Download - Standar RS Pendidikan Depkes 2009
DEPARTEMEN KESEHATAN RI2009
362.11Inds
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat JenderalBina Pelayanan Medik
.Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan -- Jakarta
: Departemen Kesehatan RI, 2009
362.11
Ind
s
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan c 2008, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI
18 cm x 25 cm
xxii + 143 halaman
ISBN No. 978-979-9254-66-5
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun juga tanpa seizin
penulis dan penerbit
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat
ALLAH SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
sehingga Pedoman, Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dapat
tersusun dengan baik dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 1069/Menkes/SK/XII/2008.
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman, Klasifikasi dan
Standar Rumah Sakit Pendidikan ditujukan bagi setiap rumah sakit yang
akan dan telah berfungsi sebagai tempat wahana pembelajaran bagi peserta
pendidikan kedokteran serta menjadi acuan bagi rumah sakit dalam proses
penyelenggaraan pendidikan kedokteran.
Kepada Kontributor, Tim Penyusun dan kepada semua pihak terkait yang
telah turut berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas buah pikiran,
waktu, dan sumbang saran yang telah diberikan. Semoga segala upaya dan
kerja keras Saudara bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
kedokteran di tanah air.
Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik,
Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS
NIP. 195208201978071001
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
DIREKTUR JENDERAL
BINA PELAYANAN MEDIK
N KE EM
SEET
H
R
AT
A
A
P
N
ED
Tim Penyusun
Dr. Rochman Arif, M.Kes
Dr. Noor Sardono, M.Kes
Drg. Luki Hartanti, MpH
Dr. Ady Iswadi Thomas
Dr. Desriana Elizabeth Ginting
Dr. Indri Yogyaswari
Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan iii
Kontributor :
Dr. Mulya A. Hasjmy, SpB. M.Kes Prof. DR.Dr. Agus Purwadianto, Sp.F, SH, MA
Prof. DR.Dr. Budi Sampurna, Sp.F, SHDR. Dr. Abidin Widjanarko, Sp.PD, KHOMDr. Agung Sutiyoso, SpOT (K), MM. MARS
Prof. DR.Dr. Akmal Taher, SpU (K)Prof. DR.Dr. Cissy Prawira K, SpA (K)
Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhDDR.Dr. Melianna Zailani, MARSProf. Dr. Merdias Almatsier, SpS
DR.Dr. Nanan Sekarwana, Sp.A (K)Dr. Ratna Rosita, MPHM
Dr. Sumaryono, Sp.PD (K)Dr. Suryo Purhananto, M.KesDR. Dr. Sutoto Cokro, M.Kes
DR. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, Sp.M (K)Dr. Tri Hesty, Sp.M
Dr. Untung Suseno, M.KesProf. DR.Dr. Wiguno, Sp.PD (K)
Dr. Luwiharsih, MScDrg. Anwarul Amin, MARS
Fresley Hutapea, SH.MH.MARSDrg. Luki Hartanti, MPH
Dr. Noor Sardono, M.KesDr. Salwa Ahmad, MARS (alm)
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan v
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar ............................................................................................iTim Penyusun ............................................................................................iiiKontributor ..................................................................................................vDaftar Isi ....................................................................................................viiSambutan Menteri Kesehatan....................................................................ixSambutan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik .................................xiSambutan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
(ARSPI).....................................................................................................xiiiSambutan Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan KedokteranIndonesia (AIPKI)………………………………………………......................xvKeputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Klasifikasidan Standar Rumah Sakit Pendidikan …………………………................xvii
BAB I Pendahuluan...........................................................................1A. Latar Belakang .................................................................... 1B. Landasan Hukum ................................................................ 2C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan .................................. 4D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia ................................ 5E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit
Pendidikan ......................................................................... 5BAB II Standar Rumah Sakit Pendidikan……................…….......... 7BAB III Penyelenggaraan dan Pengorganisasian............................ 11BAB IV Tata Cara Penetapan Rumah Sakit Pendidikan …….......... 15
A. Persyaratan ........................................................................ 15B. Prosedur Pengajuan .......................................................... 15C. Penilaian Kelayakan ........................................................... 16D. Sertifikasi............................................................................. 18
BAB V Standar Rumah Sakit Pendidikan Utama ............................ 19A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan................... 19B. Standar Manajemen dan Administrasi ….................…….....20C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program
Pendidikan Klinik …………………........................................23D. Standar Penunjang Pendidikan...........................................24E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas........................ 25
BAB VI Standar Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi (Eksilensi.......... 29
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ........... ...... 29
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan vii
B. Standar Manajemen dan Administrasi ................................ 30
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program
Pendidikan Klinik ………………........................................... 33
D. Standar Penunjang Pendidikan ………………..................... 34
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ….................... 35
BAB VII Standar Rumah Sakit Pendidikan Satelit …........................ 39
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ................. 39
B. Standar Manajemen dan Administrasi …………................. 40
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk
ProgramPendidikan Klinik……………………….................. 43
D. Standar Penunjang Pendidikan …………………................ 44
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ……............... 45
BAB VIII Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sakit
Pendidikan ............................................................................ 49
A. Rumah Sakit Pendidikan Utama ....................................... 49
B. Rumah Sakit Pendidikan Affiliasi........................................ 79
C. Rumah Sakit Pendidikan Satelit ....................................... 107
BAB IX Hasil Penilaian dan Status Akreditasi ............................... 139
BAB X Pemantauan dan Evaluasi ….............................................. 141
BAB XI Pembinaan dan Pengawasan ……………........................... 143
BAB XII Sanksi .................................................................................. 145
BAB XIII Pembiayaan…………………………………..…..................... 146
BAB XIV Ketentuan Peralihan……………………............................... 147
BAB XV Penutup………...………….................................................... 148
Referensi ………………........…………………………...........….….......... 149
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikanviii
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN TERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Keberadaan Rumah Sakit Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik. Hal ini mengingat misi Rumah Sakit Pendidikan disamping memberikan pelayanan kesehatan, juga berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi calon dokter dan calon dokter spesialis. Tidak kalah penting juga bahwa Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana penelitian serta pengembangan teknologi kedokteran.
Rumah Sakit Pendidikan harus tampil lebih baik, lebih bermutu karena merupakan etalase mutu pendidikan kedokteran kita. Upaya peningkatan mutu pendidikan akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang pastinya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Sejalan dengan perkembangannya, Pemerintah telah membuat beberapa regulasi serta pengaturan tentang pelaksanaan Rumah Sakit Pendidikan diantaranya Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 544/ Menkes/SKB/X/81; Nomor 0430a/U/1981; Nomor 324 A tentang 14 (empat belas) Rumah Sakit Pemerintah yang Digunakan Sebagai Tempat Pendidikan Calon Dokter dan Dokter Spesialis; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/PER/2007 pasal 6 ayat 2 bahwa penetapan rumah sakit, standar rumah sakit pendidikan dan standar rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan dengan Pedoman, Klasifikasi dan Standar RS Pendidikan.
Selanjutnya, saya mengharapkan agar buku ini dapat dipergunakan
dengan sebaik-baiknya dan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sekaligus menyesuaikan
MEN
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ix
B AH IKIN L N AEK GGA TUN
EK S I ER HE AT TN A
E N
M
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikanx
dengan aturan yang ditetapkan melalui
1069/Menkes/SK/XI/2008 sebelum disahkannya Undang Undang Rumah
Sakit yang saat ini masih dalam pembahasan di DPR. Kepada tim penyusun
dan para kontributor, saya ucapkan selamat dan penghargaan atas
dedikasinya dalam penyusunan buku Pedoman, Standar dan Klasifikasi
Rumah Sakit Pendidikan.
Jakarta, Agustus 2009 Menteri Kesehatan RI
DR.Dr.Siti Fadillah Supari,SpJP (K)
keputusan Menteri Kesehatan No
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
INDONESIASEHAT2010
DEPARTEMEN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203872
Surat Elektronic : yanmed@ depkes.go.id,[email protected]
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua atas d i t e t a p k a n n y a K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Saya menyambut gembira atas upaya menerbitkan buku ini yang merupakan penyempurnaan dari Standar Rumah Sakit Pendidikan yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2005.
