Download - Spss
Faktor - Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus
Albert Chandra Wijaya102010249Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna
AbstrakKadar glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, hormon insulin, emosi, stress, jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan. Perubahan gaya hidup seperti pergeseran pola makan dengan makanan kurang serat dan mengandung banyak gula kini sangat digemari terutama oleh anak muda. Hal ini menjadi salah satu faktor risiko kelebihan berat badan dan bila berlangsung terus-menerus akan meningkatkan insiden penyakit Diabetes Melitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar glukosa darah. Metode penelitian yang dipakai adalah kros sektional dengan pengambilan sampel secara simple random sampling pada 100 orang di wilayah X pada tanggal 26 Juli 2015. Variabel terikatnya adalah kadar gula darah sewaktu, sedangkan variabel bebasnya adalah umur, aktivitas fisik, tinggi badan dan berat badan. Hubungan antara variabel bebas dan terikat di analisa menggunakan metode Chi- Aquare, metode Fischer dan Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS 16.0.Hasil yang didapat adalah jumlah sampel yang didapat adalah 100 orang di wilayah X. Dari hasil analisis ternyata tidakada didapatkan hubungan antara jenis kelamin dan gula darah sewaktu, ada hubungan antara umur dan gula darah sewaktu, tidak ada hubungan antara tinggi badan dan gula darah sewaktu, ada hubungan antara aktivitas fisik dan gula darah sewaktu dan tidak ada hubungan antara berat badan dan gula darah sewaktu.Kata kunci :umur, gula darah sewaktu, aktifitas fisik, tinggi badan, berat badan
AbstractBlood glucose levels are affected by several factors such as age, insulin hormone, emotion, stress, type and amount of food consumed and physical activities. Lifestyle changes such as eating foods lacking of fiber and contain lots of sugar is now very popular, especially in young people. This type of diet is one of the risk factors for overweight and if it lasts continuously will increase the incidence of Diabetes Mellitus. The aim of this descriptive study was to find out the level of blood glucose.The purpose will be done this research is to find a relationship between the ages,physical activity, height and weigh to increase blood glucose levell. Research method is kros sektional with samples taking a simple random sampling in 100 people in the region X on July 26, 2015. Dependent variable is blood glucose levels, Independent variable is age,physical activity, height and weight. Relations between the free and bound in analysis using methods Chi Square, Fisher and Kolmogorov Smirnov with using a program SPSS 16.0. Results obtained is the number of sample that acquired is 100 people in region X after analyzed it turns out that there is no relationship between blood glucose level by gender, there is a relationship betweenblood glucose level by age, there is no relationship between blood glucose level by height, there is a relationship between blood glucose level by physical activity, there is no relationship between blood glucose level by weight. Key words : Age, blood glucose level, physical activity, height, weight
Pendahuluan Kelebihan gula darah merupakan sebuah tanda bahwa tubuh Anda mengalami diabetes, sebuah keadaan di mana tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, yang dibutuhkan untuk mengkonversi gula darah menjadi energi.Kadar glukosa darah merupakan factor yang sangat penting untuk kelancaran kerja tubuh. Karena pengaruh berbagai factor dan hormone insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas, sehingga hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darahKadar gula darah seseorang yang menderita diabetes harus menunjukkan angka sebanyak 70-130 mg/dL sebelum makan dan kurang dari 180 mg/dL pada dua jam setelah makan. Angka tersebut merupakan standar, namun Anda juga bisa mengalami kebingungan karena paling tidak setiap ahli kesehatan memiliki kriteria standar tersendiri yang berbeda satu sama lain1,2
Tinjauan PustakaPengertian Gula DarahGula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkatglukosadi dalamdarah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.3,4World Health Organisation (WHO) men-definisikan diabetes melitus (DM) sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihu-bungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.5
EpidemiologiTahun 2003, WHO memperkirakan 194 juta atau 5,1% dari 3,8 milyar pen-duduk dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan diperkirakan pada tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta. Di tahun yang sama International Diabetes Federa-tion (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi DM di dunia adalah 1,9% dan telah men-jadikan DM sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia. 5,6
Factor yang bisa meningkatkan kadar gula darahTingginya prevalensi DM, yang se-bagian besar adalah tergolong dalam DM tipe-2 disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetis dan papar-an terhadap lingkungan. Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat meningkatkan faktor risiko DM tipe-2 adalah perubahan gaya hidup seseorang, diantaranya adalah kebiasaan makan yang tidak seimbang akan menyebabkan obesitas. Selain pola makan yang tidak seimbang, aktifitas fisik juga merupakan faktor risiko dalam memicu terjadinya DM. Latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan mutu pembuluh darah dan memperbaiki semua aspek metabolik, termasuk meningkatkan kepekaan insulin serta memperbaiki toleransi glukosa.7
Control gula darahPemeriksaan gula darah puasa mengukur kadar glukosa darah selepas tidak makan setidaknya 8 jam. Pemeriksaan gula darah postprandial 2 jam mengukur kadar glukosa darah tepat selepas 2 jam makan. Pemeriksaan gula darah ad random mengukur kadar glukosa darah tanpa mengambil kira waktu makan terakhir.
