primadona dan
memiliki peluang dan pangsa pasar yang luas sehingga harus terjaga kontinuitas
produksinya. Berikut adalah Kegiatan produksi ikan hias air tawar yang dilakukan
oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri dari beberapa tahapan kegiatan,
diantaranya kegiatan pemilihan induk, persiapan pemijahan, pemeliharaan larva
dan benih, penyortiran, dan pemanenan. Berikut adalah penjelasan dan alur
produksi mengenai kegiatan produksi di Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat
dilihat pada Gambar 8 berikut.
35
Gambar 8 Alur Produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera Sumber : Kelompok Batara Mina Sejahtera
1. Pemilihan Induk
Untuk pemilihan induk blackghost dipilih yang sudah berumur 10-12
bulan. Induk jantan memiliki tubuh ramping, hitam mengkilap, dan dagu tampak
panjang sedangkan induk betina memiliki perut gemuk, warna hitam dan dagu
lebih pendek. Sedangkan pemilihan induk ctenopoma dipilih yang sudah berumur
10-12 bulan. Induk jantan memiliki warna cokelat, bentuk tubuh ramping, dan
pangkal ekor jika dipegang terasa kasar sedangkan induk betina memiliki warna
agak buram dan bentuk tubuh lebar dan pangkal ekor jika dipegang terasa halus.
2. Pemijahan
Tahap pemijahan diawali dengan penyeleksian induk dan persiapan wadah
pemijahan. Berikut adalah penjelasan proses pemijahan.
a. Penyeleksian induk
Seleksi induk blackghost dan ctenopoma diperlukan untuk memperoleh
benih ikan hias yang berkualitas. Seleksi induk dilakukan dengan memisahkan
induk jantan dan induk betina. Dalam seleksi induk ini yang dipilih yaitu induk
yang tidak memiliki cacat tubuh, sehat dan sudah matang gonad. Untuk ukuran
induk blackghost memiliki ukuran besar dan panjang tubuh yang telah mencapai
27-35 cm sedangkan ukuran induk ctenopoma memiliki ukuran besar dan panjang
tubuh yang telah mencapai 10-12,5 cm.
b. Persiapan wadah pemijahan
Wadah untuk pemijahan ikan blackghost dapat berupa akuarium dengan
ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm dengan tinggi air 30 cm dan bak tembok
berukuran 3 m x 1,5 m x 0,6 m dengan tinggi air 30 cm. Untuk pemijahan ikan
ctenopoma dilakukan pada akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 40 cm
dengan tinggi air 25-30 cm. Untuk kegiatan pemijahan ikan blackghost yang
dilakukan di Kelompok Batara Mina Sejahtera menggunakan bak tembok
sedangkan pemijahan ikan ctenopoma menggunakan akuarium. Air yang
digunakan adalah air sumur yang telah diendapkan dengan kisaran pH 6,5 dan
suhu 24-260 C. Media untuk telur yang digunakan saat pemijahan ikan blackghost
adalah akar pakis yang di atasnya diberi keramik ukuran 10 cm x 20 cm dan diberi
tiga buah paralon untuk tempat bersembunyi karena ikan blackghost menyukai
tempat yang gelap. Media untuk telur yang digunakan saat pemijahan ikan
ctenopoma adalah paralon.
c. Proses Pemijahan
Sebelum melakukan pemijahan wadah atau akuarium diberi dengan
kaporit. Pemijahan dilakukan secara massal dengan perbandingan jantan dan
betina (3:6) yaitu 3 ekor ikan blackghost jantan dan 6 ekor ikan blackghost betina.
Pemijahan dilakukan pada sore hari yaitu pukul 18.00 WIB. Setelah itu,
Pemilihan Induk Persiapan pemijahan Pemeliharaan larva dan
benih
Penyortiran Pemanenan
36
pengecekan telur biasanya dilakukan pada esok hari dengan mengangkat akar
pakis dan lempengan keramik sehingga telur dapat terlepas dari media tersebut.
Telur hasil pemijahan tersebut dipindahkan ke akuarium penetasan yang
berukuran 100 cm x 100 cm x 40 cm. Pemijahan ikan ctenopoma hampir sama
dilakukan secara buatan atau menggunakan ovaprim dengan perbandingan jantan
dan betina (1:1) yaitu 1 ekor ikan ctenopoma jantan dan 1 ekor ikan ctenopoma
betina. Setelah itu, pengecekan telur biasanya dilakukan pada esok hari dengan
mengangkat paralon sebagai media pemijahan.
3. Pemeliharaan larva dan benih
a. Perawatan telur dan larva
Setelah telur menetas dalam waktu tiga hari akuarium atau wadah
dibersihkan dan diberi aerasi lemah lalu larva tersebut dipindahkan kedalam
akuarium berukuran 100 cm x 50 cm x 30 cm yang sebelumnya diberikan
methylene blue dan setelah tiga hari diberi pakan cacing.
b. Perawatan benih ikan
Perawatan benih ikan di bak tembok atau akuarium yang berukuran 100
cm x 50 cm x 30 cm dengan padat tebar 500-800 ekor. Setelah itu, padat tebar di
kurangi menjadi 300-500 ekor per akuarium dengan ukuran yang sama. Pakan
yang digunakan berupa cacing sutera sampai pemeliharaan mencapai umur 25-30
hari.
c. Pencegahan dan Pengobatan
Penyakit yang biasanya menyerang ikan hias diantaranya Velvet dan White
Spot. Penyakit velvet yang dicirikan dengan sirip ikan yang rusak, badan ikan
belendir dan warna tubuh ikan terlihat bintik-bintik berwarna kuning. Sedangkan
ikan yang terkena White Spot dibagian siripnya terdapat bintik putih. Selain itu
dapat disebabkan juga oleh kondisi air dengan pH yang terlalu rendah atau tinggi,
kurang aerasi/oksigen, perubahan suhu yang mendadak, dan pakan dengan
kualitas rendah.
Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut
diantaranya Methylene Blue, Tetracycline, dan Elbajlu. Namun penyakit tersebut
dapat ditanggulangi dengan penyiponan akuarium setiap hari dan membersihkan
akuarium secara teratur.
4. Penyortiran
Tahap terakhir dari proses produksi sebelum tahap pemanenan atau
pengemasan yaitu tahap penyortiran. Pada tahap ini, ikan disortir sesuai ukuran
yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh ketidakseragaman panjang tubuh ikan
hias walaupun memiliki umur sama. Untuk ikan blackghost disortir sesuai ukuran
yaitu ukuran 1 inchi, 1 ½, inchi dan 2. Sedangkan ikan hias ctenopoma disortir
sesuai ukuran 3/4 inchi, 1 inchi, dan 1 ½ inchi. Fungsi dari penyortiran ini yaitu
agar mencegah adanya predator atau ikan yang berukuran lebih besar sehingga
akan menghambat pertumbuhan ikan yang berukuran lebih kecil dan keseragaman
ukuran saat dilakukan pemanenan.
5. Pemanenan dan pengemasan (Packing)
Setelah ikan hias sudah tepat ukuran dan baik kesehatannya maka ikan
siap untuk dipanen dan di packing. Pengemasan merupakan hal penting untuk
mempertahankan kualitas ikan yang akan dikirim ke konsumen. Bahan-bahan
yang digunakan untuk pengemasan adalah plastik ukuran 60 cm x 40 cm, gas
oksigen, dan karet gelang. Tahap ini dimulai dari pemindahan ikan ke ember
37
penampungan lalu dimasukkan kedalam kantong plastik berisi air yang sudah
diberi daun ketapang. Kemudian ikan dimasukkan ke dalam kantong plastik
sesuai dengan ukuran yang akan dijual. Ikan hias ctenopoma ukuran 3/4 inchi - 1
inchi satu kantong berisi 100 ekor, dan 1 ½ inchi satu kantong berisi 50 ekor
sedangkan jenis ikan hias blackghost ukuran 1 inchi - 1 ½ inchi satu kantong
berisi 100 ekor dan 2 inchi satu kantong berisi 50 ekor. Kemudian diisi dengan
gas oksigen murni ke dalam kantong plastik dengan perbandingan oksigen dan air
(1:3) serta diikat menggunakan karet gelang setelah siap ikan dikirim ke
konsumen.
Kegiatan Operasional
Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam budidaya ikan hias tidak
menetapkan hari kerja karena dalam waktu bekerja harus standby di tempat. Hal
ini mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kondisi force
mejour atau keadaan yang dapat menyebabkan ikan mati contoh mati listrik yang
menyebabkan blower sehingga oksigen di dalam akuarium akan berkurang.
Tenaga kerja pria bekerja dimulai pagi hari dari pukul 07.00 WIB dengan kegiatan
penyiponan atau pembersihan akuarium dan pemberian pakan hingga Pukul 11.00
WIB dan dilanjutkan pada sore hari pukul 15.00-16.00 WIB dengan kegiatannya
sama pada pagi hari namun untuk tenaga kerja pria harus siap bekerja pada malam
harinya. Sedangkan Tenaga kerja wanita bekerja saat pagi hari dari pukul 07.00
WIB dengan kegiatan pemberian pakan hingga Pukul 11.00 WIB dan dilanjutkan
pada sore hari pukul 15.00-16.00 WIB dengan kegiatannya sama pada pagi hari
namun untuk tenaga kerja wanita tidak bekerja pada malam harinya. Kegiatan
yang dilakukan oleh setiap indinvidunya
Sedangkan untuk kegiatan kelompok dilakukan oleh Tenaga kerja pria
dengan memperoleh upah sebesar Rp1.200.00/bulan. Sedangkan tenaga kerja
wanita harian memperoleh upah sebesar Rp 1.000.000/bulan. Namun, itu belum
termasuk dari bonus saat pemanenan ikan yang akan di packing yang dihitung
sebesar Rp 5/ekor.
Sistem pembayaran pada tenaga kerja atau karyawan anggota Kelompok
Batara Mina Sejahtera berbentuk bonus dari hasil total penjualan ikan hias serta
gaji per bulan. Pembagian bonus dihitung dari berapa jumlah ikan hias yang
dihasilkan atau pengemasan. Hal tersebut akan berpengaruh pada peningkatan
jumlah produksi yang dihasilkan. Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat
menghasilkan kualitas ukuran, jumlah, dan kesehatan ikan namun tidak
semuannya ukuran ikan seragam atau sama tetapi hal ini dapat diantisipasi dengan
penyortiran saat pemanenan sehingga pelanggan atau konsumen Kelompok Batara
Mina Sejahtera dapat membeli benih ikan secara kontinyu atau berkelanjutan.
ANALISIS LINGKUNGAN KELOMPOK TANI
Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal adalah mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Ruang lingkup identifikasi antara lain
38
manajemen, sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan
pengembangan.
Manajemen
Menurut Umar (2008) manajemen adalah suatu proses yang berbeda
terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumberdaya
lainnya. Aspek manajemen yang terdapat di Kelompok Batara Mina Sejahtera
meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan pada
lingkungan dalam perusahaan.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi
dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan, fungsi–fungsi lainnya tidak dapat berjalan.
Pada awal mulanya, pendirian Kelompok Batara Mina Sejahtera dibentuk
berdasarkan hobi dari beberapa pembudidaya ikan hias adapun salah satu pelopor
pembentukan Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu Bapak Arifin yang pada
awal tahun 2002 pernah berwirausaha sebagai petani pembudidaya yang
mendistribusikan ke pengumpul. Kemudian pada tahun 2003 Kelompok Batara
Mina Sejahtera lebih fokus ke budidaya ikan hias air tawar yang menjadi
keunggulan dan memiliki prospek atau peluang pasar yang masih terbuka untuk
ekspor. Berdasarkan informasi tersebut, Kelompok Batara Mina Sejahtera mulai
membudidayakan jenis ikan hias air tawar yang berbasis profit oriented pada
tahun 2004. Perencanaan pendirian Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu
berawal dari hobi dan berkembang menjadi bisnis yang berorientasi terhadap
profit. Kondisi ini yang dapat dijadikan peluang oleh pelaku usaha yang beralih
profesi menjadi pembudidaya ikan hias karena dengan hobi memelihara ikan
dapat mendapatkan keuntungan atau omset dari penjualan ikan hias yang sangat
besar.
Perencanaan aktivitas Kelompok Batara Mina Sejahtera dilaksanakan pada
rapat bulanan yang mewajibkan seluruh anggota kelompok hadir. Pada rapat
tersebut dibahas berbagai permasalahan baik terkait dengan kendala dalam
budidaya ikan hias maupun cara meningkatkan kesejahteraan para anggota
kelompok, seperti bantuan modal dari dinas terkait serta menjalin kerjasama
dengan mitra (pengumpul).
2. Pengorganisasian (Organizing)
Proses yang menyangkut strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja
secara efektif. Pengorganisasian pada Kelompok Batara Mina Sejahterasudah
memiliki struktur organisasi. Namun, perusahaan sudah memiliki job description
yang jelas untuk masing–masing tenaga kerja. Ketua kelompok memiliki peranan
penting sebagai pemimpin dalam kelompok dalam melaksanakan tugas ketua
dibantu dengan sekretaris dan bendahara yang bertugas mencatat administrasi.
Aktivitas bulanan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera
seperti rapat bulanan kelompok dan arisan pembudidaya ikan hias. Dalam rapat
bulanan biasanya aktivitasnya berupa motivasi dimana para anggota saling
berbagi informasi mengenai usaha masing-masing anggota dan saling
39
memberikan pendapat atau solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam
budidaya ikan hias. Dengan begitu komunikasi antara pengurus dan anggota akan
berjalan baik sehingga tidak ada jarak atau gap antara pengurus dan anggota
dalam berkomunikasi.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Actuating adalah usaha menggerakkan anggota–anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaran perusahaan dan sasaran anggota–anggota perusahaan tersebut oleh karena
para anggota itu juga ingin mencapai sasaran–sasaran tersebut (George R. Terry,
1986). Pelaksanaan dalam pengambilan keputusan di Kelompok Batara Mina
Sejahtera dipegang oleh Bapak Robert selaku ketua kelompok dibantu dengan
sekretaris dan bendahara yaitu Ibu Titik dan Bapak Imam dalam hal yang
menyangkut mengenai keuangan, pengambilan keputusan akan dirundingkan
terlebih dahulu dengan pengurus anggota.
Dalam pencatatan data produksi Kelompok Batara Mina Sejahtera
sebagian besar dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor terutama pada
saat persiapan perlombaan Adibakti Mina Bahari tahun 2011. Pencatatan data
yang ada saat ini hanya meliputi jumlah produksi berdasarkan nota penjualan pada
pengumpul. Pencatatan juga belum meliputi data produksi masing-masing
anggota dan kelompok secara keseluruhan. Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh Kelompok Batara Mina
Sejahtera.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk
mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di
mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.
Pengawasan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera
dilakukan oleh ketua kelompok hanya terhadap kegiatan pemasaran usaha
budidaya perikanan ikan hias air tawar ini. Ketua kelompok memiliki peranan
dalam melakukan evaluasi kriteria ikan hias yang dijual ke pasaran. Kriteria ini
dilihat dari kualitas atau ukuran yang diinginkan oleh konsumen sudah sesuai atau
tidak. Apabila tidak sesuai dengan permintaan konsumen, maka ketua kelompok
perlu mengantisipasi dengan perbaikan proses produksi. Aktivitas pengontrolan
atau controlling ini meliputi kehadiran masing-masing anggota. Pengawasan yang telah dilakukan selama ini disetiap kegiatan tersebut
dianggap masih kurang. Hal tersebut dikarenakan proses pengawasan hanya
dilakukan oleh seorang ketua kelompok yang memiliki lebih dari satu tanggung
jawab dan wewenang tugas perusahaan (bersifat rangkap). Ketua kelompok juga
memiliki tanggung jawab terhadap budidaya ikan hias yang dikelolanya.
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan salah satu yang penting dalam
perkembangan suatu organisasi dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu,
penting bagi organisasi atau kelompok untuk menjaga kinerja atau pembagian
kerja yang secara tidak langsung juga berperan dalam menentukan kemajuan
suatu usaha. Pembinaan pelaku utama selama ini dilakukan melalui
40
pengembangan kelompok tani, namun demikian pada kenyataannya masih banyak
kelompok tani yang belum mampu untuk mengembangkan posisinya sebagai
kelembagaan petani yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern dalam
rangka meningkatkan kualitas usahanya agar berorientasi agribisnis yang
memiliki posisi tawar. Kelompok Batara Mina Sejahtera memiliki kendala lain
dalam usaha budidaya ikan hias, yaitu keterbatasan dalam pencatatan data
produksi maupun keuangan sehingga untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan
pelatihan dari dinas yang diikuti oleh pengurus dan anggota sehingga dapat
menambah wawasan dan informasi yang dimiliki oleh pengurus dan angota.
Adapun pelatihan dan seminar yang telah diikuti oleh Kelompok Batara
Mina Sejahtera antara lain sosialisasi kelembagaan UPR (Unit Pembenihan
Rakyat) oleh Dinas Agribisnis Kota Bogor pada tahun 2006, pelatihan apresiasi
peningkatan kapasitas kewirausahaan pembudidaya ikan air tawar di Sukabumi
pada tahun 2009, pelatihan pembudidaya ikan hias melalui bimbingan teknis
penyeragaman ukuran dan peningkatan mutu ikan hias di raiser Cibinong pada
tahun 2010, dan seminar sosialisasi pengendalian penyakit dalam perikanan
budidaya di Bandung pada tahun 2011.
Dengan adanya pelatihan-pelatihan dari Departemen Kelautan dan
Perikanan maupun Dinas Pertanian Kota Bogor akan menambah peningkatan
kualitas dan kuantitas kelompok tani tersebut. Untuk itu diharapkan pengurus dan
anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat menerapkan pengetahuan dan
keterampilan hasil pelatihan seperti pencatatan data keuangan dan proses
produksi.
Pemasaran
Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi,
menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang
dan jasa. Aspek pemasaran berhubungan dengan bauran pemasaran, yaitu :
1. Product (produk)
Produk yang dipasarkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah
ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard
ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Masing-masing jenis ikan hias memiliki
variasi ukuran dan harga yang berbeda. Harga dari masing-masing ikan hias
disesuaikan dengan ukuran ikan hias. Untuk penetapan harga jual Kelompok
Batara Mina Sejahtera didasarkan pada harga pasar. Untuk jenis ikan hias
blackghostdi jual saat mencapai umur 30 hari sedangkan ikan hias jenis
ctenopoma di jual saat mencapai umur 40 hari. Untuk ukuran masing-masing jenis
ikan hias memilik variasi ukuran 3/4 inchi, 1 inchi dan 1 ½ inchi untuk ikan hias
jenis ctenopoma sedangkan jenis ikan hias blackghostmemiliki ukuran 1 inchi, 1
½ inchi dan 2 inchi. Kedua jenis ikan hias ini merupakan produk unggulan yang di
jual baik di pasar domestik maupun di jual ke luar negeri dibandingkan jenis ikan
hias yang lainnya.
