Steven Jacob
SELINGKUHAN
KAKAK KELAS 2
Diterbitkan secara mandiri
melalui Nulisbuku.com
2
Selingkuhan Kakak Kelas 2
Oleh: Steven Jacob
Copyright © 2018 by Steven Jacob
Penerbit
Nulisbuku.com
www.nulisbuku.com
Desain Sampul:
Steven Jacob
Diterbitkan melalui:
www.nulisbuku.com
3
Kehidupan ini seperti sebuah film yang disutradarai oleh Tuhan kita. Kita sebagai ‘aktor’nya hanya bisa menjalani setiap adegan atau peristiwa yang sudah diatur olehNya. Tanpa Tuhan, kita belum tentu dapat melalui semua peristiwa itu dengan baik, baik itu peristiwa yang sudah terjadi atau peristiwa yang sedang terjadi atau peristiwa yang akan terjadi.
Saya ucapkan terima kasih untuk Tuhan yang sudah menciptakan pemikiran-pemikiran yang kreatif dan unik. Dan juga untuk orang tua saya dan untuk saudara kembar saya, serta para pembaca buku selingkuhan kakak kelas.
Semoga di buku yang kedua ini, para pembaca bisa menikmati cerita yang sudah saya tulis. Terima kasih.
Penulis
steven jacob
4
DAFTAR ISI
1. Hubungan
2. Gosip Baru
3. Dating
4. Mantan pramugari
5. Kebebasan memiliih
6. Saudara juliana
7. Kesalahan di laboratorium
8. Berdua saja
9. Makan bareng
10. Tidak sebangku
11. Study tour
12. Rahasia Michelle
13. Kedekatannya
14. Diam
15. Permintaan Maaf
5
16. Penolakan
17. Teman curhat
18. Pertengkaran angelina
19. Susah fokus
20. Keputusan yang berat
21. Kelulusan
6
Hubungan
Di bulan ke 4 ini, Ada beberapa perubahan
yang Aku rasakan selama beberapa hari sejak Aku
jadian dengan kak Angelina. Aku tahu kak Angelina
sangat baik kepadaku. Bahkan bisa dibilang sangat
baik. Aku sangat senang mempunyai pacar seperti
kak Angelina. Dia cantik, baik, senyumannya manis
dan rambut panjangnya yang halus itu selalu terurai
saat bertemu denganku di sekolah maupun di luar
sekolah.
7
Aku masih sangat tidak menyangka pacarku
adalah kakak kelasku sendiri bahkan sahabat dari
kakakku sendiri. Hampir tiap malam Aku chating
dengan kak Angelina, pacarku. Aku merasa tidak
kesepian ketika Aku chating dengan kak Angelina.
Aku bisa menceritakan beberapa hal yang
Aku alami saat di sekolah. Dan kak Angelina mau
mendengarkan setiap ceritaku. Kalau Aku sudah
selesai bercerita, biasanya kak Angelina juga
menceritakan beberapa hal yang dialami di kelasnya.
Tapi kalau tidak ada peristiwa yang begitu penting
untuk dibicarakan, kadang kak Angelina tidak
bercerita kepadaku.
Tapi buat Aku, itu bukan masalah besar, yang
terpenting adalah Aku hanya berusaha untuk
mengerti dan memahami hal apa saja yang bisa
membuat kak Angelina merasa nyaman ketika
menjalin hubungan denganku.
8
Aku selalu tidak sabar untuk ke sekolah,
karena kalau di sekolah sudah bisa dipastikan Aku
pasti bertemu dengan kak Angelina, walaupun tidak
setiap jam istirahat Aku dapat bertemu dan
mengobrol dengan kak Angelina, tapi minimalnya
Aku bisa memandang kecantikannya dari kelasku ini.
Dan kak Angelina selalu membalas senyumanku
kalau Aku memandangnya dari kelasku.
Kak Michelle tidak begitu mencampuri
hubunganku dengan kak Angelina, mungkin kak
Michelle ingin supaya Aku belajar untuk memahami
bagaimana perasaan kak Angelina tanpa
menanyakan banyak hal soal kak Angelina ke kak
Michelle. Tapi kalau misalnya Aku benar-benar tidak
bisa mengerti, mungkin Aku harus menanyakan ke
kak Michelle. Pikirku.
Aku senang memandangi foto kak Angelina
yang ada di wallpaper handphoneku ini. Terkadang
Aku kurang fokus kalau ada guru yang menjelaskan
9
suatu materi. Tapi kalau guru sedang menjelaskan
materi, Aku hanya memandang sejenak foto kak
Angelina ini, karena Aku tidak ingin hubungan yang
Aku jalin dengan kak Angelina mengganggu proses
pembelajaranku di kelas. Anggap saja hubunganku
ini sebagai motivasiku untuk menjadi pelajar yang
lebih baik dan lebih pintar.
Namun, ada kegelisahanku yang Aku rasakan
saat ini. Banyak siswa lain yang belum tahu dengan
hubunganku ini, hubunganku dengan kak Angelina.
Kalau Aku terus menyembunyikan hubunganku ini,
apakah Aku mampu untuk bersembunyi terus-
menerus? Terkadang Aku memikirkan hal itu. Dan
Aku kadang merasa kesal kalau tidak bisa
mengantarkan kak Angelina pulang. Karena banyak
siswa lain yang belum tahu soal hubunganku ini.
Mungkin Aku perlu membicarakan hal ini dengan kak
Angelina.
10
Tet tet tet tet bel istirahatpun berbunyi. Aku
segera keluar dari kelasku ini, Aku berharap bisa
memandang kak Angelina dari teras kelasku ini. Lalu
Aku berdiri di pintu kelasku ini dan memandang ke
arah kelas kak Angelina. Tapi Aku belum melihat kak
Angelina. Mungkin kak Angelina sedang tidak di kelas
atau sedang pergi ke suatu tempat. Pikirku. Aku
berusaha untuk berpikir positif saja. Ketika Aku
sedang memandang ke arah kelas XII A1, tiba-tiba…
“Stev…?” Aku mendengar suara Juliana dari
sampingku.
“Eh Jul..” kataku sambil menengok ke wajah Juliana.
“Lagi ngapain?” kata Juliana sambil tersenyum.
“Hmmm..” kataku. Lalu Juliana melihat ke arah kelas
XII A1 dan berkata…
“Oh, aku tahu, ngga perlu kamu jawab lagi
pertanyaanku. Hehe.”
“Hmm, tapi dia belum kelihatan Jul.” kataku.
11
“Oh? Ya tunggu aja, hehe.” kata Juliana berusaha
menghiburku.
“Iya sih.” Kataku pelan.
“Hmm, emang kalian masih suka chating?” tanya
Juliana.
“Lebih dari itu Jul.” kataku sambil tersenyum.
“Hah? Maksudnya?” tanya Juliana.
“Ssstt, jangan kasih tau siapa-siapa ya..” bisikku.
“Iya, soal apa Stev?” tanya Juliana penasaran. Lalu
Aku melihat ke kanan kiriku memastikan tidak ada
yang mendengar percakapanku dengan Juliana. Lalu
Aku membuka mulutku.
“Aku dah jadian sama kak Angelina.”
“Hah?!!” kata Juliana. Juliana terlihat terkejut.
“SSStt..” kataku. Lalu Juliana menutup mulutnya
dengan tangan kirinya sejenak dan berkata.
“Serius? Wah. Sejak… ” Kata Juliana.
12
“Sstt..” kataku sambil melihat ke arah belakang
Juliana. Lalu Juliana membalikkan badannya. Jesica
dan Lia sedang berjalan menuju ke pintu kelas.
“Kalian lagi ngomongin apa? Serius banget?” tanya
Jesica.
Lalu Juliana melihatku sejenak dan berkata.
“Ngga, ngga ada yang penting kok, hehe.”
“Ah, masa sih?” tanya Jesica.
“Iya, aku ke kantin dulu ya Stev, bentar ya Jes.” Kata
Juliana sambil berjalan meninggalkanku.
“Oh.” Kata Jesica sambil melihat Juliana.
“Emang ada apa Stev?” tanya Lia.
“Ngga, ngga ada apa-apa kok. Dari mana kalian?”
Kataku sambil tersenyum.
“Oh, dari toilet aja. Ya udah yuk Jes.” Kata Lia. Lalu
Jesica dan Lia berjalan masuk ke dalam kelas.
***
13
Cukup banyak siswa yang ke kantin saat jam
istirahat ini. Antrian agak panjang untuk mengambil
makanan yang sudah di pesan. Kak Michelle dan kak
Angelina pun mengantri agak lama. Setelah
mengantri, lalu kak Michelle dan kak Angelina
mengambil makanan masing-masing.
“Ayuk.” Kata kak Michelle sambil membalikkan
badan.
Ketika kak Michelle sedang membalikkan badan,
tiba-tiba muncul seseorang di depan kak Michelle,
dan hampir saja menabrak kak Michelle. Lalu kak
Michelle menghentikan langkahnya.
“Eh, maaf kak.” Kata Juliana.
“Oh, iya.” Kata kak Michelle. Lalu kak Michelle dan
kak Angelina berjalan mencari tempat duduk di
kantin.
14
“Siapa tadi?” kata kak Michelle ketika sudah
mendapatkan tempat duduk.
“Hmm, kayaknya temennya Steven.” Kata kak
Angelina sambil duduk di sebelah kak Michelle dan
menaruh sepiring siomay dan segelas teh manis di
meja.
“Oh, kamu pernah liat dia?” kata kak Michelle.
“Iya, pernah di teras kelas X1 kadang aku liat.” Kata
kak Angelina.
“Oh, ya udah makan yuk.” Kata kak Michelle sambil
mau memakan siomaynya.
“Iya, laper.” Kata kak Angelina.
***
15
Anisa menaruh kedua tangannya di atas
mejanya dan menyandarkan mukanya di atas
tangannya. Anisa terlihat agak lelah ketika istirahat
ini. Suasana di kelas XII A1 cukup ramai. Tapi Anisa
tidak begitu mempedulikan keramaian itu.
“Kenapa sa? Ngantuk?” tanya Wina, teman
sebangku Anisa.
“Iya win. Semalem tidur jam 12.” Kata Anisa.
“Oh, ngapain?” kata Wina sambil melihat
handphonenya.
“Dengerin musik aja sih, sambil liat-liat instagram.”
Kata Anisa.
“Oh.” Kata Wina.
“Eh, win, kamu dah ngerjain PR Biologi belum?” kata
Nico, teman sekelas yang duduk di depan Wina.
“Udah, kenapa? Kamu belum?” tanya Wina sambil
menengadahkan mukanya ke Nico.
16
“Iya, hehe, kurang dikit, pinjem dong win.” Kata
Nico.
“Enak aja.” Kata Wina.
“Yah win, dikit aja, cuma tinggal 3 nomor nih. Ntar
aku beliin minum deh jam istirahat kedua.” Kata
Nico.
“Oh, beneran?” kata Wina.
“Iya.” Kata Nico.
“Ya udah nih.” Kata Wina sambil memberikan buku
catatan Biologinya
“Thanks.” Kata Nico sambil menerima buku itu lalu
mengerjakan PR Biologi.
“Belum beres bro?” tanya Alex, teman sebangku
Nico.
“Dikit lagi.” Kata Nico. “Lo udah belum?”
“Oh. Udah bro.” Kata Alex. 10 menit kemudian bel
berbunyi menandakan jam istirahat berakhir. Lalu
17
Michelle dan Angelina masuk ke kelas XII A1 setelah
dari kantin.
***
Hampir semua siswa sudah pulang dari
sekolah. Aku menunggu kak Angelina di belakang
kelas X1. Mungkin sudah sekitar 10 menit Aku
menunggu kak Angelina sejak bel pulang berbunyi.
Kadang Aku berpikir, kenapa hubungan ini seolah-
olah harus disembunyikan dari orang lain? Ketika
Aku sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba Aku
mendengar suara kak Angelina.
“Hai Stev..”
“Hai kak, sini.” kataku sambil tersenyum.
“Sorry ya lama.” kata kak Angelina sambil duduk di
sebelah kananku.
“Hmm, lumayan sih.” kataku.
18
“Aku kangen Stev…” kata kak Angelina pelan sambil
menggandeng tangan kananku. Kemudian
menyandarkan kepalanya di pundak kananku.
“Iya kak, Aku juga.” Kataku.
“Ntar kalau dah sepi anterin kakak pulang ya?” kata
kak Angelina.
“Hmm, kak, Aku boleh tanya?” kataku pelan.
“Iya?” kata kak Angelina.
“Kakak keberatan ngga kalau ngga usah sembunyi
kayak gini?” kataku.
Lalu kak Angelina terdiam sejenak dan membuka
mulutnya.
“Maksudmu?”
“Yaaa, kita kan udah pacaran, gimana kalau, kita
ngga perlu menyembunyikan hubungan ini? tapi
kalau kakak mau aja sih. Jadi Aku bisa anterin kakak
walaupun siswa lain belum pulang.” Kataku.
19
“Hmm.” kata kak Angelina.
“Sorry kak, tapi kalau kakak mau sih.” Kataku pelan.
“Oh, ya udah ngga papa.” Kata kak Angelina.
“Beneran kak?” kataku.
“Iya ngga papa Stev.” Kata kak Angelina sambil
mendekatkan dirinya kepadaku.
“Makasih kak.” Kataku.
“Iya.” Kata kak Angelina. Aku tidak menyadari kalau
ada seseorang yang mengamatiku dan kak Angelina
dari kejauhan.
***
Aku masuk ke rumahku dan melepaskan
sepatuku. Lalu Aku duduk bersandar di sofa ruang
tamu dan meletakkan tasku. Kemudian kak Michelle
keluar dari kamarnya dan melihatku. Lalu berjalan ke
ruang tamu.
20
“Eh dek..” kata kak Michelle sambil berdiri di
hadapanku.
“Kak.” Kataku sambil menghela nafas.
“Cie yang habis nganter pacar, hehe.” Kata kak
Michelle.
“Hmm, macet kak.” Kataku sambil menghela nafas.
“Apanya yang macet?” tanya kak Michelle.
“Jalan lah.” Kataku.
“Oh, kirain hubungan kalian macet, hehe.” Kata kak
Michelle.
“Jangan sampe kayak gitu sih.” kataku.
“Iya sih.” Kata kak Michelle.
“Aku tadi bilang ke kak Angel sih kak.” Kataku.
“Bilang apa?” tanya kak Michelle.
“Kalau bisa ngga usah menyembunyikan hubungan
ini.” kataku.
21
“Oh ya? Terus dia marah ngga?” tanya kak Michelle
penasaran.
“Hmm, ngga sih. Tadi sih ngga, ngga tahu dalam
hatinya gimana.” Kataku.
“Oh, hmm, baguslah kalau ngga marah.” Kata kak
Michelle sambil menganggukan kepala.
***
22
GOSIP BARU
Pagi ini Aku mulai menjemput kak Angelina,
Aku jadi lebih semangat menjalani aktifitasku di
sekolah. Ketika sudah sampai di sekolah, kak
Michelle memarkir motornya di sebelah motorku.
Lalu Kak Angelina turun dari motorku di tempat
parkir yang cukup ramai ini.
“Ini Stev, makasih ya.” Kata kak Angelina sambil
memberikan helmnya kepadaku.
“Iya kak.” Kataku sambil menerima helm itu dan
menaruh helm itu di spion motorku. Dan Aku pun
menaruh helmku di atas motorku.
23
“Udah? Ayuk.” Kata kak Michelle.
“Ayuk.” Kata kak Angelina. “Ayuk Stev.”
“Iya, bentar kak.” Kataku sambil mengunci motorku.
“Yuk.”
Kemudian kami berjalan bertiga dari tempat parkir
ini menuju ke kelas XII A1. Ketika Aku mengantarkan
kak Angelina ke depan kelasnya, Aku melihat Jesica
dan Lia melihatku dari pintu kelasku. Kemudian
mereka segera masuk ke kelas saat Aku mau berjalan
menuju ke kelasku.
***
Sebenarnya Aku ingin ke kantin saat istirahat
ini, tapi sebelum ke kantin, Aku ingin memandang
kak Angelina dari teras kelasku ini. Lagi pula, untuk
saat ini Aku belum begitu lapar. Aku duduk melamun
di bangku panjang yang ada di teras kelasku ini. Aku
memikirkan kak Angelina setiap hari. Aku kadang
24
khawatir, khawatir kalau kak Angelina merasa
kurang nyaman menjalin hubungan denganku, tapi
semoga saja tidak. Aku tetap harus optimis. Ketika
Aku sedang memikirkannya, datanglah Juliana dari
dalam kelas, lalu duduk di sebelahku.
“Stev?” kata Juliana sambil duduk di sebelahku.
“Hai Jul.” kataku pelan.
“Masih nungguin dia?” tanya Juliana.
“Iya Jul.” kataku.
“Oh, kenapa ngga ke kantin bareng aja? Atau ke
tempat lain sama dia?” kata Juliana.
“Hmm, gimana ya, kadang masih terasa aneh aja sih
kalau jalan bareng berdua di sekolah.” Kataku.
“Oh, hmm.” kata Juliana. Ketika Aku mau
menanyakan sesuatu, tiba-tiba Aku melihat kak
Michelle, kak Angelina dan seorang cowo berjalan
keluar dari kelas XII A1 menuju ke kantin. Aku cukup
terkejut, siapa cowo itu? Badannya cukup tegap, dan
25
cukup tinggi. Aku bingung kenapa kak Michelle dan
kak Angelina ke kantin bertiga, bukankah biasanya
kak Angelina hanya pergi dengan kak Michelle saja?
“Wah, siapa tuh?” kataku sambil melihat ke arah
mereka.
Lalu Juliana juga melihat mereka.
“Oh? Temennya mungkin?” kata Juliana.
“Tapi kok tumben, biasanya cuma berdua sih.”
Kataku.
“Cemburu ya? Hehe.” Kata Juliana.
“Hmm, ya…” kataku.
“Jul..?” Aku dan Juliana mendengar suara Clara lalu
menengok ke arah Clara.
“Ya?” kata Juliana.
“Temenin ke kantin yuk, aku belum sarapan tadi
pagi.” Kata Clara.
26
“Oh?” kata Juliana sambil melihatku sejenak. Lalu
Aku menganggukan kepala ke Juliana.
“Ayuk.” Kata Juliana sambil berdiri. Lalu Aku melihat
Juliana dan Clara berjalan menuju ke kantin.
Kemudian Aku melamun sejenak lalu masuk ke
kelasku ini.
***
Edi, Aldi, Ryan sedang asik memainkan game
di handphone masing-masing. Kadang mereka
berteriak kalau memenangkan game atau kalau
kalah saat main game. Suara dari game itu kadang
menambah kegaduhan kelas saat istirahat ini.
“Kecilin dong volumenya.” Kata Jesica sedikit kesal.
“Iya iya.” Kata Edi sambil memainkan gamenya.
“Gue naik level nih bro, haha.” Kata Aldi.
“Oh, gue belum sih.” Kata Edi.
27
“Jes, kamu dah laper belum?” tanya Lia.
“Oh, belum sih, kamu?” tanya Jesica.
“Belum juga sih.” Kata Lia.
“Eh, sini aku kasih tau.” Bisik Jesica.
“Apaan Jes?” kata Lia.
“Kemarin siang, pulang sekolah, aku liat kak Angelina
lagi di belakang kelas kita ini lho.” Kata Jesica.
“Hah? Kak Angelina? Serius? Ngapain?” tanya Lia.
“Tau ngga, dia sama siapa…” kata Jesica.
“Siapa?” tanya Lia penasaran.
“Sama Steven!” bisik Jesica.
“Oh ya?!!” kata Lia.
“Sstt.” Kata Jesica.
“Jangan teriak-teriak woi.” kata Edi.
“Apaan sih, lo juga teriak-teriak kalau main game.”
Kata Lia.
28
“Biasa aja.” Kata Edi.
“Serius? Mereka ngapain?” tanya Lia.
“Mereka, berduaan gitu, mungkin…” kata Jesica. Lalu
Jesica melihatku memasuki ruang kelas ini. Dan Lia
pun melihat ke arahku.
“Sstt.. itu.” Kata Jesica.
“Oh, ya ntar aja ceritain lagi.” Kata Lia. Kemudian
Aku duduk di bangkuku.
“Kalian ngapain? Pake bisik-bisik segala.” Kataku.
“Ngga, ngga papa kok, dari pada teriak-teriak kayak
mereka.” Kata Jesica sambil melihat ke arah Edi, Aldi,
Ryan.
“Oh.” Kataku sambil menyandarkan badanku di
bangkuku.
15 menit kemudian, bel masuk berbunyi, Juliana dan
Clara pun masuk ke kelas ini.
***
29
DATING
Ketika bel pulang berbunyi, Aku tidak sabar
untuk keluar dari kelasku. Aku segera memasukkan
buku-bukuku ke dalam tas. Lalu Aku mengenakan
jaket hitamku dan menggendong tas ranselku ini.
Aku tidak sabar untuk bertemu dengan kak Angelina.
Semoga kak Angelina mau menungguku. Aku sudah
bilang ke kak Angelina tadi pagi ketika mengantarnya
ke kelas, siang ini, pasti Aku antar pulang. Dan kak
Angelina pun tersenyum saat Aku berjanji akan
30
mengantarnya pulang. Satu – persatu siswa mulai
pulang dari sekolah ini. Lalu Aku pun berdiri dari
bangkuku ini.
“Duluan bro.” kataku.
“Ya ati-ati bro.” kata Edi.
“Kemana Stev? Buru-buru gitu.” Tanya Jesica sambil
melirik ke Lia.
“Pulang lah.” Kataku.
“Oh, santai aja kali, hehe.” Kata Jesica sambil
membereskan bukunya. Lia pun tersenyum kecil ke
Jesica. Aku memandang mereka, sepertinya ada hal
yang mereka sembunyikan dariku. Tapi Aku tidak
begitu peduli dengan hal itu. Aku hanya ingin segera
bertemu dengan kak Angelina.
“Ya, males aja kalau macet di tempat parkir, udah
ah, duluan.” Kataku.
“Ya, ati-ati. Hehe.” Kata Jesica sambil tersenyum
kecil ke Lia.
31
“Duluan Jul.” kataku sambil melambaikan tangan ke
Juliana dan berjalan menuju ke pintu kelas.
“Iya, daah.” Kata Juliana sambil tersenyum dan
melambaikan tangannya.
***
Aku menunggu kak Michelle dan kak Angelina
keluar dari kelasnya. Hampir semua siswa sudah
pulang. Aku menghela nafas sejenak. Aku berdiri di
dekat kelas XII A1. Aku berpikir, apakah Aku harus
menelpon kak Angelina? Tapi apakah tidak
berlebihan? Atau Aku yang terlalu cepat keluar dari
kelasku? Semoga kak Angelina tidak lupa kalau Aku
akan mengantarnya pulang. Mungkin kalau sudah 10
menit kak Angelina belum keluar, Aku harus
menelponnya.
Aku mengambil handphoneku yang ada di
saku kemejaku. Lalu Aku mengetukkan jariku di
handphoneku. Apakah Aku harus menelpon kak
32
Angelina? Aku melihat beberapa siswa kelas XII A1
mulai meninggalkan kelas XII A1 ini. Aku menggaruk
kepalaku. Lalu Aku memasukkan kembali
handphoneku. Ketika Aku memasukkan
handphoneku. Tiba-tiba, Aku melihat kak Angelina
keluar dari kelasnya bersama dengan kak Michelle.
Lalu Aku tersenyum ke kak Angelina. Kemudian kak
Angelina dan kak Michelle melihatku.
“Hai Stev.” Kata kak Angelina sambil tersenyum
kepadaku.
“Ayuk kak.” Kataku.
“Sabar dikit kenapa dek..” kata kak Michelle.
“Ngga papa Chell, hehe.” Kata kak Angelina. “Ayuk.”
Kemudian kami berjalan bertiga menuju ke tempat
parkir.
“Udah lama nunggu?” tanya kak Angelina.
“Hmm, belum lama banget sih kak.” Kataku.
33
“Oh, tadi nyatet banyak materi kimia sih, jadi agak
lama, hehe.” Kata kak Angelina.
“Oh.” Kataku sambil menganggukan kepala.
“Kamu mah belum tau sih, kalau udah kelas XII,
materinya lebih banyak.” Kata kak Michelle.
“Ya, nanti kan Aku juga lama-lama tau.” Kataku. Lalu
kak Angelina tersenyum.
“Ayuk.” Kata kak Angelina ketika kami sampai di
motor masing-masing.
“Kak, Aku anter dulu ya. Hehe.” Kataku ke kak
Michelle.
“Iya iya.” Kata kak Michelle sambil menaiki
motornya.
“Ngga lama kok Chell, Aku pinjem dulu adekmu,
hehe.” Kata kak Angelina sambil memakai helm.
“Iya ngga papa, yang lama juga ngga papa, haha.”
Kata kak Michelle.
34
“Haha.” Kata kak Angelina. Aku pun tersenyum kecil.
“Duluan ya.” Kata kak Michelle sambil menyalakan
motornya lalu meninggalkan kami.
“Daah..” kata kak Angelina sambil melambaikan
tangannya.
“Udah kak?” kataku sambil menaiki motorku dan
menyalakan mesin motorku.
“Ayuk.” Kata kak Angelina sambil menaiki motorku.
“Kak, ntar malem makan yuk?” ajakku.
“Oh, ayuk, hehe.” Kata kak Angelina sambil
memelukku di atas motorku.
“Mau makan dimana kak?” tanyaku ketika mesin
motorku sudah menyala.
“Dimana aja, yang penting berdua, hehe.” Kata kak
Angelina.
“Iya kak.” Kataku. Lalu Aku mengendarai motorku ini
meninggalkan sekolah. Kak Angelina memelukku
35
dengan erat ketika Aku mengantarkannya pulang.
Aku senang bisa berdua dengan kak Angelina di siang
ini. Aku berharap bisa seperti ini terus dengan kak
Angelina.
***
Aku duduk di sofa sambil memakai kedua
sepatuku. Aku melihat jam tanganku menunjukkan
pukul 17.40. Semoga saja jalan tidak begitu macet.
Pikirku.
Lalu Aku berdiri sambil mengenakan jaket
hitamku dan memasukkan handphoneku di saku
celana jeansku. Kemudian mengambil helm yang ada
di ruang tamu. Ketika Aku akan berangkat, kak
Michelle berjalan ke ruang tamu.
