STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
RestorasiResin Komposit
JILID 1
DEPARTEMEN KONSERVASI GIGI
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia
TIM PENYUSUN
• Prof. Dr. Endang Suprastiwi, drg, SpKG (K)
• Bambang Nursasongko, drg, SpKG (K)
• Aditya Wisnu Putranto, drg., SpKG(K)
• Ike Dwi Maharti, drg, SpKG(K)
• Citra Kusumasari, drg, SpKG
• Iffi Aprillia S, drg., Sp.KG
Design and Photography by :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWTatas selesainya penyusunan Standar ProsedurOperasional Restorasi Resin Komposit Jilid 1. Buku inimemuat prosedur penatalaksaan perawatan konservasigigi di bidang restorasi khususnya restorasi resinkomposit. Tujuan penyusunan buku ini untuk menunjangpelaksanaan kegiatan pendidikan profesi/ klinik, sertamenjadi acuan bagi para dokter gigi umum dan spesialiskonservasi gigi dalam menjalankan praktek sehari-hari.Kami menyadari sepenuhnya, buku ini masih memilikikekurangan, dan terbuka bagi perubahan seiringdengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologidi bidang kedokteran gigi.
Besar harapan kami, buku ini dapat memberikanmanfaat bagi para peserta didik kedokteran gigi, doktergigi dan dokter gigi spesialis untuk meningkatkankualitas pelayanan dan perawatan di bidang konservasigigi.
2
DAFTAR ISI
Keterangan Halaman
Tim penyusun 1
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
Pendahuluan 4
Pemasangan rubberdam pada regio posterior 13
Prosedur aplikasi pit & fissure sealant 18
Prosedur restorasi site 1 posterior 21
Prosedur restorasi site 2 posterior 28
Prosedur restorasi site 3 anterior 40
Prosedur restorasi site 2 palatal anterior 45
Prosedur restorasi site 2 kompleks anterior 50
Referensi 56
3
Pendahuluan
Resin komposit merupakan restorasi sewarnagigi yang dapat digunakan untuk gigi anterior danposterior. serta dapat dilakukan dengan satu kalikunjungan. Restorasi resin komposit merupakanmaterial yang biokompatibel dan biomimetik,mendukung prinsip minimal invasif, memiliki nilai estetik,mudah dimanipulasi dan diperbaiki. Kandungan utamaresin komposit adalah matriks resin dan partikel filleranorganik. Ikatan antara matriks resin dan partikel filleranorganik digunakan coupling agent (silane). Bahantambahan lainnya untuk meningkatkan stabilitas warna,dan mencegah polimerisasi dini misalnyacamphoroquinon dan pigmen. Saat ini resin kompositmengalami kemajuan yang sangat pesat terutamaperubahan ukuran partikel fillernya yang mencapaiukuran nano. Resin komposit dengan ukuran partikelnano akan lebih mudah dibentuk, kekuatannyameningkat dan tahan terhadap abrasi.
Perkembangan Resin Komposit
Perkembangan teknologi material restorasi
terbaru menitikberatkan pada peningkatan sifat fisik
resin komposit sehingga dapat memberikan hasil yang
lebih baik. Sejak diperkenalkan oleh Bowen pada tahun
1962, teknologi resin komposit di bidang kedokteran gigi
terus berkembang. Lutz dan Phillips mengklasifikasikan
resin komposit berdasarkan ukuran filler, yaitu makrofil,
mikrofil, hybrid, mikrohybrid, nanohybrid dan
nanokomposit.
4
Gambar 1. Klasifikasi resin komposit berdasarkan ukuran partikel.
Penggunaan klinis resin komposit berkembangselama beberapa tahun terakhir seiring meningkatnyakebutuhan estetika dan kemajuan teknologi. Ukuran fillernanokomposit mampu meningkatkan sifat fisik (mekanik& optik) dan kimiawi sehingga dapat digunakan padarestorasi anterior maupun posterior, baik direk atauindirek.
