perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STRATEGI PARTAI GOLKAR DALAM MENGHADAPI PEMILUKADA
TAHUN 2010 DI KABUPATEN BOYOLALI
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
Disusun Oleh:
BAYU NUGROHO AJI D0106039
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iiii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing
Drs. Budiardjo, M.Si. NIP.195406021986011001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iiiiii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pada hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. Sukadi, M.Si (……………..) NIP. 1947082019760331001 Ketua
2. Dra. Retno Suryawati, M.Si (……………..) NIP. 196001061987022001 Sekretaris
3. Drs. Budiardjo, M.Si. (……………..) NIP.195406021986011001 Penguji
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi, S.N.SU NIP. 195301281981031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iivv
MOTTO
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia
melihat dirinya serba kecukupan”
(Q.S. Al-Alaq: 6-7)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Alam Nasyrah : 6)
”Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.”
(Mahatma Gandhi)
”Tidak ada kesuksesan tanpa pengorbanan.”
(Filsuf)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
Bapak dan Ibu atas semua doa, kasih sayang, pengertian dan
pengorbanan yang diberikan selama ini untukku.
Mas, mbak, dan adikku yang telah memberikan keceriaan dan senyuman
saat kepenatan melanda.
Yuli “nugroho” amintasih yang selalu menemani dan memberi semangat
selama masa kuliah dan masa pembuatan skripsi.
Keluarga besarku, atas doa dan dukungan yang diberikan sehingga aku
bisa melalui semua tantangan dalam menyelesaikan karyaku.
Sahabat-sahabatku Administrasi Negara Angkatan 2006, Terima kasih
atas persahabatan yang tulus yang kalian berikan untukku.
Sahabatku dimasa-masa kos. Kos “tentrem ing manah” dan kos “vegas”,
Masa-masa empat tahun lebih ini begitu berarti, banyak hal yang kita
lewati untuk mengerti tentang hidup. Terima ksaih untuk selama ini, aku
belajar dari kalian semua.
Almamaterku Administrasi Negara 2006.
Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses
penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vvii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”STRATEGI PARTAI GOLKAR
DALAM MENGHADAPI PEMILUKADA TAHUN 2010 DI
KABUPATEN BOYOLALI”.
Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Budiardjo, M.Si selaku pembimbing, atas bimbingannya,
arahan, dan motivasi serta kesabarannya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si selaku pembimbing akademis, atas
bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.
3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si dan Bapak Agung Priyono, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vviiii
5. Bapak H. Fuadi. SH. selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar
Kabupaten Boyolali yang telah memberikan kemudahan didalam
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Joko Pramudyo S.Pd selaku Dewan Penasehat Tim Sukses
Pemilukada Kabupaten Boyolali Tahun 2010 dari Partai Golongan Karya
yang telah memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak H. Ichsan S.Ag selaku Ketua Tim Sukses Pemilukada Kabupaten
Boyolali Tahun 2010 dari Partai Golongan Karya yang telah memberikan
kemudahan didalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Drs. Prijanto, MM selaku Wakil Ketua Tim Sukses Pemilukada
Kabupaten Boyolali Tahun 2010 dari Partai Golongan Karya yang telah
memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Nardi dan Pak min selaku full timer Kantor sekretariat Dewan
Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Boyolali yang telah
memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini.
10. Bapak Widodo R selaku Pimpinan Kecamatan Sawit yang telah
memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini. serta seluruh
jajaran Organisasi Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten
Boyolali yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan dalam penyediaan data yang penulis butuhkan dalam penyusunan
skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vviiiiii
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membentu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan
penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini
dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan
dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iixx
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………
HALAMAN MOTTO…………………………………………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
DAFTAR TABEL……………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………
ABSTRAK……………………………………….……………………....
ABSTRACT.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………….…………………...
B. Rumusan Masalah…………………………….…………….....
C. Tujuan Penelitian……...…………………….………………...
D. Manfaat Penelitian……………………………….……………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori..……………………………………………....
B. Kerangka Pemikiran………………………………………......
i
ii
iii
iv
v
vi
ix
xi
xii
xiii
xiv
1
16
16
17
18
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………..............
B. Lokasi Penelitian .....................................................................
C. Sumber Data ………………………………………….......…..
D. Teknik Pengumpulan Data……………….……………..........
E. Teknik Pengambilan Sample………………………………….
F. Validitas Data…………………………………………….........
G. Teknik Analisis Data………………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kabupaten Boyolali……………………………….
B. Partai Golkar…………………………………………………
C. Strategi Partai Golkar..............................................................
D. Hasil yang dicapai...................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………...........
B. Saran ..…………………………………………......................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
56
56
57
58
60
60
60
64
66
79
109
111
113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
DAFTAR TABEL
1.1 Perolehan Kursi DPR Pemilu 1955........................................... 2
1.2 Perolehan Suara Pemilu 1971…………................................. . 6
1.3 Perolehan Suara Pemilu 1977 .................................................. 7
1.4 Perolehan Suara Pemilu 1982................................................. . 7
1.5 Perolehan SuaraPemilu1987 ..................................................... 7
1.6 Perolehan Suara Pemilu 1992 .................................................. 8
1.7 Perolehan Suara Pemilu 1997.................................................... 8
2.1 Tes Litmus untuk isu-isu strategi....... ...................................... 35
2.2 Matriks Analisis SWOT ........................................................... 37
4.1 Daerah Pemilihan Kabupaten Boyolali .................................... 64
4.2 Hasil Analisis SWOT .............................................................. 99
4.3 Hasil Tes Litmus ...................................................................... 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiiii
DAFTAR GAMBAR
2. 1
2.2
2.3
3.1
Diagram Analisis SWOT……………………………….........
Model Sistem Pemilihan Pemilukada …………………........
Bagan Model Kerangka Berpikir………….............................
Skema Analisis Model Interaktif…………………..................
19
20
35
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiiiiii
ABSTRAK
BAYU NUGROHO AJI. D0106039. STRATEGI PARTAI GOLKAR DALAM MENGHADAPI PEMILUKADA TAHUN 2010 DI KABUPATENBOYOLALI. Skripsi. Program Studi Administrasi Negara. Jurusan IlmuAdministrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2011. 113 Hal.
Dengan menggunakan identifikasi faktor internal dan eksternal maka akandiperoleh isu-isu strategis kemudian dilakukan skala pengukuran skala prioritasisu-isu strategis dengan menggunakan tes litmus yang selanjutnya diperoleh isu paling strategis. Setelah itu dihasilkan strategi-strategi yang yang akan digunakan oleh DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali dalam memenangkan PemilukadaKabupaten Boyolali Tahun 2010.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, telaahdokumen dan observasi. Penentuan reponden dalam penelitian ini menggunakanmetode purposive sampling. Telaah dukumen dilakukan terhadap dokumenmaupun buku-buku pedoman yang berhubungan dengan penelitian. Observasiyaitu pengamatan langsung mengenai kondisi di Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Boyolali. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data yakni menguji data sejenis dari berbagai sumber. Teknik analisis datanyaadalah analisis interaktif dengan komponen analisis yakni reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian dari analisis faktor internal dan eksternal ini menunjukkan bahwa DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali mempunyai kekuatan ( PartaiReformis, Komunikasi, Calon yang berkualitas, Kepengurusan yang lengkap, Satu komando kepengurusan); kelemahan (Sumber dana yang terbatas, SumberDaya Manusia yang kurang loyal dan kurang berkualitas, Organisasi sayap yang kurang optimal, Waktu Persiapan yang relatif singkat); analisis eksternal denganpeluang (Perpecahan kader partai lain, Kepala Daerah merupakan kader partai,Koalisi dengan partai lain,Tim sukses berasal dari berbagai elemen masyarakat.);Ancaman (Incumben yang masih menjabat, Persiapan rival yang cukup lama,Pragmatisme kader partai) yang kemudian berdasarkan analisis SWOT dan tes litmus menghasilkan isu strategis (1)Memperbaiki militansi kader dan perekrutan kader yang kompeten serta berkualitas,(2) Koalisi dengan partai lain untuk mengatasi masalah sumber daya,(3) Melakukan peningkatan kinerja partai politik melalui kerja sama dengan stakeholder, individu, dan organisasi masyarakat,(4)Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang calon atau pasangan yang dicalonkan,(5) Mengoptimalakan sumber daya yang tersedia untuk berkompetisi dengan pesaing, (6)Meningkatkan komitmen kader partai dalam pelaksanaan Pemilukada Tahun 2010 Kabupaten Boyolali melalui KepalaDaerah,(7)Mengoptimalkan sumber daya yang berkualitas dalam PemilukadaKab. Boyolali Tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiivv
ABSTRACT
BAYU NUGROHO AJI. D0106039. GOLKAR PARTY STRATEGY IN DEALING WITH 2010 LOCAL ELECTION IN BOYOLALI REGENCY. Thesis. Public Administration Study Program. Administration Department. Social and Political Sciences Faculty. Sebelas Maret University. Surakarta. 2011. 113 Pages
By identifying the internal and external factors, the strategic issues then were obtained that were then measured using priority scale by using litmus test leading to the most strategic issue. Then, the strategies to be used by DPD Partai Golkar of Boyolali Regency in winning Election in Boyolali Regency of 2010.
Techniques of collecting data used were interview, document study and observation. The respondent selection in this research was done using purposive sampling. Document study was done on the document and literature relevant to research. Observation was direct observation about the condition in Local Leadership Council of Golkar Party of Boyolali Regency. The data validity used was data triangulation namely to examine the similar data of various source. Technique of analyzing data used was interactive analysis with analysis components encompassing data reduction, data display, and conclusion drawing.
The result of research from the analysis on internal and external factors shows that the Local Leadership Council of Golkar Party of Boyolali Regency has some strengths (Reformist party, communication, high-quality nominee, complete leadership, one leadership command); weaknesses (limited fund source, less loyal and low quality human resource, less optimum wing organization, relatively short preparation time); the external analysis with opportunities (other party’s breakdown, Local Principal is the party’s cadre, coalition with other parties, success time comes from a variety of society elements); threats (the incumbent still occupies an office, the rival preparation is sufficiently long, party cadre pragmatism) that then based on SWOT analysis and litmus test the strategic issues result including (1) to improve the cadre militancy and to recruit the high quality and competent cadres, (2) coalition with other party to cope with human resource problem, (3) to improve the political party performance through the cooperation with stakeholders individuals, and society organization, (4) to increase socialization to the society about the nominee or the nominated couple, (5) to optimize the available human resource to compete with the competitors, (6) to improve the party cadres’ commitment to the implementation of 2010 Local Election of Boyolali Regency through the Local Principal, and (7) to optimize the high-quality human resource in 2010 Local Election of Boyolali Regency.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini demokrasi merupakan terminologi politik yang paling sering
digunakan, namun juga yang paling problematik. Problematik, sebab para pakar
ilmu politik belum sepakat, apakah demokrasi itu sekedar alat untuk mencapai
tujuan, ataukah menjadi tujuan bangsa atau negara itu sendiri. Namun terlepas
dari itu semua, Demokrasi merupakan ajaran yang sangat universal diterima oleh
seluruh dunia. Demokrasi sangat berkaitan dengan hak-hak politik yang paling
mendasar bagi kebutuhan manusia.
Pada tahun 1955 bangsa Indonesia mampu mengukir sejarah dalam
praktek demokrasi. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan penyelenggaraan
pemilihan umum pertama tahun 1955 yang berlangsung umum, bebas dan rahasia
(luber). Pada masa tersebut, bangsa Indonesia tengah menghadapi berbagai
persoalan, baik ekonomi, sosial maupun politik yang ditandai dengan munculnya
gerakan-gerakan separatis di berbagai daerah untuk melepaskan diri dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pada Pemilu yang diadakan untuk pertama kalinya
itu, sebanyak 27 partai politik dan satu calon perorangan turut serta mendapatkan
kursi di pesta demokrasi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tabel 1 Perolehan Kursi DPR pada Pemilu 1955
A. Partai-Partai yang berhasil mendapat Kursi di DPR
1. Partai Nasional Indonesia 2. Majilis Syuro Muslimin Indonesia 3. Nahdlatul Ulama 4. Partai Komunis Indonesia 5. Partai Serikat Islam Indonesia 6. Partai Kristen Indonesia 7. Partai Katolik 8. Partai Sosialis Indonesia 9. Pergerakan Tarbiyah Islam 10. Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia 11. Gerakan Pembela Pancasila 12. Partai Rakyat Nasional 13. Perserikatan Pegawai Polisi RI 14. Murba 15. Pemuda Republik Indonesia 16. Partai Buruh 17. Partai Republik Indonesia Merdeka 18. Aksi Kemenangan Umat Islam 19. Angkatan Comunis Indonesia 20. Partai Politik Tharikat Islam Indonesia 21. Partai Rakyat Djelata 22. Partai Indonesia Raya-Wongso Nagoro 23. Partai Indonesia Raya-Hazairin 24. Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia 25. Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia 26. Grinda 27. Persatuan Daya B. Perorangan yang berhasil mendapat kursi di DPR
1. R. Soedjono Prawirosoedarso
Sumber: Golkar Pasca Pemilu 1992
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Setelah berbagai kampanye yang ramai dan cukup melelahkan, akhirnya
muncul empat kekuatan partai politik terbesar yang sekaligus keluar sebagai
“pemenang” Pemilu pertama itu. Partai politik pemenang tersebut adalah Partai
Nasionalis Indonesia (PNI), Masyumi, NU, dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Masuknya PKI dalam empat besar tersebut memang sudah diprediksi oleh banyak
pengamat politik, tetapi tetap saja perolehan suara yang begitu besar jika
dibandingkan partai-partai lain semisal Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII),
Partai Murba atau Partai Sosialis Indonesia (PSI) merupakan sebuah hal yang
mengejutkan.
Kemenangan PKI ini sendiri secara khusus merupakan ancaman bagi
lawan-lawan politiknya, baik dari kalangan partai atau pun kelompok lain,
khususnya militer. PKI menjadi partai yang sangat dominan dalam politik
Indonesia disebabkan karena bersatunya tiga golongan utama republik ini,
nasionalis, agama dan komunis. Hal ini dapat menjadi pertanda bahwa eksistensi
PKI diakui dan semakin terbuka peluang untuk berkembang. Politik Presiden
Soekarno dalam masa Demokrasi Terpimpin ini terlihat cenderung memberi
”ruang” yang cukup pada kekuatan politik pemenang Pemilu tahun 1955,
sehingga iklim politik tersebut menguntungkan PKI untuk mengembangkan
kekuatannya. Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan di pihak
militer (AD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dengan kekhawatiran dan kecemasan dari pihak militer (AD) tersebut
akhirnya militer pada bulan oktober tahun 1964 membentuk Secretariat Bersama
(Sekber) Golongan Karya yang merupakan menjadi cikal bakal terjadinya Partai
Golkar. Timbulnya Rencana terbentuknya Sekber Golkar untuk pertama kali
adalah berawal dari Jenderal A.H Nasution bersama dengan anggota-anggota
militer lainya yang bertujuan untuk mengimbangi kekuatan PKI. Sekber Golkar
ini pertama kali terbentuk branggotakan organisasi-organisasi seperti Sentral
Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Musyawarah Kekeluargaan
Gotong Royong (MKGR), Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)
dan Seni Budaya Islam (HSBI), dimana setiap organisasi masa tersebut ada
petinggi-petinggi ABRI yang menduduki jabatan penting. Selain gabungan dari
organisasi tesebut masih ada oragnisasi seperti Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) serta Ikatan Pemuda Pelajar Idonesia yang menghindar dari
intervensi dan pengaruh PKI yang kemudian bergabung dengan sekretaris
bersama golongan karya.
“Sekber Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat. Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada dibawah pengaruh politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
( http://www.sekretariatgabungan.info/content/partai-golkar)
Dari kutipan diatas terlihat sangat jelas bahwa pengaruh PKI di Indonesia
sangatlah ditentang oleh semua kalangan al ini terlihat sangat pesatnya
perkembangan anggota Sekber Golkar dari 61 organisasi menjadi 291
organisasi. Organisasi yang menjadi anggota Sekber Golkar termasuk dari
kalangan organisasi profesi (PGRI,ABRI), kepemudaan (Pemuda
Pancasila,HMI, Pemuda Katholik, Pelajar Islam Indonesia) , serta dari
golongan agama (Muhammadyah, Nahdlatul Ulama).
Kemudian pada tahun 1965 meletuslah pemberontakan 30 September
yang dilakukan oleh PKI, namun atas kesigapan dari ABRI dengan mementuk
sekber golkar pemberontakan yang dilakukan oleh PKI tersebut dapat
digagalkan dan sejak tahun 1966 organisasi PKI dibubarkan dan petualangan
politik PKIpun terhenti karena adanya organiasi Sekber Golkar. Dengan
runtuhnya kekuasaan PKI dalam kehidupan politik Indonesia maka berakhir
juga kekuasaan dari Presiden Soekarno yang digulingkan oleh ABRI karena
dianggap sebagai seorang dictator.
Dari sinilah kekuasaan 32 tahun era orde baru dibawah kepemimpinan
Presiden Soeharto dimulai dan kehidupan politik Indonesia dikuasai oleh
Partai Golkar dari tahun 1966 sampai pada 1988 . Pada tahun 1971 dilakukan
pemilu untuk pertama kalinya di zaman orde baru, lalu menjelang Pemilu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
tersebut tercapai kesepakatan diantara ormas-ormas besar yang menjadi tulang
punggung Sekber Golkar untuk menjadikan Golkar sebagai peserta pemilu.
Namun perubahan Sekber Golkar menjadi Golkar secara resmi baru
dilakanakan 17 Juli 1971, dua minggu setelah pemilu pertama melalui
musyawarah Sekber Golkar.
Pemilu pertama yaitu pada tahun 1971 yang di ikuti oleh sepuluh partai
dan pemilu selanjutnya pada tahun 1977,1982,1987, 1992, 1997 yang terdiri
dari dua partai poltik dan satu organisasi pada masa orde baru tersebut mutlak
menjadi kemenangan Golkar, sedangkan partai politik yang lainya hanyalah
sebagai lambang demokrasi semu yang ada pada masa orde baru.