“Wah, mau kemana dek?” tanya kak Michelle.
“Makan.” Kataku sambil berdiri.
36
“Sama siapa? Kan mama dah masakin buat nanti
malem.” Kata kak Michelle.
“Sama pacar lah.” Kataku.
“Gaya, mentang-mentang dah punya pacar.” Kata
kak Michelle.
“Udah ah kak, berangkat dulu.” Kataku sambil
berjalan keluar rumah.
“Iya, ati-ati, jangan pulang malem-malem.” Kata kak
Michelle.
“Yaaa..” teriakku dari teras rumah.
***
Aku dan kak Angelina duduk sebelahan di
sofa yang empuk di salah satu café. Kak Angelina
mengenakan jaket pinknya dan membawa tas kecil.
Udara malam ini terasa cukup dingin buatku.
Aku memesan mie goreng special dan teh
hangat, kak Angelina memesan spaghetti dan lemon
37
tea. Suasana di café ini tidak begitu ramai, tapi
interior di café ini terasa cukup nyaman untuk
makan malam berdua dengan kak Angelina. Ketika
makanan masing-masing sudah datang, kak Angelina
pun mengambil handphonenya yang ada di tasnya.
“Bentar Stev, hehe.” Kata kak Angelina sambil
memotret makanan itu.
“Update story kak? Hehe.” Kataku sambil tersenyum
kecil.
“Iya, hehe.” Kata kak Angelina sambil melihat
handphonenya.
“Oh.” Kataku.
“Udah, makan yuk.” Kata kak Angelina sambil
meletakkan handphonenya di sebelah piringnya.
“Ayuk.” Kataku sambil memulai memakan
pesananku.
“Enak Stev?” tanya kak Angelina sambil memulai
memakan spaghettinya.
38
“Enak sih kak.” Kataku.
“Oh.” Kata kak Angelina. Lalu kak Angelina terdiam
sejenak dan membuka mulutnya serta berkata.
“Stev? Boleh nanya?”
“Ya kak?” kataku.
“Hmm, kan kita udah pacaran nih…” kata kak
Angelina pelan.
“Hmm, iiyaa?” kataku sambil melihat mie gorengku.
“Kamu ngga pengen manggil kakak dengan sebutan
lain?” kata kak Angelina.
“Hmm…” kataku.
“Yaa, misalnya sebutan sayang? Atau kak Angel
sayang?” kata kak Angelina pelan.
Lalu Aku berhenti dari aktifitas makanku.
“Hmm, pengen sih kak, tapi gimana ya.” Kataku.
“Gimana Stev?” tanya kak Angelina.
39
“Hmm, untuk saat ini sih, Aku merasa nyaman aja sih
walaupun ngga manggil kakak dengan sebutan
‘sayang’. Apalagi Aku juga masih menghargai kakak,
kan kakak lebih dewasa dariku.” Kataku.
“Ooh, hmm.” kata kak Angelina.
“Tapi terserah kakak aja sih, kalau emang kakak lebih
nyaman Aku panggil sayang?” kataku.
“Hmm, ngga papa sih Stev, selama kamu nyaman,
kakak juga seneng sih. Tapi kakak boleh panggil
kamu Stev atau sayang atau dear? Hehe.” Kata kak
Angelina.
“Oh, hmm, boleh aja sih, hehe.” Kataku.
“Ok, hmm, foto yuk, foto berdua, hehe.” Kata kak
Angelina sambil mengambil handphonenya yang ada
di dekat piringnya.
“Oh, iya kak.” Kataku sambil mendekatkan diriku ke
kak Angelina.
40
Lalu Aku dan kak Angelina tersenyum melihat ke
kamera handphone kak Angelina.
“Kakak posting ya di instagram?” kata kak Angelina.
“Oh? Iya ngga papa kak, posting aja.” Kataku.
Mungkin kak Angelina sudah mau mempublikasikan
hubungan ini. Pikirku, ketika kak Angelina
memposting foto itu.
“Kak? Boleh nanya?” kataku.
“Iya sayang?” kata kak Angelina sambil melihat
handphonenya.
“Tadi pagi kakak ke kantin sama siapa? Tumben
bertiga.” Tanyaku pelan. Lalu kak Angelina terdiam
sejenak.
“Oh, itu temen sekelas kakak. Nico namanya.” Kata
kak Angelina.
“Oh.” Kataku.
“Kenapa?” tanya kak Angelina.
41
“Ngga papa kak.” Kataku.
“Sayang cemburu ya? Hehe.” Kata kak Angelina.
“Hmm.” kataku.
“Cuma temen kok.” Kata kak Angelina sambil
menepuk pelan pundakku.
“Oh.” Kataku.
“Wah, banyak yang like dan komentar.” Kata kak
Angelina sambil melihat handphonenya.
“Oh ya?” kataku.
“Hmm biarin aja deh, udah yuk makan dulu, jadi lupa
ngga makan-makan.” Kata kak Angelina.
“Oh, iya, hehe.” Kataku.
Setelah kami selesai menikmati makan
malam ini, Aku mengantarkan kak Angelina pulang.
Kemudian Aku mengucapkan selamat tidur saat
chating dengan kak Angelina di malam yang indah
42
ini. Aku mulai terbiasa ketika menjalin hubungan
dengan kak Angelina.
Aku harus sabar menunggu kak Angelina
ketika menjemput atau mengantarnya. Dan kalau
pergi pun, Aku tidak sendiri lagi. Kecuali kalau
sedang di lingkungan sekolah. Mungkin masih terasa
agak aneh kalau Aku selalu pergi berdua dengan kak
Angelina di lingkungan sekolah.
***
43
MANTAN PRAMUGARI
Ketika bel pulang berbunyi, Aku menunggu
kak Michelle dan kak Angelina di dekat kelas XII A1.
Kak Angelina sudah bilang semalam saat chating,
siang ini, kalau Aku ada waktu luang, Aku mau diajak
main ke rumahnya.
Aku sangat senang ketika kak Angelina
menyampaikan hal itu. Karena sejak kak Michelle
dan Aku ke rumah kak Angelina, Aku belum ke
44
rumahnya lagi. Terkadang Aku ingin tersenyum kalau
mengingat peristiwa saat kak Michelle marah
kepadaku karena tau kak Angelina dekat denganku.
Tapi sekarang bukan masalah lagi. Aku tidak ingin
mengingat persoalan rumit itu. Yang penting
sekarang Aku akan ke rumah kak Angelina, semoga
kak Michelle tidak marah kepadaku.
“Ayuk..” kata kak Angelina setelah keluar dari
kelasnya.
“Kak Michelle mana kak?” tanyaku.
“Oh, mau belajar kelompok katanya.
“Ooh.” Kataku.
“Udah yuk.” Kata kak Angelina sambil menggandeng
tanganku.
“Iya kak.” Kataku. Beberapa siswa memandangi kami
saat kak Angelina menggandeng tanganku dan
berjalan menuju ke tempat parkir. Tapi Aku tidak
begitu mempedulikan pandangan dari siswa lain, lagi
45
pula kak Angelina juga sudah memposting foto kami
berdua ketika makan malam semalam. Semoga
banyak siswa lain yang mengerti kalau Aku sudah
berpacaran dengan kak Angelina.
***
Aku memandang dan terdiam sejenak ketika
berada di depan rumah kak Angelina. Aku jadi
teringat saat kak Angelina memeluk kak Michelle.
Tapi, sudahlah. Tidak perlu mengingat peristiwa itu
lagi. Lagi pula mungkin kak Angelina juga sudah
melupakannya. Pikirku.
“Masuk Stev.” Ajak kak Angelina ketika sudah turun
dari motorku.
“Iya kak.” Kataku sambil menaruh helm di atas
motorku.
Lalu kak Angelina membuka pintu rumahnya.
46
“Maaa, Angel dah pulang…” teriak kak Angelina
sambil masuk ke dalam rumahnya.
Kemudian Aku masuk ke rumah ini, rumah pacarku.
“Duduk Stev, santai aja.” Kata kak Angelina.
“Iya kak.” Kataku sambil menghela nafas dan duduk
di sofa yang ada di ruang tamu ini.
Kenapa tiba-tiba jantungku berdegup lebih
kencang? Aku tidak tahu kenapa, mungkin karena
Aku belum pernah bertemu dengan mamanya
pacarku?
Kemudian mamanya muncul dan berjalan ke
ruang tamu. Aku melihat mamanya begitu mirip
dengan kak Angelina, rambutnya lurus tidak begitu
panjang, wajahnya masih terlihat muda dan cantik,
dan terlihat lebih tinggi dari kak Angelina, pacarku.
“Eeh, Angel, dah pulang, tumben cepet..” kata mama
kak Angelina.
47
“Iya ma, ngga macet.” Kata kak Angelina ketika kak
Angelina dan mamanya berdiri di hadapanku.
“Oh? Ini yang kamu ceritain.” Kata mama Angelina
sambil melihat ke arahku.
“Halo tante..” kataku sambil tersenyum dan
bersalaman dengan mama kak Angelina.
“Halo Stev.. “ kata mama kak Angelina sambil
tersenyum melihatku.
“Cakep kan ma? Hehe.” Bisik kak Angelina.
“Iya, pinter kamu, hehe.” Bisik mama Angelina.
“Iya dong.” Kata kak Angelina.
“Mama ambilin minum dulu ya.” Kata mama
Angelina sambil tersenyum.
“Wah, jadi merepotkan tante.” Kataku.
“Ngga papa.” Kata mama kak Angelina sambil
tersenyum dan berjalan ke dapur.
48
Kemudian kak Angelina duduk di sebelahku. Kami
terdiam beberapa saat. Lalu kak Angelina tersenyum
kepadaku. Kemudian Aku mulai membuka mulutku
dan berkata…
“Cantik ya mama kakak, hehe.” Kataku pelan.
“Iya Stev… dulu kan…” kata kak Angelina, lalu
mamanya datang membawa 2 gelas ice lemon tea.
“Diminum Stev..” kata mama kak Angelina sambil
meletakkan 2 gelas itu di atas meja.
“Makasih tante.” Kataku sambil tersenyum.
“Tante masuk dulu yaaa..” kata mama kak Angelina.
“Iya.” Kataku sambil tersenyum “Makasih.”
“Minum Stev..” kata kak Angelina sambil
mengambilkan minuman itu dan memberikan
kepadaku.
“Iya kak.” Kataku sambil menerima minuman itu lalu
meminumnya perlahan.
49
“Jadi, dulu mamaku itu pramugari Stev…” kata kak
Angelina.
“Uhuk uhuk.” Aku terbatuk ketika kak Angelina
mengatakan hal itu.
“Wah, sorry, sorry, aku ambilin tisu ya?” kata kak
Angelina.
“Ngga kak, ngga usah.” Kataku sambil meletakkan
minuman itu ke atas meja.
“Kamu kaget ya? Hehe.” Kata kak Angelina.
“Wah? Pramugari? Serius kak?” tanyaku.
“Iya, hehe. Hebat kan?” kata kak Angelina.
“Hmm, sekarang udah ngga kerja lagi kak?” tanyaku.
“Hmm ngga Stev, sejak mama nikah, mama udah
ngga jadi pramugari lagi.” Kata kak Angelina.
“Ooh, hmm.” kataku. “Kalau papa?”
“Papaku pilot Stev.” Kata kak Angelina.
“Wah? Oh ya?” kataku.
50
“Iya, hehe, makanya sering keluar kota. Banyak
penerbangan domestik gitu.” Kata kak Angelina.
“Oh, hmm.” kataku.
“Jadi singkat cerita ya, mamaku ketemu papa pas di
pesawat gitu deh, hehe.” Kata kak Angelina.
“Ooh gitu.. hmm.” kataku. “Ya ya.”
“Ya kadang sepi juga sih, kalau papa lagi kerja gitu,
cuma ada aku sama mama di rumah, makanya kakak
kadang pengen telpon kamu biar ngga sepi, hehe.”
Kata kak Angelina.
“Oh, iya sih kak.” Kataku. “Hmm, kakak pengen jadi
pramugari juga kayak mama?”
“Hmm, belum tau Stev, kayaknya ngga deh Stev,
terlalu cape.” Kata kak Angelina.
“Cape?” tanyaku.
“Iya, ngga tentu berangkat kerjanya, kadang malem,
pagi, tengah malem, flight dalam sehari kadang 3 kali
kadang 4 kali. Ngga menentu sih.” Kata kak Angelina.
51
“Oh ya? Hmm.” kataku.
“Iya Stev, yaa mamaku sih pengen juga sih kalau bisa
aku jadi pramugari juga, soalnya kata mama, aku
cantik dan mama juga bisa ngajarin aku cara-cara
ngadepin penumpang pesawat gitu.” Kata kak
Angelina.
“Wah?” kataku. Aku cukup terkejut ketika
mendengar hal itu. Lalu Aku berpikir dan terdiam
sejenak.
“Kenapa Stev?” tanya kak Angelina.
“Hmm, kalau kakak jadi pramugari…” kataku.
“Belum tau kok Stev, tenang aja, hehe.” Kata kak
Angelina.
“Oh..” kataku.
“Kenapa?” tanya kak Angelina.
“Hmm, nanti Aku ditinggal flight terus sama kakak,
hehe.” Kataku pelan.
52
“Oh? Haha, hmm.” kata kak Angelina. “Iya juga ya?”
“Yaa ngga tau juga sih kak.” Kataku.
“Hmm, hehe, ngga Stev, kakak ngga akan ninggalin
kamu.” Kata kak Angelina sambil memegang
tanganku.
Lalu Aku melihat tangan kak Angelina
kemudian tersenyum melihat kak Angelina. Aku
merasakan tangan lembutnya dan Aku berpikir,
semoga kak Angelina tidak jadi pramugari, karena
Aku berpikir, pasti sangatlah sedikit waktuku dengan
kak Angelina kalau kak Angelina benar-benar
menjadi pramugari.
***
53
KEBEBASAN MEMILIH
Aku, kak Michelle dan papa mama makan
malam bersama di malam ini. Aku memakan makan
malam ku sambil memikirkan apa yang dikatakan kak
Angelina. Aku jadi khawatir kalau kak Angelina
benar-benar menjadi pramugari. Semoga
kekhawatiranku ini tidak terjadi. Kenapa Aku jadi
khawatir? Bukankah kak Angelina sudah bilang kak
Angelina tidak akan meninggalkanku? Aku tidak
54
bermaksud meragukan kata-kata kak Angelina, tapi,
entah kenapa Aku jadi lebih khawatir ketika kak
Angelina bilang, kalau mamanya ingin supaya kak
Angelina menjadi pramugari. Semoga hal itu tidak
terjadi.
Bukan bermaksud melarang kak Angelina dan
berharap buruk, tapi, entahlah, Aku merasa kurang
nyaman kalau kak Angelina menjadi pramugari.
Biasanya pramugari dekat dengan pilot, bahkan
mama kak Angelina pun menikah dengan pilot. Aku
menghela nafas ketika memikirkan hal itu. Ketika
Aku memikirkan hal itu, papa memulai
pembicaraan…
“Gimana di sekolah?” tanya papa.
“Biasa aja pa..” jawab kak Michelle.
“Oh..” kata papa.
“Kalian dah punya pacar belum?” tanya papa.
55
Lalu kak Michelle dan Aku cukup terkejut dan
terdiam sejenak. Kemudian kak Michelle melirik
kepadaku.
“Hmmm..” kata kak Michelle ragu untuk
menjawabnya.
“Yaa, yang penting sekolah kalian lancar.” Kata papa.
“Tapi kalau bisa sih fokus sekolah dulu aja.”
“Iya pa.” kata kak Michelle.
“Papa nih suka gitu, mereka kan juga masih remaja,
kayak ngga pernah remaja aja.” Kata mama.
“Ya, kan, sekolah juga penting.” Kata papa.
“Iyaa, tapi kan ya mereka juga bebas memilih.
Memilih pasangan, memilih jurusan pendidikan yang
diminati juga.” Kata mama.
“Iya sih. Tapi, pendidikan ngga boleh terganggu juga.
Terserah mama lah.” Kata papa.
Aku dan kak Michelle terdiam ketika papa mama
sedang membicarakan hal itu.
56
“Udah ah, papa mau istirahat dulu, cape tadi banyak
kerjaan bikin laporan keuangan.” Kata papa sambil
berdiri. Kemudian papa ke wastafel sejenak untuk
menggosok gigi dan masuk ke kamar.
Aku dan kak Michelle bingung harus berkata apa.
“Udaaah, kalau kalian emang punya pacar, ngga
papa. Jalanin aja dulu masa-masa sekolah kalian
yang menyenangkan ini.” kata mama sambil
tersenyum. “Lagi pula masa SMA ngga bisa terulang
lagi.”
“Iya ma.” Kata kak Michelle sambil melirik kepadaku.
Kemudian Aku dan kak Michelle melanjutkan
aktifitas makan malam ini.
***
Aku masuk ke kamarku setelah selesai makan
malam. Aku tiduran di kasurku dan melihat
handphoneku. Aku masih memikirkan kak Angelina.
57
Apakah kak Angelina akan memutuskan untuk
menjadi pramugari setelah lulus nanti? Bukankah
hanya beberapa bulan lagi kak Angelina dan kak
Michelle akan menghadapi ujian kelulusan SMA?
Kenapa Aku jadi khawatir seperti ini? Padahal
sejak Aku menjalin hubungan dengan kak Angelina,
Aku tidak pernah khawatir. Lalu kenapa Aku menjadi
khawatir? Atau mungkin karena sekarang Aku lebih
mengenal kak Angelina daripada sebelumnya.
Mungkin karena itu.
Haruskah Aku menanyakan ke kak Angelina
soal rencana selanjutnya setelah kak Angelina lulus?
Apakah tidak terlalu cepat menanyakan hal itu? Aku
bingung harus bagaimana. Aku menghela nafasku.
Kenapa seperti ada beban dalam diri ini. Kenapa Aku
jadi memikirkan banyak hal. Padahal kak Angelina
terlihat biasa saja, tidak begitu khawatir dengan apa
yang dikatakan oleh mamanya. Semoga saja,
mamanya tidak begitu memaksa kak Angelina untuk
58
jadi pramugari. Kalau pekerjaan kak Angelina
menghalangi hubunganku ini, pasti terasa berat
untuk menjalaninya. Pikirku. Haruskah Aku mulai
menanyakan sedikit demi sedikit soal ini? Mungkin.
Tapi, Aku masih sedikit ragu. Tapi mungkin tidak ada
salahnya untuk mencoba.
“Kak…” pesanku ke kak Angelina.
“Ya sayang?” balas kak Angelina 2 menit kemudian.
Aku berpikir lagi. Apakah tepat kalau membicarakan
hal ini hanya lewat chating saja? Aku terdiam
sejenak, haruskah Aku menanyakan hal ini?
“Kenapa sayang?” balas kak Angelina lagi.
Aku menghela nafas. Lalu Aku mengurungkan niatku
untuk menanyakan hal ini, mungkin nanti akan ada
saatnya untuk membicarakan hal ini.
“Hmm, ngga papa kak, kangen aja, hehe.” Balasku.
“Oh? Hehe, baru setengah hari udah kangen ya..”
balas kak Angelina.
59
“Hmm.” balasku.
“Besok kan juga ketemu Stev.” Balas kak Angelina.
“Iya sih kak.” Balasku.
“Sabar ya.” Balas kak Angelina.
“Iya kak, met tidur kak.” Balasku.
“Iya, met tidur juga sayang.” Balas kak Angelina.
“Mimpiin aku kak, hehe.” Balasku.
“Iya haha. Pasti nanti kakak mimpi indah
bersamamu.” Balas kak Angelina.
“Night.” Balasku.
“Night.” Balas kak Angelina. Lalu Aku meletakkan
handphoneku di atas kasurku dan melihat atap
kamarku ini. Aku menghela nafas dan berpikir, kapan
waktu yang tepat untuk membicarakan kelanjutan
perencanaan setelah kak Angelina lulus dari SMA?
Pikirku.
***
60
SAUDARA JULIANA
Aku sangat mengantuk ketika pelajaran
sosiologi berlangsung. Semalam, Aku sulit tidur.
Mungkin Aku hanya tidur beberapa jam saja. Aku
memikirkan kak Angelina. Aku benar-benar tidak
bisa membayangkan kalau kak Angelina harus
sekolah penerbangan. Walaupun hal itu masih
belum pasti. Tapi hal itu membuat Aku benar-benar
sulit tidur. Untung saja Aku masih sempat tidur
61
beberapa jam semalam. Dan Aku masih mampu
berangkat ke sekolah, walaupun mataku ini terasa
sangat berat.
Pelajaran sosiologi baru saja selesai. Kami
diberi tugas kelompok dari salah satu bab yang ada
di buku materi sosiologi. Aku satu kelompok dengan
Juliana dan Clara. Semoga tugas ini tidak terlalu sulit
untuk dikerjakan.
Aku kurang begitu menyukai pelajaran
sosiologi. Karena harus banyak membaca, harus
banyak belajar untuk bersosialisasi dan sebagainya.
Untung saja Aku satu kelompok dengan Juliana, jadi
tugas ini terasa lebih ringan. Mungkin. Seperti saat
tugas kelompok bahasa Inggris pun, dapat cepat
diselesaikan. Semoga tugas kali ini juga cepat bisa di
selesaikan.
“Stev..” kata Juliana ketika Aku menyandarkan
kepalaku di mejaku ini.
“Ya?” kataku pelan.
62
“Kamu kenapa? Sakit?” tanya Juliana.
“Ngga Jul, ngantuk banget. Semalam cuma tidur
sebentar.” Kataku.
“Oh, kenapa cuma sebentar tidurnya?” tanya
Juliana.
“Hmm, ada something Jul yang ngga bisa Aku
ceritain disini.” Kataku.
“Oh, ok, aku ngerti maksudmu, hehe. Mungkin sih.”
Kata Juliana.
“Iya, bisa jadi Jul.” kataku.
“Hmm, nanti siang bisa mulai ngerjain tugas sosiologi
ngga?” tanya Juliana.
“Bisa sih.” Kataku.
“Oh, ok.” Kata Juliana. Tiba-tiba Aku baru teringat,
bukankah kalau siang, Aku harus mengantar kak
Angelina pulang ke rumahnya?
“Eh, Jul, hmm, siang ini?” tanyaku.
63
“Iya, gimana?” tanya Juliana.
“Hmm, harus ijin dulu sih.” Kataku.
“Ijin?” tanya Juliana. “Ke siapa?”
“Tau lah maksudku kan?” kataku.
“Ooh.. iya iya, hehe. Ya udah bilang aja, mau ngerjain
tugas kelompok.” Kata Juliana.
“Iya bentar ya, Aku chat dulu.” Kataku sambil
menengadahkan kepalaku lalu Aku duduk bersandar
di kursiku dan mengambil handphoneku di saku
kemejaku.
“Kak…” pesanku.
“Ya sayang?” balas kak Angelina.
“Nanti siang kalau kakak bareng kak Michelle
gimana? Bukannya ngga mau nganterin sih, tapi Aku
harus mulai ngerjain tugas kelompok sosiologi sama
temen.” Balasku.
64
Lalu kak Angelina sudah membaca pesanku, tapi
belum membalas juga. Apakah kak Angelina marah
kepadaku? semoga tidak.
“Oh, iya ngga papa, nanti kakak bareng kak Michelle
aja Stev.” Balas kak Angelina.
“Oh, ok.” Balasku.
“Udah Jul, bisa.” Kataku.
“Oh, ya udah, nanti ngerjain di rumahku ya.” Kata
Juliana.
“Oh? Yaa..” kataku. Rumah Juliana? Lalu Aku berpikir
lagi, semoga kak Angelina tidak berpikiran macam-
macam kalau Aku ke rumah Juliana.
***
Siang ini sebenarnya Aku kurang
bersemangat untuk mengerjakan tugas sosiologi.
Mungkin karena di siang ini Aku tidak bisa
mengantarkan kak Angelina pulang ke rumahnya.
65
Tapi, Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Lagi pula tugas
sekolah memang harus dikerjakan dan diselesaikan.
Semoga kak Angelina juga tidak kecewa kalau
Aku tidak bisa mengantarkannya pulang. Atau hanya
Aku saja yang kecewa? Tapi tidak apa, lagi pula,
hanya satu hari saja Aku tidak bisa mengantarkan
kak Angelina. Semoga saja hanya hari ini.
Aku, Juliana dan Clara duduk lesehan di
karpet ruang tengah di rumah Juliana. Kami
mengerjakan tugas sosiologi sambil menonton tv
dan memakan snack ringan serta 3 gelas ice tea yang
sudah disediakan oleh mama Juliana.
Rumahnya tidak begitu besar, tapi
interiornya terlihat rapi dan nyaman untuk
mengerjakan tugas sosiologi ini. Sudah sekitar 30
menit kami mengerjakan tugas ini. Terkadang Aku
masih merasa ngantuk dan ingin beristirahat.
Mungkin setelah pulang dari rumah Juliana, Aku
66
harus beristirahat sebentar, supaya mataku tidak
terasa berat.
“Gimana Stev? Masih kurang banyak ya, masih ada
20 soal lagi.” Keluh Juliana.
“Iya nih Jul.” kata Clara.
“Oh, ya udah istirahat dulu aja, daripada kecapean
ngerjain malah nanti salah semua.” Kataku.
“Hmm, iya sih.” Kata Juliana.
“Ya udah istirahat dulu aja ya?” kata Clara sambil
menutup buku materi sosiologi.
“Iya deh, tuh di minum dulu.” Kata Juliana sambil
menunjuk minuman yang ada di sebelah tv di atas
rak tv.
“Iya, ntar Jul.” kataku sambil melihat-lihat
handphoneku.
Ketika Aku mau mengirim pesan ke kak Angelina,
tiba-tiba, muncul seseorang dari kamar yang ada di
dekat ruang tengah ini.
67
“Wah, rame, sorry Jul.” kata cewe itu.
“Oh, sini Sher, ngga papa..” kata Juliana.
Lalu Aku menengadahkan mukaku. Aku melihat dia.
Rambut lurusnya tidak begitu panjang mungkin
sekitar sepundaknya. Wajahnya cantik, dan agak
tinggi postur tubuhnya. Dia mengenakan kaos polos
berwarna putih dan celana jeans yang sangat
pendek. Aku cukup terkejut. Siapa dia? Kenapa ada
di rumah Juliana?