Komposisi Resin Komposit
Resin komposit terdiri dari tiga komponen utamayaitu, matriks organik, filler anorganik dan couplingagent. Matriks organik merupakan monomer yang akanberubah menjadi polimer setelah terjadi reaksipengerasan. Monomer yang biasa digunakan adalah Bis-GMA (bisphenol-A-glycydylmethacrylate), UDMA(urethane-dimethacrylate) dan TEGDMA (triethylenenglycol dimthacrylate).
5
Filler anorganik dengan komposisi antara lain quartz,
lithium aluminium silikat, barium, strontium, zinc dan
ytribium. Filler memberikan sifat radiopak dan kekerasan
pada komposit. Coupling agent, untuk memberikan ikatan
antara filler dengan matriks, diperlukan silane yang
berfungsi ganda sebagai silicon- organic compound yang
menggabungkan filler anorganik dengan matriks resin.
Selain tiga komponen utama tersebut, matriks resin
juga mengandung aktivator/ inisiator (camphorquinone
photo-initiator) untuk reaksi pengerasan pada sistem light-
cured. Pada sistem self-cured, polimerisasi terjadi karena
adanya inisiator peroksida organik dan akselerator dimana
kedua jenis bahan ini tidak boleh tercampur sebelum
restorasi siap dilakukan. Pigmen merupakan bahan
anorganik yang ditambahkan pada komposit dan berfungsi
memberikan warna agar dapat menyerupai warna gigi.
Gambar 2. Komposisi Resin Komposit.
6
Sistem Bonding
Agen bonding terdiri atas tiga komponen yaitu etsa,
primer, dan bonding. Etsa terdiri dari larutan asam kuat, dan
yang biasa digunakan adalah asam fosforik 37%. Primer
adalah monomer hidrofilik yang terdapat dalam pelarut.
Bonding merupakan oligomer dimetakrilat hidrofobik yang
mengandung light-activator seperti camphorquinone dan
amina organik. Agen bonding tidak mengandung filler,
namun ada beberapa produk yang mengandung nanofiller
atau submicron glasses berkisar antara 0,5-40% dari total
berat. Agen bonding yang mengandung filler lebih mudah
diaplikasikan ke permukaan gigi dan dapat menghasilkan
kekuatan ikat yang lebih tinggi..
Sistem bonding berdasarkan tahapan aplikasinya
dibagi menjadi: three-steps system, dimana prosedur etsa,
primer, dan bonding dilakukan secara terpisah (tiga kali
tahapan); two-steps system, yang menggabungkan
primer+bonding atau etsa+primer sebagai satu kesatuan;
dan all in one, semua komponen dicampur dalam satu
larutan. Berdasarkan strategi pemakaian etsa tekniknya
7
dibagi menjadi tiga, yaitu etch and rinse (total etch), etch
no rinse (self etch) dan enamel etch only (selective etch).
Saat ini sistem bonding sudah berkembang sampai pada
generasi ke tujuh.
Sistem Bonding pada email
Sistem bonding pada email pertama kali
diperkenalkan oleh Buonocore di tahun 1955. Bonding
pada email terjadi melalui ikatan mikromekanis setelah
prosedur etsa asam. Etsa digunakan untuk melarutkan
sebagian kristal hidroksiapatit di permukaan email,
menghilangkan smear layer dan meningkatkan energi
permukaan email. Gel etsa akan berpenetrasi ke dalam
permukaan email dan membentuk iregularitas berupa
mikroporus. Bonding kemudian masuk ke dalam
mikroporus dengan aksi kapilaritas dan membentuk
interlocking setelah terpolimerisasi. Gel etsa terdiri dari
asam fosforik 37% yang diaplikasikan selama 15-20 detik
agar efektif membentuk mikroporositas berukuran sekitar
30 mikrometer pada prisma email. Setelah etsa permukaan
email dicuci dengan air selama 5-10 detik untuk
membersihkan etsa. Pengeringan dilakukan dengan udara
selama 1-3 detik pada permukaan rata dan 5-10 detik
untuk permukaan bertesktur. Secara klinis, prosedur etsa
dinilai sudah adekuat apabila permukaan gigi tampak
pucat/buram.
