Download - Standar Pelayanan Kebidanan
[]
2009RSBL
Dr. H. Hakiki Akbari
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUDI LUHUR
Nomor : 001/III/ Dir/RSBL/SK/2009
Perihal : Falsafah dan Tujuan Kamar Bersalin RSBL
Lampiran :
Direktur Rumah Sakit Budi Luhur
Menimbang : Perlunya penertiban dan konsolidasi internal seluruh aspek pelayanan dan pengelolaan Rumah sakit secara keseluruhan
Mengingat : 1. SK menkes No.67781/RS/63 tahun 1963 tentang syarat-syarat pokok Rumah sakit swasta
2. Daftar Tata cara dan syarat pendirian / Pembangunan dan penyelenggaraan Rumah sakit swasta
3. SK Badan Pendiri Yayasan Kesehatan Budi Luhur No.446/01/YKBL/SK/Sek/07 tentang pengangkatan Direktur Rumah Sakit Budi Luhur
Memutuskan
Menetapkan :
Falsafah Kamar Operasi RSU. Budi Luhur :
Memberikan pelayanan Kamar Bersalin kepada pasien, keluarga pasien dan masyarakat secara profesional dan holistik, dengan mengedepankan nilai nilai kemanusiaan dan solusi tanpa membeda bedakan bangsa, suku, agama, dan dilaksanakan oleh seluruh perawat RSU. Budi Luhur secara cepat, ramah, dan ilmiah
Tujuan Pelayanan Kamar Operasi RSU. Budi Luhur :
Memberikan Pelayanan Kamar Bersalin yang bermutu tinggi, efektif dan efisien kepada pasien, keluarga pasien dan masyarakat di RSU Budi Luhur Cirebon
Ditetapkan di Cirebon
Pada tanggal 04/03/2009
Direktur Rumah Sakit BudiLuhur
(dr. H. Hakiki Akbari )
ORGANISASI
ADMINISTRASI
PERALATAN DAN INSTRUMENTASI
LINEN
PENGENDALIAN INFEKSI NOSOKOMIAL
BEDAH
FARMASI/PENGADAAN
LINEN
KOMITE MEDIK
UNIT DIKLAT RSBL
Kepala Unit Kamar Bersalin
PERSONNEL
Dr. H. Doddy Sismayadi, SpOG
Dr. Samsudin, SpOG
Dr. H. Hakiki Akbari
Bd. Ratih
Bd. Sherly
Bd. Fitri
TATA RUANG DAN BANGUNAN KAMAR OPERASI DAN KAMAR BERSALIN
LOKASIo Lokasi OK dan VK harus mudah di capai dari bagian lain dan satu sama lain
BENTUKo Sudut-sudutnya todak bolehtajam, baik sudut lantai, dinding maupun langit –
langito Dinding, lantai dan langit-langit terbuat dari bahan yang keras, tidak berpori,
tahan api, kedap air tidak mudah kotor, tidak licin, tidak mempunyai sambungan, warna terang.\, mudah dibersihkan dan tidak ada tempat menampung debu
UKURANo Ukuran minimal 30 – 40 m2, maksimal 55 – 60 m2 tinggi plafon minimal 2,5
m, maksimal 3,65 m
PINTUo Sebaiknya bentuk pintu sliding, namun bila pintu swing, maka pintu harus
selalu tertutup dengan menggunakan penutup otomatiso Ukuran pintu minimal 1,2 X 2,10 m
o Pintu harus selalu terawat, dan tidak boleh mengeluarkan suara
JENDELAo Harus ada kaca tembus pandang agar orang dari luar dapat melihat
keadaan di dalam kamar bedah tanpa harus masuk
VENTILASIo Memakai AC dilengkapi filter dan sistem ultraclean luminay airflow
o Suhu diatur antara 19 – 22 oC dan kelembaban udara 50 – 60 %
SISTEM PENERANGANo Lampu ruangan memakai lampu pijar putih tertanam di dalam langit-langit
sehingga tidak menampung debu dan mudah dibersihkano Pencahayan ruangan sesuai peraturan pencahayaan pada buku ini
o Lampu operasi merupakan lampu khusus yang terdiri dari beberapa lampu
yang fokusnya dapat diatur, tidak panas, terang, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayangan
SISTEM GASo Sistem gas sebaiknya dibuat sentral memakai sistem pipa
o Sistem pipa melalui bawah lantai atau diatas langit-langit
o Dibedakan sistem pipa O2 dan Nitrogen Oksida
SISTEM LISTRIKo Harus ada sistem penerangan darurat dan sistem listrik cadangan
o Bila dalam kamar bedah ada beberapa titik penyambungan aliran listrik,
maka sebaiknya dibedakan sirkuitnya sehingga bila terjadi gangguan listrik pada satu titik, maka bisa dipindahkan ke titik lainnya
SISTEM KOMUNIKASIo Harus ada sistem komunikasi dengan ruangan lain di dalam RS dan ke luar
RS
INTRUMENTASIo Semua peralatan harus mobile, mempunyai roda atau diletakkan diatas
trolley berodao Semua alat sebaiknya terbuat dari stainless steel dan mudah dibersihkan
A.SISTEM ZONASI DI KOMPLEKS OK-VK
ZONA 1 : Zona Bebas terbatas ditandai dengan warna hijau ZONA 2 : Zona Bersih (Clean Zone) ditandai dengan warna kuning ZONA 3 : Zona Semi Steril ditandai dengan warna orange ZONA 4 : Zona Steril ditandai dengan warna merah
No Variabel Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 KET1 Pakaian -Pakaian luar
OK masih boleh dipakai
-Pakaian khusus OK tidak boleh lebih luar dari zona ini
-Pakaian luar OK masih boleh dipakai. Tidak boleh lebih dalam dari zona ini. Pergantian pakaian OK –Pakaian Luar OK disini
Petugas OK wajib memakai pakaian khusus OK lengkap dengan masker dan head cover
-Tim Operasi memakai jas operasi-Petugas OK memakai Handschoen
2 Alas Kaki -Alas Kaki luar OK masih bisa di pakai. Tidak boleh lebih dalam dari zona ini, pergantian alas kaki luar-OK disini
Alas kaki OK harus mulai dipakai
Alas Kaki Khusus OK saja
Alas Kaki khusus OK saja
-Alas Kaki OK tidak boleh lebih luar dari zona ini
3 Bed Pasien
Boleh masuk Hanya sampai Recovery Room boleh masuk
Tidak boleh masuk
Tidak boleh masuk
4 Brankar OK
Boleh masuk. Tidak boleh lebih luar dari zona ini
Boleh masuk Boleh masuk Boleh masuk untuk keluar lagi
5 Petugas luar OK
Boleh masuk Boleh masuk Boleh Masuk dengan memakai pakaian pelindung, masker dan head cover
Tidak boleh masuk
6 Lain2 -Berbatas Pintu dari luar kompleks OK-Berbatas Pintu dari Zona / ruangan lain
Berbatas pintu dengam zona / ruangan lain
Syarat tata Ruangan sesuai standard
TATA KERJA DI KAMAR BERSALIN
Persiapan kamar bersalinPembersihan Rutin
Pembersihan Harian Setiap hari seluruh permukaan lantai kompleks OK – VK di bersihkan dan
di desinfeksi Setiap hari dilakukan pemeriksaan prasarana seperti penyediaan air
bersih, kelistrikan, pencahayaan, ventilasi, dsb Setelah dibersihkan dilakukan sterilisasi ruangan dengan lampu
ultraviolet secara terus menerus hingga saat dibersihkan keesokan harinya.
Pelaksana adalah tim pemeliharaan, dan penaggung jawab adalah Kepala OK dan Kepala VK
Pembersihan Mingguan Seluruh permukaan dinding Kamar Bersalin dibersihkan Lantai dibersihkan dengan dan didesinfeksi Seluruh permukaan lain seperti permukaan lampu , trolley , Lemari,
bedside cabinet, Kabel-kabel dan selang , cuff, Tabung O2, meja obat, kursi, AC dll dibersihkan dan didesinfeksi
Kamar mandi dibersihkan Semua peralatan sterilisasi dibersihkan Dilakukan rutin dan teratur seminggu sekali . Pelaksana adalah tim pemeliharaan dan penanggung jawab adalah kepala
OK
Pembersihan Bulanan
Dilakukan Pemeriksaan dan penilaian kondisi dan fungsi serta inventarisasi dan kondisi sarana fisik bangunan, prasarana dan peralatan serta obat-obatan di kompleks OK – VK
Semua hasil pemeriksaan dilaporkan di rapat bulanan
Pembersihan Pra dan Pasca Persalinan
Bila pasien masuk VK setelah dilakukan pembersihan rutin maka ruangan bersalin tidak perlu dibersihkan lagi
Bila pasien masuk VK sebelum dilaksanakan pembersihan rutin, maka segera dilakukan pembersihan ruangan bersalin dan sekitarnya.
Pasca persalinan semua permukaan yang terkontaminasi dibersihkan dan di desinfeksi
Persiapan pasien bersalinA. Persiapan fisik
Pasien harus dalam kondisi aman dan sehat untuk melakukan persalinan yang ditandai oleh
o Dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dengan hasil pemeriksaan fisik oleh dokter ruangan dan atau dokter konsulen RSBL menunjukkan kondisi dalam batas toleransi
o Dokter Ruangan dan atau dokter konsulen Kebidanan menyatakan pasien dapat melaksanakan persalinan normal
o Bila diperlukan dapat dilakukan pemasangan Supportif seperti O2, IV lineo Pasien dalam keadaan bersih, bila perlu sudah mandi, pakaian dari RS, bersih.