“Clara, Stev, kenalin nih saudaraku.” Kata Juliana.
“Hai, aku Sherly.” Kata saudara Juliana itu sambil
melambaikan tangannya.
“Hai. Aku Clara, temen Juliana.” Kata Clara sambil
tersenyum.
“Steven.” Kataku sambil tersenyum kepadanya.
“Panggil Stev aja.” Kemudian dia memandangku
agak lama. Lalu tersenyum kepadaku.
68
“Hmm, sini duduk aja Sher, kita lagi istirahat aja
kok.” Kata Juliana.
“Oh, iya.” Kata Sherly, lalu Sherly duduk di sebelah
Juliana.
“Kamu punya saudara Jul?” tanyaku.
“Hmm, saudara sepupu sih. Dia kan juga di SMA
kita.” Kata Juliana.
“Oh ya?” kataku.
“Aku di kelas X2.” Kata Sherly.
“Wah? Kok aku jarang liat.” Kata Clara.
“Iya, lebih sering di dalem kelas sih, hehe.” Kata
Sherly.
“Oouh.” Kata Clara.
“Jadi dia emang tinggal disini bareng aku, papa
mamanya sih di Jakarta.” Kata Juliana.
“Oh? Kenapa ngga sekolah di Jakarta aja?” tanyaku.
69
“Hmm, bosen sih di Jakarta terus, macet, cuaca juga
panas, hehe. Kalau di Bandung ngga begitu panas.”
Kata Sherly.
“Oh, iya sih.” Kataku.
Lalu kami berempat terdiam sejenak.
“Hmm, Kalian ada instagram?” tanya Sherly.
“Oh, ada.” Kata Clara.
“Nanti aku follow ya, hehe.” Kata Sherly.
“Iya follow aja nih temen-temenku, tapi kalau dia
udah punya cewe, jangan di follow, haha.” Kata
Juliana sambil menunjukku. Lalu Clara melihat ke
arahku juga.
“Oh?” kata Sherly sambil melihatku.
“Ngga, ngga papa kok, follow aja, nanti aku follow
balik.” Kataku.
“Oh, iya.” Kata Sherly sambil tersenyum.
70
“Apaan sih Jul, biasa aja kali, kan cuma follow
instagram.” Kataku.
“Ya, siapa tahu dia marah kalau ada follower baru.
Apalagi cewe.” Kata Juliana.
“Ngga lah, santai aja.” Kataku. Sherly memandangiku
sambil tersenyum.
“Kenapa pacarnya ngga diajak kesini?” tanya Sherly
penasaran. Lalu Juliana melirikku sambil tersenyum
kecil. Aku terdiam sejenak bingung harus menjawab
apa.
“Hmm, nanti aja kapan-kapan, hehe.” Kataku.
“Ooh..” kata Sherly.
“Jadi ini tugasnya gimana? Haha. Malah jadi nge
gosip gini.” Kata Juliana.
“Ya kamu yang mulai nge gosip.” Kataku.
“Oh iya Sher, kamu kan suka sosiologi, bantuin kita
ya? Haha.” Kata Juliana.
71
“Oh ya?” kataku.
“Oh? Ini tugas sosiologi?” tanya Sherly.
“Iya.” Kata Clara smbil tersenyum.
“Iya deh, aku bantuin, liat soal-soalnya dulu tapi,
susah atau ngga, hehe.” Kata Sherly.
“Mantap, pasti bisa cepet beres, hehe.” Kata Juliana.
“Ayuk kerjain lagi.” Kata Clara sambil membuka buku
materi sosiologi.
Kemudian kami berempat mengerjakan tugas
ini kembali. Ketika mengerjakan tugas ini, terkadang
Sherly melihatku dengan tatapan yang dalam seakan
ingin menyampaikan sesuatu kepadaku.
Aku tidak tahu kenapa Sherly sering
melihatku. Tapi kalau kupandang wajahnya, Sherly
juga terlihat cantik, bahkan ketika dia tersenyum
kepadaku. Dia cukup banyak membantu tugas ini.
Dan Aku mulai tersadar, kenapa saat dia
mengerjakan tugas ini, Aku jadi fokus ingin
72
memandang wajah cantiknya itu? Bukankah Aku
baru mengenalnya? Bahkan baru pertama kali
bertemu dengannya?
***
Malam yang dingin ini, Aku tiduran di
kasurku. Aku sempat beristirahat sejenak tadi sore
setelah pulang dari rumah Juliana. Aku menatap
atap kamarku sambil berpikir. Aku jadi teringat
peristiwa tadi siang di rumah Juliana. Aku teringat
kecantikannya dan badannya yang langsing dan
cukup tinggi itu kalau dibandingkan dengan
seumuran siswa kelas X.
Aku sadar, Aku bukan siapa-siapanya. Tapi
kenapa Aku memikirkannya? Kenapa Aku
memikirkan Sherly? Bukankah dia hanya saudara
dari Juliana? Bahkan dia juga bukan teman
sekelasku? Aku pun baru pertama kali bertemu
dengan Sherly? Mungkin Aku memikirkannya, karena
73
Sherly terkadang menatapku dengan tatapan yang
berbeda dari Juliana dan Clara. Seolah dia ingin
menyampaikan sesuatu kepadaku. Atau mungkin dia
ingin menanyakan sesuatu kepadaku? Sudahlah.
Lebik baik Aku istirahat saja. Supaya mataku tidak
terlalu berat saat sekolah besok. Aku berusaha untuk
memejamkan mataku ini. Ketika Aku mau tidur, tiba-
tiba handphoneku berbunyi. Lalu Aku membuka
mataku, Aku ambil handphoneku yang ada di
sebelahku ini.
“Hai Stev?”
Aku terkejut ketika membaca pesan ini. Sherly
mengirim pesan di instagramku!
Apakah Aku harus membalasnya? Bahkan saat
malam seperti ini. Jam di handphoneku
menunjukkan pukul 21.30. Tapi Aku sudah
berkenalan dengannya. Mungkin tidak ada salahnya
kalau Aku membalas pesannya, supaya tidak terlihat
sombong. Pikirku.
74
“Hai Sher..” balasku 2 menit kemudian.
“Lagi apa? Hehe. Makasih ya udah follow balik
instagramku.” Balas Sherly.
“Oh, mau tidur sih, iya sama-sama Sher.” Balasku.
“Wah, sorry, udah mau tidur ya.” Balas Sherly.
“Iya ngga papa kok. Belum tidur juga sih.” Balasku.
“Oh, hmm, nanti kapan-kapan main bareng yuk? Aku
belum banyak temen sejak pindah ke Bandung ini.”
balas Sherly.
Aku cukup terkejut ketika membaca pesan itu.
Bukankah dia bisa pergi main dengan Juliana? Atau
dia kurang cocok dengan Juliana? Lalu Aku harus
membalas apa?
“Oh? Hmm.” balasku.
“Kalau ada waktu aja sih.” Balasnya.
“Iya Sher..” balasku. Aku bingung harus membalas
apa. Ketika Aku membalas pesannya, tiba-tiba ada 1
75
pesan lain masuk di whatsappku. Aku bingung,
bukankah Sherly belum punya nomor whatsappku?
Lalu Aku check whatsappku.
“Sayang…”
Aku terkejut! Ternyata pesan dari kak Angelina! Aku
baru ingat, sejak Aku ke rumah Juliana, Aku belum
chat lagi dengan kak Angelina, pacarku!
“Iya kak Angel sayang?” balasku, berharap supaya
kak Angelina tidak marah.
“Tumben manggil kak Angel sayang? Hehe.” Balas
kak Angelina.
“Ngga papa kak, lagi pengen aja, hehe.” Balasku.
“Oh, Lagi ngapain sayang?”
Aku berpikir, sebenarnya Aku sedang memikirkan
Sherly. Tapi tidak mungkin kalau Aku jawab seperti
itu.
“Hmm, mau tidur kak, sorry tadi Aku cape ngerjain
tugas, jadi belum sempet chat kakak.” Balasku.
76
“Ooh, iya ngga papa, ya udah istirahat aja sayang.”
Balas kak Angelina.
“Iya kak, makasih. Met istirahat kak.” Balasku.
“Met istirahat sayang. Nice dream.” Balas kak
Angelina.
“Nice dream kak.” Balasku. Lalu Aku mengecheck
instagramku lagi.
“Kalau kapan-kapan aku curhat atau cerita sesuatu
ke kamu boleh Stev?” pesan dari Sherly 10 menit
yang lalu.
Aku bingung harus bagaimana, curhat? Bukankah
Sherly baru mengenalku?
“Sorry baru bales Sher.. hmm, boleh aja sih. Emang
jarang curhat ke Juliana?” balasku.
“Hmm, kadang-kadang sih. Tapi Aku pengen punya
temen deket cowo aja sih, hehe.” Balas Sherly.
Aku menghela nafasku. Lalu Aku berpikir, kalau kak
Angelina tau hal ini bagaimana?
77
“Oh gitu, iya ngga papa.” Balasku.
“Thanks Stev, makasih ya dah nemenin chat.” Balas
Sherly.
“Oh, iya sama-sama Sher.” Balasku.
“Good night.” Balas Sherly.
“Good night.” Balasku sambil berpikir, semoga kak
Angelina tidak menanyakan kedekatanku dengan
siapa pun. Sejauh ini, menurutku kak Angelina
percaya kepadaku. Tapi Aku belum tau pasti apakah
kepercayaan kak Angelina akan berubah seiring
berjalannya waktu?
***
78
KESALAHAN DI LABORATORIUM
Aku berjalan bertiga menuju ke kelas XII A1.
Sepanjang perjalanan dari tempat parkir itu,
terkadang Aku sedikit melamun. Banyak hal yang
sedang Aku pikirkan. Aku memikirkan bagaimana
perasaan kak Angelina, bagaimana kalau kak
Angelina tau Aku mendapatkan teman baru seperti
Sherly? tapi Aku juga terkadang memikirkan apa
yang Sherly pikirkan terhadapku? Ketika Aku
memikirkan hal itu. Aku mendengar suara kak
Angelina.
79
“Masuk dulu ya Stev.” Kata kak Angelina ketika kami
sudah samping kelas XII A1.
“Heh, ngelamun aja.” Kata kak Michelle sambil
menepuk pundakku.
“Oh? Iya kak.” Kataku sambil tersenyum ke kak
Angelina. “Daah..”
“Daah.” Kata kak Angelina sambil melambaikan
tangannya lalu kak Angelina dan kak Michelle masuk
ke kelasnya. Aku memandang mereka berdua
sejenak lalu Aku berjalan menuju kelasku.
***
Pelajaran Biologi saat ini cukup
membosankan buatku. Aku harus mencatat materi
yang cukup banyak yang ada di papan tulis. Ketika
Aku mencatat materi itu, pikiranku melayang-layang
entah kemana.
80
Aku memikirkan dua wanita cantik yang Aku
kenal. Terkadang Aku memikirkan kak Angelina tapi
terkadang Aku memikirkan Sherly. Kenapa Aku jadi
sulit fokus seperti ini? bahkan ketika pelajaran
berlangsung? Apakah hubunganku dengan kak
Angelina mengganggu pembelajaranku di kelas?
Seharusnya sebaliknya.
Seharusnya hubunganku dengan kak
Angelina menjadi motivasi yang baik buatku untuk
belajar lebih giat. Tapi kenapa kadang Aku terus-
menerus memikirkan kak Angelina? Wajah cantik
pacarku ini selalu terbayang di dalam pikiranku ini.
Tapi ketika wajahnya yang cantik terbayang di
pikiranku, wajah cantik Sherly juga bisa muncul di
pikiranku.
Aku heran, kenapa jadi seperti ini? Bukankah
selama ini Aku menyukai kak Angelina? Tapi kenapa
Aku juga membayangkan dan mengingat wajah
Sherly? Apakah Aku tergoda untuk dekat dengan
81
Sherly? Seharusnya tidak. Bukan hanya tidak, tapi
jangan sampai! Aku tidak ingin mengkhianati kak
Angelina.
Aku sudah berjuang sejauh ini untuk menjalin
hubungan dengan kak Angelina. Bahkan kak Michelle
pun sudah mendukung hubunganku dengan kak
Angelina. Karena pikiranku sulit fokus, ternyata Aku
salah mencatat materi yang ada di papan tulis itu.
Lalu Aku menghela nafas ketika menyadari kalau Aku
sudah salah mencatat. Mungkin lain kali Aku harus
tetap fokus saat pelajaran berlangsung.
“Bro, punya tipe-x ngga?” tanyaku ke Edi.
“Ngga ada bro.” jawab Edi sambil mencatat.
“Jes, ada tipe-x ngga?” bisikku ke Jesica.
“Apa? Tipe-x?” Kata Jesica. “Ngga ada.”
“Jul, punya tipe-x ngga?” tanyaku ke Juliana.
“Oh? Nih.” Kata Juliana sambil memberikan tipe-x
nya, lalu kembali mencatat materi itu.
82
Kemudian Aku menghapus catatanku yang salah ini.
Ketika Aku sedang memakai tipe-x Juliana, tiba-tiba
handphoneku bergetar. Lalu Aku terdiam sejenak.
Ada apa lagi? Semoga kak Angelina tidak
menanyakan macam-macam soal tugas kelompokku
kemarin. Lalu Aku menghela nafas dan mengambil
handphoneku yang ada di saku celanaku ini.
“Stev, nanti ke kantin bareng yuk?”
Aku terkejut membaca pesan itu. Sherly mengirim
pesan kepadaku saat jam pelajaran berlangsung. Apa
yang dipikirkan Sherly? Sampai-sampai dia
menyempatkan mengirim pesan kepadaku.
“Hmm, Aku ngga enak sama pacarku Sher. Sorry ya.”
Balasku.
“Oh? Emang pacarmu di sekolah ini juga?” balas
Sherly.
“Nanti deh kalau ada waktu Aku ceritain.” Balasku.
“Oh ok Stev.” Balas Sherly.
83
Aku hanya membaca pesan Sherly tanpa membalas
lagi. Aku heran, sebenarnya apa yang ingin Sherly
ceritakan kepadaku sampai dia mengirim pesan saat
pelajaran berlangsung. Semoga bukan hal yang
buruk atau hal yang benar-benar serius. Aku tidak
ingin beban pikiranku bertambah. Aku sudah sering
memikirkan kak Angelina. Kalau Sherly menceritakan
masalahnya kepadaku, bebanku bisa bertambah lagi.
Tapi mungkin tidak ada salahnya untuk
mendengarkan apa yang Sherly ingin ceritakan.
Mungkin.
***
“Nungguin dia lagi Stev?”
tanya Juliana kepadaku ketika Aku berdiri di pintu
kelas saat jam istirahat ini.
Sebenarnya Aku menunggu kak Angelina keluar
kelas, supaya Aku bisa bertemu dengan Sherly.
84
“Oh? Iya Jul.” kataku sambil tersenyum.
“Oh, semangat Stev. Bentar lagi juga keluar kelas
mungkin.” Kata Juliana.
“Oh, iya sih.” Kataku.
“Aku masuk kelas dulu ya.” Kata Juliana.
“Ya” kataku sambil melambaikan tangan.
Ketika Juliana sudah masuk ke kelas. Aku melihat kak
Angelina dan kak Michelle berjalan dari kelas XII A1
menuju ke kantin. Kak Angelina melihat ke arahku
dan melambaikan tangan sambil tersenyum. Lalu
Aku membalas senyuman manisnya. Ketika mereka
sudah menjauh dari pandanganku. Aku melihat
sekitar kiri kananku. Lalu Aku berjalan menuju ke
kelas X2. Aku berusaha untuk mencari Sherly. Ketika
Aku mau sampai di pintu kelas X2, tiba-tiba Sherly
keluar dari kelasnya dan muncul dari pintu kelasnya.
Kemudian Sherly terdiam sejenak ketika melihatku di
teras kelas X2 ini.
85
“Stev?” kata Sherly.
“Sher...” kataku sambil melihat kanan kiri.
“Gimana? Ada pacarmu?” tanya Sherly.
“Oh, ngga sih, barusan Aku lihat lagi ke kantin.”
Kataku.
“Emang yang mana Stev? Takut sama pacar ya?”
kata Sherly.
“Ya bukannya gitu sih Sher. Aku ngga mau kalau dia
salah paham aja sih.” Kataku.
“Oh.” Kata Sherly.
“Kamu ada yang mau di ceritain?” tanyaku.
“Hmm, iya Stev, tapi jangan disini deh, kurang
privasi.” Kata Sherly.
“Oh, hmm, ya udah dimana?” tanyaku.
“Jangan di sekolah maksudku.” Kata Sherly.
“Wah? Terus dimana? Di rumah juga ada Juliana
kan?” kataku.
86
“Hmm, nanti deh kita janjian lagi aja. Aku minta
nomor handphonemu ya?” kata Sherly.
“Oh, hmm.” kataku sambil berpikir dan memegang
daguku.
“Gimana?” tanya Sherly.
“Lagi ada masalah besar?” tanyaku penasaran.
“Hmm, ya gitu deh, ya problem kecil sih.” Kata
Sherly.
Ketika Aku mau menanyakan sesuatu, ternyata Aku
melihat kak Angelina dan kak Michelle sedang
berjalan ke kelasnya! Ternyata mereka hanya
membeli minum tanpa makan di kantin. Lalu Aku
cepat-cepat berkata ke Sherly.
“Nanti aku kasih nomorku.” Bisikku sambil berjalan
menuju kelasku.
Kemudian Sherly menganggukan kepalanya dan
melihat ke arah kak Angelina dan kak Michelle.
87
Semoga saja kak Angelina tidak melihatku ketika Aku
sedang mengobrol dekat dengan Sherly.
***
Saat istirahat berakhir, Aku melihat kak
Angelina dan kak Michelle berjalan keluar dari
kelasnya. Ternyata bukan hanya kak Angelina dan
kak Michelle yang keluar dari kelas, tapi semua siswa
kelas XII A1 berjalan keluar dari kelas sambil
membawa buku materi. Mungkin seperti saat itu,
mereka belajar di laboratorium. Tapi apakah masuk
ke jurusan IPA, sesering itu untuk belajar di
laboratorium? Atau mungkin supaya lebih mudah
memahami materi jadi harus menjalani pelajaran di
laboratorium? Entahlah, mungkin suatu saat nanti
Aku akan mengerti. Itu pun kalau Aku masuk ke
jurusan IPA seperti kak Michelle.
***
88
Pak Bambang menjelaskan materi kimia dan
apa saja yang harus dilakukan di laboratorium kimia.
Kak Angelina satu kelompok dengan kak Michelle
dan Anisa. Ada beberapa cairan kimia yang harus
dicampur atau digabungkan ke dalam satu gelas /
labu erlenmeyer.
“Wah, ini harus hati-hati ya mindahin cairannya.”
Kata kak Michelle.
“Iya, kalau ngga…” kata kak Angelina sambil
memegang 1 gelas erlenmeyer itu yang berisi H2O
(air). Ketika kak Angelina memegangnya, gelas itu
terasa licin di tangan kak Angelina, dan..
“Prang!!” gelas itu terjatuh di lantai, lalu pecah di
bagian ujungnya.
“Oh my God!” kata kak Angelina.
“Astaga.” Kata kak Michelle sambil memandang
pecahan gelas yang jatuh itu.
89
Kemudian semua siswa terdiam sejenak dan
mengarahkan pandangan ke kak Angelina, kak
Michelle dan Anisa.
“Ada apa?” tanya pak Bambang.
Kak Angelina bingung harus menjawab apa.
Kemudian pak Bambang berjalan dari depan kelas
menuju ke meja kelompok kak Angelina. Lalu pak
Bambang menghela nafas ketika melihat gelas yang
sedikit pecah itu.
“Kamu nanti ke ruang BP sepulang sekolah.” Kata
pak Bambang.
“Maaf pak.” Kata kak Angelina.
“Ya udah, yang lain hati-hati pegang gelasnya.” Kata
pak Bambang.
“Udah Chell, kamu aja nih yang ngerjain, bikin kesel
aja.” Kata kak Angelina.
“Iya iya, sabar ya.” Kata kak Michelle.
90
“Semua orang pasti punya kesalahan kok.” Kata
Anisa sambil tersenyum.
“Iya Aku yang salah.” Kata kak Angelina.
“Aku ngga menyalahkanmu sih.” Kata Anisa.
“Udah udah, lanjutin aja tugas kelompok ini.” kata
kak Michelle.
“Iya.” Kata Anisa sambil membereskan gelas yang
jatuh tadi.
***
Kelasku sangat berisik. Jam pelajaran bahasa
Inggris kosong. Petugas administrasi sekolah hanya
menyampaikan pesan ke kelas kami. Kami hanya
disuruh membaca bab 3 sampai bab 4.
Aku melihat Edi memainkan game di
handphonenya. Jesica dan Lia mengobrol panjang
lebar tanpa menghiraukan siswa lain. Tapi Juliana
dan Clara sedang membaca buku mereka.
91
Aku sudah memberitahu nomorku ke Sherly
lewat pesan instagram. Dia sudah membaca pesanku
tapi belum membalasnya. Mungkin dia belum
sempat membalas pesanku ini. Karena sepertinya
hanya kelasku yang sedang tidak ada guru.
Aku bosan di dalam kelas. Mungkin lebih baik
Aku ke kantin saja. Ketika Aku mau berdiri, tiba-tiba
handphoneku berbunyi. Lalu Aku dengan segera
melihat handphoneku. Mungkin Sherly sudah
membalas pesanku.
“Sayang?”
Aku bingung ketika membaca pesan yang masuk.
Ternyata kak Angelina. Ada apa? Kenapa kak
Angelina mengirim pesan kepadaku? atau jangan-
jangan kak Angelina mulai curiga kepadaku? atau kak
Angelina tau kalau istirahat tadi, Aku mengobrol
dekat dengan Sherly? Lalu Aku menarik nafas
sejenak, kemudian membalas kak Angelina.
“Ya kak Angel sayang?” balasku.
92
“Nanti sepulang sekolah temenin kakak ke ruang BP
ya?” balas kak Angelina.
“Ruang BP? Kenapa lagi kak?” balasku. Aku heran,
kenapa kak Angelina sering disuruh ke ruang BP.
“Mau temenin ngga nih? Kakak lagi badmood nih.”
Balas kak Angelina.
Aku cukup terkejut ketika membaca pesan itu.
“Iya kak, mau. Jangan ngambek dong. Hehe.”
Balasku.
“Oh, ya udah, nanti ya.” Balas kak Angelina.
“Iya kak Angel sayang.” Balasku.
Lalu Aku menghela nafas. Ada masalah apa lagi?
Sampai-sampai kak Angelina disuruh ke ruang BP.
Pikirku.
***
93
Aku menggaruk kepalaku. Aku pusing.
Terkadang Aku lelah menemani kak Angelina kesana
kemari. Tapi Aku berusaha untuk tetap sabar.
Aku harus menjaga hubunganku dengan kak
Angelina. Aku berdiri di dekat kelas XII A1 menunggu
kak Angelina keluar dari kelasnya.
“Hai Stev.” Kata kak Angelina ketika keluar dari
kelasnya.
“Kak, mana kak Michelle?” tanyaku.
“Udah pulang, cape katanya, tadi kan praktik di
laboratorium, lumayan susah tugas kelompoknya.”
Kata kak Angelina.
“Oh?” kataku.
“Ayuk.” Kata kak Angelina sambil menggandeng
tanganku.
“Ayuk kak.” Kataku sambil mulai berjalan. Kemudian
kami berjalan berdua dari kelas XII A1 menuju ke
ruang BP.
94
“Sorry ya Stev, jadi belum bisa langsung pulang.”
Kata kak Angelina.
“Oh, ngga papa kak.” Kataku. “Ada masalah apa
kak?”
“Jadi tadi pas praktik di laboratorium, gelas
erlenmeyer yang kakak pegang tau-tau jatuh dan
pecah gitu.” Kata kak Angelina.
“Hah? Pecah? Wah.” Kataku.
“Iya Stev. Bikin kesel aja. Padahal selama kakak
masuk jurusan IPA, kakak belum pernah jatuhin 1
gelas pun.” Kata kak Angelina.
“Ooh, gelas erlenyer apa kak?” kataku.
“Haha, erlenmeyer!”
kata kak Angelina sambil melepaskan gandengan
tangannya dan menepuk pundakku.
“Oh, hehe. Sorry kak, Aku belum pernah ke
laboratorium.” Kataku.
95
“Oh, iya ngga papa, bentar ya, kakak masuk dulu.”
Kata kak Angelina ketika kami sudah sampai di
depan ruang BP.
“Iya kak.” Kataku.
Kemudian kak Angelina menghela nafas dan berjalan
masuk ke ruang BP.
***
96
BERDUA SAJA
Aku memarkir motorku di depan rumah kak
Angelina. Jalanan tidak begitu macet. Dan cuaca
tidak terlalu panas. Aku melihat wajah kak Angelina
terlihat cukup kesal. Sejak kak Angelina keluar dari
ruang BP.
Kak Angelina belum menceritakan apa yang
terjadi di ruang BP tadi. Kak Angelina hanya segera
ingin pulang dan minta supaya Aku mengantarkan
pulang. Aku pun belum berani menanyakan hal yang
di alami kak Angelina. Mungkin Aku harus menunggu
97
sejenak untuk menanyakan hal itu. Aku tidak ingin
kak Angelina menjadi lebih badmood saat Aku
menanyakan macam-macam.
“Ini Stev.” Kata kak Angelina ketika sudah turun dari
motorku, sambil memberikan helmku saat Aku
masih duduk di atas motorku.
“Iya kak.” Kataku sambil meletakkan helmku di atas
motorku.
“Stev sayang?” kata kak Angelina pelan.
“Ya kak?” jawabku sambil menengok ke kak
Angelina.
“Temenin kakak bentar ya?” kata kak Angelina
sambil menarik jaket hitamku ini.
“Hmm?” kataku sambil melihat tangan kak Angelina
di jaketku.
“Tadi pas istirahat, mama chat, ada arisan di rumah
tetangga siang ini.” kata kak Angelina. “Jadi di rumah
ngga ada siapa-siapa, kakak kesepian.”