Perolehan Suara Pemilu 1971
Nama Organisasi Politik Persentase(%)
1. Golkar 2. NU 3. PNI 4. Parmusi 5. PSII 6. Parkindo 7. Partai Katholik 8. Perti 9. IPKI 10. Murba
62,80 18,67 6,94 5,36 2,39 1,34 1,10 0,70 0,62 0,09
Sumber: Golkar Pasca Pemilu 1992
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Perolehan Suara Pemilu 1977
Nama Organisasi Politik Persentase(%)
1. Golkar
2. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
62,80
27,12
10,08
Sumber: www.syarikatindonesia.com
Perolehan Suara Pemilu 1982
Nama Organisasi Politik Persentase(%)
1. Golkar
2. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
62,80
27,12
10,08
sumber: www.syarikatindonesia.com
Perolehan Suara Pemilu 1987
Nama Organisasi Politik Persentase(%)
1. Golkar
2. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
68,34
27, 78
7, 88
Sumber: www.syarikatindonesia.com
Perolehan Suara Pemilu 1992
Nama Organisasi Politik Persentase(%)
1. Golkar 68,10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
17,01
14,89
Sumber: www.syarikatindonesia.com
Perolehan Suara Pemilu 1997
Nama Organisasi Politik Persentase(%)
1. Golkar
2. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
68,10
17,00
14,90
Sumber: www.syarikatindonesia.com
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dominasi Golkar pada
masa orde baru sangat dominan, hal ini terjadi karena Ketua Dewan Pembina
Golkar adalah Presiden Soeharto yang pada saat itu menjabat Presiden sebagai
kepala Negara dan dengan menjadi presiden tersebut mendapatkan gelar
Panglima Tertinggi ABRI.
Dari jabatan yang diperoleh Dewan Pembina Golkar sebagai Presiden
Republik Indonesia dan sebagai panglima tertinggi ABRI, dengan sangat
mudah mensiasati perolehan suara Golkar dalam Pemilu. Pada saat itu ada
tiga kekuatan yang dimiliki oleh GOLKAR yang sering disebut dengan
“ABG” yaitu A (ABRI), B (Birokrasi), dan G (tiga pilar organisasi dalam
secretariat bersama golongan karya, yaitu Sentral Organisasi Karyawan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Swadiri Indonesia (SOKSI), Muyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
(MKGR), Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)).
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) adalah merupakan
tokoh sentral dalam pemenangan Golkar dalam pemilu. Kekuasaan Orde Baru
adalah sejarah neo-fasisme (militer), yaitu suatu pemerintahan yang dibangun
dengan cara mengandalkan elitisme, irasionalisme, nasionalisme dan
korporatisme. Ciri dari Pemerintahan neo-fasisme militer ini adalah
mengandalkan kekuatan militer untuk menghancurkan organisasi-organisasi
massa (kekuatan sipil) dan menghilangkan semua gerakan militan (Iswandi,
1998: 61). Bibit-bibitnya telah muncul sejak masa Demokrasi Terpimpin, dan
diaplikasikan "nyaris" sempurna pada masa Orde Baru. Meskipun ketetapan
bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai kekuatan sosial baru
dikukuhkan pada tahun 1982, yaitu melalui UU No. 20/1982, namun
prakteknya peran sosial-politik TNI telah berjalan sejak tahun 1960-an.
Terutama, sejak Soeharto berkuasa pada tahun 1966, peran sosial-politik TNI
semakin membesar. Peran sosial-politik TNI ini kemudian lebih dikenal
dengan sebutan "dwi fungsi ABRI/TNI".
Konsep dwi fungsi TNI pertama kali dilontarkan oleh Abdul Haris
Nasution pada peringatan ulang tahun Akademi Militer Nasional (AMN) pada
12 November 1958 di Magelang, dan istilah "dwi fungsi" diperkenalkan
kemudian pada rapat pimpinan Polri di Porong tahun 1960. Dwi fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
merupakan istilah untuk menyebut dua peran militer, yaitu fungsi tempur dan
fungsi "pembina wilayah" atau pembina masyarakat (Nasution, 2001: 3).
Nasution menganggap bahwa, "TNI bukan sekedar sebagai alat sipil
sebagaimana terjadi di negara-negara Barat dan bukan pula sebagai rezim
militer yang memegang kekuasaan negara. Dwi fungsi merupakan kekuatan
sosial, kekuatan rakyat yang bahu-membahu dengan kekuatan rakyat lainnya".
Agar keberadaan militer di bidang sosial-politik diakui, maka
pemerintah militer Orde Baru melakukan langkah-langkah yuridis sebagai
berikut: (1) memasukkan dwi fungsi ABRI dalam GBHN tentang ABRI
sebagai modal dasar pembangunan; (2) UU No. 20/1982 tentang Pokok-pokok
Hankam Negara; (3) UU No. 2/1988; dan (4) UU No. 1/1989. Dua produk UU
yang terakhir merupakan penyempurnaan dari produk UU sebelumnya.
Setidak-tidaknya, terdapat tiga peran militer pada masa Orde Baru
yang berakibat buruk bagi kehidupan demokrasi. Pertama adalah menempati
jabatan-jabatan politis seperti menteri, gubernur, bupati, anggota Golkar dan
duduk mewakilinya dirinya di DPR. Misalnya, pada tahun 1966, anggota
militer yang menjadi menteri sebanyak 12 orang dari 27 anggota kabinet dan
11 anggota militer yang menempati jabatan strategis di departemen-
departemen urusan sipil. Di DPR, sebanyak 75 anggota militer duduk
mewakili militer. Di tingkat daerah, pada tahun 1968, sebanyak 68% gubernur
dijabat oleh anggota militer, dan 92% pada tahun 1970. Sementara, pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tahun 1968, terdapat sebanyak 59% bupati di Indonesia berasal dari anggota
militer. Kemudian pada tahun 1973, jumlah militer yang menjadi menteri
sebanyak 13 orang; sebanyak 400 anggota militer dikaryakan di tingkat pusat,
dan 22 dari 27 gubernur di Indonesia dijabat oleh militer. Hingga tahun 1982,
sebanyak 89% jabatan-jabatan strategis di tingkat pusat yang berkaitan
dengan persoalan sipil dijabat oleh anggota militer. Kemudian paska pemilu
1987, sebanyak 80% anggota DPR dari Fraksi ABRI dan sebanyak 34 perwira
senior menjadi anggota DPR melalui Fraksi Golkar. Kemudian, 120 anggota
militer terpilih sebagai pimpinan Golkar daerah dan hampir 70% wakil daerah
dalam kongres nasional Golkar berasal di militer. Jumlah fraksi ABRI di DPR
juga meningkat dari 75 menjadi 100. Kenaikan ini dianggap tidak layak,
karena jumlah ABRI hanya 500.000 orang (0,3% dari jumlah penduduk
Indonesia) tetapi mendapatkan kursi 20% di parlemen (Cholisin, 2002 dan
Pakpahan, 1994) dalam www.mashudiblog.com.
Selain ABRI, terdapat juga Birokrasi yang menjadi ujung tombak lain
dari Golkar untuk mendulang suara dari pemilu. Pemilu adalah pesta rakyat
yang dimana dalam penyelenggaraanya dipegang oleh pemerintah dibawah
pimpinan Presiden. Untuk melaksanakan pemilu Presiden membentuk
Lembaga Pemilihan Umum (LPU) yang diketuai oleh Menteri Dalam Negeri
yang beranggotakan atas menteri dan pejabat tinggi Negara. Hal yang sama
juga terlihat dalam panitia pemilihan, mulai dari tingkat pusat (Panitia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Pemilihan Indonesia=PPI) sampai dengan tingkat daerah (Panitia Pemilihan
Daerah Idan II). Hal serupa juga terjadi pula pada panitia pengawas, baik di
pusat (Panitia Pengawas Pelaksana Pemilu Pusat = Panwaslakpus) yang
diketuai oleh Jaksa Agung maupun didaerah (panwaslakda) yang diketuai
oleh aparat kejaksaan diwilayah masing-masing Bahkan, didalam struktur
pelaksana pemilu tingkat terendah (tingkat desa/kalurahan), yaitu Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Panitia Pendaftaran Pemilih
(Pantarlih), semua anggotanya juga terdiri atas unsur pemerintah. Dalam
pelaksanaan pemilu, pemerintah merupakan pelaksana tunggal berbagai
pemilu selama orde baru, maka Golkar mendapatkan kemudahan dalam segala
hal pada saat pemilu karena Golkar merupakan partai pemerintah.
Untuk menunjang suara Golkar disaat pemilu adalah dengan
pembentukan KORPRI adalah untuk menampung seluruh Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dalam suatu organisasi yang kemudian disusul dengan penetapan
undang-undang monoyalitas kepada Pemerintah yang tidak lain adalah
Golkar. Dengan pembentukan organisasi ini, secara tidak langsung Golkar
dapat berkampanye selama 5 tahun dari pemerintah pusat, daerah (Provinsi
dan Kabupaten), kecamatan hingga tatanan pmerinahan paling rendah yaitu
desa atau kelurahan. Sedangkan dua partai yang lain PPP dan PDI hanya
boleh berkampanye lima tahun sekali dan hanya mendirikan kantor sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dengan tingkat kabupaten sehingga membentuk “floating mass” yang
kemudian dimanfaatkan Golkar untuk mendapatkan suara terbanyak.
Dari dua senjata utama Golkar diatas masih terdapat satu ujung
tombak yang tersisa yaitu organisasi-organisasi yang menjadi tulang
punggung Sekber Golkar pada saat pemberantasan PKI pada tahun 1966,
organisasi ini berfungsi untuk mengkoordinir organisasi yang bernaung
dibawah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI),
Muyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Koperasi Serbaguna
Gotong Royong (KOSGORO) untuk menyalurkan aspirasi atau suaranya
kepada Golkar.
Strategi-strategi yang dilakukan Golkar tersebut sangat efektif selama
32 tahun dari tahun 1966 sampai dengan tahun 1998, terlihat dari hegemoni
Golkar selama masa orde baru yang tidak dapat digoyahkan oleh kelompok
politik manapun. Namun setelah brgulirnya reformasi , masa rezim orde baru
runtuh,pengaruh dari Golkarpun semakin hilang yang kemudian berubah
menjadi Partai Golkar yang dimana merupakan partai baru dengan konsep
baru yang mendeklarasikan sebagai partai reformis, dwi fungsi ABRI yang
menjadi ujung tombak orde baru dihapuskan dan dipisahkan dengan
kehidupan pemerintahan serta politik, Pemilu sendiri dilaksanakan oleh badan
Independen dengan dibentuknya Komisi Pemilihan Umum berdasarkan UU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
no. 3 Tahun 1999 serta penerapan netralitas Pegawai Negeri Sipil di dasarkan
pada Undang-undang no. 49 Tahun 1999.
Hal ini berakibat penurunan drastis perolehan suara Partai Golkar dari
pemilu 1999 diikuti 48 peserta partai politik, Partai Golkar menduduki urutan
perolehan suara no dua dengan persentase 22,44% dibawah PDI-P yang
memperoleh perolehan suara sebesar 33,12%. Sedangkan tahun 2004 diikuti
oleh 24 partai politik, Partai Golkar mendapatkan 21,58% suara dan
mengatarkan Partai Golkar sebagai pemenang pemilu dan unggul dari PDI-
P(18,53%). Dan yang terakhir pada tahun 2009 yang diikuti 38 partai politik
nasional dan enam partai politik local yang berada di Aceh dimana Partai
Golkar (14,45%) menduduki posisi kedua setelah Partai Demokrat (20,85%)
menjadi pemenangnya.
Kendati pada tahun 2004 Partai Golkar menjadi pemenang pemilu,
perolehan suara yang didapat sangat jauh berbeda dari perolehan suara pada
saat era orde baru ang selalu menembus prsentase diatas 60%.
PelaksanaanPemilu 2004 berbeda dengan pemilu 1999 atau pemilu pada masa
era orde baru, pada pemilu 2004 terdapat pemilihan kepala daerah yang
didasarkan atas Undang-undang no. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah pada pasal 24 ayat 5 (lima) dan Pasal 56 ayat 1 (satu) dan 2 (dua).
UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 24:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
(5) Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan.
UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 56:
(1) Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
(2) Pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik.
Dari kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa dalam pemilihan kepala
(Pemilukada) kepala daerah dipiliha langsung oleh rakyat yang dilaksanakan
secara langsung,umum,bebas,rahasia, jujur dan adil tanpa adanya intervensi
ataupun campur tangan dari pihak yag berkuasa ataupun dari kalangan militer
(TNI). Serta memberikan kesempatan yang sama kepada setiap partai politik
untuk dapat menunjukkan kemampuan calonya dalam bersaing. Dengan
pemenagan Pemilukada diharapkan dapat mengkoordinir anggotaanggota
partai politik di daerah-daerah agar mendapatkan perolehan suara yang
maksimal.
Partai Golkar terus menggalang kekuatan agar jadi pemenang Pemilu 2014. Salah satu jurusnya, adalah dengan memenangkan semua pemilukada di berbagai daerah. Demikian perintah Ketua Umum Partai Golkar. Aburizal Bakrie atau Ical kepada seluruh kadernya. "Partai Golkar melakukan pembenahan. Insyaallah kader Golkar bisa memenangkan pilkada di berbagai daerah. Minimal, Golkar harus memenangkan 50 persen jumlah yang ada lah," ujar Ical kepada wartawan di Lombok, kemarin.
Menurutnya, jika Golkar banyak memenangkan pemilukada, maka perjuangan Golkar untuk menjadi juara di Pemilu 2014 semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mudah. Karena kemenangan di berbagai pemilukada akan meningkatkan konsolidasi dan sinergitas Golkar di daerah-daerah.( http//bataviese.co.id/nude/236685)
Dengan demikian Partai Golkar menargetkan dapat memenangkan
50% pemilukada yang dilaksankan di semua daerah di Indonesia. Akan tetapi
didalam pelaksanaan pemilukada di provinsi Jawa Tengah sampai dengan
bulan maret Tahun 2010 kemarin Partai Golkar telah menelan lima kekalahan,
kekalahan tersebut berturut-turut dari Surakarta, Semarang, Purbalingga,
Rembang, serta di Kebumen.
Dari paparan latar belakang masalah tersebut diatas, penulis tertarik
mengadakan penelitian dengan judul : “STRATEGI PARTAI GOLKAR
DALAM MENGHADAPI PILKADA TAHUN 2010 DI KABUPATEN
BOYOLALI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana strategi Partai Golkar dalam pilkada
tahun 2010 di Kabupaten Boyolali?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Operasional
Untuk mengetahui Strategi Partai Golkar dalam Pilkada 2010
Kabupaten Boyolali.
2. Tujuan Individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Untuk Memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret
(UNS)
D. Manfaat Penelitian
a. Diperoleh informasi dan gambaran mengenai strategi yang dilakukan
Partai Golkar dalam Pilkada 2010 di Kabupaten Boyolali.
b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori
Administrasi Negara atas permasalahan politik yang berkembang saat
ini.
c. Sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan penelitian dengan tema, lokasi atau kajian yang sama di masa mendatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Bab II
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Berpikir
A. Tinjauan Pustaka
1. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang memiliki arti
harfiah “jenderal”. Sehingga dapat pula diartikan sebagai seni perang para
jenderal yang memimpin suatu peperangan (fitri Lukiastuti dan Muliawan,
2008:11).
Sedangkan menurut Matloff (1967) dalam J. Salusu (2004;85)
menerangkan strategy adalah the art of general (seni jenderal). Dalam yunani
kuno jenderal dianggap bertanggung jawab pada peperangan, kalah atau
menang. Dengan kata lain strategi adalah sebuah seni dalam berperang.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia (1994:964) strategi memiliki
beberapa arti yaitu siasat perang, ilmu siasat perang, tempat yang baik
menurut siasat perang atau dapat pula diartikan sebagai rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dari pengertian di atas
maka pengertian strategi sangat berkaitan erat dengan perang.
Saat ini istilah strategi banyak digunakan dalam organisasi. Strategi
sangat diperlukan dalam perusahaan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Strategi adalah rencana yang disatukan menyeluruh dan terpadu mengkaitkan
keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaaan. (R.Jauch, William F.
Glueck 1999:2) dalam, skripsi Dwi Irawati 2008
Dalam Rangkuti (2006:4), Argyris (1985), Mintzberg (979), Steiner
dan Miner (1977) menerangkan bahwa:
“Stategi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal yang dapat mempengaruhi organisasi.”
Sedangkan Chandler (1962) menjelaskan bahwa:
“strategi merupkan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya” ( Rangkuti (2006:4).
Sementara, Kennet Andrew dalam fitri Lukiastuti dan Muliawan, 2008
menjelaskan bahwa strategi sebagai upaya untuk mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan perusahaan dibandingkan dengan peluang serta ancaman dalam
lingkungan yang dihadapi. Namun secara umum strategi diartikan sebagai
suatu cara yang digunakan oleh manager atau pimpinan puncak untuk
mencapai tujuan orgnisasi. Strategi merupakan landasan awal bagi sebuah
organisasi untuk menyusun langkah-langkah atau tindakan-tindakan dengan
memperhitungkan faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Strategi bisa juga digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mengubah suatu budaya organisasi agar organisasi tersebut dapat bekerja
lebih baik dari sebelumnya.
Namun dalam perkembangan pengertian strategi dalam ilmu politik
selanjutnya menurut Meriam Budiardjo (1981;125) adalah suatu persaingan
ketat yang dihadapi oleh sebuah partai politik untuk mendapatkan jumlah
suara dalam pemilihan umum, maka strategi yang dilakukan tersebut sangat
dominan dengan bagaimana sebuah organisasi partai politik mendapatkan
suara yang maksimal dalam pemilihan umum. Dalam hal ini, strategi juga
sangat penting keberadaanya dalam sistem demokrasi yang berada di
Indonesia.
Dari beberapa pendapat, definisi, pengertian dan penjelasan seperti
yang tersebut di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi
merupakan suatu seni, siasat, ide dan rencana yang cermat untuk digunakan
menghadapi tantangan atau permasalahan atau persaingan politik yang sedang
di hadapi dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan partai politik
dibandingkan dengan peluang serta ancaman yang dapat mempengaruhi partai
politik. Strategi juga melihat perubahan lingkungan organisasi yang selalu
berubah yang bertujuan untuk mencapai tujuan memperoleh suara yang
maksimal dalam setiap pemilihan umum, baik anggota parlemen atau kepala
daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, konsep strategi
berkembang sangat pesat dan memiliki arti yang lebih luas. Tidak terkecuali
dalam berbagai bidang, seperti halnya dalam bidang organisasi. Dalam sebuah
organisasi, upaya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dibutukan suatu
strategi. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi
(2000:147-148) strategi secara etiomolgi dalam manajemen sebuah organisasi
dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara
sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terarah pada
tujuan strategi organisasi. Disadari atau tidak bahwa, strategi memiliki andil
dalam setiap pengambilan keputusan manajerial dan juga secara teoritis
menjadi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari setiap organisasi. Strategi
sebagai perencanaan suatu organisasi dalam menjalankan kegiataannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sementara itu, Fauklner dan Johnson dalam bukunya Michael Amstrong
(2003:38) strategi memperhatikan sungguh-sungguh arah jangka panjang dan
cakupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan dengan sunguh-
sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan lingkungan dan
secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi memperhatikan secara
sungguh-sungguh pengadaan keunggulan kompetitif, yang secara ideal
berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan manuver teknis, tetapi dengan
menggunakan perspektif jangka panjang secara keseluruhan. Pada dasarnya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
strategi adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategi) dan mengalokasikan
atau menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis dumber daya)
sehingga dapat mencapai kesesuaian stratejik diantara mereka. Dalam bukunya,
Michael Amstrong (2003:39) memberikan tiga konsep utama dalam strategi
yakni:
1. Keunggulan kompetitif Konsep keunggulan kompetitif ini diformulasikan oleh Porter (1985). Keunggulan kompetitif, seperti yang dikatakannya timbul dari sebuah perusahaan yang menciptakan nilai untuk pelanggannya. Kemudian, dia mengembangkan kerangka kerjanya yang terkenal mengenai tiga strategi generik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, ketiga hal tersebut adalah : a. Inovasi
Menjadi produser yang unik. b. Kualitas
Menyampaikan barang dan jasa yang berkualitas tinggi kepada pelanggan. c. Kepemimpinan biaya
Hasil kebijakan yang direncanakan bertujuan kepada pengelolaan pengurangan pengeluaran.