GDP (Gula Darah Puasa)Pasien berpuasa 8-12 jam sebelum tes.Semua obat dihentikan, bila ada obat yang harus diberi ditulis pada formulir permintaan tes.
GD2PPDilakukan 2 jam setelah tes GDP.Pasien dianjurkan makan makanan yang mengandung 100 gram karbohidrat sebelum tes.GDS (Gula Darah Sewaktu)Pemeriksaan gula darah sewaktu dilakukan tanpa persiapan yang bertujuan untuk melihat kadar gula darah sesaat tanpa puasa dan tanpa pertimbangan waktu setelah makan.
Tes Glukosa UrinPersiapan pasien untuk pemeriksaan glukosa urin sama seperti persiapan pasien untuk pemeriksaan glukosa darah GDP dan GD2PP.8,9,10,11
Metode PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan gula darah sewaktu (GDS). Populasi yang di perlukan adalah lansia yang berusia diatas 40 tahun. Penelitian kali ini melakukan pengambilan sample secara simple random sampling, yaitu semua lansia berusia diatas 40 tahun yang tinggal di wilayah X dengan kriteria inklusi dan eksklusi dalam satu kali pengumpulan data. Kriteria eksklusi yaitu umur, jenis kelamin, TB, BB, aktivitas fisik serta pengumpulan data dilakukan pada tanggal 26 juli 2015 yang setuju untuk ikut dalam penelitian. Sedangkan kriteria inklusi yaitu kadar gula darah sewaktu. Data yang perlu dicatat adalah meliputi umur, jenis kelamin, TB, BB,aktivitas fisik, serta gula darah sewaktu. Umur selain dijadikan data numerik, juga diubah menjadi data kategorik tipe nominal, yaitu 150 cm dari pada yang < 150 cm. Berat badan lebih banyak < 80 kg dari pada > 80 kg. Aktivitas fisik yang dilakukan lebih banyak yang tinggi daripada yang sedang dan rendah. Dan kadar gula darah sewaktu 200 mg/dL (normal) lebih banyak dibandingkan >200 mg/dL (hiperglikemi).Tabel 1. Karakteristik dasar sampel dalam data kategorikal (n=110)Variablen%
Umur
< 40 tahun4339.1 %
> 40 tahun6760.9 %
Jenis kelamin
Laki-laki4540.9 %
Perempuan6559.1 %
TB
< 150 cm2119.1 %
> 150 cm8980.9 %
BB
> 80 kg1311.8 %
< 80 kg9788.2 %
Aktifitas fisik
Rendah1210.9 %
Sedang 4339.1 %
Tinggi5550.0 %
GDS
Normal 9586.4 %
Hiperglikemi 1513.6 %
Tabel 2 akan menunjukkan karakteristik sampel dengan tipe data numerik. Umur berkisar dari usia 20 tahun sampai 70 tahun dengan nilai rata-rata 44.49 tahun. Tinggi badan berkisar dari 64 cm sampai 178 cm dengan nilai rata-rata 156.50 cm. Berat badan berkisar dari 32 kg sampai 160 kg dengan nilai rata-rata 63.78 kg.sedangkan gula darah sewaktu berkisar dari 73 mg/dL sampai 391 mg/dL.