Pesatnya perkembangan penyelenggaraan pendidikan kedokteran dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan menuntut pelaksanaan pelayanan medik spesialistik yang bermutu, transparan dan akuntabel di Rumah Sakit. Rumah Sakit Pendidikan dalam penyelenggaraannya berfungsi ganda, yakni disamping berfungsi memberikan pelayanan medik kepada masyarakat juga berfungsi sebagai tempat pembelajaran klinik bagi calon dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis untuk meningkatkan kompetensi baik dari segi keilmuan (knowledge), keahlian (skill) dan profesional attitude. Agar tercapai tujuan tersebut di atas penyelenggaraan rumah sakit pendidikan harus memenuhi standar sebagai rumah sakit pendidikan.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini merupakan acuan dalam pelaksanaan Standarisasi, Akreditasi serta Sertifikasi bagi Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit dimana masing-masing standar mengacu kepada standar Pendidikan Kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WFME), sehingga dalam penyelenggaraannya sebagai Rumah Sakit Pendidikan diharapkan dapat mendukung terlaksananya Standar Pendidikan Kedokteran agar menghasilkan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis yang berkualitas dan memiliki daya saing serta dapat memberikan
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xi
DIREKTUR JENDERAL
BINA PELAYANAN MEDIK
N KE EM
SEET
H
R
AT
A
A
P
N
ED
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikanxii
perlindungan hukum bagi pemberi pelayanan, penerima pelayanan, peserta didik, dan dosen pembimbing klinik.
Saya ucapkan selamat kepada semua pihak yang telah menyumbangkan gagasan serta pemikiran dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka penyelenggaraan pendidikan kedokteran sekaligus peningkatan mutu pelayanan kesehatan di tanah air.
Jakarta, Juni 2009
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Farid W. HusainNIP. 195003091979121001
ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIAThe Indonesian Teaching Hospital Association
( A R S P I )
SAMBUTAN
KETUA ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT kami menyambut gembira diterbitkannya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan kedokteran tidak dapat dilepaskan dari masa kepaniteraan dan pengalaman bekerja di Rumah Sakit sehingga keberadaan Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar dalam pendidikan kedokteran. Era globalisasi menuntut peningkatan mutu dalam berbagai hal termasuk dalam bidang pendidikan kedokteran. Mengingat Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian integral dalam pendidikan kedokteran maka Rumah Sakit Pendidikan pun dituntut untuk senantiasa meningkatkan mutunya antara lain melalui pemenuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Menteri Kesehatan yang atas nama Pemerintah telah berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan. Keberadaan buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Dengan diterbitkannya buku ini kami berharap seluruh anggota Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan dapat menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam buku pedoman dan standar ini.
Jakarta, Juli 2009
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
Dr.dr. Sutoto, M.Kes
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xiii
SAMBUTAN
KETUA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN
INDONESIA
Rasa syukur kehadirat Allah SWT patutlah dipanjatkan dengan
terbitnya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit
Pendidikan. Bagi institusi pendidikan dokter, Rumah Sakit Pendidikan
merupakan wahana bagi pelaksanaan tridarma pendidikan tinggi serta
pencapaian kompetensi dokter maupun dokter spesialis. Dengan demikian,
Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan kedokteran. Sejak tahun 2006 KKI telah mensahkan standar
pendidikan profesi dan standar pendidikan kompetensi yang harus
dilaksanakan oleh semua institusi pendidikan dokter di Indonesia dalam
menjalankan fungsinya. Dalam standar pendidikan profesi persyaratan
Rumah Sakit Pendidikan merupakan persyaratan mutlak tidak saja dalam
hal keberadaannya, tetapi yang terpenting adalah kualitas pelayanan,
infrastruktur dan manajemen pengelolaannya sangat berkaitan dengan
kualitas pendidikan. Dengan terbitnya buku ini, maka jaminan akan
tersedianya wahana pendidikan untuk dokter dan dokter spesialis, serta
pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu kedokteran akan
tercapai.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kesehatan yang
berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.
Terbitnya buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam
penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu
Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai
dengan standar pendidikan profesi dokter.
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA
AIPKIAIPKIASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA
(INDONESIAN ASSOCIATION OF MEDICAL EDUCATION INSTITUTION)
SEKRETARIAT : GEDUNG CHS LANTAI II, JL. SALEMBA RAYA 6, JAKARTA PUSATTELP : (021) 3100354, FAX : (021) 3907411
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xv
Kami berharap bahwa seluruh institusi pendidikan dokter
mengkordinasikan berbagai ketentuan dalam buku pedoman dan standar ini
dengan pihak Rumah Sakit yang dipergunakan sebagai wahana pendidikan
dokter maupun dokter spesialis.
Jakarta, 31 Juli 2009
Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan
Kedokteran Indonesia
Prof. Dr. Irawan Yusuf. Ph.D
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikanxvi
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR : 1069/MENKES/SK/XI/2008
TENTANGPEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian kedokteran, keberadaan Institusi Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan dalam pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memegang peranan penting;
b. bahwa agar Rumah Sakit yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan program pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis memenuhi persyaratan, perlu menetapkan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dengan Keputusan Menteri;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xvii
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
B AH IKIN L N AEK GGA TUN
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikanxviii
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
9. P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan;1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan;
10.P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r 512/MENKES/PER/IV/ 2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xix
11. K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r
1575/Menkes/PERXI/ 2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/Menkes/Per/XII/07;
Memperhatikan : Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan
Nomor 544 Menkes/SKB/X/81, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 0430 a/U/1981 dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 324.A Tahun 1981 tentang
Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Penetapan
Prosedur sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang
digunakan untuk Pendidikan Dokter;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH
SAKIT PENDIDIKAN
Kedua : Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan oleh
Institusi, Lembaga dan Organisasi Profesi terkait
sebagai acuan klasifikasi dan penetapan status
akreditasi dalam rangka pembinaan Rumah Sakit
Pendidikan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
EK S I ER HE AT TN A
E N
M
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikanxx
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Nopember 2009
MENTERI KESEHATAN,
Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP (K)
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama dalam jaringan lahan praktek yang kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam Panduan Pendidikan Kedokteran (Dirjen Dikti, 2002). Tahun 2003, dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, maka semua pendidikan profesi harus diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan.
Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mengesahkan Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis serta Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi,Dokter/Dokter Gigi Spesialis. Dalam Standar tersebut juga dikatakan bahwa Institusi Pendidikan Kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi mahasiswa yang terdiri dari RS Pendidikan dan Sarana Kesehatan lain yang diperlukan.
Penetapan RS Pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai dengan di tetapkannya pembagian tugas, tanggung jawab, dan penetapan prosedur sebagai RS Pemerintah yang digunakan untuk pendidikan kedokteran pada tahun 1981 melalui SK Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam lampiran Surat Keputusan tersebut, ditetapkan 14 RS Umum Pemerintah sebagai tempat pendidikan calon dokter dan calon dokter spesialis. RS tersebut adalah:
1. RSU Dr.Pirngadi, Medan2. RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta3. RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung4. RSUP Dr.Kariadi, Semarang5. RSUP Dr.Sardjito, Yogjakarta6. RSU Dr.Soetomo, Surabaya7. RSU Ujung Pandang, Makasar8. RSUP Palembang9. RSU Gunung Wenang, Manado10. RSU Persahabatan, Jakarta
1
Lampiran IKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan2
11. RSU Surakarta, Solo12. RSU Dr.Syaiful Anwar, Malang13. RSUP Sanglah, Denpasar14. RSUP Dr.M.Jamil, Padang
Masing-masing RS Pendidikan tersebut merupakan RS Pendidikan untuk satu Institusi Pendidikan Kedokteran Negeri, kecuali untuk Institusi Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia, yang pada saat itu sudah mempunyai dua RS Pendidikan, yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan RS Persahabatan.
Saat ini penetapan RS Pendidikan disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan, setelah melalui proses penilaian dan memenuhi kriteria Standar RS Pendidikan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan pada bulan Mei tahun 2005.
Pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik pemerintah maupun swasta, membutuhkan peningkatan jumlah RS Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Universitas Gajah Mada pada tahun 2003, dilaporkan terdapat 97 RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi RS Pendidikan Indonesia (ARSPI), hingga tahun tercatat hanya ada yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan, pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan Kedokteran. Selain itu juga terdapat 12 RS Gigi dan Mulut Pendidikan yang telah mendapat SK Menteri Kesehatan.
Selama ini Standar RS Pendidikan yang diterbitkan Departemen Kesehatan pada tahun 2005, merupakan dasar penetapan RS Pendidikan. Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan terutama dalam proses pembelajaran klinik bagi peserta didik pendidikan kedokteran terutama dalam pencapaian kompetensi peserta didik, maka perlu disusun Standar RS Pendidikan.