2. Kapabilitas khusus Merupakan karakteristik yang tidak dapat ditiru oleh pesaing, atau sulit sekali ditiru. Kapabilitas khusus atau kompetensi inti, mendiskripsikan sesuatu yang secara khusus atau unik dapat dilakukan oleh organisasi. Empat kriteria yang diusulkan oleh Barry dalam bukunya Michael Amstrong (2003:41) mengatakam dalam menentukan apakah sumber daya dapat dianggap sebagai kapabilitas khusus atau kompetensi khusus: a. Penciptaan nilai bagi pelanggan b. Memiliki sesuatu yang sangat langka c. Tidak dapat ditiru d. Tidak ada subsitusinya
3. Kesesuaian stratejik Menyatakan bahwa untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif perusahaan, maka harus menyesuaikan kapabilitas dan sumber daya yang ada dengan peluang yang tersedia dalam lingkungan ekternal. Seperti halnya yang disimpulkan oleh Hofer dan Schendel (1986) dalam Michael Amstrong (2003:42): Bagian penting dari tugas manajemen puncak pada saat ini adalah memasukkan kompetensi organisasi yang sesuai (sumber daya internal; dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
ketrampilan) dengan peluang dan resiko yang diciptakan oleh perubahan lingkungan sehingga akan efektif dan efisien sepanjang waktu seperti ketika sumber daya akan direncanakan.
Sementara itu, dalam menetapkan suatu strategi dibutuhkan berbagai
informasi yang dapat memperkaya organisasi dalam menetapkan alternatif-
alternatif. Sarah Kaplan dan Paula Jarzabkowski (2006:7-8) dalam AIM Working
Paper Series: 047-August-2006 menegaskan bahwa:
“Indeed, much of the information needed for making strategy may be unclear or conflicting. As strategy is about the future, there will always be an aspect that cannot be known, so that setting a strategy means deciphering existing information and deriving a point of view about what to do. Such uncertainty can result in myriad interpretations about what is going on and what should be done.” (Memang, sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk membuat strategi mungkin tidak jelas atau bertentangan. Seperti strategi adalah tentang masa depan, akan selalu ada sebuah aspek yang tidak dapat diketahui, sehingga penetapan strategi berarti mengartikan informasi yang ada dan menurunkan sudut pandang tentang apa yang harus dilakukan. Ketidakpastian tersebut dapat menghasilkan berbagai interpretasi tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan).”
Dari pemikiran diatas, dijelaskan bahwa informasi yang dibutuhkan
untuk membuat strategi mungkin tidak berhubungan bahkan bertentangan.
Strategi merupakan sesuatu yang dilakukan organisasi di masa depan. Maka
dalam membuat strategi, organisasi perlu menggali informasi yang ada tentang
apa yang harus dilakukan organisasi. Sehingga akan didapatkan informasi yang
lengkap tentang peluang dan ancaman yang dapat digunakan dalam menetapkan
strategi. Sedangkan Hax dan Majluf (dalam Salusu,2004:100) mencoba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi sebagai berikut.
Strategi:
1. Ialah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral; 2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran
jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya; 3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi; 4. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama,
dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal oganisasi, dan kekuatan serta kelemahanya;
5. Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi.
Di lain pihak, Bryson (2005:189), mengemukakan bahwa strategi dapat
dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau
alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang
dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi melakukannya. Oleh karena itu
strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani organisasi dan
lingkungannya. Strategi biasanya digunakan untuk mengatasi isu strategis,
strategi menjelaskan respon organisasi terhadap pilihan kebijakan pokok. Lain
halnya dengan J. Salusu (2004:101) mengatakan bahwa:
Strategi adalah suatu seni yang menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Kotten (dalam Salusu, 2004:105) mencoba menjelaskan mengenai tipe-
tipe strategi. Tipe-tipe strategi yang yang ia kemukakan berikut ini sering pula
dianggap sebagai suatu hierarki. Tipe-tipe strategi yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Corporate Strategy (strategi organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai
dan inisiatif-inisiatif stratejik yang baru. Pembatasan-pembatasan
diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.
b. Program Strategy (strategi program)
Strategi ini lebih memberikan perhatian kepada implikasi-
implikasi stratejik dari program tertentu. Apa kira-kira
dampaknya apabila program tertentu diperkenalkan, apa
dampaknya bagi sasaran organisasi
c. Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya)
Strategi ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan sumber-
sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas
kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga,
keuangan, teknologi dan sebagainya.
d. Institutional Strategy (strategi kelembagaan)
Fokus dari strategi ini adalah mengembangkan kemampuan
organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif stratejik.
Setiap strategi yang disusun, diharapkan dapat secepatnya
dilaksanakan agar dapat segera bisa mencapai tujuan organisasi. Untuk bisa
mencapai tujuan organisasi, menurut Hatten dan Hatten (dalam Salusu,
2004:107) mengatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip agar strategi bisa
sukses, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya 2. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi 3. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan
semua sumber daya tidak menceraiberaikan satu dengan yang lainnya 4. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan
kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya 5. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis 6. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu besar 7. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang telah
dicapai 8. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya
dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi Sama halnya Fuchs and his colleagues (Fuchs et al, 2000) dalam Gursoy,
Guner (2009:214) mengemukakan bahwa:
”The key dimensions of effective strategy development and implementation as orchestrating all the elements of strategy around a powerful core theme and alignment of coherent product-market focus supported by operating capabilities and resources. (Dimensi kunci dari efektifitas pengembangan strategi dan implementasi seperti mengarang musik semua unsur-unsur strategi di sekitar kekuatan tema inti dan meluruskan fokus pasar produk yang padu didukung dengan operasi kemampuan dan sumber daya.)” (International Journal of Bussines and Emerging Market, 2009: 214)
Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa dimensi kunci dari membangun
dan implementasi strategi yang efektif itu seperti mengarang musik semua unsur
disekitar inti tema yang kuat dan hubungan fokus produk pemasaran yang
berurutan didukung oleh kemampuan beroperasi dan sumber daya.
Strategi selayaknya merupakan respon terhadap harapan-harapan
masyarakat dan apa yang menjadi prioritas dalam kelompok masyarakat yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dilayani. Harapan dan kepentingan masyarakat itu diseimbangkan dengan
harapan dan kepentingan dari para eksekutif dan para karyawan organisasi. Jadi,
diperlukan keserasian atau harmoni antara kepentingan organisasi dan
kepentingan masyarakat. Strategi yang mengabaikan kepentingan masyarakat
tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan dikehendaki oleh para
eksekutif (Salusu, 2004:110). Dari berbagi definisi yang dikemukakan oleh para
ahli tersebut, secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu cara yang
digunakan oleh manajer atau manajemen puncak untuk mencapai tujuan
organisasi. Strategi merupakan landasan awal bagi sebuah organisasi dan
elemen-elemen di dalamnya untuk menyusun langkah-langkah atau tindakan-
tindakan dengan memperhitungkan faktor-faktor internal dan eksternal dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam keberhasilan berjalanya sebuah strategi, Bryson menganggap
sangat ditentukan oleh proses penyusunan strategi. Menurut Bryson, terdapat
delapan tahapan dalam proses penyusunan strategi, yaitu :
1. Memprakarsai dan menyepakati suatu proses perencanaan strategi. 2. Mengidentifikasi mandat strategi. 3. Memperjelas misi dan nilai-nilai organisasi. 4. Menilai lingkungan eksternal: peluang dan ancaman 5. Menilai lingkungan internal : kekuatan dan kelemahan. 6. Mengidentifikasi isu strategi yang dihadapi organisasi. 7. Merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu 8. menciptakan visi organisasi yang efektif bagi masa depan.
Delapan langkah diatas menurut Bryson harus mengarah kepada
tindakan, hasil, dan evaluasi. Dan setiap tindakan, hasil dan evaluasi tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
harus ada setiap langkah, dengan kata lain implementasi dan evaluasi tidak harus
menunggu sampai akhir namun menjadi bagian yang menyatu dari proses dan
terus menerus (Bryson, 2005:55).
Selanjutnya dalam hal ini untuk melihat strategi yang ada di DPD Partai
Golkar Kabupaten Boyolali dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten
Boyolali, peneliti mengacu pada langkah-langkah proses perencanaan strategis
Bryson. Peneliti hanya membatasi pada empat langkah saja yaitu dimulai dari
langkah menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman), menilai
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan), mengidentifikasi isu strategis dan
merumuskan strategi untuk mengelola isu-isu. Hal ini dikarenakan organisasi
yang diteliti sudah mempunyai visi dan misi.
1) Menilai Lingkungan eksternal : Peluang dan Ancaman
Lingkungan eksternal adalah suatu kekuataan yang berada diluar
perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali
trhadapnya (uncontrollable) sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja semua perusahaan dalam industri
tersebut (Agustinus Sri Wahyudi, 1995:47), jadi lingkungan eksternal merupakan
lingkungan diluar organisasi yang tidak dikendalikan oleh organisasi, namun
mempengaruhi organisasi. Lingkungan ini terdiri atas dua variabel yaitu peluang
dan ancaman. Peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan
bagi suatu organisasi, yaitu perubahan undang-undang yang membuka
kesempatan baru dalam kegiatan usaha, identifikasi segmen pasar yang belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
diperhatikan, perubahan dalam kondisi persaingan. Ancaman adalah faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan organisasi, seperti : masuknya pesaing
baru pertumbuhan ekonomi yang pesat, undang-undang yang terlalu membatasi,
dan sebagainya (Siagian, 2004:173). Analisis lingkungan eksternal dalam
penelitian ini dilakukan melalui:
a) Identifikasi terhadap perubahan sistem politik, ekonomi,
fenomena dan perkembangan teknologi yang dapat
mempengaruhi aktivitas-aktivitas organisasi.
b) Identifikasi pihak-pihak berkepentingan (stakeholder) yang
meliputi:
1. Konsumen
Konsumen yang dimaksud di sini adalah pemilih yang
merupakan kelompok sasaran organisasi (Partai Golkar),
untuk itu perlu bagi organisasi mengetahui karakteristik dan
minat pasien.
2. Kolaborator
Kolaborator adalah pihak-pihak yang bekerja sama dengan
Partai Golkar dlam menjalankan aktivitasnya khususnya
dalam perolehan suara dalam pemilukada.
3. Kompetitor
Kompetitor adalah pesaing yang menjadi ancaman bagi
organisasi dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
oganisasi perlu menyusun langkah-langkah strategis agar apa
yang disajikan dapat menjadi daya tarik pemilih dalam
pemilukada.
2) Menilai Linkungan Internal : Kekuatan dan Kelemahan
Lingkungan internal adalah lebih pada analisis intern perusahaan dalam
rangka menilai tau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan (Agustinus Sri
Wahyudi, 1995:49). Lingkungan internal merupakan situasi dan kondisi
organisasi yang saling mempengaruhi serta terkait dengan misi, mandat, tugas
dan fungsi organisasi tersebut dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Adapun variabel dari lingkungan internal adalah kekuatan dan kelemahan.
Kekuatan adalah merupakan kompetensi khusus yang tedapat dalam organisasi
yang menjadi keunggulan komparatif organisasi tersebut. Kompetensi tersebut
meliputi sumber daya, ketrampilan, produk andalan dan sebagainya yang
membuat organisasi lebih kuat dari pesaingnya dalam memuaskan kebutuhan
pelanggan (pemilih). Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber daya, ketrampilan, dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kinerja organisasi yang memuaskan (Siagian, 2004: 172-173).
Hasil identifikasi terhadap lingkungan tersebut memberikan gambaran
mengenai kekuatan (strenght), Kelemahan (weakness), peluang (opportunity),
dan ancaman (treath) yang dijabarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a) Kekuatan (strenght) adalah keunggulan dalam sumber daya,
ketrampilan atau keunggulan lainya yang dimiliki organisasi
dan tidak dimiliki pesaing.
b) Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan
dalam hal sumber daya, ketrampilan dan kemampuan yang
dapat menghambat pelaksanaan aktivitas organisasi.
c) Peluang (opportunity) adalah kondisi yang menguntungkan
organisasi, seperti perubahan peraturan, perubahan teknologi,
dan perubahan minat pemilih.
d) Ancaman (treath) adalah kondisi yang tidak menguntungkan
organisasi dan merupakan pengganggu dalam kelancaran
aktivitas organisasi, seperti perubahan dan munculnya pesaing.
3) Mengidentifikasi Isu Strategis Yang Dihadapi Organisasi
Setelah pengidentifikasian lingkungan internal dan eksternal kemudian
langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi terhadap isu-isu strategis. Isu-
isu strategis adalah faktor-faktor lingkungan yang berasal dari lingkungan yang
berasal dari dalam maupun luar organisasi yang akan memberikan pengaruh
langsung terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai tujuanya (Crown
Dirgantoro, 2001:45). Indentifikasi isu organisasi adalah merupakan jantung
dalam proses penyusunan strategi. Karena hal ini sangat terkait dengan pemilihan
kebijakan pokok organisasi yang didasarkan pada kekuatan dan peluang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
dimiliki serta meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. Setidaknya ada
tiga macam isu strategis yang akan dihadapi organisasi:
1. Isu-isu yang tidak dibutuhkan tindakan sekarang, namun isu tersebut
harus terus dipantau.
2. Isu-isu dapat ditangani sebagai bagian dari strategi reguler organisasi.
3. Isu-isu yang memerlukan tanggapan segera dan tidak dapat ditangani
dengan strategi yang bersifat reguler.
Mengidentifikasi isu-isu strategis merupakan tahapan yang paling
menentukan dalam proses perencanaan strategi, identifikasi ini dilakukan dengan
berdasarkan dari analisis SWOT. SWOT dalah merupakan akronim dari Strenght
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Oportunities (peluang), dan Treaht
(ancaman). Dalam proses perencanaan strategi model Bryson, langkah 4 dan 5
mengarsip peluang dan ancaman eksternal maupun kekuatan dan kelemahan
internal. Dari hasil penilaian tersebut akan menjadi wahana untuk
mengidentifikasi isu-isu strategi, sebab isu strategi berkenaan dengan bagaimana
organisasi berhubungan dengan lingkungan yang lebih besar dimana organisasi
menjadi penghuni.
Manfaat menggunakan analisis SWOT (Bryson, 2007:147) adalah :
Pertama, membantu berfikir logis para pengambil keputusan kunci, yaitu dalam
memilih alternatif stategis. Kedua, dengan pendekatan ini akan diperoleh
gambaran mengenai posisi organisasi atau perusahaan, yaitu dengan melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
perbandingan antara kekuatan dan peluang yang dimiliki juga kelemahan dan
ancaman dimasa depan.
Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu stategis adalah
matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi suatu organisasi dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Setelah diidentifikasi kemudian isu strategis tersebut harus diurutkan
berdasarkan urutan prioritas, logis, atau aturan temporal sebagai urutan temporal
sebagai pendahuluan dalam pengembangan strategi dalam langkah berikutnya
strategi dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan program, tindakan, keputusan,
alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang
dikerjakan, dan mengapa organisasi melakukanya. Untuk menentukan
strategisnya sebuah isu dapat menggunakan teknik “Litmust Test” yaitu setiap
isu strategis yang sudah teridentifikasi diberikan tiga belas pertanyaan. Dari
setiap petanyaan kemudian diberikan penilaian. Isu yang memiliki skor tertinggi
adalah isu yang benar-benar strategis dan isu operasional adalah yang memiliki
skor terendah. Penentuan skor sebagai berikut :
• Skor 1 untuk isu yang bersifat operasional.
• Skor 2 untuk isu yang cukup strategis.
• Skor 3 untuk isu yang sangat strategis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dari hasil peralian antara jumlah soal dan skor diperoleh nilai tertinggi 39
dan terendah 13. Sehingga ditrapkan kategorisasi sebagai berikut:
• Nilai 13-21 untuk isu kurang strategis
• Nilai 22-30 untuk isu cukup strategis
• Nilai 31-39 untuk isu sangat strategis
Untuk memperjelas akan peneliti sajikan dalam bentuk lembar kerja
dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 2.1 Tes Litmus untuk Isu-Isu Strategis
Operasional........................................Strategis
Pertanyaan (1) (2) (3)
1. Kapan tantangan atau peluang isu-isu strategis ada dihadapan anda?
Sekarang Tahun Depan Dua Tahun
atau lebih dari sekarang
2. Seberapa luas isu akan berpengaruh pada organisasi anda?
Unit atau devisi tunggal
Beberapa devisi
Seluruh Departemen
3. Seberapa banyak resiko/pluang keuangan organisasi anda?
Kecil Sedang Besar
4. Apakah strategi bagi pemecahan membutuhkan: a.Pengembangan
saaran program?
b.Perubahan signifikan dalam sumber-sumber atau jumlah pajak
c.Perubahan signifikan dalam ketepatan peraturan?
d.Penambahan modifikasi fasilitas?
e.Penambahan staff yang signifikan?
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4) Merumuskan Strategi untuk mengelola isu-isu
“Strategi dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program,
tindakan, keputusan alokasi sumber daya yang mendefinisikan
Pertanyaan (1) (2) (3)
5. Bagaimana pendekatan terbaik bagi pemecahan isu?
Jelas, siap untuk diemplementasikan
Parameter luas, agak terperinci
Terbuka luas
6. Tingkat manajemen manakah yang dapat menetapkan bagaimana menanggulangi isu?
Pengawas staff lini Ketua Tim sukses
Ketua
7. Konsekuensi apakah yang mungkin terjadi bila isu tidak diselesaikan? Ada gangguan
efisiensi
Kekacauan kinerja
organisasi, kehilangan
sumb er dana
Kekacauan kinerja
organisasi jangka
panjang, biaya besar,
merosotnya perolehan
suara
8. Seberapa banyak departemen lain dipengaruhi oleh isu ini dan harus dilibatkan dalam pemecahan?
Tidak ada Satu sampai tiga
Empat atau lebih
9. Bagaimana sensitifitas isu ini terhadap nilai sosial, politik, religius, dan kultural?
Lunak sedang keras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
bagaimana organisasi itu, apa yang dilakukan, dan mengapa organisasi
itu melakukanya”. (Bryson, 2005:189)
Jadi, merumuskan strategi adalah merumuskan program-program strategis
atau alternatif kebijakan mendasar yang akan dilakukan organisasi untuk
mengelola isu. Pada tahap ini dirumuskan program-program strategis, alternatif-
alternatif kebijakan mendasar yang akan dilakukan organisasi untuk menanggapi
isu strategis yang berada pada tahap sebelumnya.