2. Place (tempat)
Keadaan lingkungan Kelurahan Ciluar sesuai dengan kondisi budidaya
ikan hias. Iklim di Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan
penghujan, selain itu suhu udara berkisar antara 240C-26
0C. Kondisi tersebut
sesuai untuk jenis-jenis ikan hias air tawar seperti blackghost (Apteronotus
41
albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma
acutirostre) yang dibudidayakan Kelompok Batara Mina Sejahtera.
Saluran distribusi pemasaran ikan hias pada Kelompok Batara Mina
Sejahtera umumnya kepada pengumpul atau supplier ikan hias. Berdasarkan
wawancara dengan pengurus Kelompok Batara Mina Sejahtera penjualan ikan
hias yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera dipasarkan ke toko-
toko ikan hias yang ada di Kota Bogor dan pedagang-pedagang pengecer di Pasar
Parung dengan sistem penjualan cash, supplier kecil dan besar namun
perbedaannya, yaitu dalam sistem pembayaran cash dan kredit, dan eksportir
dengan sistem penjualan cash atau kredit selama 1 bulan.
3. Price (harga)
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran
suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran. Harga
adalah salah satu penentu keberhasilan suatu usaha karena harga menentukan
seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh pengusaha dari penjualan
produknya baik berupa barang maupun jasa. Dalam pemasaran ikan hias yang
dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera, harga ditetapkan berdasarkan
penyesuaian dengan harga pengumpul. Penetapan harga yang diperoleh oleh
Kelompok Batara Mina Sejahtera sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok
tani ini bergantung kepada pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut
dalam jumlah besar. Karena pada umumnya pengumpul akan menjual kembali ke
eksportir ikan hias. Hal ini dilakukan oleh pengumpul karena nantinya ikan hias
tersebut dijual kembali ke eksportir dengan harganya yang lebih tinggi. Namun
hal yang perlu diperhatikan oleh pengumpul dalam menjual ke eksportir, yaitu
harus dapat menjaga kualitas dan kuantitas ikan hias yang dijual sehingga
kepercayaan dan kesetiaan eksportir pada pengumpul akan tetap terjaga harga dari
masing-masing ikan hias disesuaikan dengan ukuran ikan hias. Untuk penetapan
harga jual Kelompok Batara Mina Sejahtera didasarkan pada harga pasar. Harga
benih ikan hias ctenopoma ukuran 3/4 inchi seharga Rp 800/ekor, 1 inchi seharga
Rp 1.500/ekor dan 1 ½ inchi seharga Rp 2.000/ekor sedangkan benih ikan hias
blackghost ukuran 1 inchi seharga Rp 750/ekor, 1 ½ inchi seharga Rp 1.100/ekor
dan 2 inchi seharga Rp 1.300/ekor untuk harga ke Taufan Fish Farm sebagai
pengumpul.
4. Promotion (promosi)
Promosi yang dilakukan Kelompok Batara Mina Sejahtera saat ini adalah
promosi dari mulut ke mulut (words of mouth). Di tahun 2011 Kelompok Batara
Mina Sejahtera pernah mengikuti pameran ikan hias di Depo Pemasaran Ikan Hias
dan di raiser ikan hias di Cibinong, akan tetapi pameran ikan hias ini dilakukan
sebanyak 2 tahun sekali sehingga hal ini menyulitkan dalam mengenalkan jenis
ikan hias ke masyarakat luas. Untuk pemesanan ikan hias pada kelompok batara
mina sejahtera dilakukan melalui telepon, short message service (sms), dan datang
langsung ke lokasi kelompok. Setelah itu, pendistribusian produk ikan hias dari
lokasi Kelompok Batara Mina Sejahtera ke tempat pelanggan dilakukan dengan
menggunakan motor dan sewa mobil bak, tetapi pada umumnya pelanggan atau
supplier mengambil ikan hias langsung ke lokasi Kelompok Batara Mina
Sejahtera.
42
Keuangan
Keuangan adalah aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan
kegiatan usaha. Sumber modal Kelompok Batara Mina Sejahtera utamanya adalah
modal sendiri para anggota dalam menjalankan usahanya ditambah dana bantuan
dari pemerintah pada kelompok sehingga anggota Kelompok Batara Mina
Sejahtera merupakan pelaku usaha yang memiliki modal dengan skala usaha yang
kecil. Setiap anggota mempunyai aset berupa lahan dan farm masing-masing.
Untuk dana penguatan modal dan kelembagaan yang diberikan oleh Direktorat
Bina Usaha Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan melalui Unit
Pelayanan dan Pengembangan (UPP).
Pada tahun 2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera pernah mendapatkan
bantuan dana PUMP PB sebesar 65 juta rupiah untuk memfasilitasi sarana dan
prasarana para anggotanya yang dimanfaatkan oleh anggota untuk menambah
jumlah akuarium. Hal ini menunjukkan keterbatasan modal sebagai kelemahan
bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera sehingga para anggota tidak dapat
menambah kapasitas produksi atau berinisiatif untuk mencoba jenis ikan hias
yang baru.
Pencatatan mengenai pemasukkan dan pengeluaran seluruh anggota
kelompok biasanya di catat oleh bagian bendahara namun karena keterbatasan
waktu dalam mengurus usaha ikan hiasnya sendiri sehingga pencatatan
pemasukkan dan pengeluaran seluruh anggota kelompok masih berada di tiap-tiap
anggota. Pada saat perlombaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011 pencatatan
keuangan Kelompok Batara Mina Sejahtera sebelum perlombaan dibantu oleh
pihak Dinas Pertanian Kota Bogor. Pencatatan sendiri masih belum meliputi total
penjualan dan pengeluaran masing-masing anggota. Dalam mengantisipasi
kelemahan dalam pencatatan keuangan dapat dilihat dari nota-nota penjualan yang
dimiliki oleh masing-masing anggotanya namun hal ini tidak dapat mengetahui
dari segi keuntungan dan kerugian yang diterima oleh Kelompok Batara Mina
Sejahtera. Hal tersebut dapat menjadi awal yang baik agar pencatatan keuangan
yang rapih dan sesuai dengan sistem akuntansi yang benar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok dan koordinator
pemasaran Kelompok Batara Mina Sejahtera, permintaan ikan hias cenderung
menurun saat bulan ke lima sampai ke sembilan atau bulan mei sampai bulan
september. Penurunan tersebut karena permintaan ikan hias pada bulan tersebut di
Negara-negara Eropa, Amerika dan Cina yang menjadi tujuan eksportir konsumen
mengalami musim semi dimana banyak orang sibuk dengan pekerjaan, berbeda
dengan musim dingin yang orang banyak meliuangkan waktunya di rumah
sehingga permintaan ikan hias tersebut pun menurun. Pada bulan tersebut
masyarakat di wilayah Eropa, Amerika dan China sedang mengalami musim
panas sehingga masyarakat lebih memilih liburan di ruangan terbuka
dibandingkan hiburan berupa ikan hias di dalam ruangan.
Penurunan permintaan ini bagi para anggota Kelompok Batara Mina
Sejahtera yang sebagian besar sebagai mata pencaharian satu-satunya pada
budidaya ikan hias sehingga dapat dikatakan ini merupakan masa yang sangat
sulit bagi para anggota. Mereka membutuhkan pemasukan untuk kebutuhan
sehari-hari dan operasional usaha namun pada masa sulit ini pemasukan mereka
menurun cukup tajam. Berdasarkan wawancara di lapangan penurunan dapat
mencapai dua puluh lima persen sampai lima puluh persen rata-rata penjualan.
43
Namun penurunan produksi juga dapat diakibatkan oleh jamur atau penyakit yang
menyerang pada ikan hias sehingga perlu dilakukan pencegahan yang
mengakibatkan kematian.
Produksi
Beberapa kegiatan budidaya yang harus diperhatikan apabila usaha yang
dilakukan berjalan dengan baik dan produksi ikan hias dapat meningkat. Kegiatan
tersebut meliputi pemijahan, pemeliharaan larva/benih, dan penyortiran.
Umumnya pemijahan ikan hias dilakukan secara alami karena pemijahan alami
dilakukan tanpa menggunakan hormon buatan untuk merangsang terjadinya
pemijahan antara induk betina dan jantan. Dengan pemijahan alami juga dapat
menekan biaya produksi dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli
hormon buatan atau yang sering disebut ovaprim harganya relatif mahal.
Pemijahan alami memiliki kelebihan, antara lain :
1. Lebih hemat karena tidak membutuhkan hormon perangsang.
2. Proses pemijahan alami lebih sederhana.
3. Induk jantan dapat digunakan kembali untuk proses pemijahan.
4. Masa pemulihan gonad atau rentan waktu yang diperlukan untuk memulihkan
satu pemijahan ke pemijahan berikutnya relatif cepat.
Kelemahan dari pemijahan alami antara lain :
1. Derajat pembuahan telur yang dibuahi dengan jumlah telur yang dikeluarkan
pada saat pemijahan sangat rendah.
2. Kondisi lingkungan saat pemijahan harus disesuaikan dengan media
pemijahan.
3. Sulit untuk memprediksi kegagalan dalam pemijahan.
Sedangkan untuk pemijahan buatan memiliki kelebihan dan kelemahan
antara lain :
1. Tidak tergantung musim.
2. Derajat pembuahan telur kurang bagus.
3. Masa pemulihan induk relatif lebih lama.
4. Rentan kematian induk sangat tinggi.
Kelompok Batara Mina Sejahtera melakukan pemijahan secara alami
karena kontinuitas dari induk dapat dipertahankan selain benih yang dihasilkan
lebih baik. Pemijahan secara alami ini juga merupakan cara yang mudah untuk
menekan biaya produksi. Selain pemijahan faktor lain yang mendukung
berhasilnya budidaya adalah penyortiran. Penyortiran benih adalah kegiatan
menyeleksi benih sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Dengan tujuan untuk
mendapatkan keseragaman ukuran benih. Selain itu, untuk menghindarkan benih
yang memiliki ukuran lebih besar agar tidak tercampur dengan benih yang
berukuran lebih kecil. Penyortiran dilakukan sebanyak dua kali selama
pemeliharaan sampai ukuran benih siap jual.
Pemeliharaan benih juga penting diperhatikan selama kegiatan budidaya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan, penanggulangan hama,
dan penyakit serta pengelolaan kualitas air. Seluruh kegiatan tersebut merupakan
faktor penting agar benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan
produktifitasnya dapat ditingkatkan. Agar seluruh kegiatan yang dilakukan dapat
terlaksana dengan baik maka Kelompok Batara Mina Sejahtera melatih
keterampilan anggota atau tenaga kerjanya dalam melakukan kegiatan budidaya.
44
Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina
Sejahtera masih terbatas karena dalam praktiknya yang digunakan hanya untuk
kalangan kelompok tani. Permasalahan dalam hal yang lebih kompleks seperti
pada budidaya ikan hias harus membutuhkan dasar ilmu pengetahuan untuk
penanganan hama dan penyakit yang selama ini belum banyak diketahui oleh
anggota, pengobatan dengan dosis yang sesuai, tepat serta cara membudidayakan
jenis-jenis ikan hias secara baik.
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan agar dapat menjadi studi
lapang bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi mengenai perkembangan
usaha pada budidaya ikan hias sehingga akan mudah dikenal oleh masyarakat luas
dan dengan adanya pengembangan teknologi dapat memberikan kontribusi
terhadap Dinas Pertanian Kota Bogor dalam mengenalkan jenis ikan hias.
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal adalah mengidentifikasi peluang dan
ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal ini dibagi
menjadi dua
Hasil Penilaian Para Pakar (Expert)
Proses delphi dimulai dengan memberikan kuesioner kepada para pakar
(expert) para stakeholder maupun pemangku kebijakan ataua pemerintah dengan
instasi terkait di Kota Bogor mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan budidaya ikan hias di Kota Bogor. Kuesioner penilaian lingkungan
eksternal menunjukkan hasil yang berbeda-beda dari masing-masing narasumber.
Adapun beberapa penilaian tersebut sebagai berikut :
a. Ir Sumthiah Nur (Dinas Pertanian Kota Bogor)
Penilaian yang dilakukan oleh ibu Sumthiah terhadap beberapa variabel
dari faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan
hias di Kota Bogor menunjukkan bahwa kegiatan pameran ikan hias sangat
mempengaruhi dalam perkembangan budidaya ikan hias. Hal ini meurut beliau
pengaruh atau dampaknya dalam mengenalkan ke masyarakat luas jenis-jenis
ikan hias yang dibudidayakan sehingga dengan begitu akan lebih mudah dalam
memasarkan produk ikan hias.
Sedangkan yang mempengaruhi dalam perkembangan ikan hias di Kota
bogor tentunya adalah bantuan modal dari pemerintah daerah atau pusat
tentang bantuan bagi kelompok tani. Menurut beliau dengan adanya bantuan
dari pemerintah tersebut akan membantu petani dalam mengembangkan
usahanya lebih baik lagi. Akan tetapi, kecenderungan dengan adanya bantuan
pemerintah sebetulnya tidak membuat pembudidaya ikan hias menjadi mandiri
sehingga bantuan modal yang diberikan ke para pembudidaya harus
bermanfaat bagi usahanya maupun kelompok pembudidaya.
b. Bapak Ade (raiser)
Penilaian dari Bapak Ade menunjukkan hasil yang sama dengan penilaian
Ibu Sumthiah dilihat dari lingkungan umum atau makro. Hanya beliau
berpendapat bahwa perkembangan teknologi budidaya ikan hias akan
mempengaruhi produksi ikan hias agar memiliki kualitas produk yang baik
45
yang tahan dari serangan hama dan penyakit. Hal ini dikarenakan lingkungan
budidaya saat ini sudah tercemar oleh kotoran yang akan berdampak pada
kematian ikan hias. Namun untuk mencegah lingkungan yang sudah tercemar
beliau berpendapat harus adanya penanganan teknik budidaya seperti
penggunaan tandon yang berfungsi sebagai pengendapan kotoran yang ada
pada air lalu pengobatan penyakit pada ikan hias agar meminimalisir kematian
ikan.
c. Ibu Euis (Pemilik taufan fish farm)
Hasil penilaian faktor eksternal dari lingkungan industri oleh Ibu Eus
menunjukkan bahwa penurunan permintaan ikan hias pada musim panas di
Negara Amerika dan Eropa akan memberikan dampak terhadap penjualan ikan
hias. Menurut Ibu Euis untuk mengantisipasi hal tersebut tentunya harus
membuka pasar lokal yang ada di dalam negeri agar produksi yang ada tetap
terserap atau terjual.
Adapun penilaian lain yang mempengaruhi perkembangan ikan hias yaitu
kesetiaan pembeli. Menurut beliau untuk menjaga kepercayaan pembeli tentunya
akan mempengaruhi terhadap pembelian yang berkelanjutan sehingga konsumen
tersebut merasa yakin bahwa ikan hias yang dibelinya memang memiliki kualitas
yang sesuai dengan standar yang ada.
Hasil Teknik Delphi
Pendapat para pakar (expert) berfungsi sebagai dasar penentuan faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi budidaya ikan hias air tawar di Kota Bogor.
Sebelumnya peneliti terlebih dahulu menentukan beberapa variabel faktor
eksternal dari lingkungan makro dan industri yang selanjutnya melakukan
konfirmasi ke pihak internal.
Hasil dari teknik delphi tersebut berdasarkan diskusi dengan para pakar
(expert) menunjukkan bahwa lingkungan makro dari faktor ekonomi dilihat dari
kondisi perekonomian global yang melihat dari peningkatan nilai ekspor.
Sedangkan untuk faktor politik menyetujui tentang kebijakan pemerintah dalam
pemberian modal terhadap kelompok tani. Untuk faktor sosial, budaya, dan
demografi adalah dilihat potensi yang ada di Kelurahan Ciluar sedangkan untuk
orientasi terhadap profit lebih ke arah kekuatan pada kelompok tani tersebut.
Faktor teknologi yaitu perkembangan teknologi dan informasi yang memudahkan
dalam pemesanan ikan hias.
Hasil penilaian pada lingkungan industri dari beberapa variabel yang
diduga hanya terdapat satu perubahan yaitu orientasi terhadap profit. Adapun
variabel dari lingkungan industri yang berpengaruh terhadap penjualan yaitu pada
saat permintaan ikan hias di Negara Amerika dan Eropa menurun menjelang
musim panas.
Setelah itu hasil teknik delphi tersebut dikonfirmasikan kepada pihak
internal yang bertujuan menkonfirmasikan dalam penentuan hasil akhir faktor-
faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan budidaya ikan hias di Kota
Bogor. Berdasarkan hasil konfirmasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
46
Tabel 12 Hasil konfirmasi faktor eksternal oleh pihak internal
No Faktor Eksternal Variabel
1 Ekonomi - Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar
- Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati di
pasar lokal dan ekspor
2 Sosial, Budaya, dan
Demografi
- Loyalitas pembeli
- Potensi lingkungan
- Pameran ikan hias
3 Politik - Kebijakan bantuan modal
4 Teknologi - Perkembangan teknologi dan informasi
5 Potensi masuknya
pesaing baru
- Ancaman pendatang baru
6 Kekuatan tawar
menawar pemasok
- Harga input produksi meningkat
7 Pesaing dalam industri - Penerapan sistem penjualan oleh ketua kelompok
- Permintaan ikan hias menurun saat musim panas di
Negara Amerikan dan Eropa
Dari beberapa variabel faktor eksternal bahwa peluang yang dapat
dimaksimalkan dalam perkembangan budidaya ikan hias adalah peningkatan nilai
ekspor dan ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma yang diminati pasar lokal.
Sedangkan ancaman yang mempengaruhi yaitu penurunan permintaan pada saat
musim panas di Negara Amerika dan Eropa.
Lingkungan Makro
Lingkungan eksternal dalam Kelompok Batara Mina Sejahtera terdiri dari
kekuatan ekonomi, kekuatan sosial dan budaya, lingkungan politik, kekuatan
teknologi serta lingkungan kompetitif.
Faktor Ekonomi
Kondisi perekonomian akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan
industri. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah perekonomian dimana
perusahaan sedang beroperasi. Indikator dari perekonomian antara lain tingkat
inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan kurs mata uang.
