Transcript

8

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DALAM PEMILUKADA Pendahuluan

Politik merupakan motor pemerintahan di suatu negara. Politik yang yang baik adalah politik yang berasaskan demokrasi, karena dengan politik yang berasaskan demokrasi, maka masyarakat bisa turut serta dalam proses pengambilan suatu keputusan. Hal ini sesuai dengan prinsip demokrasi yang menyatakan semua keputusan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.. Masyarakat berhak mengemukakan pendapatnya, karena masyarakat sendirilah yang mengetahui kondisi sebenarnya.

Pasca diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004, yang mengamanatkan Pemilukada dilaksanakan secara langsung oleh rakyat, maka secara signifikan membuka membuka akses bagi siapapun yang memenuhi persyaratan untuk maju mengikuti pemilukada di daerah. Realitas ini memberikan bukti bahwa kehidupan berdemokrasi di Indonesia telah memasuki era baru yang lebih maju dalam menyikapi sebuah kompetisi

politik untuk mencapai posisi elit sebagai pimpinan daerah (kepala

daerah).

Salah satu fenomena menarik menjelang pelaksanaan pemilukada

adalah meningkatnya eskalasi komunikasi politik di antara para calon

Kepala Daerah (beserta tim sukses) sebagai strategi awal untuk menarik

simpati calon pemilih karena dengan kemajemukan suku, agama, ras, dan golongan, masyarakat tentu tidak selalu mengenal siapa saja calon yang akan memimpinnya, sehingga sosialisasi dan pengenalan setiap calon kepada masyarakat sangat perlu dilakukan.

Pasal 24 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah mengatur bahwa setiap kepala daerah harus dipimpin oleh seorang kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Menariknya, setiap tahapan dalam pelaksanaan pesta demokrasi berskala lokal ini selalu menghadirkan fenomena tersendiri, terutama menghangatnya iklim kompetisi politik di antara para calon yang akan maju menjelang pelaksanaan pemilukada. Upaya para calon untuk menarik simpati pemilih biasanya dikemas dalam berbagai strategi yang langsung bersentuhan dengan kepentingan dan kebutuhan rakyat (pemilih).

Selain itu, strategi yang dimunculkan oleh para calon Kepala Daerah tersebut, tak dapat dihindarkan, juga dipublikasikan melalui media massa. Beberapa topik dijadikan isu sentral oleh para calon Kepala Daerah untuk menariksimpati pemilih, contohnya adalah pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah strategistrategi komunikasi oleh setiap kandidat guna mengenalkan, menarik simpati, bahkan meningkatkan citra. keberhasilan para calon untuk dapat dipilih dengan suara mayoritas.

Adapun keberhasilan pelaksanaan strategi-strategi tersebut sangat bergantung pada bagaimana para calon mempersiapkan,

menyusun, dan mengimplementasikan strategi yang paling tepat untuk

menarik simpati pemilih. Peranan komunikasi politik yang dilakukan para

kandidat Kepala Daerah sangat mempengaruhi bagaimana partisipasi politik

pemilih nantinya dalam memberikan suara kepada calon kepala daerah.

Makalah ini membahas strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh Jokowi dan Ahok dalam memenangkan Pemilukada DKI Jakarta tahun 2012. .STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PASANGAN JOKOWI / AHOK DALAM PEMILUKADA JAKARTA TAHUN 2012

Dalam Pemilukada Jakarta tahun 2012, pasangan calon Gubernur Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) merupakan pasangan calon yang kontroversial. Mereka merupakan pasangan calon yang bukan berasal dari Jakarta. Jokowi berasal dari Solo, dan Ahok berasal dari Bangka Belitung. Namun demikian, mereka merupakan mereka merupakan orang-orang nomor satu di daerahnya, Jokowi misalnya, sebelumnya adalah walikota kota Solo.

Salah satu strategi komunikasi politik yang menarik dari pasangan yang dicalonkan oleh partai PDI-P dan GERINDRA ini, adalah mereka memanfaatkan jejaring sosial di internet untuk kampanye mereka. Hal mana yang menurut Dan Nimmo adalah (1993) disebut sebagai saluran komunikasi interpersonal berperantara. Bagi Jokowi, memanfaatkan jejaring sosial di internet, bisa menghemat dana kampanye (lihat www.Academia.edu).