8
Agen bonding biasanya berbahan dasar Bis-GMA
atau UDMA yang bersifat hidrofobik. Bahan tersebut
biasanya dicampur dengan monomer lain yang lebih
hidrofilik seperti TEG-DMA dan HEMA. Bahan bonding
dengan viskositas rendah akan membasahi email dengan
energi permukaan yang tinggi, kemudian mengalir dan
masuk ke dalam mikroporus yang telah dihasilkan oleh etsa.
Setelah terpolimerisasi, bahan bonding akan membentuk
resin tags dengan berpenterasi lebih dalam ke ruang-ruang
di sekitar prisma email. Ikatan resin yang terbentuk ada dua
jenis, yaitu, macrotags (porus yang terbentuk di antara sisi-
sisi enamel rods) dan microtags (porus-porus kecil di setiap
ujung enamel rods). Microtags lebih berperan dalam adesi
email karena jumlahnya lebih banyak dan area kontak
permukaannya lebih luas.
Gambar 3. Makrotags dan mikrotags yang terbentuk pada proses bonding email.
Keberhasilan prosedur etsa bergantung pada,
konsentrasi asam, durasi waktu, cara pembilasan dan
pembersihan serta cara aplikasi.
9
Karakteristik Dentin
Dentin terdiri 70% material anorganik (kristal
hidroksiapatit) dan sisanya material organik yaitu kolagen,
protein non-kolagen dan air. Secara mikroskopis, dentin
terdiri dari tubulus dentin, peritubulus dentin, intertubulus
dentin, predentin dan prosessus odontoblas. Tubulus dentin
dan intertubulus dentin merupakan bagian yang paling
berperan pada sistem bonding. Diameter tubulus dentin
berkisar 1-2µm, dan mampu menyalurkan cairan dari pulpa
menuju email dan memiliki peran menjaga hidrasi gigi.
Tubulus dentin dikelilingi oleh peritubular dentin yang
terbentuk dari matriks kolagen dan kristal hidroksiapatit.
Sedangkan diantara tubulus dentin ditemukan intertubulus
yang memiliki kandungan serat kolagen yang lebih banyak
namun kandungan mineralnya lebih sedikit dibandingkan
peritubular. Keadaan dentin yang memiliki kandungan air
dan bersifat heterogen merupakan masalah dalam
berikatan dengan resin komposit. Perbedaan struktur dentin
pada lapisan terluar dan dalam akan mengakibatkan tidak
meratanya ikatan antara resin dengan dentin. Ikatan dentin-
resin yang tidak adekuat akan mengakibatkan kebocoran
mikro yang memungkinkan bakteri masuk melalui celah
yang terbentuk.
Gambar 4. Penampang Dentin
10
Gambar 5. Penampang Tubulus Dentin & Serat Kolagen
Bonding pada Dentin
Struktur dentin yang kompleks akan menyulitkan
ikatan resin-dentin. Mekanisme ikatan antara resin dengan
dentin adalah penetrasi resin kedalam tubular dan serat
kolagen yang telah dietsa pada intertubular dentin
membentuk lapisan hibrida melalui sistem bonding .
Untuk mendapatkan dentin yang dapat berikatan
secara optimal, sebagian atau seluruh smear layer yang
menutupi tubulus dentin harus dapat dihilangkan agar
dapat mendemineralisasi permukaan dentin supaya
terbentuk mikroporositas dengan fibril kolagen yang
terbuka.
11
Gambar 6. Dentin yang dietsa dengan asam fosforik 37,5% dan kolagen terekspos setelah dietsa.