Sedangkan dampak dari perdagangan bebas juga berperan serta dalam
perkembangan dunia bisnis ikan hias khususnya. Dengan pemberlakuan AFTA
(Asian Free Trade Area), GATT (General Agreement on Trade), dan CAFTA
(Chinese Asian Free Trade Area) akan berimbas pada persaingan di dalam
maupun luar negeri.
Keadaan ini akan mempengaruhi harga input-input produksi seperti harga
pakan ikan dan obat-obatan sehingga akan berpengaruh terhadap harga ikan hias
di pasaran. Faktor ekonomi yang mempengaruhi Kelompok Batara Mina Sejahtera
terutama dari sisi pemasaran. Ikan hias air tawar yang dipasarkan Kelompok
Batara Mina Sejahtera merupakan komoditi ekspor Indonesia tetapi dalam
distribusi nya Kelompok Batara Mina Sejahtera memasarkan produk nya ke
pengumpul sehingga tren perdagangan ikan hias air tawar di dalam negeri
mempengaruhi pelaku usaha ikan hias di Indonesia termasuk Kelompok Batara
Mina Sejahtera. Perkembangan tersebut dapat menggambarkan tren permintaan
ikan hias di Kota Bogor.
Seiring dengan peningkatan volume dan nilai produksi perikanan di
Indonesia, maka jumlah ekspor ikan hias juga mengalami peningkatan seperti
47
pada Tabel 13. Pada tahun 2010 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan
masing-masing sebesar 5,7 persen pada tahun 2010 dan 3,55 persen pada tahun
2011, sedangkan penurunan jumlah ekspor terjadi pada tahun 2009 sebesar 22,34
persen dari tahun 2008, penurunan nilai ekspor ini dipengaruhi oleh jumlah
permintaan yang berfluktuatif. Pada Tabel 13 juga dapat dilihat jika peningkatan
jumlah ekspor tidak seimbang dengan peningkatan nilai ekspor ikan hias. Hal ini
dipengaruhi oleh jenis dan harga ikan hias yang berbeda-beda. Negara tujuan
ekspor ikan hias yang berbeda juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
perbedaan presentase nilai ekspor dan jumlah ikan yang diperdagangkan.
Tabel 13 Nilai Ekspor Ikan Hias Indonesia Tahun 2008-2011
Tahun Nilai Ekspor Ikan Hias (dollar AS) Jumlah (juta ekor)
Nilai Persentase (%) Nilai Persentase (%)
2008 9.400.000 - 8,40 -
2009 7.300.000 -28,76 8,24 -1,94
2010 8.300.000 13,69 8,71 5,70
2011 10.000.000 20,48 9,02 3,55 Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012)
Berdasarkan data Ornamental Fish International (2011), Indonesia
menduduki peringkat ketiga dunia dengan ekspor senilai USD 12,6 juta atau
menguasai 7,5 persen pasar dunia. Posisi Indonesia masih di bawah Singapura
yang memiliki ekspor USD 41,5 juta dan menguasai 22,8 persen pasar dunia, serta
Malaysia dengan ekspor USD 20 juta. Potensi kekayaan alam belum
dimanfaatkan maksimal oleh pemangku kepentingan, seperti pelaku industri
maupun pembuat kebijakan.
Kondisi di beberapa negara pengimpor sendiri dapat dijadikan peluang
bagi Indonesia karena keanekaragaman ikan hias di Indonesia lebih banyak
dibandingkan dengan negara lain. Berdasarkan data statistik Kementrian
Kelautan dan Perikanan nilai ekspor dapat dilihat pada Tabel 14 berikut.
Tabel 14 Nilai Ekspor Ikan Hias Nasional Bulan Januari-Desember 2011
No Bulan Nilai Ekspor (USD)
1 Januari 1.012.229
2 Februari 643.208
3 Maret 758.364
4 April 985.754
5 Mei 745.679
6 Juni 804.438
7 Juli 970.500
8 Agustus 556.194
9 September 374.238
10 Oktober 661.513
11 November 524.829
12 Desember 808.884
Jumlah 8.845.830
Sumber : Kementrian dan Kelautan Perikanan (2011)
Faktor Sosial, Budaya dan Demografi
Faktor sosial dan budaya lingkungan akan membentuk cara orang hidup,
bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi (David, 2009). Tren untuk memelihara
ikan hias terutama sebagai saran hiburan saat ini telah menyebar seperti negara-
48
negara maju Amerika dan Eropa. Di Indonesia sendiri jenis-jenis ikan hias seperti
blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard
ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas
karena harga yang sangat terjangkau dan dapat dipelihara di akuarium yang kecil.
Masyarakat di negara maju memiliki kegemaran memelihara ikan hias saat
musim dingin karena pada saat musim tersebut mereka lebih banyak berada di
dalam ruangan dibanding dengan di luar ruangan sehingga memandangi ikan hias
merupakan alternatif hiburan yang banyak digemari. Sedangkan pada musim
panas masyarakat di Amerika maupun Eropa lebih banyak menikmati hiburan di
luar ruangan atau berekreasi di lingkungan yang terbuka. Oleh karena itu,
permintaan ikan hias di Negara-negara Amerika dan Eropa pada saat musim panas
menurun. Berbeda dengan negara Indonesia masyarakat lebih memilih kegemaran
memelihara ikan hias dengan cara membuat akuarium atau aquascape sebagai
tempat tinggal ikan hias. Hal ini dapat membuat akuarium menjadi menarik untuk
dilihat dengan berbagai macam jenis ikan hias.
Konsumen ikan hias air tawar biasanya para penghobi tertarik membeli
ikan hias karena keindahan warnanya. Di negara-negara maju popularitas ikan
hias meningkat disebabkan adanya pengaruh budaya sosial sebagai sarana rekreasi
dan ikan hias menjadi pilihan utama. Hal ini dapat dilihat dari komoditas impor
yang paling dominan yaitu jenis guppy, neon tetra, platy, dan anggelfisf.
Faktor Politik atau Kebijakan Pemerintah
Pemerintah sebagai lembaga formal memegang peranan penting dalam
pengembangan berbagai macam usaha yang ada. Pemerintah merupakan pemberi
subsidi atau bantuan, pembuat kebijakan dan pelanggan dari berbagai organisasi.
Oleh karena itu, faktor politik, pemerintah dan hukum dapat menjadi peluang
sekaligus ancaman bagi suatu usaha.
Salah satu kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan usaha
budidaya dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah adanya program
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP PB). Program
tersebut merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan masyarakat
Kelautan dan Perikanan (PNPM KP) yang berada di bawah koordinasi Program
Pengembangan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). PUMP PB adalah program
penyaluran bantuan modal usaha dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat
(BLM) pada Kelompok Pembudidaya Ikan.
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang diberikan melalui PUMP PB
dibagikan ke kelompok pembudidaya ikan termasuk di Kota Bogor. Hal ini sangat
dipermudah untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah karena bersifat
kelompok. Dengan demikian, Kelompok Batara Mina Sejahtera sebagai salah satu
kelompok pembudidaya ikan hias di Kota Bogor berpeluang mendapatkan
penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat dalam PUMP PB yang penyalurannya
melibatkan Dinas Pertanian Kota Bogor serta penyuluh perikanan.
Dukungan pemerintah yang mendukung budidaya ikan hias dengan
mendirikan RAISER yang berada di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan
(DKP), yaitu pusat pengembangan dan informasi mengenai ikan hias. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan mendapatkan informasi baik pemasaran ikan hias
maupun meningkatkan motivasi pelaku bisnis dalam mengembangkan usaha
budidaya ikan hias. Selain itu juga Dinas Pertanian Kota Bogor membangun
49
sentra atau toko penjualan ikan hias jalan bina marga bogor yang merupakan
lokasi penjualan ikan hias dan peralatan budidaya.
Faktor Teknologi
Faktor teknologi akan berdampak pada penciptaan pembaharuan dalam
berbagai bidang bagi suatu perusahaan. Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera
teknologi komunikasi, informasi, dan peralatan budidaya memiliki pengaruh yang
sangat besar. Dengan teknologi komunikasi dan informasi akan memudahkan
dalam pertukaran informasi yang didapat oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera
serta alat komunikasi berfungsi sebagai alat komunikasi saat pemesanan ikan hias
baik dari pengumpul tanpa harus berpindah lokasi. Teknologi juga memiliki
dampak dalam memudahkan pembayaran seperti contohnya pembayaran dapat
dilakukan melalui transfer atau melalui bank, sedangkan teknologi informasi
lainnya seperti laptop dimanfaatkan untuk pencatatan administrasi.
Teknologi penanganan budidaya ikan hias di Kelompok Batara Mina
Sejahtera sudah menggunakan Genset (Generator set) yang berfungsi untuk
mengantisipasi apabila listrik padam sehingga ikan tidak kekurangan oksigen dari
alat aerator. Kelompok Batara Mina Sejahtera juga sudah menggunakan tabung
oksigen untuk mendapatkan oksigen murni dalam proses pengemasan agar ikan
kuat atau tahan lama sampai tujuan. Akan tetapi penanganan penyakit seperti
pencegahan hama dan penyakit serta penanganan penyakit belum sepenuhnya
digunakan sehingga teknologi tersebut berpeluang untuk lebih dimanfaatkan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi didukung dengan adanya peran lembaga
pendidikan, pelatihan maupun penelitian. Pendidikan lebih mengutamakan
peningkatan sumberdaya manusia yang berkualitas, pelatihan merupakan unsur
dalam meningkatkan keterampilan masyarakat yang mudah diaplikasikan
sehingga memberikan perubahan yang lebih baik, sedangkan penelitian akan
memberikan inovasi-inovasi terbaru yang bermanfaat bagi masyarakat. Lembaga
pendukung dalam pengembangan ikan hias air tawar pada Tabel 15 berikut.
Tabel 15 Lembaga Pengembangan Ikan Hias Air Tawar.
No Nama Lembaga Keterangan
1 Raiser (Pengembangan Budidaya
Ikan Hias Air tawar)
Kementrian Kelautan dan Perikanan
2 Perguruan Tinggi Penyuluh Perikanan
3 Dinas Terkait Dinas Pertanian Kota Bogor
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor (2011)
Lembaga pendidikan yang berperan dalam peningkatan sumberdaya
manusia baik dalam perbaikan sumberdaya manusia aparatur, pelaku usaha
pembudidaya ikan hias di Kota Bogor adalah Perguruan Tinggi, Dinas terkait, dan
lembaga-lembaga pemerintah pusat dibawah Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi
yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi
yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Menurut
Porter (1992) persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima
kekuatan diantaranya persaingan antar perusahaan saingan, potensi masuknya
50
pesaing baru, potensi pengembangan produk-produk pengganti, daya tawar
pemasok, dan daya tawar konsumen.
Persaingan bagi suatu perusahaan tidak hanya dapat terjadi dengan
perusahaan sejenis lainnya. Persaingan dapat juga terjadi dengan para pemasok
bahan baku, pembeli, calon pesaing baru, pelaku usaha sejenis, serta produk
substitusi. Persaingan tersebut dapat menekan laba perusahaan.
Potensi Masuknya Pesaing Baru
Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat
persaingan yang dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin
banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan terjadi
perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman
pendatang baru dapat mengindikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup
tinggi. Sehingga besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada
hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut.
Beberapa kriteria sumber utama hambatan adalah skala ekonomi,
kurangnya pengalaman, kebutuhan modal, tingginya kesetiaan pelanggan dan
peraturan pemerintah. Usaha budidaya ikan hias air tawar dapat memulai
usahanya dengan skala kecil atau skala rumah tangga. Setiap pembudidaya dapat
melakukan kegiatan budidaya sesuai dengan kapasitas produksi yang dimiliki
tanpa harus mengikuti skala usaha pembenihan yang sudah ada. Secara legal
masalah regulasi tidak begitu berpengaruh terhadap pendatang baru yang ingin
memasuki bisnis ini karena pemerintah tidak membatasi atau menghambat
kemungkinan masuknya perusahaan ke dalam industri dengan peraturan-peraturan
tertentu. Modal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar karena usaha tersebut
sudah bisa dijalankan dengan hanya mempunyai beberapa akuarium saja apalagi
jika hanya ingin membesarkan ikan hias. Ruangan yang dipakai dalam budidaya
ikan hias tidaklah besar karena hanya menggunakan akuarium yang tersusun
dalam rak-rak akuarium.
Untuk pendatang baru dibutuhkan waktu lama untuk memperoleh
pelanggan dan konsumen bagi produk yang dihasilkannya. Faktor keunggulan
biaya adanya perusahaan yang muncul dengan keunggulan biaya yang lebih
rendah dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Akan tetapi bagi konsumen harga
yang murah belum tentu diminati karena sebelum membeli benih ikan hias
tentunya konsumen melihat dari kondisi ikan tersebut dan tingkat keseragaman
benih yang akan dibeli. Hambatan nyata yang akan dihadapi oleh pendatang baru
adalah pendatang baru yang ingin melakukan bisnis budidaya pembenihan
memerlukan keterampilan dalam budidaya. Untuk memperoleh keahlian atau
keterampilan dalam membudidayakan ikan hias maka pendatang baru dapat
mengikuti pelatihan. Kegiatan pelatihan ini tentunya menambah pengetahuan bagi
pendatang baru sebelum memulai usahanya. Apabila keterampilan tidak dimiliki
oleh pembudidaya maka akan berakibat saat proses budidaya, yaitu akan rentan
terhadap kematian benih karena masih kurangnya keterampilan yang dimiliki.
Peraturan pemerintah terhadap ikan hias, yaitu tentang masalah sertifikat
kepemilikan ikan hias dimana saat kondisi karantina akan diperiksa kesehatan
ikan tersebut.
51
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada
suatu pasar tertentu, periode tertentu dan tingkat harga tertentu. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu
pasar diantaranya adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos biaya
produksi, tujuan produksi dan teknologi yang diterapkan. Apabila beberapa faktor
yang mempengaruhi tingkat penawaran dianggap tetap selain harga barang itu
sendiri maka penawaran hanya ditentukan oleh harga. Pemasok merupakan pihak
yang menyediakan berbagai bahan baku kebutuhan perusahaan sehingga peran
pemasok sangat penting bagi perusahaan. Kemampuan pemasok dalam
menentukan harga dan kualitas pasokan bahan baku sangat dipengaruhi oleh daya
tawar pemasok. Semakin kuat daya tawar pemasok maka semakin besar
kemampuan pemasok untuk mengendalikan.
Kelompok Batara Mina Sejahtera memiliki beberapa pemasok yang berada
di sekitar. Pemasok tersebut terdiri dari bahan baku seperti pakan, cacing, obat-
obatan, plastik packing, oksigen, akuarium, rak akuarium, aerator, dan mesin air
yang keseluruhannya didapatkan dari toko-toko perikanan dan material. Jalinan
kerjasama antara perusahaan dengan pemasok hanya sebatas mitra kerja saja.
Jalinan kerjasama tersebut tidak terikat kontrak apapun, sehingga perusahaan
dapat melakukan pengambilan input kepada pemasok lainnya. Perusahaan dapat
berpindah kepada pemasok lain pada saat produk yang diperlukan oleh
perusahaan tidak tersedia baik dari segi kualitas maupun dari segi harga. Dengan
kondisi seperti itu dapat memberikan keuntungan serta kekuatan bagi perusahaan
dalam menentukan pemasok yang diinginkan.
Berdasarkan hasil wawancara untuk pemasok kebutuhan input produksi
seperti cacing sutera dan beku masih berada di daerah Kota Bogor sehingga masih
dapat memenuhi kebutuhan permintaan para pembudidaya ikan hias. Namun
pasokan cacing ini masih bergantung terhadap musim panas apabila musim
penghujan sangat sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu, Kelompok Batara Mina
Sejahtera tidak mempunyai ketergantungan pada salah satu pemasok. Kelompok
Batara Mina Sejahtera dapat memilih toko mana saja yang memberikan harga
lebih rendah dengan kualitas baik. Hal ini menunjukkan bahwa daya tawar
pemasok pada Kelompok Batara Mina Sejahtera rendah.
Kekuatan Tawar Menawar Konsumen
Daya tawar konsumen mempengaruhi harga dan kualitas komoditi yang
diperjualbelikan. Konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul.
Kekuatan tawar-menawar konsumen ditetapkan oleh harga pasar. Akan tetapi
konsumen dalam hal ini tidak memperhatikan harga yang ditawarkan melainkan
dari kualitas benih. Konsumen lebih mengutamakan kualitas, kuantitas, dan
kesinambungan pada komoditas ikan hias. Kemampuan Kelompok Batara Mina
Sejahtera dalam memenuhi ketiga kriteria tersebut menyebabkan pengumpul akan
mempertahankan pembelian secara berkelanjutan. Hal ini berperan penting dalam
Kelompok Batara Mina Sejahtera karena pembelian ikan hias secara berkelanjutan
dan membeli dalam jumlah yang cukup besar.
Konsumen benih ikan hias untuk daerah Jabodetabek di dominasi oleh
pengumpul. Bagi konsumen mutu produk adalah yang paling penting terutama
untuk para penghobi ikan hias. Dengan begitu harga yang ditawarkan tidak akan
52
mengurangi minat penghobi ikan hias untuk menambah koleksi jenis ikan
hiasnya.
Peran eksportir dalam pemasaran sangat diperlukan karena keberhasilan
pasar ikan hias tidak hanya pasar lokal melainkan permintaan dari luar negeri.
Eksportir ikan hias yang ada di wilayah bogor dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.
Tabel 16 Eksportir Ikan Hias di Wilayah Bogor
No Nama Eksportir
1 Agung Mitra Aquatica
2 Aquatic Indonesia
3 PT Dua Ikan Selaras
4 CV Maju Akuarium
Sumber : Kementrian Kelautan dan Perikanan (2011)
Ancaman Produk Substitusi (pengganti)
Jenis produk yang mempunyai kesamaan dalam fungsi dan jasa untuk
segmen pasar yang dituju dapat menekan volume penjualan. Faktor harga dan
kualitas akan menentukan produk pengganti tersebut. Persaingan akan bertambah
ketika harga produk pengganti relatif lebih murah dan biaya konsumen untuk
beralih ke produk pengganti pun rendah.
Produk pengganti merupakan produk berbeda yang mempunyai kesamaan
fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan sehingga dapat menjadi
alternatif pemenuhan kebutuhan konsumen. Produk substitusi dari ikan hias
blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard
ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) adalah jenis-jenis ikan hias lainnya yang
memberikan fungsi dan manfaat yang sama. Pada umumnya ikan hias berfungsi
sebagai hewan peliharaan di dalam akuarium yang menjadi hiburan bagi
pemiliknya.