Kemenangn pasangan Jokowi / Ahok dalam Pemilukada Jakarta tahun 2012 lalu, tak terlepas dari keberhasilan strategi pemenangan yang dilakukan oleh pasangan ini. Dalam hal ini adalah bagaimana pasangan tersebut menggunakan strategi komunikasi politiknya sehingga berhasil memenangi Pemilukada Jakarta tahun 2012.

Strategi komunikasi tersebut meliputi (1) pembicaraan politik pasangan dalam mempengaruhi rakyat Jakarta, (2) kelembagaan yang diusung, (3) mengenai bagaimana pasangan tersebut memilah dan memilih media yang digunakan dalam kampanyenya.

1. Pembicaraan Politik Pasangan Jokowi dan Ahok

Pembicaraan politik berarti berkomunikasi, yang dalam hal ini adalah mengenai suatu proses penyampaian pesan kepada khalayak atau melibatkan pembicaraan. Mark Roelofs mengatakan bahwa politik adalah pembicaraan atau lebih tepatnya berpolitik adalah berbicara (Dan Nimmo, 1993).Menurut David V.J. Bell, ada tiga jenis pembicaraan politik, yaitu pembicaraan kekuasaan, pembicaraan pengaruh, dan pembicaraan autoritas (Dan Nimmo, 1993). Masing-masing jenis pembicaraan politik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Pembicaraan kekuasaan

Menurut David V.J. Bell, pembicaraan kekuasaan berarti mempengaruhi orang lain dengan ancaman atau janji (Dan Nimmo, 1993). Dalam pemilukada Jakarta tahun 2012, pasangan Jokowi dan Ahok memberikan janji berupa suatu upaya untuk mengatasi kemacetan dan menanggulangi banjir (www.suarapembaruan.com, 30/03/12). Selain itu pasangan ini juga akan membuat Satpol PP DKI Jakarta menjadi santun (www.kompas.com, diakses tanggal 05/10/13) dan akan terjun langsung ke lapangan untuk mengawasi pmbangunan ketimbang duduk-duduk di kantor.(www.centroone, diakses tanggal 05/10/13). Janji- janji tersebut dilakukan pasangan ini guna mempengaruhi orang lain (masyarakat) dan merebut simpati masyarakat agar mereka terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta. b. Pembicaraan Pengaruh

Sama halnya dengan pembicaraan kekuasaan, yaitu mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu. Namun terdapat perbedaan dalam alat yang digunakan untuk mencapai tujuannya.

Dalam pembicaraan pengaruh, alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan nasihat, dorongan, permintaan, dan peringatan. Pasangan Jokowi dan Ahok dalam melakukan pembicaraan pengaruh, melakukan kunjungan ke kediaman Sutiyoso, guna berkonsultasi dengannya. Ini mereka lakukan agar mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat Jakarta, karena masyarakat akan menilai bahwa apa yang dilakukan oleh pasangan ini, tidak gegabah dan hal ini memungkinkan memberikan semacam dorongan kepada masyarakat untuk memilih mereka.

c. Pembicaraan Autoritas

Pembicaraan autoritas lebih merupakan bentuk perintah daripada bentuk bersyarat (contingen) yang merupakan cirri khas kekuasaan dan pengaruh. Pembicaraan autoritas tidak dilakukan pada saat kampanye berlangsung melainkan ketika sudah terpilih dalam bentuk direalisasikanya janji-janji yang mereka lakukan pada saat kampanye. yang merupakan cirri khas kekuasaan dan pengaruh. Pembicaraan autoritas tidak dilakukan pada saat kampanye berlangsung melainkan ketika sudah terpilih dalam bentuk direalisasikanya janji-janji yang mereka lakukan pada saat kampanye. Dalam hal ini, salah satu contoh pembicaraan autoritas yang telah dilakukan oleh pasangan Gubernur terpilih Jokowi dan Ahok adalah dalam penertiban PKL Pasar Tanah Abang.2. PDI-P dan GERINDRA sebagai Partai Pengusung