B. Landasan HukumPeraturan perundangan yang mendasari penyusunan pedoman ini meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
2009 39 RS
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 3
Lembaran Negara Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/ XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ MENKES/ PER/IV/2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER XI/2005
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan4
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
1295/Menkes/Per/XII/2007;
C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan
Dari berbagai definisi yang ada, pada prinsipnya pengertian RS
Pendidikan (“Teaching Hospital”) adalah Rumah Sakit yang juga digunakan
untuk pendidikan kedokteran. Hutchkinson & Wilkipedia Encyclopedia
mendefinisikan RS Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang berhubungan
erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik
untuk mahasiswa kedokteran, “internship” dan residen atau peserta
pendidikan spesialis.
Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas (“University Hospital”). Medline,1997 mendefinisikan RS Universitas sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian klinis.
Di berbagai negara maju saat ini “Academic Health Center” (AHCs) atau dikenal juga sebagai Academic Medical Center telah berkembang pesat. Pada tahun 1993, di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 AHCs. AHCs terdiri dari satu Intitusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi, satu atau lebih Rumah Sakit yang ber “Afiliasi”, serta satu atau lebih pendidikan yang terkait dengan kesehatan seperti, keperawatan, kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan dan kedokteran gigi.
Memperhatikan uraian tersebut diatas dan berdasarkan fungsi Rumah Sakit dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan RS Pendidikan di Indonesia adalah Rumah Sakit yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 5
RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih
dari Rumah Sakit non Pendidikan terutama meliputi:
a. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran
berbasis bukti.
b. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru.
c. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna.
d. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama.
e. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik.
f. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam.
D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 yang merupakan salah satu peraturan
pelaksanaan Undang undang nomor 29 tentang Praktik Kedokteran salah
satu kausulnya (pasal 6, ayat 2) menyatakan bahwa penetapan RS menjadi
RS Pendidikan, Standar RS Pendidikan dan Standar Rumah Sakit atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Serangkaian seminar, lokakarya dan pertemuan yang diprakarsai oleh
Departemen Kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
(ARSPI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Konsil
Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia dan seluruh
“stake holder” pendidikan kedokteran di Indonesia, disepakati penetapan
Standar dan Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan yang lebih luas meliputi RS
Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi), RS Pendidikan Satelit
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
yang merupakan Rumah Sakit jejaring pendidikan.
Peningkatan RS Pendidikan Utama, maupun perluasan Jejaring
Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) dan Satelit sangat dibutuhkan sejalan semakin
meningkatnya jumlah Institusi Pendidikan Kedokteran dan jumlah peserta
didik, serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus maupun ketersediaan
sarana prasarana pendidikan dan peralatan kedokteran.
E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Tujuan penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan;
2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran;
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan6
BAB IISTANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Standar Rumah Sakit Pendidikan ini disusun mengacu pada standar pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical Education (WFME). Format ini juga digunakan dalam penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter /Dokter Gigi dan Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi Spesialis.
1. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan
Dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter spesialis, yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan tiga komponen utama yang memegang peranan penting dan saling mendukung, yaitu Institusi Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan RS Pendidikan.
Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputi pengetahuan (knowledge), kemampuan psikomotor (skill), dan perilaku (attitude) sesuai kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam modul pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
Seiring dengan kebutuhan pembelajaran klinik peserta didik terutama dalam rangka menjamin mutu keluaran dan hasil peserta didik yang sesuai dengan standar kompetensi, maka tidak semua Rumah Sakit dapat secara serta merta menjadi RS Pendidikan. Rumah Sakit yang telah berdiri dan operasional memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bila akan ditambah fungsinya sebagai RS Pendidikan haruslah memenuhi kriteria sebagaimana ditentukan dalam Standar Rumah Sakit Pendidikan. Untuk itu dalam rangka menjamin mutu pendidikan profesi kedokteran sekaligus menjamin mutu pelayanan medik di RS Pendidikan, maka dipandang perlu dilakukan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan.
2. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan
Peningkatan jumlah peserta didik, pengembangan kapasitas, keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus di RS Pendidikan Utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas.
Lampiran IIKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 7
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan8
Konsep dasarnya adalah tiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi kasus. Oleh karena itu setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai minimal satu RS Pendidikan Utama dan mempunyai beberapa RS Pendidikan Satelit sebagai jejaring. Selain itu Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didiknya.
Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/Eksilensi) dapat mempunyai Rumah Sakit Satelit berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan Rumah Sakit Umum yang mempunyai pelayanan unggulan tertentu sebagai jejaringnya.
Berdasarkan hal tersebut maka disusun Standar RS Pendidikan menjadi :
1. Standar RS Pendidikan Utama.2. Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi). 3. Standar RS Pendidikan Satelit.
Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masing-masing kriterianya, mengacu pada World Federation of Medical Education (WFME), sebagai berikut :
1. Standar Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan.2. Standar Manajemen dan Administrasi.3. Standar Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik.4. Standar Penunjang Pendidikan.5. Standar perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinis yang
berkualitas.
Standar dan parameter penilaiannya ini lebih merupakan standar input, yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi terhadap standar yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan sebagai RS Pendidikan, setelah melalui persyaratan Akreditasi Rumah Sakit dari Departemen Kesehatan RI.
Untuk akreditasi dan reakreditasi, penetapan parameter penilaian sebaiknya merupakan bagian dari instrumen penilaian akreditasi pendidikan kedokteran yang disusun bersama oleh para pemangku kepentingan pendidikan profesi kedokteran. Menteri Kesehatan dapat menetapkan,
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 9
membatalkan, mencabut atau menunda pemberian Surat Keputusan Rumah Sakit Pendidikan tergantung dari hasil akreditasi tersebut.
Untuk pendidikan profesi dokter/dokter gigi spesialis, Rumah Sakit yang akan digunakan harus masuk dalam salah satu klasifikasi RS Pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan untuk pembelajaran klinik dalam rangka pencapaian kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi dokter/dokter gigi spesialis yang disusun oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Spesialis.
Dengan demikian RS Pendidikan Profesi Dokter Spesialis, dapat merupakan RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Satelit ataupun RS Pendidikan Khusus (Afiliasi/Eksilensi), dengan tambahan standar dan kriteria yang ditetapkan oleh kolegiumnya di luar Standar RS Pendidikan yang sudah ada.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar RS Pendidikan ini adalah untuk Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus yang digunakan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran sebagai wahana pendidikan kedokteran meliputi :
a. Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan ;
b. Manajemen dan Administrasi ;
c. Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik ;
d. Penunjang pendidikan ;
e. Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang berkualitas
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB IIIPENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN
A. Penyelenggaraan.
Departemen Kesehatan RI merupakan instansi yang berwenang menetapkan Standar Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai wahana pembelajaran Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 512 (pasal 6 ayat (2). RS yang akan atau telah difungsikan sebagai RS Pendidikan baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, maupun Swasta lainnya wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya bertanggung jawab melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan RI. Untuk pelaksanaan, penetapan, pengawasan dan pembinaan RS Pendidikan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu Tim Akreditasi RS Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan yang terkait yaitu ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI.
B. Pengorganisasian
Penetapan RS Pendidikan, pengawasan dan pembinaan teknis dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan dan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan.
1. Tim Pengarah.
Tim Pengarah terdiri dari Penanggung Jawab, Sekretaris dan Anggota dengan susunan sebagai berikut :
Lampiran IIIKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 11
Penanggung Jawab : Menteri Kesehatan Ketua I : Sekretaris JederalKetua II : Direktur Jenderal Bina Pelayanan MedikSekretaris I : Kepala Biro Hukum dan OrganisasiSekretaris II : Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan MedikAnggota : 1. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tugas Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan :
a. Melaksanakan koordinasi lintas sektor penyelenggaraan Penilaian dan Pembinaan RS Pendidikan.
b. Menetapkan kebijakan strategis dalam rangka peningkatan mutu pelayanan RS Pendidikan.
c. Melaporkan hasil kegiatan penetapan, pembinaan dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan.
d. Menetapkan besaran satuan biaya akreditasi, reakreditasi dan visitasi RS Pendidikan.
e. Memberikan dukungan pelaksanaan tugas-tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan.