Perbedaan ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera dengan jenis ikan
hias lainnya adalah bentuk tubuh dan perilaku ikan hias. Produk-produk substitusi
ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat ditemukan di berbagai
pengumpul dan pembudidaya ikan hias yang berada di Kota Bogor. Jenis-jenis
ikan hias yang merupakan produk substitusi, misalnya Neon Tetra, Cardinal
Tetra, dan Red Nose. Walaupun demikian, ikan hias merupakan komoditi yang
sangat berhubungan dengan kesenangan, hobi dan selera subjektif konsumen.
Jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma merupakan jenis ikan hias yang
harganya relatif murah dan perawatan relatif mudah sehingga banyak diminati
oleh penghobi ikan hias. Hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing ikan
hias cenderung memiliki peminatnya sendiri walaupun tidak menutup
kemungkinan konsumen akan beralih atau mengkombinasikan ikan hias yang
berbeda-beda jenis.
Pesaing Dalam Industri atau Perusahaan Sejenis
Menurut David (2009) persaingan antar perusahaan sejenis merupakan
persaingan di antara perusahaan yang memiliki kesamaan hasil produksi dan
konsumen atau berada di dalam industri yang sama. Pesaing bagi Kelompok
Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul, pembudidaya dan petani ikan hias
lainnya yang menjual ikan hias.
53
Di Kota Bogor terdapat delapan kelompok pembudidaya ikan hias yang
membudidayakan jenis ikan hias tersebut. Kedelapan pembudidaya ikan hias
tersebut (Tabel 1) ada yang menerapkan sistem penjualan satu pintu dalam
pemasarannya. Sistem tersebut dianggap efektif dan efisien dalam memenuhi
keinginan konsumen dari kriteria kuantitas besar dan kesinambungan. Penerapan
sistem tersebut membuat pembudidaya ikan hias dapat mempunyai kuantitas
supply produk yang besar yang berasal dari gabungan supply para anggota dan
kesinambungan produk karena supply difokuskan pada satu pintu penjualan.
Kedua kriteria tersebut merupakan kriteria yang diinginkan oleh konsumen pada
pemasok ikan hias karena dapat membeli secara terus-menerus.
Selain pembudidaya ikan hias, pesaing Kelompok Batara Mina Sejahtera
adalah pengumpul ikan hias yang juga menyuplai ikan hias sejenis pada eksportir.
Pesaing Kelompok Batara Mina Sejahtera lainnya adalah pembudidaya ikan hias
sejenis. Para pembudidaya tersebut memasok ikan hias yang dibutuhkan para
pengumpul konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera dengan harga yang lebih
rendah dari Kelompok Batara Mina Sejahtera. Para pembudidaya tersebut
memiliki kuantitas produk yang sedikit dan tidak berkesinambungan, sedangkan
para pengumpul membutuhkan produk yang berkesinambungan dengan kuantitas
cukup banyak. Oleh karena itu, para pengumpul tetap membeli produk yang
dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera.
Kondisi permintaan para supplier dan pengumpul untuk kebutuhan pasar
lokal biasanya dipenuhi dari para pembudidaya yang ada di Kota bogor. Dapat
dilihat dalam Tabel 17 berikut.
Tabel 17 Jumlah Permintaan Ikan Hias Air Tawar dari Kota Bogor Tahun 2011
No Pemasok Jumlah / per bulan (ekor)
1 Taufan Fish farm 224.573
2 Qolisaquaria 143.730
3 Pemasok Lainnya 311.261
Jumlah 679.564 Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor (2011)
Dilihat dari jumlah permintaan ikan hias air tawar di Kota Bogor
memnujukkan tren yang positif dimana pemasok tersebut merupakan pengumpul
yang akan memasarkan produk ikan hias ke pasar ekspor dan memudahkan para
petani pembudidaya untuk mensuplai benih ikan hias air tawar.
Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Kelompok Tani
Berdasarkan identifikasi analisis lingkungan eksternal dan internal
Kelompok Batara Mina Sejahtera maka diperoleh faktor strategis internal yang
berupa kekuatan dan kelemahan. Adapun faktor-faktor strategis internal yang
menjadi kekuatan bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut :
a. Letak kelompok tani yang strategis
Lokasi Kelompok Batara Mina Sejahtera termasuk ke dalam kategori
strategis karena lokasi kelompok tani tersebut dekat dengan jalan raya Bogor-
Jakarta sehingga mudah untuk dilalui akses transportasi atau jarak dari jalan raya
menuju lokasi kelompok tani tersebut hanya berjarak sekitar +200 meter. Hal
tersebut memberikan kemudahan para pelanggan untuk menjangkau lokasi
54
perusahaan. Karena lokasi tersebut memudahkan dalam mengirim atau menjual
ikan hias ke pengumpul yaitu taufan fish farm hal lain yang memudahkan, yaitu
saat pengumpul ingin mengambil pesanan ikan hias nya langsung ke Kelompok
Batara Mina Sejahtera.
b. Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik
Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam memajukan usahanya perlu
adanya komunikasi sesama anggota dan pengurus. Aktivitas rutin yang biasanya
dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera antara lain rapat bulanan dimana
para anggota saling berbagi informasi mengenai usaha masing-masing anggota
dan saling memberikan pendapat atau solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
dalam budidaya ikan hias. Dengan begitu komunikasi antara pengurus dan
anggota akan berjalan baik sehingga tidak ada jarak antara pengurus dan anggota
dalam berkomunikasi.
Sesama pengurus dan anggota juga saling membantu dalam memajukan
usahanya masing-masing. Para anggota juga memperhatikan kebutuhan benih dan
kondisi keuangan. Selain itu juga para anggota saling membantu untuk
meyukseskan program dari Kelompok Batara Mina Sejahtera yaitu usaha
pembenihan ikan hias.
c. Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus dalam
meningkatkan sumberdaya manusia
Keikutsertaan pelatihan bagi anggota dan pengurus akan membantu
peningkatan kualitas dan kuantitas kelompok tani tersebut. Untuk itu diharapkan
pengurus dan anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan hasil pelatihan seperti pencatatan data keuangan
dan proses produksi. Adapun pelatihan dan seminar yang telah diikuti oleh
Kelompok Batara Mina Sejahtera antara lain sosialisasi kelembagaan UPR (Unit
Pembenihan Rakyat) oleh Dinas Agribisnis Kota Bogor pada tahun 2006,
pelatihan apresiasi peningkatan kapasitas kewirausahaan pembudidaya ikan air
tawar di Sukabumi pada tahun 2009, pelatihan pembudidaya ikan hias melalui
bimbingan teknis penyeragaman ukuran dan peningkatan mutu ikan hias di raiser
Cibinong pada tahun 2010, dan seminar sosialisasi pengendalian penyakit dalam
perikanan budidaya di Bandung pada tahun 2011.
Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dari dinas terkait tentunya
keterampilan para anggota tersebut dapat diaplikasikan secara langsung terhadap
usahannya dan dengan diadakannya pelatihan tersebut maka akan menjalin
hubungan baik pada pembudidaya ikan hias lainnya.
d. Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma yang baik
(keseragaman ukuran dan tidak cacat)
Benih ikan hias yang dibudidayakan oleh Kelompok Batara Mina
Sejahtera memiliki kualitas yang baik karena induk yang digunakan merupakan
induk yang berasal dari hasil budidaya kelompok tani tersebut. Kelompok Batara
Mina Sejahtera memelihara induk dari mulai benih sampai menjadi induk yang
siap untuk dipijah hal ini dikarenakan induk tersebut tidak terkontaminasi
lingkungan dari luar yang akan rentan terhadap penyakit sehingga akan
mengurangi daya tahan tubuh ikan.
Standar dari kualitas produk ikan hias dilihat dari kondisi fisik ikan yaitu
dilihat dari keseragaman ukuran, warna cerah dan gerakan nya lincah. Namun
salah satu hal yang terpenting yaitu pada saat packing atau pengemasan karena
55
apabila oksigen yang ada di dalam plastik berkurang atau plastik packing itu
bocor maka akan mengakibatkan kematian.
e. Efisiensi saluran distribusi pemasaran
Saluran distribusi pemasaran terkait dengan produk, tempat, harga, dan
promosi. Ikan hias pada Kelompok Batara Mina Sejahtera umumnya dijual
kepada pengumpul ikan hias. Produk yang dipasarkan oleh Kelompok Batara
Mina Sejahtera adalah ikan hias blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras,
discus¸ guppy, leophard ctenopoma (Ctenopoma acutirostre). Masing-masing
jenis ikan hias memiliki variasi ukuran dan harga yang berbeda. Kelompok
Batara Mina Sejahtera sebagian besar juga ada yang dipasarkan ke toko-toko ikan
hias yang ada di Kota Bogor dan pedagang-pedagang pengecer di Pasar Parung
dengan sistem penjualan cash.
Dalam mengefisienkan distribusi pemasaran produk ikan hias Kelompok
Batara Mina Sejahtera dengan cara menjual langsung ke pengumpul karena
memiliki kepastian dalam pembelian secara berkesinambungan. Hal ini tentunya
memdudahkan dalam memasarkan produk
f. Ketersediaan input-input produksi
Dilihat dari ketersediaan input-input produksi Kelompok Batara Mina
Sejahtera dekat dengan pengumpul yang juga menyediakan berbagai macam input
produksi dan mudah untuk dilalui akses transportasi. Jarak dari Kelompok Batara
Mina Sejahtera menuju lokasi tersebut cukup dekat. Hal tersebut memberikan
kemudahan para anggota maupun pengurus untuk memenuhi kebutuhan input
produksi tersebut.
g. Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha
Teknologi yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias masih sangat
sederhana yang dilakukan hanya untuk kalangan anggota. Dalam kegiatan
budidaya yang dilakukan, yaitu berupa sistem resirkulasi dimana sistem tersebut
dapat memudahkan dalam mengontrol kualitas air sehingga akan mencegah
penyakit yang menyerang ke ikan hias yang dibudidayakan.
Namun tentunya diharapkan kontribusi dari pengurus dan anggota sangat
dibutuhkan agar dapat menjadi bahan studi lapang bagi pihak-pihak yang
membutuhkan informasi mengenai budidaya ikan hias.
h. Prestasi kelompok
Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya ikan
hias yang berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011
dari Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang Perikanan Budidaya
kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan penghargaan tingkat
nasional.
Hal ini akan berpengaruh kepada konsumen karena mereka akan berpikir
bahwa dengan adanya prestasi kelompok tersebut tentunnya akan berdampak pada
tingkat kepercayaan konsumen itu sendiri.
i. Berorientasi terhadap profit
Kebanyakan pelaku usaha ikan hias di Indonesia berawal dari hobi yang
tidak berorientasi terhadap profit namun seiring dengan perkembangannya dari
tahun ke tahun ternyata para pehobi ikan hias semakin bertambah. Kondisi ini
yang dapat membuat para penghobi beralih profesi menjadi pembudidaya ikan
hias.
56
Hal ini akan merubah persepsi para pelaku usaha yang fokus terhadap
budidaya ikan hias terlebih dengan keuntungan yang sangat besar sehingga
banyak masyarakat yang ingin berbisnis di budidaya ikan hias
Sedangkan faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan bagi
Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut :
j. Pencatatan data produksi masih belum rapih
Pencatatan data produksi pada Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah ada
sejak penilaian lomba tahun 2011. Akan tetapi pencatatan yang saat itu banyak
dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor namun tidak dilanjutkan oleh
pengurus dan anggota. Pencatatan produksi yang sudah ada belum meliputi
jumlah keseluruhan produksi dari masing-masing anggota kelompok.
k. Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul
Penetapan harga yang diperoleh oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera
sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok tani ini bergantung kepada
pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut dalam jumlah besar. Karena
pada umumnya pengumpul akan menjual kembali ke eksportir ikan hias. Hal ini
dilakukan oleh pengumpul karena nantinya ikan hias tersebut dijual kembali ke
eksportir dengan harganya yang lebih tinggi.
l. Promosi yang dilakukan masih belum optimal
Promosi yang dilakukan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera masih
tergolong sederhana yaitu dari mulut ke mulut (word of mouth). Promosi tersebut
akan menyulitkan dalam memasarkan produk yang dihasilkan. Walaupun
demikian, di tahun 2011 Kelompok Batara Mina Sejahtera pernah mengikuti
pameran ikan hias di Depo Pemasaran Ikan Hias dan di raiser ikan hias Cibinong,
akan tetapi pameran ikan hias ini dilakukan sebanyak 2 tahun sekali sehingga hal
ini menyulitkan dalam mengenalkan jenis ikan hias ke masyarakat luas.
m. Masih kurangnya sistem pengawasan produksi
Pengawasan yang telah dilakukan selama ini disetiap kegiatan tersebut
dianggap masih kurang. Hal tersebut dikarenakan proses pengawasan hanya
dilakukan oleh seorang ketua kelompok yang memiliki lebih dari satu tanggung
jawab dan wewenang tugas perusahaan (bersifat rangkap). Selaku ketua
kelompok, beliau juga memiliki tanggung jawab terhadap, budidaya ikan hias
yang dikelolanya. Sehingga ketua kelompok memiliki peranan dalam melakukan
evaluasi kriteria ikan hias yang dijual ke pasaran.
n. Keterbatasan modal
Sumber modal Kelompok Batara Mina Sejahtera utamanya adalah modal
dari perorangan atau masing-masing anggota. Selain itu, dana bantuan yang
diterima Kelompok Batara Mina Sejahtera pada tahun 2009 sebesar 65 juta rupiah
dipakai untuk pemanfaatan operasional, sarana, dan prasarana. Dengan
keterbatasan modal ini menjadi kendala dalam pengembangan usaha budidaya
ikan hias.
o. Pencatatan data keuangan masih belum rapih
Pencatatan data keuangan pada Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah
ada sejak penilaian lomba tahun 2011. Akan tetapi pencatatan yang saat itu
banyak dibantu oleh petugas Dinas Pertanian Kota Bogor namun, tidak
dilanjutkan oleh pengurus dan anggota. Pencatatan keuangan yang sudah ada
belum meliputi pengeluaran dan pemasukkan masing-masing anggota kelompok.
57
Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Kelompok Tani
Berdasarkan identifikasi analisis lingkungan eksternal dan internal
Kelompok Batara Mina Sejahtera maka diperoleh faktor strategis eksternal yang
berupa Peluang dan Ancaman. Adapun faktor-faktor strategis eksternal yang
menjadi peluang bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen per
tahun pada periode tahun 2008-2011
Nilai ekspor ikan hias air tawar Indonesia meningkat sebesar 3,55 persen
per tahun pada periode tahun 2008-2011. Hal tersebut tidak terlepas dari
peningkatan nilai impor ikan hias air tawar dunia dan perdagangan ikan hias
dunia. Peningkatan ini menunjukkan bahwa permintaan ikan hias air tawar
meningkat di tingkat eksportir-eksportir ikan hias baik yang sudah maupun yang
belum menjadi pelanggan Kelompok Batara Mina Sejahtera.
Tentunya hal ini menjadi peluang agar pembudidaya ikan hias
memproduksi dengan jumlah banyak sehingga nantinya akan memenuhi
permintaan itu sendiri.
b. Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar
Lingkungan Kelurahan Ciluar mempunyai kecocokan dengan habitat
hidup ikan hias yang membutuhkan pH asam, suhu ruangan mendekati suhu
kamar, dan kesadahan air rendah. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya budidaya
blackghost (Apteronotus albifrons), corydoras, discus¸ guppy, leophard
ctenopoma (Ctenopoma acutirostre) oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera.
Faktanya memang di lingkungan sekitar terdapat beberapa pabrik yang
tentunya membuang limbah nya secara sembarangan ke sungai. Namun dalam
budidaya ikan hias tentunya tidak berpengaruh terhadap proses produksi karena
sumber air berasal dari pompa atau sumur yang selanjutnya di endapkan pada
tandon untuk menetralkan air dari kotoran-kotoran yang ada.
c. Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser
Adanya program PUMP PB di Kota Bogor yang memberikan bantuan
modal usaha bagi para pembudidaya ikan hias. Penyaluran bantuan sebesar 65 juta
ini diberikan tunai oleh Dinas Pertanian Kota Bogor kepada kelompok
pembudidaya ikan hias sehingga Kelompok Batara Mina Sejahtera berpeluang
mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu, dengan adanya Raiser akan
memudahkan mendapatkan informasi baik pemasaran ikan hias maupun
meningkatkan motivasi pelaku bisnis dalam mengembangkan usaha budidaya ikan
hias.
d. Perkembangan teknologi dan informasi
Perkembangan teknologi dan informasi memudahkan bagi saat pemesanan
ikan hias baik dari pengumpul tanpa harus berpindah lokasi. Teknologi juga
memiliki dampak dalam memudahkan pembayaran seperti contohnya pembayaran
dapat dilakukan melalui transfer atau melalui bank, sedangkan teknologi
informasi lainnya seperti laptop dimanfaatkan untuk pencatatan administrasi.
Selain itu perkembangan teknologi budidaya dalam hal pencegahan penyakit
Kelompok Batara Mina Sejahtera sudah dilakukan namun terkendala terhadap
pemberian dosis obat yang tepat.
58
e. Loyalitas pembeli
Konsumen Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah pengumpul seperti
Taufan Fish Farm. Pembelian dilakukan secara berkelanjutan produk ikan hias
dari Kelompok Batara Mina Sejahtera sampai saat ini. Hal ini diperlukan agar
konsumen tidak beralih ke petani ikan hias lainnya untuk itu menjaga kualitas
benih ikan hias yang baik dan terjaga tentunya menjadi tolak ukur sehingga
konsumen akan senantiasa membeli ikan hias.
f. Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan ekspor
Selain blackghost dan ctenopoma yang diminati oleh pasar ekspor baik di
pasar lokal seperti pasar ikan hias di jakarta dan di Parung, jenis-jenis ikan hias
lainnya seperti corydoras, discus¸ dan guppy juga banyak diminati. Konsumen
benih ikan hias untuk daerah Jabodetabek di dominasi oleh pengumpul. Bagi
konsumen mutu produk adalah yang paling penting terutama untuk para penghobi
ikan hias. Dengan begitu jenis ikan hias tersebut tidak akan mengurangi minat
penghobi ikan hias untuk menambah koleksi jenis ikan hiasnya.
g. Pameran ikan hias tahunan
Pameran ikan hias tahunan yang pernah diikuti oleh Kelompok Batara
Mina Sejahtera oleh Dinas Pertanian Kota Bogor, yaitu kontes ikan hias yang
berlokasi di Depo Pemasaran Ikan Hias Bina Marga yang bekerjasama dengan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu pameran ikan hias yang
diselenggarakan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (Raiser) Ikan Hias
Cibinong.