98
Aku terkejut ketika mendengar hal itu. Lalu Aku
terdiam sejenak. Apa yang harus kulakukan?
“Oh? Hmm.” kataku.
“Bentar aja Stev.” kata kak Angelina.
“Kakak punya kunci rumah?” tanyaku.
“Kakak punya duplikat kunci.” Kata kak Angelina.
“Temenin ya Stev?”
Lalu Aku tersenyum dan menganggukkan kepala.
Kemudian Aku mematikan mesin motorku dan
masuk ke rumah kak Angelina.
***
Aku melepas kedua sepatuku ketika Aku
berada di dekat pintu masuk rumah kak Angelina.
Lalu Aku terdiam sejenak dan memandangi interior
ruang tamu. Rumah ini benar-benar terasa sepi kalau
tidak ada siapa-siapa. Aku jadi berpikir, apakah kak
Angelina tidak merasa kesepian saat papanya pergi
99
terbang ke luar kota, dan hanya tinggal bersama
dengan mamanya?
“Duduk dulu aja Stev, kakak ambil minum dulu ya.”
Kata kak Angelina sambil meletakkan tasnya di sofa
dan berjalan ke dapur.
“Iya kak.” Kataku sambil meletakkan tasku di sofa.
Lalu Aku duduk bersandar di sofa.
Aku mengetukkan jariku di atas lututku. Aku
berpikir, kenapa rumah ini terasa agak berbeda? Ya.
Aku baru tau. Mungkin karena, Aku hanya berdua
saja dengan kak Angelina di rumahnya.
Kemudian Aku mengambil handphoneku
yang ada di saku kemejaku. Ketika Aku melihat
handphoneku, ternyata beberapa pesan masuk,
karena rasa penasaranku, Aku check pesan-pesan
yang ada di whatsappku. Ternyata Sherly mengirim
pesan sekitar 30 menit yang lalu. Lalu Aku
menggaruk kepalaku sejenak. Ketika Aku mau
membaca pesan-pesan itu, Aku mendengar…
100
“Ini Stev.” Kata kak Angelina sambil meletakkan 1
gelas ice syrup orange di atas meja kaca yang ada di
ruang tamu ini.
“Oh? Makasih kak.” Kataku sambil memasukkan
handphoneku ke dalam saku kemejaku.
Kemudian kak Angelina duduk di sebelah
kananku, dan kak Angelina bersandar kepadaku. Kak
Angelina menyandarkan kepalanya di pundakku.
Kak Angelina menghela nafas sejenak. Lalu
lebih mendekatkan dirinya kepadaku. Kemudian Aku
menyandarkan pipiku ke rambut halusnya itu. Lalu
Aku menepuk pelan pipi kak Angelina dengan tangan
kananku. Kemudian kak Angelina mulai membuka
mulutnya dan berkata.
“Makasih Stev, udah sabar sama kakak.”
“Iya kak.” Kataku pelan.
“Sorry ya, tadi kakak agak badmood. Kacau banget
hari ini Stev.” Kata kak Angelina.
101
“Hmmm.” Kataku. “Ngga papa kak. Aku juga pernah
badmood kok.”
“Barusan kakak dapet surat panggilan orang tua,
karena mecahin gelas erlenmeyer.” Kata kak
Angelina pelan.
Aku cukup terkejut mendengar hal itu. Aku terdiam
sejenak. Aku bingung harus berkata apa supaya kak
Angelina lebih merasa tenang.
“Hmmm.” Kataku.
“Semoga mama ngga marah ya.” Kata kak Angelina.
“Iya kak.” Kataku.
“Hmm.” kata kak Angelina.
“Atau nanti Aku aja yang bilang ke mama kak?”
kataku.
“Hmm? ngga usah Stev, biar kakak aja, daripada
kamu dimarahin sama mama, kan kamu ngga salah
apa-apa.” Kata kak Angelina.
102
“Oh, beneran ngga papa kak?” tanyaku pelan.
“Iya Stev, nanti malem aja kakak kasih suratnya ke
mama.” Kata kak Angelina.
“Oh, sabar ya kak.” Kataku.
“Iya, makasih Stev...” kata kak Angelina sambil
menengadahkan mukanya ke atas.
“Iii…” kataku. Ketika Aku mau mengatakan sesuatu,
tiba-tiba…
“cup” Aku merasakan bibir lembut kak Angelina
menyentuh pipi kananku!! Aku terkejut, kak
Angelina menciumku! Aku terdiam sejenak, lalu
menengok ke muka kak Angelina. Lalu kak Angelina
tersenyum kepadaku.
“’Makasih Stev sayang…” kata kak Angelina sambil
bersandar kembali di pundakku.
“Hmm, sama-sama kak Angel, sayang…” kataku
dengan suara pelan.
103
Hari ini adalah hari yang begitu indah yang
pernah Aku rasakan, dan sangat berbeda dengan
hari-hariku yang lain. Aku tidak tahu harus berkata
apa. Aku tidak menyangka kak Angelina menciumku
disaat kami sedang saling menyandarkan diri.
Mungkin itu ‘tanda’ ucapan terima kasih kak
Angelina kepadaku. Mungkin saja. Aku tidak tau
pasti. Tapi, Aku pikir seperti itu.
Aku benar-benar senang. Bahkan sangat
senang. Itulah yang Aku rasakan sekarang. Dan saat
kak Angelina bersandar kembali kepadaku, Aku tidak
ingin menghentikan moment indah ini bersama
dengan kak Angelina. Tapi, karena hari semakin sore,
Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku harus
segera pulang ke rumahku.
***
104
MAKAN BARENG
Aku duduk terdiam melihat meja belajarku
dan foto kak Angelina yang ada di wallpaper
handphoneku. Aku masih tidak menyangka dan
benar-benar masih ingat dengan peristiwa di rumah
kak Angelina. Itu adalah pertama kali Aku
mendapatkan kecupan lembut dari kak Angelina.
Aku tersenyum melihat foto kak Angelina.
Kupandangi senyuman manisnya itu.
105
Lalu Aku teringat saat kak Angelina
tersenyum kepadaku setelah kak Angelina
menciumku di rumahnya tadi siang. Sebenarnya Aku
masih belum tahu kenapa kak Angelina menciumku.
Tapi, sudahlah, mungkin kak Angelina benar-benar
ingin berterima kasih kepadaku. Walaupun
sebenarnya Aku tidak begitu berharap mendapat
sebuah ciuman dari kak Angelina. Karena ketika kak
Angelina bersandar kepadaku pun, Aku juga sudah
cukup senang.
Dan mungkin ketika kak Angelina bersandar
kepadaku, itu adalah peristiwa yang paling nyaman
yang Aku alami saat menjalin hubungan dengan kak
Angelina. Aku berharap bisa seperti itu terus. Aku
tidak ingin kak Angelina menjauh dariku. Aku
menyayanginya. Mungkin bisa dibilang sangat
menyayanginya. Entah kenapa, Aku bisa sabar ketika
kak Angelina sedang badmood, mungkin karena Aku
menyayanginya, jadi Aku tidak punya alasan apapun
106
untuk tidak sabar terhadap kak Angelina, meskipun
dia sedang badmood.
Aku terus memandang foto kak Angelina.
Kenapa tiba-tiba Aku ingin mengobrol dengan kak
Angelina? bukankah baru tadi sore Aku bertemu
dengan kak Angelina? Inikah yang dinamakan rindu?
Mungkin. Pikirku. Atau karena kak Angelina
menciumku, jadi Aku merindukannya? Atau
merindukan ciumannya itu? Entahlah.
Mungkin lebih baik Aku mengirim pesan
kepadanya. Dari pada pikiranku terus
membayangkan kak Angelina tanpa kejelasan
apapun. Ketika Aku mau mengirim pesan ke kak
Angelina, tiba-tiba ada pesan masuk di
handphoneku.
“Stev, besok ketemuan yuk?”
Aku cukup terkejut ketika membaca pesan itu. Sherly
mengirim pesan kepadaku. Ketemuan? Untuk apa?
Pikirku. Aku menghela nafas sejenak. Aku
107
memikirkan apa yang harus Aku katakan ke Sherly.
Oh. Aku baru ingat, Sherly ingin curhat kepadaku.
mungkin itu alasan dia? Pikirku.
“Besok? Hmm, ok. Jam berapa Sher?” balasku.
“Jam 7 malam ya.” Balas Sherly.
“Oh, iya, ketemu dimana?” tanyaku.
“Jemput aku bisa? Di rumah Juliana?” tanya Sherly.
Aku terkejut membaca pesan itu. Apa? Jemput?
Kalau kak Angelina tau gimana? Aku menghela
nafasku. Aku mengetukkan jariku di handphoneku.
Aku bingung harus membalas apa. Ketika Aku mau
membalas pesan Sherly, handphoneku berbunyi lagi.
Sabar dikit kenapa Sher? Aku saja belum membalas
pesanmu.
“Stev sayang?”
Aku terkejut lagi! kak Angelina mengirim pesan
kepadaku. Lalu Aku menggaruk kepalaku. Sherly saja
belum Aku balas, tapi kak Angelina sudah mengirim
108
pesan kepadaku. Apa lagi yang akan di obrolkan?
Sebentar. Aku harus berpikir, siapa dulu yang akan
kubalas. Mungkin… ya. Aku harus membalas kak
Angelina. Aku tidak ingin kak Angelina kembali
menjadi badmood.
“Ya kak Angel sayang?” balasku 2 menit kemudian.
“Lagi ngapain Stev?” balas kak Angelina.
Sebenarnya Aku sedang chating dengan Sherly. Tapi
Aku tidak mungkin membalas seperti itu.
“Hmm, lagi santai aja kak.” Balasku.
“Oh, aku dah bilang ke mama sih Stev.” Balas kak
Angelina.
“Oh? Soal?” tanyaku.
“Ya soal surat panggilan orang tua itu tadi
sayaaang…” balas kak Angelina.
Oh iya! Aku sampai lupa. Bukankah kak Angelina
dapat surat panggilan orang tua karena
memecahkan gelas erleyer atau apa lah namanya
109
itu. Aku baru ingat! Kenapa bisa sekacau ini
pikiranku?
“Oh iya kak, hehe. Gimana kak? Mama marah ngga?”
balasku.
“Hmm, marah sebentar sih, tapi ya udah, gimana
lagi.” balas kak Angelina.
“Oh, hmm.” balasku.
“Nanti mungkin hari senin mama ke sekolah.” Balas
kak Angelina.
“Oh, iya kak, semoga lancar.” Balasku.
“Iya, makasih Stev. Oh iya, besok mau ke rumah
kakak ngga?” tanya kak Angelina.
Ke rumah? Mau ngapain lagi? Pikirku. Bukankah tadi
sore Aku baru saja dari rumahnya? Oh iya! Aku baru
ingat, besok malam minggu, biasanya Aku main ke
rumah kak Angelina!
“Oh, hmm. Iya kak. Pasti.” Balasku.
110
“Oh ok sayang. Kakak tunggu ya.” Balas kak Angelina.
“Iya kak Angel sayang.” Balasku.
“See u.” balas kak Angelina.
“See u kak.” Balasku.
Lalu Aku menghela nafasku. Kenapa banyak hal yang
Aku lupa? Aku heran, bisa-bisanya Aku sampai lupa.
Ketika Aku sedang melamun. Handphoneku berbunyi
lagi. Kenapa lagi sih kak? Pikirku. Iya iya, besok Aku
ke rumah kakak. Lalu Aku lihat handphoneku.
“Gimana Stev? Besok jemput aku ya?”
Aku bingung membaca pesan itu. Jemput? Bukannya
Aku mau ke rumah kakak? Lalu Aku baca lagi.
Ternyata itu pesan dari Sherly! Aku baru ingat, tadi
Aku chating dengan Sherly dan janjian akan
bertemu! Tapi Aku juga berjanji ke kak Angelina akan
ke rumahnya. Aku bingung harus bagaimana.
“Hmm, sebentar Sher.” Balasku sambil berpikir.
“Iya.” Balas Sherly.
111
“Sorry Sher, kayaknya besok ngga bisa, Aku baru
ingat, Aku ada keperluan penting.” Balasku.
“Oh? Hmm.” balas Sherly. “Keperluan apa?”
“Hmm, ada lah di luar, gini aja, gimana kalau lusa
malam? Minggu malam gitu?” balasku.
“Oh, minggu…hmm, bisa sih.” Balas Sherly.
“Oh, ya udah nanti Aku kabari lagi ya, jadi minggu
malam aja?” balasku.
“Ok Stev.” Balas Sherly.
Lalu Aku membaca pesan Sherly. Aku menghela
nafas. Kenapa jadi rumit seperti ini? bukankah
pacarku hanya kak Angelina? tapi kenapa Aku
berjanji kepada Sherly juga? Apakah Aku mulai jatuh
cinta kepada Sherly? Semoga tidak. Aku tidak ingin
mengkhianati kak Angelina. pikirku.
***
112
Hari ini, Aku akan menjemput Sherly di
rumah Juliana. Malam ini terasa agak dingin.
Kemarin atau saat malam minggu, Aku tidak jadi ke
rumah kak Angelina, karena hujan yang sangat deras
dan banyak gemuruh petir yang membuatku
khawatir.
Untung saja kak Angelina tidak badmood
ketika Aku tidak jadi ke rumahnya. Semoga kak
Angelina benar-benar bisa memahami ekstrimnya
cuaca kemarin. Semoga saja kak Angelina tidak
marah atau badmood lagi kepadaku besok saat
bertemu di sekolah.
Aku memarkir motorku di depan rumah
Juliana dan mematikan mesin motorku. Lalu Aku
chat Sherly memberitahu kalau Aku sudah sampai.
Beberapa menit kemudian seseorang membuka
pintu rumah Juliana.
“Hai Stev?” kata Juliana.
“Eh Jul?” kataku.
113
“Mau masuk dulu ngga Stev?” tanya Juliana.
“Oh, ngga sih, langsung aja. Mana Sherly?” tanyaku.
“Bentar lagi Stev.” Kata Juliana.
“Oh.” Kataku.
“Kam, hmm, tumben jemput Sherly? Emang kak…”
kata Juliana. Lalu Sherly keluar dari rumah Juliana.
Aku melihat kecantikan wajah Sherly. Dia memakai
jaket sweater tipis biru muda dan tank top berwarna
putih. Dan celana pendek jeans berwana biru muda.
Dan sepatu flat berwarna silver. Dan rambut
lurusnya yang tidak terlalu panjang itu terurai
terkena hembusan angin malam ini. Aku sempat
terdiam sejenak. Kenapa Sherly terlihat begitu cantik
dan mempesona?
“Stev, ayuk?” kata Sherly ketika berdiri di sebelah
motorku.
“Oh?” kataku sambil memandang kecantikan Sherly
itu.
114
“Bawa helm?” tanya Sherly.
“Iya. Ini.” kataku sambil memberikan helm kepada
Sherly.
“Bentar ya Jul.” kata Sherly sambil naik ke atas
motorku. Lalu Aku mengendarai motorku ini.
“Iii, iya.” Kata Juliana sambil memandangi kami
dengan tatapan yang berbeda. Seolah-olah kami
dianggap seperti orang yang mau pergi kencan.
***
“Enak ngga roti bakarnya?” tanyaku ke Sherly.
Suasana café tidak begitu ramai. Aku duduk
berhadapan dengan sherly. Tapi malam ini, terasa
cukup dingin buatku.
“Iya, enak Stev.” Kata Sherly.
“Gimana Sher? Ada masalah apa?” tanyaku.
115
Lalu Sherly meletakkan roti bakarnya dan
menghentikan aktifitas makannya itu.
“Hmm.” kata Sherly sambil menghela nafas.
“Aku ngga janji bisa bantu sih kalau kamu ada
problem, tapi siapa tau Aku bisa bantu.” Kataku.
“Iya Stev, jadi, Aku ke Bandung bukan karena bosen
di Jakarta.” Kata Sherly pelan.
“Oh? Hmm, karena apa?” tanyaku penasaran dan
bingung.
“Aku ngga naik kelas Stev.” Kata Sherly.
“Wah?” kataku.
“Karena Aku malu, makanya Aku pindah ke Bandung.
Soalnya di Jakarta aku punya banyak temen,
misalkan pindah sekolah pun, pasti tetep ada
beberapa temenku yang ngejek aku Stev.” Kata
Sherly.
“Hmm, kenapa ngga naik?” tanyaku.
116
“Ada beberapa pelanggaran yang Aku lakuin di
sekolah.” Kata Sherly.
“Hmm, contohnya?” tanyaku.
“Banyak Stev, pacaran di sekolah, bolos ke mall,
ngga ngerjain tugas, banyak deh.” Kata Sherly.
“Wah?” kataku.
“Iya Stev, makanya aku cari temen yang mau nerima
aku apa adanya.” Kata Sherly.
“Hmm, pacarmu gimana?” tanyaku.
“Baru sebulan lalu, aku diputusin, karena dia ngga
suka hubungan jarak jauh.” Kata Sherly.
“Wah? Dia mutusin kamu?” tanyaku heran.
“Iya Stev.” Kata Sherly.
“Hmm.” kataku sambil berpikir. Padahal Sherly
cukup cantik, menurutku, bisa-bisanya pacarnya
memutuskan hubungan dengan Sherly. Lalu Aku
melihat air mata Sherly mulai menetes di pipinya.
117
“Hmm, sabar ya Sher.” Kataku sambil mengambil
tisu. “Ini.” Lalu Aku memberikan tisu itu ke Sherly.
“Makasih Stev.” Kata Sherly sambil menerima tisu itu
dan membersihkan air matanya.
“Hmm.” kataku sambil menghela nafas.
“Stev?” kata Sherly pelan.
“Ya?” kataku.
“Kamu baik banget ya.” Kata Sherly.
“Hmm, maksudmu?” kataku.
“Kamu mau dengerin ceritaku.” Kata Sherly.
“Ya, semoga kamu bisa lega aja kalo cerita.” Kataku.
“Iya Stev, makasih.” Kata Sherly sambil tersenyum
kecil kepadaku.
Lalu Aku menghela nafasku dan memegang dahiku.
Semoga saja kak Angelina tidak tahu kalau Aku pergi
berdua dengan Sherly di malam yang dingin ini.
***
118
Setelah upacara berlangsung, Aku sempat
melihat kak Angelina dan mamanya keluar dari
ruang BP. Kemudian Aku chat dengan kak Angelina.
Kak Angelina bilang, mamanya hanya perlu
mengganti biaya kerusakan gelas erlenmeyer itu,
dan tidak begitu mahal biayanya. Syukurlah. Pikirku.
Tidak terlalu parah peringatan yang didapat oleh kak
Angelina. Semoga saja tidak ada peringatan lain yang
didapatkan oleh kak Angelina.
Dan Aku berusaha untuk tidak
mengkhawatirkan hal itu. Tapi ada satu hal yang Aku
khawatirkan. Aku khawatir kalau kak Angelina tahu,
bahwa Aku sudah pergi berdua dengan Sherly.
Bahkan Sherly menceritakan masalah-masalahnya
kepadaku.
Dan terkadang Aku jadi bingung, kenapa Aku
ingin chating dengan Sherly juga? Apakah Aku
119
kasihan dengan Sherly karena masalah-masalah yang
dilaluinya selama di Jakarta? Atau Aku mulai suka
dengan Sherly? Aku masih belum tahu bagaimana
perasaan Sherly saat ini. Apa lagi dia belum lama
putus dengan pacarnya yang di Jakarta.
Semoga Sherly bisa menerima kenyataan itu.
Kenapa Aku jadi memikirkan Sherly? Bukankah Aku
sudah punya pacar kak Angelina?
***
120
TIDAK SEBANGKU
Ujian semester sedang berlangsung. Aku agak
kecewa dengan ujian semester kali ini. Kenapa?
Karena di ujian kali ini, Aku tidak sebangku dengan
kak Angelina, pacarku. Dan tidak satu ruangan ujian
dengan kak Angelina.
Tapi Aku berusaha untuk sabar. Lagi pula,
ruang ujian kak Angelina ada di sebelah ruang
ujianku. Kak Angelina masih satu ruangan dengan
kak Michelle. Semoga Aku bisa fokus untuk
mengerjakan ujian semester ini. Walaupun tanpa
121
bantuan dari kak Angelina seperti saat ujian mid
semester yang lalu.
Tet tet tet bunyi bel sekolah, jam istirahat
pun dimulai. Aku mengambil tasku yang ada di teras
ruang ujian ku. Siswa lain pun begitu. Mengambil tas
masing-masing ketika sudah keluar dari ruang ujian.
Aku menghela nafas sejenak. Aku agak rindu
dengan kak Angelina. Tapi apakah ini waktu yang
tepat untuk bertemu dengannya? Mungkin ini bukan
soal waktu, tapi soal lokasi dimana kak Angelina
berada. Masalahnya adalah, kak Angelina tidak satu
ruangan denganku.
Aku malu kalau harus ke ruang ujian kak
Angelina. Sedangkan di situ banyak siswa kelas lain
dan kakak kelas XII A1 yang tidak Aku kenal. Karena
kebimbanganku ini, Aku memutuskan untuk duduk
di bangku teras ruang ujianku ini saja. Ketika Aku
sedang melamunkan hal itu, tiba-tiba Aku
mendengar suara seseorang.
122
“Stev.”
Lalu Aku menengadahkan mukaku ke mukanya.
Ternyata Sherly berdiri di hadapanku ini.
“Eh, Sher?” kataku.
“Boleh duduk sini?” tanya Sherly.
“Oh? Boleh.” Kataku sambil tersenyum kecil. Lalu
Sherly duduk di sebelah kiriku.
“Gimana Stev tadi ujiannya? Bisa ngerjain?” tanya
Sherly.
“Hmm, lumayan sih, kamu?” tanyaku.
“Bisa dong, hehe.” Kata Sherly.
“Oh.” Kataku.
“Kenapa lemes gitu?” tanya Sherly.
“Oh? Hmm, ngga, ngga papa.” Kataku.
“Lagi sakit Stev?” tanya Sherly pelan.
“Hmm, ngga sih.” Kataku sambil tersenyum.
“Oh, belajar biologi bareng yuk?” kata Sherly.
123
“Oh? Hmm.” kataku. Aku berpikir, apakah kak
Angelina akan marah kalau Aku belajar dengan
Sherly. Tapi mungkin tidak, Aku pikir, kak Angelina
sedang belajar juga di ruang ujiannya.
“Gimana?” kata Sherly.
“Iya. Disini aja?” kataku.
“Iya, di dalem rame kayaknya.” Kata Sherly sambil
mengambil buku materi biologi yang ada di dalam
tasnya.
“Oh, ok.” Kataku.
***
“Hoaaemm..” kata Anisa.
“Kenapa Sa?” tanya kak Michelle.
“Ngantuk Chell. Semalem baca buku kimia ngga
selesai-selesai.” Kata Anisa.
124
“Oh, makanya kalau belajar jangan cuma sehari
sebelum ujian.” Kata kak Michelle.
“Iya sih, hehe.” Kata Anisa.
“Chell, ke kantin yuk?” kata kak Angelina.
“Oh, kamu dah belajar kimia?” tanya kak Michelle.
“Udah sih, kamu?” tanya kak Angelina.
“Hmm, udah sih, ya udah ayuk.” Kata kak Michelle
sambil berdiri dari bangkunya.
Kemudian kak Michelle dan kak Angelina berjalan
keluar dari ruang ujiannya. Ketika kak Michelle dan
kak Angelina sudah sampai di depan pintu kelas
ruang ujiannya, kak Angelina menengok ke arah
kanan. Lalu menghentikan langkahnya.
“Kenapa? Kok berhenti?” tanya kak Michelle.
“Itu siapa?” tanya kak Angelina sambil menunjuk ke
arahku dan Sherly.
125
“Oh? Steven, kenapa? Kangen sama adekku? Hehe.”
Tanya kak Michelle.
“Bukan Chell, yang itu di sebelahnya.” Kata kak
Angelina sambil melihat ke arah Sherly.
“Hmm, ngga tahu sih, kayaknya aku juga baru liat
deh.” Kata kak Michelle.
“Oh? Hmm.” kata kak Angelina.
“Kenapa? Cemburu?” kata kak Michelle.
“Hmm.” kata kak Angelina.
“Udaahh, mereka kan cuma belajar bareng aja?”
kata kak Michelle.
“Hmm, iya sih ya.” Kata kak Angelina. “Ya udah yuk.”
Kemudian kak Angelina berjalan kembali dengan kak
Michelle.
***
Di hari kedua ini Aku masih memikirkan kak
Angelina. Kenapa Aku jadi sulit untuk fokus
126
mengerjakan ujianku? Bukankah ujian lebih penting
dari kak Angelina? atau kak Angelina lebih penting
dari pada ujianku? Aku bingung.
Aku menghela nafas sejenak. Aku harus tetap
fokus, walaupun kak Angelina tidak satu ruang
denganku. Kemudian Aku kembali mengerjakan soal-
soalku ini.
***
Tet tet tet akhirnya Aku mendengar bunyi bel
sekolah itu. Aku segera keluar untuk mengambil
tasku. Mungkin di istirahat kali ini, Aku harus
bertemu dengan kak Angelina?
Tapi apakah Aku tidak akan mengganggunya?
Apakah ini waktu yang tepat? Lalu Aku duduk di
bangku teras ruang ujianku ini. aku berpikir ulang.
Bagaimana caranya supaya Aku bisa belajar dengan
kak Angelina?
127
Apakah Aku harus chat dengan kak Angelina?
apakah kak Angelina mau belajar bersamaku
walaupun tidak satu ruangan dengan ku? Aku
menghela nafasku dan terus berusaha untuk
berpikir. Apa kata teman-teman kak Angelina kalau
Aku masuk ke ruang ujiannya?
Apakah Aku tidak akan ditertawakan atau di
ejek oleh siswa kelas lain? Atau oleh kakak kelas XII
A1? Semoga tidak. Tapi, kenapa Aku ragu? Lalu Aku
mengambil handphoneku dan mengirim pesan.
“Kak?” pesanku.
“Ya dek?” balas kak Michelle.
“Boleh pinjem charger handphone?” tanyaku di
whatsapp.
“Oh, iya, ambil sini, kakak lagi belajar.” Balas kak
Michelle.
“Ngga papa? Kalau Aku masuk ke ruang ujian
kakak?” balasku.
128
“Iya ngga papa.” Balas kak Michelle.