2. Tim Pelaksana Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan.
Ketua : Direktur Bina Pelayanan Medik SpesialistikSekretaris I : Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik
Spesialistik RS PendidikanSekretaris II : Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina YanmedikAnggota : 1. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik Spesialistik Non Pendidikan
2. Kepala Sub Dit Bina Akreditasi RS3. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Spesialistik di RS Khusus4. Kepala Sub Dit Bina Pelapisan Teknologi Medik Spesialistik5. Unsur ARSP6. Unsur AIPKI7. Unsur MMKI8. Unsur KKI
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan12
2. Konsil Kedokteran Indonesia3. Ketua ARSPI4. Ketua AIPKI5. Ketua MKKI6. Ketua KKI
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan:
a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Standar dan Pelaksanaan Penilaian Rumah Sakit Pendidikan;
b. Menyusun rencana ker ja penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan;
c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan;
d. Melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan;
e. Melaksanakan kajian pengembangan standar Rumah Sakit Pendidikan;
f. Melaporkan pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit Pendidikan kepada Menteri Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Sekretariat : 1. Kepala Seksi Standarisasi 2. Kepala Seksi Bimbingan dan Evaluasi 3. Staf Sub Bag TU Direktorat Bina Yanmedik
Spesialistik 4. Staf Sub Direktorat Bina Yanmedik di RSU
Pendidikan
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 13
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB IV
TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian kelayakan rumah sakit yang akan dijadikan wahana pembelajaran klinis peserta didik Institusi Pendidikan Kedokteran guna menjamin terselenggaranya pelayanan medik yang berkualitas sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. Persyaratan
1. Rumah Sakit telah mempunyai ijin pendirian yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin operasional yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau ijin penyelenggaraan Rumah Sakit yang masih berlaku.
2. Surat penetapan kelas (tipe) Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI.
3. Pernyataan kesediaan Pemilik Rumah Sakit untuk menjadikan Rumah Sakit menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan anggaran, sarana dan prasarana pendukung untuk penyelenggaraan fungsi pendidikan.
4. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat.5. Naskah Perjanjian Kerja Sama Rumah Sakit Pendidikan dengan
Institusi Pendidikan Kedokteran.6. Telah terakreditasi sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.7. Profil Rumah Sakit 3 (tiga) tahun terakhir.
B. Prosedur Pengajuan
1. Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit mengajukan S u r a t Permohonan untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan, ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen K e s e h a t a n R I dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf A.
2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannyaDisampaikan kepada :
a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
Lampiran IVKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 15
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan16
b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
C. Penilaian Kelayakan
1. Pra Visitasi
a. Berkas Surat Permohonan yang telah diterima oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik diserahkan kepada Sekretariat Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk diperiksa kelengkapan administrasi persyaratan administrasi.
b. Berkas Surat Permohonan yang telah lengkap persyaratan administrasinya dilaporkan kepada Sekretaris Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dibuat rancangan surat balasan kepada Rumah Sakit.
c. Surat balasan yang ditandatangani oleh Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik selaku Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dikirimkan kepada Pemilik RS/Pimpinan RS disertai Borang Penilaian RS Pendidikan (Instrumen Self Assesment) RS Pendidikan sesuai dengan klasifikasi.
d. Setelah menerima surat balasan Direktur Rumah Sakit setempat membentuk Tim Persiapan Penilaian RS Pendidikan yang terdiri dari unsur-unsur pemangku kepentingan Rumah Sakit dan melakukan pengisian Borang Penilaian RS Pendidikan.
e. Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit dikirimkan kembali ke Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan.
f. Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menelaah hasil Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit.
g. Hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dapat berupa ”rekomendasi layak atau belum layak visitasi” dan rekomendasi tersebut di umpan balikkan kepada Rumah Sakit bersangkutan dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan/atau Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 17
h. Apabila umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan ”dipertimbangkan belum layak ”visitasi” maka Rumah Sakit dapat mengajukan permohonan fasilitasi atau pembinaan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan.
2. Visitasi
a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan direkomendasikan ”layak visitasi” maka kepada Rumah Sakit dijadualkan waktu kunjungan Tim Visitasi.
b. Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitasi melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit.
c. Tim Visitasi dalam melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan silang serta wawancara dengan pihak terkait atas Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit, selanjutnya hasil penilaian diisi ke dalam Instrumen Penilaian masing-masing Standar dan Parameter.
d. Hasil penilaian masing-masing Standar, Indikator dan Parameter kemudian direkapitulasi dalam Instrumen Rekapitulasi Hasil Penilaian untuk menentukan nilai akhir penilaian.
e. Hasil penilaian dapat menggambarkan hasil akhir katagori penilaian : A, B atau C.
3. Penetapan
a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan sementara masih terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan dan/atau diperbaiki oleh pihak Rumah Sakit, maka pihak Rumah Sakit wajib menyempurnakan/ memperbaikinya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak dilakukan visitasi.
b. Hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan/diperbaiki disampaikan oleh Tim Visitasi kepada pihak Rumah Sakit dan dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang ditanda tangani oleh
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan18
Tim Visitasi dan Pihak Rumah Sakit.
c. Tim Visitasi melaporkan Berita Acara Hasil Visitasi kepada Ketua Tim Pelaksana Akreditasi.
d. Berdasarkan Berita Acara Hasil Visitasi dan laporan perbaikan/penyempurnaan dari Rumah Sakit, Tim Visitasi melaporkan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dilakukan proses penetapan.
e. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan rapat penentuan kelayakan Rumah Sakit sebagai RS Pendidikan berdasarkan hasil visitasi.
F. Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menyampaikan rekomendasi penetapan RS Pendidikan kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik untuk selanjutnya dilakukan proses Penetapan sebagai RS Pendidikan.
g. Atas nama Menteri Kesehatan RI Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik menetapkan Rumah Sakit pemohon sebagai RS Pendidikan.
D. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan (Sertifikasi)
1. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan diterbitkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Terakreditasi A dengan masa berlaku 5 (tahun), ditanda tangani oleh Menteri Kesehatan;
b. Terakreditasi B dengan masa berlaku 3 (tahun), ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas nama Menteri Kesehatan;
c. Terakreditasi C dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, ditanda tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.
2. Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB V
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA
RS Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit Jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN.
Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan maka komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
Lampiran VKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 19
1. Terdapat visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
2. Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik.
3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di Rumah Sakit tersebut.
4. Rumah Sakit kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi minimal 12 pelayanan.
5. Rumah Sakit yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
6. RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialis lainnya.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI.
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan yang meliputi; koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran.
1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran.
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria :
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan20
1.1 Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur Rumah Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
2.1 Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat.
Kriteria :
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 21
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
2.4. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
2.7. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke RS.
3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu.
3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
4. Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan.
Kriteria :
4.1. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa.
4.2. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
4.3. Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai Pendanaan Pendidikan Kedokteran.
4.4. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan22
berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun
(jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan
Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK
Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih program pembelajaran klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk Pembelajaran Klinik
Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan/atau non medis tersebut.
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yang ditempatkan di RS Pendidikan harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya.
Kriteria :
1.1. Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.
1.2. Terdapat pengangkatan sebagai SK Dosen/Dosen Luar Biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 23
terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria :
5.1. Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
5.2. Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan24
Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan penelitian kedokteran.
1.3. Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik di RS Pendidikan untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban baik paruh/purna waktu.
1.4. Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan Pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.
1.5. Terdapat tim penilai/supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan dalam menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas yang dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi, komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri.
Kriteria :
2.1. Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
2.2. Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di Rumah Sakit dan Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama.
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 25
Kriteria :
1. Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan sarana, prasarana dan peralatan untuk pendidikan antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
2. Sarana, prasarana dan alat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab dan audiovisual.
3. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung.
4. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.
E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.
1. Perhatian RS terhadap Pembelajaran:
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari RS dalam penyelenggaraan pembelajaran kilinik.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
1.1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan26
Kriteria :
Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf.
1.3
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) tersebut dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait.
1.2
2. Program Pendidikan Klinik
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas sesuai modul pendidikan, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat memahami proses pembelajaran klinik dan pencapaian kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran.
Kriteria :
2.1. Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
2.2. Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.3. Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 27
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
2.4. Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
2.5. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. ·Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku
panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan.
·Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan.
2.6. Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran klinik yang efektif dan efisien sehingga dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran.
Kriteria :
3.1. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
3.2. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF.
3.3. Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan28
3.4. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik.·Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal
(cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan.
·Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian.Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian.
.4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama- sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Kriteria :
4.1. RS Pendidikan melakukan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri dan bersama badan koordinasi pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.·Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya
jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian.
·Terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali.Terselenggaranya evaluasi supervisi pendidikan klinik setiap semester/modul pendidikan
4.2. Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah pengetahuan psikomotor dan efektif. S i s t e m p e n i l a i a n p e s e r t a d i d i k d i t e t a p k a n o l e h Bagian/Departemen/SMF.
.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB VI
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENSI)
RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah Rumah Sakit Khusus atau Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan pelayanan medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan Afiiliasi harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan atas proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai. Komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1.1. Terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
1.2. Terdapat dokumen kesepakatan bersama (MOU) Direktur RS Pendidikan dengan Kepala Bagian yang terkait dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan, dan daya tampung peserta didik.