Dampak yang dirasakan bagi pembudidaya ikan hias, yaitu dapat
mengenalkan jenis ikan hias yang di budidayakan baik yang sudah ada atau
dikenal di masyarakat maupun jenis ikan hias yang belum dikenal oleh
masyarakat atau penghobi. Hal lain dari adanya pameran ikan hias sebagai media
promosi yang akan membantu nantinya dalam pemasaran ikan hias.
Sedangkan faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman bagi
Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah sebagai berikut :
h. Harga input produksi meningkat
Harga input-input produksi yang fluktuatif menyebabkan kenaikan harga
input-input produksi seperti harga pakan ikan dan obat-obatan sehingga akan
berpengaruh terhadap harga ikan hias di pasaran. Hal ini diantisipasi dengan
pemberian pakan yang efektif sehingga dapat menekan biaya operasional
budidaya ikan hias.
Hal ini merupakan ancaman karena dengan input produksi yang meningkat
akan menyebabkan keuntungan yang di dapat oleh pembudidaya juga semakin
sedikit.
i. Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas
Pada saat musim panas di negara-negara tujuan ekspor ikan hias terutama
negara-negara di Eropa dan Amerika, permintaan ikan hias menurun karena
masyarakat di sana cenderung lebih memilih berlibur ke ruangan terbuka. Hal
tersebut berdampak pada penurunan permintaan ekspor ikan hias termasuk ikan
hias Kelompok Batara Mina Sejahtera berkisar antara 25 persen sampai 50 persen.
j. Ancaman pendatang baru
Masuknya pendatang baru dalam industri dapat menunjukkan tingkat
persaingan yang dihadapi oleh suatu usaha dalam industri tersebut. Jika semakin
banyak pendatang baru yang memasuki wilayah industri maka akan terjadi
59
perebutan pangsa pasar yang ada. Sebaliknya dengan rendahnya ancaman
pendatang baru dapat mengindikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup
tinggi. Sehingga besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada
hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut.
Untuk pendatang baru dibutuhkan waktu lama untuk memperoleh
pelanggan dan konsumen bagi produk yang dihasilkannya. Faktor keunggulan
biaya adanya perusahaan yang muncul dengan keunggulan biaya yang lebih
rendah dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Akan tetapi bagi konsumen harga
yang murah belum tentu diminati karena sebelum membeli benih ikan hias
tentunya konsumen melihat dari kondisi ikan tersebut dan tingkat keseragaman
benih yang akan dibeli.
Usaha budidaya ikan hias dapat dilakukan dalam skala usaha kecil,
sehingga dapat menjadi peluang bagi para pendatang baru. Hal tersebut tentunya
dapat menjadi ancaman bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera.
k. Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh
ketua kelompok
Kelompok Pembudidaya ikan hias yang membudidayakan ikan hias
sejenis di Kota Bogor banyak yang menerapkan sistem penjualan satu pintu Mulai
diterapkannya sistem tersebut menyebabkan para Kelompok Pembudidaya
mampu menghasilkan produk berkuantitas besar dan berkesinambungan sehingga
memudahkan dalam memasarkan produknya langsung pada eksportir. Hal
tersebut menyebabkan tingkat persaingan antar pokdakan semakin meningkat.
FORMULASI STRATEGI
Tahap Masukan (The Input Stage)
Pada Tahap masukan, data yang dikumpulkan dianalisis, kemudian
dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor yang didapatkan
dari analisis lingkungan internal kemudian dijabarkan dalam matriks IFE (Internal
Factor Evaluation). Sedangkan faktor-faktor yang didapatkan dari analisis
lingkungan eksternal dijabarkan kedalam matriks IFE (External Factor
Evaluation).
Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Matriks IFE disusun setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal
yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Kelompok Batara Mina
Sejahtera dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Identifikasi faktor-faktor kunci
internal diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen dan data-data
internal perusahaan. Setelah faktor-faktor kunci internal diperoleh, selanjutnya
dilakukan pembobotan dan peratingan terhadap faktor-faktor tersebut.
Pembobotan dilakukan dengan metode paired comparation, yaitu pembobotan
dengan cara membandingkan setiap faktor kunci untuk mengetahui tingkat
kepentingan dari faktor-faktor tersebut bagi perusahaan. Sedangkan peratingan
dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut merupakan kekuatan
besar atau kecil serta kelemahan besar atau kecil.
60
Skor yang diperoleh dari matriks IFE menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memanfatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
kelemahan yang ada. Bobot dan rating dari masing-masing faktor internal
ditentukan oleh dua responden yaitu Pemimpin Kelompok Batara Mina Sejahtera
(Bapak Robert), dan koordinator Iptek (Bapak Arifin). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Lampiran 1, sedangkan perhitungannya terdapat pada Lampiran 2.
Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada BMS yang dapat dilihat
pada Tabel 18 berikut.
Tabel 18 Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) BMS
No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan A Letak kelompok tani yang Strategis 0,077 2,50 0,192
B Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik 0,078 3,50 0,273
C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan
pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia 0,070 3,00 0,210
D Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan
ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan
tidak cacat
0,088 4,00 0,354
E Efisiensi saluran distribusi pemasaran 0,070 2,50 0,175
F Ketersediaan input-input produksi 0,070 3,00 0,210
G Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan
usaha 0,073 3,50 0,254
H Prestasi kelompok 0,054 2,00 0,108
I Berorientasi terhadap profit 0,054 3,00 0,163
Kelemahan
J Pencatatan data produksi masih belum rapih 0,062 2,00 0,124
K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul 0,054 2,50 0,135
L Promosi yang dilakukan masih belum optimal 0,065 2,00 0,129
M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi 0,066 2,00 0,132
N Keterbatasan modal 0,065 2,50 0,162
O Pencatatan data keuangan masih belum rapih 0,054 2,00 0,108
Total IFE 2,730
Dari hasil perhitungan matriks IFE yang dapat dilihat pada Tabel 16,
diketahui bahwa kualitas produk yang baik adalah faktor strategis yang
merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh bagi Kelompok Batara Mina
Sejahtera dengan nilai skor sebesar 0,354. Hal ini menunjukkan mutu produk
yang dihasilkan dan dijual oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan
benih yang berkualitas. Tingginya kualitas benih ikan hias yang dihasilkan
Kelompok Batara Mina Sejahtera dikarenakan adanya penggunaan teknologi
pencegahan penyakit yang telah diterapkan dalam membuat benih ikan hias.
Penggunaan teknologi pencegahan penyakit yang menjadikan produk yang
dihasilkannya tidak mudah terkontaminasi oleh zat atau bahan-bahan yang
nantinya menghambat pertumbuhan ikan itu sendiri. Disamping itu, teknologi
pencegahan penyakit yang digunakan pada proses penyortiran akan menghasilkan
benih ikan yang rata secara ukuran dan bobotnya yang umumnya lebih disukai
dipasaran. Kekuatan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah komunikasi antar
pengurus dan anggota berjalan baik nilai skor yang mencapai 0,273. Bentuk
komunikasi tersebut seperti rapat bulanan yang rutin dijalankan untuk
mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan tiap anggota dan saling tukar pendapat
apabila terjadi kendala di dalam proses budidaya. Hal tersebut membuat
61
komunikasi yang terjalin baik pengurus dan anggota pada Kelompok Batara Mina
Sejahtera dapat berjalan secara kesinambungan.
Kelemahan utama yang dimiliki oleh kelompok Batara Mina Sejahtera
adalah sumber modal atau keterbatasan modal dengan nilai skor sebesar 0,162.
Kondisi tersebut membuat modal anggota Kelompok Batara Mina Sejahtera tidak
dapat leluasa melakukan perubahan yang membutuhkan modal dalam rangka
mempertahankan maupun mengembangkan usahanya. Kelemahan lain yang
dimiliki perusahaan adalah penetapan harga yang ditentukan oleh pengumpul
dengan nilai skor sebesar 0,135. Penetapan harga yang diperoleh oleh Kelompok
Batara Mina Sejahtera sangatlah rendah karena posisi tawar kelompok tani ini
bergantung kepada pengumpul yang langsung membeli ikan hias tersebut dalam
jumlah besar. Sehingga Kelompok Batara Mina Sejahtera tidak dapat menentukan
harga melainkan menerima harga dari pengumpul (price taker). Berdasarkan hasil
perhitungan melalui matriks IFE diperoleh total skor sebesar 2,730. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mengatasi kelemahan dengan
mengunakan kekuatannya tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah.
Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Penyusunan matriks EFE hampir sama dengan langkah penyusunan
matriks IFE. Perbedaannya pada faktor strategis yang dimasukkan pada matriks
EFE, yaitu faktor kunci peluang (opportunities) dan ancaman (threaths) yang
berpengaruh terhadap usaha pembibitan ikan hias yang dilakukan oleh Kelompok
Batara Mina Sejahtera. Faktor-faktor strategis eksternal diperoleh dari hasil
wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden.
Setelah menentukan faktor-faktor strategis eksternal dilakukan
pembobotan dengan menggunakan matriks pasangan berganda (paired
comparation) untuk mendapatkan bobot dari masing-masing variabel eksternal.
Nilai pembobotan yang digunakan pada matriks EFE merupakan rata-rata dari tiga
responden yang terpilih, yaitu Dinas Pertanian Kota Bogor, Kementerian Kelautan
dan Perikanan (Raiser), dan Taufan Fish Farm. Pemberian peringkat (rating)
dilakukan oleh responden yang sama dan merupakan nilai rata-rata dari tiga
responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan
perhitungannya terdapat pada Lampiran 3 Berikut ini merupakan hasil analisis
matriks IFE pada Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 19
berikut.
62
Tabel 19 Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) BMS
No Faktor Startegis Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
A Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar
3,55 persen per tahun pada periode tahun 2008-2011 0,09 3,33 0,294
B Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar 0,10 3,00 0,301
C Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya
Raiser 0,08 2,67 0,217
D Perkembangan sistem teknologi dan informasi 0,10 2,67 0,259
E Loyalitas pembeli 0,12 3,33 0,400
F Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati
pasar lokal dan ekspor 0,07 3,33 0,235
G Pameran ikan hias tahunan 0,10 3,00 0,302
Ancaman
H Harga input produksi meningkat 0,08 2,33 0,222
I Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat
musim panas 0,08 2,33
0,214
J Ancaman pendatang baru 0,10 3,33 0,318
K Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias
yang terpusat oleh ketua kelompok 0,09 3,67 0,337
Total EFE 3,098
Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa peluang utama yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan adalah loyalitas pembeli dengan nilai skor 0,400.
Loyalitas pembeli yang setia akan mempengaruhi pembelian yang secara kontinyu
dan semakin meningkat. Hal ini merupakan indikasi yang baik dalam upaya
pencapaian visi dan misi perusahaan dalam melakukan pengembangan usahanya.
Peluang lain yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah potensi lingkungan
Kelurahan Ciluar dengan nilai skor sebesar 0,301 serta perkembangan teknologi
dengan nilai skor sebesar 0,259.
Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah penerapan sistem
penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat oleh ketua kelompok dengan nilai
skor sebesar 0,337. Penerapan sistem tersebut mempengaruhi kesinambungan dan
kuantitas produk yang besar serta banyaknya pelaku usaha yang dulunya hanya
melakukan budidaya sekarang juga bertindak sebagai penyedia benih ikan hias
mengindikasikan persaingan dalam industri sejenis semakin ketat dalam menarik
perhatian konsumen. Ancaman lain yang dihadapi perusahaan adalah ancaman
pendatang baru dengan nilai skor sebesar 0,318.
Berdasarkan hasil perhitungan melalui matriks EFE diperoleh total skor
sebesar 3,098. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk
mengatasi ancaman yang harus dihadapi dengan memanfaaatkan peluang yang
ada sudah baik.
Tahap Pencocokan (The Matching Stage)
Tahap pencocokan merupakan tahapan kedua dalam perumusan strategi
dan berfungsi untuk memadukan kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada
perusahaan dengan peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal. Pada tahap
pencocokan (The Matching Stage) dilakukan penyusunan matrik IE dan matriks
SWOT untuk memperoleh beberapa pilihan alternatif strategi. Total skor pada
matriks IFE dan EFE dipetakan kedalam matriks IE untuk melihat posisi
63
Kelompok Batara Mina Sejahtera berdasarkan tiga kelompok strategi, yaitu
strategi tumbuh dan bina (growth and build), pertahankan dan pelihara (hold and
maintain), serta panen atau divestasi (harvest or divest). Analisis SWOT
dilakukan pada tahap yang sama. Matriks SWOT diperoleh dengan memetakan
faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Faktor-faktor tersebut
diperoleh dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal. Beberapa alternaltif
strategi yang diperoleh dari analisis SWOT dapat menjadi pertimbangan bagi
perusahaan dalam menyusun strategi.
Analisis Matrisk IE (Internal-External)
Matriks IE memposisikan suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel.
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu skor total bobot IFE pada
sumbu x dan skor total bobot EFE pada sumbu y. Total skor bobot IFE Kelompok
Batara Mina Sejahtera sebesar 2,730 yang menggambarkan bahwa usaha
Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kondisi internal sedang atau rata-
rata dan nilai total skor untuk matrik EFE sebesar 3,098 yang menunjukkan
bahwa usaha ikan hias Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kondisi
eksternal yang tinggi. Hasil skor tersebut menunjukkan posisi perusahaan pada
matriks IE. Adapun matriks IE untuk Kelompok Batara Mina Sejahtera
ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi
Kelompok Batara Mina Sejahtera berada pada kuadran II yaitu memiliki
kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang kuat. Perusahaan yang
masuk dalam kuadran ini sebaiknya dikelola dengan strategi grow and build.
Strategi yang umum digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif, seperti
pengembangan produk (product development), pengembangan pasar (market
development) dan penetrasi pasar (market penetration).
Gambar 9 Matriks IE Kelompok Batara Mina Sejahtera
Pengembangan produk yaitu strategi pertumbuhan dimana sebuah bisnis
bertujuan untuk memperkenalkan produk baru ke pasar yang ada. Strategi ini
Skor IFE
Kuat Rata-rata Lemah
(3,0-4,0) (2,0-2,99) (1,0-1,99)
4,0
Tinggi
(3,00- 4,00)
Skor 3,0
EFE Menengah
(2,00-2,99)
2,0
Rendah
(1,00-1,99)
1,0
I II III
IV V VI
VII VIII IX
64
memerlukan pengembangan kompetensi baru dan membutuhkan usaha untuk
mengembangkan produk yang dapat diterima di pasar yang ada. Pengembangan
produk dilakukan saat perusahaan produk yang sudah ada saat ini berada dalam
tahap kematangan dalam siklus hidup produk. Perusahaan berusaha untuk menarik
konsumen yang sebelumnya sudah merasa puas dengan produk sebelumnya untuk
mencoba produk baru. Strategi ini mengupayakan peningkatan penjualan dengan
membuat atau memasarkan produk kepada pelanggan yang sudah ada dengan cara
melakukan inovasi produk atau pengenalan baru dimana dengan perkembangan
teknologi industri yang berkembang pesat untuk itu yang dilakukan oleh
Kelompok Batara Mina Sejahtera mencoba mengembangkan jenis-jenis ikan hias
air tawar yang terbaru seperti jenis ikan hias tetra.
Untuk penetrasi pasar adalah strategi dalam meningkatkan pangsa pasar
untuk produk melalui upaya-upaya pemasaran. Penetrasi pasar dapat meliputi
penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan,
maupun penawaran produk-produk melalui promosi penjualan. Penetrasi pasar
dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif ketika pasar belum jenuh
dengan produk atau jasa tertentu dan ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini
dapat ditingkatkan secara signifikan. Dengan mengikuti pameran ikan hias secara
tidak langsung dapat memperkenalkan atau mempromosikan ke masyarakat.
Sementara pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa
yang telah ada ke wilayah geografi baru. Kelompok Batara Mina Sejahtera dapat
memulai strategi tumbuh dan berkembang dengan terus meningkatkan jumlah
produksinya. Permintaan benih ikan hias air tawar jenis blackghost dan
ctenopoma sangat diminati oleh pasar lokal dan ekspor. Upaya pengembangan
pasar dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah produksi benih di Kelompok
Batara Mina Sejahtera. Saluran distribusi pemasaran yang efisien akan
memudahkan anggota memasarkan produk benih ikan hias kepada pengumpul.
Analisis Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunitiy-Threat)
Analisis matriks SWOT menggunakan data yang telah diperoleh dari
matriks IFE dan EFE, yakni kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang kemudian dirumuskan
menjadi alternatif strategi perusahaan. Berdasarkan analisis matriks SWOT
(Lampiran 6) maka alternatif strategi yang mungkin dijalankan oleh Kelompok
Batara Mina Sejahtera untuk mengembangkan usahanya adalah :
1. STRATEGI S-O
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi
S-O yang dapat dipertimbangkan oleh Kelompok BMS diantaranya :
1. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan
ctenopoma
Permintaan akan benih ikan hias yang belum dapat dipenuhi baik pasar
lokal maupun ekspor merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh
Kelompok Batara Mina Sejahtera. Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sebagai
penyedia benih ikan hias, Kelompok Batara Mina Sejahtera selalu menjaga serta
berusaha untuk lebih meningkat benih ikan hias yang dihasilkannya. Strategi ini
bertujuan menambah kemampuan Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam
65
menghasilkan produk lebih banyak sehingga dapat memasok ke konsumen yang
menjadi pelanggan dengan meningkatnya ekspor ikan hias jenis air tawar dan
diminatinya ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma.
Keterampilan para pembudidaya ikan hias air tawar masih perlu
ditingkatkan sehingga dukungan pemerintah dalam meningkatkan sumberdaya
manusia dengan mengadakan pelatihan dari pemerintah. Untuk itu Kelompok
Batara Mina Sejahtera mengikuti keikusertaan pengurus dan anggota dalam
seminar dan training dari Kemeterian Kelautan dan Perikanan maupun dari Dinas
Pertanian Kota Bogor untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
pengurus dan anggota sehingga dapat meningkatkan performa kelompok secara
keseluruhan.
Loyalitas pembeli yang tinggi juga akan mengakibatkan pembelian
pelanggan semakin meningkat sehingga peluang dalam memasok dengan jumlah
besar karena pelanggan lebih mengutamakan produk dari Kelompok Batara Mina
Sejahtera. Strategi ini juga memanfaatkan kemampuan Kelompok Batara Mina
Sejahtera dalam menghasilkan produk kualitas yang baik dilihat dari keseragaman
ukuran dan tidak cacat dan komunikasi yang baik dari anggota dan pengurus akan
membantu juga dalam peningkatan kapasitas produksi. Selain itu, potensi
Kelurahan Ciluar yang cocok dalam budidaya ikan hias. Alternatif ini merupakan
penjelasan dari strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar.
2. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra
Strategi ini bertujuan menambah variasi jenis ikan hias yang
dibudidayakan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera terutama jenis ikan hias
tetra. Strategi ini tentunya memanfaatkan anggota yang saling membantu
sehingga komunikasi yang berjalan baik ini akan membantu dalam penerapan
strategi ini. Peluang yang dimanfaatkan yaitu potensi lingkungan Kelurahan
Ciluar yang mendukung dalam budidaya ikan hias dan adanya keberadaan Raiser
akan perkembangan teknologi budidaya yang semakin berkembang.
Selain itu, peluang seperti loyalitas pembeli akan mempengaruhi minat
terhadap ikan hias sehingga diharapkan permintaan ikan hias jenis lain akan
diminati pelanggan maupun konsumen baru. Strategi ini merupakan penjelasan
dari strategi pengembangan produk pada matriks IE (Internal External). Jenis ikan
hias baru yang dapat dibudidayakan sesuai dengan kondisi lingkungannya seperti
Neon tetra dan Cardinal tetra. Melalui penerapan strategi ini diharapkan dapat
menawarkan jenis ikan hias yang berbeda oleh konsumen baru dan pelanggan
yang ada.
2. STRATEGI W-O
Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk memperbaiki
kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi
yang dapat dipertimbangkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah
1. Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha
seperti perbankan
Kurangnya modal dari tiap anggota menjadi kendala dalam
mengembangkan usaha budidaya ikan hias air tawar. Untuk sumber permodalan
seperti pinjaman dari perbankan seharusnya dapat dimanfaatkan bagi Kelompok
Batara Mina Sejahtera dalam mengembangkan usahanya. Untuk itu diperlukan
usaha atau upaya yang dilakukan oleh anggota dengan memanfaatkan kondisi
tersebut menjadi peluang. Perkembangan teknologi informasi mempermudah
66
Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam menjalin hubungan komunikasi dengan
pemerintah dan layanan usaha agar dapat memberikan pinjaman dalam menambah
modal.
Peningkatan modal bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera akan
mendukung dalam meningkatkan kapasitas produksi. Disamping itu, kebanyakan
pembudidaya ikan hias yang berada di wilayah Bogor merupakan pembudidaya
dengan skala usaha kecil yang memiliki keterbatasan modal, sehingga dengan
adanya bantuan dari pemerintah akan membantu Kelompok Batara Mina Sejahtera
dalam mengembangkan usahanya. Penerapan strategi untuk meningkatkan modal
akan mendukung strategi lainnya seperti meningkatkan kapasitas produksi dan
menambah jenis ikan hias.
2. Melakukan promosi dengan berperan aktif dalam pameran ikan hias
untuk memperkenalkan pada masyarakat luas Kelompok Batara Mina Sejahtera sebagai kelompok pembudidaya ikan
hias air tawar sudah cukup dikenal terlebih pernah mendapatkan penghargaan.
Kelompok Batara Mina Sejahtera merupakan kelompok pembudidaya ikan hias
yang berhasil meraih penghargaan Adibakti Mina Bahari pada tahun 2011 dari
Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Juara 1 Bidang Perikanan Budidaya
kategori kelompok pembudidaya ikan hias yang merupakan penghargaan tingkat
nasional. Hal tersebut dapat dijadikan modal penting bagi Kelompok Batara Mina
Sejahtera dalam melakukan upaya pemasaran dan memperluas promosi usahanya.
Promosi yang belum optimal yang mengandalkan dari mulut ke mulut
dapat diatasi dengan mengikuti pameran ikan hias tahunan sehingga akan lebih
mengenalkan produk yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina Sejahtera
kepada para supplier atau eksportir yang akan menjadi pelanggan yang baru.
Akses jalan menuju tempat usaha Kelompok Batara Mina Sejahtera yang dapat
dilalui dengan kendaraan roda dua maupun empat akan memudahkan distribusi
dalam proses memasarkan produk yang dihasilkan oleh Kelompok Batara Mina
Sejahtera. Strategi ini merupakan penjelasan dari strategi pengembangan pasar
pada matriks IE (Internal External).
3. STRATEGI S-T Strategi S-T adalah strategi yang bertujuan untuk menghindari atau
mengurangi dampak ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan
perusahaan yang ada. Beberapa strategi S-T yang dapat dijalankan oleh Kelompok
Batara Mina Sejahtera adalah :
1. Meningkatkan pangsa pasar lokal
Adanya potensi peningkatan permintaan pasar terhadap benih ikan hias
merupakan suatu peluang bagi Kelompok Batara Mina Sejahtera untuk dapat
meningkatkan pangsa pasar. Pemasaram produk yang selama ini dilakukan oleh
Kelompok Batara Mina Sejahtera hanya mengandalkan kepada pengumpul. Masih
kurangnya inisiatif dalam memasarkan produk menyebabkan para anggota hanya
menunggu pengumpul untuk membeli hasil produksi. Hal ini dapat diantisipasi
diantaranya dengan menambah jalur distribusi pemasaran misalnya dengan
menjalin kerjasama dengan eksportir sehingga dapat memasok produk dalam
jumlah tertentu secara berkelanjutan. Dengan menambah saluran distribusi
Kelompok Batara Mina Sejahtera berkesempatan untuk meningkatkan pangsa
pasarnya dengan tidak hanya bergantung pada pengumpul.
67
Strategi ini bertujuan untuk mengatasi ancaman penurunan permintaan
ikan hias pada musim dingin di Negara Amerika dan Eropa. Hal ini dapat diatasi
dengan pemasaran lokal yang diharapkan menjadi alternatif sasaran penjualan
sehingga tidak akan berpengaruh pada penjualan. Saluran penjualan ke pasar ikan
hias lokal seperti daerah Kota/Kabupaten Bogor, Jakarta, dan Kota Bandung.
Strategi ini merupakan penjelasan dari strategi pengembangan pasar pada matriks
IE (Internal External). Namun dalam memasarkan produk ke konsumen yang
baru dan pasar lokal tidak mudah sehingga reputasi dan prestasi kelompok sangat
dibutuhkan.
4. STRATEGI W-T
Strategi W-T adalah strategi yang berusaha untuk meminimalkan
kelemahan yang dimiliki serta dapat menghindari ancaman dari luar. Alternatif
strategi tersebut diantaranya adalah:
1. Meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan
pembagian tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok
Dalam pembagian tugas pada Kelompok Batara Mina Sejahtera masih
belum berjalan sesuai dengan SOP maupun pembagian tugas diantara pengurus
dan anggota kelompok. Adanya struktur organisasi tidak menjamin berjalannya
fungsi dalam organisasi tersebut.tidak berjalannya setiap fungsi dalam organisasi
akan mengakibatkan tersendatnya perkembangan usaha. Pengawasan sistem
produksi ini meliputi pemilihan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva,
penyortiran dan pemanenan. Namun kondisi yang ada di lapang pengawasan
tersebut masih kurang diawasi oleh ketua kelompok sehingga akan berdampak
pada benih yang dihasilkan berkualitas baik atau buruk. Belum adanya
koordinator produksi merupakan kendala yang dihadapi oleh Kelompok Batara
Mina Sejahtera sehingga perlu adanya SOP dalam sistem produksi agar menjaga
kualitas benih yang dihasilkan.
Masih kurangnya sistem pengawasan produksi ini diakibatkan adanya
tugas yang tidak dijalankan oleh masing-masing kordinator. Kendala yang
dihadapi yaitu karena masing-masing pengurus fokus terhadap usahanya sendiri
sehingga tidak ada pengawasan dari pengurus. Perbaikan sistem tersebut
diharapakan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kinerja kelompok
tani. Penerapan strategi ini dilakukan sebagai upaya meminimalkan ancaman yang
mungkin timbul dariadanya persaingan dalam industri serta adanya pendatang
baru yang masuk kedalam industri benih ikan hias.
Tahap Keputusan (The Decission Stage)
Dalam pengembangan matriks QSP, dibuat daftar kekuatan, kelemahan,
ancaman, dan peluang serta nilai bobot rata-rata sesuai dengan hasil yang dipeoleh
dari matriks IFE dan EFE. Kemudian dari masing-masing variabel ini dicari nilai
Attractiveness Score (AS). Nilai AS menunjukkan daya tarik masing-masing
strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS
diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada responden yakni Bapak Robert
sebagai ketua kelompok dan Bapak Arifin sebagai Koordinator IPTEK. Nilai AS
dari masing-masing responden tersebut kemudian dikalikan dengan nilai bobot
rata-rata dari masing-masing variabel sehingga diperoleh nilai TAS (Total
Attractiveness Scores). Kemudian seluruh nilai TAS dari masing-masing variabel
68
tersebut dijumlahkan sehingga diperoleh nilai STAS (Sum Total Attractiveness
Scores). Selanjutnya setelah diperoleh nilai STAS dari masing-masing responden
maka dilakukan perhitungan nilai STAS rata-rata dari masing-masing responden
tersebut dengan menjumlah masing-masing variabel STAS dari masing-masing
responden kemudian dibagi dengan jumlah responden. Perhitungan STAS rata-
rata ini dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.
Tabel 20 Peringkat Alternatif Strategi pada Matriks QSP
Alternatif
Strategi
Responden
Rata-rata
Peringkat Strategi
I II
STAS 1 5,037 5,242 5,140 II
STAS 2 4,511 5,477 4,994 IV
STAS 3 4,905 5,772 5,339 I
STAS 4 5,015 5,172 5,094 III
STAS 5 4,154 5,135 4,645 V
Keterangan:
Responden 1 : Bapak Robert sebagai ketua kelompok
Responden 2 : Bapak Arifin sebagai kordinator IPTEK
Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 12, maka
prioritas strategi terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
mengembangkan usahanya adalah. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam budidaya dan organisasi seperti mengikuti pelatihan-pelatihan dari dinas
atau KKP dalam peningkatan SDM dengan STAS (Sum Total Attractive Score)
tertinggi sebesar 5,339 Selengkapnya strategi tersebut dapat diperingkatkan
sebagai berikut :
1. Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti
perbankan dengan nilai STAS sebesar 5,339.
2. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan ctenopoma
dengan nilai STAS sebesar 5,140.
3. Meningkatkan pangsa pasar lokal dengan nilai STAS sebesar 5,094.
4. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra dengan nilai STAS
sebesar 4,994.
5. Meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan pembagian
tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok dengan nilai STAS sebesar
4,645.
69
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan
diantaranya:
1. Berdasarkan hasil analisis faktor internal, diketahui faktor-faktor yang menjadi
kekuatan dan kelemahan. Adapun faktor yang menjadi kekuatan utama
Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah Kualitas produk yang baik. Selain
kekuatan tersebut, Kelompok Batara Mina Sejahtera juga memilki kekuatan lain
seperti letak kelompok tani yang strategis, komunikasi antara pengurus dan
anggota telah terjalin dengan baik, keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh
anggota dan pengurus, efisiensi saluran distribusi pemasaran, ketersediaan input
produksi, pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha, prestasi
kelompok, dan orientasi profit. Sedangkan kelemahan utama perusahaan adalah
keterbatasan modal. Selain itu, Kelompok Batara Mina Sejahtera juga memiliki
kelemahan lain seperti pencatatan data produksi dan keuangan masih belum rapih,
promosi belum optimal, dan kurangnya sistem pengawasan produksi.
2. Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal diketahui faktor-faktor yang menjadi
peluang dan ancaman. Adapun faktor yang menjadi peluang utama bagi
Kelompok Batara Mina Sejahtera adalah loyalitas pembeli. Selain itu faktor yang
menjadi peluang bagi perusahaan adalah peningkatan nilai ekspor, potensi
lingkungan, kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi dan informasi, jenis
ikan hias yang diminati pasar ekspor dan lokal, serta pameran ikan hias. Adapun
ancaman utama yang harus dihadapi Kelompok Batara Mina Sejahtera dalam
menjalankan kegiatan bisnis adalah adanya penerapan sistem penjualan satu pintu
oleh kelompok tani sejenis. Faktor-faktor lain yang merupakan ancaman bagi
perusahaan diantaranya yaitu harga input produksi meningkat, ancaman
pendatang baru dan penurunan permintaan di pasar ekspor pada musim panas.
3. Berdasarkan analisis matriks IE, diketahui bahwa Kelompok Batara Mina
Sejahtera berada pada kuadran II. Dengan demikian jenis strategi yang cocok
untuk diterapkan yaitu strategi grow and build (tumbuh dan kembang), melalui
strategi intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan
produk. Sedangkan hasil analisis SWOT menghasilkan enam alternatif strategi
yang dapat dijadikan pilihan strategi untuk dijalankan oleh Batara Mina Sejahtera
yaitu: 1) meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan
ctenopoma, 2) menambah jenis ikan hias baru seperti ikan hias jenis tetra, 3)
meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti
perbankan, 4) melakukan promosi dengan berperan aktif dalam pameran ikan hias
untuk memperkenalkan pada masyarakat luas, 5) meningkatkan pangsa pasar
lokal, 6) meningkatkan pengawasan sistem produksi dengan menerapkan
pembagian tugas ke setiap pengurus dan anggota kelompok. Hasil analisis matriks
QSP menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan Kelompok Batara
Mina Sejahtera saat ini adalah meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke
berbagai layanan usaha seperti perbankan dengan nilai STAS sebesar 5,339.
70
Saran
1. Karena rumusan strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT ada enam
alternatif strategi, disarankan agar meningkatkan modal dengan cara
pinjaman ke berbagai layanan usaha seperti perbankan sehingga akan
Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis ikan hias blackghost dan
ctenopoma, serta meningkatkan sistem pengawasan produksi.
2. Meskipun bahan baku yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional tersedia
dengan mudah, hendaknya Kelompok Batara Mina Sejahtera menjalin
kerjasama dengan pemasok untuk menjamin kualitas dan kontinyuitas bahan
baku yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele Pada CV
Jumbo Bintang Lestari [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Azizah. 2011. Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok
Pembudidaya Ikan Curug Jaya Kota Depok, Jawa Barat [skripsi]. Bogor:
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2012. Kota Bogor dalam Angka . BPS
Kota Bogor
Batara Mina Sejahtera. 2011. Company Profile Batara Mina Sejahtera. Kota
Bogor
David, FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep. Sunardi D, penerjemah; Jakarta:
Salemba Empat. Ed ke-12. Terjemahan dari: Strategic Management,
12thed.
Dewinta. 2012. Strategi Pengembangan Unit Usaha Pasterurisasi Koperasi
Peternak Garut Selatan Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dinas Pertanian Kota Bogor. 2011. Jumlah Produksi Ikan Hias dan Jumlah
Rumah Tangga Pembudidaya Ikan Hias. Bogor
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Kelautan dan Perikanan
dalam Angka. Jakarta : Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kotler, Philip.2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kedua belas. Prenhalindo.
Kusniati. 2007. Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok
Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias, Desa Cibitung Tengah, Kecamatan
Tenjolaya, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut
Pertanian Bogor.
Lesmana, D. S. dan Iwan D., 2002. Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Pinem. 2011. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Benih Ikan
Lele Sangkuriang Pada Cahaya Kita, Bogor, Jawa barat [skripsi]. Bogor:
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Rangkuti, F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia
Umar H. 2008. Strategi Manajemen In Action. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
71
Wahyu. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Pada Gerai Ayam Goreng
Fatmawati Cabang Bandung, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Wibowo, AE. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele
Sangkuriang (Claris gariepenus strain Sangkuriang) di Kecamatan
Ciampea Kabupaten Bogor [skripsi] Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
73
Lampiran 1 Kuesioner Faktor Strategis Internal dan Eksternal
KUISIONER PENELITIAN
MENENTUKAN FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Pekerjaan/Jabatan :
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir atau
skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Pada
Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti bermaksud menyebarkan
kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner ini secara
lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner ini digunakan untuk penelitian
skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas
perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu, peneliti mengucapkan terima kasih.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR
PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA,
KOTA BOGOR
Peneliti
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP
H34104049
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2013
74
Profil, Sejarah dan Gambaran Umum Kelompok Batara Mina Sejahtera
a. Bagaimana sejarah Kelompok Batara Mina Sejahtera ?
b. Bagaimana perkembangan hasil usaha budidaya ikan hias?
c. Apa visi, misi dan tujuan kelompok BMS?
d. Bagaimana struktur organisasi kelompok BMS?
e. Apa latar belakang berdirinya kelompok BMS ?
f. Dimana alamat kelompok BMS ?
Analisis Lingkungan Internal
1. Aspek Manajemen
a. Apakah kelompok BMS menerapkan fungsi manajemen seperti planning,
controlling, actuating and organizing?
b. Apakah fungsi tersebut berjalan dengan baik?
c. Bagaiman proses perekrutan anggota kelompok?
d. Seperti apa insentif yang diberikan pada karyawan (gaji, bonus dan
tunjangan)?
e. Bagaimana cara kelompok BMS menjalankan pembagian pekerjaan?
2. Aspek Pemasaran
a. Jenis produk yang dipasarkan kelompok BMS ?
b. Target dan segmentasi pasar yang di tuju?
c. Saluran distribusi dalam pemasaran?
d. Bagaimana perkembangan pangsa pasar ?
e. Bagaimana strategi penetapan harga yang dilakukan ?
f. Apakah ada promosi/iklan mengenai produk ?
3. Produksi
a. Bagaimana ketersediaan sarana produksi?
b. Adakah kekurangan pasokan sarana produksi?
c. Bagaimana proses produksi dilakukan?
d. Target produksi dilakukan berdasarkan apa?
e. Apa saja peralatan untuk kegiatan produksi?
f. Bagaimana kualitas dan kuantitas produk?
4. Keuangan
a. Berasal dari mana sumber modal?
c. Berapajumlah awal modal tiap anggota?
d. Bagaiman sistem manajemen keuangan?
5. Sumberdaya Manusia
a. Berapa jumlah anggota kelompok BMS?
b. Bagaimana tingkat keterampilan anggota kelompok BMS ?
c. Pelatihan apa saja yang pernah diikuti oleh kelompok BMS?
6. Penelitian dan Pengembangan
a. Apakah ada inovasi terbaru dalam budidaya ikan hias?
75
Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
1. Aspek Ekonomi
a. Dampak perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi perekonomian ?
b. Bagaimana tingkat pendapatan di sekitar perusahaan?
c. Adakah perubahan harga bahan baku?