Untuk merumuskan strateginya digunakan analisis SWOT dengan melihat
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan
ancaman). Dengan menggunakan analisis SWOT tersebut akan diperoleh
kemungkinan alternatif strateginya. Berikut ini Matriks analisis SWOT:
Tabel 2.2 Matriks Analisis SWOT
IFAS EFAS
STRENGHTS (S) Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan internal
WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O) Tentukan 5-10 faktor yang menjadi peluang
ekstrnal
STRATEGI (SO) Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI (WO) Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang THREATS (T)
Tentukan 5-10 faktor yang menjadi ancaman
ekstrnal
STRATEGI (ST) Ciptakan strategi yang menggunkan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI (WT) Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman Sumber: Matriks Analisis SWOT (Freddy Rangkuti, 2001:31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Strategi SO
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan yang similiki
untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan
berusaha meminimalkan kelemahan yan ada serta menghindari
ancaman.
Dari Matrik SWOT diatas dapat digambarkan diagram SWOTnya
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Gambar 2.1 Diagram Analisisis SWOT
1. Mendukung Strategi Agresif
3. Mendukung Strategi Turnaround
4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung Strategi Diversifikasi
(Freddy Rangkuti, 2001:19)
• Kuadran 1
Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi
ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Groth
Orinted System)
• Kuadran 2
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus
diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversivikas
(produk/pasar)
Berbagai Peluang
Kekuatan Internal
Berbagai Ancaman
Kelemahan Internal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
• Kuadran 3
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi dilain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark
pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga
dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
• Kuadran 4
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan terebut menghadapi ancaman dan kelemahan internal.
Ada beberapa cara juga untuk menentukan atau menyusun strategi
menurut Hadari Nawawi, 2000:176-177, diantaranya adalah:
1. Strategi Agresif
Strategi ini dilakukan dengan membuat program-program dan
mengatur langkah-langkah atau tindakan mendobrak penghalang,
rintangan, atau ancaman untuk mencapai keunggulan/prestasi
yang ditargetkan.
2. Strategi Konsevatif
Strategi ini dilakukan dengan membuat program-program dan
mengatur langkah-langkah atau tindakan dengan cara sangat
berhati-hati disesuaikan dengan kebisasaan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Strategi Difensif
Strategi ini dilakukan dengan membuat program-program dan
mengatur langkah-langkah atau tindakan untuk mempertahankan
kondisi keunggulan atau prestasi yang sudah dicapai.
4. Strategi Kompetitif
Strategi ini dilakukan dengan membuat program-program dan
mengatur langkah-langkah atau tindakan untuk mewujudkan
keunggulan yang melebihi organisasi non profit lainya yang sama
posisi dan jenjangnya sebagai paratur pemerintah.
5. Strategi Inovatif
Strategi ini dilakukan dengan membuat program-program, proyek
dan mengatur langkah-langkah atau tindakan agar organisasi non
profit selalu tampil sebagai pelopor pembaharuan dalam bidang
pemerintahan khususnya dibidang tugas pokok masing-masing,
sebagai suatu keunggulan.
6. Strategi Diversivikasi
Strategi ini dilakukan dengan membuat program-program, proyek
dan mengatur langkah-langkah atau tindakan berbeda dari strategi
yang biasanya dilakukan sebelumnya, atau berbeda dari strategi
yang dipergunakanorganisasi non profit lainya dibidang politik
dan dalam melaksanakan pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
7. Strategi Preventif
Strategi ini dilakukan dengan membuat program-program, proyek
dan mengatur langkah-langkah atau tindakan untuk mengoreksi
dan memperbaiki kekeliruan, baik yang dilakukan oleh organisasi
sendiri maupun yang diperintahkan oleh organisasi diatasnya.
2. Partai Politik
Dalam pencalonan kepala daerah di setiap daerah, setiap bakal calon
kepala daerah memerlukan kendaraan politik untuk maju menjadi seorang
calon kepala daerah, kendaraan politik tersebut adalah sebuah organisasi
dimana organisasi tersebut bertujuan menguasai pemerintahan di daerah
tersebut, organisasi tersebut adalah partai politik.
Definisi partai politik sendiri dalam Undang-undang no. 2 tahun 2008
dijelaskan bahwa partai politik adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh
sekelompok warga Negara Indonesia secara suka rela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan
politik anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Definisi partai politik menurut Sigmund Neumann dalam Miriam
Budiardjo (1981:14) adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
“Partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatianya pada pengendalian kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat, dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda.”
Dari pendapat Sigmund Neuman diatas dapat dijelaskan bahwa partai
politik adalah merupakan sebuah organisasi yang beranggotakan orang-orang
yang aktif dalam politik dimana anggota organisasi tersebut hanya
memusatkan perhatian kepada sector pengendalian kekuasaan pemerintah
untuk mendapatkan suara mayoritas.
Sedangkan R.H Soltau dalam Haryanto (1984;7) menjelaskan bahwa
partai politik adalah sekelompok warga Negara yang sedikit banyak
terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan memanfaatkan
kekuasaanya untuk memilih yang bertujuan untuk menguasai pemerintahan
dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka.
Pengertian partai politik juga disampaikan oleh Carl Frederich bahwa
partai politik adalah merupakan sekelompok manusia yang terorganisir secara
stabil dalam tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap
pemerintahan bagi pemimpin partainya dan berdasarkan kepenguasaan ini,
memberikan manfaat kepada anggota partai yang bersifat idiil maupun
materiil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sedangkan Ranney dan Kendall dalam Firmanzah (2008:67)
berpendapat bahwa tujuan partai politik adalah mendapatkan kekuasaan dan
melakukan kontrol terhadap orang-orang yang duduk dalam pemerintahan
sekaligus kebijakanya.
Dari beberapa pangertian diatas dapat disimpulkan bahwa partai
politik adalah sebuah oraganisasi yang dibentuk oleh sekelompok warga
Negara yang beranggotakan orang-orang yang aktif dalam dunia politik
dimana tujuan dari organisasi tersebut adalah untuk mendapatkan kekuasaan
yang seluas-luasnya agar dapat memberikan sebuah imbalan kepada
organisasinya serta dapat mencapai tujuan bersama dari beberapa gabungan
organisasi dan menjaga kesatuan nasional Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
La Palombara dan Weiner dalam Firmanzah (2008:67) mengatakan
bahwa ada empat karakteristik dasar yang menjadi ciri khas organisasi yang
dikategorikan partai politik seperti yang disampaikan oleh Duverger
(Firmanzah, 2008:67) bahwa partai politik sebagai suatu organisasi yang khas
dan berbeda denga organisasi lainya. Ciri khas tersebut adalah:
1. Organisasi Jangka Panjang
Organisasi politik harus bersifat jagka panjang, diharapkan dapat
hadi terus menerus walaupun pendirinya sudah tidak ada lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Partai politik bukan sekedar gabungan dari orang-orang yang setia
kepada pemimpin yang berkharismatik. Partai politik hanya akan
berfungsi dengan baik sebagai organisasi ketika ada sistem dan
prosedur yang mengatur aktivitas organisasi, dan ada mekanisme
suksesi yang dapat menjamin keberlangsungan partai politik untuk
jangka waktu yang lama.
2. Struktur Organisasi
Partai politik hanya akan dapat menjalankan fungsi politiknya
apabila didukung oleh struktur organisasi, mulai dari tingkat local
sampai nasional, dan ada pola interaksi yang teratur di antara
keduanya. Struktur oganisasi yang sistematis dapat menjamin
aliran informasi dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah,
sehingga nantinya akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi
fungsi control dan koordinasi.
3. Tujuan Berkuasa
Partai politik didirikan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan dilevel local dan nasional, sehingga dalam setiap tujuan
partai politik adalah mendapatkan kekuasaan nasional dan lokal.
Inilah salah satu yang membedakan partai politik dengan
organisasi yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4. Membutuhakan Dukungan Publik yang luas
Dukungan publik yang luas adalah cara untuk mendapatkan
kekuasaan. Partai politik perlu mendapatkan dukungan luas dari
masyarakat. Dukungan inilah yang menjadi sumber legitimasi
untuk berkuasa. Karakteristik ini yang menunjukkan bahwa partai
politik harus mampu diterima dan sanggup memobilisasi sebanyak
mungkin elemen masyarakat. Semakin besar dukungan public yang
didapatkan partai politik, semakin besar juga legitimasi yang
diperolehnya.
Dari rumusan diatas terlihat bahwa Partai Golkar adalah merupakan
organisasi yang sangat dominan dengan 4 (empat) kriteria diatas, maka dalam
membicarakan partai politik tentunya tidak dapat lepas dari 4 (empat) kriteria
tersebut diatas dan demokrasi.
Demokrasi tidak dapat lepas juga dari kehidupan bernegara, karena
kekuasaan berada sepenuhnya di tangan rakyat. Seperti yang diungkapkan
oleh Diamonds, Linz, dan Lipset dalam Mohtar Mas’oed (1994;11)
mendefinisikan demokrasi sebagai:
“suatu sistem pemerintahan yang memenuhi tiga syarat pokok: kompetisiyang sungguh-sungguh dan meluas diantara individu-individu dan kelompok-kelompok organisasi (terutama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
partai politik) untuk memperebutkan jabatan-jabatan pemerintah yang memiliki kekuasaan efektif, pada jangka waktu yang reguler dan tidak menggunakan daya paksa; partisipasi politik yang melibatkan sebanyak mungkin warga negara dalam pemilihan pemimpin atau kebijakan, paling tidak melalui pemilihan umum yang diselenggarakan secara reguler dan adil, sedemikian rupa sehingga tidak satu kelompok sosial (warga negara dewasa) yang dikecualikan; dan suatu tingkat kebebasan sipil dan politik, yaitu kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebsab membentuk dan bergabung ke dalam organisasi, yang cukup untuk menjamin integritas kompetisi dan partisipasi politik”.
Dari pendapat diatas diatas dijelaskan bahwa demokrasi adalah suatu
sistem dimana dalam pelaksanaanya harus melibatkan semua warga negara
untuk ikut serta dan dalam demokrasi tentunya bertujuan untuk mengisi
jabatan-jabatan politik yang berasal dari partai politik atau dari individu-
individu melalui mekanisme kompetisi yang sesuai aturan.
Salah satu bentuk dari demokrasi di Indonesia adalah Pemilihan
Kepala Daerah (Pemilukada) merupakan demokrasi lokal atau kehidupan
politik di daerah. Dalam Pemilukada partai politik mempunyai fungsi-fungsi
seperti apa yang tertera didalam Undang-Undang no. 32 Tahun 2004 Pasal 59
ayat (1) yang menjelaskan bahwa:
“Peserta Pemilihan Kepala Daerah dan wakil kepala daerah adalah pasangan calon yang diusulkan secara berpasangan oleh partai politik atau gabungan partai politik”
Dari isi Undang-undang tersebut dapat dilihat bahwa fungsi dari partai
poltik dalam pemilihan kepala daerah adalah sebagai kendaraan politik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
digunakan bakal calon kepala daerah untuk maju atau naik menjadi seorang
calon kepala daerah.
Selain fungsi tersebut fungsi partai poltik lainya yang berkaitan dengan
pemilihan kepala daerah juga tertuang pada pasal yang sama pada ayat (3)
yang menjelaskan bahwa paratai politik atau gabungan partai politik wajib
membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi bakal calon perseorangan
yang selanjutnya calon tersebut akan diseleksi melalui mekanisme yang
demokratis dan transparan.
Pemilukada merupakan rekruitmen politik yaitu penyeleksian rakyat
terhadap tokoh-tokoh yang yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah baik
Gubernur/Wakil Gibernur maupun Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil
Wali Kota. Jadi siapapun yang terpilih mengisi jabatan politik dan jabatan
publik tersebut dapat menguasai jalanya pemerintahan dan dapat menguasai
jalan kehidupan politik yang menguntungkan partai yang mengusungnya.
Aktor utama dalam Pemilukada adalah rakyat, Partai Politik, dan
Calon kepala daerah. Ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian tahapan-tahapan kegiatan
pemilukada langsung seperti apa yang tertera dalam Pasal 65 ayat 3 Undang-
Undang No. 34 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1) Penetapan daftar pemilih
2) Pendaftaran dan penetapan calon kepala daerah/wakil kepala
daerah.
3) Kampanye
4) Pemungutan suara
5) Penghitungan suara
6) Penetapan pasangan calon kepala daerah / wakil kepala daerah
terpilih, pengesahan dan pelantikan.
Menurut Joko J. Prihatmoko (2005;205) Proses Pemilukada tidak
hanya tertuju pada 6 (enam) tahapan diatas saja tetapi masih ada tahapan-
tahapan yang masih harus dihadapi oleh calon Kepala Daerah seperti yang
digambarkan bagan dibawah ini:
Gambar 2.2 Model Sitem Pemilukada
Partai
Mayarakat
Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah
Penyelenggaraan
1. Pendaftaran Pemilih
2. Kampanye 3. Pemunguta
n suara 4. Penghitung
an suara 5. Penetapan
calon pemilih
Kepala daerah/Wakil Kepala daerah
Umpan Balik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dari gambar tersebut terlihat bahwa keterlibatan Partai Politik dalam
proses Pemilukada sangat nampak jelas yaitu sebagai jalan calon kepala
daerah untuk ikut serta dalam kompetisi pengisian jabatan politik itu. Partai
Politik yang berhak megusung calon atau mencalonkan pasangan adalah partai
politik yang mendapatkan perolehan sekurang-kurangnya 15% dari akumulasi
perolehan suara sah dalam Pemilihan Umum Anggota DPRD didaerah yang
bersangkutan atau gabungan-gabungan partai politik yang perolehan suaranya
mencapai 15% dalam Pemilhan Umum. Partai Golkar Kabupaten Boyolali
dalam hal ini sudah dapat mengusungkan calonya karena pada waktu
pemilihan DPRD, Partai Golkar mendapatkan 85.775 suara atau sebanyak
16,52% suara.
3. Strategi Partai Golkar
Menurut Haryanto (1984;80) partai-partai politik termasuk Partai
Golkar mengikuti pemilu karena mempunyai tujuan untuk memperoleh
kekuasaan, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah ikut serta dalam
pemilihan umum, baik pemilihan umum DPRD ataupun pemilihan umum
Kepala Daerah. Dengan melalui pemilihan umum, Partai Golkar yang
berkedudukan sebagai kontestan berusaha bersaing dengan kontestan yang
lainya untuk memperoleh dukungan sebanyak mungkin dari pendukungnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Partai Politik yang mendapatkan dukungan yang paling besar dari
rakyat, dengan sendirinya dapat menempatkan paling banyak dalam jabatan-
jabatan publik atau politik maka partai-partai politik tersebut bisa memperoleh
kekuasaan yang relatif besar dibandingkan dengan kekuasaan yang diperoleh
partai-partai politik yang lainya.
Guna mencapai tujuan memperoleh kekuasaan Partai Golkar, strategi
yang digunakan adalah dengan cara mengidentifikasi linkungan mengenai
kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan
ancaman (threath) yang dikenal dengan analisis SWOT.
a) Kekuatan (strenght) adalah keunggulan dalam sumber daya,
ketrampilan atau keunggulan lainya yang dimiliki organisasi
dan tidak dimiliki pesaing.
b) Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan
dalam hal sumber daya, ketrampilan dan kemampuan yang
dapat menghambat pelaksanaan aktivitas organisasi.
c) Peluang (opportunity) adalah kondisi yang menguntungkan
organisasi, seperti perubahan peraturan, perubahan teknologi,
dan perubahan minat pemilih.
d) Ancaman (treath) adalah kondisi yang tidak menguntungkan
organisasi dan merupakan pengganggu dalam kelancaran
aktivitas organisasi, seperti perubahan dan munculnya pesaing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Setelah pengidentifikasian lingkungan internal dan eksternal melalui
analisis SWOT kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi
terhadap isu-isu strategis berdasarkan hasil analisis SWOT yang kemudian
akan diurutkan berdasarkan urutan prioritas, logis, dan urutan temporal dalam
pengembangan strategi. untuk menentukan strategisnya sebuah isu dapat
menggunakan teknik “Litmus Test” yaitu setiap isu strategis yang sudah
teridentifikasi diberikan tiga belas pertanyaan. Dari setiap pertanyaan
kemudian diberikan penilaian. Isu yang memiliki skor tertinggi adalah isu
yang benar-benar strategis dan isu operasional yang memiliki skor terendah.
Berdasarkan identifikasi isu-isu strategi yang telah dilakukan, maka
Partai Golkar dapat membuat strategi menurut isu strategis mana yang
seharusnya dilakukan untuk mengurangi kelemahan dan meminimalisir
ancaman untuk mencapai tujuan untuk meraih kekuasaan.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran adalah landasan berfikir seseorang tentang
bagaimana ia menjelaskan suatu fakta atau hubungan antara faktor atau dapat
juga menjelaskan antar variabel atau hubungan antar variabel dengan
mengacu pada landasan teori. Untuk mempermudah memahami mengenai
Strategi DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali dalam Pemilihan Umum
Kepala Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Kerangka berpikir ini berawal dari runtuhnya orde baru pada tahun
1998 yang mengakibatkan penurunan perolehan suara drastis oleh Partai
Golkar sehingga kesulitan dalam memperoleh kekuasaan, baik dari tingkat
pusat sampai tingkat daerah. Oleh karena, DPD Partai Golkar Kabupaten
Boyolali sebagai salah satu organisasi Partai Golkar di daerah yang
bertujuan untuk memberikan kekuasaan Partai Golkar di Kabupaten Boyolali
dituntut untuk memiliki strategi untuk merespon hal tersebut. Sehingga
mampu untuk mengembalikan kejayaan Partai Golkar pada masa orde baru.
Dalam menentukan strategi tersebut tentunya Partai Golkar akan
menghadapi lingkungan organisasi, baik yang ada dalam organisasi (internal)
dan yang ada diluar organisasi (eksternal). Misalnya kekuatan yang dimiliki
oleh DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali diantaranya merupakan partai
warisan orde baru yang bersifat reformis, calon yang sesuai dengan kriteria,
pendanaan yang kuat dari pasangan calon dan dari partai, kekompakan
anggota partai, perpecahan kader yang terjadi di partai pesaing Partai Golkar
dalam Pemilukada Kabupaten Boyolali, serta koalisi dengan salah satu partai
politik besar di Kabupaten Boyolali yang merupakan salah satu peluang yang
dimiliki Partai Golkar dalam memenangkan Pemilukada Kabupaten Boyolali
Tahun 2010
Namun DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali juga dihadapkan pada
hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan seperti kuatnya persaingan
yang diberikan oleh calon lain dari PDI-P, PAN, dan Hanura yang ketiganya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
juga memiliki calon yang benar-benar dapat menyaingi calon dari Partai
Golkar, Penggalangan suara partai pemenang pemilu di Kabupaten Boyolali
yaitu PDI-P yang menjadi pesaing atau rival Partai Golkar serta rasa takut
dan kurang percaya kepada Partai Golkar setelah apa yang dilakukan pada
masa orde baru. Faktor-faktor tersebut merupakan ancaman dan hambatan
yang dihadapi Partai Golkar dalam memenangkan Pemilukada.