Tabel 2. Karakteristik dasar sampel dalam data numerik (n=110)VariableMeanMedianModusSt. DeviasiVariance
Umur44.4943.5035.001.35183.79
TB156.54156.50152.0012.15147.66
BB63.7862.0065.0017.17294.85
GDS125.28109.50112.0052.452751.30
Tabel 3 menjelaskan hubungan antara jenis kelamin dan GDSyang dianalisa dengan menggunakan Chi squaredengan alfa 5% dan didapatkan signifikansi p= 0.949, maka hipotesis 0 kita diterima, sehingga tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan GDS. Tabel 3. Hasil analisis dengan Chi square antara jenis kelamin dengan GDSVariabelGDSTotal
NormalHiperglikemi
Jenis Kelamin : Laki-laki39(38.9)6(6.1)45(45.0)
Perempuan56(56.1)9(8.9)65(65.0)p = 0.939
Total95(95.0)15(15.0)110(110.0)
Tabel 4 menjelaskan hubungan antara umur dan GDSyang dianalisa dengan menggunakan Chi squaredengan alfa 5% dan didapatkan signifikansi p=0.028, maka hipotesis 0 kita ditolak, sehingga ada hubungan antara umur dan GDS.
Tabel 4. Hasil analisis dengan Chi squareantara umur dengan GDSVariabelGDSTotal
NormalHiperglikemi
Umur : < 40 tahun41(37.1)2(5.9)43(43.0)
> 40 tahun54(57.9)13(9.1)67(67.0)p = 0.028
Total95(95.0)15(15.0)110(110.0)
Tabel 5 menjelaskan hubungan antara tinggi badan dan GDSyang dianalisa dengan menggunakan Fisherdengan alfa 5% dan didapatkan signifikansi p=1.00, maka hipotesis 0 kita diterima, sehingga tidak ada hubungan antara TB dan GDS.
Tabel 5. Hasil analisis dengan Fisherantara TB dengan GDSVariabelGDSTotal
NormalHiperglikemi
< 150 cm18(18.1)3(2.9)21(21.0)
>150 cm77(76.9)12(12.1)89(89.0)p = 0.100
Total95(95.0)15(15.0)110(110.0)
Tabel 6 menjelaskan hubungan antara berat badan dan GDSyang dianalisa dengan menggunakan Fisherdengan alfa 5% dan didapatkan signifikansi p=1.00, maka hipotesis 0 kita diterima, sehingga tidak ada hubungan antara BB dan GDS.
Tabel 6. Hasil analisis dengan Fisherantara BB dengan GDSVariabelGDSTotal
NormalHiperglikemi
< 80 kg84(83.8)13(13.2)97(97.0)
>80 kg11(11.2)2(1.8)13(13.0)p = 1.00
Total95(95.0)15(15.0)110(110.0)
Tabel 7 menjelaskan hubungan antara aktifitas fisik dan GDSyang dianalisa dengan menggunakan Kolmogorov smirnov dengan alfa 5% dan didapatkan signifikansi p=0.00, maka hipotesis 0 kita ditolak, sehingga ada hubungan antara aktifitas fisik dan GDS.
Tabel 7. Hasil analisis dengan Kolmogorov smirnovantara aktifitas fisik dengan GDSVariabelGDSTotal
NormalHiperglikemi
Rendah2(10.4)10(1.6)12(12.0)
Sedang39(37.1)4(5.9)43(143.0)p = 0.00
Tinggi54(47.5)1(7.5)55(55.0)
Total95(95.0)15(15.0)110(110.0)
PembahasanDari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden berumur 20-72 tahun. Bisa disimpulkan bahwa responden yang berusia di atas 40 tahun memiliki kadarGDS yang tinggi.Resiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Umur >45 tahun harus dilakukan pemeriksaan diabetes melitus.hal ini disebabkan oleh komposisi tubuh yang berubah, penurunan kegiatan fisik, penurunan sensifitas jaringan terhadap insulinBerdasarkan analisis antara jenis kelamin dengan tingginya kadar GDS, prevalensi tingginya kadar GDS pada wanita lebih tinggi. Wanita lebih beresiko memiliki kadar GDS yang tinggi karena secar fisik wanita memilik peluang peningkatan IMT yang lebih besar. Sindrom siklus bulanan, pasca menopause yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut.Menurut analisis aktivitaas fisik secara teratur dapat menambah sensiftas insulin dan menambah toleransi glukosa. Baru-baru ini penilitian prospektif jumlah memperlihatkan bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan berkurangnya resiko terhadap tingginya kadar gula darah sewaktu, dalam hal ini adalah kasus DM tipe 2.