B. Persiapan mentalo Pasien harus memahami teknik yang benar dari persalinan dan memahami
tentang segala kemungkinan yang harus dihadapi dalam persalinan ini. Lakukan Informed Consent sesuai prosedur.
o Pasien di tenangkan dan diberi penyuluhan yang baik agar tegar . Pasien diminta untuk berdoa menurut keyakinannya masing-masing.
o Keluarga pasien diminta selalu mendampingi dan mendukung secara moril.o Perlakukan sesuai peraturan Tatakrama di RSBL
C. Persiapan jalan lahiro Tidak ada persiapan khusus jalan lahir untuk persalinan normal
Persiapan personil kamar bersalin
Pelaksana Observasi / Penolong PersalinanPengertian :Adalah petugas yang memeriksa pasien, memeriksa kehamilan, mengobservasi kemajuan persalinan, menolong persalinan, melakukan asuhan Bayi Baru lahir, dan mengelola kala IV
Syarat :Bidan/ dokter/Spesialis terlatihMemahami /fasih asuhan persalinan normalMemahami/fasih tindakan aseptik / antiseptikMampu melakukan resusitasi BBLMampu melakukan Episiotomy dan PenjahitanMengenal tanda-tanda bahaya persalinanMampu menangani kegawatan persalinan
Tugas : Melakukan anamnesa, Melakukan pemeriksaan fisik Menegakkan diagnosa Melakukan konsultasi Melakukan observasi Mellengkapi formulir SOAP dan Partograf Menolong persalinan kala II Melakukan Asuhan BBL Melakukan Resusitasi BBL Melakukan Inisiasi Menyusu Dini Mengelola perdarahan dan perlukaan pasca persalinan Memantau Kala IV Membuat Laporan
Asisten PenolongPengertian :Adalah petugas yang membantu penolong melaksanakan tugasnya
Syarat :Paramedik / Bidan terlatihMemahami proses asuhan persalinan normalMemahami/fasih tindakan aseptik / antiseptikMampu membantu melakukan resusitasi BBLMampu membantu tindakan Episiotomy dan PenjahitanMengenal tanda-tanda bahaya persalinanMampu membantu penenganan kegawatan persalinanMengenal betul ruangan bersalin dan letak alat / obatTugas
Membantu anamnesa, Membantu pemeriksaan fisik Membantu melakukan observasi Sebagai asisten persalinan kala II Membantu Asuhan BBL Membantu resusitasi BBL Membantu Inisiasi Menyusu Dini Membantu pengelolan perdarahan dan perlukaan pasca persalinan Membantu memantau Kala IV Melakukan pembersihan ruangan, desinfeksi, pengelolaan sampah dsb
Rumah Sakit Prosedur Pelayanan Pasien Bersalin
Budi Luhur 01/KEP/SOP No Revisi
PROSEDUR TETAP Tanggal terbit Ditetapkan
Direktur
Prosedur Tetap Pelayanan Pasien Bersalin di RSBL
Tujuan :
Terlaksana pelayanan persalinan normal yang aman dan sesuai standar Ibu dapat melahirkan dengan selamat dan terawasi dengan cermat Bayi dapat lahir dengans elamat dan terawat dengan baik
Kebijakan :
Tata laksana persalinan normal mengacu pada Standar asuhan persalinan normal JNPK-KR dan Standar Pelayanan kebidanan DepKes
Pelayanan persalinan normal dilaksanakan oleh setidaknya seorang bidan terlatih dan seorang asisten
Semua Kegiatan pelayanan harus tetap sesuai dengan standar kerja, standar profesi dan kode etik yang berlaku di RSBL
RSBL mendukung program IMD, RS. Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Prosedur
1. Pasien datang ke RS melalui Poliklinik atau UGD2. Pasien dapat langsung masuk ruangan / VK setelah itu dilakukan pendaftaran atau
sebaliknya.3. Pasien yang belum inpartu dan atau pasien dengan kala I masuk ke Ruang rawat
Kebidanan (R23), sedangkan pasien dengan Kala II masuk ke Ruang Bersalin/VK4. Pasien diganti pakaiannya dengan pakaian RS / Kangguru5. Siapkan Bed 6. Semua pasien rujukan kebidanan di pasang infus RL dengan Transfusion set dan IV
canule 20 F atau sesuai kebutuhan7. Bidan jaga segera memeriksa pasien dan melakukan penapisan8. Konsultasikan pasien kepada Konsulen/ Spesialis Kebidanan9. Bila diputuskan untuk persalinan normal, maka penatalaksanaan selanjutnya sesuai
standar pelayanan kebidanan / asuhan persalinan normal oleh Bidan
10. Segera konsultasikan pasien kepada Konsulen bila terjadi :o Perdarahan pervaginam yang mencurigakan
o Ketuban pecah bercampur mekonium
o Ada tanda-tanda gawat janin
o Ada tanda-tanda infeksi
o Fase aktif kala I kepala 5/5 pada primipara
o Tali pusat menumbung
o Presentasi ganda
o Gejala shock
o Fase laten > 8 jam grafik partograf dikanan garis waspada
11. Bila pembukaan hampir lengkap dan kemajuan persalinan baik, serta kondisi ibu dan janin baik, pasien segera dipindah ke kamar bersalin / VK
12. Asisten segera menyiapkan ruangan , alat dan bahan medis lainnya13. Dilakukan asuhan persalinan kala II14. Konsultasikan kepada konsulen Kebidanan apabila :
o Kala II > 1 jam pada multipara
o Kala II > 2 jam pada primipara
15. Bila diputuskan untuk :o Vaccuum Ekstraksi, maka lakukan VE sesuai prosedur
o Sectio Caesaria, maka lakukan SC sesuai prosedur
o Lahir normal, maka dilakukan asuhan persalinan normal, asuhan BBL dan
pengawasan kala IV16. Pasca persalinan,Asuhan BBL dan pengawasan kala IV dilakukan di VK.17. Inisiasi menyusu dini dan imunisasi dilakukan di VK18. Setelah kondisi stabil pasca pengawasan kala IV, pasien dipindahkan ke rawat inap
kebidanan19. Pasca persalinan normal, pengawasan ibu dan bayi setidaknya dilakukan selama 24 jam
ASUHAN PERSALINAN NORMALDI KAMAR BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM BUDI LUHUR
PENATALAKSANAAN KALA I1. Lakukan pengumpulan data subyektif dengan melakukan anamnesa dan catat data
subyektif pada kolom Subyektif lembaran SOAP2. Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan mencatatnya dalam kolom data obyektif
pada lembaran SOAP3. Tata Cara mengukur tinggi fundus Uteri (TFU) : ukur panjang jarak tepi atas symphisis
pubis sampai puncak fundus uteri dengan menggunakan meteran kain4. Tata Cara pemeriksaan abdomen cara Lloyd
o Lloyd I dengan kedua tangan meraba puncak fundus untuk menentukan tinggi
fundus uteri dan isi fundus uteri. Bedakan puncak terisi Bokong, Kepala atau Kosong
o Lloyd II Dengan kedua tangan meraba sisi kiri dan kanan perut ibu untuk
menentukan bagian-bagian keci dan bagian besar janin. Bagian kecil menunjukkan sisi tangan dan kaki, sedangkan bagian besar menunjukkan punggung janin
o Lloyd III Dengan kedua tangan meraba bagian terendah janin. Bila kedua tangan
arah menyempit kemungkinan bagian terendah masih tinggi, sedangkan bila kedia tangan mengarah melebar kemungkinan kepala sudah masuk panggul
o Lloyd IV dengan satu tangan kanan bagian terendah dipegang dengan ibu jari
dan jari lainnya serta dicoba untuk digerakkan. Bila bergerak bagian terendah belum masuk panggul, sedangkan bila tidak bergerak, bagian terendah sudah masuk panggul
5. Tata cara menilai kontraksi uterus :Palpasi uterus sekitar umbilicus dengan sedikit tekanan. Catatlah berapa kali uterus berkontraksi dalam setiap 10 menit. Catatlah berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap kali kontraksi, serta Nilailah kekuatan kontraksi secara kualitatif dengan mencoba menekan jari – jari pada daerah pemeriksaan saat kontraksi berlangsung.
6. Tata Cara menghitung Denyut Jantung Janin (DJJ) :Letakkan monoaural atau probe doppler pada daerah punggung janin. Gunakan jelly bersih untuk menambah sensitifitas doppler. Dengarkan DJJ mulai sebelum atau selama puncak kontraksi. Dengarkan selama 60 detik atau setidaknya 30 detik setelah kontraksi
berakhir. Dengarkan DJJ di lebih dari satu kontraksi.Bersihkan jelly setelah selesai pemeriksaan.Cara lain adalah dengan menghitung DJJ dalam setiap 5 detik 3 kali , dengan selang 5 detik. Jumlahkan ketiga hasil pemeriksaan, dan kalikan dengan 4. Interpretasi DJJ normal bila DJJ antara 120 – 160 kali permenitDJJ waspada bila 120>DJJ>160 kali permenitDJJ bahaya bila 100>DJJ>180 kali permenitDJJ ireguler bila perbedaan perhitungan per 5 detiknya selisih 2deti atau lebih
7. Tata cara mengukur Penurunan Kepala janinDengan salah satu tangan dan jari-jari rabalah kepala janin bila presentasi kepala. Interpretasi :Bila kepala teraba dengan 5 jari : Penurunan kepala 5/5 : Kepala belum masuk PanggulBila kepala teraba dengan 4 jari : Penurunan Kepala 4/5: Kepala di Hodge I-IIBila Kepala teraba dengan 3 jari :Penurunan Kepala 3/5 : Kepala di Hodge II-IIIBila Kepala teraba dengan 2 jari :Penurunan Kepala 2/5 : Kepala di Hodge III(+)Bila kepala teraba dengan1 jari :Penurunan kepala 1/5 : Kepala di Hodge III-IVBila kepala tak teraba : Penurunan Kepala 0/5 : Kepala di Hodge IV
8. Tata Cara melakukan Pemeriksaan Dalam ( Vaginal Touche/VT) Cuci tangan bersih dan memakai handschoen sesuai prosedur Posisikan ibu terlentang dengan kedua tungkai terlekuk pada lutut,sedemikian
rupa sehingga perineum / vulva terekspos. Ingat selalu untuk menutupi ibu semaksimal mungkin.