1.3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran.
1.4. Rumah Sakit mempunyai pusat layanan unggulan atau bidang pelayanan khusus yang telah terakreditasi untuk pendidikan bidang ilmu terkait.
1.5. Memiliki SK Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Afiliasi/Eksilensi.
Lampiran VIKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 29
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria :
2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan
B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran.
1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai badan koordinasi pendidikan yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
1.1. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
1.2. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan30
1.6 Mempunyai minimal 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat unggulan atau kekhususan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 31
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
2.4. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
2.7. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kriteria :
3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
4.Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan.
Kriteria :
Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa.
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran.
Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
4.1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan32
pengaturan jadual dan administrasi).
3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu.
3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
4.2
4.3
4.4
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Kriteria :
Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
5.1
5.2
5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan Administrasi Pendidikan.
Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 33
C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK
Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajaran Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring Untuk Pembelajaran Klinik.
Kebijakan mengenai penugasan staf medis dan / atau non medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang kualifikasi, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan / atau non medis tersebut, harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya.
Kriteria :
Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.
Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan dan mendapat persetujuan dari Institusi
1.1
1.2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
1.4
1.3
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan34
Pendidikan Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen denganjabatan akademiknya.
Terdapat SK pengangkatan/penugasan staf medik fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan yang melaksanakan tugas kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu.
Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai tugas, tanggung jawab serta kewenangannya.
Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
1.5
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri.
Kriteria :
Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS dan Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama.
2.1
2.2
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik.
Kriteria :
Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala
1.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 35
Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual.
Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung.
Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.
2.
3.
5.
4.
E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS.
Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.
1. Perhatian RS (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan.
Kriteria :
RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
1.1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
1.2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan36
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait.
Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf.
1.3
2. Program Pendidikan Klinik
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya.
Kriteria :
Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
2.1
2.2
2.3
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2.4
2.5
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 37
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana. ·Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku
panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan.
·Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan.
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
.2.6
3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan.
Kriteria :
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.
3.1
3.2
3.3
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan38
3.4 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik.
·Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan.
·Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian.
· Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian.
4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik
secara bersama-sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan
dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Kriteria:
Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian dan terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali, termasuk didalamnya evaluasi proses supervisi klinik.
Mekanisme penilaian peserta didik ditetapkan oleh bagian, mengacu pada sistem yang berlaku di Institusi Pendidikan Kedokteran dan Kolegium terkait.
4.1
4.2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB VIISTANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT
RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus dinyatakan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
RS Pendidikan mempunyai visi, misi dan tujuan Rumah Sakit yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran, termasuk penelitian dan pelayanan.
Terdapat kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis antara RS Pendidikan Satelit, Institusi Pendidikan Kedokteran dan RS Pendidikan utama terkait yang masih berlaku dalam kurun waktu tertentu meliputi aspek medikolegal, Sumber Daya Manusia (SDM), pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan daya tampung peserta didik yang ditandatangani oleh pihak RS Pendidikan Satelit, pihak Institusi Pendidikan Kedokteran dan pihak RS Pendidikan Utama.
Kesepakatan bersama harus bersifat saling mengikat dalam hal seluruh proses pendidikan profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dalam bidang tertentu.
RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan.
RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Satelit.
Lampiran VIIKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
1.
2.
3.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 39
4.
5.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran.
1. Koordinasi Pendidikan Profesi Kedokteran
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit.
SK bersama Direktur RS Pendidikan Satelit , RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang, dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan.
7.
1.1
1.2
6.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan40
RS Satelit mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 4 pelayanan penunjang lainnya .
Terikat kerjasama pembinaan dengan RS Pendidikan Utama.
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria:
Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Nota kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
2.1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Adanya peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Adanya kebijakan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Terdapat kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut telah di sosialisasikan dengan baik pada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik.
Kebijakan/ketentuan/ pedoman dan prosedur tertulis yang harus
menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan
tugas sehari- hari.
3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat menyurat.
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 41
Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan kepada ketetapan rasio pendidikan dengan peserta didik maksimal 1: 5.
Kriteria :
Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, tujuan Bagian/Departemen/SMF yang dituju, daftar nama dan jumlah peserta didik yang akan masuk.
Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
Terdapat satu orang staf administrasi untuk tiap bagian yang bertanggung jawab mengelola surat-menyurat, pengaturan jadwal,
3.1
3.2
3.3
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
persiapan tempat dan alat, data dasar, pelaporan nilai, dan laporan tahunan progress report pendidikan.
Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu.
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
Terdapat laporan kemajuan pendidikan setiap tahun (jumlah peserta didik dan tingkat kelulusan) dari bidang pendidikan kedokteran RS Pendidikan kepada Direktur RS, Kepala Bagian terkait, dan Dekan fakultas kedokteran.
4. Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu pendidikan.
Kriteria :
Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yangmeliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak langsung seperti biaya pemeliharaan sarana dan prasarana.
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Bagian/Departemen/SMF dan disetujui oleh Direktur RS, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat nota kesepakatan antara Direktur RS, Kepala Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai pendanaan pendidikan kedokteran.
Terdapat laporan tahunan anggaran biaya pendidikan kedokteran yang disahkan oleh Direktur RS, Kepala Bagian terkait, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
4.1
3.5
3.6
3.4
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan42
4.2
4.3
4.4
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Kriteria :
Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap tahun yang dilakukan oleh tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta didik.
C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK.
Penyiapan tenaga pendidik dan pelatih program pembelajaran klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidik dan Monitoring untuk Pembelajaran KlinikAdanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan atau non medis
yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan kategori,tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf medis dan atau non medis.
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf RS Pendidikan Utama dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang ditempatkan di RS Pendidikan Satelit harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya.
Kriteria :
Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.
Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan
5.1
5.1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 43
5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan
Administrasi Pendidikan
Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.1
1.2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Direktur RS dan mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan jabatan akademiknya.
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan staf medik fungsional yang ditetapkan Direktur RS bagi yang melaksanakan tugas kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak paruh/purna waktu.
Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai tugas, tanggung jawab serta kewenangannya.
Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
1.5
1.3
1.4
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan44
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri.
Kriteria:
Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Pembuatan data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan oleh bagian Pendidikan dan Pelatihan RS Pendidikan.
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien yang berinteraksi dengan peserta didik.
Kriteria :
Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala
2.1
2.2
1.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2.
3.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 45
Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan audiovisual.
Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana penunjang dan pendukung.dengan materi pembelajaran peserta didik.
Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.
4.
5.
E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan, memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.
1. Perhatian Rumah Sakit (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran:
Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam pendidikan.
Kriteria :
Rumah Sakit harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
1.1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2. Program Pendidikan Klinik
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran, sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian pembelajarannya.
Kriteria :
Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan46
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan) dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait.
Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara staf.
1.2
1.3
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
·Pengars ipan, penggandaan, dan pendist r ibusian buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara merata oleh staf administrasi pendidikan.
·Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program pendidikan kedokteran. Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan panduan.
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan.
Kriteria :
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator masing-masing Bagian/Departemen/SMF
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik, peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik.
3.1
3.2
3.3
3.4
2.6
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 47
.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
4.1
4.2
·Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal (cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen penelitian yang telah dilakukan.
·Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data bagi penelitian.Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian.
4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
RS Pendidikan bersama- sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama - sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Kriteria :
Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/Tanya jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian.
Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh badan koordinasi pendidikan, mengacu pada ketetapan bagian.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan48
.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB VIIIPARAMETER DAN INDIKATOR PENILAIAN RUMAH SAKIT
PENDIDIKAN
Dalam rangka mengukur suatu Rumah Sakit telah memenuhi Standar RS Pendidikan, maka diperlukan tolak ukur setiap standar sesuai dengan klasifikasinya. Oleh karena itu indikator obyektif perlu ditetapkan. Indikator ini digunakan oleh surveyor dalam melakukan visitasi dalam rangka akreditasi maupun reakreditasi RS Pendidikan. Berdasarkan Indikator ini dilakukan pengukuran setiap standar dengan indikator skor nilai dan akan menghasilkan suatu nilai yang akan dimasukan dalam Borang Penilaian.
A. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS kelas A atau B telah terakreditasi minimal 12 pelayanan
RS kelas A tetapi belum terakreditasi 16 pelayanan atau B tetapi belum terakreditasi 12 pelayanan.RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS kelas B sudah terakreditasi 12 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa berlakunya.RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS Kelas B sudah terakreditasi 12 pelayanan dan Sertifikat Akreditasi masih berlaku.
Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
PARAMETER
0
1
2
Lampiran VIIIKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 49
SKOR INDIKATOR
0Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
0
1
2
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran harus bersifat saling mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
PARAMETER
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan50
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
1
2
SKOR INDIKATOR
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan belum ada 11 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik).
RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialistik lainnya (antara lain : Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik).
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik) yang sebagian atau seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang paruh waktu.
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 51
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
1
2
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik) yang dilaksanakan dilayani oleh dokter spesialis yang purna waktu.
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memiliki SK Penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis masa berlakunya.
0
1
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan yang masih berlaku.
2
STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan52
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
1
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang
ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
0
1
Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 53
Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
1
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 : 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan54
Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
2
Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem
penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta
berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment
bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan
peserta didik).
PARAMETER
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Adanya kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenanganProsedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pendidikan penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
1
2
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 55
Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
0
Adanya kebijakan tidak tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Adanya kebijakan tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
1
2
SKOR INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
PARAMETER
Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan56
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
1
SKOR INDIKATOR
Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 57
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual.
1
2
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan58
Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
2
PARAMETER
Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung
jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan
peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual
dan administrasi).
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.
Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.
Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai tetapi tidak tepat waktu.
Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.
1
2
0
1
2
SKOR INDIKATOR
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 59
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar t u n g g u u j i a n ) d a r i p e l a k s a n a d i d i k d i t i a p Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi
Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar t u n g g u u j i a n ) d a r i p e l a k s a n a d i d i k d i t i a p Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
1
2
Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap.
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap.
PARAMETER
Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan60
PARAMETER
Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya
sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya
administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak
langsung seperti pemeliharaan sarana.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala
Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS
Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/ Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
0
SKOR INDIKATOR
Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung maupun biaya tidak langsung.
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum termasuk biaya tidak langsung.
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi serta biaya operasional lainnya dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 61
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian /Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/ Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
2
0
1
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan62
Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian serta disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan bersama oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
1
2
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 63
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
2
0
Ada data umpan balik sebagian staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut. 1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK
Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
64
2
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik), tetapi belum ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2
1
PARAMETER
Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Tidak ada satupun Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/ Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Ada sebagian Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Seluruh Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
65
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu
0
Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.
PARAMETER
66
2
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
Tidak Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik.
Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.
SKOR INDIKATOR
Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.
0
1
2
PARAMETERTerdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
Tidak ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum ada kriteria penilaian yang jelas.
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
1
2
Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan
oleh tenaga pendidik.
PARAMETER
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 67
Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Ada presensi/kehadiran tetapi tidak lengkap dalam pembelajar-an yang dilakukan oleh tenaga pendidik .
Ada presensi / kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
SKOR INDIKATOR
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan.
0
1
2
Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan maupun di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan.
Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS. Sekretaris Bagian di RS dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/ Sekretariat Bersama Pendidikan.
0
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan.
PARAMETER
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan68
Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
SKOR INDIKATOR
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tetapi belum terealisasi.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dan sudah terealisasi.
0
1
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap.
1
Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 69
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyaman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.
Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.
Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.
Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.
0
1
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran.
Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang mencukupi materi pembelajaran peserta didik.
Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
1
2
PARAMETER
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan70
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran.
Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di bagian-bagian tertentu.
Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
RS Pendidikan harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
Rumah Sakit tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
0
1
2
0
RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 71
tersebut, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF terkait tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF terkait yang telah disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
1
2
Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam program
pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan
pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta
data wawancara staf.
PARAMETER
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif, tetapi tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta data wawancara staf.
72
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf.
22
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS Pendidikan mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
RS Pendidikan belum mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
0
RS Pendidikan telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RS Pendidikan telah memberikan/mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/ Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 73
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter /Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis tetapi belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik.
SKOR INDIKATOR
0
1
2
PARAMETERRumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine)
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine)
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidance based medicine).
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan74
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan per temuan i lmiah d i tetapkan o leh Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu atau kurang dari 4 kali dalam 1` bulan.
Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
0
1
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan, tetapi belum di miliki oleh setiap staf edukatif dan setiap bagian belum memiliki arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
0
1
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 75
PARAMETER
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah dilaksanakan masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
0
1
2
SKOR INDIKATORTidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/ SMF.Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh koordinator pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh Bagian/Departemen/SMF.
0
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
0
1
Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine) disusun oleh koordinator pendidikan dan telah dilaksanakan masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/Prosedur Peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik Yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan76
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data base pasien rawat inap/rawat jalan.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi Pendidikan.0
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat Pedoman serta fasilitas pendukung mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian.
PARAMETER
Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala secara tersendiri, maupun bersama Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 77
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan kuesioner bagi peserta didik di akhir pendidikan disetiap bagian, secara tersendiri melalui rapat evaluasi Badan Koordinasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiap-tiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah pengetahuan, psikomotor dan afektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF
Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik Rumah Sakit Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF, tetapi belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
1
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan78
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu dan telah terakreditasi.
B. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENSI)
STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu belum terakreditasi.
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu sudah terakreditasi tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa berlakunya.
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu sudah terakreditasi dengan Sertifikat Akreditasi masih berlaku.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
PARAMETER
Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan,
sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
0
1
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 79
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
PARAMETER
RS memiliki pelayanan spesialistik atau sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan dan sudah terakreditasi.
1
2
0
1
2
SKOR INDIKATOR
Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan80
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi dengan Sertifikat yang belum habis masa berlakunya.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis masa berlakunya.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku.
STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
PARAMETER
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit.
2
0
1
2
SKOR INDIKATOR
RS memiliki pelayanan spesialistik sudah terakreditasi dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan masih belum terakreditasi.
RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi dengan Sertifikat yang telah habis masa berlakunya.
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 81
SKOR INDIKATOR
Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
0
1
2
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit.
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit.
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan82
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
0
1
Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan.
Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 83
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 : 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2
PARAMETER
Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
2
SKOR INDIKATOR
Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan84
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya kebijakan RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Belum ada kebijakan RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Adanya kebijakan tidak tertulis RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Adanya kebijakan tertulis RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
0
1
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya kebijakan tertulis RS Pendidikan yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 85
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
0
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya.Sudah ada sosialisasi
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua
PARAMETER
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan86
kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
2
SKOR INDIKATOR
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
0
1
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 87
Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual.
Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/ Departemen/ SMF(nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
0
1
PARAMETER
Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses
pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,
pengaturan jadual dan administrasi).
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Tidak ada selalu staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan88
Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu.
Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.
Ada sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak tepat waktu.
Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.
2
0
1
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap.
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 89
Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar t u n g g u u j i a n ) d a r i p e l a k s a n a d i d i k d i t i a p Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
1
2
PARAMETER
Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung maupun biaya tidak langsung.
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan90
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum termasuk biaya tidak langsung.
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi serta biaya operasional lainnya dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1
2
0
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan.
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran.
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 91
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran.
Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran.
Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran.
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di RS.
PARAMETER
Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran.
0
1
2
Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian serta disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
SKOR INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada laporan keuangan berkala tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan bersama oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut
Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
1
2
0
1
2
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan92
Ada data umpan balik sebagian staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment tetapi belum ada kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAMPENDIDIKAN KLINIK
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 93
PARAMETER
Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tidak ada satupun staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Ada sebagian staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Seluruh staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
94
0
1
2
0
SKOR INDIKATOR
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.
Tidak ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta didik.
Ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.
Ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 95
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum ada kriteria penilaian yang jelas.
0
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Ada presensi/kehadiran (tetapi tidak lengkap) dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Ada presensi/kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik .
PARAMETER
Terdapat data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan dan Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan.
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan96
SKOR INDIKATOR
Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan maupun di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan.
Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS Pendidikan dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan.
Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS Pendidikan dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan.
0
1
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tetapi belum terealisasi.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dan sudah terealisasi.
STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 97
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
0
Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap.
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyaman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.
Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung.
2
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan98
Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang fasilitas pendukung.
Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
1
2
0
Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang mencukupi materi pembelajaran peserta didik
Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
1
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran.
Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran.
Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di bagian-bagian tertentu.
Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu.
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 99
STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS Pendidikan harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktivitas staf medis, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
0
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan100
RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
2
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF tetapi belum mendapat persetujuan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang telah disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf.
Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan.
1
2
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf.
2
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, tetapi tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta data wawancara staf.
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 101
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
RS belum mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
RS telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
0
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
RS telah memberikan/mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan102
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
0
1
2
0
1
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggusekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan per temuan i lmiah d i te tapkan o leh Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu.
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 103
Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut belum dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian belum memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
2
0
1
2
PARAMETER
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien. 0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan104
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/ SMF.
Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh Bagian/ Departemen/ SMF.
2
0
1
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
1
Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine) disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah dilaksanakan di masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Pedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran yang telah dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2
0
1
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 105
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data base pasien rawat inap/rawat jalan.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF maupun bersama Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan.
106
2
0
1
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat pedoman serta fasilitas pendukung mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian.
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF, belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, P s i k o m o t o r d a n A f e k t i f y a n g d i t e t a p k a n o l e h Bagian/Departemen/SMF.
107
1
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
kuesioner bagi peserta didik diakhir pendidikan disetiap bagian, secara tersendiri memalui rapat evaluasi Badan Koordinasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiap-tiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikkan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
PARAMETER
RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan
C. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT STANDAR VISI, MISI,
KOMITMEN DAN PERSYARATAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
108
0
SKOR
RS belum terakreditasi 5 pelayanan.
RS sudah terakreditasi 5 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa berlakunya.
RS sudah terakreditasi 5 pelayanan dan Sertifikat Akreditasi masih berlaku.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
0
1
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
INDIKATOR
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
RS Pendidikan Satelit minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya.
109
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
2
SKOR INDIKATORRS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan belum ada 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik).
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik) yang sebagian atau seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang paruh waktu
0
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik) yang dilaksanakan oleh dokter spesialis purna waktu.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis masa berlakunya.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku.
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan110
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama.
RS belum memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama.
RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama namun sudah habis masa berlaku.
RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama dan masih berlaku.
PARAMETERAda Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
0
1
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
PARAMETER
Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
111
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1
2
SKOR INDIKATOR
Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
112
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 : 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
1
2
PARAMETER
Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya peraturan bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian dan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
113
0
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikandan penelitian dan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
2
Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
1
PARAMETER
Adanya kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Adanya kebijakan tidak tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
Adanya kebijakan tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
114
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh semperatuua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
0
1
2
PARAMETER
Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis, tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
115
0
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang Peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati dan dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya.
2
0
1
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait.
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
116 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
SKOR INDIKATOR
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
0
1
2
0
1
Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
117Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
Tidak selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai jadual.
Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
0
1
2
0
Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang tepat waktu.
Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu
Ada sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak tepat waktu.
Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat waktu.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) tetapi tidak lengkap.
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar) yang lengkap.
118
2
0
1
2
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
PARAMETER
Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar t u n g g u u j i a n ) d a r i p e l a k s a n a d i d i k d i t i a p Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.
Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung maupun biaya tidak langsung.
0
1
2
0
SKOR INDIKATOR
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 119
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum termasuk biaya tidak langsung.
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan
1
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
120
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
habis pakai, biaya administrasi serta biaya operasional lainnya dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS dan Institusi P e n d i d i k a n K e d o k t e r a n a t a s m a s u k a n K e p a l a Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
Tidak terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS dan Institusi Pend id ikan Kedok te ran a tas masukan Kepa la Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh Direktur RS, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF serta disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada laporan keuangan berkala tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
121
2
0
1
Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
SKOR
Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
2
0
Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan bersama oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
INDIKATOR
Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
Tidak ada data umpan balik staff pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
Ada data umpan balik sebagian staff pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
Ada data umpan balik seluruh staff pengajar dan peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
122
2
0
1
2
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing / Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Tidak ada satupun Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
123
2
0
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) tetapi belum ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada sebagian Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Seluruh Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
1
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
124
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
0
Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
1
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
PARAMETER
Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf
Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi
Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat
dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di
dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab,
kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
125
SKOR INDIKATOR
Tidak Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS
sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik.
Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai
Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik akan tetapi
belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan
kewenangannya secara tertulis.
Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai
Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah
disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya
secara tertulis.
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
SKOR INDIKATOR
Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik namun belum ada kriteria penilaian yang jelas.
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan menilai kinerja tenaga pendidik dengan kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
0
1
2
PARAMETER
Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Ada presensi/kehadiran (tetapi tidak lengkap) dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik .
Ada presensi/kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan Badan Koordinasi Pendidikan /Sekretariat Bersama Pendidikan.
Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit maupun di bawah Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama Pendidikan.
0
1
2
0
126 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama Pendidikan.
Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan / Sekretariat Bersama Pendidikan.
PARAMETER
Terdapat dokumen kesepakatan yang mencantumkan penyediaan sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan yang ditandatangani antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
1
2
SKOR INDIKATOR
Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
127
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tetapi belum terealisasi.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dan sudah terealisasi.
PARAMETER
Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
PARAMETER
Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.
Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap.
1
2
SKOR INDIKATOR
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung.
Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang fasilitas pendukung.
Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas pendukung.
128
0
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
PARAMETER
Terdapat sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran.
PARAMETER
INDIKATOR
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang mencukupi materi pembelajaran peserta didik.
Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
1
2
SKOR
Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
0
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran.
Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di bagian-bagian tertentu.
Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu.
0
1
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
129Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
PARAMETER
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf medis, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-masing Bagian/SMF/Dep terkait melalui aktivitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
0
1
2
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait yang telah disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
130
1
2
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta data wawancara staf.
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf.
Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan pendidikan, tetapi tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta wawancara staf.
0
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Rumah Sakit mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
131Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
PARAMETER
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit belum mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis tetapi belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
0
1
2
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
0
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik.
1
2
132 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
2
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti( evidance based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidance based medicine).
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan per temuan i lmiah d i te tapkan o leh Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu atau kurang dari 4 kali dalam 1` bulan.
0
1
2
0
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
133Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
SKOR INDIKATOR
Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan, tetapi buku program tersebut belum dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian belum memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
0
1
2
0
1
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para
2
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
134 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/SMF.
Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/ SMF.
Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh Bagian/ Departemen/ SMF.
Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine) disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah dilaksanakan di seluruh Bagian/Departemen/SMF.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
0
1
2
0
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
1
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Penelitian antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
2
0
1
2
0
1
135Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PARAMETER
SKOR INDIKATOR
Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF bersama Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan kuesioner bagi peserta didik diakhir pendidikan disetiap bagian, secara tersendiri melalui rapat evaluasi Badan Koordinasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiap-tiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
PARAMETER
Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif. Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
0
1
2
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data base pasien rawat inap/rawat jalan.
2
136 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF, tetapi belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, P s i k o m o t o r d a n A f e k t i f y a n g d i t e t a p k a n o l e h Bagian/Departemen/SMF.
1
2
SKOR
Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
0
137Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
INDIKATOR
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Jumlah hasil penilaian masing- masing parameter sesuai skor
Hasil penilaian = --------------------------------------------------- X 100 % Nilai Standar
Jumlah Kumulatif Hasil Penilaian Total Hasil = --------------------------------------------------- X 100 % Penilaian Jumlah Nilai Standar
Lampiran IXKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
139Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
BAB IX
HASIL PENILAIAN DAN STATUS AKREDITASI
Perhitungan hasil penilaian terhadap kepatuhan setiap standar adalah
sebagai berikut :
Nilai standar adalah seluruh jumlah parameter dari masing-masing standar dikalikan 2 (dua) atau Skor maksimal.
Adapun perhitungan hasil akhir penilaian kepatuhan terhadap seluruh standar adalah sebagai berikut :
Hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama, Afiliasi (Eksilensi) atau Satelit didasarkan pada ketentuan sebagai berikut :
1. Akreditasi A, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan lebih dari 79 % sampai dengan 100 %;
2. Akreditasi B, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan mencapai lebih dari 60 % sampai dengan 79 %.
3. Akreditasi C, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan mencapai lebih dari 33 % sampai dengan 60 %.
Rekomendasi hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut :
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
No. Nilai Rekomendasi
1. > 79 % - 100 %
Sebagian besar atau seluruh standar telah dipenuhi.
2. 60 % - 79 % Pada umumnya telah memenuhi standar, tetapi masih memerlukan peningkatan kepatuhan beberapa parameter standar.
3. 33 % - 60 % Perlu pembinaan untuk peningkatan kepatuhan sebagian besar standar.
140 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Berdasarkan hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama, Afiliasi (Eksilensi) atau Satelit, maka status akreditasinya dikatagorikan sebagai berikut :
1. Status Akreditasi A, telah mendapatkan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
2. Status Akreditasi B, dapat diberikan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan, namun dalam jangka waktu selambat lambatnya 3 (tiga) tahun harus dilakukan penilaian kembali.