2. Aspek Sosial dan Budaya, Lingkungan
a. Pernahkah perusahaan melakukan kegiatan sosial?
b. Adakah bentuk tanggung jawab sosial pada masyarakat?
c.Adakah permasalahan kondisi lingkungan terhadap jamur tiram putih?
3. Aspek Teknologi
a. Teknologi apa yang diterapkan perusahaan?
b. Berapa besar biaya untuk memenuhi kebutuhan teknologi?
c. Bagaimana perkembangan dalam mengakses informasi?
4. Aspek Hukum dan Politik
a. Apakah ada aturan tentang pendirian usaha setempat?
b. Ada bantuan dari pemerintah setempat?
5. Aspek Demografi
a. Bagaimana pekerjaan penduduk di sekitar perusahaan?
b. Jumlah penduduk di sekitar perusahaan yang bekerja?
c. Kondisi penduduk di sekitar perusahaan?
6. Kompetitif
a. Jumlah kompetitor di lingkungan perusahaan?
b. Keunggulan kompetitor?
c. Apa produk subtitusi di sekitar perusahaan?
d. Strategi apa yang dilakukan pesaing terhadap produk, proses produksi,
pasar dll.
76
Lampiran 2 Kuesioner Hasil Teknik Delphi
No Variabel Tahap 1
(Deskripsi)
Tahap 2
(Penambahan atau
Pengurangan)
Tahap 3
Lingkungan
Umum
1 Faktor
Ekonomi
- Kondisi perekonomian
- Perkembangan tingkat
harga
- Peran penetapan harga
produk
- Permintaan produk
untuk pasar lokal dan
ekspor
- Kondisi
perekonomian
- Permintaan produk
untuk pasar lokal
dan ekspor
- Peningkatan nilai
ekspor ikan hias air
tawar
- Ikan hias jenis
blackghost dan
ctenopoma diminati
di pasar lokal dan
ekspor
2 Faktor Sosial - Kegiatan pameran ikan
hias tahunan
- Kegiatan pameran
ikan hias tahunan
- Kegiatan pameran
ikan hias tahunan
- Potensi lingkungan
3 Faktor
Budaya
- Orientasi terhadap hobi
atau profit
- Orientasi terhadap
hobi atau profit
4 Faktor Politik - Kebijakan pemerintah
tentang bantuan modal
- Kebijakan mengenai
ekspor ikan hias
- Kebijakan
pemerintah tentang
bantuan modal
- Kebijakan
mengenai ekspor
ikan hias
- Kebijakan
pemerintah tentang
bantuan modal
5 Faktor
Teknologi
- Perkembangan
teknologi produksi
usaha budidaya ikan
hias
- Teknologi yang
digunakan sudah tepat
- Perkembangan
teknologi produksi
usaha budidaya
ikan hias
- Teknologi yang
digunakan sudah
tepat
- Perkembangan
teknologi dan
informasi
6 Faktor
Ekologi dan
Alam
- Perubahan iklim dan
cuaca yang tidak
menentu
-
-
77
No Variabel Tahap 1
(Deskripsi)
Tahap 2
(Penambahan/Pengurangan)
Tahap 3
Lingkungan
Industri
1 Ancaman
Pendatang
Baru
- Ancaman dari
petani ikan hias
sejenis
- Ancaman dari petani ikan
hias sejenis
- Ancaman dari petani
ikan hias sejenis
2 Kekuatan
Tawar
Menawar
Pembeli
- Pengaruh
pembeli terhadap
proses tawar
menawar
- Perbedaan harga
antara supplier
dan pengumpul
- Perbedaan harga antara
supplier dan pengumpul
-
3 Kekuatan
Tawar
Menawar
Pemasok
- Persediaan bahan
baku atau input
produksi
- Bentuk
kerjasama antara
kelompok BMS
dengan supplier
- Persediaan bahan baku
atau input produksi
- Bentuk kerjasama antara
kelompok BMS dengan
supplier
- Harga input produksi
meningkat
4 Ancaman
Produk
Substitusi
- Produk substitusi
yang mengancam
produk utama
- Ancaman produk
pengganti dari
pesaing bisnis
- Pengaruh
terhadap
penjualan
- Produk substitusi yang
mengancam produk utama
- Pengaruh terhadap
penjualan
-
5 Persaingan
Anggota
Industri
- Pesaing utama
pada bisnis ikan
hias
- Jumlah
kompetitor
mempengaruhi
permintaan
- Hambatan keluar
yang sulit
- Pesaing utama pada bisnis
ikan hias
- Jumlah kompetitor
mempengaruhi
permintaan
- Penerapan sistem
penjualan oleh ketua
kelompok
- Permintaan ikan hias
menurun saat musim
panas di Negara
Amerikan dan Eropa
78
Lampiran 3 Kuesioner Faktor Strategis Internal
KUISIONER PENELITIAN
IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS INTERNAL
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Pekerjaan/Jabatan :
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir
atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air
Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti
bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk
mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner
ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat
dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu,
peneliti mengucapkan terima kasih.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR
PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA,
KOTA BOGOR
Peneliti
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP
H34104049
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2013
79
IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
Tujuan :
Menentukan kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan
ancaman dari variabel-variabel faktor eksternal
Tabel 2. Analisis Faktor Intenal Perusahaan
No Faktor-faktor Strategis
Eksternal
Peluang Ancaman Rating
4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
..... .........
PENENTUAN FAKTOR INTERNAL
Faktor Internal dalam penelitian merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara
Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara.Tujuan melakukan
analisis lingkungan internal adalah untuk menentukan faktor-faktor strategis yang
akan dimasukkan kedalam kelompok kekuatan dan kelemahan dalam strategi
pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,
Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Untuk masing-masing faktor strategis
kekuatan dan kelemahan, diharapkan menghasilkan 5-10 faktor yang paling
berpengaruh. Responden dapat menambahkan atau mengurangi aspek-aspek
penilaian terhadap lingkungan internal apabila hal tersebut dianggap relevan.
Penentuan peringkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh
masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel lingkungan
internal ini terdiri dari faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor
kelemahan yang dapat diatasi dalam upaya penentuan starategi pengembangan
usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan
Ciluar, Kecamatan Bogor Utara.
80
PETUNJUK PENGISIAN
1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan
usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,
Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara .
2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan pada tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan
usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,
Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara.
3. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan dan
kelemahan berdasarkan keterangan berikut :
a) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sebagai kekuatan terbesar (kekuatan
mayor) yang dimiliki perusahaan
b) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai sebagai kekuatan kecil (kekuatan
minor) yang dimiliki perusahaan
c) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai sebagai kelemahan kecil (kelemahan
minor) yang dimiliki perusahaan
d) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai sebagai kelemahan besar
(kelemahan mayor) yang dimilki perusahaan
I. Pembobotan terhadap lingkungan internal industry (kekuatan dan kelemahan)
Petunjuk Pengisian :
1. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antra dua
faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap
usaha
2. Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel 1 pada baris 1 (huruf
cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten,
dengan ketentuan berikut :
Bila lebih penting nilainya 1
Bila sama penting nilainya 2
Bila tidak lebih penting nilainya 3
81
Faktor-faktor
Strategis Eksternal
A B C D E F G H I J K
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
TOTAL
Keterangan :
A. ......
B. ......
C. ......
D. ......
E. ......
F. ......
G. ......
H. ......
I. ......
J. ......
K. ......
82
Lampiran 4 Lampiran Kuesioner Faktor Strategis Eksternal
KUISIONER PENELITIAN
IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Pekerjaan/Jabatan :
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir
atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air
Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti
bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk
mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner
ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat
dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu,
peneliti mengucapkan terima kasih.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR
PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA,
KOTA BOGOR
Peneliti
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP
H34104049
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2013
83
IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
Tujuan :
Menentukan peluang dan ancaman dari variabel-variabel faktor eksternal
Tabel . Analisis Faktor Eksternal Perusahaan
No Faktor-faktor Strategis
Eksternal
Peluang Ancaman Rating
4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
..... .........
PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL
Faktor eksternal dalam penelitan ini merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap strategi pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara
Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Tujuan melakukan
analisis lingkungan eksternal adalah untuk menentukan faktor-faktor strategis
yang akan dimasukkan kedalam kelompok peluang dan ancaman dalam strategi
pengembangan usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,
Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara. Untuk masing-masing faktor strategis
peluang dan ancaman, diharapkan menghasilkan 5-10 faktor yang paling
berpengaruh. Responden dapat menambahkan atau mengurangi aspek-aspek
penilaian terhadap lingkungan eksternal apabila hal tersebut dianggap relevan.
Penentuan peringkat (rating) dimakasudkan untuk mengukur pengaruh
masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel lingkungan
eksternal ini terdiri dari faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor
ancaman yang dapat diatasi dalam upaya penentuan strategi pengembangan usaha
ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera, Kelurahan Ciluar,
Kecamatan Bogor Utara
84
Petunjuk Pengisian :
1. Berikan tanda (v) pada kolom kekuatan pada tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi kekuatan dalam strategi pengembangan
usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,
Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara .
2. Berikan tanda (v) pada kolom kelemahan pada tabel 1 berikut ini, apabila
faktor-faktor tersebut menjadi kelemahan dalam strategi pengembangan
usaha ikan hias air tawar pada Kelompok Batara Mina Sejahtera,
Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara .
3. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan dan
kelemahan berdasarkan keterangan berikut :
a) Nilai 4, jika faktor tersebut dinilai sangat penting dan berpengaruh
bagi perusahaan
b) Nilai 3, jika faktor tersebut dinilai penting dan berpengaruh bagi
perusahaan
c) Nilai 2, jika faktor tersebut dinilai cukup penting dan berpengaruh bagi
perusahaan
d) Nilai 1, jika faktor tersebut dinilai kurang penting dan berpengaruh
bagi perusahaan.
II. Pembobotan tehadap lingkungan eksternal industri (peluang dan ancaman)
1. Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antra dua
faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap
usaha
2. Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel 1 pada baris 1 (huruf
cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten,
dengan ketentuan berikut :
Bila lebih penting nilainya 1
Bila sama penting nilainya 2
Bila tidak lebih penting nilainya 3
Tabel matriks banding berpasangan terhadap kekuatan dan
kelemahan perusahaan
85
Faktor-faktor
Strategis Eksternal
A B C D E F G H I J K
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
TOTAL
Keterangan :
A. ......
B. ......
C. ......
D. ......
E. ......
F. ......
G. ......
H. ......
I. ......
J. ......
K. ......
86
Lampiran 5 Kuesioner Penetuan Prioritas Strategi
KUISIONER PENELITIAN
PENENTUAN PRIORITAS STRATEGI
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Pekerjaan/Jabatan :
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir
atau skripsi dengan judul ―Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Hias Air
Tawar Pada Kelompok Batara Mina Sejahtera Kota Bogor, maka peneliti
bermaksud menyebarkan kuisioner dan mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk
mengisi kuisioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuisioner
ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat
dibutuhkan data yang valid dan akurat. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu,
peneliti mengucapkan terima kasih.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
BUDIDAYA IKAN HIAS AIR TAWAR
PADA KELOMPOK BATARA MINA SEJAHTERA,
KOTA BOGOR
Peneliti
HASRIL BURHANUDDIN YUSUP
H34104049
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2013
87
Tujuan :
Penentuan alternatif strategi dengan QSPM dilakukan untuk menentukan daya
tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan
kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif
akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan.
Alternatif Strategi :
Strategi 1 :
Strategi 2 :
Strategi 3 :
Strategi 4 :
Strategi 5 :
Strategi 6 :
Petunjuk Pengisian :
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
masing-masing alternatif strategi pengembangan yang sudah ada diatas.
Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan
strategi yang dibuat. Jika jawabannya ―tidak‖, maka kolom AS tidak perlu diisi,
Jika jawabannya ―Ya‖ makan kolom AS diisi dengan :
1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif
lain
2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif
lain
3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif dengan alternatif
lain
4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif dengan alternatif
88
Tabel . Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)
Faktor
Kunci Bobot
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1
2
3
4
5
Kelemahan
1
2
3
4
5
Peluang
1
2
3
4
5
Ancaman
1
2
3
4
5
Total
89
Lampiran 6 Pembobotan Terhadap Faktor Kekuatan , Kelemahan, Peluang
dan Ancaman pada Kelompok Batara Mina Sejahtera
A. Pemberian Bobot Terhadap Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan).
Bagian Pengisian Matriks Berpasangan
Petunjuk Pengisian
1. Pemberian nilai berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor
secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha
2. Cara membaca perbandingan dimulai dari faktor pada baris horizontal
terhadap kolom vertikal dan harus konsisten
Nilai 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
Nilai 2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal
Nilai 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal
Responden 1 (Ketua)
Faktor
Internal A B C D E F G H I J K L M N O TOTAL BOBOT
A 0 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 2 2 3 28 0,074
B 3 0 2 3 2 3 1 2 1 3 3 2 2 2 2 31 0,082
C 2 2 0 1 1 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 28 0,074
D 3 2 3 0 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 2 35 0,092
E 2 2 2 1 0 2 2 3 1 3 1 1 2 2 3 27 0,071
F 2 1 2 1 2 0 3 2 2 2 1 2 2 2 2 26 0,068
G 2 1 2 1 2 2 0 2 2 3 2 2 1 2 3 27 0,071
H 1 2 2 1 1 1 2 0 1 2 1 1 2 1 2 20 0,053
I 2 1 1 2 1 2 1 1 0 2 2 1 1 2 1 20 0,053
J 3 1 1 1 2 2 2 3 1 0 2 1 1 2 1 23 0,061
K 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 0 2 1 2 2 21 0,055
L 2 1 3 1 2 1 1 2 2 1 2 0 3 2 1 24 0,063
M 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 3 0 1 3 26 0,068
N 1 1 2 1 1 3 3 3 1 1 1 2 1 0 3 24 0,063
O 1 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 0 20 0,053
TOTAL 380 1,000
90
Responden 2 (Kordinator IPTEK)
Faktor
Internal A B C D E F G H I J K L M N O TOTAL BOBOT
A 0 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 28 0,074
B 3 0 1 3 1 3 1 2 1 3 3 2 2 1 2 31 0,082
C 2 2 0 1 2 1 2 2 2 1 2 3 2 1 2 28 0,074
D 3 2 3 0 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 35 0,092
E 2 2 2 1 0 1 2 3 1 2 1 3 2 2 2 27 0,071
F 2 3 2 1 1 0 2 2 2 3 1 2 1 3 2 26 0,068
G 2 1 3 1 2 3 0 2 2 3 1 2 3 2 1 27 0,071
H 1 2 2 1 3 1 2 0 1 1 1 1 2 1 2 20 0,053
I 2 1 1 2 1 2 1 1 0 2 2 1 1 2 2 20 0,053
J 3 1 2 1 2 2 2 2 1 0 2 1 2 2 1 23 0,061
K 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 0 2 1 1 2 21 0,055
L 2 1 3 2 2 1 1 2 2 1 2 0 3 2 1 24 0,063
M 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 0 1 3 26 0,068
N 1 2 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 3 0 2 24 0,063
O 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0 20 0,053
TOTAL 377 1,000
Keterangan :
Kekuatan
A Letak kelompok tani yang strategis
B Komunikasi antar pengurus dan anggota berjalan baik
C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan pengurus
D Kualitas produk yang baik
E Efisiensi saluran distribusi pemasaran
F Ketersediaan input-input produksi