Basuh vulva dengan Kasa steril dan NaCl 0,9% steril, oleskan dengan arah atas ke bawah, sisi kiri ,sisi kanan dan tengah vulva
Nilai secara visual kondisi vulva, cairan yang keluar dari vulva Buka labia dengan ibujari dan jari manis tangan kiri, masukkan jari telunjuk dan
jari tengan tangan kanan secara perlahan . Nilai Kapasitas panggul terutama pada primipara, dengan cara mencari
Promontorium, dan jarak antara promontorium dengan batas bawah symphisis, raba linea innominata, kelengkungan sacrum dan penonjolan spina ischiadica
Nilai mukosa vagina : apakah ada jaringan parut, bagaimana kondisi cairan dalam vagina
Nilai cervix dan pembukaan serta penipisan cervix Nilai kondisi selaput Ketuban dan air ketuban
o Jika selaput utuh Kode U
o Jika Cairan ketuban jernih Kode J
o Jika Cairan Ketuban berdarah Kode D
o Jika Cairan ketuban Mekoneal Kode M
o Jika cairan ketuban kering Kode K
Tentukan bagian terendah janin, nilai penurunan janin, serta posisi bagian terendah janin.
Nilai adanya Moulageo Jika tidak ada moulage Kode 0o Jika ada kedua sisi hanya bersentuhan Kode 1o Jika ada moulage masih bisa dipisahkan Kode 2o Jika ada moulage tidak bisa dipisahkan Kode 3
Nilai adakah bagian terkemuka atau menumbung Jika sudah selesai, keluarkan tangan dengan perlahan Cuci handschoen dan rendam dalam chlorine 0,5% Cuci tangan dan keringkan Posisikan ibu ke posisi yang lebih nyaman, Beri penjelasan kepada ibu dan
keluarganya
9. Konsultasikan dengan Spesialis Kebidanan10. Bila diadviskan untuk persalinan normal, maka prosedur berlanjut.11. Catat diagnosa pada kolom assesment pada lembaran SOAP12. Buat perencanaan penanganan sesuai kondisi pasien, catat dalam kolom perencanaan
pada lembaran SOAP.13. Bila pasien masuk dalam fase aktif, maka pemeriksaan dilanjutkan ke lembar Partograf
Bila pasien masuk dalam fase laten, pemeriksaan dilanjutkan pada lembar observasi.14. Observasi DJJ, nadi, dan His setiap 30 menit
Observasi Tekanan darah, suhu dan urine setiap 4 jamPemeriksaan dalam diulang pada jam ke 4. Catat semua data dalam lembaran kedua SOAP sampai 30 menit sebelum jam ke 4.
15. Pada jam ke 4 ulangi seluruh pemeriksaan dan dicatat pada lembaran catatan SOAP16. Bila hasilnya pasien memasuki fase aktif, maka pemeriksaan selanjutnya pada lembar
partograf. Bila hasilnya pasien masih dalam fase laten maka observasi dilanjutkan lagi pada lembar observasi sampai 30 menit sebelum jam ke 8
17. Pada jam ke 8 seluruh pemeriksaan diulangi lagi dan dicatat pada lembaran catatan SOAP
18. Konsultasikan hasilnya dengan konsulen Kebidanan.19. Bila hasilnya Sectio maka dilanjutkan ke prosedur Sectio Caesaria. Bila advisnya untuk
terus melanjutkan, maka prosedur berlanjut.20. Bila pasien masuk ke dalam fase aktif, maka pemeriksaan selanjutnya dicatat dalam
lembaran partograf. Bila pasien masih dalam fase laten, kemungkinan besar konsulen akan mengadviskan untuk Sectio cesaria.
21. Catat kemajuan persalinan dalam partograf sesuai petunjuk APN.22. Segera konsultasikan dengan kosulen Kebidanan bila :
o Ada tanda-tanda gawat janin
o Penurunan kepala tidak ada kemajuan
o Pembukaan cervix tidak ada kemajuan / grafik di kanan garis waspada
o Ada tanda-tanda gawat ibu
PENATALAKSANAAN KALA II1. Bila pembukaan lengkap / hampir lengkap, pasien segera dipindahkan ke kamar
bersalin / VK2. Penolong dan asisten segera mempersiapkan ruangan, tempat tidur, trolley alat, meja
resusitasi, obat-obatan dan bahan medis lain, serta Alat Perlindungan Perorangan (APP)
3. Persiapan Ruangano Bila ruang bersalin dipakai sebelum jadwal pembersihan rutin, harian, maka
segera dilakukan pembersihan rutin hariano Bila dipakai setelah dilakukan pembersihan rutin, maka tidak perlu dibersihkan
lagio Nyalakan lampu
o Nayalakan AC, atur suhu 27oC
o Periksa kelancaran air kran
o Semprotkan pewangi ruangan
4. Persiapan tempat tiduro Standar lapisan tempat tidur : Matras, seprai, laken, penutup laken, alas /
selendang pasien, pasien, selimuto Semua komponen Bed dalam keadaan bersih
o Posisikan ibu senyaman mungkin
5. Persiapan trolleyo Gelar paket partus set diatas trolley. Perhatikan label pensterilan tidak boleh
lebih dari 7 hari. Bila lebih, harus disteril ulango Siapkan paket linenpartus. Perhatikan label sterilisasi terakhir.
o Masukan bahan medis lain secara aseptik
o Standar susunan trolley :
o Paket Partus set terdiri dari :
- Klem 2 buah- Amniotome 1 buah- Gunting Episiotomy 1 buah- Gunting benang 1 buah- Needle holder 1 buah- Pinset anatomis 1 buah- Kom kecil 2 buah- Kom sedang 2 buah- Nerbekken 2 buah- Jarum Taper 1 buah- Jarum Cutting 1 buah- Nelaton 1 buah
o Paket linen partus terdiri dari :
- Duk alas bokong 2 buah- Flanel pembungkus bayi 1 buah- Handuk besar 1 buah- Baju bayi lengan panjang 1 buah- Popok bayi 1 buah- Celana panjang tutup 1 buah- Sarung tangan 1 buah- Topi bayi 1 buah
o Bahan Medis yang ditambahkan :
- Kasa steril 1 bundel- NaCl 0,9% steril 1 buah- Handschoen 4 pasang- Oxitocin 1 amp- Methergin 1 amp- Vitamin K1 1 amp- Lidocain 1 amp- Salep tetrasiklin 1 buah- Syringe 3cc 2 buah- Syringe 5 cc 1 buah
6. Persiapan Meja Resusitasio Siapkan alas selimut
o Siapkan gajal bahu
o Siapkan lampu sorot 60 watt
o Siapkan suction pump
o Siapkan O2
o Siapkan Ambu bag
7. Persiapan Alat Perlindungan Perorangano Apron 2 buah
o Goggle 2 buah
o Masker 2 buah
o Sepatu 2 pasang
o Pelindung kepala 1 buah
8. Persiapan Sarana pendukungo Tempat sampah infeksius
o Wadah sampah benda tajam
o Washkom + Chlorine untuk handschoen
o Ember besar berpenutup untuk linen kotor
o Spoolhoek, wastafel dan air mengalir
9. Persiapan Larutan Chlorineo Larutan chlorine disiapkan di wadah untuk merendam alat, wadah untuk
mencuci handscoen, dalam wadah untuk mengela permukaan .
Pimpinan Kala II s/d Kala IVIbu Bidan / Penolong Asisten
Ibu ingin mengedan
Kepala janin crowning
Cek Visual, bila tanda-tanda lengkap ada, minta asisten menyiapkan alat
Pasang APD Cuci tangan Pakai handschoen Ki+Ka
Bersihkan vulva dengan kassa +NaCl steril
Pemeriksaan dlam +/- Amniotomy
Cuci hanschoen, lepas, cuci tangan
Cek DJJ
Jelaskan pada ibu dan posisikan ibu
Pakai Handschoen
Pimpin meneran s/d lahir kepala
Cek lilitan
Tunggu putaran paksi luar
Lahirkan bahu
Sanggah Susur, lahirkan bayi
Bayi ditaruh diperut ibu+Penilaian BBL
Hangatkan , keringkan,rangsang taktil BBL
Oxitocin 1 amp IM *
Potong Umbilikus, pasang umbilical klem
Menyiapkan trolley beserta isinya
Cuci tangan Pasang handschoen
+siapkan oxitocin one hand
Siapkan bengkok di perineum
Sediakan Kassa Sediakan amniotome,
pegang bengkok Uang air ketuban ke
spoolhoek, kassa ke tempat sampah infeksius
Siapkan doptone, siapkan jelly dan kassa
Bantu posisikan ibu.
Sediakan Kainflanel, sediakan handuk besar di perut ibu
Cek DJJ diantara his Siap-siap kalau lilitan perlu
dipotong
Posisikan umbilikus sebebas mungkin
Siap-siap barangkali perlu resusitasi
Siapkan Spuit Oxitocin, bila perlu lansung berikan oxitocin IM atau IV*
Siapkan Klem dan gunting dan umbilical klem
1 jam post partum
Posisikan IMD +/- metode kangguru
Lakukan PTT + dorong uterus dorsokranial
Placenta lepas, laksanakan perlahan
Massase uterus 15”
CekPlasenta
Cek Robekan
Cek Kontraksi minta ibu bantu massase
Hecting bila ada robekan
Bersih-bersih Ibu
Kain disimpan diember berpenutup
Ibu dibersihkan dengan washlap dan NaCl, keringkan dengan washlap bersih
Ganti Alas Ibu
Cuci Handschoen, lepaskan, Cucitangan
Pantau kala IV
Isi laporan dan lengkapi Partograf
Pakai Handschoen bersihkan dari talc atau formalin
Beri pakaian pada bayi Vit K 1 strip Ukur panjang bayi
Bantu posisikan bayi IMD dan cara kangguru
Bila >15” siapkan oksitosin II bila >30” siapkan manual. Bantu hitung detik.
Bantu tampung plasenta
Siap-siap barangkali atoni Dalam pikiran “methergin?
IV?gastrul?RL? HES? Guyur?