Oleh karena itu, dalam menghadapi berbagai kondisi tersebut DPD
Partai Golkar Kabupaten Boyolali perlu membuat strategi untuk Pemilukada
Tahun 2010 dengan menggunakan analisis SWOT dimana dalam melakukan
analisis SWOT ini langkah yang dilakukan yakni menganalisis lingkungan
eksternal dan internal DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali, langkah
selanjutnya mengidentifikasi isu-isu strategis kemudian menentukan strategi
DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali dalam pemenangan pemilukada
Partai Golkar.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat pada bagan kerangka
berfikir dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 2.3
Kerangka Berpikir
Mandat, Visi, dan Misi DPD Partai Golkar
Kab. Boyolali
Analisis SWOT DPD Partai Golkar Kab.
Boyolali
Identifikasi Isu Strategi DPD Partai Golkar Kab.
Boyolali
Strategi DPD Partai Golkar kab. Boyolali dalam Pemilukada Kab.
Boyolali Tahun 2010
Lingkungan Internal DPD Partai Golkar Kab. Boyolali
Lingkungan Eksternal DPD Partai Golkar Kab. Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah dan tujuannya, penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif
adalah penelitian yang berusaha memecahkan masalah dengan memaparkan,
menggambarkan serta menganalisa keadaan atau fenomena sosial masyarakat
berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Menurut H. B. Sutopo (2002:111), deskriptif kualitatif adalah metode
yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mendeskripsikan
secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan. Jadi penelitian deskriptif
kualitatif digunakan untuk menyusun gambaran mengenai objek apa yang
diteliti dengan terlebih dahulu peneliti mengumpulkan data di lokasi
penelitian, lalu data itu diolah dan diartikan untuk kemudian dianalisa dari
data yang telah disajikan. Dalam penelitian ini berusaha untuk
mendeskripsikan secara mendalam tentang perencanaan strategi DPD Partai
Golkar Kabupaten Boyolali dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten
Boyolali Tahun 2010.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dewa Pimpinan Daerah Partai Golkar
(DPD) Kabupaten Boyolali. Pemilihan lokasi penelitian ini didasari atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pertimbangan bahwa organisasi inilah yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan-kegiatan Partai Golkar di Kabupaten Boyolali dan
Merupakan organisasi warisan orde baru yang dimana partai politik ini
mempunyai kekuatan pada masa orde baru serta penurunan suara yang drastis
pada saat reformasi mulai bergulir.
C. Sumber Data
Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2000:112)
mengungkapkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti arsip,
dokumen, dan lain-lain. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara
atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,
mendengar dan bertanya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data sebagai
berikut :
a. Informan.
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (informan/
narasumber) sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki
informasi. Peneliti dan narasumber memiliki posisi yang sama dan
narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta
peneliti, tetapi narasumber lebih memilih arah dan selera dalam
menyajikan informasi yang ia miliki (H.B. Sutopo, 2002:50).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Informan dalam penelitian ini terdiri dari:
1) Anggota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten
Boyolali
2) Anggota Tim Sukses Pemilihan Kepala Daerah Partai Golkar.
3) Anggota Organisasi Sayap Partai Golkar (AMPI)
4) Masyarakat Boyolali
b. Dokumen atau arsip
Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Banyak peristiwa yang
telah lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari
dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti (H.B. Sutopo, 2002:54).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Wawancara mendalam
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud
tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J.
Moleong, 2000:135).
Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan
konstruksi saat sekarang dalam suatu konsep mengenai pribadi, peristiwa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
aktivitas, organisasi, perasaan, persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan
dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai
bagian dari masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dengan
harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang (H.B Sutopo,
2002:58).
Dalam penelitian ini peneliti bertanya langsung kepada informan
dalam bentuk wawancara mendalam dengan menggunakan kerangka atau
daftar pertanyaan sebagai pedoman mengenai apa yang akan ditanyakan
supaya lebih terarah.
2. Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan pengamatan, pencatatan
secara sistemik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan
hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang
dilakukan (Iskandar, 2009:121). Dalam hal ini peneliti mendatangi secara
langsung DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali untuk melakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang diteliti.
3. Telaah Dokumen
Teknik pengumpulan data dengan cara analisis dokumen dilakukan untuk
mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang
berada di tempat penelitian ataupun yang berada di luar tempat
penelitian, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut (Iskandar,
2009:134). Peneliti mengumpulkan dan memahami data-data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
diperoleh dari dokumen dan arsip sebagai pendukung dan pelengkap data
penelitian yang ada di DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
purposive sampling. Menurut H.B Sutopo (2002:26) purposive sampling
adalah peneliti mempunyai kecenderungan untuk memilih informan yang
dianggap mengetahui informasi dan permasalahanya secara mendalam dan
dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Dalam pelaksanaan
pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang dengan kebutuhan
dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data.
F. Validitas Data
Pengembangan validitas data dapat digunakan dengan pemilihan teknik
trianggulasi. Trianggulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
trianggulasi data. Patton (dalam H.B Sutopo, 2002:79) menyatakan bahwa
dalam trianggulasi data, peneliti menggunakan beberapa sumber data yang
berbeda untuk mengumpulkan data yang sama. Dalam penelitian ini,
trianggulasi data dilakukan dengan menggunakan sumber data yang berbeda-
beda sehingga sumber data yang satu dan yang lainnya dapat saling
melengkapi untuk kemudian dapat dibandingkan dan diuji.
G. Teknik Analisis Data
Dalam proses analisis terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan dan menentukan hasil akhir, tiga komponen tersebut menurut H.
B. Sutopo (2002:91-94) adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data
dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan
data. Artinya, rreduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil
keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus,
menyusun pertanyaan penelitian, dan juga waktu cara menentukan cara
pengumpulan data yang akan digunakan.
Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan
dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh dilapangan.
Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga membuat coding,
memusatkan tema dan menentukan batas-batas permasalahan, dan juga
menulis memo. Proses reduksi data berlangsung terus sampai laporan
akhir penelitian selesai disusun.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi,
deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian
dapat dilakukan. Sajian ini merupakan kalimat yang disusun secara logis
dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bisa mudah dipahami berbagai
hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada
analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannnya tersebut.
Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dirumuskan sebagai petanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji
merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan
menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain dalam bentuk
narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar atau
skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai pendukung
narasinya.
c. Penarikan Simpulan
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantab dan benar-benar
bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan
cepat, mungkin sebagai akibat fikiran kedua yang timbul melintas pada
peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar
pada catatan lapangan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis ,yaitu:
reduksi data, sajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi
berjalan bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data sebagai satu
siklus yang berlangsung sampai akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya
dapat terlihat skema bagan model analisis interaktif berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif
(H.B. Sutopo, 2002:96)
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan teknik analisis
yang lain untuk membantu dalam melakukan penarikan kesimpulan.
Untuk melakukan identifikasi isu strategis, peneliti menggunakan analisis
SWOT. SWOT adalah teknik analisis data dengan menggunakan tabel
yang memiliki 4 (empat) sel/bagian yang akan menggambarkan kondisi
organisasi. Tabel tersebut menggambarkan hasil perpaduan dari kondisi
lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Penarikan Simpulan / Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Kabupaten Boyolali
Kabupaten Boyolali memiliki luas lebih kurang 101.510.0965 ha atau
kurang 4,5% dari luas Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak
antara 110022’ BT-110050’BT dan 7036’LS-7071’LS dengan ketinggian
antara 100 meter sampai dengan 1500 m dari permukaan laut. Batas-batas
wilayah yang dimiliki Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Sragen
b. Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan DIY
c. Sebelah Timur : Kabupaten Sragen, Kabupaten Klaten,
Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta, dan Kabupaten Sukoharjo.
d. Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten
Semarang
Bila dilihat dari kecamatanya, Kabupaten Boyolali terbagi atas 19
kecamatan, yaitu:
Tabel 4.1 Kecamatan di Kabupten Boyolali
No Kecamatan Daerah Pemilihan
1 Ampel Daerah Pemilihan
I 2 Boyolali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
No Kecamatan Daerah Pemilihan
3 Mojosongo Daerah Pemilihan
I 4 Teras
5 Musuk Daerah Pemilihan
II 6 Cepogo
7 Selo
8 Banyudono Daerah Pemilihan
III 9 Sawit
10 Ngemplak
11 Sambi
12 Simo Daerah Pemilihan
IV 13 Nogosasri
14 Klego
15 Andong
16 Karanggede Daerah Pemilihan
V 17 Wonosegoro
18 Kemusu
19 Juwangi
Sumber: DPD Partai Golkar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
B. Partai Golkar
1. Paradigma baru Partai Golkar
Selama era reformasi Bangsa Indonesia telah mengalami banyak
perubahan yang mendasar di berbagai kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat. Perubahan terjadi di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan pertahanan keamanan. Perubahan tersebut tidak dapat dilepaskan dari
tuntutan rakyat yang menghendaki reformasi melalui proses demokratisasi.
Berbagai perubahan mendasar yang terjadi dan dinamika yang menyertainya
memerlukan peran aktif seluruh komponen bangsa secara terus-menerus agar
proses tersebut berjalan dengan baik.
Sejak tahun 1998 telah terjadi beberapa kali pergantian pemerintahan,
namun kondisi bangsa Indonesia belum sepenuhnya dipulihkan. Dalam masa
transisi yang sedang berjalan ini perubahan mendasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara belum dapat dikatakan telah selesai.
Semua komponen bangsa dituntut kemampuanya untuk mengawal perubahan
yang ada agar tercapai kondisi yang lebih baik dan bermanfaat bagi
kepentingan bangsa.
Dalam masa arus reformasi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan
melahirkan juga arus demokratisasi, seperti kebebasan berpendapat,
kebebasan politik, termasuk kebebasan mendirikan partai politik keterbukaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
informasi serta penegakan supremasi hukum dan penghormatan terhadap hak-
hak asasi manusia. Bersamaan dengan itu cita-cita reformasi juga
menghendaki penataan kembali fungsi-fungsi institusi negara maupun
masyarakat agar dapat melaksanakan peranya secara optimal, dengan
menempatkan kedaultan benar-benar ditangan rakyat. Kondisi sosial politik
tersebut telah mengakibatkan perubahan mendasar terhadap sistem politik dan
kepartaian di Indonesia.
Dilandasi oleh semangat reformasi tersebut, Golongan Karya
melakukan perubahan paradigma serta menegaskan dirinya sebagai partai
politik pada Rapat Pimpinan Paripurna Golongan Karya tanggal 19 Oktober
1998 dan dideklarasikan di Jakarta tanggal 7 Maret 1999, dengan nama Partai
Golongan Karya. Dengan perubahan tersebut, Partai Golongan Karya
sepenuhnya mengemban hakekat partai politik sebagai pilar demokrasi dan
kekuatan politik rakyat untuk memperjuangkan cita-cita dan aspirasinya
secara mandiri, bebas dan demokratis.
Dengan paradigma baru tersebut, Partai Golongan Karya adalah
merupakan salah satu pengemban hakikat tatanan baru, yang dijiwai semangat
pembaharuan, budi pekerti luhur, akhlak mulia dan moral serta semangat
pembangunan terus-menerus dalam meningkatkan karya dan kekaryaan
disegala bidang kehidupan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang 1945. Mengingat semangat cita
dan citra pembaharuan yang tumbuh berkenbang di Indonesia belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
sepenuhnya dapat terwujud maka Partai Golongan Karya mendorong
timbulnya jiwa dan semangat pembaharuan di semua bidang agar reformasi
segera terwujud dan tepat seperti apa yang diinginkan sebelumnya.
Selama era reformasi pada pemilu 1999 dan 2004 adalah periode krisis
dan pemulihan Partai Golkar. Pada kurun waktu tersebut merupakan masa
yang paling berat dalam sejarah kehidupan Partai Golkar. Partai Golkar
mendapat tekanan terus-menerus dari berbagai pihak dalam pembentukan
opini negatif yang merugikan. Di berbagai tempat terjadi aksi dan demonstrasi
anti Partai Golkar yang disertai ancaman fisik dan teror terhadap kader,
pengurus, dan pimpinan partai. Bahkan terjadi pula tindakan anarkis hingga
pembubaran partai melalui pengadilan dan dekrit presiden.
Dalam kurun waktu itu Partai Golkar mengikuti dua kali Pemilihan
Umum Legislatif pada tahun 1999 dan 2004. Dalam Pemilu 1999, Partai
Golkar tetap mendapatkan kepercayaan rakyat sehingga menempati posisi
kedua. Pada pemilu 2004 telah terjadi pemulihan Partai Golkar sehingga
mampu menjadi pemenang Pemilu Legislatif di DPR RI dan sebagian besar
daerah provinsi maupun kabupaten dan kota. Dengan kekuatan di lembaga
legislatif yang dimiliki Partai Golkar saat itu, diharapkan menjadi modal
utama bagi Partai Golkar dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan
rakyat. Peran Partai Golkar sebagai kekuatan penyeimbang di legislatif yang
dapat menjadikan kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat
berjalan dalam suasana demokratis menuju pemulihan dan transisi demokrasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Dari kedua Pemilu 1999 dan 2004 tersebut dilakukan proses kajian
agar dapat diperoleh identivikasi dan inventarisasi tentang kekutan,
kelemahan, peluang dan ancaman Partai Golkar. Dengan kajian tersebut maka
perumusan posisi dan arah serta pengelolaan Partai Golkar diharapkan akan
tepat menjawab semua ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang
ada di dalam perjuangan Partai Golkar di tengah rakyat dan sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia.
Pada kedua pemilu pertama masa reformasi dengan system multi
partai tersebut telah menciptakan kompetisi politik peserta pemilu. Kompetisi
politik yang ketat menuntut Partai Golkar untuk memiliki manajemen
organisasi yang handal dan modern mampu menawarkan program untuk
menjawab amanat rakyat, dan juga penting untuk menampilkan tokoh-tokoh
yang memiliki kepekaan, memahami rakyat dan dapat dipercaya oleh rakyat,
memiliki kapasitas dan kapabilitas, integritas dan kredibilitas yang tinggi serta
mengakar di tengah masyarakat Indonesia.
Dalam kurun waktu setelah Pemilu 1999 dan 2004 yaitu sampai tahun
2010 ini adalah merupakan periode kebangkitan Partai Golkar karena dapat
dikatakan telah lepas dari bayang-bayang masa orde baru. Di dalam perode ini
telah terjadi proses perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
dinamika kehidupan politik yang berbeda dan tantangan yang lebih berat.
Dalam kerangka pemikiran tersebut, Partai Golkar harus mampu tampil
dengan strategi baru untuk menjawab perubahan dan tantangan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
sehingga menjadi partai politik unggulan dan terdepan, kekuatan utama dan
pilar utama dalam kehidupan demokrasi Indonesia. Dengan kebangkitan
Partai Golkar saat ini, diharapkan menjadi modal dan komponen utama
bangsa dalam percepatan kebangkitan Indonesia di bidang politik, ekonomi,
hukum dan hak asasi manusia, pertahanan dan keamanan, serta sosial budaya.
2. Tujuan
Berdasarkan apa yang tertulis dalam anggaran dasar Partai Golkar
pada Bab IV Pasal 7 tentang tujuan Partai Golkar adalah sebagai berikut:
a. Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila serta menegakkan
Undang-undang Dasar 1945
b. Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana yang dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
c. Menciptakan masyarakat yang adil dan makmur, merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
d. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengembangkan
kehidupan demokrasi, yang menjunjung tinggi dan menghormati
Kebenaran, Keadilan, Hukum, dan Hak Asasi Manusia.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Partai Golkar
a) Tugas Pokok Partai Golkar
Dalam anggaran dasar Partai Golkar pada Bab IV Pasal 8 menyatakan
tugas pokok dari Partai Golkar adalah memperjuangkan terwujudnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
peningkatan segala aspek kehidupan yang meliputi ideologi, politik,
ekonomi, agama, sosial budaya, hukum serta pertahanandan keamanan
nasional guna mewujudkan cita-cita nasional.
b) Fungsi Partai Golkar
Dalam anggaran dasar Partai Golkar pada Bab IV Pasal 9
menyatakan fungsi pokok dari Partai Golkar adalah:
1) Menghimpun persamaan sikap politik dan kehendak untuk
mencapai cita-cita dalam mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
2) Mempertahankan, mengemban, mengamalkan, dan membela
Pancasila serta berorientasi pada program pembangunan di
segala bidang tanpa membedakan suku, agama, ras dan
golongan.
3) Menyerap, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan
aspirasi rakyat serta meningkatkan kesadaran politik rakyat
dan menyiapkan kader-kader dengan memperhatikan
kesetaraan gender dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Prinsip Dasar
Sebagai institusi kepartaian yang memiliki agenda politik, ada
beberapa prinsip dasar yang menjadi pegangan Partai Golkar, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
a) Senantiasa berwawasan kekaryaan dalam mewujudkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD
1945
b) Mengembangkan wawasan kebangsaan sebagai satu-satunya cara
pandang mengatasi perbedaan faham, golongan, dan kelompok
atas dasar suku, etnis, agama, aliran, dan budaya sehingga seluruh
bangsa Indonesia tertumpu pada satu kekuatan besar.
c) Mengembangkan ciri pluralisme dalam persatuan dengan
menampung kemajemukan Bangsa Indonesia yang terpatri dalam
semboyan Bhineka Tunggak Ika.
d) Mempertahankan komitmen terhadap kemajuan demokrasi dengan
tetap mempertahankan nilai-nilai dasar yang tertuang dalam
Pembukaan UUD 1945
e) Berjuang secara konsisten mewujudkan kesejahteraan, keadilan
dan kecerdasan rakyat secara menyeluruh.
f) Mempertahankan komitmen dalam penegakan supremasi hukum
dan hak asasi manusia serta mewujudkan Pemerintah yang bersih
dalam tatanan kehidupan yang demokratis dan konstitusional.
g) Mengembangkan penghayatan nilai-nilai moral dan etika yang
bersumber dari ajaran agama untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan sekaligus sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam
pembangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
5. Visi dan Misi
a. Visi
“ Terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang bersatu, berdaulat,
maju, modern, damai, adil, makmur, beriman, dan bertakwa,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam tatanan masyarakat madani ”
b. Misi
1) Menegakkan, menanamkan, dan mempertahankan Pancasila
sebagai dasar Negara dan ideologi bangsa demi memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Mewujudkan cita-cita proklamasi melalui pelaksanaan
pembangunan nasional di segala bidang untuk merealisasikan
masyarakat yang demokratis dan berdaulat, sejahtera, adil dan
makmur, menegakkan supremasi hukum dan menghormati hak
asasi manusia, serta terwujudnya ketertiban dan perdamaian
dunia.
6. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Partai Golkar didalam Anggran Dasar Dan
Anggaran Rumah Tangga Partai Bab V Pasal 6 dibagi menjadi tiga bagian
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
a. Nasional
Struktur organisasi pusat Partai Golkar yang
selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar
adalah sebagai berikut:
i. Ketua Umum
ii. Wakil Ketua Umum
iii. Ketua-ketua
iv. Sekretaris Jendral
v. Bendahara
vi. Wakil-wakil bendahara
vii. Ketua-ketua Departemen.
b. Daerah
1) Provinsi
Struktur organisasi provinsi Partai Golkar yang
selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Daerah (DPP) Provinsi Partai
Golkar adalah sebagai berikut:
i. Ketua
ii. Ketua Harian, apabila diperlukan
iii. Wakil-wakil ketua
iv. Sekretaris
v. Wakil-wakil sekretaris
vi. Bendahara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
vii. Wakil-wakil Bendahara
viii. Ketua-ketua Biro
2) Kabupaten
Struktur organisasi Kabupaten Partai Golkar yang
selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kabupaten
Partai Golkar adalah sebagai berikut:
i. Ketua
ii. Ketua Harian, apabila diperlukan
iii. Wakil-wakil ketua
iv. Sekretaris
v. Wakil-wakil sekretaris
vi. Bendahara
vii. Wakil-wakil Bendahara
viii. Ketua-ketua Seksi
7. Keanggotaan
Dalam Anggaran Dasar Partai Golkar bagian satu Bab VI pasal 13
tentang keanggotaan dan kader disebutkan bahwa setiap warga negara
indonesia bisa menjadi anggota partai. Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi
untuk menjadi anggota atau kader Partai Golkar yang tertuang dalam
anggaran rumah tangga Partai Golkar Bab I Pasal 1 adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
a) Berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau telah
kawin
b) Menerima doktrin, mengucapkan ikrar, bersedia mematuhi
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan ketentuan-ketentuan
partai lainya.
c) Bersedia menyatakan diri menjadi Anggota
Berdasarkan pada anggaran rumah tangga Bab I Pasal 5 menyatakan
bahwa Partai Golkar mempunyai kader yang terdiri dari anggota yang telah
mengikuti Pendidikan dan Latihan Kader dan disaring atas kriteria:
a) Mental Ideologi
b) Penghayatan Visi, Misi dan Platform Partai
c) Prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitasdan tidak tercela
d) Kepemimpinan
e) Militansi dan mandiri
Selanjutnya, berdasarkan anggaran rumah tangga Partai Golkar Bab II
pasal 3 menyatakan setiap anggota mempunyai hak:
a) Memperoleh perlakuan yang sama
b) Mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan
c) Memilih dan dipilih
d) Memperoleh perlindungan dan pembelaan
e) Memperoleh pendidikan dan pelatihan kader
f) Memperoleh penghargaan dan kesempatan mengembangkan diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
8. Struktur Kepengurusan DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali
Struktur kepengurusan Partai Golkar di Dewan Pimpinan Daerah
(DPD) Kabupaten Boyolali, tersusun sebagai berikut:
a. Ketua
i. Wakil Ketua Bagian Organisasi, Kaderisasi, dan keanggotaan
ii. Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah I
iii. Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah II
iv. Wakil Ketua Bagian Hukum, HAM, dan Infokom
v. Wakil Ketua Bagian Pemuda, Olahraga, Seni dan Diklat
vi. Wakil Ketua Bagian Perempuan
vii. Wakil Ketua Bagian Pengabdian Masyarakat
viii. Wakil Ketua Bagian Keagamaan
ix. Wakil Ketua Bagian Tani, Nelayan, Tenaga Kerja, Koperasi
dan UMKM
b. Sekretaris
i. Sekretaris Bagian Organisasi, Kaderisasi, dan keanggotaan
ii. Sekretaris Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah I
iii. Sekretaris Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah II
iv. Sekretaris Bagian Hukum, HAM, dan Infokom
v. Sekretaris Bagian Pemuda, Olahraga, Seni dan Diklat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
vi. Sekretaris Bagian Perempuan
vii. Sekretaris Bagian Pengabdian Masyarakat
viii. Sekretaris Bagian Keagamaan
ix. Sekretaris Bagian Tani, Nelayan, Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM
c. Bendahara
i. Bendahara Bagian Organisasi, Kaderisasi, dan keanggotaan
ii. Bendahara Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah I
iii. Bendahara Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah II
iv. Bendahara Bagian Hukum, HAM, dan Infokom
v. Bendahara Bagian Pemuda, Olahraga, Seni dan Diklat
vi. Bendahara Bagian Perempuan
vii. Bendahara Bagian Pengabdian Masyarakat
viii. Bendahara Bagian Keagamaan
ix. Bendahara Bagian Tani, Nelayan, Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM
d. Bagian Organisasi, Kaderisasi, dan keanggotaan
e. Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah I
f. Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah II
g. Bagian Hukum, HAM, dan Infokom
h. Bagian Pemuda, Olahraga, Seni dan Diklat
i. Bagian Perempuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
j. Bagian Pengabdian Masyarakat
k. Bagian Keagamaan
l. Bagian Tani, Nelayan, Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM
9. Sekretariat
Kantor Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten
Boyolali berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Boyolali,
Kabupaten Boyolali.
C. Strategi Partai Golkar.
Partai poitik adalah merupakan sebuah organisasi politik yang
dibentuk oleh sekelompok warga negara yang mempunyai tujuan memperoleh
kekuasaan didalam sebuah pemerintahan dan dapat mewakili rakyat untuk
meberikan suaranya pada setiap tingkatan pemerintahan. Salah satu partai
politik yang aktif dan mempunyai kekuatan besar dalam pemerintahan saat ini
adalah Partai Golkar. Sejak pemilu tahun 1971 sampai dengan pemilu tahun
1997 Partai Golkar selalu mendapatkan suara terbanyak dan dapat menguasai
pemerintahan baik eksekutif maupun parlemen. Sejak pemilu 1999 atau setelah
reformasi, Partai Golkar banyak kehilangan suara dalam setiap pemilu namun
masih dapat bersaing dengan partai-partai besar yang lainya.
Sebagai sebuah organisasi politik, tentunya Partai Golkar juga ingin
mengembalikan kejayaan masa lampau yang dapat menguasai pemerintahan
baik di lingkungan eksekutif maupun legislatif. Maka untuk mewujudkan
tujuan tersebut, Partai Golkar mengupayakan dapat memenangi setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
pemilihan kepala daerah termasuk memenangi Pemilihan Kepala Daerah
Kabupaten Boyolali tahun 2010. Dalam upaya memenangi Pemilukada, partai
politik tentunya menghadapi perubahan lingkungan yang berjalan cukup pesat.
Untuk memenangi pemilihan kepala daerah Kabupaten Boyolali tahun 2010
maka Partai Golkar Boyolali (DPD Golkar Kabupaten Boyolali) membuat
strategi untuk mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan Visi dan Misi
Partai Golkar.
Dalam Bab ini akan dibahas mengenai strategi yang akan dilakukan
oleh Partai Golkar dalam pemenangan Pemilukada Tahun 2010 di Kabupaten
Boyolali. Dalam penentuan strategi tersebut yang pertama kali dilakukan
adalah menganalisis Faktor Internal dan Eksternal yaitu menggunakan cara
Analysis SWOT yang didalamnya terdapat Kekuatan (strenght), Kelemahan
(weakness), Peluang (opportunity) dan Ancaman (treath). Hal ini dilakukan
agar Partai Golkar dapat mengantisipasi persaingan dengan partai lain dan
selalu unggul didalam setiap pemilihan umum yang dilakukan.
D. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal DPD Partai Golkar
Kabupaten Boyolali
a. Linkungan Internal
Kekuatan
1. Intensitas Komunikasi yang lancar
Komunikasi yang lancar terjalin tetunya sangat penting karena untuk
mengetahui apa yang terjadi dilapangan, dan menjadi pertimbangan tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
sukses untuk mengambil langkah selanjutnya. Komunikasi yang terjalin
antara tim sukses tingkat kabupaten, tingkat kecamatan dan tingkat desa
berjalan lancar dan intensitasnya komunikasi tersebut lancar. Rapat
koordinasi dan konsolidasi antar tim sukses telah terjadi sebanyak 11 kali
rapat tim sukses tingkat kabupaten, 5 kali rapat tingkat kecamatan dan 2 kali
rapat tim sukses tingkat kabupaten dengan tim sukses coordinator dapil.
Selain rapat intern tim sukses rapat konsolidasi dan koordinasi juga terjadi
antara Partai Golkar dengan PKS yang menjadi koalisi. Rapat Pengusung
calon ini terjadi sebanyak 10 kali dengan rincian Partai Golkar
menyelenggarakan sebanyak 3 kali rapat dan PKS menyelenggarakan
sebanyak 7 kali rapat.
Hal tersebut diungkapkan oleh bapak Bapak Joko Pramudyo selaku
dewan penasehat tim sukses Partai Golkar :
“….komunikasi-komunikasi sering mas dilakukan oleh tim sukses, baik komunikasi-komunikasi ini dilakukan oleh tim sukses kabupaten dengan tim sukses kecamatan atau desa, atau tim sukses kabupaten dengan tim sukses binwil yang merupakan tim sukses mantan camat. Tentunya wujud dari komunikasi yang terjadi adalah rapat-rapat konsolidasi ataupun rapat koordinasi untuk mengetahui keadaan dilapangan.”
Hal serupa dinyatakan oleh Bapak Widodo R selaku tim sukses
kecamatan sawit :
“…komunikasi ya tentunya sering dilakukan mas, baik dari tim sukses tkabupaten atau partai pengusung sering melakukan rapat-rapat koordinasi sebagai alat komunikasi dengan kader-kader yang ada dilapangan tentunya, sehingga apa yang terjadi dilapangan selalu terpantau oleh tim sukses tingkat kabupaten dan juga kinerja tim sukses juga akan terpantau oleh partai pengusung yakni Partai Golkar dan PKS.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
2. Calon yang berkualitas
Dalam pelaksanan Pemilukada Kabupaten Boyolali Tahun 2010
tentunya tidak lepas dari kandidat yang diusung Partai Golkar dalam menjadi
salah satu peserta Pemilukada Kabupaten Boyolali. Untuk menjadi salah satu
peserta Pemilukada, Partai Golkar tentunya mempunyai kriteria yang harus
dipenuhi oleh kandidat calon bupati, kriteria itu adalah akseptabel (diterima
segenap masyarakat) dan kapabel (mempunyai kemempuan intelektual dan
material). Partai Golkar dalam pencalonan Bupati Boyolali tahun 2010 ini
memilih H. Daryono, SH. MM karena beliau merupakan kader Partai Golkar
melalui AMPI, mempunyai jenjang Pendidikan yang tinggi yang merupakan
lulusan S-2 dan mempunyai pengalaman kerja di lingkup Pemerintahan
Kabupaten Boyolali sejak Tahun 1983 dan telah menduduki jabatan-jabatan
strategis di jajaran Pemerintahan Kabupaten Boyolali.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Prijanto selaku pengurus tim
sukses kabupaten :
“…dalam menentukan pasangan calon yang akan maju dalam Pemilukada Kabupaten Boyolali tahun 2010 yang terpilih merupakan kandidat yang mempunyai kredibilitas serta kemampuan yang tinggi karena telah melalui beberapa seleksi yang harus diikuti mulai voting dari kader-kader partai dan mendapatkan bahan pertimbangan dalam menentukan calon itu, selanjutnya Partai Golkar memilih Pak Dar karena Beliau adalah meruapakan sosok pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang sudah terasah sejak menjadi ketua ampi, dan menduduki jabatan-jabatan yang strategis dalam Pemerintahan Kabupaten Boyolali serta mempunyai riwayat pendidikan yang tinggi.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Hal senada diungkapkan oleh Bapak Guritno selaku pengurus DPD
Partai Golkar Kabupaten Boyolali juga menyatakan :
“…Pak dar itu seorang Kader Partai yang sudah lama mengabdikan diri kepada Golkar, sejak Beliau menjadi Ketua Ampi sampai dengan sekarang, Pak Dar itu juga pernah menduduki jabatan-jabatan strategis yang ada di Birokrasi, beliau pernah menjadi camat, Kepala Bappeda, dan asiten Sekda.” 3. Partai Reformis
Dalam buku AD-ART Partai Golkar, Partai Golkar pada saat ini
berbeda dengan Partai Golkar pada amasa orde baru. Partai Golkar saat ini
yang hidup di zaman demokrasi sangat mendukung adanya segala perubahan
dan reformasi di segala bidang, selain itu Partai Golkar saat ini juga
mendukung arus demokrasi yang dilakukan Indonesia, kebebasan
mengeluarkan pendapat, keterbukaan informasi serta penegakan supremasi
hokum dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia. Selain hal-hal
tersebut Partai Golkar tentunya saat ini adalah merupakan Partai Pendukung
Reformasi, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Prijanto selaku Pengurus
DPD dan Pengurus Tim sukses tingkat Kabupaten :
“…Iya mas, Partai Golkar itu sekarang termasuk ke dalam partai-partai politik yang mendukung reformasi walaupun perubahan tersebut harus menggunakan cara yang relative sulit, perubahan itu terjadi sejak tahun tahun 1998 dimana dikeluarkanya undang-undang yang merubah status Golkar menjadi Partai Golkar.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Hal serupa juga diungkapkan ole Bapak Edi selaku waraga masyarakat
boyolali :
“… Yang saya lihat Golkar saat ini berbeda dengan Golkar pada masa orde baru, kekuatan kekuasaan yang dibangun Golkar pada masa orde baru cenderung menggunakan kekuatan dari kekuasaan seorang penguasa seperti Bupati, Camat, TNI, dan sebagainya, namun semenjak kekuasaan rezim orde baru runtuh Partai golkar sekarang menjadi partai yang lebih demokratis dan lebih transparan dalam segala bidang.” 4. Struktur organisasi yang jelas
Dalam struktur organisasi pemilukada, Ketua DPD Partai Golkar
kabupaten Boyolali membentuk sebuah Tim pemenangan Kabupaten yang
dimana struktur organisasi tersebut diberikan wewenang untuk mengurusi
segala hal keperluan dan menangani masalah yang terjadi dalam pemilukada
serta organisasi tersebut merupakan organisasi yang langsung bertanggunga
jawab atas pelaksanaan pemilukada.
Dalam struktur organisasi ini beranggotakan orang-orang kader partai, baik
dari kader Partai Golkar, Partai PKS, serta Relawan yang drekrut yang
kemudian akan dibentuk beberapa divisi, unit-unit yang bekerja sama dalam
mencapai tujuan bersama. Struktuar organisasi Tim sukses ini terdiri dari
Ketua, Wakil ketua, Penasehat, Tim Pakar, Tim administrasi, Tim keuangan,
dan beberapa unit-unit lainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tentang pembentukan tim sukses ini diungkapkan oleh Bapak Fuadi
selaku ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali :
“…dalam setiap kegiatan yang dilakukan Partai, saya selalu membentuk tim yang menangani masalah itu, termasuk dalam Pemilukada Kabupaten Boyolali saya membentuk Tim sukses yang menjadi organisasi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan Pemilukada selaku tim yang langsung menangani masalah kegiatan yang bersangkutan dengan pemilukada. Timitu merupakan tim sukses yang diketuai oleh Bapak Ichsan yang merupakan mantan anggota DPD Partai Golkar.”
Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Ichsan selaku ketua Tim
Sukses Kabupaten:
“…saya diberikan mandat oleh Bapak Ketua DPD Golkar Boyolali yakni Bapak Fuadi sebagai ketua tim sukses tingkat kabupaten karena dalam Pemilukada tentunya diperlukan kepengurusan yang mengurusi masalah pemilukada agar lebih terorganisir serta dalam komunikasi lebih tersentral dengan adanya tim sukses ini, selain itu tentunya saya sebagai ketua mempunyai tanggung jawab dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh unit-unit organisasi.” 5. Kepengurusan yang lengkap
Partai Golkar mempunyai kepengurusan yang lengkap, dari tingkat
pusat sampai dengan tingkat desa, dimana kepengurusan-kepengurusan yang
ada akan mempermudah dalam melaksanakan tugas yang diberikan karena
telah ada organisasi yang menanganinya. Dalam AD-ART Partai Golkar,
Kepengurusan Partai Golkar Terdiri dari Tingkat Pusat (DPP), Tingkat
Provinsi (DPD Provinsi), Tingkat Kabupaten (DPD kabupaten), Tingkat
Kecamatan (PK) serta Tingkat Desa (Pimdes) yang bertanggung jawab atas
kinerja masing-masing daerahnya kepada organisasi diatasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Guritno selaku pengurus DPD
dan Tim Sukses:
“…Kepengurusan yang ada ditubuh Golkar masih lengkap mulai dari tingkat kabupaten yang menangani lingkup kabupaten sampai dengan tingkat desa yang menangani maslah-masalah partai tingkat desa sehingga akan mempermudah tim tingkat kabupaten untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan tingkat kepengurusan dibawahnya.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Widodo R selaku pengurus
tingkat kecamatan:
“…dalam susuanan kepengurusan Partai Golkar sudah mempunyai kepengurusan sampai dengan tingkat desa, dimana pengurus tingkat desa itu mempunyai tugas untuk memberikan informasi kepada tingakat kecamatan dan menyelesaikan masalah untuk sekup lingkungan yang mereka tangani, begitu juga kami selaku pengurus tingkat kecamatan juga harus menginformasikan apa yang terjadi ditingakat desa dan menyelesaikan maslah ditingkat kepengurusan kami.”
Kelemahan
1. Kurangnya Sumber Dana
Keuangan merupakan hal yang paling esensi untuk menjamin
aktivitas politik yang berkelanjutan. Peran dan kontribusi sumber daya ini
penting sekali mengingngat hampir setiap ruang gerak politik membutuhkan
pendanaan.
Maka mengingat pentingnya sumber daya keuangan sebuah partai
politik dalam Pemilukada tentunya akan memerlukan biaya yang sangat
tinggi. Dalam hal pendanaan, Partai Golkar sendiri masih kurang karena dana
yang terkumpul berdasarkan data yang diperoleh hanya sejumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Rp. 1.235.000.000,00. Pendanaan tersebut berasal dari dana abadi Partai
Golkar, sumbangan relawan, serta berasal dari uang pribadi dari calon itu
sendiri.