Gambar 7. Adesi bonding ke dentin membentuk lapisan hibrida
12
PROSEDUR PEMASANGAN RUBBER DAM SECARA MULTIPLE PADA REGIO
POSTERIOR
13
Tentukan regio yang akan diaplikasikan
rubberdam pada regioposterior
Tentukan nomor clamp yang akan digunakandan pasang pada gigi
yang dipilih
Persiapkan templateuntuk membantu
menentukan posisi gigipada karet isolasi
Gunakan Puncher dantentukan diameter
lubang berdasarkanjenis gigi yang dipilih
14
Karet isolasi yang telahditandai dilubangi
menggunakan puncher dengan ukuran yang
sesuai dengan gigi yang dipilih
Sangkutkan karet isolasipada sisi distal bow
clamp
Pastikan karet isolasimasuk dan terpasangpada sisi distal bow
clamp
Tempatkan clampdengan karet isolasi
yang telah terpasangpada gigi
15
Sisipkan karet isolasi kebawah wing clamp
menggunakan plastic filling
Lakukan prosedur yang sama pada sisi wing
yang berlawananhingga karet isolasi
terpasang dengan baik
Masukkan gigi-gigi di sebelahnya ke dalamlubang karet isolasi
yang telah disiapkan
Gunakan dental floss untuk menyelipkan
karet isolasi dibawahtitik kontak di antara
gigi-gigi
16
Selipkan karet isolasi kedalam sulkus gingiva menggunakan plastic
filling yang tipis
Evaluasi hasilpemasangan karet
isolasi pada seluruhregio yang telah
ditentukan dari oklusal
Evaluasi hasilpemasangan karet
isolasi pada seluruhregio yang telah
ditentukan dari bukal
17
PROSEDUR APLIKASI PIT & FISSURE SEALANT
18
Tentukan gigi yang memiliki indikasi pit &
fissure yang dalam
Lakukan pembersihanprofilaksis pada daerah
kerja
Aplikasikan etsa selama15 detik, bilas dengan
air dan biarkan lembab
Ulaskan bonding menggunakan
microbrush, diamkan 20 detik, kemudiantipiskan dengan
semprotan udara
19
Aplikasikan kompositflowable, ratakan
dengan instrument berujung bulat
kemudian sinari selama20 detik
Lakukan penyesuaiangigitan dengan
articulating paper,kemudian dipoles
20
PROSEDUR RESTORASI SITE 1 POSTERIOR
21
Ekskavasi karies danpreparasi kavitas sesuaidengan prinsip minimal
Aplikasikan etsa padaenamel, setelah 5 detikdilanjutkan pada dentin
selama 10 detikberikutnya (teknik total
etsa)
Bilas menggunakan air hingga bahan etsa
bersih dari kavitas danbiarkan kavitas lembab
Ulaskan bonding menggunakan
microbrush, diamkan 20 detik, kemudiantipiskan dengan
semprotan udara
22
Sinari bonding di kavitas selama 10 detik
Evaluasi hasil ulasanbonding di kavitas.
Tampilan permukaankavitas akan terlihat
berkilap.
Setelah menentukanwarna berdasarkan
shade guide, aplikasikanresin komposit secarainkremental 2 mm per
tonjol gigi.
Sapukan kuas restorasipada tepi restorasi
dengan gerakan searahhingga didapatkan tepi
restorasi yang baik.
23
Sinari permukaanrestorasi dari jarakmaks. 2 mm dari
permukaan restorasiselama 20 detik.
Tampilan restorasisetelah disinar untuk
tonjol mesiolingual dandistobukal.
Lakukan langkah yang sama untuk tonjol
lainnya menyerupaianatomi gigi molar.
Pertahankan bentuk pit dan fisur gigi.
Finishing menggunakanstone putih bentuk
kuncup per tonjol gigidengan tekanan
intermitten & gunakankecepatan rendah.
24
Lanjutkanmenggunakan rubberputih dengan tekanan
intermittent dankecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah
dilakukan finishing. Tepidan permukaanrestorasi halus.