“Oh, ok kak, bentar lagi ya.” Balasku.
“Ok.” Balas kak Michelle.
***
Kak Angelina memegang dahinya sambil
membaca-baca buku materi Fisika. Kemudian kak
Angelina menghela nafas dan mengetukkan jarinya
di meja.
“Angel, ajarin aku dong bentar?” kata Nico sambil
duduk di sebelah kiri kak Angelina.
“Oh? Yang mana Nic?” tanya kak Angelina.
“Kamu mah ngrepotin aja.” Kata kak Michelle, ketika
kak Michelle duduk di bangku depan meja kak
Angelina.
“Apaan, cuma bentar kok.” Kata Nico.
“Dasar.” Kata kak Michelle.
129
“Ngga papa Chell.” Kata kak Angelina.
“Yang ini nih?” kata Nico sambil menunjuk buku
materi Fisikanya. Kemudian kak Angelina
mendekatkan dirinya ke nico dan membaca soal
yang ditunjuk oleh Nico.
***
Aku berjalan masuk memasuki ruang ujian
kak Michelle. Sebenarnya Aku hanya berpura-pura
ingin meminjam charger handphone dari kak
Michelle supaya Aku bisa bertemu dengan kak
Angelina di saat jam istirahat ini. Semoga Aku bisa
bertemu dengan kak Angelina. Minimalnya Aku bisa
memandang kecantikan kak Angelina di ruang
ujiannya kali ini. Pikirku.
Ketika Aku sudah masuk ke dalam ruang ujian
kak Michelle, Aku melihat ada banyak siswa kelas XII
A1, dan siswa lain, sepertinya kelas X2. Tapi Aku
130
tidak melihat Sherly di ruang ini, mungkin Sherly di
ruang sebelahnya lagi. Lalu Aku mencari dimana kak
Michelle. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri melihat
sekitar di dalam ruang ujian kak Michelle ini.
Ketika Aku menoleh ke kiri, Aku melihat kak
Michelle. Lalu Aku berjalan menuju ke bangku kak
Michelle. Ketika Aku mulai berjalan, kak Michelle lalu
menengadahkan mukanya ke arahku dan tersenyum
kepadaku.
Aku membalas senyuman kak Michelle. Tapi
tiba-tiba Aku cukup terkejut dengan yang Aku lihat di
belakang kak Michelle! Aku melihat kak Angelina
sedang belajar bersama dengan salah satu teman
cowo nya. Aku tidak tahu itu siapa. Bahkan lengan
kak Angelina bersentuhan dengan lengan cowo itu
ketika kak Angelina membaca buku materi cowo itu.
Jarak kak Angelina dengan cowo itu cukup dekat!
Jantungku tiba-tiba berdegup agak kencang. Kenapa
Aku merasa tidak enak? Lalu Aku menarik nafas dan
131
mengeluarkan perlahan, kemudian Aku tetap
berjalan menuju ke kak Michelle.
“Kak.” Kataku ke kak Michelle.
“Ya bentar.” Kata kak Michelle sambil mengambil
charger handphone di tasnya.
Ketika Aku memanggil kak Michelle, kak Angelina
mendengar suaraku dan menghentikan aktifitas
membacanya.
Kemudian kak Angelina menengadahkan
mukanya ke mukaku. Aku melihat, kak Angelina
cukup terkejut ketika Aku berdiri di hadapan kak
Michelle. Kak Angelina terdiam sejenak, lalu
berusaha menjauhkan dirinya dari cowo itu lalu
tersenyum kepadaku sambil melambaikan
tangannya. Aku ragu untuk membalas senyuman
manis kak Angelina. kenapa Aku ragu? Bukankah
harusnya Aku senang kak Angelina mau tersenyum
kepadaku? kenapa jadi seperti ini? kenapa Aku
merasa ada yang berbeda? Apakah Aku kesal dengan
132
kak Angelina? Mungkin? Ya. Mungkin saja bisa
seperti itu. Mungkin karena Aku melihat kak
Angelina belajar bersama dengan cowo yang tidak
Aku kenal.
“Heh. Ini. ngelamun aja.” Aku mendengar suara kak
Michelle sambil memberikan charger handphone kak
Michelle.
“Oh? Iya kak.” Kataku sambil menerima charger itu.
“Dah sana, kakak mau belajar lagi.” kata kak Michelle
sambil membaca buku materi Fisikanya.
“Iya kak.” Kataku.
Lalu kak Angelina memandangiku sejenak sambil
terdiam. Kemudian Aku membalas senyuman kak
Angelina dengan senyuman kecilku. Dan Aku sedikit
ragu untuk melambaikan tanganku. Tapi Aku tetap
melambaikan tanganku ke kak Angelina dan kak
Angelina membalas melambaikan tangannya
kepadaku.
133
Lalu Aku berjalan cepat keluar dari ruang
ujian kak Michelle ini. Kemudian kak Angelina
menghela nafas dan memegang dahinya dengan
kedua tangannya.
Aku merasa kesal ketika berjalan keluar dari
ruang ujian kak Michell itu. Entah kenapa, Aku
merasa seperti ada sesuatu yang sangat
menjengkelkan. Ya. Mungkin karena Aku melihat kak
Angelina belajar bersama dengan seseorang entah
itu siapa. Aku menghela nafasku ketika sampai di
dalam ruang ujianku. Lalu Aku duduk terdiam sambil
memegang dahiku.
Aku berusaha untuk menenangkan diriku di
ruang ujianku ini. semoga kak Angelina tidak ada
hubungan apa-apa dengan cowo yang sudah Aku
lihat duduk bersama dengan kak Angelina.
Apakah Aku harus menanyakan ke kak
Angelina? tapi, Aku tidak ingin terlihat curiga ke kak
Angelina. Sudahlah.
134
Semoga saja dia bukan siapa-siapa. Ketika
Aku memikirkan hal ini, tiba-tiba Aku mendengar bel
masuk berbunyi.
Lalu Aku menengadahkan mukaku dan
menghela nafas. Aku bersiap untuk ujian yang
selanjutnya. Semoga Aku bisa fokus untuk
mengerjakan ujianku ini. Pikirku.
***
135
STUDY TOUR
Malam ini terasa berat buatku. Mulai malam
ini kak Michelle dan kak Angelina pergi study tour ke
Jogja. Satu angkatan kelas XII semuanya pergi ke
Jogja untuk study tour. Perjalanan 10 bus itu dimulai
pukul 00.00. Aku hanya bisa mengantarkan kak
Michelle sampai di depan sekolah ketika jam 23.00
tadi. Dan Aku melihat kak Michelle menunggu di
depan sekolah untuk persiapan berangkat. Aku juga
hanya bertemu dengan kak Angelina sebentar saja,
136
karena kak Angelina juga harus bersiap untuk
berangkat bersama dengan busnya. Kemudian Aku
melambaikan tangan ke kak Angelina dan kak
Michelle ketika mereka memasuki bus mereka.
Kak Angelina dan kak Michelle berada dalam
satu bus. Lalu Aku pulang dengan cukup sedih,
karena untuk sementara waktu ini Aku harus
berjauhan dengan kak Angelina. Semoga saja, tidak
terjadi hal-hal buruk selama perjalanan maupun
selama kak Angelina berada di Jogja.
“Ati-ati di jalan kak..” pesanku ketika Aku sudah
sampai di rumahku.
“Iya Stev sayang..” balas kak Angelina.
“Goodnight kak..” balasku.
“Goodnight sayang.” Balas kak Angelina.
Lalu Aku menghela nafasku. Aku meletakkan
handphoneku di atas kasurku. Aku tiduran di atas
kasurku memikirkan kak Angelina. Aku berusaha
137
untuk bisa tidur dan terlelap. Tapi terasa sangat sulit.
Ini pertama kalinya Aku harus berjauhan dengan kak
Angelina, pacarku.
Aku memegangi dahiku dan menggaruk
kepalaku. Kenapa harus seperti ini? Aku menghela
nafasku lagi. Apakah Aku mampu untuk menahan
rinduku dengan kak Angelina? Semoga saja Aku
mampu. Lalu Aku berusaha untuk tidur ketika masih
memikirkan kak Angelina.
***
Cuaca cukup panas, bahkan sangat panas jika
dibandingkan dengan cuaca di Bandung. Temperatur
di handphone kak Angelina menunjukkan suhu
sekitar 29 derajat celcius.
Waktu menunjukkan pukul 12.25. Kota
pelajar itu cukup ramai dan cuaca terasa panas.
Semua bus di parkir di depan salah satu hotel yang
138
ada di Jl. Parangtritis, Jogja. Kemudian semua siswa
kelas XII turun dari bus masing-masing, dan satu –
persatu masuk ke dalam hotel untuk melakukan
check in, supaya bisa diatur untuk pembagian kamar
tiap siswa. Lalu kak Michelle dan kak Angelina turun
dari bus dan menunggu di lobi hotel.
“Gila, panas juga ya tadi di luar.” Kata kak Michelle.
“Iya, bisa panas kayak gini cuacanya.” Kata kak
Angelina.
“Mungkin karena deket sama pantai ya.” Kata kak
Michelle.
“Hmm, bisa jadi sih.” Kata kak Angelina.
“Semoga kita dapet kamar yang bagus ya. Haha.”
Kata kak Michelle.
“Iya, haha. Mumpung liburan gini.” Kata kak
Angelina.
“Kamu udah pernah ke Jogja sebelum study tour
ini?” tanya kak Michelle.
139
“Hmm, udah tapi pas masih kecil sih, udah agak
lupa.” Kata kak Angelina.
“Oh.” Kata kak Michelle. Lalu handphone kak
Angelina berbunyi.
“Eh, bentar ya Chell.” Kata kak Angelina sambil
mengambil handphonenya yang ada di saku
celananya.
“Dah sampai mana kak?” 1 pesan masuk.
“Ini udah sampai hotel, mau check in sayang.” Balas
kak Angelina.
“Siapa?” tanya kak Michelle.
“Hmm? ini adekmu.” Kata kak Angelina sambil
membalas chat di handphonenya.
“Oh. Kirain siapa.” Kata kak Michelle.
***
140
Setelah makan siang, Aku duduk di sofa
ruang tamu. Semalam Aku sulit tidur, karena
memikirkan kak Angelina. Mungkin Aku hanya tidur
beberapa jam saja. Mataku terasa berat dan
berwarna merah. Kepala juga terasa berat. Mungkin
Aku perlu istirahat sejenak. Tapi kalau sedang libur
seperti ini, kurang bermanfaat kalau hanya istirahat
saja. Terasa membosankan kalau hanya berada di
rumah saja. Tapi kalau mau pergi keluar, Aku harus
pergi dengan siapa?
Kak Michelle dan kak Angelina sedang ke
Jogja. Semoga mereka baik-baik saja. Kenapa Aku
jadi mengkhawatirkan mereka?
Bukankah mereka bersama dengan
rombongan sekolah. Biasanya kalau banyak
rombongan, pasti aman dan terkendali. Tapi,
mungkin lebih baik Aku menanyakan ke kak
Angelina, untuk memastikan apakah kak Angelina
dan kak Michelle baik-baik saja.
141
“Dah sampai mana kak?” pesanku ke kak Angelina.
“Ini udah sampai hotel, mau check in sayang.” Balas
kak Angelina 1 menit kemudian.
“Oh, perjalanan lancar kak?” tanyaku.
“Iya lancar sayang, antara 11-12 jam mungkin,
ditambah istirahat sebentar buat makan siang tadi.”
Balas kak Angelina.
“Oh, semalem bisa tidur di bus kak?” tanyaku.
“Ya gitu deh, tidur di bus ngga nyaman banget sih.”
Balas kak Angelina.
“Oh, iya sih.” Balasku.
“Bentar ya, ni mau check in dulu.” Balas kak
Angelina.
“Oh, iya kak.” Balasku.
Syukurlah kalau sudah sampai di hotel dengan
selamat. Pikirku. Jadi kekhawatiranku tidak begitu
besar seperti semalam. Lalu Aku menghela nafasku.
142
Tiba-tiba handphoneku berbunyi, Aku heran, kenapa
check in nya begitu cepat? Atau ada panitia yang
mengatur check in? Sudahlah, lebih baik kulihat
handphoneku.
“Stev, lagi ngapain?”
Ternyata Sherly chat kepadaku. Aku kira kak
Angelina sudah selesai check in.
“Oh? Lagi habis makan aja sih Sher, gimana?”
balasku.
“Oh, ngga ada acara apa-apa?” tanya Sherly.
“Hmm, ngga sih, kenapa?” balasku.
“Oh, ngga papa, bosen nih di rumah, main yuk
kemana gitu?” balas Sherly.
Aku cukup terkejut ketika membaca pesan Sherly itu.
Aku terdiam sejenak. Aku bingung harus membalas
apa. Sherly mengajakku pergi berdua lagi? Aku
mengetukkan jariku di handphoneku sambil berpikir
harus membalas apa. Kalau liburan di rumah saja,
143
Aku bosan juga. Tapi kalau Aku pergi dengan Sherly,
apakah kak Angelina tidak marah atau curiga
kepadaku? Ya. Tapi dari pada Aku hanya berdiam diri
di rumah saja, mungkin Aku pergi saja dengan
Sherly, lagi pula kak Angelina juga pasti sibuk dengan
kak Michelle dan rombongan sekolah.
“Ayuk, kemana?” balasku.
“Hmm, kemana ya.” Balas Sherly.
“Juliana ngga ikut?” tanyaku.
“Ngga usah bilang Juliana gimana?” balas Sherly.
Aku berpikir lagi. Kenapa harus bersembunyi dari
Juliana? Oh, mungkin supaya, Juliana tidak
berpikiran macam-macam. Ah sudahlah.
“Oh, ya udah, ketemu dimana?” balasku.
“Jemput Aku di depan sekolah aja ya? 15 menit lagi.”
balas Sherly.
“Oh, ok.” Balasku.
144
Kemudian Aku bersiap segera masuk ke kamarku
untuk mengambil jaketku dan kunci motorku. Ketika
Aku sedang berjalan menuju ke kamarku,
handphoneku berbunyi lagi. Aku menghela nafas.
Kenapa lagi sih Sher? Iya, Aku pasti jemput kok.
“Sayang, Aku udah check in, Aku sekamar sama kak
Michelle.”
Ternyata kak Angelina yang mengirim pesan
kepadaku. Aku menggaruk kepalaku. Lalu kubalas
pesan itu.
“Oh, iya kak.” Balasku.
“Ni mau istirahat dulu sebentar, nanti lanjut ke
lokasi-lokasi wisata.” Balas kak Angelina.
“Oh, iya, have fun kak.” Balasku sambil berjalan
masuk ke kamarku.
“Makasih Stev.” Balas kak Angelina.
***
145
Aku dan Sherly memutuskan untuk pergi ke
taman balai kota ketika Aku sudah menjemput
Sherly di depan sekolah. Sherly sudah bilang ke
Juliana, akan pergi bersama teman, tanpa menyebut
namaku. Cuaca cukup cerah hari ini. Dan cukup
banyak pengunjung yang mengunjungi taman ini.
Aku berjalan berdua dengan Sherly menyusuri taman
ini. udara yang cukup jernih untuk dihirup
menyelimuti taman ini.
“Enak ya disini, ngga begitu polusi udaranya.” Kata
Sherly.
“Iya, hehe.” Kataku.
“Duduk dulu yuk di situ?” kata Sherly sambil
menunjuk salah satu kursi besi panjang yang ada di
taman ini.
“Oh, iya, cape ya? Hehe.” Kataku.
“Iya..” kata Sherly sambil duduk di kursi itu.
Kemudian Aku pun duduk di sebelah Sherly.
146
“Kamu dah makan Sher?” tanyaku.
“Udah sih.” Kata Sherly.
“Oh.” Kataku.
“Stev.” Kata Sherly dengan suara pelan. Kemudian
sherly memegang tanganku.
“Ya?” kataku sambil melihat tangannya. Aku terkejut
ketika tangan lembutnya memegang tanganku.
“Makasih ya dah mau nemenin Aku.” Kata Sherly
sambil memegang erat tanganku.
“Oh, iya Sher. Aku juga lagi ngga ada kegiatan sih.”
Kataku.
“Ngga ke rumah pacar?” tanya Sherly.
“Hmm, pacarku lagi study tour ke Jogja.” Kataku.
“Oh ya?” kata Sherly.
“Iya.” Kataku.
“Bentar, study tour? Bukannya kita lagi libur.” Kata
Sherly.
147
“Oh, hmm, pacarku kelas XII Sher.” Kataku.
“Oh? Hmm.” kata Sherly sambil memegang dagunya
dengan jari telunjuknya.
Lalu Aku tersenyum ke Sherly. Kemudian kami
melanjutkan obrolan kami sampai sore hari. Dan Aku
mengantarkan Sherly ke depan rumah Juliana. Tapi
Juliana sedang berada di dalam rumah ketika Aku
mengantarkan Sherly.
***
Udara AC yang cukup dingin menyelimuti kamar
hotel yang nyaman itu. Kak Michelle tiduran di
sebelah kak Angelina sambil main handphone, iseng
melihat-lihat sosial media yang ada di
handphonenya.
“Hoaaemm..” kata kak Angelina sambil bangun dari
spring bed yang empuk itu dan duduk di sebelah kak
Michelle.
148
“Kamu sempet tidur?” tanya kak Michelle.
“Iya Chell, sebentar sih, tapi lumayan. Sekarang jam
berapa?” tanya kak Angelina.
“Oh, hmm, sekarang jam 15.00 sih.” Kata kak
Michelle.
“Oh, eh, tadi panitia nyuruh kumpul jam berapa ya?”
tanya kak Angelina.
“Hmm, jam 16.00 sih.” Kata kak Michelle.
“’Oh, hmm, kalau punya kamar senyaman ini,
kayaknya jadi males kemana-mana ya. Haha.” Kata
kak Angelina.
“Iya. Haha.” Kata kak Michelle lalu meletakkan
handphonenya di kasur itu.
Kak Angelina menghela nafas sejenak.
“Kenapa?” tanya kak Michelle.
“Hmm, ngga tau, tiba-tiba kepikiran Steven.” Kata
kak Angelina.
149
“Oh, santailah, dia paling di rumah aja kalau liburan
gini.” Kata kak Michelle.
“Oh, hmm.” kata kak Angelina.
“Kamu mau mandi ngga? Atau Aku dulu?” kata kak
Michelle.
“Iya nanti, masih agak ngantuk. Kamu dulu ngga
papa Chell.” Kata kak Angelina.
“Oh, ya udah, aku mandi dulu ya.” Kata kak Michelle
sambil bangun dari kasur itu lalu menuju ke kamar
mandi.
“Iya Chell.” Kata kak Angelina. Kemudian kak
Angelina melamun sejenak dan melihat
hanphonenya. Tidak ada pesan masuk dari siapapun.
Lalu kak Angelina menghela nafas sambil meletakkan
kembali handphonenya.
***
150
RAHASIA MICHELLE
Jalan itu cukup ramai di malam hari. Di
pinggir jalan pun banyak pedagang yang berjualan
baik malam hari atau pun siang hari. Mungkin
memang jalan itu selalu ramai oleh pengunjung lokal
maupun wisatawan asing dari luar kota atau pun dari
luar negeri. Ya. Jalan malioboro selalu ramai menjadi
tempat bagi para pengunjung untuk membeli oleh-
oleh khas Jogja, atau pun hanya menikmati suasana
Jogja di malam hari.
151
Kak Michelle berjalan bersama dengan Anisa.
Mereka melihat-lihat baju-baju khas Jogja yang ada
di pinggi jalan malioboro itu. Beberapa teman lain
terpencar, karena banyak sekali pengunjung yang
sedang jalan-jalan di malioboro.
“Kamu mau beli apa Chell?” tanya Anisa.
“Hmm, apa ya, paling kaos atau baju buat papa
mama adek aja sih.” Kata kak Michelle.
“Oh.” Kata Anisa.
“Kalau kamu?” tanya kak Michelle.
“Hmm, sama sih paling, bingung juga nih milihnya.”
Kata Anisa.
“Iya sih.” Kata kak Michelle.
“Ntar kita di suruh ke bus jam berapa sih?” tanya
Anisa.
“Jam 21.30 sih, ntar kita naik becak aja ke alun-alun
nya dari pada jalan, lumayan jauh.” Kata kak
Michelle.
152
“Oh, iya sih.” Kata Anisa.
“Rame banget ya disini.” Kata kak Michelle.
“Iya, coba kita jalan kesana lagi yuk, siapa tahu ada
yang lebih bagus.” Kata Anisa.
“Oh, ya udah ayuk.” Kata kak Michelle.
Kemudian kak Michelle dan Anisa jalan lagi
menyusuri malioboro.
“Temen yang lain kemana ya?” tanya Anisa sambil
berjalan di samping kak Michelle.
“Hmm, iya ngga tau, pada pencar semua.” Kata kak
Michelle.
“Eh, itu ada Nico sama Angel.” Kata Anisa sambil
melihat kak Angelina dan Nico dari kejauhan.
“Oh?” kata kak Michelle.
“Mau kesana?” tanya Anisa.
“Ngga usah ngga papa deh.” Kata kak Michelle.
“Oh ok.” Kata Anisa.
153
Kak Michelle melihat Nico sedang jalan berdua
dengan kak Angelina. Kemudian Nico membelikan
baju dan kaos ke kak Angelina. Lalu kak Michelle
berpikir dan terdiam sejenak ketika melihat mereka
berdua di malioboro itu.
***
Brak. Kak Michelle menutup pintu kamar
hotel ketika kak Angelina sudah masuk ke dalam
kamar juga. Kemudian kak Michelle menyalakan
lampu dan AC yang ada di dalam kamar hotel itu.
Kak Angelina meletakkan barang-barang
belanjaannya di atas meja dekat rak TV.
“Haduh, cape juga ya.” Kata kak Angelina sambil
duduk di atas kasur.
Kak Michelle terdiam sejenak.
“Iya.” Kata kak Michelle sambil meletakkan barang
belanjaan di karpet di depan rak TV.
154
“Kenapa ngga di taruh di atas aja Chell?” tanya kak
Angelina.
“Hmm? ngga papa kok. Cuma kaos-kaos buat papa
mama adek.” Kata kak Michelle.
“Oh.” Kata kak Angelina.
Lalu kak Michelle duduk di sebelah kak Angelina. Kak
Michelle bingung harus berkata apa dengan
peristiwa yang dilihat tadi di malioboro.
“Hmm.” kata kak Michelle.
“Eh, aku nyalain TV nya ya? Siapa tau ada acara
bagus.” Kata kak Angelina.
“Oh? Hmm, bentar.” Kata kak Michelle.
“Hmm? kenapa Chell?” kata kak Angelina.
“Aku mau nanya sesuatu.” Kata kak Michelle.
“Oh? Nanya apa?” tanya kak Angelina.
“Kamu tadi. Hmm.” kata kak Michelle.
“Kenapa Chell?” tanya kak Angelina.
155
“Kamu, kamu tadi jalan sama Nico?” tanya kak
Michelle.
Kak Angelina terdiam sejenak.
“Oh? Di malioboro maksudmu?” kata kak Angelina.
“Iya?” kata kak Michelle.
“Hmm, tadi aku nyariin kamu sih, tapi baterai
handphoneku habis.” Kata kak Angelina.
“Kamu belum jawab pertanyaanku…” kata kak
Michelle pelan.
“Hmm.” kata kak Angelina sambil menghela nafas.
“Gimana?” tanya kak Michelle.
“Hmm, tadi Nico yang ngajak aku, tapi aku ngga
ngapa-ngapain kok sama Nico.” Kata kak Angelina.
“Beneran?” kata kak Michelle.
“Iya.” Kata kak Angelina sambil tersenyum kecil.
“Terus itu kamu beli oleh-oleh?” tanya kak Michelle.
156
“Ada yang beli, ada yang di beliin Nico.” Kata kak
Angelina.
Lalu kak Michelle menghela nafas dan terdiam
sejenak.
“Chell… kita kan sahabatan udah lama. Kamu
percaya sama aku kan?” kata kak Angelina.
“Iya sih, tapi..” kata kak Michelle.
“Aku ngga ada perasaan apa-apa kok sama Nico. Aku
sayang sama adekmu.” Kata kak Angelina.
“Hmmm.” Kata kak Michelle.
“Beneran Chell, aku ngga bohong. Tapi, please, ngga
usah kasih tau Steven ya kalau aku dibeliin baju
sama Nico. Please?” kata kak Angelina.
“Hmmm.” Kata kak Michelle.
“Aku tadi udah nolak Chell. Tapi dia tetep beliin
baju.” Kata kak Angelina.
“Oh?” kata kak Michelle.
157
“Beneran Chell.” Kata kak Angelina.
“Oh, hmm, iya sih, aku percaya sama kamu. Tapi
kamu jangan sampe kecewain adekku ya.” Kata kak
Michelle.
“Iya Chell, aku janji.” Kata kak Angelina sambil
tersenyum.
Lalu kak Michelle menghela nafas.
“Aku janji kok Chell.” Kata kak Angelina.
“Ya.” Kata kak Michelle sambil tersenyum kecil dan
menganggukkan kepalanya.
“Aku boleh nyalain TV?” tanya kak Angelina.
“Iya nyalain aja.” jawab kak Michelle.
***
Aku memandangi foto kak Angelina yang ada
di wallpaper handphoneku. Aku merindukan kak
Angelina. 3 hari berlalu sejak kak Angelina berangkat
158
study tour. Dan hari ini kak Angelina dan kak
Michelle akan kembali ke Bandung.
Aku senang kak Angelina dan kak Michelle
akan kembali ke Bandung. Aku mengenakan jaket
hitamku di malam yang dingin ini. jam tanganku
menunjukkan pukul 23.10. Aku tidak sabar untuk
bertemu dengan kak Angelina.
“Hi kak, dah sampe mana?”
“Udah sampe mana ya ini, ngga tau sih, tapi bentar
lagi sampe sekolah sih.” balas kak Angelina.
“Oh, sebangku sama kak Michelle?” balasku.
“Iya sayang.” Balas kak Angelina.
“Ngebut ngga kak supirnya?” balasku.
“Hmm, lumayan sih, hehe.” Balas kak Angelina.
“Oh. Ngga macet ya?” balasku.
“Iya, sepi sih jalannya.” Balas kak Angelina.