Ketokohan seorang politikus, aktivis atau profesional akan meningkat, jika didukung oleh lembaga yang ternama, atau jika mereka berkiprah dalam lembaga tersebut. Jadi lembaga merupakan sebuah kekuatan yang besar dalam membantu proses komunikasi politik yang efektif. Lembaga adalah wadah kerjasama beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini, lembaga tersebut adalah partai politik yaitu partai PDI-P: dan GERINDRA. Citra diri partai politik adalah sesuatu yang dipercaya dan diharapkan oleh rakyat tentang apa yang dilakukan oleh partai politik tersebut. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya adalah partai-partai besar 3. Media yang digunakan dalam kampanye

Sebelum bertarung dalam Pemilukada DKI Jakarta, Jokowi-Ahok tidak dikenal oleh masyarakat Jakarta. Kemenangan pasangan Jokowi-Ahok tidak lepas dari peran media termasuk di dalamnya sosial media. Bahkan pasangan ini sangat jeli memanfaatkan media sosial. Mereka sudah lama aktif di media sosial. Bahkan Ahok mempunyai sebuah blog resmi www.ahok.org, yang memuat tentang berita aktivitasnya secara realtime.

Menjelang putaran kedua, Tim sukses Jokowi-Ahok merilis sebuah game bertajuk Selamatkan Jakarta. Sebuah ide yang cerdas. Belum dirilis secara resmi, game yang dimainkan di halaman facebook ini telah dimainkan lebih dari 50.000 kali. Game online ini terbukti sukses menjadi instrument kampanye yang jitu dan tergolong murah ketimbang mencetak ratusan banner. Video klip bernada Hiphop, Rock hingga dangdut berseliweran di jejaring sosial Twitter dan Facebook. Lebih dari 10 video clip yang sudah diproduksi oleh pasangan ini. Tujuannya tentu untuk dikenal dan mendapat suara.

Dukungan media sosial berbanding lurus dengan dengan pemberitaan di media massa. Dalam laman web analytics.topsy.com, salah satu situs menyediakan pelacakan brand, terutama di jejaring sosial Twitter, sejak 24 Agustus 2012, kata kunci Jokowi rata-rata dibicarakan 15.000-30.000 kali setiap hari.

Sebagai seorang aktor atau politisi, Jokowi cukup piawai sebagai komunikator politik. Menurut Nimmo (1993), komunikator politik memainkan peran sosial, yang utama,terutama dalam proses pembentukan opini publik.

Politisi berkomunikasi sebagai wakil suatu kelompok dan pesan-pesan politisi itu adalah untuk mengajukan dan melindungi tujuan kepentingan politiknya.KESIMPULAN

Sistem pemilihan secara langsung dalam Pemilukada menghadirkan sejumlah fenomena menarik di seputar pelaksanaan Pemilukada, diantaranya adalah meningkatnya eskalasi komunikasi politik antara kandidat dengan masyarakat, serta meningkatnya persaingan diantara kandidat dalam mempersiapkan dan menyusun serta mengimplementasikan strategi yang tepat untuk meraih simpati masyarakat. Keberhasilan komunikasi politik yang dilakukan pleh para kandidat dalam Pemilukada, mempengaruhi partisipasi rakyat dalam memberikan suaranya kepada kandidat bersangkutan.

Terkait kemenangan Jokowi-Ahok dalam Pemilukada DKI Jakarta tahun 2012, tidak terlepas dari strategi pemenangan yang dilakukan oleh pasangan tersebut. . Dalam hal ini adalah bagaimana pasangan tersebut menggunakan strategi komunikasi politiknya sehingga berhasil memenangi Pemilukada Jakarta tahun 2012.

Strategi komunikasi tersebut meliputi (1) pembicaraan politik pasangan dalam mempengaruhi rakyat Jakarta, (2) kelembagaan yang diusung, dan (3) mengenai bagaimana pasangan tersebut memilah dan memilih media yang digunakan dalam kampanyenya. Ketiga point tersebut saling mendukung dan bersinergi membangun pencitraan pasangan Jokowi-Ahok dalam meraih simpati dan dukungan masyarakat Jakarta.

REFERENSIBudiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar IlmuPolitik. Jakarta: Gramedia Pustaka

UtamaDan Nimmo.,1993.,Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan, dan Media.,

Bandung., Remadja Karya CV.Hidayat, Dedy N. 2007.Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo

Persada. Maran,www.Academia.edu.

www..Centreone.

www.Detik.com

www.Kompas.comwww.Suarapembaruan.com


Top Related