G Pengaruh teknologi budidaya dalam perkembangan usaha
H Prestasi kelompok
I Berorientasi terhadap profit
Kelemahan
J Pencatatan data produksi masih belum rapih
K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul
L Promosi yang dilakukan masih belum optimal
M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi
N Keterbatasan modal
O Pencatatan data keuangan masih belum rapih
91
B. Pemberian Bobot Terhadap Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman). Bagian
Pengisian Matriks Berpasangan
Petunjuk Pengisian
1. Pemberian nilai berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor
secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap usaha
2. Cara membaca perbandingan dimulai dari faktor pada baris horizontal
terhadap kolom vertikal dan harus konsisten
Nilai 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal
Nilai 2 = Jika indikator horizontal sama penting dari pada indikator vertikal
Nilai 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal
Responden 1 (Dinas Pertanian Kota Bogor) Faktor
Eksternal A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT
A 0 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 16 0,082
B 2 0 2 3 1 3 2 2 1 2 3 21 0,108
C 1 2 0 2 1 3 2 1 1 1 1 15 0,077
D 3 1 1 0 2 2 1 3 3 2 1 19 0,098
E 3 3 2 3 0 2 2 2 3 1 2 23 0,119
F 1 2 3 2 1 0 2 1 1 2 1 16 0,082
G 2 2 1 1 2 2 0 3 1 2 3 19 0,098
H 1 1 2 3 1 1 1 0 2 2 1 15 0,077
I 1 2 3 2 2 1 2 1 0 1 1 16 0,082
J 1 1 2 2 2 3 2 1 2 0 2 18 0,093
K 2 2 1 1 1 2 2 3 1 1 0 16 0,082
TOTAL 194 1,000
Responden 2 (Raiser) Faktor
Eksternal A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT
A 0 2 1 2 1 2 3 2 1 2 2 18 0,096
B 2 0 2 3 1 1 3 2 2 1 2 19 0,101
C 1 2 0 2 1 3 2 1 1 1 1 15 0,080
D 3 1 1 0 2 2 1 3 3 2 1 19 0,101
E 3 3 2 3 0 3 1 3 2 1 3 24 0,128
F 1 1 2 2 1 0 1 1 1 1 1 12 0,064
G 2 1 3 1 2 1 0 3 1 2 3 19 0,101
H 1 1 1 3 1 1 1 0 2 1 1 13 0,069
I 1 2 1 3 1 2 1 1 0 1 1 14 0,074
J 1 1 2 2 2 3 2 1 2 0 2 18 0,096
K 2 2 1 2 1 2 2 3 1 1 0 17 0,090
TOTAL 188 1,000
92
Responden 3 (Taufan Fish Farm)
Faktor
Eksternal A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT
A 0 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 16 0.087
B 2 0 2 3 1 1 2 2 1 1 2 17 0.093
C 2 1 0 1 1 2 1 2 2 1 1 14 0.077
D 2 1 1 0 2 2 1 3 2 2 1 17 0.093
E 3 3 2 3 0 3 1 1 2 1 2 21 0.115
F 1 1 2 2 1 0 1 1 1 1 1 12 0.066
G 2 1 3 1 2 1 0 3 1 2 3 19 0.104
H 2 1 1 2 1 1 3 0 2 1 1 15 0.082
I 1 2 2 3 1 1 1 1 0 2 1 15 0.082
J 1 1 1 3 3 2 2 1 2 0 2 18 0.098
K 2 2 1 2 1 3 1 1 3 3 0 19 0.104
TOTAL 183 1,000
Keterangan :
Peluang
A Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar sebesar 3,55 persen
per tahun pada periode tahun 2008-2011
B Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar
C Kebijakan pemerintah program PUMP PB dan adanya Raiser
D Perkembangan teknologi dan informasi
E Loyalitas pembeli
F Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma diminati pasar lokal dan
ekspor
G Pameran ikan hias tahunan
Ancaman
H Harga input produksi meningkat
I Permintaan ikan hias di pasar ekspor menurun saat musim panas
J Ancaman pendatang baru
K Penerapan sistem penjualan pembudidaya ikan hias yang terpusat
oleh ketua kelompok
93
Lampiran 7 Penilaian Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal Responden
Total Skor Rata-
rata Kekuatan
1 2
A Letak kelompok tani
yang Strategis 0,074 0,080 0,153 0,077
B Komunikasi antar pengurus
dan anggota berjalan baik 0,082 0,074 0,156 0,078
C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh
anggota dan pengurus dalam meningkatkan
sumberdaya manusia
0,074 0,066 0,140 0,070
D Kualitas produk ikan hias jenis blackghost
dan ctenopma yang baik dalam
keseragaman ukuran dan tidak cacat
0,092 0,085 0,177 0,088
E Efisiensi saluran distribusi
Pemasaran 0,071 0,069 0,140 0,070
F Ketersediaan input-input
Produksi 0,068 0,072 0,140 0,070
G Pengaruh teknologi budidaya dalam
perkembangan usaha 0,071 0,074 0,145 0,073
H Prestasi kelompok 0,053 0,056 0,108 0,054
I Berorientasi terhadap profit
0,053 0,056 0,108 0,054
Kelemahan
J Pencatatan data produksi masih
belum rapih 0,061 0,064 0,124 0,062
K Penetapan harga ditentukan
oleh pengumpul 0,055 0,053 0,108 0,054
L Promosi yang dilakukan
masih belum optimal 0,063 0,066 0,129 0,065
M Masih kurangnya sistem
pengawasan produksi 0,068 0,064 0,132 0,066
N Keterbatasan modal 0,063 0,066 0,129 0,065
O Pencatatan data keuangan
masih belum rapih 0,053 0,056 0,108 0,054
TOTAL 2,000 1
94
Lampiran 8 Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Eksternal
Faktor Startegis Eksternal Responden
Total Skor
Rata-rata Peluang
1 2 3
A Peningkatan nilai ekspor ikan hias
air tawar sebesar 3,55 persen per
tahun pada periode tahun 2008-
2011
0,082 0,096 0,086 0,265 0,09
B Potensi lingkungan Kelurahan
Ciluar 0,108 0,101 0,092 0,301 0,10
C Kebijakan pemerintah program
PUMP PB dan adanya Raiser 0,077 0,080 0,086 0,244 0,08
D Perkembangan teknologi dan
informasi 0,098 0,101 0,092 0,291 0,10
E Loyalitas pembeli 0,119 0,128 0,114 0,360 0,12
F Ikan hias jenis blackghost dan
ctenopoma diminati pasar lokal dan
ekspor
0,082 0,064 0,065 0,211 0,07
G Pameran ikan hias tahunan 0,098 0,101 0,103 0,302 0,10
Ancaman
H Harga input produksi meningkat 0,077 0,069 0,081 0,228 0,08
I Permintaan ikan hias di pasar
ekspor menurun saat musim panas 0,082 0,074 0,081 0,238 0,08
J Ancaman pendatang baru 0,093 0,096 0,097 0,286 0,10
K Penerapan sistem penjualan
pembudidaya ikan hias yang
terpusat oleh ketua kelompok
0,082 0,090 0,103 0,276 0,09
TOTAL 3,000 1
95
Lampiran 9 Penilaian Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Internal Responden
Total Skor
Rata-rata Kekuatan
1 2
A Letak kelompok tani
yang Strategis 3 3 6 3
B Komunikasi antar pengurus
dan anggota berjalan baik 4 3 7 3.5
C Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh anggota dan
pengurus dalam meningkatkan sumberdaya manusia 4 2 6 3
D Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan
ctenopma yang baik dalam keseragaman ukuran dan
tidak cacat
4 4 8 4
E Efisiensi saluran distribusi
Pemasaran 3 3 6 3
F Ketersediaan input-input
Produksi 3 3 6 3
G Pengaruh teknologi budidaya dalam
perkembangan usaha 3 4 7 3.5
H Prestasi kelompok 3 3 6 3
I Berorientasi terhadap profit
3 3 6 3
Kelemahan
J Pencatatan data produksi masih belum rapih 1 2 3 1.5
K Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul 2 1 3 1.5
L Promosi yang dilakukan masih belum optimal 2 2 4 2
M Masih kurangnya sistem pengawasan produksi 2 2 4 2
N Keterbatasan modal 2 1 3 1.5
O Pencatatan data keuangan masih belum rapih 1 1 2 1
TOTAL 77 38.5
96
Lampiran 10 Penilaian Rating Rata-rata Faktor Strategis Eksternal
Faktor Startegis Eksternal Responden
Total Skor
Rata-rata Peluang
1 2 3
A Peningkatan nilai ekspor ikan hias air
tawar sebesar 3,55 persen per tahun pada
periode tahun 2008-2011
3 4 3 10 3,33
B Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar 3 3 3 9 3,00
C Kebijakan pemerintah program PUMP PB
dan adanya Raiser 3 3 2 8 2,67
D Perkembangan teknologi dan informasi 4 2 2 8 2,67
E Loyalitas pembeli 4 3 3 10 3,33
F Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma
diminati pasar lokal dan ekspor 4 4 2 10 3,33
G Pameran ikan hias tahunan 3 4 2 9 3,00
Ancaman
H Harga input produksi meningkat 3 1 3 7 2,33
I Permintaan ikan hias di pasar ekspor
menurun saat musim panas 3 2 2 7 2,33
J Ancaman pendatang baru 4 3 3 10 3,33
K Penerapan sistem penjualan pembudidaya
ikan hias yang terpusat oleh ketua
kelompok
4 4 3 11 3,67
TOTAL 99 33,00
97
Lampiran 11 Analisis Matriks SWOT
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Letak kelompok tani yang strategis
2. Komunikasi antar pengurus dan anggota
berjalan baik
3. Keikutsertaan pelatihan yang diikuti oleh
anggota dan pengurus dalam meningkatkan
sumberdaya manusia
4. Kualitas produk ikan hias jenis blackghost dan
ctenopma yang baik dalam keseragaman
ukuran dan tidak cacat
5. Efisiensi saluran distribusi pemasaran
6. Ketersediaan input-input produksi
7. Pengaruh teknologi budidaya dalam
perkembangan usaha
8. Prestasi kelompok
9. Berorientasi terhadap profit
1. Pencatatan data produksi masih belum rapih
2. Penetapan harga ditentukan oleh pengumpul
3. Promosi yang dilakukan masih belum optimal
4. Masih kurangnya sistem pengawasan produksi
5. Keterbatasan modal
6. Pencatatan data keuangan masih belum rapih
PELUANG
1. Peningkatan nilai ekspor ikan hias air tawar
sebesar 3,55 persen per tahun pada periode
tahun 2008-2011
2. Potensi lingkungan Kelurahan Ciluar
3. Kebijakan pemerintah program PUMP PB
dan adanya Raiser
4. Perkembangan teknologi dan informasi
5. Loyalitas pembeli
6. Ikan hias jenis blackghost dan ctenopoma
diminati pasar lokal dan ekspor
7. Pameran ikan hias tahunan
STRATEGI S-O
1. Meningkatkatkan kapasitas produksi jenis
ikan hias blackghost dan ctenopoma (S1, S2,
S3, S4, S7, O1, O2, O3, O5, O6)
2. Menambah jenis ikan hias baru seperti ikan
hias jenis tetra (S1, S6, S7, O1, O4, O5)
STRATEGI W-O
1. Meningkatkan modal dengan cara pinjaman ke
berbagai layanan usaha seperti perbankan (W5,
O4)
2. Melakukan promosi dengan berperan aktif
dalam pameran ikan hias untuk
memperkenalkan pada masyarakat luas (W3,
O7)
ANCAMAN
1. Harga input produksi meningkat
2. Permintaan ikan hias di pasar ekspor
menurun saat musim panas
3. Ancaman pendatang baru
4. Penerapan sistem penjualan satu pintu oleh
kelompok pembudidaya ikan hias sejenis
STRATEGI S-T
1. Meningkatkan pangsa pasar lokal (S5,S6, S7,
S8, T2)
STRATEGI W-T
1. Meningkatkan pengawasan sistem produksi
dengan menerapkan pembagian tugas ke setiap
pengurus dan anggota kelompok (W4, T1, T2,
T3, T4)
98
Lampiran 12 Analisis Matriks QSP
Responden I
Keterangan Faktor-faktor
kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal
Kekuatan
(Streanghth)
Letak kelompok tani yang
Strategis A
0,077 1 0,077 1 0,077 1 0,077 1 0,077 1 0,077
Komunikasi antar pengurus
dan anggota berjalan baik B
0,078 4 0,312 2 0,156 3 0,234 4 0,312 4 0,312
Keikutsertaan pelatihan yang
diikuti oleh anggota dan
pengurus dalam
meningkatkan sumberdaya
manusia
C 0,070 3 0,210 3 0,210 3 0,210 3 0,210 3 0,210
Kualitas produk ikan hias
jenis blackghost dan
ctenopma yang baik dalam
keseragaman ukuran dan tidak
cacat
D 0,088 3 0,265 4 0,354 2 0,177 3 0,265 2 0,177
Efisiensi saluran distribusi
pemasaran E
0,070 2 0,140 4 0,280 2 0,140 3 0,210 2 0,140
Ketersediaan input-input
produksi F
0,070 2 0,140 4 0,280 2 0,140 3 0,210 3 0,210
Pengaruh teknologi dalam
perkembangan usaha G
0,073 3 0,218 3 0,218 2 0,145 1 0,073 2 0,145
Prestasi kelompok H 0,054 2 0,108 2 0,108 2 0,108 1 0,054 1 0,054
Berorientasi terhadap profit I 0,054 1 0,054 2 0,108 1 0,054 1 0,054 1 0,054
Kelemahan
Pencatatan data produksi
masih belum rapih J
0,062 1 0,062 1 0,062 4 0,248 3 0,186 4 0,248
Penetapan harga ditentukan
oleh pengumpul K
0,054 4 0,217 1 0,054 3 0,162 3 0,162 4 0,217
99 Responden I
Keterangan Faktor-faktor
kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal
Kekuatan
(Streanghth)
Promosi yang dilakukan
masih belum optimal L
0,065 3 0,194 3 0,194 3 0,194 4 0,259 2 0,129
Masih kurangnya sistem
pengawasan produksi M
0,066 2 0,132 1 0,066 2 0,132 2 0,132 1 0,066
Keterbatasan modal N 0,065 2 0,129 1 0,065 3 0,194 1 0,065 1 0,065
Pencatatan data keuangan
masih belum rapih O
0,054 1 0,054 1 0,054 2 0,108 1 0,054 2 0,108
Faktor Eksternal
Peluang
Peningkatan nilai ekspor ikan
hias air tawar sebesar 3,55
persen per tahun pada periode
tahun 2008-2011
A 0,088 1 0,088 1 0,088 1 0,088 1 0,088 1 0,088
Potensi lingkungan Kelurahan
Ciluar B
0,100 1 0,100 1 0,100 1 0,100 1 0,100 1 0,100
Kebijakan pemerintah
program PUMP PB dan
adanya Raiser
C 0,081 3 0,244 3 0,244 3 0,244 1 0,081 2 0,162
Perkembangan teknologi D 0,097 4 0,388 2 0,194 4 0,388 4 0,388 4 0,388
Loyalitas pembeli E 0,120 4 0,480 3 0,360 4 0,480 4 0,480 2 0,240
Ikan hias jenis blackghost dan
ctenopoma diminati pasar
lokal dan ekspor
F 0,070 4 0,282 1 0,070 3 0,211 3 0,211 1 0,070
Pameran ikan hias tahunan G 0,101 2 0,201 3 0,302 3 0,302 2 0,201 2 0,201
100 Responden I
Keterangan Faktor-faktor
kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal
Kekuatan
(Streanghth)
Ancaman
Harga input produksi
meningkat H
0,076 2 0,152 1 0,076 2 0,152 1 0,076 1 0,076
Permintaan ikan hias di pasar
ekspor menurun saat musim
panas
I 0,079 4 0,317 4 0,317 3 0,238 4 0,317 3 0,238
Ancaman pendatang baru J 0,095 4 0,381 4 0,381 3 0,286 4 0,381 3 0,286
Penerapan sistem penjualan
pembudidaya ikan hias yang
terpusat oleh ketua kelompok
K 0,092 1 0,092 1 0,092 1 0,092 4 0,367 1 0,092
Total 5,037
4,511
4,905
5,015
4,154
Responden II
Keterangan Faktor-faktor
kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal
Kekuatan
(Streanghth)
Letak kelompok tani yang
Strategis A
0,077 1 0,077 2 0,153 1 0,077 2 0,153 1 0,077
Komunikasi antar pengurus
dan anggota berjalan baik B
0,078 3 0,234 2 0,156 3 0,234 3 0,234 3 0,234
Keikutsertaan pelatihan yang
diikuti oleh anggota dan
pengurus dalam
meningkatkan sumberdaya
manusia
C 0,070 3 0,210 2 0,140 3 0,210 2 0,140 4 0,280
Kualitas produk ikan hias
jenis blackghost dan
ctenopma yang baik dalam
D 0,088 3 0,265 3 0,265 4 0,354 3 0,265 2 0,177
101 Responden I
Keterangan Faktor-faktor
kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal
Kekuatan
(Streanghth)
keseragaman ukuran dan tidak
cacat
Efisiensi saluran distribusi
pemasaran E
0,070 2 0,140 2 0,140 3 0,210 2 0,140 3 0,210
Ketersediaan input-input
produksi F
0,070 4 0,280 4 0,280 4 0,280 4 0,280 4 0,280
Pengaruh teknologi dalam
perkembangan usaha G
0,073 3 0,218 3 0,218 2 0,145 4 0,291 3 0,218
Prestasi kelompok H 0,054 2 0,108 3 0,163 4 0,217 3 0,163 2 0,108
Berorientasi terhadap profit I 0,054 3 0,163 3 0,163 3 0,163 2 0,108 3 0,163
Kelemahan
Pencatatan data produksi
masih belum rapih J
0,062 4 0,248 3 0,186 3 0,186 3 0,186 3 0,186
Penetapan harga ditentukan
oleh pengumpul K
0,054 4 0,217 3 0,162 3 0,162 3 0,162 3 0,162
Promosi yang dilakukan
masih belum optimal L
0,065 2 0,129 3 0,194 4 0,259 3 0,194 2 0,129
Masih kurangnya sistem
pengawasan produksi M
0,066 2 0,132 2 0,132 3 0,198 2 0,132 3 0,198
Keterbatasan modal N 0,065 3 0,194 2 0,129 3 0,194 3 0,194 1 0,065
Pencatatan data keuangan
masih belum rapih O
0,054 3 0,163 3 0,163 4 0,217 4 0,217 2 0,108
Faktor Eksternal
Peluang
Peningkatan nilai ekspor ikan
hias air tawar sebesar 3,55
persen per tahun pada periode
tahun 2008-2011
A 0,088 2 0,176 1 0,088 2 0,176 2 0,176 3 0,265
102 Responden I
Keterangan Faktor-faktor
kunci Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Internal
Kekuatan
(Streanghth)
Potensi lingkungan Kelurahan
Ciluar B
0,100 1 0,100 2 0,201 3 0,301 1 0,100 2 0,201
Kebijakan pemerintah
program PUMP PB dan
adanya Raiser
C 0,081 3 0,244 3 0,244 3 0,244 2 0,162 1 0,081
Perkembangan teknologi D 0,097 4 0,388 4 0,388 4 0,388 4 0,388 4 0,388
Loyalitas pembeli E 0,120 3 0,360 3 0,360 3 0,360 3 0,360 4 0,480
Ikan hias jenis blackghost dan
ctenopoma diminati pasar
lokal dan ekspor
F 0,070 3 0,211 2 0,141 2 0,141 2 0,141 2 0,141
Pameran ikan hias tahunan G 0,101 2 0,201 3 0,302 2 0,201 2 0,201 2 0,201
Ancaman
Harga input produksi
meningkat H
0,076 1 0,076 3 0,228 2 0,152 1 0,076 1 0,076
Permintaan ikan hias di pasar
ekspor menurun saat musim
panas
I 0,079 3 0,238 4 0,317 3 0,238 3 0,238 3 0,238
Ancaman pendatang baru J 0,095 3 0,286 4 0,381 2 0,191 3 0,286 3 0,286
Penerapan sistem penjualan
pembudidaya ikan hias yang
terpusat oleh ketua kelompok
K 0,092 2 0,184 2 0,184 3 0,276 2 0,184 2 0,184
Total
5,242 5,477 5,772 5,172 5,135
103
Lampiran 13. Foto-Foto Kelompok BMS dan Pelatihan Dinas
Kelompok BMS dengan Dinas Pembinaan dari Dinas
Pelatihan-Pelatihan Pelatihan-Pelatihan
Pembinaan dari Dinas Kelompok BMS
104
Lampiran 14 Foto Proses Produksi dan Budidaya Ikan Hias
Akuarium Pemeliharaan Akar Pakis
Daun Ketapang Pakan Alami
Artemia Benih blackghost
105
Lampiran 15 Foto Wadah Pemeliharaan Budidaya Ikan Hias dan
Sekretariat Kelompok BMS
Akuarium Akuarium
Bak Pemeliharaan Bak Pemeliharaan
Kantor S
Sekretariat Gazeebo Tempat Pertemuan
106
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 03 Januari 1988. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak H. Sofyan
Anshori dan Ibu Siti Hasanah.
Tahun 1999, penulis berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di
SDN Pengadilan 2 Kota Bogor. Selanjutnya, masih di kota yang sama, penulis
berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 12
Kota Bogor pada tahun 2002, dan pendidikan sekolah menengah atas di SMA
Negeri 8 Kota Bogor pada tahun 2005.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun
2005 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada Program Studi
Diploma III Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya. Pada tahun
2010 penulis melanjutkan studi pada Program Pendidikan Alih Jenis Agribisnis.