“Oh.” Balasku.
159
“Bentar lagi juga sampe sih.” Balas kak Angelina.
“Oh ok.” Balasku.
Aku harus bersabar sedikit lagi untuk menunggu
kedatangan kak Angelina di malam yang dingin ini.
Aku duduk di atas motorku di depan sekolah. Banyak
orang tua siswa lain yang sedang bersiap juga
menunggu kedatangan rombongan study tour ini.
***
Bus datang setelah 15 menit kemudian sejak Aku
chat dengan kak Angelina. Kemudian semua bus di
parkir di depan sekolah. Lalu kak Michelle dan kak
Angelina turun dari bus dengan wajah yang terlihat
lelah. Dan Aku melambaikan tangan ke mereka.
Kemudian mereka tersenyum lalu berjalan
mendekatiku.
“Hai Stev.” Kata kak Angelina pelan.
“Kak.” Kataku sambil tersenyum.
160
“Kangen ya? Hehe.” Kata kak Angelina.
“Iya kak.” Kataku.
“Kamu mah, baru juga 3 hari.” Kata kak Michelle.
“Ya 3 hari itu lama kak.” Kataku.
“Ngga juga ah.” Kata kak Michelle. kak Angelina
tersenyum ketika mendengar perkataan kak
Michelle.
“Bentar ya, aku telpon mama.” Kata kak Angelina
sambil menelpon mamanya.
“Iya kak.” Kataku.
“Halo ma.” Kata kak Angelina ketika mamanya sudah
mengangkat panggilan telpon kak Angelina.
“Oh, iya ma.” Kata kak Angelina lalu mengakhiri
panggilan telpon itu.
“Gimana?” tanyaku.
“Udah mau sampe kata mama.” Kata kak Angelina.
“Oh.” Kataku.
161
“Sabar ya Chell.” Kata kak Angelina.
“Iya ngga papa.” Kata kak Michelle.
“Seru ngga kak di Jogja?” tanyaku.
“Iya, eh, aku beliin kaos nih buat kamu.” Kata kak
Angelina sambil memberikan 1 kaos kepadaku.
“Wah? Makasih kak.” Kataku sambil menerima kaos
itu.
“Iya.” Kata kak Angelina sambil tersenyum kepadaku.
“Kakak juga beliin kamu dek. Nanti aja ya bukanya di
rumah.” Kata kak Michelle.
“Oh? Iya, makasih kak.” Kataku.
Setelah 10 menit kami mengobrol. Datanglah mobil
mamanya kak Angelina.
“Oh, itu kak, mama udah dateng.” Kataku.
“Oh?” kata kak Angelina sambil melihat ke arah
mobil.
“Daah kak.” Kataku sambil melambaikan tangan.
162
“Oh, duluan ya, daah. Makasih Stev, makasih Chell.”
Kata kak Angelina sambil melambaikan tangan.
“Daah.” Kata kak Michelle sambil melambaikan
tangan.
Lalu kak Angelina berjalan menuju ke mobil
mamanya.
“Ayuk dek. Kakak cape.” Kata kak Michelle.
“Iya iya. Tolong bawain bentar kak.” Kataku sambil
memberikan kaos dari kak Angelina.
“Iya sini.” Kata kak Michelle sambil menerima kaos
itu.
Kemudian Aku dan kak Michelle pulang ke rumah
menerjang udara yang dingin di malam ini.
***
163
KEDEKATANNYA
Liburan kali ini telah berakhir. Selama liburan
kemarin, Aku jarang bertemu dengan kak Angelina.
Setelah study tour, kak Angelina berlibur ke rumah
saudaranya yang ada di Jakarta dan Surabaya. Aku
sempat berpikir, kenapa disaat liburan, malah
waktuku dengan kak Angelina sangat sedikit?
Padahal kalau sedang sekolah, Aku cukup mudah
untuk bertemu dengan kak Angelina. Tapi walaupun
saat liburan kemarin kak Angelina ke luar kota, Aku
tetap aktif menjalin komunikasi lewat chat.
Terkadang Aku juga menelpon kak Angelina. Supaya
164
Aku tetap bisa mendengar suara kak Angelina
walaupun jarak memisahkan. Ternyata berat juga
ketika punya pacar, tapi tidak bisa bertemu secara
langsung. Hal itu bisa menimbulkan rasa kangen
yang besar. Tapi, sudahlah. Lagi pula itu semua
sudah kulalui.
Hari ini, Aku masuk sekolah seperti biasa.
Semoga Aku juga bisa lebih sering bertemu dengan
kak Angelina. Aku tidak ingin hubunganku dengan
kak Angelina menjadi renggang hanya karena jarang
bertemu. Selain rasa kangen itu tadi, menurutku
bertemu dengan pacar juga bisa membuat hubungan
tetap berjalan dengan baik. Dan tentunya ditambah
dengan komunikasi yang baik juga. Pikirku.
“Dah ya Stev, kakak masuk dulu.” Kata kak Angelina
ketika sudah sampai di depan kelas XIIA1.
“Iya kak.” Kataku sambil melambaikan tangan.
“Masuk dulu dek.” Kata kak Michelle.
165
“Yaa.” Kataku sambil menganggukan kepala.
Kemudian kak Angelina dan kak Michelle memasuki
kelas mereka. Aku terdiam ketika memandang
mereka masuk. Tiba-tiba Aku memikirkan,
bagaimana kalau kak Angelina dan kak Michelle
sudah lulus nanti? Aku mungkin tidak bisa
mengantar mereka ke kelas lagi setiap pagi. Lalu Aku
menghela nafasku. Kemudian Aku berjalan menuju
ke kelasku dengan lesu.
***
Aku dengan segera berjalan ke pintu kelasku ketika
bel istirahat berbunyi. Lalu Aku berdiri di depan
pintu kelasku. Aku menantikan ingin memandang
kak Angelina dari depan kelasku ini. 5 menit berlalu,
tapi kak Angelina belum keluar kelas juga. Apakah
kak Angelina tidak pergi ke kantin? Haruskah Aku
chat dengan kak Angelina? Tiba-tiba Aku mendengar
suara dari sebelahku.
166
“Stev?”
“Ya?” sahutku sambil menengok ke sebelahku.
“Nanti siang sepulang sekolah ngerjain tugas
kelompok Geografi ya?” kata Juliana.
“Oh, iya.” Kataku.
“Ok, sampe nanti Stev..” kata Juliana.
“Eh, dimana?” tanyaku.
“Di rumahku aja.” Jawab Juliana.
“Oh..?” kataku.
“Kenapa?” tanya Juliana.
Lalu Aku berpikir, Aku teringat kalau sepulang
sekolah harus mengantarkan kak Angelina, tapi di
satu sisi, kalau Aku mengerjakan tugas di rumah
Juliana, Aku juga bisa bertemu dengan Sherly.
Mungkin tidak apa-apa, lagi pula tidak setiap hari
Aku bisa bertemu dengan Sherly. Kenapa tiba-tiba
Aku jadi memikirkan Sherly? Ah, sudahlah.
167
“Kenapa Stev?” tanya Juliana.
“Oh? Ngga, ngga papa. Bisa kok.” Kataku.
“Ooh..” kata Juliana, lalu Juliana berjalan masuk ke
kelas.
Ketika Juliana masuk ke kelas, Aku menengok
lagi ke arah kelas XII A1. Dan Aku terkejut dengan
apa yang Aku lihat. Aku melihat kak Angelina
berjalan keluar dari kelasnya bersama dengan
seorang teman cowo. Sepertinya wajahnya tidak
asing? Apakah Aku pernah melihat orang itu? Oh?
Aku ingat! Cowo itu yang belajar bersama dengan
kak Angelina saat ujian semester yang lalu! Tapi
kenapa mereka seperti terlihat begitu dekat? Apakah
ada sesuatu diantara mereka? Aku menghela
nafasku. Sudahlah, Aku tidak ingin berpikiran negatif
terhadap kak Angelina. Mungkin itu hanya teman
sekelasnya saja. Mungkin. Pikirku.
***
168
Bel pulang sudah berbunyi, Aku berjalan
bersama dengan Juliana dan Clara menuju ke tempat
parkir sekolah. Aku sudah chat dengan kak Angelina
memberitahu kalau hari ini Aku tidak bisa
mengantarkan kak Angelina pulang. Karena Aku
harus mengerjakan tugas kelompok di rumah
Juliana.
Semoga kak Angelina bisa memaklumi hal ini.
Ketika Aku hampir sudah sampai di tempat parkir.
Aku dikejutkan lagi dengan apa yang Aku lihat. Dan
lebih terkejut!
Aku melihat kak Angelina pulang bersama
dengan seorang temannya naik motor honda CBR
150R. Tapi kak Angelina tidak melihatku ketika Aku
melihatnya.
Tiba-tiba jantungku terasa berdegup lebih
kencang. Kenapa bisa seperti ini? Kenapa Aku
merasa kesal ketika melihat kak Angelina pulang
dengan teman lain? Apakah ini yang disebut
169
cemburu? Walaupun sebenarnya Aku tidak
bermaksud untuk curiga dengan kak Angelina.
Sudahlah. Nanti saja Aku tanyakan ke kak Angelina.
Aku sedang tidak ingin mencurigai kak Angelina. Lalu
Aku menghela nafasku dan berjalan menuju
motorku. Kemudian Aku, Juliana dan Clara
meninggalkan tempat parkir ini.
***
Kami sudah mengerjakan tugas kelompok ini.
Tapi belum selesai semuanya. Waktu menunjukkan
pukul 15.15. Rumah Juliana terkadang terasa lebih
nyaman dari rumahku. Aku tidak tahu kenapa.
Mungkin karena di rumah ini, tidak ada ocehan dari
kak Michelle. Pikirku.
“Ini sambil di minum ya..” kata Juliana sambil
menunjuk ke 3 gelas ice syrup orange.
“Iya Jul.” kata Clara.
170
Lalu Aku mengambil handphoneku yang ada di saku
kemejaku. Kemudian Aku mengirim pesan.
“Lagi dimana kak?” pesanku.
“Lagi makan bakso sama temen.” Balas kak Angelina.
Aku terkejut ketika membaca pesan itu. Lalu Aku
menghela nafasku. Aku berusaha untuk tidak curiga
dengan kak Angelina. Tapi kenapa seolah-olah Aku
ingin bertanya ke kak Angelina.
“Oh. Sama siapa aja kak?” tanyaku di whatsapp.
“Berdua aja sih.” Balas kak Angelina.
“Sama temen cewe atau cowo kak?” tanyaku.
Kemudian kak Angelina sudah membaca pesanku
tapi belum membalas pesanku juga.
“Itu diminum Stev..” kata Juliana.
“Oh? Iya iya ntar.” Kataku sambil menunggu balasan
chat dari kak Angelina.
171
“Temen cowo, temen sekelas. Cuma sebentar kok
ini. Tadi pas istirahat kakak belum sempet makan,
soalnya banyak nyatet materi fisika.” Balas kak
Angelina.
“Oh, emang kak Michelle kemana kak?” tanyaku.
“Kak Michelle tadi dah pulang duluan, tadi pusing
katanya.” Balas kak Angelina.
“Oh.” Balasku.
“Met ngerjain tugas Stev.” Balas kak Angelina.
Aku hanya membaca pesan itu. Aku jadi curiga dan
kesal. Kenapa kak Angelina harus pergi dengan
teman cowo? Kenapa tidak naik taxi saja, atau minta
diantar dengan teman cewe saja?
Mungkin Aku mulai tidak suka kalau kak
Angelina bersikap seperti itu. Apa bedanya teman
dengan pacar, kalau sudah punya pacar tapi tetap
pergi berdua dengan teman lain yang beda gender?
172
Lalu Aku menghela nafas dan memasukkan
handphoneku ke saku kemejaku.
“Makasih Jul.” kataku, kemudian Aku mengambil
gelas itu dan meminum langsung 1 gelas ice syrup
orange itu, dan meletakkan gelas itu lagi.
“Iya, kamu bener-bener haus ya? Haha.” Kata
Juliana.
“Iya.” Kataku. Sebenarnya Aku bukan haus, tapi Aku
kesal mendengar info kalau kak Angelina pergi
berdua dengan teman cowonya.
“Eh Sher.. sini ngobrol-ngobrol.” Kata Juliana ketika
Sherly keluar dari kamarnya. Lalu Aku menengok ke
arah Sherly. Sherly pun melihatku lalu tersenyum,
kemudian Aku membalas senyuman manisnya itu.
“Iya Jul.. Aku mau ke toilet aja kok.” Kata Sherly.
Kemudian Sherly berjalan menuju ke kamar mandi.
“Oh.” Kata Juliana.
173
Kalau Aku lihat, Sherly cukup cantik juga. Pikirku.
Kenapa Aku jadi ingin mengobrol dengan Sherly?
Bukankah Aku kesini hanya untuk
mengerjakan tugas saja? Lalu Aku menggaruk
kepalaku. Aku pusing dengan apa yang terjadi hari
ini. Semoga saja kak Angelina tidak selingkuh.
***
174
DIAM
Aku mengetuk pintu kamar kak Michelle
ketika Aku sudah sampai rumah. Aku mengetuk
pintu itu 3 kali. Tapi kak Michelle belum keluar juga.
Apakah kak Michelle sedang istirahat? Karena tadi
kak Angelina bilang, kak Michelle sedang pusing?
Apakah Aku mengganggu kak Michelle kalau Aku
bertanya sesuatu ke kak Michelle sekarang? Ah
sudahlah, mungkin nanti malam saja Aku tanyakan
ke kak Michelle. Ketika Aku mau masuk ke kamarku,
kak Michelle membuka pintu kamarnya.
175
“Eh dek, udah pulang?” tanya kak Michelle.
“Eh, Sorry kak, lagi tidur?” tanyaku.
“Hmm, baru bangun sih.” Jawab kak Michelle.
“Oh.” Kataku.
“Kenapa?” tanya kak Michelle.
“Hmm, kakak tau ngga tadi kak Angelina pulang
sama siapa?” tanyaku.
“Tadi? Hmmm siapa ya.” Kata kak Michelle.
“Iya tadi siang.” Kataku.
“Oh, sama Nico kalau ngga salah deh.” Kata kak
Michelle.
“Oh, jadi Nico ya namanya.” Kataku.
Lalu kak Michelle terdiam sejenak dan melihatku.
Seakan-akan ada yang disembunyikan dariku.
“Kakak kenal banget sama Nico?” tanyaku.
“Hmm, ngga begitu sih dek.” Kata kak Michelle.
176
“Emang mereka dah lama deket ya kak?” tanyaku
penasaran.
“Hmmm, ngga sih dek, ngga tau juga.” Kata kak
Michelle ragu.
“Oh, hmm, pas lagi di Jogja gimana? Kakak sama kak
Angelina terus?” tanyaku.
Lalu kak Michelle terdiam. Kemudian membuka
mulutnya.
“Iya dek, sama kakak.” Kata kak Michelle ragu-ragu.
“Oh, ya udah, mau tanya itu aja sih.” Kataku.
“Oh.” Kata kak Michelle.
Kemudian Aku masuk ke kamarku, kak Michelle
memandangiku ketika Aku masuk ke kamarku.
Seolah-olah ada sesuatu yang ingin disampaikan kak
Michelle kepadaku.
***
177
Pagi ini cukup cerah. Kak Michelle
menjemput kak Angelina dan mengantarkan kak
Angelina sampai sekolah. Waktu masih menunjukkan
pukul 06.40. Udara masih terasa cukup dingin.
Kemudian kak Michelle dan kak Angelina sampai di
tempat parkir sekolah.
“Mana Steven?”
tanya kak Angelina ketika turun dari kak Michelle
sambil memberikan helm ke kak Michelle. Kemudian
kak Michelle menerima helm itu dan meletakkannya
di atas motornya. Lalu kak Michelle melepaskan
helmnya dari kepalanya dan meletakkan di atas
spion motor.
“Hmm.” kata kak Michelle.
“Kenapa Chell?” tanya kak Angelina.
“Ngga, ngga papa. Tadi buru-buru karena mau
ngerjain PR di sekolah.” Kata kak Michelle sambil
tersenyum kecil.
178
“Ooh, kirain marah sama aku atau kenapa.” Kata kak
Angelina.
Lalu kak Michelle melamun sejenak.
“Hmm, ngga tau juga sih.” Kata kak Michelle.
“Oh?” kata kak Angelina.
“Coba kamu tanyain aja kenapa.” Kata kak Michelle.
“Oh, iya deh, nanti coba.” Kata kak Angelina.
“Ayuk ke kelas.” Kata kak Michelle.
“Iya.” Kata kak Angelina sambil mulai berjalan.
Kemudian kak Angelina dan kak Michelle berjalan
menuju ke kelas XII A1.
***
Entah kenapa pagi ini, Aku masih merasa
kesal dengan kak Angelina. Aku menyuruh kak
Michelle untuk menjemput kak Angelina karena Aku
masih merasa kesal dengan peristiwa kemarin ketika
179
kak Angelina pergi berdua dengan teman cowonya
itu, dengan Fiko atau Miko siapalah namanya itu.
Aku tidak peduli siapapun namanya itu. Tapi
Aku masih merasa kesal. Bahkan sangat kesal.
Semalam Aku membayangkan, kak Angelina makan
bersama dengan dia, dan mengobrolkan banyak hal.
Aku masih tidak sanggup membayangkan peristiwa
itu. Semoga kak Angelina bisa mengerti kenapa pagi
ini Aku tidak menjemputnya ke rumahnya.
Ketika Aku sedang memikirkan hal itu. Tiba-
tiba handphoneku bergetar. Aku heran, siapa yang
chat pagi-pagi seperti ini? Bahkan ketika jam
pelajaran pertama sedang berlangsung? Lalu Aku
check handphoneku ini.
“Stev sayang..”
Ternyata 1 pesan dari kak Angelina. Lalu Aku hanya
membaca pesan itu. Kemudian handphoneku
bergetar lagi.
180
“Stev? Tadi kenapa ngga jemput kakak? Ada PR ya?
Semoga udah beres PR nya ya.” Pesan dari kak
Angelina lagi.
PR? Setauku Aku tidak ada PR apapun. Oh? Aku tahu,
mungkin kak Michelle yang berkata seperti itu. Kak
Michelle manggunakan alasan Aku mau
mengerjakan PR di sekolah. Lalu Aku menghela
nafasku. Kemudian 1 pesan lagi masuk di
handphoneku.
“Stev? Kenapa diem aja?”
Aku hanya membaca pesan itu tanpa membalas
pesan kak Angelina. Aku masih kesal dengan sikap
kak Angelina kemarin. Kenapa harus pergi berdua
dengan Fiko atau siapalah?!
***
181
PERMINTAAN MAAF
Pelajaran Kimia sedang berlangsung. Pak
Bambang menjelaskan materinya dan mencatat
beberapa hal penting di papan tulis. Tapi kak
Angelina tidak begitu fokus mendengarkan
penjelasan materi kimia itu.
Kak Angelina mengetukkan jarinya di
mejanya. Lalu memegang dahinya dan menghela
nafas. Kemudian memainkan pulpennya dan kembali
mengetukkan jarinya di meja.
182
“Kenapa?” bisik kak Michelle.
“Hmm.” kata kak Angelina sambil menghela nafas.
“Ada problem?” tanya kak Michelle.
“Hmm, mungkin Chell.” Bisik kak Angelina.
“Ada apa?” tanya kak Michelle.
“Hmm, ini tadi, aku chat Steven belum di bales. Aku
dah chat berkali-kali.” Kata kak Angelina.
“Oh ya?” tanya kak Michelle sambil masih melihat ke
arah papan tulis.
“Iya Chell.” Kata kak Angelina sambil mengetukkan
jarinya di meja.
“Udah di baca belum chat kamu?” tanya kak
Michelle.
“Udah Chell.” Kata kak Angelina.
Lalu kak Michelle terdiam sejenak.
“Kenapa ya Chell?” tanya kak Angelina.
“Hmm..” kata kak Michelle.
183
“Chell.. kamu pasti tahu kenapa kan?” tanya kak
Angelina.
“Hmm, aku sih ngga tau pastinya, tapi kemarin,
Steven tanya, kamu pulang sama siapa, terus Aku
bilang, sama Nico.” Kata kak Michelle.
Lalu kak Angelina terkjeut mendengar hal itu dan
terdiam sejenak.
“Oh ya?” tanya kak Angelina.
“Hmm, iya sih, mungkin…” kata kak Michelle.
“Mungkin apa Chell..?” tanya kak Angelina.
“Mungkin, mungkin Steven ngga suka kamu deket
sama Nico.” Kata kak Michelle pelan.
“Oh? Hmm.” kata kak Angelina.
“Kamu masih sayang ngga sih sama adekku?” tanya
kak Michelle.
“Masih Chell.” Kata kak Angelina.
184
“Ya udah, ngga usah deket sama Nico.” Kata kak
Michelle.
“Hmm, tapi kemarin, bukannya mau deket sih.” Kata
kak Angelina.
“Udah, kalau masih sayang, kamu minta maaf aja?”
kata kak Michelle.
“Hmm, iya sih, tapi ini tadi ngga di bales.” Kata kak
Angelina.
“Hmm, Coba kamu chat lagi aja, ajak ketemu, obrolin
baik-baik.” Kata kak Michelle.
“Oh, iya Chell, aku coba chat lagi.” kata kak Angelina.
Lalu kak Angelina menghela nafas dan mengetik di
handphonenya. Kak Michelle melihat kak Angelina
ketika kak Angelina mengirim chat.
“Nanti siang ketemu bisa ngga Stev?” 1 pesan dari
kak Angelina.
“Belum bales juga Chell.” Kata kak Angelina.
185
“Coba lagi.” kata kak Michelle.
“Kakak minta maaf ya, nanti siang bisa ketemu?” 1
pesan dari kak Angelina.
5 menit kemudian, handphone kak Angelina
bergetar.
“Nanti sepulang sekolah di belakang kelas X1 ya.”
Kak Angelina membaca pesan itu.
“Dibales nih Chell.” Kata kak Angelina sambil
menunjukkan pesan itu ke kak Michelle.
“Oh ya udah.” Kata kak Michelle.
“Ok.” Balas kak Angelina. Lalu kak Angelina
menghela nafas sambil memegang dahinya.
***
Aku berusaha untuk menenangkan pikiranku
ini. Aku menunggu kak Angelina di belakang kelas
X1. Aku duduk terdiam melamun sendiri ketika
186
sedang menunggu. Aku memikirkan kenapa
hubungan ini semakin lama terasa seperti rumit?
Bukankah awalnya Aku bisa dekat dengan kak
Angelina? Tapi kenapa semakin kesini, malah
menjadi seperti ini?
Bahkan ketika Aku sudah berusaha untuk
bersikap baik ke kak Angelina. Ketika Aku
memikirkan hal itu, Aku mendengar suara langkah
kaki. Kemudian aku menengok ke kananku. Aku
melihat kak Angelina berjalan perlahan menuju ke
arahku. Kak Angelina tersenyum kepadaku. Tapi Aku
tidak membalas senyuman manisnya itu. Lalu Aku
melihat ke arah bawah. Aku sedikit tertunduk diam.
“Stev, boleh duduk sini?” kata kak Angelina pelan
ketika sudah sampai di sampingku.
“Iya.” Kataku pelan. Lalu kak Angelina duduk di
sampingku.
“Stev…” kata kak Angelina.
187
Aku menghela nafasku.
“Stev…” kata kak Angelina sambil memegang
tanganku. Aku merasakan tangan lembutnya itu
memegang tangan kananku.
Kemudian Aku menengadahkan mukaku dan
menghela nafas.
“Stev.. maafin kakak ya..” kata kak Angelina.
Aku terdiam, bingung harus berkata apa. Kemudian
kak Angelina menggenggam tanganku lebih erat lagi.
“Stev…” kata kak Angelina dengan nada yang berat.
Aku agak terkejut mendengarnya. Lalu Aku melihat
ke wajah kak Angelina. Aku lebih terkejut lagi. Kak
Angelina meneteskan air matanya. Lalu Aku
menghela nafasku.
“Stev, maafin kakak ya, kakak ngga bermaksud
seperti ini.” kata kak Angelina.
“Hmm..” kataku.
“Kakak sadar, kakak yang salah.” Kata kak Angelina.
188
Lalu Aku menghela nafasku dan membuka mulutku.
“Kakak tahu kan, kalau Aku sayang sama kakak?”
kataku pelan.
“Iya Stev.. sorry..” kata kak Angelina.
“Selama ini, Aku bener-bener sayang sama kakak.”
Kataku.
“Hmm, iya Stev, kakak juga sayang sama kamu.” Kata
kak Angelina.
“Jujur aja kak, Aku ngga jemput kakak, karena Aku
masih kesal tadi pagi, bukan karena ngerjain PR.”
Kataku. Kak Angelina terdiam sejenak.
“Aku cemburu kak, ketika kemarin kakak pergi
berdua sama dia.” Kataku.
“Iya Stev, maafin kakak ya..” kata kak Angelina.
“Hmm, Aku dah berusaha untuk menjaga hubungan
dengan kakak, tapi kakak kayak gitu.” Kataku.
189
“Maaf Stev.. kakak ngga bermaksud kayak gitu.” Kata
kak Angelina.
“Hmm.”
“Stev..” kata kak Angelina.
“Berat kak, ketika ngerasain cemburu itu.” Kataku.
“Iya Stev, maafin kakak ya, kakak janji ngga akan
deket lagi sama dia.” Kata kak Angelina.
“Oh?” kataku. “Tapi kita beda kelas kak.”
“Ngga masalah, kakak bisa pegang janji kakak ini.”
kata kak Angelina.
“Hmm.” kataku.
“Kakak janji ngga akan deket lagi sama temen
kakak.” Kata kak Angelina.
“Beneran kak?” kataku.
“Iya, kamu mau kan maafin kakak?” tanya kak
Angelina.
“Aku percaya sama kakak.” Kataku.
190
“Maafin kakak ya.” Kata kak Angelina.
“Iya kak.” Kataku sambil tersenyum kecil.
“Makasih Stev.” Kata kak Angelina sambil
menghapus air matanya.
“Sama-sama kak.” Kataku pelan.
Kemudian kak Angelina menyandarkan dirinya
kepadaku. Lalu Aku merangkul kak Angelina dan
mengelus rambut panjangnya yang halus itu ketika
kami saling menyandarkan diri.