Masalah pendanaan ini diutarakan oleh Bapak Ichsan S.Ag selaku
Ketua Tim Sukses:
“…. Pendanaan yang dihimpun Partai Golkar pada Pemilukada Tahun 2010 relatif kurang mas, karena sumber-sumber dana yang diperoleh tim sukses hanya sedikit, sumber dana yang diperoleh berasal dari bantuan relawan, dari bapak bupati dan pengeluaran yang banyak tentunya dari uang pribadi calon yang diusung tentunya.”
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Maryoko Budi Santoso, SE
selaku tim keuangan tim sukses tingkat kabupaten:
“…wah kalau dikatakan kurang ya kurang mas, dalam pembiayaan pemilukada saat ini biaya berapapun dapat langsung habis lantaran biaya dalam pelaksanaan pemilukada pun juga tinggi, sedangkan dana yang masuk dalam kas tim sukses hanya sekitar Rp. 1,5 miliar, untuk membiayai aktivitas-aktivitas tim sukses sangat mepet mas, dana yang paling banyak masuk adalah dana yang berasal dari uang pribadi calon.”
2. Kurangnya loyalitas dan kualitas Kader Partai Golkar
Organisasi apapun bentuknya digerakkan oleh manusia. Maka dalam
berpolitik sumber daya yang paling utama adalah sumber daya manusia.
Dengan demikian, cara organisasi politik dalam mendapatkan manusia yang
memiliki kemampuan dan integritas tinggi merupakan tantangan utama
dalam hal manajemen organisasi politik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Tantangan itu saat ini juga menjadi tantangan yang dihadapi oleh
Partai Golkar. Orang-orang yang mempunyai loyalitas, kemampuan dan
intelejensi tinggi saat ini di dalam tubuh Partai Golkar sangatlah kurang,
karena orang-orang yang mempunyai kemampuan yang tinggi tersebut
adalah merupakan kader-kader masa orde baru yang sekarang semakin
sedikit keberadaanya karena mereka benar-benar dibesarkan oleh Partai
Golkar. Minimnya sumber daya manusia ini semakin terasa di desa karena
Partai Golkar sangat sulit untuk mendapatkan pengurus di tingkat desa.
Hal tersebut disampaikan oleh Bapak Ichsan selaku Ketua Tim sukses
kabupaten :
“…masalah yang paling serius dihadapi dan menjadi kelemahan Golkar dalam pemilukada adalah masalah kurang berkualitas dan loyalitasnya kader-kader yang berada dilapangan, kader-kader dilapangan terutama di desa selalu beranggapan bahwa setiap kegiatan yang ada pasti dana selalu tersedia, sehingga kalau dana tidak tersedia mereka juga tidak optimal dalam bekerja mas.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Sapto Budianto yang
merupakan tim penggalangan massa dan kader :
“…masalah utama partai golkar saat ini sebenarnya bukan masalah financial atau apa mas, tapi masalah perekrutan kader yang cenderung asal-asalan tanpa ada standard khusus sehingga dalam bekerja, kader-kader partai yang direkrut terlihat tidak ada sikap antusia dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu kader-kader yang ada beranggapan tidak begitu pentingf dalam menentukan nasib kader-kader partai siapapun Bupati Boyolali yang akan terpilih.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
3. Peran Organisasi Sayap Yang Kurang Optimal
Organisasi sayap adalah merupakan organisasi yang berada dibawah
organisasi induk yang dimana kinerja organisasi sayap adalah membantu
organisasi induk dalam mencapai tujuan.
Organisasi sayap yang masih aktif dan dimiliki Partai Golkar sampai
saat ini adalah Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI)
yangmerupakan organisasi kepemudaan Partai Golkar. Namun dalam
pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Boyolali Tahun 2010 pergerakan
organisayap Partai Golkar tersebut kurang optimal dan hanya H. Sutomo,
SPd. M.Kes yang menjadi Dewan Penasehat Tim Sukses Tingkat Kabupaten.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Guritno selaku anggota tim
sukses tingkat kabupaten:
“……Peran organisasi sayap yang dimiliki Golkar kinerjanya sangat kurang optimal karena saat ini organisasi-organisasi sayap Golkar sudah melepaskan diri dari Golkar karena mereka mempunyai kepentingan sendiri seperti HWK,KORPRI serta KOSGORO, namun masih ada organisasi sayap yang dimiliki oleh Golkar yaitu AMPI. AMPI sendiri kinerjanya juga kurang optimal hal tersebut terjadi karena pembianaan dan pendekatan Partai sendiri kurang maksimal seperti dihilangkan keberadaanya dan hany satu orang yang menjadi Dewan Penasehat Tim sukses Kabupaten yaitu Pak Tomo.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Saudara Wahyu Nugroho selaku
anggota organisasi AMPI:
“……..saya mengakui kinerja AMPI dalam pemilukada tahun 2010 kabupaten Boyolali sangat kurang, namun kinerja yang sangat kurang itu mempunyai alasan, bagaimana kinerja AMPI bisa optimal orang keberadaanya saja tidak diperhitungkan oleh Golkar sendiri kok.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
4. Persiapan yang relatif singkat
Dalam sebuah Pemilukada, memerlukan waktu yang relativ lama
untuk mempersiapkan segalanya agar dapat mendapatkan hasil yang
maksimal dalam penghitungan suara dan tidak sekedar asal-asalan dalam
membuat program kegiatan. Namun waktu yang didapat Partai Golkar dalam
persiapan Pemilukada Kabupaten Boyolali Tahun 2010 ini relative sedikit
singkat karena Partai Golkar mempersiapkan segala sesuatunya hanya 4
bulan sebelum Pemilukada dilaksanakan, jauh jika dibandingkan dengan
PDI-P yang sudah mempersiapkan segalanya sejak menjabat menjadi
seorang Wakil Bupati dan sejak Pileg tahun 2009.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Guritno selaku anggota tim
sukses Partai Golkar tingkat kabupaten:
“…Pembentukan tim sukses dan pendeklarasian pasangan yang diusung waktunya terlalu mepet dengan pengambilan suara, sehingga segala persiapan dilaksankan secara cepat yang berakibat kurang maksimalnya dalam perekrutan kader serta persiapan yang lainya seperti program-program apa saja yang akan dilakukan pada masa kampanye juga dapat berpengaruh terhadap pengambilan suara.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Widodo R selaku warga tim
sukses tingkat kecamatan:
“…Persiapan yang relatif singkat ini membuat tim sukses klabakan mas dalam bertindak, walaupun masih cukup lama dalam beraktivitas sekitar selama 4 bulan namun untuk mempersiapkan semuanya saya rasa juga masih kurang optimal bila dibandingakan dengan PDI-P yang waktu persiapanya sangat lama.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
b. Lingkungan Eksternal
Peluang
1. Koalisi dengan Partai Keadilan sejahtera (PKS)
Koalisi adalah merupakan langkah-langkah politik partai politik yang
acap kali dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan perolehan
suarapasangan yang dicalonkan, namun selain itu kesesuaian ideologis dan
basis perjuangan antara partai pengusung dapat menjadi acuan sebagai
ukuran parameter dengan siapa mereka akan berkoalisi.
Dalam hal ini Partai Golkar telah memilih pasangan koalisi yaitu
dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar memilih PKs sebagai
pasangan koalisi karena PKS adalah salah satu partai reformis yang dimana
pemilihnya di daerah Kabupaten Boyolali sebanyak 35.000 pemilih, selain itu
Kader-kader dari PKS terdiri dari para pemuda dan calon yang diusung PKS
untuk mendampimgi H. Daryono SH. MM adalah merupakan pengusaha
muda yang sudah pernah mencalonkan diri sebagai anggota legislative tingkat
pusat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Priyamto selaku wakil ketua
tim sukses tingkat kabupaten:
“…Dalam koalisi dengan partai politik yang lain, Golkar menjatuhakan pilihan untuk berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera, karena Partai Keadilan sejah tera adalah merupakan Partai Politik yang dimana tingkat militansi kader yang dimiliki cukup militan, kader-kader yang ada juga kebanyakan adalah kaum muda serta yang paling penting perolehan suara dalam pileg tahun 2009 mendapatkan perolehan suara sebanyak 39.000 suara yang menempatkan PKS menjadi Partai no. 4 di Kabupaten Boyolali.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Guritno selaku anggota Tim
sukses tingkat kabupaten:
“…….Koalisi itu perlu dilakukan mas, koalisi dilakukan ya tentunya dengan partai yang mempunyai ideology yang hampir sama serta memiliki syarat-syarat yang sesuai kebutuhan yang dibutuhkan, untuk Golkar berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera dalam mengusung Calon Bupati dan wakil Bupati untuk periode 2009-2014. Golkar koalisi dengan PKS karena PKS salah satu partai dakwah di Boyolali sehingga diharapkan mempunyai banyak pengikut.”
2. Perpecahan simpatisan dan kader partai saingan
Konflik dalam suatu organisasi atau dalam hubungan antar kelompok
adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, shingga akan sangat
berpengaruh kepada kinerja organisasi dalam pencapaian tujuan . Konflik juga
merupakan segala macam bentuk hubungan antar manusia yang bersifat
berlawanan dan tidak dapat dipersatukan.
Konflik antar kader saat ini, yang terjadi adalah kader dari PDI-P dan Kader
dari Partai Amanat Nasional (PAN). Perpecahan tersebut terjadi karena
adanya kebijakan-kebijakan PDI-P dan PAN telah merugikan kader-kader
yang bersebrangan dengan kebijakan yang diambil partai masing-masing,
sehingga ada beberapa kader PDI-P dan PAN yang keluar dari partai mereka.
Hal tersebut disamapikan oleh Bapak Prijanto selaku wakil ketua tim
sukses tingkat kabupaten:
“…Iya mas, konflik kader memang saat ini adalah merupakan sedang terjadi didalam tubuh Partai PDI-P antara Pak saptoto dengan Ketua Umum PDI-P Boyolali, Pak seno. Konflik tersebut terjadi karena kebijakan partai yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
membuat Pak Saptoto menjadi salah satu kader PDI-P yang membelot dan masuk kedalam jajaran tim relawan Partai Golkar.
Hal senada juag diungkapkan oleh Bapak Sapto Budianto selaku
anggota tim sukses kabupaten yang menjadi tim penggalangan massa dan
kader:
“…Kader-kader Golkar dalam Pemilukada saat ini tidak hanya berasal dari kader PKS dan kader Golkar saja mas, kader PAN juga ada yang masuk menjadi tim relawan kita, seperti Pak Adha yang tidak puas dengan kebijakan partainya dia menjadi salah satu anggoata tim sukses Kecamatan Nogosari untuk membela Golkar di Nogosari.”
3. Kader partai di eksekutif
Kepala Daerah adalah merupakan tokoh sentral dalam pemerintahan
daerah. Sejak masa orde baru posisi kepala daerah sering kali menjadi posisi
yang mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk mengatur dan
mengontrol segala elemen masyarakat karena mempunyai kekuasaan yang
tinggi di daerah. Kepala Daerah tentunya bisa mengontrol posisi dalam
pemerintahan dari tingkatan yang paling rendah yaitu desa hingga tingkatan
pemerintahan eksekutif yang strategis di kabupaten.
Melihat kekuasaan Kepala Daerah sangat tinggi keberadaanya,
tentunya menjadi peluang bagi Partai Golkar mengingat Kepala Daerah yang
menjabat saat itu adalah merupakan kader Partai Golkar. Drs. H. Sri
Moeljanto adalah merupakan kader Partai Golkar yang berasal dari pensiunan
TNI pada masa orde baru dan pernah menjadi anggota legislative selama 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
periode yaitu periode 1987-1992 sebagai Ketua Fraksi ABRI dan 1992-1997
sebagai Anggota legislatif.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Fuadi selaku Ketua DPD Partai
Golkar Kabupaten Boyolali:
“…Kader-kader Golkar banyak juaga yang ada di legislative dan di eksekutif, kader yang berada di legeslatif sendiri ada 8 orang caleg dimana mereka berasal dari berbagai daerah di Boyolali, sedangkan kader Golkar di eksekutif adalah Kepala Daerah Kabupaten Boyolali yang sedang menjabat yaitu Pak Sri Mulyanto, beliau adalah merupakan kader partai yang berasal dari Fraksi ABRI pada tahun 1987-1992 dan menjadi anggota legislative pada mas periode selanjutnya.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Ichsan selaku Ketua Tim
sukses tingkat kabupaten :
“…kader Partai Golkar di birokrasi atau dilingkungan Kabupaten Boyolali adalah Pak Sri Mulyanto yang menjabat sebagai Bupati periode 2004-2009, beliau adalah merupakan teman saya di anggota legislative ketika saya juga masih aktif menjadi anggota dewan saat itu, selain itu beliau juga pernah menjadi anggota legislative yang mengetuai Fraksi ABRI pada masa itu.” 4. Tim sukses berasal dari berbagai organisasi dan eleman
masyarakat
Berpolitik tidak dapat dilakukan secara isolasi. Dalam berpolitik
sangat dibutuhkan adanya kecerdasan social baik organisasi maupun individu.
Kecerdasan inilah yang akan menentukan keberhasilan individu ataupun
organisasiditengah masyarakat. Kerja sama dan koordinasi social dalam hal
ini diartikan sebagai bentuk kerja sama dan koordinasi dengan elemen-elemen
yang terdapat diluar tubuh organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Untuk melancarkan komunikasi, kerja sama dan koordinasi tersebut,
Partai Golkar dalam pembentukan tim sukses bekerja sama dengan relawan-
relawan atau organisasi-organisasi yang berasal dari pengusaha, advokat, serta
pensiunan PNS yang sampai saat ini masih mempunyai pengaruh kepada
masyarakat luas.
Hal tesebut diungkapkan oleh Bapak Ichsan selaku Ketua Tim Sukses
Tingkat Kabupaten:
“…anggota-anggota tim sukses yang saat pemilukada bekerja terdiri dari berbagai orang yang mempunyai latar belakang pekerjaan yang berbeda, ada yang berasal dari kader partai sendiri baik dari GOLKAR atau PKS, Notaris seperti Pak Darori, serta tidak sedikit dari pensiunan PNS seperti tim sukses bina wilayah yang merupakan orang-orang yang dulu menjabat sebagai camat didaerah tersebut dan bahkan ada pula mantan-manatan anggota legislative pada masa orde baru seperti saya sendiri dan ada pula mantan anggota legislative masa kerja 2004-2009 sperti Bapak Kastadi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Sapto Budianto selaku
anggota tim sukses kabupaten yang menjadi tim penggalangan massa dan
kader:
“…untuk tim sukses yang dibentuk oleh DPD Partai Golkar berasal dari berbagai elemen masyarakat, seperti saya adalah pensiunan PNS, Pak Guritno juga pensiunan PNS, dan ada pula anggota partai lain yang sedang terlibat konflik dengan partainya, seperti Pak Adha yang terlibat konflik dengan Ketua PAN Kabupaten Boyolali Pak Tontowi Jauhari mas, Pak Adha sendiri kami masukkan sebagai relawan dalam tim sukses Golkar.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Ancaman
1. Pencalonan incumbent
Pencalonan Calon Bupati Kabupaten Boyolali Tahun 2010 terdapat
salah satu partai yang mencalonkan Drs. Seno Samudro yang notabene adalah
wakil bupati yang masih menjabat dalam masa jabatan sebelumnya. Partai
yang mencalonkan Drs. Seno Samodro adalah Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan. Dimana Ketua PDI-P Kabupaten Boyolali adalah Drs. Seno
Samudro.
Pencalonan Wakil Bupati yang menjabat sendiri mempunyai sebuah
ancaman sendiri bagi Partai Golkar karena dalam pengenalan calon kepada
masyarakat sudah tentu calon dari PDI-P lebih dikenal karena merupakan
orang lama dalam Pemerintah Kabupaten Boyolali yang langsung
berhubungan dengan masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Ichsan selaku ketua tim sukses
tingkat kabupaten:
“…Ancaman yang sulit dihindari itu adalah ancaman dari PDI mas, karena mereka mengusung calon Bupati dari wakil Bupati yakni Pak seno samudro yang notabene adalah wakil bupati yang masih menjabat, selain lebih dikenal oleh warga Pak Seno tentunya mempunyai sumber daya baik sarana prasarana, financial, sumber daya manusia yang lebih terjamin kualitasnya dibandingkan dengan pasangan yang lain.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Guritno selaku anggota tim
sukses tingkat kabupaten:
“….Melihat pasangan yang dicalonkan ya mas, pesaing yang paling berat itu dari PDI, karena PDI-P mencalonkan ketua umum mereka sendiri yang masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
menjabat sebagai wakil Bupati sudah barang tentu mereka mempunyaikekuasan yang lebih dibandingkan dengan pasangan bupati yang lain, mereka mempunyai kekuasaan terhadap semua sumber daya yang dibutuhkan dalam pemilihan bupati.” 2. Persiapan matang dari pesaing
Melihat persiapan yang singkat hanya sekitar 4 bulan,persiapan Partai
Golkar dalam Pemilukada Tahun 2010 Kabupaten Boyolali dianggap masih
kurang dibandingkan dengan persiapan dari rival terutama PDI-P yang sudah
mempersiapkan pencalonan Wakil Bupati Drs. Seno Samodro sebagai Calon
Bupati Kabupaten Boyolali Tahun 2010-2015 sejak pertama kali menjabat
sebagai Wakil Bupati.
Untuk persiapan calon-calon yang lain seperti Pasangan dari Partai
PAN dan Hanura relative lebih singkat dari Partai Golkar sehingga ancaman
dari kedua partai tersebut relative kecil apabila dibandingkan ancaman dari
PDI-P.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Fuadi selaku ketua DPD Partai
Golkar Kabupaten Boyolali:
“….. untuk persiapan Pemilukada sendiri mas, persiapan yang paling lama itu PDI, persiapan yang dilakukan hampir selama 5 tahun semenjak Pak Seno menjabat sebagai wakil bupati.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Guritno selaku anggota tim
sukses tingkat kabupaten:
“…PDI merupakan Partai yang persiapanya matang, walupun secara tidak langsung, mereka telah melakukan start kampanye lebih awal dari pasangan bupati yang lain, karena pelaksanaan kampamye itu sendiri dilakukan sejak masa kampanye dari pemilihan Bupati tahun 2005.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
3. Pragmatisme kader
Semangat pragmatisme membuat dunia politik menjauh dari wacana
ideologinya. Semakin jauh akan proses demokrasi dan ideology Partai yang
telah tertanam lama adalam organisasi karena adanya pragmatisme semata.
Maka setiap kader yang ada hanya memikirkan kepentingan pribadi tanpa
ada kepedulian terhadap esensi dari pemilu dan ideology dari partai itu
sendiri.