Polishing menggunakantwist rubber tingkatkekasaran medium,
dengan tekanan ringan& kecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah tahappolishing. Permukaan
terlihat sedikit berkilap.
25
Gloss polishingmenggunakan twist
rubber tingkatkekasaran fine, tekanan
ringan, kecepatanrendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah tahap
gloss polishing. Permukaan terlihat
lebih berkilap.
High gloss polishingmenggunakan bristle
brush, tekanan rendah, kecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah tahap
high gloss polishing. Permukaan terlihathalus dan berkilap.
26
Tampilan permukaan restorasi setelah
rubberdam dilepaskan
27
PROSEDUR RESTORASI SITE 2 POSTERIOR
28
Lakukan ekskavasikaries dan preparasiminimal dengan tepi
kavitas yang membulat
Pilih ukuran matriksyang sesuai dengan
kasus
Cobakan matriks padasisi proksimal yang
telah dilakukanpreparasi
Pilih ukuran wedge yang sesuai dengan
kasus
29
Posisikan wedge padasisi proksimal dan
pastikan matriks stabil
Gunakan forcep khususuntuk membuka celah
ring sectional
Posisikan ring sectionalpada sisi proksimal danpastikan matriks stabil
dan terfiksasi
Aplikasikan etsa padaenamel, setelah 5 detikdilanjutkan pada dentin
selama 10 detikberikutnya (teknik total etsa) & bilas dengan air
30
Ulaskan bonding menggunakan
microbrush pada kavitaslembab, diamkan 20
detik, kemudiantipiskan dengan
semprotan udara
Sinari bonding di kavitas selama 10 detik
Evaluasi hasil aplikasibahan bonding di kavitas. Tampilan
permukaan kavitas akanterlihat berkilap.
Gunakan material komposit jenis flowable
sebagai liner kavitassetebal 0.5 mm
31
Evaluasi hasil aplikasiliner komposit flowabledi kavitas pastikan tidak
terjadi gelembungudara dan tepinya rapat
Sinari komposit di kavitas selama 20 detik
Evaluasi hasil aplikasiliner komposit flowable
di kavitas setelahpenyinaran
Setelah menentukanwarna berdasarkan
shade guide, aplikasikanresin komposit secara
inkremental 1 mm padasisi proksimal
32
Gunakan instrumenplugger atau semen
stopper untukmemampatkan
komposit ke dindingproksimal
Sapukan kuas restorasipada tepi restorasi
dengan gerakan searahhingga didapatkan tepi
restorasi yang baik.
Gunakan eksplorer tipis untuk merapikan ekses
material pada tepiproksimal
Sinari komposit di kavitas selama 20 detik
33
Evaluasi hasil aplikasikomposit pada sisi
proksimal di kavitassetelah penyinaran
Lepaskan ring sectional, matriks dan wedge dari
posisinya
Evaluasi hasil aplikasikomposit pada sisi
proksimal di kavitassetelah melepaskan
sectional matrix
Tumpat resin kompositsecara inkremental 2
mm pada dasar kavitas
34
Sinari komposit di kavitas selama 20 detik
Evaluasi hasil aplikasikomposit pada sisi
dasar kavitas setelahpenyinaran
Aplikasikan resin komposit secara
inkremental 2 mm per tonjol gigi
Gunakan tip taperedinstrument untukmembentuk pit &
fissure
35
Sinari komposit di kavitas selama 20 detik
Gunakan disc polisher coarse untuk merapikan
anatomi di tepiproksimal
Gunakan disc polisher medium untuk
merapikan anatomi di tepi proksimal
Finishing menggunakanstone putih bentuk
kuncup per tonjol gigi & gunakan kecepatan
rendah.
36
Lanjutkanmenggunakan rubber
putih tekananintermittent dan
kecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah
dilakukan finishing. Tepidan permukaanrestorasi halus.
Polishing menggunakantwist rubber tingkatkekasaran medium,
dengan tekanan ringan& kecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah
dilakukan polishing. Tepi dan permukaan
restorasi halus.