***
191
PENOLAKAN
Hari ini Aku merasa senang, karena kemarin
hubunganku dengan kak Angelina sudah baik
kembali. Aku harus bisa mulai percaya ke kak
Angelina. Kak Angelina pun sudah berjanji tidak akan
dekat dengan temannya itu. Walaupun Aku tidak
sekelas dengan kak Angelina, tapi Aku harus bisa
mempercayai perkataan kak Angelina. Karena
sebuah hubungan bisa berjalan dengan baik, juga
dipengaruhi oleh sebuah kepercayaan dari
pasangan. Mungkin. Pikirku.
192
Aku melihat kak Angelina melambaikan
tangan kepadaku ketika sedang berjalan bersama
kak Michelle menuju ke kantin. Kemudian Aku
tersenyum melihat ke arah kak Angelina dari depan
kelasku ini. Aku berharap tidak ada yang mendekati
kak Angelina lagi. Semoga saja.
***
Kali ini kantin tidak begitu ramai. Ada
beberapa siswa kelas XII yang sedang makan di
kantin, termasuk kak Michelle dan kak Angelina. Kak
Angelina memakan siomay dan kak Michelle
memakan nasi goreng.
“Akhirnya kenyang juga.” Kata kak Angelina setelah
siomaynya sudah habis.
“Wah, cepet juga kamu makannya.” Kata kak
Michelle.
“Iya, hehe.” Kata kak Angelina.
193
“Emang kenyang makan siomay aja?” tanya kak
Michelle.
“Hmm, lumayan, tadi pagi udah sarapan sih.” Kata
kak Angelina.
“Oh.” Kata kak Michelle sambil menghabiskan nasi
gorengnya.
Ketika kak Michelle dan kak Angelina sedang
mengobrol, datanglah Nico.
“Angel..” kata Nico.
Lalu kak Michelle dan kak Angelina terdiam sejenak
kemudian menengadahkan pandangan ke arah Nico.
“Ya?” kata kak Angelina.
“Aku mau nyampein sesuatu ke kamu.” Kata Nico.
“Oh? Ya udah sampein aja.” Kata kak Angelina.
“Nanti aja ya, disini rame.” Kata Nico.
“Oh?” kata kak Angelina.
194
“Aku tunggu di deket belakang kelas X4 ya.” Kata
Nico, lalu Nico meninggalkan kak Angelina dan kak
Michelle.
“Mau apa lagi sih dia.” Kata kak Angelina.
“Hmm, ngga tau deh.” Kata kak Michelle.
“Ya udah aku duluan ya Chell, dari pada panjang
urusannya.” Kata kak Angelina.
“Oh, iya sih, ya udah ngga papa.” Kata kak Michelle.
“Sorry ya Chell.” Kata kak Angelina.
“Iya ngga papa.” Kata kak Michelle sambil
tersenyum.
Kemudian kak Angelina membayar siomaynya itu
dan berjalan menuju ke belakang kelas X4.
***
Nico berdiri di belakang kelas X4 sambil main
handphone. Kak Angelina berjalan cepat
195
mendekatinya setelah dari kantin. Kemudian Nico
melihat kak Angelina, lalu memasukkan
handphonenya ke saku kemejanya.
“Nic?” kata kak Angelina.
“Hai.” Kata Nico.
“Ada apa?” tanya kak Angelina.
“Hmm, ada sesuatu yang mau aku sampein aja.”
Kata Nico.
“Ya udah sampein aja.” Kata kak Angelina.
“Hmm, tapi gimana ya.” Kata Nico.
“Mau bilang ngga? Aku buru-buru nih.” Kata kak
Angelina.
“Ya kita kan udah kenal agak lama nih.” Kata Nico.
“Oh? Terus?” kata kak Angelina.
“Kamu mau ngga jadi pacarku?” tanya Nico.
“Hah?” kata kak Angelina.
“Aku suka sama kamu.” Kata Nico.
196
“Sorry Nic, aku dah punya pacar.” Kata kak Angelina.
“Oh ya?” kata Nico.
“Iya, kita teman aja ya. Daah.” Kata kak Angelina
sambil membalikkan badannya.
Kemudian Nico memegang pergelangan tangan kak
Angelina.
“Tunggu.” Kata Nico.
“Apaan sih, lepasin tanganku.” Kata kak Angelina
sambil berusaha melepaskan tangan Nico.
Kemudian tangan kak Angelina terlepas dari tangan
Nico.
“Beneran udah punya pacar?” tanya Nico.
“Iya, kenapa lagi?” tanya kak Angelina.
“Ya tapi aku pengen jadi pacar kamu.” Kata Nico.
“Udahlah, jangan deketin aku lagi. Aku dah punya
pacar Nic.” Kata kak Angelina.
197
“Kalau gitu ngga usah bilang ke pacarmu deh, kalau
kita lagi jalan.” Kata Nico.
“Apa?! Sorry ya, aku bukan wanita murahan!” kata
kak Angelina sedikit kesal.
“Yaaa bukannya gitu sih.” Kata Nico.
“Udahlah, kita temen aja.” Kata kak Angelina.
“Atau aku jadi selingkuhanmu juga ngga papa kok.”
Kata Nico.
‘Plak!’ tiba-tiba kak Angelina menampar pipi Nico
dengan cukup keras. Lalu Nico terdiam sejenak.
“Ati-ati ya kalau ngomong!” Kata kak Angelina
setelah menampar pipi Nico.
“Dah lah, kita temen aja.” Kata kak Angelina sambil
membalikkan badan lalu berjalan meninggalkan
Nico. Nico hanya bisa memandangi kak Angelina
ketika kak Angelina pergi meninggalkannya.
***
198
TEMAN CURHAT
Kak Angelina berjalan menuju ke kantin lalu melihat-
lihat sekitar kantin. Ketika kak Angelina sedang
melihat-lihat, tiba-tiba kak Michelle menepuk
pundak kak Angelina.
“Angel..” kata kak Michelle.
“Oh?” kata kak Angelina sambil menengok ke
samping.
“Udah?” tanya kak Michelle.
“Hah? Apanya?” tanya kak Angelina.
199
“Udah ketemu Nico? Cepet banget?” kata kak
Michelle.
“Oh, iya udah.” Kata kak Angelina.
“Oh? Emang bilang apa dia?” tanya kak Michelle.
“Hmm, nanti deh aku ceritain sambil jalan ke kelas
ya. Udah mau masuk nih kayaknya.” Kata kak
Angelina.
“Oh, iya sih, ya udah ayuk.” Kata kak Michelle sambil
mulai berjalan.
Kemudian kak Angelina dan kak Michelle berjalan
menuju ke kelas.
***
“Oh ya? Dia bilang gitu?” tanya kak Michelle ketika
sudah sampai di depan kelas XII A1.
“Iya, parah juga.” Kata kak Angelina.
“Wah.” Kata kak Michelle.
200
“Jangan bilang ke Steven ya Chell.” Kata kak
Angelina.
“Oh? Hmm, kalau Steven tanya ke aku gimana?”
tanya kak Michelle.
“Hmm, ya nanti biar aku yang jelasin aja. Kalau dia
tanya.” Kata kak Angelina.
“Oh ok deh.” Kata kak Michelle.
Tet tet tet bel masuk pun berbunyi. Jam istirahat
berakhir, lalu kak Angelina dan kak Michelle masuk
ke dalam kelas XII A1.
***
Tet tet tet, Aku mendengar bel masuk
berbunyi dan Aku melihat kak Angelina dan kak
Michelle berjalan masuk ke kelas XII A1. Sepertinya
mereka habis mengobrol. Tapi Aku melihat, kak
Angelina seperti mencemaskan sesuatu? Apakah Aku
harus menanyakan ke kak Angelina? atau itu hanya
201
prediksiku saja? Ah sudahlah, mungkin itu hanya
firasat burukku saja. Lalu Aku berjalan masuk ke
dalam kelasku ini.
***
Ketika pelajaran bahasa Indonesia
berlangsung, Aku kadang melamun sejenak. Tapi Aku
tetap mencatat materi yang ada di papan tulis itu.
Aku memikirkan, kadang Aku masih heran juga, Aku
bisa menjalin hubungan dengan kak Angelina sampai
sejauh ini.
Tapi Aku juga senang, karena bisa menjaga
hubungan dengan kak Angelina sampai sejauh ini.
Ketika Aku sedang memikirkannya, tiba-tiba
handphoneku bergetar.
Lalu Aku menghela nafas. Kenapa
handphoneku selalu bergetar saat pelajaran sedang
berlangsung. Aku kadang heran. Tapi sudahlah, lagi
202
pula Aku tetap bisa mencatat materi setelah melihat
pesan yang masuk di handphoneku ini.
“Stev sayang, nanti siang kakak mau ngerjain tugas
kelompok sama kak Michelle di rumah kakak. Jadi
nanti kakak pulangnya sama kak Michelle aja ngga
papa?” 1 pesan dari kak Angelina.
Aku berpikir sejenak ketika membaca pesan itu. Lalu
Aku membalas pesan kak Angelina.
“Hmm, iya kak, ngga papa.” Balasku. Sebenarnya Aku
agak kecewa kalau tidak bisa mengantar kak
Angelina pulang.
“Ok, thank you Stev.” Balas kak Angelina.
“Iya kak.” Balasku.
Lalu Aku menghela nafasku dan
mengetukkan pulpenku ke atas meja. Kemudian Aku
kembali mencatat materi yang ada di papan tulis.
Ketika Aku mau mencatat, handphoneku bergetar
203
lagi. Kenapa lagi kak? Bukankah Aku sudah
membalas chat kak Angelina?
“Stev, boleh curhat?”
Aku cukup terkejut ketika membaca pesan itu. Lalu
Aku terdiam sejenak. Aku harus berpikir dulu
sebelum membalas pesan itu.
“Hmm, boleh aja sih Sher.” Balasku.
“Kapan kamu ada waktu? Aku telpon aja?” balas
Sherly.
“Nanti siang juga bisa sih Sher.” Balasku.
“Oh ok, thanks Stev.” Balas Sherly.
“Iya Sher. Sama-sama.” Balasku.
Lalu Aku masukkan kembali handphoneku ke saku
kemejaku dan Aku kembali mencatat materi yang
ada di papan tulis.
***
204
Aku tiduran di kasurku ketika Aku sudah
sampai rumah. Aku merasa agak Aneh, biasanya Aku
mengantar kak Angelina ke rumahnya. Tapi siang ini,
Aku tidak mengantarkannya.
Aku bisa memaklumi, karena ada tugas yang
harus dikerjakan dengan kak Michelle. Kalau untuk
mengerjakan tugas, itu tidak masalah buatku, yang
penting kak Angelina tidak pergi berdua dengan
cowo lain.
Sudahlah, Aku tidak ingin mengingat ketika
kak Angelina pergi berdua dengan cowo lain. Aku
harus berusaha untuk berpikir positif saja sekarang.
Aku melihat jam di handphoneku menunjukkan
pukul 14.15. Lalu Aku meletakkan handphoneku di
sebelah kepalaku.
Ketika Aku baru meletakkan handphoneku,
tiba-tiba handphoneku berbunyi. Aku bingung.
Bukankah kak Angelina sedang mengerjakan tugas?
Lalu Aku check handphoneku, ternyata Sherly
205
menelponku. Oh, Aku baru ingat, Sherly sudah chat
ingin menelponku siang ini. lalu Aku menghela nafas
sejenak. Sebenarnya Aku sedang ingin istirahat saja
di siang ini.
“Halo Sher..” jawabku pelan.
“Halo Stev..” kata Sherly.
“Hmm, lagi sibuk ngga?” tanya Sherly.
“Hmm, ngga sih, lagi tiduran aja.” Kataku.
“Oh.” Kata Sherly.
“Gimana Sher? Ada problem?” tanyaku.
“Ngga sih, pengen cerita aja.” Kata Sherly.
“Oh, cerita aja ngga papa.” Kataku.
“Iya, jadi gini Stev. Kita kan udah sekitar satu
semester ya menjalani pelajaran di sekolah.” Kata
Sherly.
“Hmm, iya?” kataku.
206
“Kamu ada saran ngga, nanti kalau naik kelas, mau
masuk jurusan IPA atau IPS?” tanya Sherly.
“Oh?” kataku.
“Ya, siapa tahu kamu punya pemikiran apa gitu.”
Kata Sherly.
“Hmm, gimana ya, tergantung kesukaan pelajaran
aja sih.” Kataku.
“Oh gitu ya? Hmm.” kata Sherly.
“Iya sih, tapi Aku juga belum tahu sih Sher.” Kataku.
“Oh, hmm.” kata Sherly.
“Ya terserah kamu aja sih Sher, nyamannya mau
masuk jurusan apa?” kataku.
“Apa ya?” kata Sherly.
“Hmm, kalau ngga salah, kamu suka pelajaran
sosiologi kan Sher?” tanyaku.
“Oh? Iya sih lumayan suka.” Kata Sherly.
“Ya kalau suka, masuk ke IPS aja?” kataku.
207
“Oh, iya sih, tapi…” kata Sherly.
“Tapi kenapa Sher?” tanyaku.
“Tapi kayaknya mamaku pengennya aku supaya
masuk ke jurusan IPA.” Kata Sherly.
“Oh? Hmm.” kataku.
“Gimana ya?” tanya Sherly.
“Yaa, kamu jelasin aja ke mamamu, kalau kamu
sukanya sosiologi. Jadi lebih ada semangat
belajarnya. Tapi terserah kamu dan persetujuan
orang tua juga sih Sher.” Kataku.
“Oh, hmm.” kata Sherly.
“Yaa, kita tetep harus dengerin orang tua juga sih.
Kan orang tua lebih berpengalaman daripada kita.”
Kataku.
“Oh, iya sih, bener juga kamu Stev.” Kata Sherly.
“Iya, ya nanti dipikirin dulu aja baiknya gimana,
sambil konsultasi sama orang tua juga.” Kataku.
208
“Hmm, iya ya Stev, ya udah deh, thank you ya udah
kasih saran yang bagus, hehe.” Kata Sherly.
“Oh, iya sama-sama Sher.” Kataku.
“Dah dulu ya.” Kata Sherly.
“Iya.” Kataku.
“Bye Stev.” Kata Sherly.
“Bye Sher.” Kataku. Kemudian Sherly menutup
panggilan telponnya itu. Lalu Aku menghela nafas
dan memegang dahiku dan meletakkan
handphoneku di sebelahku.
***
209
PERTENGKARAN KAK ANGELINA
Semalam Aku tidak bisa menelpon kak
Angelina, kak Angelina bilang, sedang banyak tugas
dan harus menyelesaikan pelan-pelan supaya
tugasnya tidak menumpuk terlalu banyak dan saat
tugas akan dikumpulkan tidak terlalu terburu-buru
mengerjakannya. Ketika Aku menanyakan ke kak
Michelle, ternyata benar. Kak Michelle juga sedang
ada banyak tugas yang harus dikerjakan. Itu artinya,
210
kak Angelina tidak berbohong kepadaku. Ya. Aku
mulai percaya dengan kak Angelina. Semoga
kepercayaanku ke kak Angelina tidak hilang seiring
berjalannya waktu.
Ketika bel istirahat berbunyi, Aku
memutuskan untuk pergi ke kantin karena Aku
belum sempat sarapan, dan perutku mulai terasa
lapar di jam istirahat yang pertama ini.
Aku belum melihat kak Angelina keluar dari
kelasnya. Tapi sudahlah, dari pada perutku
kelaparan, lebih baik Aku mencari sesuatu yang bisa
di makan di kantin nanti.
***
Kantin tidak begitu ramai, tapi cukup banyak
juga siswa kelas X yang memesan makanan. Aku
duduk sendiri memakan mie gorengku dan 1 telor
dadar ini dan Aku juga memesan 1 teh manis hangat.
211
Dengan segera kuhabiskan makananku ini. Lalu Aku
menghela nafas sejenak kemudian meminum tehku
dengan perlahan. Ketika Aku sedang meminum
tehku, tiba-tiba Sherly duduk di depanku sambil
membawa siomay dan segelas teh tawarnya.
“Boleh duduk sini Stev?” tanya Sherly.
“Iya boleh.” Kataku sambil menganggukan kepalaku
dan meletakkan gelasku.
“Wah, cepet juga kamu makannya.” Kata Sherly
sambil melihat piringku yang sudah kosong.
“Iya, laper Sher, tadi pagi ngga sempat sarapan.”
Kataku.
“Owalah, aku sambil makan ini ya.” Kata Sherly
sambil melihat siomaynya.
“Iya, santai aja.” Kataku.
“Enak juga nih siomaynya.” Kata Sherly.
“Oh? Kamu belum pernah makan siomay disini?”
tanyaku.
212
“Pernah sih. Maksudku rasanya beda dengan siomay
di Jakarta.” Kata Sherly.
“Oh ya? Hmm.” kataku.
“Iya, hehe.” Kata Sherly.
“Oh.” Kataku.
“Kapan-kapan main aja ke Jakarta kalau ada waktu.”
Kata Sherly.
Aku terdiam sejenak ketika mendengar Sherly
mengatakan hal itu. Bukannya Aku tidak mau main
ke Jakarta, masalahnya adalah, Aku sudah punya kak
Angelina, nanti kalau kak Angelina tahu bagaimana?
“Oh, hmm, iya kapan-kapan aja.” Kataku sambil
mengetukkan jariku di sebelah gelasku.
“Pernah ke Jakarta?” tanya Sherly.
“Hmm, pernah sih waktu kecil, tapi sekarang jarang.”
Kataku.
“Oh.” Kata Sherly sambil menghabiskan siomaynya.
213
“Laper juga Sher?” tanyaku.
“Oh, hehe. Ngga begitu sih, cuma enak aja rasanya.”
Kata Sherly.
“Oh.” Kataku sambil menganggukkan kepalaku. “Aku
duluan ngga papa?”
“Oh, iya, thanks Stev, dah nemenin makan.” Kata
Sherly.
“Iya, daah.” Kataku sambil berdiri.
Lalu Aku agak terkejut dengan apa yang Aku lihat.
Kak Angelina sedang berdiri di dekat tempat
pemesanan makanan di kantin. Kak Angelina
melihatku ketika Aku mengobrol dengan Sherly. Aku
terdiam sejenak, lalu tersenyum ke kak Angelina.
***
Kak Michelle berjalan berdua dari kelas menuju ke
toilet. Saat itu toilet cukup ramai, jadi hanya tersisa
satu toilet untuk kak Michelle.
214
“Udah belum Chell?” tanya kak Angelina sambil
mengetuk pintu toilet.
“Belum.” Kata kak Michelle.
“Aku ke kantin dulu aja ya?” kata kak Angelina.
“Oh, ngga ke toilet?” tanya kak Michelle.
“Nanti aja.” Kata kak Angelina.
“Oh ok.” Kata kak Michelle dari dalam toilet.
Kemudian kak Angelina berjalan menuju ke kantin.
Saat itu, kantin tidak begitu ramai, tapi cukup banyak
juga siswa kelas X yang memesan makanan.
Akhirnya kak Angelina sampai di depan
tempat pemesanan makanan yang ada di kantin.
Ketika kak Angelina baru sampai, kak Angelina
melihat seorang cewe kelas X mendekatiku dan
mengobrol cukup lama denganku.
***
215
“Hai kak.” Kataku sambil tersenyum ketika Aku
sudah ada di depan kak Angelina.
“Hai Stev.” Kata kak Angelina.
“Aku bayar bentar ya kak.” Kataku.
“Oh, iya.” Kata kak Angelina sambil melihat ke arah
Sherly.
Lalu Aku membayar mie gorengku dan tehku tadi.
“Mau beli apa kak?” tanyaku setelah membayar
makananku.
“Bentar Stev, kakak boleh pinjem handphonemu
bentar?” kata kak Angelina.
“Oh?” kataku sambil mengambil handphoneku di
saku kemejaku.
“Handphone kakak baterainya drop, kakak mau chat
mama bentar.” Kata kak Angelina.
“Oh, iya kak, ini pake aja kak.” Kataku sambil
memberikan handphoneku ke kak Angelina.
216
“Bentar ya.” Kata kak Angelina sambil menerima
handphoneku ini.
Kak Angelina membuka whatsapp, dan mengecheck
daftar panggilan masuk yang ada. Aku baru ingat!
Kemarin Sherly menelponku! Semoga saja kak
Angelina tidak marah. Kemudian kak Angelina
melihat foto profil Sherly. Lalu kak Angelina melihat
ke arah Sherly. Lalu Aku menghela nafas perlahan,
Aku pura-pura tidak tahu kalau kak Angelina sedang
mengecheck panggilan di whatsappku. Aku
mengetukkan sepatuku secara perlahan dan melihat
jam tanganku.
“Udah kak?” tanyaku pelan.
“Udah Stev.” Kata kak Angelina sambil tersenyum
dan mengembalikan handphoneku.
“Oh ok.” Kataku sambil menerima handphoneku.
“Kakak mau pesen makan dulu ya?” kata kak
Angelina.
217
“Oh, mau aku temenin kak?” tanyaku.
“Ngga usah, ngga papa, nanti kak Michelle nyusul
kesini.” Kata kak Angelina.
“Oh, ya udah, Aku ke kelas dulu ya kak?” kataku.
“Iya Stev.” Kata kak Angelina sambil tersenyum dan
melambaikan tangannya.
Lalu Aku berjalan menuju ke kelasku sambil berpikir,
semoga saja kak Angelina tidak marah kepadaku.
***
‘Brak’ suara hentakan tangan dari kak Angelina di
atas meja di sebelah piring Sherly. Lalu Sherly
melihat tangan itu dan menengadahkan muka ke kak
Angelina.
“Lo jangan deketin pacar gue lagi!” kata kak Angelina
sambil menunjuk ke muka Sherly.
“Maksudnya?” kata Sherly.
218
“Lo ngga usah pura-pura. Kemarin lo nelpon Steven
kan?!” kata kak Angelina.
Lalu Sherly terdiam sejenak.
“Ngga usah sok cantik ya lo! Gue pacarnya, gue lebih
kenal duluan daripada lo.” Kata kak Angelina.
“Sorry kak, aku ngga tahu kalau Steven udah punya
pacar.” Kata Sherly.
“Bullshit! Gue ngga percaya sama lo.” Kata kak
Angelina.
“Beneran kak, aku ngga tahu.” Kata Sherly.
“Awas aja ya, kalau lo deketin Steven lagi.” kata kak
Angelina.
“Ngga akan kak.” Kata Sherly pelan.
“Ati-ati lo.” Kata kak Angelina.
Lalu Sherly terdiam sejenak dan mulai agak kesal.
“Emangnya kenapa kalau gue deketin Steven?!” kata
Sherly.
219
“Ya lo akan berurusan sama gue!” kata kak Angelina.
“Ya terus kenapa?! Gue ngga takut!” kata Sherly.
“Jaga omongan lo ya!” kata kak Angelina sambil
menunjuk ke muka Sherly.
“Bodo amat! Gue ngga…” kata Sherly.
‘Plak!’ suara tamparan kak Angelina ke Sherly begitu
keras. Siswa lain yang sedang makan di kantin
langsung memandangi kak Angelina dan Sherly. Lalu
Sherly memegang pipinya itu dengan tangan kirinya.
Kak Michelle datang dan terkejut ketika melihat kak
Angelina menampar pipi Sherly.
“Ati-ati ya kalau ngomong!” kata kak Angelina.
“Iya, sorry kak.” Kata Sherly sambil menunduk.
“Udah-udah.” Kata kak Michelle sambil menarik kak
Angelina.
“Awas lo kalau deketin lagi!” kata kak Angelina.
220
“Udah-udah ayuk.” Kata kak Michelle menarik kak
Angelina. Sherly tertunduk. Kemudian kak Angelina
dan kak Michelle berjalan keluar dari kantin. Kak
Angelina meneteskan air mata dengan wajahnya
yang kesal.
“Udah, sabar-sabar.” Kata kak Michelle sambil
mengelus pundak kak Angelina.
“Aku dah sabar banget Chell ini.” kata kak Angelina.
“Udah yuk, ke kelas aja. Dari pada ribut disini, ngga
ada gunanya.” Kata kak Michelle.
Lalu kak Angelina menganggukkan kepala.
***
221
SUSAH FOKUS
Aku berdiri di pintu kelasku sambil menunggu
bel berbunyi. Lalu tiba-tiba Aku melihat kak Michelle
merangkul kak Angelina sambil berjalan cepat
menuju ke kelas XII A1. Ada apa dengan mereka?
Aku bingung harus bagaimana, jam istirahat hampir
berakhir. Lalu Aku menengok ke arah kelas X2. Aku
terkejut lagi. Sherly menangis menuju ke kelas X2.
222
Aku terdiam melihat Sherly, kemudian Sherly
melihatku sejenak sambil meneteskan air matanya.
Lalu Sherly masuk ke kelasnya. Aku bingung harus
menanyakan ke siapa dulu? Apa yang terjadi
sebenarnya?
Lalu Aku melangkahkan kakiku, Aku berjalan
sedikit menuju ke kelas X2. Ketika Aku baru mulai
berjalan, tiba-tiba bel masuk berbunyi. Hah! Kenapa
bel sudah berbunyi. Lalu Aku melihat ke kanan
kiriku. Sial! Mungkin lebih baik Aku harus masuk ke
kelas dulu. Dari pada Aku mendapat masalah harus
ke ruang BP dan lain-lain. Kemudian Aku berlari
menuju ke dalam kelasku.
***
Aku tidak fokus ketika pelajaran sedang
berlangsung. Entah pelajaran apa, Aku sampai tidak
bisa fokus. Aku memikirkan kak Angelina dan Sherly.
Kenapa Sherly menangis? Dan kenapa kak Angelina
223
dirangkul oleh kak Michelle? Aku menghela nafasku.
Lalu Aku mengirim pesan.
“Sher..” pesanku.
“Stev, Sorry ya kalau aku ganggu kamu.” Balas Sherly
1 menit kemudian.
“Ganggu?” balasku.
“Tadi pacarmu nampar aku di kantin, marah-marah
ke aku.” Balas Sherly.
Aku terkejut membaca pesan Sherly itu.
“Wah, serius?” balasku.
“Iya Stev.” Balas Sherly.
“Wah, sorry banget Sher.” Balasku.