Siapkan kassa, saksikan kelengkapan plasenta, simpan placenta
Siapkan barangkali hecting
Bericontoh massase
Asistensi hecting Lakukan pemantauan kala
IV bila sudah 15 menit Siapkan Kain bersih Ibu,
bantu beresin kain ibu Beberes Trolley Rendam alat dalam
chlorine, Kasa dibuang ke tempat
sampah infeksius Jarum di tempat benda
tajam Benang bersihkan dengan
chlorine dan disimpan pada tempatnya
beberes ruangan Cuci alat dan tiriskan Cuci Handschoen, Lepas,
cucitangan Pake rubber glove, Cuci
handschoen, bilas dan tiriskan
Bila alat sudah keringbisa dimulai sterilisasi
Siapkan Perlengkapan bayi, bantu memakaikan
Siapkan vit K dalam spuit Siapkan meteran, sipakan
salep, siapkan timbangan
Beri salep mata Selimuti bayi, timbang bayi Berikan pada ibu, disisi ibu,atau
disusui atau metode kangguru
Pantau kala IV sampai jam ke dua post partum
Pindahkan ibu setelah 2 jam stabil
10. Pengelolaan Instrumen Peralatan pasca persalinan
Idem pengelolaan instrumen pasca operasi11. Pengelolaan Linen Pasca persalinan
Idem pengelolaan linen infeksius12. Pengelolaan sampah dan limbah
Idem pengelolaan sampah dan limbah13. Pengelolaan benda tajam
Idem pengelolaan sampah benda tajam14. Pengelolaan handschoen
Idem pengelolaan handschoen15. Pengelolaan ruangan Bersalin
Idem pembersihan ruangan pasca persalinan
Penatalaksanaan Aktif kala IIIPersyaratan :
Dilakukan Bidan / Dokter Umum / Spesialis Kebidanan yang sudah terlatih Tersedia peralatan lengkap sesuai standar / prosedur buku ini Tersedia obat-obatan yang lengkap sesuai standar / prosedur buku ini
Prosedur :
1. Setelah bayi lahir, lakukan asuhan BBL sesuai prosedur2. Pastikan tidak ada janin kedua / kehamilan ganda dengan memeriksa fundus uteri3. Bila dipastikan tidak ada kehamilan ganda, injeksikan Oksitosin 1 amp IV/IM secara aseptik /
antiseptik4. Jelaskan setiap tindakan dan rencana tindakan berikutnya5. Setiap uterus berkontraksi lakukan Penarikan Tali Pusat Terkendali (PTT) caranya : Tangan kiri
memegang uterus dan mendorong uterus ke arah dorsokranial tangan kanan menggenggam klem pada umbilikus dan melakukan tarikan / penegangan tali pusat sejajar tempat tidur. Tindakan dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan. Bila Uterus tidak berkontraksi, maka tindakan PTT dihentikan untuk dilanjutkan lagi saat uterus berkontraksi lagi
6. Bila dalam 15 menit plasenta belum lahir, maka lakukan prosedur sesuai alur pengelolaan Retentio plasenta
7. Bila sudah terasa lepasnya plasenta yang ditandai dengan Tali pusat makin panjang, ukuran uterus mengecil dan keluar darah lebih banyak, maka tarikan tali pusat disesuaikan arah jalan lahir
8. Bila plasenta sudah di vulva maka pelepasan plasenta lebih perlahan, bila perlu diputar dengan kedua tangan secara perlahan agar pelepasan selaput lebih sempurna.
9. Setelah plasenta dan selaput keluar, lakukan massase uterus selama 15 detik dan nilai kontraksi uterus
10. Bila kontraksi tidak baik, maka masuk ke alur pengelolaan atonia uteri11. Bila kontraksi Baik, maka cek kelengkapan placenta.12. Bila Placenta tidak lengkap maka masuk ke alur manual placenta.13. Bila placenta dinilai lengkap, maka cek robekan jalan lahir atau cek luka hasil episiotomy. Cek
Kontraksi dan ajarkan ibu untuk massase uterus. Lakukan penjahitan bila diperlukan. 14. Sudah masuk ke Pengelolaan Kala IV 15. Bersihkan ibu , bersihkan tempat tidur secara aseptik dan antiseptik, lakukan dekontaminasi,
buat ibu senyaman mungkin.
Pemantauan Kala IVPersyaratan :
Ibu dan bayi masih dipantau oleh bidan penolong dan atau bidan asisten di kamar bersalin sampai dua jam post partum.
Bila hasil pemantauan selesai dan tak ada komplikasi, pasien dapat di pindahkan ke ruang rawat.
Lakukan pemeriksaan sbb :
1 jam pertama
Kontraksi uterus Tinggi fundus uteri Tekanan darah Setiap 15 menit Nadi Kandung Kemih PerkiraanPerdrahan Temperatur ibu 15 menit pertama
1 jam kedua
Kontraksi uterus Tinggi fundus uteri Tekanan darah Setiap 30 menit Nadi Kandung Kemih PerkiraanPerdrahan Temperatur ibu 30 menit pertama
Lakukan asuhan BBL secara simultan berbarengan dengan pemantauan Kala IV
Jika ada komplikasi seperti
kontraksi uterus kurang baik, perdarahan, maka lakukan tindakan sesuai alur atonia uteri atau manual plasenta
Suhu tubuh >380C, maka minta ibu untuk minum banyak (1 liter) bila suhu masih tinggi maka sebaiknya mendapatkan antibiotik sesuai advis Konsulen.
Jika tekanan darah diatas 160 mmHg sistolik, maka biarkan ibu istirahat untuk diperiksa 15 menit kemudian bila masih tinggi maka lakukan prosedur hipertensi pada kehamilan
Jika tekanan darah dibawah 90 mmHg sistolik dan cenderung turun, lihat keadaan umum ibu, adakah anemia, cek kontraksi uterus dan cek perdarahan. Lakukan tindakan sesuai alur masing-masing
EpisiotomyIndikasi :
Terdapat tanda gawat janin pada saat kepala crowning Partus buatan dengan forsep atau vakum Jaringan Parut pada perineum atau vagina yang menunjukkan robekan pada persalinan yang lalu
Persyaratan :
Dilakukan oleh Bidan/dokter umum/spesialis yang sudah terlatih melakukan episiotomy dan menjahit perineum secara benar dan fasih dalam tindakan aseptik / antiseptik
Tersedia peralatan, instrumen dan bahan medis yang cukup dalam keadaan steril
Prosedur :
Persiapkan alat , instrumen dan bahan medis setiap kali persalinan. Penolong sudah memakai semua alat Perlindungan diri tentunya.
Menjelaskan tindakan episiotomy kepada ibu Jika kepala janin meregangkan perineum, anestesi lokal diberikan (pada saat his) caranya
dengan memasukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina sedemikian rupa sehingga jari itu melindungi kepala janin dari tusukan jarum, dan melokalisir daerah yang akan diepisiotomy / di suntik. Sebaiknya daerah yang akan diepisiotomy yaitu ke arah mediolateral.
Dengan Tangan kanan suntikkan lidocain pada daerah yang akan diepisiotomy diantara dua jari tangan kiri tadi. Selalu melakukan aspirasi sebelum menyuntikkan untuk menghindari Lidocain masuk pembuluh darah
Keluarkan jari tangan kiri. Tunggu satu menit Pada his berikutnya, masukkan dua jari tangan kiri seperti tadi. Kemudian lakukan
pengguntingan dengan mantap, tidak sedikit sedikit. Lahirkan kepala, sanggah susur dan asuhan BBL sesuai kondisi bayi, Lakukan pengelolaan aktif
Kala III Periksa robekan episiotomy, bersihkan vulva dan vagina dari darah, desinfeksi dengan Betadine. Lakukan Penjahitan dengan Benang chromic 2/0 atau 3/0 dan jarum taper. Dimulai dengan
menjahit 1 cm diatas ujung bagian dalam robekan vagina. Potong pendek ekor benang. Lakukan penjahitan luka dengan jelujur sepanjang luka hingga perineum. Bila perlu dilakukan berlapis. Jaringan kulit dijahit subkutikuler .
Setelah penjahitan, Lakukan pembersihan vulva dan vagina dan desinfeksi ulang dengan Betadine.
Penanganan selanjutnya sesuai asuhan persalinan Normal.
Vaccuum EkstraksiPersyaratan :
Kebijakan / Keputusan untuk dilakukan Vakum ekstraksi harus datang dari Konsulen spesialis Kebidanan
Indikasi VE :o Kala II memanjango Terdapat tanda gawat janino Bila ada gawat Ibu (PEB, kala II memanjang)
Kontraindikasi Pelaksanaan Vakum dilakukan oleh Bidan / Dokter umum/ Spesialis Kebidanan terlatih dan
terampil dalam hal tindakan vakum ekstraksi Tersedia alat vakum ekstraktor dalam kondisi baik dan siap pakai dengan kondisi se asepsis
mungkin. Tersedia alat pertolongan persalinan dan obat-obatan lengkap sesuai standar buku ini Tersedia alat-alat resusitasi bayi Dilakukan penjelasan kepada ibu dan keluarga mengenai alasan, tujuan dan resiko vakum
ekstraksi Presentasi belakang kepala, pembukaan lengkap, kepala minimal di Hodge III-IV
Prosedur
1. Siapkan peralatan vakum. Hubungkan dengan baik sungkup dengan salah satu ujung selang, dan ujung selang yang lain pada tabung penyedot. Test kekuatan menyedot alat tersebut.
2. Sebaiknya kandung kemih dikosongkan dulu. Bila perlu kateterasi dengan nelaton.3. Sebaiknya posisi ibu lithotomy dan Posisi penolong menghadap vulva ibu. Jadi bila pasien
ditempatkan di bed biasa , badan ibu melintang bed, tungkai disangga penyangga atau disangga asisten. Bila Ibu di bed ginekologi maka posisi disesuaikan dengan bed ginekologi.
4. Bersihkan vulva dan sekitarnya dengan NaCl steril, lakukan antisepsis dengan Betadine.5. Lakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati. Pastikan pembukaan lengkap dan ketuban sudah
pecah. Pastikan posisi kepala dan penurunan kepala.6. Pilih sungkup terbesar yang bisa masuk, lakukan antisepsis dengan betadine, masukkan ke
dalam vagina dan lekatkan ke kepala bayi. Pastikan sungkup tidak melekat pada fontanel atau Sutura. Pastikan tidak ada bagian ibu yang ikut terjepit pada sungkup.
7. Bila sudah yakin posisi sungkup baik, maka mulailah lakukan penghisapan. Asisten memompa udara dalam tabung keluar . Penolong sambil memeriksa posisi sungkup mantap melekat.
8. Pemompaan dilakukan dengan perlahan dan bertahap. Tekanan vakum dapat dilihat pada indikator. Setelah tercapai tekanan yang diinginkan, biarkan beberapa saat untuk memberi kesempatan terbentuknya caput succedaneum.