37
Gloss polishingmenggunakan twist
rubber tingkatkekasaran fine, tekanan
ringan & kecepatanrendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelahdilakukan gloss
polishing. Tepi danpermukaan restorasi
halus.
High gloss polishingmenggunakan bristle
brush, tekanan rendah& kecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah
dilakukan high gloss polishing. Tepi dan
permukaan restorasihalus.
38
Tampilan permukaanrestorasi setelah
rubberdam dilepaskan
39
PROSEDUR RESTORASI SITE 3 ANTERIOR
40
Lakukan ekskavasi karies dan preparasi minimal dengan tepi
kavitas yang membulat
Ragangan kavitas site 3 dengan kelebaran + 1.5
mm berbentuk ginjal mengikuti garis servikal
pada 1/3 servikal permukaan labial
Preparasi kavitas dari labial dengan bur intan bulat pada 1/3 servikal
sedalam + 2 mm. Lanjutkan dengan bur
silindris mengikuti ragangan kavitas.
Aplikasikan etsa padaenamel, setelah 5 detikdilanjutkan pada dentin
selama 10 detikberikutnya (teknik total etsa) & bilas dengan air
41
Ulaskan bonding menggunakan
microbrush pada kavitaslembab, diamkan 20
detik, kemudiantipiskan dengan
semprotan udara
Sinari bonding di kavitas selama 10 detik
Evaluasi hasil aplikasibahan bonding di kavitas. Tampilan
permukaan kavitas akanterlihat berkilap.
Setelah menentukanwarna berdasarkan
shade guide, aplikasikanresin komposit secara
inkremental 2 mm
42
Sapukan kuas restorasipada tepi restorasi
dengan gerakan searahhingga didapatkan tepi
restorasi yang baik
Sinari permukaanrestorasi dari jarakmaks. 2 mm dari
permukaan restorasiselama 20 detik.
Finishing menggunakanstone putih bentukkuncup & gunakankecepatan rendah.
Lanjutkanmenggunakan rubber
putih gerakanintermittent kecepatan
rendah.
43
Tampilan permukaanrestorasi setelah
dilakukan finishing. Tepidan permukaanrestorasi halus.
Polishing menggunakantwist rubber tingkatkekasaran medium,
dengan tekanan ringan& kecepatan rendah.
Lanjutkan dengan tahappolishing menggunakan
sikat poles kecepatanrendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah tahap
high gloss polishing. Permukaan terlihathalus dan berkilap.
44
PROSEDUR RESTORASI SITE 2 PALATAL ANTERIOR
45
Ragangan kavitas site 2 distal dari bagian
palatal
Preparasi kavitas dari palatal dengan bur
intan bulat pada titik kontak sedalam + 2 mm. Pertahankan
jaringan email-dentin di labial
Aplikasikan etsa padaenamel, setelah 5 detikdilanjutkan pada dentin
selama 10 detikberikutnya (teknik total etsa) & bilas dengan air
Ulaskan bonding menggunakan
microbrush pada kavitaslembab, diamkan 20
detik, kemudiantipiskan dengan
semprotan udara
46
Sinari bonding di kavitas selama 10 detik
Evaluasi hasil aplikasibahan bonding di kavitas. Tampilan
permukaan kavitas akanterlihat berkilap
Setelah menentukanwarna berdasarkan
shade guide, aplikasikanresin komposit secara
inkremental 2 mm
Sapukan kuas restorasipada tepi restorasi
dengan gerakan searahhingga didapatkan tepi
restorasi yang baik
47
Sinari permukaanrestorasi dari jarakmaks. 2 mm dari
permukaan restorasiselama 20 detik
Finishing menggunakanstone putih berbentuk
kuncup
Lanjutkanmenggunakan rubber
putih tekananintermittent &
kecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah
dilakukan finishing. Tepidan permukaanrestorasi halus
48
Polishing menggunakantwist rubber tingkatkekasaran medium,
dengan tekanan ringan& kecepatan rendah.