“Aku yang minta maaf, mungkin aku ngeganggu
hubungan kalian.” Balas Sherly.
Lalu Aku menghela nafasku dan menggaruk
kepalaku.
“Aku ngga merasa keganggu sih Sher.” Balasku.
224
“Ya mungkin kamu ngga, tapi ngga tau pacarmu
gimana.” Balas Sherly.
“Hmm, sorry ya Sher.” Balasku.
“Iya.” Balas Sherly.
Kemudian Aku mengetukkan jariku di handphoneku.
Aku memegang dahiku sejenak lalu mengirim pesan
lagi.
“Kak.. kakak kenapa?”
“Nanti deh Stev ngobrolnya, kakak pengen lebih
tenang dulu Stev.” Balas kak Angelina 5 menit
kemudian.
“Oh, ya.” Balasku.
Kemudian kak Angelina membaca pesanku tanpa
membalasnya.
***
225
Aku menunggu kak Angelina di belakang
kelas X1. Aku berdiri bersandar di tembok melamun
sendiri sambil berpikir. Kenapa semuanya terasa
rumit seperti ini? Pikirku. Lalu Aku mendengar
langkah kaki seseorang. Kemudian Aku berhadapan
dengan kak Angelina. Aku terdiam sejenak, bingung
harus berkata apa ke kak Angelina.
“Stev…” kata kak Angelina pelan.
Tiba-tiba kak Angelina memelukku. Lalu Aku
mengelus rambut panjangnya yang halus itu.
Kemudian kak Angelina melepaskan pelukannya
perlahan dan membuka mulutnya.
“Stev..” kata kak Angelina, Aku melihat mata kak
Angelina mulai berkaca-kaca.
“Ya kak?” kataku.
“Maafin kakak Stev..” kata kak Angelina sambil
meneteskan air mata.
“Hmm.” kataku sambil menghela nafas.
226
“Kakak ngga bermaksud jahat ke temenmu.” Kata
kak Angelina.
Lalu Aku membersihkan air mata kak Angelina
dengan ibu jariku.
“Kakak sebenarnya cuma takut kehilangan kamu.
Kakak ngga mau kehilangan kamu.” Kata kak
Angelina.
“Hmm, iya kak, Aku ngerti maksud kakak.” Kataku.
“Maafin kakak ya Stev.” Kata kak Angelina.
Lalu Aku tersenyum dan menganggukkan kepala
perlahan.
“Makasih Stev.” Kata kak Angelina sambil
memelukku.
Aku hanya bisa menghela nafasku dan menepuk
pundak kak Angelina dengan perlahan.
***
227
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kak
Angelina dan kak Michelle mulai menjalani ujian
nasional. Hari ini kak Angelina dan kak Michelle
mulai berjuang demi kelulusan sekolah.
Aku mendapatkan hari libur saat kelas XII
menjalani ujian nasional. Tapi Aku tetap menjemput
kak Angelina dan mengantarkannya ke sekolah
maupun ke rumahnya, walaupun Aku sedang libur.
“Semangat kak..” kataku ketika sudah sampai di
depan sekolah.
“Makasih Stev.” Kata kak Angelina, lalu kak Angelina
menghela nafas.
“Jangan khawatir kak, kakak pasti bisa.” Kataku
sambil tersenyum.
“Amin, makasih Stev.” Kata kak Angelina sambil
tersenyum.
“Sukses kak.” Kataku.
228
“Iya, kakak masuk dulu ya.” Kata kak Angelina sambil
melambaikan tangan.
Lalu Aku membalas melambaikan tanganku dan
menjalankan motorku ketika kak Angelina sudah
masuk ke dalam sekolah.
***
Tet tet tet bunyi bel sekolah menandakan
ujian pelajaran bahasa Indonesia berakhir. Lalu Kak
Angelina dan kak Michelle berjalan perlahan keluar
dari ruang ujian dan mengambil tas masing-masing
yang ada di teras ruang ujian.
“Huh..” kata kak Angelina sambil menghela nafas.
“Kenapa? Cape?” tanya kak Michelle.
“Ngga sih, cuma, cuma ngga tahu kenapa, aku kayak
susah fokus aja.” Kata kak Angelina.
“Oh? Kenapa? Kamu sakit?” tanya kak Michelle.
229
“Ngga tahu Chell, bentar ya, aku telpon dulu.” Kata
kak Angelina sambil mengambil handphonenya yang
ada di saku roknya.
“Oh? Iya.” Kata kak Michelle.
“Halo Stev..” kata kak Angelina.
Kak Michelle cukup terkejut ketika kak Angelina
menelpon adiknya.
“Ngga tahu, kakak susah fokus aja sih, bisa sih
sebenarnya.” Kata kak Angelina.
Kak Michelle terdiam ketika kak Angelina sedang
menelpon.
***
Aku duduk menonton TV di rumah, tapi Aku
tidak bisa fokus menonton TV. Entah kenapa
pikiranku memikirkan ujian di sekolah. Aku berpikir,
apakah kak Angelina dan kak Michelle bisa
mengerjakan soal-soal ujian itu? Aku mengganti-
230
ganti channel TV, tapi Aku tetap tidak fokus
menonton TV. Lalu Aku menekan tombol off yang
ada di remot TV.
Kemudian Aku duduk bersandar di sofa.
Ketika Aku baru saja bersandar, handphoneku
berbunyi. Aku heran, bukankah kak Angelina sedang
ujian? Pikirku. Lalu Aku melihat handphoneku,
ternyata benar, kak Angelina menelponku, lalu
dengan segera Aku menjawab panggilan telpon itu.
“Halo kak?”
“Halo Stev..” kata kak Angelina.
“Gimana kak ujiannya? Lancar?” tanyaku penasaran.
“Ngga tahu, kakak susah fokus aja sih, bisa sih
sebenarnya.” Kata kak Angelina.
“Oh, ni lagi istirahat?” tanyaku.
“Iya Stev.” Kata kak Angelina.
“Oh, hmm, nanti pelajaran apa kak?” tanyaku.
231
“Nanti biologi sih Stev. Doain ya supaya lancar.” Kata
kak Angelina.
“Oh, iya kak, pasti.” Kataku.
“Ya udah Stev, kakak mau belajar dulu sama kak
Michelle.” kata kak Angelina.
“Oh, iya, semangat kak.” Kataku.
“Makasih Stev.” Kata kak Angelina. Lalu kak Angelina
mengakhiri panggilan telpon itu. Aku menghela
nafasku. Terasa seberat itukah ujian nasional kelas
XII ? Pikirku.
***
232
KEPUTUSAN YANG BERAT
Ujian nasional sudah berakhir. Kak Angelina
dan kak Michelle pun merasa sudah sedikit lebih
lega, walaupun pengumuman kelulusan belum
diumumkan. Tapi setidaknya ada hal yang membuat
beban pikiran menjadi lebih berkurang.
“Akhirnya selesai juga ya. Huh.” Kata kak Angelina.
233
“Iya, tinggal nunggu pengumuman aja, hehe.” Kata
kak Michelle.
“Iya, semoga lulus semua ya.” Kata kak Angelina.
“Anisa sama Wina kemana ya? Belum keluar
ruangan?” tanya kak Michelle.
“Itu tuh.” Kata kak Angelina sambil melihat ke arah
Anisa dan Wina yang sedang mengobrol di depan
ruang ujian mereka.
“Kesana yuk.” Kata kak Michelle.
“Ayuk.” Kata kak Angelina. Lalu kak Michelle dan kak
Angelina berjalan menuju ke Anisa dan Wina.
“Hei.” Kata Anisa sambil tersenyum.
“Gimana? Lancar?” tanya Wina.
“Iya, lancar, kalian gimana?” tanya kak Angelina.
“Bisa sih.” Kata Anisa.
“Iya, ngga begitu susah sih. Malah lebih susah waktu
ujian percobaannya kayaknya.” Kata Wina.
234
“Iya, pas ujian percobaan lebih susah ya.” Kata kak
Michelle.
“Iya. Haha.” Kata Anisa.
“Habis ini kalian mau kemana?” tanya kak Angelina.
“Hmm, mau makan aja paling.” Kata Anisa.
“Oh? Maksudku, habis lulus sekolah, mau kemana?”
tanya kak Angelina.
“Oh? Hmm.” kata Anisa.
“Aku sih mungkin mau lanjut kuliah, tapi masih nyari
jurusan dulu sih.” Kata Wina.
“Mamaku sih pengennya aku masuk kedokteran atau
farmasi, tapi ngga tahu nanti sih, aku masih bingung
juga, soalnya pusing banget kayaknya kuliahnya.”
Kata Anisa.
“Oh? Iya sih.” Kata kak Angelina.
“Kalau kalian?” tanya Anisa.
“Hmm, belum tahu juga.” Kata kak Angelina.
235
“Iya, kemarin masih mikirin ujian ini dulu, hehe.”
Kata kak Michelle.
“Ooh, iya sih.” Kata Anisa.
“Hmm, kita pulang dulu ya? Aku laper.” Kata Wina.
“Atau kalian mau ikut makan juga?” tanya Anisa.
“Oh, ngga sih, aku nanti aja.” Kata kak Angelina.
“Iya, duluan aja ngga papa.” Kata kak Michelle.
“Oh, ok. Duluan ya.” Kata Anisa.
“Daah.” Kata Wina sambil melambaikan tangan.
Kemudian Anisa dan Wina meninggalkan kak
Angelina dan kak Michelle.
“Hmm, mau kemana ni kita?” tanya kak Michelle.
“Kayaknya ada yang harus aku obrolin sama adekmu
Chell.” Kata kak Angelina.
“Oh?” kata kak Michelle.
“Mungkin aku mau sekolah penerbangan.” Kata kak
Angelina pelan.
236
Kak Michelle terkejut dengan apa yang diucapkan
kak Angelina dan terdiam ketika mendengar hal itu.
***
Aku menunggu kak Angelina di depan
sekolah. Aku senang kak Angelina sudah selesai
ujian. Semoga kak Angelina bisa mengerjakan semua
mata pelajaran yang di ujiankan.
Ketika Aku sedang duduk di atas motorku.
Aku melihat kak Angelina berjalan perlahan keluar
dari sekolah.
“Hei kak.” Kataku sambil tersenyum. Lalu kak
Angelina tersenyum kecil.
“Kak Michelle mana kak?” tanyaku.
“Hmm, masih di dalem, aku disuruh duluan
katanya.” Kata kak Angelina.
“Oh, ya udah ayuk.” Kataku.
237
“Iya.” Kata kak Angelina. Kemudian kak Angelina naik
ke atas motorku.
***
Aku bersandar di sofa ruang tamu di rumah
kak Angelina. Aku menghela nafas. Jalanan cukup
macet ketika Aku mengantarkan kak Angelina
pulang. Lalu Aku mengetukkan jariku di lututku.
Aku berpikir kenapa kak Angelina terlihat
agak murung? Apakah kak Angelina sedang sedih?
Kemudian datanglah kak Angelina mengambilkan
membawakan segelas ice tea dan meletakkan di
meja ruang tamu ini.
“Diminum Stev.” Kata kak Angelina sambil duduk di
sebelahku.
“Iya kak, nanti aja.” Kataku.
Kak Angelina terdiam sejenak seperti ada sesuatu
yang ingin disampaikan.
238
“Hmm, mama kemana kak?” tanyaku.
“Oh? Hmm, lagi istirahat di kamarnya.” Kata kak
Angelina.
“Oh.” Kataku. “Gimana ujiannya kak? Bisa?”
“Bisa Stev.” Kata kak Angelina.
“Oh, baguslah.” Kataku.
“Stev?”
“Ya kak?”
“Kakak mau nyampein sesuatu ke kamu.” Kata kak
Angelina sambil menghela nafas.
“Hmm, iya?” kataku.
“Sebenarnya kakak ngga enak kalau harus
menyampaikan hal ini.” kata kak Angelina.
“Hmm, kenapa kak?” kataku.
“Bentar lagi kakak lulus sekolah.” Kata kak Angelina.
“Hmm, iya kak…” kataku.
239
“Mama pengen supaya kakak sekolah penerbangan.”
Kata kak Angelina.
Aku terdiam sejenak ketika mendengar hal itu.
“Dan kakak belum tahu mau sekolah di dalam kota
atau di luar kota.” Kata kak Angelina.
“Hmm, iiya? Terus?” kataku dengan perlahan.
Lalu kak Angelina menghela nafas dan sedikit
meneteskan air matanya.
“Kak?” kataku.
“Kayaknya kita ngga bisa melanjutkan hubungan kita
Stev.” Kata kak Angelina pelan.
Aku terkejut mendengar ucapan kak Angelina itu.
Dan terdiam, bingung harus berkata apa.
“Sorry Stev.. bukan kakak ngga sayang sama kamu.”
Kata kak Angelina.
240
“Aaa, tapi kak? Kenapa? Kan kita masih bisa
komunikasi kayak waktu kakak liburan ke Jogja,
Jakarta dan Surabaya?” kataku.
“Hmm, berat Stev kalau harus menjalin hubungan
jarak jauh.” Kata kak Angelina.
“Tapi?” kataku.
“Kakak juga ngga pengen membatasi pergaulan
kamu sama temen-temen kamu.” Kata kak Angelina.
“Tapi aku beneran sayang sama kakak.” Kataku.
“Iya Stev, kakak juga. Tapi memang ini keputusan
berat Stev, kakak harus bisa bikin mama seneng dan
bangga juga.” Kata kak Angelina.
Lalu Aku menghela nafas dan memegang dahiku.
Kemudian kak Angelina menggandeng tanganku dan
bersandar kepadaku.
“Maafin kakak Stev..” kata kak Angelina ketika sudah
menyandarkan dirinya di pundakku.
Aku terdiam dan merasa sedih.
241
“Kita masih bisa berteman Stev.” Kata kak Angelina
dengan nada yang berat dan sedih.
“Iya sih kak.” Kataku pelan.
“Maafin kakak ya Stev.” Kata kak Angelina. “Semoga
‘hubungan’ kita ngga berakhir hanya sampai disini
aja, kakak seneng bisa kenal kamu.”
“Hmm.” kataku.
“Sekali lagi maafin kakak Stev, makasih banyak buat
selama ini, kamu dah baik ke kakak.” Kata kak
Angelina.
Lalu Aku menghela nafasku.
“Iya kak, sama-sama.” Kataku.
“Kita masih bisa jalin komunikasi kok Stev.” Kata kak
Angelina.
“Iya sih kak, tapi, ya…” kataku sambil menghela
nafas.
242
“Ya kalau memang kita berjodoh, mungkin suatu
saat kita bisa ketemu lagi.” kata kak Angelina.
“Hmm, iya kak, semoga aja.” Kataku.
“Makasih ya Stev, kakak sayang sama kamu.” Kata
kak Angelina.
“Iya kak.” Kataku.
Kami saling menyandarkan diri ketika kak Angelina
membuat keputusan itu. Sangat berat buatku untuk
menerima keputusan dari kak Angelina. Bahkan
ketika hubunganku dengan kak Angelina terasa
begitu dekat. Tapi malah harus seperti itu. Semoga
saja, suatu saat Aku bisa bertemu lagi dengan kak
Angelina di lain kesempatan. Semoga.
***
243
KELULUSAN
Aku berdiri di depan pintu kelasku ini. Semua
siswa kelas XII sudah tidak ada yang masuk sekolah
karena sudah selesai ujian nasional. Sekolah terasa
agak sepi tanpa kehadiran kelas XII. Aku sedih,
karena Aku tidak bisa memandangi kak Angelina lagi
dari depan kelasku ini.
244
Dan Aku benar-benar sedih dengan
keputusan yang sudah kak Angelina buat. Hubungan
spesialku dengan kak Angelina harus berakhir.
Walaupun kak Angelina bilang, masih bisa
berkomunikasi atau berteman saja. Tapi Aku tetap
merasa sedih.
Semalam Aku curhat ke Sherly soal
berakhirnya hubunganku dengan kak Angelina.
Sherly bisa memahami perasaanku sekarang, karena
Sherly juga pernah putus hubungan dengan
pacarnya. Dan Aku cukup terhibur ketika mengobrol
dan bercerita ke Sherly. Walaupun masih terasa
berat buatku untuk melupakan kak Angelina secara
100 persen.
Banyak kenanganku dengan kak Angelina di
sekolah ini. Aku tidak menyangka bisa mengenal kak
Angelina. Kakak kelasku yang cantik dan sahabat
kakakku sendiri. Tapi itu semua sudah berakhir.
245
Aku berusaha untuk menerima kenyataan ini.
Walaupun mungkin butuh waktu untuk benar-benar
melupakan semua masa-masa indahku dengan kak
Angelina. Mungkin saja.
Ketika Aku sedang melamunkan banyak hal,
tiba-tiba Sherly memanggilku dari depan kelasnya.
Lalu Aku menengok ke arah Sherly dan berjalan
mendekatinya.
“Stev..” kata Sherly pelan.
“Sher..” kataku.
“Hmm, aku tau yang kamu rasain sekarang.” Kata
Sherly.
“Hmm.” kataku.
“Nanti siang kita ngobrol bentar bisa?” tanya Sherly.
Tiba-tiba aku teringat harus mengantar kak Angelina.
Ah, tapi ternyata, itu sudah berakhir, aku sudah tidak
punya pacar sekarang. Lalu Aku menghela nafasku.
246
“Iya Sher.” Kataku sambil tersenyum kecil dan
menganggukkan kepala.
“Semangat Stev.” Kata Sherly sambil tersenyum.
***
Aku duduk bersebelahan dengan Sherly di bangku
panjang depan kelasku. Semua siswa sudah pulang
dari sekolah. Aku benar-benar masih teringat semua
peristiwa bersama dengan kak Angelina walaupun
Sherly sekarang sudah ada di sebelahku.
“Stev..” kata Sherly pelan.
“Ya Sher..” kataku sambil menghela nafas.
“Kamu ngga papa?” tanya Sherly.
“Ngga tahu Sher. Aku masih belum bisa menerima
kenyataan ini.” kataku.
“Iya, aku ngerti sih. Aku juga pernah ngalami Stev.”
Kata Sherly.
247
“Iya sih Sher, tapi..” kataku.
“Hmm, mungkin kamu perlu mengalihkan perhatian
aja sih, supaya bisa sedikit demi sedikit merelakan
kak Angelina.” kata Sherly.
“Caranya?” tanyaku.
“Hmm, cari teman baru mungkin?” kata Sherly.
“Teman baru atau pacar baru?” kataku.
“Hmm, tergantung sih, ada orang yang bisa cepet
move on dari mantannya, tapi ada juga yang agak
lambat untuk move on.” Kata Sherly.
“Hmm.” kataku.
“Yaaa, tapi, terserah kamu sih Stev. Aku ngga tahu
pasti hubunganmu kemarin sejauh mana.” Kata
Sherly.
“Hmm, kamu udah melupakan masa lalumu?”
tanyaku.
248
“Aku? Hmm, mungkin udah, tapi perlahan.” Kata
Sherly.
“Hmm, kamu mau ngga membangun hubungan baru
dengan orang baru?” kataku.
“Hmm, tergantung sih Stev, tergantung udah kenal
sejauh mana sama orang itu.” Kata Sherly.
“Sher.. Aku butuh orang yang bisa memahami
keadaanku saat ini.” kataku.
Lalu Sherly terdiam sejenak.
“Hmm.” kata Sherly sambil menghela nafas.
“Kamu tau maksudku?” tanyaku.
“Tau Stev.. soalnya aku pernah ngalami kondisi
kayak kamu sekarang.” Kata Sherly pelan.
“Hmm, selama aku masih ‘jalan’ sama kak Angelina,
kamu kadang telpon Aku, kenapa kamu bisa percaya
sama Aku?” tanyaku.
“Hmm.” kata Sherly.
249
“Jujur aja Sher, Aku ngga mau ada kebohongan
diantara kita.” Kataku.
“Aku percaya sama kamu, karena kamu temen
Juliana dan kamu kelihatan baik.” Kata Sherly.
“Hmm, Sher.. kamu mau ngga melupakan masa lalu,
dan kita bangun awal yang baru?” kataku.
“Hmm.” kata Sherly.
“Aku butuh kamu Sher.. kamu mau ngga jadi
seseorang yang lebih dari temen curhatku?”
tanyaku.
Lalu Sherly menghela nafas sambil berpikir.
“Kamu mau ngga Sher, jadi pacarku? kita lupain
masa lalu kita, lagi pula, kita udah saling tahu masa
lalu kita masing-masing.” Kataku.
“Jujur aja ya Stev, sejak aku ketemu kamu di rumah
Juliana, aku tertarik sama kamu.” Kata Sherly.
“Hmm, jadi gimana? Kamu mau menjalin hubungan
yang lebih dekat sama Aku?” tanyaku.
250
“Iya Stev.” Kata Sherly sambil tersenyum dan
menganggukkan kepala.
“Beneran Sher?” tanyaku.
“Iya Stev.” Kata Sherly.
“Makasih Sher..” kataku.
“Sama-sama Stev.” Kata Sherly sambil tersenyum.
Aku bingung dengan apa yang Aku rasakan
sekarang. Satu sisi Aku sedih kehilangan kak
Angelina, tapi di sisi yang lain Aku merasa, ada
seseorang yang bisa menggantikan kak Angelina
yaitu Sherly, saudara Juliana.
Semoga hubunganku dengan Sherly bisa
bertahan lama. Pikirku. Kemudian Aku
mengantarkan Sherly pulang ke rumah Juliana
setelah hari semakin sore.
***
251
Hari ini pengumuman kelulusan untuk kelas
XII. Aku juga sudah tidak sabar untuk melihat
pengumuman itu. Semua siswa kelas XII melihat
pengumuman yang di tempelkan di depan kelas
masing-masing. Lalu Aku berjalan menuju ke kelas
XII A1. Aku melihat kak Michelle dan kak Angelina
sedang melihat pengumuman itu.
Ketika Aku baru mau sampai di depan kelas
XII A1, banyak siswa kelas XII A1 yang berteriak
senang karena sudah lulus, termasuk kak Michelle
dan kak Angelina bersorak-sorai di depan kelas. Lalu
Aku cepat-cepat menuju ke kak Michelle.
“Kak?” tanyaku.
Lalu kak Michelle menengok dan melihatku.
“Eh dek?!” kata kak Michelle.
“Gima…, gimana?” tanyaku.
252
Lalu tiba-tiba kak Michelle memelukku. Aku terdiam
ketika kak Michelle memelukku. Kak Angelina
melihatku ketika kak Michelle memelukku.
“Lulus dek.” Kata kak Michelle, kemudian kak
Michelle melepaskan pelukannya.
“Oh ya?! Selamat kak.” Kataku sambil tersenyum.
“Iya, makasih dek.” Kata kak Michelle sambil
tersenyum.
“Stev..” kata kak Angelina.
“Lulus kak?” tanyaku.
“Iya Stev.” Kata kak Angelina, mata kak Angelina
mulai berkaca-kaca.
“Wah, syukur lah.” Kataku sambil tersenyum.
“Selamat kak.”
“Makasih ya Stev.” Kata kak Angelina sambil
bersalaman kepadaku.
“Sama-sama kak.” Kataku sambil menghela nafasku.
253
“Oh, bentar Stev.” kata kak Angelina sambil
mengambil spidol yang ada di saku roknya.
Aku melihat kak Angelina ketika mengambil spidol
itu.
“Ini Stev, tanda tangan di baju kakak ya, hehe.” Kata
kak Angelina sambil memberikan spidol itu.
“Oh?” kataku sambil menerima spidol itu.
“Di sini aja Stev.” Kata kak Angelina sambil menunjuk
ke lengan kanan dekat pundak kanannya di
kemejanya.
“Oh, iya kak.” Kataku sambil tersenyum. Lalu Aku
menandatangani baju kak Angelina itu dan menulis
namaku serta menuliskan,
‘Aku yang pernah ada di hatimu’
(Steven).
“Udah Stev?” kata kak Angelina.
254
“Udah kak.” Kataku sambil memberikan spidol itu.
Kemudian kak Angelina menerima spidol itu. Lalu
membaca tulisanku. Kemudian kak Angelina
tersenyum terharu ketika membaca tulisanku itu dan
menghela nafasnya.
“Makasih ya Stev.” Kata kak Angelina.
“Iya kak sama-sama.” Kataku sambil tersenyum.
“Sampai ketemu lagi kak.”
“Iya Stev.” Kata kak Angelina sambil melambaikan
tangan dan tersenyum.
Kemudian Aku pergi meninggalkan kak Angelina dan
kak Michelle.
***
Aku merasa senang kak Michelle sudah lulus.
Bahkan sangat senang. Tapi disisi lain, Aku juga agak
sedih ketika harus berpisah dengan kak Angelina.
255
Tapi Aku tetap harus bisa menerima
kenyataan itu. Aku tidak ingin terlalu lama larut
dalam kesedihanku. Lagi pula, Aku masih punya kak
Michelle, Aku masih bisa bercerita ke kak Michelle
kalau Aku ada masalah di sekolah. Dan Aku juga bisa
bercerita ke Sherly, pacarku. Walaupun terkadang
Aku masih teringat dengan kak Angelina.
Tapi Aku harus bisa melupakan kak Angelina
secara perlahan. Supaya Aku bisa menjaga
hubunganku dengan Sherly. Semoga Sherly bisa
mengerti apa yang Aku rasakan untuk saat ini dan
selanjutnya Aku berharap Sherly bisa menjadi
pasanganku yang baik dan setia kepadaku. Itu
harapanku. Semoga saja bisa seperti itu. Pikirku.
***
256
TENTANG PENULIS :
Aku lahir di Cilacap, 2 Desember 1989.
Nama lengkapku, Steven Jacob Hardy, S.Sn.
Aku punya hobi menggambar, bermusik dan
nonton film.
Sejak TK sampai SMA bersekolah di
Kroya, Cilacap, Jawa Tengah. Dan berkuliah
jurusan musik di Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Untuk saat ini (2018) menjadi pemusik di
salah satu gereja di Bandung. Dan masih aktif
berkarya di Youtube, Facebook, Instagram dan
wattpad.
257
Alamat medsos :
- Facebook : Steven Jacob Hardy
- Instagram : steven_sanosuke dan
stevensstory
- Youtube channel : steven jacob
https://www.youtube.com/channel/UCtbp3zXmb
xKRQCJ8IrQleWA
- wattpad @stevenjacobhardy