9. Periksa lagi posisi dan perlekatan sungkup pastikan tidak ada bagian ibu yang terjepit.
10. Lakukan penarikan pelan tapi mantap setiap ada his. Jaga tarikan tegak lurus terhadap sungkup. Minta ibu mengedan saat his. Bila his berhenti tarikan dihentikan, namun jaga agar tetap ada tegangan yang memastikan kepala janin tidak mundur lagi.
11. Periksa DJJ diantara His. 12. Bila Kepala Crowning, maka tarikan sesuai jalan lahir yaitu ke arah horisontal lalu ke atas dengan
tetap menjaga tarikan tegak lurus sungkup.13. Lakukan Episiotomy bila diperlukan.14. Bila kepala sudah lahir, tekanan vakum diturunkan secara perlahan, lalu lanjutkan pertolongan
kelahiran seperti biasa.15. Periksa robekan akibat vakum, periksa caput akibat vakum, periksa apakah ada kerusakan
uretra.16. Alat vakum dibersihkan sesuai prosedur penanganan instrumen. 17. Bila proses vakum melebihi 30 menit atau sungkup terlepas hingga 3 kali, segera konsultasikan
dengan Spesialis kebidanan untuk kemungkinan operasi.
Oxitocin Drip
Teknik :
1. 5 U oksitosin dilarutkan dalam dekstrose 5%2. Tetesan dimulai dengan 8 tetes / menit3. Tetesan dinaikkan setiap 15 menit sebanyak 4 tetes/menit sampai dicapai his yang adekuat
dengan tetesan tersebut4. Tetesan maksimal 60 tetes / menit , kecuali pada grande multipara, hidramnion, gemelli, tetesan
maksimal 40 tetes / menit
Catatan :
1. Pasien dengan oksitosin drip tidak boleh ditinggal2. Stop oksitosin bila :
Lama kontraksi >60 detik BJA < 120X/menit atau >160X/menit BJA ireguler Mekonium sangat kental
Kontra indikasi :
1. Panggul sempit2. Post SC3. Letak lintang 4. Letak dahi5. Hydrochepalus
Nilai Skor Bishop Untuk menilai keberhasilan drip oksitosin
SCORE 0 1 2 3Pembukaan Cervix (cm) 0 1-2 3-4 5-6Pendataran Cervix 0-30% 40-50% 60-70% 80%Penurunan Kepala dari Hodge III -3 -2 -1 +1-2Konsistensi Cervix keras sedang LunakPosisi Cervix Ke
belakangSearah sumbu jalan lahir
Ke arah depan
Penilaian : SCORE <5 (KURANG BAIK) SCORE 5 – 8 (CUKUP BAIK) SCORE >8 (BAIK)
Asuhan retentio placenta & Atonia Uteri
Kompresi Bimanual Interna dan EksternaPersyaratan :
Dilakukan oleh Bidan/dokter umum/ Spesialis Kebidanan terlatih
Dilakukan dengan teknik aseptik dan antisepsis yang baik.
KOMPRESI BIMANUAL INTERNA (KBI)
Prosedur
1. Gunakan sarung tangan panjang yang steril2. Letakkan tangan kiri menekan fundus dan corpus uteri seperti pada gambar3. Masukkan tangan kanan kedalam vagina secara obstetrik, kepalkan.4. Kedua tangan didekatkankan dan secara ersama-sama menekan uterus5. Lakukan sampai kontraksi uterus membaik atau sampai tindakan lebih lanjut siap dilaksanakan.
KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNA
1. Letakkan tangan kiri diatas fundus dan tekan ke bawah sejauh mungkin di belakang uterus2. Tangan kanan ditekankan ke bawah diantara simphisis pubis dan pusat3. Lakukan cara diatas kemudian tekan uterus dengan kedua tangansecara bersama-sama
KOMPRESI MANUAL PADA AORTA
Persyaratan :
Hanya dilakukan pada perdarahan hebat Tidak bisa dilakukan lama-lama
Prosedur :
1. Lakukan tekanan ke arah bawah dengan kepalan tangan langsung ke dinding perut ke atas aorta abdominal
2. Titik Kompresi adalah tepat diatas umbilicus sedikit ke kiri ibu3. Pulsasi aorta bisa dirasakan dengan mudah melalui dinding abdominal anterior4. Tangan lain meraba pulsasi A. Femoralis.5. Jika pulsasi bisa diraba saat kompresi, berarti tekanan tidak cukup6. Jika pulsasi tidak dapat diraba berarti tekanan cukup7. Teruskan kompresi hingga perdarahan bisa diatasi atau sampai tindakan lanjutan siap dilakukan.
Manual PlacentaPersyaratan :
Dilakukan oleh Bidan / Dokter Umum / Spesialis Kebidanan terlatih Dilakukan dengan persiapan alat dan obat yang cukup Dilakukan seasepsis mungkin Bila diperlukan diberi hipnotik / anestetik
Prosedur :
1. Baringkan ibu terlentang dengan lutut ditekuk dn keduakaki ditempat tidur2. Jelaskan kepada ibu tentang tindakan dan apa yang akan dirasakan ibu3. Masukkan tangan kanan dengan hati-hati dan secara obstetris. Ikuti tali pusat sampai mencapai
plasenta. Pegang tali pusat dengan tangan kiri.4. Ketika tangan kana sudah mencapai plasenta, letakkan tanan kiri diatas fundus agar uterus tidak
naik. 5. Tangan Kanan mencari pinggir plasenta yang terlepas. Lakukan gerakan mengkikis ke kanan dan
ke kiri untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus.6. Bila plasenta sudah terlepas dengan lengkap, keluarkan plasenta dengan hati-hati.7. Cek ulang plasenta. Bila tidak lengkap lakukan pemeriksaan manual lagi dengan cara diatas. 8. Bila sudah lepas seluruhnya, selanjutnya sebagaimana alur di atas.
Asuhan BBL Normal dan Asphyxia
SOAP dan PARTOGRAFLembar 1 SOAP
TGL/JAM SUBJECTIVE DATAUmur Ibu ......... tahun G.....P.....A...... Umur Kehamilan ........minggu, Kontraksi mulai jam ........... Pasien mengatakan bahwa kontraksinya terjadi setiap ......... menit dan berlangsung selama ......... detik Air ketubannya ........................ dan warna cairan ketubannya .......................... Keadaan bayinya ....................... Pasien melaporkan .................. perdarahan. Perdarahan yang terjadi ( sedikit / sedang/ banyak) Pasien (cukup istirahat/lelah/sangat lelah) Riwayat kelahiran sebelumnya (normal/abnormal) (dengan/tanpa) komplikasi sbb : (persalinan lama/prematur/perdarahan ante /perdarahan post partum/persalinan dengan Vakum/ Sectio Caesaria/ Ketuban Pecah Dini/ Lainnya ...................................) Pasien Dikirim oleh Bidan ............................. dengan alasan merujuk ...................................................................................................................................................................
OBJECTIVE DATATanda Vital : TD............ mmHg Nadi .............X/mnt Suhu .............0C Pernafasan (sesak/tidak) Keadaan Umum Conjuctiva (anemis / tidak) Tinggi Fundus Uteri .......cm Presentasi ...................... Penurunan Kepala ................ DJA .............X/menit HIS ..............X/10menit lamanya ............ detik Pemeriksaan Dalam : Vulvo vagina ada/tidak ada kelainan .................................. Portio tebal/tipis, Pembukaan .............. cm Bagian terendah janin ........................ Posisi kepala ..................... Moulage ..................... Ketuban .................................. Warna Air ketuban ........................... perdarahan (ada/tidak) (sedikit/banyak) Laboratorium : ........................................................................................................................................
ASSESMENTNORMALG.......P.......A......... Inpartu/Gravida ........minggu kehamilan /Persalinan Kala ........................... Janin tunggal Hidup Intra uterine Presentasi Kepala di Hodge .......... dengan kemajuan persalinan baikCatatan : ................................................................................................................................................... ABNORMALG........P.......A........ Inpartu/Gravida ........ minggu Persalinan Kala .............................. Janin (tunggal/Ganda) (Hidup/Mati) (Intra/Ekstra Uterine) Presentasi (Kepala/Bokong/.....................) dangan kelainan .......................................................................................................................................
PLANNINGNORMAL
Konsultasi dengan Konsulen Kebidanan Memberi Dukungan, mempersilakan pasien berjalan, memberi minum dan buang air kecil Memantau Mengulangi Pemeriksaan dalam waktu ............. jam yaitu jam .................. Catatan : ......................................................................................................
ABNORMAL Konsultasi dengan Konsulen Kebidanan Memberikan Penjelasan dan Pendidikan Kepada Pasien dan Keluarganya tentang resiko
persalinan dengan kelainan dan Jalan Terbaik mengatasinya Memberikan Penjelasan dan Pendidikan tentang resiko dan manfaat tindakan Pengobatan
yang akan dilakukan Mempersiapkan dan melaksanakan advis dari Konsulen Catatan : ............................................................................................................
Lembar 2 Observasi SOAP
TGL/JAM SUBJECTIVE DATA ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
OBJECTIVE DATA ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................ASSESMENT
............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
............................................................................................................................................. PLANNING
............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. ............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................
Lembar 3 SOAP
TGL/JAM SUBJECTIVE DATAUmur Ibu ......... tahun G.....P.....A...... Umur Kehamilan ........minggu, Kontraksi mulai jam ........... Pasien mengatakan bahwa kontraksinya terjadi setiap ......... menit dan berlangsung selama ......... detik Air ketubannya ........................ dan warna cairan ketubannya .......................... Keadaan bayinya ....................... Pasien melaporkan .................. perdarahan. Perdarahan yang terjadi ( sedikit / sedang/ banyak) Pasien (cukup istirahat/lelah/sangat lelah) Riwayat kelahiran sebelumnya (normal/abnormal) (dengan/tanpa) komplikasi sbb : (persalinan lama/prematur/perdarahan ante /perdarahan post partum/persalinan dengan Vakum/ Sectio Caesaria/ Ketuban Pecah Dini/ Lainnya ...................................) Pasien Dikirim oleh Bidan ............................. dengan alasan merujuk ...................................................................................................................................................................