Gloss polishing menggunakan twist
rubber tingkatkekasaran fine, dengan
tekanan ringan & kecepatan rendah.
High gloss polishingmenggunakan bristle
brush, tekanan ringan & kecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah tahap
high gloss polishing. Permukaan terlihathalus dan berkilap
49
PROSEDUR RESTORASI SITE 2 KOMPLEKS ANTERIOR
50
Ragangan kavitas site 2dan size 3 mesial dan
insisal dari bagian labial
Pemasangan isolasirubberdam multiple sebelum dilakukan
preparasi danpenumpatan
Preparasi kavitas dari labial & palatal dengan
bur intan bulat pada tepi kavitas dilakukan
bevel ±2mm
Gunakan matriksseluloid strip dan wedge
yang sesuai pada sisimesial dan distal,
pastikan matriks stabil
51
Aplikasikan etsa padaenamel, setelah 5 detikdilanjutkan pada dentin
selama 10 detikberikutnya (teknik total etsa) & bilas dengan air
Ulaskan bonding menggunakan
microbrush pada kavitaslembab, diamkan 20
detik, kemudiantipiskan dengan
semprotan udara
Sinari bonding di kavitas selama 10 detik
Gunakan teknikfreehand (menahan
matriks pada sisipalatal) tumpat
incremental 2 mm kemudian bentuk
bagian palatal
52
Setelah bagian palatal terbentuk, lepaskanmatriks dan evaluasi
hasil penumpatan
Tambahkan resin komposit serta lakukanpembentukan anatomi
pada sisi labial
Sapukan kuas restorasipada tepi restorasi
dengan gerakan searahhingga didapatkan tepi
restorasi yang baik
Sinari permukaanrestorasi dari jarakmaks. 2 mm dari
permukaan restorasiselama 20 detik & lakukan evaluasi
53
Finishing menggunakanrubber putih tekanan
intermittent & kecepatan rendah
Tampilan permukaanrestorasi setelah
dilakukan finishing. Tepidan permukaanrestorasi halus
Polishing menggunakandisc polisher medium
dengan tekananintermittent &
kecepatan rendah
Tampilan permukaanrestorasi setelah
dilakukan finishing. Tepidan permukaanrestorasi halus
54
Gloss polishingmenggunakan twist
rubber tingkatkekasaran fine, tekanan
ringan & kecepatanrendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah tahap
high gloss polishing. Permukaan terlihathalus dan berkilap
High gloss polishingmenggunakan bristle
brush, tekanan ringan & kecepatan rendah.
Tampilan permukaanrestorasi setelah tahap
high gloss polishing. Permukaan terlihathalus dan berkilap
55
Referensi
1. Wirsching E. Contemporary option for restoration of
anterior teeth with composite. Quinstessence
International Restorative Dentistry. 2015;46:457-463
2. Staehle H, Wolff D, Doz P, Frese C. More conservative
dentistry: Clinical long-term results of direct resin
restorations. Quinstessence International Restorative
Dentistry. 2015;46:373-380.
3. Predigo J, Swift E. Fundamental concepts of enamel
and dentin adhesion. In: Roberson M. Heymann H,
Swift E, editors. Studervant’s art and science operative
dentistry 5rd. St. Louis: Mosby Elsevier. 2002;239-261.
4. Rosales-leal Jl. Microleakage of Class V with Etch-and-
Rinse and Self-etching Adhesives Before. 2007:255-
259
5. Albers H. Tooth colored restorative: principles and
techniques 9rd, London. BC Decker. 2002:127-156.
6. Bayne S. Bonding to dental substates. In: Craig R,
Powers J, Editors. Restorative dental material 11ed.
London. Mosby. 2002:259-275.
7. Malik S, Bal C, Singh R. Tensile bond strength of total-
etch and self etch adhesives on moist and dry dentin
in-vivo study. Indian Journal of Comprehensive Dental
Care. 2014(4);422-427.
56