Kesimpulan Dari hasil analisis didapati bahwa umur (p= 0.028) dan aktivitas fisik (p= 0.00) adalah faktor yang mempengaruhi naik nya kadar GDS. Sedangkan dengan jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan tidak memiliki hubungan. Tapi untuk mengetahuinya diperlukan penelitian lebih lanjut.
Saran Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat.
Penekanan kasus Diabetes Melitus pada masyarakat dengan melakukan gaya hidup yang sehat guna menormalkan kadar glukosa darah sehingga terhindar dari penyakit DM.
Daftar Pustaka1. Robert KM, Daryl KG, Victor WR. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009 ; 25-26 : 225-249.2. Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.3. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007 ; 11, 64-68 : 14-17, 1028-10914. Adam, J. Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia. Edisi V. Jakarta : Interna Publishing. 2009 ;3105. Suyono S, Sudoyo A, Setiyohadi B, Alwi I, Setiati S, Simadibrat M, et al. Diabetes Melitus Indonesia. Jakarta: IPD FKUI; 2007. Hal.1852-7.6. American Medical Assisiation. Guide for living with diabetes preventing and treating type 2 diabates. Esential information you and your family need to know. America: John Wiley and Sons, Inc, 2009; p.21-30. 7. Panduan Pengelolaan dan Pencegahan Pradiabetes di Indonesia. Jakarta: Penerbit PB. Persadia, 2009; hal.1.
8. Lumenta, Nico A.dkk. 2006. Manajemen Hidup Sehat. Gramedia : Jakarta. 9. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL. Loscalzo J. Harrisons 10. principles of internal medicine. 18th ed. Singapura: McGraw Hill;2012.p 3145. Perkeni. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melli- tus tipe 2 di Indonesia 2006. Jakarta: Perkeni; 2006.11. Gustaviani, Reno. 2007. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam (Sudoyo, Aru W; Bambang Setiyohadi; Idrus Alwi; Marcellus Simadibrata K; Siti Setiadi. ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3, edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Imu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1857-1859.12. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 ; 5-6 : 50-7413. Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
LAMPIRAN1. Frekuensi sample jenis kelamin
Statistics
Sex
NValid110
Missing0
Mean.4091
Median.0000
Mode.00
Std. Deviation.49392
Variance.244
Sex
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
Validperempuan6559.159.159.1
laki-laki4540.940.9100.0
Total110100.0100.0
2. Frekuensi sample aktifitas fisik
Statistics
Aktivitas Fisik
NValid110
Missing0
Mean1.3909
Median1.5000
Mode2.00
Std. Deviation.67858
Variance.460
Aktivitas Fisik
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
Validrendah1210.910.910.9
sedang4339.139.150.0
tinggi5550.050.0100.0
Total110100.0100.0
3. Frekuensi sample umur
Statistics
Umur 2 kategori
NValid110
Missing0
Mean1.6091
Median2.0000
Mode2.00
Std. Deviation.49019
Variance.240
Umur 2 kategori
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
Validdibawah 404339.139.139.1
diatas 406760.960.9100.0
Total110100.0100.0
4. Frekuensi sample tinggi badan
Statistics
tb 2 kategori
NValid110
Missing0
Mean1.8091
Median2.0000
Mode2.00
Std. Deviation.39482
Variance.156
tb 2 kategori
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
Validdibawah 1502119.119.119.1
diatas 1508980.980.9100.0
Total110100.0100.0
5. Frekuensi sample berat badan
Statistics
bb 2 kategori
NValid110
Missing0
Mean1.1182
Median1.0000
Mode1.00
Std. Deviation.32430
Variance.105
bb 2 kategori
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
Validdibawah 809788.288.288.2
diatas 801311.811.8100.0
Total110100.0100.0
6. Frekuensi sample gula darah sewaktu
Statistics
gds 2 kategori
NValid110
Missing0
Mean1.1364
Median1.0000
Mode1.00
Std. Deviation.34474
Variance.119
gds 2 kategori
FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent
Validnormal9586.486.486.4
hiperglikemi1513.613.6100.0
Total110100.0100.0
7. Uji hubungan jenis kelamin dengan gula darah sewaktu
Case Processing Summary
Cases
ValidMissingTotal
NPercentNPercentNPercent
Sex * gds 2 kategori110100.0%0.0%110100.0%
Sex * gds 2 kategori Crosstabulation
gds 2 kategoriTotal
normalhiperglikemi
SexperempuanCount56965
Expected Count56.18.965.0
laki-lakiCount39645
Expected Count38.96.145.0
TotalCount9515110
Expected Count95.015.0110.0
Chi-Square Tests
ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square.006a1.939
Continuity Correctionb.00011.000
Likelihood Ratio.0061.939
Fisher's Exact Test1.000.586
Linear-by-Linear Association.0061.939
N of Valid Casesb110
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,14.