OBJECTIVE DATATanda Vital : TD............ mmHg Nadi .............X/mnt Suhu .............0C Pernafasan (sesak/tidak) Keadaan Umum Conjuctiva (anemis / tidak) Tinggi Fundus Uteri .......cm Presentasi ...................... Penurunan Kepala ................ DJA .............X/menit HIS ..............X/10menit lamanya ............ detik Pemeriksaan Dalam : Vulvo vagina ada/tidak ada kelainan .................................. Portio tebal/tipis, Pembukaan .............. cm Bagian terendah janin ........................ Posisi kepala ..................... Moulage ..................... Ketuban .................................. Warna Air ketuban ........................... perdarahan (ada/tidak) (sedikit/banyak) Laboratorium : ........................................................................................................................................
ASSESMENTNORMALG.......P.......A......... Inpartu/Gravida ........minggu kehamilan /Persalinan Kala ........................... Janin tunggal Hidup Intra uterine Presentasi Kepala di Hodge .......... dengan kemajuan persalinan baikCatatan : ................................................................................................................................................... ABNORMALG........P.......A........ Inpartu/Gravida ........ minggu Persalinan Kala .............................. Janin (tunggal/Ganda) (Hidup/Mati) (Intra/Ekstra Uterine) Presentasi (Kepala/Bokong/.....................) dangan kelainan .......................................................................................................................................
PLANNINGNORMAL
Konsultasi dengan Konsulen Kebidanan Memberi Dukungan, mempersilakan pasien berjalan, memberi minum dan buang air kecil Memantau Mengulangi Pemeriksaan dalam waktu ............. jam yaitu jam .................. Catatan : ......................................................................................................
ABNORMAL Konsultasi dengan Konsulen Kebidanan Memberikan Penjelasan dan Pendidikan Kepada Pasien dan Keluarganya tentang resiko
persalinan dengan kelainan dan Jalan Terbaik mengatasinya Memberikan Penjelasan dan Pendidikan tentang resiko dan manfaat tindakan Pengobatan
yang akan dilakukan Mempersiapkan dan melaksanakan advis dari Konsulen Catatan : ............................................................................................................
Lembar 5 Laporan Persalinan
1. Tanggal :_______________________2. Nama Bidan :____________________3. Tempat Persalinan :_______________4. Rujukan/datang sendiri kala I/II/III/IV5. Alasan merujuk__________________6. Pendamping saat merujuk_________
KALA I
7. Partograf melewati garis waspada Y/T8. Masalahlain____________________9. Penatalaksanaan masalah tsb_________________________________10. Hasilnya_______________________
KALA II
11. Episiotomi Y/T indikasi____________12. Pendamping persalinan___________13. Gawat Janin Y/T14. Tindakan yang dilakukan_________________________________15. Distosia bahu Y/T16. Tindakan yang dilakukan______________________________17. Masalah lain____________________18. Penatalaksanaan masalah tsb_________________________________19. Hasilnya_______________________
KALA III
20. Lama Kala III_______________menit21. Pemberian Oksitosin Y/T22. Saat pemberian... menit postpartum23. Tidak diberikan, alasan____________________________________________24. Pemberian Oksitosin II Y/T25. Indikasi pemberian oksitosin II______________________________26. Penegangan Tali Pusat terkendali Y/T27. Tidak dilakukan, alasan____________________________________________28. Massase Uterus Y/T29. Tidak dilakukan massase alasan_______________________________30. Plasenta lahir lengkap Y/T31. Tindakan yang dilakukan _______________________________32. Plasenta tidak lahir >30 menit Y/T
33. Tindakan yang dilakukan__________________________________34. Laserasi Y/T 35. Letak laserasi____________________36. Derajat laserasi 1/2/3/437. Tindakan yang dilakukan__________________________________38. Alasan tidak melakukan tindakan__________________________________39. Atonia Uteri Y/T40. Tindakan yang dilakukan__________________________________41. Jumlah perdarahan________________42. Masalah lain_____________________43. Tindakan yang dilakukan__________________________________44. Hasilnya________________________
KALA IV
45. Kondisi Ibu : TD N R toC46. Masalah dan penatalaksanaan__________________________________
BAYI BARU LAHIR
47. Berat Badan__ (gram)Panjang badan___ (cm)48. Jenis Kelamin L/P49. BBL Normal / asphyxia / Hypothermia50. Tindakan yang dilakukan__________________________________51. Cacat bawaan Y/T52. Inisiasi Menyusui Dini Y/T53. Alasan tidak Melakukan IMD__________________________________54. Pemberian ASI 1 jam pertama Y/T55. Masalah lain_____________________56. Tindakan yang dilakukan__________________________________57. Hasilnya________________________
Jam Ke
Wkt TD N toC TFU Kont VU Darah
1
2
Lembar 6 Laporan Pemeriksaan BBL
Beri tanda check list apabila normal
Beri Keterangan untuk hal yang tidak normal
PEMERIKSAAN HASIL Cek catatan medis ibu atau tanya ibu mengenai kondisi2 atau faktor2
dalam kehamilan dan diluar kehamilan yang mungkin mempengaruhi bayi
Tanya ibu mengenai menyusuiDATAPEMERIKSAAN FISIK
1. Buka Baju Bayi2. Cek keadaan umum bayi, tangisan, pernafasan, kecepatan, denyut
jantung dan suhu3. Timbang bayi4. Lingkar Kepala bayi5. Periksa kepala, pastikan keadaan normal6. Periksa tubuh bagian atas :
Cek kulit , jaringan lunak, dan tulang untuk memastikan keadaannya normal
Pada pemeriksaan sebelum bayi pulang periksa telapak tangan untuk mengecek apakah terdapat ikterik atau blister
7. Periksa apakah dada bergerak secara simetris atau tidak8. Periksa pusar untuk memastikan tak ada perdarahan dan cek apakah
ikatan telah dibuat dengan erat. Popok harus dilipat dibawah pusar dan bayi tidak memakai gurita. Pada pemeriksaan sebelum bayi pulang cek apakah tdp tanda kemerahan atau nanah pada pusar
9. Periksa genitalia untuk memastikan keadaan normal10. Cek apakah anus berfungsi dengan baik11. Periksa anggota tubuh bagian bawah, cek kulit, jaringan lunak dan
tulang untuk memastikan keadaannya normal12. Periksa Tulang punggung untuk memastikan keadaan normal
IDENTIFIKASI BBL1. BBL segera diperlihatkan kepada Ibunya dan disebutkan jenis kelamin, Berat Badan, Panjang
Badan, ciri-ciri fisik lainnya.2. BBL segera diberi gelang bayi dengan identitas byi tertulis pada gelang tersebut3. Lengkapi Formulir Identifikasi BBL dan membubuhkan sidik telapak kaki kanan dan kiri bayi serta
cap jempol ibu4. Rawat Gabung dengan Ibu5. Memandikan bayi satu per satu agar tidak ada resiko tertukar saat mengembalikan bayi ke ibu
Pengelolaan AbortusPengertian :
Abortus adalah berhentinya kelangsungan kehamilan dibawah 20 minggu
Prosedur
1. Jika wanita usia subur datang dengan keluhan perdarahan pervaginam yang tidak seperti haid biasa, maka harus ditanya apakah sudah menikah atau belum, apakah sudah pernah berhubungan intim atau belum
2. Tanyakan riwyat haid dan hari pertama haid terakhir3. Tanyakan apakah disertai nyeri dan mulas yang makin hebat4. Tanyakan apakah pasien melihat gumpalan-gumpalan darah atau jaringan seperti daging atau
janin5. Tanyakan apakah pasien mengetahui dirinya hamil atau tidak, dan riwayat kehamilan dan
persalinan yang pernah dialaminya.6. Lakukan pemeriksaan fisik7. Lakukan pemeriksaan dalam hanya untuk wanita yang sudah menikah periksa apakah ada
pembukaan cervix, apakah teraba jaringan atau tidak8. Lakukan pemeriksaan test kehamilan9. Bila didiagnosa abortus, maka segera dikonsultasikan ke Spesialis Kandungan10. Pasang infus jaga dengan RL 20 gtt 11. Selanjutnya sesuai instruksi Konsulen Kebidanan.
Pemasangan Laminaria Stiff
Persyaratan :
Dilakukan oleh Bidan / dokter umum / spesialis yang terlatih Keputusan pemasangan laminaria stiff harus datang dari Konsulen Kebidanan Tersedia alat-alat dan bahan medis dalam kadaan steril
Prosedur :
1. Posisikan ibu di bed ginekologi dengan posisi lithotomi dan buat senyaman mungkin2. Jelaskan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, apa yang akan ibu rasakan, manfaat
tindakan3. Lakukan aseptik dan antiseptik daerah vulva dan vagina.4. Buka vagina dengan spekulum vagina otomatis secara perlahan5. Ekspos portio, pegang portio dengan kogel tang pada bagian kiri atas. Pegang Kogel tang dengan
tangan kiri.
6. Lakukan pemeriksaan uterus dengan memasukkan sonde uterus. Beri tanda pada sonde yang menandakan kedalaman uterus.
7. Siapkan Laminaria, rendam dengan betadine, ikatkan rol kasa kecil pada benangnya.8. Pegang laminaria dengan sponge klem, sisipkan kedalam ostium uteri eksternum secara
perlahan sampai kira2 2/3 nya . 9. Masukkan rol kasa sedikit demi sedikit sehingga laminaria terfiksir di dalam vagina dengan baik.10. Lepaskan Sponge Klem, lepaskan Kogel tang.11. Tahan rol kasa agar tidak ikut tertarik saat spekulum dikeluarkan.12. Bersihkan Vulva dengan Na Cl steril. Posisikan ibu senyaman mungkin
Pengelolaan Hipertensi Pada KehamilanPengertian :
1. Preeklampsia ringan Gravida diatas 22 minggu Proteinuria Oedema tungkai Tekanan darah 140/90 mmHg s/d 160/90mmHg pada 2 kali pemeriksaan2. Preeklampsia berat Preeklampsia ringan dengan tekana darah diatas 160/90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan3. Eklampsia Preeklampsia berat disertai Kejang
Prosedur :
1. Bila bumil diatas 22 minggu datang dengan tekanan diatas 140mmHg sistolik, maka lakukan pemeriksaan ulang setelah 15 menit istirahat. Lakukan anamnesa lengkap, pemeriksaan fisik lengkap, Periksa Urine rutin
2. Bila diduga preeklampsia segera Konsultasikan dengan Spesialis Kebidanan.3. Penanganan selanjutnya sesuai instruksi Konsulen.