Partai Golkar sendiri terjebak dalam lobang hitam pragmatism yang
berakibat menjauhkan Partai Golkar terhadap ideology dan semakin
membuat Partai Golkar berada dalam posisi sulit karena kader-kader yang
ada harus bergerak harus disertai dengan materi yang cukup. Sehingga
militansi kader-kader yang kualitasnya tainggi luntur karena adanya
pragmatisme dari kader-kader yang pragmatis.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Prijanto selaku wakil ketua tim
sukses tingkat kabupaten:
“…wah mas, kader-kader yang ada sekarang itu tidak seperti pada masa orde baru, pada masa orde baru itu kader-kader Partai Golkar mempunyai militansi dan oyalitas yang tinggi kepada Partai tapi sekarang malah hamper tidak ada loyalitas dan militansi kader, adanya hanya kepengen memenuhi kepentingan mereka saja.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Guritno selaku anggota tim
sukses tingkat kabupaten:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
“…Kader-kader tradisional seperti pada masa orde baru sepertinya saat ini sudah hilang tidak berbekas mas, dulu waktu Partai Golkar masih Jaya, Prestasi, Dedikasi, loyalitas pada partai itu sudah tidak diragukan lagi, tapi saat ini sepertinya susah untuk menumbuhkan sifat-sifat seperti pada masa orde baru, karena kader-kader yang ada saat ini hanya memikirkan kepentingan pribadi saja.”
E. Analisis SWOT DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali
Berdasarkan pada identifikasi factor internal dan eksternal pada tahap
sebelumnya, maka dapat diidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi DPD
Partai Golkar Kabupaten Boyolali berkaitan dalam Pemilukada Tahun 2010
Kabupaten Boyolali. Berikut disajikan faktor-faktor peluang, ancaman, kekuatan,
dan kelemahan beserta rangkaian strategi alternative DPD Partai Golkar
Kabupten Boyolali dalam matriks SWOT di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Berdasarkan analisis SWOT diatas maka dapat diidentifikasi isu-isu
strategis yang dihadapi DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali berkaitan dengan
Pemilukada Tahun 2010 Kabupaten Boyolali 2010.
Isu strategis yang diperoleh dari kekuatan dan peluang (SO) adalah sebagai
berikut :
1. Mengoptimalkan sumber daya yang berkualitas dalam Pemilukada Kab.
Boyolali Tahun 2010.
2. Melakukan peningkatan kinerja partai politik melalui kerja sama dengan stake
holder, individu, dan organisasi masyarakat.
Isu strategis yang diperoleh dari kelemahan dan peluang (WO) adalah
sebagai berikut :
3. Koalisi dengan partai lain untuk mengatasi masalah sumber daya.
4. Meningkatkan komitmen kader partai dalam pelaksanaan Pemilukada Tahun
2010 Kabupaten Boyolali melalui Kepala Daerah.
Isu strategis yang diperoleh dari kekuatan dan ancaman (ST) adalah
sebagai berikut :
5. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang calon atau pasangan
yang dicalonkan.
6. Mengoptimalakan sumber daya yang tersedia untuk berkompetisi dengan
pesaing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Isu strategis yang diperoleh dari kelemahan dan ancaman (WT) adalah
sebagai berikut :
7. Memperbaiki militansi kader dan perekrutan kader yang kompeten serta
berkualitas.
F. Identifikasi Isu-isu Strategi DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali
Untuk menetapkan strategi, maka isu-isu strategi yang telah diidentifikasi
harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan tes litmus. Setiap isu yang
diidentifikasi dikenai 13 pertanyaan dan kemudian diberikan penilaian atas
jawaban adari berbagai pertanyaan tersebut. Isu dengan nilai tertinggi adalah isu
yang strategis. Penentuan skor sebagai berikut :
• Skor 1 untuk isu yang bersifat operasional.
• Skor 2 untuk isu yang cukup strategis.
• Skor 3 untuk isu yang sangat strategis.
Dari hasil peralian antara jumlah soal dan skor diperoleh nilai tertinggi 35
dan terendah 20. Sehingga diterapkan kategorisasi sebagai berikut:
• Nilai 13-21 untuk isu kurang strategis
• Nilai 22-30 untuk isu cukup strategis
• Nilai 31-39 untuk isu sangat strategis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Dari hasil tes litmus tersebut dapat diketahui kestrategisan masing-masing
sebagai berikut:
1. Isu strategis Mengoptimalkan sumber daya yang berkualitas dalam
Pemilukada Kab. Boyolali Tahun 2010 memiliki nilai total 20, berarti isu
ini kurang strategis. Isu ini dikatakan kurang strategis karena setiap
Pesarta Partai Politik Pemilukada Tahun 2010 Kabupaten Boyolali
tentunya sudah yakin bahwa calon-calon yang merekan usung adalah
calon-calon yang dapat bersaing dengan setiap peserta.
2. Isu strategis Melakukan peningkatan kinerja partai politik melalui kerja
sama dengan stake holder, individu, dan organisasi masyarakat memiliki
nilai total 25. Ini berarti isu tersebut merupakan isu cukup strategis.
Strategis karena peningkatan aktivitas Partai Golkar dalam pelaksanaan
Pemilukada 2010 Kabupaten Boyolali sangat aktif dan memerlukan
dukungan sumber daya-sumber daya tambahan guna mendukung kinerja
Partai Golkar.
3. Melakukan kerja sama atau koailisi dengan partai lain mendapatkan nilai
total 27, berarti isu ini cukup strategis karena dalam pengadaan sumber
daya yang dibutuhkan Partai Golkar kurang mampu memenuhinya
sehingga memerlukan koalisi agar sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan Partai Golkar selama pelaksanaan Pemilukada 2010
Kabupaten Boyolali dapat terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
4. Isu strategis Meningkatkan komitmen kader partai dalam pelaksanaan
Pemilukada Tahun 2010 mendapatkan nilai total 23. Isu ini dikatakan
cukup strategis karena kader-kader partai adalah merupakan asset yang
berharga dalam sebuah partai politik termasuk Partai Golkar dalam
Pemilukada Tahun 2010 Kabupaten Boyolali. Dengan demikian komitmen
kader-kader dibutuhkan Partai Golkar untuk mengembalikan kejayaan
Partai Golkar pada masa orde baru.
5. Isu Strategis Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang calon
atau pasangan yang dicalonkan mendapatkan nilai total 24. Ini
menunjukkan bahawa isu strategis ini memang cukup strategis, karena
dalam pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Boyolali Tahun 2010 tentunya
tidak lepas dari masa kampanye dimana waktu tersebut dimanfaatkan
benar-benar oleh setiap Pasangan Calon Bupati Boyolali untuk
mensosialisasikan dirinya kepada Warga atau Masyarakat Boyolali agar
lebih dikenal oleh masyarakat luas.
6. Isu strategis Mengoptimalakan sumber daya yang tersedia untuk
berkompetisi pasangan calon bupati lainya mendapatkan nilai total 24, ini
berarti dapat dikatakan bahwa isu ini merupakan isu yang cukup strategis
karena tentunya dalam kompetisi politik sebuah partai politik termasuk
Partai Golkar harus mengoptimalkan sumber daya-sumber daya yang
dimiliki Partai Golkar baik sarana prasarana dan keuangan dalam
pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Boyolali Tahun 2010 .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
7. Isu Strategis Memperbaiki militansi kader dan perekrutan kader yang
kompeten serta berkualitas mempunyai nilai total 35. Isu ini adalah
merupakan isu yang sangat strategis dan paling strategis karena dalam
setiap organisasi politik atau partai politik seperti Partai Golkar
kemilitansian seorang kader adalah merupakan sesuatu yang sangat
berharga dalam sebuah era demokrasi seperti saat ini, sifat-sifat militansi
kader yang Nampak pada masa orde baru saat ini sudah luntur dan bahkan
sudah hamper tidak kelihatan lagi dalam tubuh Partai Golkar karena
semakin tergerusnya kader-kader orde baru dan dalam perkrutan kader
tentunya harus memilih kader-kader yang berkompeten dan mempunyai
kualitas untuk meneruskan perjuangan kader-kader partai terdahulu.
G. Strategi DPD Partai Golkar Kabupaten Boyolali
Berdasarkan evaluasi isu strategis diatas, maka ditetapkan strategi DPD
Partai Golkar Kabupaten Boyolali dalam Pemilukada Kabupaten Boyolali Tahun
2010 yang bersifat agresif, karena dalam hal ini DPD Partai Golkar Kabupaten
Boyolali berusaha mengatur langkah-langkah atau tindakan untuk
menghilangkan kelemahan dan ancaman. Strategi DPD Partai Golkar dibuat
dalam bentuk program-program strategi sesuai dengan urutan prioritas sebagai
berikut:
1. Program menumbuhkan kemilitansian Kader-Kader Partai Golkar dan
perekrutan kader yang berkualitas. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan sifat militansi kader dan untuk mendapatkan kader-kader
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
yang sesuai dengan harapan Partai Golkar. Strategi yang digunakan adalah
defensif dan berikut program-programnya:
a) Memberikan pelatihan kepada kader-kader tentang organisasi dan
miltansi kader.
b) Membuat standard atau aturan dalam perekrutan kader.
c) Mengadakan dialog antara sesama kader agar tahu apa saja kendala
yang dihadapi setiap kader.
2. Program koalisi dengan partai politik. Program ini bertujuan untuk
meperoleh sumber daya-sumber daya yang menjadi kelemahan Partai
Golkar baik financial maupun sumber daya manusia. Strategi yang
digunakan adalah strategi turnaround berikut adalah program-programnya:
a) Mengadakan koalisi politik agar keterbatasan sumber daya dapat
terselesaikan
b) Mengembangkan koalisi dengan partai-partai yang tidak
mempunyai wakil di DPR.
3. Program peningkatan kinerja partai politik melalui kerja sama dengan stake
holder, individu, dan organisasi masyarakat. Program ini bertujuan
meningkatkan aktivitas Partai Golkar dalam Pemilukada Kabupaten
Boyolali Tahun 2010 melalui kerja sama-kerja sama yang dijalin oleh
Partai Golkar dengan orang-orang yang mempunyai kekuatan didaerah-
daerah. Strategi yang digunakan adalah strategi agresif dan berikut
program-programnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
a) Menjalin kerja sama yang erat dengan kepala daerah mengingat
kepala daerah adalah kader Partai Golkar.
b) Menjalin kerja sama dengan pengusaha, perusahaan, atau
organisasi lainya yang dapat mendukung aktivitas Partai Golkar.
c) Menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh Partai daerah lain melalui
Ketua DPD Partai atau melalui Kepala Daerah.
4. Program sosialisasi Pasangan Calon Bupati Partai Golkar kepada
masyarakat. Program ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan Pasangan
Calon Bupati dari Partai Golkar kepada Warga Kabupaten Boyolali.
Strategi yang digunakan adalah strategi diversifikasi dan berikut program-
programnya:
a) Mengadakan iklan-iklan politik baik di media cetak maupun
elektronik dalam sosialisasi pasangan calon bupati.
b) Memperbanyak kampanye terbuka dan dialog dengan Pasangan
Calon Bupati Partai Golkar.
c) Melakukan sosialisasi dengan menggunakan kader-kader eksekutif
maupun legislative yang lebih dekat dengan warga langsung.
d) Mencetak baliho, poster, spanduk untuk lebih mengenalkan
Pasangan Calon Bupati Partai Golkar kepada Warga Boyolali.
5. Program pengoptimalan sumber daya yang tersedia untuk berkompetisi
dengan pasangan partai lain. Program ini bertujuan untuk mempertahankan
persaingan dengan peserta lainya melalui pendayagunaan sumber daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
yang ada agar kekuatan Partai Golkar nampak kelihatan dimata
masyarakat, dan Partai Golkar juag memberikan perubahan bagi demokrasi
Kabupaten Boyolali. Strategi yang digunakan adalah diversifikasi dan
berikut adalah program-programnya:
a) Mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki Partai Golkar untuk
bersaing dengan pserta lain.
b) Inovasi untuk memberikan pola-pola baru dalam kampanye agar
masyarakat dapat langsung bisa memberikan suaranya kepada
Pasangan Calon Partai Golkar.
c) Merangkul semua organisasi atau kader-kader Partai Golkar
termasuk di eksekutif, legislative ataupun organisasi sayap.
6. Program peningkatan komitmen Kader Partai Golkar. Program ini
bertujuan untuk memberikan kepercayaan kepada Kader Partai Golkar
terhadap Partai Golkar ataupun sebalikanya. Program ini menggunakan
strategi turnaround dan berikut program-programnya:
a) Meningkatkan komitmen dengan reward and punishment yang
sesuai.
b) Memberikan kesempatan kepada kader-kader Partai Golkar untuk
mengemangkan ide dan pemikiranya dalam Pemilukada
Kabupaten Boyolali Tahun 2010.
c) Mengadakan dialog antara Ketua DPD partai Golkar dengan
Kader-kader Partai Golkar agar kepercayaan selalu terjalin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
7. Program pengoptimalan sumber daya yang berkualitas dalam Pemilukada
Kabupaten Boyolali Tahun 2010. Program ini bertujuan untuk membuat
standard yang tinggi bagi kandidat pasangan yang dicalonkan Partai Golkar
agar mampu berkompetisi dengan Pasangan Calon Bupati yang lainya.
Strategi yang digunakan adalah strategi agresif dan berikut program-
programnya:
a) Membuat visi dan misi bagi Kabupaten Boyolali.
b) Membuat rencana program kerja selama 5 tahun untuk menangani
masalah social, ekonomi, dan politik di Boyolali.
c) Membuat rencana strategi untuk mengembangkan wilayah
Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
H. Hasil yang dicapai
Dari strategi dan usaha yang dilakukan dan diterapkan pasangan Calon
Bupati dan Calon Wakil Bupati dari Partai Golkar dan Partai Keadilan
Sejahtera pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Boyolali mendapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4
Perolehan Suara Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati
No Urut Pasangan
Nama Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Partai Perolehan Suara
1 Drs. H. Al Hisyam Sugiyarto, S.Sos PAN 87.424
2 Drs. Seno Samodro Agus Purmanto, SH,M.Si PDI-P 240.682
3 H. Daryono, SH, MM Joko Widodo A.Md GOLKAR 203.188
4 Dr. Jaka Srijanta Purwasi Nur Zaena Hanura 8.898
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa perolehan suara
Pasangan H. Daryono SH. MM dan Joko Widodo, Amd memperoleh suara
sebanyak 203.188 suara yang menempati posisi dua. Sedangkan yang menjadi
pemenang dari Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2010
adalah Pasangan yang diusung dari PDI-P yaitu Drs. Seno Samodro dan Agus
Purmanto, SH.Msi yang memperoleh suara sebesar 240.682 suara. Sedangkan
Pasangan yang diusung oleh Partai Amanat Nasional Drs. H. Al Hisyam dan
Sugiyarto, S.Sos memperoleh suara sebanyak 87.424 suara menduduki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
peringkat 3 dan pasangan yang menduduki peringkat 4 adalah merupakan
pasangan yang diusung oleh Partai Hanura yaitu Dr. Jaka Srijanta dan Purwasi
nur Zaena mendapat suara sebanyak 8.898 suara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan
pada bab sebelumnya maka disimpulkan bahwa:
1. Melalaui analisis factor internal dan eksternal diperoleh analisis
internal dengan kekuatan ( Partai Reformis, Komunikasi, Calon
yang berkualitas, Kepengurusan yang lengkap, Satu komando
kepengurusan); kelemahan (Sumber dana yang terbatas, kurang
berkualitas dan loyalitasnya Kader Partai Golkar, Organisasi
sayap yang kurang optimal, Waktu Persiapan yang relatif
singkat); analisis eksternal dengan peluang (Perpecahan kader
partai lain, Kepala Daerah meruapakan kader partai, Koalisis
dengan partai lain,Tim sukses berasal dari berbagai elemen
masyarakat.); Ancaman (Incumben yang masih menjabat,
Persiapan rival yang cukup lama, Pragmatisme kader partai)
2. Hasil dari analisis SWOT terhadap factor-faktor internal dan
eksternal yang telah teridenrifikasi, diperoleh beberapa isu
strategis diurutkan dari dari yang paling yang strategis hingga isu
yang kurang strategis yaitu:
a. Isu strategis Memperbaiki militansi kader dan perekrutan kader
yang kompeten serta berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
b. Isu strategis Koalisi dengan partai lain untuk mengatasi masalah
sumber daya.
c. Isu strategis Melakukan peningkatan kinerja partai politik
melalui kerja sama dengan stake holder, individu, dan
organisasi masyarakat
d. Isu strategis Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat
tentang calon atau pasangan yang dicalonkan.
e. Isu strategis Mengoptimalakan sumber daya yang tersedia untuk
berkompetisi dengan pesaing.
f. Isu strategis Meningkatkan komitmen kader partai dalam
pelaksanaan Pemilukada Tahun 2010 Kabupaten Boyolali
melalui Kepala Daerah.
g. Isu strategis Mengoptimalkan sumber daya yang berkualitas
dalam Pemilukada Kab. Boyolali Tahun 2010.
3. Setelah diidentifikasi tingkat kestrategisanya, teryata isu yang
paling strategis adalah Program menumbuhkan kemilitansian
Kader-Kader Partai Golkar dan perekrutan kader yang
berkualitas. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sifat
militansi kader dan untuk mendapatkan kader-kader yang sesuai
dengan harapan Partai Golkar. Strategi yang digunakan adalah
defensive dan berikut program-programnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
a) Memberikan pelatihan kepada kader-kader tentang organisasi
dan miltansi kader.
b) Membuat standard atau aturan dalam perekrutan kader.
c) Mengadakan dialog antara sesame kader agar tahu apa saja
kendala yang dihadapi setiap kader.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan
pada bab sebelumnya penulis memberikan saran:
1. Program peningkatan kinerja partai politik melalui kerja sama dengan stake
holder, individu, dan organisasi masyarakat. Program ini bertujuan
meningkatkan aktivitas Partai Golkar dalam Pemilukada Kabupaten
Boyolali Tahun 2010 melalui kerja sama-kerja sama yang dijalin oleh
Partai Golkar dengan orang-orang yang mempunyai kekuatan didaerah-
daerah. Strategi yang digunakan adalah strategi agresif dan berikut
program-programnya:
a. Menjalin kerja sama yang erat dengan kepala daerah mengingat
kepala daerah adalah kader Partai Golkar.
b. Menjalin kerja sama dengan pengusaha, perusahaan, atau
organisasi lainya yang dapat mendukung aktivitas Partai Golkar.
c. Menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh Partai daerah lain melalui
Ketua DPD Partai atau melalui Kepala Daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
2. Menumbuhkan kemilitansian dan loyalitas Kader-Kader Partai Golkar dan
perekrutan kader yang berkualitas. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan sifat militansi kader dan untuk mendapatkan kader-kader
yang sesuai dengan harapan Partai Golkar. Strategi yang digunakan adalah
defensive dan berikut program-programnya:
a. Memberikan pelatihan kepada kader-kader tentang organisasi
dan miltansi kader.
b. Membuat standard atau aturan dalam perekrutan kader.
c. Mengadakan dialog antara sesama kader agar tahu apa saja
kendala yang dihadapi setiap kader.