b. Computed only for a 2x2 table
8. Uji hubungan aktifitas dengan gula darah sewaktu
Case Processing Summary
Cases
ValidMissingTotal
NPercentNPercentNPercent
Aktivitas Fisik * gds 2 kategori110100.0%0.0%110100.0%
Aktivitas Fisik * gds 2 kategori Crosstabulation
gds 2 kategoriTotal
normalhiperglikemi
Aktivitas FisikrendahCount21012
Expected Count10.41.612.0
sedangCount39443
Expected Count37.15.943.0
tinggiCount54155
Expected Count47.57.555.0
TotalCount9515110
Expected Count95.015.0110.0
Chi-Square Tests
ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square56.706a2.000
Likelihood Ratio40.2032.000
Linear-by-Linear Association37.0361.000
N of Valid Cases110
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,64.
9. Uji hubungan umur dengan gula darah sewaktu
Case Processing Summary
Cases
ValidMissingTotal
NPercentNPercentNPercent
Umur 2 kategori * gds 2 kategori110100.0%0.0%110100.0%
Umur 2 kategori * gds 2 kategori Crosstabulation
gds 2 kategoriTotal
normalhiperglikemi
Umur 2 kategoridibawah 40Count41243
Expected Count37.15.943.0
diatas 40Count541367
Expected Count57.99.167.0
TotalCount9515110
Expected Count95.015.0110.0
Umur 2 kategori * gds 2 kategori Crosstabulation
gds 2 kategoriTotal
normalhiperglikemi
Umur 2 kategoridibawah 40Count41243
Expected Count37.15.943.0
diatas 40Count541367
Expected Count57.99.167.0
TotalCount9515110
Expected Count95.015.0110.0
10. Uji hubungan tinggi badan dengan gula darah sewaktu
Case Processing Summary
Cases
ValidMissingTotal
NPercentNPercentNPercent
tb 2 kategori * gds 2 kategori110100.0%0.0%110100.0%
tb 2 kategori * gds 2 kategori Crosstabulation
gds 2 kategoriTotal
normalhiperglikemi
tb 2 kategoridibawah 150Count18321
Expected Count18.12.921.0
diatas 150Count771289
Expected Count76.912.189.0
TotalCount9515110
Expected Count95.015.0110.0
Chi-Square Tests
ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square.009a1.923
Continuity Correctionb.00011.000
Likelihood Ratio.0091.924
Fisher's Exact Test1.000.580
Linear-by-Linear Association.0091.924
N of Valid Casesb110
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,86.
b. Computed only for a 2x2 table
11. Uji hubungan berat badan dengan gula darah sewaktu
Case Processing Summary
Cases
ValidMissingTotal
NPercentNPercentNPercent
bb 2 kategori * gds 2 kategori110100.0%0.0%110100.0%
bb 2 kategori * gds 2 kategori Crosstabulation
gds 2 kategoriTotal
normalhiperglikemi
bb 2 kategoridibawah 80Count841397
Expected Count83.813.297.0
diatas 80Count11213
Expected Count11.21.813.0
TotalCount9515110
Expected Count95.015.0110.0
Chi-Square Tests
ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square.038a1.845
Continuity Correctionb.00011.000
Likelihood Ratio.0371.847
Fisher's Exact Test1.000.559
Linear-by-Linear Association.0381.846
N of Valid Casesb110
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,77.
b. Computed only for a 2x2 table