Penyuntikan Mg So4 pada PEB
Syarat :
1. Terpasang infus RL : Dex 5% 1 :2 20 gtt, 2. Terpasang Foley Catheter dan observasi produksi urine,3. Tersedia Ca Glukonas 10%4. Reflex Patella Kuat5. Respirasi >16X/menit6. Urine 30cc/jam7. Atas Instruksi dan konsultasi secara terus menerus dengan konsulen Kebidanan
Prosedur :
1. Initial dose : 8gr 40% IM (4gram BOKA, 4 gram BOKI)2. Maintenance dose : Ulang tiap 4 jam 4 gram IM Bergantian BOKA – BOKI sampai dengan 24 jam
Post partum3. Observasi tekanan darah, Pernafasan, Produksi urine, Refleks Patella. 4. Dihentikan bila tercapai Preeklampsia ringan, dan atau timbul tanda-tanda intoksikasi MgSO4
Penyuntikan MgSO4 pada Eklampsia
1. Loading Dose : 4 gram MgSO4 20% IV bolus perlahan selama 4 menit. Membuat larutan MgSo4 20% dengan mengencerkan MgSO4 4gram 40% dengan aquadest dengan jumlah yang sama.
2. Bersamaan Berikan Initial Dose seperti pemberian pada PEB3. Maintenance dose sebagaimana pemberian pada PEB4. Bila Kejang lagi, Loading dose diberikan lagi, minimal 30 menit dari pemberian terakhir.5. Bila setelah pemberian ulangan masih kejang , Berikan Valium 20 mg IV pelan-pelan, dilanjutkan
dengan 20 mg Valium drip dalam Dekstrose 5% 500 cc 20 – 30 gtt. Dosis maksimal Valium 129 mg / 24 jam
6. Observasi ketat pasien7. Selalu Konsultasi dengan Konsulen Kebidanan dan dokter jaga.
AdministrasiBeberapa Catatan Medik yang harus dilengkapi di dalam Kamar Bersalin
1. Buku register Pasien Kamar Bersalin2. Buku Perincian tindakan jasa dan obat-obatan di kamar bersalin3. Status Pasien, Asuhan keperawatan, Observasi4. Lembaran SOAP, Partograf5. Pengumpulan data Indikator mutu di kamar bersalin6. Formulir identifikasi bayi
DEKONTAMINASI, DESINFEKSI , STERILISASI
A. DEFINISI
Pada dasarnya, ada banyak usaha kita untuk meminimalisir potensi infeksi di RSBL dalam rangka pengendalian infeksi nosokomial.
Dari sekian banyak usaha tersebut tidak ada satupun yang bisa secara mandiri dipergunakan tanpa dibantu usaha lain, tidak ada satu pun cara yang bisa digunakan untuk semua komponen benda hidup dan benda mati. Semua merupakan suatu kesatuan usaha yang bertujuan satu : Menghilangkan sebanyak mungkin mikroorganisme dalam proses interaksi pasien –RS dalam proses pelayanan medis di RS.
Secara umum usaha-usaha tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :
DekontaminasiAdalah suatu proses / kegiatan yang berusaha menghilangkan kontaminasi
suatu benda oleh benda lain yang potensial menjadi sumber infeksi yang sekaligus juga menghilangkan sebagian mikroorganisme penting.
DesinfeksiAdalah suatu proses / kegiatan yang berusaha membasmi sebagian besar
mikroorganisme pada benda mati. Pengertian yang sama pada makhluk hidup disebut Antisepsis.
SterilisasiAdalah suatu proses yang berusaha membasmi semua mikroorganisme pada
benda mati.
B. DEKONTAMINASI
Di RSBL Proses dekontaminasi dilakukan paling awal yaitu segera setelah benda terpapar atau potensial terpapar dengan cairan tubuh pasien yang potensial mengandung mikroorganisme yang berbahaya. Dekontaminasi dapat juga dilakukan sebagai tindakan pencegahan .
Pelaksana:
Handschoen dan instrumen : Paramedik/Bidan/Aspar
Linen : Bagian laundry
Perlengkapan :
Pasca operasi / Pasca bersalin : masih memakai APP dan memakai sarung tangan karet / Rumah tangga
Petugas laundry memakai APP sesuai prosedur pengelolaan linen kotor
Dekontaminasi dapat dilakukan dengan beberapa tahap :
Tahap 1 : jika benda mati terkontaminasi cairan atau jaringan tubuh pasien dalam bentuk yang lebih padat, atau keras, atau jumlah banyak . Biasanya dilakukan pada linen, sedangkan instrumen dan peralatan jarang terkontaminasi dengan kondisi seperti diatas. Contoh : Linen terkontaminasi stoolcell, atau feces , atau sisa makanan akibat muntah. Sebab dikhawatirkan bahan desinfektan yang selanjutnya akan diberikan bisa berkurang efektifitasnya jika bereaksi dengan bahan2 tsb.
Cara :
Dilakukan pencucian pada daerah yang terpapar saja dengan bantuan air mengalir yang kuat / disemprot dan dibantu penyikatan.
Dilaksanakan oleh paramedis sebelum linen ditransfer ke laundry.
Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding.
Tahap 2 : Dengan merendam instrumen / alat / linen dalam larutan chlorine 0,5% selama 10 menit.
Tahap ini dapat membasmi kuman hingga 80% termasuk Virus HIV, HBV dan HCV
Cara membuat larutan chlorine :
a. Menggunakan Bayclin1 bagian bayclin + 9,5 bagian air bersih
b. Menggunakan Presept5 gram Presept setiap liter air
c. Menggunakan Kaporit 60%1 ons / 100 gram kaporit + 12 liter air bersih
d. Menggunakan Kaporit 0,5% 14 gram kaporit setiap liter air bersih
Cara merendam :
a. Untuk instrumen dan handschoen Dilaksanakan di spoolhoek di OK / VK/ UGD/ HCU / Verbedding. Untuk Linen dilaksanakan di Ruang Laundry.
b. Untuk Instrumen dan handschoen larutan chlorine disediakan dalam wadah plastik. Beri tanda ketinggian pada wadah tersebut untuk tiap kenaikan 1 liter airnya. Wadah untuk Handschoen dan instrumen terpisah. Untuk Linen , larutan chlorine disediakan dalam bak cuci.
c. Handschoen sebelum dilepaskan dicuci dahulu dalam larutan chlorine, baru dilepaskan sesuai aturan dan direndam dalam keadaan terbalik.
d. Instrumen direndam dalam keadaan terbuka kuncinya, dan sebaiknya direndam sekaligus tidak sedikit2. Sebab sifat korosif chlorine, maka masalah lama perendaman menjadi penting. Bila direndam sedikit-sedikit, maka hitungan 10 menit dimulai sejak instrumen terakhir dimasukkan.
e. Linen langsung direndam dalam bak berisi larutan chlorine, serta diaduk-aduk sebentar agar semua linen terbasahi dengan baik.
f. Rendam selama 10 menit.g. Instrumen kemudian diangkat, dicuci dan disikat dengan air detergent, dan dibilas
dengan air mengalirh. Handschoen diangkat, dicuci dan dikucek dengan air detergent, dan dibilas bersih
dengan air mengaliri. Linen diangkat, diperas, dan dibilas bersih dengan air mengalir. j. Selanjutnya sesuai prosedur pengelolaan masing-masing.
Catatan :Larutan chlorine 0,5% dapat juga dipakai sebagai usaha desinfeksi dengan membasuh permukaan seperti permukaan lantai, kaca, meja , meja operasi.
C. DESINFEKSI
Desinfeksi di RSBL dilakukan dengan beberapa cara : Menggunakan bahan kimia, dengan perebusan, dan desinfeksi ruangan dengan sinar Ultra violet
Desinfeksi dengan bahan kimiaSyarat bahan desinfektan yang baik :Potensi desinfeksi / antisepsis baik / kuat, spektrum luasTidak bersifat toksik / karsinogenik / korosif / iritatif/ non alergenikMudah didapat, harga ekonomis
No Jenis Karakteristik Penggunaan
1
2
3
4
5
6
Sabun Antiseptik
Karbol (phenol) Cresol (Lysol)
Iodine/Betadine
Alkohol 70%
Chlorhexidine
H2O2 (Hidrogen Peroksida)
Antiseptik lemahEfektif melepaskan kotoran pada tubu atau benda mati
Desinfektan kuatIritable dan toksik
Spektrum luas, antisepsis/desinfektan sedangTidak begitu toksik, tidak iritatif,tidak korosifTerpengaruh darahEkonomis
Antisepsis dan desinfektan kuat, spektrum luasTidak terlalu toksik, sedikit iritatif, mudah menguap, tidak korosif, mdh terbakarHarga ekonomis
Antiseptik kuat, makin kuat jika dicampur alkohol atau detergentTidak toksikRelatif ekonomis
Antiseptik lambat, namun karena melepaskan ion dapar membasmi kuman anaerobIritatif pada lukaekonomis
Cuci tangan biasa
Mengepel Lantai dan dinding keramik
Antisepsis area tindakan / operasi
Desinfeksi darurat instrumen
Antisepsis tubuhDesinfeksi darurat instrumen
Cuci tangan bedah
Merendam instrumen
Membersihkan linen dari darah
7
8
9
Formalin
Glutaraldehyde (Cidex)
Chlorine
antisepsis dan desinfektan kuatsangat iritatif dan karsinogenikBila dicampur alkohol bisa sporisidalekonomis
antiseptik kuat dan cepat2 menit -10 menitSporisidal 10 jamTahan 14 hariiritatifMahal
Dengan kadar ppm yang tepat dapat bersifat desinfektan kuat hingga sporisidalAgak toksikIritatif dan korosif ekonomis
Mengawetkan spesimen
Desinfeksi handschoen daur ulang
Desinfeksi instrumen
Merendam instrumen, rubber/ selang
Desinfeksi semua alat, instrumen, linen, permukaan
Contoh penggunaan PreseptDesinfeksi Linen 5g untuk 20 L air direndam selama 1 jamDesinfeksi Lantai 5g untuk 20L air sebagai air pelDesinfeksi Alat makan 5g untuk 20L air direndam 1 menit
Desinfeksi dengan cara merebus
Panaskan air hingga mendidih, masukan instrumen / alat , rendam selama 20 – 30 menit.Angkat instrumen/alat dan tiriskan
Desinfeksi Ruangan dengan sinar Ultra Violet Keluarkan semua alat mobile. Setelah ruangan dibersihkan dan didesinfeksi permukaan, ruangan ditutup dan lampu UV dinyalakan terus menerus selama 24 jam
D. STERILISASI
Ada 4 cara sterilisasi yang dilaksanakan di RSBL
1. Sterilisasi Steam pressure (Uap Bertekanan) dengan Autoclave
Alat Auto Clavea. Katup pengamanb. Indikator tekananc. Katup pembukad. Tutup autoclavee. Bautf. Kunci wingg. Gasket /pelapish. Containeri. Tangki sterilisasij. Tatakan berlubangk. Tabung pemanasl. Lampu Indikatorm. Keran pengeluarann. Alat pembuka mur
Cara Penggunaan :
A. PengemasanKemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket tersebut pada tatakan berlubang dalam tangki sterilisasi, sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik.
B. Penambahan airTambahkan 4 liter air bersih kedalam tanki utama. Selama proses sterilisasi, air akan menguap secara bertahap dan level air akan menurun. Jadi air yang dimasukkan harus cukup sedemikian sehingga menegah tabung pemanas terbakar karena air dibawah level tabung pemanas.
C. PenyegelanMasukkan tangki sterilisasi kedalam tanki utama. Sisipkan pipa lunak yang terdapat pada tutup ke celah setengah lingkaran disisi tangki nsterilisasi. Kemudian tutup. Paskan posisi antara cekungan pada tutup dengan yang pada tangki utama. Dan kuatkan penutupan dengan kunci wing searah jarum jam sedemikian sehingga kedap udara.
D. PemanasanColokkan kabel listrik ke stekker PLN, maka tabung pemanas akan menjadi makin panas. Selama pemanasan, katup pengeluaran dalam posisi terbuka, sampai tampak adanya uap menyemprot keluar, maka katup pengeluaran ditutup. Indikator tekanan akan segera bergerak searah jarum jam petanda tekanan di dalam tangki makin naik.
E. SterilisasiKetika tekanan mencapai batas yang diharapkan, mulailah hitung waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi. Lihatlah tabel dibawah ini. Ingat, tekanan dalam tanki tidak boleh dibawah 0,14Mpa, dan bila kita tidak mengontrol tekanan dengan menyesuaikan voltase listrik, katup pengaman akan membuka sendiri bila tekanan melebihi 0,165Mpa.
Jenis benda Waktu tekanan SuhuBenda Karet 15 0,1-0,11 121Linen 30-45 0,1-0,15 121-126Instrumen 15 0,1-0,15 121-126Cairan dlm botol 20-40 0,1-0,15 121-126
F. PengeringanBenda-benda seperti instrumen, linen, dsb akan seger kering dengan cepat. Setelah sterilisasi selesai, bukalah katup pemuangan. Ketika jarum indikator menunjukkan angka 0, tunggu 1 – 2 menit lalu buka penutupnya dan teruskan pemanasan hingga 10 – 15 menit untuk menguapkan sisa air. Kemudian matikan pemanas dengan menekan saklar ke posisi OFF.
G. PendinginanJika yang disterilisasi adalah cairan, maka tidak akan cepat kering. Karenanya jangan segera membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasi selesai, untuk menghindari cairan yang mendidih itu tumpah atau meledakkan wadahnya. Karena itu ketika sterilisasi selesai, matikan listriknya, dan biarkan tangki mendingin, sampai jarum indikator tekanan menunjukkan angka 0. Tunggu beberapa menit, kemudian buka katup pembuangan , lalu buka penutup.
H. Pemeliharaan Sebelum dioperasikan, periksalah apakah airnya cukup (4liter lebih) dan level air
diatas tabung pemanas Ketika memulai pemanasan, buka dulu katup pembuangan untuk mengeluarkan
udara dingin dalam tanki, kalau tidak, udara akan menghambat panas dan efek sterilisasi akan terganggu.
Jika ingin mensterilkan cairan, tempatkan cairan kedalam botol kaca tahan panas hingga 3/4nya saja. Tutup botol dengan kain dan kasa dan ikat dengan
tali. Jangan menggunakan sumbat karet atau kayu, karena botolnya bisa pecah. Letakkan botol diatas wadah metal yang lebih besar, sehingga bila botol pecah pecahan tidak berhamburan.INGAT ! jngan langsung membuka katup pembuangan ketika waktu sterilisasinya selesai.
Jangan mecampur bahan yang akan disterilisasi yang berbeda waktu sterilisasinya. Atau berbeda jnis seperti cairan dengan linen, misalnya.
Setelah sterilisasi selesai dan jarum indikator tekanan menunjuk ke angka 0, kalau tidak bisa membuka penutupnya, bukalah katup pembuangan untuk membiarkan udara luar masuk ke dalam tanki.
Periksa secra berkala kondisi autoclave Lebih bagus lagi jika air yang digunakan adalah air ion atau air suling. Ganti gasket / pelapis secara periodik Buanglah air jika autoclave tidak digunakan lagi. Pastikan jarum menunjuk ke angka 0 sebelum pemanasan dimulai.
2. Sterilisasi kering dengan Sterilisator Kombinasi UV-Heat
Sterilisator Kering UV-Heat :
a. Pintu penutupb. Jendela c. Pengatur Suhud. Timere. Lampu Indikator panasf. Lampu Indikator UVg. Tombol start UVh. Selektor UV / Heati. Fuse/sikring
Cara penggunaan :
A. PengemasanKemas / bungkus benda yang akan disterilisasi dengan baik. Susun paket-paket tersebut pada Rak , sisakan jarak diantara paket2 tsb agar pemanasan dapat tersebar dengan baik. Tutup pintu.
B. SterilisasiAturlah panas yang ingin kita capai, Nyalakan lampu UV dengan menekan tombol GL start. Aturlah waktu yang ingin kita pakai sesuai standar sterilisasi pada tabel. Jika suhu yang kita inginkan tercapai, maka lampu indikator akan menyala. Hitunglah waktunya.
Jenis benda Waktu SuhuBenda Karet 15-20 120Linen 30-45 120Instrumen 15-20 120
C. Pemeliharaan Bersihkan dan keringkan bagian dalam sterilisator setelah selesai pemakaian. Pintu harus selalu tertutup Periksa kondisi sterilisator secara berkala
3. Sterilisasi dengan bahan Kimia.Bahan Kimia yang digunakan adalah Glutaraldehyde (Cidex)
Cara : Cara ini digunakan untuk instrumen dan rubber yang berlumen seperti selang
yang perlu disimpan dlam keadaan selalu siap pakai. Cidex membasmi bakteri vegetatif dalam 2 menit Cidex membasmi kuman TBC dalam 10 menit Cidex membasmi spora dalam 10 jam Efektifitas bertahan selama 14 hari Iritatif thd kulit sehingga pemakaian instrumen harus memakai handschoen dan
harus dibilas dengan air steril sebelum digunakan.
4. Pelaksanaan Sterilisasi
a. Sterilisasi Instrumen dalam wadah tray berpenutup Menggunakan Sterilisator kering. Susun instrumen yang akan disteril pada rak atas, wadah tray dan tutup pada rak
bawah. Setelah selesai sterilisasi, wadah dikeluarkan, masukkan instrumen ke dalam
tray menggunakan korentang yang juga disteril bersama. Ambil tutup tray dan tutup wadah. Beri label tanggal pelaksanaan sterilisasi.
b. Sterilisasi Instrumen dalam packing duk Menggunakan Sterilisator kering Instrumen yang disimpan dalam packing /paket disusun dalam duk kemudian
ditutup dengan cara menggulung duk pada kumpulan instrumen tsb. Packing diperkuat dengan selotip / label dengan tulisan tanggal pelaksanaan
steril. Masukkan ke dalam sterilisator diatas rak. Setelah selaesai, paket disimpan kembali dalam lemari / wadah tertutup.
c. Sterilisasi Handschoen Menggunakan sterilisator kering Setelah handschoen ditiriskan, dan kering, handschoen kemudian diberi sedikit
talcum powder, dan dilipat sebagaimana kondisi saat masih baru. Letakkan duk sebagai alas tromol/pembungkus handschoen Susun handschoen dalam tromol , pisahkan kiri dan kanan Buka kisi-kisi tromol. Tutup tromol dan kunci Setelah selesai sterilisasi, kisi-kisi ditutup, tromol diberi label tanggal
pelaksanaan sterilisasi.
d. Sterilisasi Linen Menggunakan autoclave Jika linen akan didistribusikan ke ruangan2, duk disimpan dalam tromol. Linen disusun sebaiknya dalam bentuk gulungan2.sehingga ada ruang diantara
tiap linen. Jika disusun dalam bentuk lipatan, maka disusun dengan berjajar, bukan menumpuk.
Buka Kisi-kisi tromol , lalu lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave. Setelah selesai tromol diangkat dan kisi-kisi ditutup. Tromol diberi label tanggal pelaksanaan steril. Jika linen hendak langsung dipakai, linen dapat langsung disimpan dalam tanki
sterilisasi dan baru dimasukkan ke dalam autoclave. e. Sterilisasi Kasa / verband
Menggunakan sterilisator kering atau autoclave Susun kasa dalam tromol dengan posisi berjajar bukan menumpuk Buka kisi-kisi , tutup tromol, lakkukan sterilisasi. Setelah selesai, tutp kisi-kisi , tromol diberi label tanggal pelaksanaan sterilisasi.
f. Sterilisasi Rubber Menggunakan autoclave, dryheat atau cidex Tidak menggunakan wadah
g. Sterilisasi air Menggunakan autoclave Air disimpan didalam botol kaca, berpenutup sumbat kain atau kasa Botol ditaruh diatas wadah logam Lakukan sterilisasi sesuai petunjuk autoclave. Setelah selesai, botol diangkat, sumbat di perkuat dengan plester/hypafix.
STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN
SEMOGA BERMANFAAT
Dr. H. Hakiki Akbari