3. Status Akreditasi C, belum mendapatkan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan dan dalam waktu 1 (satu) tahun harus dilakukan penilaian kembali.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB X
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan dan evaluasi meliputi pemantauan terhadap kinerja Tim Akreditasi RS Pendidikan serta pemantauan terhadap mutu pengelolaan dan pelaksanaan RS Pendidikan. Untuk menjamin mutu pembelajaran klinik peserta didik agar dapat mencapai Standar Kompetensi sesuai dengan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran, maka konsistensi RS Pendidikan dalam kepatuhan pelaksanaan Standar RS Pendidikan harus terus menerus dilakukan pemantauan dan evaluasi. RS Pendidikan yang belum memenuhi kepatuhan minimal perlu dilakukan pembinaan secara berkala.
Pemantauan dan evaluasi mutu pengelolaan dan pelaksanaan Rumah Sakit Pendidikan diseluruh Indonesia dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan di Tingkat Pusat bersama-sama dengan Tim Akreditasi RS Pendidikan Tingkat Provinsi yang dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Sesuai kemampuan rentang kendali wilayah dan kemampuan sumber daya manusia serta pembiayaan yang tersedia Dinas Kesehatan Provinsi dapat melimpahkan tugas dan kewenangan dalam pemantauan RS Pendidikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Pemantauan terhadap pelaksanaan Pedoman Standar RS Pendidikan dilakukan meliputi input, proses dan output.
1. Input
a. Terbentuknya Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan;b. Terbentuknya Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan;c. Tersedianya Buku Pedoman Standar RS Pendidikan;d. Tersedianya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Tim Koordinasi
serta Tim Penilaian dan Pembinaan Akreditasi RS Pendidikan di tingkat Pusat maupun Provinsi;
e. Tersedianya data dasar seluruh RS Pendidikan.
2. Proses a. Terselenggaranya Penyusunan Rencana Kerja 5 tahunan dan
Rencana Tahunan.b. Terselenggaranya kegiatan Akreditasi RS Pendidikan.c. Terselenggaranya sosialisasi Pedoman Standar RS Pendidikan.
Lampiran XKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
141Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
142 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
d. Terselenggaranya pertemuan koordinasi RS Pendidikan.e. Terselenggaranya Rapat Koordinasi lintas sektor terkait dengan RS
Pendidikan.
3. Output
a. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Utama yang telah terakreditasib. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) yang telah
terakreditasic. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Satelit yang telah terakreditasi
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
D e p a r t e m e n K e s e h a t a n , P e m e r i n t a h D a e r a h (Propinsi/Kabupaten/Kota) Konsil Kedokteran Indonesia, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia dan Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia membina serta mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Propinsi sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
A. Pembinaan.Pembinaan terhadap penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan diarahkan untuk :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan;
2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran;
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan.
Pembinaan terhadap RS Pendidikan dilakukan melalui kegiatan komunikasi, informasi, supervisi dan edukasi (penyuluhan, penataran, dan pelatihan).
B. Pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik dititik beratkan agar Rumah Sakit dapat senantiasa memberikan perlindungan dan keselamatan baik terhadap pasien maupun kepada tenaga medik pendidik, tenaga non medik pendidik, serta peserta didik yang bekerja di Rumah Sakit Pendidikan. Oleh karena itu hal-hal yang terkait dengan pengawasan yang penting dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit yang menjalankan fungsi Rumah Sakit Pendidikan wajib memiliki Sertifikat Rumah Sakit Pendidikan.
2. Rumah sakit pendidikan senantiasa wajib mematuhi semua standar RS Pendidikan
Lampiran XIKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
143Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
144 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
3. Rumah Sakit Pendidikan berkewajiban menjalankan program keselamatan pasien (patient safety).
4. Institusi Pendidikan Kedokteran yang mengirim peserta didik ke RS Pendidikan wajib memberikan perlindungan hukum kepada peserta didik dengan asuransi profesi.
5. Institusi pendidikan kedokteran wajib memberikan jabatan akademik kepada dokter pendidik klinik / dosen klinik di RS Pendidikan.
Agar pengawasan dapat berhasil guna dan berdayaguna, hasil pengawasan harus dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk :
1. Mencari pemecahan masalah dan cara yang lebih baik dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan
2. Menentukan layak atau tidak layaknya suatu Rumah Sakit menyandang predikat Rumah Sakit Pendidikan.
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap RS Pendidikan yang dapat mengikutsertakan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB XII
SANKSI
Rumah Sakit Pendidikan yang telah memperoleh Akreditasi dan Sertifikasi apabila melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Keputusan ini dapat dikenakan sanksi berupa :
a. Teguran Tertulis kepada Pemilik Rumah Sakit dan tembusannya disampaikan kepada Institusi Pendidikan Kedokteran yang terkait.
b. Penghentian sementara kegiatan Rumah Sakit Pendidikan.c. Pencabutan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan sebelum habis
masa berlakunya.
Lampiran XIIKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
145Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB XIII
PEMBIAYAAN
Pembiayaan untuk penyelenggaraan proses klasifikasi dan akreditasi standar Rumah Sakit Pendidikan milik Pemerintah dibebankan kepada APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota. Untuk Rumah Sakit-Rumah Sakit TNI/POLRI, BUMN/BUMD, BHMN dan Rumah Sakit milik S w a s t a d i b e b a n k a n k e p a d a a n g g a r a n y a n g a d a p a d a pemilik/penyelenggara Rumah Sakit sesuai dengan lingkup fungsi dan tugasnya berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku dilingkungannya masing-masing. Pembiayaan untuk pemantauan, evaluasi dan pembinaan dibebankan kepada APBN Departemen Kesehatan RI serta sumber dana lainnya yang tidak mengikat.
Lampiran XIIIKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
146 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Seluruh Rumah Sakit yang pada saat ditetapkannya Keputusan ini telah menyelenggarakan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit yang digunakan sebagai pembelajaran klinik peserta didik Pendidikan Dokter dan Pendidikan Dokter Spesialis masih tetap dapat menjalankan fungsinya sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan agar menyesuaikan pelaksanaannya dengan ketentuan ini selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya Keputusan ini.
Setetah selesai masa peralihan Rumah Sakit yang melaksanakan fungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan tanpa memiliki akreditasi dan sertifikasi dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan ijin operasional Rumah Sakit.
Lampiran XIVKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
147Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BAB XV
P E N U T U P
Pedoman Klasiikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini dibuat untuk mendorong peningkatan mutu Rumah Sakit yang digunakan oleh Institusi Pendidikan Kedokteran sebagai wahana pembelajaran klinis bagi peserta didiknya. Dengan demikian maka akan terjadi peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan kualitas lulusan peserta didik sesuai Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Meningkatnya pemanfaatan Rumah Sakit menjadi RS Pendidikan sebagai wahana pembelajaran klinik pendidikan profesi kedokteran akan meningkatkan daya tampung peserta pendidikan sekaligus mutu pelayanan medik yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas lulusan peserta didik sesuai Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
Untuk kelancaran teknis penilaian standar, penetapan dan pembinaan RS Pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini diatur dan ditetapkan lebih lanjut teknis pelaksanaannya oleh Direktur Jenderal Bina Pelayananan Medik Departemen Kesehatan RI.
MENTERI KESEHATAN,
Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP(K
EK S I ER
H
E
A
T
T
N
A
E
N
M
Lampiran XVKeputusan Menteri KesehatanNomor : 1069/ Menkes/ SK/ XI/ 2008Tanggal : 18 November 2008
148 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
REFERENSI :
1. Benbasat J, and Cohen R. Clinical Instruction and Cognitive Development in Medical Students.Lancet.1982.
2. Bruckner H et al. Giving effective feedback to Medical students: a workshop for Faculty and house staff.Medical teacher.1999.
3. Elstein A. Clinical Reasoning in Medicine. In: Clinical Reasoning in Health Professional. Higgs J,Jones M Ieditor).1995.
4. Featherstone HJ, Beitman BD, and Irby DM. Distorted Learning from Unusual Clinical Anecdotes. Medical Education.1984.
5. Gordon K, and Meyer. Five Microskills for Clinical Teaching. Departement of Family Medicine , University of Washington. Seattle. Washington.1999.
6. Irby DM. How Attending Physycians Make Instructional Decissions When Conducting Teaching Rounds. Academic Medicine.1992.
7. Irby DM. Three Exemplary Models of Case-Base Teaching. Academic Medicine.1994.
8. Miller GE. The Assestment of Clinical Skills/Competence/ Performance. Academic Medicine. 1990.
9. Neher JO, Gordon KC, Meyer B, and Stevens NA. A five-step 'Microskills' Models of Clinical Teaching. Journal of the American Board of Family Practice. 1992.
10.Standar Rumah Sakit Pendidikan, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, 2005.
149Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan